RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Jalan Racing Centre No. 28, Kotak Pos 1148 Makassar Telp. (0411) , Fax. (0411) MAKASSAR

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah dan rahmat-nya, Penyusunan Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan untuk kurun waktu lima tahun ke depan, , dapat dilaksanakan dengan baik. Semakin besarnya tantangan yang dihadapi sebagai konsekuensi logis dari era globalisasi dan perdagangan bebas yang ditandai dengan persaingan yang semakin ketat dan tuntutan akan layanan prima, mengharuskan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan untuk secara terus-menerus melakukan perubahan yang sistematis dan terencana ke arah perbaikan-perbaikan agar dapat tetap eksis dan berarti keberadaannya dalam memberikan layanan jasa kepada Industri. Rencana strategis ini berisi visi dan misi institusi serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari berbagai perspektif dalam kurun waktu Tujuan dan sasaran ini kemudian dijabarkan ke dalam kebijakan manajemen, program operasional dan kegiatan/aktifitas tahunan yang lebih spesifik. Meskipun tidak bersifat statis, Rencana Strategis ini kiranya dapat dijadikan acuan dalam merencanakan program kegiatan tahunan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan untuk kurun waktu , baik yang dibiayai dari dana APBN, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun dana dari sumber-sumber lainnya. Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar, DEWANTARA DAUD NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBIHP Visi Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategi BBIHP BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Arah Kebijakan dan Strategi BBIHP BAB IV PENUTUP LAMPIRAN Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal (SWOT) Peta Strategi BBIHP dalam BSC Target Pembangunan Untuk tahun Kebutuhan Pendanaan Pembangunan tahun ii

4 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum Balai Besar Industri Hasil Perkebunan didirikan pada tahun 1947 dengan nama Laboratorium voor Schelkunding Onderzook, sebagai cabang dari laboratorium Pusat di Bogor. Pada tahun 1952 nama institusi ini berubah menjadi Balai Penyelidikan Kimia Cabang Makassar. Pada tahun 1961 institusi ini mulai berdiri sendiri dengan nama Balai Penelitian Kimia. Selanjutnya pada tahun 1980 institusi direorganisasi dan namanya menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Ujung Pandang. Reorganisasi kembali terjadi pada akhir tahun 2002 menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Makassar (Baristand Industri Makassar). Institusi ini semakin berkembang dengan aktivitas dan pelayanan yang semakin luas maupun kemampuan sumber daya yang dimiliki maka berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 48/M-IND/PER/2006 terjadi reorganisasi kembali disertai peningkatan status dari Eselon III menjadi Eselon IIb dengan nama Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah Badan Penelitian dan pengembangan Industri (BPPI), Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) turut secara aktif mendukung pengembangan kompetensi di bidang industri Hasil perkebunan baik secara lokal maupun regional melalui penyediaan jasa layanan teknis dan teknologi di bidang riset, standardisasi dan sertifikasi. Saat ini produk jasa layanan yang ditawarkan meliputi riset terapan, pengujian, sertifikasi dan standardisasi, pelatihan teknis dan konsultansi. Di masa-masa yang akan datang jenis produk jasa layanan akan diperluas termasuk ruang 1

5 lingkup masing-masing berdasarkan semakin besarnya tantangan yang dihadapi sebagai konsekwensi logis dari era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia membawa enam hal tantangan Litbang dan Pelayanan Teknis, yaitu 1. Perkembangan teknologi yang sangat cepat 2. Perubahan kebutuhan dunia usaha 3. Perubahan dalam segmen pasar atau munculnya segmen pasar yang baru 4. Tekanan Persaingan yang semakin ketat 5. Peraturan/kebijakan pemerintah 6. Tuntutan masyarakat/pengguna akan layanan prima Balai Besar Industri Hasil Perkebunan sebagai institusi riset dan standardisasi industri dituntut secara terus-menerus melakukan perubahan-perubahan yang sistematis dan terencana ke arah perbaikan-perbaikan agar dapat tetap eksis dan berarti keberadaannya dalam memberikan jasa layanan riset dan standardisasi bagi industri dan dunia usaha di Indonesia Sebagai gambaran untuk melakukan pembenahan dan tindakan perbaikan BBIHP telah melakukan pemetaan terhadap berbagai kondisi baik secara internal yang meliputi kemampuan kelembagaan dan sumber daya yang ada maupun secara eksternal yang meliputi respons terhadap jasa layanan yang ditawarkan ke masyarakat/dunia industri maupun dari segi pengalokasian anggaran. Berikut ini beberapa gambaran menyangkut kondisi BBIHP secara internal maupun eksternal yang dievaluasi sampai dengan tahun 2009 (Tabel 1). 2

6 Tabel 1. Kondisi BBIHP Tahun 2009 dan Kondisi yang diharapakan tahuan NO. LINGKUP KONDISI SAAT INI SAMPAI AKHIR 2009 KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN Kapabilitas SDM Kemampuan 50 % Kemampuan % 2 Fasilitas : Laboratorium Uji : (Kimia dan Mikrobiologi, Fisika dan mekanik, Lingkungan dan Uji Hasil Litbang) Terakreditasi Peralatan 40 % Ruang Lingkup 10 komoditi Perpanjangan status Terakreditasi Peralatan 75 % Ruang Lingkup 22 komoditi Lab. Kalibrasi Belum Terakreditasi Peralatan belum ada Ruang Lingkup belum ada Terakreditasi Tersedianya peralatan standar dan alat bantu Ruang Lingkup 4 bidang Lab. Proses: (Pasca Panen, Diversifikasi Produk dan Komoditi Hasil Perkebunan) Pusat Inovasi Belum lengkap (30 %) Lengkap 70 % Peralatan Proses 30 % Fasilitas Pelatihan 20% Peralatan Proses 70% Fasilitas Pelatihan 70% Sistem Informasi (Perpustakaan dan IT) Jaringan 70% Hardware & Software Referensi Buku 300 judul Website (situs) masih statis LAN berfungsi 100% Min semua Eselon IV telah dilengkapi dengan PC+Printer & LAN Koleksi buku baru 400 judul Website menjadi media informasi dan promosi (bersifat dinamis) Unit Perbengkelan Peralatan 30% Peralatan 50% 3

7 NO. LINGKUP Tanah dan Bangunan 1. Luas tanah Perkantoran KONDISI SAAT INI SAMPAI AKHIR M2, bersertifikat KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN M2 2. Bangunan Kantor 2. Bangunan: 8 unit (terdapat 1 unit berlantai 3 kurang layak sebagai ruang kerja maupun laboratorium) 2. Bangunan: 8 unit layak huni 1 unit pusat inovasi kakao 3. Satu unit Rumah kabatan eselon II 3. Tidak layak huni, bersertifikat 3. Layak huni 4. Satu unit mess pegawai 4. Tidak layak huni, bersertifikat 4. Layak huni 5. Tanah seluas 399 M2 5. Bangunan milik pensiunan, tanah milik negara (BBIHP), proses pembuatan sertifikat BPN kota Makassar per tgl 09 Nop Tanah dan bangunan milik negara (BBIHP), bersertifikat Kendaraan Operasional: 1. Roda unit (4 unit layak operasional, 2 unit tdk layak) 1. 8 unit layak operasional 2. Roda 2 Daya dan Jasa : 1. Listrik 2. 2 unit layak operasional 1. Terpasang 56 KVA, terdiri dari 2 meteran masing-masing 33 KVA dan 23 KVA unit layak operasional 1. Terpasang KVA, 3 meteran dan mempunyai travo (gardu) sendiri 2. Telepon 2. Tersedia 4 line, kabel jaringan internal belum tertata dengan baik 2. Tersedia 4 line, kabel jaringan tertata baik 3. Air 3. Sumber air bersih dari sumur bor tapi tidak layak untuk air minum/proses, belum menggunakan PDAM 3. Sumber air bersih dari PDAM dan sumur bor 4

8 NO. LINGKUP KONDISI SAAT INI SAMPAI AKHIR Internet Koneksi menggunakan ADSL (Speedy), 2 (dua) line belum terintegrasi Koneksi LAN menggunakan kabel UTP KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN Koneksi 2 (dua) line terintegrasi Koneksi LAN menggunakan kabel UTP dan Wireless LAN Meubelair : 1) Meja dan Kursi 2) Lemari arsip/ Filing cabinet Perlengkapan Kantor : 1) Komputer PC 3 Litbang : 2) Server Fokus Litbang Hasil Perkebunan Litbang Inovatif Litbang Terapan Aplikasi Litbang 1) Terdapat 65 (enam puluh lima) unit meja dan kursi bagi pejabat fungsional dan pegawai lainnya tidak layak lagi untuk digunakan 2) Terdapat 9 orang pejabat struktural eselon IV dan 10 orang pejabat fungsional peneliti/ perekayasa belum memiliki lemari arsip 1) Tersedia 34 (tiga puluh empat) unit komputer, 5 unit diantaranya sudah tidak berfungsi/rusak 2) Tersedia 2(dua) unit server, 1(satu) diantaranya tidak berfungsi/rusak 75 % Belum ada 3 judul 4 kegiatan 1) Tersedia 65 ( enam puluh lima unit meja dan kursi pejabat fungsional dan pegawai lainnya layak digunakan 2) Tersedia 19 unit lemari arsip bagi pejabat struktural dan fungsional 1) 50(lima puluh) unit komputer berfungsi dengan baik 2) Tersedia 2(dua) unit server yang berfungsi dengan baik 90 % 5 Judul 15 judul 15 kegiatan 5

9 NO. LINGKUP 4. Penilaian Kesesuaian : Lembaga Sertifikasi: Lingkup Akreditasi oleh KAN Laboratorium Uji: Lingkup Akreditasi oleh KAN Laboratorium Kalibrasi: Lingkup Akreditasi oleh KAN Pengembangan Standardisasi Industri: - Kaji Ulang SNI - Usulan RSNI KONDISI SAAT INI SAMPAI AKHIR komoditi 10 komoditi Belum terakreditasi Belum ada Belum ada KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN komoditi 22 komoditi 4 bidang terakreditasi 4 komoditi 8 produk 5 Jasa Layanan Publik: Pelatihan 1 kegiatan 15 kegiatan Pengujian 192 customer 300 customer Sertifikasi 39 Perusahaan 136 Perusahaan Standardisasi - 5 Kegiatan Konsultansi - 5 kegiatan Kalibrasi - 40 perusahaan Litbang 7 kegiatan 35 kegiatan RBPI - 5 kegiatan 6 Anggaran Kurang Disesuaikan dengan renstra Berdasarkan hasil evaluasi kondisi saat ini terhadap berbagai kebutuhan untuk mencapai kondisi yang diharapkan maka terdapat beberapa lingkup yang diprioritaskan sebagai acuan dalam penyusunan rencana strategi (Renstra)

10 TUGAS POKOK DAN FUNGSI Balai Besar Industri hasil Perkebunan atau disingkat BBIHP, berkedudukan di Makassar Sulawesi selatan merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan pengembangan Industri Departemen Perindustrian. Institusi ini dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional sesuai dengan kebijakan Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan kebijakan litbang, BBIHP berpedoman pada Kebijakan Pembangunan Industri, serta kebijakan Badan Penelitian dan pengembangan Industri dan juga tidak terlepas dari segala potensi yang ada, baik itu Sumber Daya Manusia, maupun potensi sumber daya alam yang ada di daerah Sulawesi Selatan yang tentunya juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah Sulawesi Selatan. Berdasarkan peraturan Menteri Perindustrian RI : 48/M- IND/PER/2006 tugas pokok dari Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri hasil perkebunan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BBIHP menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan; b. pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses; c. penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi; d. pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, peroduk akhir, hasil ikutan dan limbah; e. pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan; 7

11 f. pelaksanaan inspeksi teknis; g. pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan; h. pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultansi, dan informasi; i. pelaksanaan pemasaran dan kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi; j. pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIHP dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka sesuai Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 48/M-IND/PER/2006 tentang organisasi dan tata kerja terbagi atas Tata Usaha dan 4 (empat) Bidang serta kelompok Fungsional yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 8

12 1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan BBIHP. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program, evaluasi dan laporan; b. pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; dan c. pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan serta urusan kepegawaian. Bagian Tata Usaha terdiri dari : (1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melalukan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara. (3) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan gedung, peralatan kantor dan laboratorium serta urusan kepegawaian. 2. Bidang Pengembangan Jasa Teknik mempunyai tugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Jasa Teknik menyelenggarakan fungsi: 9

13 a. perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha; dan b. perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan jasa teknologi pada industri, serta pengelolaan perpustakaan. Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari: (1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha. (2) Seksi Informasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan pengembangan bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi : a. perencanaan dan pelaksanaan teknologi pengolahan hasil perkebunan pasca panen; dan b. perencanaan dan pelaksanaan teknologi diversifikasi produk hilir. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari : 10

14 (1) Seksi Teknologi Pengolahan Pasca Panen mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan, alih teknologi dan konsultansi di bidang industri hasil perkebunan pasca panen dan hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. (2) Seksi Teknologi Diversifikasi Produk Hilir mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan alih teknologi dan konsultansi di bidang diversifikasi produk hilir industri hasil perkebunan. 4. Bidang Penilaian Kesesuaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, produk industri serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, serta pelaporan dan evaluasi hasil pengujian; b. perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi peralatan, evaluasi hasil kalibrasi, penyiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang; dan c. perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. Bidang Penilaian Kesesuaian terdiri dari: (1) Seksi Pengujian dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, pelaporan dan evaluasi hasil pengujian, pelaksanaan kalibrasi peralatan, dan evaluasi hasil kalibrasi, serta persiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang. 11

15 (2) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. 5. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dan sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliaannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok pejabat fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala BBIHP. (3) Jumlah dan jenis tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.2 Potensi dan Permasalahan Dalam mewujudkan visi dan misinya, BBIHP didukung oleh lingkungan strategi yang sangat potensial dan menguntungkan baik secara internal maupun eksternal. Lingkungan internal adalah faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kinerja institusi yang dapat dikendalikan secara langsung. Sedangkan lingkungan eksternal adalah 12

16 faktor-faktor yang berpengaruh tetapi berada di luar kendali institusi. Kedua lingkungan strategis ini dapat menjadi faktor-faktor penghambat keberhasilan institusi dalam mewujudkan visi dan misinya. Lingkungan internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang ada pada institusi, sedangkan lingkungan eksternal berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang ada. 1. Lingkungan Internal a. Kekuatan (strength) 1. Dalam menjalankan misinya, Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang terdiri atas tenaga struktural dan fungsional dengan berbagai latar belakang akademik dan pelatihan, seperti kimia, farmasi, biologi, teknologi hasil pertanian, teknologi hasil perikanan, teknologi industri, teknik, ekonomi dan administrasi. Jumlah SDM saat ini sebanyak 105 orang. Tenaga fungsional yang ada terdiri dari peneliti, perekayasaan, teknisi litkayasa, penyuluh, lingkungan, pustakawan dan arsiparis. 2. Dilengkapi dengan laboratorium uji yang terakreditasi oleh KAN (Kimia dan mikrobiologi, Fisika dan Mekanik, Lingkungan dan Uji Hasil Litbang) laboratorium Kalibrasi dalam proses akreditasi oleh KAN), laboratorium proses, Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro BBIHP) serta bengkel rekayasa dan perpustakaan. 3. Adanya produk-produk jasa layanan publik yang dihasilkan/ditawarkan berupa Litbang, Pengujian, Sertifikasi, pelatihan teknis, konsultansi, standardisasi, Kalibrasi dan RBPI. 4. Adanya kemitraan yang cukup baik dengan industri, dunia usaha, BUMN, instansi pemerintah, dan lain-lain yang tersebar di 13

17 Kawasan Timur Indonesia. Disamping itu, telah terjalin kerjasama pelatihan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), dan kerjasama litbang dengan Perguruan tinggi 5. Tersedianya sumber dana pembiayaan, baik dari APBN, Penerimaan JPT ataupun dari sumber-sumber lain. 6. Penerapan Manajemen Mutu ISO 9000: Penerapan 5K b. Kelemahan (Weaknes) 1) Secara umum tingkat keahlian dan profesionalisme SDM relatif belum memadai, terlebih bila dikaitkan dengan tuntutan (calon) pelanggan akan layanan prima dan persaingan yang semakin ketat 2) Komposisi usia SDM yang tidak seimbang (tenaga teknis dan tenaga peneliti didominasi usia di atas 40 tahun yang menyulitkan proses penjenjangan dan pengkaderan 3) Prasarana dan sarana laboratorium belum memadai untuk menghasilkan produk-produk jasa riset dan standardisasi yang handal. Demikian juga halnya dengan sarana mobilitas untuk mendukung kegiatan lapangan 4) Sarana perpustakaan untuk mengakses perkembangan IPTEK baik berupa textbooks maupun jurnal-jurnal ilmiah dari institusi riset lainnya masih sangat terbatas 5) Dalam beberapa hal, daya saing produk-produk jasa riset dan standardisasi yang dihasilkan/ditawarkan masih rendah (harga, mutu, ketepatan waktu penyerahan, dll), khususnya bila dikaitkan dengan tuntutan (calon) pengguna. Khusus hasil riset inovasi IPTEK dan komersialisasi hasil litbang masih sangat lemah 14

18 6) Kurangnya kerjasama antara lembaga litbang dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan kerjasama antara industri sebagai pengguna hasil litbang. 7) Kegiatan litbang belum mampu dilaksanakan dalam skala pilot projects dan masih berskala laboratorium disebabkan minimnya anggaran, begitupun fokus litbang yang bersifat berkelanjutan (multi years) menjadi parsial. 2. Lingkungan Eksternal a. Peluang (Opportunities) 1) Sumber daya alam pertanian, kelautan, kehutanan, dan pertambangan di Kawasan Timur Indonesia cukup potensial yang bila dikelola secara optimal akan memacu pertumbuhan ekonomi dikawasan ini. 2) Otonomi daerah yang memberi peluang bagi daerah-daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-masing 3) Terbatasnya laboratorium uji dan kalibrasi yang terakreditas dengan lingkup pengujian dan kalibrasi yang sama di Kawasan Indonesia Timur 4) Belum adanya lembaga sertifikasi produk (LSPro) di KTI dalam memberikan layanan jasa Sertifikasi Produk Pengguna Tanda (SPPT) SNI baik SNI wajib maupun SNI sukarela 5) Terbukanya pasar bebas (WTO, APEC dan AFTA) b. Ancaman (threats) 1) Dampak negatif dari krisis ekonomi yang masih berlangsung yang menghambat pertumbuhan ekonomi, sehingga mempengaruhi permintaan akan produk-produk jasa riset dan standardisasi. 15

19 2) Kurang fleksibelnya penggunaan dana JPT dan terlambatnya persetujuan DIPA yang akan menghambat pelaksanaan program secara keseluruhan 3) Munculnya pesaing-pesaing (kompetitor) baik yang suda hada maupun yang akan menawarkan produk jasa sejenis dengan yang ditawarkan BBIHP, baik dari instansi pemerintah daerah, perguruan tinggi dan usaha swasta di daerah ini, maupun kemungkinan masuknya institusi/usaha sejenis dari luar negeri. 4) Adanya rencana LSPro Terpadu oleh Deptan Kementerian Perindustrian Secara umum akumulasi permasalahan yang dihadapi BBIHP dalam menjalankan Tugas dan Fungsinya adalah belum secara optimal memenuhi kebutuhan industri kecil dan menengah khususnya yang berkaitan dengan perbaikan mutu, standardisasi dan sertifikasi sebagai akibat masih terbatas beberpa peralatan proses, alat uji, dan sarana pendukung lainnya. Di bidang penelitian dan pengembangan, aktivitasnya sangat tergantung pada besarnya anggaran yang disetujui dalam APBN. Untuk merencanakan strategi dan langkah-langkah yang berorentasi ke depan dan pada pelayanan prima, diperlukan perencanaan strategis yang sistematis. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor tahun 2009 tentang Pedoman penyusunan rencana strategis kementerian/lembaga (Renstra-Kl) disebutkan bahwa Rencana Strategis Kementerian/Lembaga , selanjutnya disebut Renstra-KL, adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 16

20 (lima) tahun, yakni tahun 2010 sampai dengan 2014, yang merupakan penjabaran dari RPJMN perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu (1(satu) sampai 5 (lima) tahun yang mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran, yang meliputi kebijakan, program operasional dan aktifitas atau kegiatan yang realistik dan mengantisipasi perkembangan masa depan. Program strategis ini kemudian dituangkan dalam rencana strategis (Renstra) untuk 5 (lima) tahun ke depan dan secara detail dijabarkan dalam Target Pembangunan untuk tahun (Matriks Kinerja) MAKSUD DAN TUJUAN Rencana strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan disusun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan (2010 s/d 2014), dengan maksud dan tujuan menjadi : a. Pedoman untuk menetapkan program kegiatan tahunan atau berkelanjutan dari institusi, baik yang dibiayai oleh dana APBN, dana Penerimaan jasa pelayanan teknis (JPT), atau sumber sumber dana lainnya. b. Pedoman untuk penyusunan perencanaan kinerja tahunan institusi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan berdasarkan visi dan misi institusi. 17

21 2.1 VISI BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana dan bagaimana organisasi harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi merupakan suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang dicita-citakan untuk diwujudkan. Visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi Sebuah negara industri tangguh di dunia, dengan visi yaitu : Pada tahun 2020 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut kemampuan industri Nasional telah diakui di dunia Internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural pada masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi, maka sebagai visi Kementerian Perindustrian sampai dengan tahun 2014 adalah menjadikan sektor industri sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan visi BPPI adalah Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang professional bagi sektor industri nasional Sebagai implementasi dari visi Departemen Perindustrian dan visi BPPI maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menetapkan visinya untuk memberikan suatu pedoman dan pendorong untuk mencapai tujuannya. 18

22 Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan didefinisikan sebagai berikut: Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan dan Penyedia Layanan Jasa Teknis yang Unggul dan Terdepan 2.2 MISI Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar selanjutnya menetapkan misi-nya yang merupakan penyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yang akan membawa institusi kepada suatu fokus. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kurun waktu adalah sebagai berikut yaitu : a. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri b. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang berkualitas dan profesional c. Memperluas jejaring dengan industri dan lembaga terkait lainnya 2.3 Tujuan Strategis Tujuan strategis merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi, adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Penetapan tujuan strategis organisasi pada umumnya didasarkan pada tugas dan fungsi institusi dan isuisu strategis. Tujuan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan menggambarkan arah prioritas strategis institusi dan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi dan isu-isu strategis. Tujuan ini merupakan penjabaran atau implementasi dari misi 19

23 institusi dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Meningkatkan peran dan kualitas hasil litbang dalam mendukung Industri Hasil Perkebunan b. Meningkatkan kegiatan pelayanan jasa teknis c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten d. Meningkatkan jejaring yang luas antara lembaga litbang dan institusi terkait 2.4 Sasaran Strategis Balai Besar Industri hasil Perkebunan Sasaran strategis disini adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi setiap dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Sasaran Strategis BBIHP ditetapkan untuk kurun waktu adalah sebagai berikut : 20

24 a. Terwujudnya hasil riset teknologi terapan yang inovatif dan dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh dunia industri, masyarakat, pemerintah daerah dan dunia pendidikan. b. Terwujudnya peningkatan kegiatan konsultansi teknologi, pelatihan, pengujian, standardisasi, sertifikasi, kalibrasi peralatan, rancang bangun dan perekayasaan dan sistem manajemen mutu terhadap masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan nilai jasa (JPT) dan daya saing produk yang dihasilkan c. Terwujudnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal dan profesional d. Terwujudnya kerjasama yang luas dengan industri atau instansi terkait di bidang Iptek, Litbang, pelatihan maupun kegiatan lainnya baik skala nasional maupun internasional. Tujuan dan sasaran strategis organisasi dalam kurun waktu tahun telah dijabarkan secara detail dalam Matriks Kinerja BBIHP (Lampiran 3). Sebagai indikator sasaran adalah : a. Meningkatnya volume litbang yang inovatif dan litbang yang dapat diterapkan b. Kenaikan volume kegiatan/jasa layanan secara keseluruhan selama periode 2010 s/d 2014, c. Kenaikan penerimaan jasa pelayanan teknis (JPT), untuk periode yang sama. d. Meningkatnya jumlah SDM yang terlatih e. Meningkatnya jumlah kesepakatan kerjasama yang siap diterapkan. 21

25 Karena sifatnya yang spesifik, suatu kegiatan/jasa layanan yang sejenis apalagi yang berbeda jenis, akan memerlukan sumber daya keahlian, sarana dan waktu penyelesaian yang berbeda dari yang lainnya. Sasaran kuantitatif dari masing-masing kegiatan/jasa layanan untuk periode 2010 s/d 2014 disajikan pada tabel 2 dan 3. 22

26 Tabel 2. Sasaran Volume Kegiatan/Pelayanan Jasa Teknis 2010 s/d 2014 Kegiatan Jasa Layanan Publik Tahun Ket Kerjasama Litbang Terapan dan RBPI 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan Pelayanan Jasa Pengujian contoh contoh contoh contoh contoh Pelayanan Jasa Sertifikasi Produk 15 Sertifikat SNI 17 Sertifikat SNI 19 Sertifikat SNI 23 Sertifikat SNI 25 Sertifikat SNI Pelayanan Jasa Stadardisasi 3 komoditi 3 komoditi 3 komoditi 3 komoditi 3 komoditi Pelayanan Jasa Kalibrasi 20 alat ukur 50 alat ukur 50 alat ukur 65 alat ukur 75 alat ukur 4 bidang Pelayanan Jasa Pelatihan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan Pelayanan Jasa Konsultansi: Konsultansi ISO 9000 Konsultansi ISO Konsultansi Diagnosisi IKM 5 kegiatan 5 kegiatan 5 kegiatan 5 kegiatan 5 kegiatan 23

27 Tabel 3. Sasaran Penerimaan Jasa Layanan Teknis (JPT) Tahun 2010 s/d 2014 (Rp.000) Kegiatan/Jasa Layanan Publik Kerjasama Litbang Terapan dan RBPI Pelayanan Jasa Pengujian Tahun Ket Pelayanan Jasa Sertifikasi Produk Pelayanan Jasa Stadardisasi Pelayanan Jasa Kalibrasi Pelayanan Jasa Diklat Masyarakat Pelayanan Jasa Konsultansi: Konsultansi ISO 9000 Konsultansi ISO Konsultansi Diagnosisi IKM Total

28 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Cara mencapai tujuan dan sasaran Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) merupakan rencana menyeluruh dan terpadu dari upayaupaya institusi, yang meliputi kebijakan, program operasional, dan aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, atau tahun 2010 s/d 2014 dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki, serta kondisi lingkungan yang dihadapi. Upaya menerjemahkan cara pencapaian tujuan dan sasaran maka kebijakan yang ditetapkan oleh BBIHP tidak terlepas dari kebijakan pada level eselon diatasnya dimana secara nasional telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional (RPJMN) RPJMN telah memasuki tahap ke 2 dimana kebijakannya diarahkan untuk dilakukan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan penekanan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi (IPTEK) serta penguatan daya saing perekonomian. Arah dan Kebijakan ini kemudian dituangkan dalam program/kegiatan strategis masing-masing lembaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sesuai dengan KIN dan PP No. Tahun 2008 dan RPJM , maka arah kebijkan litbang industri tahun adala a. Mempertajam fokus litbang industri yang berorientasi pada pemetaan dan kebutuhan dunia usaha dengan road map yang jelas; b. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat sumber daya manusia, kelembagaan intermediasi dan sarana litbang; 25

29 c. Meningkatkan networking (jejaring) antara lembaga litbang, memperkuat kompetensi inti balai-balai dan memperkuat pemasaran bersama balaibalai; d. Meningkatkan pengelolaan pengetahuan (Knowledge management) melalui pusat-pusat inovasi industri, inkubator, dan pilot project di daerah-daerah; e. Meningkatkan Pelayanan teknis standar industri & regulasi teknis; f. Perumusan kebijakan menuju Iklim usaha kondusif dan KPIN yang efektif; g. Meningkatkan fasilitasi kepada kawasan industri hijau dan pengembangan pemanfaatan energi terbarukan ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BBIHP Upaya menerjemahkan kebijakan yang tertuang secara nasional dalam RPJMN telah dilakukan melalui penetapan tujuan dan sasaran serta program-program strategis institusi BBIHP selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Mengingat kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu untuk mencapai tujuan dan sasaran institusi maka manajemen Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) menetapkan kebijakan tersebut untuk tahun 2010 s/d 2014 sebagai berikut : 1. Menciptakan kondisi ilmiah yang kondusif bagi terciptanya hasil-hasil riset terapan dan inovasi iptek yang bernilai komersil, dan memberikan manfaat nyata bagi industri dan dunia usaha. 2. Menciptakan suasana kondusif bagi terlaksananya kegiatan pelayanan jasa teknis (standardisasi/pengujian, sertifikasi, kalibrasi, pelatihan dan konsultansi) sesuai dengan misi institusi. 3. Memberikan peluang yang sama bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk mendukung misi institusi, berdasarkan tugas dan kompetensi masing-masing pegawai 26

30 4. Memperluas jejaring/kemitraan dengan lembaga litbang atau industri terkait 5. Memperkuat sarana dan prasarana kelembagaan untuk meningkatkan pelayanan kepada mitra jejaring PROGRAM OPERASIONAL Program operasional Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) merupakan penjabaran rinci dari langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan, sasaran, dan kebijakan institusi selama kurun waktu 5(lima) tahun ke depan. Sebagaimana diuraikan dalam bagian sebelumnya bahwa keberhasilan pembangunan Perindustrian di Kawasan Timur Indonesia (KTI), tidak dapat diwujudkan hanya oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan saja karena juga harus melibatkan secara aktif pasif dan langsung tidak langsung berbagai instansi teknis serta pihak lain: swasta, masyarakat dan berbagai lembaga yang terkait dengan Perindustrian. Keterlibatan berbagai pihak tersebut tidak seluruhnya dapat dinyatakan dalam rencana strategis yang disusun karena luasnya cakupan dan cepatnya dinamika sektor Perindustrian. Pada hakekatnya program kegiatan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan merupakan bagian integral dari program Kementerian Perindustrian khususnya BPPI yang secara menyeluruh dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional bidang Perindustrian. Namun demikian, dalam rangka strukturisasi program, perlu dilakukan pengklasifikasian maupun penjenjangan sehingga terlihat secara jelas di mana muaranya program Balai Besar Industri Hasil Perkebunan sebagai instansi di bidang industri hasil perkebunan di daerah. 27

31 Secara garis besar program operasional Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) tahun 2010 s/d 2014 ditinjau dari dari berbagai perspektif adalah sebagai berikut : Perspektif Pemangku Kepentingan Peningkatan Peran Litbang IHP Nasional melalui : 1. Program peningkatan kualitas hasil litbang 2. Program peningkatan kompetensi sumber daya manusia. 3. Program peningkatan kegiatan layanan jasa teknis yang profesional 4. Program pengembangan jejaring yang luas Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok : 1. Peningkatan kemampuan teknologi industri 2. Pengembangan layanan teknis litbang, pelatihan, pengujian, konsultasi, standardisasi, inspeksi teknis, sertifikasi produk dan kalibrasi 3. Sosialisasi dan promosi kegiatan hasil litbang dan jasa layanan teknis 4. Pengembangann industri melalui Pust Inovasi 5. Peningkatan sistem pengendalian internal 6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan : 1. Peningkatan kompetensi SDM aparatur 2. Pengembangan SDM industri 3. Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaporan 4. Pengembangan dan pemutakhiran SOP 5. Pengembangan sarana dan prasarana 6. Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi 28

32 AKTIVITAS / KEGIATAN Aktifitas atau kegiatan bertujuan untuk merealisasikan program operasional dan merupakan cerminan strategis institusi yang akan diimplementasikan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Untuk mengimplementasikan program operasionalnya, Balai Besar Industri hasil Perkebunan (BBIHP) menetapkan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan untuk tahun 2010 s/d 2014, seperti pada tabel berikut: Tabel 4: Program dan Aktivitas kegiatan NO PROGRAM TAHUN Pelaksana 1 Program Peningkatan kualitas hasil litbang Penelitian Produk/Teknik Produksi dan RBPI Inovatif Penelitian Produk/Teknik Produksi dan RBPI Terapan Pendirian Pusat Inovasi Teknologi kakao X X X Bid. Litbang & Fungsional X X X X X Bid. Litbang & Fungsional - X X X X Bid. Litbang & Fungsional Pendirian Inkubator riset - X X X X Bid. Litbang & Fungsional Aplikasi Litbang X X X X X Bid. Litbang, Fungsional & Bid. PJT Penelitian Produk/Teknik Produksi X X X X X Bid. Litbang & Fungsional Penerbitan Jurnal IHP X X X X X Dewan Redaksi JIHP, Bid. Litbang, & Fungsional 2. Program Peningkatan Pelayanan Jasa Teknis yang profesional Otomatisasi Pelayanan jasa Teknis X X X X X Bag. TU, Bid. Litbang,Bid PK, & Bid. PJT Pelayanan Jasa Pengujian X X X X X Bid. PJT, Bid. PK 29

33 NO PROGRAM TAHUN Pelaksana Pelayanan Jasa Sertifikasi Produk X X X X X Bid. PJT, Bid. PK Pelayanan Jasa Stadardisasi X X X X Bid. PJT, Bid. PK Pelayanan Jasa Kalibrasi X X X X X Bid. PJT, Bid. PK Pelayanan Jasa Pelatihan X X X X X Bid. PJT, Bid. PK Pelayanan Jasa Konsultansi: ISO 9000, ISO dan Konsultansi Diagnosis IKM 3 Program peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia X X X X X Bid. PJT, Bid. PK, Konsultan ISO, Konsultan Diagnosis IKM Pendidikan S2/S3 X X X X X Bag. TU Diklat Teknis dan Manajemen X X X X X Bag. TU Diklat calon Fungsional dan pejabat fungsional X X X X X Bag. TU Studi Banding dan magang X X X X X Bag. TU Diklat struktural X X X X X Bag. TU 4. Program Peningkatan Kerjasama Industri/Lembaga Terkait (Jejaring yang Luas) Seminar IPTEK X X X Bid.PJT & Bid. Litbang Kerjasama Litbang X X X X X Bid.PJT & Bid. Litbang Seminar Nasional X X X Bid.PJT & Bid. Litbang Diseminasi Komersialisasi Hasil Litbang X X X X X Bid.PJT, Bid. Litbang & Fungsional Pameran X X X X X Bid.PJT & Bid. Litbang Open House X X X X X Bid.PJT,Bid. Litbang, Bid. PK Company Profile BBIHP X X X X X Bid.PJT,Bid. Litbang, Bid. PK 30

34 NO PROGRAM TAHUN Pelaksana Brosur hasil litbang dan Pelayanan Jasa Teknis X X X X X Bid.PJT,Bid. Litbang, Bid. PK Situs Web X X X X X Bid. PJT 5. Program Pengembangan sarana dan Prasarana Pengembangan Lab. Uji (Kimia dan Mikrobiologi, Fisika dan Mekanik, Lingkungan dan Hasil Uji Litbang X X X X X Bid. PK, Bid. Litbang Perluasan ruang lingkup LSPro X X X X X Bid. PK Perluasan Ruang lingkup Lab. Uji X X X X X Bid. PK Akreditasi lab. Kalibrasi X X X X x Bid. PK Pengembangan Lab. Proses (Pasca panen, Diversifikasi Produk dan Proses Hasil Perkebunan) - X X X X Bid. Litbang dan Fungsioanl Pengembangan fasilitas Sistem Informasi (Perpusatkaan dan IT) X X X X x Bid. PJT Unit Perbengkelan X X X X x Bid. Litbang Tanah dan Bangunan X X X X x Bag. TU Kendaraan Operasional X X X X x Bag. TU Meubelair X X X X x Bag. TU Daya dan Jasa X X X X x Bag. TU 6 Program Ketatalaksanaan Monitoring dan evaluasi Eksternal pelaksanaan kegiatan Sistem Monitoring dan pelaporan internal Program dan Perencanaan jangka pendek dan jangka Menengah Pengelolaan Sistem Pengendalian Penganggaran dan Keuangan yang Akuntabel Penerapkan Sistem Mutu (Penarapan ISO 9000:2008) X X X X x Bag. TU, PJT, Litbang, PK X X X X x Bag. TU X X X X x Bag. TU, PJT, Litbang, PK X X X X x Bag. TU X X X X x Bag. TU, PJT, Litbang, PK 31

35 Keterangan: Bag. TU Bid. PJT Bid.Litbang Bid. PK : Bagian Tata Usaha : Bidang Pengembangan Jasa Teknik : Bidang Penelitian dan Pengembangan : Bidan Penilaian Kesesuian REKAPITULASI GAMBARAN KEUANGAN (dalam Rp.000) Kegiatan RM PNBP Total Cat: rencana trend 20% perthn 32

36 BAB IV P E N U T U P Rencana Strategi (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan tahun disusun dengan mengacu kepada RENSTRA BPPI yang mengacu pula pada RPJM dan RENSTRA Kemenprin RENSTRA ini merupakak upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi BBIHP, yang merupakan pernyataan tujuan jangka panjang dan menjadi acuan dalam menyusun program/kegiatan jangka pendek. Pengalokasian kegiatan dan sumber-sumber biayanya dapat dipersiapkan dan ditetapkan secara terencana melalui Penetapan Kinerja dan Rencanan Kinerja (TAPKIN dan RENKIN). Renstra ini bersifat dinamis dan adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis Pemberian bobot/pengukuran terhadap setiap kegiatan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi kini (eksternal maupun internal) dan kondisi yang diinginkan sehingga tingkat keberhasilan dari setiap perencanaan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki dan menetapkan strategi pada tahun tahun berikutnya. Hasil evaluasi terhadap Visi, Misi, dan Strategi yang dituangkan dalam Renstra dapat dijadikan acuan apakah masih layak dipertahankan atau diperbaharui. 33

37 LAMPIRAN ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL (S W O T) K O N D I S I PELUANG (O) Produksi hasil industri perkebunan Indonesia berpeluang untuk ditingkatkan karena tersedia bahan baku dan SDM Permintaan komoditi hasil perkebunan dari luar negeri semakin meningkat Peningkatan nilai jual dapat ditingkatkan melalui proses pasca-panen dan pengolahan produksi sebelum diekspor Belum tersedianya lembaga litbang pada daerah otonomiyang baru dimekarkan KEKUATAN (S) SDM yang terdidik, terlatih dan berpengalaman dalam melaksanakan litbang Tersedia sarana laboratorium pengujian dan lembaga sertifikasi untuk mendukung penelitian dan pengawasan mutu Lokasi BBIHP pada pintu gerbang ekspor komoditi hasil perkebunan di KTI ANALISIS S - O Meningkatkan kompotensi dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan paska panen dan teknologi pengolahan hasil perkebunan Meningkatkan sarana dan ruang lingkup laboratorium pengujian dan kalibrasi Menambah ruang lingkup lembaga sertifikasi Melaksanakan kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk mendorong pengembangan industri hasil perkebunan KELEMAHAN (W) Kegiatan litbang hasil perkebunan belum focus untuk memenuhi keinginan konsumen Sarana penelitian dan pengembangan teknologi proses pengolahan belum cukup untuk memenuhi keinginan konsumen Kualitas RBPI- bengkel belum memuaskan Aplikasi teknologi informasi masih terbatas ANALISIS W - O Meningkatkan mutu hasil litbang produk andalan hasil perkebunan Meningkatkan mutu penelitian dan pengembangan pasca panen dan teknologi pengolahan untuk dimanfaatkan oleh dunia usaha hasil perkebunan TANTANGAN (T) Pasar dalam negeri dan luar negeri mempersyaratkan mutu yang lebih ketat Munculnya pesaing baru potensi sebagai produsen hasil perkebunan Lambatnya penelitian dan pengembangan industri hasil perkebunan di Indonesia Peralatan pengolahan hasil perkebunan masih diimpor dengan harga yang mahal ANALISIS S T Meningkatkan mutu produksi hasil perkebunan dengan melaksanakan teknologi paska panen Membangun kemampuan penelitian dan pengembangan ANALISIS W T Meningkatkan mutu komoditi hasil perkebunan Meningkatkan kemampuan teknologi pengolahan hasil perkebunan 34

38 PETA STRATEGIS BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DALAM BSC VISI DAN MISI BBIHP VISI : Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan dan Penyedia Layanan Jasa Teknis yang Unggul dan Terdepan MISI : 1. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri 2. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang berkualitas dan profesional 3. Memperluas jejaring dengan industri dan lembaga terkait lainnya Perspektif Pemangku Kepentingan 1 Meningkatnya Kualitas Hasil Litbang 2 Meningkatnya Pelayanan Jasa Teknis yang Profesional Meningkatnya Peran Litbang dalam mendukung IHP Nasional 3 Terciptanya Jejaring yang luas 4 Meningkatnya Kualitas SDM yang Kompeten Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok Litbang Pelayanan dan Fasilitasi Pengendalian dan Pengawasan 1. Melaksanakan Litbang teknologi bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan 1. Melaksanakan layanan teknis litbang, pelatihan, konsultansi, pengujian, standardisasi, inspeksi teknis, sertifikasi dan kalibrasi peralatan 2. Melaksanakan sosialisasi dan promosi hasil litbang dan jasa layanan teknis 3. Melaksanakan pengembangan Industri 1. Meningkatkan sistem pengendalian internal 2. Mengoptimalkan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan SDM PERENCANAAN KETATALAKSANAAN SISTEM INFORMASI Perspektif Peningkatan Kapasitas Mengembangkan SDM Aparatur yang kompeten Mengembangan Meningkatkan Kualitas Perencanaan dan Pelaporan Pemutakhiran SOP Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pengembangan Sistem informasi yang terintegrasi 35

39 Matriks Kinerja BBIHP TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET BAG/BID. PELAKSANAN Peningkatan Kualitas Hasil Litbang Penelitian Produk/Teknik Diperolehnya hasil-hasil Produksi dan RBPI Inovatif litbang yang inovatif dalam bidang IHP Litbang dan RBPI yang Inovatif kegiatan 2 kegiatan 2 kegiatan Bid. Litbang Penelitian Produk/Teknik Produksi dan RBPI Terapan Pendirian Pusat Inovasi Teknologi kakao Pendirian Inkubator riset Diperolehnya hasil-hasil Litbang dan RBPI yang bisa diterapkan Meningkatkan pengembangan industri kakao melalui Pusat Inovasi Teknologi Meningkatkan pengembangan industri hasil perkebunan melalui inkubator riset Litbang yang bisa diterapkan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan Unit Inovasi Teknologi Unit Inkubator - 1 unit - 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit Aplikasi Litbang Litbang yang teraplikasi Jumlah Litbang yang diaplikasikan pada industri 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan Penelitian Produk/Teknik Produksi Penerbitan Jurnal IHP Terlaksananya Litbang teknologi bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan Publikasi Jurnal Ilmiah Hasil Litbang Volume/Judul Kegiatan Litbang Volume penerbitan 10 judul 10 judul 12 judul 12 judul 12 judul 2 volume 2 volume 2 volume 2 volume 2 volume Bid. Litbang dan pejabat fungsional Bid. Litbang dan pejabat fungsional Bid. Litbang dan pejabat fungsional Bid. Litbang, Bid. PJT dan Pejabat fungsional Bid. Litbang dan pejabat fungsional Bid. Litbang, Pejabat fungsional dan Dewan Redaksi JIHP Peningkatan Pelayanan Jasa Teknis yang Profesional Otomatisasi Pelayanan Jasa teknis Terwujudnya pelayanan yang tepat waktu dan transparansi Aplikasi IT 1 aplikasi 1 aplikasi 1 aplikasi 1 aplikasi 1 aplikasi Bag. TU, Bid. PJT, Bid. PK Pelayanan Jasa Pengujian Jasa Pengujian dan lingkungan Jumlah Contoh/Sampel contoh contoh contoh contoh contoh Bid. PJT dan Bid. PK 36

40 KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR Pelayanan Jasa Sertifikasi Produk: Jaminan Mutu Produk pada perusahaan yang mendapat SNI Jumlah SPPT SNI, Pengawasan berkala terhadap perusahaan TARGET BAG/BID. PELAKSANAN Bid. PJT dan Bid. PK - SPPT SNI - 15 Perusahaan 15 perusahaan - Surveilen - 11 Perusahaan 15 perusahaan - Reasesmen - 3 Perusahaan Pelayanan Jasa Stadardisasi Revisi SNI dan RSNI berdasarkan komoditi SNI produk/komoditi yang - Revisi SNI yang direvisi atau dirancang baru - RSNI Jumlah komoditi yang diusulkan untuk revisi atau 3 perusahaan 17 perusahaan 29 perusahaan 12 perusahaan 19 perusahaan 58 perusahaan 13 perusahaan 23 perusahaan 102 perusahaan 11 perusahaan 25 perusahaan 126 perusahaan 12 perusahaan - 1 komoditi 1 komoditi 1 komoditi 1 komoditi - 2 komoditi 2 komoditi 2 komoditi 2 komoditi Bid. PK Pelayanan Jasa Kalibrasi Jasa Kalibrasi Alat Jumlah alat yang dikalibrasi 20 alat ukur 50 alat ukur 55 alat ukur 65 alat ukur 75 alat ukur Bid. PJT dan Bid. PK Pelayanan Jasa Pelatihan Terlaksananya kegiatan pelatihan pada pelaku industri Jumlah Peserta yang terdidik 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan Bag. TU,Bid. PJT dan Bid. Litbang Pelayanan Jasa Konsultansi: ISO 9000, ISO dan Konsultansi Diagnosis IKM Meningkatnya Manajemen Mutu, Pengelolaan Lingkungan dan Manajemen Teknik IKM Jumlah IKM yang dibina 5 kegiatan 5 kegiatan 5 kegiatan 5 kegiatan 5 kegiatan Bid.PJT, Bid. PK, Konsultan Peningkatan Kerjasama Industri/Lembaga Terkait (Jejaring yang Luas) Seminar IPTEK Kerjasama Litbang Terciptanya Jejaring Litbang yang luas Pelayanan Jasa Teknis dalam Bidang Litbang Jumlah stakholder industri yang berpartisipasi dalam pengembangan litbang industri Meningkatnya Kerjasama Litbang dengan stakholder bid. Industri 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan Bid. PJT, Bid. Litbang Bid. Litbang, Bid. JPT Seminar Nasional Terciptanya Jejaring Litbang yang luas Jumlah stakholder industri yang berpartisipasi dalam pengembangan litbang industri 1 kegiatan 1 kegiatan 37

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Balai Besar Tekstil yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 778/MPP/Kep/11/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR TAHUN 2014 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA)

Lebih terperinci

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. GAMBARAN UMUM KINERJA TAHUN BERJALAN 1. Aspek Keuangan. Baristand Industri Surabaya dalam melaksanakan tugas pokoknya didukung oleh anggaran yang bersumber dari

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Program : Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN 2018 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun

Lebih terperinci

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN Ruang lingkup kegiatan B4T sebagai mitra industri untuk meningkatkan mutu produk dan jasa industri meliputi penelitian dan pengembangan, pengujian bahan dan barang teknik,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 54 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Dalam rangka mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP B4T

BAB II RUANG LINGKUP B4T BAB II RUANG LINGKUP B4T 2.1 Sejarah B4T Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) sebagai salah satu institusi penelitian dan pengembangan di bawah BPPI, Departemen Perindustrian RI, telah berpengalaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Balai Besar Tekstil (BBT) Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program

Lebih terperinci

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran 2010 mendapat alokasi pagu definitif sebesar Rp.1.665.116.721.000. Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Pembangunan sektor industri tahun 2010 akan difokuskan pada

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2010-2014 (REVISI II) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011 RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Jl. Jagir Wonokromo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA A. SEJARAH SINGKAT., sejak awal berdirinya telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan perpindahan lokasi dari satu kota ke kota

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado 1. LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN F-3..0. Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 205 864.997 PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (09) Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan mengemban tanggung jawab melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, dibutuhkan dukungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Lokasi Obyek Penelitian BBTPPI berlokasi di pusat kota Semarang, dengan menempati tanah seluas 3.637 m 2, dengan tiga buah gedung berlantai tiga yang saling berhubungan satu sama

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) SEMESTER II JULI S/D DESEMBER 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN Jl. Sisingamangaraja No. 24, Telp. (061)

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan IV Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA www.unduhsaja.com SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS. BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Hubungan Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5.

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kota Bogor 4.1.1 Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan I Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2017 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R No.546, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Litbang. Pedoman. Peencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI KELAS II GUNUNG SUGIH Jl. Negara, No. 100 Gunung Sugih Telp. 0725 529858, 0725 529859, fax. 0725 529859 Website

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Penyusunan Rencana Kinerja (Renkin) tahun anggaran 2013 ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dan fungsi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), sesuai dengan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Keramik disusun sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban Balai Besar Keramik selaku Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan secara tepat,

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II

Lebih terperinci

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Badan Pengkajian

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014 LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014 1. Kebijakan Pelayanan Publik A. Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Pelayanan Publik BBPK sebagai berikut:

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

RENSTRA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR

RENSTRA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740 Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8224360, 8220077, Fax. 8221672, 8220022 PO Box 05/Cgb Bogor 16740 RINGKASAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci