ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Pendekatan Model Persamaan Struktural) Oleh : SYAFRUDIN A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 RINGKASAN SYAFRUDIN. A Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (Pendekatan Model Persamaan Struktural). Di bawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS. Kemajuan pembangunan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan bidang agribisnis secara umum. Hal ini dapat dilihat dari besarnya tenaga kerja yang terserap. Pada tahun 2003 sektor pertanian menyerap tenaga kerja sekitar 46 persen dari orang yang bekerja. Namun demikian, dilihat dari status pekerjaannya, orang yang berusaha dengan buruh tetap hanya sekitar 2,5 persen. Komponen terbesar adalah orang yang berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak tetap sekitar 39 persen. Sekitar 33 persen merupakan pekerja tak dibayar (unpaid worker). Keterampilan SDM tidak terlepas dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Menurut data BPS (2004) pada tahun 2003 jumlah tenaga kerja disektor agribisnis yang menamatkan pendidikan sampai universitas hanya sebesar 0,13 persen. Tenaga kerja terbanyak adalah lulusan SD sebanyak 48 persen, bahkan terdapat sebanyak 28 persen yang tidak tamat SD atau belum pernah sekolah. Untuk meningkatkan kualitas SDM melalui bidang pendidikan ternyata banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Situasi yang sangat kompleks umumnya banyak dijumpai dalam proses pencapaian pendidikan. Situasi yang sangat berpengaruh seperti adanya perbedaan lingkungan belajar, gaya belajar, lingkungan kampus, sarana dan prasarana pendidikan, karakteristik dosen dan karakteristik mahasiswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan studi mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan studi mahasiswa. Faktor-faktor tersebut ada yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung yang relatif sulit untuk diukur dan berpengaruh secara simultan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor eksternal dan internal dari mahasiswa, proses studi selama di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB serta kemampuan akademik yang mempengaruhi kesuksesannya.

3 3 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik mahasiswa dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan alat analisis model persamaan struktural (SEM). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor sebanyak 211 sampel. Dilengkapi data dari berbagai sumber yang mendukung penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan model awal yang dipasang pada penelitian ini yaitu terdiri dari 4 peubah laten dan 16 peubah manifes tidak layak dalam mengolah data, untuk itu diperlukan perbaikan model. Evaluasi terhadap model dilakukan berdasarkan Uji khi-kuadrat, GFI, AGFI, RMSR, dan RMSEA. Perbaikan model yang dilakukan dengan membagi menjadi dua model terpisah sesuai dengan ukuran tingkat keberhasilan studi yaitu IPK dan masa studi. Perbaikan model juga mencakup pengurangan jumlah peubah manifest. Model keberhasilan studi untuk IPK menggunakan 4 peubah laten dengan 9 peubah manifes, peubah laten sukses hanya diukur oleh peubah IPK (Y11). Peubah laten proses diukur oleh (1) total SKS (Y21), (2) status bekerja (Y23), (3) PT asal (Y25), (4) jenis tempat tinggal (Y27). Peubah laten eksternal meliputi (1) pendidikan ayah (X11), dan (2) penghasilan orang tua (X13). Peubah laten internal meliputi (1) usia (X21), dan (2) jenis kelamin (X22). Evaluasi terhadap model SEM secara keseluruhan dilakukan dengan Uji khi-kuadrat, GFI, AGFI, RMSR dan RMSEA. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dinyatakan layak dalam mengepas data. Status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi dengan nilai koefisien sebesar Penghasilan orang tua memiliki koefisien terbesar dalam peubah eksternal yaitu sebesar Usia mempunyai kontribusi terbesar terhadap peubah eksogen internal yaitu dengan koefisien sebesar 0.73 Model keberhasilan studi untuk masa studi menggunakan 4 peubah laten dengan 9 peubah manifes. Sukses hanya diukur oleh peubah masa studi (Y12), sedangkan proses studi diukur oleh (1) total SKS (Y21), (2) status bekerja (Y23), (3) PT asal (Y25), (4) jenis tempat tinggal (27). Peubah eksternal meliputi (1) pendidikan ayah (X11), dan (2) penghasilan orang tua (X13). Peubah internal

4 4 meliputi (1) usia (X21), dan (2) jenis kelamin (X22). Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dinyatakan layak dalam mengepas data. Status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi dengan nilai koefisien sebesar Penghasilan orang tua memiliki koefisien terbesar dalam peubah eksternal yaitu sebesar Usia mempunyai kontribusi terbesar terhadap peubah eksogen internal yaitu dengan koefisien sebesar 0.73 Penggunaan metode SEM sangat bergantung terhadap teori yang mendasari bidang yang diteliti. Model terbaik untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa program ekstensi yaitu model SEM IPK dan model SEM masa studi. Proses studi berpengaruh langsung terhadap keberhasilan studi, baik untuk model SEM IPK maupun model SEM masa studi. Peubah eksternal dan internal berpengaruh secara tidak langsung terhadap keberhasilan studi mahasiswa (IPK dan masa studi), akan tetapi berpengaruh langsung terhadap proses studi. Program ekstensi dalam penerimaan mahasiswa baru hendaknya menetapkan prioritas yaitu calon mahasiswa berusia 22 tahun atau kurang dan penghasilan orang tua per bulan di atas Rp 750 ribu. Kesesuain program studi memiliki pengaruh cukup signifikan, sehingga dapat menjadi acuan dalam prioritas penerimaan mahasiswa baru. Mahasiswa bekerja dan telah menikah agar mendapat perhatian lebih dalam proses studinya, karena biasanya banyak menghadapi kendala yang dapat menghambat pencapaian pendidikannya.

5 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Pendekatan Model Persamaan Struktural) Oleh : SYAFRUDIN A SKRIPSI Sebagai Bagian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

6 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama : SYAFRUDIN NRP : A Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (Pendekatan Model Persamaan Struktural) Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui Dosen Pembimbing Muhammad Firdaus, SP, MSi NIP Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP Tanggal Kelulusan :

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR (PENDEKATAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL) BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI MANAPUN ATAU LEMBAGA MANAPUN. BOGOR, PEBRUARI 2006 SYAFRUDIN A

8 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 13 Oktober Peneliti adalah putra keempat dari empat bersaudara dari pasangan Hidayat dan Saniyem. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Taman Sukarya, Kecamatan Neglasari Kota Madya Tangerang pada tahun 1992, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Panca Karya dan selesai pada tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMK N 2 Tangerang dan selesai pada tahun Pada tahun 1998 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur umum pada program studi Agribisnis Peternakan Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan dan selesai pada tahun Tahun 2002 diterima di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor melalui jalur umum.

9 KATA PENGANTAR Puji syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT, Rabb Sekalian Alam atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (Pendekatan Model Persamaan Struktural). Salawat beriring salam tak lupa tercurah kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan pedoman hidup kepada kita agar senantiasa berada pada jalan yang diridhai-nya. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis mohon maaf jika dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Bogor, Pebruari 2006 Penulis

10 UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak, Mamak, Ibu, Mas Wahid sekeluarga, Mbak Nur sekeluarga, Mas Lihin atas segala doa, dorongon moral maupun materi. 2. Bapak Muhammad Firdaus, SP, MSi. selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan dan sarannya yang menjadikan skripsi ini modal berharga bagi penulis dalam menapaki kehidupan dimasa mendatang. 3. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator kolokium atas saran yang diberikan kepada penulis. 4. Bapak Dr. Ir. Ma`mun Sarma, MS, Mec selaku dosen layak uji atas saran yang diberikan kepada penulis. 5. Ibu Ir. Rita Nurmalina, MS yang berkenan menjadi dosen penguji utama pada saat sidang. 6. Ibu Febriantina Dewi, SE, MM, MSc yang berkenan menjadi dosen komdik pada saat sidang. 7. Ibu Ir. Yayah K. Wagiono, MEc selaku pimpinan tempat penelitian, atas ijin dan kesempatan melakukan penelitian di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. 8. Faisal Ali Ahmad atas saran-sarannya saat menjadi pembahas pada seminar hasil penelitian. 9. Para staf dan karyawan Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. 10. Agung Bosshasni dan kru Gemilangnya, Muchlis, Daan, Lia, Sunarti, temanteman di Ciwaluya 6, dan di Pondok Unyil atas semangat dan segala fasilitas selama penulisan skripsi. 11. Teman-teman saat di program ekstensi yang namanya tak bisa disebutkan satu per satu. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vi viii ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Permasalahan Kegunaan Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Pendidikan Nasional Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Studi Terdahulu BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Model Persamaan Struktural Diagram Lintas Pendugaan Parameter Identifikasi Model Struktural Pemeriksaan Kebaikan (Goodness of Fit) Model Interpretasi dan Modifikasi Model Kerangka Pemikiran Konseptual Hipotesis Definisi Operasional BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Model SEM BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Latar Belakang Berdirinya Program Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB Progrm Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB Struktur Organisasi Sistem Pengajaran... 48

12 vii 5.5 Staf Pengajar Sumberdaya Fisik BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Mahasiswa Program Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Nilai IPK S Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Masa Studi Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Total SKS yang harus Diselesaikan Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan IPK Diploma Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Status Bekerja Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Kesesuaian Program Studi Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Perguruan Tinggi Asal Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Lama Skripsi Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Tempat Tinggal Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Pendidikan Ayah Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Pendidikan Ibu Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Daerah Asal Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Usia Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Status Perkawinan Analisis Model Awal Model Keberhasilan Studi untuk IPK Gambaran Umum Peubah-peubah Laten Dekomposisi Pengaruh-pengaruh Model Keberhasilan Studi untuk Masa Studi Gambaran Umum Peubah-peubah Laten Dekomposisi Pengaruh-pengaruh BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA vii

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Rasio Pendaftar dan yang Diterima pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis periode Oktober 1999 April Sebaran Dosen Pengajar pada Program Ekstensi Berdasarkan Jenjang Studi dan Asal Departemen Koefisien dalam Model Struktural Dugaan Parameter pada Model Pengukuran Dugaan Parameter pada Model Pengukuran untuk IPK Koefisien dalam Model Struktural untuk IPK Dugaan Parameter pada Model Pengukuran untuk Masa Studi Koefisien dalam Model Struktural untuk Masa Studi Lampiran

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Keberhasilan Belajar Seseorang Kerangka Pemikiran Konseptual Model Keberhasilan Studi yang Dihipotesiskan Komposisi Mahasiswa Program Ekstensi Lulusan Berdasarkan IPK Komposisi Mahasiswa Program Ekstensi Lulusan Berdasarkan Masa Studi Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Jumlah SKS yang Diambil Nilai IPK S1 dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan IPK Diploma Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Status Bekerja Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Kesesuaian Program Studi Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Perguruan Tinggi Asal Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Lama Skripsi Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Tempat Tinggal Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Pendidikan Ayah Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Pendidikan Ibu Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Daerah Asal Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Usia... 68

15 x 18. Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Nilai IPK dan Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Status Perkawinan Diagram Lintas Model Keberhasilan Studi Diagram Lintas Model Keberhasilan Studi untuk IPK Diagram Lintas Model Keberhasilan Studi untuk Masa Studi Lampiran x

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pendukung keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah adanya sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas. Tenaga kerja (SDM) merupakan modal bagi bergeraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Badan Pusat Statistik (2004) menyebutkan pada tahun 2003, dari total angkatan kerja sebesar 100,3 juta, sekitar 90,50 persen dari mereka telah bekerja. Dari sebagian yang bekerja, 76,78 persen berpendidikan rendah dan yang berpendidikan tinggi sebesar 23,22 persen. Pada tahun 2003, dari 10 angkatan kerja sekitar satu orang diantaranya masih mencari pekerjaan. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 9,5 juta jiwa di mana sekitar 59,68 persen diantaranya berpendidikan rendah dan 40,32 persen berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan peran angkatan kerja yang berpendidikan tinggi dalam pembangunan nasional kurang maksimal. Kemajuan pembangunan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan bidang agribisnis secara umum. Hal ini dapat dilihat dari besarnya tenaga kerja yang terserap. Pada tahun 2003 sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebesar orang atau sekitar 46 persen dari orang yang bekerja. Namun demikian, dilihat dari status pekerjaannya yaitu kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan, orang yang berusaha dengan status buruh tetap hanya sebesar atau sekitar 2,5 persen. Komponen terbesar adalah orang yang berusaha dengan dibantu anggota

17 2 rumah tangga/buruh tidak tetap sebanyak orang atau sekitar 39 persen. Pekerja bebas disektor pertanian sebanyak orang. Sebanyak orang atau sekitar 33 persen merupakan pekerja tak dibayar (unpaid worker). Unpaid worker yaitu seseorang yang bekerja membantu usaha untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan. Usaha tersebut dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga atau bukan anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji (BPS, 2004). Keterampilan SDM tidak terlepas dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Menurut data BPS (2004) pada tahun 2003 jumlah tenaga kerja di bidang agribisnis yang menamatkan pendidikan sampai universitas hanya sebesar 0,13 persen. Tenaga kerja yang tamat akademi/diploma sebanyak orang atau sekitar 0,11 persen. Tenaga kerja terbanyak adalah lulusan SD sebanyak 48 persen, bahkan terdapat sebanyak orang yang tidak tamat SD atau belum pernah sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterampilan SDM Indonesia di bidang agribisnis masih belum sesuai dengan harapan dunia usaha. Kebijakan dalam pendidikan termasuk pendidikan tinggi diharapkan dapat mengantisipasi persaingan global yang semakin ketat. Namun tidak mengabaikan strategi pengembangan pendidikan terpadu dan dilandasi visi pendidikan tinggi yang mampu melihat keberlakuannya untuk masa yang jauh ke depan. Berbagai kebijakan pemerintah dibidang pendidikan telah mendorong terjadinya industrialisasi pendidikan. Hal itu ditunjukkan antara lain dengan berkembangnya perguruan tinggi swasta (PTS) sebagai suatu private corporation in perpetuity (Azahari, 2000). Data BPS (2003) menyebutkan bahwa jumlah PTS pada tahun ajaran 2002/2003 lebih banyak dibanding dengan perguruan tinggi negeri (PTN).

18 3 Demikian pula untuk jumlah mahasiswanya (mahasiswa PTN sebanyak orang dan mahasiswa PTS orang). Semua masalah dan tantangan menuntut SDM Indonesia khususnya masyarakat intelektual PT agar meningkatkan serta memperluas wawasan pengetahuan, keunggulan, dan keahlian yang profesional. Upaya peningkatan partisipasi PT dalam penyediaan sumberdaya berkualitas perlu adanya diversifikasi pendekatan untuk mencapai peningkatan kualitas SDM. Salah satu upaya diversifikasi pendekatan untuk mencapai peningkatan kualitas SDM yaitu dengan program ekstensi. Untuk meningkatkan kualitas SDM melalui bidang pendidikan ternyata banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Situasi yang sangat kompleks umumnya banyak dijumpai dalam proses pencapaian pendidikan. Situasi yang sangat berpengaruh seperti adanya perbedaan lingkungan belajar, gaya belajar, lingkungan kampus, sarana dan prasarana pendidikan, karakteristik dosen dan karakteristik mahasiswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan studi mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Pencapaian pendidikan mahasiswa program ekstensi sangat kompleks. Keberhasilan studi mahasiswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang relatif sulit diukur. Faktor-faktor tersebut yang juga menjadi fokus penelitian ini antara lain latar belakang pendidikan sebelumnya, latar belakang keluarga (orang tua), lingkungan belajar, dan faktor individu mahasiswa. Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan berpengaruh secara simultan terhadap keberhasilan studi mahasiswa.

19 4 1.2 Perumusan Masalah Program sarjana ekstensi merupakan sistem pendidikan yang dibina untuk mengatasi kendala baik ekonomi maupun waktu, dan menjadi alternatif peningkatan SDM. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB menyediakan program pendidikan yang berkelanjutan dalam upaya pencapaian link & macth antara kualitas sumberdaya manusia dan kebutuhan sektor riil. Saat ini dunia usaha sudah memasuki persaingan global yang menuntut SDM dengan kualifikasi tinggi. Konsumen yang dibidik adalah lulusan program diploma diutamakan yang sudah bekerja, maupun lulusan S 1 agribisnis dan non agribisnis, akibatnya mahasiswa pada program ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Keragaman karakteristik tersebut juga terjadi dari segi demografis, psikologis, maupun kemampuan akademisnya. Hal ini menimbulkan situasi yang sangat kompleks dalam pencapaian keberhasilan studi masing-masing mahasiswa. Indikasi keberhasilan studi mahasiswa dapat diukur melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dicapai serta masa studinya. Tingkat keberhasilan mahasiswa ekstensi secara umum belum terlalu memuaskan. Hal ini terlihat dari pencapaian nilai IPK mahasiswa dan masa studinya. Mahasiswa dengan IPK antara hanya mencapai 9 persen. Mahasiswa dengan IPK di bawah 2.50 mencapai 24 persen. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan studinya lebih lama dari masa studi normal mencapai 43 persen. Kombinasi yang diharapkan adalah mahasiswa yang lulus dengan IPK yang tinggi dan masa studi yang cepat. Dalam hal ini tingkat pencapaian baru 4.7 persen. Hal ini menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari mahasiswa program ekstensi, sehingga perlu

20 5 diteliti bagaimana sesungguhnya keadaan mahasiswa yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan studinya. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan studi mahasiswa. Faktor-faktor tersebut ada yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung yang relatif sulit untuk diukur dan berpengaruh secara simultan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor eksternal dan internal dari mahasiswa, proses studi selama di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB serta kemampuan akademik yang mempengaruhi kesuksesannya. Dengan demikian pertanyaan mendasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik mahasiswa dan lulusan Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB? 1.3 Tujuan Penelitian Dari kajian permasalahan, maka tujuan penelitian ini untuk : 1. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa dan lulusan Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan khususnya oleh Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB, mahasiswa serta pihak-

21 6 pihak terkait. Bagi Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB untuk dijadikan acuan dalam penerimaan mahasiswa baru maupun dalam mengelola program pendidikannya. Selain itu diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam rencana studinya, maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam pengembangan dunia pendidikan.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Pendidikan Nasional Pendidikan merupakan hal yang penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia karena pendidikan merupakan dasar pengembangan manusia. Baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga seorang manusia dapat bertindak secara bijaksana dengan mempertimbangkan lingkungannya. Menurut Azahari (2001), pendidikan adalah suatu investasi jangka panjang. Pendidikan tidak mampu menghasilkan dan berdampak seketika. Untuk itu, kita harus memperhatikan lebih dahulu bagaimana keadaan sumber daya manusianya. Penduduk usia sekolah (BPS, 2003) ada sebanyak 75,65 juta orang atau sekitar 35,29 persen dari total penduduk Indonesia. Di antara penduduk usia sekolah (7-24 tahun), terdapat sebanyak 60,92 persen yang berstatus masih sekolah. Penduduk usia kerja (BPS, 1996) yang tidak bersekolah 9,2 persen dan SD ke bawah mempunyai porsi yang terbesar yaitu 69,4 persen, sedangkan diploma hanya mencapai 1,3 persen dan universitas 1,2 persen. Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan penduduk usia kerja yang bekerja. Penduduk dewasa yang buta aksara (1990) sekitar 16 persen, sedangkan dibeberapa negara Asia seperti Korea Selatan, Thailand, Filipina, Sri Lanka dan Singapura sangat rendah berkisar antara 2 hingga 12 persen. Demikian pula kesempatan belajar di SLTP, SLTA, dan PT masih tertinggal dari negara lain. Angka partisipasi SLTP, SLTA dan PT yang kita capai saat ini adalah sama dengan yang telah dicapai oleh Malaysia, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand pada tahun yang lalu (Azahari, 2001).

23 8 Menurut UNDP, pada tahun 2002 Human Development Index (HDI) yaitu gabungan antara angka melek huruf, angka harapan hidup, dan pendapatan per kapita penduduk adalah sebesar 0,692 (peringkat 111). Peringkat Indonesia masih berada jauh di bawah Singapura (25, HDI : 0,902), Brunei Darussalam (33, HDI : 0,867), Malaysia (59, HDI : 0,793), Thailand (76, HDI : 0,768), Filipina (83, HDI : 0,753), dan hanya lebih baik satu tingkat di atas Vietnam (112, HDI : 0,691). Nilai HDI 2002 sebenarnya telah meningkat dibanding tahun 1994 sebesar 0, 586 namun berada pada peringkat 105. Nilai tersebut telah membaik pada tahun 1996 yaitu 0,641 (peringkat 102), dan pada tahun 1997 dengan nilai HDI 0,668 Indonesia berada pada peringkat 99. Hal ini menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang dicapai Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara sahabat. Pada tahun 1993 pembiayaan pendidikan hanya mencapai sekitar 3,5 persen dari GDP, sedangkan rata-rata di negara berkembang sekitar 3,7 persen dan di negara ASEAN 4,3 persen dari GDP. Anggaran pendidikan Singapura tahun 1995 telah mencapai $ 4 miliar, sedangkan Indonesia dengan jumlah penduduk 200 juta lebih tahun 1997/1998 sekitar Rp ,6 milyar. Pemerintah Singapura (1995) telah memberikan subsidi kepada setiap mahasiswa untuk tingkat junior college sebesar $ 6.300, tingkat politeknik sebesar $ dan universitas sebesar $ Indonesia mengalokasikan biaya penelitian sekitar 0,25 persen dari GDP, sedangkan di negara industri baru telah mencapai rata-rata 1,6 persen dari GDP (Azahari, 2001). Lebih lanjut Azahari (2001), menyatakan pendidikan di Indonesia, selama 20 tahun sejak tahun 1968 telah mengalami kemajuan. Kemajuan ini terlihat

24 9 dengan adanya perubahan suatu indikasi kuantitatif yang disebut angka partisipasi pendidikan (APP). Angka partisipasi pendidikan merupakan rasio antara jumlah siswa terhadap jumlah penduduk usia sekolah untuk jenjang pendidikan yang bersangkutan. Data sementara Depdiknas 2002 angka partisipasi pendidikan jenjang SD-MI, SLTP-MTS, SLTA-(SM-MA), dan pendidikan tinggi berturutturut 113,95 persen, 75,27 persen, 44,25 persen, dan 14,09 persen. Menurut Alhumami (2004), bila angka-angka aprtisipasi pendidikan pada tahun 2003 dielaborasi berdasar kategori desa-kota, status sosial-ekonomi (kaya-miskin), dan provinsi (Jawa-luar Jawa), akan ditemukan fakta disparitas yang amat mencolok. Sebagai contoh, APP pada jenjang SLTP dan SLTA di perkotaan, masing-masing mencapai 71,9 persen dan 56,1 persen; sementara di pedesaan baru mencapai 54,1 persen dan 28,7 persen. Pembangunan nasional menuntut partisipasi dari seluruh masyarakat, termasuk PT yang menjadi partner in progress. Ada empat ciri yang menunjukkan PT sebagai partner in progress (Tilaar, 1997). Pertama, output PT harus merupakan output yang mempunyai kualitas, salah satu unsur kualitas output PT yaitu kemampuan berpikir analitik sintatik. Kedua, PT harus mampu melahirkan calon-calon pemimpin dalam bidang kehidupan masyarakat dan kehidupan ilmu pengetahuan serta teknologi. Ketiga, PT harus merupakan bagian dari sistem kelembagaan nasional yang ikut serta memecahkan masalah kekaryaan. Keempat, PT harus mampu memacu pertumbuhan ekonomi. Menurut Tampubolon (2001), ada tiga pandangan filosofis dalam perkembangan PT di Indonesia. Pertama, elitisme yaitu pandangan yang mengutamakan mutu dalam pengelolaan pendidikan. Pandangan ini terbagi dua

25 10 yaitu elitisme tradisional dan elitisme modern. Elistisme tradisional menganggap pendidikan sangat penting tertutama untuk melestarikan tradisi kebangsawanan serta memperdalam pengetahuan tentang agama dan menyebarluaskannya melalui pendidikan formal di sekolah termasuk PT. Elitisme modern memandang pembatasan memperoleh pendidikan tinggi bukan lagi didasari faktor keturunan yang berkaitan dengan status sosial, melainkan pada kemampuan akademik dan kemampuan ekonomi. Pandangan kedua, populisme memandang bahwa peranan PT dalam mempersiapkan SDM untuk industri dan bukan lagi untuk melestarikan tradisi dan keagamaan. Tujuan utama PT adalah pemerataan, disamping mutu. Perguruan tinggi mengutamakan pemerataan demi penyesuaian terhadap tuntutan masyarakat akan kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi. Ketiga, integralisme bahwa tujuan PT ialah mutu dan pemerataan secara terpadu. Mutu diartikan sebagai kesesuaian produknya dengan kebutuhan mahasiswa, masyarakat dan dunia kerja. Menurut BPS (2002) Jumlah PTN pada tahun 2002 tercatat sebanyak 45 buah dengan jumlah mahasiswa sebanyak orang. Sementara jumlah PTS tercatat berjumlah buah dengan jumlah mahasiswa sebanyak orang. Banyaknya PTS yang beroperasi didorong oleh banyak masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna meningkatkan keterampilan maupun kemampuan akademis. Sementara jumlah penerimaan PTN yang terbatas membuat pilihan masyarakat beralih ke PTS. Menurut Kurniawan (2003), PT memiliki misi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan misi yang diembannya, PT diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

26 11 fungsional dalam menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pengembangan ipteks di lingkungan PT dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan pembangunan sekarang dan masa depan. Kehidupan kampus harus dikembangkan sebagai lingkungan masyarakat ilmiah yang dinamis, berwawasan budaya bangsa yang plural, bermoral Pancasila, dan berkepribadian Indonesia. Kiprah PT juga harus dipusatkan pada optimalisasi kontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan ipteks, kehidupan kebudayaan, dan identitas kebangsaan. Sampoerno (2002) menyatakan, PT merupakan salah satu tempat yang berperan untuk menjadikan generasi baru yang berkualitas tinggi mampu mengejar dan mengembangkan ipteks. Mahasiswa yang telah selesai belajar di PT, diharapkan mampu meningkatkan kualitas dirinya baik secara internal seperti kemampuan kerja, kreativitas dan sikap. Secara eksternal yaitu pengakuan masyarakat sebagai penyerap sumber daya manusia terhadap kredibilitas PT tersebut. 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mempersiapkan generasi agar dapat menjalani kehidupan dan dapat memecahkan masalah-masalah yang akan dihadapi. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan.

27 12 Prestasi yang dapat dicapai seseorang ditentukan oleh potensi dan motivasi yang dimiliki orang tersebut. Potensi adalah faktor kemampuan seseorang yang sudah dianggap tetap sedangkan motivasi adalah faktor yang dapat dikembangkan untuk mengoptimalkan prestasi seseorang. Oleh karena itu, dengan memaksimalkan motivasi maka prestasi yang dapat dicapai juga menjadi maksimal. Sedangkan betapapun tinggi atau besarnya potensi seseorang tetapi memiliki motivasi yang rendah maka prestasi yang akan dicapai juga akan rendah. Menurut Sampoerno (2002), kualitas seorang mahasiswa dapat dilihat dari prestasi yang dicapainya, potensi yang dimiliki, dan juga motivasi yang tinggi yang ada dalam dirinya. Motivasi yang dimaksud adalah adanya keinginan yang besar untuk dapat meraih apa yang diinginkannya. Ada dua macam motivasi dapat mempengaruhi seseorang yaitu motivasi intrinksik dan motivasi ekstrinksik. Motivasi intrinksik adalah motivasi dari dalam diri orang itu sendiri, biasanya terdorong oleh rasa ingin tahu atau untuk mendapat kepuasan. Motivasi intrinksik seseorang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun, karena hanya orang tersebutlah yang dapat mengubah motivasi dalam dirinya sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinksik adalah motivasi dari luar diri seseorang yaitu berupa pengaruhpengaruh dari luar yang mengakibatkan orang tersebut berbuat sesuatu. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, keterampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara orang yang belajar dengan lingkungannya. Untuk meningkatkan keberhasilan belajar mahasiswa harus mengetahui cara belajar yang tepat dan sesuai dengan keadaan dirinya dan dapat mengatur lingkungannya. Selain itu, dengan pengetahuan mengenai kaidah dan hukum belajar diharapkan mahasiswa

28 13 dapat mencapai hasil belajar yang maksimal, kaidah belajar yang dimaksud adalah sebagai berikut (Hutabarat, 1985) : 1. Kegiatan belajar akan lebih berhasil, jika orang yang belajar itu aktif di dalamnya dengan cara mengalami, berbuat dan memberikan reaksi. 2. Semakin banyak ragam pengalaman mengenai sesuatu bahan pelajaran, maka akan semakin berhasil mempelajari dan menguasainya. 3. Kegiatan belajar akan lebih berhasil, jika orang yang belajar memandang bahan pelajaran yang dipelajarinya bermakna dan bermanfaat baginya. 4. Kegiatan belajar akan lebih berhasil, jika minat orang yang belajar, besar terhadap bahan yang dipelajarinya. 5. Kegiatan belajar dipengaruhi oleh sikap orang yang belajar, keadaan lingkungan dan juga oleh sikap dan kemampuan dosen mengajar. 6. Kegiatan belajar akan lebih berhasil, jika orang yang belajar tahu denga pasti kemajuan yang diperolehnya dalam belajar. 7. Bahan pelajaran akan lebih mudah dikuasai, jika orang yang belajar dapat melihat hubungan-hubungan yang terdapat antara berbagai unsur dalam bahan pelajaran. 8. Kegiatan dan hasil belajar tidak sama pada semua orang karena kemampuannya berbeda-beda. 9. Jika ingin menguasai suatu pengetahuan dan keterampilan sampai lebih dari mahir atau menghafalkan suatu pelajaran sampai hafal betul, maka harus belajar dan berlatih berulang-ulang. 10. Belajar dan latihan yang dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat tetapi berulang-ulang, lebih berhasil daripada dilakukan satu kali tetapi waktunya panjang.

29 14 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dibedakan menjadi dua golongan (Purwanto, 1990). Pertama, faktor yang ada pada diri seseorang itu sendiri, yang disebut faktor individual. Faktor individual antara lain : kematangan, pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani seseorang, kecerdasan/ intelijensi, latihan dan ulangan, motivasi, faktor pribadi (sifat-sifat pribadi). Kedua, faktor dari luar individu yaitu faktor keluarga (penghasilan dan pendidikan orang tua, dan suasana dalam keluarga), guru dan cara mengajar, alatalat dan perlengkapan belajar/pengajaran, motivasi sosial, lingkungan dan kesempatan. Faktor-faktor tersebut diilustrasikan sebagai berikut (Purwanto, 1990) : Lingkungan Alam Sosial Faktor Luar Instrumrntal Fisiologis Kurikulum/bahan pelajaran Pengajar Sarana dan fasilitas Administrasi/manajemen Kondisi fisik Kondisi panca indra Dalam Psikologis Bakat Minat Kecerdasan Motivasi Kemampuan kognitif Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Keberhasilan Belajar Seseorang

30 Studi Terdahulu Studi tentang Keberhasilan Mahasiswa Penelitian Thoha (2003) mengenai studi tentang tingkat keberhasilan mahasiswa S2 program pascasarjana IPB menggunakan data alumni mahasiswa S2 lulusan tahun 1999 sampai September 2002 yang diperoleh dari PPs IPB. Peubah-peubah yang digunakan adalah IPK S2 dan masa studi S2 (sebagai peubah respon). Sebagai peubah penjelas meliputi jenis kelamin, status perkawinan, sumber biaya pendidikan, usia, nilai IPK S1, jenis pekerjaan mahasiswa sebelum menempuh S2 dan status PT S1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan mahasiswa S2 IPB berdasarkan nilai IPK S2 dipengaruhi oleh empat faktor yaitu usia, nilai IPK S1, jenis dan status pekerjaan. Sedangkan masa studi S2 dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jenis kelamin, status perkawinan, nilai IPK S1dan jenis pekerjaan. Wulandari (2004) melakukan analisis tingkat keberhasilan mahasiswa S2 IPB menggunakan pendekatan pohon regresi. Pohon regresi yang dibangun menunjukkan bahwa peubah yang mempengaruhi nilai IPK S2 adalah status PT asal mahasiswa, status pekerjaan IPK S1, usia, sumber biaya dan durasi dari lulus S1 hingga masuk S2. Sedangkan untuk masa studi peubah yang paling mempengaruhi adalah kesesuaian program studi S1 dan S2, status PT asal dan sumber biaya. Sampoerno (2002), dalam tesisnya yang berjudul : Analisis kualitas mahasiswa dalam pencapaian pendidikannya dengan menggunakan metode partial least squares. Hasil penelitian menunjukkan semua hubungan peubah laten terhadap kelompok peubah manifesnya dalam model pengukuran nyata pada

31 16 tingkat kepercayaan yang bebeda-beda. Sedangkan pada model struktural yang menghubungkan peubah-peubah laten didapat hasil sebagai berikut : (1) lingkungan belajar mahasiswa di rumah/kost dan sikapnya terhadap almamater nyata di tingkat 1 persen terhadap motivasi. (2) sikap mahasiswa terhadap dosen nyata pada taraf 5 persen terhadap kualitas mahasiswa. (3) lingkungan belajar mahasiswa terhadap kualitas mahasiswa signifikan pada taraf 10 persen Studi dengan Model SEM Wirda (2002) melakukan penelitian yang berjudul : Suatu kajian tentang persamaan struktural linear dengan variabel laten dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan metode analisis untuk data bidang pendidikan yang relatif rumit dapat dilakukan dengan metode SEM. Namun demikian kecanggihan suatu metode belum tentu cocok untuk setiap kondisi data yang dimiliki akan tetapi haruslah disesuaikan dengan teori yang mendasarinya. Salah satu kelemahan metode SEM adalah ketergantungannya yang tinggi terhadap teori yang melatarbelakangi bidang yang diteliti. Walaupun jumlah dan jenis peubah serta data yang dianalisis sama namun dengan mengubah salah satu tanda panah pada diagram alur dari model, maka akan dapat menyebabkan perbedaan hasil analisis yang dapat dilihat dari koefisien-koefisiennya. Penelitian Satria (2003) tentang model persamaan struktural akreditasi program studi jenjang sarjana, membahas penerapan model persamaan struktural untuk mengepas data akreditasi program studi. Dua metode pengepasan model digunakan yaitu metode kuadrat terkecil terboboti dan metode kemungkinan maksimum. Metode kemungkinan maksimum memberikan hasil yang lebih baik dalam mengepas data akreditasi. Untuk memenuhi kriteria kelayakan yang baik

32 17 maka model dengan metode kemungkinan maksimum dimodifikasi dengan alat bantu indeks modifikasi. Sichah (2004) dalam penelitiannya menerapkan model SEM untuk menganalisis kepuasaan pelanggan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan bengkel mobil di Jakarta dan Bogor. Model kepuasan pelanggan dalam penelitian tersebut dibuat untuk menggambarkan loyalitas pelanggan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Berdasarkan model yang dihasilkan tampak bahwa faktor yang berpengaruh langsung pada loyalitas pelanggan adalah pelayanan utama dan harga. Sedangkan yang berpengaruh tak langsung adalah pelayanan tambahan dan fasilitas dari bengkel.

33 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Model Persamaan Struktural Model SEM menggambarkan hubungan sebab akibat di antara peubah laten, pengaruh-pengaruh sebab akibat langsung, tak langsung maupun total, dan menggambarkan peubah-peubah yang dapat diterangkan dan yang tidak. Ghozali (2000), menyatakan hubungan kausal antar peubah dalam pendidikan disamping ada yang sederhana terdapat juga yang rumit. Hubungan kausal yang sederhana adalah hubungan yang langsung; sedangkan hubungan kausal yang rumit adalah hubungan yang bukan hanya langsung tetapi juga tidak langsung. Analisis hubungan kausal yang sederhana, dimana hanya terdapat pengaruh langsung dari peubah-peubah bebas terhadap peubah-peubah terikat dan semua peubah dapat diukur secara langsung maka kita dapat menggunakan model regresi. Sedangkan jika pengaruh dari peubah-peubah bebas terhadap peubahpeubah terikat tersebut langsung dan juga tidak langsung maka kita dapat menggunakan model jalur. Bila peubah-peubah tersebut tidak dapat diukur langsung maka kita harus membentuk peubah tersebut dengan menggunakan peubah-peubah indikator yang dapat diukur langsung dengan bantuan model pengukuran. Apabila kita ingin menganalisis hubungan kausal antar peubah laten, kita dapat menggunakan model persamaan struktural yang mencakup model jalur dan model pengukuran. Model SEM melibatkan 2 tipe peubah laten yaitu eksogenus dan endogenus. Peubah eksogenus adalah peubah bebas dalam setiap persamaan

34 19 dimanapun peubah tersebut muncul. Peubah endogenus adalah peubah terikat dalam minimal 1 persamaan walaupun mungkin saja peubah tersebut sebagai peubah bebas dalam sistem persamaan yang lain. Dalam bentuk gambar, endogenus merupakan peubah tujuan (target) dari tanda panah yang menghubungkan peubah-peubah laten. Sedangkan eksogenus hanya menjadi tujuan apabila panahnya dua arah. Sistem persamaan struktural terdiri dari peubah random, parameter struktural dan kadang-kadang peubah tetap (non random). Peubah random terdiri dari peubah laten, peubah teramati, dan peubah error. Parameter-parameter struktural menggambarkan hubungan antar peubah-peubah yang tidak teramati, antar peubah-peubah yang teramati atau antar peubah teramati dan tak teramati. Peubah tetap adalah peubah yang nilainya konstan jika pengambilan contohnya diulang. Secara umum, model SEM dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan tiga buah matriks (Bollen, 1989; Joreskog, 1996 dalam Satria, 2003), yaitu : η = βη+ γξ + ζ (1) y= λ y η+ ε (2) x = λ x ξ + δ (3) dimana : η = vektor peubah laten endogen berukuran m x 1 β γ = matrik koefisien peubah laten endogen berukuran m x m = matrik koefisien peubah laten eksogen berukuran m x n ξ = vektor peubah laten eksogen berukuran m x 1 ζ = vektor sisaan acak hubungan antara η dan ξ berukuran m x 1

35 20 y = vektor peubah penjelas tidak bebas yang berukuran p x 1 x = vektor peubah penjelas bebas yang berukuran q x 1 λ y = matriks koefisien regresi antara y terhadap η yang berukuran p x m λ x = matriks koefisien regresi antara x terhadap η yang berukuran q x m ε = vektor sisaan pengukuran terhadap y yang berukuran p x 1 δ = vektor sisaan pengukuran terhadap x yang berukuran q x 1 Persamaan (1) adalah model persamaan struktural, sedangkan persamaan (2) dan (3) adalah model pengukuran untuk y dan x. Faktor acak yang terdapat dalam model LISREL diasumsikan memenuhi kriteria bahwa ε tidak berkorelasi dengan η, δ tidak berkorelasi dengan ξ, ζ tidak berkorelasi dengan ξ, cov (ξ) = Ф (nxm), cov (ζ) = Ψ (mxm), cov (ε) = Θ ε(pxp), cov (δ) = Θ δ(qxq). Asumsi yang digunakan berimplikasi terhadap matriks koragam bagi peubah pengamatan Diagram Lintas Model SEM sering dinyatakan dalam bentuk diagram lintas (path diagram). Diagram lintas adalah penggunaan gambar yang merepresentasikan suatu sistem persamaan simultan. Keuntungan digunakannya diagram lintas di dalam model SEM antara lain mempermudah dalam memahami hubungan antar peubah, baik dalam model pengukuran maupun model struktural. Menurut Wirda (2002), diagram lintas menunjukkan hubungan antar semua peubah termasuk peubah pengganggu atau error. Diagram lintas digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol utama yang digunakan adalah tanda panah, kotak dan lingkaran. Kotak menggambarkan peubah teramati (observed/manifest variable). Lingkaran menunjukkan peubah tak teramati (unobserved/latent variable). Peubah yang tidak berada dalam kotak ataupun

36 21 lingkaran menggambarkan komponen pengganggu (error). Panah satu arah menggambarkan arah pengaruh dari satu peubah ke peubah lain. Panah dua arah yang menghubungkan 2 peubah menggambarkan hubungan timbal balik antara kedua peubah tersebut. Panah dua arah berbentuk kurva menggambarkan asosiasi yang tidak jelas antara dua peubah. Menurut Supranto (2004), satu aspek yang penting tentang model pengukuran yang sering kurang mendapat perhatian adalah arah anak panah antara variabel manifes dan laten. Arah anak panah dari variabel laten ke variabel manifes berarti bahwa variabel manifes dipengaruhi oleh variabel laten. Variabel laten sebagai variabel bebas yang mempengaruhi variabel manifes atau variabel manifes tergantung pada variabel laten. Peubah laten didalam model SEM digambarkan dalam bentuk lingkaran. Peubah laten di dalam model SEM dapat berupa peubah endogen, apabila dipengaruhi oleh peubah laten lain, ataupun berupa peubah eksogen, apabila hanya mempengaruhi peubah laten lain. Peubah endogen dilambangkan dengan huruf Yunani "eta" (η), sedangkan peubah eksogen dengan "ksi" (ξ). Di dalam diagram lintas pada bagian model struktural, peubah endogen dicirikan dengan peubah yang menjadi target paling tidak satu panah satu arah. Sedangkan peubah eksogen dicirikan dengan peubah yang tidak dituju oleh oleh panah satu arah. Besarnya pengaruh dari peubah endogen ke peubah endogen lain dilambangkan dengan "beta" (β), sedangkan besarnya pengaruh dari peubah eksogen ke peubah endogen dilambangkan dengan "gamma" (γ). Besarnya koragam antar peubah laten, dilambangkan dengan "phi" (Φ). Sebagaimana dengan model hubungan antar peubah biasa yang bersifat stokastik (melibatkan komponen acak/galat), model hubungan antar peubah laten

37 22 juga melibatkan komponen acak yang dinamakan dengan galat struktural. Di dalam diagram lintas, galat ini dilambangkankan dengan "zeta" (ζ) Untuk memperoleh dugaan parameter yang konsisten, galat struktural diasumsikan tidak berkorelasi dengan peubah eksogen. Meskipun demikian, galat struktural dapat berkorelasi dengan galat struktural lain Pendugaan Parameter Menurut Firdaus (2005), pendugaan parameter di dalam analisis SEM didasarkan pada matriks koragam data peubah-peubah manifes, bukan data asal. Hal ini dikarenakan fokus analisis SEM bukan pada masing-masing pengamatan, namun lebih pada pola hubungan antar pengamatan. Asumsi yang mendasari analisis SEM antara lain antar pengamatan saling bebas dan merupakan contoh acak serta hubungan antar peubah bersifat linier. Selain itu, analisis ini juga sensitif terhadap ketidaknormalan data (dalam hal ini normal ganda). Mengingat bahwa input bagi analisis ini adalah matriks koragam data, maka semua pengecekan termasuk terhadap adanya pencilan dilakukan pada data asal. Adanya data hilang juga perlu mendapat perhatian sebelum matriks koragam data diperoleh. Pendekatan listwise deletion atau tidak disertakannya suatu pengamatan yang memiliki data hilang pada peubah-peubahnya merupakan pendekatan umum yang biasa dipakai untuk menangani data hilang. Hanya saja, pendekatan ini dapat mengurangi ukuran data cukup banyak terutama apabila proporsi data hilang cukup besar. Pendekatan pairwise deletion yaitu tidak disertakannya suatu pengamatan dalam penghitungan koragam antar peubah hanya apabila pengamatan tersebut memiliki data hilang pada peubah yang bersesuaian.

38 23 Salah satu hal yang cukup penting di dalam pendugaan adalah penggunaan matriks korelasi sebagai alternatif input matriks di dalam analisis SEM. Matriks korelasi juga merupakan matriks koragam hanya saja peubah-peubahnya telah dibakukan terlebih dahulu. Matriks korelasi dapat digunakan sebagai input analisis SEM apabila tujuan analisis adalah hanya untuk memahami pola hubungan antar peubah laten bukan untuk mengetahui seberapa besar total keragaman dari peubah laten. Ada beberapa metode pendugaan parameter yang sering digunakan, diantaranya adalah metode kemungkinan maksimum (ML), metode kuadrat terkecil terboboti (WLS) dan metode bebas sebaran secara asimtotik (ADF). Metode kemungkinan maksimum merupakan prosedur pendugaan yang memanfaatkan informasi mengenai sebaran data, terutama sebaran normal, di dalam pendugaan yang dilakukan. Karena itu, metode ini sensitif terhadap ketidaknormalan data. Masalah yang biasa muncul di dalam pendugaan model SEM adalah adanya matriks yang tidak definit positif. Hal ini berarti matriks input atau dapat pula matriks hasil pendugaan adalah matriks singular, yang berarti terdapat ketidakbebasan linier atau pun ketidakkonsistenan antar peubah. Apabila masalah ini terjadi pada matriks input, hal ini terjadi biasanya dikarenakan: (1) pendekatan pada penanganan data hilang, terutama apabila menggunakan pair-wise deletion. (2) adanya hubungan linier antar peubah, seperti digunakannya peubah total skor walaupun peubah masing-masing skor juga digunakan. Untuk sebab pertama solusinya adalah penggunaan pendekatan lain dalam penanganan data hilang. Sedangkan untuk sebab kedua solusinya adalah tidak disertakannya peubah yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Pendekatan Model Persamaan Struktural) Oleh : SYAFRUDIN A.14101701

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Sumber Data

METODE PENELITIAN Sumber Data 13 METODE PENELITIAN Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil simulasi melalui pembangkitan dari komputer. Untuk membangkitkan data, digunakan desain model persamaan struktural

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SDM dan Pendidikan 2.2. Karakteristik Mahasiswa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SDM dan Pendidikan 2.2. Karakteristik Mahasiswa 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SDM dan Pendidikan Tinggi rendahnya kualitas SDM ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Ditinjau dari Karakteristik Lingkungan Kampus (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Unsri)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Ditinjau dari Karakteristik Lingkungan Kampus (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Unsri) Jurnal Penelitian Sains Volume 15 Nomer 1(A) 15101 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Ditinjau dari Karakteristik Lingkungan Kampus (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Unsri) Oki Dwipurwani

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A

PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A14104585 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD AMIR ELBANY H34066084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KONDISI KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA OLEH AULIA FABIA H

ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KONDISI KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA OLEH AULIA FABIA H ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KONDISI KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA OLEH AULIA FABIA H14102054 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor) Oleh: ARYA SAJIWA A14103660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI Oleh YORI AKMAL A14302024 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A

ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh : AHMAD JAM AN A 14105506 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet )

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) Oleh : ZULYAN FIRDAUS AFIF A14105630 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5 8 BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari PT. MARS yaitu hasil survei konsumen terhadap produk-produk toilettris (keperluan mandi) pada tahun 005. Metode Secara garis

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 3(A) 12303

Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 3(A) 12303 Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 3(A) 12303 Aplikasi Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Hubungan Peubah Indikator dengan Peubah Laten yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa di Jurusan Matematika

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh karakteristik produk (product characteristic),

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh : AYU LESTARI A14102659 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR Oleh : Endang Pudji Astuti A14104065 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL.

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL. PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL Oleh : DEDY MARETHA A14104530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER. Oleh : ERWIN FAHRI A

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER. Oleh : ERWIN FAHRI A ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER Oleh : ERWIN FAHRI A 14105542 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

HERI MARGONO A

HERI MARGONO A ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TETAP DAN KARYAWAN KONTRAK TERHADAP KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA PERUSAHAAN PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DIVISI SLAUGHTERHOUSE (KASUS di PT. SIERAD PRODUCE,Tbk) Oleh HERI MARGONO

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT Oleh Nia Kurniawati Hidayat A14304086 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas deskripsi mengenai data sekunder dan data primer yang digunakan dalam penelitian. Data ini kemudian dianalisis menggunakan pemodelan persamaan struktural

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR Oleh DESMAN MANURUNG A 14104663 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MANAJEMEN PERBANKAN (Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah)

STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MANAJEMEN PERBANKAN (Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah) STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MANAJEMEN PERBANKAN (Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah) SKRIPSI Oleh Linda Dwi Rezana Agusmita NIM 051810101029

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR 63 PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR KARTIKA WANDINI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

ARI SUPRIYATNA A

ARI SUPRIYATNA A ANALISIS INTEGRASI PASAR JAGUNG DUNIA DENGAN PASAR JAGUNG DAN DAGING AYAM RAS DOMESTIK, SERTA PENGARUH TARIF IMPOR JAGUNG DAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA Oleh: ARI SUPRIYATNA A14303050 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU (Kasus Pengusaha Tahu Anggota Primkopti Jakarta Selatan)

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU (Kasus Pengusaha Tahu Anggota Primkopti Jakarta Selatan) ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU (Kasus Pengusaha Tahu Anggota Primkopti Jakarta Selatan) Oleh RAHMAD MUSTOFA A 14105589 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan.

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS SAYURAN UNGGULAN (Kasus Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) Oleh : ENCEP ZACKY KOERDIANTO

Lebih terperinci

Oleh : TEUKU WOYLY BRAJAMUSTI A

Oleh : TEUKU WOYLY BRAJAMUSTI A ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR (Studi Kasus pada Ben s Fish Farm, Desa Cigola, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : TEUKU WOYLY BRAJAMUSTI A14101704

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN TRANSMIGRAN DI UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI PROPINSI LAMPUNG

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN TRANSMIGRAN DI UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI PROPINSI LAMPUNG ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN TRANSMIGRAN DI UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI PROPINSI LAMPUNG Oleh : THESISIANA MAHARANI A14302058 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Medan di Jalan Polonia Penetuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT POS INDONESIA DI SURABAYA TIMUR

PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT POS INDONESIA DI SURABAYA TIMUR 27 PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT POS INDONESIA DI SURABAYA TIMUR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT ( Studi : PT Sinar Kencana Inti Perkasa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waroeng Taman Kota Bogor yang berlokasi di Jl. Ceremai, kawasan Taman Kencana, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR FADIL DHIKAWARA A14103535 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH DI KOTA BOGOR OLEH DIO HAKKI H

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH DI KOTA BOGOR OLEH DIO HAKKI H ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH DI KOTA BOGOR OLEH DIO HAKKI H14103068 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (Di Perkebunan Cisalak Baru-Bantarjaya, Kabupaten Lebak)

ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (Di Perkebunan Cisalak Baru-Bantarjaya, Kabupaten Lebak) ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (Di Perkebunan Cisalak Baru-Bantarjaya, Kabupaten Lebak) Oleh : ASTRID INDAH LESTARI A14103027 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Okwan Himpuni H 34066099 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI Oleh : ROHELA A14105699 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI Oleh : Ongki Wiratno PROGRAM STUDI MAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 @ Hak cipta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP UPAYA PELESTARIAN KAWASAN SITU BABAKAN, SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP UPAYA PELESTARIAN KAWASAN SITU BABAKAN, SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP UPAYA PELESTARIAN KAWASAN SITU BABAKAN, SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN Oleh : Ratri Hanindha Majid A14303031 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan)

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan) EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan) Oleh BUDI LENORA A14304055 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 34 43 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci