BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Veronika Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses dari hasil tahu, dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003) Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari keterangan. Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut pengetahuan pengalaman atau singkatnya pengetahuan (knowledge) sedangkan pengetahuan yang didapat dari keterangan disebut ilmu pengetahuan. (Djonaesih, 1991) Menururt (Notoatmodjo, 2003) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, antara lain : 1) Tahu (Know) Sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, dengan cara mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, manguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dsb. 2) Memahami (Comprehension) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 7
2 8 4) Analisis (Analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke dalam komponen komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang telah ada. Pengetahuan seseorang dapat di ukur baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran pengetahuan secara langsung dapat dilakukan dengan teknik wawancara, sedangkan pengukuran pengetahuan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tertulis menggunakan angket. Pengukuran pengetahuan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hal-hal yang telah diketahui. (Notoatmodjo, 2010) Pengetahuan dapat mendorong seseorang untuk mengenali masalah yang di hadapi. Pengenalan masalah kaitannya dengan GAKI akan mendorong seseorang untuk melakukan upaya melindungi diri dan keluarganya dari kekurangan iodium. Upaya-upaya tersebut dapat bersifat pencegahan dengan melakukan pembelian garam beriodium yang memenuhi syarat, penggunaan garam beriodium yang benar atau dengan menggunakan bahan makanan sumber iodium. (Mulyantoro,dkk,2014) Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong. Faktor predisposisi yang dimaksud adalah faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, tradisi, nilai-nilai dan unsur-unsur lain. Penelitian yang dilakukan oleh Setiarini (2010) menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang GAKI dengan cara menyimpan dan
3 9 menggunakan garam beyodium. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor internal dari ibu rumah tangga yang menjadi dasar terjadinya perilaku konsumsi garam beryodium di rumah tangga. Penilaian pengukuran pengetahuan dilakukan dengan memberikan skor terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan dan dijawab dengan benar. Nursalam (2008) menyatakan bahwa untuk mengetahui kualitas pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Tingkat pengetahuan baik jika memiliki skor nilai >80% b. Tingkat pengetahuan cukup jika memiliki skor nilai 60-79% c. Tingkat pengetahuan buruk jika memiliki skor nilai < 60 % 2. Sikap Menurut Azwar (2015), sikap mengikuti skema triadik yang terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative) a. Komponen Kognitif (cognitive) Komponen kognitif merupakan representasi kepercayaan seseorang yang telah terbentuk dan kemudian menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu.interaksi dengan pengalaman di masa datang serta prediksi mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti dan keteraturan. Kepercayaan menyederhanakan dan mengatur apa yang kita lihat dan temui. b. Komponen Afektif (affective) Komponen afektif merupakan perasaan seseorang yang menyangkut aspek emosional terhadap suatu objek sikap. Secara umum disamakan dengan perasaan yang di miliki terhadap sesuatu, namun pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang di percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud. c. Komponen Konatif (conative) Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku bagi seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
4 10 dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi perilaku sebagai komponen konatif seperti itulah yang menjadi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap. Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor) kemudian diinterpretasikan. Skala sikap tidak hanya terdiri dari satu stimulus atau satu pertanyaan saja melainkan selalu berisi banyak item. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni pengalaman pribadi, kebudayaan, panutan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta emosi (Azwar,2015). Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan dengan wawancara menggunakan pernyataan-pernyataan yang telah disiapkan (kuesioner) untuk mengetahui pendapat atau penilaian terhadap suatu objek. Pengukuran tidak langsung dalam penelitian dengan memberikan angket yang berisi pernyataanpernyataan untuk menggali pendapat atau penilaian terhadap suatu objek dalam jawaban tertulis (Notoatmodjo, 2003). Azwar (2015) menyebutkan bahwa pengukuran sikap dalam penelitian menggunakan penskalaan model Likert misalnya skala dibuat dengan cara responden memberikan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi pernyataan atau pertanyaan dengan lima kategori jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak memberikan jawaban atau ragu-ragu (RG), setuju (S), sangat setuju (SS). Sikap merupakan faktor internal dari ibu rumah tangga yang menjadi dasar terjadinya perilaku konsumsi garam beriodium di rumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Made Prawini,dkk (2013) menyatakan bahwa sikap ibu rumah tangga secara umum negatif terhadap garam beriodium, dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari orang yang dianggap penting seperti mertua, pengalaman
5 11 menggunakan garam beriodium, dan kebiasaan menggunakan garam biasa. Perilaku dengan tidak mengkonsumsi garam beriodium yang dikarenakan belum adanya pemahaman ibu rumah tangga akan pentingnya mengkonsumsi garam beriodium bagi kesehatan dan tidak pahamnya ibu rumah tangga akan cara menggunakan garam beriodium yang benar pada masakan sehingga menyebabkan munculnya sikap negatif karena rasa masakkan yang pahit. Penelitian oleh Hariyanti (2010) juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap penggunaan garam beriodium dengan kejadian Gondok pada wanita usia subur yang memiliki satu anak 3. Perilaku Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi organism terhadap lingkungannya. Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap, sikap hanyalah bagian dari perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 1993) Green dalam Notoatmojo (2010) menyebutkan bahwa perubahan perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. a. Faktor memudahkan/predisposisi (presdiposing factors) Faktor faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perubahan perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan dan sebagainya. Faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut sebagai faktor pemudah (Notoatmodjo, 2010). b. Faktor pemungkin (enabling factors) Faktor yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya praktik kesehatan dan gizi. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perubahan perilaku gizi dan kesehatan maka faktor ini disebut sebagai faktor pendukung atau faktor pemungkin (Notoatmodjo, 2010).
6 12 c. Faktor pendorong/penguat (reinforcing factors) Faktor - faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya praktik yang meliputi faktor sikap dan praktik para petugas termasuk petugas kesehatan, tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), orang tua, dan lain lain (Notoatmodjo, 2010). Perilaku atau tindakan merupakan bentuk perilaku yang sudah nyata yaitu berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Perilaku seseorang yang berkaitan dengan penggunaan garam beriodium adalah mulai dari pemilihan garam beriodium yang akan digunakan untuk konsumsi rumah tangga sampai penggunaan garam beriodium itu sendiri, yang merupakan unsur penting dalam pemenuhan kebutuhan iodium. (Mulyantoro,dkk,2014) 4. Iodium Iodium merupakan mineral mikro yang dibutuhkan tubuh untuk mencegah penyakit gondok. Kebutuhan minimum iodium berdasarkan ekskresinya dalam urine yang berhubungan dengan insidens penyakit gondok yang tinggi dalam populasi kurang lebih 1 µg/kg berat badan/hari. Iodium juga terdapat di dalam jaringan tubuh, baik dalam bentuk anorganik (iodida) maupun organik, sekitar mg, dengan 70 80%-nya ditemukan di dalam kelenjar tiroid. (Mann, 2014) Akibat dari defisiensi iodium yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar ini membesar sehingga menyebabkan gondok. Kandungan iodium dalam makanan dapat susut akibat dari proses pemasakan yang salah dan menyebabkan absorbsi iodium rendah (Arisman, 2004). Iodin diperlukan untuk produksi hormone tiroid, yang diperlukan untuk perkembangan dan kognisi otak yang normal. Defisiensi iodin merupakan penyebab utama defisit mental yang dapat di cegah pada masa kanak-kanak serta menyebabkan penyakit gondok dan hipotiroidisme pada individu untuk seluruh usia. Gondok endemik merupakan dampak defisiensi iodin yang paling terlihat, konsekuensi yang paling signifikan dan sangat besar adalah pada perkembangan otak. (Sharlin,dkk.2014). Kandungan iodium dalam makanan dapat susut atau hilang akibat dari proses pemasakan yang salah dan menyebabkan absorbsi iodium menjadi rendah (Arisman,
7 ). WHO, UNICEF, dan ICCIDD merekomendasikan bahwa untuk memberikan kurang lebih μg iodium/hari, maka kadar iodium dalam garam pada saat diproduksi harus berkisar mg iodium per kilogram garam. Rekomendasi ini mengasumsikan bahwa 20% iodium akan hilang dalam perjalanan dari tempat produksi hingga rumah tangga, sementara 20% lainnya hilang pada saat memasak dan asupan garam rata-rata adalah 10 gram /orang/hari (Hartono, dkk., 2009). Proses pengolahan makanan yang lama cenderung mengakibatkan iodium hilang dalam jumlah banyak. Pada masakan yang berlemak, jika dimasak sampai kering, iodium akan mengalami kerusakan sekitar 60-70%, dikarenakan pengaruh dari santan yang sudah kering sehingga bersifat seperti minyak yang menyebabkan suhu pemasakan menjadi lebih tinggi. Penggunaan cabe merah saat memasak, pada analisa setelah 7 menit akan menurunkan kadar iodium 76,5% dan setelah tiga jam akan menurunkan 100%. Ketersediaan iodium setelah proses pengolahan masakan tergantung pada kadar iodium dalam garam yang digunakan. Jenis dan jumlah bumbu, cara pemberian garam saat pemasakan serta lama waktu pengolahan juga akan berpengaruh terhadap hilangnya kandungan iodium dalam makanan (Cahyadi, 2009). Cara menggunakan garam yang benar saat pemasakan adalah tidak membubuhkannya saat masakan mendidih tetapi setelah masakan matang dan siap disajikan., dikarenakan kandungan iodium akan berkurang dalam waktu 10 menit (Adriani, dkk, 2010). Interaksi iodium dengan bumbu masakan saat proses pemasakan juga berpengaruh menurunkan kandungan iodium. Seperti beberapa bumbu masakan (seperti cabai, terasi, ketumbar, merica) dan cuka yang ditambahkan pada saat pemasakan akan menurunkan kadar iodat bahkan dapat menurunkan sama sekali (100%). Penurunan kadar iodium juga dapat terjadi saat proses penyimpanan. Penurunan kadar iodium sangat besar terjadi jika garam disimpan dalam kemasan plastik dibanding dengan yang disimpan dalam botol gelas, dan yang disimpan pada suhu 37 0 C dan kelembaban relatif di bawah 76%. Kestabilan iodium juga dipengaruhi oleh jenis makanan, kandungan air dan suhu pemanasan pada saat pemasakan. Menurunnya kandungan iodium pada saat pemasakan ini berkisar antara 36,6% sampai 86,1% (Cahyadi, 2009).
8 14 5. Penilaian Status Iodium Iodin dalam urin merupakan indikator biokimia standar yang digunakan di seluruh dunia untuk menunjukkan status iodin saat ini. Kadar iodine dalam urin juga merupakan indikator penting untuk penilaian gangguan defisiensi iodine, karena 90% iodine dalam tubuh diekskresikan melalui urin. Ekskresi iodine dalam urin mencerminkan asupan iodine beberapa hari sebelumnya. Penilaian status gizi iodium merupakan tindakan yang penting dalam kaitannya dengan populasi masyarakat atau kelompok masyarakat yang tinggal di daerah atau di tempat yang di curigai kekurangan iodium. Asupan iodium yang diekskresikan keluar melalui urine diperkirakan 90 %, sehingga ekskresi 24 jam iodium dapat merefleksikan asupan makanan dan dapat digunakan untuk memperkirakan asupan. (Mann,2014) Dalam menentukan status Ekskresi Iodium Urin (EIU), menggunakan baku rujukan dari WHO (WHO, 2013) Tabel 2.1. Kriteria epidemiologi pengukuran gizi iodium dalam populasi berdasarkan median dan/atau rentang nilai Ekskresi Iodium Urin (EIU) Median EIU (µg/l) Asupan Iodium Status Iodium Anak sekolah (> 6 tahun) < 20 Kurang Kurang iodium berat Kurang Kurang iodium sedang Kurang Kurang iodium ringan Cukup Cukup iodium Lebih dari cukup Populasi ini berisiko kelebihan asupan iodium 300 Eksesif Risiko konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan/ Iodine Induced Hyperthyroidism (IHH) Sumber : Vitamin and Mineral Nutrition Information System (VMNIS) WHO, 2013
9 15 6. Anak Sekolah Anak sekolah dasar adalah anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6 12 tahun (Adriani & Wirjatmadi, 2012). Anak usia sekolah sedang dalam masa perkembangan yaitu mereka sedang dibina untuk mandiri, berperilaku menyesuaikan lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan dan perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat, sehingga perlu ditunjang oleh status gizi yang baik untuk proses tumbuh kembang yang optimal (Adriani & Wirjatmadi, 2012). Dalam periode ini pertumbuhan berjalan terus dengan mantap walaupun tidak secepat seperti waktu bayi, memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak pra sekolah terkecuali porsinya harus lebih besar oleh sebab kebutuhannya lebih banyak mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitas. (Pudjiadi, 2003) Defisiensi iodium teridentifikasi sebagai permasalahan utama kesehatan masyarakat secara internasional. Jika terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan, akan memberikan spektrum efek Iodine Deficiency Disorders (IDD), yaitu keterbelakangan mental dan hambatan pertumbuhan fisik yang dapat membawa konsekuensi sosial yang cukup merugikan perkembangan nasional. Tindakan untuk mencegah defisiensi iodium adalah dengan pemberian iodium pada garam. Garam beriodium merupakan sumber iodium dan cara yang digunakan paling ekstensif untuk meningkatkan nutrisi iodium. (Mann, 2014). 7. Penelitian Yang Terkait a. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beriodium Di Desa Lodtunduh Wilayah Kerja UPT Kesehatan Masyarakat Ubud I Tahun 2013 Penelitian gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah tangga terhadap garam beriodium Di Desa Lodtunduh Wilayah Kerja UPT Kesehatan Masyarakat Ubud I Tahun 2013 oleh Prawini,dkk, bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh terhadap garam beriodium. Merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan Rapid Assesment Procedures (RAP) yang menggunakan metode pengumpulan data FGD yang dilaksanakan
10 16 pada kelompok informan benpendidikan tinggi dan kelompok informan berpendidikan rendah,observasi serta wawancara. Secara keseluruhan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh belum memahami tentang pentingnya mengkonsumsi garam beriodium dan cara penggunaan garam beriodium yang benar dikarenakan minimnya sumber informasi dan pengalaman sehingga pengetahuan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh masih kurang mengenai sumber iodium yang lain selain dari garam, pengertian garam beriodium, akibat kekurangan garam beriodium dan cara menggunakan garam beriodium yang benar (Prawini,dkk. 2013). Sikap ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh secara umum negatif terhadap garam beriodium yang disebabkan karena adanya pengaruh dari orang yang dianggap penting seperti mertua, pengalaman menggunakan garam beriodium, dan kebiasaan menggunakan garam biasa. Perilaku ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh menunjukkan perilaku tidak mengkonsumsi garam beriodium. Hal ini dikarenakan belum adanya pemahaman ibu rumah tangga akan pentingnya mengkonsumsi garam beriodium bagi kesehatan dan tidak pahamnya ibu rumah tangga akan cara menggunakan garam beriodium yang benar pada masakan sehingga menyebabkan munculnya sikap negatif karena rasa masakkan yang pahit. (Prawini,dkk. 2013) b. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang GAKI, Sikap dan Praktek Dengan Kualitas Garam Beriodium di Rumah Tangga Penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang GAKI, sikap dan praktek dengan kualitas garam beriodium di rumah tangga oleh Mulyantoro, dkk (2014) bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang GAKI dan upaya penanggulangannya berhubungan dengan kualitas garam ber-iodium di rumah tangga dan praktek penggunaannya. Penelitian bersifat observasional dengan desain cross sectional dan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap tidak berhubungan dengan kualitas garam beriodium di rumah tangga. Sikap responden tentang kualitas garam beriodium ditunjukkan dengan ketidakmampuan membedakan kualitas garam beriodium yang di beli,
11 17 Responden dengan tingkat pengetahuan kurang, cukup maupun baik tidak bisa memilih garam beriodium dengan kualitas memenuhi syarat. Garam beriodium dengan kualitas memenuhi syarat maupun tidak memenuhi syarat yang diperoleh dari pembelian oleh responden hanya bersifat kebetulan. Tingkat pengetahuan yang baik tidak bisa menjamin mendapatkan garam beriodium dengan kualitas memenuhi syarat. Hal ini terjadi karena responden dengan tingkat pengetahuannya tidak bisa membedakan garam beriodium yang dibelinya memiliki kualitas yang baik. Ditunjukkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 91.2% responden tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang cara pengujian garam beriodium dan sebanyak 97.1% responden tidak mengetahui bahwa kadar iodium dalam garam beriodium adalah ppm (Mulyantoro,dkk. 2014). c. Faktor Risiko Kekurangan Iodium Pada Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Ritanto (2003), salah satunya adalah untuk mengetahui faktor risiko kekurangan iodium dan besar risikonya pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian case control, multivariate dengan metode backward stepwise conditional. Hasil penelitian : Diternukan prevalensi gondok total (TGR) pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Selo sebesar 37,3 % dan kekurangan iodium berdasarkan kriteria WHO (1996) anak Sekolah Dasar sebesar 67,1 %. Dari analisis multivariat, faktor risiko kekurangan iodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali ternyata : pengetahuan ibu yang rendah tentang jenis garam beriodium (OR = 3,450 ; 95 % CI = 1,326 8,973), (2) Kadar yodium dalam gararn rendah (< 15 ppm) (OR = 3,058 ; 95 % CI = 1,387 6,738). Peluang terjadinya kekurangan iodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dengan paparan pengetahuan orang tua (ibu) yang rendah tentang jenis garam beriodium serta menggunakan garam dengan kadar iodium kurang dari 15 ppm adalah sebesar 19,5 %. Secara statistik pengetahuan ibu yang rendah tentang jenis garam beriodium, sebagai faktor risiko tertinggi dan kadar iodium dalam garam dapur < 15 ppm merupakan
12 18 faktor risiko ke dua sebagai penyebab kekurangan iodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali (Ritanto, 2003). d. Faktor Yang Berhubungan Dengan Ekskresi Iodium Dalam Urin Di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah Penelitian faktor yang berhubungan dengan ekskresi iodium dalam urin di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah oleh Widagdo,dkk (2009) bertujuan untuk menelaah faktor faktor yang berhubungan dengan tingginya Ekskresi Iodium Urin di Kabupaten Grobogan. Penelitian ini menggunakan rancangan comparative cross sectional study terhadap tiga kelompok objek penelitian, dengan sampel terdiri dari anak sekolah dasar kelas 4,5, dan 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap EIU secara bersama sama dengan faktor yang lain adalah kadar iodium dalam air dan kadar iodium dalam garam dengan nilai p < 0,05 (Widagdo,dkk.2009). e. Total Goiter Rate (TGR), Ekskresi Iodium Urine (EIU) dan Konsumsi Garam Beriodium di Propinsi Jawa Tengah Penelitian Total Goiter Rate (TGR), Ekskresi Iodium Urine (EIU) dan konsumsi garam beriodium di Propinsi Jawa Tengah oleh Kartono,dkk (2008) bertujuan untuk menyajikan analisis lanjut TGR, EIU dan konsumsi garam beriodium rumah tangga di Propinsi Jawa Tengah dari data Survei Nasional GAKI tahun 1996 dan Hasil analisis menunjukkan bahwa Kabupaten Blora pada Survei Nasional GAKI tahun 2003, nilai median UEI pada anak sekolah lebih dari 300 µg/l, masuk dalam kategori iodium yang berlebihan setelah sebelumnya pada Survei Nasional GAKI tahun 1996 tidak termasuk kategori iodium yang berlebih (Kartono,dkk.2008). f. Hubungan Kadar iodium Dalam Garam Beriodium Di Rumah Tangga Dengan Kecukupan Iodium Berdasarkan Nilai Ekskresi Iodium Urin (EIU) Pada Wanita Usia Subur Penelitian hubungan kadar iodium dalam garam beriodium di rumah tangga dengan kecukupan iodium berdasarkan nilai Ekskresi Iodium Urin (EIU) pada wanita usia subur oleh Mulyantoro,dkk (2013) bertujuan untuk mengukur
13 19 hubungan antara kadar iodium dalam garam beriodium di rumah tangga dengan kecukupan iodium berdasarkan nilai ekskresi iodium urin (EIU). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa median EIU sebesar 124,6 μg/l, proporsi subyek penelitian mengalami defisiensi iodium sebesar 41,1%, dan mengalami excess sebesar 5,9%. Rata-rata kadar iodium dalam garam beriodium di rumah tangga sebesar 19,6 ppm dan proporsi garam beriodium memenuhi syarat ( 30 ppm KIO3) sebesar 52,9%. Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan ada hubungan bermakna antara kadar iodium dalam garam beriodium di rumah tangga dengan kecukupan iodium berdasarkan nilai EIU (rho = 0,5, p < 0,01). Hasil analisis multi variabel diperoleh persamaan Y = 22, ,076 X1. Kadar iodium dalam garam yang dikonsumsi berhubungan dengan kecukupan iodium yang diekspresikan oleh kadar iodium dalam urin. Kadar iodium dalam garam beriodium sebagai prediktor kecukupan iodium, untuk mencapai kadar iodium urin normal ( μg//l) dapat diperoleh dari garam beriodium dengan kadar ppm iodium atau 21,9 48,9 ppm KIO3 (Mulyantoro,dkk.2013). g. Kesesuaian Kadar Iodium Garam Dapur, Air dan Urine Iodium Excretion (UIE) di Daerah Endemis GAKY Berat Penelitian kesesuaian kadar iodium garam dapur, air dan Urine Iodium Excretion (UIE) di daerah endemis GAKI berat oleh Hakim (2009) bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar iodium garam dapur dan kadar iodium air dengan kadar iodium urin pada anak sekolah di Kecamatan Sirampog dengan subyek anak SD/MI kelas 4 6 sejumlah 92 anak dengan cara multistage. Kadar iodium garam dan kadar iodium air diperiksa dengan metode titrasi di Laboratorium GAKI UNDIP yang berasal dari garam dan air yang dikonsumsi. Sedangkan kadar iodium urin diperiksa dengan metode Ceric Ammonium Sulfat di Laboratorium GAKI UNDIP yang berasal dari urin sewaktu. Data dianalisis menggunakan r Pearson. Hasil : garam yang digunakan 85,9 % sesuai standar (30-80 ppm), berbentuk briket/bata dengan nilai 20-61,4 ppm dan angka rata rata 47,9 ppm. Kadar iodium air berkisar 0 1 g/l dan rata rata 0,098 g/l. Nilai minimum UIE 39 g/l, dengan nilai maksimum 252 g/l, nilai rata rata
14 20 169, 79 g/l dan median 177,5 g/l. Ada hubungan kadar yodium dalam garam dapur dengan UIE (r = 0,28 and p = 0,003). Dan tidak ada hubungan kadar yodium air dengan UIE (r = - 0,117 and p = 0,133). Kesimpulan : UIE parameter GAKI dipengaruhi oleh jumlah iodium garam dari pada jumlah iodium air. (Hakim, 2009) h. Iodine deficiency and its association with intelligence quotient in schoolchildren from Colima, Mexico Penelitian iodine deficiency and its association with intelligence quotient in schoolchildren from Colima, Mexico oleh Lucatero,dkk (2008) bertujuan untuk mengetahui prevalensi kekurangan iodium, penyebab dan hubungannya dengan intelligence quotient (IQ) di sekolah Meksiko. Desain penelitian : studi analisis Cross-sectional, jumlah sampel 303 anak dengan proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan, di pilih secara acak dari 19 sekolah dasar negeri. Kesimpulan: perlunya iodinasi garam yang efektif pada daerah di mana goitrogens dapat berkontribusi efek negatif dari kekurangan iodium pada intelektual perkembangan anak. (Lucatero,dkk. 2008) i. Knowledge of Iodine Nutrition in The South African Adult Population Penelitian Knowledge of Iodine Nutrition in The South African Adult Population oleh PL Jooste,dkk (2004) bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang iodium dan hubungannya dengan status social ekonomi di Afrika Selatan. Desain penelitian : cross sectional, dengan wawancara dan kunjungan rumah. Data yang dikumpulkan dari satu orang dewasa di rumah tangga terpilih dengan tingkat partisipasi sebesar 98 %, Hasil penelitian menunjukkan hanya 15,4 % responden yang mengetahui dengan benar bahwa garam beriodium sebagai sumber utama dari iodium, 16,2 % responden mengetahui bahwa iodium dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk menjalankan fungsinya, akibat yang ditimbulkan dari kekurangan iodium 3,9 % responden mengetahui akibatnya adalah kerusakan otak dan 0,8 % responden mengetahui akibatnya adalah kretinisme. Tingkat pengetahuan gizi responden
15 21 yang sosial ekonomi rendah tentang iodium rendah dibanding dengan responden yang sosial ekonominya tinggi. (P.L. Jooste, dkk. 2004) j. Mothers Behaviour Contributes to Suboptimal Iodine Status of Family Member: Findings From An Iodine Sufficient Area Penelitian Mothers Behaviour Contributes to Suboptimal Iodine Status of Family Members : Findings From An Iodine Sufficient Area oleh Nazeri,dkk (2015) bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu, sikap dan perilaku dengan asupan iodium dalam makanan anggota keluarga (dewasa) di Teheran. Desain penelitian : cross sectional, pengukuran urine 24 jam, pengukuran konsentrasi Na dan kandungan iodium dalam garam di rumah tangga. Pengetahuan ibu, sikap dan perilaku di nilai dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa perilaku ibu, tapi tidak dengan pengetahuan dan sikap, memberikan kontribusi yang besar terhadap asupan iodium dalam keluarga. (Nazeri,dkk.2015) k. Iodine Malnutrition and Associated Factors in Schollchildren Aged 6 to 14 years in a Municipality Siruated in the Semi-Arid Region of State of Minas Gerais, Brazil,2008 Penelitian Iodine Malnutrition and Associated Factors in Schollchildren Aged 6 to 14 years in a Municipality Siruated in the Semi-Arid Region of State of Minas Gerais, Brazil oleh Mariana,dkk (2008) bertujuan untuk menilai prevalensi kekurangan iodium dengan ekskresi iodium urin dan faktor-faktor yang berhubungan di sekolah-sekolah wilayah Kotamadya Novo Cruzeiro. Sampel penelitian sebanyak 540 anak usia 6 14 tahun yang di pilih secara sampling stratified. Hasil penelitian menunjukkan 38,9 % anak-anak sekolah mengalami kekurangan iodium, 28,7%-nya mengalami sedikit kekurangan, 6,2%-nya mengalami cukup kekurangan iodium, dan 4 %-nya mengalami kekurangan iodium yang serius. Kualitas garam yang dikonsumsi oleh keluarga menunjukkan bahwa 12,2 % masih mengkonsumsi garam yang beriodium di bawah tingkat yang direkomendasikan (20 mg/kg), 5,3 % keluarga mengkonsumsi garam yang beriodium di bawah 15 mg/kg. Ekskresi iodium
16 22 dalam urine rendah, hal ini terkait dengan konsumsi garam yang mengandung iodium rendah (Mariana,dkk,2008). B. Kerangka Berpikir Iodium merupakan mineral mikro yang dibutuhkan tubuh untuk mencegah penyakit gondok. Kebutuhan minimum iodium berdasarkan ekskresinya dalam urin yang berhubungan dengan insidens penyakit gondok yang tinggi dalam populasi kurang lebih 1 µg/kg berat badan/hari. Iodium diperlukan untuk produksi hormon tiroid, yang diperlukan untuk perkembangan dan kognisi otak yang normal. Defisiensi iodium merupakan penyebab utama defisit mental yang dapat di cegah pada masa kanak-kanak serta menyebabkan penyakit gondok dan hipotiroidisme pada individu untuk seluruh usia. Gondok endemik merupakan dampak defisiensi iodium yang paling terlihat, konsekuensi yang paling signifikan dan sangat besar adalah pada perkembangan otak. Kandungan iodium dalam garam dapat susut atau hilang akibat dari proses penyimpanan dan proses pemakaian yang keliru. Kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) pada anak di pengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya pola penggunaan garam beriodium saat memasak, sosial ekonomi keluarga, budaya gizi, lingkungan ketersediaan garam beriodium di pasar atau rumah tangga, juga faktor pengetahuan tentang iodium, sikap dan perilaku ibu dalam penggunaan garam beriodium sangat berpengaruh terhadap kualitas garam beriodium yang digunakan dalam pemasakan. Secara singkat kerangka pikir panel digambarkan pada Gambar 2.1
17 23 Faktor Internal : Faktor Eksternal : Pengetahuan ibu Sikap Ibu Perilaku Ibu Penggunaan garam beriodium Pola penggunaan garam beriodium saat memasak Sosial ekonomi Budaya gizi Lingkungan ketersediaan garam beriodium di pasar / rumah tangga Kandungan iodium pada urine anak sekolah dasar kelas 4,5, dan 6 Kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) Gambar 2.1. Hubungan Pengetahuan Tentang Iodium, Sikap dan Perilaku Penggunaan Garam Beriodium Ibu Dengan kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) Pada Anak Sekolah Dasar C. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang iodium dengan kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) pada anak Sekolah Dasar. 2. Ada hubungan sikap ibu tentang penggunaan garam beriodium dengan kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) pada anak Sekolah Dasar. 3. Ada hubungan perilaku ibu tentang penggunaan garam beriodium dengan kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) pada anak Sekolah Dasar.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) tetap menjadi ancaman global utama untuk kesehatan dan pembangunan. Defisiensi yodium memiliki beberapa efek buruk pada pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih menjadi ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena merupakan penyebab paling sering kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat selain luasnya cakupan penduduk yang menderita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beryodium Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai upaya jangka panjang (Depkes
Lebih terperinciGangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY) Kelompok 8 Noer Rafidah Ramli (K 111 11 297) Nur Asizah (K 111 11 298) Ramdani (K 111 11 301) Rahmawati Mustamin (K 111 11 303) Febi Riska (K 111 11) Outline Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mikro.
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian besar dari pemerintah terlebih kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang telah ditambah dengan iodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan setiap manusia. Kapantow dkk. (2013)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara maju dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu di seluruh dunia diperkirakan mengalami kekurangan yodium, dengan 285
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama tumbuh kembang anak. 1 Pada tahun 2003 lebih dari 1,9 miliar individu di seluruh dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR IODIUM GARAM KONSUMSI DAN TINGKAT KONSUMSI IODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN (EIU) WANITA USIA SUBUR
HUBUNGAN KADAR IODIUM GARAM KONSUMSI DAN TINGKAT KONSUMSI IODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN (EIU) WANITA USIA SUBUR Relationship Between Iodine Level Salt Consumption Iodine Levels With Levels Urinary
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yodium merupakan zat yang esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,
Lebih terperinciHubungan Kadar Iodium dalam... (Mulyantoro DK, Mohammad Hakimi, Endro Basuki)
Hubungan Kadar Iodium dalam... (Mulyantoro DK, Mohammad Hakimi, Endro Basuki) HUBUNGAN KADAR IODIUM DALAM GARAM BERIODIUM DI RUMAH TANGGA DENGAN KECUKUPAN IODIUM BERDASARKAN NILAI EKSKRESI IODIUM URIN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang ditimbulkan cukup serius dengan spektrum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Garam Beryodium. 1. Pengertian Garam Beryodium. Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi ( ditambah ) dengan yodium. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi
1 PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH DI BERI PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beriodium 2.1.1 Pengertian Garam Beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah) dengan iodium. Iodium ditambahkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada umumnya yang perlu diperhatikan yaitu status kesehatan terutama masalah gizi, faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciLYDIA NURVITA RACHMAWANTI J
HUBUNGAN ANTARA PEMILIHAN DAN PENYIMPANAN GARAM BERYODIUM DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SELO, KECAMATAN SELO BOYOLALI JAWA TENGAH Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBerbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi
Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan
Lebih terperinciPERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014 Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Indonesia
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan Yodium?
UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciPEMILIHAN, PENYIMPANAN DAN KUALITAS GARAM BERIODIUM PADA TINGKAT KELUARGA DI KELURAHAN TIMBULHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA
PEMILIHAN, PENYIMPANAN DAN KUALITAS GARAM BERIODIUM PADA TINGKAT KELUARGA DI KELURAHAN TIMBULHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA ELECTION, STORAGE AND IODINE SALT QUALITY IN THE FAMILY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia masih menjadi masalah gizi utama. Program-program penanggulangan GAKY telah dilakukan beberapa dekade, dengan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan
Lebih terperinciTingkat konsumsi garam beryodium dan kaitannya dengan gangguan akibat kekurangan yodium ibu hamil Tri Endang Irawati 1, Hamam Hadi 2, Untung Widodo 3
JURNAL GIZI KLINIK INDONESIA Tingkat konsumsi garam beryodium dan kaitannya dengan gangguan akibat kekurangan yodium ibu hamil Vol. 8, No., Juli 20: -6 Tingkat konsumsi garam beryodium dan kaitannya dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI, ZAT GOITROGENIK ASUPAN DAN GARAM BERIODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR TESIS
HUBUNGAN STATUS GIZI, ZAT GOITROGENIK ASUPAN DAN GARAM BERIODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program
Lebih terperinciKESESUAIAN KADAR YODIUM GARAM DAPUR, AIR DAN URIN IODIUM EXCRETION (UIE) DI DAERAH ENDEMIS GAKY. Artikel Penelitian
KESESUAIAN KADAR YODIUM GARAM DAPUR, AIR DAN URIN IODIUM EXCRETION (UIE) DI DAERAH ENDEMIS GAKY Artikel Penelitian Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi,
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK
Lebih terperinciPENDAHULAUAN Latar Belakang
PENDAHULAUAN Latar Belakang Tubuh membutuhkan iodin untuk pembentukan hormon tiroid yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ). Kedua hormon ini sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 4 (2) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph GAMBARAN PERILAKU DAN PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Lebih terperinciPOLA ASUPAN YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA KUSAMBA KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2015
POLA ASUPAN YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA KUSAMBA KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2015 I Kadek Ita Diatmika Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana diatmika27@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Berdasarkan data world health
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014
1 GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 Martha V Sihombing 1, Albiner Siagian 2, Etti Sudaryati 3 1 Program
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang berkualitas merupakan tulang punggung keberhasilan suatu negara. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tentang GAKI GAKI adalah rangkaian efek yang dapat ditimbulkan karena tubuh mengalami kekurangan iodium secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan perlu dikaji secara kompleks. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini menjadi perbincangan
Lebih terperinciMENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)
MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) APA MANFAAT YODIUM? Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gangguan akibat kekurangan iodium adalah sekumpulan gejala yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan akibat kekurangan yodium (Gaky) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gaky diketahui mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana adalah perawatan kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa usia subur (Azis, 1997). Hampir seluruh negara berkembang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah gizi diantaranya yaitu kekurangan yodium dan kekurangan yodium dapat diderita orang pada setiap kehidupan
Lebih terperinciPembimbing II : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc.
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PREVALENSI GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMAHAI, KECAMATAN AMAHAI, KABUPATEN MALUKU TENGAH, PROVINSI MALUKU, TAHUN
Lebih terperinciHUBUNGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TINGKAT KELAINAN TIROID PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KLINIK LITBANG GAKI MAGELANG TAHUN
HUBUNGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TINGKAT KELAINAN TIROID PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KLINIK LITBANG GAKI MAGELANG TAHUN 23-24 Dwi Mulyani E-mail : dwimu8@yahoo.com ABSTRACT Iodine
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. GAKI adalah gejala yang terjadi pada tubuh manusia akibat kurangnya unsur iodium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap
Lebih terperinciANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN
ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN Korry Novitriani dan Dina Sucianawati Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Juli 2014 ABSTRAK Iodium merupakan zat gizi essensial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SITI NOVITASARI J210.100.094
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. asupan yodium yang cukup pada penduduknya. 8 Defisiensi yodium akan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 2.1.1 Pengertian GAKY Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) atau Iodine Deficiency Disorder (IDD) merupakan segala gangguan yang timbul
Lebih terperincimemang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari
TUGAS PILIH SATU PERTANYAAN DIBAWAH INI DAN JAWAB SECARA RINCI JAWABAN HARUS 2 SPASI SEBANYAK 2000 KATA 1. Langkah awal dalam melakukan perubahan peri laku terkait gizi adalah membangkitkan motivasi. Bagaimana
Lebih terperinciMEDIAN EKSKRESI YODIUM URIN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD N 027 OLO LADANG KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG
MEDIAN EKSKRESI YODIUM URIN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD N 027 OLO LADANG KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu masalah gizi yang ada di Indonesia. Data Riskesdas menyusui, wanita usia subur (WUS) dan anak umur 6-12 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi yang ada di Indonesia. Data Riskesdas 2013 menunjukan proporsi nilai ekskresi yodium urin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya status gizi masyarakat masih banyak dialami oleh beberapa negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang gizi dapat dicegah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI 1. Pengertian Makanan Pendamping ASI Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG Styawan Heriyanto ABSTRAK Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI GARAM BERYODIUM PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA GEMBONG KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI
ii FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI GARAM BERYODIUM PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA GEMBONG KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI LAPORAN HASIL AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa postpartum yaitu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) masih menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) masih menjadi masalah global bagi kesehatan dan perkembangan populasi dunia. Prevalensinya sebesar 36,4% pada tahun 2003, menurun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN KELUARGA DI DAERAH PENGHASIL TEMBAKAU TERHADAP KEJADIAN GAKI PADA ANAK SD
HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN KELUARGA DI DAERAH PENGHASIL TEMBAKAU TERHADAP KEJADIAN GAKI PADA ANAK SD Kartika Pibriyanti 1, Oktia Woro KH 2, Intan Zainafree 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IODIUM, SIKAP DAN PERILAKU PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM IBU DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IODIUM, SIKAP DAN PERILAKU PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM IBU DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pembentukan manusia berkualitas
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENDIDIHAN TERHADAP KADAR KIO3 PADA GARAM BERYODIUM MERK X
146 PENGARUH LAMA PENDIDIHAN TERHADAP KADAR KIO3 PADA GARAM BERYODIUM MERK X INFLUENCE OF BOILING TIME ON THE KIO3 SPECIES CONTENT IN IODIZED SALT MERC X Liony Wihardika Info Artikel Sejarah Artikel :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku Menurut Kwick dalam Azwar (2007), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) pada Anak Sekolah Dasar: Studi tentang Konsumsi Pangan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang
PENDAHULUAN Latar belakang Kurang zat gizi mikro merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia karena jumlah penderitanya masih lebih dari 100 juta jiwa (Untoro, 2004). Zat gizi mikro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR YODIUM DALAM GARAM DENGAN NILAI EKSKRESI YODIUM URIN ANAK SEKOLAH
HUBUNGAN ANTARA KADAR YODIUM DALAM GARAM DENGAN NILAI EKSKRESI YODIUM URIN ANAK SEKOLAH Proposal Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif, yang menggambarkan dan menjelaskan mengenai hubungan antara variabel yang mempengaruhi status gizi bayi
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI 1 Budiman, 2 Dedi
Lebih terperinciNurlindah (2013) menyatakan bahwa kurang energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Hasil penelitian pada balita di Afrika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi masih menjadi perhatian di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat terlihat di dalam rumusan Millennium Development Goals (MDGs) goal pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Gizi FIK UMS.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DAN POLA KONSUMSI ZAT GOITROGENIK TERHADAP KADAR EKSKRESI YODIUM URIN SISWA SDN 4 KREBET KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO PUBLIKASI ILMIAH Disusun
Lebih terperinciSTATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS
Journal of Pediatric Nursing Vol. 1(5), pp. 243-247, Januari, 2015 Available online at http://library.stikesnh.ac.id ISSN 2354-726X STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH
Lebih terperinciSTUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT
STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap
Lebih terperinci