POLA TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS: KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLA TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS: KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA)"

Transkripsi

1 POLA TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS: KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA) 1 Laylia Nur Afidah dan 2 Dra. Destri Susilaningrum, M.Si. 1 Mahasiswa Jurusan Statistika, FMIPA, ITS 2 Dosen Jurusan Statistika, FMIPA, ITS laylia@statistika.its.ac.id; destri_s@statistika.its.ac.id Abstrak Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Masalah ini perlu mendapat perhatian untuk mengantisipasi jatuhnya korban meninggal dunia pada kecelakaan lalu lintas. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk memperoleh faktor-faktor yang menyebabkan tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas. Pada penelitian ini tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas terbagi menjadi tiga kategori, yaitu meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan. Untuk menganalisis variabel dependen berskala nominal lebih dari dua kategori dapat menggunakan regresi logistik multinomial. Hasil pemodelan dengan menggunakan regresi logistik multinomial diperoleh dua faktor yang mempengaruhi keparahan korban kecelakaan lalu lintas secara serentak, yaitu jenis kecelakaan dan peran korban dalam kecelakaan. Berdasarkan model yang dihasilkan, diketahui bahwa korban yang merupakan pengguna jalan selain pengguna kendaraan seperti penyeberang jalan atau pejalan kaki, memiliki peluang meninggal dunia terbesar pada semua jenis kecelakaan, yaitu pada jenis kecelakaan tabrak belakang (TB), tabrak depan (TD), tabrak samping (TS), dan lainnya. Sedangkan peran korban sebagai penumpang memiliki peluang mengalami luka berat dan luka ringan terbesar pada setiap jenis kecelakaan. Model yang dihasilkan memiliki ketepatan klasifikasi hanya sebesar 47,7%. Ketepatan klasifikasi yang kecil kemungkinan disebabkan karena kurangnya variabel prediktor yang dapat mewakili untuk memodelkan pola keparahan korban kecelakaan lalu lintas di Surabaya atau model yang digunakan kurang sesuai. Kata kunci : Regresi Logistik, Regresi Logistik Multinomial, Kecelakaan Lalu Lintas 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan, sepanjang tahun tersebut terjadi sedikitnya kasus kecelakaan di jalan raya. Artinya, dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu kasus kecelakaan (Departemen Perhubungan, 2010). Data statistik Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau WHO menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas pada 1998 menduduki peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian atau setara dengan penyakit malaria. Diperkirakan pada 2020, kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian ke-3 tertinggi di dunia di bawah penyakit jantung koroner dan depresi berat (Media Raharja, 2010). Kota Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia, memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Data dari Polda Jatim menunjukkan bahwa selama triwulan I tahun 2010, jumlah kecelakaan di Kota Surabaya berada pada peringkat kelima di Jawa Timur setelah Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun 2010 di Kota Surabaya terjadi sebanyak 711 kasus kecelakaan yang menyebabkan jatuhnya korban sebanyak 941 orang. Dari jumlah korban tersebut di antaranya mengalami meninggal dunia sebanyak 324 orang, luka berat sebanyak 240 orang, dan luka ringan sebanyak 377 orang. Surabaya terbagi menjadi dua kawasan hukum, yaitu kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya dan kawasan hukum Jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Kawasan hukum Polrestabes Surabaya terdiri dari Kecamatan Bubutan, Kremba-ngan, Asemrowo, Tegalsari, Dukuh Pakis, Genteng, Sawahan, Tambaksari, Simokerto, Kenjeran, Wonokromo, Wonocolo, Gayungan, Tenggilis, Gubeng, Rungkut, Mulyorejo, Sukolilo, Tan-des, Pakal, Benowo, Sukomanunggal, Lakarsantri, Wiyung, Karangpilang, dan Jambangan. Selama tahun 2010 di kawasan hukum Jajaran Polrestabes 1

2 Surabaya terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 411 kasus yang menyebabkan sebanyak 507 korban, di antaranya mengalami meninggal dunia sebanyak 193 orang, luka berat sebanyak 188 orang, dan luka ringan sebanyak 126 orang. Perlu dilakukan penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan korban kecelakaan di Kota Surabaya untuk mengantisipasi jatuhnya korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di kota tersebut. Penelitian sebelumnya tentang kecelakaan lalu lintas pernah dilakukan oleh Wahernika (2006) yang meneliti tentang kecelakaan lalu lintas di Jajaran Polres Madiun dengan menggunakan analisis korespondensi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan masing-masing jenis kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kecelakaan dengan waktu kejadian kecelakaan. Penelitian lain pernah dilakukan oleh Indriani dan Indawati (2005), yang memodelkan dan mengestimasi tingkat kecelakaan Kota Surabaya dengan menggunakan metode loglinier dua dimensi. Dalam penelitian tersebut diperoleh hubungan antara tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas dengan jenis kendaraan dan waktu terjadinya kecelakaan yang berinteraksi dengan musim terjadinya kecelakaan. Ismail dan Jemain (2005) memodelkan risiko kecelakaan di Malaysia dengan Generalized Poisson Regression. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan jenis kelamin korban kecelakaan, umur kendaraan, dan kawasan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kecelakaan dan peran korban dalam kecelakaan. Penelitian ini diharapkan mendapatkan deskripsi karakteristik korban kecelakaan lalu lintas, model tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta besar risiko masing-masing tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas untuk korban kecelakaan di kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun Regresi Logistik Analisis regresi adalah salah satu metode analisis statitika yang sering dipakai. Tujuan dari metode regresi adalah untuk menunjukkan hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Tidak seperti analisis regresi linier yang digunakan untuk variabel respon yang kuantitatif, regresi logistik digunakan untuk kasus regresi dengan variabel respon kualitatif. Persamaan linier dalam x untuk menyatakan mean dalam regresi linier adalah sebagai berikut. Dalam regresi logistik, variabel respon merupakan variabel yang berskala diskrit, baik nominal maupun ordinal. Regresi logistik menggunakan untuk merepresentasikan mean dari Y oleh x. Bentuk spesifik dari model regresi logistik yang digunakan dengan parameter, dinyatakan dalam persamaan berikut (Hosmer dan Lemeshow, 2000). (1) (2) dengan menetapkan bahwa, maka model tersebut kemudian disederhanakan menjadi berikut. (3) dengan dan. Bentuk penyederhanaan model regresi logistik menggunakan transformasi logit logit tersebut adalah sebagai berikut.. Bentuk dengan dan merupakan fungsi taksiran. 3. Regresi Logistik Multinomial Regresi logistik multinomial merupakan perluasan dari regresi logistik dengan respon biner yang dapat menangani variabel repon dengan kategori lebih dari dua. Hosmer dan Lemeshow (2000) menjelaskan, untuk model regresi dengan variabel respon berskala nominal tiga kategori digunakan 2 (4)

3 kategori variabel hasil Y yang dikode 0, 1, dan 2. Variabel Y terparameterisasi menjadi dua fungsi logit. Sebelumnya perlu ditentukan kategori respon yang digunakan sebagai kategori pembanding terlebih dahulu. Pada umumnya digunakan Y=0 sebagai pembanding. Untuk membentuk fungsi logit, akan dibandingkan Y=1 dan Y=2 terhadap Y=0. Bentuk model regresi logistik yang berupa fungsi peluang dengan p variabel prediktor seperti pada persamaan berikut ini. (5) Transformasi logit akan menghasilkan dua fungsi logit sebagai berikut, dengan menetapkan bahwa. (6) Berdasarkan kedua fungsi logit tersebut maka didapatkan probabilitas respon atau model regresi logistik multinomial dengan variabel respon berskala nominal tiga kategori sebagai berikut (Hosmer dan Lemeshow, 2000). ; ; (8) 2.1 Estimasi Parameter Metode yang digunakan untuk menaksir β pada penelitian ini adalah metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Fungsi likelihood untuk model peluang dari regresi logistik multinomial dengan tiga kategori respon, dan terdapat sampel sebanyak n observasi yang independen adalah sebagai berikut (Rashid, 2008). (7) (9) Dengan memberi ln pada kedua sisi persamaan di atas, diperoleh persamaan berikut ini. Dengan untuk setiap i, maka persamaan menjadi berikut ini. Estimasi parameter dengan menggunakan metode MLE, diperoleh dari turunan pertama persamaan (11) terhadap setiap parameter yang ingin diketahui, dengan menjadikan persamaan turunan pertama tersebut sama dengan nol, sehingga persamaan tersebut menjadi sebagai berikut. (12) Dengan ; ; dan, sedangkan merupakan penyederhanaan dari. Berdasarkan teori maximum likelihood, untuk menaksir varian kovarian diperoleh melalui turunan kedua fungsi likelihoodnya. (13) dengan dan. Persamaan (12), (13), dan (14) tidak linier, maka digunakan prosedur iterasi seperti metode Newton- Raphson untuk mendapatkan nilai estimasi parameter yang dicari. 2.2 Pengujian Parameter Cara untuk mengetahui signifikansi parameter yang telah diestimasi adalah dengan melakukan pengujian terhadap parameter tersebut. Pengujian dilakukan pada koefisien dari model yang telah 3 (10) (11) (14)

4 diperoleh. Terdapat dua jenis pengujian terhadap parameter model regresi logistik multinomial, yaitu pengujian secara individu dan pengujian secara serentak. 1. Uji Individu Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. dengan Statitik uji yang digunakan adalah statistik uji Wald sebagai berikut (Hosmer dan Lemeshow, 2000). (15) dengan adalah taksiran standar error parameter. H 0 ditolak jika atau dengan derajat bebas sebesar db, dimana db=1. 2. Uji Serentak Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. paling sedikit terdapat satu dengan Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau likelihood ratio test sebagai berikut. (16) dengan adalah banyaknya observasi yang berkategori 1, dan adalah banyaknya observasi yang berkategori 0. H 0 ditolak jika dengan derajat bebas db=(i-1)(j-1). G mengikuti distribusi Chi-square dengan derajat bebas p (Hosmer dan Lemeshow, 2000). 2.3 Uji Kesesuaian Model Pengujian kesesuaian model dilakukan untuk mengetahui apakah model yang diperoleh telah sesuai atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah uji Pearson Chi-square dengan hipotesis sebagai berikut (Hosmer dan Lemeshow, 2000). H 0 : model sesuai (tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model) H 1 : model tidak sesuai (ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model) Statistik uji Chi-square seperti pada persamaan (17) berikut. (17) dengan j = 0, 1, 2; dan = pearson residual. H 0 ditolak jika dengan derajat bebas sebesar jumlahan dari derajat bebas pada estimasi parameter setiap variabel yang masuk ke dalam model. 2.4 Interpretasi Model Model terbaik berdasarkan kriteria pengujian parameter yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan interprestasi koefisien berdasarkan parameter tersebut. Odds ratio dapat dipergunakan untuk memudahkan interprestasi model. Odds ratio adalah ukuran asosiasi yang memperkirakan berapa besar kemungkinan variabel-variabel prediktor terhadap variabel respon (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Odds ratio untuk Y = j terhadap Y = k yang dihitung pada dua nilai (misal x = a dan x = b) adalah sebagai berikut. (18) Sehingga jika a b = 1 maka. Ukuran selalu positif dan umumnya digunakan sebagai pendekatan risiko nisbi (relative risk). Untuk berarti bahwa x = a memiliki risiko yang sama dengan x = b untuk menghasilkan Y = j. Bila berarti x = a memiliki risiko lebih tinggi kali daripada x = b, dan sebaliknya untuk. Jika variabel prediktor kontinyu maka interprestasi koefisien dugaan tergantung pada unit partikular dari variabel prediktor. Untuk variabel prediktor kontinyu diperlukan unit perubahan sebesar c, maka odds ratio diperoleh dengan (Hosmer dan Lemeshow, 2000). 4

5 3. Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor berkecelakaan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan, serta berisiko dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia (Andi, 2010). Sedangkan berdasarkan PP Nomor 43 Tahun l993 Pasal 93 dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Klasifikasi kecelakaan lalu lintas pada dasarnya dibuat berdasarkan tingkat keparahan korban, dengan demikian kecelakaan lalu lintas dibagi dalam 4 macam kriteria sebagai berikut (Rachman, 2010). 1. Kecelakaan Fatal Kecelakaan fatal adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, sampai mengakibatkan korban meninggal dunia. 2. Kecelakaan Berat Kecelakaan berat adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban mengalami luka berat. 3. Kecelakaan Ringan Kecelakaan ringan adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban mengalami luka ringan. 4. Kecelakaan dengan Kerugian Harta Benda Kecelakaan dengan kerugian harta benda adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangkasangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan kerugian harta benda. Pada suatu kecelakaan lalu lintas yang terjadi, ada beberapa kriteria keparahan korban kecelakaan menurut PP Nomor 43 Tahun l993 Pasal 93, antara lain sebagai berikut. 1. Korban Meninggal Korban meninggal adalah korban yang dipastikan meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. 2. Korban Luka Berat Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. 3. Korban Luka Ringan Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam kategori korban meninggal dan korban luka berat. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal pengguna kendaraan bermotor. Faktor internal meliputi faktor manusia, sedangkan faktor eksternal adalah faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor cuaca. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan. Selain itu terdapat faktor cuaca yang juga dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan (Anonim3, 2010). Adapun penjelasan dari beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut adalah sebagai berikut. 1. Faktor Manusia Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan lalu lintas. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu. Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai, bahkan ceroboh dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, 5

6 mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk kebut-kebutan di jalan. Faktor manusia yang dicatat oleh kepolisian, meliputi jenis kelamin korban, usia korban, profesi korban, dan peran korban dalam berkendara. Dalam hal ini yang dimaksud dengan peran korban dalam berkendara adalah posisi korban saat terjadi kecelakaan, apakah termasuk sebagai pengemudi, penumpang, pejalan kaki, penyeberang jalan, dan lain-lain. Jenis kecelakaan yang dialami oleh korban juga merupakan salah satu faktor manusia yang diduga mampu mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas. Beberapa jenis kecelakaan yang kemungkinan terjadi adalah sebagai berikut. a. Kecelakaan belakang Kecelakaan belakang adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang tengah melaju satu arah sehingga salah satu kendaraan menabrak bagian belakang kendaraan lainnya. b. Kecelakaan depan Kecelakaan depan adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang tengah berlawanan arah sehingga bagian depan kendaran yang satu menabrak bagian depan kendaraan lainnya. c. Kecelakaan samping Kecelakaan samping adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain. d. Hilang kendali Hilang kendali adalah kecelakaan yang terjadi saat pengemudi tidak dapat menguasai kendaraannya. e. Lain-lain Kecelakaan yang bukan termasuk dalam kecelakaan belakang, kecelakaan depan, kecelakaan samping, dan hilang kendali. 2. Faktor Kendaraan Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti, dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. 3. Faktor Jalan Jalan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan adalah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan. 4. Faktor Cuaca Selain itu terdapat faktor lain yang menyebabkan kecelakaan, yaitu faktor cuaca. Hujan juga mempengaruhi kinerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan. 4. Metodologi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari 507 data korban kecelakaan lalu lintas selama tahun 2010 di kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya. Data tersebut diperoleh dari laporan Unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya yang meliputi kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Bubutan, Krembangan, Asemrowo, Tegalsari, Dukuh Pakis, Genteng, Sawahan, Tambaksari, Simokerto, Kenjeran, Wonokromo, Wonocolo, Gayungan, Tenggilis, 6

7 Gubeng, Rungkut, Mulyorejo, Sukolilo, Tandes, Pakal, Benowo, Sukomanunggal, Lakarsantri, Wiyung, Karangpilang, dan Jambangan, dengan variabel yang tersedia pada laporan tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel respon dan variabel prediktor yang seluruhnya merupakan variabel kategorik yang dijelaskan sebagai berikut. Penentuan variabel respon (Y), ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui pola keparahan korban kecelakaan lalu lintas. Sedangkan variabel prediktor merupakan variabel-variabel selain variabel respon yang diduga sebagai penyebab tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas. Adapun variabel yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 1 Variabel Penelitian yang Digunakan No Variabel Skala/Kategori 1 Keparahan korban kecelakaan lalu lintas (Y) Nominal Y(0) = korban meninggal Y(1) = korban luka berat Y(2) = korban luka ringan 2 Jenis kecelakaan (X 1 ) 3 Jenis kelamin (X 2 ) Nominal X 1 (0) = kecelakaan belakang (TB) X 1 (1) = kecelakaan depan (TD) X 1 (2) = kecelakaan samping (TS) Nominal X 2 (0) = laki-laki X 2 (1) = perempuan 4 Usia (X 3 ) X 3 (0) = anak-anak dan remaja (0 21 tahun) X 3 (1) = dewasa (22 55 tahun) X 3 (2) = lanjut usia (lebih dari 55 tahun) 5 Peran korban dalam kecelakaan (X 4 ) 6 Jenis kendaraan (X 5 ) 7 Waktu kecelakaan (X 6 ) 10 Tanggal perayaan khusus (X 7 ) 7 X 1 (3) = hilang kemdali (HK) X 1 (4) = lain-lain Nominal X 4 (0) = pengendara X 4 (1) = penumpang kendaraan selain pengendara X 4 (2) = pengguna jalan non penumpang kendaraan (penyeberang jalan dan pejalan kaki) Nominal X 5 (0) = sepeda motor (kendaraan bermotor roda dua atau tiga) X 5 (1) = kendaraan roda empat X 5 (2) = kendaraan dengan lebih dari empat roda X 5 (3) = lain-lain (sepeda angin, becak, atau kendaraan bukan bermotor lainnya) Nominal X 6 (0) = padat kendaraan (antara pukul WIB WIB, antara pukul WIB WIB, antara pukul WIB WIB) X 6 (1) = sepi (selain waktu padat) Nominal X 7 (0) = libur hari raya idul fitri, natal, dan tahun baru X 7 (1) = lainnya Langkah-langkah dalam analisis data yang dilakukan dalam menjawab tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Melakukan analisis statistika deskriptif data untuk mengetahui karakteristik korban kecelakaan lalu lintas Surabaya pada tahun 2010 yang meliputi variabel respon (Y) dan variabel prediktor (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, dan X 7 ) dengan langkah sebagai berikut. a. Melakukan analisis menggunakan pie diagram pada masing-masing variabel dengan menggunakan software microsoft excel b. Melakukan tabulasi silang masing-masing variabel pre-diktor terhadap variabel respon dengan menggunakan software SPSS versi Membuat model regresi logistik multinomial untuk menda-patkan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan software SPSS versi 13, dan langkah sebagai berikut. a. Melakukan uji independensi antara variabel respon (Y) dengan variabel prediktor (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, dan X 7 ).

8 b. Melakukan analisis regresi multinomial secara individu terhadap variabel respon (Y) dengan variabel prediktor yang memiliki hubungan dengan variabel respon berda-sarkan uji independensi. Pada penelitian ini kategori variabel respon yang digunakan sebagai pembanding adalah kategori meninggal dunia, sehingga terbentuk dua fungsi logit, dimana logit 1 untuk kategori luka berat dan logit 2 untuk kategori luka ringan. c. Melakukan analisis regresi mutinomial secara serentak. d. Melakukan interpretasi terhadap nilai odds ratio. e. Menghitung probabilitas masing-masing variabel predik-tor terhadap variabel respon. f. Melakukan uji kesesuaian model. g. Menginterpretasikan model secara serentak dan menghitung ketepatan klasifikasi model. 5. Analisis Data dan Pembahasan Analisis data dan pembahasan pada penelitian ini meliputi statistika deskriptif tentang karakteristik korban kecelakaan lalu lintas, analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel tingkat keparahan korban dan semua variabel yang diduga sebagai penyebab kecelakaan tersebut, serta analisis tentang pemodelan tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas. 5.1 Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas di Surabaya Korban kecelakaan lalu lintas di Surabaya untuk kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010, dari sebanyak 507 korban, terdapat sebanyak 38 persen meninggal dunia, 37 persen luka berat, dan 25 persen luka ringan. Sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas tersebut mengalami kecelakaan tabrak depan, yaitu sebanyak 32 persen. Sebanyak 69 persen korban berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, usia terbanyak korban adalah usia dewasa (22 sampai 55 tahun). Mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara. Sebanyak 79 persen korban menggunakan sepeda motor saat terjadi kecelakaan. Korban kecelakaan terbanyak justru mengalami kecelakaan pada jam sepi, yaitu selain jam padat kendaraan. Sementara itu sebanyak 6 persen korban kecelakaan mengalami kecelakaan pada libur hari Raya Idul Fitri, Natal, dan tahun baru, sedangkan 94 persen korban lainnya mengalami kecelakaan pada hari biasa. Setelah mengetahui karakteristik variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, langkah berikutnya adalah melakukan uji independensi antara variabel prediktor dengan variabel respon untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-variabel tersebut. Kemudian dilakukan tabulasi silang antara variabel respon dengan variabel prediktor. Adapun hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji independensi antara variabel prediktor dengan variabel respon adalah sebagai berikut. H 0 : tidak ada hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon H 1 : ada hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji Chi-square, dan hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Uji Independensi antara Variabel Prediktor dengan Variabel Respon Variabel Nilai Chi-square 8 P-Value Keputusan Jenis kecelakaan (X 1 ) 41,887 0,000 Tolak H 0 Jenis kelamin (X 2 ) 0,274 0,872 Terima H 0 Usia (X 3 ) 11,317 0,023 Terima H 0 Peran korban dalam kecelakaan (X 4 ) 12,497 0,014 Tolak H 0 Jenis kendaraan (X 5 ) 7,005 0,320 Terima H 0 Waktu kecelakaan (X 6 ) 0,221 0,896 Terima H 0 Tanggal perayaan khusus(x 7 ) 1,224 0,542 Terima H 0 Sumber: diolah dari data kecelakaan lalu lintas Polrestabes Surabaya Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa variabel prediktor yang memiliki hubungan dengan variabel respon adalah jenis kecelakaan (X 1 ), usia (X 3 ), dan peran korban dalam kecelakaan (X 4 ), karena signifikan pada α=15%. Hasil tabulasi silang antara variabel respon dengan variabel prediktor ditunjukkan pada Tabel 3.

