Ketertelusuran Pengukuran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ketertelusuran Pengukuran"

Transkripsi

1 Ketertelusuran Pengukuran Oleh : Nuryatini PENDAHULUAN Ketertelusuran pengukuran dalam analisis kimia kini merupakan masalah yang sangat penting dalam kimia analitik. Sejak tahun 1990 dua organisasi dunia yaitu EURACHEM ( A Focus for Analytical Chemistry in Europe) ) dan CITAC ( Cooperation on International Traceability in Analitycal Chemistry ) telah didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan komparabilitas dan ketertelusuran pengukuran di dalam analisis kimia sehingga akan meningkatkan kehandalan dari hasil analisis yang dikeluarkan. Kehandalan hasil pengujian ini sangat penting karena hasil analisis sering dipergunakan untuk mengambil keputusan penting, misalnya dalam proses industri, pencemaran lingkungan, dan bidang kesehatan sehingga dapat mempengaruhi daya saing industri, masa depan berkelanjutan dari lingkungan serta kesehatan masyarakat. Komparabilitas yang berarti keberterimaan, hasil uji yang diperoleh dari bahan sama pada lokasi dan waktu yang berbeda-beda akan didapatkan apabila masing-masing hasil uji itu dapat dikaitkan (memiliki ketertelusuran) ke standar pengukuran yang diakui, yang berfungsi sebagai reference point yang sama. Ketertelusuran pengukuran ke satuan standar internasional yang diakui diperlukan oleh setiap negara untuk dapat berpartisipasi aktif dalam era perdagangan bebas. Ketertelusuran pengukuran juga telah tercantum dalam bagian 5.6 dari SNI persyaratan umum kompetensi laboratorium penguji dan Kalibrasi yang merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi oleh laboratorium yang terakreditasi. DEFINISI : The International Vocabulary of Basic and General Terms in Metrologi (VIM) mendefinisikan ketertelusuran sebagai sifat dari hasil pengukuran atau nilai dari standar acuan yang dapat dihubungkan ke suatu standar yang 1

2 sesuai, biasanya berupa standar nasional atau internasional melalui rantai perbandingan yang tidak terputus, yang masing masing rantai mempunyai nilai ketidakpastiannya. Berdasarkan definisi tersebut diatas karakteristik ketertelusuran dapat diuraikan menjadi 3 elemen yaitu : 1. Keterkaitan ke standar yang sesuai. Standar yang sesuai disini dapat mencakup SI( International System Of Unit/ Standar International satuan UIkuran ) CRM (Certified Reference Materials /Bahan Acuan Bersertifikat ) Reference method ( Metode Acuan ) 2. Rantai pembandingan yang tidak terputus. Ketertelusuran dimulai dengan rantai perbandingan yang tidak terputus berawal dari standar pengukuran nasional, Internasional,atau standar pengukuran intrinsik. 3. Ketidakpastian pengukuran. Ketidakpastian pengukuran dari setiap langkah dalam rantai ketertelusuran harus dihitung menggunakan metode yang tepat dan harus dinyatakan pada setiap langkah sehingga ketidakpastian total dari seluruh rantai dapat diperhitungkan. SI ( Standar Internasional Satuan Ukuran ) Jika sejumlah pengukuran akan dibandingkan hasilnya, maka semua pengukuran itu harus tertelusur ke satuan satuan dasar standar International. Satuan-satuan dasar standar internasional satuan ukuran (SI) dapat dilihat pada table 1 berikut ini. 2

