EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN POTENSI SUMBER DAYA AIR UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU (STUDI KASUS: PULAU SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR)
|
|
- Ridwan Herman Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DSM/IP.16 01/03/La-HITA/2014 PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN POTENSI SUMBER DAYA AIR UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU (STUDI KASUS: PULAU SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR) DESEMBER, 2014
2 KATA PENGANTAR Sesuai dengan program kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Tahun 2014, Balai Hidrologi dan Tata Air melaksanakan kegiatan Penelitian Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku (Studi Kasus: Pulau, Nusa Tenggara Timur), melalui satker Pusat Litbang Sumber Daya Air. Penelitian ini menghasilkan output berupa 1 (satu) Naskah Ilmiah Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku di Pulau, Nusa Tenggara Timur. Executive summary merupakan ringkasan dari Laporan Akhir yang berisi informasi mengenai potensi dan sebaran sumber air tanah, potensi air permukaan, pemasangan pos hidrologi, neraca air, serta penyediaan air di Pulau. Executive summary ini dibuat dan disusun oleh tim yang terdiri dari Ir. Wawan Herawan, M.Si selaku ketua tim, yang dibantu oleh anggota tim lainnya dengan arahan dan bimbingan dari Ir. Teti Kurniati, MT selaku Kepala Balai Hidrologi dan Tata Air. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah daerah setempat yang telah membantu dalam penyediaan data dan pengukuran di lapangan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah setempat maupun para pemangku kebijakan dalam rangka pengelolaan sumber daya air di Pulau yang sinergis dan berkelanjutan. Bandung, Desember 2014 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Dr. Ir. Suprapto, M.Eng NIP.: Pusat Litbang Sumber Daya Air 1
3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL Latar Belakang Tujuan Sasaran Lingkup kegiatan Metode Hasil Kegiatan dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran...10 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1 Peta isohiet Pulau... 6 Gambar 2 Peta regionalisasi parameter NRECA Pulau... 6 Gambar 3 Pemasangan pos hidrologi... 7 Gambar 4 Peta neraca dan potensi air Pulau... 9 DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Hasil pengukuran geolistrik di Pulau... 4 Tabel 2 Hasil perhitungan koefisien recharge di Pulau... 5 Tabel 3 Hasil analisis neraca air tiap kecamatan di Pulau... 8 Tabel 4 Rekap hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan... 9 Tabel 5 Usulan penyediaan air di Pulau... 9 Pusat Litbang Sumber Daya Air 2
4 1. Latar Belakang Bencana kekeringan yang menyebabkan kekurangan air baku di beberapa wilayah Indonesia telah menjadi isu yang semakin hangat, salah satunya adalah yang terjadi di Pulau, Nusa Tenggara Timur. Kekeringan di wilayah ini terjadi akibat minimnya intensitas curah hujan dan sulitnya eksplorasi air tanah akibat kondisi geologi yang cukup kompleks. Pulau membutuhkan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) sebagai sarana penyediaan air baku bagi penduduknya. Akan tetapi, penyebaran penduduk di Pulau tidak merata. Hampir 50% penduduknya bermukim di bagian barat ( Dalam Angka, 2013). Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya penduduk setempat untuk memperoleh akses air baku. Kegiatan penelitian ini masuk ke dalam salah satu kelompok program Renstra Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu ketahanan pangan dan air. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahun pertama dari 2 tahun kegiatan, dengan output berupa Naskah Ilmiah yang akan digunakan sebagai bahan utama untuk mendukung Naskah Kebijakan pemanfaatan SDA di Pulau yang akan disusun pada tahun Tujuan Tujuan kegiatan penelitian ini adalah mendapatkan informasi potensi sumber air permukaan dan air tanah yang akan digunakan sebagai bahan usulan kebijakan bagi para stakeholder dalam pemanfaatan potensi sumber daya air di Pulau yang merata dan terdistribusi dengan baik. 3. Sasaran Sasaran output kegiatan tahun 2014 adalah Naskah Ilmiah Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku di Pulau, Nusa Tenggara Timur. 4. Lingkup kegiatan Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka lingkup kegiatan meliputi: 1) Perhitungan potensi sumber air tanah 2) Perhitungan potensi sumber air permukaan 3) Perhitungan kebutuhan dan penyediaan air Pusat Litbang Sumber Daya Air 3
5 5. Metode Berikut ini metode yang digunakan dalam penelitian. 1) Metode untuk menghitung potensi air tanah adalah analisis sebaran cekungan air tanah, analisis sebaran sumber sumber air tanah, pengukuran dan interpretasi geologi bawah permukaan dengan metode geolistrik tomografi, serta perhitungan potensi recharge air tanah tiap kecamatan. 2) Metode untuk menghitung potensi air permukaan, yaitu analisis curah hujan spasial dan temporal, perhitungan hujan limpasan dengan Model NRECA dan analisis regionalisasi, serta perhitungan debit andalan Q80, Q90, dan Q95. 3) Metode perhitungan kebutuhan air untuk Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri (RKI), ternak, dan irigasi dengan metode perhitungan statistik. Analisis neraca air dituangkan dalam bentuk grafik supply vs demand. 6. Hasil Kegiatan dan Pembahasan A. Potensi Air Tanah Sumber air tanah di Pulau yang teridentifikasi terdiri dari mata air, sumur bor, dan Sungai Bawah Tanah (SBT). Mata air banyak tersebar di wilayah Barat tepatnya di daerah patahan atau perlapisan antar batuan. Sumur bor yang teridentifikasi sebanyak 138 sumur dengan debit berkisar antara L/det. SBT di Pulau terbentuk dari patahan dan rekahan yang memotong batugamping Formasi Waikabubak kemudian terlarutkan dan membentuk aliran sungai bawah tanah, tepatnya di bagian Barat dan Barat Daya. Survei geolistrik selain bertujuan untuk memperoleh gambaran geologi bawah permukaan, juga untuk penyediaan air tanah bagi kepentingan masyarakat setempat, seperti Puskesmas, Kantor Pemda, Pedesaan, dan sebagainya. Pengukuran dilakukan pada 12 lintasan dengan hasil tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengukuran geolistrik di Pulau Lintasan Keterangan 1 3 Untuk mencari aliran mata air bawah tanah dan mengkoreksi posisi sumur bor yang ada di Desa Lumbu. 4 Untuk mengetahui keberadaan air tanah di Kota Tambolaka. Air tanah diduga terdapat pada kedalaman ± 30 m. 5 dan 6 Untuk mengetahui ada atau tidaknya alur aliran bawah bendungan dan juga untuk mendeteksi kebocoran. 7 dan 8 Untuk mengetahui keberadaan air tanah di kompleks perkantoran Waibakul. Diduga air tanah berada pada kedalaman ±25 meter di beberapa titik. 9 Untuk mengetahui keberadaan air tanah di Puskesmas Kecamatan Katala Hamulingu. Air diduga berada pada kedalaman ±45 m sepanjang lintasan. 10 Untuk mendeteksi air tanah di Kecamatan Katala Hamulingu. Air diduga berada pada kedalaman ±8 m. 11 Pengukuran dilakukan di SD Katolik Prai Kudu. Air tanah diduga terdapat pada kedalaman ± 40 m 12 Berada di sumur bor dekat Bandara. Air tanah diduga terdapat pada kedalaman ± 20 m sepanjang lintasan. Pusat Litbang Sumber Daya Air 4
6 Potensi air tanah diperhitungkan dari estimasi resapan (recharge) dengan asumsi sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah dan masuk ke dalam sistem air tanah (BP 11, 1983). Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil perhitungan koefisien recharge di Pulau No Kabupaten Nama Kecamatan Luas (km²) Koefisien Recharge Curah Hujan (mm/tahun) Besarnya Recharge (L/det) 1 Kecamatan Kodi Utara Kecamatan Wewewa Barat Kecamatan Wewewa Timur Kecamatan Wewewa Utara Barat Daya Kecamatan Wewewa Selatan Kecamatan Loura Kecamatan Kodi Kecamatan Kodi Bangedo Kecamatan Tana Righu Kecamatan Loli Kecamatan Kota Waikabubak Barat Kecamatan Wanokaka Kecamatan Lamboya Kecamatan Lamboya Barat Kecamatan Mamboro Kecamatan Umbu Ratu Nggay Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat Tengah 18 Kecamatan Katikutana Kecamatan Katikutana Selatan Kecamatan Haharu Kecamatan Lewa Kecamatan Lewa Tidahu Timur Kecamatan Kanatang Kecamatan Kota Waingapu Kecamatan Nggaha Oriangu Kecamatan Katala Hamulingu Kecamatan Kambera Kecamatan Mapambuhang Kecamatan Tabundung Kecamatan Pandawai Kecamatan Matawai La Pawu Kecamatan Pinu Pahar Kecamatan Kahaungu Eti Kecamatan Paberiwai Kecamatan Karera Kecamatan Umalulu Kecamatan Rindi Kecamatan Mahu Kecamatan Ngadu Ngala Kecamatan Pahunga Lodu Kecamatan Wula Wauelu B. Potensi Air Permukaan Distribusi curah hujan secara spasial dapat dilihat pada peta isohyet (Gambar 1). Pola curah hujan di Pulau adalah Tipe Monsunal (Tjasjono, 1999) dengan satu puncak musim hujan dan satu puncak musim kemarau. Wilayah bagian barat memiliki curah hujan rata rata 2300 mm/tahun, Tengah rata rata 2000 mm/tahun, dan Timur berkisar antara mm/tahun. Pusat Litbang Sumber Daya Air 5
7 Gambar 1 Peta isohiet Pulau Ketersediaan data debit di Pulau sangat terbatas, sehingga perlu diterapkan metode pendekatan untuk men-generate data debit dari data curah hujan dan evapotranspirasi yang tersedia. Data yang digunakan adalah data curah hujan dari 7 pos hujan tahun dengan menerapkan Model NRECA. Kombinasi PSUB dan GWF menggambarkan fluktuasi debit aliran air di sungai (Adidarma dkk, 1996). Hasil regionalisasi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Peta regionalisasi parameter NRECA Pulau Pusat Litbang Sumber Daya Air 6
8 Ketersediaan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air RKI dan ternak dihitung untuk seluruh kecamatan menggunakan Q90, sedangkan untuk kebutuhan air irigasi hanya dihitung pada 4 bendung/bendungan utama menggunakan Q80. C. Pemasangan pos hidrologi Kegiatan pemasangan pos hidrologi dilakukan di 3 lokasi, yaitu Kota Waikabubak, Kec. Lewa, dan Kec. Paberiwai (Gambar 3). Kegiatan pemasangan terdiri dari pemasangan pagar pelindung pos hidrologi, sangkar meteo yang diisi oleh termometer maksimum dan minimum, dan pos hujan ARR otomatis. Pos Waikabubak Pos Lewa Pos Paberiwai Gambar 3 Pemasangan pos hidrologi D. Neraca dan Penyediaan Air Hasil analisis neraca air di Kab. Barat Daya adalah 2 kecamatan mengalami defisit setiap bulan, yaitu Kec. Wewewa Barat dan Kec. Wewewa Selatan. Enam kecamatan lainnya masih memiliki potensi air yang dapat dimanfaatkan, yaitu Kec. Loura L/det, Kec. Wewewa Utara L/det, Kec. Wewewa Timur 5097 L/det, Kec. Kodi L/det, Kec. Kodi Utara L/det, dan Kec. Kodi Bangedo L/det. Hasil analisis neraca air di Kab. Barat adalah seluruh kecamatan memiliki potensi air yang masih dapat dimanfaatkan setelah memenuhi kebutuhan RKI dan ternak. Hasil analisis neraca air di Kab. Tengah adalah hampir seluruh kecamatan di wilayah ini mengalami surplus setiap bulan, kecuali Kec. Katikutana Selatan mengalami defisit 4 bulan. Hasil analisis neraca air di Kab. Timur adalah 7 kecamatan mengalami surplus setiap bulan, yaitu Kec. Nggaha Oriangu, Kec. Lewa Tidahu, Kec. Katala Hamu Lingu, Kec. Tabundung, Kec. Kambata Mapambuhang, Kec. Haharu, Kec. Kanatang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 4. Pusat Litbang Sumber Daya Air 7
9 Tabel 3 Hasil analisis neraca air tiap kecamatan di Pulau Surplus Debit Defisit Debit No Kabupaten Kecamatan Jumlah Surplus Jumlah Defisit (L/det) (L/det) 1 Lewa 6 Jan - Jun Jul - Des Nggaha Oriangu 12 Jan - Des Lewa Tidahu 12 Jan - Des Katala Hamu Lingu 12 Jan - Des Tabundung 12 Jan - Des Pinu Pahar 7 Des - Jun Jul - Nov Paberiwai 6 Des - Mei Jun - Nov Karera 8 Des - Jul Ags - Nov Matawai La Pawu 2 Jan - Feb Mar - Des Kahaungu Eti 12 Jan - Des Mahu 9 Des - Ags Sep - Nov Ngadu Ngala 5 Feb - Jun Jul - Jan Timur 13 Pahunga Lodu 1 Mar Apr - Feb Wula Waijelu 7 Des - Jun Jul - Nov Rindi 12 Jan - Des Umalulu 7 Des-Jun Jul - Nov Pandawai 7 Des-Jun Jul - Nov Kambata Mapambuhang 12 Jan - Des Kota Waingapu 1 Apr Mei - Mar Kambera 1 Apr Mei - Mar Haharu 12 Jan - Des Kanatang 12 Jan - Des Mamboro 12 Jan - Des Katikutana 12 Jan - Des Tengah Umbu Ratu Nggay Barat 12 Jan - Des Umbu Ratu Nggay 12 Jan - Des Katikutana Selatan 8 Des - Jul Ags - Nov Lamboya 12 Jan - Des Wanokaka 11 Nov - Sep Okt Lamboya Barat 12 Jan - Des Barat Loli 8 Des - Jul Ags - Nov Kota Waikabubak 6 Jan - Jun Jul - Des Tana Righu 5 Jan - Mei Jun - Des Kodi Bangedo 7 Jan - Jul Ags - Des Kodi Utara 6 Jan - Jun Jul - Des Kodi 6 Jan - Jun Jul - Des Wewewa Selatan 12 Jan - Des Barat Daya Wewewa Barat 12 Jan - Des Wewewa Timur 7 Des - Jun Jul - Nov Wewewa Utara 6 Jan - Jun Jul - Des Loura 3 Feb - Apr Mei - Jan Hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan utama diantaranya kebutuhan air irigasi pada DI Mataliku, DI Waekelo Sawah, dan DI Loko Jange tidak terpenuhi, terutama pada musim tanam I, sedangkan DI Kambaniru terpenuhi untuk ketiga musim tanam. Rekap hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan ditampilkan pada Tabel 4. Analisis neraca air menghasilkan usulan penyediaan air (Tabel 5). Pusat Litbang Sumber Daya Air 8
10 Gambar 4 Peta neraca dan potensi air Pulau Tabel 4 Rekap hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan No Bendung/ Bendungan Bendung Mataliku Bendung Waekelo Sawah Bendungan Loko Jange Bendung Kambaniru Surplus Debit Defisit Debit Kabupaten Jumlah Surplus Jumlah Defisit (L/det) (L/det) Feb, Ags - Jan, Mar - Jul, Barat Daya 4 Okt Nov - Des Barat 9 Feb - Okt Jan, Nov - Des Tengah 10 Jan - Okt Nov - Des Timur 12 Jan - Des Tabel 5 Usulan penyediaan air di Pulau No Usulan Teknologi Pemenuhan Kebutuhan Lokasi 1 Eksplorasi air - Kec. Lewa dan Kec. Kambata Mapambuhang tanah 2 Embung - 3 Pemanenan air - Kec. Pinu Pahar dan Kec. Umalulu hujan 4 Transfer air antar - Kota Waikabubak dan Kota Waingapu kecamatan 5 - Ternak sapi Kec. Lewa, Kec. Nggaha Oriangu, Kec. Lewa Tidahu, Kec. Katala Hamu Lingu, Kec. Tabundung, Kec. Pinu Pahar, Kec. Kambata Mapambuhang, Kec. Haharu, Kec. Kanatang, Kec. Mamboro, Kec. Umbu Ratu Nggay, Kec. Lamboya, Kec. Wanokaka, Kec. Loli, Kec. Kodi Utara, Kec. Wewewa Timur, dan Kec. Wewewa Utara. Pusat Litbang Sumber Daya Air 9
11 7. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Pulau memiliki karakteristik yang berbeda antara wilayah barat dan timurnya baik dari segi hidrologis, geologis, klimatologis, serta vegetasinya. 2. Hampir seluruh kecamatan di Pulau masih memiliki potensi air yang dapat dimanfaatkan. Namun terdapat 4 kecamatan, yaitu Kec. Kahaungu Eti dan Kec. Rindi di Kab. Timur serta Kec. Wewewa Selatan dan Kec. Wewewa Barat di Kab. Barat Daya mengalami defisit setiap bulan serta Kec. Pahunga Lodu, Kota Waingapu, dan Kec. Kambera di Kab. Timur mengalami defisit 11 bulan. 3. Kebutuhan air irigasi pada DI Mataliku, DI Waekelo Sawah, dan DI Loko Jange tidak terpenuhi, terutama pada musim tanam I, sedangkan DI Kambaniru terpenuhi untuk ketiga musim tanam. 4. Berdasarkan standar baku mutu air Permenkes dan PP No. 82, kualitas air yang bersumber dari sumur gali penduduk, sungai bawah tanah di Kab. Barat Daya, sumur bor PAT dan PAB cukup baik dan dapat dimanfaatkan sebagai air baku air minum tanpa proses pengolahan. 5. Analisis potensi sumber daya air di Pulau menunjukkan bahwa Kab. Barat dan Tengah masih memiliki potensi air yang cukup. Defisit air di beberapa kecamatan di Kab. Barat Daya terjadi akibat tingginya jumlah penduduk, meskipun potensi sumber daya airnya masih cukup besar. Lain halnya yang terjadi di Kabupaten Timur, penggunaan air untuk kebutuhan RKI dan ternak cenderung kecil. Defisit air yang terjadi disebabkan oleh ketersediaan air yang rendah. Saran 1. Perlu adanya peningkatan publikasi data debit di wilayah Pulau baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 2. Perlu dilakukan pengukuran debit sungai serta pemasangan pos pos duga air di sejumlah sungai di Pulau. 3. Perlunya data log bor untuk verifikasi hasil interpretasi geolistrik. 4. Perlu dilakukan sampling kualitas air lebih banyak lagi untuk mengetahui kualitas air di P. secara lengkap. Pusat Litbang Sumber Daya Air 10
D a t a A g r e g a t p e r K e c a m a t a n. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR Jalan L. D. Dapawole No.1 Waingapu Telp (0387) 61368
Kabupaten Sumba Timur D a t a A g r e g a t p e r K e c a m a t a n BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR Jalan L. D. Dapawole No.1 Waingapu 87111 Telp (0387) 61368 Penutup Penyelenggaraan Sensus
Lebih terperinciKODE SKPD KABUPATEN SUMBA TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR SKPD KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2014 1 Urusan Wajib 1.01 Pendidikan 1.01. 1.01.01 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA 1.01. 1.01.01.01 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA
Lebih terperinciHASIL KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA JATROPHA DI PROVINSI NTT
Boks 1 HASIL KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA JATROPHA DI PROVINSI NTT Latar Belakang Perkembangan industri di dunia tentunya berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Untuk itu peningkatan kapasitas
Lebih terperinciZONASI WILAYAH PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR UNTUK PEMBANGUNAN IRIGASI DI PULAU SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR
17 ZONASI WILAYAH PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR UNTUK PEMBANGUNAN IRIGASI DI PULAU SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR Water Resources Utilization Area Zoning for the Irrigation Development in Sumba Island, East
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumba Timur Tahun 2013 sebanyak 36.940 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sumba Timur Tahun 2013
Lebih terperinciKONSERVASI LAHAN KAWASAN KABUPATEN SUMBA TIMUR
KONSERVASI LAHAN KAWASAN KABUPATEN SUMBA TIMUR Kustamar Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Wilayah Kabupaten Sumba Timur mayoritas terdiri dari padang rumput (47,85%) dengan topografi berbukit
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2008-2028 140000 160000 180000 200000 220000 240000 260000 8880000 8900000 8920000
Lebih terperinciRekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal 1 SUMBA BARAT LAMBOYA 250 50 50 2 WANOKAKA 250 50 50 3 LABOYA BARAT 250 50 50 4 LOLI 250 50
Lebih terperinciRekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Phonska) + Pupuk Organik 2 ton/ha di Provinsi Nusa Tenggara
Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Phonska) + Pupuk Organik 2 ton/ha di Provinsi Nusa Tenggara NPK Phonska 15-15-15 NPK Phonska 15-15-15 No. KABUPATEN/KOTA KECAMATAN 1 SUMBA BARAT LAMBOYA 100 200
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba
38 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba jantan dilakukan di peternak-peternak yang ada dikota Waingapu, Kabupaten
Lebih terperinciPropinsi NUSA TENGGARA TIMUR
Propinsi NUSA TENGGARA TIMUR Kabupaten : 21 : 298 APBN (juta) : Rp. 528.605,00 APBD (juta) : Rp. 54.595,00 BLM (juta) : Rp. 583.200,00 NUSA TENGGARA TIMUR Page 269 of 450 1 ALOR 1 ALOR BARAT DAYA 3.200,00
Lebih terperinciDATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)
KABUPATEN / KOTA : KUPANG 53.01 KUPANG 168.904 161.418 330.322 1 53.01.04 SEMAU 2.986 2.835 5.821 2 53.01.05 KUPANG BARAT 9.046 8.464 1.510 3 53.01.06 KUPANG TIMUR 23.813 22.546 46.359 4 53.01.0 SULAMU
Lebih terperinciBatam, 22 September 2014
RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN Batam, 22 September 2014 Zona I Zona II Zona III KAWASAN INDUSTRI RUMPUT LAUT DI PROP. NTT Kab. Sumba Timur Data Kabupaten Sumba Timur : GAMBARAN UMUM WILAYAH Luas Wilayah
Lebih terperinciLampiran I.53 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : /Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Lokasi Studi Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di wilayah Kabupaten Banyumas dengan luas areal potensial 1432 ha. Dengan sistem
Lebih terperinciPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (H. Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan Penggenangan. Vegetatif 2 (31-40 HST)
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan Bera Penggenangan Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (H Vegetatif 2 (31-40 HST) Maks. Vegetatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Lebih terperinciKAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerentanan Produktifitas Tanaman Padi Analisis potensi kerentanan produksi tanaman padi dilakukan dengan pendekatan model neraca air tanaman dan analisis indeks kecukupan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Sumba Timur Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek pemilik usaha mikro kain tenun di Kabupaten Sumba Timur. Sumba Timur merupakan
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG
Abstrak PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG Basillius Retno Santoso 1) Kekeringan mempunyai peranan yang cukup penting dalam perencanaan maupun pengelolaan sumber
Lebih terperinciTabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi
Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi Kebutuhan Tanaman Padi UNIT JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES Evapotranspirasi (Eto) mm/hr 3,53 3,42 3,55 3,42 3,46 2,91 2,94 3,33 3,57 3,75 3,51
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi (Profil) Pendidik Sekolah Dasar di Kabupaten Sumba Timur Otonomi daerah menjadi peluang pemerintah Kabupaten Sumba Timur dalam pemecahan masalah pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
Lebih terperinciANALISA KETERSEDIAAN AIR
ANALISA KETERSEDIAAN AIR 3.1 UMUM Maksud dari kuliah ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologi suatu Wilayah Sungai yang yang berada dalam sauatu wilayah studi khususnya menyangkut ketersediaan airnya.
Lebih terperinciPROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI
PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI Disusun Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2009
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung Memanjang dengan metode yang telah ditentukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH
3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentuk berdasarkan UU no.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Dalam suatu penelitian dibutuhkan pustaka yang dijadikan sebagai dasar penelitian agar terwujud spesifikasi yang menjadi acuan dalam analisis penelitian yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Studi Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Kabupaten Sumba Timur
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Kabupaten Sumba Timur Waingapu merupakan ibukota Kabupaten Sumba Timur yang terdapat di barat daya Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai
Lebih terperinciBASELINE SURVEY DAN MAPPING SOSIAL EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN PERIKANAN TERPADU
BASELINE SURVEY DAN MAPPING SOSIAL EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN PERIKANAN TERPADU PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP 573 DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, DAN KABUPATEN LEMBATA Sumber Gambar:
Lebih terperinciMENUJU KETERSEDIAAN AIR YANG BERKELANJUTAN DI DAS CIKAPUNDUNG HULU : SUATU PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS
MENUJU KETERSEDIAAN AIR YANG BERKELANJUTAN DI DAS CIKAPUNDUNG HULU : SUATU PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY
Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY Agung Purwanto 1, Edy Sriyono 1, Sardi 2 Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Yogyakarta 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun
TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT Nohanamian Tambun 3306 100 018 Latar Belakang Pembangunan yang semakin berkembang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.
KATA PENGANTAR Penyajian Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Provinsi Sumatera Selatan ditujukan untuk memberi informasi kepada masyarakat, disamping publikasi buletin agrometeorologi, analisis dan prakiraan
Lebih terperinci2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan
LAMPIRAN 167 Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK TERBARUKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR. 1. Gambaran Umum Kabupaten Sumba Timur
PROSPEK PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK TERBARUKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR 1. Gambaran Umum Kabupaten Sumba Timur Luas Wilayah : 7000,5 KM² Jumlah Kecamatan : 22 Buah Jumlah Kelurahan : 16 Buah Jumlah Desa
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN
EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DESEMBER, 2014 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2010
Lebih terperincirata-rata P 75%
LAMPIRAN 21 Lampiran 1 Hasil Perhitungan Peluang Hujan Terlampaui Peluang Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah rata-rata 200 192 255 276 207 133 157 170 206 264 328 269 2657 SD 96 124
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian Kondisi curah hujan di DAS Citarum Hulu dan daerah Pantura dalam kurun waktu 20 tahun terakhir (1990-2009) dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) 7608201,7608342, 7608621, 7608408 S E M A R A N G 5 0 1 4 4 Website : www.psda.jatengprov..gp.id Email
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB I PENDAHULUAN Pengaruh pemanasan global yang sering didengungkan tidak dapat dihindari dari wilayah Kalimantan Selatan khususnya daerah Banjarbaru. Sebagai stasiun klimatologi maka kegiatan observasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1.1 Lokasi Geografis Penelitian ini dilaksanakan di waduk Bili-Bili, Kecamatan Bili-bili, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Waduk ini dibangun
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional dan meminimalkan perbedaan distribusi pengembangan sumber daya air di daerahdaerah, maka Pemerintah Indonesia telah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)
STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A) Yedida Yosananto 1, Rini Ratnayanti 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional,
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK
OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA Hendra Kurniawan 1 1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1 Jakarta ABSTRAK Sesuai
Lebih terperinciBAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI
BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI Metode Mann-Kendall merupakan salah satu model statistik yang banyak digunakan dalam analisis perhitungan pola kecenderungan (trend) dari parameter alam
Lebih terperinci2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah
2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas Taman Nasional Manupeu Tanahdaru (TNMT) secara geografi terletak di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur pada 119º27-119º55 BT dan 09º29`-09º54` LS sedangkan secara administratif
Lebih terperinciBab IV Analisis Data
Bab IV Analisis Data IV.1. Neraca Air Hasil perhitungan neraca air dengan debit andalan Q 8 menghasilkan tidak terpenuhi kebutuhan air irigasi, yaitu hanya 1. ha pada musim tanam I (Nopember-Februari)
Lebih terperinciNERACA AIR METEOROLOGIS DI KAWASAN HUTAN TANAMAN JATI DI CEPU. Oleh: Agung B. Supangat & Pamungkas B. Putra
NERACA AIR METEOROLOGIS DI KAWASAN HUTAN TANAMAN JATI DI CEPU Oleh: Agung B. Supangat & Pamungkas B. Putra Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan Kehutanan BPTKPDAS 212 Solo, 5 September 212 Pendahuluan
Lebih terperinciIrigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia
Irigasi Dan Bangunan Air By: Cut Suciatina Silvia DEBIT INTAKE UNTUK PADI Debit intake untuk padi adalah debit yang disadap dan kemudian dialirkan ke dalam saluran irigasi untuk memenuhi kebutuhan air
Lebih terperinciKATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 i KATA PENGANTAR Penyajian prakiraan musim kemarau 2016 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diterbitkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat disamping publikasi
Lebih terperinciTujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS
MONEV TATA AIR DAS ESTIMASI KOEFISIEN ALIRAN Oleh: Agung B. Supangat Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Jl. A.Yani-Pabelan PO Box 295 Surakarta Telp./fax. (0271)716709, email: maz_goenk@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH TRANSFER FISKAL TERHADAP KETIMPANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SUMBA TIMUR. Abstract
PENGARUH TRANSFER FISKAL TERHADAP KETIMPANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SUMBA TIMUR Oleh: Andrian Dolfriandra Huruta Abstract This article aims to describe impact of fiscal transfer such as village funds allocation
Lebih terperinciPENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 217 ISBN: 978 62 361 72-3 PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA Esa Bagus Nugrahanto Balai Penelitian dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan
Lebih terperinciNAMA/TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA SUMBA TIMUR DAERAH PEMILIHAN 3 MODEL DB-1 DPRD Halaman 3-1 RINCIAN PEROLEHAN SUARA POLITIK KOTA WAINGAPU HAHARU NGGAHA ORI ANGU TABUNDUNG PINU PAHAR PANDAWAI UMALULU RINDI 3 4 5 6 7 8 9
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran... i ii iii vi ix xi xiii xii BAB I. PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan Evapotranspirasi Tanaman Acuan Persyaratan air tanaman bervariasi selama masa pertumbuhan tanaman, terutama variasi tanaman dan iklim yang terkait dalam metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Tangkapan Hujan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan stasiun curah hujan Jalaluddin dan stasiun Pohu Bongomeme. Perhitungan curah hujan rata-rata aljabar. Hasil perhitungan secara lengkap
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN
KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN 4.1 Topografi dan Tata Sungai DAS Citarum Hulu merupakan suatu cekungan yang dikelilingi oleh pegunungan Tangkuban Perahu di daerah utara dengan puncaknya antara lain Gunung
Lebih terperinciKebutuhan Air Irigasi & RKI
Improving Water Sector Planning, Management and Development TA 8432-INO Session: 10 Kebutuhan Air Irigasi & RKI Asep Teguh Soekmono NOVEMBER 2014 1 Irrigation Water Demand Bag. 1 : Pertanian Ketersediaan
Lebih terperinciGbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH IV MAKASSAR STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I MAROS JL. DR. RATULANGI No. 75A Telp. (0411) 372366 Fax. (0411)
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo, Abdullah Hidayat dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG
V-1 BAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG 5.1. Analisis Sedimen dengan Metode USLE Untuk memperkirakan laju sedimentasi pada DAS S. Grubugan digunakan metode Wischmeier dan Smith
Lebih terperinciABSTRAK Faris Afif.O,
ABSTRAK Faris Afif.O, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, November 2014, Studi Perencanaan Bangunan Utama Embung Guworejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Dosen Pembimbing : Ir. Pudyono,
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta
PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR 1 Rika Sri Amalia (rika.amalia92@gmail.com) 2 Budi Santosa (bsantosa@staff.gunadarma.ac.id) 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciStudi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier Ahmad Wahyudi, Nadjadji Anwar
Lebih terperinciOptimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-1 Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung) Anindita Hanalestari Setiawan
Lebih terperinciSTATISTIKA. Tabel dan Grafik
STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi
Lebih terperinciKETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK
BOOKLET INFORMASI SUMBERDAYA AIR KETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK APRIL TAHUN 2014 1 KETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK 1. HUJAN ANDALAN Hujan merupakan komponen utama dalam
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HUJAN EFEKTIF UNTUK PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
DSM/IP. 16 01/01/La-IRIGASI/2015 PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HUJAN EFEKTIF UNTUK PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESEMBER, 2015 Pusat Litbang Sumber Daya Air 0 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPengaruh Pergeseran Jadwal Tanam Terhadap Produktivitas Padi di Daerah Irigasi Krueng Aceh
386 Pengaruh Pergeseran Jadwal Tanam Terhadap Produktivitas Padi di Daerah Irigasi Krueng Aceh Meylis 1*, Sarah 1, A. Munir 2, Dirwan 1, Azmeri 1, dan Masimin 1 1 Universitas Syiah Kuala 2 Ranting Dinas
Lebih terperinciPENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA
PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA Kustamar Dosen Teknik Sipil (Teknik Sumber Daya Air) FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kota Pamekasan terletak pada kawasan
Lebih terperinci3,28x10 11, 7,10x10 12, 5,19x10 12, 4,95x10 12, 3,10x xviii
Sari Metode penelitian yang dilakukan adalah survey geologi permukaan, pendataan klimatologi hidrologi dan hidrogeologi daerah telitian dan sekitarnya serta analisis air. Beberapa data diambil dari data
Lebih terperinciGambar 2.1. Diagram Alir Studi
2.1. Alur Studi Alur studi kegiatan Kajian Tingkat Kerentanan Penyediaan Air Bersih Tirta Albantani Kabupaten Serang, Provinsi Banten terlihat dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1. Diagram Alir Studi II - 1 2.2.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta batasan masalah yang ada pada lingkup penelitian potensi resapan daerah aliran Sungai Tambakbayan Hulu dengan
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI
EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2014 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciMateri kuliah dapat didownload di
Materi kuliah dapat didownload di www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan HIDROGEOLOGI UMUM (GL-3081) MINGGU KE-7 EKSPLORASI DAN PEMETAAN HIDROGEOLOGI Oleh: Prof.Dr.Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA Asisten:
Lebih terperinciESTIMASI NERACA AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE THORNTHWAITE MATTER. RAHARDYAN NUGROHO ADI BPTKPDAS
ESTIMASI NERACA AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE THORNTHWAITE MATTER RAHARDYAN NUGROHO ADI (dd11lb@yahoo.com) BPTKPDAS Pendahuluan Analisis Neraca Air Potensi SDA Berbagai keperluan (irigasi, mengatur pola
Lebih terperinciEVALUASI PENGEMBANGAN PEMBIBITAN KERBAU DI KABUPATEN SUMBA TIMUR
EVALUASI PENGEMBANGAN PEMBIBITAN KERBAU DI KABUPATEN SUMBA TIMUR (Evaluation of Buffalo Breeding in East Sumba District) YUNUS D. WULANG 1 dan C. TALIB 2 1 Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur Jl. Jendral
Lebih terperinciEVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan
3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR
BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 6.1 SUMBER AIR EXISTING Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir
Lebih terperinciDenpasar, Bali, Indonesia. Kata Kunci: malaria, tetes tebal, karakteristik pasien, RSUD Umbu Rara Meha
STUDI RETROSPEKTIF PADA PASIEN POSITIF MALARIA DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEDIAAN DARAH TEBAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA JANUARI-DESEMBER 2013 Made Indah Pradnya Paramita 1, I Made Sudarmaja
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-82 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPENENTUAN KINERJA PENGELOLAAN IRIGASI DAERAH IRIGASI BONDOYUDO, JAWA TIMUR 1
PENENTUAN KINERJA PENGELOLAAN IRIGASI DAERAH IRIGASI BONDOYUDO, JAWA TIMUR 1 Murtiningrum 2, Wisnu Wardana 1, dan Murih Rahajeng 3 ABSTRAK Pembangunan dan pengelolaan irigasi di Indonesia bertujuan untuk
Lebih terperinciOptimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi
Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi Dave Steve Kandey Liany A. Hendratta, Jeffry S. F. Sumarauw Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.
EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP. Cholilul Chayati,Andri Sulistriyono. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Wiraraja
Lebih terperinciA. Metode Pengambilan Data
16 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Data Dalam penelitian ini prosedur yang digunakan dalam pengambilan data yaitu dengan mengambil data suhu dan curah hujan bulanan dari 12 titik stasiun
Lebih terperinci