9 Tabel 3 Tabulasi Silang antara Variabel Respon dengan Variabel Prediktor Keparahan Korban Kecelakaan (%) Variabel Prediktor Luka Berat Meninggal Dunia 9 Luka Ringan Jumlah (%) Jenis kecelakaan (X 1 ) TB 8,09 7,30 9,27 24,65 TD 11,83 14,20 6,11 32,15 TS 9,27 12,62 7,50 29,39 HK 1,58 0,99 0,79 3,35 Lainnya 7,30 1,97 1,18 10,45 Jenis kelamin (X 2 ) Laki-laki 26,43 26,04 16,77 69,23 Perempuan 11,64 11,05 8,09 30,77 Usia (X 3 ) Anak-anak dan remaja 8,68 9,27 8,68 26,63 Dewasa 22,49 23,87 13,81 60,16 Lanjut usia 6,90 3,94 2,37 13,21 Peran korban dalam kecelakaan (X 4 ) Pengendara 25,25 23,87 16,17 65,29 Penumpang 4,34 7,89 5,52 17,75 Lainnya 8,48 5,33 3,16 16,96 Jenis kendaraan (X 5 ) Sepeda motor 28,60 28,60 21,50 78,70 Mobil, pickup 0,59 0,79 0,20 1,58 Truk 0,20 0,20 0,00 0,39 Selain kendaraan 8,68 7,50 3,16 19,33 bermotor Waktu kecelakaan (X 6 ) Jam ramai 15,78 15,19 9,66 40,63 Jam sepi 22,29 21,89 15,19 59,37 Tanggal perayaan khusus (X 7 ) Libur hari Raya Idul 2,17 1,58 1,78 5,52 Fitri, Natal, tahun baru Hari biasa 35,90 35,50 23,08 94,48 Sumber: diolah dari data kecelakaan lalu lintas Polrestabes Surabaya Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa terdapat kategori pada variabel prediktor yang beranggotakan kurang dari 5 atau mendekati 0% terhadap kategori variabel respon, yaitu pada variabel jenis kecelakaan dan jenis kendaraan. Oleh sebab itu, selanjutnya dilakukan penggabungan beberapa kategori dalam variabel tersebut agar setiap kategori berjumlah lebih dari 5. Pada variabel jenis kecelakaan untuk kategori HK (hilang kendali) berjumlah 4 untuk kategori luka parah. Oleh sebab itu, HK akan digabung dengan kategori lainnya pada variabel jenis kecelakaan. Kemudian untuk variabel jenis kendaraan untuk kategori mobil, pickup dan kategori truk memiliki anggota yang kurang dari 5, selanjutnya kedua kategori tersebut digabung menjadi kategori kendaraan roda empat. Setelah dilakukan penggabungan pada variabel yang memiliki kategori yang bernilai kurang dari 5, selajutnya dilakukan uji independensi pada variabel dengan kategori yang telah digabung tersebut dengan variabel respon. Untuk variabel prediktor yang tidak mengalami penggabungan kategori dan tidak berhubungan dengan variabel respon, tidak diikutsertakan dalam pengujian ini karena telah dibuktikan bahwa variabel tersebut tidak berhubungan. Adapun hasil uji independensi variabel dengan kategori yang baru dengan hipotesis dan pengujian yang sama dengan uji independensi pada Tabel 2, ditunjukkan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Uji Independensi antara Variabel Prediktor dengan Variabel Respon Variabel Nilai Chi-square P-Value Keputusan Jenis kecelakaan (X 1 ) 38,968 0,000 Tolak H 0 Jenis kendaraan (X 5 ) 6,839 0,145 Tolak H 0 Sumber: diolah dari data kecelakaan lalu lintas Polrestabes Surabaya

10 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa setelah dilakukan kategori mengalami perubahan, variabel prediktor yang memiliki hubungan dengan variabel respon adalah jenis kecelakaan (X 1 ), usia (X 3 ), peran korban dalam kecelakaan (X 4 ), dan jenis kendaraan (X 5 ). 5.2 Pemodelan Pola Kecelakaan Lalu Lintas Upaya untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keparahan korban kecelakaan lalu lintas yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan, menggunakan metode regresi logistik multinomial. Ketiga kategori tersebut merupakan variabel respon dalam regresi logistik multinomial ini, sedangkan variabel prediktor yang digunakan adalah jenis kecelakaan (X 1 ), usia (X 3 ), peran korban dalam kecelakaan (X 4 ), dan jenis kendaraan (X 5 ). 5.3 Pemodelan Pola Kecelakaan Lalu Lintas Upaya untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keparahan korban kecelakaan lalu lintas yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan, menggunakan metode regresi logistik multinomial. Ketiga kategori tersebut merupakan variabel respon dalam regresi logistik multinomial ini, sedangkan variabel prediktor yang digunakan adalah jenis kecelakaan dan peran korban dalam kecelakaan. Regresi logistik multinomial secara individu meliputi pengujian parameter secara individu dan estimasi parameter. Pengujian secara individu dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter variabel prediktor dengan menggunakan uji Wald. Apabila parameter suatu variabel prediktor signifikan, maka variabel prediktor tersebut berpengaruh terhadap variabel respon. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. dimana Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji Wald. Dengan menggunakan kategori pembanding yaitu meninggal dunia, maka diperoleh hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5 Pengujian Individu Variabel Prediktor Logit Kategori Variabel Prediktor Wald P-Value Keputusan B Exp (B) Jenis Kecelakaan (X 1 ) Konstanta 13,578 0,000-1,099 X 1 (0) = TB 7,070 0,008 Tolak H 0 0,996 2,707 1 X 1 (1) = TD 13,737 0,000 Tolak H 0 1,281 3,600 X 1 (2) = TS 15,745 0,000 Tolak H 0 1,407 4,085 X 1 (3) = Lainnya Pembanding Konstanta 18,509 0,000-1,504 X 1 (0) = TB 16,033 0,000 Tolak H 0 1,641 5,159 2 X 1 (1) = TD 4,159 0,041 Tolak H 0 0,844 2,325 X 1 (2) = TS 9,823 0,002 Tolak H 0 1,292 3,638 X 1 (3) = Lainnya Pembanding Usia (X 3 ) 1 2 Konstanta 3,986 0,046-0,560 X 3 (0) = Anak-anak dan remaja 3,193 0,074 Tolak H 0 0,626 1,869 X 3 (1) = Dewasa 4,010 0,045 Tolak H 0 0,619 1,857 X 3 (2) = Lanjut usia Pembanding Konstanta 10,239 0,001-1,070 X 3 (0) = Anak-anak dan remaja 7,282 0,007 Tolak H 0 1,070 2,917 X 3 (1) = Dewasa 2,516 0,113 Tolak H 0 0,583 1,791 X 3 (2) = Lanjut usia Pembanding Peran korban dalam kecelakaan (X 4 ) 1 2 Konstanta 3,592 0,058-0,465 X 4 (0) = Pengendara 2,192 0,139 Tolak H 0 0,409 1,505 X 4 (1) = Penumpang 8,646 0,003 Tolak H 0 1,063 2,896 X 4 (2) = Lainnya Pembanding Konstanta 11,397 0,001-0,989 X 4 (0) = Pengendara 2,791 0,095 Tolak H 0 0,543 1,722 X 4 (1) = Penumpang 9,060 0,003 Tolak H 0 1,230 3,420 X 4 (2) = Lainnya Pembanding 10

11 Tabel 5 lanjutan Logit Kategori Variabel Prediktor Wald P-Value Keputusan B Exp (B) Jenis kendaraan (X 5 ) Konstanta 0,438 0,508-0,147 X 5 (0) = Sepeda motor 0,342 0,559 Terima H 0 0,147 1,158 1 X 5 (1) = Kendaraan bermotor roda empat atau lebih 0,274 0,601 Terima H 0 0,370 1,447 X 5 (2) = Bukan kendaraan bermotor Pembanding Konstanta 12,007 0,001-1,012 X 5 (0) = Sepeda motor 5,206 0,023 Tolak H 0 0,726 2,067 2 X 5 (1) = Kendaraan bermotor roda empat atau lebih 0,105 0,746 Terima H 0-0,375 0,687 X 5 (2) = Bukan kendaraan bermotor Pembanding Sumber: diolah dari data kecelakaan lalu lintas Polrestabes Surabaya Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel yang digunakan dalam pengujian regresi logistik multinomial secara individu tersebut, yaitu variabel jenis kecelakaan (X 1 ), usia (X 3 ), peran korban dalam kecelakaan (X 4 ), dan jenis kendaraan (X 5 ) signifikan berpengaruh terhadap keparahan korban kecelakaan lalu lintas (Y). Hal tersebut ditunjukkan oleh p-value pada setiap kategori variabel prediktor pada salah satu logit atau kedua logit yang bernilai kurang dari α, dimana α yang digunakan sebesar 15 persen. Berdasarkan Tabel 5 maka fungsi probabilitas respon atau model regresi logistik multinomial untuk variabel prediktor jenis kecelakaan (X 1 ) adalah sesuai dengan persamaan (6) dan (7), dengan fungsi logit sebagai berikut. g 1 (x 1 ) = -1, ,966 x 1 (0) + 1,281 x 1 (1) + 1,407 x 1 (2) (19) g 2 (x 1 ) = -1, ,641 x 1 (0) + 0,844 x 1 (1) + 1,292 x 1 (2) (20) Regresi logistik multinomial secara individu telah dilakukan, dan telah diperoleh variabelvariabel prediktor yang signifikan berpengaruh terhadap variabel respon. Selanjutnya dilakukan pengujian secara serentak untuk memperoleh variabel prediktor yang secara serentak berpengaruh terhadap variabel respon dengan menggunakan uji rasio Likelihood. Adapun hipotesis yang digunakan dalam pengujian serentak adalah sebagai berikut. paling sedikit terdapat satu dengan Tabel 6 Pengujian Serentak Variabel Prediktor Efek Uji Rasio Likelihood Chi Square P-Value Konstanta 0 X 1 39,042 0,000 X 3 6,095 0,192 X 4 13,634 0,009 X 5 5,947 0,203 Sumber: diolah dari data kecelakaan lalu lintas Polrestabes Surabaya Berdasarkan Tabel 6 diketahui variabel jenis kecelakaan (X 1 ) dan peran korban sebagai pengendara (X 4 ) secara serentak signifikan berpengaruh terhadap respon. Sedangkan variabel usia (X 3 ) dan variabel jenis kendaraan (X 5 ) tidak signifikan berpengaruh secara serentak terhadap respon. Hal ini kemungkinan terdapat korelasi antar variabel prediktor, sehingga variabel X 3 dan X 5 yang semula signifikan berpengaruh terhadap respon secara individu ternyata tidak signifikan berpengaruh saat dimodelkan secara serentak. Sehingga agar diperoleh model dengan variabel prediktor yang tidak saling berkorelasi, maka dilakukan pengujian serentak ulang dengan memasukkan hanya variabel yang signifikan secara serentak, yaitu variabel X 1 dan X 4 yang ditunjukkan pada Tabel 4.7. Tabel 7 Pengujian Serentak Variabel Prediktor Uji Rasio Likelihood Efek Chi Square P-Value Konstanta 0 X 1 41,086 0,000 X 4 16,557 0,002 11

12 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa p-value untuk uji rasio Likelihood di setiap variabel bernilai kurang dari 15 persen, hal ini menunjukkan bahwa H 0 ditolak, dan berarti bahwa secara serentak variabel prediktor berpengaruh terhadap respon. Adapun estimasi parameter dari pengujian serentak di atas ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Estimasi Parameter dan Odds ratio dari Pengujian Serentak Logit Prediktor B Wald P-Value Exp(B) Konstanta -1,850 21,224 0,000 X 1 (0) = TB 0,982 6,662 0,010 2,669 X 1 (1) = TD 1,478 17,175 0,000 4,384 1 X 1 (2) = TS 1,607 19,265 0,000 4,990 X 1 (3) = Lainnya Pembanding X 4 (0) = Pengendara 0,607 4,453 0,035 1,835 X 4 (1) = Penumpang 1,426 13,742 0,000 4,164 X 4 (2) = Lainnya Pembanding Konstanta -2,168 21,418 0,000 X 1 (0) = TB 1,626 15,427 0,000 5,084 X 1 (1) = TD 1,019 5,819 0,016 2,769 2 X 1 (2) = TS 1,470 12,155 0,000 4,350 X 1 (3) = Lainnya Pembanding X 4 (0) = Pengendara 0,544 2,586 0,108 1,723 X 4 (1) = Penumpang 1,276 8,704 0,003 3,583 X 4 (2) = Lainnya Pembanding Sumber: diolah dari data kecelakaan lalu lintas Polrestabes Surabaya Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa keseluruhan parameter signifikan karena memiliki p- value kurang dari α = 15%. Ini menunjukkan bahwa setiap kategori pada variabel jenis kecelakaan (X 1 ) dan peran korban dalam kecelakaan (X 4 ) berpengaruh secara serentak terhadap keparahan korban kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan tabel 8 diketahui pula bahwa nilai odds ratio pada logit 1 (korban luka berat) untuk kategori jenis kecelakaan kategori TB bernilai sebesar 2,669, yang berarti bahwa korban kecelakaan kategori TB berisiko 2,669 kali lebih banyak mengalami luka berat dibandingkan dengan korban kecelakaan kategori Lainnya dengan asumsi variabel yang lain konstan. Risiko korban yang mengalami kecelakaan kategori TD 4,384 kali lebih banyak mengalami luka berat dibandingkan dengan korban yang mengalami kecelakaan kategori Lainnya dengan asumsi variabel yang lain konstan. Risiko korban yang mengalami kecelakaan kategori TS 4,990 kali lebih banyak dibandingkan korban yang mengalami kecelakaan kategori Lainnya dengan asumsi variabel yang lain konstan. Risiko korban yang berperan sebagai pengendara 1,835 kali lebih banyak mengalami luka berat dibandingkan korban yang berperan sebagai lainnya dengan asumsi variabel yang lain konstan. Risiko korban yang berperan sebagai penumpang 4,164 kali lebih banyak mengalami luka berat dibandingkan korban yang berperan sebagai lainnya dengan asumsi variabel yang lain konstan. Uji kesesuaian model dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi setelah model serentak terbentuk. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 : model sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi model) H 1 : model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi model) Statistik uji yang digunakan adalah uji Pearson Chi-square dan hasil uji kesesuaian model ditampilkan pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9 Uji Kesesuaian Model Chi-square Derajat Bebas P-Value Pearson 9, ,696 Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa p-value uji Pearson Square dari model yang telah diperoleh bernilai 0,696, atau lebih besar daripada α = 15%, yang artinya terima H 0. Ini menunjukkan bahwa model yang telah dihasilkan sesuai, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil observasi dengan hasil prediksi model. 12

13 Uji kesesuaian model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model yang telah dibentuk telah sesuai. Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap model yang telah dibentuk. Adapun fungsi probabilitas atau fungsi regresi logistik multinomial serentak yang dihasilkan dari estimasi parameter yang telah dilakukan adalah sesuai dengan persamaan (6) dan (7) dengan fungsi logit sebagai berikut. g 1 (x) = -1, ,982 x 1 (0) + 1,478 x 1 (1) + 1,607 x 1 (2) + 0,607 x 4 (0) + 1,426 x 4 (1) (21) g 2 (x) = -2, ,626 x 1 (0) + 1,019 x 1 (1) + 1,470 x 1 (2) + 0,544 x 4 (0) + 1,276 x 4 (1) (22) Sehingga diperoleh nilai probabilitas untuk masing-masing kategori yang ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10 Probabilitas Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Jenis Kecelakaan dan Peran korban dalam kecelakaan Jenis Kecelakaan TB TD TS Lainnya Tingkat Keparahan Peran Korban Meninggal Luka Luka Dunia Berat Ringan Pengendara 0,361 0,278 0,361 Penumpang 0,207 0,362 0,431 Lainnya 0,500 0,210 0,291 Pengendara 0,356 0,450 0,194 Penumpang 0,200 0,573 0,227 Lainnya 0,498 0,344 0,158 Pengendara 0,303 0,437 0,260 Penumpang 0,165 0,540 0,295 Lainnya 0,438 0,344 0,218 Pengendara 0,673 0,194 0,133 Penumpang 0,484 0,317 0,199 Lainnya 0,786 0,124 0,090 Tabel 10 menunjukkan bahwa probabilitas korban kecelakaan TB yang dalam kecelakaan merupakan pengendara mengalami meninggal dunia dengan probabilitas sebesar 0,361. Hal ini berarti bahwa dari 1000 korban kecelakaan TB yang merupakan pengendara, kemungkinan ada sebanyak 425 korban di antaranya meninggal dunia. Berdasarkan Tabel 10, diketahui pula bahwa peran korban sebagai lainnya, yaitu yang merupa-kan pengguna jalan selain pengguna kendaraan seperti penyeberang jalan atau pejalan kaki, memiliki peluang meninggal dunia terbesar pada semua jenis kecelakaan. Sedangkan peran korban sebagai penumpang memiliki peluang mengalami luka berat dan luka ringan terbesar pada setiap jenis kecelakaan. Ketepatan kasifikasi yang diperoleh dari model yang telah dibentuk ditunjukkan pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11 Ketepatan Klasifikasi Observasi Prediksi Ketepatan Meninggal Luka Luka (%) Dunia Berat Ringan Meninggal Dunia ,5% Luka Berat ,6% Luka Ringan ,5% Ketepatan Keseluruhan (%) 29,2% 47,3% 23,5% 47,7% Tabel 11 diketahui ketepatan klasifikasi dari model yang telah dibentuk yaitu sebesar 47,7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya prediksi yang tepat diklasifikasikan sesuai dengan kondisi sesungguhnya (observasi) adalah sebanyak 47,7 persen. Ini juga menunjukkan bahwa kesalahan klasifikasi yang dihasilkan sebesar 52,3 persen. Dari Tabel 11diketahui pula bahwa banyaknya observasi meninggal dunia yang tepat diprediksi pada meninggal dunia sebesar 43,5 persen ini menunjukkan sebanyak 56,5 persen kategori meninggal dunia salah pengklasifikasian ke dalam kategori lain. Begitu pula pada observasi luka berat yang hanya tepat terklasifikasi sebanyak 59,6 persen, dan berarti bahwa 40,4 persen kategori luka berat salah pengklasifikasian ke dalam kategori lain. Dan pada observasi luka ringan hanya tepat terklasifikasi sebanyak 36,5 persen yang berarti 63,5 persen observasi luka ringan lainnya salah pengklasifikasian ke dalam kategori lain. 13

14 Meskipun model yang dihasilkan telah sesuai dan keseluruhan parameter signifikan pada α=15%, namun ketepatan klasifikasi yang dihasilkan kurang dari 50 persen. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya variabel prediktor yang dapat mewakili untuk memodelkan pola keparahan korban kecelakaan lalu lintas di Surabaya atau model yang digunakan kurang tepat, sehingga model yang dibentuk menghasilkan ketepatan klasifikasi kecil. 6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa korban kecelakaan lalu lintas di Surabaya untuk kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010, dari sebanyak 507 korban, sebanyak 38 persen meninggal dunia, 37 persen luka berat, dan 25 persen luka ringan. Sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas tersebut mengalami kecelakaan tabrak depan, yaitu sebanyak 32 persen. Sebanyak 69 persen korban berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, usia terbanyak korban adalah usia dewasa (22 sampai 55 tahun). Mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara. Sebanyak 79 persen korban menggunakan sepeda motor saat terjadi kecelakaan. Korban kecelakaan terbanyak justru mengalami kecelakaan pada jam sepi, yaitu selain jam padat kendaraan. Sementara itu sebanyak 6 persen korban kecelakaan mengalami kecelakaan pada libur Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan tahun baru, sedangkan 94 persen korban lainnya mengalami kecelakaan pada hari biasa. Variabel yang berpengaruh terhadap keparahan korban berdasarkan penelitian ini adalah jenis kecelakaan, usia, peran korban saat terjadi kecelakaan, dan jenis kendaraan. Tetpi pada pengujian serentak hanya terdapat dua variabel yang secara serentak berpengaruh terhadap respon, yaitu jenis kecelakaan dan peran korban saat terjadi kecelakaan. Adapun model regresi logistik multinomial untuk tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas dengan α=15% adalah sebagai berikut. (untuk respon meninggal dunia) (untuk respon luka berat) (untuk respon luka ringan) Dengan fungsi logit sebagai berikut. g 1 (x) = -1, ,982 x 1 (0) + 1,478 x 1 (1) + 1,607 x 1 (2) + 0,607 x 4 (0) + 1,426 x 4 (1) g 2 (x) = -2, ,626 x 1 (0) + 1,019 x 1 (1) + 1,470 x 1 (2) + 0,544 x 4 (0) + 1,276 x 4 (1) Model tersebut menghasilkan ketepatan klasifikasi hanya sebesar 47,7%. Ketepatan klasifikasi yang kecil mungkin disebabkan karena kurangnya variabel prediktor yang dapat mewakili untuk memodelkan pola keparahan korban kecelakaan lalu lintas di Surabaya atau disebabkan oleh kurang tepatnya pemilihan model sehingga ketepatan klasifikasi yang dihasilkan kecil. Berdasarkan model yang dihasilkan, diketahui bahwa peran korban sebagai lainnya, yaitu korban yang merupakan pengguna jalan selain pengguna kendaraan seperti penyeberang jalan atau pejalan kaki, memiliki peluang meninggal dunia terbesar pada semua jenis kecelakaan yaitu sebesar 0,5 pada jenis kecelakaan TB; 0,498 pada jenis kecelakaan TD; 0,438 pada jenis kecelakaan TS; dan 0,786 pada jenis kecelakaan selain TB, TD, dan TS. Sedangkan peran korban sebagai penum-pang memiliki peluang mengalami luka berat dan luka ringan terbesar pada setiap jenis kecelakaan. Korban penumpang memiliki peluang mengalami luka berat sebesar 0,362 pada kecelakaan TB; 0573 pada kecelakaan TD; 0,540 pada kecelakaan TS; dan 0,317 pada keceakaan selain TB, TD, dan TS. Korban penumpang memiliki peluang mengalami luka ringan sebesar 0,431 pada kecelakaan TB; 0,227 pada kecelakaan TD; 0,295 pada kecelakaan TS; dan 0,119 pada kecelakaan selain TB, TD, dan TS. 6.2 Saran Model yang dihasilkan dalam penelitian ini menghasilkan ketepatan klasifikasi yang kecil, sehingga dalam penelitian berikutnya disarankan untuk memodelkan dengan metode lain yang kemungkinan dapat menghasilkan ketepatan klasifikasi yang lebih besar seperti memodelkan dengan metode bagging regresi logistik multinomial atau metode non parametrik seperti Mulivariate Adaptive 14

15 Regression Spline (MARS). Selain itu pada penelitian berikutnya hendaknya menggunakan variabel prediktor yang lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Agresti, A., Categorical Data Analysis, Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Andi, Empat Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu lintas. (Online). ( at-faktor-yang-mempengaruhi-kecelakaan-lalu lintas&catid =37:infomasyarakat &Itemid=64). Diakses Jumat, 3 Desember 2010 pukul 13:14. Departemen Perhubungan, Kecelakaan Jalan Raya di Indonesia Terjadi Setiap 9,1 Menit. (Online). ( bungan-darat /2307). diakses Minggu, 26 Desember 2010 pukul 09:21. Hosmer, D.W. dan Lemeshow, S. Jr., Applied Logistic Regression. New York: John Wiley and Sons, Inc. Indriani D., dan Indawati R., Model Hubungan dan Estimasi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas. Berita Kedokteran Masyarakat, III (22): Ismail, N. dan Jemain, A. A., Generalized Poisson Regression: an Alternative for Risk Classification. Jurnal Teknologi Universiti Teknologi Malaysia, 43(C): Media Raharja, Februari The Killing Fields bagi Kalangan Muda (hlm ). (Online). ( id/files/magazine/pdf%20mjlh%20peb% pdf). Diakses Kamis, 14 Juli 2011 pukul 11:30. Rachman, R. R., Evaluasi Accident Cost Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Rashid, M., Inference on Logistic Regression Models. Disertasi. Ohio: Department of Mathematics and Statistics at Bowling Green State University. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun Wahernika, Y., Aplikasi Analisis Korespondensi Kecelakaan Lalu Lintas Jajaran Polres Madiun. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 15

POLA TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS: KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA)

POLA TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS: KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA) POLA TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS: KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA) Oleh: Laylia Nur Afidah se. Dosen Pembimbing: Dra.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecelakaan lalu lintas itu dapat diuraikan melalui adanya relasi statistik yang

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan Bagging Regresi Logistik Ordinal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan Bagging Regresi Logistik Ordinal JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-253 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan Bagging Regresi Logistik

Lebih terperinci

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati Pemodelan Faktor Penyebab Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Provinsi DKI Jakarta) Weny Rahmayanti, dan Vita Ratnasari

Lebih terperinci

ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK

ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK 1 Septy Riayanti Saragih, 2 Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Membedakan Jenis Pelanggaran lalu lintas di Polres Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Biner

Faktor-Faktor yang Membedakan Jenis Pelanggaran lalu lintas di Polres Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Biner Faktor-Faktor yang Membedakan Jenis Pelanggaran lalu lintas di Polres Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Biner Oleh : Febrian Hadi Santoso 1308 030 016 Pembimbing : Wibawati, S.Si, M.Si

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36

Lebih terperinci

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman

Lebih terperinci

Oleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D

Oleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D Analisis Korespondensi Pengguna Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Terhadap Kecamatan di Kota Surabaya Oleh : Fanial Farida 1311030064 Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara e-mail: najid29@yahoo.com mobile phone: 818156673 Abstract: Rapid

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, ahun 205, Halaman 44-45 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian KEEPAAN KLASIFIKASI INGKA KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINAS MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

6. Pasien yang Batuk Darah

6. Pasien yang Batuk Darah 6. Pasien yang Batuk Darah 7. Pasien yang Nyeri dada FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDERITA PENYAKIT TB PARU DI RSU HAJI SURABAYA 1. Uji Independensi hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Statistika ITS Surabaya

Statistika ITS Surabaya SEMINAR TUGAS AKHIR POLA HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BALITA DAN FAKTOR- FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PADA KELUARGA NELAYAN DI SURABAYA TIMUR Oleh : Rindyanita Rizky K.

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION)

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK Adalah regresi parametrik yang digunakan untuk Y berskala kategorik dan X berskala bebas. Biner Y berskala nominal dengan 2 kategori Regresi Logistik

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (7) ISSN: 337-3 (3-98X Print) D-98 Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression Suprianto Simanuntak,

Lebih terperinci

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 313 321. SUATU KAJIAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU JATI UTOMO BINJAI Nida Elhaq, Pasukat Sembiring, Djakaria Sebayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini semakin pesat, khususnya di bidang transportasi. Perkembangan ini muncul dikarenakan semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA JENIS PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA

ANALISIS REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA JENIS PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR SS 145561 ANALISIS REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA JENIS PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA AZZIMA LUTFIA ROHMI NRP 1314 030 011 Dosen Pembimbing Ir. Mutiah Salamah Chamid, M.Kes. Noviyanti

Lebih terperinci

EKO ERTANTO PEMBIMBING

EKO ERTANTO PEMBIMBING UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK KEPUASAN PENGGUNA WAHANA PERMAINAN BOOM BOOM CAR DI TAMAN REMAJA SURABAYA

ANALISIS STATISTIK KEPUASAN PENGGUNA WAHANA PERMAINAN BOOM BOOM CAR DI TAMAN REMAJA SURABAYA TUGAS AKHIR ANALISIS STATISTIK KEPUASAN PENGGUNA WAHANA PERMAINAN BOOM BOOM CAR DI TAMAN REMAJA SURABAYA Any Masruroh 1308 030 065 Dosen Pembimbing Ir. Arie Kismanto, M.Sc PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Lebih terperinci

Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial

Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-135 Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial Defi Mustika Sari, Dwi Endah Kusrini,

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Menurut data Global Status Report on Road Safety lebih dari 1,2 juta orang meninggal dunia

Lebih terperinci

Polres Tapanuli Selatan merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia yang melayani di bidang pemeliharan dan keamanan, ketertiban

Polres Tapanuli Selatan merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia yang melayani di bidang pemeliharan dan keamanan, ketertiban Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 435 444. ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROSES PELAYANAN PEMBUATAN SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI) DI SATLANTAS POLRES TAPANULI SELATAN Lisna Astria,

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono 1 PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit Nama : Margareth G. Shari NRP : 1307 100 026 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id

Lebih terperinci

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi Oleh : Firda Velayati 307 00 05 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ekonomi masyarakat Pesisir Pendapatan nelayan dinaikkan Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Fitra1, Saleh2, La Podje3 Mahasiswa Program Studi Statistika, FMIPA Unhas 2,3 Dosen Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)

Lebih terperinci

EARLY WARNING SYSTEM (EWS) UNTUK PREDIKSI KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI INDONESIA: PENDEKATAN MODEL REGRESI LOGISTIK

EARLY WARNING SYSTEM (EWS) UNTUK PREDIKSI KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI INDONESIA: PENDEKATAN MODEL REGRESI LOGISTIK EARLY WARNING SYSTEM (EWS) UNTUK PREDIKSI KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI INDONESIA: PENDEKATAN MODEL REGRESI LOGISTIK Diah Arianti, 1) dan Nur Iriawan 2) 1) Information Management Technology,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya

Lebih terperinci

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA Moh. Yamin Darsyah 1 Arianto Wijaya 2 1,2 Program Studi S1 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK Oleh: Agista Dyah Prabawati (1308 100 026) Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum,

Lebih terperinci

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi Analisis dan Pembahsan Statistika Deskriptif Regresi Logistik Biner Uji Independensi H 0 : Tidak ada hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon H 1 : Ada hubungan antara variabel prediktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperlihatkan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

Lebih terperinci

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7. vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh AUDDIE VIENEZA M. NRP 1310030043 DOSEN PEMBIMBING Dr. Vita Ratnasari,M.Si DOSEN PENGUJI Dr. Dra. Ismaini

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA OLEH : MARIO ADITYO BASKORO NRP 3104 100 023 Dosen Pembimbing Hera Widyastuti., Ir., MT. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 1 SidangTugas Akhir Javelline Putri B. Purba (1310030080) Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Ismaini Zain, Msi ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) PEMODELAN JUMLAH KASUS KANKER SERVIKS DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN ANALISIS GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) 12/06/2012 Oleh: RIZA INAYAH / 1309.030.042 Dosen Pembimbing: DR. Purhadi, M.Sc Jurusan Statistika

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA KESELAMATAN BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI DI JAWA TIMUR

KAJIAN KINERJA KESELAMATAN BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI DI JAWA TIMUR KAJIAN KINERJA KESELAMATAN BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI DI JAWA TIMUR Yogi Arisandi *1, Harnen Sulistio 2, Achmad Wicaksono 2 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik /

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 24 37) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Miro (2002), Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ketempat lain, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014 Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014 Dewi Andriani 1, Sri Wahyuningsih

Lebih terperinci

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( )

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( ) Analisis kepuasan karyawan pt. x dengan pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih (1308 030 059) Pembimbing : Wibawati, S.Si, M.Si 1 2 Latar belakang permasalahan Tujuan manfaat Batasan penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (04) 7-0 (0-98X Print) D-7 Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya Merly Fatriana Bintariningrum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Oglesby and Hicks (1988), kecelakaan kendaraan adalah kejadian yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan cepat. Selain itu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan

ABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan VOLUME 1 NO.1, FEBRUARI 214 MODEL KECELAKAAN LALULINTAS BERDASARKAN KORELASI POPULASI, TINGKAT PEMAHAMAN PENGGUNA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN KENDARAAN DI KOTA BESAR, SEDANG DAN KECIL SUMATERA BARAT Cut Dona

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI JIWA (Studi Kasus di AJB Bumiputera 1912 Cabang Malang Dieng) Universitas Negeri Malang E-mail: rramadhayanti@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010 ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010 Disusun Oleh: Hanna Silia Karti (1308030043) Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324 Arrowiyah 1307 100 070 Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si Seminar Tugas Akhir SS091324 1 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Seminar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh situasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK Analisis regresi logistik biner dengan metode penalized maximum likelihood digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STATUS BEKERJA TERHADAP JENIS KELAMIN DAN UMUR DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGISTIC REGRESSION

ANALISIS PENGARUH STATUS BEKERJA TERHADAP JENIS KELAMIN DAN UMUR DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGISTIC REGRESSION ANALISIS PENGARUH STATUS BEKERJA TERHADAP JENIS KELAMIN DAN UMUR DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGISTIC REGRESSION Syamsul Rizal 1, Imaroh Izzatun Nisa 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi S1 Statistika

Lebih terperinci

Faktor Risiko Penyakit Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Jawa Timur Menggunakan Analisis Regresi Logistik

Faktor Risiko Penyakit Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Jawa Timur Menggunakan Analisis Regresi Logistik JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) D-305 Faktor Risiko Penyakit Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Jawa Timur Menggunakan Analisis Regresi Logistik Fatkhiyatur Rizki,

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 111-120 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR

ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR Senin, 4 Maret 203 Ruang Sidang Gedung H ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR Disusun Oleh: MIRNA RAMADHANI (30030074) DOSEN PEMBIMBING Dra. Destri Susilaningrum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melakukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, akan diuraikan beberapa teori penunjang antara lain: Kredit Macet, Regresi Logistik, Model Terbaik

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS RLOTG DENGAN METODE FISHER SCORING Aulia Nugrahani Putri, Purnami Widyaningsih, dan Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radang paru paru adalah sebuah penyakit pada paru paru dimana pulmonary alveolus yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi cairan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Alasan penulis

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remitan TKI Jawa Timur Dengan Menggunakan Regresi Tobit

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remitan TKI Jawa Timur Dengan Menggunakan Regresi Tobit Seminar Hasil Tugas Akhir Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remitan TKI Jawa Timur Dengan Menggunakan Regresi Tobit Oleh Sri Kindrana S 1306. 100. 022 Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi/angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Transportasi

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 11-20 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci