KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Ir. Budi Santoso

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Ir. Budi Santoso"

Transkripsi

1 PT. Persero

2 KATA PENGANTAR Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12 Anggaran Dasar PT. Inhutani II perihal hak dan kewajiban Direksi, bersama ini disampaikan Laporan Tahunan PT. Inhutani II Tahun 2011 yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : S-495/MK.01/2000 tanggal 12 Oktober Laporan Tahunan PT. Inhutani II Tahun 2011 (Unaudited) ini merupakan realisasi kegiatan yang dilaksanakan selama kurun waktu tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011, sebagai pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2011 yang telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 4 Januari Laporan disampaikan untuk bahan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam rangka pertanggung jawaban Pengurus Perusahaan PT. Inhutani II dalam melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2011 kepada Pemegang Saham. Jakarta, Februari 2012 DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Ir. Budi Santoso i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR LAMPIRAN...v BAB I PENDAHULUAN... I Gambaran Umum Perusahaan... I Wilayah Kerja... I Susunan Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi... I Struktur Organisasi... I-3 BAB II KINERJA KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN TAHUN II Kinerja Keuangan Perusahaan... II Neraca... II Laba (Rugi)... II Investasi... II Tingkat Kesehatan Perusahaan... II Laporan Keuangan Pokok... II-12 BAB III KINERJA PERUSAHAAN TAHUN III Hal-hal Yang Berpengaruh Terhadap Kegiatan Usaha... III Langkah-langkah Manajemen Untuk Mengakomodasi Perubahan Kondisi Lingkungan Strategis... III Perbandingan Antara Asumsi RKAP 2011 Dengan Realisasinya...III Pencapaian Kinerja... III Pengelolaan Hutan... III-3 a. Produksi Kayu Bulat... III-3 b. Pembinaan Hutan... III-4 c. Kemitraan dan Bina Lingkungan... III Industri... III-6 a. Industri Kayu Gergajian... III-6 b. Industri Kayu Olahan (Moulding)... III Pemasaran... III-7 a. Industri... III-7 b. Kayu Bulat... III-7 c. Jasa Kehutanan... III Keuangan... III-8 a. Neraca... III-8 b. Laba (Rugi)... III-10 c. Arus Kas Perusahaan... III-12 d. Investasi... III-13 e. Evaluasi Kinerja... III-15 ii

4 BAB IV LAMPIRAN Bidang Pembangunan Hutan... III-16 a. Pengembangan Tanaman... III-16 b. Pembangunan Tanaman Rotasi II... III Jasa Kehutanan... III-17 a. Gerhan / RHL... III-17 b. PMUMHM... III-17 c. Bibit... III-18 d. Jasa Gesek dan Sewa Saw mill... III Bidang Kerjasama/Patungan... III-18 a. HPH Patungan... III-18 b. HTI Patungan... III Bidang Pengamatan dan Pengembangan... III Bidang Sumber Daya Manusia... III Pajak, Deviden... III Pajak... III Deviden... III-21 PENUTUP... IV Statistik Tiga Tahun Terakhir... IV Usul... IV Tindak Lanjut Arahan RUPS/Pemegang Saham Tahun IV-3... vii iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Komposisi Pemegang Saham PT. (Persero) Inhutani II... I-1 Tabel 2.1 Neraca Komparatif Per 31 Desember 2011 dan II-1 Tabel 2.2 Laba/Rugi Komparatif Per 31 Desember 2011 dan II-2 Tabel 2.3 Realisasi Investasi Rutin Tahun II-4 Tabel 2.4 Rekapitulasi Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanjung Seloka (Investasi Murni & Eks Kebakaran), Semaras (Investasi Murni & Karet), Senakin dan Tanah Grogot Tahun II-5 Tabel 2.5 Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanjung Seloka (Investasi Murni) Tahun II-5 Tabel 2.6 Realisasi Investasi Pengembangan HTI Semaras (Investasi Murni) Tahun II-6 Tabel 2.7 Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanjung Seloka (eks Kebakaran) Tahun II-6 Tabel 2.8 Realisasi Investasi Pengembangan HTI Semaras (Karet) Tahun II-7 Tabel 2.9 Realisasi Investasi Pengembangan HTI Senakin Tahun II-7 Tabel 2.10 Realisasi Investasi Pengembangan HTI T. Grogot Tahun II-8 Tabel 2.11 Rekapitulasi Realisasi Investasi Penanaman HTI Rotasi II Tanjung Semaras, Tanjung Seloka dan Tanah Grogot Tahun II-8 Tabel 2.12 Realisasi Investasi Penanaman HTI Semaras Rotasi II Tahun II-9 Tabel 2.13 Realisasi Investasi Penanaman HTI Tanjung Seloka Rotasi II Tahun II-9 Tabel 2.14 Realisasi Investasi Penanaman HTI Tanah Grogot Rotasi II Tahun II-10 Tabel 2.15 Realisasi Pencapaian Tingkat Kesehatan PT. Inhutani II Tahun II-11 Tabel 3.1 Asumsi RKAP 2011 Dengan Realisasinya... III-2 Tabel 3.2 Produksi Kayu Bulat Tahun III-3 Tabel 3.3 Pembinaan Masyarakat Desa Hutan Tahun III-6 Tabel 3.4 Produksi Kayu Industri Tahun III-7 Tabel 3.5 Volume dan Nilai Penjualan Tahun III-8 Tabel 3.6 Neraca Komparatif Per 31 Desember 2011 dan III-9 Tabel 3.7 Laba/Rugi Komparatif Per 31 Desember 2011 dan III-11 Tabel 3.8 Laporan Arus Kas PT. Inhutani II Tahun III-12 Tabel 3.9 Investasi Rutin Tahun III-13 Tabel 3.10 Investasi Pengembangan HTI Tahun Retreat (Tanjung Seloka, Semaras, Tanjung Seloka (eks Kebakaran), Semaras (Karet), Senakin dan Tanah Grogot)...III-14 Tabel 3.11 Investasi Penanaman HTI Rotasi II Tahun 2011 (Semaras, Tanjung Seloka dan Tanah Grogot)... III-15 Tabel 3.12 Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun III-16 iv

6 Tabel 3.13 Jumlah Tenaga Kerja Tahun III-20 Tabel 3.14 Biaya Pembinaan SDM Tahun III-20 Tabel 4.1 Statistik PT. Inhutani II Tiga Tahun Terakhir... IV-1 v

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana dan Realisasi Produksi Kayu Bulat dan Kayu Industri Tahun 2011 Lampiran 2. Mutasi Kayu Bulat dan Industri Tahun 2011 Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Tahun 2011 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Malinau - Wilayah Malinau Tahun 2011 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Malinau - Wilayah Sei Tubu Tahun 2011 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Malinau - Wilayah Sei Semamu Tahun 2011 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Hutan Alam Mekarpura Tahun 2011 Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II (Semaras, Tanjung Seloka dan Tanah Grogot) Tahun 2011 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Sub Unit HTI Semaras Tahun 2011 Lampiran 10. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Sub Unit HTI Tanjung Seloka Tahun 2011 Lampiran 11. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Sub Unit HTI Tanah Grogot Tahun 2011 Lampiran 12. Neraca Komparatif RKAP 2011, Realisasi 2011 (Unaudited) dan Disajikan Kembali Tahun 2010 Lampiran 13. Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif RKAP 2011 Dengan Realisasi Tahun 2011 dan Disajikan Kembali Tahun 2010 Lampiran 14. Laba (Rugi) Per-Segmen RKAP 2011 dan Realisasi Tahun 2011 Lampiran 15. Rekapitulasi Retreat Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Tahun 2011 Lampiran 16. Rencana dan Realisasi Retreat Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman (Investasi Murni) Sub Unit HTI Tanjung Seloka Tahun 2011 vi

