Citra Rosyidah, 1 Ilhamjaya Patellongi, 1 A. Mushawwir Taiyeb, 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Citra Rosyidah, 1 Ilhamjaya Patellongi, 1 A. Mushawwir Taiyeb, 2"

Transkripsi

1 PENGARUH PROGRAM PRA STUDI TARUNA TERHADAP DENYUT JANTUNG DAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA TARUNA AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN MAKASSAR EFFECTS OF STUDENT PRE STUDY PROGRAM AGAINST HEART RATE AND LEFT VENTRICULAR HYPERTROPHY IN STUDENT OF ACADEMY OF ENGINEERING AND AVIATION SAFETY MAKASSAR Citra Rosyidah, 1 Ilhamjaya Patellongi, 1 A. Mushawwir Taiyeb, 2 1 Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin 2 Bagian Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar Alamat Korespondensi: dr. Citra Rosyidah Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin HP: ila_terra@yahoo.com

2 Abstrak Kebugaran kardiovaskuler merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam aktivitas fisik seseorang, termasuk mereka yang bekerja di sektor penerbangan seperti para taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh Program Pra Studi Taruna (P2ST) terhadap denyut jantung dan hipertrofi ventrikel kiri pada taruna ATKP. Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan pendekatan studi prospektif dengan menggunakan pretest-posttest design. Sampel berjumlah 75 responden dengan pengambilan sampel secara total sampling. Data yang dikumpulkan adalah nama, umur, berat badan, tinggi badan, cabang olahraga yang menjadi ekstrakurikuler, dan hasil rekaman EKG 12 sadapan (sadapan prekordial dan ekstremitas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang bermakna dari segi denyut jantung dan pergeseran aksis jantung (masing-masing p=0,000 dan p=0,035). Didapatkan bahwa 15 responden (20%) mengalami penurunan denyut jantung, 45 responden (60 %) mengalami pergeseran aksis ke kiri, 40 responden (53,33%) mengalami peningkatan SV1+RV5, 37 responden (49,33%) mengalami peningkatan SV1+RV6, 41 responden (54,67%) mengalami peningkatan SV2+RV5, 36 responden (48%) mengalami peningkatan SV2+RV6, dan 35 responden (46,67%) mengalami peningkatan RaVL+SV3. Didapatkan pula bahwa lebih banyak responden dengan kategori IMT normal yang mengalami peningkatan SV2+RV5 (41,3%) dan SV2+RV6 (36%), dibandingkan dengan responden dengan kategori IMT underweight. Peneliti berkesimpulan bahwa terjadi penurunan denyut jantung dan hipertrofi ventrikel kiri setelah pelaksanaan P2ST selama tiga bulan. Peneliti menyarankan agar institusi ATKP terus melakukan P2ST pada calon tarunanya dengan mengutamakan prinsip-prinsip latihan yang benar, serta jika ada peneliti lain yang berminat melanjutkan penelitian ini, hendaknya pemeriksaan fungsi jantung dilakukan dengan alat yang lebih akurat, misalnya ekokardiografi. Kata kunci: P2ST, denyut jantung, hipertrofi ventrikel kiri, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Makassar. Abstract Cardiovascular fitness is one very important thing in a person's physical activity, including those working in sectors such as aviation in student of Academy of Engineering and Aviation Safety (ATKP) Makassar. This study aimed to assess the influence of U.S. Pre Youth Studies (P2ST) on heart rate and left ventricular hypertrophy on ATKP student. This type of study is an observational study with a prospective study approach using a pretestposttest design. Sample of 75 respondents with a total sampling sampling. Data collected were name, age, weight, height, the extra-curricular sports, and 12 lead ECG recordings (limb and precordial leads). The results showed that there were significant changes in terms of heart rate and cardiac axis shift (respectively p = and p = 0.035). It found that 15 respondents (20%) experienced a decrease in heart rate, 45 respondents (60%) experienced a shift to the left axis, 40 respondents (53.33%) experienced an increase in SV1 + RV5, 37 respondents (49.33%) experienced an increase in SV1 + RV6, 41 respondents (54.67%) had increased SV2 + RV5, 36 respondents (48%) experienced an increase in SV2 + RV6, and 35 respondents (46.67%) had increased RaVL + SV3. It also found that more respondents with normal BMI category experienced an increase in SV2 + RV5 (41.3%) and SV2 + RV6 (36%), compared to respondents with underweight BMI categories. Researcher concluded that a decrease in heart rate and left ventricular hypertrophy after implementation P2ST for three months. Researchers suggest that ATKP to perform P2ST with an emphasis on the principles of proper exercise, and if there are other researchers who are interested in continuing this research, heart function tests should be performed with more accurate tools, such as echocardiography. Keywords: P2ST, heart rate, left ventricular hypertrophy, Makassar. Academy of Engineering and Aviation Safety

3 PENDAHULUAN Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar adalah suatu instansi pendidikan yang berorientasi pada sistem ketarunaan akademik berupa lembaga kedinasan yang terkait dengan perhubungan udara. Lulusan ATKP akan bekerja di lapangan sehingga harus mengandalkan kebugaran fisik yang prima. Di ATKP terdapat Program Pra Studi Taruna (P2ST), yang terdiri dari latihan fisik, di antaranya jogging, baris berbaris dan marching band yang terprogram dan terencana. P2ST ini dilakukan selama tiga bulan yakni bulan September sampai dengan Desember. Menurut Departemen Kesehatan (1994), kebugaran fisik salah satunya dapat dicapai melalui latihan fisik. Kebugaran fisik mencakup sepuluh komponen, termasuk di dalamnya kebugaran sistem kardiovaskuler. Sistem kardiovaskuler terdiri dari dua komponen yaitu jantung sebagai pompa dan pembuluh darah sebagai saluran yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Dalam fungsinya sebagai pompa, jantung mengandalkan miokardium (sel-sel otot jantung). Sebagai hasil dari latihan fisik, jantung akan beradaptasi dengan melakukan hipertrofi pada otot jantung, sehingga terlihat otot jantung akan menebal. Daerah di jantung yang paling sering didapatkan mengalami hipertrofi akibat latihan fisik adalah ventrikel kiri. Sebagai akibat dari hipertrofi ventrikel kiri ini, kekuatan pompa jantung akan meningkat sehingga jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri dalam setiap denyut akan meningkat. Akibat dari kondisi ini yang paling mudah dilihat adalah terjadinya penurunan pada denyut jantung. Elektrokardiografi (EKG) merupakan suatu proses pemeriksaan dengan menggunakan mesin untuk menilai beberapa parameter aktivitas listrik dan fungsi jantung, misalnya pencetusan arus listrik di jantung, aktivitas depolarisasi atrium dan ventrikel, denyut jantung, bahkan peristiwa hipertrofi otot yang terjadi di berbagai ruangan jantung. Atas dasar hal tersebut di atas, peneliti merasa bahwa merupakan hal yang cukup penting untuk melakukan penelitian dalam menilai apakah kegiatan P2ST tersebut memiliki pengaruh terhadap kebugaran kardiovaskuler dari para calon taruna ATKP. Adapun variabel yang diteliti adalah denyut jantung dan hipertrofi ventrikel kiri dengan menggunakan EKG. Penelitian untuk menilai pengaruh ATKP terhadap kebugaran kardiovaskuler seperti ini belum pernah dilakukan di lingkungan ATKP Makassar bahkan di ATKP manapun di Indonesia.

4 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Makassar (ATKP) yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan pendekatan studi prospektif dengan menggunakan pretest-posttest design. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua calon Taruna ATKP yang mengikuti P2ST. Dalam penelitian ini, sampel dikumpulkan dengan metode total sampling, berarti semua populasi merupakan sampel penelitian dengan syarat memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini didapatkan 75 orang calon taruna yang semuanya dijadikan sebagai sampel. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti, dimulai dengan kuesioner untuk untuk mengetahui umur dan cabang olahraga yang diikuti sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Kemudian dilakukan penimbangan berat badan dengan menggunakan weight scale dan tinggi badan dengan menggunakan microtoice. Kedua hal ini diperlukan untuk menghitung IMT dari responden. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan EKG merek Fukuda- Denshi pada sadapan ekstremitas maupun sadapan prekordial. Pengukuran berat badan dan tinggi badan serta pemeriksaan EKG kemudian diulangi tiga bulan kemudian setelah pelaksanaan P2ST. HASIL Karakteristik Sampel Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa mayoritas responden berada pada umur tahun, yaitu 65 responden (86,67 %). Sebelum pelaksanaan P2ST, mayoritas responden memiliki IMT yang normal yaitu 45 responden (60 %), namun terdapat 4 responden dengan IMT overweight (5,33 %). Setelah pelaksanaan P2ST, tidak terdapat lagi responden dengan IMT overweight, dan jumlah responden dengan IMT normal meningkat menjadi 63 (84 %). Adapun cabang olahraga yang paling banyak digunakan oleh responden sebagai ekstrakurikulernya adalah sepakbola, yaitu 32 responden (42,67%). Perbandingan Variabel Sebelum dan Sesudah P2ST

