STUDI PENERAPAN E PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PENERAPAN E PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA ABSTRAK"

Transkripsi

1 STUDI PENERAPAN E PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA Wahyu Hary Wijaya 1, Retno Indryani 2, dan Yusronia Eka Putri 3 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, , wahyu_harywijaya@yahoo.com 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, retno_i@ce.its.ac.id 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, iput@ce.its.ac.id ABSTRAK E-procurement merupakan proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik (berbasis web/internet). E-procurement dilatarbelakangi oleh kelemahan-kelemahan pengadaan dengan sistem konvensional yang dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait pengadaan. E-procurement hadir dalam rangka pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dalam proses pengadaan barang/jasa serta untuk mewujudkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang efisien, efektif, adil dan transparan. Pada kenyataannya e-procurement masih memiliki beberapa hambatan serta permasalahan dalam pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan perlunya untuk mengetahui bagaimana penerapan e-procurement pada tiap tahapannya serta bagaimana pengaruh penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan. Penelitian ini dilakukan pada instansi Pemerintah Kota Surabaya. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu panitia pengadaan atau pihak-pihak yang terlibat dalam sistem pengadaan, khususnya e-procurement. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda untuk penilaian terhadap pengaruh secara simultan dan parsial serta penjelasan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah penerapan e-procurement pada pengadaan di Pemerintah kota surabaya dapat dikategorikan sebagai full e-procurement. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pengadaan meliputi Pemusatan manajemen yang lebih baik, Menciptakan proses pengadan yang yang bersih transparan dan dapat diterima, dan Meningkatkan kepuasan klien (costomer statisfaction) sedangkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap efisiensi pengadaan meliputi Mengurangi biaya per tender (Cost per Tender) dan Mengurangi waktu proses pengadaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap pengembangan penelitian-penelitian berikutnya tentang e-procurement. Kata Kunci : e-procurement, sistem pengadaan barang dan jasa. 1. PENDAHULUAN E-procurement merupakan suatu proses pengadaan yang mengacu pada penggunaan internet sebagi sarana informasi dan komunikasi (Croom dan Jones, 2007). Proses pengadaan barang dan jasa dengan sistem e-procurement memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses pelelangan umum secara elektronik. Pada tahun tahun 2010, terdapat 48 instansi pemerintah di Indonesia baik di pusat maupun di daerah yang sudah menerapkan sistem e-procurement (LKPP, 2009). Aplikasi e-procurement diharapkan mampu membawa manfaat bagi para penggunanya seperti adanya standardisasi proses pengadaan, terwujudnya transparansi dan efisiensi pengadaan yang lebih baik, tersedianya informasi harga satuan khusus di kalangan internal serta mendukung pertanggung-jawaban proses pengadaan. Selain itu 1

2 Panayitou et al., (2004) melaporkan bahwa e-procurement juga dapat mengurangi supply cost (rata-rta 1%), mengurangi cost per tender ( 20 % cost per tender), lead time savings (4,1 bualan 6,8 bulan untuk tender terbuka dan 7,7 bulan 11,8 bulan untuk tender terbatas). Dalam perkembangannya, sistem e-procurement diharapkan akan menjadi aplikasi yang mampu mendukung pelaksanaan perwujudan kinerja yang lebih baik di kalangan internal instansi pemerintah maupun pihak ketiga, serta dapat membantu menciptakan pemerintahan yang bersih (Good Governance). Pada kenyataannya e-procurement masih memiliki kelemahan-kelemahan serta hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaannya, seperti kurangnya dukungan finansial, terdapat beberapa instansi dan penyedia jasa lebih nyaman dengan sistem sebelumnya (pengadaan konvensonal), kurangnya dukungan dari top manajemen, kurangnya skill dan pengetahuan tentang e-procurement serta jaminan keamanan sistem tersebut (Gunasekaran et al., 2009). Pemerintah Kota Surabaya menjadi instansi pemerintah pertama yang mengimplementasikan pelelangan dengan sistem e-procurement. Sistem e-procurement mulai digunakan sejak pelaksanaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) tahun 2004 dimana keterbukaan (transparansi), keadilan, efektifitas dan efisiensi menjadi unsur utama untuk mewujudkan Good Governance dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. Ide ini mulai dikembangkan dari pelaksanaan lelang serentak pada tahun 2003 yang memfasilitasi proses pelelangan hanya meliputi proses prakualifikasi secara elektronik melalui Dan terus berkembang sampai saat ini Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan e- procurement secra simultan dan barsial terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan Pemerintah Kota Surabaya. Dari penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan penerapan sistem e-procurement dan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian-penelitian berikutnya mengenai e-procurement. 2. E-PROCUREMENT 2.1 Pengadaan Pengadaan barang/jasa di Indonesia dilaksanakan dengan pedoman Keppres RI No.80 Tahun 2003 beserta perubahannya. Dalam pelaksanaannya, proses pemilihan penyedia jasa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pemilihan/seleksi antara lain : (1) Pelelangan/seleksi umum yaitu suatu metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa, (2) Pelelangan/seleksi terbatas yaitu suatu metode pemilihan penyedia barang/jasa terbatas dalam hal jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan di yakini terbatas, (3) Pelelangan/seleksi langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan membandingkan sekurang-kurangnnya 3 (tiga) penawaran, (4) Penunjukkan langsung adalah metode pemilihan penyedia jasa untuk pekerjaan yang memenuhi kriteria keadaan tertentu dan keadaan khusus, dengan cara penunjukkan langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa. 2.2 Definisi, Tujuan dan Manfaat E-procurement Beberapa ahli memiliki pemahaman yang hampir sama mengenai e- procurement. Croom dan Jones (2007) menjelaskan bahwa e-procurement merujuk pada penggunaan penggabungan sistem teknologi informasi untuk fungsi pengadaan, 2

3 meliputi pencarian sumber daya, negosiasi, pemesanan, dan pembelian. Selain itu Tatsis et al., (2006) juga mendefinisikan e-procurement sebagai penggabungan manajemen, otomtisasi, dan optimisasi dari suatu proses pengadaan organisasi dengan menggunakan sistem elektronik berbasis web. Davila et al., (2003) menambahkan definisi tentang e-procurement yaitu sebuah teknologi yang dirancang untuk memfasilitasi pengadaan barang melalui internet. Secara umum tujuan dari diterapkannya e-procurement yaitu untuk menciptakan transparansi, efisiensi dan efektifitas serta akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa melalui media elektronik antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Demin (2002) menambahkan mengenai tujuan e-procurement yaitu untuk memperbaiki tingkat layanan kepada para users, dan mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan yang lebih terintegrasi melalui rantai suplai perusahaan tersebut, serta untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengadaan. Dari penerapan e-procurement telah diperoleh beberapa manfaat seperti yang dijelaskan oleh Teo et al., (2009) membagi keuntungan dari e-procurement menjadi 2 yaitu keuntungan langsung (meningkatkan akurasi data, meningkatkan efisiensi dalam operasi, proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya administrasi dan mengurangi biaya operasi) dan keuntungan tidak langsung (e-procurement membuat pengadaan lebih kompetitif, meningkatkan customer services, dan meningkatkan hubungan dengan mitra kerja). Selain itu Panayitou et al., (2004) juga menambahkan yaitu e-procurement dapat mengurangi supply cost (rata-rata sebesar 1 %), mengurangi Cost per tender (rata-rata 20% cost per tender), dapat memberikan lead time savings (untuk open tender rata-rata 6,8 bulan - 4,1 bulan dan untuk tender terbatas rata-rata 11,8 bualan-7,7 bulan), peningkatan proses (pemesanan yang simpel, mengurangi pekerjaan kertas, mengurangi pemborosan, mempersingkat birokrasi, standarisasi proses dan dokumentasi. 3 METODOLOGI 3.1 Model penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode Survei dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data-data primer. Penelitian ini mengukur mengenai pengaruh hasil penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan.di PEMKOT Surabaya. penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi indikator-indikator mengenai hasil penerapan e-procurement. Indikator-indikator yang diperoleh berasal dari hasil studi pustaka mengenai penerapan sistem e-procurement. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas/independen (X) yang berasal dari hasil-hasil penerapan e-procurement dan variabel terikat/dependen (Y) yaitu kinerja dan efisiensi pengadaan. Variabel kinerja terdiri dari 3 indikator yang meliputi manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja. Variabel efisiensi dibagi menjadi 2 indikator yang meliputi biaya dan waktu. Indikator-indikator pada variabel Y tersebut diperoleh dari pengelompokan hasil penerapan e-procurement berdasarkan hasil diskusi dan expert judgement. Model hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. pengembangan dari model hubungan antar variabel pada Gambar 3.1 juga dapat dilihat pada Gambar 3.2(a) dan Gambar 3.2(b) dibawah ini. 3

4 Gambar 3.1 Model Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) Gambar 3.2 (a) Model Hubungan Hasil Penerapan E-procurementt (Variabel X) terhadap Kinerja (Variabel Y) 4

5 Gambar 3.2 (b) Model Hubungan Hasil Penerapan E-procurementt (Variabel X) terhadap Efisiensi (Variabel Y) 3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada panitia pengadaan pada Unit layanan Pengadaan Pemerintah Kota Surabaya atau pihak-pihak yang terlibat dalam sistem e-procurement seperti pada Bagian Surabaya e-procurement System (SePS) Pemerintah Kota Surabaya. Kuisioner berbentuk Pemgumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara tak terstruktur yang dilakukan terhadap para responden. Responden diberikan waktu beberapa hari untuk mengisi kuisioner dan kemudian diserahkan kembali kepada peneliti, serta melakukan wawancara tak terstruktur terhadap salah satu atau lebih responden yang dianggap paling berkompeten dan berpengalaman di bagiannya sebagai narasumber terhadap beberapa hal yang belum dipahami oleh peneliti. Dari total 53 kuisioner yang disebar kepda para responden, hanya diperoleh 36 kuisioner yang kembali. Ada beberapa hal yang menyebabkan kuisioner yang disebar tidak dapat seluruhnya kembali, salah satunya adalah karena kesibukan responden, sehingga karena terbatasnya waktu, maka tidak diikutkan dalam analisa. 3.3 Pengukuran Variabel Pada penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan variabel yang bersifat kualitatif namun akan diukur secara kuantitatif. Pemberian skala ini hanya merupakan pemberian kode (coding) untuk mengubah persepsi/opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden tentang suatu kejadian. Masing-masing indikator akan diukur dengan menggunakan skala pengukuran yang akan diberi nilai antara 1 sampai 5 yang menunjukkan tingkatan dari masing-masing indikator. Angka 1 menunjukkan rendah (low) dan 5 menunjukkan tinggi (high). Skala pengukuran ini digunakan untuk 5

6 mengukur persepsi atau sikap responden terhadap variabel-variabel yang ditanyakan dalam kuesioner. 3.2 Metode Analisa Data Pada penelitian ini analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa regresi berganda. Dimana regresi dilakukan dengan: Pengujian Model (Menghitung Koefisien Determinasi Ganda / R 2 ) yang mengukur keeratan pengaruh secara simultan dari variabel-variabel X terhadap variabel Y dimana Nilai R 2 ( 0 R 2 1), Semakin besar R 2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi dan sebaliknya. Uji F(F test) yaitu melihat pengaruh variabel-variabel X secara simultan terhadap variabel Y dengan cara embandingkan nilai F hitung dengan F tabel dimana jika F hitung > F tabel maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Y dan sebaliknya. Uji t (t test) yaitu untuk melihat pengaruh variabel-variabel X secara parsial terhadap variabel Y dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, dimana jika t hitung > t tabel maka variabel X ke-i berpengaruh terhadap variabel Y. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat bagaimana pengaruh hasil penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan dengan melihat pengaruh terhadap masing masing indikator kinerja dan efisensi. 1. Pengaruh hasil penerapan e-porocurement terhadap kinerja a. Manajemen kontrol data Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 25,149 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,27 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-9 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Manajemen dan kontrol kata. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t - hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap manajemen kontrol data Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Manajemen dan Kontrol Data No Kode Variabel Nama Variabel Nilai t-hitung 1 X1 Pemusatan manajemen dan kontrol yang lebih baik 3,583 0,001 2 X2 Meningkatkan akurasi data 2,553 0,017 Sig 6

7 3 X4 Standarisasi proses dan dokumen (Format yang seragam lebih memudahkan pengerjaan) 4 X5 Sistim aliran kerja yang lebih efisien (workflow) Otonomi yang lebih kepada 5 X6 departemen (Disentralisasi dari pengadan) Sumber: Hasil data olahan, ,841 0,009 2,742 0,011 2,069 0,011 b. Kualitas hasil dan produksi Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 24,916 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,24 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-11 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Kualitas hasil dan produksi. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t -hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t- hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Kualitas hasil dan produksi. Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Kualitas hasil dan produksi No Kode Variabel 1 X10 2 X12 3 X13 4 X14 Nama Variabel t-hitung Sig Menjadikan proses pengadaan yang lebih kompetitif Menciptakan proses pengadaan yang bersih, transparan dan dapat diterima Meningkatkan kualitas dari hasil pengadaan Meningkatkan kualitas dan produktifitas dari sumber daya (SDM maupun SI) 3,156 0,004 4,141 0,000 2,397 0,025 2,431 0,023 5 X15 Meningkatkan akurasi anggaran (deviasi dari pengadaan aktual pemerintah dibandingkan dengan anggaran keuangan terkait) Sumber: Hasil data olahan, ,244 0,034 7

8 c. Hubungan dengan mitra kerja Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 19,99 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,43 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-6 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Hubungan dengan mitra kerja. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t - hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Hubungan dengan mitra kerja Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Hubungan dengan mitra kerja Kode No Nama Variabel t-hitung Sig Variabel 1 X21 Networking dan aliansi setrategi 2,994 0,006 Meningkatkan kepuasan klien 2 X24 4,202 0,000 (costomer statisfaction) Akses informasi yang lebih mudah 3 X26 3,696 0,001 dan luas Sumber: Hasil data olahan, Pengaruh hasil penerapane-procurement terhadap efisiensi a. Biaya Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 25,141 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,36 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-5 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Biaya. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t - hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Biaya Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Biaya No Kode Variabel Nama Variabel t-hitung Sig 1 X27 Mengurangi biaya administrasi 3,332 0,002 2 X28 Opportunity cost of capital 2,554 0,160 3 X30 Meningkatkan pemasukan perusahaaan (revnue) 2,249 0,032 4 X31 Mengurangi Cost per tender 3,873 0,001 Sumber: Hasil data olahan,

9 b. Waktu Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung menunjukkan nilai sebesar 27,851 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,25 atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-2 variabel bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Waktu. hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t -hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t- hitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Waktu Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Waktu No Kode Variabel Nama Variabel t-hitung Sig 1 X34 Lead Time savings 2,37 0,026 2 X35 Mengurangi waktu proses 5,526 0,000 Sumber: Hasil data olahan, KESIMPULAN Secara simultan atau bersama-sama, semua variabel Manajemen dan kontrol data, Kualitas hasil dan produksi, dan Hubungan dengan mitra kerja, Biaya dan Waktu berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kota Surabaya. Namun secara parsial, Pemusatan manajemen dan kontrol yang lebih baik, Menciptakan proses pengadaan yang bersih, transparan dan dapat diterima, Networking dan aliansi setrategi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja sedangkan Mengurangi cost per tender dan Pengurangan waktu proses pengadan merupakn variabel yang paling berpengaruh terhadp efisiensi pengadaan di Pemkot Surabaya. artinya adalah bahwa jika ingin meningkatkan kinerja dan efisiensi pengadaan di pemerintah Kota surabaya, maka ke-5 variabel tersebut adalah yang paling utama perlu mendapatkan prioritas. 5 DAFTAR PUSTAKA 1. Croom, S.R., Brandon-Jones, A. (2007), Impact of E-procurement: experiences from implementation in the UK public sector, Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 13, Hal Davila, A., Gupta, M., Palmer, R. (2003), Moving procurement systems to the internet : the adoption and use of e-procurement technology models, European Management Journal, Vol.21, No. 1, Hal Demin, J.E (2002), Insight Matters: Global Network Considerations for E Procurement and Extranets, Infonet Services Corporation, Vol.1, Singapore. 9

10 4. Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (2009), Implementasi E-procurement di Indonesia - LKPP Galakkan Lelang Via Elektronik (eprocurement), Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Jakarta. 5. Panayiotou, N.A., Gayaialis, S.P., Tatsiopoulos, I.P. (2004), An E-procurement system for governmental purchasing, International Journal of Production Economics,Vol. 90, Hal Tatsis,V., Mena,C., VanWassenhove,L.N., Whicker,L. (2006), Procurement in the Greek Food and Drink Industry, Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 12, hal Teo., H, T.S., Hung, K. (2009), Usage and Performance Impact of Electronic Procurement, Journal of Business Logistics. 10

EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS Alifadri Indrayana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Penerapan Sistem E-Procurement Pada Proses Pengadaan PT Petrokimia Gresik

Penerapan Sistem E-Procurement Pada Proses Pengadaan PT Petrokimia Gresik 253 Penerapan Sistem E-Procurement Pada Proses Pengadaan PT Petrokimia Gresik Tuwanku Aria Auliandri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Rossy Wulandari, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

ABSTRAK EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS ABSTRAK EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS Oleh : Ferry Hanggara Samudra 0910613042 E-procurement dilatarbelakangi

Lebih terperinci

EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E- PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI KETERBUKAAN, ADIL/TIDAK DISKRIMINATIF, DAN BERSAING

EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E- PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI KETERBUKAAN, ADIL/TIDAK DISKRIMINATIF, DAN BERSAING EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN E- PROCUREMENT DI KOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI KETERBUKAAN, ADIL/TIDAK DISKRIMINATIF, DAN BERSAING Firmansyah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung Indonesia khususnya kota Yogyakarta yang sedang dalam masa perkembangan menghantarkan konstruksi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI E-UNIVERSITY : APLIKASI E-TENDER UNTUK MENDUKUNG PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PERGURUAN TINGGI

PENGEMBANGAN APLIKASI E-UNIVERSITY : APLIKASI E-TENDER UNTUK MENDUKUNG PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PERGURUAN TINGGI PENGEMBANGAN APLIKASI E-UNIVERSITY : APLIKASI E-TENDER UNTUK MENDUKUNG PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PERGURUAN TINGGI 1 Rr. Nurul Septifandari, 2 Seno Adi Putra, 3 Budi Praptono Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang E-procurement merupakan suatu proses pengadaan barang atau jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik berbasis internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI e-procurement MENGGUNAKAN METODE VALUE MATRIX PADA PT CIPTA KARYA BERSATU

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI e-procurement MENGGUNAKAN METODE VALUE MATRIX PADA PT CIPTA KARYA BERSATU Sandy Kosasi PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI e-procurement MENGGUNAKAN METODE VALUE MATRIX PADA PT CIPTA KARYA BERSATU SANDY KOSASI Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tawar menawar. Biasanya pengguna membuat daftar jumlah dan jenis barang yang

BAB I PENDAHULUAN. tawar menawar. Biasanya pengguna membuat daftar jumlah dan jenis barang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadaan barang dan jasa pada awalnya dimulai dengan transaksi jual beli barang di pasar. Cara atau metode pengadaan barang dan jasa dalam transaksinya dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE VALUE MATRIX DALAM PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI e-procurement

PENERAPAN METODE VALUE MATRIX DALAM PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI e-procurement PENERAPAN METODE VALUE MATRIX DALAM PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI e-procurement SANDY KOSASI Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak Program Studi Sistem Informasi Jln. Merdeka

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, judul yang diambil beserta alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, metode yang dipakai dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat di sektor pelayanan Publik dan mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat di sektor pelayanan Publik dan mampu meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dari komputerisasi dan teknologi informasi yang ada pada pemerintah pada tahun 1960-an dan 1970-an memiliki perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA Liziad Aditya Soetanto 1, dan Kenny Jonathan Setiobudi 2 ABSTRAK : E-Procurement atau Pengadaan secara elektronik adalah Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melaksanakan pembangunan guna mencapai tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

Lebih terperinci

Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6

Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6 Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6 Pendahuluan E-procurement merupakan bagian dari e-bisnis dan digunakan untuk mendesain proses pengadaan berbasis internet yang dioptimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dalam dunia lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelangan yang ada di internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah mengalami pergeseran paradigma baru dalam pelaksanaannya, terutama setelah kegiatan pengadaan dilakukan melalui sistem elektronik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2)

PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2) PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas Padang *Email :

Lebih terperinci

Repositori STIE Ekuitas

Repositori STIE Ekuitas Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Accounting Information System 2015-12-14 Pengaruh Usefulness AIS (Accounting Information System) Dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Mochammad Iksan Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA PADA LPSE KEMENTERIAN KEUANGAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA PADA LPSE KEMENTERIAN KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA PADA LPSE KEMENTERIAN KEUANGAN Oleh : Dr. Socia Prihawantoro, S.E., M.M. (Dosen Sekolah Tinggi Manajemen LABORA) ABSTRAK Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disadari atau tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Disadari atau tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disadari atau tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Teknologi informasi ini memungkinkan perdagangan, perniagaan, transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontrak untuk pekerjaan publik antara pemerintah dengan sektor swasta/privat merupakan bisnis dengan ukuran yang sangat besar. Mulai dari proyek-proyek infrastruktur

Lebih terperinci

Bandung Integrated Resources Management System (BIRMS)

Bandung Integrated Resources Management System (BIRMS) Bandung Integrated Resources Management System (BIRMS), yaitu sistem pengelolaan daerah yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang diawali dari Proses Perencanaan Pembangunan Daerah, Pelaksanaan Anggaran

Lebih terperinci

ANALISA KESENJANGAN ANTARA SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ELEKTRONIK PADA PENYEDIAAN JASA KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

ANALISA KESENJANGAN ANTARA SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ELEKTRONIK PADA PENYEDIAAN JASA KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 26 ANALISA KESENJANGAN ANTARA SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ELEKTRONIK PADA PENYEDIAAN JASA KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA Bambang Wishnu Murti 1), Tri

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT

ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI DI KABUPATEN GARUT (STUDI KASUS LINGKUP PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GARUT) Ratu Mafas Sukmalaras 1, Agus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi informasi memiliki peran yang penting tidak hanya dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang dari kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan aktivitas pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana bagi masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Adapun deskripsi karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin dan usia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

2013), konstruksi (Hashim et al., 2013), serta pemerintahan (Kaliannan & Awang, 2010). Dengan menerapkan e-procurement ini perusahaan berhasil

2013), konstruksi (Hashim et al., 2013), serta pemerintahan (Kaliannan & Awang, 2010). Dengan menerapkan e-procurement ini perusahaan berhasil BAB 1 PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi informasi terus mengalami perkembangan. Hal ini menjadi sebuah tantangan dan peluang bagi siapapun untuk terus mengikuti dan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks tata pemerintahan, procurement dilakukan oleh

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks tata pemerintahan, procurement dilakukan oleh BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam konteks tata pemerintahan, procurement dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalankan rencana program kerja yang sudah ditetapkan seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan komunikasi data, diantaranya adalah , yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan komunikasi data, diantaranya adalah  , yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi telah mengalami kemajuan dengan sangat pesat, bisa kita lihat hampir di semua bidang usaha yang dilakukan oleh manusia saat ini selalu

Lebih terperinci

Pengalaman Implementasi dan Perencanaan Ke Depan di Pemerintah Kota Surabaya Drh. SUNARNO ARIS TONO,MSi.

Pengalaman Implementasi dan Perencanaan Ke Depan di Pemerintah Kota Surabaya Drh. SUNARNO ARIS TONO,MSi. e-procurement Pengalaman Implementasi dan Perencanaan Ke Depan di Pemerintah Kota Surabaya Drh. SUNARNO ARIS TONO,MSi. Pelaksanaan proyek selalu terlambat Latar Belakang Harga kontrak relatif sama atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teoritis seperti disebutkan dalam Bab 2, variabel-variabel yang dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. teoritis seperti disebutkan dalam Bab 2, variabel-variabel yang dipergunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis seperti disebutkan dalam Bab 2, variabel-variabel yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat menunjang proses bisnis dan menciptakan berbagai peluang dan inovasi. Teknologi hadir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem e-procurement atau pengadaan barang/ jasa secara elektronik melalui internet di Indonesia pada perspektif pemerintah dipercaya sebagai alat/instrumen untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi

I. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/ jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan barang/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap perekonomian, dengan sistem perekonomian apapun, pemerintah senantiasa memegang peranan yang penting. Pemerintah memiliki peranan yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA MALANG

PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA MALANG PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA MALANG Oleh: Arruuman Nurfanani, 1) Tubandrijah Herawati, SE., MM., Ak 2), Penelitian ini bertujuan: 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/tender. Proses ini menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Timor Leste adalah sebuah Negara demokratik yang sedang berkembang dan bertetangga dengan Negara Indonesia. Dalam saat ini Timor Leste memiliki banyak proyek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memperbaharui teknologi agar sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memperbaharui teknologi agar sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah mengalami kemajuan yang signifikan. Teknologi bertambah canggih dan kompleks. Seiring dengan hal tersebut, manusia sebagai pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula pada sektor jasa konstruksi. Persaingan global antar perusahaan penyedia jasa konstruksi

Lebih terperinci

Penerapan Kontrak Lump Sum dan Harga Satuan pada Pekerjaan Konstruksi di Kota Malang

Penerapan Kontrak Lump Sum dan Harga Satuan pada Pekerjaan Konstruksi di Kota Malang Penerapan Kontrak Lump Sum dan Harga Satuan pada Pekerjaan Konstruksi di Kota Malang Yudha Jordan, Saifoe El Unas, ST, MT dan Kartika Puspa Negara ST, MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI Oleh : SUWARDI 06 172 030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1995 perusahaan ini berdiri tetapi masih dalam bentuk CV SRIWIJAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan e-tendering dan e-purchasing terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

Pengaruh Penerapan e-tendering dan e-purchasing terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018, pp. 139-150 ISSN 2599-2007 (Print), ISSN 2614-140X (Online) Journal hompage http://journal.stie-66.ac.id/index.php/sigmajeb OPEN ACCESS

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warganya, dan pasar dengan warga. Dahulu negara memposisikan dirinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. warganya, dan pasar dengan warga. Dahulu negara memposisikan dirinya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era informasi pelayanan publik menghadapi tantangan yang sangat besar. Hal ini berkaitan dengan relasi antara negara dengan pasar, negara dengan warganya,

Lebih terperinci

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K)

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) Zaenal Arifin 1 dan Dara Juwanti 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING KENDARAAN PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING KENDARAAN PANITIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING KENDARAAN PANITIA 10 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Panitia Pengadaan... 3 1.2 Alur Proses e-purchasing Kendaraan Pemerintah Dalam Aplikasi... 4

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi supply chain management

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi supply chain management 20 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi supply chain management yang diterapkan pada proyek pembangunan Gerbang Utama Institut Teknologi Sumatera.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER Hernu Suyoso 1), Agoes Soehardjono 2), As ad Munawir 3) 1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat, penggunaan sumber daya yang ada secara optimal dan pengiriman yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat, penggunaan sumber daya yang ada secara optimal dan pengiriman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman yang sangat pesat sekarang ini, dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, menyebabkan persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir semua aspek kehidupan manusia. Dengan majunya perkembangan teknologi, manusia dapat bekerja dengan

Lebih terperinci

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN MODUL 5 GANJAR PRAMUDYA WIJAYA - 41811120044 TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT Komputer Dalam Pemerintahan Pemerintahan Terkomputerisasi Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Oei (2010), ada 3 jenis riset atau penelitian yaitu: penelitian eksploratori,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Oei (2010), ada 3 jenis riset atau penelitian yaitu: penelitian eksploratori, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Oei (2010), ada 3 jenis riset atau penelitian yaitu: penelitian eksploratori, penelitian deskriptif, dan penelitian kausal. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru, berbagai bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis, sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak (Wikipedia,2008). 1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak (Wikipedia,2008). 1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/jasa atau kegiatan lelang yang biasa dikenal dengan sebutan procurement yang dapat diartikan sebagai sebuah proses lelang dari barang dan/atau jasa

Lebih terperinci

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan BAB IV TINJAUAN HUKUM MENGENAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI SISTEM ELEKTRONIK PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses pelelangan memegang peran penting dalam tahapan pengadaan pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output pekerjaan yang baik, demikian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: sistem pengendalian manajemen, pengendalian internal

ABSTRAK. Kata-kata kunci: sistem pengendalian manajemen, pengendalian internal ABSTRAK Dalam era globalisasi seperti sekarang ini perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas tinggi dengan harga rendah, pemberian pelayanan yang berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM E-PROCUREMENT PADA PT. RAJAWALI NUSINDO

INTEGRASI SISTEM E-PROCUREMENT PADA PT. RAJAWALI NUSINDO INTEGRASI SISTEM E-PROCUREMENT PADA PT. RAJAWALI NUSINDO Dwitya Pranawa Jati dwityapranawa@gmail.com ABSTRAK Penulisan skripsi ini bertujuan untuk merancang aplikasi yang mengintegrasikan pengadaan berbasis

Lebih terperinci

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya 1 DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN e-tendering e-purchasing 2 TUJUAN PELATIHAN SETELAH MATERI INI

Lebih terperinci

1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner :

1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner : L1 Petunjuk Pengisian Kuisioner : 1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner : TS = Tidak Setuju; KS= Kurang Setuju; CS = Cukup Setuju; S = Setuju; SS = Sangat Setuju 2. Beri tanda

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT

MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NO 54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA 2014 DEPUTI BIDANG PPSDM LKPP Penggunaan E-Procurement

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada Lampung di Bandarlampung. 3. 2 Jenis Penelitian Menurut Oei (2010: 2) ada 3 jenis riset

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA PENAWARAN TERHADAP KINERJA PROYEK (STUDI KASUS PADA RUAS JALAN : KERTOSONO JOMBANG MOJOKERTO GEMPOL)

PENGARUH HARGA PENAWARAN TERHADAP KINERJA PROYEK (STUDI KASUS PADA RUAS JALAN : KERTOSONO JOMBANG MOJOKERTO GEMPOL) PENGARUH HARGA PENAWARAN TERHADAP KINERJA PROYEK (STUDI KASUS PADA RUAS JALAN : KERTOSONO JOMBANG MOJOKERTO GEMPOL) Findia 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 Komputer Dan Pemerintahan Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 TUJUAN: Memberi kemudahan dan kesederhanaan prosedur, sehingga penerapannya memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelelangan Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang / jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian

Lebih terperinci

KETERKAITAN E-BUSINESS DENGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

KETERKAITAN E-BUSINESS DENGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT B-25-1 KETERKAITAN E-BUSINESS DENGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Hari Agung Yuniarto, ST, MSc Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, UGM, Jl. Grafika 2, Yogyakarta, Indonesia 55281 h.a.yuniarto@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA LAMPIRAN Lampiran TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Prinsip Kepastian Hukum (Rule of Law) 1. Bagaimanakah pelaksanaan prinsip kepastian hukum (rule of law) dalam pengadaan televisi oleh Bagian Perlengkapan Sekretariat

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti paparkan dapat

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti paparkan dapat BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti paparkan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. UGM mengembangkan sistem yang terintegrasi untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN KERJASAMA ANTARA KONTRAKTOR DAN SUB KONTRAKTOR DI KOTA AMBON

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN KERJASAMA ANTARA KONTRAKTOR DAN SUB KONTRAKTOR DI KOTA AMBON FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN KERJASAMA ANTARA KONTRAKTOR DAN SUB KONTRAKTOR DI KOTA AMBON Julianus Maitimu Arief Rachmansyah Alwafi Pujiraharjo Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas

Lebih terperinci

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government DEPUTI BIDANG TATALAKSANA 2012 Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap

Lebih terperinci

PEMANFAATAN E-PROCUREMENT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TATAKELOLA KEGIATAN PENGADAAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN ABSTRAK

PEMANFAATAN E-PROCUREMENT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TATAKELOLA KEGIATAN PENGADAAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN ABSTRAK PEMANFAATAN E-PROCUREMENT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TATAKELOLA KEGIATAN PENGADAAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN Lintang Patria Kristianus Yulianto lintang@mail.ut.ac.id savitriku@yahoo.com ABSTRAK Tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan merupakan salah satu fungsi penting pada organisasi pemerintah, namun hingga saat ini kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Fungsi pengadaan saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai Bulan Desember 2013 Februari 2014. Lokasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah di Kabupaten Tangerang,

Lebih terperinci

Prosedur Pengadaan, Kontak Bisnis dan Pakta Integritas

Prosedur Pengadaan, Kontak Bisnis dan Pakta Integritas Prosedur Pengadaan, Kontak Bisnis dan Pakta Integritas Prosedur Pengadaan Tenaga Kerja antara lain : 1. Perencanaan Tenaga Kerja Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga

Lebih terperinci

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERSENTASI SIDANG. Pengaruh Kualitas Situs Berita Kompas.com Terhadap Kepuasan Pembaca (Survei Pada Anggota Grup Whatsapp Jobseeker)

PERSENTASI SIDANG. Pengaruh Kualitas Situs Berita Kompas.com Terhadap Kepuasan Pembaca (Survei Pada Anggota Grup Whatsapp Jobseeker) PERSENTASI SIDANG Pengaruh Kualitas Situs Berita Kompas.com Terhadap Kepuasan Pembaca (Survei Pada Anggota Grup Whatsapp Jobseeker) Atika Novita Wahyu Budiarti 1B815824 Ilmu Komunikasi Pembimbing Ir. Kiayati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Layanan Pengadaan Secara Elektronik Nasional

DAFTAR ISI. Layanan Pengadaan Secara Elektronik Nasional DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. LOGIN... 2 3. MENETAPKAN PAKET... 5 4. PERSETUJUAN UNTUK LELANG... 8 5. MENJAWAB SANGGAHAN... 10 6. MENJAWAB PERTANYAAN MENGENAI LELANG... 13 7. PERSETUJUAN TERHADAP HASIL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH Oleh : Asdita Apriliasari 1. 2. Latar Belakang Perumusan Masalah 3. Penentuan Tujuan Penelitian Studi Literatur :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kontrak diselenggarakan bukan hanya terkait barang saja melainkan juga jasa. Secara sederhana kontrak ialah suatu perjanjian

Lebih terperinci

PROSEDUR EPROCUREMENT

PROSEDUR EPROCUREMENT Halaman 1 dari 14 PROSEDUR EPROCUREMENT No Dokumen Revisi : 00 Tanggal Terbit : Ref. ISO 27001 Ref. Regulasi : P03/GRMS/BP.Sby : A.10.1.1 Documented operating procedure :Perpres 54/2010, Perpres 70/2012,

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT Usan Rudiansyah 1 ; Miman Nurdiaman 2 1 Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Intan

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA ELEKTRONIK PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKANBARU TAHUN 2014

PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA ELEKTRONIK PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKANBARU TAHUN 2014 PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA ELEKTRONIK PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKANBARU TAHUN 2014 Rio Pinondang Hasibuan Email : riopinon@gmail.com Pembimbing : Drs. Raja Muhammad Amin, M.Si Jurusn Ilmu

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan

Lebih terperinci