MEMBIMBING PEMBELAJARAN PRAKTIK. Pendidikan dan Pelatihan (diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar
|
|
- Yuliani Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMBIMBING PEMBELAJARAN PRAKTIK Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Kementerian Kehutanan A. PENGANTAR Pendidikan dan Pelatihan (diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dan Sumberdaya Manusia lainnya dalam melaksanakan jabatan/tugasnya (Peraturan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : P.2/Dik-2/2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat). Selanjutnya dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan Kehutanan serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, dijelaskan bahwa yang dimaksud diklat Kehutanan adalah proses penyelenggaraan pembelajaran dalam rangka membina sikap dan perilaku, serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai kehutanan dan sumberdaya manusia kehutanan yang professional dan berakhlak mulia. Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.20/Menhut-II/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, yang dimaksud diklat kehutanan adalah proses penyelenggaraan pembelajaran dalam rangka membina sikap dan perilaku serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta diklat agar mampu melaksanakan tugas di bidang kehutanan. Dari ke tiga pengertian diklat sebagaimana diuraikan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan diklat kehutanan adalah untuk meningkatkan kemampuan pegawai kehutanan dan sumberdaya manusia 1
2 (SDM) kehutanan lainnya. Peningkatan kemampuan tersebut meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga pada akhirnya akan terwujud pegawai kehutanan dan SDM Kehutanan yang professional dan berakhlak mulia dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang kehutanan. Mengingat tujuan penyelenggaraan diklat adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta diklat, maka proses pembelajaran dalam diklat terdiri atas pembelajaran teori dan pembelajaran praktik. Bahkan pembelajaran praktik dalam suatu diklat bobotnya harus lebih besar dari pada pembelajaran teori, karena menurut penulis diklat adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan praktik dari pada teori. Oleh sebab itu keberhasilan pencapaian tujuan diklat sangat ditentukan oleh keberhasilan proses pembelajaran praktik. Widyaiswara sebagai salah satu komponen yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran praktik mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembelajaran praktik dimaksud. Oleh sebab itu profesionalisme widyaiswara dalam melakukan pembelajaran praktik sangat diperlukan. Membimbing pembelajaran praktik sebenarnya bukan merupakan hal yang asing bagi seorang Widyaiswara, karena hampir semua widyaiswara pernah melakukan kegiatan pembimbingan praktik, baik itu praktik lapangan, praktik kelas maupun praktik laboratorium. Yang menjadi pertanyaan apakah kita sebagai seorang Widyaiswara telah melakukan kegiatan pembimbingan pembelajaran praktik secara benar? 2
3 Tulisan berikut ini mencoba menguraikan hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang Widyaiswara yang ditugaskan untuk membimbing pembelajaran praktik. B. Pengertian-pengertian Sebelum membicarakan bagaimana melaksanakan pembimbingan peserta dalam pembelajaran praktik, terlebih dahulu akan diuraikan beberapa pengertian yang terkait dengan pelaksanaan pembimbingan pembelajaran praktik. Pengertian-pengertian dimaksud mengacu pada Peraturan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : P.2/Dik-2/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat, antara lain : 1. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta, widyaiswara/pengajar dan lingkungan yang mengarah pada pencapaian tujuan diklat yang telah ditentukan terlebih dahulu. 2. Praktik adalah proses pembelajaran dengan cara menguji dan melaksanakan kegiatan secara nyata apa yang dipelajari dalam teori. 3. Pembimbingan peserta dalam praktik adalah kegiatan yang bersifat memandu para peserta untuk menguji dan melaksanakan kegiatan secara nyata apa yang dipelajari dalam teori. C. Pembimbingan Peserta Dalam Pembelajaran Praktik Untuk dapat melakukan pembimbingan pembelajaran praktik (praktik lapang, praktik kelas maupun praktik laboratorium) dengan benar sehingga diperoleh hasil yang diharapkan, ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan oleh Widyaiswara. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tahapan kegiatan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan 3
4 evaluasi. (Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : P.19/Dik- 2/2008 Tentang Pedoman Pembimbingan Praktek Lapangan) 1. Tahap Persiapan Persiapan adalah seluruh pekerjaan yang mengawali pelaksanaan kegiatan praktik baik yang bersifat persiapan administrasi maupun persiapan teknis. Pada umumnya pelaksanaan kegiatan praktik akan berjalan dengan lancar apabila persiapan dilakukan dengan matang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh seorang Widyaiswara dalam tahapan persiapan adalah : a. Membuat Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Pembelajaran Praktik Sebelum Widyaiswara melakukan kegiatan pembimbingan pembelajaran praktik, terlebih dahulu perlu membuat GBPP dan SAP praktik. GBPP dan SAP praktik perlu dibuat dengan maksud agar Widyaiswara memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang matang sehingga diharapkan akan dapat memfasilitasi pembelajaran praktik dengan baik tanpa kekhawatiran menyimpang dari tujuan, ruang lingkup materi, dan strategi/metoda pembelajaran atau menyimpang dari sistem evaluasi yang seharusnya dilaksanakan. ( Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : SK.126/Dik-2/2004 Tentang : Pedomanpedoman Pelaksanaan Kegiatan Kewidyaiswaraan Lingkup Pusat Diklat Kehutanan) b. Menentukan lokasi pembelajaran praktik 4
5 Penentuan lokasi pembelajaran praktik dilakukan oleh Widyaiswara bersama dengan Panitia Penyelenggara /Penanggung Jawab Program Diklat. Penentuan lokasi pembelajaran praktik harus mengacu kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagaimana telah dituangkan dalam GBPP. Oleh sebab itu sebelum pelaksanaan pembelajaran praktik, terlebih dahulu Widyaiswara bersama Panitia Penyelenggara/Penanggung Jawab Program Diklat perlu melakukan penjajagan lokasi untuk mengetahui kelayakan lokasi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Lokasi pembelajaran praktik dikatakan layak apabila pada lokasi yang dipilih dapat dilakukan untuk mempraktekan materi-materi sesuai dengan materi pokok dan sub materi pokok yang tercantum dalam GBPP, serta syarat-syarat lain yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran praktik seperti kelayakan akomodasi, konsumsi dan aksesibilitas. c. Mempersiapakan bahan dan alat untuk pembelajaran praktik Tersedianya alat dan bahan untuk pembelajaran praktik yang memadai akan dapat meningkatkan mutu dan efektifitas kegiatan pembelajaran praktik. Oleh karena itu alat dan bahan untuk pembelajaran praktik yang sesuai dengan kebutuhan materi praktik dan dalam jumlah yang memadai harus tersedia sebelum pelaksanaan pembelajaran praktik. Banyaknya bahan dan alat yang harus disediakan disesuaikan dengan jumlah dan pengelompokan peserta. 5
6 Agar alat dan bahan pembelajaran praktik dapat tersedia tepat pada waktunya serta dalam jumlah yang cukup, maka sebelum pelasanaan pembelajaran praktik Widyaiswara perlu menentukan secara rinci kebutuhan jenis dan jumlah alat / bahan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Panitia Penyelenggara / Penanggung Jawab Program untuk diadakan / dipersiapkan. Pengecekan kebenaran dan kecukupan alat serta bahan yang disiapkan oleh Panitia perlu dilakukan Widyaiswara sebelum hari pelaksanaan pembelajaran praktik. d. Menyusun Panduan Pembelajaran Praktik Penyusunan panduan pembelajaran praktik dimaksudkan untuk memandu peserta dalam melakukan pembelajaran praktik. Panduan antara lain memuat : 1). Latar Belakang. 2) Tujuan pembelajaran, yang meliputi Kompetensi Dasar dan Indikator Keberhasilan. 3) Materi Pokok bahasan dan sub materi pokok bahasan. 4) Waktu pelaksanaan. 5) Alat dan bahan yang digunakan. 6) Pengorganisasian peserta dalam melakukan pembelajaran praktik. Dalam pelaksanaan pembelajaran praktik, peserta dapat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Sebaiknya jumlah anggota 6
7 dalam setiap kelompok tidak terlalu banyak agar pelaksanaan pembelajaran praktik lebih efektif. 7). Langkah kegiatan pembelajaran praktik atau prosedur kerja. Untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran praktik, setiap materi (sub materi pokok / materi pokok) atau setiap keterampilan yang akan dipraktikan perlu dibuat prosedur kerjanya. Prosedur kerja dibuat sesederhana dan sejelas mungkin, sehingga hanya dengan membaca langkah kegiatan, peserta dapat melaksanakan praktik suatu kegiatan. 8). Tata tertib pelaksanaan pembelajaran praktik Tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap peserta, Widyaiswara dan petugas yang terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran praktik perlu dibuat untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran praktik. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Pada tahap ini, peserta baik secara perorangan maupun kelompok melakukan praktik sesuai dengan prosedur kerja atau langkah-langkah kegiatan yang telah dibuat. Untuk memudahkan peserta dalam melakukan praktik, langkah-langkah kegiatan pembelajaran praktik yang dapat ditempuh oleh Widyaiswara antara lain : a. Memberikan pengarahan umum tentang pembelajaran praktik. 7
8 Pada kegiatan ini yang dijelaskan adalah hal-hal umum yang ditulis dalam panduan pembelajaran praktik, termasuk tata tertib. b. Sebelum menugaskan peserta untuk melakukan pembelajaran praktik, sebaiknya terlebih dahulu Widyaiswara melakukan demonstrasi atau peragaan untuk mempertunjukan kepada peserta bagaimana serangkaian kegiatan dilakukan sesuai dengan yang ada pada prosedur kerja dan menunjukkan hasilnya. Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap. Pada setiap tahapan Widyaiawara memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyimak dan bertanya. Selain oleh Widyaiswara, demonstrasi dapat juga dilakukan oleh orang lain yang ahli atau dapat juga dilakukan oleh peserta yang memiliki pengalaman/keterampilan dalam materi yang dipraktikan. Demonstrasi dilakukan di lokasi pembelajaran praktik. c. Langkah berikutnya memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempraktikan langkah-langkah yang tercantum dalam prosedur kerja. Pada saat peserta melakukan praktik, Widyaiswara memberikan bimbingan dan pengawasan secara terus menerus dan merata. Apabila peserta melakukan kekeliruan, Widyaiswara berkewajiban untuk segera membetulkannya. Bimbingan dan pengawasan dapat berupa bimbingan individual, kelompok atau bimbingan keseluruhan. d. Setelah semua peserta melakukan praktik, Widyaiswara beserta peserta kemudian melakukan refleksi dengan cara mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3. Evaluasi Hasil Belajar 8
9 Untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan kompetensi/kemampuan setelah peserta mengikuti pembelajaran selama diklat, maka dilakukan evaluasi hasil belajar. Dalam pembelajaran praktik perubahan yang diharapkan terutama adalah perubahan keterampilan, oleh sebab itu evaluasi hasil belajar pada pembelajaran praktik diarahkan untuk menilai apakah telah terjadi peningkatan atau perubahan keterampilan peserta diklat. Untuk mengetahui adanya perubahan / peningkatan keterampilan maka dilakukan tes unjuk kerja dan bukan tes verbal. Tes unjuk kerja adalah salah satu bentuk evaluasi hasil belajar dimana peserta ditugaskan melakukan sesuatu dan Widyaiswara menilai cara peserta melaksanakan tugas dan atau kualitas akhir pekerjaan. Untuk melakukan tes unjuk kerja diperlukan adanya alat penilaian berupa lembar penilaian. Beberapa bentuk tes unjuk kerja yang dapat dilakukan oleh Widyaiswara adalah : a. Tugas mengerjakan sample kerja ( work sample test) Pada tes ini peserta ditugaskan untuk melaksanakan sebagian tugas dari yang tercantum dalam prosedur kerja dengan menfokuskan kepada aspek yang lebih penting atau sebagian tugas yang akan menentukan keberhasilan dari keseluruhan tugas Misalnya praktek mata diklat pemupukan bibit pada diklat Pengadaan Bibit dengan indikator keberhasilan sebagai berikut : Setelah selesai mengikuti pembelajaran praktik peserta mampu : - mengidentifikasi bibit yang akan dipupuk ; 9
10 - menyiapkan bahan dan alat untuk pemupukan; - melakukan pemupukan; dan - melakukan pencucian sisa pupuk pada bibit. Pada kegiatan evaluasi secara work sample test, yang dievaluasi hanya kemampuan melakukan pemupukan. b. Tes mengerjakan tugas lengkap Pada tes ini peserta ditugaskan untuk mengerjakan suatu tugas secara lengkap dari awal sampai akhir. Dari contoh praktik mata diklat pemupukan bibit pada diklat Pengadaan Bibit, yang dievaluasi adalah : - cara mengidentifikasi bibit yang akan dipupuk; - cara menyiapkan bahan dan alat untuk pemupukan; - cara melakukan pemupukan; dan - cara melakukan pencucian sisa pupuk pada bibit. Walaupun pada tes ini semua langkah dievaluasi, namun dalam penilaiannya dilakukan terpisah dengan menggunakan lembar penilaian sendiri untuk setiap komponen keterampilan. c. Tes mengidentifikasi Tes mengidentifikasi merupakan salah satu bentuk tes unjuk kerja yang dapat dilakukan oleh seorang Widyaiswara. Tes ini dapat diberikan secara tertulis atau lisan, namun sebaiknya lisan. Bentuk tes ini agak berbeda dengan kedua bentuk tes tersebut diatas, karena pada tes ini peserta tidak mengerjakan suatu tugas secara langsung. Tugas yang diberikan kepada peserta hanyalah menyebutkan atau 10
11 menuliskan nama benda nyata yang ditunjukan kepadanya seperti jenis pupuk, pestisida, jenis pohon, jenis kayu, alat-alat ukur dan lain sebagainya. Mata diklat yang bentuk tes nya dengan cara mengidentifikasi antara lain pengenalan jenis kayu, pengenalan jenis pohon, pengenalan jenis benih dan pengenalan alat-alat pengukuran. d. Tes unjuk kerja dengan kertas dan pensil Tes yang termasuk dalam golongan ini pada umumnya adalah evaluasi hasil belajar pembelajaran praktik mata diklat sosial ekonomi atau manajemen seperti antara lain penyusunan materi penyuluhan, penyusunan rencana penyuluhan dan pembuatan alat bantu penyuluhan pada diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan serta Penyusunan Rencana Pengamanan Kawasan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan pada diklat Pengelolaan Kawasan Konservasi. Pada bentuk tes unjuk kerja ini, bila waktunya memungkinkan hasil pelaksanaan praktek dapat dipresentasikan. Untuk membatasi subyektifitas dalam menilai tes unjuk kerja, penilaian hendaknya dilakukan oleh paling sedikit 2 (dua) orang. Nilai tes unjuk kerja merupakan kompilasi dari nilai aspek-aspek perbuatan yang mungkin muncul dari sebuah tugas, diantaranya : a. Proses atau langkah pelaksanaan kerja b. Ketepatan c. Kecepatan 11
12 d. Hasil pelaksanaan kerja e. Keselamatan kerja Masing-masing aspek tidak harus diberi bobot nilai yang sama. Penilaian dititik beratkan kepada langkah mana atau aspek mana yang sangat menentukan dalam keberhasilan kerja. D. PENUTUP Salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan diklat adalah kemampuan Widyaiswara dalam menfasilitasi proses pembelajaran praktik. Oleh sebab itu Widyaiswara ditutuntut untuk lebih profesional dalam melakukan fasilitasi pembelajaran praktik. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi Widyaiswara dalam merencanakan dan melaksanakan pembimbingan pembelajaran praktik. E. DAFTAR PUSTAKA 1.., Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2010 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. Jakarta. 2..., Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Tentang Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kewidyaiswaraan Lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. Bogor. 3., Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : P.19/Dik-2/2008 Tentang Pedoman Bimbingan Praktek Lapangan. Bogor 4. Sastrawijaya Tresna Pengembangan Program Pengajaran. Rineka Cipta. Surabaya. 5. Schippers Uwe dan Patriana Madya Djadjang. Pendidikan Kejuruan di Indonesia. Angkasa. Bandung 6. Suryadi, A Membuat Siswa Aktif Belajar.Mandar Maju. Bandung. 12
13 13
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.29/Dik-2/2012
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.122/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 38 /Dik-2/2011. T e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 38 /Dik-2/2011
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 63/Dik-2/2012. t e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 63/Dik-2/2012
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011. T e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 169 /Dik-2/2012
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 105/Dik-2/2012
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 100/Dik-2/2012
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 148/Dik-2/2012
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.108/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.146/Dik-2/2011
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.41/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 41/Dik-2/2011. T e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 41/Dik-2/2011
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 50 /Dik-2/2013
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 62/Dik-2/2012
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.97 /Dik-2/2012
Lebih terperinciBAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Unit Standar Kompetensi Kerja yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.83/Dik-2/2012
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.98/Dik-2/2012
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN
PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.172/Dik-2/2011
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 116 /Dik-2/2012
Lebih terperinciKURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015
KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas III SDN 2 Tudi Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Perencanaan pelaksanaan penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas III SDN 2 Tudi Kecamatan Monano Kabupaten
Lebih terperinciSiklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Maret 2010, pelaksanaan. pembelajaran berlangsung selama 3x35 menit atau 1 x pertemuan dari
1 4.1.1.Siklus I 4.1.1.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Maret 2010, pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 3x35 menit atau 1 x pertemuan dari pukul 07.30
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa sesuai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.67/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG STANDAR DAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMenciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2012
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 102 /Dik-2/2012
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan sebuah lembaga dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keberhasilan suatu organisasi antara lain ditentukan oleh kemampuan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.147/Dik-2/2012
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 114/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.93/Dik-2/2012. t e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.93/Dik-2/2012
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Siklus I (Tindakan I) 1. Perencanaan Tindakan I Pada tahap ini peneliti menyiapkan rancangan pembelajaran tindakan I tentang penerapan pembelajaran
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.131 /Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 184/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciPEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten
PEDOMAN ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PROGRAM BETTER EDUCATION TROUGH REFORMED MANAJEMEN TEACHER UPGRADING (BERMUTU) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011 PEDOMAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.149/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 67 /Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 103 /Dik-2/2012
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting penelitian Penelitian dilakukan di SD Karangwotan 02 dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinci2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2016 KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kehutanan. Uji Kompetensi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016
Lebih terperinciFatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Abstrak KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN KOMPETENSI GURU PROFESIONAL PADA PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS BERBASIS DISKUSI KELOMPOK INTUITIF MATA KULIAH SISTEM GEOMETRI Fatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
DEPARTEMEN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. /Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 175 /Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 79 /Dik-2/2012. T e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 79 /Dik-2/2012
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Pagerharjo 02 terletak di Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang Kepala
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia Kode Mata Kuliah : PSI-413 Jumlah SKS : 2 Waktu Pertemuan : 100 menit Kompetensi Dasar : 1. Memahami ruang lingkup, sistem, peran
Lebih terperinci2012, No.1251 BAB I PENDAHULUAN
5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SANDIMAN LANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Umum Pembinaan SDM Sandi perlu dilakukan
Lebih terperinciPanduan Diklat Inspektur Tambang Pertama BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pengelolaan mineral dan batubara yang memenuhi prinsip eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Seni Budaya Dan Keterampilan Kelas/Semester : III (tiga)/ii (dua) Pertemuan Ke : Alokasi Waktu : x 35 Standar Kompetensi SENI RUPA
Lebih terperinciC. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI
C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI 1. Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL Kemampuan guru dalam menguasai materi dan metode penyampaian merupakan hal terpenting dalam proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi Matematis Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama,
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 4 /Dik-2/2012
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN Jambangan tahun. pelajaran 2013/2014. pemilihan penelitian ini didasarkan pada
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran umum Subyek penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN Jambangan tahun pelajaran 2013/2014. pemilihan penelitian ini didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciPENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH Oleh : Alfian Jamrah Widyaiswara Ahli Madya pada Bandiklatprov Sumatera Barat A Pendahuluan Widyaiswara
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 106 /Dik-1/2010. T e n t a n g KURIKULUM DIKLAT PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Jalan Mayjen Ishak Juarsa Gunung Batu Kotak Pos 141- Bogor 16118 Telp. : (0251) 8312841, 8313622;
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 99/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciEvaluasi Program Pelatihan
FORUM Evaluasi Program Pelatihan Oleh : M. Nasrul, M.Si Evaluasi pelatihan adalah usaha pengumpulan informasi dan penjajagan informasi untuk mengetahui dan memutuskan cara yang efektif dalam menggunakan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 94 /Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran
Lebih terperinciNama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.
Lebih terperinciNama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua) / 2 (Dua) : Kesehatan Waktu : 2 Minggu
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : Kelas / Semester : (Dua) / (Dua) Tema : Kesehatan Waktu : Minggu STANDAR KOMPETENSI Mendengarkan Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Psikometri Kode Mata Kuliah : PSI-206 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 150 menit Kompetensi Dasar : 1. Penguasaan metodologi penelitian psikologi Indikator
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.165/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1 Hakikat Strategi Pembelajaran... 1.2 Latihan... 1.12 Rangkuman... 1.13 Tes Formatif 1..... 1.13 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran...
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total
Lebih terperinciINOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE.
MEDIA SMART LOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT PRESENT TENSE Ndayani SMPN 1 Dukun Magelang bgt_bunda@yahoo.com Abstrak. Best Practices ini didasarkan pada rendahnya kemampuan menulis kalimat
Lebih terperinci> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 102/Dik-2/2013
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENDAMPINGAN SERTIFIKASI ORGANIK TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENDAMPINGAN SERTIFIKASI ORGANIK TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sertifikasi organik adalah rangkaian kegiatan penerbitan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Percobaan 2. Tema : 1 (Selalu Berhemat Energi )/ Sub 1 Pembelajaran : 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Percobaan 2 Kelas / semester : IV / 1 (satu) Tema : 1 (Selalu Berhemat Energi )/ Sub 1 Pembelajaran : 3 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Mahardhika Surabaya Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / 1 Program Keahlian : Akuntansi Pertemuan ke- : 1 s.d (1TM @ JP) Alokasi
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 156/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 115 /Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai uraian tentang pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Analisis data berdasrkan pengamatan
Lebih terperinciMETODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI. Mugiharti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI SD Negeri 02 Rembun
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode
Lebih terperinciANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH DASAR-DASAR AGRONOMI AGH 200
ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH DASAR-DASAR AGRONOMI AGH 200 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ANALISIS INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kegiatan menjadi kurang berarti apabila tujuan yang telah direncanakan sebelumnya tidak terlaksana. Terlaksananya sebuah tujuan tentu memerlukan upaya yang sungguh
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.13/Dik-2/2011
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 169/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan oleh semua manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan suatu maksud kepada
Lebih terperinci