BELAJAR NILAI TEMPAT DENGAN RUMAH BILANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BELAJAR NILAI TEMPAT DENGAN RUMAH BILANGAN"

Transkripsi

1 BELAJAR NILAI TEMPAT DENGAN RUMAH BILANGAN Oleh: Talisadika Maifa International Master Program on Mathematics Education 2012

2 BELAJAR NILAI TEMPAT DENGAN RUMAH BILANGAN Talisadika Maifa A. Pendahuluan. Materi nilai tempat merupakan materi dasar yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Pada tingkat kelas 2, salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa adalah menentukan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan, dimana sebelumnya pada kelas 1 siswa telah dapat menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. Penguasaan tentang nilai tempat merupakan pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa untuk dapat mengikuti materi pembelajaran selanjutnya yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Masalah yang sering dijumpai pada siswa kelas 2 sekolah dasar adalah seringkali siswa salah mengucapkan atau menuliskan sebuah bilangan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan akan konsep materi nilai tempat. Ada beberapa faktor mengapa siswa kurang dapat memahami konsep nilai tempat dengan baik, salah satunya adalah cara mengajar guru. Guru cenderung mengajarkan siswa dengan langsung memberi informasi. Contohnya, untuk menentukan nilai tempat angka angka pada bilangan 134, siswa langsung diberitahu bahwa angka 4 menempati nilai satuan, angka 3 menempati nilai puluhan dan angka 1 menempati nilai ratusan. Hal ini mengakibatkan siswa langsung berhadapan dengan angka angka yang masih asing baginya tanpa diberikan pemahaman konsep terlebih dahulu ataupun penggunaan media yang bisa menolong siswa mudah memahami materi nilai tempat. Jika hal ini terjadi maka dapat dipastikan bahwa siswa yang belum memahami benar tentang nilai tempat akan sulit mengikuti pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Berdasarkan masalah diatas maka kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan untuk materi nilai tempat di kelas II Madrasah Ibtidayah Negeri 2 palembang menggunakan

3 pendekatan PMRI ( Pendidikan Realistik matematika Indonesia ) dimana salah satu dari lima karakteristik PMRI adalah the use of context yaitu menggunakan masalah kontekstual ( de Lange dalam Zulkardi, 2005: 14 ). Penggunaan masalah kontekstual sendiri memanfaatkan realita yang dapat ditemukan siswa dalam kehidupan di sekitarnya sehingga memudahkannya dalam memahami materi yang diajarkan serta mengajarkan siswa untuk melihat dan menemukan matematika dalam kehidupan nyata. Konteks dalam desain pembelajaran ini adalah pembelian kacang merah di pasar tradisional. Penggunaan konteks ini disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang dirancang oleh desainer dan guru. Desain pembelajaran ini bertujuan untuk menanamkan konsep nilai tempat dengan hal yang mudah dipahami siswa yaitu penggunaan konteks pembelian kacang merah dan media pembelajaran sebagai sarana yang langsung digunakan siswa. B. Desain Research 1. Preliminary Design. Sebelum merancang desain pembelajaran, desainer melakukan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas. Dari observasi tersebut desainer menemukan beberapa fakta diantaranya, siswa cenderung aktif dan terlihat memiliki kerjasama yang baik dengan guru meskipun sering kali siswa tidak memberi perhatian kepada apa yang dilakukan oleh guru di depan kelas karena situasi kelas yang sedikit gaduh. Namun dengan beberapa cara, guru dapat sesekali mengatasi kegaduhan yang ada. Hal lain yang ditemukan adalah mengenai penguasaan materi sebelumnya oleh siswa. Masih ada siswa yang salah ketika diminta untuk menyebutkan nama bilangan. Contohnya bilangan 125, siswa menyebutkannya seratus dua lima. Tidak hanya itu, ada juga siswa yang masih salah dalam penulisan bilangan yang terdiri dari tiga angka. Contohnya ketika disebutkan bilangan 103 dan siswa diminta untuk menuliskan pada lembar jawaban mereka, ada siswa yang menuliskannya 130. Oleh karena itu, desainer mencoba mendesain pembelajaran yang dapat memberi pemahaman konsep yang tepat kepada siswa tentang nilai tempat serta memotivasi siswa secara keseluruhan untuk belajar matematika.

4 Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan tim dan guru, maka ditetapkan bahwa pembelajaran yang akan diajarkan selanjutnya adalah nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan di kelas II. Desain pembelajaran yang dirancang menggunakan konteks pembelian kacang merah dan juga menggunakan media atau alat bantu yang diberi nama Rumah Bilangan yang dibuat oleh desainer dan tim. Rumah bilangan yang dimaksud adalah kotak yang dibuat dari kardus yang dilapisi kertas berwarna. Terdapat tiga rumah bilangan dengan tiga warna berbeda, biru untuk rumah ratusan, merah muda untuk rumah puluhan dan kuning untuk rumah satuan. Setiap rumah bilangan terdiri dari Sembilan kamar. Ini mengartikan bahwa untuk satuan bilangan terbesarnya adalah 9, puluhan bilangan terbesarnya adalah 90 dan ratusan bilangan terbesarnya adalah 900. Gambar 1. Rumah Bilangan Rumah rumah bilangan ini nantinya akan diisi setiap kamarnya dengan kantong kantong kacang merah sebagai analogi dari satu satuan, satu puluhan dan satu ratusan. Kantong kantong kacang ini diberi nama, kantong satu untuk satu satuan ( berisi satu biji kacang merah ), kantong sepuluh untuk satu puluhan ( berisi sepuluh biji kacang merah ) dan kantong seratus untuk satu ratusan ( berisi seratus biji kacang merah ).

5 2. Kantong Kacang Merah ( Kantong satu, Kantong sepuluh, Kantong Seratus ) Gambar Dengan tiga rumah bilangan yang ada setiap angka pada sebuah bilangan akan dinyatakan nilai tempatnya. Contoh, bilangan 234. Diharapkan siswa akan menempatkan empat kantong berisi satu biji kacang merah masing masing di tiap kamar pada rumah satuan dan terlihat bahwa angka 4 ini nilai tempatnya adalah satuan dan nilainya adalah 4. Kemudian 3 kantong berisi sepuluh biji kacang merah ditempatkan masing masing di tiap kamar rumah puluhan, dimana menyatakan angka 3 nilai tempatnya adalah puluhan dan nilainya adalah 30. Dan terakhir, siswa menempatkan dua kantong berisi seratus biji kacang merah di tiap kamar ratusan. Ini menyatakan bahwa angka 2 menempati nilai ratusan dan nilainya adalah 200. Jadi, nilai dari angka pada bilangan dilihat dari banyaknya biji kacang merah yang terdapat dalam rumah bilangan. Rumah - rumah bilangan dan kantong kantong kacang merah akan dibagikan kepada tiap kelompok yang telah dibentuk terlebih dahulu. Tiap kelompok mendapatkan tiga rumah bilangan ( rumah ratusan, puluhan, dan satuan ), 9 kantong satu, 9 kantong sepuluh dan 5 kantong seratus. Pembagian kelompok ini dilakukan agar siswa dapat bekerjasama dalam menggunakan media rumah bilangan untuk memahami konsep nilai tempat dan juga untuk menyelesaiakan soal soal yang diberikan dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa ( LKS ).

6 2. Teaching Experiment Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas II Madrasah Ibtidayah Negeri 2 Palembang pada tanggal 1 November 2012 selama dua jam pelajaran untuk satu kali pertemuan dengan guru pengajar Ibu R. A. Mustika Hariyanti, S. Pd. Siswa yang terlibat pada pertemuan ini adalah 35 siswa. Berikut langkah langkah dalam pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan : 1. Memberikan masalah kontekstual. Sebagai apersepsi guru menyampaikan cerita tentang pembelian kacang merah di pasar pasar tradisional Palembang. Doraemon, Nobita dan Sisuka akan membuat es kacang merah, maka merekapun membeli kacang mera di tiga pasar yang berbeda di Palembang. Doraemon membelinya di pasar 16, Nobita membelinya di pasar Cinde dan Sisuka membelinya di pasar Pakjo. Doraemon membeli kacang merah dengan harga Rp.300, Nobita membelinya dengan harga Rp.275, dan Sisuka membelinya dengan harga Rp Guru membagikan media pembelajaran yaitu rumah bilangan dan kantong kacang merah serta LKS kepada tiap kelompok. 3. Berdasarkan cerita yang disampaikan guru sebelumnya, siswa mengerjakan LKS dengan bantuan media rumah bilangan disertai tuntunan Guru dan tim desainer. 4. Guru dan siswa membahas soal di LKS bersama sama. 5. Siswa diberi tugas individu 6. Guru mengajak siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. 7. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Berikut hasil observasi pada pembelajaran yang terjadi di kelas IIA Madrasah Ibtidayah Negeri 2 Palembang. Guru menyampaikan apersepsi tentang cerita pembelian kacang merah dengan sangat baik, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dimana siswa antusias dalam menjawab pertanyan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang disampaikan oleh guru. Yang menarik adalah guru memberikan hadiah sebuah bintang kepada siswa yang

7 memberikan jawaban yang benar, hal ini membuat siswa semangat dan mereka merasa dihargai jawabannya. Gambar 3. Keantusiasan siswa saat menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya guru dan tim membagikan rumah bilangan, kantong kacang merah dan LKS kepada tiap kelompok dan Siswa terlihat sangat tertarik dengan media tersebut. Terjadi sedikit kegaduhan saat pembagian LKS karena setiap siswa ingin mengisi LKS secara individu, sehingga mereka saling memperebutkan LKS yang diberikan. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan metode belajar diskusi kelompok. Berikutnya, dengan membacakan soal - soal di LKS guru menuntun siswa untuk mengisi setiap pertanyaan yang ada dalam LKS. Siswa dapat dengan mudah menjawab beberapa soal awal ( soal nomor 1 dan 2 )

8 Gambar 4. Lembar kegiatan Siswa Pada soal nomor 3 yaitu menyatakan bilangan 275 dengan media rumah bilangan, siswa diminta untuk mencoba menjawab dengan cara mereka sendiri dengan bantuan media rumah bilangan. Adapun tahap yang dilakukan siswa : 1. Mencoba dalam kelompok untuk menyatakan bilangan 275 dalam rumah rumah bilangan. Ada kelompok yang langsung benar menjawabnya dan ada kelompok yang butuh tuntunan tim atau guru. Gambar 5. Siswa berusaha menjawab soal nomor 3

9 Gambar 6. Siswa berhasil menemukan jawaban untuk soal nomor 3 2. Setelah dapat menyatakan dalam rumah bilangan siswa mengisi LKS yang ada. Urutan pekerjaan siswa dalam LKS adalah : a. Berapa kantong seratus / sepuluh / satu yang diletakkan pada setiap rumah bilangannya. b. Diperoleh angka berapa pada bilangan yang menempati rumah ratusan / puluhan / satuan c. Diperoleh nilai dari tiap angka tersebut.

10 Gambar 7. Siswa mengerjakan soal soal pada LKS Gambar 8. Contoh Lembar Kegiatan Siswa yang telah diisi

11 3. Setelah mendapatkan jawabannya siswa menuliskan jawaban di papan tulis dan di diskusikan bersama Gambar 9. Siswa menuliskan jawaban hasil diskusi di papan tulis Selanjutnya, siswa mengerjakan secara kelompok soal soal yang terdapat dalam LKS. Terlihat bahwa beberapa siswa dalam setiap kelompok mampu menjawab soal soal tersebut dengan menggunakan media Rumah Bilangan, sedangkan beberapa siswa lainnya hanya mengikuti apa yang sedang berlangsung dalam kegiatan kelompok tanpa berpartisipasi dengan maksimal. Untuk beberapa kali guru dan tim harus membantu siswa di tiap kelompok untuk mengisi soal soal yang ada, hal ini bukan karena mereka tidak tahu jawabannya namun karena mereka tidak memahami kalimat soal yang terdapat di LKS. Ini terlihat saat guru dan tim menuntun lagi dengan kalimat pertanyaan yang sederhana, mereka mampu menjawab soal soal tersebut dengan benar.

