Terapi Suplementasi Zinc pada Ensefalopati Hepatikum
|
|
- Sugiarto Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evidence-based Case Report Terapi Suplementasi Zinc pada Ensefalopati Hepatikum Oleh: dr. Dias Septalia Ismaniar NPM: Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta, November-Desember 2012
2 TERAPI SUPLEMENTASI ZINC ORAL PADA ENS EFALOPATI HEPATIKUM PENDAHULUAN Ensefalopati hepatikum aalah komplikasi neuropsikiatrik dari penyakit hati yang umum terjadi pada 20-30% pasien dengan sirosis. Patogenesis ensefalopati hepatikum belum sepenuhnya dimengerti, tetapi amonia dipertimbangkan memainkan peranan penting di dalamnya. Banyak studi telah mendemonstrasikan penurunan kadar amonia darah mempengaruhi perbaikan tingkat ensefalopati hepatikum dan tes neuropsikologis. 1. Amonia dilepaskan dari beberapa jaringan seperti ginjal dan otot, tetapi kadar tertingginya dapat ditemukan dalam vena porta. Amonia dalam vena porta berasal dari aktivitas urease dari bakteri koloni di usus besar dan deamidasi glutamin dalam usus halus, dan amonia adalah substrat penting untuk sintesis urea dan glutamin dalam hati. 2. Defisiensi zinc berimplikasi pada progresi sirosis hati menuju stadium yang lebih lanjut. Berbagai mekanisme terjadinya defisiensi zinc atau perubahan metabolisme zinc pada pasien sirosis hati telah diusulkan, termasuk asupan yang inadekuat, perubahan dalam metabolisme protein dan asam amino, berkurangnya ekstraksi hepatik, shunt portosistemik, gangguan absorpsi intestinal, dan pengaruh sitokin (terutama interleukin-6) diketahui dapat mempengaruhi metabolisme zinc. Defisiensi zinc dapat memperberat komplikasi sirosis. 3 Dua organ utama yang terlibat dalam metabolisme amonia: hati, dimana amonia dikonversi menjadi urea melalui ornithine transcarbamylase (OTC), dan otot skeletal, dimana amonia bergabung dengan asam glutamat melalui glutamine synthetase. Pada hewan percobaan, defisiensi zinc menurunkan aktivitas OTC, dan suplementasi zinc menghasilkan peningkatan yang nyata dari OTC di hati. Defisiensi zinc juga dilaporkan dapat mengganggu aktivitas glutamine synthetase otot, yang mana dapat membawa pada keadaan hiperamonia. Suplementasi zinc dipertimbangkan menjadi pilihan terapi penting lainnya untuk ensefalopati hepatikum, karena secara signifikan memperbaiki ensefalopati, yang refrakter terhadap restriksi protein dan laktulosa. Maka dari itu, suplementasi zinc sebagai tambahan ke dalam terapi standar dengan laktulosa dan diet restriksi protein termasuk BCAA (asam amino rantai cabang) dapat meningkatkan konversi asam amino menjadi urea di dalam hati, sehingga menurunkan amonia serum, yang pada akhirnya dapat memperbaiki gejala ensefalopati hepatikum. 1
3 ILUSTRASI KASUS Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang dengan keluhan nyeri di seluruh lapang perut 3 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan perut membuncit, mual, nafsu makan menurun, mata kuning, buang air kecil pekat seperti teh, siang lebih banyak tidur daripada malam hari.muntah darah, buang air besar hitam, buang air besar seperti dempul, perubahan kesadaran disangkal. Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal. Riwayat tato, penggunaan jarum suntik, transfusi, operasi, seks bebas disangkal. Riwayat sakit liver diakui pada kakak pasien. Pasien kemudian berobat ke RSCM. Pada pemeriksaan fisik mata didapatkan sklera ikterik. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan bentuk membuncit, hepar teraba 15 cm bawah arkus kostarum, berbenjol-benjol, terdapat nyeri tekan dan shifting dullness. Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan palmar eritem, flapping tremor, dan edema pitting kedua tungkai. Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan feses hitam. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia (hemoglobin 11.9 g/dl), hematokrit 34.8 %, leukositosis (leukosit 20070/mm 3 ),trombosit /mm 3, neutrofilia 90.5%, azotemia (ureum 74 mg/dl), kreatinin 0.6 mg/dl, peningkatan transaminase ( SGOT 203 u/l, SGPT 38 u/l), PT 1.21 xk, APTT 1.04 xk, hipoalbumin (2.7 g/dl), globulin 3.0 g/dl, CRP 160.9, natrium 140, kalium 5.19, hiperbilirubinemia (bilirubin total 9.43 mg/dl, bilirubin direk 9.14 mg/dl, bilirubin indirek 0.29 mg/dl), GDS 75 mg/dl. CEA (normal: 0-4.6), HbsAg (+), anti-hcv (-), AFP (normal <5.8), CHE Dari USG abdomen didapatkan massa heterogen dengan multiple nodul kedua lobus hepar dd/ hepatoma diffusa, metastasis; asites; kista ginjal kiri. Pasien dengan daftar masalah: (1) Multiple nodul hepar suspek hepatoma dengan cancer pain, (2) Sirosis hepatis Child Pugh C dgn ensefalopati hepatikum gr.i, peningkatan transaminase, asites susp. SBP, hipoalbumin, hiperbilirubin, ec. Hepatitis B, (3) Melena, (4) Kista ginjal kiri dgn azotemia, (5) Hepatitis B kronik. Untuk terapi ensefalopati hepatikum, pasien mendapat terapi Hepamerz 3x1 sachet, Lactulax 3x15 cc, serta yang diduga pencetus ensefalopati pasien mendapat Cefotaxim 3x1 gram iv (untuk SBP), Omeprazol 2x40 mg iv dan sukralfat 4x15 cc (untuk melena). Berbagai pilihan terapi pada ensefalopati hepatikum telah
4 banyak dibahas di berbagai artikel, salah satunya adalah zinc oral. Untuk mengetahui efektifitas pemberian zinc oral pada ensefalopati hepatikum, kami melakukan 4 tahap EBCR, memformulasikan pertanyaan, mencari bukti sahih, menilai penelitian, dan mengaplikasikan jawaban. PERTANYAAN KLINIS Dapatkah zinc oral diberikan sebagai terapi pada ensefalopati hepatikum? PENELUSURAN LITERATUR Penelusuranliteraturmenggunakan PUBMED, dengan katakunci hepatic encephalopathy AND oral zinc therapy, diperoleh20publikasi. Dari 20publikasididapatkan15publikasiberupabahasainggris. Dari 15 publikasi, didapatkan 5 berupa clinical trial. Dari 5 artikel yang ada, yang fokus menjawab pertanyaan 4 artikel, dimana satu artikel memiliki tahun publikasi lebih dari 20 tahun yang lalu dan satu artikel lagi tidak dapat kami diakses, sehingga yang terseleksi dalam EBCR ini ada 2 artikel. Dua artikel tersebut adalah artikel clinical trial yang ditulis oleh Takuma et al. dan Riggio et al. 20Artikel (Pubmed) 15 Artikel (Bahasa Inggris) 5 Artikel (Clinical trial) 1 Artikel (tidak bisa diakses) 4 Artikel (Fokus menjawab pertanyaan) 1 Artikel (lebih dari 20 tahun terakhir) 2 Artikel (terseleksi)
5 TELAAH STUDI Perbandingan dua artikel Studi Takuma et al Riggio et al Judul Clinical trial: oral zinc in hepatic Short-term oral zinc encephalopathy supplementation does not improve chronic hepatic encephalopathy: results of a double-blind crossover trial Penulis Takuma Y, Nouso K, M akino Y, Riggio O, Ariosto F, M erli M, Hayashi M, Takahashi H Caschera M, Zullo A, Balducci G, et al. Publikasi Alimentary Pharmacology and Digestive Diseases and Therapeutics, Vol. 32 (3 Sciences, Vol. 36, No. 9 September 2010), pp (September 1991), pp Jumlah sampel Pasien Sirosis hepatis dengan Sirosis hepatis dengan ensefalopati hepatikum ensefalopati hepatikum kronik yang berobat jalan Intervensi Polaprezinc 225 mg (zinc 51 mg dan L-carnosine 174 mg) sekali Zinc sulfate 200 mg, tiga kali perhari selama 10 hari dan sehari selama 6 bulan dan terapi terapi standar washout 2 standar minggu crossover. Perbandingan Terapi standar berupa diet Tablet plasebo dan terapi rendah protein termasuk BCAA standar dan lactulose Keluaran HRQOL, derajat ensefalopati Conn s index dalam menilai hepatikum, parameter derajat ensefalopati hepatikum laboratorium, tes neurofisiologi, perubahan PCS dan MCS
6 PenilaianValiditas Studi Takuma et al Riggio et al Randomisasi Ya Ya Kesamaan kelompok pada Ya Ya awal percobaan? Persamaan perlakuan Ya Ya Drop out 1 pasien Tidak ada Double blind Tidak Ya Penilaian Kepentingan (importance) Studi Takuma et al Riggio et al Significance (p value) Bermakna dalam menurunkan derajat ensefalopati hepatikum (p=0,03), kadar amonia darah (p=0,01), memperbaiki skor Child-Pugh (p=0,04), dan tes Tidak bermakna neuropsikologi (p=0,02). Memperbaiki PCS (p=0,03) namun tidak bermakna pada perubahan MCS (p=0,98) pada analisa multivariat Penilaian Aplikasi Studi Takuma et al Riggio et al Kesamaan karakteristik Ya Ya pasien Keterjangkauan terapi Ya Ya Keuntungan lebih besar dari kerugian Ya Ya
7 DISKUSI Pada tahun 1984 Reding dkk melaporkan tentang manfaat pemberian Zinc asetat pada pasien dengan ensefalopati hepatikum kronik. Setelah itu mulai bermunculan penelitianpenelitian lain tentang manfaat pemberian suplemen zinc pada penderita ensefalopati hepatikum dalam jangka pendek maupun jangka penjang. 4 Zinc berperan dalam metabolisme amonia melalui perannya sebagai kofaktor enzim ornithine transcarbamylase dalam siklus urea dan enzim glutamine synthetase dalam pembentukan glutamin dari amonia. Beberapa penelitian melaporkan suplementasi zinc memperbaiki performan psikiatri dengan menurunkan kadar amonia darah pada pasien ensefalopati hepatikum. 1,2 Pada studi Takuma dkk, pemberian suplemen zinc disamping terapi standar dapat memperbaiki fungsi hati, HE, tes NP dan HRQOL terutama pada pasien ensefalopati hepatikum yang ridak responsif terhadap terapi standar. Dikatakan terdapat efek sinergis dari disakarida sintetik dan zinc oral dalam menurunkan amonia melalui mekanisme yang berbeda, yang tampaknya efektif pada pasien yang tidak respon terhadap terapi standar saja. Dalam studi ini disebutkan penelitian oleh Hayashi dkk yang dipublikasikan tahun 2007, melaporkan kombinasi pengobatan dengan BCAA dan suplementasi zinc menurunkan kadar amonia darah dibandingkan BCAA saja pada pasien sirosis. Pada penelitian oleh Takuma dkk ini, dari 156 pasien sirosis dengan ensefalopati hepatikum overt yang terskrining, didapatkan 79 pasien yang memenuhi kriteria, dirandomisasi dan dibagi menjadi 2 kelompok: kontrol (40 orang) dan perlakuan (39 orang). Pada kelompok perlakuan, selain diberi terapi standar (BCAA dan laktulosa), 39 pasien diberi 225 mg polaprezinc (mengandung 51 mg zinc dan 174 mg L-carnosine) per hari selama 6 bulan, tanpa ada yang drop-out. Pada kelompok kontrol, 40 pasien hanya diberikan terapi standar, dimana pada akhir studi 1 pasien drop-out pada bulan keempat dan 1 pasien meninggal pada bulan ketiga karena pecah varises esofagus. Selama periode studi, semua pengobatan lain (seperti diuretik, laktulosa, dan BCAA) dilanjutkan tanpa ada perubahan, tetapi 2 pasien pada kelompok perlakuan dan 5 pada kelompok kontrol mengalami HE berat (grade 3 atau 4), dan pasien ini diobati dengan kanamycin sebagai tambahan terapi sebelumnya sampai tahapan remisi. Pengaruh suplementasi zinc terhadap HRQOL: RP (role-physical), PCS (physical component scale) dalam kelompok zinc membaik signifikan (p=0.04 dan p=0.02), dimana tidak
8 ada perubahan bermakna pada kelompok kontrol. Perbaikan signifikan dari PF (physical functioning), RP dan PCS didapatkan pada kelompok zinc dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.04, p<0.01, p=0.04); dimana tidak ada perubahan signifikan untuk variabel lainnya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengaruh suplementasi zinc dalam parameter klinik dan laboratorium: Pada kelompok zinc, Child-Pugh, modified Child-Pugh score, tingkat rata-rata HE, episode HE membaik (p<0.001, p=0.02, p<0.01, p<0.0001), kadar albumin dan zinc serum meningkat (p=0.02, p<0.0001), kadar amonia darah menurun (p<0.0001). Perbedaan signifikan juga didapatkan dalam Child-Pugh score, tingkat rata-rata HE, rata-rata episode HE, kadar amonia dan zinc darah diantara 2 kelompok (p=0.04, p=0.03, p=0.02, p=0.01, p<0.001). Tingkat defisiensi zinc menurun secara signifikan setelah 6 bulan pengobatan dengan zinc (p<0.001). He membaik pada 21 pasien pada kelompok zinc, dan 10 pasien pada kelompok kontrol (54% vs. 26%, p=0.03). Nilai rata-rata tes NP (NCT-A, NCT-B, DST) membaik secara signifikan dengan pemberian zinc dan perbedaan antara 2 kelompok juga signifikan. Dalam analisis univariat, suplementasi zinc dan kadar amonia darah secara signifikan berhubungan dengan perubahan PCS (p=0.02, p=0.04)., dimana tidak ada variabel yang signifikan berhubungan dengan perubahan MCS. Dalam analisis multivariat, suplementasi zinc adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi perubahan PCS (p=0.03), dimana tidak ada variabel yang signifikan berhubungan dengan perubahan MCS. Sebagai kesimpulan pada penelitian ini, suplementasi zinc bermaknadalammenurunkanderajatensefalopatihepatikum (p=0,03), kadaramoniadarah (p=0,01), memperbaikiskor Child-Pugh (p=0,04), dantesneuropsikologi (p=0,02); memperbaiki PCS (p=0,03) namuntidakbermaknapadaperubahan MCS (p=0,98) padaanalisamultivariate. 1 Pada penelitian Riggio dkk, 15 pasien sirosis dengan ensefalopati hepatikum kronik terskrining, dibagi menjadi 2 kelompok: kontrol dan perlakuan. Pada kelompok perlakuan, pasien diberi zinc oral (zinc sulfate 3x200 mg) selama 10 hari, dan pada kelompok kontrol diberikan placebo. Kedua kelompok kemudian memasuki periode wahsout selama 2 minggu, kemudian kelompok disilang untuk memulai lagi pemberian zinc vs. Placebo selama 2 minggu. Pada awal dan akhir tiap perlakuan dilakukan pemeriksaan. Hasilnya didapatkan peningkatan kadar zinc pada mayoritas pasien setelah 10 hari pemberian, namun tidak ada perbedaan yang signifikan pada Conn s index, NCT, atau kadar amonia selama pemberian zinc ataupun placebo. 4 Pada penelitian Bresci dkk tahun 1993, 90 pasien sirosis dengan ensefalopati hepatikum dirandomisasi dan diberikan suplementasi zinc oral 600 mg per hari selama 1 bulan sebagai
9 tambahan terhadap terapi standar, didapatkan tes psikometrik, NCT, dan PSE index lebih baik pada kelompok zinc dibandingkan kelompok kontrol, namun perbedaannya tidak bermakna secara statistik. 5 KESIMPULAN Dari pembahasan diatas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa pemberian suplementasi zinc oral disamping terapi standar pada pasien ensefalopati hepatikum dapat memperbaiki kualitas hidup pada pemberian jangka panjang. Namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metode yang lebih baik dan sampel yang lebih besar.
10 REFERENS I 1. Takuma Y, Nouso K, Makino Y, Hayashi M, Takahashi H. Clinical trial: oral zinc in hepatic encephalopathy. Aliment Pharmacol Ther 2010;32: Zullo A. Hepatic encephalopathy therapy: An overview. World J Gastrointest Pharmacol Ther 2010;1(2): Somi MH, Rezaeifar P, Rahimi AO, Moshrefi B. Effects of low dose zinc supplementation on biochemical markers in non-alcoholic cirrhosis: A randomized clinical trial. Arch Iran med 2012;15(8): Riggio O, Ariosto F, Merli M, Caschera M, Zullo A, Balducci G dkk. Short-term oral zinc supplementation does not improve chronic hepatic encephalopathy. Results of a double-blind crossover trial. Digestive disease and sciences 1991;36(9): Bresci G, Parisi G, Banti S. Management of hepatic encephalopathy with oral zinc supplementation: a long-term treatment. Eur J Med 1993;2(7): Abstract.
EVIDENCE BASED CLINICAL REVIEW PERAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIK
EVIDENCE BASED CLINICAL REVIEW PERAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIK Disusun oleh: dr. Yusuf Aulia Rahman NPM. 1006767525 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM-DIVISI
Lebih terperinciPERANAN LAKTULOSA PADA PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIKUM
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI PERANAN LAKTULOSA PADA PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIKUM Oleh: dr. Segal Abdul Aziz PPDS Ilmu Penyakit Dalam Januari 2011 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI
Lebih terperinciProbiotik Sebagai Terapi Profilaksis pada Ensefalopati Hepatikum
Evidence Based Case Report Probiotik Sebagai Terapi Profilaksis pada Ensefalopati Hepatikum Yoppi Kencana 1306399866 Supervisor: Dr. dr. Andri Sanityoso, SpPD-KGEH Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit
Lebih terperinciPeran Rifaximin dalam Penatalaksanaan Ensefalopati Hepatik Akut
EVIDENCE BASED CLINICAL RESEARCH Peran Rifaximin dalam Penatalaksanaan Ensefalopati Hepatik Akut Disusun oleh: dr. Alisa Nurul Muthia PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa kini semakin banyak penyakit-penyakit berbahaya yang menyerang dan mengancam kehidupan manusia, salah satunya adalah penyakit sirosis hepatis. Sirosis hepatis
Lebih terperinciMANFAAT LAKTULOSA PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS DENGAN ENSEFALOPATI HEPATIK MINIMAL
EVIDENCE-BASED CASE REPORT MANFAAT LAKTULOSA PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS DENGAN ENSEFALOPATI HEPATIK MINIMAL Oleh: dr. Riahdo J. Saragih 0806359870 PROGRA M PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI HEPA TOLOGI
Lebih terperinciBerdasarkan data WHO (2004), sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium akhir dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sirosis hati merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malnutrisi semakin diketahui sebagai faktor. prosnosis penting yang dapat mempengaruhi keluaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malnutrisi semakin diketahui sebagai faktor prosnosis penting yang dapat mempengaruhi keluaran klinis pasien penderita penyakit hati tahap akhir. Meskipun faktanya malnutrisi
Lebih terperinciEvidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites
Evidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites Oleh : Dr. Krishna Adi Wibisana Program Pendidikan Dokter Spesialis I Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit hati kronis termasuk sirosis telah menjadi masalah bagi dunia kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang komplek, meningkatnya
Lebih terperinciEvidence based Case Report
Evidence based Case Report Pengaruh Stres Psikososial terhadap Keparahan Penyakit Hepatitis Kronik Disusun Oleh: dr. Resultanti NPM: 1006767506 Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif (Nurdjanah, 2009). Sirosis hepatik merupakan
Lebih terperinciPERANAN TRANSCATHETER ARTERIAL CHEMOINFUSION (TACI) PADA HEPATOCELLULAR CARCINOMA STADIUM LANJUT
EBCR Hepatologi PERANAN TRANSCATHETER ARTERIAL CHEMOINFUSION (TACI) PADA HEPATOCELLULAR CARCINOMA STADIUM LANJUT oleh: Barry A. Putra PPDS Tahap 2 DIVISI HEPATOLOGI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari struktur
Lebih terperinciEvidence Based Case Report
Evidence Based Case Report Nucleotide Analogs for Patients with HBV- Related Hepatocellular Carcinoma Increase the Survival Rate through Improved Liver Function Presentan: dr. Prima Yuriandro (1006767506)
Lebih terperinciAntibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis
Evidence-based Case Report Antibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis Penulis: dr. Oldi Dedya NPM: 1006824421 Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit
Lebih terperinciKapankah waktu yang tepat penggunaan tripel terapi (fokus pada boceprevir) pada pasien ini dan efek samping apa saja yang mungkin muncul.
PENDAHULUAN Sejak ditemukan pada tahun 1989, virus hepatitis C (VHC) telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit hati kronik di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciHepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini
Hepatitis Virus Oleh Dedeh Suhartini Fungsi Hati 1. Pembentukan dan ekskresi empedu. 2. Metabolisme pigmen empedu. 3. Metabolisme protein. 4. Metabolisme lemak. 5. Penyimpanan vitamin dan mineral. 6. Metabolisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. varises pada pasien dengan sirosis sekitar 60-80% dan risiko perdarahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perdarahan varises esofagus (VE) merupakan satu dari banyak komplikasi mematikan dari sirosis karena tingkat mortalitasnya yang tinggi. Prevalensi varises
Lebih terperinciPeranan Anti Virus pada Hepatitis B akut
EVIDENCE-BASED CASE REPORT Peranan Anti Virus pada Hepatitis B akut Oleh: dr. Adeputri Tanesha Idhayu PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI HEPATOLOGI - DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirosis Hati 2.1.1 Definisi Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis, disorganisasi dari lobus dan arsitektur vaskular, dan regenerasi nodul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit hati dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal pada dekade
Lebih terperinciPERANAN USG ABDOMEN DENGAN KONTRAS DALAM EVALUASI NODUL HATI
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI PERANAN USG ABDOMEN DENGAN KONTRAS DALAM EVALUASI NODUL HATI Oleh: dr. Afiyah PPDS Ilmu Penyakit Dalam Juli 2011 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI HEPATOLOGI DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ensefalopati hepatik merupakan sindrom neuropsikiatri yang dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan memberatnya penyakit hati, risiko terjadinya ensefalopati hepatik semakin besar. Hal ini memicu pesatnya perkembangan pengetahuan terkait masalah ensefalopati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciDekompensataSirosisHepatis Child Pugh Kelas C. Decompensated Liver Cirrhosis Child Pugh Class C
DekompensataSirosisHepatis Child Pugh Kelas C Abdi Nusa Persada Nababan, Maya Ganda Ratna FakultasKedokteran, Universitas Lampung Abstrak Sirosis hepatis merupakan penyakit yang menggambarkan stadium akhir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sirosis Hepatis 1. Definisi Sirosis hepatis merupakan penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi susunan hati normal oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul
Lebih terperinciPengukuran Hipertensi Portal dengan Metode Invasive (HVPG) dan Non Invasive (Fibroscan, Spleen size)
EVIDENCE-BASED CASE REPORT Pengukuran Hipertensi Portal dengan Metode Invasive (HVPG) dan Non Invasive (Fibroscan, Spleen size) dr. Herikurniawan NPM: 1106024432 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN
Lebih terperinciProfil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan
Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan terakir, memberat 2 minggu terakir - disertai diare kurang
Lebih terperinciPROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014 1 Yunellia Z. Patasik 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sirosis adalah suatu keadaan patologik yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit akibat infeksi dan sisi yang lain banyak ditemukan masalah
Lebih terperinciEtiologi Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering
ASKEP HEPATITIS TINJAUAN TEORITIS Defenisi Hepatitis merupakan suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
Lebih terperinciEncephalopaty Hepatic Patient With Chirrosis Hepatic
Ensefalopati Hepatik pada Pasien Sirosis Hepatik Prayudo Prio A, Adityo Wibowo Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Ensefalopati hepatik (EH) merupakan sindrom neuropsikiatri yang dapat terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Maret Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta
BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dari manusia. Berbagai penyakit yang menyerang fungsi ginjal dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh manusia, seperti penumpukan
Lebih terperincisex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) tidak hanya disebabkan oleh asites pada sirosis hati melainkan juga disebabkan oleh gastroenteritis dan pendarahan pada saluran
Lebih terperinciPerubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis
LAPORAN PENELITIAN Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Kadar Hidro si utirat arah, dan Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis Hati ang en a an an Puasa amadhan Azzaki Abubakar 1, Irsan Hasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, hati merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8
Lebih terperinciA 50 YEARS OLD MAN WITH CIRRHOSIS HEPATIS DEKOMPENSATA : CASE REPORT
A 50 YEARS OLD MAN WITH CIRRHOSIS HEPATIS DEKOMPENSATA : CASE REPORT Rizki Putra Sanjaya, S.Ked. Faculty of Medicine, Universitas Lampung Abstract Cirrhosis hepatis (SH) is a chronic liver disease characterized
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama dua belas bulan (Agustus 2006 Juli 2007). Subjek uji yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 92 orang penderita, 67 orang berasal
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III-1
BAB III ANALISIS 3.1 Data Understanding Phase Pada penelitian ini, data kasus yang digunakan adalah data pasien liver. Data ini dikumpulkan dari timur laut bagian Andhra Pradesh, India. Data pasien liver
Lebih terperinciMODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT
TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli
Lebih terperinciASUHAN HIPERBILIRUBIN
ASUHAN HIPERBILIRUBIN Pengertian. KERN IKTERUS Suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. HIPERBILIRUBIN Suatu keadaan dimana kadar bilirubinemia mencapai nilai yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang sangat
Lebih terperinciApakah penggunaan PPI meningkatkan resiko infeksi pada pada pasien sirosis dengan asites? PubMed. Search Query Filter: publikasi di bawah 5 tahun
PENDAHULUAN Sirosis adalah salah satu konsekuensi dari penyakit hati kronik, membuat sel hati normal digantikan dengan jaringan fibrosis dan menyebabkan berkurangnya fungsi hati normal. Penyebab sirosis
Lebih terperinciHasil. Hasil penelusuran
Pendahuluan Karsinoma hepatoselular (KHS) adalah keganasan kelima tersering di seluruh dunia, dengan angka kematian sekitar 500.000 per tahun. Kemajuan dalam pencitraan diagnostik dan program penapisan
Lebih terperinciGDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :
Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Hati 1.1. Definisi Hati adalah organ penting dalam metabolisme karbohidrat, protein, lemak, alkohol, vitamin, dan mineral. Hati memproduksi empedu untuk pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciHEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL
HEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL PENDAHULUAN VARIASI HEP.VIRUS TERGANTUNG JENIS A,B.C KLINIS TERGANTUNG RINGAN-BERAT DARI TIPIKAL S/D ATIPIK HEPATITIS VIRAL AKUT : 1. BENTUK KHAS / SIMPTOMATIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nyeri merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Diperkirakan satu dari lima orang dewasa mengalami nyeri dan setiap
Lebih terperinciHubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN LAKTULOSA PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ENSEFALOPATI HEPATIK RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO MARIA ELVINA LEKI
STUDI PENGGUNAAN LAKTULOSA PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ENSEFALOPATI HEPATIK RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO MARIA ELVINA LEKI 2443012250 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
Lebih terperinciPELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)
PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar 25 50% bayi baru lahir menderita ikterus pada minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. fosfolipid dan asam asetoasetat (Amirudin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hati adalah organ dari sistem pencernaan terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat komplek. Beberapa fungsi
Lebih terperinciTATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :
Revisi Halaman Kepala 1. Pengertian Malaria adalah suatu infeksi penyakit akut maupun kronik yang disebakan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja
Lebih terperinciADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u
ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik adalah gangguan faal ginjal yang berjalan kronik dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal kronik
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein, dengan nilai normal 3,5 5,5 g/dl. Albumin juga didapatkan pada ruang
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah
PERBANDINGAN VALIDITAS MADDREY S DISCRIMINANT FUNCTION DAN SKOR CHILD-PUGH DALAM MEMPREDIKSI KETAHANAN HIDUP 12 MINGGU PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS LAPORAN AKHIR PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah Diajukan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN SIROSIS HATI DI RUANG PERAWATAN UMUM LANTAI 6 RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT GATOT SUBROTO KARYA ILMIAH
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA
1 LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA I Deskripsi Perdarahan pada saluran cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis. Perdarahan saluran cerna dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94
BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Karakteristik neonatus pada penelitian ini: berat lahir, usia saat pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 gram) lebih berat daripada
Lebih terperinciHubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta
LAPORAN PENELITIAN Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta Hendra Dwi Kurniawan 1, Em Yunir 2, Pringgodigdo Nugroho 3 1 Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sentral, dislipidemia, dan hipertensi (Alberti et al., 2006; Kassi et al., 2011).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sindroma metabolik merupakan sindrom yang terdiri atas faktor-faktor yang saling berhubungan dalam meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, yaitu diabetes
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN. Pengobatan sirosis hai pada prinsipnya berupa : 1. Simtomais. 2. Supporif, yaitu : a. Isirahat yang cukup
PENATALAKSANAAN Pengobatan sirosis hai pada prinsipnya berupa : 1. Simtomais 2. Supporif, yaitu : a. Isirahat yang cukup b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; misalnya : cukup kalori, protein
Lebih terperinciSirosis Hepatis. Etiologi Penyebab yang pasti dari Sirosis Hepatis sampai sekarang belum jelas.
Sirosis Hepatis Sirosis Hepatis adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau sering disebut juga sebagai tumor ganas (maligna) atau neoplasma adalah istilah umum yang mewakili sekumpulan besar penyakit yang bisa mengenai bagian manapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan. menyumbang 1,5-2% dari berat tubuh manusia (Ghany &
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan menyumbang 1,5-2% dari berat tubuh manusia (Ghany & Hoofnagle, 2004). Hati memiliki beberapa fungsi metabolik, seperti
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1
Lebih terperinciAnemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya
Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di dalam sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin diproduksi dari protein yang mengandung heme
Lebih terperinciCLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI
CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI Oleh : Dr.Prasetyo Widhi Buwono,SpPD-FINASIM Program Pendidikan Hematologi onkologi Medik FKUI RSCM Ketua Bidang advokasi
Lebih terperincia. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciPEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN
92 PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN MONITORING OF DRUG THERAPY IN PATIENTS GEA ON PATIENTS IN dr. SUYOTO Satya Candra Indra Yanih dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung selama beberapa tahun). Perjalanan penyakit ginjal stadium
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fungsi pemeriksaan laboratorium adalah menganalisis secara kuantitatif atau kualitatif beberapa bahan, seperti darah, sumsum tulang, serum, tinja, air kemih
Lebih terperinciAuthor : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.
Author : Liza Novita, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.tk GLOMERULONEFRITIS AKUT DEFINISI Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan, tekanan darah mencapai nilai 140/90
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
Lebih terperinciOleh : Fery Lusviana Widiany
PENGARUH DUKUNGAN GIZI PUDING TEPUNG TEMPE TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASIEN BEDAH DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh : Fery Lusviana Widiany 01/12/2014 1 Latar Belakang RS SARMILLA 2,89% pasien menurun
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinci