BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. mampu mencetak tenaga kerja yang berkualitas, terampil dan profesional.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. mampu mencetak tenaga kerja yang berkualitas, terampil dan profesional."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1. Kajian Pustaka Memasuki era globalisasi tenaga kerja asing bebas masuk ke Indonesia dan Bali pada khususnya. Dengan masuknya tenaga kerja asing ke Bali, ini berarti akan mempersempit kesempatan kerja tenaga kerja Bali untuk bekerja di sektor industri pariwisata. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut maka Bali harus mampu mencetak tenaga kerja yang berkualitas, terampil dan profesional. Kenyataan ini, membuat masyarakat Bali lebih realistis dalam menyiapkan diri dan memilih bidang pekerjaan sebab mereka memiliki banyak peluang untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Tentunya pilihan mereka cendrung bekerja pada sektor pariwisata dibandingkan dengan sektor lainnya. Bekerja disektor pariwisata juga telah menjadi kebanggaan dan memberikan gengsi bagi masyarakat Bali (Guerrier, 1994). Kini disadari bahwa, sumber daya manusia (SDM) Bali pada berbagai jabatan di bidang pariwisata memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan kemampuan rata-rata yang diharapkan dari masing-masing jabatan yang disebabkan oleh aspek pribadi, namun kurang menonjol dibidang yang berhubungan dengan kemampuan konseptual, manajerial serta aspek bisnis lainnya, sehingga keunggulan SDM khusunya etnis Bali lebih banyak pada front liners atau tingkat pelaksana (Tim Peneliti Unud, 2001). 8

2 9 Motivasi atau dorongan seseorang, untuk memilih atau bekerja dalam sektor pariwisata, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Disamping faktor ekstern seperti lingkungan kerja, pemimpin, kepemimpinan dan sebagainya, juga ditentukan oleh faktor intern yang melekat pada setiap orang seperti: pembawaan, tingkat pendidikan, pengalaman masa lampau, keinginan atau harapan masa depan (Wahyjosumidjo, 1987). Menurut Schneider (Abdi, 2007) disebutkan motivasi tenaga kerja bekerja pada suatu industri berbeda-beda dari satu kelas ke kelas lainnya. Bagi karyawan yang berada pada kelas atas dan menengah mereka bekerja untuk (1) menghilangkan kebosanan, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) memenuhi keinginan untuk berkreatif dan (4) meneruskan hobi. Pada karyawan tingkat rendah, umumnya mereka bekerja untuk: (1) kebiasaan bekerja sejak dulu, (2) keinginan mempertahankan standar hidup, (3) desakan ekonomi keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Erawan (1984) menyebutkan bahwa pemanfaatan tenaga kerja, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: luas areal tanah yang dikerjakan masing-masing rumah tangga, umur pekerja tersebut, dan tingkat pendidikan yang dimiliki. Kajian-kajian yang dilakukan oleh pakar-pakar tersebut diatas, pada garis besarnya menyajikan banyak faktor yang mendorong atau mempengaruhi tenaga kerja Bali bekerja di kapal pesiar, baik itu faktor intern maupun faktor ekstern. Selanjutnya termasuk ke dalam faktor intern seperti umur, pendidikan, pembawaan dan sebagainya. Termasuk kedalam faktor ekstern seperti lingkungan

3 10 kerja, kepemimpinan dan sebagainya. Perbedaan mendasar dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada cakupan kajiannya. Dalam pada penelitian ini, akan mendeskipsikan motivasi tenaga kerja bekerja di kapal pesiar Mediterranean Shipping Company (MSC), serta mengkaji sejauhmana pengaruh variabel umur, pendidikan, pengalaman kerja dan pendapatan keluarga terhadap motivasi kerja tenaga kerja kapal pesiar Mediterranean Shipping Company (MSC). Dalam membahas motivasi tenaga kerja yang dipengaruhi oleh variabel diatas, dapat akan dijelaskan sebagai berikut: a. Golongan Umur Untuk meningkatkan produktivitas suatu industri pariwisata, peranan tenaga kerja sangat strategis. Umur tenaga kerja atau karyawan sangat besar pengaruhnya sebab umur yang semakin tua akan dapat menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisiknya yang semakin menurun. b. Tingkat Pendidikan Dengan pendidikan yang rendah, akan mempersempit kesempatan bagi tenaga kerja Bali untuk memperoleh pekerjaan pada suatu industri kapal pesiar. Pada kapal pesiar diperlukan pendidikan menengah keatas atau pendidikan khusus dibidang pariwisata khususnya kapal pesiar. Pendidikan juga dapat meningkatkan mutu tenaga kerja. Makin tinggi pendidikan yang dimiliki tenaga kerja, makin luas kemungkinan peluang untuk memperoleh pekerjaan.

4 11 c. Pengalaman Kerja Demikian pula halnya dengan pengalaman kerja. Hal ini berpengaruh terhadap motivasi kerja tenaga kerja bekerja di kapal pesiar. Semakin lama mereka bertahan bekerja, mengindikasikan bahwa mereka bekerja di suatu hotel/kapal pesiar karena tuntutan keluarga untuk menambah pendapatan atau desakan ekonomi keluarga. d. Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga adalah keseluruhan hasil yang didapat oleh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhannya, yang dihitung dalam satuan rupiah. Makin rendah pendapatan keluarga, makin besar motivasi tenaga kerja bekerja di kapal pesiar. 2.2 Konsep Dalam membahas penelitian dengan judul Motivasi Tenaga Kerja Bekerja di Kapal Pesiar Mediterranean Shipping Company (MSC), dideskripsikan beberapa konsep yang terkait dengan judul diatas, seperti: motivasi tenaga kerja dan hotel (floating hotel) Motivasi Tenaga Kerja Motivasi masyarakat untuk bekerja di kapal pesiar diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi tersebut merupakan suatu (driving force) yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

5 12 Motivasi adalah hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu yang menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan-tindakan tertentu (Winardi, 2002). Faktor-faktor dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan atau berbagai harapan dan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Faktor-faktor di luar diri seseorang dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber seperti pengaruh pimpinan, kolega, lingkungan kerja atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Motivasi yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang mendorong tenaga kerja untuk memilih atau bekerja pada sektor pariwisata/perhotelan khususnya di kapal pesiar Mediterranean Shipping Company (MSC) Hotel/Floating Hotel Setiap industri, baik industri pariwisata, industri perhotelan, yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta sudah tentu menginginkan eksistensi dari usahanya diakui oleh masyarakat serta segala sesuatu yang diselesaikan dapat berjalan dengan lancar tanpa memakan waktu, tenaga serta biaya yang berlebihan. Dalam melaksanakan manajemen, pimpinan harus mampu memilih orangorang yang diinginkan agar dapat bekerjasama dengannya. Ia harus mengetahui orang-orang yang bagaimana yang diperlukan untuk mengisi jabatan-jabatan yang lowong. Seorang pimpinan harus memotivasi orang-orang yang bekerja padanya supaya dapat mencapai produktuvitas yang setinggi-tingginya, karena orang atau tenaga kerja merupakan unsur yang sangat strategis dalam setiap industri perhotelan.

6 13 Motivasi ini sering diabaikan sehingga para karyawan kurang bertanggung jawab, kurang sadar akan tanggung-jawab serta kewajibannya sebagai bagian dari suatu sistem yang saling ketergantungan. Untuk itu, setiap pimpinan atau manajer hendaknya mampu mendorong orang-orang untuk memberikan sumbangannya yang dapat membantu tercapainya mission atau tujuan industri (Handayaningrat, 1990) Dengan memperhatikan motivasi tenaga kerja yang bekerja tersebut, maka akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan dari hotel yang bersangkutan. Dalam Surat Keputusan Menparpostel yaitu SK : KM 34/HK/103/MPPT- 87 yang dimaksud dengan hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian/seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makam dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan. Menurut American Hotel and Motel Association (AHMA) dalam Sugiarto (1998), bahwa A Hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one or more the following service food and beverage service, room attendant service, uniformed service, laundry of linen and use of furniture and fixtures. Dapat didefinisilkan sebagai suatu bangunan yang dikelola secara komersial, memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makanan dan minuman, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian serta dapat menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya.

7 14 Hotel mewah tidak hanya banyak dijumpai di darat tetapi juga di laut/samudra, yang sering disebut dengan cruiser atau floating hotel. Floating hotel is a form of accommodation available on many of the rivers, canals or across the sea with the characteristics of using a real boat or ship, sailing from one port to another and having a fixed number of guests during a fixed trip. Floating hotel adalah bentuk penginapan yang terdapat pada daerah tepi sungai, terusan atau laut dengan cirri-ciri khusus, antara lain menggunakan perahu atau kapal laut yang berlayar dari satu tempat ke tempat lain, dan memiliki jumlah tamu tertentu selama perjalanan yang sudah ditentukan (Perwani, 1997). Bertitik tolak atas uraian tersebut maka dapat dirumuskan suatu definisi floating hotel (kapal pesiar) adalah suatu akomodasi yang menggunakan perahu/kapal laut yang dikelola secara komersial, yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal untuk periode tertentu Penggolongan Kelas Hotel Penggolongan atau jenis kelas hotel menurut Arief (2005) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Residential hotel adalah hotel dimana wisatawan tinggal lama (menetap) dan biasanya bangunannya menyerupai apartemen, menyediakan layanan yang diperlukan oleh penghuni, tersedia pula ruang makan dan bar. b. Transit hotel adalah hotel yang diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan untuk bisnis, sehingga sering disebut commercial

8 15 hotel, hotel jenis ini biasanya terletak dalam kota atau di pusat-pusat perdagangan. c. Resort hotel adalah hotel yang biasanya menampung orang-orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur (weekend) dan biasanya terletak di tempat-tempat peristirahatan seperti di pegunungan dan pantai. Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan, menyediakan penginapan dan melayani tamu dalam bentuk barang dan jasa. Untuk dapat terlaksananya penyediaan dan pelayanan produk-produk hotel, diperlukan suatu kerjasama serta pembagian fungsi dan tugas sesuai dengan bidang kerjanya. Kemudian sesuai dengan fungsinya, penyelenggaraan kerja hotel berbintang dibagi-bagi atas beberapa departemen atau bagian, yang terdiri dari depertemendepartemen, yaitu : a. Departemen Kantor Depan (Front Office Department) Departemen ini bertugas menerima pesanan kamar, memberikan informasi, menerima kedatangan tamu, menangani telepon, menangani barang-barang tamu serta menerima pembayaran tamu. b. Departemen Tata Graha (Housekeeping Departement) Departemen yang bertugas memelihara kebersihan, kerapihan dan kelengkapan kamar-kamar tamu, restauran, bar, dan tempet-tempat umum dalam hotel, termasuk tempat-tempat umum untuk karyawan c. Departemen Makanan dan Minuman (Food & Beverage Service Department)

9 16 Departemen yang bertugas untuk menyajikan makanan dan minuman untuk para wisatawan baik di restaurant, bar, kamar-kamar tamu maupun pada saat kegiatan banquet. d. Departemen Tata Boga (Kitchen) Departemen Tata Boga bertugas untuk menyiapkan dan memproduksi makanan baik untuk tamu yang menginap di hotel maupun untuk para karyawan e. Departemen Pemasaran (Marketing Department) Departemen ini bertugas melaksanakan pemasaran produk hotel, termasuk didalamnya promosi dan penjualan produk hotel kepada calon konsumen. f. Departemen Akuntansi (Accounting Department) Departemen ini bertugas mengelola keuangan baik penerimaan maupun pengeluaran uang hotel g. Departemen Pembelian (Purchasing Department) Departemen yang bertugas melaksanakan pembelian dan penerimaan barang-barang (alat-alat perlengkapan) keperluan hotel h. Departemen Teknik (Engeneering Deparment) Departemen ini bertugas melaksanakan perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan gedung, serta perlengkapan hotel lainnya. i. Departemen Keamanan (Security Department) Departemen yang bertugas menjaga dan memelihara keamanan serta ketertiban di dalam maupun dilingkungan hotel. j. Departemen Personalia (Personnel Department)

10 17 Departemen yang bertugas melaksanakan pemilihan dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk didalamnya pemeliharaan moral dan kesejahteraan tenaga kerja serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja hotel Tenaga Kerja Dalam UU Nomor 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki maupun wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik luar maupun dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari sumber daya manusia (SDM) menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau manpower. Secara singkat tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (working-age population).

11 18 Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labor force) terdiri dari : 1) golongan yang bekerja dan 2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari 1) golongan yang bersekolah, 2) golongan yang mengurus rumah tangga, 3) golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja ini sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena itu kelompok ini sering dinamakan sebagai potensial labor force (Sumarsono, 2003) Sedangkan ahli lain, memberikan pengertian sumber daya manusia (SDM) sebagai berikut Adapun yang dimaksud personalia adalah dalam arti tenaga kerja yaitu seperti halnya buruh, karyawan dan pegawai (Nitisemito, 1980). Sebenarnya ketiga istilah ini adalah sama, sebab ketiganya merupakan personalia. Hanya saja pengertian umum dimasyarakat, buruh atau karyawan adalah tenaga kerja di swasta, sedangkan pegawai adalah tenaga kerja yang bekerja di pemerintah. Selain itu pengertian sumber daya manusia tersebut mengandung aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi dan aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja. Dari pendapat tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah tenaga kerja termasuk didalamnya buruh, karyawan dan pegawai yang mampu melakukan kerja untuk menghasilkan jasa, yang bekerja untuk fihak lain yaitu perusahaan swasta, perusahaan negara atau pemerintah.

12 19 Perusahaan yang dimaksud adalah suatu kumpulan dari industri yang terkait dengan kegiatan pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berfungsi untuk melayani kebutuhan wisatawan mulai berangakat dari sampai mereka kembali ke negara asalnya Pariwisata Pengertian pariwisata ada bermacam-macam, tergantung dari sudut pandang ahli yang berbeda-beda sesuai latar belakang pendidikannya. Ada yang lebih menekankan pada sudut pandang ekonomi, sudut pandang sosial, maupun budaya, sebagai berikut: Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang keluar masuk suatu kota atau daerah atau Negara (Schulard H.V. dalam Yoeti, 1996). Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perseorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dalam lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Spilane, 1997) Pariwisata adalah sejumlah penomena dan hubungan yang terjadi karena adanya perjalanan orang-orang ke suatu tempat dari tempat tinggal mereka asalkan mereka tidak tinggan menetap dan tidak untuk tujuan bekerja untuk mendapatkan penghasilan (Hunziker, Kraft dalam Sukarsa, 1999) Sedangkan menurut (Yoeti, 1996) pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke

13 20 tempat lain, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan berekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat diambil pengertian dasar dan batasan teknis pariwisata. Pengertian dasar akan memungkinkan kita membedakan antara kegiatan-kegiatan pariwisata dengan kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata. Pengertian dasar pariwisata ini dirangkum dari definisi / batasan yang dikemukakan diatas yaitu sejumlah penomena dan hubungan yang terjadi karena adanya perjalanan orang-orang ke suatu tempat dari tempat tinggal mereka, dengan tujuan untuk bersenang-senang, serta mereka tidak bermaksud untuk tinggal menetap dan bekerja untuk mendapatkan penghasilan didaerah yang mereka kunjungi. Dengan demikian dapat dikatakan pariwisata memiliki lima sifat dasar, yaitu: a. Pariwisata timbul karena adanya perpindahan orang-orang b. Ada dua elemen dalam pariwisata, yaitu perjalanan dari daerah asal ke daerah tujuan. c. Kunjungan tersebut bersifat sementara atau singkat serta ada niat untuk kembali ke tempat asalnya. d. Adanya perbedaan tingkah laku antar mereka yang melakukan kegiatan perjalanan dengan penduduk setempat.

14 21 e. Tujuan kunjungan bukan untuk bekerja, melainkan untuk bersenang-senang atau berekreasi di daerah yang mereka kunjungi. Jadi pariwisata mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan di tempat yang dikunjungi dan umumnya mereka menunjukkan tingkah laku lain daripada penduduk lokal. Dan sifatnya sementara waktu dan singkat membedakan pariwisata dengan migrasi yang mengandung pengertian sebagai perpindahan penduduk untuk jangka waktu yang lama bahkan untuk menetap selamanya. Pariwisata dalam arti yang murni sebenarnya adalah kegiatan bersenangsenang, untuk itu orang mengeluarkan uang yang dibawa dari tempat asalnya. Dalam pengertian ini pariwisata memerlukan waktu luang yang khusus dan merupakan rekreasi yang khusus pula. Pariwisata mengandung perjalanan tetapi tidak semua perjalanan dapat dikatakan sebagai pariwisata Wisatawan Pariwisata mencakup orang-orang yang melakukan perjalanan dari rumahnya dan perusahaan-perusahaan untuk melayani wisatawan dengan cara memperlancar atau mempermudah perjalanan tersebut atau untuk membuat agar wisatawan merasa lebih menyenangkan. Sampai saat ini, banyak batasan pengertian mengenai wisatawan. Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 disebutkan bahwa wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu. Selanjutnya dalam Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1990 disebutkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Batasan tersebut diatas

15 22 bisa berlaku bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, akan tetapi tidak mengandung batasan waktu maupun ruang (jarak atau teritorial) yang jelas. Sedangkan khusus mengenai wisatawan internasional, The International Union of Official Travel Organization (IUOTO) telah mengambil prakarsa menyusun batasan yang seragam. Dalam batasan itu mempergunakan istilah umum pengunjung (visitor) sebagai titik tolak yang diartikan setiap orang yang datang ke suatu Negara / lain tempat tinggalnya biasanya dengan maksud apapun, kecuali untuk maksud melakukan pekerjaan untuk menerima upah. Batasan itu mencakup dua katagori pengunjung: wisatawan (tourist) dan pelancong (excurtionist) dengan pembatasan sebagai berikut: 1. Wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di Negara yang dikunjungi dan maksud tujuan perjalanannya dapat digolongkan sebagai berikut: a. Pesiar (leisure) yaitu untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, olah raga. b. Hubungan dagang, sanak keluarga, handai taulan, konferensikonferensi, misi. 2. Pelancong (excurtionist) ialah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang dikunjungi kurang dari 24 jam (termasuk pelancong dalam perjalanan kapal pesiar) Umumnya batasan tersebut dapat diterima, salah satu ciri dari wisatawan adalah kepergiannya harus lebih dari 24 jam hingga batas-batas waktu tertentu

16 23 sesuai persyaratan suatu Negara yang umumnya kurang dari satu tahun. Sedangkan ciri lainnya adalah kepergiannya itu bukan untuk mendapatkan nafkah di Negara yang dikunjunginya. Sesuai dengan definisi ini, tujuan wisatawan tersebut adalah untuk bersantai, alasan rumah tangga (keluarga), kesehatan, konferensi, pertemuan, diplomatik dan tujuan bisnis (Sukarsa, 1999). Disamping itu jika orang yang datang dengan kapal pesiar walaupun lebih singkat dari 24 jam juga dikatagorikan sebagai wisatawan. Seseorang dikatakan tidak wisatawan jika ia datang sebagai penduduk tetap, penduduk perbatasan dengan Negara lain, penyeberang ke Negara lain untuk keperluan bekerja, mahasiswa, murid sekolah, dan seseorang tanpa ijin kerja tetapi bekerja atau aktivitas bisnis, anggota tentang Negara lain baik dengan atau tanpa perjanjian Landasan Teori Teori Kebutuhan Maslow Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Motivasi sangat penting yang menyebabkan manusia bekerja. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun demikian dibalik dari tujuan yang tidak langsung tersebut orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja berupa financial yaitu berupa upah atau gaji dari hasil kerjanya. Orang bekerja tidak hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

17 24 Motivasi tenaga kerja untuk bekerja pada kapal pesiar sering diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi tersebut merupakan suatu (driving force) yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Motivasi kerja, mendorong gairah tenaga kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan (Hasibuan, 2005). Motivasi adalah hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu yang menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan-tindakan tertentu (Winardi, 2002). Faktor-faktor dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan atau berbagai harapan dan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Faktor-faktor di luar diri seseorang dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber seperti pengaruh pimpinan, kolega, lingkungan kerja atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Selanjutnya Winardi (2002), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah; 1) kebutuhan-kebutuhan pribadi, 2) tujuantujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan, 3) cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan direalisasikan. Dengan terpenuhinya faktor-faktor tersebut seseorang akan merasa terdorong dan berkeinginan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik dan dirinya dengan cara berpartisipasi dalam rangka pencapaian tujuantujuan yang telah ditentukan.

18 25 Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja di suatu kapal pesiar. Kuat atau lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi. Adapun ciri-ciri daripada motivasi adalah majemuk, dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi beberapa tujuan yang berlangsung secara bersamasama. Misalnya seseorang tenaga kerja / karyawan melakukan kerja dengan sangat giat, tidak hanya karena ingin dapat upah yang tinggi, tetapi juga ingin diakui dan dipuji, motivasi bisa berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena keinginan manusia juga berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya tenaga kerja pada suatu ketika menginginkan gaji yang tinggi, pada waktu yang lain menginginkan pimpinan yang baik atau kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan. Motivasi seseorang berbeda setiap individu. Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama, ternyata memiliki motivasi yang berbeda. Misalnya yang satu orang menginginkan teman kerja yang baik, sedangkan yang lain menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan. Beberapa motivasi tidak disadari oleh individu, banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya. Sehingga beberapa dorongan yang muncul seringkali karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan lalu ditekan dibawah sadarnya. Dengan demikian seringkali kalau ada dorongan dari dalam yang kuat sekali menjadikan yang bersangkutan tidak bisa memahami motivasinya sendiri. Meskipun faktor-faktor ekonomis memainkan bagian yang penting yang tidak diragukan dalam keputusan untuk bekerja, adalah sangat mustahil bahwa

19 26 faktor-faktor tersebut merupakan satu-satunya perangsang. Pentingnya faktorfaktor non ekonomis diperoleh melalui studi wawancara yang digambarkan oleh Morse dan Weiss (Moekijat, 2002) Disamping itu kerja dapat dipahami sebagai manifestasi atas kesadarannya sebagai makhluk individu, sosial dan ciptaan Tuhan, sehingga mampu memberikan sumbangan nyata, dan hasil kerjanya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini sejalan dengan teori kebutuhan (Need Hierarchy) dari Abraham Maslow dalam (Hasibuan, 2001), menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan kerja identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa materil maupun non materil. Dasar teori ini adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan tak terbatas atau tanpa henti. Alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya berjenjang, jenjang tersebut dapat digambarkan dari kebutuhan yang paling rendah sampai pada kebutuhan yang paling tinggi, sebagai berikut (gambar 2.1): 5 Aktualisasi 4 Penghargaan 3 Sosialisasi 2 Rasa Aman 1 Fisiologis

20 27 Gambar 2.1. Konsep Hirarki Kebutuhan oleh A.H. Maslow Tingkat kebutuhan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal yaitu: sandang, pangan dan papan. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan kebutuhan-kebutuhan yang primer, karena kebutuhan-kebutuhan ini telah terasa sejak manusia dilahirkan hingga ia memasuki liang kuburnya. 2. Kebutuhan-kebutuhan keamanan (safety needs). Kebutuhan-kebutuhan keamanan ini mengarah kepada dua bentuk yakni : kebutuhan akan keamanan jiwa, yang bagi pemimpin organisasi terutama berarti keamanan jiwa di tempat pekerjaan pada waktu jam kerja. Dalam arti luas tentunya setiap manusia membutuhkan keamanan jiwanya dimanapun dia berada, kebutuhan keamanan akan harta, di tempat pekerjaan pada waktu bekerja. Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan ini ialah dengan jalan memberikan perlindungan asuransi pada para karyawan. 3. Kebutuhan-kebutuhan sosial (social needs). Karena manusia adalah makhluk sosial maka sudah tentu ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial, yang tergolong kepada empat golongan, yaitu : kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana ia hidup dan bekerja (sense of belonging), kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan kebutuhan seseorang, ia tetap merasa dirinya merupakan orang yang penting, kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense

21 28 of achievement). Tidak ada satu manusia normal yang merasa senang jika menghadapi kegagalan. Sebaliknya ia akan merasa senang jika ia memperoleh kemajuan, baik bentuk harta yang makin banyak, pangkat yang lebih tinggi, jabatan yang lebih bertanggungjawab, karena kesemuanya ini diduga akan mempermudah untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang lain, kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation). Sesuai dengan konsep administrasi dan manajemen demokratis, yang sering pula dikenal dengan istilah participative administration and management, akan mempunyai kegairahan bekerja yang lebih besar apabila mereka itu diajak turut serta dalam berbagai kegiatan administrasi dan manajemen, dalam arti kepada mereka diberikan kesempatan memberikan saran-saran, ide, pendapat, kritik dan informasi dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih tepat. Tidak ada satu orangpun yang senang diabaikan. 4. Kebutuhan akan prestise (esteem needs). Idealnya prestise timbul sebagai akibat prestasi. Tetapi tidak selalu demikian halnya. Meskipun demikian perlu diperhatikan bahwa semakin tinggi kedudukan seorang didalam organisasi dan di masyarakat, semakin tinggi pula status dan prestisenya. Prestise dan status itu dimanifestasikan oleh banyak hal. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin banyak pula hal-hal yang dipergunakannya sebagai simbul statusnya itu. 5. Kebutuhan mempertinggi aktualisasi diri (self actualization). Hal ini berarti bahwa setiap manusia ingin mengembangkan kapasitas mental dan kapasitas

22 29 kerja melalui berbagai cara seperti bekerja di kapal pesiar, pendidikan akademis, dan sebagainya Herzberg s Teory Herzberg mengatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu: maintenance factors dan motivation factors (Hasibuan, 2005). Maintenance factors adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus menerus, karena akan kembali ke titik nol setelah dipenuhi. Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan dan lain-lain. Faktor-faktor ini pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan agar kepuasan dan kegairahan kerja tenaga kerja dapat ditingkatkan. Motivation factor adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya.

23 30 Perbedaan Maslow s Need Hierarchy Theory dengan Herzberg s Two Factors Motivation Theory, yaitu: 1. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia itu terdiri dari lima tingkat (Physiological, Safety, Affiliation, Esteem, dan Self actualization), sedang Herzberg mengelompokkan atas dua kelompok (Satisfiers dan Dissatisfier). 2. Menurut Maslow semua tingkatan kebutuhan itu merupakan alat motivator, sedang Herzberg (gaji, upah, dan sejenisnya) bukan alat motivasi, hanya merupakan alat pemeliharaan (dissatisfiers) saja; yang menjadi motiovator (satisfiers) ialah yang berkaitan langsung dengan pekerjaan itu Pada dasarnya kedua teori ini sama-sama bertujuan mendapatkan alat dan cara yang terbaik dalam memotivasi semangat bekerja para tenaga kerja dalam suatu perusahaan, agar mereka mau bekerja dengan giat untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk lebih jelasnya perbandingan teori motivasi Maslow dan Herzberg dapat dilihat dalam bagan berikut:

24 31 Maslow s Need Hierarchy Theory Selft Actualization Esteem of status Affiliation of acceptance Security of safety Physiological needs Herzberg s Two Factors Motivation Theory Challenging work achievement growth in the job respon sibility Advancement status recognition Interpersonal relations company policy and administration quality of supervision Quality of supervision, working conditions job security Salary Personality life M o a t n i t o e n n a n c e F a c Gambar 2.2 Perbandingan Teori Motivasi Maslow dengan Herzberg t o r Teori Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja s Keterlibatan tenaga kerja dalam suatu industri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka baik masa kini maupun masa yang akan datang. Tenaga kerja yang ingin bekerja di suatu kapal pesiar tentu memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja keras dalam usaha memenuhi segala keinginannya di masa depan sesuai dengan kemampuan mereka. Termasuk salah satunya adalah dengan mengharapkan memiliki masa depan cerah bersama keluarga mereka.

25 32 Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut tenaga kerja biasanya langsung mencari informasi tentang peluang tenaga kerja untuk bekerja di kapal pesiar khususnya di Mediteranean Shipping Company (MSC) yang banyak membutuhkan tenaga kerja lokal Bali. Kebutuhan semacam ini disebut dengan permintaan (demand). Adanya permintaan dari Mediteranean Shipping Company (MSC) itu secara otomatis akan mendapatkan respon dari para calon tenaga kerja kapal pesiar di Bali untuk memenuhi segala kualifikasi yang dipersyaratkan untuk dapat diterima menjadi karyawan di kapal pesiar sehingga muncullah para pemasok/pencetak tenaga kerja kapal pesiar yang sering disebut supplier. Untuk mengembangkan peluang kerja dibidang perhotelan khususnya kapal pesiar, perlu dikembangkan sumber daya manusia yang memahami dibidang tersebut. Dengan demikian perlu dikembangkan program pelatihan yang dapat mengembangkan dan mempersiapkan tenaga kerja kapal pesiar yang tepat dan qualified. Pendekatan permintaan dan penawaran tenaga kerja kapal pesiar didasarkan pada teori permintaan dan penawaran. Jadi dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan pasokan serta permintaan tenaga kerja dibidang pariwisata khususnya kapal pesiar. Setiap pasokan tenaga kerja akan tergantung pada kesempatan yang ada atau penghasilan tenaga kerja yang lebih tinggi dari pada dirinya atau preferensi untuk memperoleh penghasilan tambahan diantara waktu luang. Ketika kita melihat penawaran tenaga kerja dari sudut pandang ekonomi secara keseluruhan, hal ini dapat mengakibatkan suatu kejutan. Beberapa ekonom berpendapat bahwa kurva

26 33 penawaran tenaga kerja bisa kemiringan mundur, setidaknya sebagian dari jangkauan (Gambar 2.2). Berikut adalah gagasan, ketika orang mendapatkan upah yang lebih tinggi perjamnya, mereka bisa mendapatkan lebih banyak pendapatan dalam melaksanakan pekerjaannya atau jika pembayaran perjamnya lebih kecil, maka karyawan akan mendapatkan upah yang lebih sedikit pula. Ketika orang bisa "memiliki segalanya," mereka sering memilih untuk melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh. Jadi, ketika upah per jam mengalami kenaikan, orang yang mendapatkan upah yang lebih baik, dan akhirnya mereka memutuskan untuk memaksimalkan potensi mereka dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ketika kita melihat penawaran tenaga kerja untuk industri tertentu, kita tidak perlu khawatir tentang hal ini. Misalnya, ketika upah yang dibayar oleh industri kentang tumbuh rendah, kebanyakan orang akan menemukan bahwa mereka dapat mencari lebih banyak uang dalam industri lain, dan sehingga mereka tidak mau bekerja untuk industri kentang, demikian pula sebaliknya. Jika keharmonisan kerja dalam perusahaan tercapai akan dapat diciptakan suatu iklim kerja yang sehat, pekerja merasa ikut memiliki sehingga mau bekerja dengan semangat tinggi, jujur dan penuh tanggung jawab. Umumnya peengelola usaha menyadari bahwa mengatasi masalah yang disebabkan oleh tenaga kerja lebih sulit diselesaikan jika dibandingkan dengan masalah-masalah yang disebabkan oleh factor-faktor produksi lainnya, karena manusia memiliki akal pikiran, perasaan dan kepentingan yang berbeda satu sama lain. Wirausaha

27 34 dituntut untuk bijaksana dan mempunyai pandangan yang luas karena pengusaha dan pekerja merupakan teman seperjuangan dalam mencapai tujuan perusahaan. 2.4 Model Penelitian Adanya faktor ekonomi, sosial dan budaya baik yang bersifat intern maupun ekstern sebagai akibat dari perkembangan kebutuhan manusia, mempengaruhi motivasi kerja tenaga kerja untuk bekerja pada industri pariwisata khususnya di kapal pesiar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan didalam persepsi masyarakat terhadap sektor pariwisata. Pengaruh ekonomi adalah dengan ditandai munculnya persaingan kesempatan kerja lebih luas sehingga masyarakat dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya dan juga hobinya. Pergeseran mata pencaharian masyarakat itu menimbulkan berbagai perubahan pada tingkat kehidupan ekonomi, baik pada tingkat individu, kelompok maupun pada masyarakat itu sendiri. Pengaruh sosial menyebabkan interaksi masyarakat terutama pada desa-desa yang dominan kegiatan pariwisatanya, terjadi perubahan tingkah laku masyarakat dari keadaan tradisional kearah modernisasi. Pada tingkat wujud sistem sosial sebagai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri sebagai anggota masyarakat yang terdiri aktivitas-aktivitas berinteraksi satu sama lainnya, berhubungan, bergaul menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan umur, kemampuan, pendidikan, pengalaman serta status perkawinan masing-masing. Pengaruh budaya akibat pengembangan pariwisata terjadinya pergeseranpergeseran. Misalnya tahun 1970-an bekerja di sektor pariwisata dianggap tabu,

28 35 tetapi sebaliknya kini bekerja di sektor pariwisata dianggap bergengsi. Secara universal nilai budaya itu dibedakan menjadi: nilai-nilai religius, nilai estetis, nilai solidaritas, nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai ekonomi, dan nilai kekuasaan. Eksistensi keenam nilai itu bersifat dinamik, sesuai dengan dinamika manusia, masyarakat dan lingkungan. Dalam gerak masyarakat yang menuju modernisasi, nilai-nilai itu berubah secara dialektik, dimana menguatnya nilai yang satu selalu diikuti melemahnya nilai yang menjadi pasangannya. Dilihat dari wujud kebudayaan, kebudayan fisik adalah wujud yang paling mudah bergeser dan berubah dalam kehidupan manusia, karena ia merupakan wujud yang paling konkret. Dalam usaha lebih memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dan mengantisipasi dari pengaruh globalisasi maka diperlukan pendekatan pembangunan pariwisata Bali yang berkelanjutan yang bertumpu pada asas-asas perencanaan yang telah ditetapkan. Selain itu adanya kebijakan pemerintah dapat diduga memberi andil dalam terjadinya perubahan-perubahan terhadap peluang tenaga kerja untuk bekerja pada industri perhotelan khususnya kapal pesiar. Kebijakan yang dimaksud seperti pola pengembangan pariwisata yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha, serta strategi pengembangan tenaga kerja Bali melalui pendidikan formal, kursus singkat (short course) yang terkait dengan pariwisata serta perhotelan. Oleh karena itu seringkali masih diperlukan campur tangan / kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perkembangan tenaga kerja pariwisata.

29 36 Pemerintah cenderung untuk memakai pariwisata sebagai barometer diplomatik mengenai hubungan atau keterikatan dengan negara lain. Lapangan kerja dalam industri pariwisata khsususnya kapal pesiar juga dapat tercipta karena adanya kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kegiatan pariwisata. Keterlibatan pemerintah dalam pengembangan pariwisata merupakan suatu tuntutan. Pariwisata harus dikembangkan secara sistematik, holistik, integratif dan partisipatoris, sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Dalam pengembangan pariwisata, seyogyanya didukung oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata, mulai dari tahap perencanaan sampai pada implementasinya. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata ke dalam suatu program pembangunan ekonomi, phisik dan sosial, serta mampu memberikan kerangka kerja kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata, sehingga pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mampu dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Pemberdayaan tenaga kerja dalam kegiatan industri pariwisata khususnya kapal pesiar Mediterranean Shipping Company (MSC), didasarkan pada keyakinan bahwa tenaga kerja Bali memiliki keunggulan kompetitif untuk bersaing dalam memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan perusahaan. (Gambar 2.3.)

30 37 Ekonomi Motivasi Sosial Kerja Budaya Pemerintah BalindoParadiso Cruice MSC Masyarakat / Tenaga Kerja Teori Motivasi Motivasi Kerja Tenaga Kerja bekerja di MSC Cruise Hubungan faktor umur, pendidikan, pengalaman kerja, dan pendapatan keluarga terhadap motivasi kerja tenaga kerja bekerja di MSC Analisis Hasil Rekomendasi Gambar 2.3. Model atau Kerangka Pikir Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan suatu organisasi. Dalam pemilihan sumber daya manusia diperlukan beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini : A. Pengertian Hotel Kata Hotel berasal dari bahasa Perancisyaitu hostel artinya tempat penampungan buat pendatang atau bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum. Oleh sebab itu, keberadaan hostel

Lebih terperinci

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2009:81), motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok pekerja agar mereka mau melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak dikunjungi para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya para wisatawan yang berkunjung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktifitas di dalam suatu perusahaan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan alam Indonesia beraneka ragam etnik dan keunikan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dulu menjadi perhatian dan daya tarik wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang ditetapkan sebagai pusat pariwisata di Indonesia bagian tengah merupakan daerah wisata yang terkenal dengan keramah tamahan penduduknya, adat istiadatnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat. Karena persaingan dunia usaha yang semakin tinggi saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat. Karena persaingan dunia usaha yang semakin tinggi saat ini, 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha semakin meningkat selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya persaingan yang semakin ketat. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu untuksuatutujuan. Dengan kata lain, motivasi adalah dorongan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian motivasi Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui melalui orang lain. Definisi ini, yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia yang berada dalam lingkup perusahaan. Tujuannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kepemimpinan Menurut Veithzal Rivai (2006:2) mendefinisikan kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara kepatuhan, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hotel Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hampir di tiap-tiap kota terdapat hotel yang memberikan jasa penginapan berikut service lainnya. Bagi orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Profil Uang Uang adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Menurut Rubenstein (dalam Elias dan Farag, 2010) di Amerika Serikat, keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA Oleh : Suhartapa Dosen Akademi Manajemen Putra Jaya ABSTRAK Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai 1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi,tingkat ketergantungan antar bangsa tidak dapat dihindari. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan Sistim Penilaian Kinerja Dalam Memotivasi Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut.

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset perusahaan yang paling penting dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dimasa ini telah menjadi sorotan di seluruh penjuru dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dimasa ini telah menjadi sorotan di seluruh penjuru dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dimasa ini telah menjadi sorotan di seluruh penjuru dunia. Banyak negara yang mulai memunculkan obyek daya tarik wisatanya untuk menarik wisatawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Supplier Bahan Baku Bagian Purchasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan yang konkrit bagi pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses produksi merupakan bagian terpenting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Industri Pariwisata merupakan sektor yang harus dikembangkan sebab merupakan salah satu kekuatan pendorong pembangunan nasional. Berbagai fasilitas pendukung industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya organisasional yang berharga untuk mencapai kinerja tinggi secara berkelanjutan oleh karena itu bakat seseorang tidak boleh di sia-sia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, manajemen sumber daya manusia sangat penting dan harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi perusahaannya. Agar

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia ORGANIZATIONAL BEHAVIOR Motivasi Sumber Daya Manusia Faktor Penentu Kinerja (Griffin) Motivasi (Motivation) Kemampuan (Ability) Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Pengertian Motivasi Motivation is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi penentu jalannya perusahaan. Sumber daya manusia perlu dikelola secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan terhadap para karyawannya dengan intensif. Tujuannya, agar karyawan bekerja dan berkinerja

Lebih terperinci

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Cool s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department di Grand Mirage

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA William Liedianto 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Performa kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen sudah ada sejak dahulu kala, dimana sejak manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannya melalui bantuan orang lain. Sehingga manajemen terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Motivasi 2.1.1.1 Pengertian dan Tujuan Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Definisi Motivasi Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan usaha yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan dalam memenuhi beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Selain itu akan disertakan pula penelitian terdahulu yang pernah

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN Laksmi Sito Dwi Irvianti 1 ABSTRACT Regarding the importance of employee s work motivation and how it affects the productivity and the performance of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan inti dari organisasi, oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk mengemukakan pengertian manajemen, manajemen dari kata to manage

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu industri yang dikelola oleh seseorang atau suatu badan usaha, yang bergerak dalam bidang jasa yang menyediakan tempat akomodasi. Hotel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan yang mendatangkan devisa bagi negara adalah pariwisata. Di samping itu pariwisata juga merupakan industri yang besar yang dibangun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupannya banyak tergantung pada ada tidaknya lintas wisatawan,

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupannya banyak tergantung pada ada tidaknya lintas wisatawan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perhotelan merupakan sarana pokok kepariwisataan yang mana hidup dan kehidupannya banyak tergantung pada ada tidaknya lintas wisatawan, baik domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran serta akomodasi perhotelan, karena keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Kinerja karyawan Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Wirawan (2009) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin global dan ketat, perusahaan dituntut untuk mengelola usahanya dengan baik sehingga perusahaan mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) 2.1.1 Pengertian MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) Banyak para ahli mengemukakan pendapat tentang definisi Manajemen sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi arus globalisasi saat ini, sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan. Berhasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin global dan ketat, perusahaan dituntut untuk mengelola usahanya dengan baik sehingga perusahaan mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia adalah penggerak dari seluruh sarana perusahaan yang tersedia. Sumber

I. PENDAHULUAN. manusia adalah penggerak dari seluruh sarana perusahaan yang tersedia. Sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan di sekolah bagi setiap orang tidak lepas dari kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang merupakan perencanaan secara sistematis yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara tepat waktu, disamping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Guru 2.1.1. Tugas Guru Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pardamean (2002) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Motivasi 2. 1. 1.Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001). 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Puskesmas a. Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011:839), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

MAKALAH MENINGKATKAN KINERJA GURU

MAKALAH MENINGKATKAN KINERJA GURU MAKALAH MENINGKATKAN KINERJA GURU Disusun Oleh : NIM : UNIVERSITAS/AKADEMI 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat serta karunia-nya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA Nurhazana Administrasi Bisnis Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau nurhazana@polbeng.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, bahkan dapat dipercaya sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan nasional

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA T E S I S OLEH : SRI RAHARDJO NIM : P 100030100 MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa modern ini, masalah yang sering kali muncul dan mendapatkan perhatian dalam organisasi, baik organisasi profit maupun non profit, adalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dapat dilihat bersama hasilnya telah menjadi salah satu perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. telah dapat dilihat bersama hasilnya telah menjadi salah satu perguruan tinggi yang BAB I PENDAHULUAN.. LATAR BELAKANG Perkembangan dan kemajuan Universitas Bina Nusantara (UBiNus) saat kini telah dapat dilihat bersama hasilnya telah menjadi salah satu perguruan tinggi yang besar, terkemuka

Lebih terperinci