LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA
|
|
- Agus Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok WanitaTani di Desa Petak Kaja I Nyoman Sukarta., S.Pd., M.Si. /NIP: Dr. I Wayan Puja Astawa, S.Pd., M.Stat.Sci/NIP: I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd / NIP: I Wayan Mudianta, S.Pd., M.Phil., PhD/ Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No.119/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016 i
2 P2M Pelaksana ii
3 RINGKASAN DAN SUMMARY RINGKASAN Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P 2 M) telah dilakukan dalam bentuk pendampingan dan pelatihan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa di banjar Padpadan Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Pengabdian dilakukan pada bulan mei sampai juli Pengabdian dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa terhadap masyarakat sasaran yaitu kelompok wanita tani di banjar padpadan petak kaja. Hasil dari pengabdian ini adalah masyarakat sasaran menjadi mengerti dan bisa membuat nata de coco dan minyak kelapa dengan baik. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini. Kata-kata kunci: pelatihan, nata de coco dan minyak kelapa SUMMARY Community service activities has been carried out in the form of mentoring and training making nata de coco and coconut oil in Petak Kaja village, District of Gianyar regency of Gianyar. Dedication conducted in May until July The dedication is in the form of training and mentoring making nata de coco and coconut oil to target communities that women farmers in banjar padpadan Petak kaja village plot. The results of this dedication is to understand the target communities and can make nata de coco and coconut oil well. People are very enthusiastic about this training. Key words: training, nata de coco, coconut oil iii
4 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Wiidhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat serta bimbingan-nya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan P2M ini yang berjudul PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE COCO DAN MINYAK KELAPA RENDAH ENERGI BAGI KELOMPOK WANITA TANI DI DESA PETAK KAJA GIANYAR tepat pada waktunya. Dalam perencanaan, pelaksanaan P2M, sampai dengan penulisan laporan ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha yang telah mendanai dan memfasilitasi kegiatan ini. 2. Temen-teman dosen serta mahasiswa Jurusna Pendidikan Kimia dan Analis Kimia FMIPA Undiksha yang telah membantu kegiatan ini. 3. Kepala Desa Petak Kaja yang sudah membantu kegiatan ini. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempura. Oleh sebab itu sega kritik dan saran yang bersifat positif dan mambangun dari pembaca sangat penulis perlukan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi oleh semua pihak. Singaraja, Oktober 2016 Penulis iv
5 DAFTAR ISI Hal JUDUL HALAMAN PENGESAHAN...ii RINGKASAN DAN SUMMRY... iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Tujuan Kegiatan... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Minyak Kelapa dan Teknik Produksinya Nata De Coco dan Teknik Produksinya Khalayak Sasaran Strategis... 9 BAB III. METODE PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan Masalah Metode Pelaksanaan Kegiatan BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembahasan BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran v
6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Desa Petak Kaja adalah sebuah desa di kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Provinsi Bali, merupakan daerah yang pertanian yang subur dengan mata pencaharian utama pendudukanya adalah petani. Selain bertani sebagian besar penduduk juga menghandalkan hidupnya dalam bidang kerajinan terutama kerajinan ukir kayu dan pertukangan. Suburnya daerah pertanian di desa petak kaja khususnya di banjar padpadan yang merupakan salah satu dusun di desa ini menyebabkan banyak para petani menanam tanaman baik berupa pertanian basah seperti padi maupun pertanian kering (di tegalan) dengan tanaman utama kelapa. Kelapa merupakan salah satu komoditi pertanian yang dapat diandalkan oleh masyarakat Desa Petak kaja, yaitu buah kelapa. Tanaman kelapa dapat tumbuh subur di daerah ini karena cuaca yang sejuk dan daerah yang subur. Hampir semua keluarga di desa ini mempunyai pohon kelapa, mengingat kelapa mempunyai banyak fungsi tidak saja untuk dikonsumsi buahnya, tetapi juga semua bagian kelapa dibutuhkan oleh masyarakat seperti daun kelapa yang muda (busung) untuk sarana upakara, pohonnya untuk bangunan dan buahnya bulai dari yang muda (bungkak) sampai yang tua diperlukan untuk upakara (yadnya). Hal itu lah yang menyebabkan tanaman kelapa sangat banyak ada di daerah ini. Selama ini, buah kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Petak Kaja hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga walaupun ada beberapa kelompok masyarakat yang mengolah kelapa menjadi minyak kelapa dan kopra. Pada proses pengolahan tersebut, air kelapa sering menjadi limbah yang dibuang secara percuma. Hal ini selain berdampak pada pencemaran lingkungan, juga berdampak pada merosotnya nilai jual buah kelapa. Untuk produksi minyak kelapa, masyarakat masih menggunakan teknik tradisioanal yang memerlukan banyak energi sehingga biaya produksi menjadi sangat besar. Seiring dengan kemajuan teknologi, pembuatan minyak kelapa dapat dibuat menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan kerja mikroorganisme (seperti ragi) sehingga keperluan energi dapat ditekan. Selain itu, air kelapa yang umumnya - 1 -
7 menjadi limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan nata de coco yang bergizi dan bernilai jual tinggi. Teknologi pembuatan nata de coco cukup sederhana sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Namun masyarakat awam pada umumnya belum mengetahui teknologi tepat guna ini. Untuk itu diperlukan kegiatan untuk membuka wawasan serta melatih kemampuan dan keterampilan masyarakat Desa Petak Kaja khususnya di Banjar padpadan dalam mengolah hasil pertanian, khususnya buah kelapa. Melalui teknologi tepat guna, buah kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Petak Kaja akan memiliki nilai komersial yang tinggi, sehingga minat dan semangat masyarakat akan kembali tumbuh untuk menggeluti usaha produksi minyak kelapa serta membuat produk baru dengan memanfaatkan air kelapa sebagai bahan bakunya. Kegiatan ini diharapkan dapat memicu tumbuhnya unit-unit industri rumah tangga di Desa Petak Kaja secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki terutama yang berbahan baku dari kelapa. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan dilaksanakan bagi kelompok wanita tani Banjar padpadan kawan yang berlokasi di banjar dinas Padpadan Desa Patak Kaja, kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar provinsi Bali. Sampai saat ini kelompok tani ini memiliki anggota sejumlah 25 orang. Seperti halnya masyarakat Desa Petak Kaja secara umum, hasil pertanian kelompok ini juga sangat kurang memadai. Selain mengandalkan dari hasil kerajinan, masyarakat desa juga masing mengandalkan pertanian seperti buruh tani dan peternakan. Sebagian besar masyarakat Desa Petak Kaja menghadalkan hidupnya dalam bidang pertanian seperti bertanam padi, singkong, cabai, dan pertanian dalam arti luas. Tanaman kelapa di daerah kelompok tani Kembang Sari tergolong cukup banyak dan subur. Kebun kelapa di daerah ini tergolong cukup luas karena hampir semua lahan di desa ini terdapat tanaman pohon kelapa. Selain itu, buah kelapa yang telah digunakan utuk upakara yadnya (nyuh lungsuran daksina ) juga banyak karena hamper tiap hari di desa ini ada upakara yang menggunakan kelapa. Sehingga para petani berusaha mengolah buah kelapa tersebut untuk dijadikan minyak kelapa. Sebagian besar petani dari kelompok wanita tani Kembang Sari pada mulanya memproduksi sendiri minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng rumah tangga mereka disamping untuk dipasarkan. Produksi minyak kelapa dilakukan secara tradisional dimana memerlukan waktu dan energi yang sangat besar - 2 -
8 untuk memanaskan santan kelapa sampai dihasilkan minyak. Seiring munculnya produk minyak goreng kemasan yang relatif lebih murah, banyak petani kemudian berhenti memproduksi minyak kelapa. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang tinggi akibat teknik produksi yang kurang efisien, sehingga tidak bisa bersaing dengan minyak goreng kemasan. Menurut keterangan Ni Wayan Sriasih ketua kelompok Tani Kembang Sari, saat ini buah kelapa yang dihasilkan di daerah ini sebagaian besar dijual langsung ke pengepul-pengepul yang ada di daerah Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar dan Kelungkung dengan harga relatif rendah. Satu butir kelapa saat ini Cuma dihargai senilai Rp ,- dan kalau dijual dalam jumlah banyak sering dibayar dengan harga lebih rendah. Salah seorang warga menyatakan harga minyak kelapa di daerah Desa Petak Kaja relatif mahal, dijual dengan harga Rp ,- per liter. Namun, biaya produksi yang mahal akibat teknik produksi yang kurang efisien menyebabkan warga enggan menggeluti usaha produksi minyak kelapa ini. Sementara itu, sampai saat ini belum ada anggota kelompok wanita tani Kembang Sari yang memanfaatkan air kelapa untuk kepentingan komersial. Padahal air kelapa yang dibuang dari usaha pembuatan minyak kelapa sangat melimpah. Sebagian air kelapa tersebut memang dimanfaatkan oleh sebagian petani sebagai air minum sapi, dan bahan campuran untuk pakan babi, namun sebagian besar masih dibuang secara percuma. Dapat dikatakan air kelapa hanya menjadi limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan potensi sebagai daerah penghasil buah kelapa, sangat cocok dikembangkan usaha pengolahan kelapa menjadi produkproduk bernilai jual tinggi dengan memanfaatkan teknologi sederhana dan tepat guna, salah satunya adalah nata de coco dan minyak kelapa Identifikasi dan Perumusan Masalah Rendahnya minat kelompok wanita tani Kembang Sari menggeluti usaha produksi minyak kelapa berakar dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan mereka tentang teknologi pengolahan kelapa menjadi berbagai produk komersial bernilai jual tinggi. Dengan teknik produksi tradisional yang diwariskan secara turun temurun, biaya yang diperlukan untuk produksi terlalu tinggi, sehingga harga jual minyak kelapa tidak mampu berkompetisi dengan minyak goreng kemasan. Di samping itu, masyarakat juga belum mengetahui bahwa air kelapa yang pada - 3 -
9 umumnya menjadi limbah ternyata dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan berkualitas dan bernilai jual tinggi, sebagai contoh menjadi produk makanan nata de coco. Padahal, hasil panen kelapa di daerah ini cukup melimpah karena tanaman kelapa pada umumnya cukup subur tumbuh di daerah ini. Berdasarkan analisis situasi dan potensi yang dimiliki oleh kelompok tani Kembang Sari di Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar, maka permasalahan pokok yang akan dicarikan solusinya melalui kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat setempat mengenai teknologi pengolahan buah kelapa menjadi produk berkualitas dan bernilai komersial tinggi. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai maka potensi yang dimiliki akan dapat digali dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat 1.3. Tujuan Kegiatan Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut Meningkatkan wawasan dan pengetahuan kelompok tani Kembang Sari di Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar, tentang teknologi pembuatan minyak kelapa hemat energi dan pembuatan produk makanan nata de coco dari limbah air kelapa Melatih kemampuan dan keterampilan kelompok tani Kembang Sari di Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar, dalam produksi minyak kelapa hemat energi dan produk makanan nata de coco dari limbah air kelapa - 4 -
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pelatihan pembuatan nata de coco dan pembuatan minyak hemat energi secara enzimatis telah dilakukan di beberapa daerah di Buleleng, antara lain di Desa Bulian Kecamatan Gianyartambahan dan di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng. Kegiatan tersebut telah berhasil memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang teknik pembuatan minyak hemat energi dan pembuatan nata de coco menggunakan bahan baku air kelapa (Parwata, dkk., 2008 dan Oviantari, dkk., 2007). Pelatihan sejenis akan diberikan pada Kelompok Wanita Tani di Banjar Padpadan Desa Petak Kaja mengingat potensi daerah sebagai penghasil buah kelapa. Teknik produksi minyak kelapa hemat energi dan pembuatan nata de coco dari lair kelapa dijelaskan pada sub di bawah ini. 2.1 Minyak Kelapa dan Teknik Produksinya Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra). Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan permodalannya, disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar. Cara ini mudah dilakukan dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya adalah lebih rendahnya rendemen yang diperoleh (Anonim, 2001). Teknik produksi minyak kelapa yang akan dilatihkan pada program Pengabdian Pada Masyarakat bagi kelompok tani Kembang Sari adalah teknik produksi minyak kelapa hemat energi dengan memanfaatkan kerja enzim yang dihasilkan oleh ragi tapai. Melalui teknik ini, waktu dan biaya yang diperlukan untuk produksi dapat ditekan, serta proses produksinya sangat mudah. Cara pembuatan minyak kelapa dengan teknik enzimatis menggunakan ragi tapai adalah sebagai berikut (Anonim, 2001): 1. Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres sehingga mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air (ampas : air = 1 : 0,2) - 5 -
11 kemudian dipres lagi. Proses ini diulangi sampai 5 kali. Santan yang diperoleh dari tiap kali pengepresan dicampur menjadi satu. 2. Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim selama 12 jam. Setelah terjadi pemisahan, kran saluran pengeluaran dari wadah pemisah dibuka sehingga skim mengalir keluar dan menyisakan krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan ditampung pada wadah terpisah dari skim. 3. Krim dicampur dengan ragi tapai (krim : ragi tapai = 1 : 0,005, atau 0,05%). Selanjutnya, krim ini dibiarkan selama jam sehingga terjadi proses fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi tapai. 4. Krim yang telah mengalami fermentasi dipanaskan sampai airnya menguap dan proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini disebut blondo. Pemanasan ini biasanya berlangsung selama 15 menit. 5. Blondo yang mengapung di atas minyak dipisahkan kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Minyak ini dicampurkan dengan minyak sebelumnya, kemudian dipanaskan lagi selama 5 menit. 6. Minyak yang diperoleh disaring dengan kain kasa berlapis 4. Kemudian minyak diberi BHT (200 mg per kg minyak). 7. Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol kaca atau botol plastik. 2.2 Nata de Coco dan Teknik Produksinya Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benangbenang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan. Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk. Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah 19 persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan - 6 -
12 polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata (Astawan, 2004). Proses pembuatan nata de coco sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum sebagai bakteri untuk proses fermentasi air kelapa. Pertumbunan Acetobacter xylinum tersebut dipengaruhi oleh oksigen, ph, suhu, dan nutrisi. Faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan untuk memperoleh nata de coco yang berkualitas baik. Di samping itu, dalam pembuatannya sangat memerlukan ketelitian dan sterilitas alat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fery Ardiyanto dan Justina Dura menyatakan bahwa penambahan asam cuka sangat berpengaruh pada kadar selulosa nata de coco. Penambahan asam cuka sebanyak 15 ml akan mengubah ph air kelapa yang semula 6 menjadi ph 4. Pada ph 4 ini fermentasi berlangsung optimum sehingga nata de coco yang diperoleh kondisi fisik dan kualitas nata de coco lebih baik yaitu nata de coco terbentuk semua dan rasanya lebih enak (Republika, 2005). Nata de coco (NDC) adalah selulosa yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk selulosa, diantaranya adalah oleh bakteri Acetobacter xyllinum. Bakteri ini menggunakan air kelapa sebagai medium untuk menghasilkan selulosa. Masalah yang sering dihadapi oleh para pengerajin NDC adalah bibit (inokulum), di samping tidak murni juga sulit didapat. Inokulum yang tidak murni akan menghasilkan kualitas selulosa yang tidak baik bahkan gagal membentuk selulosa. Inokulum yang ada di pasaran tidak terjamin murni mengandung bakteri pembentuk selulosa. Penelitian yang telah dilakukan selama ini adalah mendapatkan bakteri lokal yang potensial sebagai pembentuk selulosa. Inokulum cair dan inokulum pasta dari bakteri Acetobacter lokal sudah berhasil dibuat dan siap untuk proses selanjutnya (Melliawati, 2006). Nata de coco diproduksi dari bahan baku utama air kelapa melalui tahapan sebagai berikut (Diagram alir proses pembuatan nata de coco dapat dilihat pada Gambar 1) : 1. Persiapan media starter Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi - 7 -
13 (diperam) selama 2-3 minggu. Starter yang digunakan dalam pembuatan nata sebanyak 170 ml. 2. Penyaringan dan pendidihan Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan penyaringan air kelapa dengan menggunakan kain saring. Kemudian campurkan gula pasir ( 100 g/l air kelapa ), dengan air kelapa lalu didihkan dan dinginkan. 4. Inokulasi (Pencampuran dengan starter) Setelah dingin, phnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau asam cuka sekitar 20 ml hingga diperoleh kisaran keasaman (ph) 3-4. Kemudian diinokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter xylinum) 170 ml. 5. Fermentasi (Pemeraman) Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah fermentasi (baskom berukuran 34 x 25 x 5 cm). Wadah ditutup dengan kain saring dan diletakkan ditempat yang bersih dan aman. Dilakukan pemeraman selama 8-14 hari hingga lapisan mencapai ketebalan kurang lebih 1.5 cm. 6. Pemanenan Setelah pemeraman selesai dengan terbentuk lapisan nata, lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya. Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk Gianyars dan dicuci. Tuang dan rendam potongan nata de coco dalam ember _lastic selama 2 3 hari dan setiap hari air rendaman diganti. Sesudah itu direbus selama 10 menit. Tujuan perendaman dan perebusan untuk menghilangkan rasa asam. 7. Pembuatan sirup nata Pembuatan sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk nata potongan diperlukan 2 kg gula dan 4,5 liter air. Gula dituangkan ke dalam air, panaskan sampai larut, lalu disaring. Selanjutnya nata dicampur dalam larutan sirup gula, bila perlu tambahkan essence kemudian biarkan satu malam agar terjadi penyerapan gula ke dalam potongan-potongan nata, lalu didihkan selama 15 menit. 8. Pengemasan Selanjutnya nata dikemas dalam kantong _lastic atau botol selai dengan perbandingan antara padatandan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus - 8 -
14 dalam air mendidih selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup terletak pada bagian bawah, selanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan (BPTP Lampung, 2006). Air Kelapa Nata siap dikonsumsi Penyaringan Pendidihan Gula Pasir Pendinginan Pencampuran Asam cuka dan cairan bibit (starter) Masukkan dalam wadah (tutup kain saring) Pemeraman (8-14 Hari) Nata lembaran Pemanenan (Iris bentuk Gianyars) Pengemasan kantong plastik/botol selei) Pendidihan (15 menit) biarkan 1 malam Pembuatan sirup nata dengan perbandingan 3 kg nata potongan: 2 kg gula:4,5 liter air Pendidihan (10-20 menit) Pencucian dan perendaman biarkan dalam air (2-3 hari) Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Nata De Coco 2.3 Khalayak Sasaran Strategis Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah masyarakat kelompok tani Kembang Sari yang berlokasi di Banjar Padpadan, Desa Petak kaja, Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Masyarakat tersebut sebagian besar bermarmatapencaharian pada pertanian dan sebagai buruh, kerajinan dan menggantungkan hidup mereka dari hasil perkebunan yang sangat minim. Selain - 9 -
15 bertani, masyarakat setempat juga beternak, dan sebagian kecil mengembangkan usaha dagang. Peserta yang akan dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah dari kalangan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang tergabung dengan kelompok tani Kembang Sari Banjar Padpadan, Desa Petak kaja, Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa usaha produksi minyak kelapa dan makanan nata de coco identik dengan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita, sehingga diharapkan khalayak secara cepat dapat mengadopsi pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada mereka, serta dapat menyebarluaskannya kepada masyarakat lainnya
16 BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah Masalah pokok yang akan dipecahkan dalam pengabdian masyarakat ini berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan kelompok tani Kembang Sari tentang pengolahan air kelapa menjadi produk nata de coco dan pembuatan minyak kelapa dengan teknik efisien dan menguntungkan. Permasalahan tersebut akan dicarikan solusi pemecahannya melalui berbagai alternatif kegiatan seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah. Tabel 1. Kerangka Pemecahan Masalah No Permasalahan Akar masalah 1 Masyarakat kelompok tani Kembang Sari belum mengetahui / memahami teknik pembuatan minyak kelapa yang hemat energi serta pengolahan limbah air kelapa menjadi produk nata de coco 3 Masyarakat kelompok tani Kembang Sari belum mampu dan terampil dalam membuat minyak kelapa dengan teknik yan efisien dan hemat energi, serta belum mampu mengolah limbah air kelapa menjadi produk nata de coco Kurangnya informasi tentang teknologi pembuatan minyak kelapa hemat energi dan pemanfaatan air kelapa menjadi produk nata de coco Kurangnya pelatihan bagi masyarakat tentang teknik pembuatan minyak kelapa hemat energi dan teknik membuat nata de coco dari air kelapa Alternatif Pemecahan Masalah 1. Sosialisasi dan Ceramah. 2. Dialog interaktif dengan masyarakat setempat 1. Ceramah dan diskusi didukung peralatan audiovisual. 2. Penyebaran brosur tentang teknik produksi nata de coco dan pembuatan minyak hemat energi 3. Demonstrasi teknik pembuatan nata de coco 4. Demonstrasi teknik pembuatan minyak kelapa secara enzimatis dengan bantuan ragi tapai
17 3.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi dan pelatihan (pendampingan). Gabungan metode-metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan masyarakat tentang pengolahan buah kelapa menjadi produk bernilai jual tinggi, dalam hal ini produksi nata de coco dari air kelapa dan produksi minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Keterkaitan antara tujuan dan metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Keterkaitan Tujuan dan Metode Kegiatan No Tujuan Metode Bentuk Kegiatan 1 Meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat kelompok tani Kembang Sari tentang pengolahan air kelapa menjadi nata de coco serta pembuatan minyak kelapa hemat energi secara enzimatis Ceramah dan Diskusi Sosialisasi dan dialog interaktif tentang potensi pengolahan buah kelapa menjadi produk komersial Penyebaran Brosur tentang teknik pengolahan air kelapa menjadi nata de coco dan pembuatan minyak kelapa hemat energi secara enzimatis 2 Melatih kemampuan dan keterampilan masyarakat kelompok tani Kembang Sari dalam mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan membuat minyak kelapa dengan teknik enzimatis Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi Sosialisasi hasil penelitian (hasil percobaan), Demonstrasi teknik membuat nata de coco dari bahan baku air kelapa dan pembuatan minyak kelapa hemat energi secara enzimatis, Pelatihan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa hemat energi Diskusi tentang teknik pemasaran produk yang akan dihasilkan. Pembimbingan/ Pendampingan secara berkelanjutan
18 1) Rancangan Evaluasi Evaluasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan. Evaluasi proses dilakukan terhadap variabel-variabel berikut : kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan. Kehadiran peserta diukur dengan absensi kegiatan, kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase kehadiran peserta. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan diukur selama kegiatan berlangsung dengan skala likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan dipersentasekan. Berdasarkan frekuensi (persentase) tersebut dilakukan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan tentang semangat/antusiame peserta mengikuti kegiatan. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan diukur di akhir kegiatan dengan angket tertutup menggunakan skala Likert (SS = sangat setuju, S = setuju, TT = tidak tentu, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju). Evaluasi produk dilakukan terhadap kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan membuat minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Evaluasi produk diukur dengan skala Likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi (dipersentasekan), dan hasilnya diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan. Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. 1. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan lebih dari 85 % 2. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan baik 3. Kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan membuat minyak kelapa secara enzimatis baik 4. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan positif
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Kegiatan Pada kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan di desa petak kaja yang menyasar kelompok wanita tani banjar Padpadan Desa Petak Kaja kabupaten Gianyar telah ditempuh dengan beberapa cara untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat (kelopok wanita Tani) dalam membuat nata de coco dan pembutan minyak kelapa hemat energi. Materi ceramah dan diskusi tentang manfaat dan cara pembuatan (prosedur kerja) pembuatan Nata de coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi disampaikan oleh I Nyoman Sukata, S.Pd., M.Si., I Wayan Mudiantha, S.Pd., M.Phil., PhD. dan Putu Rahmadewa Eka Karma. Pada sesi ceramah dan diskusi ini pemakalah lebih banyak menjelaskan tentang penggunaaan seluruh bagian pohon kelapa untuk menunjang kehidupan manusia, kemudian dilanjutkan dengan bagian buah kelapa tentang manfaat dari daging dan air kelapa yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, dan bahkan air kelapa masih banyak dibuang begitu saja. Padahal manfaat dari daging buah kelapa dan air buah kelapa masih banyak bisa di manfaatkan seperti misalnya airnya bisa dimanfaatkan sebagai produk nata de coco yang bernilai jual tinggi. Selama ini masyarakat (kelompok wanita tani ) di Banjar Padpadan desa Petak Kaja belum banyak yang tahu bahwa air buah kelapa masih bisa dimanfaatkan sebagai produk minuman yang bermanfaat bagi tubuh dan bernilai jual tinggi. Hal ini terlihat dari penjelasan beberapa anggota masyarakat yang manyatakan bahwa mereka belum tahu tentang pengolahan air buah kelapa. Sementara untuk daging buah kelapa sudah banyak dimanfaatkan terutama untuk minyak kelapa seperti minyak tandusan. Namun demikian, masyarakat belum bisa membuat minyak kelapa dengan menggunakan energi yang hemat, karena salama ini masyarakat masih menggunakan cara tradisional. Pada acara tersebut penceramah
20 menjelaskan beberapa cara yang bisa digunakan dalam membuat minyak kelapa seperti cara pancingan dan fermentasi. Setelah sesi ceramah dan diskusi dilanjutkan dengan praktek pembuatan nata de coco dan membuat minyak dengan teknik pancingan dan fermentasi. Pada sesi ini dipandu oleh I Nyoman Sukarta, S.Pd., dan di bantu oleh Putu Rahmadewa Eka Karma dan I Wayan Mudiantha, S.Pd., M.Phil., PhD. pembuatan santan dilakukan oleh peserta, menggunakan 10 butir buah kelapa. Santan yang dihasilkan selanjutnya dibagi dua dan ditaruh dalam wadah transfaran. Setelah didiamkan selama 1 jam, kedua santan tersebut memisah menjadi dua (lapisan atas berupa krim mengandung minyak dan blondo, serta skim di lapisan bawahnya yang kaya akan air). Lapisan skim dipisahkan dengan jalan mengalirkan keluar menggunakan plastik. Salah satu krim santan diberikan perlakuan pembuatan VCO dengan teknik fermentasi. Caranya, ke dalam krim santan tersebut ditambahkan ekstrak nenas sedikit demi sedikit sambil diaduk, kemudian didiamkan selama 20 jam. Krim santan yang lainnya ditambahkan minyak kelapa juga sedikit demi sedikit sambil diaduk, selanjutnya dibiarkan selama 8 jam. Pengamatan dan perlakuan diserahkan kepada peserta. Setelah didiamkan selama kurun waktu yang telah ditentukan tersebut, terbentuk tiga lapisan; dari atas ke bawah secara berturut-turut adalah lapisan minyak, lapisan protein (blondo) dan lapisan air. Lapisan air dipisahkan dengan bantuan selang, sedangkan lapisan minyaknya dengan disendok secara berhati-hati. Pembuatan nata de coco lebih banyak dipandu oleh I Nyoman Sukarta, S.Pd.,M.Si dan didemonstrasikan oleh Putu Rahmadewa Eka Karma. Pembuatan nata de coco dimulai dengan penyaringan air kelapa menggunakan kain kasa, selanjutnya dipanaskan sampai mendidih, dan ditambahkan gula pasir (100 g/l air kelapa). Setelah didinginkan ditambahkan asam cuka dan stater, kemudian difermentasi selam 20 hari dalam tempayan yang tertutup rapat dan ditempatkan pada tempat yang aman dan bersih.setelah tiga minggu terbentuk lapisan nata, dan cairan yang ada dibawahnya dapat digunakan sebagai bibit (stater). Lapisan nata yang terbentuk dicuci dan dipotong berbentuk kubus. Setelah dicuci kembali, direndam dalam air selama 3 hari. Air rendamannya dapat diganti setiap hari
21 Terakhir setelah direbus kemabali dalam larutan gula didapatkan nata de coco yang siap dikonsumsi dan dipasarkan. Sementara itu, kinerja peserta pelatihan diamati selama proses pelatihan menggunakan lembar Observasi (Rubrik Kinerja). Data kinerja peserta pelatihan disajikan pada tabel 4.1 berikut. Tabel 3.1. Kinerja Peserta Pelatihan Jumlah Peserta dengan skor (N=28) No Indikator Kinerja Jumlah rerata 1 Kehadiran peserta selama pelatihan (dari awal sampai akhir kegitan) ,00 2 Ketekunan peserta dalam ,96 mengikuti kegitan pelatihan 3 Keterampilan peserta dalam ,08 membuat nata de coco dan minyak kelapa 4 Kerjasama peserta pelatihan dalam ,84 kelompoknya dalam membuat nata de coco dan minyak kelapa Rerata 472 4,72 Dari tabel 4.1. di atas terlihat bahwa kinerja peserta pelatihan memiliki rerata skor kinerja sebesar 4,72 (menurut skala Likert), sehingga tergolong sangat baik. Skor tertinggi (5,00) berkaitan dengan kehadiran peserta pelatihan, karena apa yang disampaikan dalam pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka, sehingga bisa bertahan sampai akhir kegiatan. Semnetara itu, skor terendah sebesar (4,08) pada keterampilan peserta dalam membuat nata de coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi. Hal ini terjadi karena mereka (pesarta) baru pertama kali belajar membuat, sehingga pemahaman mereka masih kurang dan ada kecendrungan takut salah. Disisi lain, tanggapan atau kesan dari peserta terhadap kegitan pengabdian pada masyarakat ini berkaitan dengan kesiapan panitia pelaksana dalam menglola
22 kegiatan mulai dari ceramah sampai simulasi pembuatan nata de coco dan minyak kelapa hemat energi yang meliputi penyajian materi, keterampilan pelatih, dan efektivitas kegiatan. Secara lebih lengkap data kesan peserta terhadap kegiatan pelatihan yang dijaring lewat pemberian angket disajikan pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Kesan Peserta Terhadap Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat Tanggapan (N=25) No Indikator Kinerja Jumlah rerata 1 Kesiapan panitia pelaksana P2M ,00 2 Penyajian materi oleh penceramah ,00 3 Keterampilan pelatih ,00 4 Efektivitas kegiatan ,84 Rerata 496 4,96 Dari Tabel 4.2. di atas terlihat bahwa kesan peserta terhadap seluruh kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini tergolong sangat baik dengan skor rata-rata penilaian sebesar 4,96. Berdasarkan tabel 4.2 di atas juga terliahat bahwa, skor tertinggi terhadap tanggapan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diperoleh pada kesiapan panitia pelaksana P2M, penyajian materi oleh narasumber dan keterampilan pelatih dengan skor rata-rata 5,00. Sementara itu, kesan terhadap efektivitas kegiatan mendapatkan penilaian terendah dengan skor rata-rata 4,84. Hal ini terjadi karena kegiatan ini tidak langsung dapat menghasilkan produk, tetapi harus menunggu beberapa hari seperti nata de coco harus menggu sampai 20 hari. Meskipun demikian, secara umum pendapat masyarakat sasaran tergolong sangat baik. Di samping memberikan kesan seperti tersebut di atas, peserta pelatihan juga menaruh harapan besar kepada LPM Undiksha agar tetap melaksanakan kegiatankegiatan pengabdian untuk membuka peluang usaha demi kesejahteraan masyarakat khususnya di desa petak kaja. Bahkan kepala desa petak kaja I Nyoman Payu secara langsung meminta kepada panitia pelaksana kalau memungkinkan kegiatan pengabdian masyarakat yang sejenis bisa dilaksanakan di desa petak kaja di banjarbanjar yang dimiliki oleh desa petak kaja
23 3.2. Pembahasan Pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada tahun ini adalah di Desa Petak Kaja tepatnya di Bnajar Padpadan Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Yang menjadi masyarakat sasaran adalah kelompok wanita tani yang ada di banjar Padpadan desa petak Kaja yang mana masyarakat tersebut sebelumnya sudah memiliki baik pengetahuan maupun keterampilan dalam membuat minyak kelapa secara basah tradisional dengan teknik pemanasan, atau dalam istilah Bali dikenal dengan cara nandusin. Minyak kelapa yang dihasilkan sudah banyak sekali dimanfaatkan. Selain untuk keperluan sendiri, minyak kelapa yang dihasilkan juga sudah dipasarkan di wilayah desa Desa Petak Kaja khususnya di Banjar Padpadan bahkan sampai kebebrapa desa di sekitar kecamatan Gianyar. Namun demikian, masyarakat peserta pelatihan (masyarakat sasaran) belum mengetahui teknik pembuatan minyak kelapa yang lainnya, yang mana teknik ini lebih hemat energi yaitu teknik pancingan dan fermentasi. Selain itu masyarakat sasaran juga belum bisa memanfaatkan air kelapa yang dihasilakannya, dan hanya membuangnya sebagai limbah rumah tangga. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sasaran dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah dilaksanakan dua bentuk kegiatan. Pertama, ceramah dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara membuat minyak kelapa hemat energi dan cara pembuatan nata de coco. Kedua, pelatiahan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sasaran dalam membuat minyak kelapa hemat energi dengan teknik fermentasi dan teknik pancingan, serta memanfaatkan air limbah kelapa untuk membuat nata de coco. Berdasarkan hasil pengamatan panitia pelaksana terhadap kinerja peserta selama pelatihan tergolong tinggi dengan rerata skor 4,72 (menurut skala Likert). Nilai tersebut melebihi kriteria keberhasilan minimal sebesar 3,40. Dengan demikian, secara umum sasaran kinerja peserta dalam mengikuti pelatiham ini dapat dicapai dengan sangat baik. Ketercapaian kriteria keberhasilan tersebut disebabkan mereka sangat berkepentingan dengan kegiatan yang dilakukan, terutama berkaitan dengan peluang untuk menjadi produsen nata de coco. Sejalan dengan kinerja para
24 peserta pelatihan selama pelatihan, kesan mereka juga tergolong sangat baik dengan nilai skor rata-rata sebesar 4,96. Dari segi diskusi selama pelatihan dilaksanakan berlangsung sangat baik dan kondusif. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta pelatihan pelatihan seperti pertanyaan yang diajukan oleh ibu Komang wiri yang menanyakan bagaimana resep pembuatan nata de coco dilaksanakan tanpa di isi cuka asli apakah boleh? Ertanyaan tersebut dijawab oleh narasumber dengan mengatakan bahwa cuka yang digunakan harus cuka asli untuk menghasilkan nata. Selain itu, ibu made Kerni menanyakan dimana tempat membeli bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan nata de coco. Selain kedua penanya tersebut juga masih banyak para peserta pelatihan yang bertanya seputar teknis pembuatan nata de coco. Dari diskusi yang telah dilaksanakan terlihat bahwa masyarakat sasaran lebih tertarik dengan pembuatan nata de coco karena merupakan hal baru bagi mereka dan berpeluang untuk dijadikan bisnis sekala rumah tangga
25 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan dan hasil pembahasan di depan, maka dapat dirumusakan simpulan sebagai berikut. 1) Peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat sasaran dalam membuat minyak kelapa hemat energi dan nata de coco dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan dua cara yaitu: pertama melalui ceramah dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman peserta pelatihan tentang cara pembuatan nata de coco dan minyak kelapa hemat energi. Kedua, memberikan simulasi dan pelatihanuntuk meningkatkan keterampilan masyarakat (peserta) dalam membuat nata de coco dan minyak kelapa hemat energi. 2) Kinerja peserta pelatihan selama pelatihan tergolong sangat tinggi dengan rata-rata skor sebesar 4,72 (menurut skala Likert), melewati kriteria keberhasilan minimal 3,40. Ketercapaian kriteria keberhasilan tersebut disebabkan karena masyarakat sasaran sangat berkepentingan dengan kegiatan yang dilakukan terutama berkaitan dengan peluang untuk menjadi produsen nata de coco. Sejalan dengan kinerja para peserta pelatihan selama pelatihan, kesan mereka juga tergolong sangat baik dengan nilai skor ratarata sebesar 4, Saran Berdasarkan simpulan dan temuan empiris selam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berlangsung dapat diajukan saran sebagai berikut. 1. Kegiatan serupa sebaiknya dilakukan secara kontinu untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat sasaran dalam berwirausaha terutama dalam bidang nata de coco
26 2. Jika memungkinkan dana untuk pelaksanaan p2m dipa ditingkatkan sehingga kualitas dan kuantitas kegiatan menjadi lebih baik
27 Daftar Pustaka Anonim, Minyak Kelapa. Tersedia pada Astawan Made Nata de coco yang Kaya Serat. BPTP Lampung Teknik Pembuatan Nata de Coco. Available from: w&id=80&itemid=56 Melliawati. R Nata de Coco. Available from: 69&catid=58&Itemid=48 Parwata, I Putu, dkk Peningkatan Nilai Jual Buah Kelapa di Desa Bulian Kecamatan Kubutambahan melalui Produksi Nata de Coco dan Minyak Secara Enzimatis. Laporan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Pendidikan Ganesha Oviantari, dkk., Peningkatan Nilai Jual Air Kelapa Melalui Produksi nata de coco di Desa Gerokgak. Laporan Pengabdian pada Masyarakat. Universitas Pendidikan Ganesha Republika on line Penelitian Siswa SMA Piri I Yogyakarta. Available from: 5&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=
28 Lampiran Foto-Foto Kegiatan
29 - 24 -
30 - 25 -
31 - 26 -
LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Wanita Tani di Desa Tukad Mungga Kecamatan Buleleng Oleh Dr. Gede Ari Yudasmara, S.Si.,
Lebih terperinciPELATIHAN PEMBUATAN Nata de coco DAN MINYAK KELAPA HEMAT ENERGI BAGI KELOMPOK TANI DI DESA TIANYAR. Oleh:
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN Nata de coco DAN MINYAK KELAPA HEMAT ENERGI BAGI KELOMPOK TANI DI DESA TIANYAR Oleh: I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si (Ketua) NIP.197602062005011002
Lebih terperinciputri Anjarsari, S.Si., M.Pd
NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA. Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida Oleh: I Putu Parwata, S.Si., M.Si. NIDN:0003067806 Ni Wayan Yuningrat,
Lebih terperinciMINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut
MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku
Lebih terperinciNATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.
NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair
Lebih terperinciNATA DE COCO 1. PENDAHULUAN
NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG
Abdimas Unwahas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG Harianingsih 1*, Farikha Maharani 1,
Lebih terperinciPROGRA AM P2M. Coconut KIMIA JURUSAN ANALIS. Made
LAPORAN AKHIR PROGRA AM P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Paket Pengolahan Buah Kelapa Menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) dan Nata de Cocoo Bagi Kelompok Tani di Desa Nyuh Kukuh, Kecamatan Nusa Penida I Putu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Makanan dan Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11 Pekanbaru. Waktu pelaksanaan
Lebih terperinciMAKALAH LINGKUNGAN BISNIS
MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Pembuatan minyak kelapa Nama : Aditya krisnapati Nim : 11.01.2900 Kelas : D3TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 I. ABSTRAK Dengan berbagai kemajuan yang telah diperoleh dari produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan merupakan salah satu sumber devisa negara. Daerah penghasil kelapa di Indonesia antara lain Sulawesi Utara,
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH-BUAHAN
1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nata de coco merupakan produk hasil fermentasi air kelapa dengan bakteri asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum
Lebih terperinci6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat
6 AgroinovasI PRODUKSI NATA DE CASSAVA DENGAN SUBSTRAT LIMBAH CAIR TAPIOKA Nata de Cassava adalah jenis makanan pencuci mulut berbentuk gel, berwarna putih agak transparan, memiliki tekstur kenyal terbuat
Lebih terperinciPENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR
PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR (Borassus flabellifer) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANISA INDRIANA TRI HASTUTI A 420 100 062 FAKULTAS
Lebih terperinciC. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi tanaman singkong di Indonesia sangat tinggi, menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton
Lebih terperinciUPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK
132 UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON Anis Shofiyani dan Oetami Dwi Hajoeningtijas Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciOLEH: YULFINA HAYATI
PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan
Lebih terperinciPELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak
Nama :Rhizky Eva Marisda NIM :10.11.4462 Kelas : S1TI-2L PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA Bab I Pendahuluan Abstrak Peluang bisnis yang ditampilkan pada bisnis ini adalah inovasi limbah tapioka baik
Lebih terperinciBahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku
III. BAHAN DAN METODA A. BAHAN DAN ALA T. Bahan Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku tambahan adalah gula
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM PEMBUATAN NATAA DE IPOMOEA DARI CAMPURAN KULIT UBI JALAR PUTIH DAN MERAH ( Ipomoea batatas ) MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PEMBUATAN NATAA DE IPOMOEA DARI CAMPURAN KULIT UBI JALAR PUTIH DAN MERAH ( Ipomoea batatas ) MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum Skripsi Sarjana Kimia Oleh : ZEDRI FERMANDA NO. BP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciMINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
MINYAK KELAPA DAN VCO Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Kelapa Nama Binomial : Cocos nucifera Akar Batang Daun Tangkai anak daun Tandan bunga (mayang) Cairan tandan bunga Buah Sabut
Lebih terperinciPENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO
PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO Alwani Hamad 1 *, Regawa Bayu Pamungkas 1, Endar Puspawiningtyas 1 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS USAHA NATA DE COCO
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ANALISIS USAHA NATA DE COCO ZUZA BAIHAQI PRIYANTO S1.Si.2J (10.12.5069 ) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava
AgroinovasI 11 Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava Nata de Cassava merupakan makanan pencuci mulut (desert) banyak mengandung serat, mengandung selulosa
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA
PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA EFFECT OF THE ADDITION OF SUGAR AND AMMONIUM SULFATE ON THE QUALITY OF NATA SOYA Anshar Patria 1*), Murna Muzaifa 1), Zurrahmah
Lebih terperinciI b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI
Artikel Ilmiah IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI Oleh Diana Holidah, S.F., Apt., M.Farm (0021127801) Fransiska Maria C., S.Farm., Apt. (0006048405) Dibiayai
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS Disusun Oleh : Harisda Gresika Fitriati Vigisha Laudia Harning I8310037 I8310065 JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran produk makin terbuka luas. 1. buah-buahan sampai saat ini masih sangat sederhana (tradisional) dan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan alam berupa potensi buah-buahan yang sangat besar. Hal itu menjadi faktor yang menguntungkan bagi Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA Doddy A. Darmajana Balai Pengembangan
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KUALITAS NATA DARI BAHAN BEKATUL (NATA DE KATUL) DENGAN STARTER BAKTERI Acetobacter xylinum SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidian Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan
Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui
Lebih terperinciEXPLOITING A BENEFIT OF COCONUT MILK SKIM IN COCONUT OIL PROCESS AS NATA DE COCO SUBSTRATE
167 EXPLOITING A BENEFIT OF COCONUT MILK SKIM IN COCONUT OIL PROCESS AS NATA DE COCO SUBSTRATE Peningkatan Nilai Tambah Krim Santan Kelapa Limbah Pembuatan Minyak Kelapa sebagai Substrat Nata de Coco Bambang
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciNATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN
NATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellules, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acotobacter xylinum pada permukaan media cair
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum (Alwani et al., 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tentu sudah tidak asing lagi dengan produk olahan nata. Nata berasal dari Filiphina untuk menyebut suatu pertumbuhan menyerupai gel (agar-agar) yang
Lebih terperinciV. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru
V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam
Lebih terperinciPENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK
PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) Oleh : Rini Hakimi 1), Vonny Indah Mutiara 1), Daddy Budiman 2) 1) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciTeknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN
Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman perkebunan yang cukup luas diusahakan di Provinsi Sumatera Barat. Areal tanaman kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bagian pisang terluar yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung sehingga kulit pisang menjadi limbah organik jika dibuang ke lingkungan.
Lebih terperinciVOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :
2013 ISSN : 2337-5329 EKOSAINS JU RNALEKOLOGI DAN SAINS PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2337-5329 APLIKASI
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS CAIR DI BANJAR JERO GUSTI DESA BUNGKULAN KECAMATAN SAWAN Dr. rer. nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc. / NIDN: 0017127704 I Nyoman
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ii USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA YOSUSA, PENGOLAHAN YOGURT SUSU SAPI BERBASIS WIRAUSAHA MASYARAKAT KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa. Menurut Pambayun (2002) bakteri Acetobacter xylinum
Lebih terperinciPEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO
PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO Rahardyan Dina Natalia(L2C307052) dan Sulvia Parjuningtyas(L2C307061) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln.
Lebih terperincikhususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri nata de coco di Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat dikarenakan nata de coco termasuk produk makanan yang memiliki banyak peminat serta dapat dikonsumsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen.penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciRini Hakimi 2, Vonny Indah Mutiara 2, Daddy Budiman 3
PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG 1 Rini Hakimi 2, Vonny Indah Mutiara 2, Daddy Budiman 3 ABSTRACT This applied research was conducted in several
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke berbagai negara penghasil kelapa, termasuk Indonesia. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAPIOKA DAN EKSTRAK TAUGE SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN NATA DE CASSAVA. Disusun Oleh :
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAPIOKA DAN EKSTRAK TAUGE SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN NATA DE CASSAVA Disusun Oleh : JUNITA ISNA SUSANTI RIRIN MEINDAH SARI (I8313029) (I8313053) PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan Peternakan, analisis silase dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciMANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN
PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,
Lebih terperinciBIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA INTERVENSI TEKNOLOGI PUPUK CAIR ORGANIK BERBAHAN LIMBAH DALAM PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU RUMAH TANGGA BIBIS, MOJOSONGO, KOTA SURAKARTA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN 1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah santan segar. Sedangkan sumber papain diambil dari perasan daun pepaya yang mengandung getah pepaya dan
Lebih terperinciAmalia Fitri Andriani. Penulis Adalah Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Saintek,UIN MMI Malang
Viabilitas Dan Produktivitas Selulosa (1-6) El-Hayah Vol. 1, No.1 September 2009 VIABILITAS DAN PRODUKTIVITAS SELULOSA DARI INOKULUM KERING Acetobacter xylinum DENGAN SUBSTRAT PEMBAWA BERUPA SERBUK KELAPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu
Lebih terperinciPELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KECAP DARI TEMPE BUSUK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN ANTIKANKER. Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani
PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KECAP DARI TEMPE BUSUK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN ANTIKANKER Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani 2008 Analisis Situasi Beberapa warga masyarakat Desa Ngaglikini mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.
BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA ODIH SETIAWAN DAN RUSKANDI Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan, Jln. Raya Pakuwon km 2. Parungkuda Sukabumi 43357 RINGKASAN
Lebih terperinciMANISAN BASAH BENGKUANG
MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciGambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti
MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai sumber daya perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah sampai dengan produk pertanian
Lebih terperinciKata kunci : buah jambu mete, nata de mete, pelatihan pembuatan nata de mete
PEMANFAATAN BUAH JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) UNTUK PEMBUATAN NATA DE METE Dwirini Kartikasari rini.kartikasari@hotmail.com ABSTRAK Jambu mete sudah sangat dikenal di Indonesia, hanya saja umumnya
Lebih terperinciV. LANDASAN TEORI ALAT DAN BAHAN. 1 Panci. 2 Singkong. 3 Kompor. 4 Ragi tape. 5 Ayakan Tepung. 6 Daun pisang. 7 Nampan. 8 Kantong plastik.
I. NOMOR PERCOBAAN : 5 II. TANGGAL PERCOBAAN : 17 FEBRUARI 2016 III. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN TAPE SINGKONG IV. TUJUAN : Untuk membuat tape singkong. V. LANDASAN TEORI VI. ALAT DAN BAHAN 1 Panci 2 Singkong
Lebih terperinciPEMBUATAN NATA DE COCO DAR I BEBERAPA KONSENTRASI "SKIM" SANTAN DAN SUKROSA
PEMBUATAN NATA DE COCO DAR I BEBERAPA KONSENTRASI "SKIM" SANTAN DAN SUKROSA Oleh DINI ANDRIANI F 29.1657 1996 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PEMBUATAN NATA DE COCO DARI BEBERAPA
Lebih terperinciIV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR
IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR 5.1. Gambaran Umum Industri Nata de Coco di Kota Bogor Bibit nata de coco Acetobacter xylinum pertama kali berasal dari Philipina yang dibawa ke Indonesia pada tahun
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciABON IKAN 1. PENDAHULUAN
ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya
Lebih terperinciKUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA
KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciAry Gunawan, Rizki Putri Sekarini, Ominia Pratama Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Pelatihan Pembuatan SI ARALE (Sirup Anacardium occidentale) dan BONARALE (Abon Anacardium occidentale) dari Buah Semu Jambu Mete (Anacardium occidentale) sebagai Usaha Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Lebih terperinciRINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul
RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul Abstrak Lili Sugiyarto, Siti Umniyatie, Paramita C.K. lili_sugiyarto@uny.ac.id Program pengabdian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciNAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R
USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK
KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Hesti Meilina 1, Asmawati 2, Ryan Moulana 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL
A. Pendahuluan ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL Oleh: Cahyorini Kusumawardani Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta Email: cahyorini.k@uny.ac.id Minyak kelapa murni atau biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Sampai saat ini kelompok tani rumput laut Segara Merta Nadi sebagai mitra dalam kegiatan P2M ini memiliki anggota sebanyak 50 KK (kepala keluarga). Setiap KK dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman nangka merupakan jenis tanaman yang banyak ditanam di daerah tropis, seperti Indonesia. Tanaman ini diduga berasal dari India bagian selatan yang kemudian menyebar
Lebih terperinciPRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE
PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE Disusun Oleh: Mukaromah K3310058 Nuryanto K3310060 Sita Untari K3310079 Uswatun Hasanah K3310081 Pendidikan Kimia A PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata
4. PEMBAHASAN Nata merupakan senyawa selulosa yang dihasilkan dari fermentasi substrat dengan bantuan mikroba yaitu Acetobacter xylinum. Selama proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari A.
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KERTAS DARI SELULOSA NATA BERBAHAN BAKU TAPIOKA
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KERTAS DARI SELULOSA NATA BERBAHAN BAKU TAPIOKA Disusun Oleh : Adhitiyan Basuki Indra Damendra I8312001 I8312024 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperinciPengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan
Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa proses pengolahan susu kambing menjadi yoghurt. Melalui beberapa tahapan yang digambarkan melalui bagan alir dbawah ini
Lebih terperinci3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang
Lebih terperinciPELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER
PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id
Lebih terperinci