CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012"

Transkripsi

1 MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Edisi #2, 2012 CAPAIAN JULI-SEPTEMBER 2012 CAPAIAN SISTEM KKP NASIONAL CAPAIAN SISTEM PE- NGELOLAAN KKP YANG EFEKTIF CAPAIAN KA- JIAN SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH KISAH SUKSES MPAG DALAM BERITA Program Marine Protected Areas Governance (MPAG) mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KemenKP) dan Pemerintah Daerah untuk mencapai komitmen Pemerintah Indonesia membangun Kawasan Konservasi Perairan (KKP) seluas 20 juta hektar pada 2020, serta mengelolanya secara efektif. Diawali pada Februari 2012, MPAG melanjutkan berbagai pendekatan yang telah diterapkan sebelumnya oleh program Coral Triangle Support Partnership di Indonesia (CTSP-I) dan direncanakan untuk memberikan dukungan selama tiga tahun hingga Rencana Kerja MPAG diimplementasikan oleh konsorsium lima LSM: Conservation International, Coral Triangle Center, The Nature Conservancy, Wildlife Conservation Society, dan WWF Indonesia.

2 Capaian Umum MPAG (a) Pembuatan empat makalah terkait capaian dan rencana kerja konservasi untuk dipresentasikan. Masing-masing makalah adalah: Proses pembangunan Decision Support System (DSS) atau web-data di Direktorat KKJI, Pembuatan Panduan Evaluasi Efektivitas Pengelolaan KKP (E-KKP3K), Pembangunan Kapasitas SDM pengelola Kawasan Konservasi dan Pembangunan Sistem Pendanaan Berkelanjutan (sustainable financing) untuk pengelolaan Kawasan Konservasi; Prof. Rokhmin Dahuri (tengah) berdiskusi dengan Dr. Toni Ruchimat (kiri) pada Lunch Talkshow tentang konservasi perairan di Konas 8. Sejak Februari hingga September 2012, beberapa kegiatan penting dari program MPAG bersama mitra kerja di tingkat nasional dan pemerintah daerah disarikan sebagai berikut: MPAG mendukung mitra kerja utamanya yaitu Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) berpartisipasi dalam Konferensi Nasional ke-8 Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulaupulau Kecil (Konas 8) di Mataram, NTB pada Oktober Konferensi dua tahunan ini dipandang penting, karena seluruh stakeholders konservasi perairan dan perikanan hadir, baik jajaran KemenKP, Dinas Kelautan dan Perikanan tingkat propinsi dan kabupaten/kota, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dan internasional, akademisi dari perguruan tinggi, pengusaha, peneliti, mahasiswa, dan lain-lain. KKJI bersama MPAG sepakat bahwa keikutsertaan pada kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada para stakeholders konservasi tentang capaian-capaian kegiatan konservasi perairan hingga kini, rencana kerja pemerintah serta seperangkat dokumen dan regulasi yang terkait yang dapat diakses melalui website. Serangkaian media komunikasi yang digunakan pada Konas 8 antara lain: (b) Keikutsertaan di pameran yang menampilkan pelbagai materi cetak dan audio-visual dari KKJI, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah, MPAG dan anggota konsorsium; (c) Distribusi seminar kit kepada seluruh peserta berupa blocknote, gantungan kunci, dan tempat minum dengan pesan pesan konservasi di dalamnya; (d) Penyelenggaraan lunch talkshow bertema dengan pembicara utama pakar kelautan yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, dan Direktur KKJI, Dr. Toni Ruchimat. Talkshow ini dibuka oleh Dirjen KP3K dan dihadiri oleh sekitar 100 peserta Konas. Pada acara interaktif yang dipandu oleh wartawan lingkungan hidup Riyanni Djangkaru ini, dipaparkan capaian kegiatan konservasi perairan, tantangan yang ada termasuk analisis kritis terhadap upaya yang Foto cover: Warga bersampan mengarungi kawasan KKP Nusa Penida. Dissy Ekapramudita (CI) MPAGNews 2 Edisi #2, 2012

3 telah dilakukan, serta masukan tentang langkah-langkah untuk perbaikan ke depannya. MPAG menginisiasi pembuatan kajian-kajian ilmiah yang terkait dengan konservasi perairan dengan melibatkan para ahli kelautan dan konservasi. Salah satunya adalah kajian yang dilakukan untuk memberikan masukan kepada pemerintah terkait dengan penentuan calon wilayah konservasi baru. Kajian ini menggunakan pelbagai data dan studi sebelumnya. Beberapa diantaranya: Atlas Data Konservasi Laut Indonesia (1984); Studi Pengembangan Konservasi Laut Indonesia (1990); buku Prioritas Geografi (2012); data-data dari proyek COREMAP (2011). Diharapkan studi ini dapat diselesaikan pada Desember 2012 serta didiskusikan dengan pihak pemerintah sebagai pengambil keputusan. Kajian berikutnya yang dilakukan atas permintaan dari pihak pemerintah adalah strategi penyelarasan pengelolaan kawasan konservasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Kementerian Kehutanan. Obyek penelitian adalah tujuh Taman Nasional Laut yang dikelola oleh Kementerian Kehutanan dan merupakan 30% dari kawasan konservasi perairan saat ini. Kajian ini direncanakan selesai pada Desember 2012 termasuk pemaparan ke pihak pemerintah. MPAG memberikan travel grant untuk mendukung penelitian dua orang mahasiswa tingkat magister dalam penulisan tesis. Tujuan penelitian adalah: (a) mendapatkan bukti empiris tentang manfaat Kawasan Konservasi Perairan bagi komunitas pada kawasan yang digunakan untuk ekowisata di Kawasan Nusa Penida; dan (b) manfaat kawasan konservasi untuk komunitas di kawasan yang digunakan untuk perikanan berkelanjutan di Kabupaten Berau. Penelitian dijadwalkan akan selesai pada akhir Desember Buktibukti empiris yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan komunikasi tentang pentingnya dukungan kawasan konservasi bagi industri wisata dan perikanan. Papan Interaktif Pesan Konservasi yang diisi oleh pengunjung stan konservasi di Konas 8. Seluruh hasil kajian diatas akan didokumentasikan dan merupakan bagian dari web-data yang dibangun di direktorat KKJI. Kajian-kajian ilmiah lain akan dilakukan sebagai bagian dari masukan ilmiah (scientific inputs) untuk mendukung pembangunan Sistem KKP Nasional. Suasana eksibisi konservasi di Konas 8, yang merupakan kerjasama antara Direktorat KKJI, MPAG, anggota konsorsium, dan perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah. Foto-foto Cahyadi Indra (MPAG) MPAGNews 3 Edisi #2, 2012

4 Capaian: Sistem KKP Nasional Penguatan Institusi Untuk aspek pengembangan regulasi/kebijakan yang terkait dengan pengelolaan kawasan konservasi, MPAG mendukung proses penyusunan peraturan tentang Jejaring Kawasan Konservasi. Pengelolaan kawasan konservasi secara berjejaring akan lebih efektif pada beberapa kasus. Untuk mengantisipasinya, direktorat KKJI menginisasi penerbitan peraturan ini agar pembentukan dan pengelolaan jejaring kawasan konservasi kedepan sudah memiliki landasan hukum dan pengaturan yang memadai. Saat ini draft peraturan sudah diselesaikan oleh tim kerja bersama dan sedang dalam proses pengkajian oleh Bagian Hukum di Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) KemenKP sebelum penerbitan produk hukumnya di bulan Desember MPAG juga mendukung proses penyusunan hingga penerbitan Surat Keputusan Dirjen KP3K nomor KEP.44/KP3K/2012 tanggal 9 Oktober 2012 tentang E-KKP3K. Instrumen yang diterbitkan oleh pemerintah ini merupakan alat evaluasi standar untuk menentukan tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. E-KKP3K juga telah diuji cobakan pada kawasan konservasi di mana anggota konsorsium MPAG bekerja. E-KKP3K merupakan capaian penting dalam pengelolaan kawasan konservasi, karena selain berfungsi sebagai alat pengukuran, ia juga merupakan rujukan operasional bagi pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi. Setiap aspek yang terkait dengan pengelolaan kawasan konservasi yang efektif ada disana termasuk tingkatan atau status efektivitas pengelolaan kawasan yang digambarkan oleh lima jenis warna, dimulai dari merah (terendah) hingga emas (tertinggi). kebijakan pemerintah. Indikator EAFM telah disusun, diujicobakan di beberapa wilayah dan dilakukan perbaikan. Sebelum ujicoba, telah dilakukan pelatihan terhadap assessor yang akan melakukan uji coba indikator EAFM. Tahap selanjutnya adalah kajian implementasi indikator EAFM ini di wilayah yang lebih luas, yaitu Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) terpilih. Integrasi konservasi dengan sistem pengelolaan perikanan berkelanjutan direalisasikan MPAG dalam bentuk pengembangan indikator Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM), uji coba rancangan indikator serta implementasinya hingga penerbitan Pengembangan Kapasitas SDM Untuk mendorong pengembangan sumberdaya manusia (SDM) bagi pengelolaan kawasan konservasi baik yang dikelola pemerintah Komponen tingkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan dalam E-KKP3K. MPAGNews 4 Edisi #2, 2012

5 Pokja, diharapkan kajian dapat diselesaikan pada Desember Kegiatan pelatihan petugas kawasan konservasi di Kabupaten Buleleng, Bali. Melalui sistem pendokumentasian pelatihan semacam ini, MPAG mendukung terwujudnya Standar Kompetensi Khusus bagi para pengelola KKP. daerah maupun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, MPAG mendukung pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pengembangan Kapasitas SDM Pengelola KKP. Pokja terdiri atas perwakilan dari Direktorat KKJI, Puslat-BPSDM dan konsorsium MPAG. Sesuai rencana kerja Pokja, proses pembangunan dan pengesahan Standar Kompetensi Khusus (SKK) dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan akan diselesaikan tahun Saat ini, Pokja sudah selesai melakukan indentifikasi atas prioritas kompentesi yang harus dimiliki oleh pengelola kawasan konservasi. Selanjutanya kompetensi tadi dituangkan dalam dua SKK. Draft dari SKK saat ini siap untuk disahkan. Ke depan, MPAG kembali mendukung pembuatan dan pengesahan SKK untuk kompetensi lainnya. MPAG juga mendukung pembuatan kajian pembentukan jabatan fungsional pengelola kawasan konservasi. Kajian ini merupakan bagian dari penyiapan SDM yang kompeten melalui pelatihan yang bersertifikasi SKK dan penyiapan jenjang karir pegawai negeri sipil (PNS) sebagai pengelola kawasan. Jabatan fungsional ini berlaku untuk seluruh PNS pengelola kawasan konservasi termasuk PNS daerah. Outline dari kajian sudah dibahas dan disetujui oleh CI Bersamaan dengan itu, MPAG mendukung pembangunan sistem informasi pelatihan konservasi di Puslat-BPSDM. Saat ini arsitektur database sudah selesai dibuat dan dipaparkan ke Puslat-BPSDM dan Direktorat KKJI. Dengan adanya database ini seluruh pelatihan yang terkait konservasi baik dilakukan oleh pemerintah, LSM dan lembaga donor lainnya dapat didokumentasikan oleh pemerintah. Sistem informasi ini dijadwalkan selesai pada Desember 2012 terintegrasi dengan database pelatihan lain yang sedang dibangun oleh Puslat-BPSDM serta DSS di Direktorat KKJI. Management Decision Support System (DSS) MPAG menyediakan seorang konsultan Management Information System (MIS) purna-waktu untuk memberikan bantuan teknis kepada pengelolaan DSS. Informasi dan data konservasi yang dimiliki KKJI kini telah dapat diakses publik melalui Geographic Information System (GIS) berbasis web, yaitu kkji dan database pendukungnya sudah selesai tahap desain dan pembangunannya. Sampai dengan akhir November 2012, situs ini sudah berisi 320 artikel dan informasi konservasi dalam dua bahasa (Bahasa MPAGNews 5 Edisi #2, 2012

6 Website Konservasi ( kp3k.kkp.go.id/kkji) sebagai salah satu komponen Management Decision Support System. Indonesia dan Inggris), serta telah diakses oleh lebih dari pengunjung. Pada periode ini, buku berjudul Prioritas Geografi Keanekaragaman Hayati Laut untuk Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia diterbitkan dan sedang didistribusikan. Buku hasil kolaborasi antara KemenKP dan MPAG/CTSP-I ini merupakan kajian para ahli kelautan untuk mengidentifikasi lokasi prioritas pengembangan KKP di Indonesia. Pendanaan Berkelanjutan Pendanaan berkelanjutan merupakan komponen penting menuju pengelolaan KKP yang efektif, baik bagi KKP Nasional maupun KKP Daerah. MPAG menginisasi pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pendanaan Berkelanjutan Kawasan Konservasi Perairan. Pokja ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) KemenKP dan beranggotakan perwakilan dari lima kementerian, MPAG, dan mitra LSM. Pokja ini mempunyai mandat untuk menyiapkan seperangkat aturan dan syaratsyarat menuju terbentuknya Trust Fund untuk mendukung pendanaan dalam pengelolaan KKP. Saat ini desain kelembagaan serta Standard Operating Procedures untuk Trust Fund sudah selesai dan sudah dikonsultasikan dengan Kementerian Keuangan desain operasionalnya. Selanjutnya, implementasi pembentukan lembaga ini menunggu komitmen dari lembaga donor. Sehingga MPAG akan mendukung pembuatan materi komunikasi terkait sebagai bahan presentasi kepada donor potensial. Paralel dengan upaya di tingkat kementerian, MPAG mendukung pemerintah daerah untuk membangun dan memperkuat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai institusi yang dapat membangun sistem pendanaan berkelanjutan. Kabupaten Raja Ampat, Klungkung-Nusa Penida dan Anambas merupakan wilayah dimana upaya penguatan institusi daerah dilakukan. Serangkaian pertemuan sudah dilakukan untuk memastikan bahwa upaya ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah. MPAGNews 6 Edisi #2, 2012

7 Capaian: Pengelolaan KKP yang Efektif di Lokasi Terpilih Jejaring Pengelolaan KKP Provinsi Bali Dukungan MPAG pada kegiatan ini berupa fasilitasi penyusunan cetak biru (blue print) bagi pembentukan dan implementasi jejaring pengelolaan KKP di Pulau Bali. MPAG melalui Kelompok Kerja Jejaring Pengelolaan KKP Provinsi Bali yang telah dibentuk dan berada dibawah koordinasi Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Bali mendukung pembuatan draft dokumen cetak biru serta menggalang kesepakatan dari anggota Pokja yaitu Kabupaten-kabupaten di Propinsi Bali, Pengelola Taman Nasional Bali Barat, LSM Lokal, dan perguruan tinggi. Saat ini draft sudah diselesaikan dan sedang dalam proses sosialisasi untuk mencapai kesepakatan dipimpin oleh Dinas Kelautan Perikanan propinsi Bali. Sejalan dengan itu, laporan hasil survei Marine Resources Assessment Program (MRAP) telah selesai Masyarakat adat dan pemangku kepentingan berkumpul dalam acara gabungan di kawasan Raja Ampat, Papua. disusun dan didistribusikan kepada stakholders, baik di level kabupaten, provinsi, dan nasional. Hasil survei MRAP ini menjadi masukan penting bagi penyusunan cetak biru Jejaring Pengelolaan KKP Provinsi Bali. MPAG juga memfasilitasi beberapa pelatihan terkait konservasi untuk stakeholder di tingkat kabupaten dan Provinsi Bali. Jejaring Ekologi KKP Kepala Burung Papua MPAG mendukung upaya penguatan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pengelola KKP Raja Ampat. Rencana Kerja sudah dibangun bersama termasuk kolaborasi dengan kegiatan yang didanai oleh Walton Family Foundation. MPAG bekerja sama dengan NOAA dan Starling Resources di kawasan ini. Dalam Rencana Kerja penguatan kapasitas UPTD, assessment kapasitas UPTD sudah selesai dilakukan. Kegiatan selanjutnya adalah menindaklanjuti assessment ini dengan pembuatan rencana bisnis kawasan, pelatihan SDM sebelum sampai pada penyusunan mekanisme pendanaan berkelanjutan. Sterling Zumbrunn (CI) Aktivitas survei Marine Resources Assessment Program (MRAP) di Bali. MPAGNews 7 Edisi #2, 2012 CI

8 CTSP KKP Maluku Tenggara (Kei Kecil Barat) Masyarakat memanfaatkan transportasi laut di Kepulauan Anambas. MPAG mendukung pelaksanaan survei Marine Rapid Assessment Program (MRAP) untuk mendapatkan gambaran tentang keanekaragaman hayati, oseanografi, dan kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat. Survei ini dipimpin oleh KKJI dan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Loka KKPN) Pekanbaru bersama LIPI dan para ahli kelautan nasional dan internasional. MPAG mendukung Loka KKPN Pekanbaru untuk mensosialisasikan hasil MRAP kepada para pemangku kepentingan. Hasil MRAP ini merupakan masukan penting bagi finalisasi rencana pengelolaan dan zonasi TWP Kepulauan Anambas. MPAG memfasilitasi beberapa pelatihan konservasi seperti dasardasar pengelolaan kawasan dan perencanaan pengelolaan kawasan. Pelatihan tersebut diikuti oleh staf Loka KKPN Pekanbaru, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas, LSM lokal, dan masyarakat. Selain itu, telah dilakukan evaluasi status efektivitas pengelolaan menggunakan E-KKP3K. Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut, MPAG bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat mengidentifikasi targettarget konservasi. MPAG memfasilitasi kegiatan pemetaan partisipatif di level desa sekaligus mensosialisasikan keberadaan dan tujuan KKP Maluku Tenggara. Selain itu, telah dilakukan evaluasi status efektivitas pengelolaan WWF Indonesia Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas Setelah mendukung Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dalam penerbitan Peraturan Bupati No. 162 Tahun 2012 terkait pencadangan hektar kawasan Kei Kecil Barat sebagai kawasan konservasi perairan, MPAG menindaklanjuti dengan pembentukan Kelompok Kerja di Kabupaten Maluku Tenggara. Melalui pokja ini pembangunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi dapat dimulai. Kegiatan pemetaraan partisipatoris yang melibatkan komunitas perempuan di kawasan Kei Kecil Barat. MPAGNews 8 Edisi #2, 2012

9 Pemetaaan dan konsultasi masyarakat di kawasan Laut Sawu untuk mendapat masukan bagi rencana pengelolaan yang sedang disusun. Yusuf Fajariyanto (TNC) menggunakan E-KKP3K sebagai masukan dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan. Taman Nasional Perairan Laut Sawu Rumitnya pengaturan kelembagaan di Taman Nasional Perairan Sawu dicerminkan dari keterlibatan sepuluh Dinas di tingkat kabupaten, Dinas Dinas di tingkat Provinsi dan BKKPN Kupang yang merupakan kepanjangan tangan dari KemenKM, berbagai LSM serta Perguruan Tinggi. Pembentukan forum kolaborasi seperti Tim Pengkajian, Penetapan dan Perancangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (P4KKP) Laut Sawu merupakan pilihan yang efektif untuk mewujudkan kolaborasi para pihak. MPAG mendukung operasional dan kerja P4KKP termasuk membantu konsultasi publik untuk rencana zonasi dan pengelolaan kawasan. Selanjutnya pemerintah daerah berencana memformalkan lembaga kolaborasi ini menjadi Dewan Konservasi Perairan Provinsi NTT yang mencakup area lebih luas dari TNP Laut Sawu. MPAG memfasilitasi serangkaian pertemuan bagi tujuh universitas di Provinsi NTT dengan pembentukan konsorsium universitas untuk perikanan berkelanjutan tingkat provinsi untuk berkontribusi ke Dewan Konservasi nantinya. Pemetaan dan konsultasi untuk menyerap aspirasi publik terkait TNP Laut Sawu telah dilaksanakan MPAGNews 9 Edisi #2, 2012 di 110 desa di 6 kabupaten dari 10 kabupaten yang ada. Hasil dari pemetaan, konsultasi tersebut menjadi bahan masukan penting bagi finalisasi rencana pengelolaan dan zonasi yang sedang disusun. Dalam rangka penguatan sumberdaya manusia, MPAG dan anggota konsorsium memfasilitasi kunjungan kerja staf BKKPN Kupang ke Taman Nasional Wakatobi untuk memperdalam pemahaman mengenai upaya konservasi perairan dan pengelolaan KKP. Selain itu, telah dilakukan evaluasi status efektivitas pengelolaan menggunakan E-KKP3K untuk memberi gambaran terhadap kondisi wilayah tersebut.

10 menggunakan E-KKP3K. Evaluasi ini melibatkan perwakilan dari pengelola TWP Gili Matra (BKKPN Kupang), perwakilan instansi Kabupaten Lombok Utara dan perwakilan masyarakat. Taman Nasional Wakatobi Pelatihan monitoring rumput laut di Gili Matra. Taman Wisata Perairan Gili Matra Proses dukungan MPAG terhadap finalisasi dan legalisasi rencana pengelolaan dan zonasi TWP Gili Matra dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: pengumpulan data kawasan; analisis spasial; konsultasi publik; dan pembentukan kelompok kerja terkait finalisasi tersebut. WCS termasuk pelatihan untuk melakukan monitoring sumberdaya. Selain itu, telah dilakukan evaluasi status efektivitas pengelolaan Dukungan MPAG di Taman Nasional Wakatobi difokuskan pada pengelolaan kolaboratif dan pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat. MPAG menyediakan dukungan teknis dan kelembagaan kepada kelompok-kelompok nelayan untuk mendorong partisipasi aktif mereka dalam berbagai forum diskusi terkait pengelolaan Taman Nasional Wakatobi. Dalam hal ini, MPAG mendorong keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan TWP Gili Matra dan bekerja dengan komunitas nelayan untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan. MPAG juga memfasilitasi terbentuknya mekanisme pendanaan berkelanjutan berbasis industri wisata. Sebagai bagian dari upaya pengembangan kapasitas sumberdaya manusia, MPAG menyelenggarakan beberapa pelatihan konservasi Kegiatan membersihkan pantai pantai bersama seluruh masyarakat Desa Wisata Kolo, Wakatobi. La Ode Arifudin (TNC) MPAGNews 10 Edisi #2, 2012

11 Aulia Rahman (WWF Indonesia) Dalam kerangka kerja kolaboratif, terdapat beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain patroli bersama yang melibatkan Balai Taman Nasional Wakatobi, kepolisian, TNI Angkatan Laut, dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Handoko Adi Susanto (MPAG) Perempuan dari desa Bajo mengarungi kawasan perairan Wakatobi sambil membawa muatan rumbia. Nelayan menurunkan hasil tangkapan mereka di Berau. MPAGNews 11 Edisi #2, 2012 Selain itu telah dilakukan lokakarya perikanan berkelanjutan yang menghasilkan kesepakatan pembentukan kelompok kerja untuk mendukung dan mengkoordinasikan implementasi pengelolaan kolaboratif di Taman Nasional Wakatobi. KKP Berau MPAG mendukung upaya penguatan pengelolaan sumberdaya melalui kerjasama dengan dua komunitas lokal yang tergabung dalam kelompok masyarakat Jaringan Nelayan (Jala) dan Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Labuan Cermin (Lekmalamin). MPAG memfasilitasi perwakilan dari komunitas tersebut untuk belajar lebih dalam tentang pengelolaan sumberdaya, monitoring dan pengawasan sumberdaya, serta pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Sementara itu, proses pengesahan Rencana Tata Ruang Wilayah yang terintegrasi dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (WP3K) masih menyisakan ketidakpastian bagi pencadangan wilayah konservasi oleh pemerintah daerah.

12 KKP Nusa Penida MPAG memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk merancang Peraturan Bupati tentang unit pengelola teknis daerah (UPTD) KKP Nusa Penida. Draft peraturan tersebut telah melalui proses finalisasi oleh Kelompok Kerja KKP Nusa Penida dan pengkajian oleh Biro Hukum Kabupaten, dan saat ini sedang berada dalam tahap pertimbangan di Sekretaris Daerah Kabupaten. Draft rencana pengelolaan dan zonasi KKP Nusa Penida telah selesai disusun dan dikonsultasikan dengan stakeholder terkait dan masyarakat melalui serangkaian pertemuan. Draft tersebut saat ini dalam tahap finalisasi untuk proses pengesahan oleh Bupati Klungkung. Pelatihan tentang dasar-dasar pengelolaan KKP dan Resource Use Monitoring (RUM) telah diselenggarakan dan diikuti oleh staf pemerintahan desa, kelompok nelayan, kelompok kepemudaan dan perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Selain itu, telah dilakukan evaluasi status efektivitas pengelolaan menggunakan E-KKP3K ini sebagai bahan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan dalam perencanaan pengelolaan KKP Nusa Penida. Marthen Welly (CTC) CTC Nelayan di kawasan KKP Nusa Penida menyiapkan tali pancing. Pelatihan tentang dasar pengelolaan KKP dan Resource Use Monitoring di Nusa Penida. MPAGNews 12 Edisi #2, 2012

13 Capaian: Kajian Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah Keseharian di salah satu kawasan konservasi perairan di Pulau Bali. Dissy Ekapramudita (CI) Sejalan dengan semangat Jakarta Commitment yang menyetujui digunakannya sistem keuangan pemerintah dalam menyalurkan bantuan hibah asing, MPAG melakukan kajian atas kehandalan sistem keuangan pemerintah dalam pengelolaan dana hibah terutama dalam sektor kelautan. Kajian ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan keuangan yang memenuhi kaidah transparansi dan akuntabilitas serta keselarasan kegiatan yang didanai oleh hibah dengan Rencana Kerja Kementerian, baik skala 5 tahunan maupun Rencana Kerja Tahunan. Assessment mencakup sistem perencanaan dan penganggaran, sistem pengeluaran dana, pembukuan, pelaporan, dan audit. Draft hasil assessment sudah difinalisasi dan dilanjutkan dengan desain atas sistem keuangan pemerintah yang ideal. Pada tahun fiskal 2012 selain assessment dan desain, serangkaian pelatihan untuk staf Kementerian Kelautan dan Perikanan yang terkait dengan pengelolaan dana hibah luar negeri akan dilakukan. Secara umum, perangkat regulasi yang terkait dengan pengelolaan dana hibah asing sudah memadai. Ini terutama terkait dengan penerbitan berbagai regulasi terbaru di tahun 2011 lalu. Namun untuk tahap implementasinya masih diperlukan waktu dan kesamaan pemahaman dari berbagai pihak pengelola, termasuk di tingkat pemerintah daerah. MPAGNews 13 Edisi #2, 2012

14 Kisah Sukses Frisnar Paysal (TNC) Pengakuan Nasional dalam Pengembangan Ekowisata di Berau Para penggerak Lekmalamin dan Juri Cipta Award di depan Sekretariat Lekmalamin. L abuan Cermin merupakan sebuah laguna unik yang terletak di bagian pesisir selatan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kondisi perairan laguna tersebut dipengaruhi oleh masukan air tawar dari pegunungan karst dan pasang surut air laut. Laguna ini merupakan sumber air minum bagi masyarakat setempat dan juga salah satu obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan. Masyarakat dan pemerintah Kecamatan Biduk-Biduk Kabupaten Berau menginisiasi program pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Labuan Cermin dengan luas areal sekitar 950 hektar. Inisiatif pengembangan ekowisata ini difasilitasi oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Labuan Cermin (Lekmalamin). Kelompok masyarakat ini didirikan untuk melindungi laguna Labuan Cermin dan mengembangkannya sebagai kawasan wisata berbasis konservasi. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya identifikasi potensi dan permasalahan, pelatihan ekowisata, pengembangan homestay, penyusunan rencana aksi konservasi, dan promosi. MPAGNews 14 Edisi #2, 2012 Belum lama ini, Kelompok Lekmalamin mendapat penghargaan Cipta Award dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penghargaan ini diberikan atas upaya mereka mempromosikan wisata berbasis konservasi. Lekmalamin dianggap mampu meningkatkan kualitas daya tarik wisata alam Danau Labuan Cermin, serta menguatkan kapasitas pengelolaan wisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

15 Kisah Sukses Masyarakat Anambas Dukung Pengelolaan Ikan Napoleon Survei kondisi ekonomi masyarakat di Kepulauan Anambas yang menjadikan perdagangan ikan napoleon sebagai sumber mata pencaharian. Hasil survei Marine Rapid Assessment Program (MRAP) pada pertengahan tahun ini menunjukkan bahwa populasi ikan napoleon menurun drastis dan mengindikasikan telah terjadi tangkap lebih (overfishing). Hal ini antara lain diakibatkan oleh tidak cukupnya jumlah populasi ikan napoleon muda (juvenile) yang hidup bebas dan dapat menjaga keseimbangan populasi. Di saat yang sama, diperoleh data bahwa penangkaran ikan napoleon muda di bawah ukuran 0,5 inci tidaklah membawa keuntungan ekonomis bagi masyarakat. Setelah informasi ini disosialisasikan kepada warga Anambas, masyakarat di 11 desa kemudian menyepakati untuk tidak menangkap ikan napoleon muda berukuran lebih kecil dari 0,5 inci, dan juga mengurangi jumlah penangkapan ikan napoleon muda secara umum. Hal ini merupakan salah satu contoh keberhasilan kajian ilmiah dalam mempengaruhi pengelolaan sumberdaya perairan di tingkat masyarakat yang paling mendasar. Foto-foto Asril Djunaidi (CI) S ebagian besar masyarakat yang hidup di TWP Kepulauan Anambas menggantungkan hidupnya pada keberadaaan sumberdaya pesisir dan laut. Secara khusus, kegiatan pembesaran dan perdagangan ikan napoleon (napoleon wrasse/cheilinus undulates) di Kepulaun Anambas telah berlangsung sejak tiga dekade lalu. Masyarakat mengambil bibit dan anakan dari alam, dan selanjutanya melakukan pembesaran ikan napoleon hingga ukuran layak jual. Wawancara sosial-ekonomi terhadap warga di Jemaja Timur, Kepulauan Anambas. MPAGNews 15 Edisi #2, 2012

16 MPAG dalam Berita Antara Juli-September 2012, terdapat sekurangnya 22 liputan berita cetak dan elektronik mengenai MPAG, dan sebagian di antaranya ditampilkan di halaman ini. Informasi Lebih Lanjut Marine Protected Areas Governance (MPAG) One Wolter Place, Lt. Mezzanine Jln. Wolter Monginsidi 63B, Jakarta Tel : (021) Faks : (021) rony.megawanto@usctsp.org MPAGNews terwujud berkat dukungan dari rakyat Amerika melalui the United States Agency for International Development (USAID). Isi dokumen ini merupakan tanggung jawab MPAG dan tidak serta-merta mencerminkan pandangan USAID maupun Pemerintah Amerika Serikat. MPAGNews 16 Edisi #2, 2012

Capaian MPAG. April - Juni 2012

Capaian MPAG. April - Juni 2012 MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Edisi #1, 2012 Capaian MPAG April - Juni 2012 Marine Protected Areas Governance (MPAG) memberi dukungan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KemenKP) serta pemerintah

Lebih terperinci

Capaian. Oktober - Desember 2012

Capaian. Oktober - Desember 2012 Marine Protected Areas Governance Edisi #3, 2013 Capaian Oktober - Desember 2012 Konservasi harus dipahami sebagai sebuah upaya untuk menjamin pemanafaatan sumberdaya secara berkelanjutan, bukan hanya

Lebih terperinci

Hauraki Gulf Marine Park, Selandia Baru KATA PENGANTAR

Hauraki Gulf Marine Park, Selandia Baru KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR MPAG (Marine Protected Areas Governance Project) merupakan bagian dari MRP USAID (Marine Resource Program) bersama dengan IMACS, NOAA dan University Partnership. MPAG sebagai bantuan hibah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN LOKAKARYA NASIONAL KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Melestarikan Laut Kita: Peran Pemangku Kepentingan mendorong Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE. Pembentukan Sistem KKP Nasional

MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE. Pembentukan Sistem KKP Nasional MPAG News MARINE PROTECTED AREAS GOVERNANCE Memajukan Efektivitas Pengelolaan KKP Pembentukan Sistem KKP Nasional Capaian Umum MPAG Edisi #4, 2013 Perspektif: Arah Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir

Lebih terperinci

Marine Protected Areas Governance. edisi #8, Capaian MPAG

Marine Protected Areas Governance. edisi #8, Capaian MPAG Marine Protected Areas Governance edisi #8, 2014 Capaian MPAG Januari - Maret 2014 PENGANTAR MPAGNews edisi ke-8 ini secara singkat menjabarkan sejumlah capaian selama periode Januari-Maret 2014. Hasil

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM ANUGERAH EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* ABSTRACT

PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* ABSTRACT PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGELOLAAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA* Ahsanal Kasasiah 1, Teguh Gunawan 1, Cahyadi Indrananto 2, dan Rony Megawanto 2 Email: konservasi.perairan@kkp.go.id

Lebih terperinci

MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA )

MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA ) MENJAWAB TANTANGAN KONSERVASI KELAUTAN,PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ( MEMAHAMI MAKNA UNTUK MENGELOLA ) DISAMPAIKAN OLEH AGUS DERMAWAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) KUPANG Jl. Yos Sudarso, Jurusan Bolok, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi

Lebih terperinci

DIT. KTNL KSDI dan KKP3K

DIT. KTNL KSDI dan KKP3K DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KKJI-KP3K-KKP Agustus 2010 Dasar Hukum : UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGUATAN INSTITUSI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Balai Kawasan Konservasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali www.inilah.com KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali inilah.com/agus Priatna INILAH.COM, Nusa Dua Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG I. PROJECT DESCRIPTION 1. Judul :Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) 2. Tujuan : Melindungi sumber daya alam Papua Barat meningkatkan kehidupan lokal.

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008

Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008 1 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008 2 3 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan

Lebih terperinci

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT-

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT- Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT- Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA Nama Organisasi Periode pekerjaan: Conservation International Indonesia Mei : Mendukung pencapaian visi dan misi CI Indonesia melalui

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11

Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11 Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11 Disusun oleh: Dipublikasikan oleh: The Nature Conservancy, Asia Pacific Conservation Region Kontak: M. Imran Amin: The Nature

Lebih terperinci

PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA

PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA Inisiatif oleh Burung Indonesia 1. Fasilitasi Penataan Batas Partisipatif di TN Manupeu Tanadaru (Sumba,

Lebih terperinci

CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU

CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU Hari dan Tanggal : Rabu, 1 Mei 2013 Waktu : Pukul 09.00-17.30 Wite Tempat : Balai Mufakat, Kabupaten Berau, Tanjung Redeb Peserta

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN

PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN RENCANA STRATEGIS 2010-2014 DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN KEGIATAN : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS

Lebih terperinci

bajo dan perubahan iklim/ dan mereka memanen rumput/

bajo dan perubahan iklim/ dan  mereka memanen rumput/ Kerangka Acuan Diskusi Regional Forum Kawasan Timur Indonesia Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia Lombok, 17 19 Oktober 2011 Latar Belakang Indonesia adalah

Lebih terperinci

STATUS EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI NUSA TENGGARA BARAT

STATUS EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI NUSA TENGGARA BARAT STATUS EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI NUSA TENGGARA BARAT Sukmaraharja Aulia 1, Shinta Pardede 1, Sebastian Aviandhika 1, Hernawati 1, Hotmariyah 2, Suniri 3, Widajati Tjatur Surjadi 3, Edy Suparto Saha 3,

Lebih terperinci

PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT

PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT Oleh: Rony Megawanto Tekanan terhadap sumber daya perikanan semakin tinggi seiring dengan meningkatkan permintaan pasar (demand) terhadap produk-produk

Lebih terperinci

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Menjadi Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015 MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Marine Protected Areas Governance

Marine Protected Areas Governance Foto WCS Marine Protected Areas Governance edisi #7, 2014 Capaian MPAG Oktober-Desember 2014 KOMPONEN 1 Pembentukan Sistem KKP Nasional Penguatan Kelembagaan Peraturan Menteri tentang Pengelolaan Kolaboratif

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN WISATA PERAIRAN PULAU GILI AYER, GILI MENO DAN GILI TRAWANGAN DI PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komite Advokasi Nasional & Daerah BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PROGRAM COREMAP DINILAI TAK EFEKTIF MASYARAKAT NELAYAN TIDAK DILIBATKAN DALAM MENENTUKAN BENTUK PENGELOLAAN KONSERVASI PESISIR.

PROGRAM COREMAP DINILAI TAK EFEKTIF MASYARAKAT NELAYAN TIDAK DILIBATKAN DALAM MENENTUKAN BENTUK PENGELOLAAN KONSERVASI PESISIR. PROGRAM COREMAP DINILAI TAK EFEKTIF MASYARAKAT NELAYAN TIDAK DILIBATKAN DALAM MENENTUKAN BENTUK PENGELOLAAN KONSERVASI PESISIR. (dok/antara) Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menganggap program

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY Disampaikan dalam Simposium Nasional Kawasan Konservasi Perairan Kementerian Kelautan dan Perikanan 9-10 Mei 2017 IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA,

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa ekowisata merupakan potensi

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi

Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi Hasil Evaluasi Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi IV Evaluasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi sesuai dengan Renstra Pengelolaan KKP/KKP3K tahun 2010-. Dalam capaiannya, baik hasil evaluasi

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

NATIONAL PRIORITY WORKSHOP (NPW) CTI CFF INDONESIA, TAHUN , HOTEL GOLDEN FLOWER, BANDUNG, SEPTEMBER 2013

NATIONAL PRIORITY WORKSHOP (NPW) CTI CFF INDONESIA, TAHUN , HOTEL GOLDEN FLOWER, BANDUNG, SEPTEMBER 2013 LAPORAN PERJALANAN NATIONAL PRIORITY WORKSHOP (NPW) CTI CFF INDONESIA, TAHUN 2014 2016, HOTEL GOLDEN FLOWER, BANDUNG, 12-13 SEPTEMBER 2013 Oleh: MUHAMMAD ABRAR, S.Si, M.Si PUSAT PENELEITAIAN OSEANOGRAFI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL (Balai KKPN) Jl. Yos Sudarso, Jurusan Bolok, Kelurahan Alak, Kecamatan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas 49 307,19 km 2 memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang tinggi. Luas laut 29 159,04 Km 2, sedangkan luas daratan meliputi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH BARAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

BULETIN TIGA BULANAN. Jejaring KKP Bali. Pendekatan Kolaboratif

BULETIN TIGA BULANAN. Jejaring KKP Bali. Pendekatan Kolaboratif BULETIN TIGA BULANAN Dengan menambahkan keterangan pada foto foto yang diambil, mereka dapat menjelaskan tentang pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau-Pulau Kecil 2.1.1 Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Definisi pulau menurut UNCLOS (1982) dalam Jaelani dkk (2012) adalah daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

2) faktor-faktor yang terkait dengan peranan Indonesia di dalam kerjasama multilateral CTI-CFF adalah faktor geografis dan ketahanan pangan. Jadi sela

2) faktor-faktor yang terkait dengan peranan Indonesia di dalam kerjasama multilateral CTI-CFF adalah faktor geografis dan ketahanan pangan. Jadi sela BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis pada bab empat terkait pembahasan terhadap peran Indonesia dalam kerjasama multilateral CTI-CFF untuk upaya menjaga keanekaragaman hayati laut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

5. EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN

5. EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN 5. EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN Evaluasi efektivitas pengelolaan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap 4 aspek dalam siklus pengelolaan yaitu: perencanaan, masukan, proses, dan keluaran. Setiap

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

C. Waktu, Tempat Pelaksanaan dan Susunan Acara D. Narasumber dan Peserta

C. Waktu, Tempat Pelaksanaan dan Susunan Acara D. Narasumber dan Peserta Kerangka Acuan (Term of Reference) Lokakarya Hasil Studi dan Pemantauan, serta Upaya Konservasi Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan Indonesia Jakarta, 27 Maret 2014 A. Latar Belakang Di Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia

Lebih terperinci

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kebijakan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DISAMPAIKAN OLEH Ir. Agus Dermawan, M.Si DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA,

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran N

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran N No.1996, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pameran Pariwisata. Partisipasi. Penyelenggaraan. Pedoman PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Holiday Resort, Senggigi-Lombok, 22 Mei 2017

Holiday Resort, Senggigi-Lombok, 22 Mei 2017 ROADMAP PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL DAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Holiday Resort, Senggigi-Lombok, 22 Mei 2017 OUTLINE Pendahuluan Analisis Masalah Roadmap 3 4 5 ANALISISMASALAH 1. Kemantapan Kawasan

Lebih terperinci

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN JUDUL REKOMENDASI Strategi Optimalisasi Unsur Unsur Positif Lokal untuk Mendukung Penerapan Prinsip Prinsip Blue Economy di Wilayah Coral Triangle SASARAN REKOMENDASI Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif 12/28/2016 MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif Direktorat Aparatur Negara, Kementerian PPN/Bappenas MEMBANGUN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN TERUMBU KARANG PASIR PUTIH SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.108/KP.403/MP/2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2016 KEMENPAN-RB. Pelayanan Publik. Inovasi. Kompetisi. Tahun 2017. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011 KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011 T E N T A N G PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI KABUPATEN BULELENG BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kelestarian

Lebih terperinci

Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara

Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara http:/ //www.kilasfoto.com Targetkan kurangi kemiskinan dipesisir Bandung,kilasfoto.com - Dalam rangka menajamkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS

PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS Ringkasan Penelitian PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS Ringkasan Kebijakan model manajemen sumber daya kolaborasi (co-management) memberikan ruang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 10 April 2014. Lembar Data Proyek Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program:

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci