EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
|
|
- Suparman Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA OLEH : MARIO ADITYO BASKORO NRP Dosen Pembimbing Hera Widyastuti., Ir., MT.
2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Manfaat Penulisan 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Batasan Masalah 1.6 Lokasi Studi
3 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Kasus Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius, dimana tercatat kejadian dengan jumlah kematian orang, luka berat orang dan luka ringan orang (MABES Polri, 2003). Data Ditlantas Polda Jatim juga menyebutkan, kawasan yang paling rawan laka adalah wilayah hukum Polwiltabes Surabaya. Tercatat sejak Januari 2008 hingga Desember 2008 terjadi kasus laka dengan korban meninggal jiwa. Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki-laki dari kelompok usia produktif, yakni antara tahun. Dimana persentase terbesar adalah mereka yang berada dalam kelompok umur tahun. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas secara massal. Pemakai kendaraan sepeda motor memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan dibandingkan dengan penggunaan kendaraan lainnya seperti mobil. Perbedaan terbesar antara sepeda motor dan mobil adalah kategori fatal yang mana 15 kali lebih tinggi untuk bersepeda motor.
4 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Lokasi Penelitian Institut t Tk Teknologi isepuluh Nopember Surabaya (ITS) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yang memiliki jumlah mahasiswa yang banyak memakai sepeda motor sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Sehingga memiliki resiko mengalami kecelakaan kendaraan bermotor. Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang berjenis kelamin laki-laki
5 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada keadaan yang ada (eksisting), yang nantinya akan dikaji untuk didapatkan jawabannya. Antara lain sebagai berikut : Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut t Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan k ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden menggunakan dengan metode The Gross Output? Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output? Berapa perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah? Berapa probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay?
6 1.3 Manfaat Penulisan Setelah diketahui i hasil dari perhitungan biaya kecelakaan k tersebut t maka kedepannya penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk dijadikan acuan bagi semua pihak terkait. Sehingga perselisihan dalam usulan penanganan maupun perbaikan infrastruktur dalam kerangka peningkatan keselamatan lalu lintas dapat dihindarkan.
7 1.3 Tujuan Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, diharapkan uraian tentang hasil yang akan dicapai atau jawaban permasalahan penelitian, antara lain sebagai berikut : Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden dengan menggunakan Metode The Gross Output. Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output. Mengetahui perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah. Mengetahui besarnya probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay.
8 1.4 Batasan Masalah Agar Tugas Akhir ini terarah lebih jelas maka perlu ditentukan batas-batas pada permasalahan yang akan dibahas, antara lain sebagai berikut : 1. Mengevaluasi biaya kecelakaan dengan menggunakan Metode The Gross Output. 2. Mencari probability menggunakan metode Willingness To Pay. 3. Mengevaluasi biaya kecelakaan berdasarkan kepemilikan kendaraan sepeda motor di kalangan mahasiswa Institut t Tk Teknologi isepuluh Nopember Surabaya. 4. Tidak membahas penyebab terjadinya kecelakaan.
9 1.5 Lokasi Studi Peta Lokasi Studi (Kota Surabaya) Sumber Google Earth
10 Peta Lokasi Studi (Kampus ITS) Sumber Google Earth
11 Peta Lokasi Studi (Kampus ITS) Sumber Google Earth
12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 2.2 Biaya Kecelakaan 2.3 Ketentuan Teknis
13 2.1 Umum Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93) Kecelakaan jalan raya adalah suatu peristiwa yang tidak disengaja, baik itu berupa tubrukan, jatuh, atau terguling, atau tergelincir yang terjadi di jalan raya yang mengakibatkan korban kehilangan nyawa atau luka-luka atau kerusakan property, yang minimal melibatkan satu kendaraan yang bergerak. (Kadilayi;1978)
14 Klasifikasi Korban Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan pemerintah PP No 43 Th l993 Pasal korban akibat kecelakaan dibedakan menjadi tiga yaitu : Korban Mati. Korban Mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. Korban Luka Berat. Korban Luka Berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Korban Luka Ringan. Korban Luka Ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam kategori korban mati dan korban luka berat.
15 2.2 Biaya Kecelakaan A. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan korban kecelakaan yang meliputi biaya rumah sakit, biaya rawat jalan, biaya reparasi kendaraan, biaya administrasi, dan biaya lainnya. Dengan penjelasan masing-masing biaya sebagai berikut: 1. Biaya Rumah Sakit. Biaya perawatan medis dirumah sakit. 2. Biaya Rawat Jalan. Sebagian korban luka ringan yang mengalami goresan, kaki atau tangan terkilir lebih suka menjalani perawatan di rumah dan bukan menjalani perawatan medis. Pembelian obat pembunuh rasa sakit, cairan disinfektani dan pengobatan tradisional i adalah bagian dari solusi mereka. Meskipun mereka tidak membutuhkan biaya perawatan medis, pada kenyataannya mereka mengeluarkan uang untuk proses penyembuhan.
16 3. Biaya Reparasi Kendaraan. Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kendaraan yang rusak akibat kecelakaan. 4. Biaya Administrasi. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar polis asuransi atau biaya administrasi i i lainnya. 5. Biaya Lainnya. Biaya lainnya adalah biaya yang tidak termasuk dalam biaya-biaya diatas, seperti pembayaran ke pihak ketiga.
17 B. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost). Kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang terbuang dan pendapatan. Human Cost barkaitan dengan perhitungan biaya akibat faktor psikis dan emosional korban setelah kecelakaan.
18 2.1 Ketentuan Teknis. Metode Willingness To Pay. Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui persentasi kemungkinan orang yang mau membayar lebih untuk mengurangi resiko kecelakaan. Kemungkinan pilihan untuk keinginan membayar jumlah untuk pengurangan kecelakaan dapat ditulis sebagai berikut: P n( i) = P yes = e β' χ e yes β' χ yes + e β' χ Di mana : P : Kemungkinan individu n yang berkeinginan membayar jumlah untuk mengurangi resiko kecelakaan. no
19 Metode Gross Output (Human Capital Approach). Pendekatan lain yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada Tugas Akhir ini adalah Gross Output (Human Capital Approach). Berikut uraian singkat mengenai klasifikasi biaya kecelakaan yang jelaskan pada metode Gross Output (Human Capital Approach) : 1. Biaya langsung (Direct Cost). Yaitu kerugian yang langsung g dialami oleh korban setelah kecelakaan seperti biaya rumah sakit, biaya physiotheraphy, biaya administrasi, biaya perbaikan kendaraan dan biaya lain-lain. 2. Biaya tak langsung g (Indirect Cost). ) Yaitu kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang terbuang dan pendapatan.
20 Human Cost berkaitan dengan perhitungan biaya akibat faktor psikis dan emosional korban setelah kecelakaan. Downing, A(1997) merekomendasikan menambahkan suatu penjumlahan dari penderitaan, duka cita dimana perinciannya : 38% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan fatal. 100% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan serius. 8% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan ringan. Untuk perhitungan biaya kecelakaan, biaya langsung dan biaya tak langsung di dijumlahkan berdasarkan klasifikasinya. Kemudian biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tak langsung (Indirect Cost) dijumlahkan, sehingga prediksi besarnya biaya kecelakaan rata-rata dapat diketahui.
21 BAB 3 METODOLOGI START PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATUR PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Data jumlah mahasiswa dari BAAK ITS PENENTUAN JUMLAH SAMPEL N n = ( N. e ) PENGUMPULAN DATA PRIMER Hasil pengedaran kuisoner dan wawancara langsung ke mahasiswa ITS ANALISA BIAYA KECELAKAAN KESIMPULAN DAN SARAN FINISH
22 BAB 4 PENGUMPULAN DATA Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa ITS Semester Gasal FAKULTAS LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL FMIPA FTI FTSP FTIF FTK TOTAL Sumber : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan ITS
23 Penentuan Jumlah Sample Berdasarkan data yang diperoleh dari BAAK ITS dapat kita tentukan jumlah sample yang diperlukan. Dengan diketahuinya jumlah populasi mahasiswa ITS maka menurut Slovin (Oktaviani dan Suryana, 2006) digunakan metode pengambilan sampel dari mahasiswa dilakukan k dengan pendekatan non-probability bilit sampling melalui metode Convenience Sampling, yaitu ketika responden yang akan dijadikan sampel sedang berada di lokasi penelitian dan bersedia diwawancara. Ukuran sampel yang akan diambil mengacu pada pendapat Slovin (Oktaviani dan Suryana, 2006) sesuai dengan rumus : Dimana : n = ( ,077 2 ) = 177 sample n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
24 Identifikasi Responden Jenis Kelamin Diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 104 orang (58,76%), sedangkan perempuan sebanyak 73 orang (41,24%), seperti terlihat pada Gambar Ju umlah Orang Laki-laki Perempuan 20 0 Jenis Kelamin
25 Usia Sedangkan dari segi usia diketahui bahwa responden berusia antara tahun. Diketahui responden umur 17 tahun sebanyak 1 orang (0,56%), usia 18 tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 19 tahun sebanyak 42 orang (23,73%), usia 20 tahun sebanyak 61 orang (34,46%), usia 21 tahun sebanyak 35 orang (19,77%), usia 22 tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 23 tahun sebanyak 9 orang (5,08%), dan usia 24 tahun sebanyak 1 orang (0,56%). Seperti terlihat pada gambar Jumlah Responden Jumlah Responden
26 Uang Saku Dari nominal uang saku dari total responden, dapat diketahui kisaran uang saku yang diterima responden tiap bulannya. Didapat sebanyak 26 orang (14,69%) dengan uang saku < 1 juta tiap bulan, 148 orang (83,62%) dengan uang saku antara 1 juta 2,5 juta tiap bulan, 3 orang (1,69%) dengan uang saku antara 2,5 juta 5jutatiapbulan,dan0orang(0%) dengan uang saku > 5 juta tiap bulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar > 5 juta Uang Saku 2,5 juta - 5 juta 1 juta - 2,5 juta < 1 juta Jumlah Responden
27 Aktivitas Berikut adalah data responden yang aktivitasnya terhenti dan yang tidak terhenti akibat kecelakaan lalu lintas. Dari hasil penyebaran kuisioner diketahui sebanyak 86 orang (48,59%) aktivitasnya terhenti dan sebanyak 91 orang (51,41%) aktivitasnya tidak terhenti. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar aktivitas terhenti aktivitas tak terhenti
28 BAB 5 ANALISA DATA Metode Gross Output. 1. Biaya Kecelakaan Menurut Opini Responden A. Luka Berat. Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp ,29. Biaya tak Langsung (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp ,14 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka Total Direct + Lost of Productivity costs dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp ,86
29 B. Luka Ringan. Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp ,40 Biaya tak Langsung g (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 44,52% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp ,49 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka Total Direct + Lost of Productivity costs dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp ,88.
30 C. PDO (Property Damage Only). Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp ,00. Biaya tak Langsung g (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka Total Direct + Lost of Productivity costs dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp ,00
31 Metode Gross Output. 2. Biaya Kecelakaan Menurut PP A. Luka Berat. Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp ,00. Biaya tak Langsung (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp ,33. Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka Total Direct + Lost of Productivity costs dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp ,67.
32 B. Luka Ringan. Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp ,56. Biaya tak Langsung g (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 84,37% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp ,77. Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka Total Direct + Lost of Productivity costs dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp ,21.
33 C. PDO (Property Damage Only). Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp ,09. Biaya tak Langsung g (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka Total Direct + Lost of Productivity costs dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp ,09.
34 Metode Willingness To Pay. Laki-laki Dari hasil analisis model Logistic Regression tersebut, maka dapat digambarkan model logit sebagai berikut: Logit (p) = ln (p/1-p) = usia Merujuk pada persamaan Regresi Logistik tersebut, t maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta (a): Konstanta sebesar adalah probabilitas keinginan untuk mau membayar biaya lebih (Option A) setelah mengontrol seluruh variabel. 2. Koefisien regresi usia sebesar menyatakan bahwa log odds keinginan untuk mau membayar biaya lebih (Option A), dimana setiap peningkatan usia sebesar satu satuan akan menurunkan probabilitas masyarakat untuk mau membayar biaya lebih (Option A) sebesar factor (e = 0,671), dengan asumsi variabel lain tetap.
35 Dari hasil analisa menunjukkan nilai mean,modus dan median adalah sama yaitu usia 20 tahun. Untuk mendapatkan nilai probabilitas dapat dilihat dari ilustrasi sebagai berikut, jika seorang mahasiswa ITS berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki. Logit (p) = ln (p/1-p) = (20) = Oleh karena itu probabilitas yang diperoleh adalah Logit (p)= (Exp / 1+ Exp ) = Indikasi ini menunjukan bahwa probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan karakteristik berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki (nilai internal jenis kelamin pria = 1), untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % adalah sebesar 34,7 %.
36 Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable yang signifikan dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan k sebesar 25 %.
37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 62Saran 6.2
38 6.1 Kesimpulan Metode Gross Output. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : Berikut ini adalah hasil perhitungan accident cost mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menggunakan metode The Gross Output : Biaya kecelakaan rata-rata menurut opini responden : 1) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp ,86. 2) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. Rp ,88. 3)Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp ,00. Biaya kecelakaan rata-rata menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun l993: 1) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp , ) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. Rp ,21. 3) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp ,00.
39 Dari hasil perhitungan biaya kecelakaan berdasarkan opini dan peraturan, disimpulkan bahwa : 1. Untuk korban dengan luka berat, biaya kecelakaan menurut peraturan pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah kecelakaan. 2. Untuk korban dengan luka ringan, biaya kecelakaan menurut peraturan pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah kecelakaan. 3. Tidak ada perbedaan yang yang signifikan antara a biaya bayakecelakaan aa menurut opini responden dan peraturan pemerintah. Hal ini disebabkan karena opini responden dan peraturan pemerintah memiliki kriteria yang sama penentuan biaya kecelakaan.
40 Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp ,86 : Rp ,67. 1 : 1,48 Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. Rp ,88 : Rp ,21. 1 : 3 Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp ,00 : Rp ,00. 1 : 1,06
41 Metode Willingness To Pay. Dengan menggunakan SPSS 15 didapat kesimpulan sebagai berikut : Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan karakteristik berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % adalah sebesar 34,7 %. Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable yang signifikan ifik dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 %.
42 6.1 Saran 1. Karena suatu keterbatasan penulis mengambil sample berdasarkan latar belakang mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, diharapkan pada studi selanjutnya pengambilan sample berdasarkan fakultas atau jurusan mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2. Dari hasil studi diperoleh e bahwa a biaya kecelakaan aa rata-rata yang dikeluarkan a oleh mahasiswa ITS relative tinggi, maka sebaiknya pemerintah atau pihak terkait mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi kecelakaan yang pernah dan sedang dilaksanakan menginggat cukup besarnya nilai ekonomi yang bisa diselamatkan sehingga angka kecelakaan dapat ditekan dan biaya kecelakaan dapat berkurang. 3. Selain mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi angka kecelakaan pihak terkait juga perlu memberi penyuluhan atau seminar untuk mengurangi angka kecelakaan kepada mahasiswa ITS.
43 SEKIAN & TERIMA KASIH
BAB I PENDAHULUAN. 2. Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas ratarata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius, dimana tercatat 13.399 kejadian dengan jumlah kematian 9.856 orang, luka
Lebih terperinciEVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
TUGAS AKHIR RC09 1380 EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA RICKY RINALDI RACHMAN NRP 3104 100 025 Dosen Pembimbing HERA WIDYASTUTI.,IR,.MT JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik
Lebih terperinciEVALUASI BIAYA KECELAKAAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
1 EVALUASI BIAYA KECELAKAAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nama Mahasiswa : Reza Fachrur Rozy NRP : 314 1 129 Jurusan : Teknik Sipil FTSP- ITS Dosen Konsultasi : Hera Widyastuti, Ir.MT. Abstrak
Lebih terperinciPrakata. Pd. T B
Prakata Pedoman perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dipersiapkan oleh Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan melalui Gugus kerja Bidang Ekonomi Transportasi pada Sub Panitia
Lebih terperinciPEDOMAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital)
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd T-02-2005-B Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Daftar Isi Daftar isi...
Lebih terperinciPerhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital)
Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) 1 Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukan perhitungan besaran biaya kecelakaan
Lebih terperinciBIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT
BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT Safety Husna Pangestika Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM
BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM Gito Sugiyanto Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jl. Mayjend Sungkono Km. 5, Blater,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Populasi kendaraan yang terus meningkat, termasuk sepeda motor, membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Hingga kini, angka kecelakaan lalu lintas jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan pola penyakit. Penyakit yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non infeksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan terutama oleh negara yang sedang berkembang. Karena transportasi menjadi nadi perkembangan suatu negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian dengan berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan kesembilan sebagai kontributor
Lebih terperinciBAB IV INTEPRETASI DATA
41 BAB IV INTEPRETASI DATA 4.1 Pengumpulan Data Data responden pada penyusunan skripsi ini terdiri atas dua bagian yaitu data profil responden dan data stated preference. Untuk data profil responden terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini semakin pesat, khususnya di bidang transportasi. Perkembangan ini muncul dikarenakan semakin banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan lalu lintas didefinisikan sebagai kondisi dimana pengguna jalan terhindar dan jauh dari adanya kecelakan. Menurut Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data jumlah kepala keluarga pada masing-masing perumahan yang didapatkan pada survei pendahuluan, maka dapat dilakukan penentuan jumlah
Lebih terperinciAnalisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya Devina Octavianti, dan Ir. Hera Widyastuti, MT., Ph.D.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecelakaan lalu lintas itu dapat diuraikan melalui adanya relasi statistik yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu negara kepada rakyatnya. Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia/barang dari
Lebih terperinciKata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati
Pemodelan Faktor Penyebab Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Provinsi DKI Jakarta) Weny Rahmayanti, dan Vita Ratnasari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Metode survei yang digunakan adalah metode random sampling yaitu cara pengambilan sampel memberikan kesempatan yang sama pada responden untuk diambil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang menjadi pendukung perkembangan dan kualitas suatu kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana kota
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : 1. Berikut ini adalah hasil perhitungan accident rate lalu lintas dan karakteristiknya sebagai berikut : a. Accident
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan yang didirikan bertujuan untuk kelangsungan hidup untuk mencapai keuntungan yang diharapkan, juga dimasa mendatang mempertahankan
Lebih terperinciPEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON
PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciPENGARUH USAHA PREVENTIF UNTUK MENGURANGI RESIKO LAKALANTAS DITINJAU DARI PEMAHAMAN PELAJAR SMP DAN SMA DI KABUPATEN NGAWI
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 216 ISSN: 2459-9727 PENGARUH USAHA PREVENTIF UNTUK MENGURANGI RESIKO LAKALANTAS DITINJAU DARI PEMAHAMAN PELAJAR SMP DAN SMA DI KABUPATEN NGAWI Gotot Slamet 1), Abram
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR
KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR Munawir Muhtar Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Menurut data Global Status Report on Road Safety lebih dari 1,2 juta orang meninggal dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pusat Statistika menyatakan bahwa angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia sangat tinggi, penyebabnya adalah semakin banyaknya jumlah kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut serba guna yang fleksibel, murah dibandingkan alat angkutan yang lain. Apalagi memiliki
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian yang berjudul Analisis Respon Masyarakat terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium (Kasus: Pengendara Mobil Pribadi di Bogor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial didunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat
Lebih terperinciANALISIS BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR
ANALISIS BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR Munawir Muhtar Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Sipil Fak. Teknik Univ. Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar, Sul-Sel Telp./Faks:
Lebih terperinciBAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Lokasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian tentang daerah rawan kecelakaan ini yaitu ruas jalan tol Jakarta Cikampek. Lokasi ini dipilih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju maupun berkembang, alkohol sudah menjadi bagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat
Lebih terperinciEpidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes
Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan tentang epidemiologi kecelakaan dan pencegahannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai ataupun konflik dalam bidang politik, ekonomi, perdagangan, dan sosial. Proses tersebut sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi lalu lintas yang semakin kompleks dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat secara langsung maupun tidak turut andil dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sepeda dianggap menjadi salah satu solusi alternatif transportasi bagi warga dunia, yaitu untuk mengurangi kemacetan yang mencapai titik parah dan mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masih banyak terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (occupational diseases), baik pada sektor formal maupun sektor informal (seperti sektor
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
1 PENYANTUNAN BAGI KELUARGA MENINGGAL ATAU LUKA BERAT KECELAKAAN LALU LINTAS DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGAMBILAN PUTUSAN HAKIM Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008 tercatat 9.856 orang meninggal
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam
55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian masyarakat internasional. World Health Organization (WHO) dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik 1. Uji Klasifikasi Model Uji klasifikasi model dapat menunjukkan kekuatan atau ketepatan prediksi dari model regresi untuk mempredikasi tingkat nilai willingness
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Padatnya pengguna jalan khususnya pada wilayah kota-kota besar di Indonesia berdampak langsung pada sistem lalu lintas yang ada. Terbukti dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian materi
Lebih terperinciPENGKAJIAN BESARAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS ATAS DASAR PERHITUNGAN BIAYA KORBAN KECELAKAAN STUDI KASUS BANDUNG, CIREBON DAN PURWOKERTO
PENGKAJIAN BESARAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS ATAS DASAR PERHITUNGAN BIAYA KORBAN KECELAKAAN STUDI KASUS BANDUNG, CIREBON DAN PURWOKERTO Agus Bari Sailendra Puslitbang Jalan dan Jembatan, Jl. A.H. Nasution
Lebih terperinciTHESIS ABDUL GAUS NRP :
THESIS ABDUL GAUS NRP : 3108206009 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN DAN REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN JALAN NASIONAL DESA BABAT-DESA PANDAN PANCUR KABUPATEN LAMONGAN
ANALISIS KECELAKAAN JALAN NASIONAL DESA BABAT-DESA PANDAN PANCUR KABUPATEN LAMONGAN Rama Aji Ananta 3108 100 629 Dosen Pembimbing : Hera Widiastuti, Ir. MT. Latar Belakang Kabupaten Lamongan adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Mulai Moda yang dipakai Pemodelan pemilihan moda perjalanan menuju kampus menggunakan kendaraan pribadi dan umum (Universitas Mercu Buana) Karakteristik pola
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga 1). Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan di jalan raya merupakan issue yang sedang berkembang saat ini. Menurut data dari WHO dalam Sutawi (2006) sejak penemuan kendaraan bermotor lebih dari seabad
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pecegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
Lebih terperinciAnalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa ITATS Jurusan Teknik Industri
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa ITATS Jurusan Teknik Industri Suparto Teknik Industri, ITATS, Jalan AR. Hakim 100 Surabaya E-mail : wrskt_indria@yahoo.com Abstrak.
Lebih terperinciPANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Johanes Jiman¹, Eka Pramudita², Andi³ ABSTRAK : Konstruksi merupakan salah satu industri yang
Lebih terperinciTREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada
Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi/angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Transportasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciGito Sugiyanto 1 ABSTRAK
KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS DAN IDENTIFIKASI LOKASI TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) (Studi Kasus di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah) Gito Sugiyanto 1 1 Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yakni data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh.
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Lokasi penelitian dilakukan di sekitar Bogor, bagi pemilik dan pengendara mobil pribadi. Lokasi yang aksidental berada di sekitar kampus IPB, Indraprasta
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN V.1 Kualitas Data Jumlah kasus cedera pada kecelakaan lalu lintas pada kendaraan roda dua yang tercatat di Rekam Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2003-2007 ada 618 kasus. Namun,
Lebih terperinciKESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SURABAYA, PEMERINTAH KOTA SURABAYA, RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HS SAMSOERI MERTOJOSO DAN
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SURABAYA, PEMERINTAH KOTA SURABAYA, RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HS SAMSOERI MERTOJOSO DAN TENTANG KERJASAMA PELAYANAN KECELAKAAN LALU LINTAS TERPADU NOMOR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta
Laporan Akhir (Final Report) PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Dalam rangka Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi khususnya di Pulau Jawa selain dibutuhkan penciptaan kawasankawasan ekonomi baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Lebih terperinci2) K-Type injury accident : mengakibatkan luka yang mengeluarkan banyak
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Karakteristik Kecelakaan Menurut Fachrurrozy (2001) beberapa karakteristik kecelakaan yang diperlukan dalam analisis kecelakaan lalu lintas adalah : 1. Berdasarkan tingkat kecelakaan
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan Bagging Regresi Logistik Ordinal
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-253 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan Bagging Regresi Logistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supamo, 1999:115).
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kabupaten Subang. Jalan Raya merupakan jalur alternatif untuk menuju Kabupaten Sumedang, Kuningan, Cirebon,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) merupakan masalah global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Banyaknya
Lebih terperinciTabel 2. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun
Tabel 1. Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 1992-2009 Tahun Jumlah Luka Korban Mati Luka Berat Kecelakaan Ringan Kerugian Materi (Juta Rp) 1992
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) yang menegaskan bahwa Negara Republik Indonesia berlandaskan hukum, tidak berdasarkan dengan
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si
Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun (www.dishub.co.id/info darat)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya uji kelayakan kendaraan di Indonesia yang dilakukan oleh DISHUB, angka kecelakaan angkutan jalan seharusnya menurun atau minimal tidak mencapai
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil survei didapatkan gambaran umum mengenai karakteristik
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN
HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara e-mail: najid29@yahoo.com mobile phone: 818156673 Abstract: Rapid
Lebih terperinci