PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) TITIK PANAS KEBAKARAN HUTAN ANNA QAHHARIANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) TITIK PANAS KEBAKARAN HUTAN ANNA QAHHARIANA"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) TITIK PANAS KEBAKARAN HUTAN ANNA QAHHARIANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peningkatan Kinerja Sistem Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) Titik Panas Kebakaran Hutan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Anna Qahhariana NIM G

4 ABSTRAK ANNA QAHHARIANA. Peningkatan Kinerja Sistem Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) Titik Panas Kebakaran Hutan. Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG. Satelit NOAA-AVHRR digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap titik panas kebakaran hutan. Data histori titik panas yang dihasilkan oleh satelit tersebut sangat banyak dan menumpuk. Data histori titik panas tersebut dikelola dengan teknologi data warehouse dan sistem spatial online analytical processing (SOLAP). Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan peningkatan kinerja terhadap sistem tersebut sehingga titik panas yang mampu dihasilkan meningkat menjadi 1500 titik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem SOLAP data titik panas yang telah dibangun dalam penelitian sebelumnya. Peningkatan kinerja meliputi konfigurasi dari sisi perangkat lunak seperti peningkatan Java runtime environment (JRE), peningkatan server Apache Tomcat, dan peringkasan proses Javascript object notation (JSON) sedangkan spesifikasi perangkat keras menggunakan spesifikasi RAM dan processor yang sama dengan penelitian sebelumnya. Jumlah titik panas hasil query yang mampu dihasilkan dari konfigurasi tersebut meningkat menjadi 5344 titik. Kata kunci: kebakaran hutan, spatial data warehouse, spatial OLAP, titik panas ABSTRACT ANNA QAHHARIANA. Performance Improvement of Forest Fire Hotspot Spatial Online Analytical (SOLAP) System. Supervised by IMAS SUKAESIH SITANGGANG. NOAA-AVHRR satellite is used for monitoring forest fire hotspots. There are a large historical hotspot data which provided by this satellite. The data can be stored in a spatial data warehouse and it can be managed using a spatial online analytical processing (SOLAP) system. The previous research has succesfully improved the performance of SOLAP for hotspot data so that the number of hotspot which can be displayed was increased to 1500 points. This research intends to enhance the performance of SOLAP system for hotspots data that has been built in the previous work. Performance improvement involves configuration which is focused on software specification including Java runtime environment (JRE), Apache Tomcat server, and simplify some processes of Javascript object notation (JSON). The new configuration was performed using hardware including RAM and processor with the same spesification as those in the previous research. It was found that the number of hotspots as the results of queries in the new configuration of SOLAP increase to 5344 hotspots. Keywords: forest fire, hotspot, spatial data warehouse, spatial OLAP

5 PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) TITIK PANAS KEBAKARAN HUTAN ANNA QAHHARIANA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6 Penguji: 1 Hari Agung Adrianto, SKom MSi 2 Endang Purnama Giri, SKom MKom

7 Judul Skripsi : Peningkatan Kinerja Sistem Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) Titik Panas Kebakaran Hutan Nama : Anna Qahhariana NIM : G Disetujui oleh Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 Judul Skripsi: Peningkatan Kinerja Sistem Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) Titik Panas Kebakaran Hutan Nama : Anna Qahhariana NIM : G Disetujui oleh C\\lllU\ Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom Pembimbing Tanggal Lulus: 2 8 JAN 201'

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah spatial online analytical processing dengan judul Peningkatan Kinerja Sistem Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) Titik Kebakaran Hutan. Dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1 Ayahanda Diding Rosidin, Ibunda Ika Herliana, Adik-adik, dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan. 2 Ibu Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom selaku dosen pembimbing atas nasihat dan bimbingannya selama proses pengerjaan tugas akhir ini. 3 Bapak Hari Agung Adrianto, SKom MSi dan Bapak Endang Purnama Giri, SKom MKom selaku dosen penguji atas kesediaannya menjadi penguji pada ujian tugas akhir ini. 4 Deepak Dhamija yang senantiasa memberikan semangat dan inspirasi. 5 Teman-teman satu bimbingan yang senantiasa saling memberikan semangat. 6 Rekan-rekan dari departemen ilmu komputer IPB alih-jenis angkatan 6 yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2014 Anna Qahhariana

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Titik Panas 2 Data Spasial 3 Data Warehouse 3 Spatial Data Warehouse 4 Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) 5 Multi-Dimensional expressions (MDX) Query 6 METODE 6 Data Penelitian dan Area Studi 6 Tahapan Penelitian 7 Lingkungan Pengembangan 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Analisis Awal Sistem SOLAP 8 Identifikasi Masalah 11 Rekomendasi Solusi 12 Konfigurasi Ulang SOLAP 12 Pengujian 12 Analisis Hasil Pengujian 17 SIMPULAN DAN SARAN 18 Simpulan 18 Saran 19 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN 21 RIWAYAT HIDUP 24

11 DAFTAR TABEL 1 Jumlah data titik panas tahun 1997 sampai dengan Hasil pengukuran kinerja proses kueri pada konfigurasi 1 (K1) dan konfigurasi 2 (K2) 17 3 Perbandingan waktu rata-rata, maksimum, dan minimum proses kueri antara konfigurasi 1 (K1) dan konfigurasi 2 (K2) 18 DAFTAR GAMBAR 1 Skema star menurut Han et al. (2012) 3 2 Skema snowflake menurut Han et al. (2012) 4 3 Skema fact constellation menurut Han et al. (2012) 4 4 Tahapan implementasi spatial data warehouse Kyung et al. (2011) 5 5 Tahapan penelitian 7 6 Arsitektur awal sistem SOLAP Wipriyance (2013) 9 7 Skema data warehouse sistem SOLAP Wipriyance (2013) 10 8 Alur kerja sistem SOLAP Wipriyance (2013) 10 9 Output SOLAP yang menampilkan 1500 titik panas Output JPivot (Geomondrian) 1500 titik panas Output SOLAP yang menampilkan 2093 titik panas Output JPivot (Geomondrian) 2093 titik panas Output SOLAP yang menampilkan 3148 titik panas Output JPivot (Geomondrian) 3148 titik panas Output SOLAP yang menampilkan 5344 titik panas Output JPivot (Geomondrian) 5344 titik panas 16

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa kebakaran yang terjadi secara alami atau ulah perbuatan dengan ditandai adanya penjalaran api secara bebas serta membakar bahan-bahan yang ada di hutan dan lahan (Adinugroho et al. 2004). Bencana kebakaran hutan menjadi suatu isu lingkungan dan ekonomi yang sangat menarik dunia internasional khususnya setelah terjadi bencana el nino pada tahun Bencana tersebut menghanguskan lahan hutan seluas 25 juta hektar di seluruh dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan hutan sangat besar juga mengalami kebakaran hutan paling parah di dunia pada tahun yang sama (Tacconi 2003). Salah satu bentuk penanggulangan terhadap bencana kebakaran hutan di Indonesia adalah melakukan pemantauan terhadap titik panas. Pemantauan tersebut menggunakan satelit khusus yaitu satelit NOAA-AVHRR (Ratnasari 2000). Satelit tersebut menangkap citra satelit berupa titik panas yang dapat mengindikasikan adanya kebakaran hutan berdasarkan letak dan waktu tertentu (Fadli 2011). Data titik panas yang dihasilkan oleh satelit NOAA-AVHRR sangat banyak dan menumpuk. Penumpukan data yang dihasilkan oleh satelit NOAA-AVHRR tersebut dapat diatasi dengan teknologi spatio-temporal data warehouse dan aplikasi spatial online analytical processing (SOLAP). Teknologi tersebut telah berhasil diterapkan pada data titik panas oleh Fadli (2011). Kemudian penelitian tersebut disempurnakan oleh penelitian Imaddudin (2012) dengan penambahan sinkronisasi antara visualisasi dan peta dan query online analytical processing (OLAP) namun aplikasi tersebut hanya berhasil menampilkan data sampel titik panas sebanyak 190 titik. Penelitian Wipriyance (2013) melakukan peningkatan kinerja sistem SOLAP tersebut dengan meningkatkan versi Java runtime environment (JRE) dan melakukan konfigurasi pada java heap pada sisi server. Jumlah titik panas yang berhasil ditampilkan pada penelitian Wipriyance (2013) tersebut adalah 1500 titik panas. Jumlah titik panas pada data warehouse yang telah dibuat mencapai titik dengan cakupan wilayah di 32 provinsi Indonesia dan rentang waktu dari tahun 1997 sampai dengan 2005 (Wipriyance 2013). Sedangkan sistem SOLAP yang telah dioptimasi pada penelitian Wipriyance (2013) hanya mampu menampilkan jumlah titik panas yang sedikit. Hal tersebut masih jauh dari kebutuhan pengguna. Sistem tersebut perlu dianalisis dan dikonfigurasi ulang agar kinerjanya meningkat sehingga mampu menampilkan jumlah titik panas yang lebih banyak dan optimal. Menurut penelitian Wipriyance (2013) besarnya jumlah titik yang dapat ditangani oleh sistem dipengaruhi oleh ukuran Java heap. Ukuran Java heap ini dapat diatur dengan menyesuaikan besarnya RAM yang digunakan. Spesifikasi ukuran RAM yang digunakan pada penelitian Wipriyance (2013) adalah 2GB sedangkan ukuran pengaturan Java heap yang digunakan adalah 1024 MB. Dengan spesifikasi pengaturan tersebut menurut Wipriyance (2013) tidak mampu menampilkan jumlah titik panas lebih dari 1500 titik dan untuk menampilkan jumlah titik panas yang lebih banyak perlu peningkatan spesifikasi dari sisi perangkat keras seperti peningkatan RAM dan processor.