12 Gambar 10. Contoh Lembar Kegiatan Siswa yang telah diisi

13 Kegiatan pembelajaran berakhir dengan diberikannya tugas individu di kelas sebagai pekerjaan rumah siswa yang akan dikumpulkan keesokan harinya. Gambar 11. Lembar Tugas Individu 3. Retrospective Analysis Dari hasil refleksi, desainer dan guru beranggapan bahwa : 1. Siswa sudah memahami konsep nilai tempat bilangan sampai dengan 500. Hal ini terlihat dari siswa mampu menggunakan media pembelajaran yaitu rumah bilangan dan kantong kacang merah, sekalipun terdapat satu atau dua orang dalam kelompok belum begitu memahami karena kurang aktif saat diskusi kelompok berlangsung. 2. Keantusiasan siswa sangat tinggi ketika dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PMRI karena siswa tertarik dengan konteks, media ataupun LKS yang

14 diberikan sehingga menyebabkan kegaduhan di kelas yang membuat guru dan tim kewalahan dalam menangani siswa. 3. Banyak bagian yang harus diperbaiki dalam LKS. Dalam hal ini penggunaan kalimat dan banyaknya soal. Kalimat yang digunakan dalam LKS tidak mudah untuk dimengerti siswa sehingga mengakibatkan mereka tidak antusias untuk mengerjakan soal soal yang ada, dan ini juga mengakibatkan guru dan tim harus menuntun lagi siswa untuk memahami soal. Sedangkan tentang banyaknya soal, soal yang diberi jumlahnya tidak disesuaikan dengan waktu pembelajaran, sehingga soal individu yang harusnya dikerjakan di kelas tidak dapat dilaksanakan. Hal ini juga mungkin akibat dari banyaknya waktu terbuang untuk tim dan guru menjelaskan lagi kalimat soal di tiap kelompok. C. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pembelajaran pada materi nilai tempat sampai dengan bilangan 500 menggunakan pendekatan PMRI, dalam hal ini penggunaaan konteks pembelian kacang merah dengan media rumah bilangan dan kantong kacang merah, disimpukan sebagai berikut: 1. Pembelajaran untuk materi nilai tempat sampai dengan bilangan 500 dengan menggunakan desain pembelajaran berdasarkan konteks yang sesuai dengan pengetahuan siswa serta penggunaan media pembelajaran yang mudah digunakan siswa dpat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran matematika dan dengan sendirinya mereka mengerti tentang konsep nilai tempat. 2. Desain pembelajaran memberi kesempatan pada desainer dan guru berperan optimal dalam mengamati cara bekerja dan tingkat pemahaman siswa secara langsung.

15 Berikut adalah iceberg dari aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran nilai tempat ini. Nilai Tempat dari 2, 7 dan 5 pada Bilangan 275 Pemahaman formal tentang nilai tempat Membuat kotak nilai tempat Kegiatan menentukan nilai tempat dengan rumah bilangan dan kantong kacang merah Gambar 12. Iceberg Cerita tentang pembelian Kacang merah untuk membuat es kacang merah

RUMAH BILANGAN DAN KANTONG KACANG MERAH DALAM MENENTUKAN NILAI TEMPAT. Ambarsari Kusuma Wardani

RUMAH BILANGAN DAN KANTONG KACANG MERAH DALAM MENENTUKAN NILAI TEMPAT. Ambarsari Kusuma Wardani RUMAH BILANGAN DAN KANTONG KACANG MERAH DALAM MENENTUKAN NILAI TEMPAT Ambarsari Kusuma Wardani A. PENDAHULUAN Pembelajaran nilai tempat sudah diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar (SD) mulai dari kelas

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500 LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500 Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa

Lebih terperinci

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN. Sri Rejeki

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN. Sri Rejeki Research Design: Pengurangan Bilangan Bulat MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Sri Rejeki A. Pendahuluan Dalam pembelajaran matematika, operasi penjumlahan dan pengurangan merupakan salah satu materi

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500.

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500. LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500 Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa

Lebih terperinci

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh: MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Dalam pembelajaran matematika, operasi penjumlahan dan

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB. Disusun oleh :

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB. Disusun oleh : LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN Pembelajaran faktor persekutuan terbesar

Lebih terperinci

PMRI DI SDN 179 PALEMBANG (4) Oleh: Sylvana Novilia Sumarto

PMRI DI SDN 179 PALEMBANG (4) Oleh: Sylvana Novilia Sumarto PMRI DI SDN 179 PALEMBANG (4) Oleh: Sylvana Novilia Sumarto A. Pendahuluan Pada hari Sabtu, 1 Oktober 2011 saya dan Christi Matitaputty ke SDN 179 Palembang untuk mempraktekkan pembelajaran PMRI di kelas

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS LAMPU LALU LINTAS SEBAGAI KONTEKS DALAM PEMBELAJARAN KELIPATAN PERSEKUTUAN KECIL (KPK) Disusun oleh :

LAPORAN OBSERVASI KELAS LAMPU LALU LINTAS SEBAGAI KONTEKS DALAM PEMBELAJARAN KELIPATAN PERSEKUTUAN KECIL (KPK) Disusun oleh : LAPORAN OBSERVASI KELAS LAMPU LALU LINTAS SEBAGAI KONTEKS DALAM PEMBELAJARAN KELIPATAN PERSEKUTUAN KECIL (KPK) Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MENGHITUNG KELIPATAN SAMBIL MENABUNG. (Laporan Observasi Pertama)

MENGHITUNG KELIPATAN SAMBIL MENABUNG. (Laporan Observasi Pertama) MENGHITUNG KELIPATAN SAMBIL MENABUNG (Laporan Observasi Pertama) A. PENDAHULUAN Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik menekankan kepada konstruksi dari konteks

Lebih terperinci

AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S. A. Pendahuluan

AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S. A. Pendahuluan AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S A. Pendahuluan Pada hari Selasa, 20 September 2011 saya dan Christi Matitaputty mengunjungi SDN 21 Palembang untuk mempraktekkan pembelajaran PMRI bersama dengan

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN. Disusun oleh :

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN. Disusun oleh : LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN Pembelajaran faktor bilangan di

Lebih terperinci

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh: PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Uang adalah salah satu benda yang tidak dapat dipisahkan dalam

Lebih terperinci

BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU

BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU Navel O. Mangelep Email : navelmangelep@gmail.com A. PENDAHULUAN Matematika sebagai cabang ilmu yang terstruktur dan terorganisir secara

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 5 SD XAVERIUS 1 PALEMBANG Sabtu, 8 Oktober 2011

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 5 SD XAVERIUS 1 PALEMBANG Sabtu, 8 Oktober 2011 LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 5 SD XAVERIUS 1 PALEMBANG Sabtu, 8 Oktober 2011 Universitas Sriwijaya IMPoME 2011 Navel Oktaviandy Mangelep 1, Hermina Disnawati 2 1. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika saat

Lebih terperinci

DESAIN KE-4 PEMBELAJARAN PMRI: Belajar Mengurangkan Tiga Bilangan Berturut-turut melalui Aktivitas Bermain Tepuk Bergambar/Ambulan

DESAIN KE-4 PEMBELAJARAN PMRI: Belajar Mengurangkan Tiga Bilangan Berturut-turut melalui Aktivitas Bermain Tepuk Bergambar/Ambulan 6 th Observation Report: SD Pusri Palembang, Sumatera Selatan DESAIN KE-4 PEMBELAJARAN PMRI: Belajar Mengurangkan Tiga Bilangan Berturut-turut melalui Aktivitas Bermain Tepuk Bergambar/Ambulan Evangelista

Lebih terperinci

Pembelajaran Jarak, Waktu, dan Kecepatan Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI

Pembelajaran Jarak, Waktu, dan Kecepatan Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI Pembelajaran Jarak, Waktu, dan Kecepatan Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI Navel Oktaviandy Mangelep 1, Hermina Disnawati 2 Email : navelmangelep@gmail.com 1. Introduction Materi jarak, waktu, dan kecepatan

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang

Lebih terperinci

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR Oleh Shahibul Ahyan A. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari. Matematika

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri adalah salah

Lebih terperinci

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang Novita Sari A. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran

Lebih terperinci

KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL

KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL SD Negeri 21 Palembang (Sabtu, 2 Oktober 2010) I. Pendahuluan Observasi dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2010 di kelas IVA SD Negeri 21 Palembang. Pokok bahasan yang diajarkan

Lebih terperinci

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Bangun datar merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI 2. Proses Pembelajaran Matematika di kelas 5C di Sekolah Dasar Xaverius 1 Palembang dan SD IGM Palembang

LAPORAN OBSERVASI 2. Proses Pembelajaran Matematika di kelas 5C di Sekolah Dasar Xaverius 1 Palembang dan SD IGM Palembang LAPORAN OBSERVASI 2 Proses Pembelajaran Matematika di kelas 5C di Sekolah Dasar Xaverius 1 Palembang dan SD IGM Palembang Pendahuluan Hermina Disnawati International Master Program on Mathematics Education

Lebih terperinci

BELAJAR SUDUT LEWAT GERAKAN TANGAN. (Laporan Observasi Ke-2)

BELAJAR SUDUT LEWAT GERAKAN TANGAN. (Laporan Observasi Ke-2) BELAJAR SUDUT LEWAT GERAKAN TANGAN (Laporan Observasi Ke-2) A. Pendahuluan Secara umum dan sesuai dengan fungsi katanya yaitu sebagai kata benda, maka banyak orang memahami kata sudut itu sebagai pojok

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG Oleh : Dewi Hamidah Abstrak : Observasi ini bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

5 th Observation Report of Classroom Observation

5 th Observation Report of Classroom Observation Desain Pembelajaran PMRI 5: Butuh berapa kotak kue lagi agar kardus itu penuh? (Deskripsi Pembelajaran Volume Balok dan Kubus di Kelas 5C SD N 1 Palembang) oleh: Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni 2)

Lebih terperinci

Gambar 1. Siswa Sedang Mendengarkan Konteks Pembelajaran yang Diberikan

Gambar 1. Siswa Sedang Mendengarkan Konteks Pembelajaran yang Diberikan Berbelanja di Toko Aksesoris Upin dan Ipin Belajar Melakukan Operasi Penjumlahan pada Bilangan Ratusan dengan Teknik Tanpa Menyimpan dan Teknik Menyimpan di Kelas II/c SD Negeri 119 Palembang Oleh : Dwi

Lebih terperinci

Naik Kereta Api dari Bandung ke Surabaya

Naik Kereta Api dari Bandung ke Surabaya Naik Kereta Api dari Bandung ke Surabaya Belajar Penjumlahan dengan Teknik Tanpa Menyimpan dan Teknik Menyimpan Pada Dua Buah Bilangan Puluhan dan Tiga Buah Bilangan Puluhan di Kelas II/c SD Negeri 119

Lebih terperinci

KONTEKS MEMBAGI ROTI DALAM MEMPELAJARI LUAS SEGITIGA. Navel O. Mangelep.

KONTEKS MEMBAGI ROTI DALAM MEMPELAJARI LUAS SEGITIGA. Navel O. Mangelep. KONTEKS MEMBAGI ROTI DALAM MEMPELAJARI LUAS SEGITIGA Email : Navelmangelep@gmail.com A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika saat ini sudah cukup lama terbenam dalam pembelajaran matematika yang bagi banyak

Lebih terperinci

MANAKAH YANG LEBIH BERAT? (Laporaan Observasi Ke-5)

MANAKAH YANG LEBIH BERAT? (Laporaan Observasi Ke-5) MANAKAH YANG LEBIH BERAT? (Laporaan Observasi Ke-5) A. PENDAHULUAN Pembelajaran pengukuran berat merupakan kelanjutan dari pokok bahasan selanjutnya yaitu pengukuran waktu dan panjang. Materi ini ajarkan

Lebih terperinci

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog Novita Sari e-mail : novita_sari14@ymail.com A. PENDAHULUAN Belajar matematika merupakan hal yang menyulitkan bagi sebagian siswa. Pernyataan ini tidak

Lebih terperinci

Tujuan dari proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI dan menggunakan media jam kertas yaitu:

Tujuan dari proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI dan menggunakan media jam kertas yaitu: SUDUT LURUS DAN SIKU-SIKU LAPORAN OBSERVASI KELAS IVA SD NEGERI 21 PALEMBANG Oleh : Christi Matitaputty 1. Pendahuluan Proses observasi ini berlangsung pada tanggal 6 Oktober 2011 pada Sekolah dasar Negeri

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KEENAM DAN KETUJUH SD NEGERI 117 PALEMBANG

LAPORAN OBSERVASI KEENAM DAN KETUJUH SD NEGERI 117 PALEMBANG LAPORAN OBSERVASI KEENAM DAN KETUJUH SD NEGERI 117 PALEMBANG Oleh Dewi Hamidah * (dewi.hamidah@gmail.com) I. PENDAHULUAN Permasalahan yang berkaitan mengenai panjang suatu benda atau jarak dua benda bukanlah

Lebih terperinci

Penerapan Metode Permainan Kotak Pesan Bermedia Kartu Perkalian Berwarna dalam Pembelajaran Matematika

Penerapan Metode Permainan Kotak Pesan Bermedia Kartu Perkalian Berwarna dalam Pembelajaran Matematika Penerapan Metode Permainan Kotak Pesan Bermedia Kartu Perkalian Berwarna dalam Pembelajaran Matematika BEST PRACTICE Oleh Yuliati, S.Pd KELOMPOK KERJA GURU Gugus I Ganeas 1 Best Practice Judul: Penerapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

Desain Pembelajaran PMRI 4: "Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar. Pinggang Pemesan Baju itu?"

Desain Pembelajaran PMRI 4: Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar. Pinggang Pemesan Baju itu? Desain Pembelajaran PMRI 4: "Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar A. Pendahuluan Pinggang Pemesan Baju itu?" Ahmad wachidul kohar 1 Fanni Fatoni 2 Wisnu Siwi Satiti 3 IMPoME, Sriwijaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MIN 1 Palembang Mata Pelajaran : Matematika Kelas : II (dua) Semester : I (satu) Tahun Ajaran : 2010/2011 Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 7 PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI SD XAVERIUS 1 PALEMBANG

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 7 PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI SD XAVERIUS 1 PALEMBANG LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 7 PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI SD XAVERIUS 1 PALEMBANG Universitas Sriwijaya IMPoME 2011 Hermina Disnawati Navel Oktaviandy Mangelep, 1. PENDAHULUAN Volume/isi suatu

Lebih terperinci

Menghitung Kelipatan Sambil Menabung. (Observasi Pada Kelas IV A SD Negeri 21 Palembang)

Menghitung Kelipatan Sambil Menabung. (Observasi Pada Kelas IV A SD Negeri 21 Palembang) Menghitung Kelipatan Sambil Menabung (Observasi Pada Kelas IV A SD Negeri 21 Palembang) a. Pendahuluan Sebagaimana telah kita ketahui, proses pembelajaran dengan menggunkanan pendekatan pendidikan matematika

Lebih terperinci

Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010

Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010 Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010 a. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan menggunakan acuan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI 4 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI di SD IGM Palembang

LAPORAN OBSERVASI 4 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI di SD IGM Palembang LAPORAN OBSERVASI 4 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI di SD IGM Palembang Oleh: Hermina Disnawati NIM. 20112812015 A.PENDAHULUAN Pada dasarnya operasi pembagian bukan merupakan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PEMBAGIAN PECAHAN TANPA ALGORITMA

MENYELESAIKAN PEMBAGIAN PECAHAN TANPA ALGORITMA MENYELESAIKAN PEMBAGIAN PECAHAN TANPA ALGORITMA SEPTY SARI YUKANS 1, ZULKARDI 2, YUSUF HARTONO 3 1 Universitas Sriwijaya, septyukans@yahoo.com 2 Universitas Sriwijaya, zulkardi@yahoo.com 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahapan Persiapan Kegiatan persiapan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 25

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) Allen Marga Retta, M.Pd Universitas PGRI Palembang Email: allen_marga_retta@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dilakukan setelah observasi ke SD Islam Al-Amanah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dilakukan setelah observasi ke SD Islam Al-Amanah, 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka yang dikemukakan pada bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 6 SD IGM PLUS PALEMBANG Selasa, 25 Oktober 2011

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 6 SD IGM PLUS PALEMBANG Selasa, 25 Oktober 2011 LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 6 SD IGM PLUS PALEMBANG Selasa, 25 Oktober 2011 Universitas Sriwijaya IMPoME 2011 Navel Oktaviandy Mangelep 1, Hermina Disnawati 2 1. PENDAHULUAN Pokok bahasan KPK (Kelipatan

Lebih terperinci

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengurutkan bilangan bulat. Indikator : 5.1.1

Lebih terperinci

Oleh: Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni 2) Wisnu Siwi Satiti 3) I. Pendahuluan

Oleh: Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni 2) Wisnu Siwi Satiti 3) I. Pendahuluan LAPORAN OBSERVASI 3: Desain Pembelajaran Luas Layang-layang di Kelas 5 C SD Negeri 1 Palembang: Ayo Membuat Layang-layang dan Tentukan Luas Kertas yang Dibutuhkan Oleh: Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni

Lebih terperinci

Pendahuluan. Rumusan Masalah Observasi

Pendahuluan. Rumusan Masalah Observasi Pendahuluan Salah satu prinsip dari ketiga prinsip PMRI adalah pengembangan model mandiri (self develop model) yang berfungsi menjembatani jurang antara pengetahuan matematika tidak formal dengan matematika

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw dan konvensional,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas

Lebih terperinci

bilangan Menuliskan bilangan pada posisi Penjumlahan tanpa menyimpan Penjumlahan teknik menyimpan Pengurangan tanpa menyimpan

bilangan Menuliskan bilangan pada posisi Penjumlahan tanpa menyimpan Penjumlahan teknik menyimpan Pengurangan tanpa menyimpan SILABUS Nama Sekolah :.. Mata Pelajaran : Kelas/Semester : II/1 Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai Alokasi Waktu : 40 jam pelajaran Kompetensi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri merupakan

Lebih terperinci

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII Yulius Keremata Lede 1, Yuliana Ina Kii 2 1,2 FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai 96 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai penerapan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran pecahan dalam hal ini dibatasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA Pendidikan Matematika Realistik... PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA Siti Maslihah Abstrak Matematika sering dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sulit bagi siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan dalam pembelajaran matematika itu penting. Karena merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata pelajaran Kelas/ semester Waktu : SMP... : Matematika : VII/ 1(satu) : 2 x 0 Menit A. Standar Kompetensi: 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain 21 BAB III METODE PENILITIAN A Penelitian Desain (Design Research) Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain permasalahan yang nantinya akan dicobakan kepada para siswa untuk mengetahui

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/2 Tema : Peristiwa Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang sangat penting. Bukan tanpa alasan matematika diberikan di semua jenjang pendidikan. Dalam standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaranyaitu tanggal 16, 17 dan 18 Oktober 2012 dan satu kali pertemuan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELIMA SD NEGERI 117 PALEMBANG

LAPORAN OBSERVASI KELIMA SD NEGERI 117 PALEMBANG LAPORAN OBSERVASI KELIMA SD NEGERI 117 PALEMBANG Oleh Dewi Hamidah * (dewi.hamidah@gmail.com) A. Pendahuluan Jam salah satu alat yang selalu digunakan dalam keseharian manusia karena kehidupan kita tak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang) PEMBELAJARAN PMRI Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang) Pendahuluan Kebanyakan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas masih bersifat konvensional,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGGUNAAN ALAT PERAGA MONTESSORI PAPAN PEMBAGIAN DALAM MEMBANTU KESULITAN SISWA PADA PEMAHAMAN KONSEP PEMBAGIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis guru cenderung menganggap dirinya sebagai sumber utama pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. menulis guru cenderung menganggap dirinya sebagai sumber utama pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini di SD Negeri 3 Sajen Trucuk Klaten dalam pembelajaran menulis guru cenderung menganggap dirinya sebagai sumber utama pengetahuan, pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Bilangan 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.

PROGRAM TAHUNAN. Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Bilangan 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. Lampiran : 1 PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : MATEMATIKA Satuan pendidikan : SEKOLAH DASAR Kelas : III Tahun Pelajaran : 2011/2012 Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Bilangan 1. Melakukan operasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Perencanaan Pembelajaran. dipersiapkan diantaranya:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Perencanaan Pembelajaran. dipersiapkan diantaranya: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan atau

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan

Lebih terperinci

PELUANG SUATU KEJADIAN RPP MICRO TEACHING

PELUANG SUATU KEJADIAN RPP MICRO TEACHING PELUANG SUATU KEJADIAN RPP MICRO TEACHING Dosen Pengampu: Ervina Maret S, S. Si., M. Pd. Disusun oleh: Ridha Rokhani (10411.062) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa mata pelajaran PKn di sekolah seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, sehingga banyak siswa yang menganggap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita. tidak lagi mempertahankan paradigma lama, yaitu teacher

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita. tidak lagi mempertahankan paradigma lama, yaitu teacher BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak lagi mempertahankan paradigma lama, yaitu teacher center (guru memberikan pengetahuan kepada

Lebih terperinci

LAPORAN PRA OBSERVASI

LAPORAN PRA OBSERVASI LAPORAN PRA OBSERVASI Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) Sri Rejeki (srirejeki345@rocketmail.com) A. Pendahuluan Proses belajar mengajar adalah serangkaian kegiatan antara guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran grup investigasi,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran grup investigasi, 138 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran grup investigasi, diperoleh beberapa

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN

PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN Lampiran 1 84 Lampiran 2 85 86 Lampiran 3 PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Krebet yang beralamat di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci