HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Pemeriksaan Fisik dan Jantung Hasil pemeriksaan fisik yang meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi jantung menunjukkan bahwa kelima hewan yang digunakan dalam keadaan sehat (Tabel 6). Begitu pula dengan hasil pengukuran tekanan darah, sistem konduksi listrik jantung (EKG) dan pemeriksaan awal USG menunjukkan bahwa semua hasil pengukuran dan pengamatan berada dalam kisaran nor (Tabel 6). Tabel 6. Rata-rata suhu tubuh, frekuensi nafas, frekuensi jantung, tekanan darah dan EKG kelima anjing kampung sebelum perlakuan pemberian obat bius Suhu tubuh Frekuensi ( 0 C) nafas jantung Tekanan darah EKG USG Kelompok (x/menit) Sistol Diastol MAP A Nor Nor A Nor Nor A Nor Nor A Nor Nor A5 39, Nor Nor Nilai Referensi 37,8-39,5* 20-30* * * * 120 * Nor Nor * Sumber : Tilley & Smith ( 1997 ). Ket: A1 anjing pertama, A2 anjing kedua, A3 anjing ketiga, A4 anjing keempat,a5 anjing kelima, MAP=Mean Arterial Pressure, EKG=Elektrokardiografi, USG=Ultrasonografi Setelah kelima ekor anjing dinyatakan sehat, maka dilakukan pemeriksaan ekhokardiografi M-mode dan didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut : Pengamatan Parameter Ekhokardiografi M-mode Heart Rate (HR ) Heart rate atau frekuensi jantung adalah periode akhir dari kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya dihitung per menit. Frekuensi 39

2 jantung dihitung dengan cara mengukur antara dua gelombang R pada tampilan elektrokardiografi pada layar monitor (Gambar 21). Tabel 7. Pengamatan frekuensi jantung anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Pengamatan frekuensi jantung (x/menit) Xylazine-Ketamine Zolazepam Frekuensi Jantung (kali) Xylazine-Ketamine Zolazepam-Teletamin Gambar 22. Pengamatan Frekuensi Jantung Anjing setelah Perlakuan Pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam-Teletamine Pada pemberian kombinasi xylazine-ketamine terlihat penurunan frekuensi jantung yang dimulai pada menit ke 5 dan berlanjut sampai menit ke 60 (Gambar 22). Hal ini disebabkan norepinephrine yang dilepaskan dari kantong sinaptik karena pemberian xylazine akan menyeberangi ruang sinaptik (synaptic space) dan berikatan dengan reseptor posinaptik pada 40

3 organ efektor (alpha-1 reseptor) yang akan menstimulasi pelepasan norepinephrine sehingga terjadi peningkatan frekuensi jantung sedangkan pada presinaptik reseptor (alpha-2 reseptor) pada ujung saraf xylazine akan menghambat pelepasan norepinephrine yang berdampak pada penurunan frekuensi jantung (Gambar 13) (Mycek, Harvey and Champe 1997). Karena efek xylazine lebih dominan pada reseptor alpha-2, maka pemberian xylazine lebih berdampak pada penurunan frekuensi jantung (Seymour dan Novakovski 2007), sedangkan ketamine mempunyai efek meningkatkan kontraksi dan spasmus otot. Efek ketamine pada sistem kardiovaskular akan meningkatkan frekuensi jantung dan kombinasi dengan alpha-2 agonis seperti xylazine akan menurunkan efek dari ketamine tersebut (Seymour and Novakovski 2007), sehingga pada pemberian kombinasi xylazineketamine akan menyebabkan penurunan dari frekuensi jantung (P<0,05). Pertiwi (2004) menyatakan bahwa pemberian kombinasi atropin sulfas-xylazine-ketamine pada kucing akan menurunkan suhu tubuh yang diikuti dengan penurunan frekuensi nafas dan frekuensi jantung. Pada tahun 2010, Gorda et al menyatakan bahwa pemberian kombinasi xylazineketamine akan meningkatkan Capillary Refill Time (CRT) dan warna selaput lendir pada anjing. Kebalikan dengan efek kombinasi xylazine-ketamine, kombinasi zolazepam-tiletamine menyebabkan peningkatan frekuensi jantung sampai dengan 2 kali lipat pada menit ke 5 dan terus berada pada kisaran 180 kali/menit sampai dengan menit ke 60 (Gambar 22). Kombinasi zolazepamtiletamine merupakan sediaan short acting anastesi. Kombinasi zolazepamtiletamine mempunyai cara kerja yang sama dengan kombinasi diazepam dan ketamine (Seymour and Novakovski 2007), dimana efek ketamine akan merangsang pelepasan norepinephrine, sehingga menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dari pembuluh darah yang berdampak pada terjadinya peningkatan frekuensi jantung (Plumb 2003). Karena cara kerja ketamine sama dengan tiletamine maka pemberian tiletamine akan meningkatkan frekuensi jantung, sedang diazepam termasuk pada golongan benzodiazepine (Mycek, et al. 1997). Benzodiazepin bekerja pada reseptor 41

4 GABA, jika diazepam berikatan dengan GABA maka akan menyebabkan pembukaan kanal klorida, memungkinkan masuknya ion klorida masuk ke dalam sel, menyebabkan peningkatan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi (Gunawan 2009). Benzodiazepine menyebabkan sedasi, hipnotik dan sedikit memiliki kemampuan analgesik (Mycek, et al. 1997), sehingga pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine akan meningkatkan frekuensi jantung (P<0,05). Left ventricular posterior wall thickness at end-diastole (LVWd), left ventricular posterior wall thickness at end-systole (LVWs) Left ventricular posterior wall thickness at end-diastole (LVWd) yaitu ketebalan dinding ventrikel kiri bagian posterior saat akhir diastole, left ventricular posterior wall thickness at end-systole (LVWs) yaitu ketebalan dinding ventrikel kiri bagian posterior saat akhir systole. Otot jantung merupakan otot bergaris seperti pada otot sadar, perbedaannya terdapat pada serabutnya yang bercabang dan mengadakan anastomose (Pearce 2009). Serabut otot jantung dilapisi oleh membran dimana satu dan lainnya dihubungkan oleh satu lempengan yang dikenal dengan intercalate. Lempengan ini mempunyai tahan listrik yang rendah sehingga rangsangan listrik dapat mengalir dengan cepat melalui miokard (Udjianti 2010). Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogenik. Dalam keadaan nor gerakan jantung dikendalikan saraf yang mempersarafinya (Pearce 2009). Meskipun gerakan jantung bersifat ritmis, tetapi kecepatan kontraksi dipengaruhi rangsangan yang sampai pada jantung melalui saraf vagus dan simpatis. Pengaruh sistem simpatis ini mempercepat irama jantung, sedangkan pengaruh vagus yang merupakan bagian dari sistem parasimpatis menyebabkan gerakan jantung diperlambat atau dihambat (Pearce 2009). 42

5 Tabel 8. Pengamatan ketebalan dinding ventrikel kiri anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Xylazine- Ketamine LVWd (mm) Zolazepam- Xylazine- Ketamine LVWs (mm) Zolazepam- 0 7,2+2 7,2+2 10,1+3 10, ,2+2 9,2+1 9,2+3 12, ,3+1 9,2+3 8,8+1 11, ,0+2 9,2+3 8,8+2 11, ,9+1 8,8+3 8,8+1 11, ,7+2 8,4+2 7,9+2 11, ,6+1 8,4+3 7,8+1 10, ,3+1 8,4+3 7,5+2 10,6+2 Keterangan: LVWd : Left ventricular posterior wall thickness at end-diastole LVWs : Left ventricular posterior wall thickness at end-systole 15 LVWd (mm) 10 5 a LVWd Xylazine-Ketamine LVWd Zolazepam-Teletamine 15 LVWs (mm) 10 5 b LVWs Xylazine-Ketamine LVWs Zolazepam-Teletamine Gambar 23. Pengamatan ketebalan dinding ventikel kiri anjing pada saat diastol (gbr. a) dan sistol (gbr. b) setelah perlakuan pemberian Xylazine- Ketamine dan Zolazepam- 43

6 Pemberian kombinasi xylazine-ketamine akan menurunkan nilai LVW baik pada saat end diastole maupun end-sistole (Gambar 23a dan 23b). Hal ini disebabkan karena xylazine akan berikatan dengan alpha-2 reseptor yang akan menghambat pelepasan norepinephrine melalui penekanan pada sistem saraf simpatis (Mycek et al. 1997). Left ventricular posterior wall thickness baik dalam keadaan end diastole maupun end sistole bergantung pada kontraksi otot jantung melalui perangsangan dari sistem saraf simpatis (Conville dan Bassert 2002), sehingga pemberian xylazine dapat menurunkan kontraksi dari otot jantung. Ketamine mempunyai efek meningkatkan kontraksi dan spasmus otot, jika dikombinasikan dengan alpha-2 agonis seperti xylazine maka akan menurunkan efek dari ketamine tersebut (Seymour Novakovski 2007), sehingga pada pemberian kombinasi xylazine-ketamine akan menyebabkan penurunan nilai LVW baik pada saat end diastole maupun end sistole (P<0,05). Dari hasil pengamatan terlihat peningkatan nilai LVW baik pada saat diastole maupun sistole pada menit ke-5 setelah pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine (Gambar 23a dan 23b). Peningkatan ini disebabkan karena ketamine mempunyai efek merangsang sistem kardiovaskular melalui efek perangsangannya pada pusat saraf simpatis (Gunawan 2009), yang akan mengakibatkan peningkatan kontraksi otot jantung, sedangkan diazepam bekerja lebih kepada sedasi (Mycek, Harvey and Champe 1997). Karena kombinasi zolazepam-tiletamine mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan kombinasi diazepam dan ketamine (Seymour dan Novakovski 2007), sehingga pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine dapat meningkatkan kontraksi otot jantung dan mengakibatkan peningkatan nilai LVW baik pada saat end-diastole maupun end-sistole (P<0,05). Left ventricular internal dimension at end-diastole (LVIDd), left ventricular internal dimension at end-systole (LVIDs) Left ventricular internal dimension at end-diastole (LVIDd) yaitu dimensi internal ruang ventrikel kiri saat akhir diastol, left ventricular 44

7 internal dimension at end-systole (LVIDs) yaitu dimensi internal ruang ventrikel kiri saat akhir sistol. Dimensi internal ruang ventrikel jantung sangat bergantung pada kontraktilitas dari sel-sel otot jantung yang dapat dipengaruhi oleh stimulasi saraf simpatis (Udjianti 2010). Dimensi internal ruang ventrikel jantung baik pada saat end-diastole maupun end-sistole akan mempengaruhi volume akhir diastolik (preload) dan volume akhir sistolik (afterload) (Udjianti 2010). Selisih antara preload dan afterload disebut dengan compliance jantung, yaitu kemampuan meregang atau mengembangnya kedua ventrikel (Udjianti 2010) Tabel 9. Pengamatan LVIDd & LVIDs anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam - LVIDd (mm) LVIDs (mm) Complience Menit Xylazine- Ketamine Zolazepam- Xylazine- Ketamine Zolazepam- Xylazine- Ketamine Zolazepam- 0 25,8+1 25,8+1 18,0+4 18,0+4 7,8 7,8 5 30,0+4 20,9+2 24,3+6 14,2+2 5,7 6, ,0+3 19,8+2 25,7+3 13,8+1 4,3 6, ,8+2 19,2+2 25,5+4 14,3+3 4,3 4, ,9+3 21,6+3 24,9+4 15, , ,2+1 22,0+2 23,0+1 16,2+3 5,2 5, ,6+1 23,5+3 22,5+4 16,2+5 5,1 7, ,4+1 23,4+2 22,5+1 15,8+6 4,9 7,6 Keterangan : LVIDd : Left ventricular inter dimension at end-diastole LVIDs : Left ventricular inter dimension at end-systole 45 LVIDd (mm) a LVIDd Xylazine-Ketamine LVIDd Zolazepam-Teletamine 45

8 45 LVIDs (mm) b LVIDs Xylazine-Ketamine LVIDs Zolazepam-Teletamine Gambar 24. Pengamatan LVIDd (a) dan LVIDs (b) anjing setelah perlakuan pemberian xylazine-ketamine dan zolazepam tiletamine Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemberian kombinasi xylazine-ketamine menyebabkan perluasan ruang dimensi internal ventrikel jantung baik saat diastol maupun sistol dimulai dari menit ke-5 sampai menit ke-30 pengamatan (Gambar 24a dan 24b). Dimensi internal ruang ventrikel kiri baik saat diastol maupun sistol tergantung pada kontraktilitas dari otot ventrikel jantung, sedangkan kontraktilitas otot jantung dipengaruhi oleh stimulasi saraf simpatis (Udjianti 2010). Pemberian xylazine akan menekan sistem saraf simpatis (Mycek et al. 1997). Karena efek penekanannya pada sistem saraf simpatis maka pemberian xylazine dapat menurunkan kontraktilitas otot jantung, sedangkan pemberian ketamine akan meningkatkan kontraksi otot, jika dikombinasikan dengan xylazine maka xylazine akan menurunkan efek dari ketamine (Seymour Novakovski 2007), sehingga pada pemberian kombinasi xylazine-ketamine akan mengakibatkan perluasan pada dimensi interna ruang ventrikel kiri pada saat diastol maupun sistol (P<0,05). Pada gambar 24a dan 24b, terlihat dengan pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine terjadi penyempitan dari dimensi internal ruang ventrikel kiri pada saat diastol maupun sistol. Penyempitan ini sangat 46

9 bergantung pada kontraktilitas otot jantung yang dipengaruhi oleh stimulasi saraf simpatis (Udjianti 2010). Menurut Plumb (2003), pemberian tiletamine akan menstimulasi saraf simpatis pada sistem kardiovaskular, sedangkan zolazepam mempunyai efek lebih kepada muscle relaxant dan anticonvulsant (Seymour dan Novakovski 2007), sehingga pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine akan meningkatkan kontraktilitas otot jantung yang mengakibatkan terjadi penyempitan dari dimensi internal ruang ventrikel kiri pada saat diastol maupun sistol (P<0,05). Interventricular septal thickness at end-diastole (IVSd), interventricular septal thickness at end- systole (IVSs) Interventricular septal thickness at end-diastole (IVSd) yaitu ketebalan dinding septa interventrikular saat akhir diastole, interventricular septal thickness at end- systole (IVSs) yaitu ketebalan dinding septa interventrikular saat akhir systole. Interventrikular septa adalah sekat yang memisahkan antara ventrikel kiri dengan ventrikel kanan. Tabel 10. Pengamatan ketebalan dinding septa intra ventrikel anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Xylazine- Ketamine IVSd (mm) Zolazepam- Xylazine- Ketamine IVSs (mm) Zolazepam- 0 6,6+2 6,6+2 9,8+1 9, ,3+1 6,8+1 8,1+3 9, ,4+1 7,4+3 7,3+1 8, ,1+1 7,1+2 7,1+2 8, ,6+1 7,1+2 7,5+1 8, ,4+1 6,5+2 7,6+2 8, ,0+1 6,5+1 7,4+1 8, ,1+2 6,3+1 7,9+2 8,3+2 Keterangan: IVSd IVSs : Interventricular septal thickness at end-diastole : Interventricular septal thickness at end-systole 47

10 12 10 IVSd (mm) IVSd Xylazine-Ketamine IVSd Zolazepam IVSs (mm) IVSs Xylazine-Ketamine IVSs Zolazepam- Gambar 25. Pengamatan IVSd dan IVSs anjing setelah perlakuan pemberian xylazine-ketamine dan zolazepam- tiletamine Dari hasil pengamatan parameter Inter Venticular Septa pada saat diastol tidak terlalu terpengaruh oleh pemberian kombinasi xylazine ketamine dan zolazepam-tiletamine (P>0,05), sedangkan pada saat sistol pemberian kombinasi xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine cenderung menurunkan nilai IVSs (P>0,05) (Gambar 25). Penurunan nilai IVSs ini cenderung dipengaruhi secara pasif oleh kontraksi otot ventrikel (Left ventricular posterior wall), karena otot pada Interventricular septum tidak aktif bergerak dan hanya berfungsi sebagai dinding pembatas antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri. 48

11 Stroke volume ( SV) Stroke volume atau volume sekucup adalah jumlah darah yang dipompakan saat ventrikel satu kali berkontraksi, atau bisa juga sebagai perbedaan antara volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik dan volume sisa ventrikel pada akhir sistolik (end diastole volume end sistole volume) (Udjianti 2010). Tabel 11. Pengamatan Stroke Volume anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Stroke Volume (ml) Xylazine-Ketamine Zolazepam- 0 13,0+3 13, ,0+4 5, ,2+6 5, ,6+4 6, ,3+3 6, ,0+4 6, ,5+3 7, ,0+2 8, Stroke Volume (ml) Stroke Volume Xylazine-Ketamine Stroke Volume Zolazepam- Gambar 26. Pengamatan Stroke Volume (SV) anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemberian kombinasi xylazine-ketamine menyebabkan peningkatan nilai stroke volume (Gambar 26). 49

12 Faktor utama yang terpenting dalam mengukur stroke volume adalah pembuluh balik vena yang membawa darah kembali ke jantung melalui atrium kanan yang kemudian masuk ke ventrikel kanan. Jantung akan memompa keluar sejumlah darah sesuai dengan jumlah darah yang masuk melalui vena cava cranialis dan vena cava caudalis. Pengukuran stroke volume tergantung dari kemampuan kontraksi otot jantung (Lippold dan Cogdell 1991), sedangkan kontraksi otot jantung ini berhubungan dengan adanya rangsangan dari sistem saraf simpatis (Conville dan Bassert 2002). Pemberian xylazine akan menurunkan kontraksi otot jantung melalui efek xylazine pada alpha-2 reseptor yang menghambat pelepasan norepinephrine melalui penekanan pada sistem saraf simpatis (Mycek et al. 1997). Penurunan kontraksi otot jantung ini mengakibatkan perluasan dari dimensi interna ruang ventrikel sehingga ventrikel lebih banyak menampung darah dari atrium dan jantung akan memompakan darah keluar sesuai dengan jumlah darah yang masuk (Lippold dan Cogdel 1991), sedangkan pemberian ketamine akan merangsang kardiovaskular melalui efek perangsangannya pada pusat saraf simpatis (Gunawan 2009). Jika ketamine dikombinasikan dengan xylazine maka xylazine akan menurunkan efek daripada ketamine, sehingga pemberian kombinasi xylazine-ketamine akan meningkatkan stroke volume (P<0,05). Kebalikan dengan efek kombinasi xylazine-ketamine, kombinasi zolazepam-tiletamine menyebabkan penurunan stroke volume. Penurunan ini disebabkan karena tiletamine mempunyai efek meningkatkan kontraksi dan spasmus otot, melalui efek stimulasinya terhadap sistem saraf pusat (Seymour dan Novakovski 2007) sehingga akan mengakibatkan penyempitan dari dimensi interna ruang ventrikel. Penyempitan dimensi interna ruang ventrikel menyebabkan ventrikel lebih sedikit menampung darah dan jantung akan memompa darah keluar sesuai dengan jumlah darah yang masuk (Lippold dan Cogdel 1991), sedangkan zolazepam bekerja lebih kepada muscle relaxant dan anticonvulsant (Seymour dan Novakovski 2007), sehingga pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine akan menurunkan stroke volume (P<0,05). 50

13 Cardiac output (CO) Cardiac output atau curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan ventrikel baik itu dari ventrikel kiri maupun ventrikel kanan ke dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik selama satu menit (Udjianti 2010). Mekanisme homeostatik curah jantung adalah mekanisme yang mengatur jantung serta faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pembuluh darah perifer dan tahanan perifer. Curah jantung bertanggung jawab terhadap transportasi darah (oksigen dan nutrien) untuk menyuplai kebutuhan jaringan (Udjianti 2010). Tabel 12. Pengamatan Cardiac Output anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Cardiac output (L/menit) Xylazine-Ketamine Zolazepam- 0 1,1+0 1, ,9+0 1, ,7+0 1, ,7+0 1, ,7+0 1, ,6+0 1, ,5+0 1, ,5+0 1,6+0 2 Cardiac Output (liter/menit) 1,6 1,2 0,8 0,4 0 Cardiac Output Xylazine-Ketamine Cardiac Output Zolazepam- Gambar 27. Pengamatan Cardiac Output (CO) anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- 51

14 Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemberian kombinasi xylazine-ketamine menurunkan cardiac output (Gambar 27). Peningkatan cardiac output bisa melalui dua cara yaitu pertama jika terjadi peningkatan pada stroke volume dan yang kedua adalah bila terjadi peningkatan pada heart rate, sebaliknya jika stroke volume maupun heart rate menurun maka cardiac output akan menurun. Cardiac output merupakan perkalian antara stroke volume dengan heart rate, jika dirumuskan CO = SV x HR (Lippold & Cogdell 1991). Penurunan cardiac output pada pemberian kombinasi xylazineketamine disebabkan karena xylazine akan berikatan dengan alpha-2 reseptor pada ujung saraf adrenergik dengan mekanisme menghambat pelepasan norepinephrine (Mycek et al. 1997) sehingga terjadi vasodilatasi dari pembuluh darah perifer tubuh yang berdampak pada terjadinya penurunan frekuensi jantung (Flaherty 2003), sedangkan ketamine bekerja dengan menjaga frekuensi jantung supaya tidak turun secara ekstrim setelah pemberian xylazine (Seymour dan Novakovski 2007). Pengukuran stroke volume tergantung dari kemampuan kontraksi otot jantung (Lippold dan Cogdell 1991) dan kontraksi otot jantung ini berhubungan dengan adanya rangsangan dari sistem saraf simpatis (Conville dan Bassert 2002). Jika terjadi penurunan kontraksi otot jantung maka stroke volume akan meningkat hal ini disebabkan karena penurunan kontraksi dari otot jantung akan meluaskan dimensi interna ruang ventrikel jantung sehingga ventrikel akan menampung lebih banyak darah dan jantung akan memompa darah keluar sesuai dengan darah yang masuk, sehingga stroke volume akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan dari kontraksi otot jantung maka dimensi interna ruang ventrikel akan menyempit sehingga ventrikel akan menampung darah lebih sedikit dan darah yang akan dikeluar oleh jantung menjadi lebih sedikit yang mengakibatkan penurunan stroke volume. Pada pemberian kombinasi xylazine-ketamine terjadi peningkatan stroke volume yang disebabkan karena xylazine akan menekan sistem saraf simpatis (Mycek et al. 1997) sehingga akan menurunkan kontraksi dari otot jantung dan berakibat pada peningkatan stroke volume. Karena pada 52

15 pemberian kombinasi xylazine-ketamine terjadi penurunan heart rate dan peningkatan stroke volume maka kombinasi xylazine-ketamine akan menurunkan cardiac output (P<0,05). Kebalikan dengan efek kombinasi xylazine-ketamine, kombinasi zolazepam-tiletamine menyebabkan peningkatan nilai cardiac output (Gambar 27). Peningkatan nilai ini disebabkan karena pemberian tiletamine akan menstimulasi saraf simpatis pada sistem kardiovaskular sehingga terjadi pelepasan norepinephrine oleh reseptor adrenergik yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan berdampak pada terjadinya peningkatan heart rate (Plumb 2003), sedangkan zolazepam mempunyai efek lebih kepada muscle relaxant dan anticonvulsant (Seymour dan Novakovski 2007). Pada sistem kardiovaskular tiletamine juga mempunyai efek meningkatkan kontraksi dan spasmus otot, melalui efek stimulasinya terhadap sistem saraf pusat (Seymour dan Novakovski 2007). Peningkatan kontraksi dari otot jantung akan mengakibatkan penurunan dari stroke volume. Pada pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine terjadi peningkatan heart rate dan menurunkan stroke volume, sehingga pemberian obat ini akan meningkatkan cardiac output (P<0,05). Ejection time (ET) Ejection Time (ET) adalah waktu yang dibutuhkan untuk ventrikel kanan dan kiri berkontraksi mengeluarkan darah ke sirkulasi pulmonum dan sirkulasi sistemik, dihitung dari end-diastole sampai end-systole (Gambar 21) (Penninck dan Anjou 2008). Tabel 13. Pengamatan Ejection Time anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Ejection Time (detik) Xylazine-Ketamine Zolazepam-Teletamine 0 0,24+0 0, ,24+0 0, ,26+0 0, ,26+0 0, ,27+0 0, ,28+0 0, ,29+0 0, ,30+0 0,

16 0,4 Ejection Time (detik) 0,3 0,2 0,1 0 Ejection Time Xylazine-Ketamine Ejection Time Zolazepam-Teletamine Gambar 28. Pengamatan Ejection Time anjing setelah perlakuan pemberian xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemberian kombinasi xylazine-ketamine akan meningkatkan ejection time (ET) (Gambar 28). Peningkatan ini disebabkan efek xylazine pada alpha-2 reseptor dapat menghambat pelepasan norepinephrine (Mycek et al. 1997) sehingga terjadi vasodilatasi dari pembuluh darah perifer tubuh yang berdampak pada terjadinya penurunan frekuensi jantung (Flaherty 2003). Dengan pemberian kombinasi xylazine-ketamine frekuensi jantung akan menurun yang mengakibatkan perpanjangan pada gelombang QRS dan T pada gambar elektrokadiografi, sehingga jarak antara end-diastole ke end-systole menjadi lebih panjang dan akan meningkatan ejection time (P<0,05). Sebalikanya pada pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine terjadia penurunan ejection time (Gambar 28). Penurunan ini disebabkan karena tiletamine mempunyai efek menstimulasi saraf simpatis pada reseptor adrenergik untuk melepas norepinephrine, sehingga menyebabkan terjadinya vasokonstriksi yang berdampak pada terjadinya peningkatan frekuensi jantung (Plumb 2003). Peningkatan frekuensi jantung ini akan memperpendek gelombang QRS dan T pada gambar elektrokadiograpfi, sehingga jarak antara end-diastole ke end-systole menjadi lebih pendek dan akan menurunkan ejection time (P<0,05). 54

17 Fractional shortening (FS) Fractional Shortening (FS) adalah fraksi pemendekkan dari otot jantung. Fractional Shortening (FS) didapat dari perhitungan rumus : FS = (LVIDd LVIDs) : LVIDd ( Panninck dan Anjou 2008 ). Tabel 14. Pengamatan Fractional Shortening anjing setelah perlakuan pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Menit Fractional Shortening (%) Xylazine-Ketamine Zolazepam-Teletamin 0 0,30+0 0, ,27+0 0, ,21+0 0, ,20+0 0, ,19+0 0, ,18+0 0, ,19+0 0, ,20+0 0,35+0 0,4 Fractional Shortening (%) 0,3 0,2 0,1 0 Fractional Shortening xylazin-ketamine Fractional Shortening zolazepam-tiletamine Gambar 29. Pengamatan Fractional Shortening (FS) anjing setelah pemberian Xylazine-Ketamine dan Zolazepam- Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemberian kombinasi xylazine-ketamine akan menurunkan FS (Gambar 29). Penurunan ini disebabkan efek xylazine akan menekan sistem saraf simpatis (Mycek et al. 1997), sehingga akan menurunkan kontraktilitas otot jantung (Udjianti 55

18 2010). Penurunan kontraktilitas otot jantung ini akan mengakibatkan perluasan pada dimensi interna ruang ventrikel kiri baik pada saat sistol maupun diastol. Karena FS di dapat dari perhitungan (LVIDd-LVIDs) : LVIDd (Panninck dan Anjou 2008), maka pemberian kombinasi xylazineketamine akan menurunkan nilai FS (P<0,05). Sebaliknya terjadi peningkatan FS pada pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine. Peningkatan ini disebabkan karena efek tiletamine pada sistem kardiovaskular akan menstimulasi saraf simpatis (Plumb 2003). Efek stimulasi ini akan meningkatkan kontraktilitas otot jantung (Udjianti 2010), sehingga terjadi penyempitan dari dimensi internal ruang ventrikel kiri baik pada saat diastol maupun sistol, sehingga pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine meningkatkan FS (P<0,05). Dari hasil seluruh pengamatan dapat dilihat xylazine yang termasuk pada golongan alpha-2 adrenoreceptor memiliki potensi sedativa dan analgesika. Efek agonist xylazine pada reseptor alpha terletak di jantung yaitu dengan mendepres sistem kardiovaskular (Seymour & Novakovski 2007), melalui penekanannya pada sistem saraf simpatis (Mycek et al. 1997). Pada reseptor alpha-2, xylazine akan menghambat pelepasan norepinephrine yang berdampak pada penurunan frekuensi jantung (Mycek, et. al., 1997), sedangkan ketamine mempunyai efek menstimulasi sistem saraf simpatis (Plumb 2003). Jika dikombinasikan dengan alpha-2 agonis seperti xylazine maka akan terjadi penurunkan efek dari ketamine tersebut (Seymour Novakovski 2007), sehingga pemberian kombinasi xylazineketamine akan menurunkan frekuensi jantung. Penurunan frekuensi jantung ini akan mengakibatkan peningkatan pada ejection time. Sedangkan dampak lain dari pemberian kombinasi xylazine-ketamine adalah terjadinya peningkatan dari dimensi internal ruang ventrikel jantung yang akan diikuti oleh peningkatan dari stroke volume. Penurunan frekuensi jantung yang diikuti oleh peningkatan stroke volume akan berakhir pada terjadinya penurunan dari cardiac output, karena cardiac output merupakan perkalian dari frekuensi jantung dan stroke volume. Kebalikan dengan efek kombinasi 56

19 xylazine-ketamine, kombinasi zolazepam-tiletamine akan meningkatkan frekuensi jantung yang berdampak pada penurunan dari ejection time. Selain efek tadi, kombinasi zolazepam-tiletamine juga akan menurunkan dimensi internal ruang ventrikel jantung yang diikuti oleh penurunan dari stroke volume. Peningkatan frekuensi jantung yang disertai oleh penurunan dari stroke volume akibat dari pemberian kombinasi zolazepam-tiletamine akan meningkatkan cardiac output. Cardiac output menjadi sangat penting karena cardiac output bertanggung jawab terhadap transportasi darah (oksigen dan nutrien) untuk menyuplai kebutuhan jaringan tubuh selama berjalannya operasi. Walaupun kombinasi zolazepam-tiletamine akan meningkatkan cardiac output tapi harus tetap berhati-hati karena pemberian kombinasi ini dapat meningkatkan frekuensi jantung sampai dua kali lipat dari frekuensi jantung nor. 57

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Kuda Pacu Indonesia (KPI) KPI didefinisikan sebagai hasil persilangan antara kuda betina G3 dan pejantan G3, betina G4 dan pejantan G4, atau betina G3 dan pejantan G4 (Soehadji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. Genus. : Canis Spesies. : Canis lupus Subspesies : Canis lupus familiaris

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. Genus. : Canis Spesies. : Canis lupus Subspesies : Canis lupus familiaris TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Anjing Anjing termasuk hewan mamalia pemakan daging atau karnivora. Anjing mengalami domestikasi dari serigala sejak 1500 tahun yang lalu. Taksonomi anjing menurut Linnaeus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Katup aorta memiliki tiga daun katup berbentuk setengah bulan sehingga disebut sebagai katup semilunar. Ketiga daun katup terdiri atas: right coronary (RC), left coronary (LC),

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

Lebih terperinci

PROFIL EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE ANJING KAMPUNG PADA PEMBERIAN KOMBINASI OBAT BIUS XYLAZINE-KETAMINE DAN ZOLAZEPAM-TILETAMINE

PROFIL EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE ANJING KAMPUNG PADA PEMBERIAN KOMBINASI OBAT BIUS XYLAZINE-KETAMINE DAN ZOLAZEPAM-TILETAMINE PROFIL EKHOKRDIOGRFI MOTION-MODE NJING KMPUNG PD PEMBERIN KOMBINSI OBT BIUS XYLZINE-KETMINE DN ZOLZEPM-TILETMINE OLEH Rr. SOESTYORTIH SEKOLH PSCSRJN INSTITUT PERTNIN BOGOR 2011 PERNYTN MENGENI TESIS DN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil pemeriksaan keadaan umum tersebut

Lebih terperinci

GAMBARAN FUNGSI JANTUNG KELINCI DOMESTIK PADA PEMBIUSAN JANGKA PANJANG XYLAZIN- KETAMIN DENGAN PENCITRAAN EKHOKARDIOGRAFI SEPTIANA EKA SARI

GAMBARAN FUNGSI JANTUNG KELINCI DOMESTIK PADA PEMBIUSAN JANGKA PANJANG XYLAZIN- KETAMIN DENGAN PENCITRAAN EKHOKARDIOGRAFI SEPTIANA EKA SARI GAMBARAN FUNGSI JANTUNG KELINCI DOMESTIK PADA PEMBIUSAN JANGKA PANJANG XYLAZIN- KETAMIN DENGAN PENCITRAAN EKHOKARDIOGRAFI SEPTIANA EKA SARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Pacemaker akan menyebabkan jantung berdenyut ± 100X permenit, dalam kenyataannya jantung akan berdenyut antara 60-140 kali permenit tergantung kebutuhan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

Lebih terperinci

SISTEM CARDIO VASCULAR

SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kuda

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kuda 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kuda Menurut Klappenbach (2010), secara ilmiah kuda diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Perissodactyla Family :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING Anggi Faizal Handuto 22020111130034 Nunung Hidayati 22020111130086 Nurul Imaroh 22020111130044 Nur Alifah

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK

MONITORING HEMODINAMIK MONITORING HEMODINAMIK DEFINISI Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Monitoring

Lebih terperinci

PARAMETER EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR POTENSI PERFORMA KUDA PACU INDONESIA BUDHY JASA WIDYANANTA

PARAMETER EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR POTENSI PERFORMA KUDA PACU INDONESIA BUDHY JASA WIDYANANTA PARAMETER EKHOKARDIOGRAFI MOTION-MODE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR POTENSI PERFORMA KUDA PACU INDONESIA BUDHY JASA WIDYANANTA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 11,12 Poplack dan Varat menyatakan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Keseluruhan anjing yang dipergunakan pada penelitian diperiksa secara klinis dan dinyatakan sehat sesuai dengan klasifikasi status klas I yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Editor : Jeanita Suci Indah Sari G1CO15010 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas

Lebih terperinci

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG MARIA ANGELINA SITORUS NPM.153112620120027 FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOMEDIK UNIVERSITAS NASIONAL

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung

TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung 5 TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung Anatomi jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum. Jantung dibungkus oleh suatu lapisan

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH

Lebih terperinci

NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA

NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 NILAI REFERENSI MOTION MODE

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan 71 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Data penggunaan bahan anestetika diperoleh dari kuesioner yang diedarkan secara acak kepada 87 Dokter Hewan praktek melalui survei secara acak dari tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Variabel yang diamati : Gambar 5 Alur penelitian terhadap babi A, B, dan C 1. Gejala pada saat periode induksi 2. Onset anestesi 3. Durasi anestesi 4. Temperatur tubuh ( o C) 5. Frekuensi denyut jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi

Lebih terperinci

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

ANATOMI JANTUNG MANUSIA ANATOMI JANTUNG MANUSIA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV TEKANAN DAN ALIRAN DARAH

BAB IV TEKANAN DAN ALIRAN DARAH BAB IV TEKANAN DAN ALIRAN DARAH Tekanan darah adalah tekanan yang disebabkan oleh desakan darah pada dinding pembuluh darah. Pada umumnya tekanan darah lebih dikenal dengan tekanan darah arteri, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan dari kebugaran jasmani,sehingga masalah kemampuan fisik/jasmani merupakan faktor dasar bagi setiap aktivitas manusia. 5

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH ARTERI Membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh Katup (-) Arteriol : arteri terkecil Anastomosis : persatuan cabang cabang arteri END ARTERI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea merupakan hal yang rutin dilakukan pada anastesi umum. Namun tindakan laringoskopi dan intubasi tersebut dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif meliputi efusi pleura, aritmia, pembentukan trombus pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium

Lebih terperinci

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI Muhammad Reza Jaelani LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II I. Acara Latihan Pengukuran Secra Tak Langsung Tekanan Darah Arteri pada Orang

Lebih terperinci

6. Siklus peredaran darah besar meliputi... a. ventrikel kiri - nadi - seluruh tubuh - atrium kanan

6. Siklus peredaran darah besar meliputi... a. ventrikel kiri - nadi - seluruh tubuh - atrium kanan 1. Zat-zat berikut terlibat aktif dalam proses pembekuan darah, kecuali... a. vitamin K b. fibrinogen c. ion Ca d. hemoglobin e. protombin 2. Katup trikuspid pada jantung terletak di antara... a. Atrium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesehatan Jantung Lansia 2.1.1. Kesehatan Jantung Lansia Kesehatan untuk lansia adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup secara efektif dalam masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (PENENTUAN TEKANAN DARAH, DENYUT NADI, DAN GOLONGAN DARAH) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT Livia Dwi Buana, Tjoeng, 2015 Pembimbing I : Stella Tinia Hasianna,

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading...

Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading... Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading... Saraf simpatik dan parasimpatik termasuk ke dalam sistem saraf tak sadar. Saraf simpatik berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ di tubuh, dan homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi jantung. 1 Hormon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis paling sering terjadi di negara industri dan berkembang. Klasifikasi menurut JNC VII (the Seventh US

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal luas sebagai penyakit kardiovaskular, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan di masyarakat modern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai penambahan massa pada ventrikel kiri sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM SYARAF MANUSIA

BAB VII SISTEM SYARAF MANUSIA BAB VII SISTEM SYARAF MANUSIA Dalam tubuh manusia, semua sistem bekerja secara serentak dan terkoordinasi serta sepenuhnya serasi untuk suatu tujuan yang pasti, yakni agar tubuh tetap hidup. Gerakan terkecil

Lebih terperinci

Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow

Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow Azki Afidati Putri Anfa 1)*, Nadyatul Khaira Huda 2), Nurul Fathjri Rahmayeny 3) Rifqi Ramadhana 4), Selvi Nur Afni 5) 1) NIM. 1410422025,

Lebih terperinci

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gagal Jantung Kongestif 1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak

Lebih terperinci

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO JANTUNG dan PEREDARAN DARAH Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Prinsip dasar sistem sirkulasi Hanya dapat berlangsung jika ada pompa (satu atau lebih) dan saluran di mana darah

Lebih terperinci

REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH

REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH No Komp Pengalaman belajar Materi dan rincian Kegiatan Pembelajaran 2a Menjelaskan fisiologi Pengertian ilmu fisiologi manusia secara umum dan Fisiologi manusia prinsip homeostasis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dari derajat substitusi (0,45-0,7) dan substitusi karbon pada molekul glukosa (C2,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dari derajat substitusi (0,45-0,7) dan substitusi karbon pada molekul glukosa (C2, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hydroxyethyl Starch (HES) Hydroxyethyl Starch (HES) merupakan kelompok senyawa yang didapatkan dari kanji hidroksietil (diperoleh dari jagung). Hidroksietil ditentukan dari derajat

Lebih terperinci

Bunyi Jantung I (BJ I)

Bunyi Jantung I (BJ I) Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Tekanan darah arteri dipengaruhi oleh cardiac output, resistensi perifer dan volume darah (Barrett et al, 2010 dan

Lebih terperinci

ADAPTASI KARDIOVASKULAR TERHADAP LATIHAN FISIK

ADAPTASI KARDIOVASKULAR TERHADAP LATIHAN FISIK ADAPTASI KARDIOVASKULAR TERHADAP LATIHAN FISIK Oleh : Akmarawita kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAK Tujuan latihan adalah meningkatkan kekuatan, ketahanan, kelentukan,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defek septum atrium (atrial septal defect) adalah defek bawaan dimana terdapat lubang pada sekat interatrial yang menghubungkan atrium kanan dan kiri sehingga aliran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG)

Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG) Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG) dr. Ch. Tri Nuryana, M.Kes Terdiri atas: Cor (jantung) sbg pemompa darah Vasa darah sbg jalur transpor Darah sbg medium transpor Fungsi: transpor nutrien & O2, ekskresi

Lebih terperinci

Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.1. :21-27 ISSN : Pebruari 2010

Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.1. :21-27 ISSN : Pebruari 2010 PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN ANESTESI XYLAZIN-KETAMIN HIDROKLORIDA DENGAN ANESTESI TILETAMIN-ZOLAZEPAM TERHADAP CAPILLARY REFILL TIME (CRT) DAN WARNA SELAPUT LENDIR PADA ANJING (COMPARISON EFFECT OF XYLAZINE-KETAMINE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung 2.1.1. Anatomi Jantung Jantung terletak di rongga toraks di antara paru paru. Lokasi ini dinamakan mediastinum (Scanlon, 2007). Jantung memiliki panjang kira-kira

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ANESTESI PROPOFOL DAN ISOFLURANE JANGKA PANJANG TERHADAP FUNGSI KARDIOVASKULAR KELINCI DOMESTIK SITARIA FRANSISKA SIALLAGAN

PENGARUH PENGGUNAAN ANESTESI PROPOFOL DAN ISOFLURANE JANGKA PANJANG TERHADAP FUNGSI KARDIOVASKULAR KELINCI DOMESTIK SITARIA FRANSISKA SIALLAGAN PENGARUH PENGGUNAAN ANESTESI PROPOFOL DAN ISOFLURANE JANGKA PANJANG TERHADAP FUNGSI KARDIOVASKULAR KELINCI DOMESTIK SITARIA FRANSISKA SIALLAGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung Berdasarkan struktur anatomi, jantung hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam detak per menit atau beats per minute (bpm). Frekuensi denyut jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam detak per menit atau beats per minute (bpm). Frekuensi denyut jantung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologis Sistem Kardiovaskuler dan Pernafasan (Kardiorespirasi) 2.1.1. Heart Rate/Frekuensi Denyut Jantung Heart rate adalah jumlah detak jantung per satuan waktu, biasanya

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.. ii SURAT PERNYATAAN.... iii HALAMAN PERNYATAAN..... iv ABSTRACT......... v ABSTRAK.. vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI.... x DAFTAR GAMBAR xiii

Lebih terperinci

HSA 1403 CVS and Hematology

HSA 1403 CVS and Hematology HSA 1403 CVS and Hematology BAHAGIAN A: SOALAN OBJEKTIF [20 markah] Jawab SEMUA soalan di bawah dengan MEMBULATKAN jawapan yang betul pada kertas soalan. 1. Berikut adalah mengenai struktur jantung. A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol dan trigliceride tekanan darah, dan aklimatisasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Cara Kerja Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.pembuluh darah berfungsi

Lebih terperinci

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS ANTAGONIS KOLINERGIK Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Antagonis kolinergik disebut juga obat peng hambat kolinergik atau obat antikolinergik. Yang paling bermanfaat

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. daerah dinding pembuluh darah (Guyton & Hall, 2007). Bila seseorang

BAB 1 PENGANTAR. daerah dinding pembuluh darah (Guyton & Hall, 2007). Bila seseorang BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan tanda vital (vital sign) bagi setiap individu. Tekanan darah adalah tenaga yang digunakan oleh darah dalam setiap satuan daerah dinding pembuluh

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci