Bab 4 Tulisan Di Wilayah India dan Asia Tenggara (Daratan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 4 Tulisan Di Wilayah India dan Asia Tenggara (Daratan)"

Transkripsi

1 Bab 4 Tulisan Di Wilayah India dan Asia Tenggara (Daratan) 4.1 India Telah disebut dalam Bab 2 bahwa tulisan bahasa Aramaik, salah satu tulisan dari rumpun tulisan Semitik Utara, menjadi bahasa administrasi untuk kekaisaran Assyria/Persia, dan berjaya sejak abad ke-9 SM abad ke-6 SM di wilayah luas. Kemungkinan besar, sistem tulisan yang muncul di subbenua India dari sekitar abad ke-5 SM merupakan perkembangan tulisan Aramaik dengan variasi setempat. Sebenarnya ada dua sistem tulisan yang muncul di India pada zaman itu, tetapi hanya tulisan Brahmi yang berpengaruh kuat. Pada mulanya, Brahmi ditulis dari kanan ke kiri, seperti tulisan Aramaik, tetapi pada suatu saat (tidak diketahui kapan) tulisan Brahmi ganti arah dan ditulis dari kiri ke kanan. Tulisan Brahmi menggunakan suatu alfabet konsonan, seperti tulisan Aramaik. Tetapi ada perbedaan dari bahasa Aramaik yang cukup prinsipil: semua bunyi vokal dalam bahasa Brahmi ditandai dalam tulisannya. Setiap konsonan dianggap mempunyai vokal dasar (inherent atau otomatis), yaitu vokal /a/, dan kalau tidak ada tanda lain, vokal /a/ yang dibacakan. Vokal lain (/e/, /i/, /o/, dan seterusnya) ditandai dengan tambahan

2 36 Sistem Tulisan dan Kaligrafi khusus pada grafem konsonan. Dalam gambar 4-1 kita lihat bagaimana konsonan dengan vokal dasar /a/ yaitu /ka/ dan /la/, pada ujung kiri kedua baris diubah untuk menandai vokal-vokal lain. Ada juga cara untuk menandai bahwa vokal dasar harus dimatikan, sehingga dua konsonan bisa ditumpukkan (misalnya dalam kata miskin kalau vokal dasar untuk konsonan /s/ tidak dimatikan, kata itu diucapkan *misakin). 1 Sistem semacam ini kadang disebut sistem abugida. Secara fundamental sistem abugida berbeda dari tulisan Semitik Utara (termasuk tulisan bahasa Arab), karena abugida menandai semua vokal, baik panjang maupun pendek, sedangkan tulisan Semitik Utara hanya menandai vokal panjang. Sistem abugida mendasari semua tulisan di India dan Asia Tenggara, termasuk tulisan-tulisan Indonesia. Gbr. 4-1: Brahmi k dan l plus vokal. Sekitar abad ke-1, tulisan Brahmi mulai bercabang. Cabang utara melahirkan (antara lain) tulisan yang kemudian disebut Dewanagari. Dewanagari ini menjadi tulisan untuk bahasa Sansekerta dan untuk bahasa Hindi sekarang. Cabang utara ini juga melahirkan tulisan-tulisan di Asia Tenggara. Cabang selatan melahirkan tulisan yang masih dipakai di India bagian selatan dan Sri Lanka, untuk bahasa Tamil, Telugu, dan Sinhala. 1 Tanda * dipakai dalam tulisan linguistik untuk menandai suatu bentuk kata atau Tanda * dipakai dalam tulisan linguistik untuk menandai suatu bentuk kata atau frase yang tidak terdapat dalam bahasa yang sedang dibicarakan.

3 Tulisan Di Wilayah India dan Asia Tenggara (Daratan) 37 Vokal Primer Tengah bawah tak dibunyikan Depan atas tak dibunyikan bunyi hidup yang diucapkan dengan bibir ke belakang atas varian silabik Pendek Panjang Diftong Inisial Diakritik Inisial Diakritik Inisial Diakritik Vokal Sekunder depan tak dibunyikan diucapkan ke belakang Simbol-simbol lain dengan bunyi senganu senganu tak disuarakan kecuali nafas setelah pengucapan tanpa suara Konsonan Oklusif (Occlusives) Tekanan tanpa suara Tekanan disuarakan tak diaspirasikan diaspirasikan tak diaspirasikan diaspirasikan Kenyaringan dan desahan (Sonorants dan Fricatives) Sonorant Sibilant Huruf-huruf lain Sepilihan konsonan yang diperbantukan Gbr. 4-2: Tulisan Dewanagari, yang sekarang digunakan untuk bahasa Hindi, Marathi, Sanskerta, Sindhi, dan beberapa bahasa lainnya.

4 38 Sistem Tulisan dan Kaligrafi Gbr. 4-3: Contoh tulisan Hindi (tulisan Dewanagari). Gbr. 4-4: Contoh tulisan Bengali. Gbr. 4-5: Contoh tulisan Tamil.

5 Tulisan Di Wilayah India dan Asia Tenggara (Daratan) Asia Tenggara (Daratan) Penyebaran sistem tulisan Brahmi (cabang utara) di Asia Tenggara berkat agama Buddha. Teks-teks Buddha, yang semula disampaikan dalam sebuah bahasa bernama Pali (dari daerah India utara yang sekarang disebut Bihar), dibawa ke mana-mana di Asia Tenggara. Di setiap tempat, sistem tulisan Brahmi berkembang sesuai dengan bahasa lokal, sehingga menjadi tulisan baru. Misalnya, karena bahasa Siam (Muangthai) menggunakan ton (seperti bahasa Tionghoa lihat catatan kaki 3 pada bab 3), tulisannya menambahkan tanda-tanda untuk ton, yang tidak diperlukan untuk bahasabahasa non-tonal seperti bahasa Birma atau bahasa Jawa. Gbr. 4-6: Sampul CD Birma.

6 40 Sistem Tulisan dan Kaligrafi Gbr. 4-7: Contoh tulisan Birma. Gbr. 4-8: Contoh tulisan Muangthai.

Bab 2 Sejarah Singkat Tulisan Di Mesopotamia, Timur Tengah, dan Eropa

Bab 2 Sejarah Singkat Tulisan Di Mesopotamia, Timur Tengah, dan Eropa Bab 2 Sejarah Singkat Tulisan Di Mesopotamia, Timur Tengah, dan Eropa 2.1 Tulisan Bahasa Sumeria dan Akadia ( Aksara Paku ) Sejarah tulisan mulai di Mesopotamia, Irak bagian selatan, antara sungai Tigris

Lebih terperinci

Bagian I Sistem Tulisan

Bagian I Sistem Tulisan Bagian I Sistem Tulisan Sistem Tulisan dan Kaligrafi Bab 1 Tulisan dan Bahasa 1.1 Pengantar Topik kita dalam buku ini adalah kaligrafi, yang secara harafiah berarti tulisan yang indah atau tepatnya, tulisan

Lebih terperinci

ANIS SILVIA

ANIS SILVIA ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, tujuan, batasan masalah dan manfaat. 1.1 Latar Belakang Aksara Bali digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian BAB 3 SIMPULAN Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian dari kitab suci umat nasrani, yaitu Alkitab. Kitab Mazmur merupakan kitab terpanjang dan kitab yang paling banyak dikutip

Lebih terperinci

Pengertian Universal dalam Bahasa

Pengertian Universal dalam Bahasa Pengertian Universal dalam Bahasa Istilah bahasa didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh Edward Sapir tahun 1921.

Lebih terperinci

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi

Lebih terperinci

Bab 3 TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA

Bab 3 TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA 25 Bab 3 TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA 3.1 Cina 1) Sistem tulisan untuk bahasa Cina timbul di bagian tengah-utara Tiongkok sekitar pertengahan abad 16 (k.l.

Lebih terperinci

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI BAB 4 Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi

Lebih terperinci

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal 1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Nama : Nugraheni Widyapangesti NIM : 1402408207 TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Runtutan bunyi dalam bahasa ini dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( ) LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bahasa tua) sampai ke bahasa yang sekarang kita gunakan. Menurut Keraf

BAB I PENDAHULUAN. (bahasa tua) sampai ke bahasa yang sekarang kita gunakan. Menurut Keraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa mengalami perubahan dan perkembangan dari bahasa Proto (bahasa tua) sampai ke bahasa yang sekarang kita gunakan. Menurut Keraf (1996:29), bahasa Proto

