BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH"

Transkripsi

1 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Pengertian Rekondisi Kendaraan Rekondisi kendaraan yaitu mengembalikan kondisi kendaraan dalam kondisi yang normal. Dilakukan rekondisi dikarenakan terjadi kerusakan ataupun ada komponen yang tidak lengkap yang mengakibatkan kendaraan tidak bekerja dengan baik. Rekondisi ini dilakukan dengan cara melakukan perbaikan di bagian yang terjadi kerusakan dan mengganti komponen jika sudah tidak dapat diperbaiki. Dengan proses perbaikan dan penggantian komponen diharapkan dapat berfungsi kembali dengan baik dan normal. Rekondisi mobil Honda juga dilakukan untuk memperbaiki semua sistem yang mengalami kerusakan agar mobil tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya. Dalam proses rekondisi Honda Accord tahun 1982 tinjauan sistem kelistrikan bodi dan sistem kelistrikan mesin diperlukan adanya pemahaman tentang komponen fungsi dan cara perbaikan yang terjadi pada sistem. B. Listrik Listrik merupakan suatu bentuk energi dan sering disebut dengan energi listrik. Energi listrik merupakan bentuk energi yang tidak dapat dilihat, tidak dapat didengar, tidak dapat disentuh, dan tidak dapat dicium dengan indra penciuman manusia. Meskipun begitu, adanya energi listrik dapat dilihat atau dirasakan dari efek-efek yang ditimbulkannya. Misalnya lampu yang

2 8 tadinya padam menjadi terang setelah saklar diaktifkan, setrika listrik yang menjadi panas setelah dihubungkan dengan sumber listrik, bel listrik yang menghasilkan suara setelah tombol bel ditekan, adanya asap dan bau bahan terbakar yang keluar dari kabel listrik yang terbakar akibat adanya hubungan singkat, loncatan bunga api di antara elektroda busi, suara yang keras seperti bunyi petir, sengatan dan efek-efek lain yang dapat ditimbulkannya (Anonim, t.th-a) Besaran-besaran listrik yang ditulis dibatasi pada besaran-besaran listrik yang banyak digunakan pada rangkaian kelistrikan pada kendaraan. Besaran-besaran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tegangan listrik dan potensial listrik Tegangan merupakan tekanan listrik yaitu suatu gaya potensial atau perbedaan muatan listrik pada dua tempat yang berbeda. Tegangan (dalam hokum Ohm ditulis dengan simbol E) diukur dengan satuan volt (V). Adanya perbedaan potensial atau tegangan dapat menyebabkan arus listrik mengalir melalui suatu penghantar yang menghubungkan antara satu titik yang berpotensial tinggi (+) ke titik lain yang berpotensial rendah (-).(Anonim, t.th-a). 2. Arus listrik Tegangan atau beda potensial akan menyebabkan arus listrik mengalir. Arus merupakan laju aliran muatan positif menuju daerah yang bermuatan negatif melalui suatu penghantar. Arus (dalam hukum

3 9 Ohm ditulis dengan simbol I) dinyatakan dalam satuan Amper dan diukur dengan alat yang disebut amper meter (Anonim, t.th-a) 3. Tahanan listrik Resistansi (dalam hukum Ohm ditulis dengan simbol R) merupakan tahanan dari suatu bahan konduktor untuk menghambat aliran arus listrik. Setiap logam yang digunakan sebagai penghantar mempunyai karakteristik hambatan yang berbeda. Besar tahanan suatu konduktor tergantung pada tahanan jenis bahan, panjang bahan, luas penampang bahan, dan temperatur. Luas penampang dan panjang konduktor yang sama, nilai tahanannya bisa berbeda jika bahan dan tahanan jenisnya berbeda (Anonim, t.th-a) 4. Daya Listrik Daya merupakan laju penggunaan energi atau kemampuan untuk melakukan kerja per satuan waktu dan diukur dalam satuan watt (W). Daya pada suatu rangkaian listrik sama dengan hasil perkalian antara tegangan dan arus atau P = E x I, dimana P adalah daya dalam satuan watt, E adalah tegangan dalam satuan volt, dan I adalah arus dalam satuan amper. Kerja merupakan ukuran energi yang digunakan dalam suatu periode waktu dan ditulis dengan satuan watt-detik atau watt-jam. Kerja listrik didapat dari hasil perkalian daya (satuan watt) dengan waktu (satuan detik atau jam) atau W = P x t (Anonim, t.th-a)

4 10 C. Kelistrikan Bodi Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dengan bodi kendaraan. Termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen lainnya yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenikmatan saat mengendarai. Juga termasuk jaringan kabel yang menghubungkan komponenkomponen listrik (Anonim, 1995:6-38). 1. Jaringan Kabel Jaringan kabel (wiring harness) adalah sekelompok kabel-kabel dan kawat yang masing-masing terisolasi, menghubungkan ke komponenkomponen, dan melindungi komponen-komponen sirkuit, dan sebagainya. Kesemuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dihubungkan antara komponen-komponen kelistrikan dari suatu kendaraan (Anonim 1995:6-39). Kabel-kabel di dalam harness mempunyai warna yang berbeda-beda bertujuan untuk mempermudah penelusuran kabel. Wiring diagram kelistrikan Honda Accord tahun 1982 dapat dilihat pada lampiran 1. a. Kawat dan kabel Beberapa tipe kawat dan kabel dibuat dengan tujuan untuk digunakan dalam beberapa kondisi yang berbeda (besarnya arus yang mengalir, temperatur, penggunaan dan lain-lain).

5 11 1) Kawat Bertegangan Rendah Sebagian besar kawat dan kabel yang terdapat dalam kendaraan adalah kawat yang bertegangan rendah (low-voltage-wire). Masing-masing kawat bertegangan rendah terdiri dari elemen kawat dan isolasinya (Anonim, 1995:6-40). Gambar 1. Kawat bertegangan rendah (Anonim, 1995). 2) Kabel Yang Diisolasi Kabel yang diisolasi (shielded cable) digunakan, pada saluran kabel antene radio, ignition signal line, oxygen sensor signal line, dan sebagainya. Hanya kelistrikan yang bertegangan rendah dan arus rendah yang mengalir melalui signal line ini dapat lebih mudah terpengaruh oleh gangguan yang ditimbulkan (suara dari switch saat ON/OF, suara pengapian dan sebagainya). Oleh sebab itu, kabel yang diisolasi dirancang untuk mencegah gangguan yang timbulkan sumber dari luar dan digunakan untuk signal line (Anonim, 1995:6-40) Gambar 2. Kawat yang diisolsi (Anonim, 1995)

6 12 3) Komponen-Komponen Pelindung Komponen-komponen pelindung digunakan untuk melindungi kawat dan kabel yang terbungkus dengan lebih baik (Anonim, 1995:6-40) Gambar 3. Komponen pelindung (Anonim, 1995) 4) Warna kabel Kabel-kabel tertentu biasanya terdiri atas satu warna dan dua warna. Kabel dua warna terdiri dari warna dominan dan warna skunder. Huruf depan menunjukkan warna dasar dan huruf belakang menunjukkan warna strip sebagai contoh R/B (red black). Pemberian warna kabel tersebut bertujuan untuk memudahkan identifikasi kabel. Gambar 4. Warna kabel (Anonim1995)

7 13 5) Kabel dan perbaikannya Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kabel (konduktor) adalah 1) kabel putus, 2) terjadi hubungan singkat antara kabel dengan kabel lainnya, 3) terjadi hubungan massa. Langkah-langkah memperbaiki kabel adalah sebagai berikut: a) Memotong kabel yang rusak, kemudian mengupas kabel dengan tang pengupas dengan panjang 10 mm Gambar 5. Mengupas kabel (Anonim, t.th-b) b) Mengukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang akan digunakan. Gambar 6. Mengukur diameter kabel (Anonim, t.th-b) c) Membuat kabel penyambung yang akan digunakan, memasukkan heat shrink tube ke kabel penyambung. Gambar 7. Memasukkan heat shirk tube (Anonim, t.th-b)

8 14 d) Menyambung kedua kabel dengan crimp mark, kemudian menyolder sambungan. Gambar 8. Menyolder sambungan kabel (Anonim, t.th-b) e) Menggeser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian memanasi heat shrink tube dengan heater. Gambar 9. Memanasi heat shrink tube (Anonim, t.th-b) b. Komponen penghubung Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian untuk lebih memudahkan dalam pemasangan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan ke salah satu bagian oleh komponen penghubung sehingga komponen kelistrikan dan elektronik dapat berfungsi seperti yang direncanakan (Anonim, 1995:6-41) 1) Junction Block dan Relay Block Junction blok (J/B) adalah suatu kotak (block) dengan connector dikelompokkan bersama-sama untuk sirkuit

9 15 kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari bus bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit breaker dan alat lain terpasang di dalamnya. Relay block (R/B) sama dengan junction block, tetapi tidak memiliki bus bar atau centralized connecting function lainnya (Anonim, 1995:6-41) 2) Connector Connector digunakan untuk menghubungkan kelitrikan antara dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen. Connector diklasifikasikan dalam connector laki-laki dan perempuan, karena bentuk terminalnya berbeda. Semua connector dilihat dari ujung yang terbuka dengan pengunci di bagian atas (Anonim, 1995:6-41) Terminal konektor maupun kabel pada sambungan terminal sering mengalami gangguan. Gangguan pada terminal adalah karat dan terbakar, sedangkan pada sambungan sering kabelnya putus, untuk mengatasi hal tersebut maka perlu perbaikan konektor kabel. Langkah perbaikan adalah sebagai berikut: 1) Mengeluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil.

10 16 Gambar 10. Melepas Terminal Konektor (Anonim, t.th-b) 2) Mendorong terminal konektor keluar. 3) Memotong kabel yang rusak, dan mengupas isolatornya kurang lebih 10 mm. 4) Mengukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang akan digunakan. 5) Membuat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, mengupas ujung kabel,memasang terminal konektor. Gambar 11. Menyambung Kabel Yang (Anonim, t.th-b) 6) Memotong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan, mengupas isolator pada ujung kabel, menyambung kedua kabel dengan crimp mark, kemudian menyolder sambungan.

11 17 7) Menggeser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian memanasi heat shrink tube dengan heater. 8) Mengungkit pengunci pada terminal konektor, memasukkan terminal konektor ke rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk menguci apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik. Gambar 12. Memasang Terminal Konektor (Anonim, t.th-b) c. Komponen pengaman sirkuit Sekring, fusible link dan circuit breaker digunakan sebagai komponen-komponen yang melindungi sirkuit. Barang-barang ini disisipkan ke dalam sirkuit kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan connector yang digunakan dalam sirkuit untuk mencegah timbulnya kebakaran oleh arus yang berlebihan atau hubungan singkat (Anonim, 1995:6-42). Pengaman rangkaian digunakan untuk mencegah kabel-kabel, soket-soket, dan jaringan kelistrikan lainnya dari kerusakan akibat kelebihan arus yang mengalir pada rangkaian yang disebabkan oleh hubungan singkat dan kelebihan beban. Kelebihan arus yang menyebabkan terjadinya panas dapat menyebabkan kabel putus dan

12 18 yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kebakaran. Pengaman rangkaian sangat sensitif terhadap arus (bukan tegangan) dan ditunjukkan dengan kapasitas atau kemampuannya membatasi arus. Komponen pengaman biasanya dipasang dekat dengan sumber arus pada rangkaian yang diamankannya sehingga saat terjadi gangguan pada rangkaian, bagian ini adalah bagian yang pertama kali diperiksa. Macam-macam komponen pangaman adalah sebagai berikut: 1) Sekering Sekring (fuse) ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila arus yang berlebihan melalui sirkuit, maka sekring akan berasap atau terbakar, itu adalah elemen dalam sekring yang mencair, sehingga sistem sirkuit terbuka dan mencegah komponen-komponen lain dari kerusakan disebabkan arus yang berlebihan (Anonim, 1995:6-42). Tipe sekring dikelompokkan ke dalam tipe sekring blade dan tipe sekring cartridge. a) Tipe blade Tipe ini paling banyak digunakan. Tipe sekring blade dirancang lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang, diberi kode warna untuk masing-masing tingkatan arus (5A 30A).

13 19 Gambar 13. Sekring tipe blade (Anonim, 1995) Table 1.Kapasitas sekring Kapasitas Sekring (A) Identifikasi Warna 5 Coklat kekuning-kuningan 7,5 Coklat 10 Merah 15 Biru 20 Kuning 25 Tidak berwarna 30 Hijau b) Tipe cartridge. Sekring ini berbentuk tabung dengan pelindung kaca yang di dalamnya terdapat elemen sekring yang besarnya elemen tergantung daya maksimal dari arus yang dapat dilewati oleh sikring tersebut. Besarnya arus sama dengan sekring tipe blade. Gambar 14. Sekring tipe cartridge (Anonim, 1995)

14 20 c) Menentukan Kapasitas Sekering Menghitung besar arus dengan rumus I = P/E, tetapi untuk menghitung kapasitas sekering diperlukan faktor aman 1,5 kali dari rumus diatas, berikut contoh perhitungan pada lampu penerangan dengan daya 12V 55/60W, sehingga besar arus secara teoritis = (55/12 ) x faktor aman 1,5 = 4,58 A x 1,5 = 6,87 A (1) Sedangkan aktual sistem pengisian kendaraan tegangannya adalah 13,8-14,8 V, jadi besar sekering yang diperlukan = (55/14) x 1,5 = 3,92 A x 1,5 = 5,89 A (2) Karena lampu kepala berjumlah 2 dan dirangkai secara parallel maka 2 x 5,89 A = 11,78 A. (3) Karena kapasitas sekering dipasaran 11,78 A tidak ada, maka kapasitas sekring yang digunakan adalah 15 A.

15 21 2) Fusible Link Fungsi dan kontruksi fusible link sama dengan sekring. Perbedaan utama pada fusible link adalah dapat digunakan untuk arus yang lebih besar dan mempunyai eleen yang lebih tebal. Seperti juga sekring, fusible link juga dapat terbakar atau putus dan harus diganti dengan yang baru. Fusible linkdiklasifikasikan kedalam tipe link dan tipe cartridge (Anonim, 1995: 6-43). Gambar 15. Fusible link (Anonim, 1995) Tabel 2. Warna fusible link dan Kapasitasnya No Kapasitas elmen pengaman (A) Kode warna 1 30 Merah jambu 2 40 Hijau 3 50 Merah 4 60 Kuning 5 80 Hitam Biru

16 22 3) Circuit Breaker Circuit breaker digunakan sebagai pengganti sekering untuk melindungi dari kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power window, sunroof dan sirkuit pemanas (heater) a) Konstruksi Prinsip dasar dari circuit breaker terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang dihubungkan pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan. b) Cara kerjanya Bila sejumlah arus yang berlebihan mengalir melalui circuit breaker, maka bimetal menjadi panas. Kondisi ini menyebabkan lempengan terbuka dan memutuskan aliran arus. Cicuit breaker dapat disetel. Penyetelannya ada tipe otomatis dan tipe penyetelan biasa. (1) Tipe penyetelan otomatis Circuit breaker yang menyetel secara otomatis (rating 7,5 A) digunakan khusus untuk melindungi sirkuit dari selenoid door lock (sistem 12V) yang membuka karena karena arus yang berlebihan tetapi akan menyetel secara otomatis ketika temperatur dari lempengan bimetal turun.

17 23 (2) Tipe penyetelan biasa Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type) dilengkapi untuk sistem 12 V dan 24 V. Ukuran arusnya adalah 10A, 14A, 20A, dan 30A. Circuit breaker ada di dalam junction block atau kotak sekring. Saat circuit breaker terbuka disebabkan adanya arus yang berlebihan, circuit breaker disetel kembali. 2. Switch dan Relay Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menggerakkan switch lampu On dan Off dan aktivitas sistem pengontrol lainnya (Anonim, 1995: 6-45). a. Switch Switch (saklar) yang terpdat di dalam suatu kendaraan umumnya menggunakan satu atau dua tipe, switch yang dioperasikan langsung oleh tangan dan switch yang diperasikan oleh tekanan, tekanan hydraulis atau temperatur. Hanya yang penting saja diterangkan lebih terperinci dibawh ini. 1) Switch Putar Switch putar (Rotary Switch) mempunyai contack point yang diatur satu sumbu diatas sebuah permukaan yang bundar (plat) dan dioperasikan dengan cara memutar tombol atau kunci. Sebagai contoh, kunci kontak.

18 24 Gambar 16. Kunci kontak (Anonim, 1995) 2) Switch Tekan Switch tekan (push switch) dilengkapi contact point dan dioperasikan dengan jalan menekan tombol switch sebagai contoh, switch lampu hazard. Gambar 17. Switch tekan (Anonim, 1995) 3) Switch Ungkit Sesuai namanya, switch ungkit (seesaw switch) mempunyai dua ujung. Contact pointnya akan menutup saat ujung ON ditekan, dan membuka saat ujung OFF ditekan. Sebagian besar switch tipe independent adalah switch ungkit.

19 25 Gambar 18. Switch ungkit (Anonim, 1995) 4) Switch Tuas Contack point dari switch tuas (lever switch) dioperasikan oleh gerakan tuas ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Sebagai contoh, switch tanda belok. Gambar 19. Switch tuas (Anonim, 1995) 5) Switch yang dioperasikan oleh perubahan temperatur atau perubahan arus listrik. Switch ini dioprasikan oleh perubahan temperatur atau perubahan panas yang ditimbulkan oleh adanya perubahan arus.

20 26 6) Switch yang dioperasikan oleh perubahan permukaan fluida. Switch ini bekerja dengan adanya perubahan permukaan fluida, switch peringatan permukaan minyak rem adalah salah satu contoh. b. Relay Relay adalah peralatan listrik yang membuka dan menutup sirkuit kelistrikan berdasarkan penerimaan signal tegangan. Relay digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan baterai, sakelar yang bekerja secara otomatis dari sirkuit kelistrikan, dan sebagainya. Relay digolongkan ke dalam relay electromagnetic dan relay transistor tergantung pada prinsip kerjanya (Anonim, 1995: 6-46). Relay electromagnetic akan diterangkan secara mendetail di bawah ini. 1) Relay Elektromagnetic Dibawah ini sebuah contoh relay electromagnetic. Bila arus listrik mengalir di antara titik A dan B, arus mengalir melalui coil dan menimbulkan daya kemagnetan di sekelilingnya. Akibatnya plunyer tertarik ke atas dan menghubungkan titik kontak sehingga titik A dan B dialiri listrik.

21 27 Gambar 20. Relay elekromagnetik (Anonim, 1995) Tipe relay electromagnetic ini disebut plunger tipe 3 kutub, biasanya relay normally open. Ada dua tipe lainnya dari relay electromagnetic tipe plunger seperti diperlihatkan di bawah ini. Gambar 21. Tipe relay elektromagnetik (Anonim, 1995) Tipe lain dari relay elecktromagnetic disebut switch relay tipe engsel yang mempunyai armature yang bergerak antara dua titik kontak oleh daya magnet dan pegas. Gambar 22. Switch relay tipe engsel (Anonim, 1995)

22 28 3. Sistem Penerangan Sistem penerangan (lighting system) sangat diperlukan sekali untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dibagi kedalam lampu penerangan luar dan lampu penerangan dalam (Anonim, 1995: 6-48).. Macam-macam lampu yang terdapat dibagian dalam dan dibagian luar dari sebuah kendaraan adalah sebagai berikut: a. Lampu Besar Sistem lamu besar merupakan sebuah sistem lampu penerangan untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan. Umumnya dilengkapi lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch (Anonim, 1995: 6-49). Gambar 23. Lampu besar (Anonim, 1995)

23 29 Ada 2 tipe lampu besar yang digunakan pada kendaraan yaitu : 1) Lampu besar tipe Sealed-Beam Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan lampu tidak terpisah, keseluruhannya terpasang menjadi satu seperti bola lampu, filament dipasang dibagian depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa (Anonim, 1995: 6-49). Gambar 24. Lampu besar tipe Sealed-Beam(Anonim, 1995) 2) Lampu besar tipe Semisealed-Beam Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam adalah pada konstruksinya, dimana pada tipe semisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah, sehingga tidak diperlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila mengganti bola lampunya dapat langsung dan mudah. Bola lampu besar semisealed beam tersedia dalam dua tipe yaitu bola lampu biasa dan bola lampu Quartz-halogen (Anonim, 1995: 6-49).

24 30 Gambar 25. Bola lampu besar Semisealed Beam(Anonim, 1995) b. Lampu jarak dan lampu belakang Lampu kecil untuk dalam kota ini untuk member isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lain, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut lampu jarak (clearance light) dan untuk bagain belakang disebut lampu belakang (tail light) (Anonim, 1995: 6-50). Gambar 26. Lampu jarak dan lampu belakang (Anonim, 1995) c. Lampu rem Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan di belakangnya yang mengikuti saat kendaran mengerem (Anonim, 1995: 6-50).

25 31 Gambar 27. Lampu rem (Anonim, 1995) d. Lampu tanda belok (Turn Signal Light) Lampu tanda belok yang dipasang dibagian ujung kendaraan seperti pada fender depan untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan disisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk belok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 dan 120 kali setiap menitnya (Anonim, 1995: 6-50). Gambar 28. Lampu tanda belok (Anonim, 1995) e. Lampu Hazard (Hazard Warning Light) Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selam berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tetapi seluruh lampu mengedip serempak (Anonim, 1995: 6-50).

26 32 Gambar 29. Lampu Hazard (Anonim, 1995) f. Lampu plat nomor Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang (tail) menyala. Gambar30. Lampu plat nomor (Anonim, 1995) g. Lampu mundur Lampu mundur (backup light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaraan saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaraan yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud mundur atau sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila tuas transmisi di posisikan mundur dengan kunci kontak ON (Anonim, 1995: 6-51).

27 33 Gambar 31. Lampu mundur (Anonim, 1995) h. Lampu instrumen panel (lampu meter) Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi metermeter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail) menyala. Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel (Anonim, 1995: 6-51). i. Lampu ruangan Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruang penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (lampu interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang pada kendaraan penumpang untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disalurkan dengan switchnya. Switch mempunyai tiga posisi ON, DOOR, dan OFF. Untuk member kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah

28 34 satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR (Anonim, 1995: 6-51). Gambar 32. Lampu ruangan (Anonim, 1995) j. Klakson Klakson merupakan sebuah piranti keamanan yang dapat memberikan isyarat suara yang berfungsi untuk memberikan tanda atau peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan atau agar lebih berhati-hati (Boentarto, 1993:72). Bunyi klakson tidak boleh terlalu keras sehingga akan mengejutkan pengemudi lain bahkan dapat menimbulkan kecelakaan, tetapi juga tidak boleh terlalu lemah. Klakson juga berfungsi sebagai alat komunikasi (menyapa) kepada pengemudi lain. k. Flasher Tanda Belok (Lampu Sein) Flasher tanda belok adalah salah satu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekerja pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi-transistor yang kompak, ringan, dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampu putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang

29 35 normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya (Anonim, 1995: 6-52). Gambar 33. Flasher tipe semi transistor (Anonim, 1995) Flasher lampu hazard adalah mirip dengan flasher lampu sein. Sebab itu juga menyebabkan lampu berkedip secara beraturan. Dan biasanya disatukan dengan flasher lampu sein. l. Macam-mcam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu 1) Bola lampu model Single-end Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa. Bola lampu singleend selanjutnya diklasifikasikan kedalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single-end dan double filament pada bola lampu single-end.

30 36 Gambar 34. Bola lampu model Single End (Anonim, 1995) Bola lampu dipasang pada socket dengan menempatkan pin pada base cap. Cara mengganti bola lampu ini adalah dengan menekan bola lampu ke depan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada takikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keluar untuk melepaskannya. Sementara untuk memasang kembali adalah kebalikan dari langkah melepas. Gambar 35. Mengganti bola lampu(anonim, 1995) Pin pada bola lampu double-filament single-end filament letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses pemasangan.

31 37 2) Bola lampu widge-base (socket gepeng) Tipe bola lampu ini mempunyai salah satu filament dan filamentnya berhubungan langsung dengan socket terminal. Gambar 36. Bola lampu model Widge Base (Anonim, 1995) Cara mengganti bola lampu jenis ini adalah dengan menarik bola lamu keluar dengan menggunakan jari tangan anda. Untuk memasang yang baru dengan cara mendorong. Gambar 37. Cara penggantian lampu (Anonim, 1995) 3) Bola lampu dengan ujungnya ganda Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base cap seperti pada gambar.

32 38 Gambar 38. Bola lampu dengan ujung ganda (Anonim, 1995) Cara mengganti bola lampu jenis ini adalah dengan tekan salah satu dari terminal socket dan untuk membukanya tarik keluar bola lampu tersebut. Untuk memasang bola lampu yang baru, tempatkan salah satu ujungnya ke dalam lubang. Gambar 39. Mengganti bola lampu (Anonim, 1995) 4. Meter kombinasi dan alat pengukur Instrumen disusun pada instrument panel yang letaknya di bagian depan tempat duduk pengemudi untuk mengetahui keadaan kendaraan dengan mudah. Instrument panel memberitahukan kepada pengemudi secara terperinci dan menunjukkan kondisi kendaraan saat itu oleh metermeter atau alat pengukur (gauge) dan lampu (light) (Anonim, 1995: 6-54).

33 39 Umumnya termasuk juga meter (alat pengukur) dan lampu-lampu indikator seperti berikut : a. Speedometer. Speedometer pada umumnya adalah mekanisme untuk pengontrolan kecepatan kendaraan dan odometer untuk mengontrol jarak total perjalanan yang telah ditempuh. Ada beberapa speedometer yang dilengkapi dengan sebuah trip meter yang dapat disetel kembali ke 0 oleh pengemudi (Anonim, 1995: 6-55). b. Tachometer Tachometer mengukur kecepatan putaran mesin dan menunjukkan putaran per menit. Tachometer tipe pulsa paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-56). c. Voltmeter Voltmeter umumnya menunjukkan tegangan (voltage) pada terminal-terminal baterai dan membantu memeriksa tegangan pengisian (charging voltage) dan memperkirakan kapasitas pengisian baterai (charged battery s capacity). Penggerak voltmeter magnet umumnya paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-56). d. Alat pengukur temperatur air pendingin Pengukur temperatur air pendingin (coolant temperature gauge) menunjukkan temperatur air pendingin di dalam jacket air

34 40 pendingin mesin. Tipe bimetal resistance umumnya yang paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-57). e. Alat pengukur bahan bakar Alat pengukur bahan bakar (fuel gauge) ini menunjukkan banyaknya sisa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar. Tipe pengukur ini sama dengan tipe pengukur temperatur air pendingin. Tipe bimetal resistance dan tipe cross coil umumnya yang paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-57). f. Pengukur tekanan oli Pengukur tekanan oli (oil pressure gauge) menunjukkan tekanan pelumasan di dalam mesin untuk memudahkan mendeteksi kekurangan dalam sistem pelumasan. Umumnya yang paling banyak digunakan tipe bimetal-bimetal (Anonim, 1995: 6-57). g. Lampu-lampu peringatan dan pengontrolan Lampu-lampu peringatan dan pengontrolan (warning and indincator light) menyala untuk membeikan informasi kepada pengemudi atau ada yang kurang apabila perlengkapan listrik bekerja atau tidak berfungsi (Anonim, 1995: 6-57). 1) Lampu peringatan tekanan oli (Oil Pressure Warning Light) Menunjukkan tekanan oli mesin yang rendah

35 41 2) Lampu peringatan pada pengisian (Charge Warning Light) Menunjukkan bahwa sistem pengisian (charging system) tidak berfungsi normal. Lampu indikator pengisian menyala saat kunci kontak ON, saat mesin hidup maka lampu akan mati, ini menandakan adanya pengisian. Apabila lampu tidak mati maka tidak adanya pengisian pada baterai. 3) Pengontrol lampu jarak jauh (Hingh beam indicator) Menunjukkan bahwa lampu besar bekeja pada lampu jauh. 4) Lampu peringatan bahan bakar (Fuel warning linght) Menunjukkan jumlah bahan bakar yang tersisa. 5) Lampu peringatan rem (Brake warning light) Menunjukkan rem parkir bekerja, atau minyak remnya kurang. 6) Pengontrol pintu (Door indicator) Menunjukkan bahwa pintu-pintu tidak tertutup dengan rapat. 7) Pengontrol lampu sein dan hazard (Turn signal dan hazard warning light) Menunjukkan bahwa sein (turn signal) atau lampu peringatan hazard keadaannya kerja.

36 42 5. Wiper dan Washer Wiper (penghapus kaca) adalah sangat penting dan erat hubungannya dengan segi keselamatan, karena untuk menjamin pandangan pengendara gar tetap tidak terhalang, karena dapat menyapu air hujan, salju, lumpu, oli, gemuk dan binatang-binatang kecil dan kaca. Biasanya menggunakan kombinasi dengan washer (air pembersih) untuk membersihkan kotoran dari kaca. Akhir-akhir ini wiper sering dipasang pada kaca belakang untuk meningkatkan jarak penglihatan di belakang kendaran. Untuk lebih meningkatkan fungsi wiper selalu dilengkapi : sebagai contoh. Posisi kerja wiper yang agak lambat (intermiten) dan posisi interlock dengan washer untuk mengulangi kerja wiper secara otomatis dengan waktu yang singkat setelah cairan pembersih disemportkan (Anonim, 1995: 6-58). a. Wiper Wiper terdiri dari motor wiper, tuas wiper (wiper link), untuk memindahkan tenaga gerak lengan wiper (wiper arm) dan blade untuk menyapu. 1) Motor wiper Motor wiper adalah sebuah motor magnet dengan gigi reduksi. Dua cara yang digunakan untuk menimbulkan medan magnet motor, tipe wound rotor yang menggunakan lilitan (coil)

37 43 untuk membuat elektro magnet, dan tipe ferrite magnet yang menggunakan ferrite magnet permanen. 2) Tuas wiper Tuas wiper (wiper link) mengubah gerak putar dari motor wiper menjadi gerak bolak-balik pada poros wiper. Dalam mekanisme gerakan tuas tipe paralel tandem, maka motor mulai memutarkan crank arm bila motor dihidupkan. Batang penghubung tarik-dorong dihubungkan dengan crank arm, menyebabkan arm bekerja untuk membuat gerak penghapusan setengah lingkaran mengelilingi poros pivot. Lingking rod lain yang terpasang pada kerja arm selalu membuat gerak penghapusan setengah lingkaran secara paralel. Bila poros kiri dan kanan berputar pada arah yang sama, maka lengan wiper kiri dan kanan dapat bekerja secara paralel. 3) Lengan wiper (Wiper Arm) Wiper Arm terdiri dari head untuk mengikatnya pada wiper shaft, sebuah pegas untuk menahan blade, arm piece untuk pemasangan blade dan retainer untuk menahan keselurahannya. Biasanya wiper dapat menghalangi jarak penglihatan saat berhenti. Concealed wiper dapat menyempurnakan kelemahan ini, dengan adanya tempat penyimpanan wiper yang terletak antara kaca dan kap mesin.

38 44 4) Wiper blade Wiper blade terdiri dari sebuah karet untuk menyapu permukaan kaca, suatu kombinasi dari leaf spring packing dan beberapa lever dan clip untuk memasang blade pada bagian wiper arm (lengan wiper). b. Washer Fungsinya washer untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan mengurangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih (Anonim, 1995: 6-61). Washer tipe listrik umumnya paling banyak digunakan. Tipe washer listrik terdiri dari tangki washer, motor, selang dan nozzle. 1) Tangki washer Bentuk tangki washer (washer tank) bervariasi tergantung pada posisi penempatan dan tempat yang tersedia. 2) Motor washer (pompa) Motor washer menggerakkan pompa, mengeluarkan cairan pembersih dari tangki. Tipe wound-rotor dan ferrite magnet adalah yang tersedia. Tetapi dewasa ini tipe ferrite magnet yang banyak digunakan. Ada beberapa tipe pompa, tipe gigi (gear type), tipe squeeze dan tipe sentrifugal. Tipe sentrifugal lebih luas menggunakannya sebab memiliki daya tahan yang kuat untuk digunakan karena bagian-bagian yang bersentuhan kecil sekali.

39 45 Pompa sentrifugal hanya mampu mengirim cairan washer untuk pembersih, tetapi tidak mampu menghisap cairan ke atas dari tangki, maka pompa dipasangkan di bagian bawah tangki. 3) Nozzle Nosel dibuat dari pipa tembaga, alumunium atau resin dengan satu atau dua lubang. Dewasa ini, hanya digunakan nosel resin dengan lubang penyetelan (adjusting orifice). Diameter lubang orifice 0,8-1,0 mm dan jumlahnya 1-2 buah. Jenis yang normal mempunyai bentuk pengeluaran dari masing-masing lubang tanpa penyebaran. 4) Cairan washer (Pembersih) Cairan washer terdiri dari anti beku (anti-freeze) isopropy alcohol ethylene glycol atau methanol ditambah detergent dan zat anti karat (anti corrosive agent). Penggunaan cairan harus tidak merusak karet washer, atau cat.

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi BAB II DASAR TEORI Pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan untuk merekondisi sepeda motor Honda C86 tahun 1986. Salah satu hal yang menyangkut pendekatan pemecahan masalah adalah dasar teori. Dasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KELISTRIKAN BODI MOBIL TOYOTA HI-ACE PROYEK AKHIR

MODIFIKASI SISTEM KELISTRIKAN BODI MOBIL TOYOTA HI-ACE PROYEK AKHIR MODIFIKASI SISTEM KELISTRIKAN BODI MOBIL TOYOTA HI-ACE PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR NOTASI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Spesifikasi Bola Lampu Pada setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing pada setiap sistemnya, salah satu diantaranya pada sistem penerangan pada Toyota

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO..v KATA PENGANTAR.vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menghasilkan suatu model electrical trainer yang diharapkan dapat mempermudah dalam proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan 40 BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW A. Kronologi masalah Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapat suatu masalah yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN..... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... i ii iii SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. KATA PENGANTAR. v vi vii INTISARI... ix ABSTRACT..

Lebih terperinci

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket Pemecahan Auto Light Mari kita asumsikan mobil atau truk ringan terkendala dengan lampu atau dua yang tidak bekerja. Di mana tepatnya Anda mulai? Mari kita mulai dari awal dan meneliti bagaimana pencahayaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock) BAB11 SISTEM KELISTRIKAN BODI KONTROL ELEKTRONIK 11.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan bodi kontrol elektronik pada bab ini merupakan sistem kontrol pengunci pintu (door lock system), jendela (power window

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR. vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE

MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh Achmad Fanani 5250307012 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Dan Waktu 1. Tempat Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem kelistrikan bodi penerangan dan motor

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 2010 MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 1 P a g e Budi Waluyo, ST MESIN OTOMOTIF FT UM MAGELANG 1/1/2010 BAB I PENDAHULUAN Modul praktek ini merupakan salah satu materi pengajaran praktek kelistrikan

Lebih terperinci

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh Yanuar Setiono 5211312015 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MENGGANTI RANGKAIAN LISTRIK/ UNIT ELEKTRONIK

MELEPAS DAN MENGGANTI RANGKAIAN LISTRIK/ UNIT ELEKTRONIK KODE MODUL OPKR-60-008C SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BODI OTOMOTIF MELEPAS DAN MENGGANTI RANGKAIAN LISTRIK/ UNIT ELEKTRONIK BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) 44 BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) a. Uraian Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor starte, lampu-lampu

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB 2 DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB 2 DASAR-DASAR KELISTRIKAN 2.1. Pendahuluan Mempelajari listrik dan elektronika akan selalu berkaitan dengan energi yang yang diakibatkan oleh aliran arus (dalam teori lain juga disebut aliran elektron)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

DESKRIPSI : KELISTRIKAN BODI

DESKRIPSI : KELISTRIKAN BODI DESKRIPSI : KELISTRIKAN BODI Mata Kuliah kelistrikan bodi merupakan ilmu dan ketrampilan yang sangat penting untuk masuk ke dunia kerja. Dengan memahami dasar-dasar kelistrikan Bodi, mahasiswa bias dengan

Lebih terperinci

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K Laporan Tugas Akhir Disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma 3 Untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

Adapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch

Adapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch Semakin pesatnya teknologi, kadang membuat banyak orang kurang memahami dengan seksama atas hasil teknologi tersebut Contoh seorang pengemudi mobil yang tidak tahu persis dunia otomotif yang akhirnya kurang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Sistem Kelistrikan Bodi 1. Lampu kepala Jika lampu kepala memiliki spesifikasi 12V-25/25W maka tahananya adalah sebagai berikut : a. Tahanan lampu dekat 25 = 7

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Nanang Dwi Setyono NIM : 5250306013

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alarm Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Oleh:

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 Lampiran Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 A0010 B0010 C0010 C0020 C0030 C0040 C0050 C0060 K0010 K0020 K0030 K0040 K0050 K0060 Mesin motor mati Tidak ada api pada busi Ujung elektroda rata dengan keramik

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM)

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) a. Fungsi Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara

Lebih terperinci

Bab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya

Bab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya Bab IV Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya 43 4.1. Pendahuluan Kemampuan yang paling sering ada pada sistem pengaturan adalah kemampuan untuk mengatur aliran daya listrik yang biasa ada diantara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Nama : Arman Seruli

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL

SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis menghubungkan satu komponen dengan komponen lain dengan menggunakan arus listrik. Setiap komponen mempunyai cara

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Resistor. Gambar Resistor

Resistor. Gambar Resistor Resistor Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam Modifikasi, baik teknik dan tahap tahap yang dilakukan untuk memodifikasi. Pada bab ini juga

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua Daftar Isi Daftar Isi.. i Prakata. ii 1. Ruang Lingkup 1 2. Acuan Normatif 1 3. Istilah Dan Definisi.. 1 4. Komponen Keselamatan 2 4.1. Peralatan.. 2 4.2. Sistem

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ohm meter Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Alat ukur ohmmeter dipasaran biasanya menjadi satu bagian dengan alat ukur

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen Penerapan Aplikasi Gaya Magnet, Gaya Lorentz dalam Kehidupan Sehari-hari, Kegunaan Galvanometer, Motor Listrik, Relai, Kereta Maglev, Video Recorder - Berikut ini adalah materi lengkapnya: 1. Cara / Prinsip

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOMOR PERSOALAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN 1. Pengertian Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi dapat dirasakan akibat dan manfaatnya. Listrik berasal dari kata electric

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci