Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement"

Transkripsi

1 Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement Depreciation Depreciation adalah pengalokasian cost of an assets secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari asset bersangkutan. Accumulated depreciations merupakan penjumlahan seluruh asset cost yang telah menjadi beban pada periode sebelumnya. Depreciation expense merupakan pengakuan atas penurunan nilai pelayanan asset. Factors Affecting the periodic Depreciation Charge (Faktor-faktor yang mempengaruhi beban penyusutan periodik) Ada 4 faktor yang mempengaruhi depreciation expense periodik yaitu: 1. Harga perolehan Aktiva (Asset Cost) 2. Nilai residual atau nilai sisa (Residual or Salvage Value) 3. Masa manfaat (Useful life) 4. Pola penggunaan (Pattern of Use) Asset Cost Meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapan untuk dapat digunakan. Harga perolehan aktiva ini dikurangi nilai residu yang diperkirakan yaitu harga perolehan aktiva yang dibebankan ke pendapatan di masa depan. Residual or Salvage Value Merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi. Hal ini tergantung pada kebijaksanaan penghentian penggunaan yang diterapkan perusahaan dan juga kondisi pasar serta faktor-faktor lainnya. Useful Life Aktiva tetap selain tanah, memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu. Faktor fisik yang membatasi masa manfaat asset yaitu: 1. Keausan dan kecacatan (wear and tear) 2. Kemerosotan nilai dan pembusukan (deterioration and decay) 3. Kerusakan atau destruksi (damage or destruction) Faktor-faktor fungsional Yang membatasi masa manfaat asset ini yaitu: 1. Ketidaklayakan 2. Keusangan Pattern of Use Untuk menandingkan harga perolehan aktiva terhadap pendapatan, beban penyusutan periodik harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaannya. Jika aktiva menghasilkan suatu pola pendapatan yang bervariasi, maka beban penyusutannya juga harus bervariasi dengan pola yang sama. Jika penyusutan di ukur dalam satuan faktor waktu, pola penggunaannya harus di estimasikan.

2 Faktor waktu diterapkan dalam 2 kelompok metode yang umum, yaitu penyusutan garis lurus dan penyusutan beban menurun. Bilama penyusutan diukur dalam satuan faktor penggunaan, unit penggunaan harus diestimasikan. Beban penyusutan bervariasi secara periodik sesuai dengan jasa yang disediakan oleh aktiva tersebut. Faktor penggunaan diterapkan dalam penyusutan menurut jam pemakaian dan dalam penyusutan menurut output produksi Pencatatan Penyusutan Periodik (Recording Periodic Depreciation) Perkiraan penilaian atau penyisihan yang dikredit dalam pencatatan penyusutan periodik biasanya disebut accumulated depreciation. Dengan mengakumulasikan harga perolehan yang terpakai dalam suatu perkiraan tersendiri dan bukan mengkredit secara langsung perkiraan asset, maka akan lebih mudah mengidentifikasikan harga perolehan asli aktiva tersebut dan accumulated depreciation. FASB mengharuskan pengungkapan baik harga perolehan maupun accumulated depreciation untuk aktiva tetap di balance sheet atau pada penjelasan financial statement. Metode Penyusutan (Method of Depreciation) Ada beberapa metode alokasi harga perolehan aktiva yang disusutkan yaitu: Metode berdasarkan faktor waktu (Time-factors Method) 1. Metode garis lurus (straight-line methods) 2. Metode beban menurun (dipercepat) (Accelerated methods) Metode jumlah angka tahun (sum-of-the-year-digits method) Metode saldo menurun (declining-balance methods) 3. Sistem pemulihan harga perolehan di percepat (ACRS) Metode berdasarkan faktor penggunaan (Use-Factor Method) 1. Metode jam pemakaian (Service-hours method) 2. Jam output produksi (Productive output method) Metode berdasarkan tarif kelompok dan tarif komposit 1. Penyusutan kelompok (Group Depreciaton) 2. Penyusutan komposit (Composite Depreciaiton) Time-factors Method Metode ini merupakan metode alokasi harga perolehan yang paling umum bertalian dengan berlalunya waktu. Pada umumnya aktiva produktif digunakan sampai waktu tertentu. Kemungkinan keusangan akibat perubahan teknologi juga merupakan fungsi dari waktu. Di antara metode metode faktor waktu, penyusutan garis lurus yang paling populer. Penggunaan metode beban menurun atau metode penyusutan dipercepat banyak didasarkan pada asumsi bahwa pada tahun-tahun awal umur suatu aktiva akan terjadi pengurangan yang cepat atas efisiensi, output atau manfaat aktiva lainnya.

3 Straight-line depreciation Berkaitan dengan alokasi menurut lewatnya waktu dan mengakui beban-beban periodik yang sama besarnya selama umur aktiva. Rumus: Harga perolehan aktiva estimasi nilai sisa Depreciation Expense periodik = Estimasi umur (tahun) Sum-of-the-Years-Digits Depreciation Menetapkan pembebanan yang semakin menurun dengan mengalikan serangkaian pecahan, masing-masing dengan nilai yang semakin kecil, dengan harga perolehan aktiva yang dapat disusutkan. Pecahan-pecahan dihitung dalam satuan jumlah periode umur aktiva tersebut. Pembilangnya adalah angka-angka tahun yang diurut menurun, sedangkan penyebutnya adalah hasil penjumlahan angka-angka itu. Declining Balance Depreciation Menghasilkan beban menurun dengan membebankan tingkat persentase yang konstan terhadap nilai buku aktiva yang menurun. Nilai residual tidak diperhitungkan dalam penghitungan menurut metode ini, di mana umumnya diakui bahwa penyusutan tidak perlu dilanjutkan jika nilai buku sudah sama dengan nilai residual. Persentase yang dipakai adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut: Estimasi Masa manfat Tarif garis lurus 1,5 kali tarif garis 2 kali tarif garis lurus dalam tahun lurus /3% 50% 66 2/3% /2 10 Penyusutan untuk bagian-bagian periode (Depreciation for Partial Periods) Jika metode faktor waktu dipakai, depreciation on assets yang diperoleh atau dikeluarkan selama tahun tersebut dapat didasarkan pada jumlah hari dimilikinya aktiva tadi selama periode tersebut. Namun bila tingkat perolehan dan penghentian penggunaan aktiva terlalu tinggi, perusahaan sering menerapkan kebijaksan yang lebih longgar untuk pengakuan penyusutan dalam bagianbagian periode. Beberapa alternatif yang ditemukan dalam praktek meliputi metode-metode berikut: 1. Penyusutan diakui pada bulan terdekat. Aktiva yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15 bulan bersangkutan dianggap bahwa aktiva tersebut telah dimiliki pada bulan yang bersangkutan sedangkan aktiva yang diperoleh setelah tanggal 15 dianggap aktiva tersebut dimiliki pada bulan berikutnya. Sebaliknya aktiva yang dijual pada atau sebelum tanggal 15 bulan tersebut, dianggap tidak dimiliki pada bulan yang bersangkutan dan aktiva yang dijual setelah tanggal 15 dianggap masih dianggap dimiliki pada bulan yang bersangkutan. 2. Penyusutan diakui pada tahun terdekat. Aktiva yang diperoleh selama 6 bulan pertama dianggap dimiliki untuk keseluruhan tahun bersangkutan, aktiva yang diperoleh selama 6 bulan terakhir dianggap belum dimiliki dalam penghitungan penyusutannya. Sebaliknya tidak ada penyusutan yang perlu dicatat atas aktiva yang terjual selama 6 bulan pertama dan penyusutan setahun penuh dicatat atas aktiva yang dijual selama 6 bulan terakhir

4 3. Penyusutan setengah tahun dicatat atas setiap aktiva yang dibeli atau dijual selama tahun bersangkutan. Penyusutan setahun penuh dicatat atas seluruh aktiva lainnya 4. Tidak ada penyusutan yang perlu dicatat atas perolehan selama tahun bersangkutan, tetapi penyusutan setahun penuh dicatat atas setiap penghentian pemakaiannya 5. Penyusutan dicatat setahun penuh atas perolehan selama tahun bersangkutan, tetapi tidak ada penyusutan yang perlu dicatat atas penghentian pemakaiannya Metode berdasarkan faktor penggunaan (Use-Factor Method) Metode ini memandang keletihan teknis aktiva sangat berkaitan dengan penggunaan atau output aktiva tersebut dan menetapkan beban periodik selaras dengan tingkat pemakaian tersebut. Umur manfaat untuk aktiva tertentu dapat dinyatakan dengan baik dalam satuan jam pemakaian, untuk aktiva lainnya dalam satuan unit produksi Metode jam pemakaian (Service-hours Method) Penyusutan berdasarkan metode ini didasarkan pada teori bahwa suatu aktiva merupakan pembelian sejumlah jam pemakaian langsung. Metode ini memerlukan estimasi umur aktiva dalam satuan jam pemakaian langsung. Rumus : Harga perolehan aktiva estimasi nilai sisa Tarif penyusutan per periode = (per jam) Estimasi jam pemakaian Metode output produktif (Productive-Output Method) Penyusutan berdasarkan metode ini didasarkan pada teori bahwa assets diperoleh jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metode ini mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva. Rumus : Harga perolehan aktiva estimasi nilai sisa Tarif penyusutan per periode = (per ribuan unit) Estimasi unit output Metode Tarif Kelompok dan Komposit Pembahasan sebelumnya beban penyusutan diperhitungkan pada masing-masing unit terpisah dan biasanya disebut penyusutan per unit. Jika ada manfaat tertentu dalam mengkaitkan langsung penyusutan dengan suatu kelompok aktiva dan penghitungan suatu tarif tunggal terhadap harga perolehan kolektif atas kelompok tersebut pada saat tertentu. Prosedur alokasi harga perolehan kelompok di sebut penyusutan kelompok (group depreciation) dan penyusutan komposit (composite depreciation) Penyusutan Kelompok (Group Depreciation) Prosedur penyusutan kelompok menetapkan himpunan aktiva yang serupa sebagai kelompok tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam perkiraan penilaian tunggal dan tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata aktiva dalam kelompok. Karena perkiraan akumulasi penyusutan menurut prosedur kelompok ini diterapkan pada kelompok aktiva keseluruhan, maka tidak dapat dikaitkan pada aktiva tertentu.

5 Jadi tidak ada nilai buku yang dapat dikalkulasikan untuk aktiva tertentu dan karenanya tidak ada aktiva yang disusutkan habis. Contoh: Ada 100 mesin yang serupa dengan masa manfaat yang ditaksir selama 5 tahun yang dibeli pada awal tahun 1997 dengan total harga perolehan sebesar Rp Dari kelompok ini: 30 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke 4, 40 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke 5, dan 30 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke 6. Berdasarkan taksiran masa manfaat rata-rata 5 tahun, beban penyusutan 20% (1/5 * 100%) dilaporkan atas aktiva yang masih memberikan jasa setiap tahun. Satu hal yang perlu diketahui dulu bahwa beban penyusutan sebenarnya adalah: (( / 100) / 5 tahun) = Rp / mesin / tahun Untuk 4 tahun pertama digunakan 100 mesin dan beban penyusutan per tahunnya adalah: ( / 5 tahun) = Rp (untuk 100 mesin) Pada tahun ke 5 hanya 70 mesin yang beroperasi, maka beban penyusutannya: (20% dari ) = Rp Penjelasan: = (70/100) * Pada tahun ke 6 hanya 30 unit yang beroperasi, maka beban penyusutannya: (20% dari ) = Rp Berikut dibawah ini adalah ikhtisar dari beban penyusutan dan perubahan dalam perkiraan kelompok aktiva dan akumulasi penyusutan. Alokasi harga perolehan Aktiva Penyusutan Kelompok in. 000 End Depreciat Asset Accumulated Depreciation Asset of ion Exp. Book year (20% of Value cost) Debit Credit Balance Debit Credit Balance Jika ke 30 mesin yang dihentikan penggunaannya dijual dengan harga Rp , maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut yitu: Cash Accumulated derpeciation Equipment Equipment Karena tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui, maka debit ke akumulasi penyusutan adalah perbedaan antara biaya harga perolehan dan kas yang diterima.

6 Penyusutan komposit (Composite Depreciation) Prosedur dasar yang diterapkan menurut metode kelompok dalam pengalokasian harga perolehan aktiva yang serupa dapat diperluas yang mencakup aktiva yang tidak sejenis. Penerapan khusus prosedur kelompok ini dikenal sebagai penyusutan komposit (composite depreciaiton) Tarif komposit ditetapkan dengan menganalisis berbagai aktiva atau kelas-kelas aktiva yang digunakan dan menghitung penyusutan sebagai suatu rata-rata penyusutan garis lurus tahunan sebagai berikut: Asset Cost Residual Value Depreciable Cost Estimated Life in Years Annual Depreciation Expense (Straight Line) A B C Tarif penyusutan komposit yang diterapkan ke harga perolehan = / = 12.5% Umur komposit atau rata-rata atas aktiva = / = 7.35 tahun Amortization of Intangible Assets Umur aktiva tak berwujud biasanya dibatasi oleh pengaruh akibat keusangan, perubahan permintaan, persaingan dan faktor-faktor ekonomi lainnya. Menurut APB Opinion no 17 mensyaratkan bahwa harga perolehan tercatat dari seluruh aktiva tak berwujud yang diperoleh diamortisasikan sepanjang estimasi masa manfaatnya. Masa manfaat aktiva tak berwujud dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang semuanya harus diperhitungkan dalam penetapan periode amortisasi. Masa manfaat dapat dibatasi oleh ketentuan hukum, peraturan, atau kontrak. Faktor-faktor ini termasuk opsi pembaharuan atau perpanjangan harus dievaluasi dalam hubungannya dengan faktor-faktor ekonomi, seperti Paten memiliki masa manfaat menurut hukum selama 17 tahun, tapi jika manfaat kompetitf yang dihasilkan paten diperkirakan berakhir setelah 5 tahun maka harga perolehan paten harus diamortisasikan sepanjang periode yang lebih pendek. Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya ditetapkan dalam jumlah yang sama pada periode, atau dengan suatu basis alokasi garis lurus. Depletion of Natural Resources Sumber daya alam yang juga disebut sebagai aktiva terpakai habis (wasting assets) akan terus terkuras sampai habis menurut unit-unit fisik yang menunjukkan pemindahan dan penjualan sumber daya alam ini. Contoh pengolahan yang mengakibatkan habisnya sumber daya alam yaitu penambangan minyak atau gas bumi, penebangan kayu, dan penambangan batu bara. Perhitungan Deplesi Periodik (Computing Periodic Depletion) Penghitungan beban deplesi merupakan adaptasi dari metode output produktif.

7 Contoh : Tanah yang mengandung sumber alam dibeli dengan harga Rp Tanah tersebut memiliki nilai estimasi setelah pengurasan sumber daya sebesar Rp Cadangan sumber alam diestimasikan sebanyak ton. Beban deplesi per unit dan beban deplesi total untuk tahun pertama dengan asumsi bahwa pengurasan sumber daya sebesar ton dihitung sebagai berikut: Beban deplesi per ton : ( ) : = 5.25 Beban deplesi untuk tahun pertama : * 5.25 = Jurnal berikut dibuat untuk mencatat transaksi di atas yaitu : Land Mineral Deposits Cash Pembelian hak mineral Depletion Expense Accumulated Depletion (or mineral Deposits) Changes in Estimatesof Cost Allocation Variables Alokasi asset cost yang bermanfaat lebih dari 1 periode tidak dapat ditetapkan dengan tepat pada saat perolehan (acquisition) karena demikian banyaknya variabel yang tidak diketahui dengan pasti. Hanya satu faktor yang dapat ditetapkan dan menetapkan depreciation, amortization, or depletion yaitu asset cost. Jika terjadi perubahan dalam melakukan estimasi, penyesuaian apakah yang harus dilakukan? Change in Estimated Life (Perubahan estimasi masa manfaat) Contoh: PT Suri membeli peralatan seharga Rp dan diperkirakan akan bermanfaat selama 10 tahun tanpa nilai sisa. Metode penyusutan yang di pakai yaitu metode garis lurus. Pada awal tahun ke 5, dilakukan revaluasi (penilaian ulang) di mana menunjukkan bahwa hanya 4 tahun lagi peralatan tersebut dapat dipakai. Perubahan estimasi umur aktiva - (Metode garis lurus) Akhir Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

8 Change in Estimated Units of Production (Perubahan Estimasi Unit Produksi) Perubahan estimasi lainnya terjadi dalam akuntansi untuk aktiva yang terpakai habis jika estimasi jumlah unit yang dapat ditemukan berubah akibat penemuaan-2 lain, proses penambangan yang disempurnakan, atau perubahan harga jual yang menunjukkan jumlah unit yang dapat ditambang secara menguntungkan. Contoh: Tanah dibeli dengan harga Rp dengan estimasi nilai sisa Rp Estimasi cadangan sumber daya alam semula dalam tanah adalah Rp ton. Tarif deplesi menurut kondisi ini adalah 5,25 per ton, dan beban deplesi untuk tahun pertama pada saat telah ditambang sebanyak ton sebesar Anggaplah pada tahun kedua ton biji besi berhasil ditambang, akan tetapi sebelum pembukuan ditutup, penilaian jumlah ton yang dapat ditambang menunjukkan tonase yang tersisa sebesar Maka tarif deplesi yang baru dan beban deplesi untuk tahun kedua adalah: Harga perolehan yang dapat dibebankan ke jumlah ton yang ditambang pada awal tahun kedua: Nilai semula yang dapat diterapkan pada sumber daya yang dapat dideplesikan dikurangi beban deplesi untuk tahun pertama Saldo harga perolehan yang akan dideplesikan Estimasi jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua: Jumlah ton yang ditambah dalam tahun kedua Estimasi jumlah ton yang dapat ditemukan pada akhir tahun kedua Total jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua Beban deplesi per ton untuk tahun kedua: : = 4.60 Beban deplesi untuk tahun kedua : * 4.60 = Kadang-kadang terdapat kenaikan dalam estimasi jumlah yang ditemukan karena adanya pengeluaran modal tambahan yang berupa pengembangan modal. Bila hal ini terjadi biaya tambahan harus ditambahkan ke biaya tersisa yang dapat ditutupi kembali dan dibagi dengan jumlah ton yang belum ditambang. Contoh: Dalam contoh sebelumnya, biaya tambahan sebesar Rp timbul pada awal tahun kedua. Maka perhitungan tarif deplesi dan beban deplesi: Harga perolehan yang dapat dibebankan ke jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua: Nilai semula yang dapat diperhitungkan pada sumber daya yang dapat dideplesikan Ditambah biaya tambahan yang terjadi dalam tahun kedua Dikurangi beban deplesi untuk tahun pertama Saldo harga perolehan yang akan dideplesi Estimasi jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua seperti di atas Beban deplesi per ton untuk tahun kedua: : = 5.1 Beban deplesi untuk tahun kedua: * 5.1 =

9 Impairment (Penurunan Nilai) Terkadang, kejadian-kejadian yang terjadi setelah pembelian assets dan sebelum berakhirnya estimasi masa manfaat yang menurunkan nilai asset dan memerlukan penghapusan segera asset tersebut daripada membuat alokasi cost yang normal sepanjang periode tertentu. Keputusan mengenai apakah akan mengakui penurunan nilai dari aktiva operasi bukanlah suatu hal yang mudah. Accounting for Asset Impairment Panduan untuk accounting for asset impairment dengan menggunakan GAAP AS, disediakan dalam FASB Statement no 144, yang diterbitkan pada tahun 2001, memuat 4 pertanyaan berikut : 1. Kapan sebaiknya asset di tinjau kembali untuk kemungkinan adanya penurunan nilai? 2. Kapan suatu asset diturunkan nilainya? 3. Bagaimana sebaiknya kerugian akibat penurunan nilai di ukur? 4. Informasi apa yang harus diungkapkan mengenai suatu penurunan nilai? Kapan sebaiknya asset di tinjau kembali untuk kemungkinan adanya penurunan nilai? Perusahaan di minta untuk melaksanakan pengujian penurunan nilai ketika ada perubahan yang material dalam cara asset tersebut digunakan atau dalam lingkungan usaha. Disamping itu, jika manajemen memperoleh informasi bahwa market value asset telah turun, maka suatu pengujian penurunan nilai harus dilakukan. Kapan suatu asset diturunkan nilainya? Suatu perusahaan mengakui impairment loss bila undiscounted sum of estimated future cash flow dari asset adalah kurang dari book value of the asset. Bagaimana sebaiknya kerugian akibat penurunan nilai di ukur? The impairment loss merupakan perbedaan antara the book value of the asset, The fair value dapat diperkirakan dengan menggunakan present value of estimated future cash flow from the asset. Informasi apa yang harus diungkapkan mengenai suatu penurunan nilai? Pengungkapan harus memuat suatu penjelasan atas impaired asset, alasan atas impairment, penjelasan tentang asumsi pengukuran dan segmen usaha yang terkena dampaknya. An Impairment loss harus dimasukan sebagai bagian dari income from continuing operation, dan catatan yang mengungkapkan jumlah harus dibuat jika impairment loss tidak ditunjukan sebagai bagian perkiraan income statement. Ilustrasi impairment rules Guangzhou Company membeli sebuah gedung 5 tahun yang lalu dengan harga sebesar Gedung tersebut disusutkan menggunakan straight line method dengan masa manfaat 20 tahun tanpa residual value. Beberapa bangunan lain dalam wilayah yang berdekata baru saja ditinggalkan dan Guangzhau telah memutuskan bahwa gedung tersebut harus dievaluasi karena kemungkinan mengalamai impairment (penurunan nilai). Guangzhou memperkirakan bahwa gedung tersebut memiliki masa manfaat yang tersisa 15 tahun, net cash inflow dari gedung sebesar per tahun, dan fair value gedung sebesar tidak ada goodwill yang di hubungkan dengan pembelian gedung tersebut.

10 Penyusutan tahunan untuk gedung sebesar ( / 20 tahun). Current Book value gedung di hitung sebagai berikut : Original Cost Accumulated depreciation ( * 5 tahun) Book Value Book value dibandingkan dengan ( * 15 tahun) yaitu undiscounted sum of future cash flows untuk menentukan apakah gedung tersebut telah turun nilainya. The sum of future cash flows lebih kecil, maka impairment loss harus diakui. Kerugian sebesar ( ) yaitu selisih antara book value of the building dengan fair value. The impairment loss akan dicatat sebagai berikut: Accumulated depreciation building Loss on impairment of building Building ( ) Nilai baru yang di catat sebesar ( ) di anggap sebagai cost of the asset. Setelah impairment loss di akui, tidak ada perbaikan atas kerugian yang diperbolehkan walaupun jika ternyata the fair value of the asset meningkat. Asset Retirement (Penghentian Penggunaan Aktiva) Aktiva dapat dihentikan penggunaannya dengan cara menjual, menukarkan atau membuangnya. Jika harga pelepasan lebih besar dari nilai buku di akui keuntungan, sebaliknya jika harga pelepasan lebih kecil dari nilai buku, diakui kerugian. Keuntungan dan kerugian ini dilaporkan pada perhitungan rugilaba sebagai pendapatan lain-lain / beban lain-lain. Akibat dari pelepasan ini, maka saldo perkiraan aktiva tetap dan akumulasi harus dihapuskan. Penghentian Penggunaan aktiva melalui penjualan (Asset Retirement by Sale) Jika hasil dari penjualan aktiva dalam bentuk kas atau piutang (aktiva moneter), maka pencatatan transaksi tersebut mengikuti urutan di atas. Contoh: Tanggal 1 april 1994, PT A menjual peralatan pabrik seharga Rp yang dicatat pada pembukuan dengan harga perolehan Rp dan akumulasi penyusutan per 1 januari 1994 sebesar Rp Perusahaan menyusutkan peralatan pabriknya pada pembukuan dengan menggunakan tarif garis lurus 10%. Jurnal yang diperlukan: Depreciation Expense Machinery Accumulated Depreciation Machinery Cash Accumulated Depreciaiton - Machinery Machinery Gain on Sale of Machinery

11 Perhitungan Tabel Penyusutan Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value jan apr = * 10% * (3/12) Dijual dgn harga Keuntungan atas penjualan Penghentian penggunaan aktiva melalui pertukaran dengan aktiva nonmoneter lainnya (Asset Retirement by Exchange for Other Nonmonetary Assets) Jika aktiva tetap diperoleh dari hasil pertukaran dengan aktiva nonmoneter lain, maka aktiva baru yang diperoleh tersebut umumnya dicatat sebesar nilai pasar wajarnya atau nilai pasar wajar aktiva nonmoneter yang diserahkan, mana yang lebih pasti. Dalam pertukaran aktiva tetap yang harus diperhatikan: 1. Apakah aktiva yang dipertukarkan serupa sifatnya 2. Apakah pihak-pihak yang terlibat di dalam pertukaran berada dalam posisi sama, yakni samasama dealer aktiva itu atau bukan? Jika jawaban atas kedua pertanyaan diatas ya, dan jika transaksi itu menguntungkan, maka pendekatan kasus khusus dipakai untuk mencatat pertukaran itu. Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat kasus umum bagi pertukaran yang melibatkan aktiva nonmoneter sama dengan contoh sebelumnya, kecuali bahwa yang bertambah aktiva nonmoneter, bukan aktiva moneter. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pertukaran diakui ketika pertukaran terjadi Contoh: (masih berhubungan dengan contoh penghentian penggunaan aktiva melalui penjualan) Penghentian penggunaan aktiva yang diuraikan diatas dilakukan melalui pertukaran dengan peralatan pengangkutan yang mempunyai nilai pasar Rp Keuntungan tetap akan dihitung dengan membandingkan nilai buku mesin dan nilai pasar aktiva yang diperoleh di dalam pertukaran itu. Delivery Equipment Depreciation Expense Accumulated Depreciaiton machinery Machinery Gain on Exchange of Machinery Perhitungan Tabel Penyusutan: Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value jan apr = * 10% * (3/12) Ditukar dengan nilai pasar Keuntungan atas pertukaran

12 Jika nilai pasar wajar dari mesin lebih pasti daripada nilai peralatan pengangkutan, maka nilai mesin akan digunakan untuk menghitung keuntungan atau kerugian dan untuk menentukan nilai peralatan pengangkutan. Contoh: Peralatan pengangkutan digunakan dan nilai pasarnya tidak diketahui, tetapi mesin di ketahui mempunyai nilai pasarnya sebesar Rp Delivery Equipment Depreciation Expense Accumulated Depreciation Machinery Loss on Exchange of Machinery Machinery Perhitungan Tabel Penyusutan: Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value jan apr = * 10% * (3/12) Ditukar dengan nilai pasar Kerugian atas pertukaran Sering kali pertukaran aktiva nonmoneter melibatkan transfer kas karena aktiva nonmoneter dalam kebanyakan transaksi pertukaran tidak mempunyai nilai pasar yang sama. Bagian kas dari transaksi ini menyamakan nilai pasar aktiva yang diterima dengan nilai aktiva yang dikorbankan. Jadi seandainya dalam contoh tadi pertukaran peralatan pengangkutan disertai dengan uang kas sebesar Rp 3.000, maka kerugian akan berkurang menjadi Rp dan ayat jurnalnya: Cash Delivery Equipment Depreciation Expense Accumulated Depreciation Machinery Loss on Exchange of Machinery Machinery Perhitungan Tabel Penyusutan: Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value jan apr = * 10% * (3/12) Ditukar dengan nilai pasar Kas yang diterima Kerugian atas pertukaran 2.910

13 Penghentian penggunaan aktiva dengan pertukaran aktiva nonmoneter - kasus khusus (Asset Retirement by Exchange of Nonmonetary Assets Special Case) Dalam kasus khusus tidak ada keuntungan yang bisa diakui agar digolongkan sebagai pertukaran khusus kecuali kalau kas di terima sebagai bagian dari pertukaran. Jadi jika diterima kas, maka bagian keuntungan yang sebanding harus diakui. Jika transaksi menunjukkan bahwa terjadi kerugian, pengecualian tersebut tidak berlaku dan pertukaran itu dicatat seperti contoh sebelumnya. 3 kondisi yang harus dipenuhi untuk kasus khusus yaitu: 1. Aktiva itu harus mempunyai sifat yang sama, yakni diharapkan mempunyai fungsi yang sama di dalam entitas bersangkutan 2. Pihak-pihak yang terlibat di dalam transaksi itu harus berada dalam posisi yang serupa, yakni sama-sama dealer atau sama-sama bukan dealer. 3. Transaksi tersebut harus diidentifikasikan adanya keuntungan, yakni nilai pasar aktiva yang diterima harus lebih besar daripada nilai buku aktiva yang diserahkan (tetapi tidak diakui dalam penjurnalan) Contoh 1: (kasus khusus yang tidak melibatkan kas) PT A memiliki mesin bubut khusus yang tidak digunakan lagi karena produk yang dihasilkan sudah berubah. Mesin itu masih dapat digunakan beberapa tahun lagi. Pembicaraan dengan perusahaan lain di dalam industri yang sama telah menunjukkan adanya pembeli, yaitu PT B. Akan tetapi PT B hanya mempunyai sedikit dana dan menawarkan penukaran dengan salah satu mesinnya yang dapat digunakan di departemen pengepakan. Diputuskan bahwa kedua mesin itu memenuhi definisi keserupaan dalam penggunaan dan mempunyai nilai pasar yang sama. Data harga perolehan dan harga pasar disajikan berikut ini: PT A PT B Harga perolehan mesin yang ditukarkan Nilai buku mesin yang ditukarkan Nilai pasar mesin yang ditukarkan Ayat jurnal pada pembukuan PT A untuk mencatat pertukaran itu adalah: Machinery (new) Accumulated depreciation - machinery Machinery (old) Perhitungan untuk PT A Perhitungan Tabel Penyusutan Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value Nilai pasar mesin pengepakan yang diterima dari PT B Indikasi keuntungan Perhitungan Gain/Loss Yang diserahkan Ke PT B Yang diterima dari PT B Selisih (dinilai dari nilai buku) (dicatat sebesar nilai pasar) Nil. Buku mesin bubut = Nil. Pasar Mesin Pengepakan = (untung)

14 ketiga kondisi untuk contoh di atas semuanya terpenuhi yaitu: Mesinnya serupa Kedua pihak bukan dealer Nilai pasar aktiva yang diterima lebih besar dari nilai buku mesin bubut PT A, sehingga ada indikasi keuntungan. Jadi nilai yang ditetapkan atas mesin pengepakan mesin PT A yang baru diperoleh adalah nilai buku mesin bubut yang lama (keuntungan sebesar tidak di akui dan mengurangi harga perolehan mesin baru (yang berasal dari pertukaran). Jadi nilai yang ditetapkan utuk mesin pengepakan yaitu = atau sama dengan nilai buku mesin bubut yang lama.) Ayat jurnal pada pembukuan PT B untuk mencatat pertukaran itu: Machinery (new) Accumulated depreciaiton Loss on Exhange of Machinery Machinery (old) Perhitungan untuk PT B Perhitungan Tabel Penyusutan Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value Nilai pasar mesin bubut yang diterima dari PT A kerugian Perhitungan Gain/Loss Yang diserahkan Ke PT A Yang diterima dari PT A Selisih (dinilai dari nilai buku) (dicatat sebesar nilai pasar) Nil. Buku mesin pengepakan = Nil. Pasar mesin bubut = (rugi) Tapi dalam jurnal PT B, digunakan kasus umum. Nilai pasar aktiva yang ditukarkan lebih kecil dari pada nilai buku, sehingga mengindikasikan adanya kerugian. Karena itu mesin bubut dicatat sebesar nilai pasarnya, sesuai pencatatan kasus umum Contoh 2: (Kasus khusus yang melibatkan uang kas) Asumsikan faktor yang sma dalam contoh 1, kecuali bahwa nilai pasar mesin bubut diputuskan sebesar Rp dan mesin pengepakan berharga Rp Untuk menyeimbangkan pertukaran itu, PT A setuju membayar PT B secara tunai sebesar Rp sebagai tambahan untuk mesin bubut. Ayat jurnal pada pembukuan PT A untuk contoh 2 adalah sebagai berikut: Machinery (new) Accumulated depreciation machinery Machinery (old) Cash 4.000

15 Perhitungan untuk PT A Perhitungan Tabel Penyusutan Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value Cash yang diserahkan ke PT B Nilai pasar mesin pengepakan yang diterima dari PT B Indikasi keuntungan Perhitungan Gain/Loss Yang diserahkan Ke PT B Yang diterima dari PT B Selisih (dinilai dari nilai buku) (dicatat sebesar nilai pasar) Nil Buku Mesin Pengepakan = Nil Pasar mesin bubut = Kas = Total = Total = (untung) Fakta dalam kasus ini mengharuskan PT A menggunakan kasus khusus. Nilai pasar mesin yang diterima (20.000) lebih besar daripada nilai mesin bubut yang ditukarkan ditambah uang kas yang dibayarkan ( ). Jadi ada indikasi keuntungan sebesar Penggunaan mesin-mesin ini serupa dan kedua pihak tersebut bukan dealer, Karena itu keuntungan ditangguhkan dan tidak diakui. Mesin baru dicatat seharga yaitu nilai pasar aktiva yang diterima dari pertukaran (20.000) dikurangi keuntungan yang ditangguhkan (2.000) Dalam contoh 2, nilai buku mesin pengepakan pada pembukuan PT B lebih kecil dari nilai pasarnya, sehingga menunjukkan keuntungan ( = 2.000). Aktiva yang serupa dan pihak-pihak yang serupa menunjukkan kasus khusus, akan tetapi PT B menerima kas sebagai bagian dari transaksi itu, maka prinsip akuntansi yang lazim menetapkan bahwa bagian dari keuntungan yang diindikasikan sebesar harus diakui sudah dihasilkan. Jumlah yang harus diakui dihitung dengan memakai rumus berikut: Keuntungan Kas yang diterima total keuntungan yang = x yang diindikasi diakui Kas + nilai pasar aktiva yang diperoleh kan = x = Nilai yang dicatat untuk mesin bubut pada pembukuan PT B adalah , yaitu nilai buku mesin pengepakan yang ditukarkan dikurangi uang tunai yang diterima ditambah keuntungan yang diakui ( ) Jurnal pada pembukuan PT B untuk pertukaran itu adalah: Cash Machinery (new) Accumulated depreciation machinery Machinery (old) Gain on Exchange of Machinery 400

16 Perhitungan untuk PT B Perhitungan Tabel Penyusutan Tahun Depr. Expense Accm. Depr. Book Value Nilai pasar mesin bubut yang diterima dari PT A Cash yang diterima dari PT A Indikasi keuntungan Perhitungan Gain/Loss Yang diserahkan Ke PT A Yang diterima dari PT A Selisih (dinilai dari nilai buku) (dicatat sebesar nilai pasar) Nil Buku mesin pengepakan = Nil. Pasar mesin bubut = Kas yang diterima = Total = Total = (untung) Penyajian dan Pengungkapan di Neraca (Balance Sheet Presentation and Disclosure) Plant Assets, Natural Resources, dan Intangible Assets dilaporkan secara terpisah di Balance Sheet. Nilai perolehan kotor maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap harus diungkapkan.

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets)

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) Sifat Aktiva Tetap dan Tak Berwujud (Nature of Plant Assets and Intangible Assets) Tangible Assets yang berumur panjang, sifatnya

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya. 1. Pengertian Aktiva Tetap AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup,

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) KUWAT RIYANTO, SE. M.M. 081319434370 http://kuwatriy.wordpress.com Kuwat_riyanto@yahoo.com PENGERTIAN AKTIVA TETAP

Lebih terperinci

PENYUSUTAN (Depreciation)

PENYUSUTAN (Depreciation) PENYUSUTAN (Depreciation) A. PENYUSUTAN METODE ALOKASI BIAYA Menurut para Akuntan, penyusutan bukan merupakan masalah penilaian, namun merupakan alat untuk alokasi biaya. Penyusutan (depreciation), adalah

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam keadaan siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dijual dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12 FIXED ASSETS Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau menyediakan barang dan jasa untuk di sewakan atau untuk keperluan administrasi dan di harapkan

Lebih terperinci

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UAS Semester Gasal 2015/2016

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UAS Semester Gasal 2015/2016 Mentoring Pengantar Akuntansi 1 UAS Semester Gasal 2015/2016 @spafebui SPA FEB UI Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEB UI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di http://spa-feui.com Official

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009:4) Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut : Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap PSAK No. 16 (revisi 2007) menjelaskan definisi aset tetap sebagai berikut: Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

Lebih terperinci

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi PT Investor mengakuisisi 40% saham biasa (ordinary share) PT Asosiasi pada tanggal 1 Januari 20x2. PT Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normalnya, memiliki unsur yang terbatas, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, November Dewika Handayani Safitri

Kata Pengantar. Jakarta, November Dewika Handayani Safitri Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan karunia, rahmat, taufik dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah aktiva tetap ini. Makalah ini sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap According to the opinion of Carl S. Warren (2011 :415 ) Fixed assets are long-term or relatively permanent assets such as equipment,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN HW Darmoko 1 1 adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Abstract The company must generate financial statement, that provide information

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan :

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan : BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori II.1.1 Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap dalam akuntansi yaitu semua aset berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan Aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak

Lebih terperinci

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD A. UMUM 1. Definisi Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN

DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN DEPRESIASI Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan. Lebih spesifik lagi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain BAB ASET TETAP Pengertian dan karakteristik Aset Tetap Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak MAKALAH PENGATAR PAJAK Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak Diusulkan oleh: Fredericko Dananto (155030400111035) Widy Iswahyudi (155030400111051) Nur Istito ah (155030407111049) KELOMPOK 5 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan. *Ada perubahan dari AR ke NR karena jadi pakai wesel tagih

Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan. *Ada perubahan dari AR ke NR karena jadi pakai wesel tagih SOAL 1 MOJAKOE 2017 Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan 8 Jan Cash 181.000.000 AR PT Delta 107.000.000 AR PT Charlie 74.000.000 10 Jan NR Jimin 100.000.000 Cash 100.000.000

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peralatan, atau alat-alat yang digunakan untuk mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peralatan, atau alat-alat yang digunakan untuk mendukung 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Untuk mengoperasikan kegiatan usahanya, perusahaan menggunakan berbagai macam peralatan, atau alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS INVESTASI & AKTIVA TETAP PERTEMUAN 4 INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO INVESTASI ( INVESTMENT ) DEFINISI Harta (aset) yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menambah kekayaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap 2.1.1. Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengetian yang berbeda sesuai pandangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA Rizkha Surya Hasanah, Kusni Hidayati, Widya Susanti Prodi Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD Metode Penghitungan Depresiasi (2) Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method) Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama

Lebih terperinci

ACCOUNTING CHANGES AND ERROR CORRECTIONS (PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN)

ACCOUNTING CHANGES AND ERROR CORRECTIONS (PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN) ACCOUNTING CHANGES AND ERROR CORRECTIONS (PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN) Laporan keuangan perusahaan terkadang melaporkan hasil yang berbeda dari tahun ke tahun yang disebabkan karena: 1. Perubahan

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM PAJAK: KEUNTUNGAN METODE SALDO MENURUN DARI METODE GARIS LURUS DALAM PENYUSUTAN

KAJIAN HUKUM PAJAK: KEUNTUNGAN METODE SALDO MENURUN DARI METODE GARIS LURUS DALAM PENYUSUTAN KAJIAN HUKUM PAJAK: KEUNTUNGAN METODE SALDO MENURUN DARI METODE GARIS LURUS DALAM PENYUSUTAN Siana M. Widjaja (Dosen Akuntansi ) Businesses use a variety of fixed assets, such as equipment, furniture,

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap perusahaan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN (COST OF GOODS SOLD) DAN LABA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MS.

ANALISIS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN (COST OF GOODS SOLD) DAN LABA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MS. ABSTRAK ANALISIS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN (COST OF GOODS SOLD) DAN LABA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MS. EXCEL SUHARTONO Akademi Sekretari dan Manajemen Bina

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II I LANDASAN TEORI

BAB II I LANDASAN TEORI BAB II I LANDASAN TEORI A. Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 (2009; 16.2 16.13) 1. Aset Tetap (16.2; 6) Aset tetap merupakan salah satu alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan. Aset tetap dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO Sagita Santiana Dewi, Tri Lestari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Aktiva Aktiva adalah harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan dalam kegiatan atau operasi perusahaan yang sewaktu waktu

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ETAP) (2010:68) bahwa yang dimaksud dengan Aktiva Tetap adalah: Aktiva

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis dan Kebijakan Pengertian analisis menrut Kamus Akuntansi (2000;) Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aktiva yang relatif permanen dan mempunyai nilai manfaat lebih dari satu tahun seperti tanah, gedung,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

MODUL PRAKTIKUM DASAR MANAJEMEN KEUANGAN MODUL PRAKTIKUM DASAR MANAJEMEN KEUANGAN Versi 3.1 Tahun Penyusunan 2012 1. Muhammad Yunanto, SE., MM. 2. Hadir Hudiyanto, SE., MM. Tim Penyusun 3. Darmadi, SE., MM. 4. Ridwan Zulfi Agha (Asisten) 5. Galih

Lebih terperinci

Disusun Oleh : WINARTO, S.Pd.

Disusun Oleh : WINARTO, S.Pd. Disusun Oleh : WINARTO, S.Pd. PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 1 PENGASIH Jln Pengasih 11 Kulon Progo 55652 Telp. 773081, 774636, Fax. 774636 Tahun 2008 1 KATA

Lebih terperinci

Persediaan (Inventory)

Persediaan (Inventory) Persediaan (Inventory) Pengertian Inventory merupakan asset : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan

Lebih terperinci

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar) Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN (Dihapus, Dijual, Ditukar) 2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap aset tetap. 2. Menghitung dan menjurnal penghentian aset tetap; dipusan, dijual,

Lebih terperinci