HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Kuda Pacu Indonesia (KPI) KPI didefinisikan sebagai hasil persilangan antara kuda betina G3 dan pejantan G3, betina G4 dan pejantan G4, atau betina G3 dan pejantan G4 (Soehadji 2008). Tabel 5 Persentase genetik kuda generasi (G) dan KPI Jenis Kuda Kuda Lokal Indonesia (%) Kuda THB (%) G0 (keturunan murni) G1 (keturunan ke G2 (keturunan ke2) G3 (keturunan ke3) 12,50 82,50 G4 (keturunan ke4) 6,25 93,75 KPI (G3 x G3) 12,50 82,50 KPI (G3 x G4) 9,38 90,63 KPI (G4 x G4) 6,25 93,75 *G: Generasi ke, KPI:Kuda Pacu Indonesia Sumber : Soehadji (2008) Sistem persilangan KPI adalah lebih mengutamakan kuda pejantan THB unggul dengan harapan menurunkan potensi performa pacu yang baik. Haun (2009) lebih mengutamakan pemilihan betina berukuran jantung besar dalam sistem persilangan kuda pacu karena kromosom Y pada pejantan lebih kecil dibanding kromosom X pada betina sehingga hanya mampu membawa sedikit material turunan. Gambar 9 Foto perbandingan konformasi kuda THB (kiri) dan KPI (kanan).

2 25 Ukuran jantung yang besar diwariskan melalui kromosom X. Pejantan yang berukuran jantung besar hanya mampu mewariskan satu kromosom X jantung besar yang didapat dari induknya sedangkan indukan dapat mewariskan 2 buah kromosom X. Indukan yang membawa genetik ukuran jantung yang besar pada 1 kromosom X saja akan memiliki peluang yang sama untuk mewariskan kromosom X ukuran jantung besar maupun ukuran jantung kecil. Indukan dengan 2 kromosom X ukuran jantung besar akan mewariskan salah satu kromosom ukuran jantung besar (Haun, 2009) Peningkatan jumlah KPI di lapangan telah memacu peternak kuda untuk menyilangkan KPI dengan kuda G3, G4 atau sesama KPI untuk menghasilkan jenis KPI baru. Ratarata persentasi genetik THB pada sampel KPI lebih dari 90 persen (tabel 6) sehingga bentuk tubuh dan konformasi KPI sudah mendekati kuda THB (Gambar 9). Tabel 6 Tipe persilangan KPI dan persentasi gen kuda THB pada sampel KPI Nama Kuda Tipe Persilangan Persentase Gen THB (%) Kuda 1 (G3) x (G4) 90,63 Kuda 2 (G4) x (G3) 90,63 Kuda 3 (G4) x (G3) 90,63 Kuda 4 (G4) x (G4) 93,75 Kuda 5 (G4) x (G4) 93,75 Kuda 6 (G3) x (G4) 90,63 Kuda 7 (G3) x (G4 x G4) 88,13 Kuda 8 (G4) x (G4) 93,75 RataRata KPI 90,83 *G: Generasi ke, KPI: Kuda Pacu Indonesia Sumber : Aragon Stable (2010) dan Pamulang Stable 2010 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada KPI Pemeriksaan fisik pada sampel KPI meliputi pemeriksaan denyut jantung (HR), skin recoil (SR), capillary refill time (CRT), warna mukosa, berat badan, tinggi badan dan umur. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan EKG dan USG. Hasil pemeriksaan fisik sampel KPI disajikan dalam Tabel 7. Ratarata berat badan sampel KPI yang berumur 26,5 bulan adalah 374,4 kg. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan referensi ratarata berat badan kuda THB yang berumur 24 bulan yang mencapai 443,3 kg hingga 449,3 kg (Young et al. 2005). Berat badan kuda merupakan salah

3 26 satu faktor yang dapat mempengaruhi ukuran ventrikel kiri (Hinchcliff et al. 2008; Collin 2010). Tabel 7. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang KPI Nama Kuda Berat (kg) Tinggi (cm) Umur (bln) Jenis Klmn HR (x/mnt) SR (dtk) CRT (dtk) Mukosa (warna) Kuda Betina 54 1,5 2 Merah muda N N Kuda Jantan 48 1,5 2 Merah muda N N Kuda Jantan Merah muda N N Kuda Jantan Merah muda N N Kuda Betina Merah muda N N Kuda Betina Merah muda N N Kuda Betina Merah muda N N Kuda Jantan Merah muda N N KPI 374, ,5 47 1,3 2 Merah muda N N 3) THB 443,3449, ) <36 4) Merah muda EKG N USG N *HR: Heart Rate, SR: Skin Recoil, EKG: Electrocardiography, USG: Ultrasound, N: Normal Sumber : Reece 2004, 2) Edward 1994, 3) Young et al. 2005, 4) Hinchcliff et al Ratarata tinggi badan KPI adalah 156 cm, nilai ini cukup mendekati ratarata tinggi THB pada umumnya yaitu 157 cm. Perbedaan berat dan tinggi badan KPI dari kuda THB disebabkan oleh perbedaan ras di samping faktor lain seperti: pemeliharaan (pakan, pemeliharaan, perawatan) dan atau pengaruh lingkungan. Sampel KPI yang dipilih memiliki ratarata umur 26,5 bulan. Umur ini dipilih untuk menghindari bias akibat latihan karena memasuki usia 30 bulan KPI sudah mulai dilatih. Pada umur 36 bulan, kemampuan kardiovaskuler dan enzim oksidatif otot kuda meningkat sehingga ukuran jantung menjadi lebih besar dengan HR yang lebih rendah (Hinchcliff et al. 2008). Buhl (2008) dan Collin (2010) juga membenarkan bahwa penambahan umur akan meningkatkan ukuran ventrikel kiri. Jantung dapat tumbuh kembang hingga umur kuda mencapai 4 tahun walaupun ukuran jantung masih dapat bertambah sedikit dengan latihan (Haunn, 2009). Jenis kelamin sampel KPI terdiri dari 4 jantan dan 4 betina untuk menghindari bias ukuran jantung oleh jenis kelamin karena secara umum kuda betina memiliki ukuran jantung lebih kecil daripada pejantan akibat konsentrasi hormon anabolik endogen di pejantan lebih banyak yang akan memacu pertumbuhan otot termasuk otot jantung (Buhl 2008).

4 27 Pada tabel 7 terlihat bahwa ratarata nilai SR KPI adalah 1,3 detik dengan CRT 2 detik menunjukkan kondisi normal. Warna mukosa KPI menunjukkan kondisi fisik yang normal. Ratarata HR KPI adalah 47 kali/menit sedikit di atas ratarata HR kuda THB yakni antara kali/menit (Reece 2004). Faktor penyebabnya diduga akibat perbedaan umur, berat dan tinggi badan, stres dan ketakutan, waktu pemeriksaan, HR, dan faktor latihan. Ratarata umur KPI adalah 26,5 bulan sehingga masih tergolong kuda muda. Hinchcliff et al. (2008) mengatakan bahwa kemampuan kardiovaskuler dan enzim oksidatif otot kuda meningkat pada umur 3648 bulan sehingga terjadi peningkatan ukuran jantung dan penurunan HR. Kuda muda memiliki HR yang lebih tinggi karena ukuran tubuhnya lebih kecil dan kemampuan penghambatan tonus vagusnya belum berkembang (Reece 2004). Ratarata berat dan tinggi badan KPI lebih rendah dari kuda THB. Reece (2004) mengatakan bahwa ukuran tubuh memiliki korelasi positif dengan HR. Kuda yang berukuran tubuh kecil memiliki HR yang lebih tinggi. Kudakuda KPI belum terbiasa menjalani pemeriksaan dengan alatalat medis seperti: stetoskop, pemeriksaan USG dan EKG sehingga mengalami peningkatan HR yang cukup tinggi. Peningkatan HR ini diduga akibat faktor fisiologis seperti: stres dan ketakutan (Marlin dan Nankervis 2004; Reece 2004). Pemeriksaan HR pada sampel KPI dilakukan pada siang hari juga dapat meningkatkan HR kuda (Marlin dan Nankervis 2004). Pemeriksaan sampel dilakukan pada KPI yang belum menjalani latihan intensif sehingga memiliki HR yang tinggi. Latihan dapat mengakibatkan hipertrofi miokardium dan peningkatan ukuran jantung. Kontraksi miokardium yang mengalami hipertrofi mampu memompa lebih banyak darah keluar jantung dalam setiap denyutan dengan sedikit HR (Marlin dan Nankervis 2004). Berikut hasil gambaran EKG 4 lead pada salah satu sampel KPI : P R T Q S Gambar 10 Gambaran EKG 4 lead pada sampel KPI.

5 28 Sebagian besar gambaran gelombang P sampel KPI di EKG 3 dan 4 lead menunjukkan defleksi positif dua puncak (bifase) dan hanya sebagian kecil memiliki satu puncak (difase). Variasi bentuk difase dan bifase pada gelombang P adalah normal pada kuda (Rose dan Hudgson 2000). Gambar 11 Gambaran EKG 3 lead pada sampel KPI. Interval PR sampel KPI terlihat sedikit memendek. Pemendekan interval PR ini disebabkan oleh nilai HR yang cukup tinggi dan umur KPI yang masih muda. Rose dan Hudgson (2000) menyatakan bahwa interval PR akan memanjang seiring dengan penambahan umur dan penurunan HR kuda.setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS. Konfigurasi QRS dipengaruhi posisi kaki dan denyut jantung kuda sehingga pada saat EKG disarankan posisi kaki kiri depan kuda sedikit di depan kaki kanan depan dan dengan denyut jantung kuda sebaiknya kurang dari 42 kali per menit (Rose dan Hudgson 2000). Gelombang Q pada beberapa sampel KPI tidak muncul pada gambaran EKG 3 dan 4 lead. Gelombang S kadang tidak muncul pada EKG 4 lead. Variasi bentuk ini masih dianggap normal karena gelombang Q pada kuda seringkali menghilang sedangkan gelombang S terkadang memiliki beberapa variasi bentuk (Rose dan Hudgson Gelombang T sampel KPI pada EKG 4 lead mengalami defleksi positif sedangkan pada EKG 3 lead mengalami defleksi negatif. Hal ini diduga disebabkan oleh lokasi pemasangan lead. Bila arah impuls repolarisasi searah dengan impuls depolarisasi (impuls menjauhi elektroda) maka arah defleksi repolarisasi yang dihasilkan akan menjadi berlawanan dengan arah defleksi depolarisasi. Gelombang T juga dipengaruhi oleh posisi kaki dan denyut jantung (Rose dan Hudgson 2000). Interval QT sampel KPI agak memendek diduga akibat peningkatan HR (Rose dan Hudgson 2000). Hasil gambaran umum EKG sampel KPI menunjukkan peningkatan HR melebihi ratarata kuda THB, namun irama (ritme) dan sumbu (axis) gelombang EKG sampel

6 29 KPI menunjukkan gambaran normal dan tapak adanya tandatanda hipertrofi, iskemik atau infark. Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil yang normal. Gambaran EKG 3 lead maupun 4 lead pada sampel KPI tidak menunjukkan ada kelainan jantung. Gambaran EKG menunjukkan bahwa sampel KPI memiliki gelombang P, Q, R, S, T dengan irama/ritme defleksi, interval dan amplitudo yang sesuai dengan kisaran kuda THB (Tabel 3). Pemeriksaan USG menunjukkan gambaran normal baik pada pengamatan BMode maupun MMode. Pada gambaran BMode terlihat bentuk lumen ventrikel kiri yang bulat dengan chorda tendinae yang muncul di kedua sisinya. Kontraksi ventrikel teramati dengan baik dan tidak terlihat adanya kelainan pada jantung KPI. Berikut gambaran ekhokardiografi BMode pada sampel KPI : Gambar 12 Contoh gambaran ekhokardiografi BModeshort axis right parasternal view KPI. Gambar 13 Contoh gambaran ekhokardiografi Mmodeshort axis right parasternal view pada KPI. IVS: Interventricular Septa, LVID: Left Ventricular Internal Dimension, LVW: Left Ventricular Wall

7 30 Pada gambaran MMode setiap struktur jantung terlihat memiliki ekhogenitas yang baik dengan batas yang jelas. Sistol dan diastol terlihat memiliki irama yang teratur yang menunjukkan bahwa sampel KPI memiliki jantung yang sehat. Pengamatan Nilai Ekhokardiografi KPI 1. Ketebalan Otot Jantung/ Miokardium Hasil pengamatan ketebalan miokardium (IVS dan LVW) pada sampel KPI dapat dilihat pada tabel 8. Ketebalan miokardium KPI baik pada saat sistol maupun diastol telah berada pada kisaran bawah referensi kuda THB, kecuali IVSd KPI berada sedikit di bawah kisaran minimum THB. Ketebalan miokardium dipengaruhi oleh ras (Schwarzwald 2004; Meral et al. 2007; Young et al. 2005). Ketebalan miokardium KPI belum setara dengan kuda THB mengingat KPI bukanlah kuda THB asli karena ukuran jantung kuda THB lebih besar dibanding ras kuda lainnya (Gunn 1989). Ketebalan miokardium dipengaruhi oleh berat badan (Stadler et al diacu dalam Meral et al. 2007). Ratarata berat badan KPI berada di bawah kisaran kuda THB. Ketebalan miokardium juga dapat dipengaruhi juga oleh latihan (Schwarzwald 2004; Meral et al. 2007; Young et al. 2005). Sampel kuda KPI yang diteliti belum menjalani masa latihan intensif sedangkan referensi kuda THB yang digunakan tidak menjelaskan level latihan kudakuda yang ditelitinya. Oleh karena itu dapat dipahami jika ketebalan miokardium KPI berada di kisaran bawah kuda THB. Tabel 8 Ratarata IVS dan LVW KPI Otot Jantung KPI Referensi THB IVSs (cm) 4,093 3,7474,673 2) 4,0005,100 IVSd (cm) 2,553 2,5723,178 2,6303,410 LVWs (cm) 3,553 3,4364,264 3,0304,890 LVWd (cm) 2,183 1,9382,702 2,1302,650 *IVSs = Intra Ventricular Septal at Systole, IVSd = Intra Ventricular Septal at Diastole, LVWs = Left Ventricular Wall at Systole, LVWd = Left Ventricular Wall at Diastole Sumber : Grundland dan O Had (2000), 2) Reef (1998) Ketebalan miokardium dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi otot jantung padahal fungsi jantung ditentukan oleh kemampuan kontraksi miokardium. Kontraksi miokardium akan mempengaruhi fungsi sistol/kontraksi ventrikel (Marr dan Bowen 2010) untuk

8 31 meningkatkan Q (Colville dan Bassert 2002) sehingga meningkatkan pengiriman oksigen dan kapasitas produksi energi aerob yang pada akhirnya dapat meningkatkan performa kuda pacu (Buhl 2008). 2. Dimensi Internal Hasil pengamatan dimensi internal (LVIDs dan LVIDd) pada sampel KPI ditampilkan pada tabel 9. Pada tabel 9 terlihat bahwa dimensi internal KPI pada saat sistol dan diastol berada di bawah kisaran kuda THB. Hal ini diduga akibat perbedan ras, berat badan dan level latihan. Nilai LVID dipengaruhi oleh ras kuda (Schwarzwald 2004) di mana ras kuda THB memiliki nilai tertinggi dibanding ras kuda lain (Gunn 1989), oleh karena itu nilai LVID KPI berada di bawah THB. Berat badan KPI berada di bawah kisaran kuda THB padahal LVID berhubungan dengan berat badan (Stadler et al diacu dalam Meral et al. 2007). Nilai LVID KPI dipengaruhi juga oleh latihan (Rewel 1991 di acu dalam Meral et al. 2007; Young 1999 di acu dalam Young et al. 2005). Sampel kuda KPI yang diteliti belum menjalani masa latihan intensif sedangkan referensi kuda THB yang digunakan tidak menjelaskan level latihan kudakuda yang ditelitinya. Oleh karena itu dapat dipahami jika nilai LVID KPI lebih rendah dari kuda THB. Tabel 9 Ratarata LVIDs dan LVIDd KPI Dimensi Intrakardial KPI Referensi THB LVIDs (cm) 6,055 6,8358,065 2) 6,6308,070 LVIDd (cm) 9,810 11,14012,660 11,19012,610 LVIDs: Left Ventricular Internal Dimension at Systole, LVIDd: Left Ventricular Internal Dimension at Diastole umber : Grundland dan O Had (2000), 2) Reef (1998) Peningkatan luas dan kelenturan ruangan ventrikel kiri diperlukan untuk meningkatkan fungsi diastol ventrikel yang akan meningkatkan volume darah yang dipompa jantung agar dapat meningkatkan pengiriman oksigen dan kapasitas produksi energi aerob (Buhl 2008; Marr dan Bowen 2010).

9 32 3. Volume Jantung Nilai SV KPI berada di bawah kisaran normal kuda THB. Nilai SV ditentukan oleh dimensi jantung (LVID) dan ketebalan otot jantung (IVS dan LVW) kuda (Young et al. 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IVSd, LVIDs, dan LVIDd sampel KPI hanya sedikit di bawah kisaran THB sehingga kemampuan preload, afterload dan kontraksi miokardium KPI hanya berbeda sedikit dengan kuda THB (Hinchclifff et al. 2008; Marlin dan Nankervis, 2004; Patteson, 2002). Preload yangrendah akan mengurangi kontraksi miokardium sehingga fungsi sistol akan menurun. Penurunan fungsi sistol akan mengurangi tekanan ejeksi sehingga dapat menurunkan SV dan Q. Semakin besar volume darah yang mencapai ventrikel maka semakin besar volume darah yang dikeluarkan. Semakin banyak pengisian darah saat diastol (EDV) semakin banyak pula darah yang dipompa keluar (SV) (Marr dan Bowen 2010). Pada pernafasan normal, kuda berusaha meningkatkan atau mengurangi SV untuk mendapatkan nilai Q yang stabil (Marr dan Bowen 2010). Nilai SV KPI yang rendah dimungkinkan merupakan proses adaptasi KPI dalam pengaturan kestabilan nilai Q akibat peningkatan HR KPI oleh stres pada saat pemeriksaan. Nilai Q KPI sudah mendekati kisaran normal kuda THB. Nilai Q pada kuda istirahat selalu berada pada suatu kestabilan melalui pengaturan SV dan HR (Marr dan Bowen 2010). Hasil pengamatan parameter volume jantung KPI yakni: end diastolic volume (EDV), end sistolic volume (ESV), stroke volume (SV) dan cardiac output (Q) disajikan pada tabel berikut: Tabel 10 Ratarata EDV, ESV, SV, dan Q KPI Volume Jantung KPI Referensi THB EDV (ml) 950 ESV (ml) 224 SV (ml) Q (L/mnt) *EDV: End Diastolic Volume, ESV: End Sistolic Volume, SV: Stroke Volume, Q: Cardiac Output. Sumber : Hinchclifff et al. (2008) Volume jantung KPI dipengaruhi juga oleh latihan (Buhl 2008). Sampel kuda KPI yang diteliti belum menjalani masa latihan intensif sedangkan referensi kuda THB yang

10 33 digunakan tidak menjelaskan level latihan kudakuda yang ditelitinya. Oleh karena itu dapat dipahami jika nilai volume jantung KPI lebih rendah dari kuda THB. Nilai Q dan SV digunakan untuk menjelaskan kemampuan fungsi ventrikel dan merefleksikan performa jantung (Marr dan Bowen 2010). Stroke volume menentukan kapasitas energi aerob (Buhl 2008) karena berperan terhadap perubahan Q (Gunn 1989). Peningkatan Q akan meningkatkan pengiriman darah dan oksigen ke jaringan yang pada akhirnya akan meningkatkan performa kuda pacu. Kapasitas energi aerob kuda dipengaruhi oleh Q dan konsentrasi hemoglobin (Hinchcliff et al. 2008) Nilai Q merupakan salah satu parameter fungsi aliran darah yang mampu memberi informasi kemampuan kontraksi miokardium (Marr dan Bowen 2010). Nilai Q dipengaruhi oleh HR dan SV (Marlin dan Nankervis 2004) dan juga faktor latihan (Young 1999 di acu dalam Young et al. 2005). Nilai Q dipengaruhi oleh kemampuan kontraksi miokardium pada saat sistol dan diastol serta kondisi loading, keserasian atrioventrikular, dan kemampuan katup (Marr dan Bowen 2010). Peningkatan SV dan Q dapat meningkatkan besarnya volume oksigen maksimal yang sebanding dengan jumlah pengiriman oksigen ke jaringan saat latihan sehingga berkorelasi dengan performa kuda pacu (Buhl 2008). 4. Indeks Fungsi Jantung Evaluasi fungsi sistol ventrikel kiri/kontraksi pada kuda istirahat umumnya melalui pengamatan indeks fase ejeksi ventrikel kiri melalui metode ekhokardiografi. Parameter yang digunakan adalah FS dan EF. Fungsi ventrikel lebih penting dibanding fungsi atrium dalam menunjukkan performa jantung (Marr dan Bowen 2010). Indeks FS lebih sering digunakan karena lebih signifikan dalam penentuan performa kuda (Marr dan Bowen 2010). Nilai FS dari delapan sampel KPI sesuai dengan kisaran THB. Hal ini menandakan bahwa fungsi sistol KPI cukup baik dan sesuai dengan kisaran kuda THB. Nilai EF KPI sedikit lebih rendah dari kuda THB diduga karena SV KPI masih cukup rendah dibanding THB. Nilai EF yang tinggi pada kuda yang telah dilatih berkorelasi dengan performa kuda namun Young et al. (2005) tidak menemukan korelasi tersebut pada kuda yang berumur kurang dari 24 bulan sehingga peranan EF sebagai potensi genetik kuda pacu hingga kini masih dipertanyakan. Penilaian EF pada saat istirahat belum terbukti berhubungan dengan potensi performa kuda (Young et al. 2005). Nilai EF dapat berkurang akibat peningkatan afterload dan penurunan kontraksi miokardium (Marr dan Bowen 2010).

11 34 Kedua parameter ini menunjukkan bahwa fungsi kontraksi ventrikel kiri KPI sudah baik dan mendekati kuda THB. Nilai FS dan EF dapat mengalami penurunan pada saat terjadi gangguan fungsi sistol (Bilal dan Meral 200. Nilai FS dan EF KPI masih dapat meningkat seiring dengan intensitas latihan (Young 1999 di acu dalam Young et al. 2005). Tabel 11 Ratarata FS dan EF KPI Indeks Fungsi Jantung KPI Referensi THB FS (%) 38,38 34,1743,35 2) 3) 33,5641,28 35,80 EF (%) 76,38 77,00 3) *EF = Ejection Fraction, FS = Fractional Shortening Sumber : Reef (1998), 2) Grundland dan O Had (2000), 3) Young dan Scott (1998) diacu dalam Bilal dan Meral ( Ukuran Jantung Pengamatan ukuran jantung dilakukan melalui penghitungan nilai LVMM. Nilai LVMM kuda KPI sudah sesuai dengan ratarata LVMM kuda THB, namun tergolong kisaran rendah. Hal ini dapat dimaklumi mengingat ukuran jantung kuda THB lebih besar dibanding ras kuda lain (Gunn 1989). Ukuran ventrikel kiri yang diwakili LVMM dihitung dari nilai IVSd, LVIDd dan LVWd. Nilai IVSd dan LVIDd KPI sedikit di bawah kuda THB sehingga nilai LVMM KPI berada di kisaran bawah referensi kuda THB (Buhl 2008). Tabel 12 RataRata LVMM KPI KPI Referensi THB LVMM (gram) *LVMM = Left Ventricular Myocardial Mass Sumber : Lightowler et al. (2004) Ukuran jantung KPI bila dilihat dari nilai LVMM sebesar 0,98% dari berat badannya. Menurut Hinchcliff et al. (2008), ukuran jantung kuda THB yang belum dilatih mencapai 0,9 1% dari berat badannya. Ukuran jantung kuda pacu dipengaruhi oleh perbedaan ras dan faktor latihan (Rewel 1991 di acu dalam Meral et al. 2007; Young 1999 di acu dalam Young et al. 2005) namun ukuran jantung yang besar tidak identik dengan berat badan (Haunn 2009).

12 35 Tabel 13 menunjukkan hubungan antara HS, LVMM, SV dan Q. Nilai HS 100 sebanding dengan berat jantung 3 kg (Marlin dan Nankervis, 2004). Ratarata HS kuda THB berkisar antara (Rose dan Hudgson 2000). Nilai HS kurang dari 103 menunjukkan bahwa kuda tersebut termasuk kategori berjantung kecil. Kuda dengan HS di kisaran termasuk kategori berjantung normal. Kuda betina dengan HS di atas 117 dan kuda jantan dengan HS di atas 120 termasuk kategori berjantung besar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai ratarata LVMM KPI adalah 3678 gram, sehingga KPI dapat dikelompokkan ke dalam kategori kuda berjantung kecil. Tabel 13. Hubungan HS, LVMM, SV dan Q pada kuda THB HS (ms) LVMM (gr) SV (L) Q (L/min) ,5 0,75 1,0 1, HS: Heart Score, LVMM: Left Ventricular Myocardial Mass, SV: Stroke Volume, Q: Cardiac Output Sumber : Hinchcliff et al. (2008) Penghitungan nilai LVMM secara akurat sangat penting dalam penilaian potensi performa kuda (Grundland 2010). Ukuran jantung yang besar menunjukkan korelasi dengan performa kuda pacu dan volume oksigen maksimum (Buhl 2008; Young et al di acu dalam Young et al. 2005). Ukuran jantung yang besar dapat menghasilkan produksi energi aerob yang lebih besar sehingga menghasilkan performa pacu yang baik dibanding jantung yang kecil (Buhl 2008). Ukuran jantung adalah penentu SV, Q, kapasitas energi aerob dan performa kuda (Hinchcliff et al. 2008). Estimasi Performa KPI Performa jantung adalah istilah yang menjelaskan berbagai kemampuan jantung sebagai suatu organ yang bertanggung jawab untuk memompa darah ke seluruh jaringan yang memerlukannya. Performa jantung dipengaruhi oleh: HR, kontraksi katup, kondisi loading dan keserasian atrioventrikular (Marr dan Bowen 2010). Menurut Hinchcliff et al. (2008), performa kuda dipengaruhi oleh: kapasitas energi aerob maksimal yang tinggi, cadangan energi yang tinggi di otot dalam bentuk glikogen, volume mitokondria otot yang tinggi,

13 36 kemampuan darah membawa oksigen melalui kontraksi limpa, efisiensi langkah/konformasi dan efisiensi termoregulasi. Nilai LVMM, SV, Q dan morfologi jantung menunjukkan korelasi dengan performa kuda pacu (Buhl 2008; Young et al. 2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai LVMM sampel KPI berada di kisaran bawah kuda THB. Nilai SV KPI masih di bawah kisaran normal kuda THB sedangkan nilai Q mendekati referensi kudathb. Nilai LVW, IVS, dan LVID KPI berada di kisaran bawah kuda THB. Perbedan nilai ekhokardiografi ventrikel kiri kuda dipengaruhi oleh ras, umur, berat badan, latihan, denyut jantung dan jenis kelamin (Meral et al. 2007; Buhl 2008). Perbedaan ras merupakan faktor utama penentu genotip jantung (Young et al. 2005). Buhl (2008) mengatakan bahwa ras kuda mempengaruhi ukuran ventrikel kiri. Kuda THB memiliki IVS, LVW dan LVID lebih besar dibanding kuda lain (Schwarzwald 2004). Perbandingan nilai ekhokardiografi KPI dengan beberapa ras kuda pada tabel 13 menunjukkan bahwa nilai ekhokardiografi KPI lebih mendekati THB cross hal ini dapat dipahami mengingat KPI merupakan THB cross yang dihasilkan di Indonesia. Perbedaan nilai ekhokardiografi KPI dan kuda THB dapat disebabkan oleh perbedan ras antara KPI dan THB di mana potensi genetik KPI masih di bawah kuda THB. Tabel 14 Perbandingan nilai ekhokardiografi KPI terhadap ras kuda lain Nilai Ekhokardiografi KPI THB dan THB cross 3) Poni Kecil 3) Poni Besar 2) Arab 2) Warmblood IVSd (cm) IVSs (cm) LVIDd (cm) LVIDs (cm) LVWd (cm) LVWs (cm) EDV (ml) ESV (ml) SV (ml) EF(%) FS (5) Q (L/mnt) 2,553 4,0925 9,81 6,055 2,1825 3, , , ,46 76,375 38,375 24, ,42,0 1,92,7 5,17,1 3,44,2 1,22,0 1,82,4 2,22,6 3,34,3 7,510,3 5,06,8 1,7 2,7 1,93,5 2,483,56 2,844,86 5,778,11 3,015,25 2,042,74 2,573,71 435,11567,31 176,42258,82 249,81339,03 57, ,339,61 9,616,4 4,386,82 3,564,74 7,349,78 4,636,87 1,822,66 2,273,77 424,99678,29 168,98284,92 227,57424,25 43,7359,75 27,2339,03 11,3821,02 *IVSs: Intra Ventricular Septal at Systole, IVSd: Intra Ventricular Septal at Diastole, LVWs: Left Ventricular Wall at Systole, LVWd: Left Entricular Wall at Diastole, LVIDs: Left Ventricular Internal Dimension at Systole, LVIDd: Left Ventricular Internal Dimension at Diastole, EDV: End Diastolic Volume, ESV: End Sistolic Volume, SV: Stroke Volume, EF: Ejection Fraction, FS: Fractional Shortening ** Huruf tebal menunjukkan kesamaan nilai Sumber : Schwarzwald (2004), 2) Meral et al. (2007), 3) Grundland dan O Had (2000)

14 37 Berat badan kuda mempengaruhi ukuran ventrikel kiri kuda (Hinchcliff et al. 2008) walaupun estimasi berat badan sendiri dapat menghasilkan bias karena karena perbedaan komposisi lemak dan otot tubuh (Buhl 2008). Ukuran ventrikel kiri akan meningkat sebanding dengan penambahan umur (Buhl 2008) namun berat badan lebih memiliki pengaruh terhadap nilai ekhokardiografi dibanding umur (Collin 2010). Buhl (2008) mengatakan latihan dapat mempengaruhi LVMM. Kuda umur 2 tahun yang telah terlatih memiliki volume darah total 19% lebih besar dan volume sel darah merah 34% lebih besar dibanding kuda yang belum dilatih (Kline dan Foreman 199. Latihan dapat meningkatkan nilai LVID diastol, LVW, LVMM, serta volume darah kuda (Hinchcliff et al. 2008; Rewel 1991 di acu dalam Meral et al. 2007; Young 1999 di acu dalam Young et al. 2005). Kuda THB berumur 2 tahun dapat mengalami peningkatan ukuran ventrikel kiri hingga 33% akibat latihan selama 18 minggu (Buhl 2008) Jenis latihan berpengaruh terhadap ketebalan otot jantung, fungsi ventrikel dan ukuran jantung kuda. Nilai LVID kuda pacu akan meningkat dan beradaptasi sesuai jenis latihan dan ketahanan tubuh yang diperlukan. Nilai LVID dan LVMM yang lebih besar diperlukan untuk menempuh jarak pacu yang lebih jauh (Young et al. 2005). Jantung kuda olahraga dinamik/endurance mengalami hipertofi ventrikel kiri yang eccentric ditandai peningkatan LVW dan LVID. Kuda show jumping akan mengalami hipertrofi ventrikel kiri eccentric memiliki LVID, LVW, dan LVMM yang lebih besar dari kuda Arab sedangkan kuda Arab memiliki indeks fungsi ventrikel kiri (EF, FS) dan Q yang lebih tinggi dari kuda show jumping (Meral et al. 2007). Jantung kuda yang berlatih berat seperti sprinter akan memiliki tekanan arteri sistemik yang tinggi dan mengalami kelebihan tekanan jantung sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kiri yang concentric yang ditandai penebalan LVW saja (Buhl 2008). Pada umumnya kuda pacu flat race memiliki ukuran jantung lebih kecil dibanding steeplechase. Perbedaan nilai ekhokardiografi KPI dan THB dapat dipengaruhi oleh perbedaan keragaman sampel kuda yang diteliti. Umumnya data referensi THB yang ada tidak menjelaskan kisaran umur, berat badan dan level latihan kudakuda yang ditelitinya. Tabel 15 menunjukkan perbandingan nilai ekhokardiografi KPI dengan beberapa kuda THB pada berbagai kisaran berat badan. Pada tabel 15 dapat terlihat bahwa nilai ekhokardiografi KPI telah setara dengan nilai ekhokardiografi beberapa kuda THB yang termuat di tabel. Dari perbandingan tersebut juga dapat disimpulakan bahwa nilai ekhokardiografi kuda juga dipengaruhi oleh berbagai faktor

15 38 lain mengingat referensi yang diacu tidak menyebutkan umur, denyut jantung, jenis kelamin dan jenis latihan kudakuda THB yang ditelitinya. Tabel 15 Perbandingan nilai ekhokardiografi KPI dengan kuda THB pada beberapa kisaran berat badan Nilai Ekhokardiografi IVSd (cm) IVSs (cm) LVIDd (cm) LVIDs (cm) LVWd (cm) LVWs(cm) FS (%) EF (%) KPI (kg) 374,375 2,553 4,093 9,810 6,055 2,183 3,553 38,38 76, ,37532,09 2,4603,660 4,1005,500 9,009,300 9,72012,400 5,470 5,930 5,2107,010 2,4303,410 3,8605,040 37,0040,20 37,7050,50 THB (kg) 443,3449,3 2,5602,600 4,1104,210 12,47012,650 7,4887,688 2,1802,220 76,8078, ,633,41 4 5,1 10,9912,81 6,937,77 2,132,65 3,034,89 34,1743,35 2) *IVSs: Intra Ventricular Septal at Systole, IVSd: Intra Ventricular Septal at Diastole, LVWs: Left Entricular Wall at Systole, LVWd: Left Ventricular Wall at Diastole, LVIDs: Left Ventricular Internal Dimension at Systole, LVIDd: Left Ventricular Internal Dimension at Diastole, FS: Fractional Shortening **Huruf tebal menunjukkan kesamaan nilai Sumber : Reef (1998), 2) Young et al. (2005) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekhokardiografi KPI sedikit di bawah kuda THB, namun performa KPI masih dapat ditingkatkan dengan metode pemilihan pejantan dan betina yang berjantung besar, latihan yang efektif, serta pemilihan jenis latihan yang sesuai untuk setiap KPI.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kuda

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kuda 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kuda Menurut Klappenbach (2010), secara ilmiah kuda diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Perissodactyla Family :

Lebih terperinci

PARAMETER EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR POTENSI PERFORMA KUDA PACU INDONESIA BUDHY JASA WIDYANANTA

PARAMETER EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR POTENSI PERFORMA KUDA PACU INDONESIA BUDHY JASA WIDYANANTA PARAMETER EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR POTENSI PERFORMA KUDA PACU INDONESIA BUDHY JASA WIDYANANTA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Pemeriksaan Fisik dan Jantung Hasil pemeriksaan fisik yang meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi jantung menunjukkan bahwa kelima hewan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Katup aorta memiliki tiga daun katup berbentuk setengah bulan sehingga disebut sebagai katup semilunar. Ketiga daun katup terdiri atas: right coronary (RC), left coronary (LC),

Lebih terperinci

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil pemeriksaan keadaan umum tersebut

Lebih terperinci

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Sinyal ECG. ECG Signal 1 Sinyal ECG ECG Signal 1 Gambar 1. Struktur Jantung. RA = right atrium, RV = right ventricle; LA = left atrium, dan LV = left ventricle. ECG Signal 2 Deoxygenated blood Upper body Oxygenated blood Right

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 11,12 Poplack dan Varat menyatakan,

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Pacemaker akan menyebabkan jantung berdenyut ± 100X permenit, dalam kenyataannya jantung akan berdenyut antara 60-140 kali permenit tergantung kebutuhan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan

Lebih terperinci

NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA

NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 NILAI REFERENSI MOTION MODE

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi

Lebih terperinci

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls

Lebih terperinci

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis - V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah Elektrokardiografi (EKG) Ditulis pada Rabu, 20 September 2017 08:47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol dan trigliceride tekanan darah, dan aklimatisasi pada

Lebih terperinci

Bunyi Jantung I (BJ I)

Bunyi Jantung I (BJ I) Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai penambahan massa pada ventrikel kiri sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan

Lebih terperinci

GAMBARAN FUNGSI JANTUNG KELINCI DOMESTIK PADA PEMBIUSAN JANGKA PANJANG XYLAZIN- KETAMIN DENGAN PENCITRAAN EKHOKARDIOGRAFI SEPTIANA EKA SARI

GAMBARAN FUNGSI JANTUNG KELINCI DOMESTIK PADA PEMBIUSAN JANGKA PANJANG XYLAZIN- KETAMIN DENGAN PENCITRAAN EKHOKARDIOGRAFI SEPTIANA EKA SARI GAMBARAN FUNGSI JANTUNG KELINCI DOMESTIK PADA PEMBIUSAN JANGKA PANJANG XYLAZIN- KETAMIN DENGAN PENCITRAAN EKHOKARDIOGRAFI SEPTIANA EKA SARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

Informed Consent Penelitian

Informed Consent Penelitian 62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian

Lebih terperinci

PROFIL EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE ANJING KAMPUNG PADA PEMBERIAN KOMBINASI OBAT BIUS XYLAZINE-KETAMINE DAN ZOLAZEPAM-TILETAMINE

PROFIL EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE ANJING KAMPUNG PADA PEMBERIAN KOMBINASI OBAT BIUS XYLAZINE-KETAMINE DAN ZOLAZEPAM-TILETAMINE PROFIL EKHOKRDIOGRFI MOTION-MODE NJING KMPUNG PD PEMBERIN KOMBINSI OBT BIUS XYLZINE-KETMINE DN ZOLZEPM-TILETMINE OLEH Rr. SOESTYORTIH SEKOLH PSCSRJN INSTITUT PERTNIN BOGOR 2011 PERNYTN MENGENI TESIS DN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ di tubuh, dan homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi jantung. 1 Hormon

Lebih terperinci

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel, 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung 2.1.1. Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel, yang menyebabkan terjadinya pergerakan ion yang keluar-masuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Keseluruhan anjing yang dipergunakan pada penelitian diperiksa secara klinis dan dinyatakan sehat sesuai dengan klasifikasi status klas I yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

SISTEM CARDIO VASCULAR

SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH

Lebih terperinci

PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA

PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA 55 PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA Pendahuluan Kuda pacu Indonesia merupakan ternak hasil silangan antara kuda lokal Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran

Lebih terperinci

Citra Rosyidah, 1 Ilhamjaya Patellongi, 1 A. Mushawwir Taiyeb, 2

Citra Rosyidah, 1 Ilhamjaya Patellongi, 1 A. Mushawwir Taiyeb, 2 PENGARUH PROGRAM PRA STUDI TARUNA TERHADAP DENYUT JANTUNG DAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA TARUNA AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN MAKASSAR EFFECTS OF STUDENT PRE STUDY PROGRAM AGAINST HEART

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

Gambaran Fungsi Jantung Kelinci Domestik Secara Ekhokardiogram pada Anestesi Propofol dan Isoflurane Jangka Panjang

Gambaran Fungsi Jantung Kelinci Domestik Secara Ekhokardiogram pada Anestesi Propofol dan Isoflurane Jangka Panjang ISSN : 1411-8327 Gambaran Fungsi Jantung Kelinci Domestik Secara Ekhokardiogram pada Anestesi Propofol dan Isoflurane Jangka Panjang (ECHOCARDIOGRAM PROFILE OF CARDIAC FUNCTION IN DOMESTIC RABBITS DURING

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. Genus. : Canis Spesies. : Canis lupus Subspesies : Canis lupus familiaris

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. Genus. : Canis Spesies. : Canis lupus Subspesies : Canis lupus familiaris TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Anjing Anjing termasuk hewan mamalia pemakan daging atau karnivora. Anjing mengalami domestikasi dari serigala sejak 1500 tahun yang lalu. Taksonomi anjing menurut Linnaeus

Lebih terperinci

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Adaptasi hewan (kelompok AP,AIS,AIP) Torakotomi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 2 H+2 H - 14 H-14 Teranestesi sempurna H Awal recovery H+7 Pengambilan darah simpan 30% total darah (kelompok AP) Post transfusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 140 mmhg

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu,

BAB II LANDASAN TEORI. ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jantung Jantung adalah organ vital dalam tubuh kita yang bekerja memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu, pastikanlah jantung kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1.

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1. ELEKTROKARDIOGRAFI ILMU YANG MEMPELAJARI AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) SUATU GRAFIK YANG MENGGAMBARKAN REKAMAN LISTRIK JANTUNG NILAI DIAGNOSTIK EKG PADA KEADAAN KLINIS : ARITMIA JANTUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur tubuh hewan merupakan keseimbangan antara produksi panas tubuh yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.. ii SURAT PERNYATAAN.... iii HALAMAN PERNYATAAN..... iv ABSTRACT......... v ABSTRAK.. vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI.... x DAFTAR GAMBAR xiii

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG MARIA ANGELINA SITORUS NPM.153112620120027 FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOMEDIK UNIVERSITAS NASIONAL

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini sudah

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis dari Kompleks QRS dan Segmen ST Elektrokardiogram (EKG) Pada Penderita dengan Kelainan Jantung Hipertrofi Ventrikel Kiri Hariati 1, Wira Bahari

Lebih terperinci

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba Ekor Tipis (DET) merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai domba lokal atau domba kampung karena ukuran tubuhnya yang kecil, warnanya bermacam-macam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar dalam sistem endokrin manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ) yang dikontrol

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-12 Modul

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO JANTUNG dan PEREDARAN DARAH Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Persentase Komponen Karkas Komponen karkas terdiri dari daging, tulang, dan lemak. Bobot komponen karkas dapat berubah seiring dengan laju pertumbuhan. Definisi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah sehingga darah dapat mengalir ke seluruh tubuh. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan

Lebih terperinci

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VIII VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui peranan ternak babi dalam usaha penyediaan daging. Mengetahui sifat-sifat karakteristik

Lebih terperinci

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Editor : Jeanita Suci Indah Sari G1CO15010 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu rongga organ berotot yang memompa darah ke pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri bagian dada diantara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring

I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Equus caballus telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi. Hubungan kuda dengan manusia sangat erat kaitannya seperti peranan kuda sebagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa

Lebih terperinci

HSA 1403 CVS and Hematology

HSA 1403 CVS and Hematology HSA 1403 CVS and Hematology BAHAGIAN A: SOALAN OBJEKTIF [20 markah] Jawab SEMUA soalan di bawah dengan MEMBULATKAN jawapan yang betul pada kertas soalan. 1. Berikut adalah mengenai struktur jantung. A.

Lebih terperinci

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING Anggi Faizal Handuto 22020111130034 Nunung Hidayati 22020111130086 Nurul Imaroh 22020111130044 Nur Alifah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini dibahas tentang rangkaian proses pengolahan data EKG. Bagian pertama dibahas proses pengambilan data EKG dan hasil ekstraksi fitur EKG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan hewan pseudoruminan yang umumnya dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Hewan ini merupakan ternak monogastrik yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci