Capaian. Oktober - Desember 2012
|
|
- Sri Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Marine Protected Areas Governance Edisi #3, 2013 Capaian Oktober - Desember 2012 Konservasi harus dipahami sebagai sebuah upaya untuk menjamin pemanafaatan sumberdaya secara berkelanjutan, bukan hanya pelarangan & perlindungan saja. KKP memberikan manfaat yang signifikan dari aspek ekologi, biologi, species rirchness, dan juga pendapatan masyarakat sekitar (Riset dari Universitas California Santa Barbara, AS) Desain KKP harus memperhatikam konektivias ekologis, sehingga perlu dibangun jejaring KKP yang dapat meindungi seluruh siklus hidup sebuah spesies penting dalam KKP tersebut Perkampungan nelayan di TWP Anambas Asril Djunaidi/CI Marine Protected Areas Governance (MPAG) merupakan program hibah dari United States Agency for International Development (USAID) dalam mendukung komitmen Pemerintah Indonesia membangun 20 juta ha Kawasan Konservasi Perairan dan mengelolanya secara efektif. MPAG News terbit tiga bulan sekali berdasarkan kegiatan-kegiatan yang diimplementasikan melalui konsorsium lima LSM yaitu Conservation International, Coral Triangle Center, The Nature Conservancy, Wildlife Conservation Society, dan WWF Indonesia baik di tingkat nasional maupun di tingkat lapangan. MPAG News edisi #3 ini memaparkan beberapa capaian pada periode Oktober Desember 2012.
2 Capaian Umum MPAG Beberapa kegiatan penting yang telah dilakukan MPAG bersama mitra kerja dalam kurun waktu Oktober Desember 2012 dapat disarikan sebagai berikut: Beberapa kajian telah dilaksanakan dibawah dukungan pendanaan MPAG, diantaranya adalah kajian harmonisasi pengelolaan tujuh Taman Nasional Laut yang saat ini dikelola oleh Kementerian Kehutanan. Ketujuh Taman Nasional tersebut adalah Taman Nasional (TN) Kepulauan Seribu, TN Karimun Jawa, TN Wakatobi, TN Bunaken, TN Togean, TN Cenderawasih, dan TN Takabonerate. Salah satu sesi di Konas 8 Mataram Kajian ini dilakukan selama 3 bulan (15 September 15 Desember 2012) yaitu dengan mengidentifikasi semua sistem pengelolaan yang dimiliki oleh ketujuh UPT Taman Nasional Laut tersebut untuk kemudian dikomparasikan dengan sistem pengelolaan 10 KKPN di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang difokuskan pada enam aspek yaitu: 1. Regulasi 2. Kelembagaan 3. Sumberdaya Manusia 4. Sarana-prasarana 5. Pembiayaan 6. Operasional pengelolaan. Laporan lebih rinci tentang hasil kajian ini dapat diperoleh di kantor MPAG. Handoko AS/MPAG Pameran di Konas 8 Mataram Selain itu, MPAG-WCS pada periode ini juga tengah menyelesaikan kajian strategis yang mencakup 20 juta ha KKP melalui analisis spasial menggunakan sistem informasi geografis. Analisis ini dilakukan berdasarkan data, informasi, dan kajian terkait kawasankawasan prioritas konservasi yang sebelumnya telah dilakukan. Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa terdapat potensi penambahan luasan KKP hingga 8,4 juta ha yang berasal dari: 1. Daerah-daerah perlindungan laut yang dikembangkan COREMAP (2,1 juta ha) 2. Kawasan prioritas dari buku atlas konservasi yang belum menjadi kawasan konservasi (4,3 juta ha) 3. Perluasan kawasan konservasi daratan ke arah perairan 91,9 juta ha). Detail laporan hasil kajian ini dapat dilihat di kantor MPAG. Handoko AS/MPAG MPAGNews 2 Edisi #3, 2013
3 MPAG mendukung Dit KKJI melaksanakan lunch talkshow disela-sela acara Konas 8 di Mataram. Talkshow ini dibuka oleh Dirjen KP3K KKP dan menghadirkan pembicara utama Dir. KKJI Dr. Toni Ruchimat dan pakar kelautan Prof. Rokhmin Dahuri. Berikut ini adalah butir-butir yang dihasilkan talkshow tersebut: 1. Indonesia saat ini sudah mempunyai 15,7 juta ha KKP dan akan terus diupayakan agar luas ini bertambah seiring dengan komitmen pemerintah menuju 20 juta ha pada tahun Yang menjadi tantangan terbesar bagi upaya ini adalah bagaimana mencapai pengelolaan yang efektif dari KKP-KKP tersebut. 2. Perlu ditegaskan kembali bahwa konservasi bukan berarti melulu hanya pelarangan dan perlindungan saja. Konservasi harus dipahami sebagai sebuah upaya untuk menjamin pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas California Santa Barbara terhadap kinerja 200 KKP di dunia, 80 KKP di daerah tropis dan 120 KKP di daerah non-tropis menunjukkan bahwa KKP memberikan manfaat yang signifikan dari aspek ekologi, biologi, kekayaan spesies, dan juga pendapatan masyarakat sekitar. 4. Pengelolaan KKP dengan sistem zonasi merupakan strategi yang sangat tepat terutama untuk Indonesia yang notabene masih dikategorikan sebagai negara bekembang. Dengan sistem zonasi, maka masyarakat dapat memanfaatkan KKP secara optimal dan sekaligus berperan aktif dalam mengelola KKP tersebut. 5. Desain KKP harus memperhatikan konektivitas ekologis, sehingga perlu dibangun jejaring KKP yang dapat melindungi seluruh siklus hidup sebuah spesies penting dalam KKP tersebut. Handoko AS/MPAG MPAGNews 3 Edisi #3, 2013 Pembudidaya rumput laut di KKP Nusa Penida
4 Komponen 1: Pembangunan Sistem Nasional KKP Penguatan Kelembagaan MPAG mendukung penyusunan pedoman teknis evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil (EKKP3K). Saat ini panduan sudah disahkan melalui SK Dirjen, buku panduan sudah dicetak dan disebarkan kepada stakeholders terkait baik di tingkat nasional maupun di daerah. KKJI dan MPAG sudah melakukan sebuah lokakarya di Yogyakarta dalam rangka sosialisasi panduan teknis tersebut. Panduan ini selanjutnya akan dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris dan dibuatkan softwarenya untuk memudahkan pengguna dalam mengimplementasikannya. Panduan teknis ini merupakan panduan pertama yang menjadi standar nasional yang disusun berdasarkan regulasi yang ada dan mengkombinasikan berbagai referensi-referensi terkait, baik yang dikeluarkan oleh IUCN, TNC, Bank Dunia, LIPI, dan WCS. Sebelum dilegalisasi panduan ini telah diujicobakan di lapangan diantaranya di lokasi MPAG dan juga KKP lain seperti Batang, Sukabumi, Pieh, Pesisir Selatan, dan Raja Ampat. Tim penyusun Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pembentukan Jejaring KKP telah selesai menyusun draf Permen KP untuk jejaring KKP melalui beberapa pertemuan dan diskusi dengan beberapa ahli kelautan. Tim penyusun ini terdiri dari staf lingkup KP3K termasuk bagian hukum, perguruan tinggi, dan LSM. Permen ini merupakan mandat dari PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan. Saat ini draf final sudah disampaikan kepada Biro Hukum KKP dan akan ditindaklanjuti dengan pembahasan yang akan dilakukan dengan mengundang inisiator permen yaitu KP3K dan juga dirjen lainnya di lingkup KKP. PP No. 60 Tahun 2007 juga memandatkan untuk menyusun Peraturan Menteri terkait pengembangan kemitraan dalam pengelolaan KKP di Indonesia. Permen ini menyatakan bahwa pengelolaan KKP dapat melibatkan masyarakat melalui kemitraan antara unit organisasi pengelola dengan kelompok masyarakat dan/atau masyarakat adat, lembaga swadaya masyarakat, korporasi, lembaga penelitian, maupun perguruan tinggi. Pertemuan awal sudah dilakukan dua kali antara KKJI, MPAG, dan mitra di Yogyakarta dan Batam. Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan focus group discussion pada tanggal 21 januari dan juga mini workshop tentang penyusunan kerangka kerja kemitraan kerjasama KKJI, PKSPL IPB, dan MPAG pada awal Februari. Pertemuan ini melibatkan pihak pemerintah dan pemerintah daerah, para ahli kelautan, perguruan tinggi, dan praktisi konservasi. MPAG merupakan bagian dari Kelompok Kerja Pengembangan Sumberdaya Manusia (Pokja SDM) yang telah mengidentifikasi kompetensi minimum bagi pengelola KKP MPAGNews 4 Edisi #3, 2013
5 Indikator implementasi Ecosystem Approach for Fisheries Management (EAFM) sudah disempurnakan berdasarkan ujicoba yang telah dilakukan di beberapa WPP. Melalui kerjasama dengan BPSDM, MPAG juga mendukung pengembangan modul pelatihan kajian implementasi EAFM menuju proses sertifikasi. Selain itu, situs web EAFM Indonesia yang sudah dibuat akan diintegrasikan ke dalam situs web Dit. SDI untuk menjamin keberlanjutan pengelolaannya di masa yang akan datang. Dalam bidang pengembangan sumberdaya manusia, MPAG mendukung BPSDM KP dalam menyusun Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Standar Kompetensi Khusus (SKK) bagi pengelola konservasi perairan di Indonesia. SKK ini terdiri dari kurikulum dan modul-modul pelatihan. Draft SKK tentang dasar-dasar pengelolaan KKP dan perencanaan pengelolaan KKP sudah selesai dibuat dan akan disampaikan kepada menteri melalui komite SKK. Pengembangan Kapasitas SDM MPAG mengembangkan modul-modul pelatihan dengan menggunakan referensi utama dari modul pelatihan NOAA yaitu dasar-dasar pengelolaan KKP, perencanaan pengelolaan KKP, dan pengelolaan perikanan berkelanjutan dalam KKP. Selain itu, MPAG merupakan bagian dari Kelompok Kerja Pengembangan Sumberdaya Manusia (Pokja SDM) yang telah mengidentifikasi kompetensi minimum bagi pengelola KKP yaitu Sikap Kerja dan Kepribadian, Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi, Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat, Penerimaan hibah melalui Trust Fund harus memenuhi 3 kriteria: Ada komitmen pemberi hibah Ada kebutuhan untuk mendukung pencapaian sasaran tematik Perjanjian yang disepakati pemberi dan penerima hibah Pengelolaan Kawasan dan Jenis Ikan, Penilaian Kondisi Biofisik Kawasan Konservasi Perairan, dan Penilaian Kondisi Sosial-Ekonomi Kawasan Konservasi Perairan. Urutan daftar kompetensi tersebut sudah disepakati berdasarkan lokakarya teknis yang melibatkan para ahli dan praktisi konservasi. Sehubungan dengan kewenangan pemerintah sebagai pengelola KKP, maka kemudian penyusunan jabatan fungsional khusus untuk para pengelola KKP pun diperlukan. Jabatan fungsional ini merupakan acuan bagi staf pemerintah pengelola KKP dalam meniti karir dan kompetensi minimum yang harus dimiliki dalam mengelola KKP. MPAG menginisiasi kajian pengembangan jabatan fungsional untuk mengelola KKP. Kajian ini menyimpulkan enam jabatan fungsional yaitu 1) perencanaan pengelolaan KKP, tingkat terampil; 2) perencana pengelolaan KKP, tingkat ahli; 3) pengendalian dan evaluasi, tingkat terampil; 4) pengendalian dan evaluasi, tingkat ahli; 5) insentif pengembangan masyarakat, tingkat terampil; dan 6) insentif pengembangan masyarakat, tingkat ahli. Selanjutnya Pokja SDM akan melibatkan Bagian Kepegawaian untuk menindaklanjuti kajian ini. SeIain itu, MPAG masih terus melanjutkan kegiatan-kegiatan pelatihan konservasi baik di level nasional maupun di level lokasi lapangan bekerja sama dengan BPSDM dan NOAA. Semua informasi kegiatan pelatihan ini selanjutnya akan diintegrasikan kedalam sistem informasi pelatihan yang saat ini penyusunannya dalam tahap finalisasi. MPAGNews 5 Edisi #3, 2013
6 Komponen 1: Pembangunan Sistem Nasional KKP Pendanaan Berkelanjutan Kelompok kerja Pendanaan Berkelanjutan (Pokja SF) telah menyelesaikan dua Prosedur Operasi Standar (SOP) yaitu SOP untuk desain kelembagaan Trust Fund (Dana Perwalian) dan SOP untuk mekanisme kerja Trust Fund, serta background paper terkait pentingnya pembentukan Trust Fund untuk pengelolaan KKP di Indonesia. Pokja SF beranggotakan perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan LSM. Pertemuan Pokja pada MPAG mendukung Dit. KKJI mengembangkan webdata konservasi sebagai portal basis data konservasi perairan Indonesia 9 November 2012 telah mendiskusikan detail rancangan untuk pembentukan Trust Fund dan mekanisme penyaluran dana ke LSM dan Pemerintah Daerah. Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2011 tentang Dana Perwalian menyatakan bahwa penerimaan hibah melalui dana perwalian harus memenuhi tiga kriteria Mangrove di Nusa Penida yaitu 1) adanya komitmen dari pemberi hibah; 2) ada kebutuhan untuk mendukung pencapaian sasaran tematik; dan 3) adanya perjanjian yang disepakati antara pemberi hibah dan penerima hibah. Untuk tujuan pembentukan dana perwalian tersebut, MPAG mendukung pembuatan materi komunikasi yang dapat digunakan untuk penggalangan dana. Pengelolaan DSS MPAG melanjutkan dukungannya kepada Dit. KKJI dalam pengembangan webdata konservasi sebagai portal basis data konservasi perairan Indonesia. Situs web konservasi sudah mengalami banyak kemajuan, diperbarui secara berkala, dan tersedia dalam dua bahasa. Untuk menjaga kualitas isi dan keamanan data web tersebut, saat ini telah dibuat 10 SOP terkait pengelolaannya. SOP-SOP tersebut meliputi (i) SOP tentang pengelolaan situs web dan administrasi pengguna yaitu instalasi data, registrasi pengguna, pemulihan karena kesalahan operasional; (ii) SOP tentang pengelolaan data dan operasionalisasi situs web yaitu administrasi pengguna, pengelolaan data, operasionalisasi situs web, penambahan data ke dalam basis data dan situs web, penyuntingan data kawasan konservasi dalam basis data dan situs web, penambahan/penyuntingan konservasi jenis ikan ke dalam basis data dan situs web, penambahan/penyuntingan dokumen dan galeri, mekanisme data sharing, dan pengelolaan forum diskusi. Sampai saat ini portal situs web konservasi ini berisi lebih dari 320 artikel terkait kegiatan konservasi, kebijakan dan peraturan perundangan, data tentang 105 konservasi kawasan, 41 spesies konservasi jenis ikan, dan fotofoto. Hingga 23 Desember 2012 situs web yang beralamt di ini telah dikunjungi kali. MPAG MPAGNews 6 Edisi #3, 2013
7 Komponen 2: Peningkatan Efektivitas Pengelolaan KKP di Lokasi Terpilih Jejaring Pengelolaan KKP Provinsi Bali Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali bersama Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan dari 8 (delapan) kabupaten/kota membangun kesepakatan tentang Jejaring MPA pada tanggal 19 Desember Pertemuan yang diselenggarakan di Sanur tersebut menghasilkan 3 butir kesepakatan, yaitu (1) Membangun Jejaring MPP Bali untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, (2) Membangun dan menyepakati cetak biru Jejaring MPA Bali, dan (3) Memastikan penyusunan blue print (cetak biru) dengan memperhatikan kearifan lokal masyarakat Bali dan peraturan perundangan yang berlaku. Kelompok Kerja Jejaring MPA Bali telah menyusun draf cetak biru untuk dibahas lebih lanjut dengan para Kepala Dinas dan berisi arahan strategis tentang bagaimana membangun Jejaring MPA. Salah satu referensi penting dalam pengembangan cetak biru tersebut adalah hasil Marine Rapid Assessment Program (MRAP) tahun 2011 yang laporannya telah didistribusikan ke stakeholder terkait.. Blue print (cetak biru) Jejaring MPA Bali disusun dengan memperhatikan kearifan lokal masyarakat Bali dan peraturan perundangan yang berlaku Rony Megawanto/MPAG Jejaring Ekologi KKP Raja Ampat MPAG mendukung pengembangan rencana bisnis konservasi, rencana pengelolaan dan zonasi, dan strategi pengembangan kapasitas SDM Jejaring MPA Raja Ampat. Pada periode ini telah dilakukan pelatihan tentang pariwisata berkelanjutan dalam kawasan konservasi di BPPP Bitung, Sulawesi Utara. Proses pengembangan Jejaring MPA Raja Ampat telah didokumentasikan dalam sebuah dokumen pembelajaran. Dokumen pembelajaran ini dikomunikasikan dengan stakeholder terkait MPAGNews 7 Edisi #3, 2013
8 Komponen 2: Peningkatan Efektivitas Pengelolaan KKP di Lokasi Terpilih Wayag, Raja Ampat Handoko AS/MPAG dan dijadikan dasar dalam pengembangan kelembagaan menuju sistem pendanaan berkelanjutan di tingkat lokasi lapangan. Selain itu, MPAG juga mendukung pelembagaan program pelatihan yaitu dengan membangun nota kesepahaman antara CI, BPSDM, BPPP Ambon, dan Badan Diklat Daerah Kabupaten Raja Ampat. Anambas National Marine Recreational Park MPAG memfasilitasi Kelompok Kerja (Pokja) penyusunan rencana pengelolaan untuk Perairan Kepulauan Anambas, termasuk kegiatan outreach (penjangkauan) ke komunitas, pertemuan dengan sektor swasta, dan melaksanan pelatihan terkait MPA. Pokja sendiri terdiri dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Anambas, Loka KKPN Pekanbaru, dan stakeholder terkait. Salah satu referensi utama dalam penyusunan rencana pengelolaan dan zonasi adalah hasil Marine Rapid Assessment Program (MRAP) yang dilaksanakan pada pertengahan tahun Hasil MRAP telah dipresentasikan ke stakeholder terkait, termasuk Direktorat KKJI, dan saat ini laporan MRAP dalam proses finalisasi. Hasil MRAP ini juga mendukung terjadinya kesepakatan masyarakat dalam menentukan ukuran juvenile ikan napoleon yang bisa ditangkap dari alam. MPAGNews 8 Edisi #3, 2013
9 Taman Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan Kelompok Kerja (Pokja) penyusunan rencana pengelolaan Taman Wisata Perairan Gili Matra yang anggotanya terdiri dari BKKPN Kupang, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, dan stakeholder terkait telah disahkan melalui SK No / BKKPN/XI/2012 pada November Saat ini Pokja sedang memfasilitasi proses konsultasi draf publik rencana zonasi, sementara draf kedua dokumen rencana pengelolaan telah diselesaikan. Secara paralel, telah dilakukan pelatihan dasardasar MPA bagi stakeholder terkait untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya konservasi. Dalam rangka mengembangkan konsep co-management (pengelolaan bersama), MPAG mendukung pelaksanaan analisis dan pemetaan stakeholder yang bekerja di Gili Matra yang secara garis besar terdiri dari 5 kelompok utama, yaitu masyarakat desa, pemerintah kabupaten, dan pemerintah provinsi, swasta, dan pemerintah pusat sebagai otoritas pengelola kawasan. Taman Nasional Perairan Laut Sawu Bersama BKKPN Kupang dan tim P4KKP, MPAG menyelenggarakan lokakarya tentang pembentukan Dewan Konservasi Perairan. Workshop yang dihadiri 30 peserta dari berbagai kalangan tersebut menyepakati pembentukan Dewan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur Pertemuan kelompok kerja KKP Nusa Penida di Klungkung Daerah Perlindungan Laut di Desa Kuanheun, TNP Laut Sawu melalui Surat Keputusan Gubernur. Dewan ini akan berperan sebagai wadah kolaborasi antar stakeholder dalam mendukung pengelolaan Taman Nasional Laut Sawu. MPAG mendukung BKKPN Kupang melakukan konsultasi publik terhadap draf rencana pengelolaan dan zonasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu. Selama periode Oktober-Desember 2012, telah dilakukan 5 kali konsultasi publik yang mencakup 7 desa, 2 kecamatan dari 2 Kabupaten, yaitu Manggarai dan Manggarai Barat. Dengan demikian, total konsultasi publik yang telah dilakukan adalah sebanyak 71 kali dan dihadiri oleh 850 stakeholder. Untuk mendukung finalisasi rencana pengelolaan dan zonasi, Kepala BKKPN Kupang telah membentuk kelompok kerja yang bertugas untuk melanjutkan konsultasi publik dan penyelesaian rencana pengelolaan dan zonasi tersebut. Secara paralel, MPAG mendukung penyusunan SOP tentang pelaksanaan ground-truthing, resource use monitoring, survey manta tow, dan community mapping. Handoko AS/MPAG WIra Sanjaya/CTC MPAGNews 9 Edisi #3, 2013
10 Komponen 2: Peningkatan Efektivitas Pengelolaan KKP di Lokasi Terpilih KKP Nusa Penida caption... Taman Nasional Wakatobi MPAG memfasilitasi seri diskusi antara masyarakat adat, kelompok nelayan, Pemerintah Kabupaten Wakatobi, dan Taman Nasional Wakatobi dalam rangka pengelolaan sumberdaya laut yang lebih baik. Diskusi tersebut menghasilkan komitmen bersama untuk mengelola sumberdaya laut dengan mengedepankan upaya perlindungan kawasan dari pengrusakan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membangun kemitraan, dan pengakuan terhadap hak-hal adat. MPAG melaksanakan pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) kepada kelompok masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menganalisa dan menyusun prioritas program dengan Foto Wakatobi (belum ada) pendekatan yang lebih terstruktur. Disamping itu, MPAG berbagi pengetahuan tentang pengelolaan ekowisata dengan pemerintah kabupaten, masyarakat lokal, dan relawan dari luar negeri. caption... MPAG bekerjasama dengan Kelompok Kerja (Pokja) MPA Nusa Penida dalam pengumpulan data biofisik dan sosial-ekonomi sebagai masukan dalam finalisasi rencana pengelolaan dan zonasi. Proses pengumpulan data tersebut menggunakan protokol (SOP) yang telah disepakati bersama, yaitu protokol monitoring kesehatan karang dan monitoring pemanfaatan sumberdaya. MPAG bersama Pokja juga memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam penyusunan konsep entrance fee (biaya masuk) bagi wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida. Konsep tersebut telah dikonsultasikan dengan stakeholder terkait. MPAGNews 10 Edisi #3, 2013
11 KKP Berau MPAG melanjutkan dukungan kepada masyarakat Tanjung Batu dan Labuan Cermin dalam melaksanakan Conservation Action Planning (CAP), sekaligus menggalang input terkait draf Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (RZWP3K). MPAG juga mendukung pengembagan Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Biduk Biduk melalui pembentukan kelompok kerja. Selain itu, telah dilaksanakan pelatihan pengenalan ekosistem pesisir yang diikuti oleh kelompok masyarakat, perangkat desa, kelompok perempuan, dan jurnalis dari majalah lokal. Pelatihan tentang pengenalan pada ekosistem pantai di Sigending, Berau R. Ardiwijaya /TNC KKP Maluku Tenggara caption... MPAG mendukung Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dalam penyusunan rencana pengelolaan dan zonasi melalui kegiatan pemetaan partisipatif, kajian kearifan lokal terkait konservasi, survei Spawning Agregation Sites (SPAGS), monitoring penyu, dan penyusunan naskah akademik bekerjasama dengan Universitas Pattimura. Setelah sebelumnya diikuti aparat pemerintah dan raja lokal, pada periode ini MPAG memfasilitasi pelatihan tentang dasar-dasar konservasi (MPA 101) bagi masyarakat lokal. Pelatihan ini diikuti oleh 132 peserta (48 perempuan dan 64 laki-laki) dari 25 kampung. MPAGNews 11 Edisi #3, 2013
12 Komponen 3: Kajian Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kajian Host Country System Kajian terhadap Host Country System (HCS) atau sistem pengelolaan dana hibah luar negeri telah selesai dilakukan yang mencakup siklus perencanaan, penganggaran, pembayaran, implementasi program, laporan keuangan, dan audit. Kajian ini mengidentifikasi beberapa aturan baru yang memungkinkan sistem pemerintah mengelola dana hibah asing secara lebih optimal. Berdasarkan kajian tersebut, telah didesain mekanisme penyaluran dana hibah asing ke pemerintah daerah dan LSM melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan atau lembaga Wali Amanah (Trust Fund). Untuk mensosialisasikan mekanisme tersebut, MPAG memfasilitasi lokakarya tentang pengelolaan hibah asing pada Desember lalu yang dihadiri oleh staf dari Setditjen KP3K, KKJI, Inspektorat Jenderal, dan Badan Litbang KemenKP. Narasumber dalam lokakarya tersebut adalah konsultan MPAG dan staf dari Kementerian Keuangan. Sistem pengelolaan dana hibah luar negeri mencakup siklus perencanaan, penganggaran, pembayaran, implementasi program, laporan keuangan, dan audit Informasi Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Marine Protected Areas Governance (MPAG) One Wolter Place, Lt. Mezzanine Jl. Wolter Monginsidi 63, Jakarta Selatan Tel : (021) Faks : (021) arief.firdaus@usctsp.org Dokumen ini terwujud berkat dukungan dari rakyat Amerika melalui the United States Agency for International Development (USAID). Isi dokumen ini merupakan tanggung jawab MPAG dan tidak serta-merta mencerminkan pandangan USAID maupun Pemerintah Amerika Serikat. MPAGNews 12 Edisi #3, 2013
Capaian MPAG. April - Juni 2012
MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Edisi #1, 2012 Capaian MPAG April - Juni 2012 Marine Protected Areas Governance (MPAG) memberi dukungan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KemenKP) serta pemerintah
Lebih terperinciCAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012
MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Edisi #2, 2012 CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012 CAPAIAN SISTEM KKP NASIONAL CAPAIAN SISTEM PE- NGELOLAAN KKP YANG EFEKTIF CAPAIAN KA- JIAN SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciHauraki Gulf Marine Park, Selandia Baru KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR MPAG (Marine Protected Areas Governance Project) merupakan bagian dari MRP USAID (Marine Resource Program) bersama dengan IMACS, NOAA dan University Partnership. MPAG sebagai bantuan hibah
Lebih terperinciMARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE. Pembentukan Sistem KKP Nasional
MPAG News MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Memajukan Efektivitas Pengelolaan KKP Pembentukan Sistem KKP Nasional Capaian Umum MPAG Edisi #4, 2013 Perspektif: Arah Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN LOKAKARYA NASIONAL KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Melestarikan Laut Kita: Peran Pemangku Kepentingan mendorong Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau
Lebih terperinciMENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA )
MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA ) DISAMPAIKAN OLEH AGUS DERMAWAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali
www.inilah.com KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali inilah.com/agus Priatna INILAH.COM, Nusa Dua Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan implementasi
Lebih terperinciMarine Protected Areas Governance. edisi #8, Capaian MPAG
Marine Protected Areas Governance edisi #8, 2014 Capaian MPAG Januari - Maret 2014 PENGANTAR MPAGNews edisi ke-8 ini secara singkat menjabarkan sejumlah capaian selama periode Januari-Maret 2014. Hasil
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* ABSTRACT
PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* Ahsanal Kasasiah 1, Teguh Gunawan 1, Cahyadi Indrananto 2, dan Rony Megawanto 2 Email: konservasi.perairan@kkp.go.id
Lebih terperinciPENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LAUT DAN REKLAMASI TELUK BENOA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LAUT DAN REKLAMASI TELUK BENOA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Taman Nasional Laut Dasar pengelolaan : UU NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI
Lebih terperinciVOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN
VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen
Lebih terperinciRENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA
RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) KUPANG Jl. Yos Sudarso, Jurusan Bolok, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi
Lebih terperinciPedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008
1 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008 2 3 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan
Lebih terperinciAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciGERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP
GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan
Lebih terperinciIr. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT-
Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT- Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciDIT. KTNL KSDI dan KKP3K
DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KKJI-KP3K-KKP Agustus 2010 Dasar Hukum : UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH BARAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN WISATA PERAIRAN PULAU GILI AYER, GILI MENO DAN GILI TRAWANGAN DI PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil yang disebut Gili (dalam
Lebih terperinciOleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
Lebih terperinciEvaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi
Hasil Evaluasi Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi IV Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi sesuai dengan Renstra Pengelolaan KKP/KKP3K tahun 2010-. Dalam capaiannya, baik hasil evaluasi
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Balai Kawasan Konservasi
Lebih terperinciNATIONAL PRIORITY WORKSHOP (NPW) CTI CFF INDONESIA, TAHUN , HOTEL GOLDEN FLOWER, BANDUNG, SEPTEMBER 2013
LAPORAN PERJALANAN NATIONAL PRIORITY WORKSHOP (NPW) CTI CFF INDONESIA, TAHUN 2014 2016, HOTEL GOLDEN FLOWER, BANDUNG, 12-13 SEPTEMBER 2013 Oleh: MUHAMMAD ABRAR, S.Si, M.Si PUSAT PENELEITAIAN OSEANOGRAFI
Lebih terperinciPengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
Konservasi: Pilar Pembangunan Kelautan dan Perikanan I Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah terlepas dari fungsi konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini
Lebih terperinciMarine Protected Areas Governance
Foto WCS Marine Protected Areas Governance edisi #7, 2014 Capaian MPAG Oktober-Desember 2014 KOMPONEN 1 Pembentukan Sistem KKP Nasional Penguatan Kelembagaan Peraturan Menteri tentang Pengelolaan Kolaboratif
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY
Disampaikan dalam Simposium Nasional Kawasan Konservasi Perairan Kementerian Kelautan dan Perikanan 9-10 Mei 2017 IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA,
Lebih terperinciDaftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013
Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 /KEPMEN-KP/2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciDirektorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Menjadi Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015 MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.67/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL PULAU GILI AYER, GILI MENO, DAN GILI TRAWANGAN DI PROVINSI NUSA
Lebih terperinciOne Map And One Data Informasi Geospasial Tematik
One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM ANUGERAH EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU
Lebih terperinciKEMITRAAN MENUJU KOLABORASI PENGELOLAAN TN KOMODO
KEMITRAAN MENUJU KOLABORASI PENGELOLAAN TN KOMODO Fajarudin PT Putri Naga Komodo Predikat yang disandang oleh TN Komodo (A Man and Bisophere Reserve dan World Heritage Site) merupakan kebanggaan tersendiri,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN PERIKANAN DI BIDANG PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas 49 307,19 km 2 memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang tinggi. Luas laut 29 159,04 Km 2, sedangkan luas daratan meliputi
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA
KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA Nama Organisasi Periode pekerjaan: Conservation International Indonesia Mei : Mendukung pencapaian visi dan misi CI Indonesia melalui
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014-2034 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMATRIK CAPAIAN PROGRAM LEGISLASI KKP TAHUN 2017 (Caturwulan Pertama 2017) RENCANA PENYAMPAIAN. Januari. Mei. Januari
MATRIK CAPAIAN PROGRAM LEGISLASI KKP TAHUN 2017 (Caturwulan Pertama 2017) 1. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Pemerintah Pemerintah 3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan
Lebih terperinciKELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.108/KP.403/MP/2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN
Lebih terperinciPanduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
SUPLEMEN PEDOMAN E-KKP3K Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan,
Lebih terperinciProgram dan Kegiatan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
Program dan Kegiatan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Ditjen. Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Ir. Agus
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN
PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN RENCANA STRATEGIS 2010-2014 DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KEGIATAN : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 10/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciPROGRAM COREMAP DINILAI TAK EFEKTIF MASYARAKAT NELAYAN TIDAK DILIBATKAN DALAM MENENTUKAN BENTUK PENGELOLAAN KONSERVASI PESISIR.
PROGRAM COREMAP DINILAI TAK EFEKTIF MASYARAKAT NELAYAN TIDAK DILIBATKAN DALAM MENENTUKAN BENTUK PENGELOLAAN KONSERVASI PESISIR. (dok/antara) Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menganggap program
Lebih terperinciRANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG
RANCANGAN KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi, melestarikan, dan
Lebih terperinciUPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional
UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN
Lebih terperinciOleh : Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut
Oleh : Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut KRONOLOGIS PENYELARASAN URUSAN KSDI Kesepakatan Bersama Dirjen PHKA dan Dirjen KP3K No. 396. 1/ Djiv/HO/2003 dan No. 09/KB/Dep.KP/2003, tgl 30 April
Lebih terperinciC. Waktu, Tempat Pelaksanaan dan Susunan Acara D. Narasumber dan Peserta
Kerangka Acuan (Term of Reference) Lokakarya Hasil Studi dan Pemantauan, serta Upaya Konservasi Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan Indonesia Jakarta, 27 Maret 2014 A. Latar Belakang Di Indonesia,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI PAPUA
Lebih terperinciJanuari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11
Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11 Disusun oleh: Dipublikasikan oleh: The Nature Conservancy, Asia Pacific Conservation Region Kontak: M. Imran Amin: The Nature
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN TERUMBU KARANG PASIR PUTIH SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciInvestasi cerdas untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut dan membangun perikanan Indonesia. Wawan Ridwan
Investasi cerdas untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut dan membangun perikanan Indonesia Wawan Ridwan Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, 9 10 Mei 2017 (c) Nara
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1
KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia
Lebih terperinciOLEH : DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA, SEPTEMBER
OLEH : DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA, SEPTEMBER 2010 Mandat Pengelolaan dan Konservasi SDI Dasar Hukum
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH
BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSTRATEGI DAN IMPLEMENTASI REGULASI KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN
STRATEGI DAN IMPLEMENTASI REGULASI KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN Oleh DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT JAKARTA, APRIL 2010 POTENSI SDA Pesisir dan Laut : Keunikan ekosistem, Keindahan alam, Potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu modal utama untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu pemanfaatan sumber daya yang sebesar-besarnya
Lebih terperinciGERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN Medan, 24 Maret 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan bahan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu
Lebih terperinciHoliday Resort, Senggigi-Lombok, 22 Mei 2017
ROADMAP PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL DAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Holiday Resort, Senggigi-Lombok, 22 Mei 2017 OUTLINE Pendahuluan Analisis Masalah Roadmap 3 4 5 ANALISISMASALAH 1. Kemantapan Kawasan
Lebih terperinciPENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA
PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA Inisiatif oleh Burung Indonesia 1. Fasilitasi Penataan Batas Partisipatif di TN Manupeu Tanadaru (Sumba,
Lebih terperinciPENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT
PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT Oleh: Rony Megawanto Tekanan terhadap sumber daya perikanan semakin tinggi seiring dengan meningkatkan permintaan pasar (demand) terhadap produk-produk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSERVASI LAUT
PENGEMBANGAN KONSERVASI LAUT (Mewujudkan Kawasan Suaka Perikanan Nasional Perairan Laut Sawu dan Sekitarnya) Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau
Lebih terperinciJudul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya
Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya ini dibuat hanya diperuntukan bagi pelaksanaan investasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.63/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KEPULAUAN ARU BAGIAN TENGGARA DAN LAUT DI SEKITARNYA DI PROVINSI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/KEPMEN-KP/2017
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/KEPMEN-KP/2017 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau-Pulau Kecil 2.1.1 Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Definisi pulau menurut UNCLOS (1982) dalam Jaelani dkk (2012) adalah daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi
Lebih terperinci5. EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
5. EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN Evaluasi efektivitas pengelolaan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap 4 aspek dalam siklus pengelolaan yaitu: perencanaan, masukan, proses, dan keluaran. Setiap
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG
KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kelestarian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia Secara fisik, karakteristik taman nasional digambarkan sebagai kawasan yang luas, relatif tidak terganggu, mempunyai nilai alam yang menonjol,
Lebih terperinciTAMAN PESISIR KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR
TAMAN PESISIR KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kabupaten Berau termasuk dalam 10 (sepuluh)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG
Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.70/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL PULAU PIEH DAN LAUT DI SEKITARNYA DI PROVINSI SUMATERA BARAT MENTERI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.69/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL LAUT BANDA DI PROVINSI MALUKU MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL (Balai KKPN) Jl. Yos Sudarso, Jurusan Bolok, Kelurahan Alak, Kecamatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG
1 KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG KELAS JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang: DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI
GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI PROGRES IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GUBERNUR BALI 1 KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI
Lebih terperinciTILIK-KAJI KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL
TILIK-KAJI KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL Policy Paper Andie Wibianto/MPAG 2013 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 2 1.2. Tujuan dan Sasaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPanduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
SUPLEMEN PEDOMAN E-KKP3K Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikan) yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu Kabupaten yang paling banyak memproduksi Ikan, komoditi perikanan di Kabupaten Kupang merupakan salah satu pendukung laju perekonomian masyarakat,
Lebih terperincibajo dan perubahan iklim/ dan mereka memanen rumput/
Kerangka Acuan Diskusi Regional Forum Kawasan Timur Indonesia Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia Lombok, 17 19 Oktober 2011 Latar Belakang Indonesia adalah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010
RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010 VISI - KKP Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciWORKSHOP PENYUSUNAN GUIDELINES PEMETAAN HABITAT DAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERIKANAN PUKAT HELA DI ARAFURA
WORKSHOP PENYUSUNAN GUIDELINES PEMETAAN HABITAT DAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERIKANAN PUKAT HELA DI ARAFURA LATAR BELAKANG 1. Merujuk program kerja Direktorat Kapal Perikanan &
Lebih terperinci