5 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari komponen-komponen yang diteliti, terdapat perbedaan yang bermakna dari denyut jantung sebelum dan sesudah pelaksanaan P2ST, yaitu p = 0,000 (,<0,005). hal yang sama juga terlihat pada perubahan aksis, yaitu p = 0,035. Adapun untuk variabel lainnya, tidak ditemukan perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah pelaksanaan P2ST. Tabel 3 menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang diteliti, sebelum dan sesudah pelaksanaan P2ST. Penurunan denyut jantung terjadi pada 15 responden (20%). Pergeseran aksis ke kiri terjadi pada 45 responden (60%). SV1+RV5 mengalami peningkatan volatase pada 35 responden (46,67%), SV1+RV6 meningkat pada 38 responden (50,67%), SV2+RV5 meningkat pada 34 responden (45,33 %), SV2+RV6 meningkat pada 39 responden (52%), dan RaVL+SV3 meningkat pada 40 responden (53,3%). Dari tabel 4 terlihat bahwa satu-satunya hal yang berpengaruh bermakna adalah IMT terhadap komponen hipertrofi ventrikel kiri yaitu gelombang S di V2 ditambah gelombang R di V5 dengan p= 0,03 (<0,05) dan juga gelombang S di V2 ditambah gelombang R di V6 dengan p=0,041. PEMBAHASAN Dari penelitian didapatkan bahwa kegiatan P2ST yang dilakukan selama tiga bulan (12 minggu) berupa olahraga aerobik yakni jogging selama 1 jam di pagi hari dan baris berbaris selama 1,5 jam di sore hari memberikan beberapa perubahan yang bermakna dalam kebugaran kardiovaskuler. Denyut jantung merupakan jumlah berapa kali Nodus Sinoatrial (NSA) menghasilkan impuls dalam waktu satu menit, di mana setiap satu kali impuls dihasilkan, akan ditandai dengan terjadinya satu kali kontraksi jantung. Maka secara praktis, denyut jantung dinilai frekuensinya dengan menghitung jumlah kontraksi jantung dalam satu menit yang tercermin dalam denyut arteri. Pada penelitian ini, denyut jantung dinilai dengan menggunakan EKG dan dinyatakan sebagai jarak antara puncak gelombang R ke puncak gelombang R berikutnya yang berdekatan (R ). Dari penelitian didapatkan bahwa setelah pelaksanan P2ST terjadi penurunan denyut jantung pada 15 orang responden (20 %) serta didapatkan pula nilai yang bermakna secara statistik. Hasil ini cukup sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iwasaki dkk (2008) yang melakukan penelitian selama 3 bulan pada 10 orang responden dan oleh Genovesi dkk (2006) yang melakukan penelitian dalam jangka waktu yang sama pada 40 orang responden.

6 Sebagaimana yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka, NSA bersifat self-excitated namun tetap dipersarafi oleh sistem saraf otonom simpatis maupun parasimpatis. Dengan dilakukannya latihan fisik aerobik, maka akan terjadi pergeseran keseimbangan persarafan simpatis dan parasimpatis di NSA yang bergeser ke arah parasimpatis, sehingga efeknya adalah penurunan denyut jantung (Seiler, 2009 dan Guyton, 2006). Karena saraf parasimpatis di NSA adalah nervus vagus, maka dengan kata lain dinyatakan bahwa latihan fisik aerobik meningkatkan tonus vagus pada NSA. Hal lain yang diteliti adalah pengaruh P2ST pada terjadinya hipertrofi ventrikel kiri, mengingat ventrikel kiri merupakan komponen yang mendapatkan beban terberat pada saat latihan fisik karena ventrikel kiri bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Melalui perekaman EKG, dapat dilihat beberapa tanda hipertrofi ventrikel kiri yang diteliti yaitu pergeseran aksis dan peningkatan voltase beberapa sadapan (kriteria Sokolow- Lyon dan kriteria Cornell). Dengan terjadinya penurunan denyut jantung, maka waktu pengisian ventrikel kiri akan meningkat sehingga makin banyak darah yang tertampung di ventrikel kiri. Hal ini akan menimbulkan terjadinya regangan pada sarkomer miokardium sehingga akan menghasilkan peningkatan kekuatan kontraksi miokardium. Bila hal ini terjadi secara kronik, akan terjadi pelebaran ruang ventrikel kiri dan juga penebalan miokardium ventrikel kiri secara eksentrik (ke luar). Hal di atas akan mengakibatkan vektor gaya listrik jantung resultannya akan makin ke arah ventrikel kiri, sehingga disebut sebagai terjadi pergeseran aksis ke kiri. Karena satuan untuk aksis adalah derajat, maka pergeseran aksis ke kiri dinyatakan sebagai perubahan menjadi nilai derajat yang makin menurun sesuai dengan gambaran aksis jantung (lihat tinjauan pustaka). Pada penelitian ini didapatkan bahwa 45 orang responden (60 %) mengalami pergeseran aksis kekiri dan hal itupun bermakna secara statistik (p=0.035). Dari referensi, peneliti tidak mendapatkan adanya penelitian mengenai pergerseran aksis ke kiri setelah latihan fisik aerobik. Hal kedua yang diteliti berkaitan dengan hipertrofi ventrikel kiri adalah peningkatan voltase dari kompleks QRS. Adapun yang sering dipakai oleh para kardiolog untuk menilai hal tersebut adalah kriteria Sokolow-Lyon yang menghitung penjumlahan dari gelombang S di lead V1 atau V2 dan gelombang R di V5 atau V6. Dari penelitian didapatkan bahwa di Indonesia, kriteria Cornell lebih sensitif daripada kriteria Sokolow-Lyon dalam menilai terjadinya hipertrofi ventrikel kiri (Kabo, 2010).

7 Dari penelitian ini didapatkan bahwa baik Kriteria Sokolow-Lyon maupun kriteria Cornell tidak menunjukkan perubahan yang bermakna sebelum dan sesudah pelaksanaan (semuanya menghasilkan nilai p > 0,05). Sama halnya dengan aksis, peneliti juga tidak menemukan adanya penelitian sebelummnya mengenai pengaruh latihan fisik terhadap perubahan kriteria Sokolow-Lyon dan kriteria Cornell. Didapatkannya nilai yang tidak bermakna ini dapat disebabkan karena kecilnya skala pengukuran, yakni skala terkecil adalah 1 mm (yang mewakili 1mV), sehingga meskipun kita berasumsi bahwa telah terjadi pertambahan tebal ventrikel kiri, hal tersebut belum dapat terukur dengan skala 1 mm. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa IMT berpengaruh terhadap peningkatan voltase miokardium yakni pada SV2+RV5 dan SV2 + RV6. Untuk IMT terhadap SV2+RV5, terdapat p= 0,03 dan untuk IMT terhadap SV2+RV6, terdapat p=0,041. Terdapat lebih banyak responden dengan IMT normal yang mengalami peningkatan SV2+RV5 dan SV2+RV6 dibandingkan dengan responden dengan kategori IMT underweight. Hal ini dapat diakibatkan oleh karena orang dengan kategori IMT normal memiliki massa tubuh yang lebih besar daripada orang dengan kategori IMT underweight, sehingga sebagai akibatnya, orang dengan kategori IMT normal memerlukan cardiac output (CO) dalam jumlah lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan metabolism selnya dibanding orang dengan kategori IMT underweight, sehingga dengan demikian miokardiumnya akan berkontraksi lebih kuat dan secara kronik akan menyebabkan terjadinya hipertrofi miokardium yang terlihat sebagai bertambahnya voltase depolarisasi ventrikel kiri pada EKG. KESIMPULAN Peneliti berkesimpulan bahwa terjadi penurunan denyut jantung dan hipertrofi ventrikel kiri setelah pelaksanaan P2ST selama tiga bulan. Dalam hal ini P2ST mempunyai pengaruh terhadap penurunan denyut jantung, pergeseran aksis ke kiri, dan bertambahnya voltase gelombang R dan S pada sadapan yang merekan depolarisasi ventrikel kiri melalui EKG. Peneliti menyarankan agar institusi ATKP terus melakukan P2ST pada calon tarunanya dengan mengutamakan prinsip-prinsip latihan yang benar, serta jika ada peneliti lain yang berminat melanjutkan penelitian ini, hendaknya pemeriksaan fungsi jangtung dilakukan dengan alat yang lebih akurat, misalnya ekokardiografi.