Lebih terperinci

Aplikasi Belajar Menulis Aksara Jawa Menggunakan Android

Aplikasi Belajar Menulis Aksara Jawa Menggunakan Android JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-94 Aplikasi Belajar Menulis Menggunakan Android As ad Arismadhani, Umi Laili Yuhana, dan Imam Kuswardayan Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Labioshizchis atau lebih dikenal dengan bibir sumbing ini merupakan kelainan bawaan yang timbul saat pembentukan janin yang menyebabkan adanya celah di antara kedua

Lebih terperinci

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk hidup secara bersama-sama yang senatiansa mengadakan suatu hubungan komunikasi antarsesama di lingkungan sosial bermasyarakat. Proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri ABSTRAK Gangguan pendengaran merupakan ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Deteksi dini berupa pemeriksaan audiometri banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Artikulasi

Konsep Dasar Artikulasi Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia baik berupa huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya mengalami stroke (Afasia

Lebih terperinci

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.pada bidang linguistic yang mempelajari, menganalisis,dan membicarakan

Lebih terperinci

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : 1402408303 BAB 4 FONOLOGI Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari tentang runtutan bunyibunyi bahasa. Fonologi dibedakan menjadi dua berdasarkan objek studinya,

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 3: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 3: 1 Bab 3: 1 BAB 3 TAMADUN MELAYU: TERAS TAMADUN MALAYSIA Bab 3: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menghuraikan teori kedatangan Islam dan faktor Islamisasi di Alam Melayu. Menjelaskan

Lebih terperinci

SINOPSIS. Morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon. Objek

SINOPSIS. Morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon. Objek SINOPSIS Morfologi Morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon. Objek yang dipelajari dalam morfologi ini adalah go, tanggo dan morfem atau istilah dalam bahasa Jepang disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut

Lebih terperinci

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan

Lebih terperinci

TRANSLITERASI, TUJUAN, MANFAAT KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA

TRANSLITERASI, TUJUAN, MANFAAT KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA TRANSLITERASI, TUJUAN, MANFAAT KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Qawaidul imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fakhruni Nur Karimah (111.11.170) Nanda

Lebih terperinci

Mengamati Kehidupan Hewan

Mengamati Kehidupan Hewan 8 Mengamati Kehidupan Hewan Ketekunan adalah ciri seorang pembelajar. Berhubungan dengan hal ini, kamu akan mengamati benda melalui kegiatan menulis dan membaca. Belajar Apa di Pelajaran 8? Mengenal isi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM NUMERASI

BAB III SISTEM NUMERASI BAB III SISTEM NUMERASI PENDAHULUAN Sejak zaman dahulu kala, manusia berkepentingan dengan bilangan untuk menghitung banyaknya ternak yang dimiliki, mengukur luas sawahnya, untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB X SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, simpulan hasil penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.

BAB X SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, simpulan hasil penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut. BAB X SIMPULAN DAN SARAN 10.1 Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan hipotesis yang diajukan serta fakta-fakta kebahasaan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, simpulan

Lebih terperinci

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1 ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan terhadap beberapa pustaka yang dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini.

Lebih terperinci

DISKRIPTOR B3D1 PENGETAHUAN DAN KEFAHAMAN MUZIK (Memberi Respon Kepada Elemen Muzik)

DISKRIPTOR B3D1 PENGETAHUAN DAN KEFAHAMAN MUZIK (Memberi Respon Kepada Elemen Muzik) DISKRIPTOR B3D1 PENGETAHUAN DAN KEFAHAMAN MUZIK (Memberi Respon Kepada Elemen Muzik) B3D1E1 MENGENAL PASTI MUD SEDIH, RIANG DAN TAKUT. Lakukan pergerakan untuk menunjukkan mud sedih, riang dan takut berpandukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. SIMPULAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simpulan dan rekomendasi terhadap penelitian yang berjudul Dampak Sinhala Only Act Solomon Bandaranaike Terhadap Etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002 : 5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002 : 5) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002 : 5) berarti sistem lambang bunyi yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama,

Lebih terperinci

Perakuan. Abstract Penghargaan Isi kandungan Senarai Jadual Senarai Lampiran Senarai Fonem Tamil Dengan Bentuk Grafem 1.

Perakuan. Abstract Penghargaan Isi kandungan Senarai Jadual Senarai Lampiran Senarai Fonem Tamil Dengan Bentuk Grafem 1. ISI KANDUNGAN Perakuan Abstrak Abstract Penghargaan Isi kandungan Senarai Jadual Senarai Lampiran Senarai Fonem Tamil Dengan Bentuk Grafem HALAMAN ii iii iv v vi x xi xiii KANDUNGAN HALAMAN BAB 1 PENGENALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa merupakan pengalaman universal yang dimiliki oleh manusia. Bahasa adalah sistem bunyi ujar. Bunyi bahasa yang tidak sesuai diucapkan oleh seorang pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Membaca adalah salah satu prasyarat agar anak dapat mempelajari atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Membaca adalah salah satu prasyarat agar anak dapat mempelajari atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca adalah salah satu prasyarat agar anak dapat mempelajari atau memahami sesuatu. Membaca juga merupakan pintu gerbang pengetahuan. Dengan kemampuan membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam hal inilah bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sebagai alat untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan peace building atau pembangunan damai pasca konflik menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang kita pakai sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang kita pakai sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang kita pakai sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa Melayu Pasar, yaitu bahasa yang digunakan ketika melakukan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/ Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi :. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi 1. Puisi baru yang berisi tentang cerita adalah. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal 11.1 Himne Balada Epigram Elegi Kunci Jawaban : B Himne yaitu puisi yang digunakan sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari maksud yang ingin disampaikan, semua manusia memerlukan sebuah bahasa. Bahasa mengandung

Lebih terperinci

Bab 8 Kaligrafi Latin

Bab 8 Kaligrafi Latin Bab 8 Kaligrafi Latin 8.1 Gaya Kaligrafi Kaligrafi Latin mengalami perubahan dalam beberapa masa. Gambar berikut (Gbr. 8-1) berasal dari Italia, mulai digunakan sekitar abad ke-5. Jika diperhatikan, beberapa

Lebih terperinci

A. Peluang Suatu Kejadian

A. Peluang Suatu Kejadian Jurnal Daftar Hadir MateriA SoalLatihan Materi Umum P E L U A N G 1 Kelas X, Semester 2 A. Peluang Suatu Kejadian A. Peluang Suatu Kejadian 1. Ruang Sampel dan Kejadian Ruang sampel adalah himpunan dari

Lebih terperinci

KESULITAN PENGUCAPAN KONSONAN DAN DIFTONG PADA SISWA KELAS V C1 SLB PUTRA MANUNGGAL GOMBONG TAHUN AJARAN 2015/2016

KESULITAN PENGUCAPAN KONSONAN DAN DIFTONG PADA SISWA KELAS V C1 SLB PUTRA MANUNGGAL GOMBONG TAHUN AJARAN 2015/2016 KESULITAN PENGUCAPAN KONSONAN DAN DIFTONG PADA SISWA KELAS V C1 SLB PUTRA MANUNGGAL GOMBONG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh : Nanik Widayati Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya selaku warga negara, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak

Bab 1 PENDAHULUAN. Sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu. Di dalam masyarakat Tionghoa, makan bersama dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1 Bab 1: 1 BAB 1 PENGENALAN ILMU KETAMADUNAN Bab 1: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan konsep dan ciri-ciri sebuah tamadun. Menerangkan hubungan tamadun dengan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-17 John Selden, seorang ahli hukum berkebangsaan Inggris, menyatakan: "Syllables govern the world" Selden (1819). Pada zaman itu, pernyataan tersebut

Lebih terperinci

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1 SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track

Lebih terperinci

Tugas bahasa indonesia

Tugas bahasa indonesia Tugas bahasa indonesia Nama:sidiq pratista hadi Nim:1402408252 BAB III OBJEK LINGUSTIK BAHASA 3.1 PENGERTIAN BAHASA Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning adalah belajar, disability artinya ketidak mampuan sehingga terjemahannya menjadi ketidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa dunia tidak mungkin dapat lepas

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa dunia tidak mungkin dapat lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa dunia tidak mungkin dapat lepas dari pergaulan antara bahasa itu sendiri dengan bahasa dunia lainnya. Bahasa Indonesia, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi atau lingua france bukan saja

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 153 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap perubahan fonem pelafalan lirik lagu berbahasa Indonesia dengan menggunakan karakter suara scream dan growl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa memiliki kedudukan penting dalam sejarah kehidupan manusia. Disamping sebagai simbol komunikasi, juga sebagai bahasa pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Wilayahnya meliputi dataran tinggi Karo, Deli Serdang bagian hulu, Langkat bagian hulu,

Lebih terperinci

lebih mudah bagi perkembangan bahasa daripada setiap alternatif yang tersedia.

lebih mudah bagi perkembangan bahasa daripada setiap alternatif yang tersedia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa yang digunakan manusia di dunia tidak hanya satu macam, hal ini disebabkan oleh masing-masing bangsa minimal memiliki satu bahasa. Pada umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnik salah satunya adalah kelompok etnik Tionghoa. Kelompok etnik Tionghoa di Indonesia adalah salah satu kelompok etnik yang

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

KAJIAN FONETIS KOSAKATA DASAR BAHASA MELAYU BALI. Umiliyah SMA Situbondo. Abstrak

KAJIAN FONETIS KOSAKATA DASAR BAHASA MELAYU BALI. Umiliyah SMA Situbondo. Abstrak KAJIAN FONETIS KOSAKATA DASAR BAHASA MELAYU BALI Umiliyah SMA Situbondo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penulisan kosakata dasar bahasa Melayu Bali secara fonetis dan bentuk

Lebih terperinci

PENENTUAN TEMPOH PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU KLASIK: SATU KAJIAN TINJAUAN

PENENTUAN TEMPOH PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU KLASIK: SATU KAJIAN TINJAUAN PENENTUAN TEMPOH PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU KLASIK: SATU KAJIAN TINJAUAN Zurina binti Abdullah Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor ABSTRAK Penulisan ini merupakan perbincangan bersifat tinjauan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Afasia broca adalah gangguan pengutaraan atau gangguan produksi berbahasa yang ada hubungannya dengan komunikasi. Gangguan berbahasa ini terjadi, umumnya pada orang

Lebih terperinci

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab Prisyafandiafif Charifa (13509081) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

1. Dalam sistem pentadbiran Melaka, Sultan dibantu oleh empat orang pembesar iaitu,(m/s 58) a) b) c) d)

1. Dalam sistem pentadbiran Melaka, Sultan dibantu oleh empat orang pembesar iaitu,(m/s 58) a) b) c) d) SOALAN LATIHAN SEJARAH TINGKATAN 1 Bab 5 KEGEMILANGAN MELAKA 1. Dalam sistem pentadbiran Melaka, Sultan dibantu oleh empat orang pembesar iaitu,(m/s 58) a) b) c) d) 2. Nyatakan tugas-tugas Bendahara, (m/s

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, Menimbang : a. bahwa Budaya masyarakat Adat Rejang merupakan kekayaan material

Lebih terperinci

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1 BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1 2 1. 2. PKN 1. Standar hidup rukun dirumah 2. Menerapkan hidup rukun dengan teman sekelas

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIKULASI : 720925135253001 NO. KAD PENGNEALAN : 720925135253 NO. TELEFON : 012-8832169 E-MEL : aubrey_austin@oum.edu.my

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan komunikasi dalam melangsungkan kehidupannya. Dalam peradaban kontemporer, berkomunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi mahluk hidup.

Lebih terperinci

Aksara & Ejaan sistem tanda Bahasa Lisan bunyi Bahasa Tulis BAHASA LISAN Perbedaan Bahasa Lisan & Bahasa Tulis

Aksara & Ejaan sistem tanda Bahasa Lisan bunyi Bahasa Tulis BAHASA LISAN Perbedaan Bahasa Lisan & Bahasa Tulis Aksara & Ejaan PENGANTAR Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang digunakan oleh pemakainya untuk berkomunikasi dan untuk keperluan lain. BAHASA LISAN Bahasa Lisan Bunyi Bahasa Tulis Tulisan Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA

APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA Lilis Setyowati 1 Bertalya 2 Tri Wahyu Retno Ningsih 3 1 Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

TIGA GELOMBANG ALVIN TOFFLER

TIGA GELOMBANG ALVIN TOFFLER c Demokrasi Lewat Bacaan d TIGA GELOMBANG ALVIN TOFFLER Oleh Nurcholish Madjid Pembicaraan tentang perubahan nilai yang timbul akhir-akhir ini biasanya dikaitkan dengan antisipasi tentang apa yang sekiranya

Lebih terperinci

Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan

Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan (Pertemuan ke-3) Disampaikan oleh: Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Program Studi Sistem Komputer Universitas Diponegoro 1. Sistem Pembentukan Ucapan

Lebih terperinci

UCAPAN PERDANA MENTERI DI UPACARA PELANCARAN SISTEM EJAAN BAHARU DI DEWAN BAHASA DAN PUSTAKA, KUALA LUM- PUR PADA 16HB OGOS, 1972

UCAPAN PERDANA MENTERI DI UPACARA PELANCARAN SISTEM EJAAN BAHARU DI DEWAN BAHASA DAN PUSTAKA, KUALA LUM- PUR PADA 16HB OGOS, 1972 TR 11:8:72 UCAPAN PERDANA MENTERI DI UPACARA PELANCARAN SISTEM EJAAN BAHARU DI DEWAN BAHASA DAN PUSTAKA, KUALA LUM- PUR PADA 16HB OGOS, 1972 Tuan Haji Sujak, Ketua Pengarah, Dewan Bahasa dan Pustaka, Y.B.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAKNA LINTAS GENERASI PADA SINGKATAN SMS

PEMAHAMAN MAKNA LINTAS GENERASI PADA SINGKATAN SMS PEMAHAMAN MAKNA LINTAS GENERASI PADA SINGKATAN SMS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DEWI AYU SETIYOWATI

Lebih terperinci

Adikku Sayang. Bangun adikku sayang Bawa pukat dan joran Tangkap ikan dan udang Buat jamu hidangan

Adikku Sayang. Bangun adikku sayang Bawa pukat dan joran Tangkap ikan dan udang Buat jamu hidangan Adikku Sayang Bangun adikku sayang Bawa pukat dan joran Tangkap ikan dan udang Buat jamu hidangan Adik adikku sayang Nun jauh abang pulang Riang dan rindu hilang Kita keluarga riang 10 Pergerakan berdasarkan

Lebih terperinci

ETIKA DALAM BERTELEPON PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

ETIKA DALAM BERTELEPON PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ETIKA DALAM BERTELEPON PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN I Dewa Gede Pranata Wiguna P07120013012 PENDAHULUAN DALAM ZAMAN MODERN INI, PERHUBUNGAN MELALUI TELEPON TIDAK ASING LAGI. DI KOTA KECIL PERHUBUNGAN TELEPON

Lebih terperinci

SILABUS. No Kompetensi Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Model Perkulihan

SILABUS. No Kompetensi Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Model Perkulihan SILABUS Mata Kuliah Semester Kode/SKS Nama Dosen : Artikulasi dan Optimalisasi Fungsi Pendengaran : VI : 2 SKS : Drs. Endang Rusyani, M.Pd. Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Mata kuliah ini terdiri dari

Lebih terperinci

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri Lompat Jauh Kelas XI sem. 1 STANDAR Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya DASAR Mempraktikkan keterampilan atletik dengan

Lebih terperinci

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani

Lebih terperinci

Panduan Guru. Unit 1 : Modul Guru

Panduan Guru. Unit 1 : Modul Guru Panduan Guru Guru disaran memperkenalkan asas membaca melalui kaedah bunyi suku kata. Kaedah bunyi suku kata memberi penekanan kepada bunyi suku kata yang mana guru memperkenalkan huruf vokal dan bunyi

Lebih terperinci

Cara membuat Label Gambar, Persamaan, dan Tabel, serta Lampiran pada Office 2003

Cara membuat Label Gambar, Persamaan, dan Tabel, serta Lampiran pada Office 2003 Cara membuat Label Gambar, Persamaan, dan Tabel, serta Lampiran pada Office 2003 Ini tips yang saya buat, silahkan gunakan bagi yang merasa membutuhkannya. Namun jika anda ingin menyebarkannya ke orang

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS B. UKURAN ATAU ORDO SUATU MATRIKS

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS B. UKURAN ATAU ORDO SUATU MATRIKS MATEMATIKA KELAS XII - KURIKULUM GABUNGAN 09 Sesi N MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS Dalam matematika, matriks adalah kumpulan bilangan, simbol, atau ekspresi, berbentuk persegi panjang yang disusun menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa asing, berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:1) bahwa:

Lebih terperinci

2/27/2017. Kemunculan AK; Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan

2/27/2017. Kemunculan AK; Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan Prof.Madya Dr. Zaitul Azma Binti Zainon Hamzah Jabatan Bahasa Melayu Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Universiti Putra Malaysia 43400

Lebih terperinci