13 2 Penelitian ini menggunakan spesifikasi RAM dan processor yang sama dengan penelitian Wipriyance (2013). Peningkatan kinerja dilakukan dari sisi perangkat lunak seperti peningkatan JRE, peningkatan server Apache Tomcat, dan peringkasan proses Javascript object notation (JSON). Perumusan Masalah Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana melakukan peningkatan kinerja sistem SOLAP yang pernah dibuat dan dioptimasi pada penelitian sebelumnya agar data histori titik panas kebakaran hutan yang dapat dikelola lebih banyak tanpa mengubah spesifikasi perangkat keras seperti RAM dan processor. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis dan meningkatkan kinerja SOLAP yang sudah ada sehingga jumlah titik panas yang dapat dikelola lebih banyak. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini yaitu sistem SOLAP dapat mengelola data histori titik panas lebih banyak untuk keperluan pengguna dalam mengambil keputusan terkait persebaran kebakaran hutan. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup dari penelitian ini, yaitu: 1 Penelitian ini dibatasi pada peningkatan kinerja dan lingkungan pengembangan sistem SOLAP yang telah dibuat dan dioptimasi pada penelitian Wipriyance (2013). 2 Spesifikasi perangkat keras seperti ukuran RAM dan jenis processor yang digunakan sama seperti pada penelitian Wipriyance (2013). 3 Perubahan konfigurasi dilakukan dari sisi lingkungan pengembangan perangkat lunak. TINJAUAN PUSTAKA Titik Panas Titik panas merupakan titik-titik panas di permukaan bumi dimana titik-titik tersebut merupakan indikasi adanya kebakaran hutan atau lahan. Suhu panas pada kebakaran hutan akan naik ke atmosfer kemudian akan terdeteksi oleh satelit sebagai titik panas berdasarkan ambang batas suhu (threshold) tertentu. Satelit yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebakaran hutan yaitu NOAA-AVHRR. Satelit yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 ini memiliki 4 buah sensor yaitu advance very high resolution radiometer (AVHRR), tiros operational vertical

14 sonders (TOVS), data collection and location system (DCLS), dan space environment monitoring (SEM) (Ratnasari 2000). Data Spasial Data spasial menurut O Sullivan dan Unwin (2003) dalam dunia sistem informasi geografis, dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1 Data Vektor Tipe data ini biasanya digunakan untuk representasi titik koordinat berupa titik (point), garis (lines), dan region (area), misalnya representasi titik (point) dapat mewakili letak suatu kota. 2 Data Raster Tipe data ini biasanya digunakan untuk representasi bentuk grid atau sel, misalnya jenis tanah, kelembaban tanah, dan suhu. Data Warehouse Pengertian data warehouse menurut Han et al. (2012) adalah suatu teknologi penyimpanan data yang berukuran besar dan dibangun terpisah dari database lainnya yang bersifat operational seperti sistem basis data relasional, sistem proses transaksi, dan sistem file biasa. Teknologi data warehouse memiliki skema tersendiri. Menurut Han et al. (2012), jenis - jenis skema tersebut yaitu: 1 Skema Star Skema ini memiliki sebuah tabel fakta sebagai pusatnya. Pada tabel fakta tersebut memiliki foreign key dari setiap tabel dimensi. Skema star dapat dilihat pada Gambar 1. 3 Gambar 1 Skema star menurut Han et al. (2012) 2 Skema Snowflake Skema ini merupakan variasi dari skema star. Namun pada skema ini, tabel dimensi mengalami normalisasi. Skema snowflake dapat dilihat pada Gambar 2.

15 4 Gambar 2 Skema snowflake menurut Han et al. (2012) 3 Skema Fact Constellation Skema ini dapat memiliki lebih dari satu tabel fakta sebagai pusatnya. Skema fact constellation dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Skema fact constellation menurut Han et al. (2012) Spatial Data Warehouse Informasi yang bersifat spatial mulai popular. Salah satu contohnya adalah informasi peta yang berasal dari satelit dan sistem telemetri. Informasi spasial yang dihasilkan sangat besar dan perlu dianalisis secara efisien. Dalam analogi nonspatial, tentunya teknologi spatial data warehouse dapat diterapkan dan didukung dengan operasi online analytical processing baik pada data spasial maupun data tidak spasial (Papadias et al. 2001). Tahapan-tahapan implementasi spatial data warehouse menurut Kyung et al. (2011) dapat dilihat pada Gambar 4.

16 5 Identifikasi Faktor Terkait Data Geospasial Perancangan Logika dan Fisik SDW Konstruksi SDW Menggunakan Spasial ETL Pembentukan Kubus Data untuk SOLAP Gambar 4 Tahapan implementasi spatial data warehouse Kyung et al. (2011) Berdasarkan Gambar 4, langkah awal untuk merancang suatu sistem keputusan untuk data geospatial adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktorfaktor yang terkait dengan perancangan spatial data warehouse. Dari hasil analisis tersebut dibuat perancangan logika serta tabel dimensi dan tabel fakta dijabarkan pada tahap pemodelan fisik. Data geospatial dan data lainnya yang terkait diekstraksi kemudian diintegrasikan melalui proses spatial extract, transform, and load (ETL) untuk membangun sebuah spatial data warehouse. Setelah melakukan implementasi spatial data warehouse, kubus data dikonfigurasi untuk keperluan proses spatial online analytical processing (SOLAP). Spatial Online Analytical Processing (SOLAP) Spatial online analytical processing (SOLAP) merupakan implikasi dari konsep online analytical processing (OLAP). Paradigma spatial online analytical processing (SOLAP) harus mendefinisikan informasi spatial yang diadaptasikan dengan fungsi agregasi, dimensi spatial dan hirarki, spatial OLAP algebra, antar muka yang memiliki fitur tabular dan kartografi, dan lain-lain (Bimonte et al. 2007). Operasi-operasi pada spatial online analytical processing (SOLAP) sama dengan operasi pada OLAP perbedaannya adalah operasi ini diaplikasikan pada data spasial. Menurut Han et al (2012) operasi-operasi pada SOLAP atau OLAP yang digunakan antara lain, yaitu: 1 Operasi Roll Up Operasi ini melakukan agregasi terhadap kubus data dengan menaikan hirarki sampai dengan level paling atas. Operasi ini melakukan navigasi terhadap data sehingga data dapat dilihat secara umum atau global. 2 Operasi Drill Down Operasi ini merupakan kebalikan dari operasi roll up. Operasi drill down melakukan navigasi terhadap data menjadi lebih terperinci. 3 Operasi Slice dan Dice Operasi ini melakukan seleksi data pada satu dimensi dari kubus data yang diberikan sehingga menghasilkan sub kubus data.

