|
|
- Farida Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4
5
6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI i ii iii I. PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang 1 I.2. Perumusan Masalah 3 I.3. Tujuan 3 I.4. Kontribusi Penelitian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II.1. Teori Dasar Sinyal 5 II.2. Respon Frekuensi 10 II.3. Pengelompokan Filter 14 III. DESAIN FILTER DIGITAL 16 III.1. Teori Dasar Desain 16 III.2. Metoda Windowing 22 III.3. Desain Filter Dengan Teknik Windowing 22 IV. HASIL PENELITIAN DESAIN FILTER DIGITAL BERBASIS PROGRAM MATLAB 26 IV.1. Desain Low Pass Filter 26 IV.2. Program Komputer Matlab 29 i
7 IV.2.1. Program Menggambarkan Respon Impuls 30 IV.2.2. Program Menggambarkan Respon Frekuensi 31 IV.2.3. Program Menggambarkan Respon Frekuensi Filter 33 IV.3. Hasil Simulasi 37 IV.3.1. Respon Impuls 37 IV.3.2. Respon Frekuensi Window 43 IV.3.3. Respon Frekuensi Filter 46 IV.4. Desain Filter Menuju Target 49 V. KESIMPULAN 53 V.1. Kesimpulan 53 V.2. Saran 54 VI. DAFTAR PUSTAKA 55 ii
8 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengolahan sinyal memegang peranan penting dalam berbagai aplikasi kehidupan modern, diantaranya adalah aplikasi-aplikasi seperti teknik pengolahan suara, kompressi sinyal yang terdiri dari data dan gambar, telekomunikasi digital atau handphone, dan banya yang lainnya dimana proses ini tergolong dalam pengolahan sinyal digital. Pengolahan sinyal memungkinkan dilakukannnya proses penguraian sinyal yang bermanfaat sesuai dengan kebutuhan dengan efesien dan optimal, dan pengolahan sinyal akan lebih luas dan lebih berkembang dengan menggunakan sistem elektronik analog daan sistem yang diproses secara digital. Dalam proses pengolahan sinyal analog, sinyal input yang masuk ke Analog Signal Processing diberi berbagai perlakuan misalnya : pemfilteran, penguatan, dan sebagainya, dan outputnya berupa sinyal analog sudah dapat dipergunakan sesuai tujuannya. Proses pemfilteran dilakukan oleh perangkat analog atau perangkat elektronika analog, sehingga proses perubahan pada filter akan lebih lambat dilakukan karena selalu melibatkan komponen elektroniknya. Proses pengolahan sinyal digital memiliki bentuk yang berbeda. Untuk suatu sinyal input berupa sinyal analog, proses pertama dilakukan pemfilteran secara analog sebelum dilakukan proses digitalisasi melalui perangkat pengubahan sinyal analog ke digital dengan perangkat yang disebut Analog to Digital Converter (ADC). Pada proses ADC, sinyal analog harus terlebih dahulu dilewatkan melalui proses sampling, kemudian dilanjutkan dengan proses quntisasi dan terakhir yang dilakukan adalah coding, barulah diperoleh sinyal digital berbentuk n-bit (8 atau 16 atau 32 bit) untuk selanjutnya diteruskan ke computer digital. Pada sisi computer digital dapat dilakukan pengolahan sinyal digital, dan dalam proses inilah dilakukan pemfilteran sinyal dengan proses filter digital. Selanjutnya sinyal output dari proses pemfilteran secara digital 1
9 diteruskan lagi melalui perangkat pengubahan sinyal digital ke analog dengan perangkat yang disebut Digital to Analog Converter (DAC). Keluaran DAC kemudian dilewatkan dengan proses analog untuk rekonstruksi sinyal output. Kemajuan perangkat elektronika digital dan computer digital serta program computer digital yang semakin murah dan semakin canggih, akan memungkinkan untuk membuat sistem digital yang canggih untuk melakukan fungsi dan tugas pengolahan sinyal yang kompleks, dimana jika dilakukan dengan sistem analog akan mahal dan sulit. Secara sederhana pemfilteran adalah sebuah proses pemilihan dalam meleaatkan dan menahan komponen-komponen frekuensi dengan batas ukuran tertentu dari sebuah sinyal, dapat berupa Low Pass Filter, High Pass Filter, Band Pass Filter dan Band Stop Filter. Keempat jenis filter dimaksud menawarkan batas suatu frekuensi untuk sinyal yang dilewatkan (passband) ditandai dengan frekuensi cut-off (fc), batas frekuensi sinyal yang ditahan (stopband) yang ditandai dengan frekuensi redaman (fr). Sedangkan kehandalan dari sebuah filter ditentukan yang merupakan batas frekuensi antara passband dan stopband; semakin kecil atau sempit batas ini, maka filter akan semakin handal. Seiring dengan perkembangan teknologi yang berbasis digital, teknik desain filter pun mengalami kemajuan pesat. Ada beberapa teknik desain yang dapat dilakukan, masing-masing memiliki kelebihan di dalam beberapa aplikasi tertentu. Salah satu teknik desain filter dimaksud adalah teknik disain filter dengan finite impulse response (FIR), yang dianalisis dengan teknik windowing. Desain filter digital dengan menggunakan teknik windowing adalah merupakan salah satu alternative pilihan terbaik bagi para perancang filter digital. Teknik desain ini secara luas telah digunakan dalam desain filter digital. Teknik windowing dalam mendesain filter digital memungkinkan diperolehnya respons impuls yang ideal, sehingga diperoleh respon frekuensi sesuai dengan spesifikasi desain yang diinginkan, dan proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer berbasis matlab. 2
10 I.2. Perumusan Masalah Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat proses mendesain sebuah filter digital dengan menggunakan teknik windowing untuk mendapatkan respons impuls dan respon frekuensi filter mendekati hasil sesuai dengan spesifikasi rancangan yang diinginkan. Kemudian masalah dalam desain adalah masih sulitnya dilakukan desain untuk melihat respon impuls dan respon frekuensi, jika dilakukan keinginan untuk memperoleh ukuran gain dan band frekuensi tertentu yang diinginkan, terutama untuk proses desain yang berulang ulang, karena belum adanya program yang dapat menjalankan proses dimaksud dengan algoritma yang mudah dipahami secara terstruktur, yang kemudian sudah dituangkan dalam program yang dapat memberikan hasil respon impuls dan respon frekuensi yang diinginkan, tepatnya dengan menggunakan program aplikasi komputer berbasis perangkat lunak matlab. I.3. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan tahapantahapan dalam mendesain filter digital dengan mengunakan teknik windowing, dan selanjutnya membangun program simulasi respon filter dengan menggunakan program komputer berbasis matlab. Dengan demikian, seorang perancang diharapkan dapat merancang filter dengan teknik windowing untuk jenis window Rectangular, window Bartlet, window Hanning, window Hamming dan window Blackman. Hasil yang ditampilkan adalah berupa respon impuls dan respon frekuensi. 3
11 I.4. Kontribusi Penelitian Penelitian ini akan memberikan kontribusi kepada ilmuwan khususnya Mahasiswa dan Dosen di Program Studi Teknik Elektro dalam beberapa hal yaitu : 1. Dapat mendesain suatu filter digital dengan menggunakan teknik windowing. 2. Mendapatkan pengetahuan tambahan dalam menggunakan program komputer matlab, secara khusus dalam membangun program untuk mendapatkan tampilan respon impuls dan respon frekuensi. 3. Sebagai salah satu kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi PSTE UHN, sehingga ikut serta dalam meningkatkan akreditasi PSTE. 4
12 I. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Dasar Sinyal Sinyal dapat dijumpai dalam keseharian manusia, dan sinyal itu terdapat dalam bentuk seperti suara, musik, gambar dan video. Sinyal didefinisikan sebagai kuantitas fisik yang membawa pesan atau informasi. Sinyal dapat direpresentasikan dalam bentuk matematik yang dibangun dengan satu atau lebih variabel, tetapi sinyal itu sendiri memiliki satu dimensi atau disebut dengan sinyal satu dimensi, misalnya satu sinyal suara yang amplitudonya tergantung pada satu variabel yaitu waktu. Sinyal dengan dua atau lebih variabel disebut sinyal multi dimensi, misalnya sinyal ini terdapat dalam sinyal gambar atau video. Maka sinyal adalah suatu besaran yang mudah diukur dengan menggunakan peralatan ukur sinyal tertentu. Gambar 2.1 Sinyal Analog, Sinyal Impuls dan Sinyal Terkuantisasi 5
13 Sinyal dapat dibedakan dengan beberapa jenis, seperti sinyal waktu kontinyu atau sinyal analog, sinyal waktu diskrit yang dikenal dengan sinyal impuls (ada yang yang diskrit dan ada yang digital), dan lainnya adalah sinyal terkuantisasi, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Beberapa sinyal penting yang dapat dipergunakan dalam analisis dikenal dengan unit sample sequence, unit step sequence, unit exponential sequence dansinusoidal sequence, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2 a, b, c dan d. Gambar 2.2.a Representase Sinyal Impuls Sinyal ini hanya berharga (n) =1 pada n = 0, diluar titik ini n 0 maka nilainya berharga nol. Gambar 2.2. Representase Sinyal Unit Step 6
14 Sinyal ini berharga u(n) =1 pada n 0, diluar titik ini n < 0 maka nilainya berharga nol. Gambar 2.2.c Representase Sinyal Eksponensial Sinyal ini berharga x(n) =1 pada n = 0 karena persamaannya adalah x(n) = a n, dimana n berharga pecahan positip antara 0 dan 1. Diluar titik nol ini untuk nilai n < 0 maka nilai x(n) adalah berharga nol. Gambar 2.2.d Representase Sinyal Sinusoida Sinyal ini berharga x(n) = A sin n. Nilai x(n) berharga nol pada n = 0 dan n = 7, batas ini menandai perioda adalah sama dengan 7. Nilai x(n) akan bervariasi berharga positip dan negatip antara 0 dan 7. 7
15 Khusus untuk sinyal diskrit terdapat sejumlah operasi dasar pada sinyal, diantaranya adalah operasi penambahan antar sekuens, operasi translasi, operasi dot product, operasi reflection, operasi konvolusi dan lainnya. Secara garis besar operasi sekuens dimaksud diuraikan dengan contoh Sekuens Sinyal Impuls diberikan pada Gambar 2.3. x(n) h(n) n n Gambar 2.3 Contoh Dua Buah Sinyal Impuls x(n) dan h(n) Sinyal impuls x(n) berupa sinyal input, sinyal impuls h(n) berupa sinyal pengolah. Sinyal ini akan mengalami proses konvolusi yang menghasilkan sinyal output y(n), dan akan diselesaikan dengan mengunakan persamaan (2-1). k y n) x( k) h( n k) ( (2-1) Langkah pertama yang dilakukan adalah proses refleksi h(-k) dari sinyal h(n-k) dalam k seperti berikut ini. Untuk n = 0 diperoleh h(-k ) dan dapat dibuat, k= -3 h(3) = 0 k= -2 h(2) = 1 k= -1 h(1) = 2 k= 0 h(0) = 3 8
16 maka gambar sinyal impuls h(-k) adalah seperti Gambar 2.4. x(k) k Gambar 2.4 Sinyal Impuls h(-k) Selanjutnya jika diberikan n = -1, maka harus dicari lagi h(-1-k), artinya dilakukan penggeseran ke kiri 1 point dan dibuat, k= -3 h(2) = 1 k= -2 h(1) = 2 k= -1 h(0) = 3 maka gambar sinyal impuls h(-1-k) diperoleh seperti Gambar 2.5. x(k) k Gambar 2.5 Sinyal Impuls h(-1-k) Hasil sinyal output menggunakan teknik convolusi dimaksud dengan persamaan (2-1) untuk n = 0, 1, 2, 3, 4, 5 diperoleh dengan melakukan dot product Gambar 2.3 (a) dan Gambar 2.4 untuk memperoleh y(0), dan melakukan dot product Gambar 2.3 (a) dan Gambar 2.5 untuk memperoleh y(1), demikian seterusnya sehingga diperoleh hasil konvolusi untuk y(n) seperti pada Gambar
17 x(n) y(n) n = 3 3 * 1 h(k) n k Gambar 2.6 Sinyal Output Hasil Konvolusi II.2. Respon Frekuensi Respon frekuensi adalah respon keadaan steady state atau keadaan tunak suatu sistem terhadap masukan sinyal sinusoida. Sinyal sinusoida diujikan kepada suatu sistem, dengan frekuensinya diubah secara bertahap dari nilai kecil sampai nilai paling besar, dan untuk setiap frekuensi yang diberikan diperiksa amplitudo respon dari suatu fungsi transfer filter dimaksud. Proses mendapatkan respon frekuensi adalah dengan mengolah respon sinyal impuls dari suatu sistem. Respon frekuensi dari sekuens sinyal impuls dari x(n), h(n) atau y(n) haruslah diperoleh dengan menggunakan formula dari persamaan (2-2) berikut. jw e H h ) n jwn ( n e (2-2) 10
18 h(n) adalah sinyal impuls, e -jwn adalah sinyal exponensial yang dibentuk dari sinus dan cosinus, dan H(e jw ) adalah respon frekuensi yang dihasilkan, dan harus diolah sedemikian rupa sampai diperoleh H(e jw ). Diperlukan kecakapan seorang analis dalam menentukan harga mutlak dari H(e jw ) dimaksud. Persamaan untuk sinyal x(n) sebelumnya pada Gambar 2.3(a) dapat dituliskan dengan bentuk, x(n) = (n) + (n-1) + (n-2) Nilai (n) akan berharga (n) = 1 hanya untuk n = 0, dan akan berharga nol untuk n 0. Selanjutnya (n-1) = 1 hanya untuk n = 1, dan (n-2) = 1 hanya untuk n = 2. Jika fungsi di atas dianalisis dengan menggunakan persamaan (2-2) maka diperoleh, X(e jw jwn jwn ) = x( n) e ( n) ( n 1) ( n 2) e n 2 n 0 = 1 + e -jw + e -j2w = e -jw [ e jw e -jw ] = e -jw [ cos w] Harus diingat juga bahwa dan e -jw = cos w j sin w e jw + e -jw = (cos w + j sin w) + (cos w j sin w) = 2 cos w Sehingga harga mutlak dari X(e jw ) adalah, X(e jw ) = cos w 11
19 Kemudian persamaan sinyal h(n) pada gambar 2.3(b) dituliskan dengan, h(n) = 3 (n) + 2 (n-1) + (n-2) dan selanjutnya dengan cara yang sama akan memberi hasil, H(e jw ) = e -jw + e -j2w = [3 + 2 cos 2w + cos w] j [2 sin 2w + sin w] Sehingga harga mutlak dari H(e jw ) adalah, H(e jw ) 2 = {3 + 2 cos 2w + cos w} 2 + {2 sin 2w + 2 sin w} 2 Respon frekuensi dapat diamati untuk batas frekuensi digital dari sampai, dan untuk memperoleh respon frekuensi swtiap fungsi harus dicari amplitudo dari fungsi tersebut. Untuk x(n) diperoleh, X(e jw ) = cos w Dengan menggunakan perintah langsung di layar workspace matlab dengan susunan perintah seperti berikut,» wd=-pi:pi/64:pi;» x=abs(1+cos(wd));» xlabel(' > w')» ylabel(' > X(w)')» h=sqrt((3+2*cos(2*wd)+cos(wd)).^2+(4*sin(2*wd)+sin(wd)).^2);» xlabel(' > w')» ylabel(' > H(w)') diperoleh respon frekuensi untuk kedua sinyal x(n) dan h(n) seperti Gambar 2.7 dan Gambar 2.8. Respon frekuensi digambarkan untuk batas frekuensi 12
20 sampai dengan + dengan interval kenaikan yang sangat kecil misalnya, sehingga diperoleh bentuk respon yang smooth. Untuk sinyal impuls x(n) dengan amplitudo yang sama dengan besar sama dengan 1 dan sinyal impuls tersebut berada pada n = 0,1,2, memiliki respon dengan bentuk Low Pass Filter. Jika dipilih batas amplitudo yang layak adalah 1/ 2 dari amplitudo maksimum, maka diperoleh nilainya sebesar 2/ 2 atau sama dengan 1,4142. Pada posisi amplitudo sebesar ini diperoleh batas frekuensi digital sebesar 1,2. Sedangkan untuk sinyal impuls h(n) dengan nilai amplitudo berurut 3,2,1 yang berada pada n = 0,1,2, memiliki respon dengan bentuk Low Pass Filter juga > X(w) > w Gambar 2.7 Respon Frekuensi Gambar 2.3 (a) 13
21 > H(w) > w Gambar 2.8 Respon Frekuensi Gambar 2.3 (b) II.3. Pengelompokan Filter Filter atau penapis sinyal merupakan suatu sistem yang mempunyai fungsi transfer tertentu, berfungsi untuk melalukan sinyal masukan pada frekuensi-frekuensi tertentu dan menyaring / memblokir sinyal masukan pada frekuensi-frekuensi yang lain dengan cara melemahkan gain pada batas frekuensi dimaksud. Filter dengan pembatasan frekuensi dapat diklasifikasikan dengan empat jenis seperti berikut : a. Filter Low Pass. Filter ini melalukan sinyal pada batas frekuensi rendah dengan batas tertentu yang diberikan. b. Filter High Pass. Filter ini melalukan sinyal pada batas frekuensi tinggi dengan batas tertentu yang diberikan. c. Filter Band Pass. Filter ini melalukan sinyal pada diberikan dua batas frekuensi antara rendah dan tinggi dengan batas tertentu yang. 14
22 d. Filter Band Stop. Filter ini melalukan sinyal diluar dua batas frekuensi antara rendah dan tinggi dengan batas tertentu yang diberikan. Keempat jenis filter dimaksud memiliki respon frekuensi ideal seperti pada Gambar 2-4. Gambar 2-4. Respon Filter Ideal 15
23 II. DESAIN FILTER DIGITAL III.1. Teori Dasar Desain Filtering adalah suatu proses dalam pengolahan sinyal, dan sangat umum digunakan dalam teknik telekomunikasi. Sebuah filter dapat diartikan sebagai sebuah sistem atau jaringan yang mengubah bentuk gelombang, karakteristik gain-frekuensi atau fasa-frekuensi suatu sinyal dengan cara-cara tertentu. Filter digital adalah suatu program atau algoritma yang dibuat sedemikian sehingga karakteristiknya menyerupai filter analog yang bersesuaian. Filter digital yang berupa program adapat disimpan dalam satu Integrated Circuit seperti EPROM (Erasable Programmable), sehingga filter tersebut tetap berfungsi seperti layaknya filter analog. Filter digital lebih banyak digunakan dibandingkan dengan filter analog karena beberapa alasan berikut : 1. Filter digital dapat mempunyai karakteristik yang tidak mungkin didapatkan dengan filter analog seperti respon fasa linier. 2. Kinerja filter digital tidak dipengaruhi faktor lingkungan seperti suhu karena tidak memiliki komponen pasif seperti resistor. 3. Respon frekuensi filter digital dapat dengan mudah disesuaikan dengan cara mengganti programnya. Namun demikian filter digital juga memiliki kelemahan seperti berikut ini : 1. Kecepatan waktu proses dari filter digital tergantung dari kecepatan prosesor yang digunakan dan juga kompleksnya algoritma program yang digunakan. 2. Filter ini memerlukan analog to digital processing untuk mengubah sinyal analog ke sinyal digital. 16
24 3. Memerlukan keahlian dan proses lama dalam desain, karena memerlukan beberapa pengetahuan khusus seperti pemahaman akan perangkat keras hardware, pemahaman akan perangkat lunak software dan pemahaman akan ilmu dalam teknik desain. Langkah-langkah dalam perancangan filter digital adalah sebagaiberikut : 1. Langkah pertama adalah menentukan spesifikasi filter yang akan dirancang seperti jenis filter, respon amplitudo, toleransi dan frekuensi sampling. 2. Langkah kedua adalah menghitung koefisien filter digital h(n), supaya dapat memenuhi spesifikasi seperti yang diinginkan. Tentunya koefisien dimaksud sudah diuji responnya dalam bentuk respon frekuensi, sehingga sudah memenuhi spesifikasi gain dan frekuensi yang dimaksud pada langkah pertama. 3. Langkah ketiga adalah melakukan realisasi filter kedalam bentuk struktur yang sesuai, dan biasanya dibuat dalam bentuk diagram blok. Pada langkah ini harus dipahami tentang realisasi filter menggunakan sistem diskrit dengan fungsi delay dalam variabel z Langkah berikutnya adalah menyesuaikan sistem yang dirancang kedalam bentuk hardware, menyangkut wordlength untuk merepresentasikan koefisien filter yang sudah dihitung. Sebuah Low Pass Filter ideal ditunjukkan pada Gambar 3.1. Respon filter yang terbaik adalah seperti pada Gambar 3.1 tersebut, tetapi akan sulit ditemukan cara demikian. Oleh karena itu, desain dengan analisis hanya mungkin diperoleh dengan bentuk respon frekuensi seperti pada Gambar 3.2. Batas frekuensi pada filter digital adalah antara dan, dan frekuensi filter diberikan oleh batas w 0. Hasil rancangan filter digital dengan spesifikasi yang diberikan pada Gambar 3.1 dapat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 17
25 3.2. Filter memiliki transition band sebesar 4 /N, dengan N adalah derajat filter yang diperoleh untuk rancangan. Frekuensi f c adalah sebagai batas passband frekuensi, dan frekuensi f r adalah sebagai batas stopband frekuensi. Gambar 3.1. Respon Frekuensi Low Pass Filter Ideal Gambar 2-7. Respon Frekuensi Lowpass Filter Hasil Rancangan III.2. Metoda Windowing Jika dalam domain frekuensi fungsi filter terbatas (non-periodik), maka fungsi tersebut dalam domain waktu adalah tak terbatas (periodik). Dalam domain frekuensi bahwa filter sifatnya adalah terbatas yaitu hanya melalukan sinyal pada frekuensi tertentu, diinginkan fungsi sistem dimaksud juga menjadi terbatas (finite) dengan filter yang memiliki panjang sebanyak h(n). Oleh karena itu untuk membatasi panjang filter dalam domain waktu digunakanlah metoda 18
26 windowing. Efek dari pembatasan jumlah koefisien pada domain waktu ini adalah filter yang panjangnya tidak terbatas dalam domain frekuensi. Suatu filter ideal H d (e jw ) memiliki respon frekuensi dengan bentuk rectangular, dikonvolusikan dengan sebuah window W(e jw ) yang memiliki respon bukan rectangular seperti pada Gambar 3.3, memperoleh respon filter H(e jw ) seperti pada Gambar 3.3. Efek dari window adalah diperolehnya batas passband, transition band dan stopband dengan batas frekuensi tertentu. Gambar 3.3 Respon Frekuensi Lowpass Filter Metoda Windowing Fungsi-fungsi window yang sering digunakan dalam desain filter digital adalah sebagai berikut : 1. Rectangular. Window rectangular mempunyai amplitudo sama dengan besar sama dengan satu untuk filter terbatas pada derajat N Bartlett. Window Bartlet mempunyai amplitudo yang tidak sama besarnya dan berbentuk segitiga, untuk filter terbatas pada derajat N. 19
27 3. Hanning. Window Hanning mempunyai amplitudo yang dibentuk oleh fungsi cosinus, untuk filter terbatas pada derajat N. 4. Hamming. Window Hamming mempunyai amplitudo yang juga dibentuk oleh fungsi cosinus, untuk filter terbatas pada derajat N. 5. Blackman. Window Blackman mempunyai amplitudo yang juga dibentuk oleh fungsi cosinus, untuk filter terbatas pada derajat N. Respon filter dengan windowing seperti disebutkan di atas untuk N = 51 memiliki respon frekuensi yang berbeda seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4. Window Rectangular hanya memiliki gain stopband sebesar 30 db, Bartlet dengan gain stopband sebesar 40 db, Hanning memiliki gain stopband sebesar 70 db, Hamming memiliki gain stopband sebesar 50 db, dan Blackman memiliki gain stopband sebesar 70 db. Window Hanning dan Blackman memiliki record yang terbaik dalam redaman atau gain stopband. 20
28 Gambar 3.4 Respon Frekuensi Lowpass Filter dengan Windowing 21
29 III.3. Desain Filter Dengan Teknik Windowing Cara yang mudah untuk memperoleh sebuah filter Finite Impulse Response (FIR) adalah memotong dengan simpel respon impuls dari sebuah filter Infinite Impulse Response (IIR). Jika h d (n) merepresentasikan respon impuls dari sebuah filter IIR yang diinginkan, maka filter FIR dengan respon impuls h(n) dapat diperoleh dengan, h(n) = h d (n), untuk batas N 1 n N 2 Harga h d (n) = 0 untuk n diluar interval dimaksud. Teknik window digunakan untuk memilih koefisien filter yang ideal dan membatasi respon impuls untuk mendapatkan filter yang berfasa linier. Dalam bentuk umum h(n) dapat diperoleh dari dot-product antara h d (n) dan suatu fungsi window w(n), dan dituliskan dengan, h(n) = h d (n) w(n) Window w(n) dapat berbentuk Rectangular, Bartlet, Hanning, Hamming atau Blackman. Respon frekuensi dari filter dengan koefisien h(n) dapat diperoleh dengan bentuk seperti pada Gambar 3.3. Prosedur desain sebuah Low Pass Filter fasa linier dengan slope, yang memiliki frekuensi cut-off w c dapat memiliki karakteristik dalam domain frekuensi yang diberikan oleh persamaan, dan H d (e jw ) = e -jw, untuk w w c H d (e jw ) = 0, untuk w c w 22
30 Hubungan timbal balik respon impuls dari invers respon frekuensi H d (e jw ) dapat dinyatakan dengan, sin hd ( n) wc n n Sebuah filter FIR causal dengan respon impuls h(n) dapat diperoleh dengan mengalikan dengan sebuah window, berawal dari titik 0 dan berakhir di N-1 yang diberikan oleh persamaan, wc n sin n h( n) w( n) Dengan h(n) adalah filter berfasa linier, dan dipilih sedemikian rupa dapat menghasilkan h(n) yang simetris, dan simetris di titik n =, dan window juga simetris pada titik n = (N-1)/2, sehingga hasil dari sebuah filter fasa linier adalah simetris, yang diberikan oleh, N 1 2 Harus dipahami bahwa sifat dari desain filter menggunakan window, bahwa gain untuk low pass filter tidak mengacu pada jenis dari window yang digunakan, akan tetapi pemilihan w c akan mengacu pada pemilihan dari jenis window. Selanjutnya lebar pita transition band adalah mendekati sama dengan main lobe dari window yang digunakan. Definisikanlah K 1, w 1 dan K 2, w 2 merepresentasikan spesifikasi cutoff dan stopband untuk filter digital, maka perancangan sebuah filter digital diberikan dengan step-step seperti berikut ini : Step 1. Pilihlah terlebih dahulu type dari window yang akan digunakan. Step 2. Pilihlah jumlah titik pada window untuk memenuhi lebar transition bandnya, sehingga diperoleh frekuensi transisi dengan persamaan, 23
31 w t = w 2 w 1 k.2 N dalam hal ini k nilainya tergantung dari jenis window yang digunakan. Disusun ulang kembali persamaan di atas maka akan diperoleh, k.2 N w w 2 1 Step 3. Pilihlah w c untuk membentuk respon impuls dengan, w c = w 1 Lebar Transition Band untuk setiap window diberikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Lebar Band Transisi dan Band Attenuation Window Window Transition Minimum Stop Band Band Attenuation Rectangular 4 /N -21 db Bartlett 8 /N -25 db Hanning 8 /N -44 db Hamming 8 /N -53 db Blackman 8 /N -74 db Selanjutnya pemilihan koefisien filter yang membentuk respon impuls diperoleh dengan persamaan, w n 1 / 2 / 2 sin c n N h( n) w( n) N 1 Step 4. Tentukanlah respon frekuensi H(e jw ) dengan menggunakan persamaan, 24
32 H ( N 3)/ 2 jw N 1 e h 2 h( n) cos w n ( N 1) / 2 2 n 0 Step 5. Jika attenuasi yang diperlukan pada w 1 tidak memenuhi, maka aturlah nilai w c, kemudian ulangilah step 4 menghitung koefisien filter, dan jika sudah memenuhi lanjutkanlah ke step 6. Step 6. Jika respon frekuensi yang didapat sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan, periksalah apakah nilai N masih perlu direduksi untuk menghemat koefisien filter. Jika sudah memenuhi, maka koefisien filter h(n) sudah memenuhi spesifikasi desain filter yang diinginkan. 25
33 IV. HASIL PENELITIAN DESAIN FILTER DIGITAL BERBASIS PROGRAM MATLAB IV.1. Desain Low Pass Filter Diinginkan merancang sebuah low pass filter digital menggunakan teknik windowing. Filter diinginkan memiliki nilai gain sebesar -3 db pada batas frekuensi cut-off 30 rad/sec, dan gain atenuasi sebesar 50 db pada batas frekuensi 45 rad/sec. Filter yang diperlukan memiliki fasa linier dan menggunakan sampling rate sebesar 100 sampel/detik. Target desain adalah menentukan koefisien filter digital dimaksud sehingga pass memenuhi spesifikasi desain, dengan menguji keseluruhan jenis window yang ada. Tahapan perancangan seperti diuraikan pada bab III sebelumnya dilakukan seperti berikut ini. Untuk tahap awal, dilakukan proses menentukan respon frekuensi equivalen sistem analog yang ada ke dalam sistem digital, dan diperoleh spefikasi seperti berikut : Frekuensi cut-off : Frekuensi attenuasi : 26
34 Representasi frekuensi dasar perancangan diberikan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Representasi Respon Frekuensi Dasar Selanjutnya langkah-langkah untuk melakukan desain filter digital dimaksud dibuat seperti berikut ini : 1. Untuk menentukan gain attenuasi stop band -50 db atau lebih, diperlukan salah satu dari window Rectangular, Bartlet, Hanning, Hamming, atau Blackman untuk digunakan sebagai fungsi window. Untuk membantu memahami hal ini dapat dilihat perbandingan lebar pita transisi seperti pada table 3.1 untuk nilai pada fungsi window. Dalam hal ini window Hamming diasumsikan dipilih karena karena memiliki transition Band terkecil kedua sebelum Blackman dan memberi nilai N terkecil ( akan dibuktikan kemudian ). 2. Jumlah titik-titik pendekatan frekuensi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan transition band dapat diperoleh untuk dan. Dengan menggunkan window Hamming dan dipilih sebuah nilai k = 4 sehingga diperoleh derajat filter N : 27
35 Untuk menetukan suatu integral delay, maka bilangan ganjil di atas angka N = 53 maka dipilih N = Menentukan nilai koefisien filter dalam hal ini h(n) dilakukan seperti berikut ini : Ditentukan frekuensi cut-off, Nilai variabel pembantu dipilih, Persamaan respon impuls h(n) untuk suatu window adalah, (2-3) Jika yang dipakai adalah window Hamming maka, (2-4) Dalam hal ini 4. Gunakan h(n) dari persamaan point 3 menentukan magnitude pada respon frekuensi dengan : (2-4) Maka diperoleh hasil seperti pada Gambar
36 Gambar Respon Frekuensi Hasil Rancangan IV. 2. Program Komputer MATLAB Untuk memperoleh respon frekuensi dari respon impuls selanjutnya diselesaikan dengan menggunakan program komputer berbasis Matrix Laboratory atau dikenal dengan nama matlab. Dalam hal ini matlab yang akan digunakan adalah versi 4,2 c. Program yang akan dibuat untuk desain filter digital dengan teknik windowing terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Program untuk menggambarkan respon impuls dari koefisien filter fasa linier h d (n), koefisien window pada respon impuls w(n) dan koefisien filter dari pada respon filter FIR h(n). 2. Program untuk menentukan respon frekuensi window yang digunakan. 29
37 3. Program untuk menggambarkan respon frekuensi untuk desain filter yang digital dengan teknik windowing. Program utama sebagai hasil penelitian adalah nomor 3 di atas, dimana program ini dirancang fleksibel sedemikian rupa, sehingga hanya dengan mengganti spesifikasi desain filter digital dan jenis window yang digunakan, secara langsung akan dapat digambarkan semua respon yang diinginkan, mulai dari respon impuls hingga respon frekuensi dari filter yang dirancang. IV.2.1. Program Menggambarkan Respon Impuls Untuk menggambarkan respon impuls dari h d (n), w(n) dan h(n), dibuat program sebagai berikut : clear % Desain Koefisien Filter dengan Window Hamming % 1. Spesifikasi Filter Awal Desain : Wc = 30*pi ; Kc = 3 ; % db Wr = 45*pi ; Kr = 50 ; % db T = 0.01 ; % 2. Frekuensi Digital : wc = Wc*T ; wr = Wr*T ; % 3. Konstanta k dan jumlah poin filter N : k = 4 ; N = round(k*2*pi/(wr wc)); % Nilai : A = (N 1) / 2 ; 30
38 % 4. Program menentukan h d (n), w(n) dan h(n) : for i = 1:N n = i 1 ; whami = *cos(2*pi*n/(N 1)) ; if n == A hdi = wc/pi ; else hdi = sin(wc*(n A))/(pi*(n A)) ; end hi = hdi * whami ; % Menyimpan hasil perhitungan ke i : wham(i) = whami ; % Tpe Window Hamming. hd(i) = hdi ; h(i) = hi ; end % Menggambarkan Respon impuls : subplot(311),stem(hd) subplot(312),stem(wham) subplot(313),stem(h) % Selesai. IV.2.2. Program Menggambarkan Respon Frekuensi Window Untuk menggambarkan respon impuls dari h d (n), w(n) dan h(n), dibuat program sebagai berikut : M = 5 ; % Rate Interval frekuensi untuk batas ke % interval = 2 / (5*65). for i = 1:M*65 wi = (i M*33)*(pi/(M*32)) ; % Batas ke. 31
39 wd(i) = wi ; % Simpan data frekuensi. Wwi = w(a+1) ; % Koefisien tengah window simetris. % Program Respon Frekuensi Window Type Hamming : for j = 1:(N 3)/2+1 Wwi = Wwi + 2*wHam(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end Ww(i) = 20*log10(abs(Wwi)) ; end plot(wd,ww,'w') xlabel(' > w') ylabel(' > W(e^jw) ') % Selesai. IV.2.3. Program Menggambarkan Respon Frekuensi Filter Untuk menggambarkan respon frekuensi filter digital yang dirancang dengan teknik window, dan sudah memiliki koefisien filter h(n), dibuat program sebagai berikut : M = 5 ; for i = 1:M*65 wi = (i M*33)*(pi/(M*32)) ; wd(i) = wi ; end Hwi = h(a+1) ; % Koefisien tengan simetris filter. for j = 1:(N 3)/2+1 Hwi = Hwi + 2*h(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end Hw(i) = 20*log10(abs(Hwi)) ; plot(wd,hw,'w'),grid 32
40 xlabel(' ylabel(' % Selesai. > H(e^jw) ') > w') Penjelasan Command Program yang digunakan pada MATLAB : round : perintah untuk membulatkan angka, misalnya round(0.32) = 1, round(1.51) = 2. pi : konstanta baku dari angka 22/7 = log10 : perintah perhitungan untuk log(x) plot : menggambarkan hasil untuk f(t), yaitu plot(t,f) xlabel : membuat penjelasan absis ylabel : membuat penjelasan ordinat for, end : pasangan program loop if, else, end : pasangan program memilih hasil % : command agar statement itu tidak ikut dieksekusi Untuk ketiga program utama pada sub-bab IV.2.1, IV.2.2 dan IV.2.3, jika program dimaksud diinginkan untuk digunakan pada type window yang lain, cukup dengan menggantikan beberapa baris berikut ini : 1. Penentuan koefisien respon impuls untuk setiap type window yang digunakan dibuat dengan : a. Type window Hamming : whami = *cos(2*pi*n/(N 1)) ; A = (N 1)/2 ; if n == A hdi = wc/pi ; 33
41 else hdi = sin(wc*(n A))/(pi*(n A)) ; end hi = hdi * whami ; b. Type window Hanning : whani = ( 1 cos(2*pi*n/(n 1) ) / 2 ; A = (N 1)/2 ; if n == A hdi = wc/pi ; else hdi = sin(wc*(n A))/(pi*(n A)) ; end hi = hdi * whani ; c. Type window Rectangular : wrecti = 1 ; A = (N 1)/2 ; if n == A hdi = wc/pi ; else hdi = sin(wc*(n A))/(pi*(n A)) ; end hi = hdi * wrecti ; 34
42 d. Type window Bartlet : if i <= A wbarti = 2*(i 1)/(N 1) ; else wbarti = 2 2*(i 1)/(N 1) ; end A = (N 1)/2 ; if n == A hdi = wc/pi ; else hdi = sin(wc*(n A))/(pi*(n A)) ; end hi = hdi * Barti ; e. Type window Blackman : wblacki = *cos(2*pi*(i 1)/(N 1)) *cos(4*pi*(i 1)/(N 1)) ; A = (N 1)/2 ; if n == A hdi = wc/pi ; else hdi = sin(wc*(n A))/(pi*(n A)) ; end hi = hdi * Blaki ; 2. Untuk menggambarkan respon frekuensi setiap window, koefisien filter ditandai dengan wham(j) untuk type window Hamming, wrect(j) untuk type window Rectangular, whan(j) untuk type window Hanning, wbart(j) untuk 35
43 type window Bartlet, dan wblak(j) untuk type windowblackman. Program yang digunakan adalah seperti berikut ini : a. Tpe Window Hamming : Wwi = w(a+1) ; % Koefisien tengah window simetris. for j = 1:(N 3)/2+1 Wwi = Wwi + 2*wHam(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end b. Tpe Window Hanning : Wwi = w(a+1) ; % Koefisien tengah window simetris. for j = 1:(N 3)/2+1 Wwi = Wwi + 2*wHan(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end c. Tpe Window Rectangular : Wwi = w(a+1) ; % Koefisien tengah window simetris. for j = 1:(N 3)/2+1 Wwi = Wwi + 2*wRect(j)*cos((j 1 A)*wi) ; End d. Tpe Window Bartlet : Wwi = w(a+1) ; % Koefisien tengah window simetris. for j = 1:(N 3)/2+1 Wwi = Wwi + 2*wBart(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end e. Tpe Window Blackman : Wwi = w(a+1) ; % Koefisien tengah window simetris. for j = 1:(N 3)/2+1 Wwi = Wwi + 2*wBlak(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end 36
44 2. Sedangkan untuk menggambarkan respon frekuensi filter dengan koefisien filter h(n), program ini sama untuk semua type window yang digunakan seperti berikut ini : for i = 1:M*65 wi = (i M*33)*(pi/(M*32)) ; wd(i) = wi ; end Hwi = h(a+1) ; % Koefisien tengan simetris filter. for j = 1:(N 3)/2+1 Hwi = Hwi + 2*h(j)*cos((j 1 A)*wi) ; end Hw(i) = 20*log10(abs(Hwi)) ; IV.3. Hasil Simulasi IV.3.1 Respon Impuls Respon Impuls yang dihasilkan setiap program untuk filter dengan derajat N = 55, ditunjukkan seperti pada Gambar 4.3 sampai Gambar
45 > h(n) > n Gambar 4.3 Respon Impuls Filter Dengan Window Rectangular > h(n) > n Gambar 4.4 Respon Impuls Filter Dengan Window Bartlet 38
46 > h(n) > n Gambar 4.5 Respon Impuls Filter Dengan Window Hanning > h(n) > n Gambar 4.6 Respon Impuls Filter Dengan Window Hamming 39
47 > h(n) > n Gambar 4.7 Respon Impuls Filter Dengan Window Blackman IV.3.2 Respon Frekuensi Window Respon frekuensi yang dihasilkan setiap program untuk setiap type window dengan derajat N = 55, ditunjukkan seperti pada Gambar 4.8 sampai Gambar Setiap respon yang ada dihasilkan dengan menggunakan program yang berbeda, dan perbedaan disebabkan oleh adanya type window yang berbeda. Setiap respon juga digambarkan untuk batasan frekuensi 2, dan persyaratan derajat untuk semua type window dibuat sama. 40
48 > W(e^jw) > w Gambar 4.8 Respon Frekuensi Window Rectangular > W(e^jw) > w Gambar 4.9 Respon Frekuensi Window Bartlett 41
49 > W(e^jw) > w Gambar 4.10 Respon Frekuensi Window Hanning > W(e^jw) > w Gambar 4.11 Respon Frekuensi Window Hamming 42
50 > W(e^jw) > w Gambar 4.12 Respon Frekuensi Window Blackman IV.3.3 Respon Frekuensi Filter Respon frekuensi yang dihasilkan setiap program untuk setiap type window dengan derajat N = 55, ditunjukkan seperti pada Gambar 4.13 sampai Gambar Dengan kondisi yang sama, setiap respon yang ada dihasilkan dengan menggunakan program yang berbeda, dan perbedaan disebabkan oleh adanya type window yang berbeda. Setiap respon juga digambarkan untuk batasan frekuensi 2, dan persyaratan derajat untuk semua type window dibuat sama. 43
51 10 H(e^jw) > w Gambar 4.13 Respon Frekuensi Filter Type Window Rectangular 10 H(e^jw) > w Gambar 4.14 Respon Frekuensi Filter Type Window Bartlet 44
52 20 H(e^jw) > w Gambar 4.15 Respon Frekuensi Filter Type Window Hanning 20 H(e^jw) > w Gambar 4.16 Respon Frekuensi Filter Type Window Hamming 45
53 20 H(e^jw) > w Gambar 4.17 Respon Frekuensi Filter Type Window Blackman IV.2.4 Desain Filter Menuju Target Filter yang diinginkan memiliki nilai gain sebesar -3 db pada batas frekuensi cut-off 30 rad/sec, dan gain atenuasi sebesar 50 db pada batas frekuensi 45 rad/sec. Sedangkan target desain adalah menentukan koefisien filter digital dimaksud sehingga pass memenuhi spesifikasi desain, dengan menguji keseluruhan jenis window yang ada. Dari hasil respon frekuensi yang dihasilkan setiap program untuk setiap type window dengan derajat N = 55 yang ditunjukkan pada Gambar 4.13 sampai Gambar 4.17, memberi hasil gain attenuasi : Type window Rectangular = -30 db Type window Bartlet = -30 db Type window Hanning = -60 db Type window Hamming = -60 db Type window Blackman = -80 db 46
54 Jika desain yang diinginkan memiliki batas gain -50 db, maka sementara yang terbaik untuk N = 55 adalah type window Blackman. Jika diinginkan mencocokkan spesifikasi desain untuk pilihan type window Hamming dengan N = 29 dan N = 25, maka diperoleh respon frekuensi seperti Gambar 4.19 dan Gambar Dari kedua gambar terlihat, maka desain yang tepat memenuhi spesifikasi desain adalah Gambar 4.20 dengan N = 25. Koefisien filter dimaksud diberikan dengan data pada Tabel 4.1, dan respon impuls ditunjukkan pada Gambar Koefisien filter pada n = 12 adalah posisi titik impuls tengah filter simetris, dan koefisien filter h(n) sama dengan koefisien filter untuk h(n-1-n), sehingga untuk n = 0 maka h(0) = h(24), dan untuk n = 1 maka h(1) = h(23) demikian seterusnya untuk n yang lain. Tabel 4.1. Koefisien Filter dengan Window Hamming N = 25 n h(n) n h(n)
55 0.4 h(n) > n Gambar 4.18 Respon Impuls Type Window Hamming N = H(e^jw) > w Gambar 4.19 Respon Frekuensi Filter Type Window Hamming N = 29 48
56 20 H(e^jw) > w Gambar 4.20 Respon Frekuensi Filter Type Window Hamming N = 25 49
57 V. KESIMPULAN V.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu Desain Filter Digital Menggunakan Teknik Windowing Dengan Simulasi Berbasis Matlab, diperoleh kesimpulan sebabagai berikut : 1. Tujuan penelitian yaitu untuk memberikan tahapan-tahapan dalam mendesain filter digital dengan mengunakan teknik windowing, dan selanjutnya membangun program simulasi respon filter dengan menggunakan program komputer berbasis matlab, berhasil dilakukan dengan baik. Dengan demikian mahasiswa atau pembaca dapat merancang filter dengan teknik windowing untuk jenis window Rectangular, window Bartlet, window Hanning, window Hamming dan window Blackman, dengan hasil yang ditampilkan adalah berupa respon impuls dan respon frekuensi. 2. Program simulasi berbasis matlab yang dihasilkan dalam penelitian ini memakai matlab versi 4.2 c 1, dimana program diketik dalam text notepad dengan extension m, seperti dituliskan pada sub.bab Dari contoh perancangan yang dilakukan, mula-mula derajat filter yang dihasilkan adalah N=53, kemudian dibulatkan untuk N=55 untuk asumsi agar diperoleh desain filter terbaik. Setelah diuji untuk kelima type window, diperoleh yang terbaik untuk type window Hamming, bahkan derajat filter direduksi sampai N=29 ke N=25, dengan hasil memenuhi gain attenuasi pada -50 db seperti pada Gambar 4.19 dan Gambar
58 V.2. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diberikan saran sebagai berikut : 1. Desain Filter Digital akan berhasil dilakukan, tetapi si perancang harus sudah familiar dengan program MATLAB. 2. Program dimaksud dapat dikembangkan dengan melanjutkannya ke tingkat realisasi dan pengujian laboratorium, tentunya dibutuhkan seperangkat software dan hardware yang sejalan untuk merealisasikannya, dan dapat diujikan untuk sinyal seperti suara atau audio mp3 yang sudah banyak dewasa ini, sehingga dapat dipisahkan sinyal dengan batas frekuensi filter sesuai dengan yang diinginkan. 51
59 VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Alan V. Oppenheim & Ronald W Schaafer, Discrete Time Signal Processing, Prentice-Hall of India, New Delhi, Ludeman C. Lonnie, Fundamentals of Digital Signal Processing, John Willey & Sons, Newyork, Robert A. Gabel & Richard A. Roberts, Sinyal dan Sistem Linier, Penerbit Erlangga, Jakarta, Sanjit K. Mitra, Digital Signal Processing A Computer Based Approach, McGraw-Hill Series in Electrical and Computer Enginrring, New York, Dadang Gunawan, Filbert Hilman Juwono, Pengolahan Sinyal Digital Dengan Pemrograman Matlab, Graha Ilmu, Cetakan Pertama, Yogjakarta,
60
MODUL 5 FILTER FIR DAN WINDOW
MODUL 5 FILTER FIR DAN WINDOW I. Tugas Pendahuluan Perintah atau fungsi pada MATLAB dapat dilihat dan dipelajari dengan online help pada Command window. Contoh ketiklah : help plot. Maka arti dari perintah
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN SIMULASI LOW PASS FINITE IMPULSE RESPONSE DENGAN METODE WINDOWING
PERANCANGAN DAN SIMULASI LOW PASS FINITE IMPULSE RESPONSE DENGAN METODE WINDOWING Irmawan, S.Si, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya ABSTRAK Filter digital adalah suatu algoritma
Lebih terperinciDesign FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS
Design FIR Filter Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS 1 Filter Digital Sinyal input = x(n) Respon impuls filter = h(n) Sinyal output = y(n) Ouput merupakan konvolusi respon impuls filter dengan
Lebih terperinciGambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari
Lebih terperinciBAB VI FILTER DIGITAL
BAB VI FILTER DIGITAL BAB VI FILTER DIGITAL Filter atau tapis adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyaring sinyal, sebagian sinyal akan dibiarkan lewat, sebagian yang lain akan akan ditahan. Filter
Lebih terperinciBAB VI FILTER DIGITAL
BAB VI FILTER DIGITAL Filter atau tapis adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyaring sinyal, sebagian sinyal akan dibiarkan lewat, sebagian yang lain akan akan ditahan. Filter yang sering digunakan
Lebih terperinciMATERI PENGOLAHAN SINYAL :
MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system
Lebih terperinciImplementasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Window Hamming dan Blackman menggunakan DSK TMS320C6713
Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 1 Halaman 16-3 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 216 ISSN (e): 2459-9638 Implementasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Window Hamming dan Blackman menggunakan DSK TMS32C6713
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan
BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2012 sampai dengan November 2012
21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2012 sampai dengan November 2012 dan dilakukan di Laboratorium Fisika Komputasi Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA
BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA Pembahasan pada bab ini berisi perancangan sistem medan jauh penyuara dalam bentuk program pada perangkat lunak Python yang akan dijalankan oleh Rasberry Pi B. Pada subbab
Lebih terperinciSIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH
Simulasi Hasil Perancangan LPF (Low Pass Filter) Digital....Hanafi SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH Hanafi Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV Raisah Hayati Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe
Lebih terperinciSIMULASI TAPIS FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) DENGAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)
SIMULASI TAPIS FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) DENGAN DISCRETE COSINE TRANSFORM () Muh Taufik Setyawan (NIM. LF 97 659) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciBAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI
BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL Dosen: Ir. Arjuni BP, MT : Sinyal dan Pemrosesan Sinyal Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui tipe-tipe sinyal, pemrosesan dan aplikasinya Jumlah pertemuan
Lebih terperinciHAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL Dosen: Ir. Arjuni BP, MT PENDIDIKAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciJaringan Syaraf Tiruan pada Robot
Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.
Lebih terperinciBab 1 Pengenalan Dasar Sinyal
Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Tujuan: Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit. Siswa mampu menjelaskan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Fakultas/Jurusan : Pengolahan Sinyal Digital / DSP (Digital Signal Processing) : Ilmu Komputer / Teknik Komputer D Minggu 1 Pendahuluan Ruang
Lebih terperinciudara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pengolahan Sinyal Digital : IT012256 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi Sub Khusus (TIK) 1 Pendahuluan Ruang lingkup Mata Kuliah
Lebih terperinciSKRIPSI FILTER DIGITAL FIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA. ft- ~ Blicl NAMA: BUDI NRP :
FILTER DIGITAL FIR SKRIPSI NAMA: BUDI Oleh: I c. NRP : 5103094043 I ~'P v I NIRM : 94.7.003.31013.06046~- ft- ~ Blicl LI 1(('~lu) --1 I I JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mengungkapkan perilaku dinamik suatu sistem fisik seperti mekanik, listrik, hidrolik dan lain sebagainya, umumnya sistem fisik dimaksud dimodelkan dengan sistem
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal
BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal sudah menjadi suatu kebutuhan pokok. Berbagai macam metode, sistem dan jenis filter
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN ISYARAT
TKE 243 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 1 Filter Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 29 1 KULIAH 1
Lebih terperinciSINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014
SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG Pada bab ini akan dibahas mengenai teori penunjang yang berhubungan dengan judul tugas akhir yang dikerjakan seperti suara, gelombang, sinyal, noise, Finite Impulse Response (FIR)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan
Lebih terperinciImplementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402
Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402 Oleh: Tri Budi Santoso, Hary Octavianto, Titon Dutono E-mail: tribudi@eepis-its.edu Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT
BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT A. Pengertian Sinyal Waktu Diskrit Sinyal waktu diskrit merupakan fungsi dari variabel bebas yaitu waktu yang mana nilai
Lebih terperinciPengolahan Sinyal Digital
Pengolahan Sinyal Digital Referensi : 1. C. Marven and G. Ewers, A Simple Approach to Digital Signal Processing, Wiley, 1997. 2. Unningham, Digital Filtering, Wiley, 1991. 3. Ludeman, Fundamental of digital
Lebih terperinciDalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat
BAB I PENDAHULUAN Bab satu membahas latar belakang masalah, tujuan, dan sistematika pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat Kuadrat Terkecil Ternormalisasi. Pada
Lebih terperinciBAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT
BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT A. Pengertian Sinyal Waktu Diskrit Sinyal waktu diskrit merupakan fungsi dari variabel bebas yaitu waktu yang mana nilai variabel bebasnya adalah bilangan bulat.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA KOMPUTER JAKARTA STIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL Kode Mata : TK - 17305 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713
IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER IMPLEMENTATION WITH BUTTERWORTH AND CHEBYSHEV
Lebih terperinciMODUL 4 ANALOG DAN DIGITAL FILTER
MODUL 4 ANALOG DAN DIGITAL FILTER I. Tugas Pendahuluan Perintah atau fungsi pada MATLAB dapat dilihat dan dipelajari dengan online help pada Command window. Contoh ketiklah : help plot. Maka arti dari
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713
IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTATION OF INFINTE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER WITH BESSEL AND ELLIPTIC RESPONSE
Lebih terperinciMODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5
MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT 1.1 Dasar Teori Sinyal waktu diskrit x(n) adalah fungsi dari variabel bebas yaitu suatu integer. secara grafis digambarkan paga gambar dibawah ini. Penting untuk diperhatikan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIR UNTUK MEREDUKSI NOISE DENGAN MATLAB
Jurnal ICT Penelitian dan Penerapan Teknologi AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIR UNTUK MEREDUKSI NOISE DENGAN MATLAB 1) Suyatno Budiharjo 2) Daniel Pandu Wijayanto 1,2
Lebih terperinciSINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014
SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.
BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :
Lebih terperinciMAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER
MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER Disusun oleh : UMI EKA SABRINA (115090309111002) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 PEMBAHASAN 1.1.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713
IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER IMPLEMENTATION WITH BUTTERWORTH AND CHEBYSHEV
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO
ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO Indra Fauziah, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciSOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA
SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA 1304405027 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN 2015 Rancang Filter low pass digital IIR Butterworth
Lebih terperinciKULIAH 9 FILTER DIGITAL
KULIAH 9 FILTER DIGITAL TEKNIK PENGOLAHAN ISYARAT DIGITAL Kuliah 9 Filter Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu
Lebih terperinciANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230
ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 430 TUJUAN: Sinyal dan Sifat-sifat Sinyal Sistem dan sifat-sifat Sisterm Analisa sinyal dalam domain Waktu Analisa sinyal dalam domain frekuensi menggunakan Tools: Transformasi
Lebih terperincipenulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl
PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciDENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR)
IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTATION OF INFINTE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER WITH BESSEL AND ELLIPTIC RESPONSEE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari
Lebih terperinciSISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI
SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI Oleh Caesar Aji Kurnia NIM : 612008079 Skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik dalam Konsentrasi
Lebih terperinciDTG2D3 ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI FILTER ANALOG. By : Dwi Andi Nurmantris
DTG2D3 ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI FILTER ANALOG By : Dwi Andi Nurmantris Ruang Lingkup Materi RANGKAIAN RESONATOR PENDAHULUAN LOW PASS FILTER HIGH PASS FILTER BAND PASS FILTER BAND STOP FILTER RANGKAIAN
Lebih terperinciREALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK
REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 Nama : Wito Chandra NRP : 0822081 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILTER DIGITAL FIR (FINITE IMPULSE RESPONSE) PADA FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAYS (FPGA)
1 IMPLEMENTASI FILTER DIGITAL FIR (FINITE IMPULSE RESPONSE) PADA FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAYS (FPGA) Rizki Jumadil Putra, Mochammad Rif an, ST., MT., dan Raden Arief Setyawan ST.,MT. Abstrak Filter FIR
Lebih terperinciMODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA
MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA I. TUJUAN - Mahasiswa mampu menyusun filter digital dan melakukan pemfilteran pada sinyal wicara II. DASAR TEORI 2.1. Filter IIR Yang perlu diingat disini bahwa infinite
Lebih terperinci1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada
1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada 3. X + (z) mempunyai sifat sifat seperti yang disebutkan di bawah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.
BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu
Lebih terperinciKOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -
KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel
Lebih terperinciPENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.
PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILTER DIGITAL IIR BUTTERWORTH PADA DSP STARTER KIT TMS320C3x
JETri, Volume, Nomor, Februari 003, Halaman 9-0, ISSN 141-037 IMPLEMENTASI FILTER DIGITAL IIR BUTTERWORTH PADA DSP STARTER KIT TMS30C3x Irda Winarsih, Suhartati Agoes & Robert Wahyudi* Dosen-Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.
BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET A. Dasar Teori Transformasi Kata dikemukakan oleh Morlet dan Grossmann pada awal tahun 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Kuliah : Pengolahan Sinyal Digital (3 SKS) Kode : ELT 2320 Prasyarat : - Program Studi : Teknik Elektronika (program
Lebih terperinciKOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM
KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM
PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengenali jenis-jenis isyarat dasar. 2. Mahasiswa dapat merepresentasikan isyarat-isyarat dasar tersebut pada MATLAB
Lebih terperinciMODULASI DELTA ADAPTIF
MODULASI DELTA ADAPTIF SIGIT KUSMARYANTO http://sigitkus@ub.ac.id I. PENDAHULUAN Kecenderungan dalam perancangan sistem komunikasi baru untuk masa mendatang telah meningkatkan penggunaan teknik-teknik
Lebih terperinciKONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==
TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver
Lebih terperinciImplementasi Filter Digital Finite Impulse Response Metode Penjendelaan Blackman pada DSP TMS320C6711
Gunawan Ariyanto, Implementasi Filter Digital FIR Metode Penjendalaan Blackman pada DSP TMS320C6711 Implementasi Filter Digital Finite Impulse Response Metode Penjendelaan Blackman pada DSP TMS320C6711
Lebih terperinciBAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL
BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
28 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras System ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti speaker (alat untuk menghasilkan suara), dan seperangkat komputer
Lebih terperinciKOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -
KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel
Lebih terperinciSimulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos
Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR
Lebih terperinciMODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL
MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL I. TUJUAN - Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem. II. DASAR TEORI 2.1 Sinyal Sinyal merupakan sebuah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DSP
LAPORAN PRAKTIKUM DSP MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA Disusun Oleh : Yuli Yuliantini (121014 7021) Teknik Telekomunikasi - PJJ PENS Akatel Politeknik Negeri Elektro Surabaya Surabaya 2015 22 MODUL
Lebih terperinciSISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.
SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI Fatchul Arifin fatchul@uny.ac.id PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Oleh: SHALLY
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANALISIS SISTEM LINIER / 3 KODE / SKS / SIFAT : IT / 3 SKS / LOKAL
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANALISIS SISTEM LINIER / 3 KODE / SKS / SIFAT : IT041325 / 3 SKS / LOKAL Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan
Lebih terperinciBab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]
Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri Telekomunikasi berkembang sangat cepat. Hal itu disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal batas waktu dan ruang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an
Lebih terperinciAktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 537 Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android Regilang Monyka Putra *), Firdaus **), Mohammad Hafiz Hersyah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal
Lebih terperinciAnalog to Digital Converter (ADC)
Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter by AGL ADC merupakan proses untuk mengubah sinyal analog menjadi digital. Tahap-tahap nya adalah sebagai berikut: Gambar: Proses ADC Analog
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adaptive Noise Cancellation merupakan salah satu aplikasi filter adaptif yang digunakan untuk meredam noise pada sinyal. Aplikasi filter ini menggunakan algoritma Least
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEORI DAN ANALISA SISTEM LINIER / IT SEMESTER / SKS : III / 2
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEORI DAN ANALISA SISTEM LINIER / IT041225 SEMESTER / SKS : III / 2 Pertemuan Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran
Lebih terperinciAdaptive IIR Filter Untuk Active Noise Controller Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542
Adaptive IIR Filter Untuk Active Noise Controller Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Endra Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jl K.H. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciDISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU
DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU TUGAS PAPER ANALISA DISAIN SISTEM PENGATURAN Oleh: FAHMIZAL(2209 05 00) Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Elektro ITS Surabaya Identifikasi plant Identifikasi
Lebih terperinciDi dalam perancangan filter-filter digital respons impuls tak terbatas diperlukan transformasi ke filter analog Diperlukan adanya pengetahuan filter
FEG2D3 -INW- 206 Di dalam perancangan filter-filter digital respons impuls tak terbatas diperlukan transformasi ke filter analog Diperlukan adanya pengetahuan filter analog yang dapat bertindak sebagai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk
BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk mewujudkan sistem penyamaan adaptif dengan algoritma galat kuadrat terkecil ternormalisasi pada suatu titik.
Lebih terperinciSISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital
SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA Pengolahan Sinyal Digital 1 PENGANTAR Definisi SISTEM Proses yang menghasilkan sebuah sinyal keluaran dalam rangka merespon sebuah sinyal masukan Gambaran
Lebih terperinciModul VIII Filter Aktif
Modul VIII Filter Aktif. Tujuan Praktikum Praktikan dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari sebuah filter. Praktikan dapat mengetahui karakteristik sebuah filter. Praktikan dapat membuat suatu filter
Lebih terperinciSimulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Butterworth
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.3 Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Butterworth LEONARD TAMPUBOLON, RUSTAMAJI,
Lebih terperinciMATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER
MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier
Lebih terperinci