Marine Protected Areas Governance. edisi #8, Capaian MPAG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Marine Protected Areas Governance. edisi #8, Capaian MPAG"

Transkripsi

1 Marine Protected Areas Governance edisi #8, 2014 Capaian MPAG Januari - Maret 2014

2 PENGANTAR MPAGNews edisi ke-8 ini secara singkat menjabarkan sejumlah capaian selama periode Januari-Maret Hasil mengesankan yang patut dicatat dalam Komponen 1 di antaranya adalah jumlah pengunjung situs web Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) yang hingga Maret 2014 sudah mencapai lebih dari satu juta. Status terkini tingkat efektivitas pengelolaan kawasan-kawasan konservasi perairan (KKP) di Indonesia yang disimpan dalam basis data Direktorat KKJI pun dapat dilihat di situs web ini (silakan kunjungi status-ekkp3k-2013). Yang tidak kalah pentingnya adalah diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan tentang Jejaring Kawasan Konservasi Perairan No. 13/ PERMEN-KP/2014 pada tanggal 19 Maret Permen ini adalah buah dari kolaborasi yang baik antara pemerintah dan MPAG beserta para mitranya yang dimulai sejak tahun Sejak 2012, MPAG memberikan dukungan teknis melalui penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam rangka penyelesaian Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) 718, yang meliputi Laut Aru, Laut Arafura, dan Laut Timor Bagian Timur. Pada tanggal 18 Februari 2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemen KP) meluncurkan dokumen ini bersamaan dengan peluncuran indikator EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management/ Pendekatan Ekosistem bagi Pengelolaan Perikanan). Sementara dalam Komponen 2, Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan Taman Nasional Laut Sawu melalui Keputusan Menteri (Kepmen) No. 5/KEPMEN- KP/2014. Kepmen tentang KKP Nusa Penida juga sudah ditandatangani (No. 24/KEPMEN-KP/2014). Diterbitkannya keputusan ini menandakan bahwa efektivitas pengelolaan KKP Nusa Penida sudah hijau sepenuhnya (100%). Untuk membantu pemerintah mencapai target terkelolanya KKP secara efektif di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), MPAG akan menugaskan tenaga ahli penuh waktu untuk melakukan pendampingan di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Barat guna menaikkan status efektivitas pengelolaan KKP mereka. Sementara itu, untuk mencapai target luasan KKP, cara yang sama yaitu menugaskan tenaga ahli penuh waktu juga diterapkan MPAG di Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan membentuk kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) Provinsi, yang kawasannya melintasi tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kota Kendari. Satu kabupaten yang akan membentuk KKP-nya sendiri, yaitu Kabupaten Muna, juga dibantu dengan cara ini. RAGAM Pendanaan Berkelanjut Pengelolaan Kawasan K oleh: Rony Megawanto Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) membutuhkan dana yang cukup besar dan sumber dana yang berkelanjutan. Rata-rata biaya yang dibutuhkan sebanyak 7,75 dolar AS per hektare atau untuk 20 juta hektare, dibutuhkan 1,5 triliun rupiah per tahun (Balmford dkk. 2007). Kelompok Kerja Pendanaan Berkelanjutan yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K) memperkirakan kebutuhan biaya untuk pengelolaan KKP seluas 15,7 juta hektare pada waktu ini mencapai 225 miliar rupiah per tahun. Sementara ketersediaan anggaran dari APBN, APBD, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai pelaksana program donor hanya sekitar 75 miliar rupiah per tahun. Artinya, terdapat kekurangan anggaran sebesar 150 miliar per tahunnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendanaan berkelanjutan bagi pengelolaan KKP di Indonesia masih perlu dibangun agar jumlah dan ketersediaan dana yang memadai dalam jangka panjang dapat dipastikan. Pembangunan pendanaan berkelanjutan setidaknya menyangkut dua hal, yaitu mekanisme pendanaan (financing mechanism) dan institusi pendanaan (financing vehicle). Keduanya perlu dibangun pada tingkat nasional dan pada tingkat kawasan oleh pemerintah daerah. Demikian pula keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, baik di antara satuan kerja pemerintah, swasta maupun pihak lain, merupakan keharusan sebagai bagian dari pengelolaan kolaboratif suatu kawasan. Pada tingkat nasional, perlu dirancang dan dibakukan sebuah mekanisme yang memungkinkan para pemangku kepentingan berkontribusi untuk mencukupi biaya pengelolaan suatu kawasan. Salah satu gagasan yang dapat ditindaklanjuti adalah pelibatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), melalui kontraktor bagi hasil yang beroperasi di seluruh Indonesia, terutama yang berdekatan dengan kawasan konservasi. Dalam setiap blok migas (minyak atau gas bumi) yang dikelola, terdapat anggaran untuk program pengembangan masyarakat dan Program Penunjang Operasi. Kedua program tersebut dapat diusulkan oleh pengelola kawasan konservasi dan kontraktor migas kepada SKK Migas berdasarkan Rencana Pengelolaan yang sudah disusun. Melalui mekanisme ini, biaya pengelolaan ditanggung sebagian oleh SKK Migas dan kontraktornya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian dari Rencana Pengelolaan. Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Anambas sudah memulai mekanisme ini melalui pernyataan bersama untuk mendukung percepatan implementasi rencana pengelolaan dan zonasi KKPN Anambas yang ditandatangani oleh SKK Migas, Direktur KKJI, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau, Bupati dan Ketua DPRD Kepulauan Anambas, dan Conservation International (CI). Pada tingkat nasional, upaya ini perlu diperluas sehingga mencakup seluruh blok migas yang bersinggungan dengan KKP. Pelibatan SKK Migas dan kontraktor migas melalui perjanjian kerja sama perlu 2

3 an bagi onservasi Perairan dilembagakan untuk dijadikan model bagi pelibatan pihak lain seperti perusahaan wisata, perikanan, dan lainnya guna memenuhi kebutuhan biaya pengelolaan KKP terkait. Pada tingkat daerah, mekanisme pendanaan yang perlu dibangunadalah koordinasi perencanaan anggaran kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk mencukupi biaya pengelolaan. Misalnya untuk kebutuhan infrastruktur kawasan, perlu dianggarkan pada Dinas Pekerjaan Umum. Demikian juga komponen pemanfaatan untuk wisata, dapat dianggarkan pada Dinas Pariwisata. Komponen lain seperti pemberdayaan masyarakat pesisir dapat dianggarkan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, dan seterusnya. Dengan kata lain, pengelolaan kawasan bukan hanya menjadi tanggung jawab anggaran Dinas Kelautan dan Perikanan, melainkan juga tanggung jawab semua SKPD dan pemangku kepentingan terkait. Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk mengoordinasikan dan memastikan sinkronisasi penganggaran oleh SKPD lain yang terkait selain Dinas Kelautan dan Perikanan. Potensi pendanaan lainnya adalah pemanfaatan kawasan untuk industri wisata. Pendapatan yang diperoleh oleh pemerintah daerah (Pemda) dapat menjadi sumber dana pengelolaan melalui mekanisme penganggaran daerah. Mekanisme pengalokasian pendapatan dari sektor wisata, yang umumnya dikelola oleh Dinas Pariwisata untuk pendanaan pengelolaan kawasan, masih perlu dipastikan melalui penerbitan peraturan daerah (Perda). Untuk institusi pendanaan, pada waktu ini peraturan perundangundangan menyediakan dua wahana lain yang dapat digunakan, yaitu Lembaga Wali Amanat (Trust Fund) dan Badan Layanan Umum (BLU). Lembaga Wali Amanat (LWA) diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2011 tentang Dana Perwalian. Perpres ini menjelaskan bahwa LWA adalah organisasi yang dibentuk oleh kementerian/lembaga untuk mengelola Dana Perwalian sesuai dengan kewenangan yang disepakati dalam Perjanjian Hibah. Dana Perwalian yang dimaksud adalah dana hibah yang diberikan oleh satu atau beberapa pemberi hibah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. LWA terdiri atas Majelis Wali Amanat (MWA) yang diketuai oleh pemerintah dan Pengelola Dana Amanat (PDA). MWA dalam hal ini dipersamakan dengan Satuan Kerja (Satker) yang bertindak sebagai pengarah program dan untuk menetapkan PDA. PDA sendiri mempunyai tugas utama untuk menangani administrasi dan keuangan Dana Perwalian sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan administrasi dan keuangan yang disepakati dalam Perjanjian Hibah. Kriteria penting dalam pembentukan LWA adalah komitmen awal dari pemberi hibah dalam pembentukannya. Dalam pelaksanaannya, LWA dapat menyalurkan dana yang diterima untuk kegiatan yang diusulkan oleh unitkerja kementerian/lembaga, Pemda, LSM, dan masyarakat. Foto Marthen Welly/CTC berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa semata-mata mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa BLU merupakan paradigma baru dalam pengelolaan keuangan sektor publik, yaitu dengan mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government), dimanapelayanan kepada masyarakat dikelola secara bisnis agar lebih efisien dan efektif. Melalui BLU, pengelola dapat mempekerjakan staf, bukan hanya mereka yang Pegawai Negeri Sipil (PNS), melainkan juga profesional non-pns sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, melalui BLU ini, bantuan dari pihak lain dapat dikelola secara langsung. Dengan karakteristik pelayanan tersebut, maka pengelolaan KKP memenuhi syarat substantif untuk menggunakan pola pengelolaan keuangan BLU sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLU Daerah (BLUD). Persyaratan substantif adalah pelayanan umum untuk menghasilkan barang/jasa semipublik (quasipublic goods). Persyaratan lain untuk menerapkan BLUD adalah persyaratan teknis dan administratif. Persyaratan teknis terpenuhi apabila kinerja pelayanan layak dikelola dan kinerja keuangannya sehat sedangkan persyaratan administratif mencakup dokumen pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimal, laporan keuangan pokok atau prakiraan/ proyeksi laporan keuangan, dan laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Raja Ampat adalah Pemkab yang dianggap paling serius mengarahkan pengelolaan kawasan konservasi menggunakan pola BLUD disamping KKPD Sumbawa yang merencanakan pembentukannya pada tahun Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan pola pengelolaan BLUD, Pemkab Raja Ampat bahkan telah melakukan studi banding ke Kebun Binatang Ragunan yang merupakan Taman Margasatwa ex-situ yang dikelola dengan pola BLUD oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Semoga pengembangan mekanisme pendanaan dan kelembagaan dapat diwujudkan untuk memberikan energi baru bagi pembangunan pendanaan berkelanjutan bagi KKP di Indonesia. Pada tingkat daerah, unit pengelola kawasan yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dapat mengadopsi sistem Badan Layanan Umum (BLU). Dasar hukum BLU adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Menurut Undang-Undang ini, BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Edisi #8,

4 as KOMPONEN 1 Pembentukan Sistem KKP Nasional MPAG juga membantu penyusunan RPP 718 sebagai prioritas Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). RPP ini oleh DPJT dijadikan RPP pilot. Foto Dissy Ekapramudita/CI Penguatan Kelembagaan Dukungan diberikan kepada Kelompok Kerja (Pokja) Nasional EAFM dalam mengintegrasikan aspek-aspek konservasi ke dalam pengelolaan perikanan. MPAG melanjutkan dukungannya kepada pemerintah melalui pemberian bantuan teknis kepada Direktorat Sumberdaya Ikan (SDI) dengan menempatkan seorang tenaga ahli yang bertugas mendampingi direktorat tersebut dalam menyempurnakan dan memfinalisasirpp 718 melalui serangkaian lokakarya dan konsultasi publik. Berikutnya adalah penyelesaian penyusunan naskah akademis pada Februari 2014 yang menghasilkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap tentang Indikator EAFM (No. 18/KEP. DJPT/2014). Keputusan ini menandai diadopsinya prinsip-prinsip EAFM oleh pemerintah. Berkenaan dengan WPP 571, MPAG mendukung penyempurnaan dan penyelesaian Rencana Aksi Strategis Bay of Bengal Large Marine Ecosystem (BOBLME). Dukungan ini mencakup penyusunan draf rencana kerja BOBLME tahun MPAG juga membantu penyusunan RPP-WPP (Rencana Pengelolaan Perikanan-Wilayah Pengelolaan Perikanan) 718 sebagai prioritas Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). RPP ini oleh DPJT dijadikan sebagai RPP perintis. Berdasarkan RPP ini, lainnya akan dikaji dan disempurnakan. RPP yang mengintegrasikan konsep EAFM ke dalam pengelolaan perikanan ini sudah secara resmi diterbitkan oleh Menteri KP pada tanggal 18 Februari Pengembangan Peraturan Menteri tentang KKP Melanjutkan dukungan yang diberikan pada triwulan terakhir 2013, MPAG membantu penyusunan beberapa Permen. Permen tentang Jejaring KKP telah diterbitkan (Permen 12/2014). Adapun draf tiga Permen lainnya, yaitu tentang 1) Pemanfaatan KKP untuk Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya, 2) Pemanfaatan KKP untuk Pendidikan dan Penelitian, dan 3) Pengelolaan Bersama KKP sementara ini sedang dikaji oleh Biro Hukum Kemen KP. Disamping itu, MPAG juga mendukung penulisan profil dan strategi Jejaring KKP Nasional serta 7 (tujuh) buku suplemen yang menjabarkan E-KKP3K secara lebih teknis untuk menjadi panduan bagi pengelola KKP. Sekarang ini, suplemen-suplemen tersebut sedang dalam tahap penyelesaian untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang bergerak dalam pengelolaan kawasan dapat dengan mudah memahaminya. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia Dalam bidang ini, MPAG mendukung Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Kemen KP dalam menyusun Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) serta pelatihanpelatihannya guna memastikan bahwa pelatihan terakreditasi yang dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan (Puslat) BPSDM memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Kemen KP. Sebagaimana diberitakan pada MPAGNews#5, SK3 pertama tentang Perencanaan Pengelolaan KKP sudah diresmikan oleh Menteri KP pada tanggal 3 Juli Pada waktu ini, BPSDM Kemen KP sedang menyusun dua SK3 tentang Perikanan Berkelanjutan di KKP dan Monitoring dan Evaluasi KKP. Terkait dengan pekerjaan ini, pada paruh pertama 2014, sedang dilakukan lokakarya dan prakonvensi. Pada paruh berikutnya, akan dilakukan kajian oleh Biro Hukum Kemen KP dan adopsi secara resminya pada bulan Mei. SK3 tentang Penegakan Hukum, Pengelolaan Pariwisata, dan Pelibatan Masyarakat akan diselesaikan pada tahun ini sehingga tujuh dari 14 kompetensi yang dibutuhkan dapat disediakan. 4 4

5 Dukungan untuk Proses Pengambilan Keputusan (DSS) MPAG melanjutkan dukungannya kepada KKJI dalam mengembangkan sebuah database konservasi kelautan Indonesia dan website yang menjadi portal data dan informasi tersebut. Seorang tenaga ahli penuh waktu ditempatkan di KKJI untuk mengawal pekerjaan ini sekaligus melakukan transfer pengetahuan kepada staf KKJI terkait. Foto Dissy Ekapramudita/CI Hingga bulan Maret 2014, website yang beralamat di ini telah dikunjungi kali. Angka ini menunjukkan bahwa website tersebut telah menjadi sumber penting bagi mereka yang membutuhkan data dan informasi tentang KKP dan konservasi kelautan di Indonesia. Untuk melengkapi data konservasi kelautan yang dikelola KKJI, pada tanggal 27 Maret 2014 di Bogor dibahas suatu mekanisme untuk mengumpulkan berbagai data relevan yang dimiliki mitra pemerintah seperti data dari perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya melalui data sharing agreement yang implementasinya direncanakan selesai pada tahun anggaran Upaya sejenis juga dilakukan MPAG di Direktorat Sumberdaya Ikan (SDI) yang terus mengembangkan website EAFM. Berbagai berita tentang kegiatan perikanan selalu dimutakhirkan, setidaknya setiap dua minggu sekali, oleh Kelompok Kerja (Pokja) Nasional 2. PKSPKL-IPB akan mengembangkan sebuah software sebagai tindak lanjut revisi terbaru dari Modul Penilaian Indikator EAFM. Website EAFM ini dapat diakses di Dalam waktu dekat, wesbsite EAFM ini akan diintegrasikan ke dalam website SDI ( Foto Asril Djunaedi/CI Pendanaan Berkelanjutan untuk KKP Pendanaan yang berkesinambungan merupakan bagian dari pengelolaan KKP yang efektif. Pokja Dana Perwalian untuk Pendanaan Berkelanjutan KKP mengadakan pertemuan di Bogor pada tanggal 27 Maret 2014, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut: 1) Kementerian Keuangan akan memimpin proses sehingga konsep pendanaan berkelanjutan yang disusun oleh Pokja disetujui; 2) Direktur KKJI akan melakukan konsultasi teknis kepada Kementerian Keuangan; 3) Direktorat KKJI mengundang donor potensial untuk mempromosikan skema dana perwalian; dan 4) Materi komunikasi yang dibuat oleh MPAG dimanfaatkan untuk mempromosikan dana perwalian. Dukungan terhadap database dan website EAFM ini merupakan bagian dari dukungan MPAG untuk mengintegrasikan aspek-aspek konservasi ke dalam upaya pengelolaan perikanan. Foto Bibi/WCS Edisi #8,

6 KOMPONEN 2 Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan KKP Foto Sterling Zumbrunn/CI Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Raja Ampat Jejaring KKP Bali Rencana Pengelolaan Raja Ampat sudah diselesaikan dan tinggal menunggu pengesahan. Rencana tersebut sebenarnya sudah diserahkan pada tahun 2012, tetapi masih perlu direvisi, khususnya disebabkan oleh bertambahnya luas Selat Dampier dan Misool, serta adanya keputusan baru tentang pengelolaan kolaboratif di KKP Kawe. MPAG mendorong Pemkab Raja Ampat untuk mengeluarkan Keputusan Bupati tentang perluasan batas KKP di Misool dan Selat Dampier, yang tentunya akan mempengaruhi peta rencana pengelolaan KKP tersebut. Studi banding oleh tim dari Kabupaten Raja Ampat tentang implementasi BLUD dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Dinas Pariwisata, UPTD, dan konsultan Pemda. Tim ini mempelajari sistem pungutan masuk di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. Disamping itu, Sekda dan UPTD mengajukan petisi kepada Bupati Raja Ampat agar UPTD tersebut mengadopsi sistem BLUD. Dalam hal pengembangan dan pengelolaan pariwisata di Kabupaten Raja Ampat, MPAG mendukung Dinas Pariwisata setempat dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA). Untuk itu, sebuah tim konsultasi pun dibentuk dan sejumlah konsultasi yang diikuti oleh pemangku kepentingan di kabupaten ini diadakan pada bulan Januari Setelah berproses selama tiga tahun, cetak biru Jejaring KKP Bali diharapkan diselesaikan pada triwulan kedua Ada dua kabupaten yang menjadi lokasi kerja utama MPAG, yakni Buleleng dan Badung. Di Kabupaten Buleleng, penyusunan rencana zonasi KKP kabupaten tersebut sedang dilakukan. Konsultasi publik juga sudah dilaksanakan pada bulan Februari Upaya lain adalah meningkatkan partisipasi kelompok-kelompok nelayan dan mendorong disusunnya landasan hukum bagi Rencana Zonasi Wilayah Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) yang telah dua tahun terakhir ini terhenti. Adapun di Kabupaten Badung, tidak banyak perkembangan yang terjadi karena Teluk Benoa sekarang ini sedang dikaji sehingga Pemkab Badung baru akan menyelesaikan RZWP3K mereka pada tahun ini. Foto Sterling Zumbrunn/CI 6

7 Taman Wisata Perairan (TWP) Anambas Pada tanggal Februari 2014, Loka KKPN dan Biro Hukum Kemen KP mengundang Direktorat KKJI, Ditjen KP3K, dan MPAG untuk menelaah rencana pengelolaan dan zonasi TWP Anambas. Pertemuan itu menghasilkan draf akhir dokumen pengelolaan dan zonasi. Sekarang, dokumen tersebut dalam proses legalisasi di Biro Hukum Kemen KP. Berkenaan dengan organisasi pengelola kawasan, BLUD dianggap sebagai badan yang tepat. Meskipun ia merupakan bagian dari pemerintah, organisasi jenis ini dapat beroperasi secara independen, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan. Sebagai kelanjutan dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh para pemangku kepentingan dan penyusunan peta jalan (roadmap) bagi pembentukan BLUD Anambas, sebuah tim yang beranggotakan perwakilan SKK Migas dan program CSR (Corporate Social Responsibility) dari tiga perusahaan (Conoco Philips, Star Energy, dan Premier Oil) melakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung lokasi dilaksanakannya program CSR. Program CSR Premier Oil antara lain berupa pelestarian mangrove, yang salah satunya melalui penanaman batang mangrove di Desa Temburun. Program CSR Star Energy mendukung pembuatan keramba ikan di Desa Tebang. Sementara Conoco Philips berfokus pada program pengembangan masyarakat. MPAG memberikan rekomendasi mengenai perikanan berkelanjutan dan pengelolaan KKP untuk programprogram CSR ini. Foto Marthen Welly/CTC Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Natuna Pembentukan KKPD Natuna dimulai dengan identifikasi. Pertemuan seluruh pemangku kepentingan pada tanggal 25 Februari 2014 membicarakan pelaksanaan Program Penilaian Cepat Natuna (Natuna Marine Rapid Assessment Program, MRAP). Dalam paparannya pada pertemuan tersebut, MPAG menjelaskan tentang garis besar aspek perencanaan dan penganggaran dan perlunya dukungan para mitra. Taman Nasional (TN) Laut Sawu Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan Taman Nasional Laut Sawu melalui Kepmen No. 5/KEPMEN-KP/2014. Luas kawasan ini berkurang menjadi 3,35 juta hektare dari yang diusulkan sebelumnya seluas 3,5 juta hektare. Pengurangan luasan ini bertujuan agar dua kabupaten yang berada di dalam kawasan konservasi tersebut (Sabu Raijua dan Rote Ndao) dapat mengelola sendiri kawasan pesisir dan lautnya. MPAG turut menyosialisasikan penetapan ini bersama dengan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Direktorat KKJI, Dewan Konservasi Kelautan Provinsi NTT, LSM setempat, dan mitra lainnya di Provinsi NTT. Lebih lanjut, Pemprov NTT dan BKKPN Kupang menyelaraskan anggaran mereka guna memastikan implementasi pengelolaan konservasi yang efektif di NTT. Pemprov NTT berkomitmen untuk mengalokasikan dana sebesar satu miliar rupiah untuk mendukung kegiatan yang terkait dengan konservasi kelautan pada tahun MPAG dan mitra kerjanya (BKKPN dan LSM Sanggar Suara Perempuan) memberikan pelatihan tentang konservasi laut dan perlindungan penyu di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tanggal Februari Kegiatan yang diikuti oleh 33 orang peserta dari berbagai kelompok masyarakat, remaja, guru, pemerintah desa, dan masyarakat umum ini merupakan bagian dari kegiatan penyadartahuan (awareness) akan perlunya konservasi. Foto Marthen Welly/CTC Edisi #8,

8 Foto Handoko Adi Susanto/MPAG Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Berau Pada tahun 2013, Pemkab Berau mengeluarkan Keputusan Bupati tentang Taman Pesisir Kepulauan Derawan. Pada tahun ini, MPAG mendukung Pemkab merevisi Keputusan tersebut agar memasukkan koordinat batas KKP dan mempertimbangkan masukan dari warga Kecamatan Maratua mengenai zona pemanfaatan terbatas. Bersama mitranya dari Universitas Mulawarman, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Berau, dan pemuka masyarakat, MPAG memfasilitasi proses penampungan saran warga tersebut. Kini, Keputusan Bupati tersebut sudah resmi direvisi (No. 202/2014) dengan mengakomodasi masukan dari penduduk Kecamatan Maratua serta menyebutkan koordinat batas kawasan. Foto Handoko Adi Susanto/MPAG 8 Sehubungan dengan penyusunan rencana pengelolaan dan zonasi yang dipersyaratkan, DKP dan masyarakat pesisir sudah menyepakati rencana zonasi terperinci. Sekarang, rencana tersebut sedang disusun oleh Universitas Mulawarman dan diharapkan akan selesai pada pertengahan tahun 2014.

9 Foto Juergen Freund/WWF Taman Nasional Wakatobi Di kawasan ini, MPAG memperkuat forum masyarakat setempat dan mengaitkannya dengan forum pemangku kepentingan melalui lokakarya tentang pengelolaan kearifan lokal di Desa Kulati, Tomia. Lokakarya ini difasilitasi oleh Komunto bekerjasama dengan pemerintah desa. Tercatat sedikitnya 36 orang mengikuti lokakarya ini. Mereka mengidentifikasi pertanian, perikanan, dan kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar bagi pengembangan upaya wisata di Kulati. Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra Pengembangan mekanisme koordinasi tingkat desa menjadi salah satu pekerjaan utama MPAG di kawasan ini. Langkah ini merupakan awal dari pengembangan mekanisme koordinasi antarpemangku kepentingan untuk penyusunan peraturan desa. Pertemuan pada tanggal 3 Maret 2014 berupaya menjadi awal implementasi sistem zonasi tingkat desa. Pertemuan yang diikuti oleh 38 orang peserta dari desa sekitar, penyedia jasa wisata, nelayan, dan pemuka masyarakat tersebut menyepakati disusunnya peraturan sistem zonasi. MPAG juga mendorong para perwakilan desa untuk mengembangkan peraturan desa lainnya, misalnya peraturan tentang keamanan dan sosial. Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kei Kecil MPAG melanjutkan dukungannya dalam penyelesaian Rencana Zonasi dan Pengelolaan serta penilaian indikator biofisik di Kei Kecil Barat. Diskusi awal dengan Dinas Perencanaan Tata Ruang dan Satgas Zonasi Kei telah dilakukan dan mereka setuju untuk melanjutkan dukungannya terhadap RZWP3K berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Perencanaan Tata Ruang untuk Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Foto Juergen Freund/WWF Disamping itu, MPAG juga memfasilitasi lokakarya tentang Petunjuk Teknis RZWP3K di Ambon. Hasil penting dari lokakarya ini adalah dibentuknya tim Satuan Tugas (Satgas) pada tingkat provinsi (Maluku) dan MPAG merupakan bagian dari tim ini. Pada tanggal 7 Maret 2014, MPAG mendukung pelatihan tentang manajemen keuangan di Desa Gili Indah. Sasaran dari pelatihan ini adalah terbentuknya sebuah koperasi sebagai insentif bagi nelayan setempat. Sedikitnya 25 orang mengikuti pelatihan ini. MPAG bersama dengan unit pengelola TWP Gili Matra dan LSM internasional Rare bahu-membahu berpartisipasi meningkatkan pengetahuan dan kapasitas peserta tentang mekanisme koperasi dan sistem pengelolaan keuangan. Foto WCS Foto Marthen Welly/CTC Edisi #8,

10 Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida Bekerja sama dengan Satgas KKP Nusa Penida, MPAG memfasilitasi pelatihan tentang Efektivitas Pengelolaan KKP. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menilai tingkat efektivitas pengelolaan KKP Nusa Penida dengan menggunakan alat ukur E-KKP3K yang dikembangkan oleh Kemen KP dan MPAG. Saat ini pengelolaan kawasan yang berada dalam wilayah kabupaten Klungkung ini berstatus hijau 71%. Penetapan KKPD oleh Menteri KP akan diumumkan kepada para pemangku kepentingan pada Festival Nusa Penida, Juni Dengan diterbitkannya SK Penetapan ini, KKPD Nusa Penida sudah mencapai status pengelolaan hijau 100%. MPAG juga mendukung pelaksanaan patroli bulanan yang dilakukan bersama dengan unit pengelola KKP Nusa Penida. Selain itu, MPAG juga mendukung penerapan sistem pungutan masuk bagi wisatawan ke kawasan ini. Masih ada beberapa hal yang perlu diperjelas sebelum mekanisme pungutan ini diterapkan. Satgas KKP Nusa Penida mengadakan pertemuan dengan Bupati Klungkung guna membahas berbagai program beserta kendalanya, termasuk rencana mendirikan kantor baru bagi unit pengelola KKP ini, pengadaan perahu cepat untuk patroli, dukungan anggaran, dan penerapan pungutan masuk ke kawasan berdasarkan Perda No. 3/2013. Satgas ini berhasil mendapatkan dukungan dari Kemen KP untuk mendirikan kantornya melalui mekanisme Dana Alokasi Khusus (DAK). Kantor ini diharapkan siap pakai pada bulan November Foto Arief Firdaus/MPAG Foto Des Syafrizal/CI 10

11 Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Banda KKPD Banda adalah salah satu kawasan yang pencadangannya mendapat dukungan dari MPAG pada tahun ini. Masyarakat Pulau Hatta setuju untuk membentuk KKP yang akan dikelola secara swadaya. Untuk itu, anggota kelompok masyarakat konservasi ditugaskan untuk membuat rancangan peraturan adat terkait. Proses pemetaan partisipatif juga sudah dimulai untuk menentukan batas luar kawasan konservasi ini. Pemetaan ini juga bermanfaat bagi penyusunan rencana pengelolaan dan zonasi. Foto Juergen Freund/WWF Di Pulau Rhun, MPAG melakukan sosialisasi tentang prinsip-prinsip dasar pembentukan KKP yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat setempat dan selanjutnya MPAG akan terus memfasilitasi konsultasi masyarakat dalam upaya pembentukan KKP mereka. MPAG juga mendukung penyusunan Perda Maluku Tengah tentang Rencana Tata Ruang Pesisir. Perencanaan ini menerapkan pendekatan dari bawah (bottom-up), yaitu rencana tata ruang kabupaten yang mengakomodasi masukan dari masyarakat. Foto Sterling Zumbrunn/CI Foto Juergen Freund/WWF Edisi #8,

12 Marine Protected Areas Governance (MPAG) adalah program bantuan USAID yang bertujuan mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) seluas 20 juta hektar pada tahun 2020, serta mengelolanya secara efektif dan berkelanjutan. Program MPAG merupakan implementasi dukungan pemerintah Amerika Serikat dalam rangka United States Coral Triangle Initiative (USCTI). Dalam konteks nasional, program MPAG mendukung Goal 3 National Plan of Action (NPOA) Indonesia, yaitu: Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Terbentuk dan Terkelola Secara Efektif. MPAG merupakan bagian dari Marine Resources Program (MRP) dan kelanjutan dari program Coral Triangle Support Partnership (CTSP) Indonesia. Program ini dirancang bersama direktorat terkait di Kementerian Kelautan dan Perikanan serta pemerintah daerah untuk memastikan bahwa dukungan MPAG selaras dengan kebijakan pemerintah. Program kegiatan MPAG juga diimplementasikan melalui konsorsium LSM, yang terdiri atas Conservation International (CI), Coral Triangle Center (CTC), The Nature Conservancy (TNC), Wildlife Conservation Society (WCS), dan WWF Indonesia. INFORMASI Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Marine Protected Areas Governance (MPAG) Jl. Ciragil 2 no.8 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Tel : (021) arief.firdaus@usctsp.org 12

Capaian MPAG. April - Juni 2012

Capaian MPAG. April - Juni 2012 MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Edisi #1, 2012 Capaian MPAG April - Juni 2012 Marine Protected Areas Governance (MPAG) memberi dukungan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KemenKP) serta pemerintah

Lebih terperinci

Hauraki Gulf Marine Park, Selandia Baru KATA PENGANTAR

Hauraki Gulf Marine Park, Selandia Baru KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR MPAG (Marine Protected Areas Governance Project) merupakan bagian dari MRP USAID (Marine Resource Program) bersama dengan IMACS, NOAA dan University Partnership. MPAG sebagai bantuan hibah

Lebih terperinci

CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012

CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012 MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Edisi #2, 2012 CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012 CAPAIAN SISTEM KKP NASIONAL CAPAIAN SISTEM PE- NGELOLAAN KKP YANG EFEKTIF CAPAIAN KA- JIAN SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Capaian. Oktober - Desember 2012

Capaian. Oktober - Desember 2012 Marine Protected Areas Governance Edisi #3, 2013 Capaian Oktober - Desember 2012 Konservasi harus dipahami sebagai sebuah upaya untuk menjamin pemanafaatan sumberdaya secara berkelanjutan, bukan hanya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN LOKAKARYA NASIONAL KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Melestarikan Laut Kita: Peran Pemangku Kepentingan mendorong Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008

Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008 1 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008 2 3 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan

Lebih terperinci

MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE. Pembentukan Sistem KKP Nasional

MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE. Pembentukan Sistem KKP Nasional MPAG News MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Memajukan Efektivitas Pengelolaan KKP Pembentukan Sistem KKP Nasional Capaian Umum MPAG Edisi #4, 2013 Perspektif: Arah Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir

Lebih terperinci

PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT

PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT Oleh: Rony Megawanto Tekanan terhadap sumber daya perikanan semakin tinggi seiring dengan meningkatkan permintaan pasar (demand) terhadap produk-produk

Lebih terperinci

Marine Protected Areas Governance

Marine Protected Areas Governance Foto WCS Marine Protected Areas Governance edisi #7, 2014 Capaian MPAG Oktober-Desember 2014 KOMPONEN 1 Pembentukan Sistem KKP Nasional Penguatan Kelembagaan Peraturan Menteri tentang Pengelolaan Kolaboratif

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA )

MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA ) MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA ) DISAMPAIKAN OLEH AGUS DERMAWAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM ANUGERAH EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU

Lebih terperinci

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011 KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011 T E N T A N G PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI KABUPATEN BULELENG BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kelestarian

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Balai Kawasan Konservasi

Lebih terperinci

Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi

Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi Hasil Evaluasi Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi IV Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi sesuai dengan Renstra Pengelolaan KKP/KKP3K tahun 2010-. Dalam capaiannya, baik hasil evaluasi

Lebih terperinci

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* ABSTRACT

PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* ABSTRACT PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* Ahsanal Kasasiah 1, Teguh Gunawan 1, Cahyadi Indrananto 2, dan Rony Megawanto 2 Email: konservasi.perairan@kkp.go.id

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

Panduan Penetapan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Panduan Penetapan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SUPLEMEN PEDOMAN E-KKP3K Panduan Penetapan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

DIT. KTNL KSDI dan KKP3K

DIT. KTNL KSDI dan KKP3K DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KKJI-KP3K-KKP Agustus 2010 Dasar Hukum : UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.35/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.35/MEN/2011 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.35/MEN/2011 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KEPULAUAN ANAMBAS DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Lebih terperinci

Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11

Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11 Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11 Disusun oleh: Dipublikasikan oleh: The Nature Conservancy, Asia Pacific Conservation Region Kontak: M. Imran Amin: The Nature

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN

PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN RENCANA STRATEGIS 2010-2014 DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KEGIATAN : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH BARAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali www.inilah.com KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali inilah.com/agus Priatna INILAH.COM, Nusa Dua Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan implementasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY Disampaikan dalam Simposium Nasional Kawasan Konservasi Perairan Kementerian Kelautan dan Perikanan 9-10 Mei 2017 IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA,

Lebih terperinci

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT-

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT- Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT- Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pembentukan. Lembaga. Wali Amanat. PERATURAN MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN AN KELAUTAN DAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN AN Oleh : KUSDIANTORO Kepala Bidang Program dan Monev, Pusat Penyuluhan KP Disampaikan pada acara Temu Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2014 KEMEN KKP. Dekonsentrasi. Kelautan dan Perikanan. Gubernur. Tugas Pembantuan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU

CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU Hari dan Tanggal : Rabu, 1 Mei 2013 Waktu : Pukul 09.00-17.30 Wite Tempat : Balai Mufakat, Kabupaten Berau, Tanjung Redeb Peserta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya

Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya ini dibuat hanya diperuntukan bagi pelaksanaan investasi

Lebih terperinci

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Menjadi Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015 MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) KUPANG Jl. Yos Sudarso, Jurusan Bolok, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN PERIKANAN DIBIDANG PENANGKAPAN IKAN UNTUK PERAIRAN UMUM DARATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN PERIKANAN DI BIDANG PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BULETIN TIGA BULANAN. Jejaring KKP Bali. Pendekatan Kolaboratif

BULETIN TIGA BULANAN. Jejaring KKP Bali. Pendekatan Kolaboratif BULETIN TIGA BULANAN Dengan menambahkan keterangan pada foto foto yang diambil, mereka dapat menjelaskan tentang pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN NOMOR KEP.38/MEN/2009 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL LAUT SAWU DAN SEKITARNYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEPUTUSAN NOMOR KEP.38/MEN/2009 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL LAUT SAWU DAN SEKITARNYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.38/MEN/2009 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL LAUT SAWU DAN SEKITARNYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT PENANGKAPAN IKAN, BALAI KKPN KUPANG

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT PENANGKAPAN IKAN, BALAI KKPN KUPANG Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT PENANGKAPAN IKAN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.3/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat melalui penangkapan ikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.915, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BAPPENAS. Lembaga Wali Amanat. Dana Perwakilan. Perubahan Iklim. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

Lebih terperinci

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG KEMENTERIAN K 1 ELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL SATKER LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.17 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021)

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.117, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Perubahan Peruntukan dan Fungsi Zona Inti Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KEPULAUAN KAPOPOSANG DAN LAUT DI SEKITARNYA DI PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG POLA KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KELOMPOK WANITA KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.5/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KELOMPOK WANITA KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.5/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KELOMPOK WANITA KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.5/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat ini dibuat hanya diperuntukan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.5-/217 DS6-9464-235-812 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG I. PROJECT DESCRIPTION 1. Judul :Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) 2. Tujuan : Melindungi sumber daya alam Papua Barat meningkatkan kehidupan lokal.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.63/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KEPULAUAN ARU BAGIAN TENGGARA DAN LAUT DI SEKITARNYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG RANCANGAN KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi, melestarikan, dan

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN Medan, 24 Maret 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan bahan

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan konservasi (KHK) berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun1999 terdiri dari kawasan suaka alam (KSA), kawasan pelestarian alam (KPA) dan Taman Buru. KHK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LOMBOK TENGAH, Menimbang : a. bahwa kekayaan

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT POKMASWAS, BALAI KKPN KUPANG

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT POKMASWAS, BALAI KKPN KUPANG Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT POKMASWAS, BALAI KKPN KUPANG Nomor Ruang lingkup : PKL.4/01 : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat melalui Kelompok Masyarakat Pengawas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Judul : SOP PENELITIAN BAGI WARGA NEGARA ASING DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : Penel.1/01 Ruanglingkup : Standar operasional prosedur

Judul : SOP PENELITIAN BAGI WARGA NEGARA ASING DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : Penel.1/01 Ruanglingkup : Standar operasional prosedur Judul : SOP PENELITIAN BAGI WARGA NEGARA ASING DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : Penel.1/01 Ruanglingkup : Standar operasional prosedur penelitian bagi Warga Negara Asing ini dibuat hanya diperuntukan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LAUT DAN REKLAMASI TELUK BENOA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LAUT DAN REKLAMASI TELUK BENOA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LAUT DAN REKLAMASI TELUK BENOA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Taman Nasional Laut Dasar pengelolaan : UU NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2008 TENTANG PERENCANAAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN

Lebih terperinci