8 Lampiran 17. Rencana dan Realisasi Retreat Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman (Investasi Murni) Sub Unit HTI Semaras Tahun 2011 Lampiran 18. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman (eks Kebakaran) Sub Unit HTI Tanjung Seloka Tahun 2011 Lampiran 19. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Karet Sub Unit HTI Semaras Tahun 2011 Lampiran 20. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman (Investasi Murni) Proyek HTI Senakin Tahun 2011 Lampiran 21. Rencana dan Realisasi Retreat Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman HTI Tanah Grogot Tahun 2011 Lampiran 22. Laba/Rugi Persegmen Jasa Kehutanan RKAP 2011 dan Realisasi Tahun 2011 Lampiran 23. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pengamatan dan Pengembangan Tahun 2011 Lampiran 32. Matrik Tindak Lanjut Arahan KAP Pertanggung Jawaban Tahun Buku 2010 Lampiran 33. Matrik Tindak Lanjut Arahan Pemegang Saham Pada RUPS Pertanggung Jawaban Tahun Buku 2010 Lampiran 34. Matrik Tindak Lanjut Arahan RUPS Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011 E:\Data_Windows\My Documents\Bag-Can\Lap. Tahunan\Lap Tahun 2011\BAB 0 Th doc vii

9 LAMPIRAN viii

10 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Inhutani II adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tanggal 12 Nopember 1975 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1974 yang merupakan hasil likuidasi dari PN. Perhutani Kalimantan Selatan, dan Proyek Khusus Pontianak. Pendirian Perusahaan dikukuhkan dengan Akte Notaris Kartini Mulyadi, SH Nomor 77 tanggal 12 Nopember 1975 disahkan dalam Daftar Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 26 Januari 1976 Nomor YA.5/50/176 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI Nomor 275/1976. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang terakhir dikukuhkan dengan Akte Notaris Nanda Fauz Iwan, SH K.Kn Nomor 13 tanggal 12 Agustus 2008 yang merupakan perubahan dari Akte Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 67 Tahun Posisi saham PT. Inhutani II saat ini sebagaimana pada tabel 1.1. berikut. Tabel 1.1. Komposisi Pemegang Saham PT. (Pesero) Inhutani II No. Pemegang Saham Jumlah Saham (Lembar) Nilai Nominal (x Rp.1.000,-) Nilai Saham (x Rp.1.000,-) Jenis Saham (3x4) 6 7 Ket. 1. Negara Republik Indonesia Biasa Disetor penuh 2. Saham dalam simpanan Biasa Jumlah Modal Dasar/Saham Perseroan Penjelasan tentang perubahan modal saham selama periode berjalan adalah sebagai berikut : 1. Modal Dasar Perusahaan sebesar Rp ,- (empat ratus milyar rupiah) merupakan perubahan modal dasar perusahaan sesuai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Persero PT. Inhutani II yang terakhir dikukuhkan dengan Akte Notaris Nanda Fauz Iwan, SH, K.Kn Nomor 2 tanggal 9 September Modal dasar yang ditempatkan Negara Republik Indonesia telah disetor penuh 100 % dengan cara : Sebesar Rp ,- (dua puluh delapan milyar rupiah) merupakan setoran modal lama sesuai Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 67 tanggal 24 Maret Bab I. Pendahuluan I - 1

11 Sebesar Rp ,- (seratus lima puluh lima milyar delapan puluh tiga juta empat ratus delapan puluh ribu delapan ratus tujuh puluh dua rupiah) berasal dari penyaluran Dana Reboisasi tahun 1989, 1990, 1992, sampai dengan Sebesar Rp ,- (empat ratus delapan puluh ribu delapan ratus tujuh puluh dua rupiah) ditetapkan sebagai Cadangan Umum sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Nomor Kep-05/ MBU/2005 tanggal 24 Januari 2005 dan disahkan dengan Akte Notaris Nanda Fauz Iwan, SH, M.Kn Nomor 2 tanggal 9 September Wilayah Kerja Wilayah kerja PT. Inhutani II sampai dengan 31 Desember 2011 seluas ha di Propinsi Kalimantan Selatan dan Propinsi Kalimantan Timur dengan pola IUPHHK Hutan Alam dan IUPHHK Hutan Tanaman, yaitu sebagai berikut : a. Areal kerja IUPHHK-Hutan Alam seluas ha, terdiri dari : IUPHHK-HA Pulau Laut (daur ke II) di Kalimantan Selatan : ha IUPHHK-HA Malinau di Kalimantan Timur : ha IUPHHK-HA Sei Tubu di Kalimantan Timur : ha IUPHHK-HA Sei Semamu di Kalimantan Timur : ha b. Areal kerja IUPHHK-Hutan Tanaman seluas ha, terdiri dari : IUPHHK-HT Semaras di Kalimantan Selatan IUPHHK-HT Senakin di Kalimantan Selatan IUPHHK-HT Tanah Grogot di Kalimantan Timur 1.3. Susunan Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi. : ha : ha : ha Susunan Dewan Komisaris PT. Inhutani II sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara RI : 1. Nomor KEP-160/MBU/2007 tanggal 19 Juli Nomor KEP-284/MBU/2010 tanggal 31 Desember Nomor KEP-57/MBU/2011 tanggal 8 Maret 2011 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota - Anggota Komisaris Perusahaan Perseroan PT. Inhutani II adalah sebagai berikut : 1. Komisaris Utama : Dr. Ir. Hadi S. Pasaribu, M.Sc 2. Komisaris : Dr. Ir. HR. Achmad Budiono, MM Susunan Dewan Direksi PT. Inhutani II sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara RI : 1. Nomor KEP-140/MBU2006 tanggal 27 Desember Nomor KEP-64/MBU/2009 tanggal 12 Maret 2009 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota - Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT. Inhutani II adalah sebagai berikut : 1. Direktur Utama : Ir. Budi Santoso 2. Direktur Pengembangan : Ir. Tri Djoko Soejono 3. Direktur Produksi : Ir. Hadi Siswoyo, MM 4. Direktur keuangan : Ir. Sri Isbudi Hartati, MM Bab I. Pendahuluan I - 2

12 1.4. Struktur Organisasi Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Inhutani II ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi PT. Inhutani II Nomor 1352/SK/UM/2008 tanggal 17 Desember 2008 sebagaimana gambar di bawah ini. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DIREKSI PT INHUTANI II DEWAN DIREKSI Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Pengembangan Biro Keuangan Biro Pemasaran Biro SDM dan Umum Satuan Pengawas Intern Biro Produksi & Industri Biro Pembangunan Hutan & Kemitraan Staf Khusus Direksi Bidang Pengembangan Bisnis GM Jasa Kehutanan Biro Perencanaan Perusahaan & Pengendalian Bagian Anggaran & Pembelanjaan Bagian Akuntansi Perusahaan Bagian Penjualan Hasil Htn. Non Kayu Bagian Penjualan Hasil Hutan Kayu Bagian Umum Bagian SDM Anggota SPI Bidang Kehutanan Anggota SPI Bidang Non Kehutanan Bag. Prod. Hasil Hutan & Industri Bag.Perencanaan Teknis Kehutanan Bagian Pembangunan Hutan Bagian Kam & KBL. Bagian Administrasi & Keuangan Bagian Teknik Kehutanan Bagian Monitoring & Evaluasi Bag.Can.Perusahaan & Sekretariat Patungan Unit Usaha Kalimantan Selatan Proyek Jasa Kehutanan Sub Unit HA Malinau Sub Unit HT Tanah Grogot Perwakilan Kalimantan Timur Struktur tersebut di atas, telah terjadi beberapa kali mengalami perubahan yang sifatnya parsial pada tingkat Sub Unit Usaha. e:\data_windows\my documents\bag-can\lap. tahunan\lap tahun 2011\bab i th doc Bab I. Pendahuluan I - 3

13 BAB II KINERJA KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN TAHUN 2011 Laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2011 disusun sesuai kebijakan akuntansi/pedoman administrasi keuangan PT. Inhutani II yang mengacu pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku. Laporan Keuangan yang disajikan adalah merupakan konsolidasi laporan keuangan dari wilayah kerja di daerah dan kantor Direksi di Jakarta untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 (Unaudited). Laporan Keuangan Tahun 2011 ini terdiri atas : 1. Kinerja Keuangan Perusahaan 2. Tingkat Kesehatan Perusahaan 3. Laporan Keuangan Pokok 2.1. Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat melalui parameter Neraca, Laba Rugi dan Investasi, yang akan diuraikan dalam tabel-tabel dibawah ini : Neraca : Neraca per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 ditutup dengan jumlah, debet/kredit sebesar Rp. 221,294 milyar atau 88,64 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 249,651 milyar atau 101,59 % dibanding realisasi tahun 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 217,838 milyar. Rincian neraca komparatif seperti pada tabel 2.1. berikut. Tabel 2.1. Neraca Komparatif Per 31 Desember 2011 dan 2010 (Biaya : x Rp. Juta) No. Perkiraan RKAP Real Real % Real thd 2011 (Unaudited) (Disajikan kembali) RKAP '11 Real. ' (4:3) 7 (4:5) A. Aktiva : 1. Aktiva Lancar ,47 104,69 2. Jaminan Imbalan Pasca Kerja Investasi Penyertaan ,65 135,26 4. HTI ,02 77,68 5. HTI Dalam Pengembangan ,81 95,76 6. HTI Rotasi II ,00 124,01 7. HTI Karet ,96 237,84 8. Aktiva Tetap (net) ,59 85,81 9. Aktiva Tak Berwujud , Aktiva Pajak Tangguhan ,29 100, Aktiva Lain-lain ,13 90,23 Jumlah Aktiva : ,64 101,59 B. Kewajiban dan Modal : 1. Kewajiban Jangka Pendek ,95 143,80 2. Kewajiban Jangka Panjang ,75 165,65 3. R/K Intern Modal dan Cadangan ,28 80,88 Jumlah Kewajiban & Modal : ,64 101,59 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 1

14 2.1.2 Laba (Rugi) : Perhitungan Laba Rugi Komparatif PT. Inhutani II tahun 2011 (hasil Retreat) dan realisasi 2010 (disajikan kembali) di tabel 2.2. berikut. Tabel 2.2. Laba/Rugi Komparatif Per 31 Desember 2011 dan 2010 RKAP 2011 % REALISASI 2011 % REALISASI 2010 % % Real 2011 thd No. URAIAN (Hasil Retret) Vert. (Unaudited) Vert. (Disajikan kembali) Vert. RKAP '11 Real. ' (5:3) 10 (5:7) 2.01 PENDAPATAN USAHA Ekspor Kayu Olahan Lokal Kayu Olahan Lokal Kayu Gergajian ,10 144,89 Lokal Kayu Bulat HTI ,01 120,86 Lokal Kayu Bulat Hutan Alam ,77 35,47 Benih / Bibit ,13 123,79 Jasa Bidang Kehutanan ,15 86,83 Jasa Gesek Jumlah Pendapatan Usaha ,04 102, BEBAN POKOK PENJUALAN Persediaan Awal ,21 197,74 Beban Produksi ,70 103,94 Persediaan Akhir ( ) (24) ( ) (51) ( ) (58) 79,47 86,88 Jumlah Beban Pokok Penjualan ,41 136,76 LABA/RUGI KOTOR ( ) (57) ( ) (17) (141,40) 333, BEBAN USAHA Biaya Umum ,98 100,70 Biaya Pemasaran / Promosi ,73 120,23 Jumlah Beban Usaha ,75 103,75 LABA/RUGI USAHA ( ) (89) ( ) (48) (931,85) 184, PENDAPATAN & BEBAN LAIN-LAIN Pendapatan Diluar Usaha ,37 82,73 Biaya Lainnya ( ) (4) ( ) (8) (57,34) 43,23 Jumlah Pendptn. & Biaya Lain-lain ,00 95,59 L/R Sebelum PHH ( ) (64) ( ) (22) (359,49) 289,75 (Beban) / Manfaat Pajak Tangguhan ( ) L/R Setelah Pajak (EAT) ( ) (64) ( ) (21) (479,33) 307,49 L/R Seb. Bunga Pinjm. & Pajak (EBIT) ( ) (64) ( ) (22) (359,49) 289,75 L/R Seb. Bunga Pinjaman, Pajak, ( ) (25) ( ) (21) (42,83) 114,91 Penysutn, Deplesi & Amort. (EBITDA) 2.05 L/R Luar biasa - ( ) (1) ( ) (1) - 67,83 L/R SETELAH POS LUAR BIASA ( ) (65) ( ) (22) (485,23) 294,81 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 2

15 Laba/Rugi PT. Inhutani II setelah pajak tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2011 menunjukkan kerugian Rp. 29,693 milyar atau (485,26) % dari RKAP 2011 (hasil Retret) sebesar Rp. 6,119 milyar. Realisasi tahun 2010 (disajikan kembali) mengalami kerugian sebesar Rp. 10,072 milyar. Jumlah pendapatan usaha untuk tahun buku 31 Desember 2011 mencapai sebesar Rp. 45,658 milyar atau 38,04 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 120,016 milyar atau 102,45 % dibanding realisasi tahun 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 44,564 milyar. Rincian pendapatan usaha tahun 2011 terdiri dari : a. Penjualan lokal kayu gergajian tercapai sebesar Rp. 1,437 milyar atau 285,12 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 0,504 milyar, atau 144,86 % bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 0,992 milyar. b. Penjualan lokal kayu bulat HTI tercapai sebesar Rp. 32,651 milyar atau 33,01 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 98,910 milyar, atau 120,86 % bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 27,016 milyar. c. Penjualan lokal kayu bulat Hutan Alam (TPTI) tercapai sebesar Rp. 1,865 milyar atau 19,78 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 9,431 milyar, atau 35,48 % bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 5,257 milyar. d. Penghasilan benih/bibit sebesar Rp. 0,060 milyar atau 20,00 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 0,300 milyar, atau 122,45 % dibanding realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 0,049 milyar. e. Penghasilan jasa bidang kehutanan (RHL) tercapai Rp. 9,646 milyar atau 89,14 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 10,821 milyar, atau 86,83 % bila dibanding realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 11,109 milyar. f. Penghasilan jasa sewa tahun 2011 tidak ada realisasi dan tidak direncanakan dalam RKAP 2011, sedangkan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 0,142 milyar. Realisasi pendapatan dan beban operasi lainnya dalam tahun 2011 tercapai sebesar Rp. 11,373 milyar atau 300,00 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 3,791 milyar, atau 95,59 % dibanding dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 11,898 milyar. Total biaya yang meliputi beban pokok penjualan dan beban usaha untuk tahun buku 31 Desember 2011 sebesar Rp. 86,363 milyar atau 74,68 % dari anggaran RKAP 2011 sebesar Rp. 115,648 milyar atau mencapai 129,70 % bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 66,585 milyar. Realisasi Biaya Umum termasuk beban estimasi imbalan pasca kerja tercapai sebesar Rp. 12,102 milyar atau 107,98 % dari anggaran Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 3

16 RKAP 2011 sebesar Rp. 11,208 milyar atau 100,70 % dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 12,018 milyar. Realisasi Biaya Pemasaran sebesar Rp. 2,671 milyar atau 96,71 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 2,762 milyar, atau 120,15 % bila dibanding dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 2,223 milyar Investasi : Realisasi Investasi Rutin (aktiva tetap dan beban ditangguhkan) tahun 2011 sebesar Rp. 1,769 milyar atau sebesar 13,93 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 12,702 milyar dan 66,93 % dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 2,643 milyar. Tidak tercapainya realisasi investasi rutin tersebut dikarenakan belum pulihnya usaha di bidang kehutanan, sehingga prioritas pelaksanaan diarahkan pada hal-hal yang menunjang kelancaran proses produksi. Realisasi investasi pengembangan hutan tanaman tahun 2011 di Tanjung Seloka (investasi murni dan eks kebakaran), Semaras (investasi murni dan investasi karet), Senakin dan Tanah Grogot sebesar Rp. 4,676 milyar atau 15,90 % dari rencana RKAP 2011 (dari hasil retret) sebesar Rp. 29,410 milyar atau 46,46 % dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 10,065 milyar. Realisasi investasi penanaman HTI rotasi II tahun 2011 di Semaras, Tanjung Seloka dan Tanah Grogot sebesar Rp. 3,113 milyar atau 36,40 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 8,553 milyar atau 47,11 % dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 6,608 milyar. Tidak tercapainya realisasi investasi pengembangan HTI tahun 2011 disesuaikan dengan kondisi pendapatan internal, sedangkan investasi penanaman rotasi II disesuaikan dengan luas tebangan tahun Rincian realisasi investasi-invesatsi tersebut pada tabel berikut : Tabel 2.3. Realisasi Investasi Rutin Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) Real Real % Real thd URAIAN RKAP 2011 No. (Unaudited ) (Audited ) RKAP '11 Real. ' (4:3) 7 (4:5) 1. Tanah Gedung dan Bangunan Pier, Jalan dan Jembatan Bengkel dan Instalasi ,71-5. Mesin Industri / Penggergajian Kend. Bermotor / Log Equipmnt ,15 34,49 7. Inventaris Kantor ,84 95,09 8. Aktiva Lain-Lain Investasi Dalam Penyelesaian Beban Ditangguhkan ,94 51,43 Jumlah : ,93 66,95 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 4

17 Tabel 2.4. REKAPITULASI Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanjung Seloka, Semaras, Tanjung Seloka (eks Kebakaran), Semaras (Karet), Senakin dan Tanah Grogot Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd No. KEGIATAN POKOK (Hasil Retret) (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) LUAS (Ha) : ,82 14,20 1. PERENCANAAN ,29-32,49 2. PENANAMAN (Ha) : ,82 11,54 14,20 43,68 3. PEMELIHARAAN TAN. (Ha) : ,86-45,54 4. KENDALKAR PAMHUT (%) : ,69-27,40 5. PEMUNGUTAN HASIL HUTAN : KEW. TERHADAP NEGARA : KEW. TERHADAP LINGSOS (%) : ,70-9,42 8. PEMB. SAR & PRAS (%) : ,51-10,98 9. ADMINISTRASI DAN UMUM (%) : ,31-87,76 JUMLAH : ,90 46,46 Tabel 2.5. Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanjung Seloka (Inv. Murni) Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd No. Kegiatan Pokok (Hasil Retret) (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : ,70 18,75 1. Perencanaan ,08-39,05 2. Penanaman ,70 7,18 18,75 66,52 3. Pemeliharaan Tanaman (Ha) ,08 45,88 4. Kendalkar Pamhut (%) ,50-58,88 5. Kewajiban thd Negara (PBB - ha) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana ,27-3,38 8. Biaya Umum ,77-48,98 Jumlah : ,78 49,56 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 5

18 Tabel 2.6. Realisasi Investasi Pengembangan HTI Semaras (Inv. Murni) Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd No. Kegiatan Pokok (Hasil Retret) (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : ,35 23,23 1. Perencanaan , ,66 2. Penanaman ,35 7,72 23,23 22,08 3. Pemel. Tanaman (Ha) ,28 4. Kendalkar Pamhut (%) Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum ,78-83,05 Jumlah : ,47 30,93 Tabel 2.7. Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanjung Seloka (eks Kebakaran) Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd No. Kegiatan Pokok (Hasil Retret) (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : ,89 1. Perencanaan Penanaman ,49 20,66 3. Pemel. Tanaman (Ha) Kendalkar Pamhut (%) Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum Jumlah : ,66 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 6

19 Tabel 2.8. Realisasi Investasi Pengembangan HTI Semaras (Karet) Tahun 2011 RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd No. Kegiatan Pokok (Hasil Retret) (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12(6:8) Luas (Ha) : ,33-1. Perencanaan Penanaman ,33 32,59-114,42 3. Pemel. Tanaman (Ha) ,00 27, Kendalkar Pamhut (%) , Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum ,75-197,97 Jumlah ,52 134,47 Tabel 2.9. Realisasi Investasi Pengembangan HTI Senakin Tahun 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd RKAP 2011 No. Kegiatan Pokok (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : Perencanaan ,53-9,73 2. Penanaman Pemel. Tanaman (Ha) Kendalkar Pamhut (%) ,74-82,01 5. Kewajiban thd Negara (ha) Kewajiban thd Lingsos (%) ,29-63,31 7. Sarana dan Prasarana ,31-42,48 8. Biaya Umum ,98-103,09 Jumlah : ,03 49,82 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 7

20 Tabel Realisasi Investasi Pengembangan HTI Tanah Grogot Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd No. Kegiatan Pokok (Hasil Retret) (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12(6:8) Luas (Ha) : Perencanaan Penanaman Pemel. Tanaman (Ha) Kendalkar Manhut (%) Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum Jumlah Tabel REKAPITULASI Realisasi Investasi Penanaman HTI Rotasi II Semaras, Tanjung Seloka dan Tanah Grogot Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd RKAP 2011 No. URAIAN (Unaudited) (Audited) RKAP 2011 Real Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai (5:3) 10 (4:6) 11 (5:3) 12 (5:7) LUAS (Ha) : ,46 36,65 1. PERENCANAAN ,59-204,29 2. PENANAMAN (Ha) : ,46 38,68 36,65 42,91 3. PEMELIHARAAN TAN. (Ha) : ,01 19,96 111,16 83,32 4. KENDALKAR PAMHUT (%) : ,45-68,60 5. PEMUNGUTAN HASIL HUTAN : KEW. TERHADAP NEGARA : KEW. TERHADAP LINGSOS (%) : PEMB. SAR & PRAS (%) : ADMINISTRASI DAN UMUM (%) : ,94 JUMLAH : ,40 47,11 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 8

21 Tabel Realisasi Investasi Penanaman HTI Semaras Rotasi II Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 % Realisasi 2011 thd RKAP 2011 Real No. Kegiatan Pokok Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : ,27 18,86 1. Perencanaan , ,91 2. Penanaman ,27 25,34-21,86 3. Pemel. Tanaman (Ha) ,98 8,99-54,94 4. Kendalkar Manhut (%) ,28-3,42 5. Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum ,94 Jumlah ,63 19,53 Tabel Realisasi Investasi Penanaman HTI Tanjung Seloka Rotasi II Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) % Realisasi 2011 thd RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 No. Kegiatan Pokok RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : ,13 18,39 1. Perencanaan Penanaman ,13 38,89 18,39 64,74 3. Pemel. Tanaman (Ha) ,85 41,19 88,06 101,74 4. Kendalkar Manhut (%) Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum Jumlah : ,69 82,22 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 9

22 Tabel Realisasi Investasi Penanaman HTI Tanah Grogot Rotasi II Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) % Realisasi 2011 thd RKAP 2011 Realisasi 2011 Realisasi 2010 No. Kegiatan Pokok RKAP 2011 Real Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya Fisik Biaya (5:3) 10 (6:4) 11 (5:7) 12 (6:8) Luas (Ha) : ,56 100,00 1. Perencanaan ,48-144,67 2. Penanaman ,38 68,04 61,68 74,59 3. Pemeliharaan Tanaman ,80 7,84 71,28 67,67 4. Kendalkar Manhut (%) ,31-115,84 5. Kewajiban thd Negara (%) Kewajiban thd Lingsos (%) Sarana dan Prasarana Biaya Umum Jumlah : ,78 90, Tingkat Kesehatan Perusahaan Penilaian tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan SK Meneg BUMN No : KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 pada tahun 2011 termasuk katagori KURANG SEHAT (BBB) dengan skor 51,85. Secara umum tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yaitu KURANG SEHAT (BBB) dengan skor 59,85. Rincian tingkat kesehatan tahun 2011 sebagaimana tabel 2.8. berikut. Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 10

23 No. INDIKATOR Tabel Realisasi Pencapaian Tingkat Kesehatan PT. Inhutani II Tahun 2011 Sat. Skor RJP % Skor Bobot Nilai Skor RJP Bobot Nilai Skor Skor 2011 thd 2010 A. Aspek Keuangan : 1. Return On Equity (ROE) % 20,00 23,64-20,00 2,37 4,00-2. Return On Investment (ROI) % 15,00 6,90-15,00 11,96 9,00-3. Cash Ratio % 5,00 42,12 5,00 7,50 37,66 5,00 100,00 4. Current Ratio % 5,00 106,98 3,00 5,00 157,88 5,00 60,00 5. Collection Periods Hari 5,00 52,50 5,00 5,00 64,00 4,50 111,11 6. Inventory Turn Over Hari 5,00 10,79 5,00 5,00 328, TATO % 5,00 28,11 1,50 5,00 30,49 2,00 75,00 8. Rasio Modal Sendiri % 10,00 56,75 8,50 7,50 70,59 7,50 113,33 Jumlah A : 44,50 70,00 28,00 49,00 70,00 37,00 75,68 B. Aspek Operasionil : 1. Kelestarian Hutan Alam 3,00 B 2,40 3,00 BS 2,40-2. Kelestarian Hutan Tanaman 3,00 BS 3,00 3,00 BS 3,00-3. Produksi Kayu Bulat 3,00 B 2,04 3,00 BS 2,04-4. Pengolahan Kayu 3,00 C 0,78 3,00 BS 0,78-5. Sumber Daya Manusia 3,00 B 0,63 3,00 BS 0,63 - Jumlah B : 15,00 15,00 8,85 15,00 15,00 8,85 - C. Aspek Administrasi : 1. Laporan Perhitungan Tahunan 3,00 Feb ,00 3,00 Feb ,00 100,00 2. Rancangan RKAP 3,00 Okt ,00 3,00 Okt ,00 100,00 3. Laporan Periodik (Triwulan) 3,00 Tepat 3,00 3,00 Tepat 3,00 100,00 4. Kinerja PKBL/PUKK : a. Efektifitas Penyaluran 3,00 3,00 3,00 3,00 100,00 b. Tingkat Kolektibilitas 3,00 3,00 3,00 2,00 Pengembalian Pinjaman 150,00 Jumlah C : 12,00 15,00 15,00 11,00 15,00 14,00 107,14 TOTAL : 71,50 51,85 75,00 59,85 86,63 Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 11

24 2.3. Laporan Keuangan Pokok a. Realisasi Jumlah Aktiva dan Jumlah Ekuitas pada tahun 2011 sebesar Rp. 221,294 milyar atau 88,64 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 249,651 milyar atau 101,59 % bila dibandingkan dengan realisasi 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 217,838 milyar. b. Realisasi laba/rugi setelah pos luar biasa tahun 2011 mengalami rugi sebesar (Rp. 29,693 milyar) atau (485,26) % dari target laba RKAP 2011 (hasil retreat) sebesar Rp. 6,119 milyar, sedangkan realisasi tahun 2010 (disajikan kembali) mengalami rugi sebesar (Rp. 10,072 milyar). c. Realisasi jumlah pendapatan usaha tahun 2011 sebesar Rp. 45,658 milyar atau 38,04 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 120,016 milyar atau 102,45 % dibanding dengan realisasi 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 44,564 milyar. d. Realisasi jumlah HPP tahun 2011 sebesar Rp. 71,589 milyar atau 70,41 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 101,678 milyar atau 136,76 % dibanding realisasi 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 52,345 milyar. e. Realisasi Laba/Rugi Kotor tahun 2011 rugi sebesar Rp. 25,931 milyar atau (141,41) % dari rencana Laba/Rugi Kotor RKAP 2011 (hasil retreat) sebesar Rp. 18,338 milyar atau 333,26 % dibandingkan dengan realisasi Laba/Rugi Kotor tahun 2010 (disajikan kembali) yang juga rugi sebesar (Rp. 7,781 milyar). f. Realisasi pendapatan dan beban lain-lain per 31 Desember 2011 tercapai sebesar Rp. 11,373 milyar atau 300,00 % dibanding RKAP 2011 sebesar Rp. 3,791 milyar atau 95,59 % bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 11,898 milyar. g. Realisasi perubahan ekuitas per 31 Desember 2011 menunjukkan posisi sebesar Rp. 125,585 milyar atau 72,28 % dibanding RKAP 2011 sebesar Rp. 173,756 milyar atau turun menjadi 80,88 % dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2010 (disajikan kembali) sebesar Rp. 155,278 milyar. h. Realisasi Laporan Arus Kas untuk yang berakhir per 31 Desember 2011 menunjukan posisi kas/setara kas sebesar Rp. 21,958 milyar atau 406,86 % dibanding RKAP 2011 sebesar Rp. 5,397 milyar atau 131,69 % dibanding posisi per 31 Desember 2010 sebesar Rp. 16,674 milyar. e:\data_windows\my documents\bag-can\lap. tahunan\lap tahun 2011\bab ii th doc Bab II. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan II - 12

25 BAB III KINERJA PERUSAHAAN TAHUN Hal-hal Yang Berpengaruh Terhadap Kegiatan Usaha Secara umum kondisi usaha pada tahun 2011 belum optimal bagi kegiatan PT. Inhutani II, hal ini terlihat pada pendapatan usaha yang masih di bawah target, disebabkan tidak tercapainya : a. Volume dan nilai penjualan kayu bulat Bahan Baku Serpih (BBS) hutan tanaman karena terkendalanya penjualan kayu BBS pada April s/d Juni 2011 dan pengaruh cuaca ekstrem (musim hujan yang panjang) sehingga mempengaruhi pengangkutan. b. Volume dan nilai penjualan kayu gergajian, karena menyesuaikan dengan volume permintaan dari pembeli/kontrak. 3.2 Langkah-langkah Manajemen Untuk Mengakomodasi Perubahan Kondisi Lingkungan Strategis a. Melanjutkan, mengevaluasi dan mengembangkan program-program restrukturisasi perusahaan pada berbagai aspek manajemen dan peningkatan profesionalisme dengan prinsip kelestarian usaha sehingga mampu menghadapi persaingan global. b. Mengoptimalkan pegawai untuk mendukung kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pengamanan asset perusahaan. c. Mengendalikan beban pokok produksi, terutama pada hutan tanaman dengan fokus penyaradan kayu bulat yang telah ditebang sampai di lokasi TPn. d. Melakukan pembayaran biaya borongan produksi kayu bulat BBS, kepada Pihak III, dikaitkan dengan realisasi penjualan. e. Mengendalikan kegiatan pembangunan hutan tanaman dengan lebih memprioritaskan penanaman pada areal yang telah siap tanam dan pemeliharaan tanaman untuk tahun berjalan, tahun I dan tahun II. f. Memprioritaskan investasi tanaman untuk pengembangan hutan tanaman (investasi murni dan rotasi II) dan mengendalikan kegiatan investasi rutin (rehabilitasi alat) Perbandingan Antara Asumsi RKAP 2011 Dengan Realisasinya Terdapat perbedaan antara asumsi-asumsi yang diperkirakan pada waktu penyusunan RKAP tahun 2011 dengan realisasi yang terjadi pada tahun 2011, sebagaimana gambaran pada tabel 3.1 berikut. Bab III. Kinerja Perusahaan Tahun 2011 III - 1

26 Tabel 3.1 Asumsi RKAP 2011 Dengan Realisasinya URAIAN Asumsi RKAP 2011 Rata 2 Realisasi s/d Des A. Produksi 1. TPTI : - TPTI Malinau (M 3 ) TPTI Sei Tubu (M 3 ) Jumlah TPTI (M 3 ) : HTI : - HTI Semaras (M 3 ) HTI Tanjung Seloka (M 3 ) HTI Senakin (M 3 ) HTI Tanah Grogot (M 3 ) Jumlah HTI (M 3 ) B. Pemasaran (Harga Kayu Bulat Dalam Negeri) 1. Unit Usaha Kalimantan Selatan : IUPHHK-HT Semaras : - Jenis Acacia mangium /Gmelina (FOB Logpond) : Ø 10 cm Up untuk BBS (Rp,-/MT) Ø 20 cm Up untuk Pertukangan (Rp,-/M 3 ) IUPHHK-HT Tanjung Seloka : - Jenis Acacia mangium /Gmelina (Franco pabrik PT. MAL) : Ø 10 cm Up untuk BBS (Rp,-/MT) Ø 20 cm Up untuk Pertukangan (Rp,-/M 3 ) Unit Kerja Kalimantan Timur : IUPHHK-HA Malinau (Tidak termasuk DR/PSDH dan PPN 10%) : Penggantian Nilai Tegakan : - Meranti (Rp,-/M 3 ) Keruing (Rp,-/M 3 ) Campuran (Rp,-/M 3 ) IUPHHK-HA Sei Tubu (Tidak termasuk DR/PSDH dan PPN 10%) : Penggantian Nilai Tegakan : - Meranti (Rp,-/M 3 ) Keruing (Rp,-/M 3 ) Campuran (Rp,-/M 3 ) IUPHHK-HT Tanah Grogot (FOB Logpond) : Penggantian Nilai Tegakan : - Acacia mangium Ø 10 cm Up BBS (Rp,-/MT) Untuk Bahan Baku Industri Chipmill Stagen Bahan Baku BBS (Rp,-/MT) Dengan alokasi : Dari SU HT Semaras (Rp,-/MT) Dari SU HT Tanjung Seloka (Rp,-/MT) C. Keuangan 1. Inflasi 5,30% 3,70% 2. UMSP 3. Penghasilan Karyawan 4. Kenaikan Harga BBM/Pelumas Sesuai daerah masing 2 Kenaikan sesuai Inflasi 2010 Kenaikan BBM/Pelumas 5,0% 5. Nilai Tukar US.$ 1.00 Rp ,- Rp ,- Bab III. Kinerja Perusahaan Tahun 2011 III - 2

27 3.4 Pencapaian Kinerja Pengelolaan Hutan a. Produksi Kayu Bulat Volume produksi kayu bulat tahun 2011 tercapai m 3 atau 11,06 % dari RKAP 2011 sebesar m 3 atau 14,98 % dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar m 3. Rincian produksi kayu bulat tahun 2011 pada tabel 3.2 berikut. No. URAIAN Tabel 3.2 Produksi Kayu Bulat Tahun 2011 RKAP 2011 (Volume : m 3 ) Real Real % Real thd (Unaudited) (Audited) RKAP '11 Real. '10 A TPTI I. Kalimantan Selatan : II. Kalimantan Timur : 1. Malinau Sei Tubu ,91-3. Sei Semamu Jumlah TPTI Kaltim : ,92 7,13 B HTI I. Kalimantan Selatan : 1. Semaras ,39 11,93 2. Tanjung Seloka ,18 5,85 Jumlah HTI Kalsel : ,03 9,02 II. Kalimantan Timur : 1. Tanah Grogot ,39 66,17 Jumlah HTI Kaltim : ,39 66,17 Total TPTI : ,92 7,13 Total HTI : ,14 15,83 Total Kayu Bulat : ,06 14,98 Volume produksi kayu bulat sangat dipengaruhi oleh pencapaian produksi kayu bulat HTI untuk bahan baku serpih (BBS). Produksi kayu bulat secara terinci adalah sebagai berikut : a.1. Unit Usaha Kalimantan Selatan A. TPTI : Tahun 2011 produksi kayu bulat tidak direncanakan di Sub Unit Hutan Alam (TPTI) Mekarpura P. Laut Tengah. B. HTI : Realisasi produksi kayu bulat HTI Semaras m 3 atau 8,39 % dari RKAP 2011 sebesar m 3 atau 11,93 % dari realisasi 2010 sebesar m 3. Realisasi produksi HTI Tanjung Seloka sebesar m 3 atau 5,18 % dari target 2011 sebesar m 3 atau 5,85 % dari realisasi 2010 sebesar m 3. Bab III. Kinerja Perusahaan Tahun 2011 III - 3

28 Total Kalsel sebesar m 3 atau 7,03 % dari target RKAP 2011 sebesar m 3 atau 9,02 % dibanding realisasi tahun 2010 sebesar m 3. a.2. Unit Usaha Kalimantan Timur A. TPTI : Realisasi produksi TPTI Malinau m 3 atau 3,92 % dari target RKAP 2011 sebesar m 3 atau 9,41 % dari realisasi tahun 2010 sebesar 18,944 m 3. B. HTI : Realisasi produksi HTI Tanah Grogot m 3 atau 45,39 % dari RKAP 2011 sebesar m 3 atau 66,17 % dibanding realisasi tahun 2010 sebesar m 3. (Rencana dan Realisasi Produksi Kayu Bulat dan Kayu Industri Tahun 2011 pada Lampiran 1) (Mutasi Kayu Bulat dan Kayu Industri Tahun 2011 di Lampiran 2) b. Pembinaan Hutan b.1. Sistem TPTI dan Non-TPTI : Realisasi Pembinaan Hutan sistem TPTI dan Non TPTI tahun 2010 di Malinau, Sei Tubu dan Pulau Laut Tengah dengan total biaya Rp. 0,950 milyar atau 17,33 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 5,481 milyar atau 32,73 % dibanding realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 2,902 milyar. (Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Tahun 2011 pada Lampiran 3) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Malinau Wilayah Malinau Tahun 2011 pada Lampiran 4) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Malinau Wilayah Sei Tubu Tahun 2011 pada Lampiran 5) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Malinau Wilayah Sei Semamu Tahun 2011 pada Lampiran 6) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembinaan Hutan Sistem TPTI dan Non TPTI Sub Unit Hutan Alam Mekarpura Tahun 2011 pada Lampiran 7) b.2. Penanaman Kembali HTI/Rotasi II : Realisasi kegiatan Penanaman kembali HTI/Rotasi II tahun 2011 di areal eks tebangan HTI seluas Ha (Semaras 168 Ha, Tanjung Seloka 137 Ha dan Tanah Grogot 726 Ha) Bab III. Kinerja Perusahaan Tahun 2011 III - 4

29 atau 29,46 % dari rencana RKAP 2011 seluas Ha atau 49,33 % dari realisasi tahun 2010 seluas Ha. Realisasi biaya keseluruhan sebesar Rp. 3,113 milyar atau 36,40 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 8,553 milyar atau 47,11 % dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 6,608 milyar, dengan rincian sebagai berikut : - HTI Semaras, Kalsel : 168 Ha = Rp. 0,755 milyar - HTI Tanjung Seloka, Kalsel : 137 Ha = Rp. 1,196 milyar - HTI Tanah Grogot, Kaltim : 726 Ha = Rp. 1,162 milyar Jumlah : Ha = Rp. 3,113 milyar (Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Tahun 2011 pada Lampiran 8) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Sub Unit HTI Semaras Tahun 2011 pada Lampiran 9) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Sub Unit HTI Tanjung Seloka Tahun 2011 pada Lampiran 10) (Rencana dan Realisasi Kegiatan Pembangunan Hutan Tanaman Rotasi II Sub Unit HTI Tanah Grogot Tahun 2011 pada Lampiran 11) c. Kemitraan dan Bina Lingkungan (Corporate Social Responsibility) Program kemitraan dan bina lingkungan diwujudkan dalam kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). c.1. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) - Kegiatan peningkatan pendapatan tumbuhnya ekonomi masyarakat pedesaan yang berwawasan lingkungan. - Kegiatan peningkatan sarana prasarana sosial-ekonomi. - Kegiatan peningkatan kesadaran dan perilaku positip dalam pelestarian sumber daya hutan. Kegiatan PMDH tahun 2011 dilaksanakan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan biaya Rp. 127,755 juta atau 25,10 % dari RKAP 2011 sebesar Rp. 508,900 juta atau 64,46 % dibandingkan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 198,188 juta. Rincian kegiatan sebagai berikut : a. Peningkatan pendapatan dan tumbuhnya ekonomi masyarakat pedesaan yang berwawasan lingkungan sebesar Rp. 42,183 juta atau 21,45 % dari target RKAP Bab III. Kinerja Perusahaan Tahun 2011 III - 5

30 Industri 2011 sebesar Rp. 196,650 juta atau 64,47 % dibanding realisasi 2010 sebesar Rp. 65,430 juta. b. Penyediaan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi sebesar Rp. 45,510 juta atau 25,14 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 181,000 juta atau 64,45 % bila dibandingkan realisasi 2010 sebesar Rp. 70,609 juta. c. Peningkatan kesadaran dan perilaku positip pelestarian sumber daya hutan sebesar Rp. 40,062 juta atau 30,52 % dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 131,250 juta atau 64,46 % dibanding realisasi 2010 sebesar Rp. 62,149 juta. Rincian kegiatan PMDH tahun 2011 pada tabel 3.3. No Tabel. 3.3 Pembinaan Masyarakat Desa Hutan Tahun 2011 (Biaya : x Rp ,-) Uraian Kegiatan 1 Peningkatan pend. tumb. ekon. masy. berw. lingk. 2 Penyediaan sarana dan prasarana sosial budaya. 3 Peningkatan kesadaran & perilaku pos. pelest. SDH RKAP 2011 Realisasi 2011 (Unaudited) 2010 (Audited) % Real '11 thd RKAP Real ,45 64, ,14 64, ,52 64,46 Jumlah ,10 64,46 c.2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun 2011 yang dilaksanakan PT. Inhutani II dengan penyaluran dana sebesar Rp. 576,000 juta atau 109,48 % dari rencana RKAP 2011 sebesar Rp. 526,137 juta atau 98,80 % dibandingkan realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 583 juta. Realisasi kegiatan industri adalah sebagai berikut. a. Industri Kayu Gergajian : Produksi kayu gergajian lokal tahun 2011 sebesar m 3 dari tidak direncanakan di RKAP 2011 atau 203,55 % dibandingkan realisasi tahun 2010 sebesar 592 m 3. b. Industri Kayu Olahan (Moulding) : Produksi kayu olahan lokal tahun 2011 tidak ada realisasi dari tidak direncanakan di RKAP 2011, sedangkan realisasi tahun 2010 tidak ada. (Rencana dan Realisasi Produksi Kayu Bulat dan Industri Tahun 2011 pada Lampiran 1) (Mutasi Kayu Bulat dan Industri Tahun 2011 pada Lampiran 2) Bab III. Kinerja Perusahaan Tahun 2011 III - 6

KATA PENGANTAR. Jakarta, 9 Mei DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Ir. Budi Santoso

KATA PENGANTAR. Jakarta, 9 Mei DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Ir. Budi Santoso PT Persero KATA PENGANTAR Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12 Anggaran Dasar PT. Inhutani II perihal hak dan kewajiban Direksi, bersama ini disampaikan Laporan Tahunan PT. Inhutani II

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 11 Maret DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Tjipta Purwita

KATA PENGANTAR. Jakarta, 11 Maret DIREKSI PT. INHUTANI II Direktur Utama, Tjipta Purwita PT. Persero KATA PENGANTAR Sesuai ketentuan yang tercantum di Pasal 12 Anggaran Dasar PT. Inhutani II perihal hak dan kewajiban Direksi, bersama ini disampaikan Laporan Tahunan PT. Inhutani II Tahun 2012

Lebih terperinci

PENDIRIAN PT INHUTANI II

PENDIRIAN PT INHUTANI II PENDIRIAN PT INHUTANI II BUMN bidang kehutanan, hasil likuidasi dari PN Perhutani Kalimantan Selatan dan Proyek Khusus Pontianak Berdiri 12 Nopember 1975 (PP Nomor : 32 Tahun 1974) 17 September 2014 terbentuk

Lebih terperinci

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%) L1 Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROE (%) Skor 15 < ROE 2 13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendorong kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN :

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-101/MBU/2002 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA PT. ASURANSI BANGUN ASKRIDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN Hasil Penjualan Uraian LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN 2011 2012 Tahun 2012 Tahun 2011 1 2 4 Penjualan 21.694.257,72 16.195.196,22 Harga Pokok Penjualan (17.202.941,16) (12.982.513,98) Laba kotor 4.491.316,56

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan LAMPIRAN 81 Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan susunan kepala cabang, supervisor dan karyawan PT Indonesia Trading Company cabang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE 2004-2006 ABSTRAK Krisis ekonomi yang melanda Indonesia memberikan dampak yang cukup besar pada dunia usaha. Kenaikan

Lebih terperinci

PT SANG HYANG SERI (PERSERO)

PT SANG HYANG SERI (PERSERO) Laporan Manajemen PT SANG HYANG SERI (PERSERO) TAHUN 2016 (1) KEPMEN Pendayagunaan BUMN Nomor: KEP-211/M-PBUMN/1999, Tentang Laporan Manajemen Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (2) Rencana Kerja dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN

PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN PENDAHULUAN Karakteristik Perusahaan Pengusahaan Hutan 01 Proses produksi hasil hutan untuk mendapatkan kayu bulat memerlukan waktu yang panjang, dimulai dari penanaman,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT TIRTA GEMAH RIPAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT TIRTA GEMAH RIPAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT TIRTA GEMAH RIPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III DATA PT WASKITA KARYA (PERSERO)

BAB III DATA PT WASKITA KARYA (PERSERO) BAB III DATA PT WASKITA KARYA (PERSERO) III.1. Sejarah Perseroan Melalui PP No. 2 Tahun 1960 tepatnya pada tanggal 16 Januari 1960, Pemerintah Republik Indonesia menasionalisasikan semua perusahaan Belanda

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen 31 Desember 2016 dan 2015 Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain. DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN MENJADI PERSEROAN TERBATAS JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 321 /KPTS/013/2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 321 /KPTS/013/2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 321 /KPTS/013/2013 TENTANG PENGESAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 910/ 055 /SK.XI/503/2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PT PELNI (PERSERO) PERIODE ABSTRAK. sistem penilaian kinerja yang dalam perekonomian terbuka diharapkan mampu memicu

EVALUASI KINERJA PT PELNI (PERSERO) PERIODE ABSTRAK. sistem penilaian kinerja yang dalam perekonomian terbuka diharapkan mampu memicu EVALUASI KINERJA PT PELNI (PERSERO) PERIODE 2003-2005 ABSTRAK Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, menjawab kebutuhan akan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholdernya.

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-05/MBU/2007 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja Keuangan 2.1.1 Penilaian kinerja keuangan Mulyadi (2007) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 668 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) SERANG BERKAH MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS BANK KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT (PERSERO)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL SAHAM PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA MAKASSAR MENJADI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PT. PENGUSAHAAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM ( Persero ) ( PERSERO BATAM )

PT. PENGUSAHAAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM ( Persero ) ( PERSERO BATAM ) PT. PENGUSAHAAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM ( Persero ) ( PERSERO BATAM ) PT. ( Persero ) Batam STATEMENT OF CORPORATE INTENT 2008 2009 1.Pendahuluan Penyusunan Statement of Corporate Intent ( SCI ) oleh

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DARI ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP 100/MBU/02 (Studi Kasus pada PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Periode ) Wicak Lingga Bahara Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 365/Kpts-II/2003 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN KEPADA PT. BUKIT BATU HUTANI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PT. BANK JABAR BANTEN SYARIAH DAN PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PT. BANTEN GLOBAL

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. TABEL 8. Daftar Kebutuhan Fasilitas dan Pengadaan Jenis Fungsi Kebutuhan Khusus

BAB VI ASPEK KEUANGAN. TABEL 8. Daftar Kebutuhan Fasilitas dan Pengadaan Jenis Fungsi Kebutuhan Khusus BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Rencana Keuangan 6.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Fasilitas dan Pengadaan Kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat menunjang kegiatan perusahaan, biaya-biaya yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan dengan manusia di muka bumi. Hutan menjadi pemenuhan kebutuhan manusia dan memiliki fungsi sebagai penyangga

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam LK No. IX.E.1 Tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ALAMAT Kantor Pusat: Jl. Industri No. 5 POBOX 14 Cilegon

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU PADA PT BANK JABAR CABANG INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU PADA PT BANK JABAR CABANG INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2007 Menimbang : a. TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU PADA PT BANK JABAR CABANG INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN UNIT PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (PT) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PT TIRTA GEMAH RIPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 8 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 8 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 8 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH DALAM PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG INDIKATOR PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA JASA KEUANGAN BIDANG USAHA PERASURANSIAN DAN JASA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 1995 PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling menarik di dunia, karena capaian ekonominya dengan tingkat GDP (PPP) sebesar satu triliun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 8 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PADA PT. BANK PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang PT ABC PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. IKH didirikan pada tanggal 19 Mei 1997. Anggaran dasar PT. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI B

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI B 3 Agustus 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI B 2/B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT HAMBANGUN ARTHA SELARAS

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI KEPADA PERSEROAN TERBATAS ANEKA KARYA BOYOLALI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA PERIODE BULAN OKTOBER

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) SYARIAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PADA PT. BANK BENGKULU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998 Tentang PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DENGAN SISTEM TEBANG PILIH DAN TANAM JALUR KEPADA ATAS

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT. QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT. BPRS) KOTA JUANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016: LATAR BELAKANG Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 Pada tanggal 3 Juli 2015, Pemerintah mengundangkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.393/MENHUT-II/2005 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.393/MENHUT-II/2005 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.393/MENHUT-II/2005 TENTANG PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM KEPADA PT. WANA INTI KAHURIPAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MENJADI PERSEROAN TERBATAS AGRO KALTIM UTAMA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM Lampiran : I Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 51/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003 BENTUK DAN ISI A. Bentuk FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI KEPADA PERSEROAN TERBATAS ANEKA KARYA BOYOLALI DENGAN

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2006 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PT. TIRTA GEMAH RIPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar Isi Halaman Laporan auditor independen Laporan posisi keuangan...

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BLITAR PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT HAMBANGUN ARTHA SELARAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN KEPADA PT. KELAWIT WANALESTARI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM YAYASAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA MENJADI PERSEROAN TERBATAS RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu studi kasus pada PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta berdasarkan

Lebih terperinci