BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian materi (Lucky, Susanti and Yanis, 2015). Pada golongan umur tahun, kecelakaan lalu lintas transportasi darat merupakan penyebab utama terjadinya kematian. Kecelakaan merupakan kejadian yang menyebabkan tingginya angka cedera. Lebih dari 1,2 juta jiwa kematian terjadi di dunia akibat kecelakakan lalu lintas dan 90% terjadi pada negara yang berpendapatan rendah dan menengah. Diperkirakan, pada tahun 2030 cedera akibat kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kematian merupakan penyebab kematian yang akan menempati urutan ke tiga pada tahun 2030 (WHO, 2015). Oleh karena itu, kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang cukup mendapat perhatian serius saat ini Data Statistik Transportasi Darat Indonesia yang bersumber dari Korlantas POLRI, POLDA, DLLAJ, HAIKINDO dan AISI melaporkan bahwa jumlah kejadian kecelakaan di Indonesia tergolong cukup tinggi. Angka kejadian kecelakaan yang tinggi terjadi di propinsi dengan penduduk yang banyak dan lalu lintas padat, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan DKI Jakarta. Pada tahun 2013 dan 2014 terjadi penurunan jumlah kecelakaan namun proporsi kejadian meninggal dan luka berat tidak mengalami perubahan setiap tahunnya. Jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan diketahui sepeda motor, kemudian mobil penumpang, mobil beban, bus, kendaraan khusus, kendaraan tak bermotor. Gambaran tentang jumlah kejadian kecelakaan transportasi darat, kematian, luka berat dan luka ringan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1. 1

2 Jumlah Kecelakaan Meninggal Luka Berat Luka Ringan Sumber : Statistik Transportasi Darat Indonesia 2015 Gambar 1. Jumlah kecelakaan lalu lintas, korban meninggal, luka berat dan luka ringan tahun di indonesia Di Indonesia penyebab cedera yang paling banyak adalah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor. Sepeda motor banyak digunakan karena jenis kendaraan ini praktis, efisien dan irit sebagai sarana untuk menjalankan aktivitas kerja (Kurniasih et al., 2013). Namun, pengendara motor lebih berisiko 34 kali lipat akan kematian akibat tabrakan dan 8 kali lebih tinggi untuk mendapat cedera dibandingkan dengan kendaraan lainnya (Lin and Kraus, 2009). Penelitian yang dilakukan di Rwanda menemukan bahwa meskipun jenis kendaraan mobil lebih banyak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas, namun pengendara sepeda motor lebih tinggi untuk mendapat cedera yang lebih parah (Patel et al., 2016). Data Riskesdas 2013 melaporkan bahwa reponden yang pernah mengalami cedera sebanyak orang dan yang mengalami cedera akibat kecelakaan transportasi sepeda motor sebanyak orang atau prevalensi 40,6% dari total cedera yang terjadi. Pada kecelakaan lalu lintas sepeda motor, bagian tubuh yang mengalami cedera umumnya adalah cedera kepala dan cedera anggota gerak atas dan anggota

3 3 gerak bawah. Cedera pada bagian kepala berisiko besar sebagai penyebab kematian (BPS, 2015; Djaja et al., 2016). Kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas, khususnya yang melibatkan sepeda motor, tidak terlepas dari karakteristik demografi pengendara. Penelitian di Iran dengan menggunakan data dari rumah sakit menemukan bahwa kasus kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor yang mengakibatkan cedera dan kematian lebih banyak terjadi pada laki-laki, pada umur tahun dan terjadi di perkotaan (Hosseinpour et al., 2017). Penelitian yang dilakukan di Provinsi Fars, Iran juga menunjukkan bahwa umur dan tingkat pendidikan merupakan faktor yang memberikan kontribusi terhadap kejadian kecelakaan lalu lintas dimana angka kecelakaan yang tertinggi pada umur tahun dan kecelakaan yang terjadi umumnya pada golongan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah (Sami et al., 2013). Keparahan cedera akibat kecelakaan sepeda motor berkaitan dengan risiko kematian. Penelitian yang dilakukan di Klang Valley Malaysia menyebutkan bahwa beberapa cedera yang diperoleh karena kecelakaan sepeda motor 80,2% dapat menyebabkan kematian seketika dimana bagian tubuh yang terkena cedera adalah kepala dengan rata-rata skore MAIS rata-rata 5. Faktor yang berhubungan dengan tingkat keparahan cedera yaitu etnis (India), tipe jalan, tingkat pendapatan, perilaku konsumsi alkohol dan obat dan obatan (Ramli et al., 2014). Untuk di Indonesia, beberapa penelitian tentang kecelakaan sepeda motor juga diperoleh bahwa kecelakaan yang terjadi tidak terlepas dari karakteristik demografi pengendara. Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang diperoleh data bahwa korban kecelakaan baik yang meninggal dan hidup didominasi oleh jenis kelamin laki laki. Jenis luka yang banyak diderita korban adalah jenis luka lecet dibagian kepala dan sedangkan untuk lokasi patah tulang lebih banyak pada anggota tubuh ekstremitas bawah (Lucky, Susanti and Yanis, 2015). Penelitian yang dilakukan di Makassar menunjukkan bahwa kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas terjadi pada pengendara dengan karakteristik kelompok umur tahun, jenis kelamin

4 4 laki laki, pekerja swasta, mengemudi dengan surat - surat tidak lengkap, waktu kejadian kecelakaan antara pukul WITA, kejadian pada jalan kolektor (Lestari, J. Ansar, 2012). Data Riskesdas 2013 juga melaporkan bahwa untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, prevalensi cedera akibatkan kecelakaan lalu lintas sepeda motor sebanyak 39,2% dari total cedera akibat kecelakaan sepeda motor di Indonesia. Data kepolisian yang dirangkum dalam Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (2012) menyebutkan bahwa 5 tahun terakhir angka kecelakaan di Provinsi DI Yogyakarta terbilang cukup tinggi. Bahkan pada tahun tahun 2006 terjadi kasus kecelakaan, jumlah ini meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan tahun Kematian akibat kecelakaan (cedera intrakranial) menempati urutan ke dua sebagai penyebab kematian di Yogyakarta (Dinkes DIY, 2012). Data kecelakaan tahun 2015 berdasarkan laporan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Direktorat Lalu Lintas DI Yogyakarta melaporkan bahwa bahwa jumlah kecelakaan yang terjadi di 5 kabupaten di Yogyakarta tahun 2015 sebanyak kasus dan melibatkan kendaraan bermotor. Polres Sleman melaporkan sepanjang tahun 2015 angka kejadian kecelakaan lalu lintas sebanyak kasus dan yang melibatkan kendaraan bermotor sebanyak 1.637, dengan korban meninggal 160 orang, luka berat 30 orang dan luka ringan orang. Menurut pihak Direktorat Lalu lintas DI Yogyakarta, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka kecelakaan yang mengakibatkan cedera di Kabupaten Sleman terkait dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Sleman. Kejadian kecelakaan juga membawa dampak tersendiri bagi yang mengalami kecelakaan. Kerugian secara materi dan juga beban psikologis tentu menjadi masalah tersendiri bagi korban. Kejadian cedera kepala yang diderita korban memerlukan biaya yang sangat tinggi dan perlu perawatan dalam jangka waktu yang cukup lama (WHO, 2015). Penelitian di New Jersey menemukan bahwa dari 81,6% yang mengalami kecelakaan lalu lintas adalah pekerja dan setelah mengalami kecelakaan sebanyak 25,8% harus kehilangan pekerjaannya. Di sisi lain korban juga sering mengeluh sakit kepala, sulit tidur,

5 5 kebingungan, gejala depresi, kecemasan, gangguan gastrointestinal, hilang ingatan dan kesulitan melihat dan mendengar (Schreiber, Ma and Fried, 2009). Banyak dampak dan kerugian materi yang terjadi akibat kejadian kecelakaan lalu lintas khusunya sepeda motor. Untuk itu, penting itu perlu membuat perencanaan program khususnya program promosi kesehatan untuk mengurangi angka kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas pada pengguna sepeda motor. Dalam Global Status Repoat on Road Safety 2015 menyebutkan bahwa keseriusan dalam mengangani masalah kecelakaan lalu lintas ini juga tercantum dalam Sustainabe Development Goals yaitu menurunkan angka kematian dan cedera pada tahun 2020 (SDG 3) dan tersedianya sistem transportasi yang aman bagi pengguna jalan khusunya untuk usia renta, wanita, anak-anak, penyandang cacat (SDG 11). Di Indonesia sendiri keseriusan dalam menganggulangi masalah kecelakaan tercantum dalam UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Kepmenkes 1116/Menkes/SK/VIII/2008. Dalam merencanakan program promosi kesehatan perlu dilakukan need assessment yang merupakan bagian dari suatu perencanaan program intervensi kesehatan. Need assessment dilakukan untuk melihat besaran masalah yang terjadi, menentukan batasan terhadap masalah kesehatan yang terjadi dan mengidentifikasikan faktor determinan terjadinya suatu masalah kesehatan. Melalui need assessment juga dapat ditentukan batasan karakteristik masyarakat yang memiliki resiko tinggi terhadap masalah kesehatan yang terjadi atau disebut populasi berisiko. Sumber data yang digunakan dalam malakukan need assesment dapat berupa data sekunder ataupun data primer (Bartholomew, 2006). Penelitian ini merupakan bagian dari need assesment yang menggunakan data sekunder untuk melakukan identifikasi awal mengenai karakteristik demografi pengguna sepeda motor yang mendapatkan cedera akibat kecelakaan sepeda motor sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi penelitian yang lebih mendalam pada akhirnya dapat membuat

6 6 suatu program perencanaan eliminasi kecelakaan lalu lintas serta menentukan strategi yang tepat untuk program penanggulangan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang, rumusan masalah yang dipandang penting dan perlu diteliti adalah; apakah karakteristik demografi berhubungan dengan status keparahan cedera akibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor di kabupaten Sleman?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi pengguna sepeda motor dengan status keparahan cedera yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas sepeda motor di Kabupaten Sleman. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran tentang karakteriktik demografi responden yang mengalami cedera akibat kecelakaan sepeda motor b. Untuk mengetahui gambaran tentang bagian tubuh yang terkena cedera akibat kecelakaan sepeda motor. c. Untuk mengetahui gambaran tentang jenis cedera akibat kecelakaan sepeda motor d. Untuk mengetahui gambaran tentang penggunaan helm terkait dengan kejadian cedera kepala. e. Untuk mengetahui pola pengobatan yang dilakukan ketika mendapat cedera akibat kecelakaan sepeda motor. f. Untuk mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status perkawinan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan lokasi tinggal responden dengan status keparahan cedera akibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor di kabupaten Sleman.

7 7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan memberi tambahan informasi mengenai gambaran karakteristik demografi pada sasaran yang mengalami kejadian cedera ringan ataupun cedera berat akibat kejadian kecelakaan lalu lintas sepeda motor. b. Penelitian merupakan bagian dari need assessment dengan data sekunder sehingga dapat digunakan menjadi bahan kajian lebih lanjut untuk meneliti faktor faktor lain yang berhubungan dengan keparahan cedera akibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor pada kelompok sasaran tertentu. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kabupaten Sleman untuk menyusun strategi dan langkah langkah program eliminasi kejadian cedera, baik cedera ringan maupun cedera berat akibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor sehingga efektif dan efisien. b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai karakteristik demografi yang berkaitan dengan terjadinya keparahan cedera akibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisa data sekunder HDSS tahun 2015 dengan melakukan analisa data pada variabel sosiodemografi dan variabel yang berkaitan dengan kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas pada pengguna sepeda motor. Adapun penelitan-penelitian yang berkaitan dengan keparahan cedera akibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor antara lain adalah :

8 Tabel 1. Keaslian penelitian N o Judul Disain Variabel bebas Variabel terikat 1. Analisis Spasial dan Faktor Case Kecepatan, kualitas helm, Cedera kepala Resiko Terjadinya Cedera control pemakaian tali pengaman Kepala Akibat Kecelakaan helm, Lalu lintas pada Pengendara bentuk kecelakaan, Sepeda Motor di Wilayah umur,jenis kelamin, Kabupaten Sleman (Heru kepemilikan sim Surbekti,2011) 2. Faktor yang Berhubungan Cross Penggunaan helm, dengan Keparahan Korban sectional penggunaan telepon Kecelakaan Lalu Lintas pada selular, kecepatan Pengendara Sepeda Motor di Tingkat keparahan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari 3. Fatal Injuries among Motorcyclist in Kang Valley, Malaysia Cross sectional Gender, etnis, umur, status pengendara, tingkat pendapatan, alkohol dan obat-obatan, tipe jalan, jenis kecelakaan, kecepatan, helm. Keparahan kecelakaan lalu lintas sepeda motor Hasil Kepemilikan SIM, pemakaian helm dengan tali pengaman juga berkaitan dengan terjadinya cedera kepala. Tidak ada hunungan antara penggunaan helm, penggunaan telepon selular terhadap tingkat keperahan. Kecepatan memiliki hubungan dengan tingkat keparahan Faktor yang berhubungan dengan tingkat keparahan yaitu etnis, tipe jalan, tingkat pendapatan, perilaku konsumsi alkohol dan obatobatan. 8

9 9 4. Road Traffic Fatalities A Negected Epedemic in Rural Northen Ghana: evidence from the Navrongo Demographic Surveielance System (Bawah et al., 2014 Cross sectional Tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat kesejahteraan, lokasi tinggal, musim dan waktu terjadinya kecelakaan. Kematian akibat kecelakaan Kecelakaan lebih banyak terjadi pada usia produktif (20-29 tahun), laki-laki, di perkotaan, tingkat pendidikan tinggi dan tingkat pendapatan yang tinggi.