8 Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Persentase Umur , ,33 IMT Pretest Underweight 26 34,67 Normal Overweight 4 5,33 IMT Posttest Underweight Normal Cabang Olahraga Basket 8 10,67 Bulutangkis 7 9,33 Sepakbola 32 42,67 Takraw 11 14,67 Volly 17 22,67

9 Tabel 2. Perubahan variabel-variabel sebelum dan sesudah P2ST Sebelum P2ST Setelah P2ST Variabel p Mean SD Min Max Mean SD Min Max Denyut Jantung 63,24 10, ,51 11, Aksis 67,35 27,06-33,82 110,8 68,03 27,06-33,82 110,8 0,035 SV1+RV5 24,92 8, ,82 7, ,196 SV1+RV6 22,73 6, ,01 6, ,64 SV2+RV5 29,57 8, ,51 8, ,241 SV2+RV6 27,37 7, ,7 7, ,62 SV3+RaVL 12,57 4, ,82 5, ,79

10 Tabel 3. Perbandingan kategorik dari variabel-variabel sebelum dan sesudah P2ST Karakteristik Frekuensi(n) Persentase(%) Perubahan Denyut Jantung Menurun Menurun Perubahan Aksis ke kiri tidak ke kiri SV1+RV , ,33 SV1+RV , ,33 SV2+RV , ,67 SV2+RV RaVL+SV , ,67

11 Tabel 4. Perbandingan variabel-variabel sebelum dan sesudah P2ST dihubungkan dengan karakteristik responden Umur IMT Cabang Olahraga Variabel Kategori p Under weight Normal p Basket Bulutangkis Sepakbola Takraw Volly p n % n % n % n % n % n % n % n % n % Denyut Jantung Aksis Jantung SV1+RV5 SV1+RV6 SV2+RV5 SV2+RV6 RaVL+SV3 Menurun menurun Ke kiri ke kiri , , ,7 7 9,3 1 1,3 5 6,7 0,41 0, ,7 7 9, , , , , , ,7 0,64 0, ,7 4 5, , ,7 5 6, , , , , ,3 7 9, ,3 0,46 0, ,3 4 5,3 4 5, ,3 2 2, ,3 4 5,3 7 9, ,7 5 6, ,3 5 6, ,7 7 9,3 8 10,7 0,62 0, , , , , , ,3 7 9,3 2 2, ,7 4 5, ,51 0, ,7 5 6,7 2 2, ,7 1 1,3 5 6, ,3 8 10, ,3 5 6, ,3 1 1, ,3 4 5,3 8 10,7 0,58 0, ,3 5 6, , ,3 7 9, ,3 7 9,3 7 9, ,3 5 6, ,3 8 10,7 0,11 0, , , ,7 3 4,3 4 3, ,7 7 9, ,77 0,46 0,65 0,38 0,54 0,77 0,81

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 140 mmhg

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tepatnya di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket dan Program Studi

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis dari Kompleks QRS dan Segmen ST Elektrokardiogram (EKG) Pada Penderita dengan Kelainan Jantung Hipertrofi Ventrikel Kiri Hariati 1, Wira Bahari

Lebih terperinci

Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract

Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PADA MAHASISIWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SEMESTER AKHIR (Corelation Between Physical Fitness

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK Andrea Azaria Irsjad, 1210075 Pembimbing 1 : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dr. Iwan Budiman, dr., MS.,

Lebih terperinci

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3

Lebih terperinci

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Keseluruhan anjing yang dipergunakan pada penelitian diperiksa secara klinis dan dinyatakan sehat sesuai dengan klasifikasi status klas I yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT George Hagi, 2011 Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tepatnya di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis - V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah Elektrokardiografi (EKG) Ditulis pada Rabu, 20 September 2017 08:47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan,

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

PROFIL EKG PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK JANTUNG (ECG Profile of Hypertension patients in Outpatient Cardiac Unit)

PROFIL EKG PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK JANTUNG (ECG Profile of Hypertension patients in Outpatient Cardiac Unit) ABSTRAK PROFIL EKG PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK JANTUNG (ECG Profile of Hypertension patients in Outpatient Cardiac Unit) Fira Soraya*, Elyana Asnar STP**, Muhammad Aminuddin*** *Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN KAFEIN ORAL TERHADAP INTERVAL EKG

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN KAFEIN ORAL TERHADAP INTERVAL EKG ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN KAFEIN ORAL TERHADAP INTERVAL EKG Vika Fransiska, 2008. Pembimbing : Jo Suherman, dr., MS., AIF Endang Evacuasiany, dra., Apt., MS., AFK Latar Belakang : Kafein banyak terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT Livia Dwi Buana, Tjoeng, 2015 Pembimbing I : Stella Tinia Hasianna,

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr. ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD DAN Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr., MS, AIF Latar belakang: Aktivitas sehari-hari membutuhkan stamina

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Aulia Ganes Pramudita R0210004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR A.A NGURAH WISNU PRAYANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai penambahan massa pada ventrikel kiri sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel, 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung 2.1.1. Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel, yang menyebabkan terjadinya pergerakan ion yang keluar-masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian terpenting dalam mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI. Oleh: FRIENDINA

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI. Oleh: FRIENDINA HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI Oleh: FRIENDINA 090100062 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR

Lebih terperinci

GAMBARAN AKTIVITAS OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011 YANG MENDERITA OBESITAS KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN AKTIVITAS OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011 YANG MENDERITA OBESITAS KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN AKTIVITAS OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011 YANG MENDERITA OBESITAS KARYA TULIS ILMIAH Oleh: MUHAMMAD MIFTAH 080100135 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN Nancy Setiono, 2009 Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Nilai Normal Elektrokardiogram, Frekuensi Jantung, Respirasi dan Suhu Tubuh Dugong dugon

ABSTRACT. Nilai Normal Elektrokardiogram, Frekuensi Jantung, Respirasi dan Suhu Tubuh Dugong dugon ISSN : 1411-8327 Nilai Normal Elektrokardiogram, Frekuensi Jantung, Respirasi dan Suhu Tubuh Dugong dugon (NORMAL VALUES OF ELECTROCARDIOGRAM, HEART RATE, RESPIRATION RATE AND BODY TEMPERATURE OF Dugong

Lebih terperinci

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING Anggi Faizal Handuto 22020111130034 Nunung Hidayati 22020111130086 Nurul Imaroh 22020111130044 Nur Alifah

Lebih terperinci

SISTEM CARDIO VASCULAR

SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata 1 kedokteran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... ix KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA Penyusun : Grady Kharisma Pribadi, 2016 Pembimbing I : Sylvia Soeng,

Lebih terperinci

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda ABSTRAK EFEK BERJALAN SANTAI SELAMA 30 MENIT TERHADAP PENINGKATAN KEWASPADAAN PADA LAKI LAKI DEWASA MUDA Ridwan Ramadhan, 2015 Pembimbing I : Harijadi Pramono, dr., M.Kes. Pembimbing II: Budi Widyarto,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH i PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Pacemaker akan menyebabkan jantung berdenyut ± 100X permenit, dalam kenyataannya jantung akan berdenyut antara 60-140 kali permenit tergantung kebutuhan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr.

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr. ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr., MS, AIF Latar belakang: Ada berbagai jenis olahraga yang kesemuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan. berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan. berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan. Gerak tubuh yang pasif dapat meningkatkan faktor risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan luas dinding luas pembuluh darah. Tekanan darah biasanya dinyatakan dalam satuan mmhg jika pemeriksaan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA 12-14 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya

Lebih terperinci

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN DAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM PADA PEMAIN FUTSAL MUFC KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN DAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM PADA PEMAIN FUTSAL MUFC KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN DAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM PADA PEMAIN FUTSAL MUFC KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Fisioterapi

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

FREKUENSI LATIHAN 3 KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH

FREKUENSI LATIHAN 3 KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH FREKUENSI LATIHAN KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH ) Ni Made Ari Pradnyawati, ) M. Irfan, ) I Made Niko Winaya. Mahasiswi Program Studi Fisioterapi, Fakultas

Lebih terperinci

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-12 Modul

Lebih terperinci

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG Syifa Fauziyah 1), Tanto Hariyanto 2), Wahidyanti Rahayu S 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tidak normal dan frekuensi nadi tidak normal merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena sering terdengar dialami orang. Namun,

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN I Ketut Sutisna Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Pemeriksaan Fisik dan Jantung Hasil pemeriksaan fisik yang meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi jantung menunjukkan bahwa kelima hewan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN FARTLEK DALAM MENINGKATKAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA PEMAIN BASKET PUTRA USIA 16-17 TAHUN I GUSTI NGURAH AGUS PUTRA MAHARDANA HALAMAN JUDUL

Lebih terperinci

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Sinyal ECG. ECG Signal 1 Sinyal ECG ECG Signal 1 Gambar 1. Struktur Jantung. RA = right atrium, RV = right ventricle; LA = left atrium, dan LV = left ventricle. ECG Signal 2 Deoxygenated blood Upper body Oxygenated blood Right

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung 4 BAB II TEORI DASAR 2.1. Jantung Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai sifat membentuk impuls secara automatis dan berkontraksi ritmis [4], yang berupa dua pompa yang dihubungkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VO 2 MAX

PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VO 2 MAX PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VO 2 MAX SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendaptakn Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun Oleh : Isnaini Kusuma Dewi J120151098 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN STATIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN STATIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN STATIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA NI LUH PUTU GITA KARUNIA SARASWATI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM

Lebih terperinci

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah. INTISARI Latar belakang: Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

PERBEDAAN GAMBARAN EKG DAN TEKANAN DARAH ANTARA MAHASISWA PEROKOK DENGAN BUKAN PEROKOK SAAT LATIHAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERBEDAAN GAMBARAN EKG DAN TEKANAN DARAH ANTARA MAHASISWA PEROKOK DENGAN BUKAN PEROKOK SAAT LATIHAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERBEDAAN GAMBARAN EKG DAN TEKANAN DARAH ANTARA MAHASISWA PEROKOK DENGAN BUKAN PEROKOK SAAT LATIHAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH : KHAIRUNNISAQ 080100213 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN AEROBIC DAN BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP PENINGKATAN VO 2 MAKSIMAL PADA SISWA SMP NEGERI 2 GATAK

PENGARUH LATIHAN AEROBIC DAN BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP PENINGKATAN VO 2 MAKSIMAL PADA SISWA SMP NEGERI 2 GATAK PENGARUH LATIHAN AEROBIC DAN BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP PENINGKATAN VO 2 MAKSIMAL PADA SISWA SMP NEGERI 2 GATAK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Fisioterapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG Didi Yudha Pranata 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat VO 2 max

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP Bayu Rachmawan 1, Sumardi Widodo 2, Endang Kumaidah 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan

Lebih terperinci

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp PERBANDINGAN NILAI VO 2 MAX DAN DENYUT NADI LATIHAN PADA PEMAIN FUTSAL DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA (STUDI PADA UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO) Ocky Dermawan Yudha Hari Warsono 1, Sumardi Widodo

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS I MADE HENDRA MEIRIANATA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu insting untuk memulihkan diri dari aktivitas pada siang hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan kewaspadaan terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKNIK PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWI FK USU

HUBUNGAN TEKNIK PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWI FK USU HUBUNGAN TEKNIK PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWI FK USU OLEH : LORETTA SAPHIRA 120100403 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA 12-14 TAHUN Adhitya Wicaksana Putra 1, Edwin Basyar 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan

Lebih terperinci

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013 SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013 Iskandar Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi IKIP-PGRI Pontianak Jalan Ampera No. 88

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA MARTHA YULIANI HABUT KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA DAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012 DAN

HUBUNGAN OLAHRAGA DAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012 DAN 1 HUBUNGAN OLAHRAGA DAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012 DAN 2013 Oleh : VINA YUWANDA 110100055 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot.

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum PERBANDINGAN NILAI VO2MAX DAN DENYUT NADI LATIHAN PADA PEMAIN FUTSAL DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA (Studi Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat

Lebih terperinci