HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Irwan Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil pemeriksaan keadaan umum tersebut menunjukkan bahwa nilai debar jantung yang diperoleh masih dalam kisaran normal pada semua anjing. Anjing nomor Tabel 1 Hasil pemeriksaan keadaan umum pada anjing ras Pomeranian Jenis kelamin Umur (tahun) Debar jantung (bpm) Ritme jantung Suara ikutan (murmur)/nilai Total nilai Teratur Tidak ada/ Teratur Tidak ada/ Teratur Tidak ada/ Teratur Tidak ada/ Teratur Tidak ada/ Teratur Teratur Sistolik kelas 3/3 Sistolik kelas 4/ Teratur Sistolik kelas 5/5 5 Nilai referensi * Teratur** Tidak ada** * Sumber : Penninck & d Anjou (2008) ** Sumber : Tilley et al. (2008) Keterangan : nilai 0 = tidak ada suara murmur nilai 1 = murmur sistolik kelas 1 nilai 2 = murmur sistolik kelas 2 nilai 3 = murmur sistolik kelas 3 nilai 4 = murmur sistolik kelas 4 nilai 5 = murmur sistolik kelas 5 nilai 6 = murmur sistolik kelas 6 Debar jantung adalah ukuran kecepatan denyut jantung yang dinyatakan dalam jumlah denyut per menit yang dibutuhkan untuk satu siklus jantung selama 60 detik. Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi pada permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya (Cunningham 2002). Pemeriksaan auskultasi jantung dilakukan untuk mengetahui ritme jantung, yang pada hasil pemeriksaan semua anjing terdengar teratur. Walaupun demikian, pemeriksaan jantung dengan auskultasi menjadi kurang sensitif untuk mendeteksi ritme jantung yang tidak teratur untuk kasus penyakit jantung dapatan (Haggstrom et al. 1995). Pada saat mendeteksi suara ikutan murmur, pada anjing 1 sampai 5 tidak ditemukan adanya kelainan suara jantung yang didengarkan dengan menggunakan
2 31 stetoskop. Pada anjing 6 sampai 8, ditemukan adanya suara ikutan murmur. Suara murmur sistolik kelas 3 ditemukan pada anjing 6, yang mana terdengar murmur yang cukup keras selama sistol. Suara murmur ini disebabkan oleh aliran turbulen darah yang bergerak mundur melewati daun katup yang rusak dari ventrikel kiri kembali ke atrium kiri. Keadaan katup yang menebal biasanya pada salah satu bagian daun katupnya, bisa pada daun katup anterior atau posterior, menyebabkan katup prolaps sehingga suara murmur sistolik kelas 3 dapat terdengar (Pedersen 2000). Suara ikutan ini tidak bisa dideteksi dengan palpasi thoraks tanpa stetoskop. Murmur sistolik kelas 4 terdeteksi pada anjing 7, dengan suara murmur yang cukup keras dan getaran bisa dirasakan dengan palpasi thoraks tanpa stetoskop, memiliki intensitas suara sedang, dikarenakan katup yang prolaps akibat perubahan ketebalan katup pada kedua daun katup mitral anterior dan posterior yang mengalami penebalan dengan derajat cukup berat (Pedersen 2000). Pada anjing 8, terdengar murmur sistolik kelas 5, yang mana suara terdengar sangat keras, dan ada getaran prekordial. Hal ini dikarenakan daun katup mitral anterior dan posterior sudah mengalami penebalan dengan derajat berat, sehingga katup menjadi melipat, dan posisinya mengarah ke atrium kiri. Perubahan katup ini menyebabkan regurgitasi katup mitral akibat katup yang sudah mengalami prolaps yang berat, sehingga dapat terdengar suara murmur sistolik yang sangat keras (Pedersen 2000). Intensitas murmur berkorelasi baik dengan tingkat regurgitasi katup mitral, karena suara murmur menunjukkan tingkat keparahan dari kebocoran katup (Tilley et al. 2008). Murmur jantung adalah getaran berkepanjangan yang terdengar. Murmur sering menunjukkan penyakit jantung, dikaitkan dengan aliran darah kecepatan tinggi atau dengan getaran cairan yang bercampur. Turbulensi cenderung berkembang ketika kecepatan aliran atau viskositas darah menurun. Turbulensi terjadi ketika darah dari pembuluh darah mengalir masuk ke ruang jantung, atau pada saat darah dari ventrikel kiri mengalir balik ke atrium kiri (Tilley et al. 2008). Penyebab umum dari murmur jantung meliputi: 1) stimulasi simpatis seperti olahraga, demam, atau hipertiroidisme. Stimulasi simpatis dapat meningkatkan kecepatan dari ejeksi ke dalam pembuluh darah besar dan juga
3 32 dapat menyebabkan pembuluh darah yang berasal dari ventrikel mengalami obstruksi; 2) anemia, yang menurunkan kekentalan darah; 3) darah mengalir ke pembuluh darah yang mengalami perubahan diameter menjadi lebar lumennya; 4) peningkatan volume aliran di katup jantung yang normal; dan 5) jalur aliran darah yang abnormal dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Diagnosis adanya kemungkinan regurgitasi dengan auskultasi jantung tergantung pada pengalaman dokter hewan, status peredaran darah dan teknik handling pada saat pemeriksaan (Haggstrom et al. 1995). Suara ikutan murmur sulit terdeteksi pada pemeriksaan anjing hanya menggunakan auskultasi saja dengan tingkat regurgitasi katup ringan. Teknik pemeriksaan lebih lanjut menggunakan ekhokardiografi color flow Doppler perlu dilakukan untuk mendiagnosis penyakit pada katup mitral, sehingga derajat regurgitasi katup mitral dapat terdeteksi lebih akurat (Pedersen 2000). Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis pada anjing ras Pomeranian Anjing nomor Batuk/Nilai Gejala klinis Sering pingsan/nilai Kehilangan nafsu makan/nilai Total nilai 1. x/0 x/0 x/ x/0 x/0 x/ x/0 x/0 / /1 x/0 / x/0 x/0 / /1 /1 / /1 /1 / /1 /1 /1 3 Nilai referensi x* x* x** * Sumber : Tilley et al. (2008) ** Sumber : Borgarelli & Haggstrom (2010) Keterangan : batuk kering, nilai 0 = tidak ada (x) nilai 1 sering pingsan, nilai 0 nilai 1 kehilangan nafsu makan, nilai 0 nilai 1 = ada ( ) = tidak ada (x) = ada ( ) = tidak ada (x) = ada ( ) Anjing dengan murmur sistolik kelas 3 sampai 6 dapat terlihat implikasi klinisnya seperti menampilkan anjing dengan laju pernafasan meningkat dan sering sesak nafas, sehingga berkembang menjadi batuk kering. Batuk adalah gejala klinis umum dari penyakit jantung. Batuk pada anjing dengan penyakit
4 33 endokardiosis berkaitan dengan kompresi batang utama bronkus sebelah kiri akibat dari pembesaran atrium kiri. Ukuran atrium kiri yang membesar menyebabkan adanya peningkatan tekanan pada batang utama bronkus kiri sehingga dapat menstimulasi adanya batuk kering (Borgarelli & Haggstrom 2010). Ketika melakukan kegiatan berlebihan, anjing sering pingsan, yang mana terjadi sekunder akibat aritmia jantung sementara (Tilley et al. 2008). Gejala lain adalah kelemahan episodik bagian belakang, gusi kebiruan atau sianosis, kulit pucat, perut buncit serta ataksia, yang disebut presyncope. Ketika gejala ini terjadi dalam kombinasi dengan hilangnya kesadaran, penglihatan anjing menjadi samar dikarenakan penurunan secara tiba-tiba aliran darah ke otak (Eldredge et al. 2007). Anjing menjadi kehilangan nafsu makan, sehingga penurunan berat badan atau cachexia, dan hilangnya massa otot sering terjadi. Pada tahap akhir, endokardiosis derajat berat menyebabkan CHF (Borgarelli & Haggstrom 2010). Hasil pemeriksaan berdasarkan ekhokardiografi B-mode setiap anjing dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun pada anjing 1 merupakan anjing ras Pomeranian yang secara klinis sehat dan tidak terdeteksi mengalami kelainan pada endokardium. Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan posisi short axis view dapat dilihat pada Gambar 8. Pada anjing 1 didiagnosis tidak terkena penyakit jantung. Pada anjing 2 sampai 8, ekhogenitas dari endokardium lebih tebal dibandingkan yang normal, namun echo yang dihasilkan masih berwarna putih atau hiperekhoik, hanya saja terlihat lebih kontras. Hal ini dikarenakan echo yang dihasilkan tinggi atau bright untuk ekhokardiogram endokardium, yang mana normalnya endokardium tersusun dari jaringan ikat (Mannion 2006). Pada ekhokardiografi, derajat echo yang tinggi dari endokardium disebabkan oleh jaringan ikat yang bersifat highly reflective interface, yang mana hasil ekhogenitasnya menjadi hiperekhoik yang sangat kontras terlihat garis putih yang tebal (Mannion 2006). Semakin tebal endokardium karena pengendapan glukosaminoglikan menyebabkan pembentukkan jaringan ikat yang berlebihan, yang memisahkan spongiosa bundel kolagen dalam fibrosa atau terjadi proses fragmentasi pada jaringan ikat endokardium (Pedersen 2000). Ketebalan endokardium terlihat bervariasi ada yang cukup tebal dan sampai sangat tebal. Pada anjing 2, endokardiumnya mengalami penebalan
5 34 dengan derajat ringan seperti pada Gambar 9. Pada anjing 3 sampai 5, endokardiumnya mengalami penebalan dengan derajat sedang, sedangkan pada anjing 6 dan 7, endokardiumnya mengalami penebalan dengan derajat cukup berat seperti pada Gambar 10. Pada anjing 8, endokardiumnya mengalami penebalan dengan derajat berat seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Anjing nomor Tabel 3 Hasil ekhokardiografi B-mode pada anjing ras Pomeranian Ekhotekstur endokardium Ekhotekstur katup mitral Pergerakan Ekhogenitas/ Nilai Ketebalan/ Nilai Ekhogenitas/ Nilai Ketebalan/ Nilai katup mitral 1. Hiperekhoik/0 Tipis/0 Hiperekhoik/0 Tipis/0 TAK/ Hiperekhoik/0 Tebal (+)/1 Hiperekhoik/0 Tebal (+)/1 TAK/ Hiperekhoik/0 Tebal (++)/2 Hiperekhoik/0 Tebal TAK/0 4 (++)/2 4. Hiperekhoik/0 Tebal (++)/2 Hiperekhoik/0 Tebal (+)/1 TAK/ Hiperekhoik/0 Tebal (++)/2 Hiperekhoik/0 Tebal TAK/0 4 (++)/2 6. Hiperekhoik/0 Tebal Hiperekhoik/0 Tebal Prolaps/ 8 (+++)/3 (++)/ Hiperekhoik/0 Tebal Hiperekhoik/0 Tebal Prolaps/ 9 (+++)/3 (+++)/ Hiperekhoik/0 Tebal (++++)/4 Hiperekhoik/0 Tebal (++++)/4 Prolaps/ 3 11 Hiperekhoik* Tipis* Hiperekhoik* Tipis* TAK* Nilai referensi * Sumber : Pedersen (2000) & Mannion (2006) Keterangan : tipis : ketebalan derajat normal tebal (+) : penebalan derajat ringan tebal (++) : penebalan derajat sedang tebal (+++) : penebalan derajat cukup berat tebal (++++) : penebalan derajat berat tidak ada kelainan (TAK) : katup membuka dan menutup sempurna Keterangan : ekhogenitas, nilai 0 = hiperekhoik Ketebalan, nilai 0 = tipis nilai 1 = tebal (+) nilai 2 = tebal (++) nilai 3 = tebal (+++) nilai 4 = tebal (++++) pergerakan katup mitral, nilai 0 = tidak ada kelainan (TAK) nilai 3 = katup prolaps Total nilai Hasil interpretasi ekhokardiografi B-mode dengan posisi long-axis view, ekhogenitas katup mitral anjing 1 adalah hiperekhoik dengan ketebalan katup yang tipis, seperti dapat dilihat pada Gambar 12. Anjing 2 sampai 8, terlihat hiperekhoik dikarenakan echo yang dihasilkan tinggi atau bright untuk
6 35 ekhokardiogram katup mitral, yang mana normalnya katup tersusun dari jaringan ikat sama seperti endokardium (Mannion 2006). IVS PM LVW LV PM Gambar 8 Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan endokardium tipis. Keterangan: posisi short-axis view. skala garis putih = 1 cm. Gambar 9 Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan endokardium tebal derajat ringan. Keterangan: posisi short-axis view. skala garis putih = 1 cm. PM IVS LVID PM LVW PM PM Gambar 10 Pencitraan ekhokardiografi B- mode dengan endokardium tebal derajat cukup berat. Keterangan: posisi short-axis view. skala garis putih = 1 cm. Gambar 11 Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan endokardium tebal derajat berat. Keterangan: posisi short-axis view. skala garis putih = 1 cm. Keterangan : IVS = septa interventrikular LVW = dinding ventrikel kiri LVID = dimensi ruang ventrikel kiri LV = ventrikel kiri PM = otot papillari Pada katup mitral anjing 2, terlihat katup mulai mengalami penebalan dengan derajat ringan. Pada anjing 3 sampai 8 terlihat katup mengalami penebalan dengan derajat yang berbeda-beda. Penebalan katup dapat dilihat pada
7 36 Gambar 13. Katup mitral yang mengalami penebalan, mempengaruhi efektifitas dari kerja katup tersebut. Semakin katup menebal, semakin sulit katup bekerja dengan efisien untuk dapat membuka dan menutup sempurna, yang dapat ditemukan pada kasus penyakit katup mitral endokardiosis (Pedersen 2000). LVID PML AML LA LVID AML PML LA Gambar 12 Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan katup mitral tipis. Keterangan: katup dalam keadaan menutup sempurna. posisi long-axis view. skala garis putih = 1 cm. Keterangan: LVID = dimensi ruang ventrikel kiri LA = atrium kiri AML = daun katup mitral anterior PML = daun katup mitral posterior katupnya. Gambar 13 Pencitraan ekhokardiografi B- mode dengan katup mitral tebal. Keterangan: katup yang menebal dalam keadaan posisi menutup. posisi long-axis view. skala garis putih = 1 cm. Parameter lain yang diamati dari katup mitral, adalah pergerakan Pada anjing 2 sampai 5, tidak terlihat adanya kelainan dalam pergerakan katup untuk membuka atau menutup sempurna, meskipun pada anjing 2 sampai 5, katup mitralnya telah mengalami penebalan. Anjing 6 sampai 8, ditemukan adanya kelainan, dimana katup mengalami prolaps. Pada anjing 6 dan 7, mengalami prolaps ringan seperti pada Gambar 14. Anjing 8 terlihat katup mitralnya prolaps dengan derajat yang lebih berat, dimana terjadi juga penebalan katup dengan derajat berat sehingga mengganggu kerja katup, dapat dilihat pada Gambar 15.
8 37 AML PML Gambar 14 Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan katup mitral prolaps ringan. Keterangan: keadaan katup sedang menutup kurang sempurna (terlihat celah kecil). posisi long-axis view. skala garis putih = 1 cm. Keterangan: LVID = dimensi ruang ventrikel kiri LA = atrium kiri AML = daun katup mitral anterior PML = daun katup mitral posterior Gambar 15 Pencitraan ekhokardiografi B- mode dengan katup mitral prolaps berat. Keterangan: keadaan katup sedang menutup tidak sempurna (terlihat ada celah yang besar). posisi long-axis view. skala garis putih = 1 cm. Penebalan katup akibat pengendapan glukosaminoglikan di spongiosa dan lapisan fibrosa pada daun katup dan katup mitral yang berdegenerasi. Proses tersebut menjadi bertambah parah dengan pembentukkan jaringan ikat yang berlebih yang mengendap dan memisahkan spongiosa bundel kolagen dalam fibrosa. Pada katup terjadi proses fragmentasi, membuat katup kehilangan fleksibilitas, terjadi penebalan dan pemendekan daun katup. kemudian serat pada chordae tendineae menjadi kaku, sehingga chordae tendineae harus memperpanjang bagiannya agar dapat bekerja efisien. Daun katup mitral menjadi mengalir mundur dari ventrikel kiri kembali ke atrium kiri. Ketika kondisi semakin memburuk, menyebabkan daun katup melipat, membalikkan fungsi normalnya, menjadi kelainan fungsi, yaitu memindahkan darah ke atrium kiri. Lebih banyak darah yang dipompa maka darah yang berasal dari arus balik pun lebih banyak melewati katup, menyebabkan ventrikel kiri mengalami penebalan pada ototnya dan ruang ventrikel pun membesar untuk menyesuaikan keadaan. Ekhogenitas dan ketebalan dari daun katup jelas tergantung pada ukuran hasil yang didapat dan berguna untuk membandingkan daun katup mitral dengan struktur lain pada kedalaman yang sama seperti daun katup aorta atau dinding aorta posterior (Pedersen 2000). Posisi left apical 4-chamber view merupakan posisi yang paling baik untuk mendiagnosis anjing dengan endokardiosis, karena
9 38 dapat menunjukkan daun katup mitral yang menebal dan tidak teratur (Borgarelli & Haggstrom 2010). Hasil pemeriksaan berdasarkan ekhokardiografi M-mode setiap anjing dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil ekhokardiografi M-mode ketebalan otot dan dimensi ruang jantung pada anjing ras Pomeranian Anjing Ketebalan otot ventrikel kiri Dimensi ruang ventrikel kiri Fraksi Total nomor (mm) (mm) pemendekan nilai Sistol/Nilai Diastol/Nilai Sistol/Nilai Diastol/Nilai (%)/Nilai /0 8.34/ / /0 28/ /0 6.12/ / /0 33/ /1 7.97/ / /0 42/ /0 5.65/ / /0 43/ /0 5.64/0 7.37/ /0 56/ /1 8.00/2 8.23/ /0 53/ /0 7.29/ / /0 39/ /2 7.9/1 8.34/ /2 72/3 8 Nilai 6-10* 4-6* 8-16* 16-28* 25-45* referensi *Sumber : Penninck & d Anjou (2008) Keterangan : ketebalan otot ventrikel kiri saat sistol, nilai 0 = 6-10 mm nilai 1 = mm nilai 2 = mm nilai 3 = lebih dari 14 mm ketebalan otot ventrikel kiri saat diastol, nilai 0 = 4-6 mm nilai 1 = 6-8 mm nilai 2 = 8-10 mm nilai 3 = lebih dari 10 mm dimensi ruang ventrikel kiri saat sistol, nilai 0 = 8-16 mm nilai 1 = mm nilai 2 = mm nilai 3 = lebih dari 20 mm dimensi ruang ventrikel kiri saat diastol, nilai 0 = mm nilai 1 = mm nilai 2 = mm nilai 3 = lebih dari 32 mm fraksi pemendekan (%), nilai 0 = nilai 1 = nilai 2 = nilai 3 = lebih dari 65 Pencitraan M-mode untuk pengukuran ketebalan otot ventrikel kiri dengan nilai left ventricular posterior wall thickness (LVW) saat sistol dan diastol, untuk pengukuran dimensi ruang ventrikel kiri dengan nilai left ventricular internal dimension (LVID) saat sistol dan diastole, kemudian nilai fractional shortening (FS) digunakan untuk mengetahui daya kerja ventrikel. Menurut Schille & Skrodzki (1999), fraksi pemendekan digunakan sebagai acuan apa hewan terkena dilated cardiomyopathy atau hypertrophic cardiomyopathy. Diameter aorta
10 39 (AOD) dan atrium kiri (LAD) dihitung untuk melihat nilai rasio LAD:AOD, sehingga dapat diketahui adanya dilatasi pada atrium kiri. Nilai LAD:AOD yang normal seharusnya 1:1 tetapi apabila ada dilatasi atrium kiri nilai LAD:AOD >1 (Penninck & d Anjou 2008). Anjing 1 merupakan anjing yang sehat dan dijadikan parameter hewan sehat untuk dibandingkan dengan anjing ras Pomeranian yang sakit terkena endokardiosis. Pada anjing 2, yaitu anjing pom jantan dengan umur 2.5 tahun, terkena endokardiosis ringan, terlihat penebalan dinding otot ventrikel dari parameter LVW, tapi tidak terlalu tebal, dengan nilai fraksi pemendekan sebesar 33%. Pada anjing 3, yaitu anjing pom jantan dengan usia 13 tahun, terkena endokardiosis ringan yang mana hanya terjadi penebalan otot ventrikel kiri, meskipun derajat ketebalan dinding cukup parah, yaitu sebesar mm pada saat sistol dan 7.97 pada saat diastol. Anjing ini memiliki nilai fraksi pemendekan sebesar 42%. Demikian sama halnya pada anjing 4, yaitu anjing pom jantan dengan usia 13 tahun, yang juga terkena endokardiosis ringan. Penebalan otot ventrikel kiri jelas terlihat. Nilai dari fraksi pemendekan sebesar 43%. Pada anjing 5, yaitu anjing pom betina dengan usia 13 tahun, mengalami endokardiosis dengan derajat ringan hampir menuju derajat sedang, dikarenakan nilai fraksi pemendekan yang lebih dari kisaran normal yaitu sebesar 56%, dapat didiagnosis hewan terkena hypertrophic cardiomyopathy disease yang cukup parah, didukung juga oleh penebalan otot ventrikel kiri. Pada anjing 6, yaitu anjing pom jantan umur 13 tahun, yang terkena endokardiosis derajat sedang, dikarenakan adanya ketebalan otot ventrikel kiri yang signifikan dari nilai LVW yaitu sebesar mm pada saat sistol dan 8.00 mm pada saat diastol, serta nilai fraksi pemendekan sebesar 53%, berada diatas nilai normal, sehingga hewan didiagnosis terkena hypertrophic cardiomyopathy disease yang cukup parah juga. Anjing 7 yaitu anjing pom betina dengan usia 14 tahun, yang mana usianya sudah tua, dari hasil ekhokardiografi M- mode dapat diketahui terjadi penebalan otot ventrikel kiri saat sistol dan diastol yang signifikan dan peningkatan dimensi ruang ventrikel kiri pada saat sistol dengan nilai LVW mm.
11 40 Pada anjing 8, yaitu anjing pom jantan usia 11 tahun, terkena endokardiosis dengan derajat parah. Peningkatan dimensi ruang ventrikel kiri yang tinggi dengan nilai sebesar mm pada saat diastol, serta adanya penebalan otot ventikel kiri yang parah terlihat dari nilai LVW saat sistol maupun diastol. Nilai fraksi pemendekan yang sangat luar biasa tinggi sebesar 72%, didiagnosis anjing terkena hypertrophic cardiomyopathy disease sangat parah. Jika kondisi ini terus berlanjut, chordae tendineae akan putus dan katup mitralnya akan ruptur, otot semakin menebal parah sehingga sulit jantung memompa dengan normal disertai lumen yang mengecil, serta tekanan tinggi dari arus bolak-balik yang bergolak menyebabkan darah ventrikel kiri dan atrium kiri bercampur, menambah parah derajat endokardiosisnya. Pada penelitian ini, anjing 8 telah meninggal akibat CHF, lanjutan dari tahap parah penyakit endokardiosis. Penebalan LVW dianggap sebagai bentuk dari sebuah adaptasi dari sel-sel miokard untuk mengurangi stres yang terkait dengan pelebaran dinding kamar. Dilatasi ventrikel kiri dan atrium kiri, serta penebalan septa interventrikular, sehingga terjadi peningkatan massa pada ventrikel kiri. Peningkatan tekanan sistolik ventrikel kiri juga mempengaruhi keadaan massa pada ventrikel kiri, keadaan septa interventrikular juga kondisi dilatasi ventrikel kiri (Constable et al. 1994). Pemeriksaan menggunakan ekhokardiografi M-mode, untuk memperoleh nilai rasio LAD:AOD dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 5. Pada anjing 3 dan 5, nilai rasio LAD:AOD adalah 1:1 mengindikasikan bahwa tidak ada pembesaran atrium kiri, sedangkan pada anjing 2,4,6,7, dan 8, terdiagnosis adanya pembesaran atrium kiri karena nilai rasio LAD:AOD >1. Dilatasi atrium kiri dengan derajat ringan, ditunjukkan dengan nilai rasio LAD:AOD >1.5, sedangkan untuk derajat sedang mendekati parah ditunjukkan dengan nilai rasio LAD:AOD >2 (Morgan 2008). Nilai dari diameter atrium kiri pada anjing 4, 7, dan 8 sudah mendekati nilai batas atas normal dari ukuran dimensi atrium kiri. Anjing 8, mengalami pembesaran atrium kiri yang parah dengan derajat berat, yang ditunjukkan dengan nilai rasio LAO:AOD >2 yaitu 1:2.25.
12 41 Tabel 5 Hasil ekhokardiografi M-mode diameter aorta dan dimensi ruang atrium kiri pada anjing ras Pomeranian Anjing Nomor Diameter aorta (AOD) dalam mm/nilai Dimensi ruang atrium kiri (LAD) dalam mm/nilai Perbandingan LAD:AOD/Nilai Total nilai / /0 1:1/ /0 13/0 1:1.5/ / /0 1:1/ /0 17.9/0 1:1.84/ /0 11/0 1:1/ /1 14/0 1:1.82/ /0 8/ /1 18/1 1:2/3 1:2.25/3 Nilai referensi 8-13* 8-18* 1:1* *Sumber : Penninck & d Anjou (2008) Keterangan : AOD, nilai 0 = 8-13 mm nilai 1 = mm nilai 2 = mm nilai 3 = lebih dari 17 mm LAD, nilai 0 = 8-18 mm nilai 1 = mm nilai 2 = mm nilai 3 = lebih dari 22 mm LAD:AOD, nilai 0 = 1:1 nilai 1 = 1:1 sampai 1:1.5 nilai 2 = 1:1.5 sampai 1:2 nilai 3 = 1:2 sampai 1:2.5 Kebocoran darah melalui katup mitral yang rusak dari bagian belakang ventrikel kiri ke atrium kiri jantung. Secara fisiologis atrium pun akhirnya secara bertahap mulai membengkak dan membesar, yang disebut remodelling miokard. Remodelling miokard pada atrium kiri berfungsi untuk mengakomodasi kelebihan darah, karena ada penurunan kemampuan ventrikel kiri untuk menyediakan darah yang cukup untuk memenuhi tuntutan seluruh tubuh. Jantung kemudian harus memompa lebih keras dan lebih cepat, untuk memenuhi permintaan tersebut. Daun katup mitral anterior ataupun posterior terlihat berpindah ke arah atrium kiri. Ada suatu kondisi prolaps dari bagian tengah daun katup mitral dengan penampilan katup seperti parasut. 4 4 Diantara variabel-variabel tersebut, pembesaran atrium kiri tampaknya merupakan indikator independen yang paling dapat diandalkan. Anjing tanpa pembesaran atrium kiri memiliki waktu kelangsungan hidup secara signifikan lebih lama (Borgarelli & Haggstrom 2010). Pada tahap akhir, chordae tendineae kadang-kadang putus, dan jika dibiarkan
13 42 keadaan seperti ini menyebabkan katup mitral ruptur sepenuhnya (Pedersen 2000). Pada pemeriksaan menggunakan ekhokardiografi CFD, yang dapat dilihat pada Tabel 6, menunjukkan bahwa pada anjing 2 sampai 5 tidak terdeteksi adanya regurgitasi katup mitral, yang dapat dilihat pada Gambar 16. Pada anjing 6 dan 7, terdeteksi adanya regurgitasi katup mitral dengan derajat ringan seperti pada Gambar 17. Tabel 6 Hasil ekhokardiografi color flow Doppler pada anjing ras Pomeranian Anjing nomor Regurgitasi katup mitral/nilai Total nilai 1. tidak ada/ tidak ada/ tidak ada/ tidak ada/ tidak ada/ ada (+)/ ada (+)/ ada (++)/6 6 Keadaan normal tidak ada* *Sumber : Pedersen (2000) Keterangan: (+) = derajat ringan (++) = derajat sedang (+++) = derajat berat Keterangan: regurgitasi katup mitral, nilai 0 = tidak ada regurgitasi katup nilai 2 = ada regurgitasi ringan (+) nilai 4 = ada regurgitasi sedang (++) nilai 6 = ada regurgitasi berat (+++) Ao LVID LVID LA LVID LA LA Gambar 16 Pencitraan ekhokardiografi color flow Doppler tanpa regurgitasi katup mitral. Keterangan: posisi short-axis view. Gambar 17 Pencitraan ekhokardiografi color flow Doppler dengan regurgitasi katup mitral ringan. Keterangan: posisi long-axis view. Gambar 18 Pencitraan ekhokardiografi color flow Doppler dengan regurgitasi katup mitral berat. Keterangan: posisi short-axis view. Keterangan : ruang ventrikel kiri (LVID), atrium kiri (LA), aorta (Ao)
14 43 Ukuran jet size <30% pada atrium kiri, mengindikasikan regurgitasi katup mitral dengan derajat ringan, sedangkan untuk ukuran jet size >50% pada atrium kiri, mengindikasikan regurgitasi katup mitral derajat sedang (Morgan 2008), yang mana kasus ini tidak ditemukan pada penelitian ini. Anjing 8 seperti pada Gambar 18, terlihat pada daerah atrium kiri regurgitasi katup mitralnya sangat parah dengan ukuran jet size yang besar diatas 5-6 m/sec, mengindikasikan adanya peningkatan tekanan pada daerah atrium kiri (Morgan 2008). Pada anjing dengan penyakit katup mitral atau endokardiosis, indikasi derajat regurgitasi katup mitral dapat diketahui pada diameter akhir diastolik ventrikel kiri dan ukuran atrium kiri. Penilaian langsung dari derajat regurgitasi katup mitral dapat dilakukan dengan ekhokardiografi yang memungkinkan warna pemetaan aliran harus dilakukan dengan CFD, agar lebih akurat. Hal ini juga memungkinkan untuk mengevaluasi anjing dengan derajat regurgitasi katup mitral ringan ataupun yang sedang, yang seringkali tidak terlihat pembesaran jantung. Metode CFD banyak digunakan untuk membuat penilaian derajat regurgitasi katup mitral yang berguna untuk mengukur ukuran jet regurgitasi. Posisi pemeriksaan ekhokardiografi untuk hasil CFD harus dilakukan dengan posisi anjing left apical four-chamber view agar mendapatkan nilai derajat regurgitasi katup mitral yang tepat. Regurgitasi katup mitral disebabkan oleh aliran turbulen darah, dengan tekanan yang sangat tinggi melalui daun katup yang rusak. Warna turbulensi terbentuk karena ada arus mundur atau arus balik yang tidak sewajarnya, dimana terlihat warna merah dan biru yang bercampur, mengindikasikan adanya kebocoran katup (Penninck & d Anjou 2008). Dari hasil ekhokardiografi yang diperoleh, diketahui bahwa endokardiosis dapat ditemukan dalam beberapa tipe, yang dapat dilihat pembagiannya pada Tabel 7, yaitu endokardiosis derajat ringan, derajat sedang, dan derajat berat. Pada endokardiosis derajat ringan, terlihat hanya adanya penebalan otot ventrikel dan katup mitral, pembesaran atrium kiri atau terjadi hipertrofi jantung sebelah kiri yang ringan. Pada daerah sekitar otot papillari dan chordae tendineae mengalami penebalan, serta pada katup mitral anterior maupun posterior juga menebal. Murmur jantung tidak terdeteksi pada saat auskultasi jantung.
15 44 Anjing Nomor Tabel 7 Hasil nilai total pada anjing ras Pomeranian Total nilai Nilai total keseluruhan Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Ringan Ringan Ringan Ringan Keterangan : derajat endokardiosis ringan = nilai 1 15 sedang = nilai parah = nilai Tipe endokardiosis derajat sedang terlihat penebalan otot ventrikel, pembesaran atrium kiri dan katup mitral yang menebal secara signifikan. Katup mitralnya terlihat prolaps, sehingga regurgitasi katup mitral dapat terdeteksi. Hal ini diketahui juga pada saat auskultasi jantung dengan temuan murmur jantung, yaitu murmur sistolik kelas 3 dan 4. Pada endokardiosis derajat parah, katup mitralnya mengalami prolaps yang berat. Kondisi otot papillari yang menebal, menyebabkan chordae tendineae memanjang untuk menyesuaikan keadaan pada saat menarik katup mitral. Otot ventrikel semakin menebal dan darah dipompa sangat cepat, sehingga jika keadaan ini terus berlangsung, chordae tendineae dapat menjadi putus. Pada tahap ini, dimana otot sudah menebal sangat parah. Lumen mengecil sehingga jantung memompa penuh darah dengan sangat cepat. Keadaan katup yang putus dan darah mengalir balik dari ventrikel kiri ke atrium, membuat keadaan jantung semakin bertambah parah. Regurgitasi katup mitral terlihat dengan derajat berat, bersamaan dengan hadirnya murmur sistolik kelas 5. Hal inilah yang dapat menjadi faktor predisposisi penyakit CHF pada anjing (Haggstrom et al. 2009) Derajat endokardiosis Ringan Sedang Sedang Parah
BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian
Lebih terperinciEkhokardiografi Endokardiosis Penyakit Katup Mitral Jantung Anjing
ISSN : 1411-8327 Ekhokardiografi Endokardiosis Penyakit Katup Mitral Jantung Anjing (ECHOCARDIOGRAPHY OF ENDOCARDIOSIS MITRAL VALVE HEART DISEASE IN DOGS) Deni Noviana 1, Retno Wulandari 1, Retno Wulansari
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Katup aorta memiliki tiga daun katup berbentuk setengah bulan sehingga disebut sebagai katup semilunar. Ketiga daun katup terdiri atas: right coronary (RC), left coronary (LC),
Lebih terperinciEKHOKARDIOGRAFI PENYAKIT KATUP MITRAL ENDOKARDIOSIS PADA ANJING RETNO WULANDARI
EKHOKARDIOGRAFI PENYAKIT KATUP MITRAL ENDOKARDIOSIS PADA ANJING RETNO WULANDARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT RETNO WULANDARI. Echocardiography of Endocardiosis
Lebih terperinciBunyi Jantung I (BJ I)
Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Pemeriksaan Fisik dan Jantung Hasil pemeriksaan fisik yang meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi jantung menunjukkan bahwa kelima hewan yang digunakan dalam
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciTutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK
Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK LISTRIK JANTUNG impuls listrik dari SA node melalui atrium AV node berkas His serabut
Lebih terperinciCurah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi
Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume
Lebih terperinciBAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER
BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat
Lebih terperinciPEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop
PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran
Lebih terperinciSISTEM CARDIOVASCULAR
SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
Lebih terperinci6. Siklus peredaran darah besar meliputi... a. ventrikel kiri - nadi - seluruh tubuh - atrium kanan
1. Zat-zat berikut terlibat aktif dalam proses pembekuan darah, kecuali... a. vitamin K b. fibrinogen c. ion Ca d. hemoglobin e. protombin 2. Katup trikuspid pada jantung terletak di antara... a. Atrium
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
24 HASIL DAN PEMBAHASAN Kuda Pacu Indonesia (KPI) KPI didefinisikan sebagai hasil persilangan antara kuda betina G3 dan pejantan G3, betina G4 dan pejantan G4, atau betina G3 dan pejantan G4 (Soehadji
Lebih terperinciPENYAKIT KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat
Lebih terperincisistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia
sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi mengantarkan oksigen,nutrien,dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa metabolisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS
SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
36 HASIL DAN PEMBAHASAN Kasus 1 Tabel 2 Rekam medis Whisky Breed Gender Age Pomeranian jantan Signalement Presenting Complaint 5 tahun Auskultasi jantung lub dub, dan Gejala batuk masih bagus karena tidak
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 11,12 Poplack dan Varat menyatakan,
Lebih terperinciGambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal
Lebih terperinciCARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR
CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi
Lebih terperinciLAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG
LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG MARIA ANGELINA SITORUS NPM.153112620120027 FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOMEDIK UNIVERSITAS NASIONAL
Lebih terperinciSISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt
SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya
Lebih terperinciPENYAKIT MIOKARDIUM. Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan
Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan (acquired heart disease) yang paling umum ditemukan pada anjing. Bentuk yang paling umum dari penyakit miokardium tersebut adalah kardiomiopati
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5 2.2. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Lebih terperinciA. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung
Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesehatan Jantung Lansia 2.1.1. Kesehatan Jantung Lansia Kesehatan untuk lansia adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup secara efektif dalam masyarakat dan
Lebih terperinciNILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA
NILAI REFERENSI MOTION MODE (M-MODE) ECHOCARDIOGRAPHY NORMAL PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) DEVI PARAMITHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 NILAI REFERENSI MOTION MODE
Lebih terperinciCara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia
Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Editor : Jeanita Suci Indah Sari G1CO15010 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Cara Kerja Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.pembuluh darah berfungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Menurut PERMENKES RI nomor 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