3 Tabel 1 : SI (IStandar Internasional Satuan Ukuran ) Kuantitas dasar Symbol dimensi Nama satuan SI Panjang (Length) L Meter Simbol satuan SI m Massa (Mass) M Kilogram kg Waktu (Time) T Second s Arus listrik (Electric current) I Ampere A Temperatur (Thermodynamic Temperature) Θ Kelvin K Jumlah zat (Amount of Subctance ) N Mole mol Intensitas cahaya (Luminous intensity) J Candela cd Ketertelusuran dalam penimbangan di laboratorium penguji dapat digambarkan sebagai berikut : Standar Nasional Kalibrasi Alat ukur berakurasi tinggi Kalibrasi Standar Acuan (Reference Standard) Transfer Standard Traveling Standard Alat ukur, kalibrasi Alat ukur, kalibrasi Alat ukur, kalibrasi Standar kerja Kalibrasi Neraca analitik Penimbangan bahan/barang uji 3

4 M o l e (SI untuk Pengukuran Kimia) Semua pengukuran kimia seharusnya tertelusur ke satuan mole. Standar mole tidak berbentuk artifact seperti misalnya standar massa (kg). Ketertelusuran pengukuran kimia digambarkan sbb. : 1 mol (12 g atom 12 C) 1 mol (6,022 x10 23 atom) Bahan Acuan Primer Hasil Pengukuran = Jumlah Bahan Acuan Sekunder Bahan Acuan Kerja Hasil Pengukuran = Jumlah Hasil Pengukuran = Jumlah Standar mole berupa 12 C mole atau 12 gram atom C, tidak tersedia di laboratorium. Standar mole didefinisikan sebagai jumlah atom-atom C dalam 1 mol 12 C atau 12 gram atom 12 C. Jadi seharusnya hasil pengukuran kimia dinyatakan sebagai jumlah atom, molekul, ion atau bagian dari mole. Pengukuran kimia Satuan kg untuk massa telah digunakan sebagai pengganti mole sebagai acuan ketertelusuran/reference point. karena, selama ini laboratorium telah rutin menggunakan neraca analitik dalam pengukuran kimia, hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam mass fraction (massa analit per satuan massa matriks), misalnya mg Pb per gram darah, mg DDT per gram ikan,dan satu mole dihubungkan dengan satuan massa melalui faktor molar mass (massa molar atau berat molekul). CRM CRM biasa digunakan sebagai stated references untuk pengukuran kimia. Dalam penggunaan CRM ini perlu diketahui ketidakpastiannya karena nilai ketidakpastian pengukuran dari CRM akan mempengaruhi nilai 4

5 ketidakpastian hasil pengukuran sampel, begitu pula matriks CRM. Matriks CRM khusus, digunakan untuk validasi metode dan kalibrasi peralatan (instrumentasi kimia analitik) maupun peralatan uji tak merusak (non destructive testing seperti XRF spectrometer). Untuk seluruh bidang pengujian kimia dibutuhkan matrix CRM dengan variasi komposisi, jenis matriks, kadar analit dsb. yang tidak terbatas keragamannya karena mengikuti keragaman jenis matriks sampel. Untuk medapatkan hasil uji yang akurat perlu the best match antara matriks CRM dengan matriks sampel uji. Efek matriks yang timbul karena perbedaan antara matriks CRM dengan matriks sampel menjadi sumber penyimpangan hasil uji (bias). CRM sering juga digunakan dalam pengukuran fisika misalnya dalam kalibrasi spektrofotometer, melting point apparatus, densitymeter, viscometer, refraktometer, dsb. REFERENCE METHODS, STANDARD METHODS Reference method dapat digunakan sebagai stated references, namun standard method ini memiliki karakteristik sbb. : Para pengguna metode ini dapat memperoleh komparabilitas hasil uji dengan syarat-syarat : metode ditulis amat rinci pada semua tahap dan harus diikuti dengan tepat agar ketertelusuran ke metode standar ini tidak terputus, pada estimasi ketidakpastian pengukurannya, efek bias hasil uji kurang dipertimbangkan. absolute accuracy kurang diutamakan, proses-proses pengujian biasanya sulit dipahami dari sudut metrologi, ketertelusuran pengukuran kurang jelas, kecuali ke metode itu sendiri, sulit untuk menstandarkan seluruh tahap/elemen yang penting dari metode dan seluruh proses pengujian, seperti peralatan, reagen, standar/baku pembanding, operasional/pelaksanaan pengujian. recovery metode yang baik belum tentu berarti akurasi hasil yang baik, meskipun dapat menjadi indikasi komparabilitas hasil uji. metode standar cukup dapat memenuhi criteria fit for the purpose untuk decision making, karena memungkinkan untuk memperoleh komparabilitas yang memadai untuk itu. 5

6 Oleh sebab itu metode standar dapat juga dipakai sebagai stated references atau reference point, untuk kepentingan regulasi. Contoh : metode AOAC, APHA, ISO, ASTM, JIS, BS, SNI dsb. UNBROKEN CHAIN OF COMPARISON (Rantai pembandingan yang tidak terputus) Dalam pengukuran fisika, rantai pembandingan bisa terputus apabila alat pengukuran tidak dikalibrasi secara valid. Dalam pengukuran kimia, rantai pembandingan itu lebih rentan terputus, seperti dalam analisis instrumental umumnya, karena : 1. Proses pengukurannya kompleks, melewati banyak tahapan (pelarutan sampel, pemisahan analit dengan distilasi, ekstraksi, kromatografi dsb). 2. Dalam kalibrasi instrumen pengukuran, potensial terjadi efek matriks, yaitu; Respon instrumen pada sejumlah analit yang sama bisa berbeda, apabila analit dalam larutan standar dengan analit dalam larutan sampel. Maka rantai ketertelusuran hasil pengukuran dengan instrument tsb. ke standar kalibrasi menjadi terputus. Sumber terputusnya rantai pembandingan dalam pengujian kimia dapat disebabkan oleh: (i) pelarutan sampel, misalnya sampel padat, (ii) pemisahan analit sebelum diukur, (i) perbandingan respon instrumen terhadap analit dalam larutan standar kalibrasi dengan dalam larutan sampel yang diukur. Ketertelusuran hasil analisis yang terputus dapat digambarkan pada skema berikut ini : 6

7 KETERTELUSURAN HASIL ANALISIS KIMIA CRM Penimbangan Sampel Mampu telusur ke Standar kg Pelarutan Efisiensi Pelarutan Analit < 100% (memutuskan rantai ketertelusuran ke sampel) Kalibrasi Kal- Pemisahan Analit : Destilasi Ekstraksi Kromatografi Pengendapan Dll. Pengukuran Analit (Instrumental) (Alat ukur dikalibrasi dengan standar (CRM), sehingga tertelusur ke CRM atau ke SI. Efisiensi pemisahan < 100% (memutuskan rantai Ketertelusuran ke sampel) Hasil Analisis Sifat mampu telusur hasil analisis ini terputus dalam proses pelarutan contoh dan pemisahan analit dimana efisiensi prosesnya kurang dari 100%, belum termasuk adanya kontaminasi dari luar, sehingga tanpa ketertelusuran hasil analisis akan menjadi bias. Untuk mendesiminasikan ketertelusuran dalam analisis/pengujian kimia ini perlu dibentuk NMI ( Nasional Metrologi Institute ) di setiap Negara. Ketertelusuran pengukuran nasional di bidang kimia khususnya dapat digambarkan sebagai berikut : 7

8 Model metrologi LMN LMN LMN Lab Rujukan Lab Rujukan Lab Rujukan Lab Lapangan Lab Lapangan. Lab Lapangan Infrastruktur Kesesuaian CCQM (Consultatif Commite Ammount of Substance) ILAC ( International Laboratory accreditation Cooperation ) LMN Evaluasi Badan Akreditasi Lab Rujukan Lab Lapangan Bukti Valid Internasional Hasil Pengukuran Pengukuran Produsen CRM : Dapat memberikan ketertelusuran pengukuran kepada laboratoriumlaboratorium lapangan. Yang mana produsen CRM memperoleh ketertelusuran pengukurannya dari LMN atau CRM dengan kualitas yang paling tinggi. Produsen CRM dapat menggantikan posisi Lab Rujukan, sehingga menjadi 8

9 LMN Produsen CRM Lab Lapangan Ketertelusuran juga bisa diperoleh dari Penyelenggara Uji Profisiensi yang akan memberikan ketertelusuran pengukuran kepada laboratorium laboratorium lapangan peserta uji profisiensi, dimana nilai acuan nya memperoleh ketertelusuran dari LMN LMN Penyelenggara Uji Profisiensi Lab Lapangan KESIMPULAN Ketertelusuran pengukuran akan memberikan hasil pengujian/analisis yang handal yang dapat diterima dimanapun berada. Untuk membangun ketertelusuran dalam pengukuran /pengujian kimia diperlukan jaringan antara LMN, laboratorium rujukan (reference laboratorium), Produsen CRM, koordinator atau penyelenggara uji profisiensi serta laboratorium-laboratorium yang terakreditasi. DAFTAR PUSTAKA : 1. P. D. Bieve and P.D-P Taylor, Traceability to the SI of Amount of Substance Measurement from Ignoring to Realizing a Chemist s View, Metrologia, volume 34, number 1, Bureau International des Poids et Mesures, Sumardi, Ketertelusuran Pengukuran, Kursus Ketertelusuran Pengukuran dan Validasi Metode Analisis Kimia Menunjang Penerapan ISO/IEC 17025;2005, RCChem Learning Centre - Pusat Penelitian Kimia - LIPI

10 3. Plonski Ary Guilherme, Cláudio Rodrigues, Ana Paula Packer, Vera Monteiro, Dissemination of Traceability in Analytical Chemistry for Many, www,metrologiaquimica.org.br/publicacoes/internationais/israel_final.com. 10

Metrologi Kimia. Sumardi dan Julia Kantasubrata

Metrologi Kimia. Sumardi dan Julia Kantasubrata Metrologi Kimia Sumardi dan Julia Kantasubrata Pentingnya Infrastruktur Pengukuran Kimia Banyak keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah keamanan, keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

PENTINGNYA KEBERADAAN LEMBAGA METROLOGI GAS DI INDONESIA. Andreas, S.Si

PENTINGNYA KEBERADAAN LEMBAGA METROLOGI GAS DI INDONESIA. Andreas, S.Si PENTINGNYA KEBERADAAN LEMBAGA METROLOGI GAS DI INDONESIA Andreas, S.Si PENDAHULUAN Analisis gas mempunyai peran yang sangat penting dalam beberapa proses industri seperti pada pengolahan gas alam, pada

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA Yohanes Susanto Begitu banyak keputusan-keputusan penting diambil berdasarkan hasil pengujian kimia kuantitatif. Hasil-hasil

Lebih terperinci

KULIAH 1: PENGENALAN MENGENAI PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI. Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala 2014

KULIAH 1: PENGENALAN MENGENAI PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI. Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala 2014 KULIAH 1: PENGENALAN MENGENAI PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala 2014 Definisi Pengukuran dan Instrumentasi Jenis-jenis pengukuran Jenis-jenis instrumentasi

Lebih terperinci

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30%

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30% Tim Fisika FISIKA 1. Besaran, Dimensi dan Satuan. Besaran Skalar dan Vektor 3. Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika 4. Fluida 5. Fisika Termal 6. Gelombang, Akustik (Mekanik), Optik (Elektromagnetik)

Lebih terperinci

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017 JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN No Judul Kursus Biaya Investasi Tanggal Maret 1 Highly Effective Leadership Rp 4,500,000,- 02 Maret - 03 Maret 2 Teknik Kalibrasi Alat Ukur Dasar Rp 8,850,000,- 06 Maret

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd.

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd. BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd. BESARAN COBA TULISKAN DALAM BUKU TUGASMU CATAT FISIK DARI TEMAN MU: RAMBUTNYA WARNA APA KULITNYA WARNA APA TINGGI BADAN MASSA TUBUH BENTUK

Lebih terperinci

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017 JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN No Judul Kursus Biaya Investasi Tanggal Januari 1 TRAINING PROMO AWAL TAHUN "Implementasi Control Chart Pada Pengujian Februari 1 Pelatihan Tiga Hari : Pemilihan, Revisi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran

Lebih terperinci

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia Tera dan Kalibrasi dr. Naila Amalia 1. Pendahuluan Dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian masyarakat masih menganggap

Lebih terperinci

PE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran

PE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 3. Dasar Pengukuran Pengukuran Pengertian Pengukuran Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan

Lebih terperinci

Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi. oleh: Fitri Dara

Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi. oleh: Fitri Dara Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi oleh: Fitri Dara Pengantar Pada tanggal 20 Mei 1908, di Indonesia telah berdiri sebuah organisasi yaitu Boedi Oetomo yang memiliki tujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR PERMUKAAN VI BATCH 1 (APDS VI-1)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR PERMUKAAN VI BATCH 1 (APDS VI-1) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2016 Bahan Uji: AIR PERMUKAAN VI BATCH 1 (APDS VI-1) PARAMETER UJI: Nitrat (NO 3 - ), Sulfat (SO 4 2- ), dan Klorida

Lebih terperinci

KETERTELUSURAN. Surya Ridwanna

KETERTELUSURAN. Surya Ridwanna KETERTELUSURAN Surya Ridwanna BIO DATA 1. NAMA : SURYA RIDWANNA 2. ALAMAT : 0818618438 surya_blk@yahoo.com 1. PENDIDIKAN : AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989 2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II-2015 Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III) PARAMETER UJI: Zat Padat Tersuspensi (TSS), Kebutuhan Oksigen Kimiawi

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum) RANGKAIAN LISTRIK Kuliah 1 (Umum) DEFINISI Rangkaian listrik adalah susunan komponenkomponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR PERMUKAAN I (APDS I)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR PERMUKAAN I (APDS I) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2015 Bahan Uji: AIR PERMUKAAN I (APDS I) PARAMETER UJI: Sulfat, Klorida, Daya Hantar Listrik, dan Derajat Keasaman

Lebih terperinci

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: Air Limbah (ALDS I)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: Air Limbah (ALDS I) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2015 Bahan Uji: Air Limbah (ALDS I) Parameter Uji: Besi, Timbal, Tembaga, dan DHL BMD Laboratory Provider of Proficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II-2015 Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2) PARAMETER UJI: Besi, Timbal, Tembaga, dan Daya Hantar Listrik

Lebih terperinci

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011 PERTEMUAN KE-5 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO 17025 : 2005 SEJARAH ISO 17025 : 2008 GLP 1. The New Zealand Testing Laboratory Registration Act of 1972 2. Mendirikan A Testing Laboratory Registration Council

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR MINUM DALAM KEMASAN I (AMDK I)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR MINUM DALAM KEMASAN I (AMDK I) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2015 Bahan Uji: AIR MINUM DALAM KEMASAN I (AMDK I) PARAMETER UJI: Nitrat, Sulfat, dan Klorida BMD Laboratory Provider

Lebih terperinci

Metrologi kimia: Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan

Metrologi kimia: Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan Metrologi kimia: Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan Rosi Ketrin Pusat Penelitian Kimia LIPI Jl. Cisitu Sangkuriang, Bandung 40135 Indonesia Abstrak Perdagangan global memungkinkan produk dengan berbagai

Lebih terperinci

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil 1. Pengukuran dan Besaran a. Mengukur adalah mebandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang yang ditetapkan sebagai satuan Contoh : Mengukur panjang pensil dengan menggunakan penggaris Pensil adalah

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 1.1 PENDAHULUAN Fisika : Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda dialam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda dialam. Fisika

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I BAHAN UJI: Air Permukaan V Batch 2 (APDS V-2)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I BAHAN UJI: Air Permukaan V Batch 2 (APDS V-2) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2016 BAHAN UJI: Air Permukaan V Batch 2 (APDS V-2) PARAMETER UJI: Zat padat terlarut (TDS), Zat padat tersuspensi

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : ACUAN STANDAR METODE PENGUJIAN BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : BAB I. PENGUKURAN Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : Memahami peta konsep tentang besaran fisika, Mengenal besaran pokok dan satuan standar besaran pokok

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BESARAN DAN PENGUKURAN

BESARAN DAN PENGUKURAN A. BESARAN DAN SATUAN adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan. dalam fisika terbagi

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

UJI PROFISIENSI LABORATORIUM. Dyah Styarini

UJI PROFISIENSI LABORATORIUM. Dyah Styarini UJI PROFISIENSI LABORATORIUM Dh Strini Pendahuluan Dalam kehidupan modern saat ini kualitas hidup masrakat dunia mendapat perhatian ng serius dalam berbagai aspek kehidupan. Kualitas produk, jasa maupun

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II BAHAN UJI: Air Permukaan V Batch 3 (APDS V-3)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II BAHAN UJI: Air Permukaan V Batch 3 (APDS V-3) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II-2016 BAHAN UJI: Air Permukaan V Batch 3 (APDS V-3) PARAMETER UJI: Zat Padat Terlarut (TDS), Zat Padat Tersuspensi

Lebih terperinci

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International BAB II DEFINISI DAN SATUAN Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International Beberapa satuan dasar kelistrikan dalam system satuan International. DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 MATERI 1. PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN 2. PENGENALAN VEKTOR 3. KINEMATIKA BENDA : KECEPATAN DAN PERCEPATAN BENDA 4. GERAK 1 DIMENSI, GERAK LINEAR DAN GERAK ROTASI 5. GERAK 2 DIMENSI, GERAK PELURU DAN

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan ektor BESARAN dan SATUAN Pengukuran besaran-besaran Fisis Fisika

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6

Daftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6 RENCANA STRATEGIS PUSAT AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1 BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1 PENDAHULUAN Fisika : Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam.

Lebih terperinci

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN A. PENGANTAR Para ilmuwan melakukan percobaan untuk memperoleh nilai kuantitas fisika yang ditelitinya. Kuantitas fisika atau yang lebih dikenal dengan besaran fisika

Lebih terperinci

Bab 1 Besaran dan Pengukuran

Bab 1 Besaran dan Pengukuran Bab 1 Besaran dan Pengukuran Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti "alam". Maka "Ilmu Fisika" adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bendabenda di alam, gejala-gejala alam, kejadian-kejadian

Lebih terperinci

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI CBT Ujian Nasional Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Ujian

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10 UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Mengetahui kondisi optimum parameter operasi alat uji SSA milik STTN- BATAN dalam menganalisis unsur Fe. 2. Menentukan sensitivitas,

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran.

Lebih terperinci

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au Oleh: Nelly Susanna Pusat Sumber Daya Geologi Jl. Soekarno Hatta no. 444 Bandung SARI Standar operasional

Lebih terperinci

PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE

PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE LAPORAN PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok 1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 15: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) refluks terbuka dengan refluks terbuka secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Fisika

Pengukuran Besaran Fisika Pengukuran Besaran Fisika Seseorang melakukan pengukuran artinya orang itu membandingkan sesuatu dengan suatu acuan. Sehingga mengukur didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 : Besaran Dan Vektor

BAB 1 : Besaran Dan Vektor BAB 1 : Besaran Dan Vektor Enggar Alfianto ITATS kuliah@alfianto.com September 8, 2015 Enggar Alfianto (ITATS) BAB 1 September 8, 2015 1 / 23 Overview 1 Kontrak Kuliah Presentase nilai Remidi Kontrak Pribadi

Lebih terperinci

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT) Standar Nasional Indonesia Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117 2004, IDT) ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional ASTM 2004

Lebih terperinci

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4 2- secara turbidimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur (pengukuran). Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase

Lebih terperinci

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja Manajemen laboratorium by Djadjat Tisnadjaja 1 Praktek berlaboratorium yang benar (GLP) Penggunaan istilah Good Laboratory Practice (GLP) dalam suatu peraturan pertama kalai ditemukan dalam New Zealand

Lebih terperinci

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci CBT Ujian Nasional Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Ujian Nasional android yang dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi Aplikasi: P CBT

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012 Audit Internal Sistem Manajemen Laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2008) Penyusunan Dokumentasi Sistem Manajemen Laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2008) Estimasi Ketidakpastian

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Kontrak Kuliah dan Pendahuluan Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mata Kuliah : Fisika (3 sks) Semester : I

Lebih terperinci

BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA

BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA A. Penelitian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang memperlajari segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Para ilmuwan atau scientist mempelajari

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan. Sistem Pengukuran Fisika: ilmu yang mempelajari tentang: 1. Benda-benda di alam 2. Gejala / fenomena fisis 3. Kejadian yang berlaku di alam Kajian dalam fisika banyak melibatkan pengukuran besaran-besaran

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK KIMIA ANALITIK Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. ANALISIS KIMIA Organik

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah

Lebih terperinci

Peran Laboratorium Uji & Kalibrasi LIPI Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional

Peran Laboratorium Uji & Kalibrasi LIPI Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional Peran Laboratorium Uji & Kalibrasi LIPI Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian - LIPI Disampaikan oleh: Ihsan Supono, Ph.D Fungsi LIPI memiliki fungsi:

Lebih terperinci

[BADAN STANDARISASI NASIONAL] 2012

[BADAN STANDARISASI NASIONAL] 2012 [G.1] KAJIAN KEBUTUHAN STANDAR NASIONAL SATUAN UKURAN DI INDONESIA Tim Peneliti: Untari Pudjiastuti Rahman Mustar I Nyoman Supriyatna Dohana Viskhurin Femina [BADAN STANDARISASI NASIONAL] 2012 LATAR BELAKANG.

Lebih terperinci

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM)

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 213 ISSN 1978-176 KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Boybul, Yusuf Nampira

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI, KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DAN KELUARAN SUMBER RADIASI TERAPI, DAN STANDARDISASI RADIONUKLIDA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

Pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran Pengukuran A Pengertian Pengukuran Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. B Besaran Pokok dan Besaran Turunan Besaran

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN METROLOGI DI PUSLITBANG KUALITAS DAN LAB.LINGKUNGAN KLHK. Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

STRATEGI PENGEMBANGAN METROLOGI DI PUSLITBANG KUALITAS DAN LAB.LINGKUNGAN KLHK. Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) STRATEGI PENGEMBANGAN METROLOGI DI PUSLITBANG KUALITAS DAN LAB.LINGKUNGAN KLHK Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) FAKTA Kondisi Lingkungan Kita PENCEMARAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 )

CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 ) CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 ) Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. PENDAHULUAN SNI

Lebih terperinci

DIMENSI, BESARAN DAN SATUAN. MUH. ARAFAH, S.Pd. website://arafahtgb.wordpress.com

DIMENSI, BESARAN DAN SATUAN. MUH. ARAFAH, S.Pd.   website://arafahtgb.wordpress.com DIMENSI, BESARAN DAN SATUAN MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com website://arafahtgb.wordpress.com PENGERTIAN Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai/angka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009 JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan FishtecH Jurnal Teknologi Hasil Perikanan ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech) Vol. 6, No.1: 92-96, Mei 2017 Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan Method

Lebih terperinci

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUJIAN KADMIUM DALAM PRODUK PERIKANAN MENGGUNAKAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUJIAN KADMIUM DALAM PRODUK PERIKANAN MENGGUNAKAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUJIAN KADMIUM DALAM PRODUK PERIKANAN MENGGUNAKAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY Christine Elishian, Willy Cahya Nugraha, dan Yohanes Susanto Ridwan Pusat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci