Evidence Based Case Report
|
|
- Devi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evidence Based Case Report Nucleotide Analogs for Patients with HBV- Related Hepatocellular Carcinoma Increase the Survival Rate through Improved Liver Function Presentan: dr. Prima Yuriandro ( ) Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, Oktober 2012
2 Pendahuluan Hepatitis B merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Keadaan ini mengakibatkan peradangan dan pembengkakan hati, dan kadang-kadang kerusakan hati yang nyata. 1 HBV merupakan suatu virus DNA dari keluarga Hepadnaviridae dengan struktur virus berbentuk sirkular dan terdiri dari 3200 pasang basa. Pajanan virus ini akan menyebabkan dua keluaran klinis, yaitu: (1) Hepatitis akut yang kemudian sembuh secara spontan dan membentuk kekebalan terhadap penyakit ini, atau (2) Berkembang menjadi kronik. Umumnya 90-95% penderita usia dewasa yang terkena infeksi hepatitis B dan menderita hepatitits B akut akan sembuh. Hanya sebagian kecil penderita akan menjadi kronik. 1 Infeksi HBV telah menjadi suatu masalah k esehatan utama di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Diperkirakan sepertiga populasi di dunia pernah t erpajan virus ini dan juta diantaranya merupakan pengidap hepatitis B dan 1 juta penderita meninggal dikarenakan penyakit hati menahun karena HBV. Di Indon esia, angka pengidap hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai %. 2 Sekuele infeksi HBV berupa hepatitis B kronis, sirosis kompensata, dekompensasi hepatis, dan Karsinoma Hepatoselular (KHS). Beberapa studi menunjukkan bahwa nekroinflamasi jangka panjang dan replikasi virus sangat mempengaruhi kecepatan progresivitas penyakit menjadi sirosis dan KHS. Terapi antiviral berupa supresi replikasi HBV dan nekroinflamasi oleh interferon atau analog nukloetida dapat mengurangi komplikasi dan m emperpanjang kesintasan. 3 Bahkan penggunaannya pada kasus lanjut, penyakit hati dekompensata telah dilaporkan memberi manfaat dalam beberapa studi. Namun keluaran (outcome) penggunaannya pada pasien dengan KHS belum dapat ditentukan. 3
3 Ilustrasi Kasus Ny E, 73 tahun, datang dengan k eluhan utama nyeri perut kanan atas yang s emakin memberat sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Rasa nyeri pada kanan atas bersifat tajam, tidak disertai penjalaran, hilang timbul, tidak dipengaruhi asupan makanan ataupun aktifitas fisik, bila sedang timbul nyeri pasien sampai menangis d an meraung karena k esakitan. keluhan lain seperti mual(+), muntah terkadang, asupan makanan kurang dari setengah porsi tiap kali makan, mata pasien sempat t ampak kuning, buang air besar berwarna dempul (-), buang air kecil seperti warna teh (-), demam (-), turun berat badan (+) kurang lebih 5 k g selama 3 bulan t erakhir ini. Semenjak mengeluh nyeri pasien sudah memeriksakan diri ke rumah sakit lain dan sempat dirawat di tiga rumah sakit yang berbeda sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo, pada perawatan sebelumnya pasien sudah di USG dan dikatakan ada kelainan pada hati yang butuh penanganan lebih baik di RSCM. Pasien akhirnya dirawat inap di RSCM k encana dan menjalani pemeriksaan CT-scan perut dan didapatkan hasil berupa tumor ganas pada hati. Setelah dirawat selama tiga hari pasien mengeluh sesak napas, batuk (+), dahak tidak ada dan perlahan tidak sadarkan diri, pasien kemudian pindah ke ruang rawat intensif dan dipas ang mesin bantu napas. Riwayat sakit kuning sebelumnya, alergi, paru-paru, jantung disangkal. Pada riwayat keluarga didapatkan riwayat sakit kuning pada ibu pasien. Sakit darah tinggi, kencing manis, jantung dan alergi disangkal. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, mempunyai tiga orang anak. Riwayat merokok disangkal, riwayat minum alkohol disangkal. Sebelum sakit pasien dapat mengurus diri sendiri dan dapat melakukan aktifitas harian seperti masak dan mencuci sendiri dan menghabiskan lebih dari setengah waktu terjaganya tidak diatas tempat tidur maupun kursi. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan di ruang perawatan ICU dewasa didapatkan kesadaran soporo-komatous, tampak sakit berat, hemodinamik berupa tekanan darah 100/60 mmhg (dengan vasopresor), frekuensi nadi 100 kali per menit, frekuensi napas 20 kali per menit (terintubasi dan dengan bantuan ventilator), dan suhu normal. Pemeriksaan fisik umum didapatkan rhonki basah kasar pada kedua lapang paru, perut buncit, hepar teraba 5 jari bawah lengkung iga, tumpul, keras, berbenjol, undulasi (+) dan edema pitting pada kedua tungkai bawah.
4 Pemeriksaan laboratorium Hb 10,1 g/dl, Ht 30,3 %, Leukosit /uL, Trombosit /uL, MCV/MCH 90,4/30,7 Hitung jenis 0,2/0,3/86/8,2/9,1 LED 54,PT/.kontrol 15,2/6,2, APTT/kontrol 40,1/33, ureum 53 mg/dl, Kreatinin 3,0 mg/dl, Glukosa darah sewaktu 155 mg/dl, SGOT 115 u/l, SGPT 41 u/l. HbsAg dan anti HCV reaktif, AFP 22,2,bilirubin total 0,79 mg/dl, bilirubin direk 0,47 mg/dl bilirubin indirek 0,22 mg/dl, albumin 2,22 mg/dl, globulin 3,9 mg/dl, Na l37 meq/l, K 3,8 meq/l, Cl 99 meq/l, procalcitonin 16,45. USG abdomen didapatkan kesan massa tumor hepar lobus kanan, diameter 4,1 cm, asites (+) dan splenomegali (+). CT-scan abdomen 3 fase : sirosis dengan massa (ukuran 8,7 x 4,2 x 3,8cm) segmen 6 yang menyangat kontras pada fase arteri dan hipodense dari jaringan sekita pada fase vena sugestif hepatoma dan fatty liver (+). Pada pasien ditegakkan masalah penuruna kesadaran ec syok sepsis dd/ gagal hati fulminan dd/ proses intrakranial, syok sepsis ec HAP early onset, karsinoma hepatoselular BCLC D, hepatitis B kronik dengan suspek koinfeksi hepatitis C, AKI prerenal dd/acute on CKD, Hipoalbumin ec penurunan sisntesis dd/ intake kurang, anemia normositik normokrom ec penyakit kronik dd/ peradarahan kronik. Pada pasien diberikan terapi berupa antibiotik dan terapi suportif lainnya. Pada pasien juga diberikan obat golongan analog nukleosida berupa telbivudin 1x600 mg. Masalah Klinis Pada pasien ditegakkan masalah KHS stadium lanjut berdasarkan data klinis diatas. pertanyaan klinis yang diajukan adalah sebagai berikut : Apakah pemberian analog nukleosida dapat memperbaiki keadaan klinis dan parameter laboratorium pasien dengan KHS dibanding tidak diberikannya obat tersebut? Metode penelusuran literatur Prosedur pencarian literatur untuk menjawab pertanyaan klinis tersebut adalah dengan melakukan penelusuran kepustakaan secara online, dengan menggunakan bantuan PUBMED. kata kunci yang digunakan adalah "nucleotide analogues" AND "hepatocellular carcinoma" AND "hepatitis B". Dengan metode tersebut pada awalnya didapat 11 artikel yang memenuhi sistem pencarian tersebut. penelusuran lebih lanjut dilakukan secara manual pada daftar pustaka yang sesuai dan didapatkan hanya satu artike jurnal yang relevan.
5 Hasil Penelusuran dan Pembahasan Koda dkk pada tahun melakukan prospektif non randomisasi dengan menggunakan kontrol, pada 62 pasien dengan infeksi HBV kronik yang sudah didiagnosa mempunyai KHS untuk mengevaluasi efikasi dari pemberian analog nukleosida terhadap fungsi liver, kejadian rekurensi dari KHS dan kesintasan dari penderita. Metode Desain Lokasi Prospektif non randomisasi dengan kontrol Tidak dideskripsikan secara spesifik Waktu Januari 2002-desember 2006 Kriteria inklusi Pasien dengan hepatitis B kronik dan diagnosa KHS Kriteria yang digunakan : 1. HBV DNA serum > 3.7 LGE?mL 2. ALT serum > 40 IU/L 3. Pasi en bersedia mendapatkan terapi analog nukleosida Semua kriteria diatas harus terpenuhi untuk menjadi subjek penelitian Kriteria eksklusi Data dasar Intervensi Didapatkan HbsAG (-) sebelum memulai terapi dan atau tidak memenuhi salah satu at au lebih dari ketiga kriteria inklusi diatas HbsAg, HbeAg, HBV DNA serum, ALT serum, AST, Total bilirubin, Albumin, PT, trombosit, derajat Child-Pugh, Stadium KHS, Penatalaksanaan awal dari HCC. 1. lamivudine 100 mg/hari pada 28 p asien d an Entecavir 0,5 mg/hari pada dua pasien saat awal penelitian 2.Lamivudine ditambah dengan adefovir atau diganti dengan entecavir apabila selama rentang observasi terbukti adanya mutasi dari YMDD pada subjek dengan terapi lamivudin. Followup 1. Parameter biokimia berupa : ALT, AST, PT, Albumin, bilirubin total, trombosit, HbsAG, HBeAG, AntiHbe, AFP, DCP
6 2. Petanda klinis dari asites dan ensefalopati hepatik 3. Pemeriksaan radiologi berupa USG abdomen atau CT abdomen 4. Bila didapatkan adanya rekurensi dari HCC, nodul < 3 cm dan nodul < 3 buah diterap d engan RFA atau PEI, sedangkan nodul yang lebih dari itu diterapi dengan TAE atau TACI Dari 62 pasien dengan infeksi hepatitis B kronis dan KHS, 30 orang diantaranya memenuhi ketiga kriteria inklusi dan diberikan analog nukleosid, 9 pasien dieksklusi karena HBV DNA < 3,7 LGE/mL, 3 orang diekslusi karena nilai ALT <40 IU/L, sedangkan 20 orang sisanya walaupun memiliki kadar HBV DNA dan ALT yang tinggi t etapi mereka tidak bersedia untuk diterapi dengan analog nukleosida, oleh karena itu 20 orang tersebut dijadikan sebagai kelompok kontrol pada penelitian ini. Karakteristik dasar antara grup analog nukleosida dan kontrol tidak mempunyai perbedaan yang bermakna, baik secara klinis maupun parameter laboratorium. Tabel 1. Data karakteristik dasar klinis dan laboratorium
7 Pada grup analog nukleosida didapatkan HBV DNA menurun secara bermakna bila dibandingk an kadar awal sebelum terapi (5,7± 1,2 LGE/mL) dengan kadar setelah 21 bulan terapi (3,9 ± 0,9 LGE/mL). tiga orang dengan nilai HbeAG yang positif saat awal mengalami serokonversi dan mendapatkan Anti Hbe(+). Pada 28 pengguna lamivudine didapatkan 11 orang diantaranya (39,3%) mengalami mutasi YMDD. Dari 11 orang tersebut 10 orang diantaranya ditambahkan terapi adefovir 10 mg/hari dan 1 orang sisanya diganti terapi dengan entecavir 1 mg/hari. waktu rerata munculnya mutasi adalah 19.0 ± 7.5bulansetelahterapi. Figur 1. Perubahan serial pada (A) kadar albumin serum dan (C) bilirubin total pada kelompok analog nukleosida (hitam)dan kelompok kontrol (putih). perubahan serial sebelum terapi dan saat penatalaksanaan ulang HCC dikarenakan rekurensi antara kelompok analog nukleosida dan kelompok kontrol yang diterapi kuratif pada awalnya.
8 Figur 2. Perubahan serial pada (A) kadar ALT serum dan (C) PT pada kelompok analog nukleosida (hitam) d an kelompok kontrol (putih). perubahan serial s ebelum terapi dan saat penatalaksanaan ulang HCC dikarenakan rekurensi antara kelompok analog nukleosida dan kelompok kontrol yang diterapi kuratif pada awalnya. Parameter laboratorium berupa albumin, AST dan ALT secara bermakna membaik setelah terapi analog nukleosida dibandingk an dengan kelompok kontrol. Namun bilirubin total, trombosit dan PT tidak mengalami perbedaan yang bermakna. Sedangkan nilai child pugh pada kelompok analog nukleosid menurun secara bermakna sedangkan pada k elompok kontrol cenderung meningkat bila dibandingkan dengan nilai awal sebelum dilakukannya terapi.
9 Figur 3. Perubahan serial nilai Child Pugh pada kelompok analog nukleosida (hitam) dan kelompok kontrol (putih). p<0,05 vs baseline Waktu rerata untuk rentang waktu follow up pada 28,6 ± 16,7 bulan pada kelompok analog nukleosid dan 36,3 ± 21,6 pada k elompok kontrol. Didapatkan adanya perbedaan yang bermakna pada angka kesintasan antara kedua kelompok (p=0,02). Penyebab kematian pada 14 orang dari kelompok kontrol adalah progresifitas dari KHS (8 orang) dan gagal hati (6 orang). Sedangkan penyebab kematian pada 6 orang dari kelompok subjek adalah progresifitas dari KHS (5 orang) dan gagal hati (1 orang). Figur 4. perbandingan angk a kesintasan kumulatif pada kedua kelompok.
10 Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemberian analog nukleosid maka angka kensintasan secara keseluruhan pada pasien dengan KHS dapat meningkat. Akan tetapi analog nukleoside tak dapat menurunkan angka rekurensi dari HCC bagi pasien yang sebelumnya telah menjalani terapi kuratif berupa reseksi maupun RFA. Didapatkan hasil parameter lab berupa penurunan kadar AST/ALT dikaitkan dengan menurunnya kadar HBV DNA dalam serum. Dengan menurunnya kadar HBV dalam serum maka diharapkan kerusakan sel hati yang terjadi dapat terminimalisir. Perbaikan dari nilai albumin dan nilai child pugh menandakan pada kelompok analog nukleosid, sisa dari jaringan hati yang masih sehat dan berfungsi dengan baik dapat terjaga. hal ini merupakan faktor penting untuk dapat menentukan pilihan terapi selanjutnya untuk HCC itu sendiri k etika terjadinya rekurensi, dan juga sebagai faktor prognostik yang baik untuk angka kesintasan. Masalah yang dapat timbul akibat terapi dengan lamivudin adalah mutasi YMDD yang dapat berakibat terjadinya resistensi, breakthrough hepatitis dan pada akhirnya gagal hati, Namun kejadian gagal hati pada penelitian ini d apat dicegah pada pasien dengan mutasi YMDD dikarenakan ditambahkan adefovir maupun diganti terapi dengan entecavir pada waktu yang s ecepat mungkin. Entecavir lebih dipilih dibandingkan lamivudin karena angka kejadian resistensinya yang lebih rendah Kesimpulan 1. Analog Nukleosida dapat diberikan pada pasien dengan hepatitis B kronik dan KHS yang telah menjalani terapi sebelumnya, pada penelitian ini secara signifikan meningkatkan angka kesintasan secara kumulatif. 2. Analog nukleosida tidak dapat menurunkan terjadinya angka rekurensi pada pasien KHS yang telah menjalani terapi kuratif sebelumnya. 3. Analog nukleosida yang lebih dipilih menurut penelitian ini adalah entecavir dikarenakan lebih sedikit menimbulkan resistensi.
11 Daftar pustaka 1. Gani RA, Hasan I, Djumhana A, Seti awan PB, Akbar NA. Konsensus nasional penatalaksanaan hepatitis B Perhimpunan Peneliti Hati indonesia. Jakarta. 2. Jan-Christian Wasmuth (2009), hepatitis B, epidemiology, transmission and natural history hepatitis B, in Stefan Mauss et al, eds Hepatology2009 pp Koda M, Nagahara T, matono T, sugihara T, Mandai M, Ueki M, Ohyama et al. Nucleotide Analogs for Patients with HBV-Related Hepatocellular Carcinoma Increase the Survival Ratethrough Improved Liver Function. Inter Med 48: 11-17, 2009
BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciVIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di seluruh dunia. Penderita infeksi hepatitis B diperkirakan berjumlah lebih dari 2 milyar orang
Lebih terperinciPERANAN USG ABDOMEN DENGAN KONTRAS DALAM EVALUASI NODUL HATI
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI PERANAN USG ABDOMEN DENGAN KONTRAS DALAM EVALUASI NODUL HATI Oleh: dr. Afiyah PPDS Ilmu Penyakit Dalam Juli 2011 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI HEPATOLOGI DEPARTEMEN
Lebih terperinciHasil. Hasil penelusuran
Pendahuluan Karsinoma hepatoselular (KHS) adalah keganasan kelima tersering di seluruh dunia, dengan angka kematian sekitar 500.000 per tahun. Kemajuan dalam pencitraan diagnostik dan program penapisan
Lebih terperinciPeranan Anti Virus pada Hepatitis B akut
EVIDENCE-BASED CASE REPORT Peranan Anti Virus pada Hepatitis B akut Oleh: dr. Adeputri Tanesha Idhayu PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI HEPATOLOGI - DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh
Lebih terperinciPeran Contrast Enhanced Ultrasound (CEUS) dibandingkan CT Scan dalam diagnosis Karsinoma Hepatoseluler
Peran Contrast Enhanced Ultrasound (CEUS) dibandingkan CT Scan dalam diagnosis Karsinoma Hepatoseluler Pendahuluan Karsinoma Hepatoseluler (KHS) adalah jenis tumor yang banyak ditemukan di dunia, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatoma ( karsinoma hepatoseluler ) merupakan salah satu tumor yang paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu di Asia dan Afrika
Lebih terperinciMODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT
TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limfoid, dan sel neuroendocrine. Dari beberapa sel-sel tersebut dapat berubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hati merupakan organ tubuh manusia yang terbentuk dari berbagai tipe sel, seperti hepatosit, epitel biliaris, endotel vaskuler, sel Kupfer, sel stelata, sel limfoid,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperincia. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciKonsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) 2012 x+56 Halaman 15 x 23 cm ISBN 978-602-18991-0-6 Cetakan Kedua Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit hati dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal pada dekade
Lebih terperinciPeran Analog Nukleos(t)ida dalam Meningkatkan Kesintasan Pada Pasien Hepatitis B yang mengalami Acute on Chronic Liver Failure
Peran Analog Nukleos(t)ida dalam Meningkatkan Kesintasan Pada Pasien Hepatitis B yang mengalami Acute on Chronic Liver Failure (ACLF): Sebuah Laporan Kasus Berbasis Bukti Jerry Nasarudin Abstrak Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus. Telah ditemukan lima kategori virus yang menjadi agen
Lebih terperinciHepatitis C: Bom Waktu didalam Hati
Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati Apa hati itu? Hati adalah organ terbesar dalam tubuh manusia. Berat sekitar 1,5-3 kg pada orang dewasa. Apa saja fungsi hati? Membuat bahan yang diperlukan tubuh u/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. fosfolipid dan asam asetoasetat (Amirudin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hati adalah organ dari sistem pencernaan terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat komplek. Beberapa fungsi
Lebih terperinciPengobatan Terkini Hepatitis Kronik B dan C
Pengobatan Terkini Hepatitis Kronik B dan C Rino A Gani, Dr, SpPD-KGEH Divisi Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo RS. Internasional Bintaro Jl. MH Thamrin No.1 Sektor 7,
Lebih terperinciKuantifikasi HbsAg Sebagai Kriteria Penghentian Terapi Pada Pasien Hepatitis B Kronik HbeAg Negatif yang Mendapat Terapi Analog Nukleosida/Nukleotida
Evidence Based Case Report Kuantifikasi HbsAg Sebagai Kriteria Penghentian Terapi Pada Pasien Hepatitis B Kronik HbeAg Negatif yang Mendapat Terapi Analog Nukleosida/Nukleotida Oleh: Irene Purnamawati
Lebih terperinciPELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)
PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional
Lebih terperinciADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u
ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk waktu
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk waktu yang sangat lama,
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciPenatalaksanaan Hepatitis B Kronik
Penatalaksanaan Hepatitis B Kronik Kiah Hilman, Syarif H.Djajadiredja, Edhiwan Prasetya, Meilianau Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan Hepatitis B masih
Lebih terperinciHepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini
Hepatitis Virus Oleh Dedeh Suhartini Fungsi Hati 1. Pembentukan dan ekskresi empedu. 2. Metabolisme pigmen empedu. 3. Metabolisme protein. 4. Metabolisme lemak. 5. Penyimpanan vitamin dan mineral. 6. Metabolisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sirosis hati merupakan penyebab kematian kesembilan
Lebih terperinciEVALUASI TERAPI PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA. Rahmannisa Wikan Trisnaningtyas*, Chynthia Pradiftha Sari, Ndaru Setyaningrum
EVALUASI TERAPI PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Rahmannisa Wikan Trisnaningtyas*, Chynthia Pradiftha Sari, Ndaru Setyaningrum Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Islam Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSYIAH/RSUDZA DARUSSALAM BANDA ACEH
-inistras Stase di Bagian Penyakit Dalam Wanita Tanggal Stase 9 Maret 2014-17 Maret 2014 Pertanyaan Pilihan jawaban Seorang wanita berusia 30 tahun, sejak 6 bulan yang lalu mengeluh nyeri dan bengkak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hepatitis merupakan infeksi yang dominan menyerang hepar atau hati dan kemungkinan adanya kerusakan sel-sel hepar. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hati Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat rata-rata 1500 gram pada badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang
Lebih terperinciEvidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites
Evidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites Oleh : Dr. Krishna Adi Wibisana Program Pendidikan Dokter Spesialis I Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Hepatitis D
Asuhan Keperawatan Hepatitis D Hepatitis D (sering disebut Hepatitis Delta) adalah suatu peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Virus Hepatitis D (HDV) adalah virus
Lebih terperinciKarsinoma hepatoselular merupakan tumor. Karsinoma Hepatoselular pada Anak Usia 11 Tahun Laporan kasus
Artikel Asli Karsinoma Hepatoselular pada Anak Usia 11 Tahun Laporan kasus NP Veny Kartika Yantie, K Ariawati, IGN Sanjaya Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit
Lebih terperinciKAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016
KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016 EPIDEMIOLOGI HEPATITIS Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dan Hepatitis A, B,
Lebih terperinciDEFENISI Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilang nya
ASKEP CA. HEPAR DEFENISI Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilang nya sebagian besar fungsi hepar. Kanker
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.
BAB I PENDAHULUAN Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ atau kelenjar terbesar dari tubuh yang berfungsi sebagai pusat metabolisme, hal ini menjadikan fungsi hepar sebagai organ vital. Sel hepar rentan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati atau infeksi pada hati yang disebabkan oleh bermacam-macam virus. Telah ditemukan 6 atau 7 kategori virus yang menjadi
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Albumin adalah protein serum yang disintesa di hepar dengan waktu paruh kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan 75% tekanan onkotik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di sub bagian Pulmologi, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis (WHO, 2015). Penularan hepatitis virus
Lebih terperinciBAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama dua belas bulan (Agustus 2006 Juli 2007). Subjek uji yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 92 orang penderita, 67 orang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya,
Lebih terperinciKapankah waktu yang tepat penggunaan tripel terapi (fokus pada boceprevir) pada pasien ini dan efek samping apa saja yang mungkin muncul.
PENDAHULUAN Sejak ditemukan pada tahun 1989, virus hepatitis C (VHC) telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit hati kronik di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi
Lebih terperinciRINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk
RINGKASAN Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk waktu yang sangat lama, dan baru terdeteksi ketika fibrosis telah
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Definisi Virus hepatitis adalah gangguan hati yang paling umum dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia.(krasteya et al, 2008) Hepatitis B adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciEvidence based Case Report
Evidence based Case Report Pengaruh Stres Psikososial terhadap Keparahan Penyakit Hepatitis Kronik Disusun Oleh: dr. Resultanti NPM: 1006767506 Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hepatitis 2.1.1. Definisi Hepatitis virus adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Dikatakan akut apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung
Lebih terperinciAntibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis
Evidence-based Case Report Antibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis Penulis: dr. Oldi Dedya NPM: 1006824421 Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas
1 BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia meskipun vaksin
Lebih terperinciHepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis
Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar
Lebih terperinciPERANAN TRANSCATHETER ARTERIAL CHEMOINFUSION (TACI) PADA HEPATOCELLULAR CARCINOMA STADIUM LANJUT
EBCR Hepatologi PERANAN TRANSCATHETER ARTERIAL CHEMOINFUSION (TACI) PADA HEPATOCELLULAR CARCINOMA STADIUM LANJUT oleh: Barry A. Putra PPDS Tahap 2 DIVISI HEPATOLOGI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
Lebih terperinciEtiologi Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering
ASKEP HEPATITIS TINJAUAN TEORITIS Defenisi Hepatitis merupakan suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Hepatitis B 2.1.1. Pengertian Hepatitis merupakan suatu proses peradangan (infeksi) pada jaringan hati yang memberikan gambaran klinis yang khas, dan dapat disebabkan
Lebih terperinciPROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014 1 Yunellia Z. Patasik 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2015
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian 3.1.1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah penyakit tuberkulosis di Bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik
Lebih terperinciEVALUASI TERAPI PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
Jurnal Ilmiah Farmasi13(1) Januari-Juli 2017, 29-34 ISSN: 1693-8666 available at http://journal.uii.ac.id/index.php/jif EVALUASI TERAPI PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Rahmannisa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 2014. Penelitian ini
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL LABORATORIUM PENDERITA HEPATITIS B DAN C KRONIS DENGAN DERAJAT FIBROSIS HATI
Betharina,N.dkk. Perbedaan Hasil Laboratorium Penderita... PERBEDAAN HASIL LABORATORIUM PENDERITA HEPATITIS B DAN C KRONIS DENGAN DERAJAT FIBROSIS HATI Nudyan Betharina 1, FX. Hendriyono 2,, Mashuri 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas (Baughman, 2000). Hepatitis merupakan suatu
Lebih terperinciEVIDENCE BASED CLINICAL REVIEW PERAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIK
EVIDENCE BASED CLINICAL REVIEW PERAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIK Disusun oleh: dr. Yusuf Aulia Rahman NPM. 1006767525 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM-DIVISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Infeksi dengue disebabkan oleh virus DEN 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
Lebih terperinciHubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.
21 BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 2.1 Bahan Sediaan obat uji yang digunakan adalah kapsul yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pembentukan asam empedu, pengaturan
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di. bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi
Lebih terperinciBAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO pada tahun 2002, memperkirakan 783 000 pasien di dunia meninggal akibat sirosis hati. Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol dan infeksi
Lebih terperinciLAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI EFEKTIVITAS VAKSINASI HEPATITIS B YANG DIBERIKAN DALAM 24 JAM PERTAMA SETELAH KELAHIRAN PADA BAYI DENGAN IBU HBSAG POSITIF TERHADAP PREVALENSI TRANSMISI PERINATAL Oleh: dr.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode studi pre dan post, single blind dan randomized control trial (RCT). Pengambilan
Lebih terperinciSIROSIS HEPATIS R E J O
SIROSIS HEPATIS R E J O PENGERTIAN : Sirosis hepatis adalah penyakit kronis hati oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi fungsi seluler dan selanjutnya perubahan aliran darah ke hati./ Jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya eritropoiesis inefektif dan hemolisis eritrosit yang mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada talasemia mayor (TM), 1,2 sehingga diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperincibadan 72 kg dengan tinggi badan 160 cm. Pada pemeriksaan fisik ditemukan krepitasi, keterbatasan gerak dan range of motion. Apa saran yang tepat bagi
1. Seorang perempuan, 35 tahun, datang dengan jantung berdebar-debar, sering merasa kepanasan, dan berkeringat sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mudah lapar padahal sering makan, BB cenderung turun.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirosis Hati 2.1.1 Definisi Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis, disorganisasi dari lobus dan arsitektur vaskular, dan regenerasi nodul
Lebih terperinciLAPORAN JAGA 24 Maret 2013
LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis
Lebih terperinciPEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN
92 PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN MONITORING OF DRUG THERAPY IN PATIENTS GEA ON PATIENTS IN dr. SUYOTO Satya Candra Indra Yanih dan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciProfil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan
Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan terakir, memberat 2 minggu terakir - disertai diare kurang
Lebih terperinciHEPATITIS FUNGSI HATI
HEPATITIS Hepatitis adalah istilah umum untuk pembengkakan (peradangan) hati (hepa dalam bahasa Yunani berarti hati, dan itis berarti pembengkakan). Banyak hal yang dapat membuat hati Anda bengkak, termasuk:
Lebih terperinciPERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ
PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL 2015 Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ Modul tutorial Modul 1 (bengkak pada wajah dan perut) Modul 2 ( produksi kencing menurun) Modul 3 (
Lebih terperinciSISTEM BERBASIS KASUS UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MELALUI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MELALUI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM Lusiana Indriasari Sagita, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14,5
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah
Lebih terperinciEtiology dan Faktor Resiko
Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap Sikap merupakan suatu respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan
Lebih terperinci