Lebih terperinciECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Ekokardiografi di ICU Penggunaan echokardiografi di ICU meningkat, non-invasif Instabilitas HD
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Oleh : Lie Willeon Wijaksono (1050888) Merriam Novitalia (1050897) Yenny Mayasari Liem (1050901) Emi Puspasari (1050902)
Lebih terperinciSistem Peredaran Darah Manusia
Sistem Peredaran Darah Manusia Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu
Lebih terperinciINTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA
INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung
Lebih terperinciA. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera
A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi
Lebih terperinciDr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciKontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung
Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Pacemaker akan menyebabkan jantung berdenyut ± 100X permenit, dalam kenyataannya jantung akan berdenyut antara 60-140 kali permenit tergantung kebutuhan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur tubuh hewan merupakan keseimbangan antara produksi panas tubuh yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jantung dan pembuluh darah (26,3%). Ditemukan angka kematian akibat penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2001, sebab utama kematian
Lebih terperinciBAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG
BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG A. PENDARULUAN Jantung dan pembuluh darah merupakan dua komponen struktural sistem peredaran darah yang berperan dalam mempertahankan sirkulasi darah sehingga pertukaran oksigen,
Lebih terperinciSTRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner
Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai penambahan massa pada ventrikel kiri sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan
Lebih terperinciANATOMI JANTUNG MANUSIA
ANATOMI JANTUNG MANUSIA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2 1. Penyakit yang dapat,memicu terjadinya stroke adalah... Varises Polisitemia Hipertensi Kunci Jawaban : D Hipertensi (tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar (Bibos banteng) yang mempunyai kekhasan tertentu bila dibandingkan dengan sapi-sapi lainnya.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam landasan teori ini, akan dibahas tentang teori teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari aplikasi yang akan dibuat. 2.1 Auskultasi Jantung Suara jantung adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung 2.1.1. Anatomi Jantung Jantung terletak di rongga toraks di antara paru paru. Lokasi ini dinamakan mediastinum (Scanlon, 2007). Jantung memiliki panjang kira-kira
Lebih terperinciJANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB
Lebih terperinciSOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN
SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER 1. Tujuan pembelajaran Mahasiswa dapat melakukan teknik pemeriksaan fisik jantung dan pembuluh darah melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciSistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. 1. Jantung Jantung mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung disebabkan oleh beberapa keadaan yang menyebabkan kerusakan otot jantung, termasuk Coronary Artery Disease (CAD), heart attack, kardiomiopati dan keadaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ di tubuh, dan homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi jantung. 1 Hormon
Lebih terperinciSTENOSIS MITRALIS. DEF; tidak membukanya katup mitral secara sempurna saat diastolik akibat perubahan struktur katup blok aliran darah
STENOSIS MITRALIS DEF; tidak membukanya katup mitral secara sempurna saat diastolik akibat perubahan struktur katup blok aliran darah Etio : 1. P. j. rematik ( >90) dan ± 40% GJ. Wanita>pria 2. Miksoma
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan
Lebih terperinciENTROPION PADA KUCING
ENTROPION PADA KUCING (16 Nov 2017) ENTROPION PADA KUCING Apa yang Dimaksud Dengan Entropion Entropion adalah kondisi dimana kelopak mata (palpebra) bagian bawah berbalik ke dalam. Entropion juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan jantung kongenital terbanyak. Kejadiannya sekitar 20-30 % dari kelainan jantung kongenital.
Lebih terperinciTopik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.
Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan darah seseorang pada posisi berbaring,duduk,berdiri,dan setelah berlari. 2. Melakukan tes peningkatan tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruk, dan memerlukan biaya perawatan yang mahal. 1 Jumlah pasien PGK secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang terus meningkat, mempunyai prognosis buruk, dan memerlukan biaya
Lebih terperinciSKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM :
TITLE DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DISPLAY SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : 10198028 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KOMPUTER
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Namun demikian, kemajuan yang sangat pesat dari teknologi tersebut juga memberikan dampak negatif
Lebih terperinciDitulis oleh Giyati Sabtu, 24 Oktober :31 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 03 November :42
Pembimbing : Dr. Edial Sanif, Sp. JP,FIHA Disusun oleh : Giyati (110.2004.097)SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD GUNUNG JATI CIREBON 2009 Pendahuluan Riwayat dan epidemiologi gagal jantung pada dewasa muda sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2016 Juli 2016
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Tempat dan waktu penelitian 3.1.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang 3.1.1.2 Waktu
Lebih terperinciWhat should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery
What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi
Lebih terperinciKarna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)
1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kuda
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kuda Menurut Klappenbach (2010), secara ilmiah kuda diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Perissodactyla Family :
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi
Lebih terperinciZat Cair. Gas 12/14/2011
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Dewi Baririet Baroroh Basic Science of Nursing 1 Free FIKES Powerpoint UMMTemplates
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin
Lebih terperinciBAB I. berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini
Lebih terperinciMahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan
Lebih terperinci