KETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK

Transkripsi

1 BOOKLET INFORMASI SUMBERDAYA AIR KETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK APRIL TAHUN

2 KETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK 1. HUJAN ANDALAN Hujan merupakan komponen utama dalam analisis hidrologi, baik dalam desain bangunan hidrolik maupun pengelolaan sumber daya air seperti dalam menganalisa neraca air yang di dalamnya terkandung besaran ketersediaan air dan kebutuhan air. Yang mana input utama dalam analisa tersebut adalah data hujan. Mengingat bahwa analisis data hujan ini merupakan awal analisis dari setiap perancangan dan perencanaan bangunanbangunan hidrolik, maka perlakuan terhadap masukan ini perlu dilakukan secara teliti. Curah hujan andalan adalah curah hujan rerata daerah minimum untuk kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan dan dapat dipakai untuk keperluanirigasi. Curah hujan andalan digunakan untuk menentukan curah hujan efektif yangmerupakan curah hujan yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Curah hujanandalan untuk tanaman padi ditetapkan sebesar 80 % sedangkan untuk tanaman palawija sebesar 50 % (anonim, 2010). Langkah-langkah dalam penentuan curah hujan andalan yaitu : 1. Urutkan data curah hujan rerata daerah bulanan dari kecil ke besar. 2. Tentukan curah hujan andalan dengan rumus : o R = n + 1 (untuk keandalan sebesar 80%) 5 o R = n + 1 (untuk keandalan sebesar 50%) 2 Gambar 1. Tahapan dalam menganalisa hujan andalan selengkapnya dapat dilihat pada 2

3 Gambar 1. Bagan Alir Analisa Hujan Andalan 2. KETERSEDIAAN DATA HUJAN Di Wilayah Sungai (WS) Lombok terdapat 19 (sembilan belas) pos hujan yang tersebar secara merata. Pos hujan tersebut merupakan pos yang dikelola oleh Balai Informasi Sumber Daya Air (BISDA) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. 3

4 Gambar 2. Peta Sebaran Pos Hujan di WS Lombok 4

5 Tabel 1. Daftar Pos Hujan di WS Lombok 5

6 3. DAS UTILITAS DI WS LOMBOK Pada tahapan ini, metode yang digunakan dalam menganalisa hujan wilayah yaitu dengan menggunakan metode Poligon Thiessen. Dimana region yang akan dianalisa yaitu pada daerah aliran sungai (DAS) utilitas di WS Lombok sejumlah 55 DAS dari 197 DAS di WS Lombok. Jumlah 197 DAS mengacu pada ketetapan Keputusan Presiden (KepPres) No. 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai. Tabel 2. Daftar DAS Utilitas di WS Lombok No Kode Nama DAS Luas (km 2 ) DAS Bentek 31, DAS Buruan 21, DAS Sokong 43, DAS Segara 127, DAS Tiupupus 52, DAS Luk 43, DAS Penggolong 5, DAS Sidutan 48, DAS Lebahpebali 13, DAS Amoramor 60, DAS Rembat 3, DAS Lebak 3, DAS Menangen 4, DAS Koangan 33, DAS Reak 37, DAS Beburung 103, DAS Belik 7, DAS Mentareng 9, DAS Nangka 32, DAS Rajak 17, DAS Sambelia 57, DAS Desa 72, DAS Tanggek 67, DAS Kukusan 117, DAS Tojang 38, DAS Geres Serodang 60, DAS Blimbing 91, DAS Aikampat 82, DAS Menangapaok 77, DAS Moyot 24,96 6

7 No Kode Nama DAS Luas (km 2 ) DAS Palung 120, DAS Rere Penembem 57, DAS Pemokong 27, DAS Aruina 5, DAS Temodo 28, DAS Peak 34, DAS Pare Ganti 34, DAS Supak 9, DAS Renggung Perempung 255, DAS Bangketlamin 9, DAS Balak 26, DAS Mawun 8, DAS Bengkang 10, DAS Siung 12, DAS Pelangan 66, DAS Kelep 108, DAS Jelateng 38, DAS Dodokan 572, DAS Babak 257, DAS Kelongkong 33, DAS Berenyok 25, DAS Ancar 22, DAS Jangkok 167, DAS Midang 33, DAS Meninting 114,37 7

8 Gambar 3. Peta Batas DAS Utilitas di WS Lombok 8

9 mm Hujan Andalan pada DAS Utilitas di WS Lombok HUJAN ANDALAN PADA DAS UTILITAS DI WS LOMBOK 1. HUJAN ANDALAN PER POS HUJAN Dasar dalam menganalisa besaran hujan andalan per DAS yaitu dari nilai hujan andalan pada masing-masing pos hujan. Dengan rerata rentang tahun data yang digunakan yaitu 20 tahun maka diperoleh besaran hujan andalan pada masing-masing pos hujan. Tabel 3. Hujan Andalan Rerata di WS Lombok I II I II I II I II I II I II 80% % % I II I II I II I II I II I II 80% % % R80% R50% R20% 0.0 Gambar 4. Grafik Hujan Andalan Rerata di WS Lombok 9

10 HUJAN ANDALAN Pos ARR Gunungsari HUJAN ANDALAN Pos ARR Ijo Balit HUJAN ANDALAN Pos ARR Jurangsate HUJAN ANDALAN Pos ARR Kabul HUJAN ANDALAN Pos ARR Keru HUJAN ANDALAN Pos ARR Kuripan 80% % % % % % % % % % % % % % % JAN FEB MAR APR MEI JUL JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES AGT SEP OKT NOP DES 80% % %

11 HUJAN ANDALAN Pos ARR Lingkok Lime 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Loang Make 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Mangkung 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Pengadang 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Perian 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Pringgabaya 80% % %

12 HUJAN ANDALAN Pos ARR Rembitan 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Santong 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Sapit 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Sepit 80% % % HUJAN ANDALAN Pos ARR Sesaot 80% % %

13 Dari hasil analisa hujan andalan pada masing-masing pos hujan di WS Lombok, dapat diketahui batasan maksimum dan minimum hujan andalan adalah sebagai berikut: 1) Hujan Andalan 80% (R80%) : Maksimum 54.4 mm dan Minimum 0 mm 2) Hujan Andalan 50% (R50%) : Maksimum mm dan Minimum 0.8 mm 3) Hujan Andalan 20% (R20%) : Maksimum mm dan Minimum 8.5 mm 2. HUJAN ANDALAN PADA DAS UTILITAS WS LOMBOK Dari hasil analisa hujan andalan per pos hujan tersebut dapat dianalisa besaran hujan andalan per DAS Utilitas di WS Lombok yang ditinjau berdasarkan besaran koefisien thiessen pada masing-masing pos hujan. Berikut hasil analisa hujan andalan pada beberapa DAS Utilitas di WS Lombok. DAS ANCAR Daerah Aliran Sungai (DAS) Ancar berada di dalam Wilayah Sungai Pulau Lombok., terletak diantara s/d LS dan s/d BT. Secara Administratif berada di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah, dan Selatan berbatasan dengan Kota Mataram. Sungai Ancar berhulu dari Gunung Punikan dan mengalir ke Barat serta bermuara di Selat Lombok. Pada sungai tersebut tidak terdapat bendungan. DAS Ancar merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. Musim kemarau dan musim hujan selalu berubah-ubah menurut waktu. Iklim yang demikian memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman, akan tetapi curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang menimbulkan berbagai permasalahan, misalnya tanaman yang membutuhkan iklim musim kemarau tidak dapat tumbuh dengan baik, merupakan kendala bagi penanganan pasca panen komoditas tertentu yang memerlukan cuaca panas dan cerah selama proses pengeringan, kendala dalam penyimpanan komoditas, berkurangnya jumlah hari kerja produktif dan pengaruhnya negatif terhadap sejumlah komoditas. 13

14 Tabel 4. Gambaran Umum DAS Ancar Sumber : BWS NT I, 2011 Pendekatan data hujan yang digunakan yaitu diambil dari data hujan pos Gunung Sari dan Monjok yang keduanya dikelola oleh Balai ISDA Dinas PU NTB. Tabel 5. Hujan Andalan pada DAS Ancar HUJAN ANDALAN DAS ANCAR I II I II I II I II I II I II 80% % % I II I II I II I II I II I II 80% % %

15 Gambar 5. Grafik Hujan Andalan DAS Ancar DAS UNUS / BERENYOK Daerah Aliran Sungai (DAS) Unus berada di dalam Wilayah Sungai Pulau Lombok, terletak diantara s/d LS dan s/d BT. Secara Administratif berada di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah, dan Selatan berbatasan dengan Kota Mataram. Sungai Unus berhulu dari Gunung Punikan dan mengalir ke Barat serta bermuara di Selat Lombok. Pada sungai tersebut tidak terdapat bendungan. DAS Unus merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. Musim kemarau dan musim hujan selalu berubah-ubah menurut waktu. Iklim yang demikian memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman, akan tetapi curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang menimbulkan berbagai permasalahan, misalnya tanaman yang membutuhkan iklim musim kemarau tidak dapat tumbuh dengan baik, merupakan kendala bagi penanganan pasca panen komoditas tertentu yang memerlukan cuaca panas dan cerah selama proses pengeringan, kendala dalam penyimpanan komoditas, berkurangnya jumlah hari kerja produktif dan pengaruhnya negatif terhadap sejumlah komoditas. Pendekatan data hujan yang digunakan yaitu diambil dari data hujan pos Gunung Sari yang dikelola oleh Balai ISDA Dinas PU NTB. 15

16 Tabel 6. Gambaran Umum DAS Unus Sumber : BWS NT I, 2011 Tabel 7. Hujan Andalan pada DAS Unus HUJAN ANDALAN DAS BERENYOK I II I II I II I II I II I II 80% % % I II I II I II I II I II I II 80% % % Gambar 6. Grafik Hujan Andalan DAS Unus 16

17 DAS MIDANG Daerah Aliran Sungai (DAS) Midang berada di dalam Wilayah Sungai Pulau Lombok, terletak diantara s/d LS dan s/d BT. Secara Administratif berada di Kabupaten Lombok Barat dan sebagian di Kota Mataram, sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah, dan Selatan berbatasan dengan Kota Mataram. Sungai Midang berhulu dari Gunung Punikan dan mengalir ke Barat serta bermuara di Selat Lombok. Pada sungai tersebut tidak terdapat bendungan. DAS Midang merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. Musim kemarau dan musim hujan selalu berubah-ubah menurut waktu. Iklim yang demikian memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman, akan tetapi curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang menimbulkan berbagai permasalahan, misalnya tanaman yang membutuhkan iklim musim kemarau tidak dapat tumbuh dengan baik, merupakan kendala bagi penanganan pasca panen komoditas tertentu yang memerlukan cuaca panas dan cerah selama proses pengeringan, kendala dalam penyimpanan komoditas, berkurangnya jumlah hari kerja produktif dan pengaruhnya negatif terhadap sejumlah komoditas. Pendekatan data hujan yang digunakan yaitu diambil dari data hujan pos Gunung Sari dan Sesaot yang dikelola oleh Balai ISDA Dinas PU NTB. Tabel 8. Gambaran Umum DAS Midang Sumber : BWS NT I,

18 Tabel 9. Hujan Andalan pada DAS Midang HUJAN ANDALAN DAS MIDANG I II I II I II I II I II I II 80% % % I II I II I II I II I II I II 80% % % Gambar 6. Grafik Hujan Andalan DAS Midang DAS JANGKOK Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkok berada di dalam Wilayah Sungai Pulau Lombok. Berdasarkan, terletak diantara s/d LS dan s/d BT. Secara Administratif berada di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kota Mataram, Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur, dan Selatan berbatasan dengan Kota Mataram. Sungai Jangkok berhulu dari Gunung Punikan dan mengalir ke Barat serta bermuara di Selat Lombok. Pada sungai tersebut tidak terdapat bendungan. DAS Jangkok merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. 18

19 Musim kemarau dan musim hujan selalu berubah-ubah menurut waktu. Iklim yang demikian memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman, akan tetapi curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang menimbulkan berbagai permasalahan, misalnya tanaman yang membutuhkan iklim musim kemarau tidak dapat tumbuh dengan baik, merupakan kendala bagi penanganan pasca panen komoditas tertentu yang memerlukan cuaca panas dan cerah selama proses pengeringan, kendala dalam penyimpanan komoditas, berkurangnya jumlah hari kerja produktif dan pengaruhnya negatif terhadap sejumlah komoditas. Tabel 10. Gambaran Umum DAS Jangkok Sumber : BWS NT I,

20 Tabel 11. Hujan Andalan pada DAS Jangkok HUJAN ANDALAN DAS JANGKOK I II I II I II I II I II I II 80% % % I II I II I II I II I II I II 80% % % Gambar 7. Grafik Hujan Andalan DAS Jangkok 20