17 6 4 Operasi Pivot (Rotate) Operasi ini merupakan operasi visualisasi dengan memutar data. Multi-Dimensional expressions (MDX) Query Multi-Dimensional expressions (MDX) Query merupakan struktur bahasa yang memungkinkan pengguna untuk melakukan kueri OLAP terhadap kubus data. MDX query memiliki struktur yang mirip dengan structured query language (SQL) pada basis data relasional. MDX query dapat digunakan untuk menambah logika bisnis pada kubus data, mendefinisikan pengaturan keamanan baik yang sederhana maupun kompleks, membuat kustomisasi member untuk fungsi roll-up, dll (Whitehorn et al. 2005). Struktur dasar MDX query menurut Whitehorn et al. (2005) adalah sebagai berikut: SELECT {definisi kolom} ON COLUMNS, {definisi baris} ON ROWS FROM [nama kubus data] Berikut contoh pemakaian MDX query pada data titik panas misalnya data titik panas pada tahun 1997 di daerah kabupaten Banyu Asin, Sumatera Selatan, yaitu: SELECT {[Measures].[Jumlah_Hotspot]} ON COLUMNS, NON EMPTY {[lokasi].[sumatera SELATAN].[BANYU ASIN].children} ON ROWS FROM [geohotspot] WHERE [waktu].[1997] METODE Data Penelitian dan Area Studi Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data warehouse persebaran titik panas (hotspot) kebakaran hutan di 32 provinsi Indonesia pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2005 pada penelitian Wipriyance (2013). Cakupan wilayah meliputi Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Irian Jaya Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Jumlah data titik panas tahun 1997 sampai dengan 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.

18 7 Tabel 1 Jumlah data titik panas tahun 1997 sampai dengan 2005 Tahun Jumlah Rata - rata Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5. Analisis Awal Sistem SOLAP Wipriyance (2013) Analisis Hasil Pengujian Ya Identifikasi Masalah Tidak Optimal Rekomendasi Solusi Pengujian Konfigurasi Ulang SOLAP Gambar 5 Tahapan penelitian 1 Analisis awal sistem SOLAP Pada tahap ini, dilakukan analisis awal terhadap sistem meliputi analisis arsitektur sistem, lingkungan pengembangan sistem, alur kerja sistem, konfigurasi yang telah dilakukan, dan hasil pengujian dari konfigurasi yang telah dilakukan. 2 Identifikasi masalah Tahapan ini menguraikan permasalahan yang terjadi pada sistem terkait dengan hasil analisis awal. 3 Rekomendasi solusi Tahapan ini memberikan rekomendasi solusi berdasarkan permasalahan yang terjadi pada sistem dan hasil analisis awal sistem. 4 Konfigurasi ulang SOLAP Tahapan ini melakukan konfigurasi ulang terhadap sistem berdasarkan rekomendasi solusi yang diberikan.

19 8 5 Pengujian Pada tahap ini melakukan pengujian terhadap kecepatan dan jumlah titik panas yang mampu ditampilkan berdasarkan hasil dari konfigurasi ulang. Apabila pengujian menghasilkan hasil yang optimal maka proses dapat berlanjut pada tahap analisis hasil pengujian. Namun apabila hasil pengujian belum sesuai maka proses akan kembali ke tahapan konfigurasi ulang. Kriteria optimal pada penelitian ini yaitu dapat menampilkan lebih dari 1500 titik panas tanpa error. 6 Analisis hasil pengujian Tahapan ini melakukan analisis terhadap hasil pengujian yang sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Lingkungan Pengembangan Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Perangkat keras berupa komputer personal dengan spesifikasi Processor Intel Core i3-3227u Memory RAM 2 GB DDR 3 Harddisk 320 GB Perangkat lunak: Sistem Operasi Windows 8 Geoserver sebagai web map server Geomondrian sebagai spatial OLAP server Notepad ++ sebagai editor Server Apache Tomcat versi dan versi sebagai server web Spatialytics sebagai spatial OLAP framework Postgres versi sebagai sistem manajemen basis data Geokettle untuk alat migrasi data dalam jumlah besar JRE versi dan versi HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Awal Sistem SOLAP Lingkungan Pengembangan Sistem Awal Lingkungan pengembangan awal dari sistem SOLAP pada penelitian Wipriyance (2013), yaitu: Perangkat keras: Processor Intel Core i3-2350m RAM 2 GB DDR3 HDD 640 GB Perangkat lunak: Sistem operasi Windows 7 Ultimate Apache Tomcat 6.0 sebagai server web Spatialytics sebagai spatial OLAP framework

20 JRE versi GeoMondrian sebagai spatial OLAP server GeoServer 2.1 sebagai web map server OpenLayers 2.8 sebagai library javascript untuk menampilkan peta PostgreSQL 8.4 sebagai server basis data dengan ekstensi PostGIS untuk menyimpan data spasial Schema Workbench 1.0 untuk membuat kubus data multidimensi Arsitektur Sistem Awal Arsitektur awal sistem SOLAP pada penelitian Wipriyance (2013) dapat dilihat pada Gambar 6. 9 Server Client Application Server Database Server Spatialytics client OpenLayers 2.8 Apache Tomcat 6.0 GeoServer 2.1 PostgreSQL JDBC Driver PostgreSQL PostGIS jpivot (GeoMondrian 1.0) GeoMondrian 1.0 server Spatialytics server Gambar 6 Arsitektur awal sistem SOLAP Wipriyance (2013) Pada Gambar 6 arstitektur sistem SOLAP terdiri dari tiga lapisan, yaitu : 1 Lapisan Database Server Lapisan ini merupakan tempat penyimpanan data warehouse titik panas. Sistem manajemen basis data yang digunakan yaitu PostgreSQL 8.4 dengan ekstensi tambahan PostGIS. 2 Lapisan Application Server Lapisan ini berjalan pada server Apache Tomcat 6.0. Lapisan ini terdiri dari beberapa aplikasi berikut: Geoserver sebagai map server untuk menyimpan peta. PostgreSQL JDBC Driver sebagai konektor penghubung antara database server dengan application server. GeoMondrian 1.0 sebagai OLAP server. Spatialytics sebagai framework dari aplikasi GeoMondrian. 3 Lapisan Client Lapisan ini merupakan lapisan antarmuka pengguna. Lapisan ini terdiri dari Openlayers 2.8 yang merupakan library javascript untuk mengambil peta dari geoserver serta melakukan pemetaan terhadap titik panas dan jpivot sebagai antarmuka Geomondrian 1.0 untuk mengolah data titik panas.

21 10 Skema Data Warehouse Sistem SOLAP pada penelitian Wipriyance (2013) ini menggunakan skema data warehouse snowflake. Skema data warehouse dapat dilihat pada Gambar 7. PK tb_satelit id_satelit nama_satelit PK tb_geohotspot kode_hotspot hotspot_geom kode_kab fakta_forestfire id_hotspot id_waktu id_satelit jumlah PK tb_kabupaten kode_kab nama_kab kab_geom kode_prov PK tb_waktu id_waktu tahun kuartil bulan PK tb_provinsi kode_prov nama_prov prov_geom Gambar 7 Skema data warehouse sistem SOLAP Wipriyance (2013) Pada Gambar 7 skema data warehouse tersebut memiliki satu buah tabel fakta yaitu fakta_forestfire dan lima buah tabel dimensi yaitu tb_satelit, tb_geohotspot, tb_kabupaten, tb_provinsi, dan tb_waktu. Measurement pada tabel fakta adalah jumlah titik panas. Alur Kerja Sistem Alur kerja pada penelitian Wipriyance (2013) dapat dilihat pada Gambar 8. Server Client Application Server Database Server Spatialytics client Apache Tomcat 6.0 (h) Modul Peta OpenLayers 2.8 SOLAPContext Featurizer (g) (j) GeoServer 2.1 (i) PostgreSQL JDBC Driver (d) (e) PostgreSQL PostGIS (f) olap4js (b) GeoMondrian 1.0 server (a) Editor kueri MDX (c) Spatialytics server Modul jpivot (GeoMondrian 1.0) (k) Gambar 8 Alur kerja sistem SOLAP Wipriyance (2013) Penjelasan alur kerja berdasarkan Gambar 8 adalah sebagai berikut: a Pengguna memasukan kueri pada form editor kueri MDX. b Kueri tersebut akan dibaca melalui proses JSON olap4js. c olap4js berfungsi untuk pengolahan data SOLAP pada Geomondrian melalui framework Spatialytics server.

22 d Geomondrian server kemudian melakukan koneksi terhadap basis data melalui PostreSQL JDBC Driver. e Setelah terkoneksi dengan basis data maka akan dilakukan pencarian pada database berdasarkan kueri yang ditentukan oleh pengguna. f Kueri pada editor kueri MDX juga akan dibaca dan diolah oleh modul featurizer. g Hasil pembacaan data oleh modul featurizer akan diolah melalui SOLAP context. Hasil SOLAP context akan dapat diakses oleh pengguna melalui OpenLayers 2.8. h OpenLayers 2.8 mengambil informasi layer peta poligon kabupaten di Indonesia pada Geoserver 2.1. i Geoserver 2.1. mengambil informasi spatial layer poligon melalui basis data yang terkoneksi menggunakan PostreSQL JDBC Driver. j Peta pada Geoserver dapat diakses oleh pengguna melalui OpenLayers 2.8. k Pengguna dapat melakukan operasi-operasi OLAP pada Geomondrian melalui modul jpivot. Peningkatan Sistem Pada Penelitian Sebelumnya Konfigurasi-konfigurasi yang telah dilakukan pada penelitian Wipriyance untuk meningkatkan kinerja sistem, yaitu: 1 Peningkatan versi JRE dari versi JRE menjadi Konfigurasi java heap space. Java heap space merupakan konfigurasi alokasi penggunaan RAM pada server Apache Tomcat 6.0. Alokasi RAM yang digunakan pada penelitian Wipriyance (2013) yaitu 1024 MB. 3 Penanganan error pada OpenLayers. OpenLayers merupakan library javascript yang berfungsi untuk melakukan pemetaaan pada sistem SOLAP. Hasil Pengujian Konfigurasi Penelitian Sebelumnya Hasil pengujian pada konfigurasi yang telah dilakukan oleh penelitian Wipriyance (2013) yaitu jumlah titik panas pada sistem SOLAP (Spatial Online Analytical Processing) meningkat dari 190 titik menjadi 1500 titik panas. Penelitian Wipriyance (2013) juga mencoba menampilkan lebih dari 1500 titik panas tetapi terjadi error pada sistem. Menurut Wipriyance (2013) error tersebut terjadi dikarenakan ukuran Java heap yang kurang sehingga tidak mampu menampilkan titik panas dengan jumlah lebih dari 1500 titik. Ukuran Java heap dapat diatur pada Tomcat dengan mengubah nilai minimum dan maksimumnya tetapi penelitian tersebut tidak dilakukan penambahan nilai maksimum dikarenakan spesifikasi perangkat keras yang kurang memadai sehingga tetap pada pengaturan awal yakni 1024 MB. Identifikasi Masalah Berdasarkan analisis awal dari sistem SOLAP pada penelitian Wipriyance (2013), jumlah titik panas yang ada pada data warehouse mencapai titik sedangkan jumlah titik yang mampu ditampilkan oleh penelitian Wipriyance baru mencapai 1500 titik sehingga diperlukan analisis lebih lanjut dan konfigurasi ulang terhadap sistem SOLAP agar titik panas yang mampu ditampilkan jumlahnya meningkat. 11

23 12 Rekomendasi Solusi Rekomendasi solusi yang digunakan untuk meningkatan kinerja dari sistem SOLAP yang telah dioptimasi pada penelitian Wipriyance (2013), yaitu : 1 Analisis terhadap konfigurasi pada Apache Tomcat selain pengaturan java heap space yaitu connectiontimeout. Konfigurasi connectiontimeout mengatur batas waktu tunggu konektor setelah terkoneksi untuk terhubung dengan jalur Uniform Resource Identifier (URI). Nilai waktu tersebut dapat diatur dengan nilai -1 agar waktu maksimumnya tidak terbatas (Apache 2013b). Waktu connectiontimeout pada penelitian Wipriyance (2013) adalah mili detik atau 20 detik. 2 Peningkatan versi JRE menjadi versi Peningkatan server Apache Tomcat versi 6.0 menjadi versi Konfigurasi java heap space tetap sama yaitu 1024 MB. 5 Peringkasan proses JSON pada sistem SOLAP. Jumlah proses yang berjalan saat ini berjumlah 81 proses. Konfigurasi Ulang SOLAP Pada tahapan ini dilakukan tiga skema konfigurasi, yaitu: 1 Konfigurasi 1 Pada konfigurasi ini dilakukan perubahan sistem operasi dari Windows 7 menjadi Windows 8, peningkatan versi JRE menjadi versi 1.7.0, nilai connectiontimeout diubah menjadi -1, dan konfigurasi java heap space tetap sama yaitu 1024 MB. 2 Konfigurasi 2 Pengaturan konfigurasi seperti pada konfigurasi 1 tetapi terdapat penambahan konfigurasi yaitu peningkatan server Apache Tomcat 6.0 menjadi Apache Tomcat Konfigurasi 3 Pada konfigurasi ini dilakukan peringkasan proses proses JSON. Pengujian Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap jumlah titik panas dan kecepatan pada sistem SOLAP berdasarkan konfigurasi 1 dan konfigurasi 2. Pengujian jumlah titik panas dilakukan dengan melakukan kueri untuk menghasilkan titik panas. Kueri dikelompokkan berdasarkan jumlah titik panas yang dihasilkan, yaitu: 1 Kueri 1 Data sampel titik panas sesuai dengan data sampel yang diambil pada penelitian Wipriyance (2013) meliputi data hotspot di provinsi Bengkulu, Jambi, Riau, Lampung, Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara pada tahun 2005 dan Adapun kueri dari titik panas tersebut adalah sebagai berikut. SELECT { [Measures].[Jumlah_Hotspot] } ON COLUMNS, { [lokasi].[hotspot].members } ON ROWS, FROM [geohotspot] WHERE [waktu].[semua Waktu]

24 Kueri 1 di atas menghasilkan 1500 titik panas. Tampilan SOLAP yang menampilkan hasil kueri dapat dilihat pada Gambar 9 sedangkan Gambar 10 menampilkan hasil output dari Jpivot (Geomondrian). 13 Gambar 9 Output SOLAP yang menampilkan 1500 titik panas Gambar 10 Output JPivot (Geomondrian) 1500 titik panas 2 Kueri 2 Data titik panas merupakan titik panas di provinsi Sumatera Utara pada tahun Adapun kueri dari titik panas tersebut adalah sebagai berikut. SELECT { [Measures].[Jumlah_Hotspot] } ON COLUMNS, {[lokasi].[sumatera UTARA].[ASAHAN].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[BINJAI (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[DAIRI].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[DELI SERDANG].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[HUMBANG HASUNDUTAN].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[KARO].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[LABUHAN BATU].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[LANGKAT].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[MANDAILING NATAL].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[MEDAN (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[NIAS].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[NIAS SELATAN].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[PADANG SIDEMPUAN (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[PEMATANG SIANTAR (KOTA)].children,

25 14 [lokasi].[sumatera UTARA].[SAMOSIR].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[SERDANG BEDAGAI].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[SIMALUNGUN].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[TAPANULI SELATAN].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[TAPANULI TENGAH].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[TAPANULI UTARA].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[TEBING TINGGI (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera UTARA].[TOBA SAMOSIR].children} ON ROWS, FROM [geohotspot] WHERE [waktu].[1998] Kueri 2 di atas menghasilkan 2093 titik panas. Tampilan SOLAP yang menampilkan hasil kueri dapat dilihat pada Gambar 11 sedangkan Gambar 12 menampilkan hasil output dari Jpivot (Geomondrian). Gambar 11 Output SOLAP yang menampilkan 2093 titik panas Gambar 12 Output JPivot (Geomondrian) 2093 titik panas 3 Kueri 3 Data titik panas merupakan titik panas di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun Adapun kueri dari titik panas tersebut adalah sebagai berikut. SELECT { [Measures].[Jumlah_Hotspot] } ON COLUMNS, { [lokasi].[kalimantan SELATAN].[BALANGAN].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[BANJAR].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[BANJAR BARU (KOTA)].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[BANJARMASIN (KOTA)].children,

26 [lokasi].[kalimantan SELATAN].[BARITO KUALA].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[HULU SUNGAI SELATAN].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[HULU SUNGAI TENGAH].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[HULU SUNGAI UTARA].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[KOTA BARU].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[TABALONG].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[TANAH BUMBU].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[TANAH LAUT].children, [lokasi].[kalimantan SELATAN].[TAPIN].children} ON ROWS, FROM [geohotspot] WHERE [waktu].[2002] Kueri 3 di atas menghasilkan 3148 titik panas. Tampilan SOLAP yang menampilkan hasil kueri dapat dilihat pada Gambar 13 sedangkan Gambar 14 menampilkan hasil output dari Jpivot (Geomondrian). 15 Gambar 13 Output SOLAP yang menampilkan 3148 titik panas Gambar 14 Output JPivot (Geomondrian) 3148 titik panas 4 Kueri 4 Data titik panas merupakan titik panas di provinsi Sumatera Selatan pada tahun Adapun kueri dari titik panas tersebut adalah sebagai berikut. SELECT { [Measures].[Jumlah_Hotspot] } ON COLUMNS, {[lokasi].[sumatera SELATAN].[BANYU ASIN].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[LAHAT].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[LUBUK LINGGAU (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[MUARA ENIM].children,

27 16 [lokasi].[sumatera SELATAN].[MUSI BANYU ASIN].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[MUSI RAWAS].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[OGAN ILIR].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[OGAN KOMERING ILIR].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[OGAN KOMERING ULU].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[OKU SELATAN].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[OKU TIMUR].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[PAGAR ALAM (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[PALEMBANG (KOTA)].children, [lokasi].[sumatera SELATAN].[PRABUMULIH (KOTA)].children, } ON ROWS, FROM [geohotspot] WHERE [waktu].[1999] Kueri 4 di atas menghasilkan 5344 titik panas. Tampilan SOLAP yang menampilkan hasil kueri dapat dilihat pada Gambar 15 sedangkan Gambar 16 menampilkan hasil output dari Jpivot (Geomondrian). Gambar 15 Output SOLAP yang menampilkan 5344 titik panas Gambar 16 Output JPivot (Geomondrian) 5344 sampel panas Ketika dilakukan pengujian SOLAP setelah dilakukan konfigurasi 1 dan konfigurasi 2 jumlah titik panas yang dihasilkan mencapai 5344 titik. Pada proses pemangkasan proses JSON, proses yang mampu diringkas berjumlah 9 proses yaitu loader_xd.js, loader_debug.js, Textarea.js, sniff.js, typematic.js, sorter.js, _KeyNavContainer.js, MenuItem.js, dan PopupMenuItem.js. Keseluruhan proses JSON yang berjalan pada sistem dapat dilihat pada Lampiran 1.

28 17 Analisis Hasil Pengujian Setelah dilakukan konfigurasi ulang sesuai dengan konfigurasi 1 dan konfigurasi 2, jumlah titik panas yang mampu ditampilkan meningkat mencapai 5344 titik padahal penelitian ini menggunakan RAM yang ukurannya sama yaitu sebesar 2GB dan pengaturan java heap space yang sama yaitu 1024 MB pada penelitian Wipriyance (2013). Hal tersebut menimbulkan temuan yang baru berkaitan dengan konfigurasi connectiontimeout. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa ketidakmampuan sistem SOLAP yang dioptimasi oleh Wipriyance (2013) menampilkan lebih dari 1500 titik panas bukan karena keterbatasan RAM melainkan karena keseluruhan waktu proses yang berjalan pada sistem tersebut melebihi batas waktu connectiontimeout. Pada pengujian terhadap kecepatan sistem SOLAP dilakukan dengan mengukur proses kueri utama sebanyak 5 kali perulangan dari masing-masing jumlah titik panas dengan menggunakan tools firebug. Hasil pengujian kecepatan berdasarkan konfigurasi 1 dan konfigurasi 2 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil pengukuran kinerja proses kueri pada konfigurasi 1 (K1) dan konfigurasi 2 (K2) Kueri Jumlah titik Waktu (detik) Iterasi ke - panas K1 K

29 18 Hasil perbandingan waktu eksekusi rata-rata, minimum, dan maksimum dari hasil inputan konfigurasi 1 dan konfigurasi 2 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Perbandingan waktu rata-rata, maksimum, dan minimum proses kueri antara konfigurasi 1 (K1) dan konfigurasi 2 (K2) Kueri Jumlah Minimum (detik) Maksimum (detik) Rata-rata (detik) titik panas K1 K2 K1 K2 K1 K Berdasarkan perbandingan Tabel 3, waktu maksimum dan rata-rata pengujian proses kueri utama sistem mengalami penurunan. Hal ini menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada konfigurasi 2 terhadap konfigurasi 1 sangat berpengaruh. Perubahan tersebut menyebabkan kinerja proses utama sistem meningkat kecepatannya. Adapun perubahan yang terjadi pada konfigurasi 2 terhadap konfigurasi 1 yaitu peningkatan server Apache Tomcat versi 6.0 menjadi versi 7.0. Adapun beberapa perbaikan dan fitur baru pada apache tomcat versi 7.0 terhadap versi 6.0 menurut Apache (2013a), yaitu: Adanya asynchronous processing untuk file handler. Dukungan terhadap web-fragment. Peningkatan terhadap kontrol perekaman session. Pembersihan kode internal seperti pembersihan field, parameter, dan methodmethod yang tidak diperlukan. Peningkatan keamanan terhadap aplikasi manager dan host manager. Namun meskipun penelitian ini mampu menampilkan 5344 titik panas, waktu rata-rata proses kueri utama yang dihasilkan yaitu detik masih belum memenuhi waktu ideal toleransi pengguna untuk menerima informasi. Menurut Nah (2003), waktu toleransi pengguna untuk menerima informasi dari sebuah sistem berbasis web yaitu sekitar 2 detik. Proses JSON pada sistem SOLAP kecuali proses kueri utama dipanggil saat pertama kali sistem mengalami reload. Proses-proses tersebut berjalan secara bersamaan waktu maksimum saat pengukuran berdasarkan konfigurasi 1 adalah sebesar 358 ms namun setelah dilakukan skema konfigurasi 2 dan 3 maka waktu proses maksimum pemanggilan proses tersebut mengalami penurunan sebanyak 120 ms sehingga waktu maksimumnya menjadi 265 ms. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu: 1 Ketidakmampuan sistem SOLAP yang telah dioptimasi oleh Wipriyance (2013) dalam menampikan jumlah titik panas melebihi 1500 bukan dikarenakan oleh

30 keterbatasan ukuran fisik RAM yang digunakan melainkan waktu keseluruhan proses yang berjalan pada sistem tersebut melebihi batas waktu connectiontimeout pada server Apache Tomcat. 2 Peningkatan versi JRE sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem. Semakin tinggi dan baru versi JRE maka semakin cepat kinerja sistem dan semakin banyak pula titik panas yang mampu ditampilkan oleh sistem. 3 Peningkatan versi server Apache Tomcat sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perbaikan dan fitur yang dilakukan oleh pengembang server tersebut. 4 Jumlah titik panas yang mampu ditampilkan pada penelitian ini adalah 5344 titik dengan waktu paling optimal rata-rata eksekusi kueri detik. 5 Proses JSON yang mampu diringkas sebanyak 9 proses. Setelah dilakukan penerapan konfigurasi 2 dan 3 maka pemanggilan proses JSON (kecuali proses kueri utama) pada saat sistem mengalami reload menurun hingga 120 ms. Saran Penelitian ini sudah menghasilkan kinerja sistem yang lebih baik dari penelitian sebelumnya, tetapi penelitian ini masih memiliki kekurangan dan perbaikan agar pada penelitian selanjutnya dapat menghasilkan kinerja yang lebih optimal, yaitu: 1 Kurang optimalnya proses pada konfigurasi peringkasan JSON. Jumlah proses JSON yang berjalan berjumlah 81 proses namun proses JSON yang mampu diringkas masih sedikit sehingga perlu dilakukan peringkasan ulang terhadap proses tersebut. 2 Perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap konfigurasi lainnnya pada Apache Tomcat selain pengaturan java heap space dan waktu connectiontimeout. 3 Penambahan layer agregasi berdasarkan titik panas pada lokasi koordinat yang sama. DAFTAR PUSTAKA 19 Adinugroho WC, Suryadiputra NN, Saharjo BH, Siboro L Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Bogor (ID): Wetlands International. Apache. 2013a. Apache Tomcat 7 changelog [Internet]. [diunduh 2013 Nov 1]. Tersedia pada: Apache. 2013b. Apache Tomcat 7 the HTTP connector [Internet]. [diunduh 2013 Nov 1]. Tersedia pada: html Bimonte S, Tchounikine A, Miquel M Spatial OLAP: open issues and a web based prototype. Di dalam: 10th AGILE International Conference on Geographic Information Science 2007; 2007 Mei 8-11; Aalborg. Denmark. Aalborg (DK): Aalborg University. hlm Fadli MH Data warehouse spatio-temporal kebakaran hutan menggunakan Geomondrian dan Geoserver [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

31 20 Han J, Kamber M, Pei J Data Mining Concepts and Techniques. Ed ke-3. San Fransisco (US): Elsevier. Imaduddin A Sinkronisasi antara visualisasi peta dan query OLAP pada spatial data warehouse kebakaran hutan di Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kyung M, Yom J, Kim S Spatial data warehouse design and spatial OLAP implementation for decision making of geospatial data update. KSCE Journal of Civil Engineering. 16(6): doi: /s Nah F A study on tolerable waiting time: how long are web users willing to wait? Di dalam: 9th Americas Conference on Information Systems, AMCIS 2003; 2003 Agustus 4-6; Florida. United States of America. Florida (US): DBLP. hlm O Sullivan D, Unwin D Geographic Information Analysis. New York (US): J Wiley. Papadias D, Kalnis P, Jun Z, Yufei T Efficient OLAP operations in spatial data warehouses. Di dalam: Jensen CS, Schneider M, Seeger B, Tsotras VJ, editor. Proceedings of the 7th International Symposium on Advances in Spatial and Temporal Databases; London. United Kingdom. United Kingdom (GB): Springer-Verlag. hlm Ratnasari E Pemantauan kebakaran hutan dengan menggunakan data citra NOAA-AVHRR dan citra landsat-tm [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tacconi L Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya, dan Implikasi Kebijakan. Bogor (ID): Center for International Forestry Research. Whitehorn M, Zare R, Pasumansky M Fast Track to MDX. Ed ke-2. London (GB): Springer. Wipriyance L Peningkatan kinerja sistem spatial data warehouse kebakaran hutan menggunakan Geoserver dan Geomondrian [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

32 21 LAMPIRAN Lampiran 1 Keseluruhan proses JSON, proses yang ditandai dengan tanda kotak merupakan proses yang diringkas.

33 22 Lampiran 1 Lanjutan

34 Lampiran 1 Lanjutan 23

35 24 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Juli Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Diding Rosidin dan Ibu Ika Herliana. Penulis menempuh pendidikan formal di SMA Negeri 5 Tasikmalaya dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Program Keahlian Teknik Komputer Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun Penulis kemudian melanjutkan pendidikan S1 Alih Jenis pada Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor pada tahun Penulis pernah bekerja sebagai web programmer dan konsultan geography information system (GIS). Penulis juga pernah mengikuti kegiatan lomba Gemastik 2013 yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayan dan Institut Teknologi Bandung dan masuk sebagai 6 besar finalis Gemastik 2013 untuk kategori lomba data mining.

MIGRASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) PERSEBARAN TITIK PANAS PADA SISTEM OPERASI LINUX UBUNTU

MIGRASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) PERSEBARAN TITIK PANAS PADA SISTEM OPERASI LINUX UBUNTU MIGRASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) PERSEBARAN TITIK PANAS PADA SISTEM OPERASI LINUX UBUNTU TENANG CARLES RINALDI SILITONGA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

MIGRASI SPATIAL DATA WAREHOUSE HOTSPOT KE SISTEM OPERASI LINUX UBUNTU MUHAMMAD ADE NURUSANI

MIGRASI SPATIAL DATA WAREHOUSE HOTSPOT KE SISTEM OPERASI LINUX UBUNTU MUHAMMAD ADE NURUSANI MIGRASI SPATIAL DATA WAREHOUSE HOTSPOT KE SISTEM OPERASI LINUX UBUNTU MUHAMMAD ADE NURUSANI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Pada penelitian ini digunakan data satelit NOAA pada tahun 1997 sampai dengan 2005 serta data satelit TERRA dan AQUA dari tahun 2000 sampai dengan 2009.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN Sistem informasi geografis persebaran hotspot di Indonesia merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai persebaran hotspot yang ada

Lebih terperinci

PEMBUATAN DIMENSI SOSIAL EKONOMI PADA KUBUS DATA DALAM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING UNTUK PERSEBARAN TITIK PANAS DI PROVINSI RIAU

PEMBUATAN DIMENSI SOSIAL EKONOMI PADA KUBUS DATA DALAM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING UNTUK PERSEBARAN TITIK PANAS DI PROVINSI RIAU PEMBUATAN DIMENSI SOSIAL EKONOMI PADA KUBUS DATA DALAM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING UNTUK PERSEBARAN TITIK PANAS DI PROVINSI RIAU PUTRI THARIQA ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

menggunakan framework Geomondrian dan

menggunakan framework Geomondrian dan tingkat kabupaten. Penelitian ini telah membangun data warehouse dengan satu tabel fakta (hotspot) dan dua tabel dimensi (waktu dan lokasi). Pada penelitian berikutnya, Hasan (2009) menambahkan empat dimensi,

Lebih terperinci

PENAMBAHAN LAYER GOOGLE MAPS PADA SPATIAL DATA WAREHOUSE TITIK PANAS DI INDONESIA ARI PRIANTO

PENAMBAHAN LAYER GOOGLE MAPS PADA SPATIAL DATA WAREHOUSE TITIK PANAS DI INDONESIA ARI PRIANTO PENAMBAHAN LAYER GOOGLE MAPS PADA SPATIAL DATA WAREHOUSE TITIK PANAS DI INDONESIA ARI PRIANTO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL UPDATE DATA PADA SISTEM SPATIAL DATA WAREHOUSE HOTSPOT BOLIVIANTO KUSUMAH

PENGEMBANGAN MODUL UPDATE DATA PADA SISTEM SPATIAL DATA WAREHOUSE HOTSPOT BOLIVIANTO KUSUMAH PENGEMBANGAN MODUL UPDATE DATA PADA SISTEM SPATIAL DATA WAREHOUSE HOTSPOT BOLIVIANTO KUSUMAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1 Pendahuluan Dalam kegiatan manusia sehari-hari, terutama dalam kegiatan transaksi, seperti transaksi perbankan, rekam medis, transaksi jual beli dan transaksi lainnya harus dicatat

Lebih terperinci

Web browser Mozilla Firefox 2.0 dan Internet Explorer 7 HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Data

Web browser Mozilla Firefox 2.0 dan Internet Explorer 7 HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Data 6 Web browser Mozilla Firefox 2.0 dan Internet Explorer 7 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Data hotspot yang digunakan adalah data dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Hal ini disebabkan data hotspot

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL DATA WAREHOUSE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN GEOSERVER DAN GEOMONDRIAN LUKSIE WIPRIYANCE

PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL DATA WAREHOUSE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN GEOSERVER DAN GEOMONDRIAN LUKSIE WIPRIYANCE PENINGKATAN KINERJA SISTEM SPATIAL DATA WAREHOUSE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN GEOSERVER DAN GEOMONDRIAN LUKSIE WIPRIYANCE ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 SOFIYANTI INDRIASARI G

IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 SOFIYANTI INDRIASARI G IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 SOFIYANTI INDRIASARI G64103046 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENAMBAHAN KUBUS DATA CUACA PADA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) DENGAN SPAGOBI IRWAN ADRIANSYAH

PENAMBAHAN KUBUS DATA CUACA PADA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) DENGAN SPAGOBI IRWAN ADRIANSYAH PENAMBAHAN KUBUS DATA CUACA PADA SISTEM SPATIAL ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (SOLAP) DENGAN SPAGOBI IRWAN ADRIANSYAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Saat ini sudah banyak organisasi yang telah mengadopsi teknologi data warehouse. Penerapan teknologi ini sangat membantu sekali bagi suatu organisasi yang memiliki data yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI SOLAP BERBASIS WEB UNTUK DATA TITIK PANAS (HOTSPOT) DIAN YUDISTIRA

PENGEMBANGAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI SOLAP BERBASIS WEB UNTUK DATA TITIK PANAS (HOTSPOT) DIAN YUDISTIRA PENGEMBANGAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI SOLAP BERBASIS WEB UNTUK DATA TITIK PANAS (HOTSPOT) DIAN YUDISTIRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode Penelitian dan Perancangan Sistem Dalam penelitian ini akan dilakukan representasi informasi demografi kependudukan di Provinsi Jawa Tengah, dari mulai data mentah yang dibukukan menjadi output

Lebih terperinci

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006. 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komputer semakin memudahkan proses penyimpanan dan pengolahan data berukuran besar. Namun demikian, seringkali data yang sudah tersimpan belum dimanfaatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal Lingkungan Pengembangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal Lingkungan Pengembangan 6 proses updating lokasi untuk basis data dailyhotspot importime.php merupakan modul yang berguna untuk melakukan proses updating elemen dimensi waktu untuk basis data monthlyhotspot importimedaily.php

Lebih terperinci

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G64103020 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Pembahasan BAB IV mengenai proses perancangan data warehouse meliputi proses integrasi, pemodelan database dan dashboard interface. 4.1 Perencanaan Tahap perencanaan penelitian

Lebih terperinci

ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) BERBASIS WEB UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA MENGGUNAKAN PALO FEBRIANI DWIPRIANTI

ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) BERBASIS WEB UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA MENGGUNAKAN PALO FEBRIANI DWIPRIANTI ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) BERBASIS WEB UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA MENGGUNAKAN PALO FEBRIANI DWIPRIANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nama dan deskripsi atribut tabel tempfact_indeksprestasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nama dan deskripsi atribut tabel tempfact_indeksprestasi Uji Query Tahap ini dilakukan setelah pembuatan data warehouse selesai. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah operasi dasar OLAP berhasil diimplementasikan dan sesuai dengan informasi yang ditampilkan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi basis data saat ini berkembang sangat pesat. Data disimpan dalam basis data, diolah kemudian disajikan sebagai informasi yang bernilai bagi pengguna. Penyimpanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering Perangkat lunak: Sistem operasi: Windows XP Home Edition, WEKA versi 3.5.7, ArcView GIS 3.3, Map Server For Windows (ms4w) 2.3.1 Chameleon 2.4.1 Perangkat keras: Prosessor intel Pentium 4 ~2GHz Memory

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

BAB III PEMBAHASAN MASALAH BAB III PEMBAHASAN MASALAH 3. 1 Analisa Aplikasi Perkembangan dunia pendidikan semakin meningkat dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang mempunyai manfaat

Lebih terperinci

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan.

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan. OLAP OLAP (Online Analytical Processing), merupakan metode pendekatan untuk menyajikan jawaban dari permintaan proses analisis yang bersifat dimensional secara cepat. Pengertian OLAP itu sendiri dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma A* dan Dijkstra ini menggunakan model waterfall. Model waterfall penelitian untuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI OLAP PADA DATA PENJUALAN BBM MENGGUNAKAN PENTAHO TRIYONO

IMPLEMENTASI OLAP PADA DATA PENJUALAN BBM MENGGUNAKAN PENTAHO TRIYONO IMPLEMENTASI OLAP PADA DATA PENJUALAN BBM MENGGUNAKAN PENTAHO TRIYONO 41507120014 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013 IMPLEMENTASI OLAP PADA DATA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Microsoft SQL Server Microsoft Sharepoint Microsoft.Net Framework 4.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Microsoft SQL Server Microsoft Sharepoint Microsoft.Net Framework 4.0. 3 warehouse dan data mart memiliki batasan yang sangat tipis, namun perbedaan ini tidak perlu dikhawatirkan karena secara subtansi tujuan dari pembuatannya memiliki kesamaan (Noviandi 2010). Konsep data

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO

KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembuatan data warehouse potensi desa wilayah Bogor melalui beberapa tahap yaitu:

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembuatan data warehouse potensi desa wilayah Bogor melalui beberapa tahap yaitu: 8 memeriksa apakah masukan dari pengguna akan memberikan keluaran yang sesuai dengan tidak memperhatikan proses yang terjadi di dalamnya (Sommerville 2000). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembuatan data warehouse

Lebih terperinci

PENAMBAHAN KUBUS SOSIAL EKONOMI PADA SISTEM OLAP SPASIAL UNTUK PERSEBARAN TITIK PANAS DI INDONESIA MUHAMMAD ZULFIKAR

PENAMBAHAN KUBUS SOSIAL EKONOMI PADA SISTEM OLAP SPASIAL UNTUK PERSEBARAN TITIK PANAS DI INDONESIA MUHAMMAD ZULFIKAR PENAMBAHAN KUBUS SOSIAL EKONOMI PADA SISTEM OLAP SPASIAL UNTUK PERSEBARAN TITIK PANAS DI INDONESIA MUHAMMAD ZULFIKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSE SPATIO-TEMPORAL KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN GEOMONDRIAN DAN GEOSERVER MUHAMMAD HILMAN FADLI

DATA WAREHOUSE SPATIO-TEMPORAL KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN GEOMONDRIAN DAN GEOSERVER MUHAMMAD HILMAN FADLI DATA WAREHOUSE SPATIO-TEMPORAL KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN GEOMONDRIAN DAN GEOSERVER MUHAMMAD HILMAN FADLI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Apa itu database? tempat penyimpanan data yang saling berhubungan secara logika Untuk apa database itu?? untuk mendapatkan suatu informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan potensi ini

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) Overview Data Warehouse dan OLAP merupakan elemen penting yang mendukung decision support. Terutama bagi perusahaan perusahaan besar dengan database

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL Nama : DODY ARFIANSYAH 3506 100 046 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo S., DEA. DESS. Pendahuluan Latar Belakang GIS & WEBSIG

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI OLAP UNTUK MEMANTAU PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER IPB SUCI REZKY FHATTIYA

PEMBANGUNAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI OLAP UNTUK MEMANTAU PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER IPB SUCI REZKY FHATTIYA PEMBANGUNAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI OLAP UNTUK MEMANTAU PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER IPB SUCI REZKY FHATTIYA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. ANALISIS BENCANA DI INDONESIA BERDASARKAN DATA BNPB MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA MINING MAHESA KURNIAWAN 54412387 Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. Bencana merupakan peristiwa yang dapat

Lebih terperinci

4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik.

4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik. 5 4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik. Lapis atas: Web browser Grafik Laptop JpGraph Line Plot Presentasi

Lebih terperinci

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP OLEH: VIVIAN WIJAYA (15 62 003) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP, OPERASI OLAP

Lebih terperinci

Membuat list dari masingmasing. digunakan sesuai data yg ada. Membuat list Minimum Bounding Rectangle (MBR) dari polygon

Membuat list dari masingmasing. digunakan sesuai data yg ada. Membuat list Minimum Bounding Rectangle (MBR) dari polygon METODE PENELITIAN Metode penelitian terdiri atas analisis data kebakaran hutan, proses indexing, implementasi indexing pada database, pengujian, dan evaluasi. Gambar 7 merupakan proses penelitian yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Data Warehouse, Database, preprocesssing, OLAP. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata kunci: Data Warehouse, Database, preprocesssing, OLAP. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Data transaksi Eureka Foodcourt U.K. Maranatha menjadi kesempatan bagi pihak manajemen untuk dimanfaatkan. Pembuatan data warehouse merupakan suatu tahapan bagus bagi Eureka Foodcourt Universitas

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman yang telah maju ini manusia telah dimanjakan dengan berbagai kecanggihan teknologi. Hampir diseluruh aspek kehidupan manusia terdapat teknologi yang canggih

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bahasan ini berisi pemaparan mengenai hasil dari perancangan sistem dalam bentuk pembahasan hasil dan pengujian efektivitas data dalam sistem. Pengujian atas hasil penjualan

Lebih terperinci

dan N3). Objek di atas akan diberikan index sesuai dengan tahun saat objek tersebut valid yaitu

dan N3). Objek di atas akan diberikan index sesuai dengan tahun saat objek tersebut valid yaitu dan N3). Objek di atas akan diberikan index sesuai dengan tahun saat objek tersebut valid yaitu 2005-2006. 4. Untuk objek yang masih valid akan dimasukkan ke dalam current database. Ganti current database

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ditunjukkan dengan munculnya beragam perangkat teknologi yang mempermudah manusia dalam memonitor perkembangan usahanya

Lebih terperinci

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154 ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154

Lebih terperinci

SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME

SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME Atik khoiriyah 1, Ir. Wahjoe Tjatur S., M.T 2, Arna Fariza, S. Kom, M. Kom 2, Yuliana Setiowati, S.Kom, M.Kom 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Proses analisis dan perancangan sistem merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul

Lebih terperinci

MODUL EXTRACT, TRANSFORM, LOAD UNTUK DATA WAREHOUSE KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA MENGGUNAKAN TALEND

MODUL EXTRACT, TRANSFORM, LOAD UNTUK DATA WAREHOUSE KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA MENGGUNAKAN TALEND MODUL EXTRACT, TRANSFORM, LOAD UNTUK DATA WAREHOUSE KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA MENGGUNAKAN TALEND Rina Trisminingsih 1), Intan Yuli Kiswari 2) 1,2 Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

Lampiran 1 Struktur forestfire_spatialcube.xml

Lampiran 1 Struktur forestfire_spatialcube.xml LAMPIRAN Lampiran 1 Struktur forestfire_spatialcube.xml

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Arsitektur Data Warehouse Pelaksanaan perancangan data warehouse dimulai dari perumusan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan kemudian dilanjutkan dengan pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat pesat sekali, dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan perkantoran, pendidikan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis pada jaman sekarang, para pelaku bisnis senantiasa selalu berusaha mengembangkan cara-cara untuk dapat mengembangkan usaha mereka dan memperhatikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa locationbased game yang diperuntukan bagi perangkat mobile dengan sistem operasi Android. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebagai produsen obat-obatan sering

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebagai produsen obat-obatan sering BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebagai produsen obat-obatan sering tidak diketahui dimana letaknya oleh para pemilik apotik dan rumah sakit. Mereka lebih cenderung

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DI KALIMANTAN

SISTEM INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DI KALIMANTAN SISTEM INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DI KALIMANTAN Siti Masruhah¹, Ir. Wahjoe Tjatur S., M.T.²,Arna Fariza, S.Kom, M.Kom² Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto Pengertian SIG Sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang mengacu pada lokasi geografis

Lebih terperinci

PROTOTYPE MOBILE GIS KAMPUS IPB DARMAGA MENGGUNAKAN J2ME, GEOSERVER, DAN JARINGAN WI-FI SULMA MARDIAH SETIANI

PROTOTYPE MOBILE GIS KAMPUS IPB DARMAGA MENGGUNAKAN J2ME, GEOSERVER, DAN JARINGAN WI-FI SULMA MARDIAH SETIANI PROTOTYPE MOBILE GIS KAMPUS IPB DARMAGA MENGGUNAKAN J2ME, GEOSERVER, DAN JARINGAN WI-FI SULMA MARDIAH SETIANI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Aplikasi Analisis Data Kesehatan dengan Memanfaatkan Teknologi OLAP untuk Departemen Kesehatan PT. Ateja Multi Industri

Aplikasi Analisis Data Kesehatan dengan Memanfaatkan Teknologi OLAP untuk Departemen Kesehatan PT. Ateja Multi Industri Aplikasi Analisis Data Kesehatan dengan Memanfaatkan Teknologi OLAP untuk Departemen Kesehatan PT. Ateja Multi Industri Stela Paskarina, Mewati Ayub Jurusan S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan pernyataan dari Poe (1998) yang menyatakan bahwa banyak

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan pernyataan dari Poe (1998) yang menyatakan bahwa banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah instansi, sebuah ketersediaan informasi yang akurat, berintegrasi, dan berkualitas tinggi menjadi hal sangat vital pada saat ini. Hal ini didukung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik. 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahapan ini menguji beberapa perangkat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Data atribut tahun akademik dan atribut. Selain generalisasi, pada proses ini juga dilakukan dengan mengkonstruksi atribut baru menggunakan data dari atribut yang sudah ada. 4 Pemuatan Data Pada tahap ini,

Lebih terperinci

Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 1, Mei 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 1, Mei 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 33-40 33 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Pengembangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Node.JS untuk Pemetaan Mesin dan Tracking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah

BAB I PENDAHULUAN. (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il Textual information AGGREGATION ON GIS AND SPATIAL Indriani Putri, Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Analisis data historis dan pengolahan data multidimensi bukan merupakan hal yang baru untuk mendukung suatu pengambilan keputusan. Namun perubahan objek data yang dicatat, membuat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Studi pustaka. Analisis data. Versi struktur dan fungsi transformasi. Pemuatan data. Implementasi operasi OLAP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Studi pustaka. Analisis data. Versi struktur dan fungsi transformasi. Pemuatan data. Implementasi operasi OLAP Uji Query Uji query adalah tahap untuk menguji temporal data warehouse apakah telah sesuai dengan kebutuhan dan berfungsi dengan baik serta memeriksa apakah operasi dasar data warehouse dan fungsi agregat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan

BAB I PENDAHULUAN. SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang digunakan, dalam pembangunan EIS

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang digunakan, dalam pembangunan EIS BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang digunakan, dalam pembangunan EIS Penanganan Bencana. 2. Mengumpulkan

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan teknologi yang terus berkembang seakan tidak ada titik akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information Technology (IT). Apalagi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR Erick A. Lisangan 1, N. Tri Suswanto Saptadi 2 1 erick_lisangan@yahoo.com 2 ntsaptadi@yahoo.com Abstrak Proses dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Nanang Prihatin 1 1 Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Bagi sebuah perguruan tinggi, penerimaan calon mahasiswa merupakan

Lebih terperinci

Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Olap Dengan Metode Pengembangan Waterfall Dan Evolutionary Untuk Analisis Data Pada Perguruan Tinggi

Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Olap Dengan Metode Pengembangan Waterfall Dan Evolutionary Untuk Analisis Data Pada Perguruan Tinggi Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Olap Dengan Metode Pengembangan Waterfall Dan Evolutionary Untuk Analisis Data Pada Perguruan Tinggi I Nyoman Mahayasa Adiputra, J. Wahyu Nugroho Joshua Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebakaran Hutan Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang memiliki dampak negatif yang cukup dahsyat. Dampak kebakaran hutan diantaranya menimbulkan

Lebih terperinci

Geographics Information System

Geographics Information System Geographics Information System APA ITU GIS? GIS adalah GIS merupakan kependekan dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Informasi Geografis atau SIg. Teknologi ini

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

BAB 4 4 PEMBAHASAN. implementasi program, dan evaluasi. Analisis lanjutan berisi analisis dari waktu ETL,

BAB 4 4 PEMBAHASAN. implementasi program, dan evaluasi. Analisis lanjutan berisi analisis dari waktu ETL, BAB 4 4 PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas analisis lanjutan berdasarkan hasil uji coba pada bab 3, implementasi program, dan evaluasi. Analisis lanjutan berisi analisis dari waktu ETL, besar penggunaan disk

Lebih terperinci

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi banyak masyarakat. Permintaan akan sumber daya listrik terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. bagi banyak masyarakat. Permintaan akan sumber daya listrik terus bertambah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah suatu sumber daya energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, bahkan energi listrik telah menjadi kebutuhan pokok bagi banyak masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, business intelligence, data warehouse, staging area, ETL, OLAP, ROLAP, Pentaho Data Integration, dan PHP.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan aplikasi perancangan SIG lokasi klinik hewan di wilayah Medan akan tampil baik menggunakan Mozilla Firefox, untuk menjalankan aplikasi ini buka Mozilla

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya

Lebih terperinci

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Tugas Data Warehouse OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Renhard Soemargono 1562001 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP (On-Line Analytical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan

Lebih terperinci