Perhitungan depresiasi diperlukan untuk menentukan aliran kas setelah pajak (pendapatan). 7.1 Konsep dan Terminologi Depresiasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perhitungan depresiasi diperlukan untuk menentukan aliran kas setelah pajak (pendapatan). 7.1 Konsep dan Terminologi Depresiasi"

Transkripsi

1 BAB 7 DEPRESIASI Perhitungan depresiasi diperlukan untuk menentukan aliran kas setelah pajak (pendapatan). 7.1 Konsep dan Terminologi Depresiasi Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut: 1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan. 2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun. Departemen Teknik Kimia VII- 1

2 3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya. 4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi. Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi: - nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut - tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise. Departemen Teknik Kimia VII- 2

3 7.2 Definisi-Definisi Basis, atau basis harga: biaya awal untuk mendapatkan aset (harga beli ditambah pajak), termasuk biaya transportasi dan biaya lain sampai aset tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya. Basis (harga) yang disesuaikan: harga awal aset disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diperkenankan. Misal: biaya perbaikan aset dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan basis harga awal, dan kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal. Nilai (harga) buku: nilai properti (aset) sesuai dengan laporan akuntansi, yang mewakili jumlah modal yang masih diinvestasikan pada aset tersebut. Sama dengan harga awal (termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena depresiasi. Nilai buku suatu aset pada akhir tahun ke-k dirumuskan dengan: ( buku) = basis harga yang disesuaika n - ( penguranga n depresiasi ) Nilai k Harga pasar: nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual aset dimana masing-masing mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan. k j= 1 Departemen Teknik Kimia VII- 3

4 Periode perolehan kembali (recovery period): jumlah tahun dimana basis (harga) suatu aset diperoleh kembali melalui proses akuntansi. Disebut juga umur manfaat (klasik) atau kelas properti atau umur kelas. Tingkat perolehan kembali: persentase untuk setiap tahun periode perolehan kembali, yang digunakan untuk menghitung pengurangan karena depresiasi tahunan. Nilai sisa: perkiraan nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga jula suatu aset jika tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya. Umur manfaat: perkiraan periode waktu pemakaian aset (properti) dalam kegiatan produktif atau untuk menghasilkan pendapatan. Departemen Teknik Kimia VII- 4

5 7.3 Metode Perhitungan Depresiasi Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu: 1. Metode klasik, terdiri dari: a. Metode garis lurus (straight-line, SL) b. Metode declining balance (DB) c. Metode sum-of-the-years-digits (SYD) 2. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost Recovery System, MACRS) Departemen Teknik Kimia VII- 5

6 7.3.1 Metode Garis Lurus Metode ini mengasumsikan bahwa aset terdepresiasi secara konstan setiap tahunnya selama umur manfaatnya. d k = ( B SV ) N N d * k = k d k untuk1 k N BV * k = B d k dimana: N = umur manfaat B = basis harga, termasuk penyesuaian d k = pengurangan depresiasi pada tahun ke k (1 k N) BV k SV N = nilai buku pada akhir tahun ke k = perkiraan nilai sisa pada akhir tahun ke N * d k = depresiasi kumulatif selama tahun ke k Departemen Teknik Kimia VII- 6

7 Contoh 1 Sebuah gergaji listrik untuk memotong kayu pada perusahaan furniture mempunyai basis harga $40,000 dan umur manfaat 10 tahun. Pada akhir umur manfaatnya diperkirakan alat tersebut tidak mempunyai nilai sisa. Tentukan jumlah depresiasi tahunan menggunkan metode garis lurus. Tabelkan jumlah depresiasi tahunan dan nilai buku alat tersebut pada setiap akhir tahun. Penyelesaian: Contoh perhitungan untuk tahun ke-5: * 5( $4,000 0) d 5 = = $2, d BV $4, = = 5 = $4,000 $400 ( $4,000 0) 5 = 10 $2,000 Departemen Teknik Kimia VII- 7

8 Tabulasi depresiasi dan nilai buku setiap tahunnya: Akhir d k BV k th. ke-k 0 - $4,000 1 $400 3, , , , , , , Departemen Teknik Kimia VII- 8

9 7.3.2 Metode Declining Balance Disebut juga metode persentase konstan atau formula Matheson, dengan asumsi bahwa biaya depresiasi tahunan adalah suatu persentase yang tetap dari nilai buku awal tahun. Rasio depresiasi tersebut dilambangkan dengan R (0 R 1), dimana R = 2/N (jika digunakan 200% DB) atau R = 1.5/N (jika digunakan 150% DB). Persamaan- persamaan yang berlaku untuk metode DB: d 1 = B( R) d d k = B k 1 ( 1 R) ( R) ( 1 R) ] * [1 k k = B BV BV k N = B 1 = B 1 ( R) k ( R) N Kelima persamaan tidak memuat term SV (nilai sisa). Departemen Teknik Kimia VII- 9

10 Contoh 2 Kerjakan kembali contoh 1 dengan metode declining balance jika (a) R=2/N dan (b) R=1.5/N Penyelesaian: Contoh perhitungan untuk tahun ke-6. (a) R= 2/N = ( 0.2) ( 0.2) $ [ ( 1 0.2) ] $2, d 6 = $4,000 1 = * d 6 = $4,000 1 = 6 ( 0.2) $1, BV 6 = $4,000 1 = (b) R= 1.5/N = ( 0.5) ( 0.15) $ [ ( ) ] $2, d 6 = $4,000 1 = * d 6 = $4,000 1 = Departemen Teknik Kimia VII- 10

11 6 ( 0.15) $1, BV 6 = $4,000 1 = Depresiasi dan nilai buku tahunan untuk R = 2/N = 0.2 diperlihatkan pada tabel berikut: Akhir th. d k BV k ke-k 0 - $4, $ , , , , Akhir th. d k BV k ke-k , , Departemen Teknik Kimia VII- 11

12 7.3.3 Metode Sum-of-the-Years-Digits (SYD) Digit yang digunakan pada metode SYD adalah sisa umur manfaat dari aset. Faktor depresiasi adalah sisa umur aset dibagi dengan jumlah total digit. Contoh untuk aset dengan umur manfaat 5 tahun: Tahun, k Sisa umur aset Faktor depresiasi SYD 1 5 5/ / / / /15 Jumlah digit = 15 Persamaan umum untuk mencari biaya depresiasi tahunan: d k = ( B SV ) N 2. ( N k + 1) ( ) N N + 1 Departemen Teknik Kimia VII- 12

13 Nilai buku pada akhir tahun ke-k: BV Depresiasi kumulatif pada tahun ke-k: d k ( B SVN ) ( B SVN ) k + N N( N + 1) 2 = B k k * k = B BV k ( + 1) Contoh 3 Kerjakan kembali contoh 1 dengan metode SYD. Tabulasikan depresiasi tahunan dan nilai buku akhir tahunnya. Penyelesaian: Contoh perhitungan untuk tahun ke-4: d ( 4 1) 10( 11) = $4,000 4 = $ Departemen Teknik Kimia VII- 13

14 ( $4,000) 2 $4,000 BV 4 = $4, = $1, ( 11) * d 4 = $4,000 $1, = $2, Depresiasi dan nilai buku tahunan: Akhir th. ke-k d k BV k 0 - $4, $ , , , , , Departemen Teknik Kimia VII- 14

15 7.1.4 Metode Declining Balance dengan Peralihan ke Garis Lurus Karena metode declining balance tidak bisa mencapai nilai buku (BV) sama dengan nol dilakukan peralihan ke metode garis lurus untuk mencapai nilai sisa nol (atau harga lain yang diinginkan). Peralihan terjadi pada tahun dimana jumlah depresiasi dengan metode garis lurus lebih besar daripada metode declining balance. Untuk contoh 1 dengan metode DB yang dialihkan. Tabel 7.1. Metode 200% declining balance dengan peralihan ke metode garis lurus. (1) Metode depresiasi Nilai buku awal (2) (3) thn. a DB 200% b garis lurus c 1 $4, $ $ $ , , , , , (alihkan) , Thn, k (4) Depresiasi yang dipilih d Departemen Teknik Kimia VII- 15

16 $ a kolom 1 tahun ke-k dikurang kolom 4 tahun ke-k sama dengan kolom 1 tahun ke k+1 b 200% (=2/N) dari kolom 1 ckolom 1 dibagi dengan sisa umur manfaat d pilih jumlah yang lebih besar pada kolom 2 atau kolom Metode Unit Produksi Metode unit produksi digunakan karena pertimbangan bahwa berkurangnya nilai aset terjadi terutama oleh fungsi pemakaiannya. Laju depresiasi dihitung dengan: Depresiasi per unit produksi= B - SV ( perkiraan umur dalam unit produksi ) N Departemen Teknik Kimia VII- 16

17 Contoh 4 Sebuah peralatan digunakan untuk usaha dengan basis harga $50,000 dan diharapkan mempunyai nilai sisa $10,000 jika diganti setelah digunakan selama 30,000 jam. Tentukan tingkat depresiasi per jam penggunaan dan nilai buku setelah 10,000 jam operasi. Penyelesaian: Depresiasi per unit produksi = $50,000 $10,000 30,000 jam = $1.33 per jam Setelah 10,000 jam, $1.33 BV = $50,000 = jam ( 10,000 jam) $36, 700 Departemen Teknik Kimia VII- 17

18 7.4 Sistem Perolehan Biaya Dipercepat Termodifikasi (MACRS) Dengan sistem ini, didefinisikan bahwa aset tidak memiliki nilai sisa (SV N ) dan perkiraan umur manfaat tidak digunakan secara langsung dalam perhitungan jumlah depresiasi. MACRS terdiri dari dua sistem: 1. Sistem depresiasi umum (GDS) 2. Sistem Depresiasi Alternatif (ADS), memberikan periode perolehan yang lebih panjang dan hanya menggunakan metode depresiasi garis lurus. Digunakan untuk properti yang tidak dikenai pajak dan yang digunakan di luar Amerika Serikat. Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menghitung depresiasi dengan MACRS adalah: 1. Basis harga (B) 2. Tanggal atau waktu saat properti atau aset mulai digunakan 3. Kelas properti dan periode perolehan. 4. Metode yang akan digunakan (ADS atau GDS) 5. Konvensi waktu yang diberlakukan (setengah tahun) Departemen Teknik Kimia VII- 18

19 Kelas Properti dan Periode Perolehan Dengan MACRS, properti tangible diklasifikasikan menjadi kelas-kelas. Setiap kelas ditentukan umur kelas, perode perolehan GDS dan periode perolehan ADSnya. Umur kelas dan periode perolehan untuk sistem MACRS diberikan pada tabel 7.2. Tabel 7.2. Umur kelas dan periode perolehan untuk MACRS Kelas aset Deskripsi aset yang digunakan dalam usaha Umur kelas Periode perolehan GDS b ADS Furniture dan peralatan kantor Sistem informasi, termasuk komputer Kendaraan bermotor, taksi Bus Truk ringan untuk kepentingan umum Truk berat untuk kepentingan umum Departemen Teknik Kimia VII- 19

20 00.26 Unit-unit traktor untuk digunakan di jalan 10.0 Pertambangan Produksi minyak dan gas bumi Pengilangan minyak bumi Konstruksi Pembuatan karpet Pembuatan produk-produk kayu Pembuatan bahan-bahan kimia dan produk-produk sejenis 30.1 Pembuatan produk-produk karet Pembuatan semen Pembuatan produk-produk logam Pembuatan komponen, produk dan sistem elektronika Pembuatan kendaraan bermotor Pembuatan produk-produk angkasa luar Peralatan kantor sentral telepon Pabrik produksi steam utilitas listrik Fasilitas distribusi utilitas gas Departemen Teknik Kimia VII- 20

21 bjuga merupakan kelas properti GDS. Dengan metode GDS, informasi dasar tentang kelas properti dan periode perolehan adalah sebagai berikut: 1. Properti personal tangible dimasukkan ke dalam salah satu dari enam kelas properti personal (properti 3-, 5-, 7-, 10-, 15- dan 20-tahun).. Kelas properti personal (tahun) sama dengan periode perolehan GDS. Untuk properti yang tidak cocok dengan kelas-kelas yang ada, dimasukkan pada kelas properti 7- tahun 2. Properti riil dimasukkan ke dalam dua kelas properti riil properti riil non-residensial dan properti penyewaan residensial. 3. Periode perolehan GDS adalah 39 tahun untuk properti riil non-residensial dan 27.5 tahun untuk properti penyewaan residensial. Informasi dasar untuk ADS: 1. Periode perolehan ADS diperlihatkan pada kolom terakhir Tabel 7.2. Departemen Teknik Kimia VII- 21

22 2. untuk properti personal yang tidak cocok dengan kelas aset yang ada, didepresiasi menggunakan periode perolehan 12- tahun ADS. 3. Periode perolehan ADS untuk properti riil non-residensial adalah 40 tahun Metode Depresiasi, konvensi Waktu dan Tingkat Perolehan Metode-metode yang digunakan pada MACRS untuk menghitung depresiasi selama periode perolehan dari suati aset adalah sebagai berikut: 1. Kelas properti personal GDS 3-, 5-, 7-, dan 10-tahun: metode 200% declining balance (DB) yang dialihkan menjadi metode garis lurus (SL) jika metode ini memberikan pengurangan yang lebih besar. 2. Kelas properti personal GDS 15- dan 20-tahun: metode 150% DB, yang dialihkan menjadi metode SL jika metode ini memberikan pengurangan yang lebih besar. 3. Kelas properti riil non-residensial dan penyewaan residensial: metode SL selama periode perolehan yang tetap. Departemen Teknik Kimia VII- 22

23 Tabel 7.3. Kelas properti GDS dan metode perhitungan depresiasi Kelas Properti GDS dan Metode Depresiasi 3-tahun, 200% DB dengan peralihan ke SL 5-tahun, 200% DB dengan peralihan ke SL 7-tahun, 200% DB dengan peralihan ke SL 10-tahun, 200% DB dengan peralihan ke SL 15-tahun, 150% DB dengan peralihan ke SL Umur Kelas Aturan Khusus 4 tahun atau kurang Termasuk pacuan kuda. Tidak termasuk mobil dan truk ringan Lebih dari 4 tahun Termasuk mobil dan truk ringan, peraltan manufaktur semikonduktor, peralatan teknologi canggih (berkualitas), peralatan pengatur kantor sentral dengan basis komputer, fasilitas tenaga terbarui dan biomassa, properti penelitian dan pengembangan. 10 tahun sampai Termasuk struktur pertanian dan hortikultura satu kurang dari 16 tahun kegunaan dan jalan kendaraan dan properti yang tidak ditetapkan sebagai kelas properti. 16 tahun sampai Tidak ada kurang dari 20 tahun 20 tahun sampai kurang dari 25 tahun Termasuk pabrik pengolahan limbah buangan, pabrik distribusi telepon, peralatan untuk suara dua arah dan komunikasi data 20-tahun, 150% DB dengan peralihan ke SL 27.5-tahun, SL Propeti penyewaan residensial 39-tahun, SL Properti riil non-residensial 25 tahun atau lebih Tidak termasuk properti riil dengan 27.5 tahun atau lebih. Termasuk limbah buangan kota. Departemen Teknik Kimia VII- 23

24 Konvensi setengah tahun digunakan dalam perhitungan depresiasi MACRS, artinya semua aset yang digunakan selama tahun tersebut diperlakukan seolah-olah penggunaanyannya dimulai pada pertengahan tahun, dan diberlakukan depresiasi setengsh tahun.jika aset dijual atau tidak lagi dipergunakan sebelum periode perolehan penuhnya dicapai, hanya setengah dari depresiasi normal yang dapat diambil pada saat itu. Jika aset dijual atau tidak lagi digunakan pada tahun N+1, nilai buku akhir dari aset adalah nol, dan tingkat perolehannya untuk setiap kelas properti GDS diberikan pada Tabel 7.4. Departemen Teknik Kimia VII- 24

25 Tabel 7.4. Tingkat Perolehan (r k ) Untuk 6 Kelas properti personal GDS Tahun Periode Perolehan (Kelas Properti) 3-tahun a 5-tahun a 7-tahun a 10-tahun a 15-tahun b 20-tahun b Departemen Teknik Kimia VII- 25

26 a Ditentukan dengan menerapkan metode 200% DB (dengan peralihan ke metode SL) pada periode perolehan dengan konvensi setengah tahun diterapkan pada setengah tahun pertama dan tahun terakhir. Laju pada setiap periode jumlahnya harus bditentukan dengan menerapkan metode 150% DB (dengan peralihan ke metode SL) dan dibulatkan dalam empat angka penting. Departemen Teknik Kimia VII- 26

27 GDS Depresiasi GDS atau ADS? ADS Tentukan kelas properti; sama dgn periode perolehan properti personal: -Tabel 7.2 (deskripsi aset) - Tabel 7.3 (umur kelas) Tentukan tingkat perolehan: Tabel 7.4, properti personal Hitung depresiasi pada tahun kek (dk) dengan mengalikan basis harga aset dengan tingkat perolehannya. Tentukan periode perolehan: Tabel 7.2, properti personal Hitung jumlah depresiasi: Basis harga aset SL = Periode perolehan Hitung pengurangan depresiasi: - d1 = 0.5 (jumlah SL) - d2 s/d dn = jumlah SL - dn+1 = 0.5 (jumlah SL) Gambar 7.1. Diagram alir untuk menghitung pengurangan depresiasi dengan MACRS Departemen Teknik Kimia VII- 27

28 Contoh 5 Pada bulan Mei 1996, sebuah perusahaan menjual peralatan komputer, yang digunakan dalam usahanya, yang mempunyai nilai buku saat itu sebesar $25,000. Sebuah sistem komputer baru yang lebih cepat diperoleh dengan harga pasar $400,000. Karena penjual menerima komputer lama sebagai tukar tambah, kesepakatan disetujui sehingga pembayaran untuk sistem komputer baru menjadi $325,000. a. Termasuk kelas properti apakah sistem komputer baru? b. Berapa besar depresiasi yang dapat dikurangkan setiap tahun berdasarkan umur kelasnya (mengacu pada Gambar 7.1)? Penyelesaian: a. Sistem komputer baru masuk ke dalam kelas dan mempunyai umur kelas 6 tahun (Tabel 7.2). Oleh karena itu, kelas properti GDS dan periode perolehannya adalah 5 tahun. b. Basis biaya = biaya kas aktual + nilai buku tukar tambah = $325,000 + $25,000 = $350,000 Departemen Teknik Kimia VII- 28

29 Tingkat perolehan GDS (r k ) untuk periode perolehan 5 tahun diambil dari Tabel 7.4. Pengurangan depresiasi (d k ) dirumuskan sebagai: d k = r k. B, 1 k N +1 Tahun Pengurangan depresiasi x $350,000 = $ 70, x $350,000 = 112, x $350,000 = 67, x $350,000 = 40, x $350,000 = 40, x $350,000 = 20,160 Total = $ 350,000 Departemen Teknik Kimia VII- 29

30 Contoh 6 Sebuah perusahaan membeli dan menggunakan sebuah peralatan pembuat semikonduktor. Basis biaya untuk peralatan tersebut adalah $100,000. Tentukan: a. biaya depresiasi yang dikenakan pada tahun keempat b. nilai buku peralatan pada tahun keempat c. depresiasi kumulatif sepanjang tahun ketiga d. nilai buku pada akhir tahun kelima jika peralatan dijual pada tahun tersebut. Penyelesaian: Tabel 7.2 umur kelas: 6 tahun, periode perolehan: 5 tahun Tabel 7.4 tingkat perolehan a. Pengurangan depresiasi pada tahun keempat (d 4 ) = x $100,000 = $11,520 b. Nilai buku pada akhir tahun keempat (BV4) = basis - biaya depresiasi tahun 1 sampai tahun 4 BV 4 = $100,000 - $100,000( ) Departemen Teknik Kimia VII- 30

31 = $17,280 c. Akumulasi depresiasi sampai tahun ketiga (d 3 *) adalah penjumlahan depresiasi tahun satu sampai tahun ketiga d 3 * = d 1 + d 2 + d 3 = $100,000 ( ) = $71,200 d. Jika peralatan dijual sebelum tahun keenam, maka pengurangan depresiasi yang dapat dikenakan hanya sebesar: (0.5)(0.1152)($100,000) = $5,760, sehingga nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah BV 4 - $5,760 = $11, Depresiasi Menyeluruh Akan dihitung depresiasi suatu aset dengan berbagai metode. Perhatikan perbedaan dalam cara menghitung dan jumlah depresiasi tahunan untuk masing-masing metode. Selanjutnya dibandingkan PW dari jumlah depresiasi dengan metode depresiasi yang dipilih jika MARR 10%. Metode depresiasi yang menghasilkan PW lebih besar lebih disukai oleh perusahaan yang menginginkan pengurangan PW atas pajak pendapatannya. Departemen Teknik Kimia VII- 31

32 Contoh 7 Perusahaan bus Yellow Bird telah memutuskan untuk membeli bus baru seharga $85,000 dengan cara tukar tambah dengan bus lama. Bus lama mempunyai nilai buku $10,000 pada saat tukar tambah. Bus baru akan digunakan selama 10 tahun sebelum akhirnya dijual. Diperkirakan nilai sisa pada saat tersebut adalah $5,000. Basis biaya = $85,000 + $10,000 = $95,000 Kelas aset: 00.23, umur kelas: 9 tahun Penyelesaian: METODE GARIS LURUS $ 95, 000 $ 5, 000 dk = $ 10, tahun = untuk k = 1 sampai 9 Departemen Teknik Kimia VII- 32

33 Metode garis lurus Tahun, k d k BV k 0 - $ 95,000 1 $10,000 85, ,000 75, ,000 65, ,000 55, ,000 45, ,000 35, ,000 25, ,000 15, ,000 5,000 Perhatikan bahwa - depresiasi tidak dberlakukan setelah tahun ke-9 karena umur kelas 9 tahun - nilai buku akhir adalah nilai sisa yang diperkirakan METODE DECLINING BALANCE Digunakan persamaan 200%-declining balance. R = 2/9 = d 1 = $95,000(0.2222) = $21,111 Departemen Teknik Kimia VII- 33

34 d 5 = $95,000( ) 5-1 (0.2222) = $7,726 BV 5 = $95,000 ( ) 5 = $27,040 Metode 200% declining balance Tahun, d k BV k k 0 - $ 95,000 1 $21,111 73, ,420 57, ,771 44, ,932 34, ,726 27, ,009 21, ,674 16, ,635 12, ,827 9,895 Departemen Teknik Kimia VII- 34

35 METODE SYD Untuk umur kelas 9 tahun, jumlah depresiasi SYD adalah sebagai berikut: Tahun,k Sisa umur aset Faktor depr. d k SYD (B - SV k ) BV k $95, /45 $18,000 77, /45 16,000 61, /45 14,000 47, /45 12,000 35, /45 10,000 25, /45 8,000 17, /45 6,000 11, /45 4,000 7, /45 2,000 5,000 Jumlah = 45 ( 5 + 1) 9( 9 + 1) 2 9 d 5 = ( $ 95, 000 $ 5, 000) = $ 10, 000 Departemen Teknik Kimia VII- 35

36 ( $ 95, 000 $ 5, 000) ( ) ( ) ( ) $ 95, 000 $ 5, ( 9 + 1) 2 BV 5 = $ 95, 000 = $ 25, 000 METODE DECLINING BALANCE DENGAN PENGALIHAN KE METODE GARIS LURUS Metode 200% declining balance (R = 2/N). Pengalihan dilakukan untuk meyakinkan jumlah nilai sisa $5,000 pada akhir tahun ke-9. Tahun,k Nilai buku Garis lurus Depresiasi yang 200% DB awal tahun (BV 9 = $5,000) dipilih 1 $95,000 $21,111 $10,000 $21, ,889 16,420 8,611 16, ,469 12,771 7,496 12, ,698 9,933 6,616 9, ,765 7,726 5,953 7, ,040 6,009 5,510 6, ,031 4,674 5,344 5,344 a 8 15,687 3,635 5,344 5, ,344 2,827 5,344 5,344 apengalihan dilakukan pada tahun ke-7 Departemen Teknik Kimia VII- 36

37 METODE MACRS DENGAN KONVENSI SETENGAH TAHUN Soal diubah dengan menjual bus pada tahun ke-5 (a) dan tahun ke-6 (b) a. Bus dijual pada tahun ke-5 Tahun,k Faktor d k BV k $95, $19,000 76, ,400 45, ,240 27, ,944 16, ,472 10,944 b. Bus dijual pada tahun ke-6 Tahun,k Faktor d k BV k $95, $19,000 76, ,400 45, ,240 27, ,944 16, ,944 5, , Perhatikan bahwa jika bus dijual pada tahun ke-5 sebelum periode perolehan berakhir, nilai depresiasi hanya setengah dari normal. Depresiasi pada tahuntahun lain tidak berubah. Departemen Teknik Kimia VII- 37

38 7.6. Deplesi Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesijumlah yang dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi normalnya. Oleh karena itu, pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1) keuntungan yang diperoleh dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan, dalam bentuk deplesi. Departemen Teknik Kimia VII- 38

39 Metode perhitungan deplesi: 1. Metode biaya: Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan tersisa yang masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung sebagai hasil perkalian antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan deplesi dalam dolar. Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan lebih umum digunakan. 2. Metode persentase Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan jumlah yang dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk properti gas dan minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir semua tipe tambang logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk sumber hutan. Jika metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi harus dihitung dengan kedua metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk mengurangi basis properti. Departemen Teknik Kimia VII- 39

40 Contoh 8 PT. Tali Tambang baru-baru ini membeli sebidang tanah yang mengandung bijih logam dengan harga $2,000,000. Cadangan yang dapat diperoleh di tambang diperkirkan 500,000 ton. a. Jika 75,000 ton bijih ditambang selama tahun pertama dan 50,000 ton dijual, berapa beban deplesi untuk tahun pertama? b. Seandainya pada akhir tahun pertama cadangan dievaluasi kembali dan diketahui hanya 400,000 ton. Jika 50,000 ton tambahan dijual pada tahun kedua, berapa beban deplesi untuk tahun kedua? Penyelesaian: a. Satuan deplesi = $2,000,000/500,000 ton = $4.00 per ton. Beban deplesi tahun 1 = 50,000 ton ($4.00/ton) = $200,000 b. Basis biaya pada akhir tahun kedua = $2,000,000 - $200,000 = $1,800,000. Satuan deplesi = $1,800,000/400,000 ton = $4.50/ton Beban deplesi tahun 2 = 50,000 ton ($4.50/ton) = $225,000 Departemen Teknik Kimia VII- 40

41 Hitung persen deplesi (% x pendapatan kotor) Hitung 50% pendapatan kena pajak tanpa deplesi Pilih nilai terkecil sebagai persentase deplesi Hitung deplesi biaya (berdasarkan satuan deplesi yang sesuai) Pilih nilai yang lebih besar sebagai beban deplesi Gambar 7.2. Diagram alir logika untuk menentukan metode deplesi yang digunakan. Departemen Teknik Kimia VII- 41

DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN

DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN DEPRESIASI Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan. Lebih spesifik lagi,

Lebih terperinci

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak MAKALAH PENGATAR PAJAK Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak Diusulkan oleh: Fredericko Dananto (155030400111035) Widy Iswahyudi (155030400111051) Nur Istito ah (155030407111049) KELOMPOK 5 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) KUWAT RIYANTO, SE. M.M. 081319434370 http://kuwatriy.wordpress.com Kuwat_riyanto@yahoo.com PENGERTIAN AKTIVA TETAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

dimana : D = Dana depresiasi untuk setiap tahun (Rp). P = Harga awal mesin (Rp). L = Harga akhir mesin (Rp). n = Umur pakai mesin (tahun).

dimana : D = Dana depresiasi untuk setiap tahun (Rp). P = Harga awal mesin (Rp). L = Harga akhir mesin (Rp). n = Umur pakai mesin (tahun). I. Depresiasi (Penyusutan) Depresiasi atau penyusutan adalah berkura ngnya nilai duatu mesin setelah melalui suatu periode tertentu. Ditinjau dari kegunaannya, depresiasi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya. 1. Pengertian Aktiva Tetap AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (

Lebih terperinci

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #14 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #14 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK Materi #14 TIN205 EKONOMI TEKNIK Pengertian (1) 2 Depresiasi adalah penurunan nilai suatu properti atau aset karena waktu dan pemakaian. Penyebab depresiasi: Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS : PERPAJAKAN DAN KEUANGAN

LINGKUNGAN BISNIS : PERPAJAKAN DAN KEUANGAN LINGKUNGAN BISNIS : PERPAJAKAN DAN KEUANGAN Bentuk Perusahaan : 1. Perusahaan perseorangan Perusahaan yang dimiliki perseorangan. Keuntungan : sederhana, mudah dibentuk dan dana relatif kecil 2. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

Pajak dan analisis ekonomi

Pajak dan analisis ekonomi Pajak dan analisis ekonomi Jenis-jenis pajak di Indonesia : 1. PPh 2. PPN 3. PPn BM 4. Bea meterai 5. PBB 6. BPHTP (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) 7. Pajak yang dipungut pemda Bina Nusantara

Lebih terperinci

Efek Inflasi Inflasion Effect

Efek Inflasi Inflasion Effect Efek Inflasi Inflasion Effect Inflasi Nilai uang 1 juta 15-20 tahun yang lalu masih sangat berharga. TAPI sekarang uang 1 juta nilainya jauh lebih rendah.. Buktinya Jika dibelanjakan. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN

PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN PAJAK PENDAPATAN = PENDAPATAN KENA PAJAK * TINGKAT PAJAK INCOME TAX = TAXABLE INCOME * TAX RATE PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN TAXABLE INCOME = GROSS INCOME DEDUCTIBLE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI I. Peluang Pasar Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengenal peluang peluang pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menggantungkan diri pada produk dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD Metode Penghitungan Depresiasi (2) Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method) Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 6 NILAI TAHUNAN EKIVALEN

BAB 6 NILAI TAHUNAN EKIVALEN BAB 6 NILAI TAHUNAN EKIVALEN Bab yang lalu dibahas: Analisis Nilai Sekarang (Present Worth Analysis) Biaya Modal (Capitalized Cost) Definisi Polinomial dari Nilai Sekarang Investasi Sederhana dan Peminjaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

Definisi Dalam Perhitungan Pajak (1)

Definisi Dalam Perhitungan Pajak (1) Materi #12 TIN205 EKONOMI TEKNIK Definisi Dalam Perhitungan Pajak (1) 2 Pendapatan Kotor Pengeluaran Gross Income (GI) Expenses (E) Adalah jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK DEPRESIASI DAN PAJAK

EKONOMI TEKNIK DEPRESIASI DAN PAJAK EKONOMI TEKNIK DEPRESIASI DAN PAJAK SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN DEPRESIASI Penyusutan atau penurunan nilai asset bersamaan dengan berlalunya waktu Aset yang terkena depresiasi hanya

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

PENYUSUTAN DAN AMORTISASI KELOMPOK 5

PENYUSUTAN DAN AMORTISASI KELOMPOK 5 PENYUSUTAN DAN AMORTISASI KELOMPOK 5 PENYUSUTAN Pengertian Penyusutan Alokasi jumlah yang dapat disusutkan suatu aset selama umur manfaatnya. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

PENGGANTIAN. Sistem Perawatan

PENGGANTIAN. Sistem Perawatan 1 PENGGANTIAN Sistem Perawatan PENDAHULUAN 2 SETIAP PERALATAN MEMPUNYAI KETERBATASAN UMUR ATAU MASA PAKAI. APABILA PADA AKHIR MASA PAKAI, ALAT MASIH DIBUTUHKAN MAKA PERLU PENGGANTIAN. PERTIMBANGAN PENGGANTIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009:4) Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGHITUNGAN DEPRESIASI

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGHITUNGAN DEPRESIASI DEPRESIASI DEPRESIASI Proses pengalokasian biaya perolehan aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Pengakuan atas depresiasi aset tetap tidak berakibat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebuah keputusan tidak berguna kecuali ada dua atau lebih cara bertindak yang mungkin. Namun banyak keputusan yang dibuat dengan salah, meskipun banyak terdapat

Lebih terperinci

Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement

Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement Depreciation Depreciation adalah pengalokasian cost of an assets secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari asset bersangkutan.

Lebih terperinci

METODE & TARIF AMORTISASI

METODE & TARIF AMORTISASI AMORTISASI Untuk menghitung besarnya amortisasi harta tak berwujud dibagi menjadi 4 golongan, yaitu : 1. Kelompok 1 Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 4 tahun. 2. Kelompok 2 Kelompok

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets)

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) Sifat Aktiva Tetap dan Tak Berwujud (Nature of Plant Assets and Intangible Assets) Tangible Assets yang berumur panjang, sifatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang 0 0 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... BAB II ARTI PENTING PENYUSUTAN... BAB III PRASYARAT PENYUSUTAN... BAB IV PROSEDUR PENYUSUTAN DAN CONTOH JURNAL... A. Identifikasi Aset Tetap yang Dapat Disusutkan...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia Nomor 13/Per/M.KUKM/IX/2015, koperasi adalah: Badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD Suatu aktiva dapat diklasifikasikan ke dalam aktiva tetap apabila memenuhi keseluruhan dari kriteria-kriteria di bawah ini : Mempunyai masa guna lebih besar dari 1 periode akuntansi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 PPh WAJIB PAJAK BADAN (4)

PERTEMUAN 5 PPh WAJIB PAJAK BADAN (4) PERTEMUAN 5 PPh WAJIB PAJAK BADAN (4) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan. Pada akhir pertemuan lima ini, mahasiswa diharapkan mampu: 5.1

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) AKTIVA TETAP AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) MEMPUNYAI MASA GUNA LEBIH DARI 1 PERIODE AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE FIXED ASSET) Mempunyai bentuk fisik, dpt dikenali melalui panca indra MEMPUNYAI

Lebih terperinci

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Leasing Pendahuluan Salah satu cara untuk mengelola kepemilikan aktiva tetap dalam suatu

Lebih terperinci

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT)

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2016 No. 26/05/63/Th.XX, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2016 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I TAHUN 2016 TUMBUH 3,97 PERSEN Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap akhir tahun perusahaan akan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak khususnya para pemakai laporan keuangan yang berguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normalnya, memiliki unsur yang terbatas, pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO Sagita Santiana Dewi, Tri Lestari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PAPER EKONOMI TEKNIK (METODE PENYUSUTAN, UMUR EKONOMIS, DAN ANALISA EKONOMI)

PAPER EKONOMI TEKNIK (METODE PENYUSUTAN, UMUR EKONOMIS, DAN ANALISA EKONOMI) PAPER EKONOMI TEKNIK (METODE PENYUSUTAN, UMUR EKONOMIS, DAN ANALISA EKONOMI) Disusun Oleh: Nama : Heidy Olivia Thaeras Kelas : 3IDO2 NPM : 30408421 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK SUMBER- SUMBER ALAM DAN ASET TAK BERWUJUD

AKUNTANSI UNTUK SUMBER- SUMBER ALAM DAN ASET TAK BERWUJUD AKUNTANSI UNTUK SUMBER- SUMBER ALAM DAN ASET TAK BERWUJUD IFRS mendefinisikan industri ekstra sbg bisnis yg beroperasi untuk mendapatkan & menggali sumber alam yg berada dalam atau dekat permukaan bumi.

Lebih terperinci

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD A. UMUM 1. Definisi Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci