PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP KEWAJARAN LAPORAN LABA RUGI PADA ROEMAH NONGKRONG MAILAKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP KEWAJARAN LAPORAN LABA RUGI PADA ROEMAH NONGKRONG MAILAKU"

Transkripsi

1 PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP KEWAJARAN LAPORAN LABA RUGI PADA ROEMAH NONGKRONG MAILAKU 1 I Putu Eka Satya Wirawan, 1 Ni Kadek Sinarwati, 2 Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {esa_whirawan@ymail.com, kadeksinar20@gmail.com, aris_herawati@yahoo.co.id,}@undiksha.ac.id Abstrak Roemah Nongkrong Mailaku merupakan suatu usaha yang bersifat profit oriented atau mencari laba yang bergerak dalam bidang makanan siap saji yang pendapatan dan bebannya diakui berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada saat penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan, beban, serta kewajaran terhadap laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data yang dilaksanakan meliputi: mengamati dan mengumpulkan data tentang pendapatan dan beban, membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang telah diungkapkan dalam landasan teori, menganalisis data yang ada terhadap kewajaran laporan laba rugi, memberikan kontribusi mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan laba rugi, dan menarik kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perlakuan akuntansi pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku dapat dinyatakan wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan dalam perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku yaitu, sebagai berikut: penggunaan istilah akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan, pembuatan buku besar utama sebagai penunjang laporan laba rugi, serta konsistensi terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi. Kata kunci: Pendapatan, Beban, Laporan Laba Rugi Abstract Roemah Nongkrong Mailaku is a profit-oriented fast food selling business whose income and expenditure are acknowledged based on the transactions taking place when it is open to sell its products. This present study is intended to identify the contribution of the accountancy of income and expenditure on the reasonableness of the profit and loss statement of Roemah Nongkrong Mailaku. The data were collected using interview, documentation, and observation. The data analysis includes observing and collecting the data on the income and expenditure, comparing the data obtained with the theories which are described in the theoretical framework, analysis of the data on the reasonableness of the profit and loss statement, contribution of the treatment of the accountancy of income and expenditure to the reasonableness of the profit and loss statement, and the conclusion drawing.

2 The results of the study showed that the treatment of the accountancy of income and expenditure of Roemah Nongkrong Mailaku was not entirely in accordance with the Accounting Standard of Entity Finance Without Public Accountability Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). The treatment of the accountancy of income and expenditure and the presentation of the profit and loss statement of Roemah Nongkrong Mailaku could be stated as reasonable. However, there were several things which should be revised and to which attention should be paid. They were: the accounting technical terms used, the presentation of the main ledger to support the profit and loss statement, the consistency of the treatment of the accountancy of income and expenditure, and the presentation of the profit and loss statement. Keywords: Income, Expenditure, Profit and Loss Statement. PENDAHULUAN Laporan laba rugi merupkan gambaran sekilas mengenai perkembangan usaha melalui informasi keuangan yang diperoleh dari tingkat pencapaian keuntungan maupun kerugian suatu entitas. Unsur-unsur utama laporan laba rugi adalah pendapatan dan beban. Secara ringkas dapat diketahui bahwa yang dimaksud pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. Dan, yang dimaksud dengan beban adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. (Hery, 2012:195). Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu usaha dalam pencapaian hasil produksi yang dilakukan. Semakin baik perlakuan terhadap akuntansi pendapatan dan beban maka semakin baik pula informasi keuangan yang diperoleh suatu entitas tersebut untuk dipergunakan lebih lanjut dalam suatu pengambilan keputusan sebagai penunjang perkembangan maupun kemajuan bagi suatu entitas. Hal ini dikarenakan, perlakuan akuntansi pendapatan dan beban yang baik akan memiliki keandalan dan kewajaran dalam pelaporannya. Sebaliknya, semakin buruk perlakuan terhadap akuntansi pendapatan dan beban maka semakin buruk pula informasi keuangan yang diperoleh suatu entitas tersebut untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan terhadap perkembangan maupun kemajuan bagi suatu entitas. Hal ini dikarenakan, keandalan dan kewajaran dalam pelaporan keuangan perusahaan sudah tidak terkandung lagi di dalam penerapan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban oleh suatu entitas. Pada prinsipnya pendapatan harus mempertimbangkan adanya penerapan yang sesuai dengan SAK ETAP untuk memenuhi kebutuhan akan penyusunan laporan keuangan yang tepat agar mendapatkan penilaian secara wajar dalam menyajikan laporan keuangan. Kriteria pengakuan pendapatan didasarkan atas dua konsep yang harus dipenuhi yaitu terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi dan terbentuk atau terhak. Setelah pendapatan diakui dan dapat diukur melalui pencatatan akuntansi pendapatan yang telah diakui dan diukur kedalam catatan keuangan perusahaan atau laporan neraca yang kemudian dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan yang menggambarkan tingkat pencapaian yang diperoleh perusahaan dalam aktivitas produksi maupun jasa. Perlakuan akuntansi beban juga didasarkan oleh SAK ETAP dimana pada umumnya pengukuran terhadap beban didasarkan atas harga perolehan historis. Sama halnya dengan pendapatan, setelah beban diakui dan dapat diukur melalui pencatatan akuntansi beban yang telah diakui dan diukur kedalam catatan keuangan perusahaan atau laporan neraca yang kemudian dilaporkan dalam laporan

3 laba rugi perusahaan yang menggambarkan tingkat pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam aktivitas produksi maupun jasa. Roemah Nongkrong Mailaku belum mengetahui akan kewajaran laporan laba rugi yang dihasilkan selama menyajikan laporan keuangan perusahaan. Sehingga, menimbulkan kecurigaan akan ketidaksesuaian antara laba yang diperoleh dengan laba yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perlakuan akuntansi yang tepat atas pengakuan pendapatan dan beban agar menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar sesuai standar akuntansi yang diterima umum. Adapun penerapan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku adalah sebagai berikut: pengakuan terhadap pendapatan memenuhi kriteria terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi dengan prinsip pendapatan dari transaksi penjualan produksi diakui pada tanggal penjualan produksi kepada pelanggan. Pengukuran pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Pengukuran pendapatan lainnya yaitu pendapatan dapat diukur dalam satuan nilai tukar produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi wajar. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia juga menganut prinsip mengukur pendapatan dimana pendapatan harus diukur secara wajar yang dapat diterima umum berbentuk kas dan setara kas. Penyajian pendapatan pada Roemah Nongkrong Mailaku memiliki perbedaan yang sangat jelas terlihat dibandingkan pencatatan akuntansi pada umumnya. Dikarenakan keterbatasan pemahaman pihak manajer terhadap ilmu akuntansi mengenai pencatatan akuntansi pendapatan pada laporan keuangan. Selain untuk mempermudah dalam aktivitas pencatatan agar tidak terlalu terikat oleh aturan yang berlaku, hal ini didukung pula oleh kecenderungan pihak manajer yang bersikap tak peduli untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pencatatan akuntansi yang baik dan benar. Maka dari itu, pihak manajer hanya melakukan penyajian yang sedemikian sederhana dalam pencatatan terhadap pendapatan yang cenderung menghasilkan kewajaran terhadap laporan keuangan tidak andal dan berdampak dalam pengambilan keputusan yang salah terhadap keberlangsungan perusahaan. Pengakuan terhadap beban pada Roemah Nongkrong Mailaku diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang menghasilkan secara langsung dan bersama-sama dan transaksi atau peristiwa lain yang sama. Pengukuran beban yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa didasarkan pada harga historis. Penyajian terhadap beban memiliki suatu kelemahan yang sama seperti penyajian terhadap pendapatan. Mengetahui akan minimnya pengetahuan atau pemahaman yang dimiliki oleh pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku dalam penyusunan laporan keuangan. Maka, perlu adanya informasi kepada pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku terhadap penyusunan laporan keuangan serta pentingnya perlakuan akuntansi pendapatan dan beban dalam penyusunan laporan keuangan dengan harapan dapat memberikan keputusan yang tepat dalam mencapai keberlangsungan usaha. Akuntansi pendapatan dan beban adalah masalah penting yang harus dipahami oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena tidak sedikit perusahaan mengabaikan dan menganggap tidak penting masalah perlakuan akuntansi pendapatan dan beban. Kesalahan terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban akan berpengaruh besar terhadap laba rugi usaha Roemah Nongkrong Mailaku yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pengelolaan suatu usaha. Berkaitan dengan hal tersebut, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pihak perusahaan tersebut menerapkan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban, serta kewajaran penyajian laporan laba rugi. Maka, penulis tertarik untuk menganalisis permasalahan tentang Perlakuan Akuntansi Pendapatan

4 dan Beban Terhadap Kewajaran Laporan Laba Rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Roemah Nongkrong Mailaku. Objek penelitian adalah perlakuan akuntansi pendapatan, beban, dan kewajaran penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku. Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku. Data sekunder dalam penelitian ini, meliputi catatan keuangan perusahaan dan laporan laba rugi Roemah Nongkrong Mailaku. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode yaitu: metode wawancara, metode dokumentasi, serta metode observasi. Berpedoman pada penelitian Yasinta Resti Maharani (2010) metode analisis data yang digunakan yaitu, sebagai berikut: (1) Mengamati dan mengumpulkan data tentang pendapatan dan beban. (2) Membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang telah diungkapkan dalam landasan teori. (3) Menganalisis data yang ada terhadap kewajaran laporan laba rugi. (4) Memberikan kontribusi mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan laba rugi. (5) Menarik kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh penulis. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pengakuan dan pengukuran pendapatan terjadi pada saat transaksi penjualan yang dilakukan kepada konsumen. Dicatat oleh kasir dalam nota penjualan sebesar nominal transaksi berdasarkan jenis makanan maupun minuman yang telah dipesan. Kas akan diterima pada saat pembayaran ketika konsumen telah selesai menikmati sajian makanan yang dipesan sebelumnya. Ketika jam kerja berakhir kasir akan merekap hasil penjualan harian berdasarkan nota penjualan yang terhitung. Kemudian, hasil rekapan disetorkan kepada pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku yang mana akan dicatat sebagai pendapatan penjualan harian. Adapun contoh dari rekapan penjualan pada Roemah Nongkrong Mailaku, yaitu sebagai berikut: Penjualan Rp Sisa Belanja Rp Hasil Omset Rp Belanja Besok Rp Tabungan Rp Casbon Rp - Total Rp Nota No: Kemudian, pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku akan mencatat pendapatan penjualan harian pada kolom income sebagai Pemasukan sejumlah kas yang disetorkan. Dalam hal ini, pihak manajer tidak melakukan penjurnalan sebagaimana mestinya dikarenakan keterbatasan pemahaman ilmu akuntansi. Sehingga, penyajian dilakukan secara sederhana sebagaimana tercantum pada Cash Flow kolom Penerimaan Kas sebesar Rp Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 1. Cash Flow sebagian Roemah Nongkrong Mailaku Periode Januari Tabel 1. Cash Flow sebagian Roemah Nongkrong Mailaku Penerimaan Kas Pengeluaran Kas Pendapatan Rp 1,165,000 Belanja Bahan Rp 284,500 Pendapatan Rp 803,000 Belanja Bahan Rp 399,200 Pendapatan Rp 1,274,000 Belanja Bahan Rp 586,300 Pendapatan Rp 2,769,000 Belanja Bahan Rp 1,587,000

5 Pendapatan Rp 916,000 Belanja Bahan Rp 599,200 Pendapatan Rp 1,329,000 Belanja Bahan Rp 507,500 Pendapatan Rp 1,105,000 Belanja Bahan Rp 713,300 Pendapatan Rp 1,090,000 Belanja Bahan Rp 569,400 Pendapatan Rp 1,212,000 Belanja Bahan Rp 591,400 Pendapatan Rp 685,000 Belanja Bahan Rp 484,000 Pendapatan Rp 1,255,000 Belanja Bahan Rp 698,000 Pendapatan Rp 1,736,000 Belanja Bahan Rp 729,300 Pendapatan Rp 1,909,000 Belanja Bahan Rp 916,200 Pendapatan Rp 1,289,000 Belanja Bahan Rp 455,200 Pendapatan Rp 1,339,000 Belanja Bahan Rp 621,000 Pendapatan Rp 838,000 Belanja Bahan Rp 563,000 Pendapatan Rp 1,120,000 Belanja Bahan Rp 447,600 Pendapatan Rp 940,000 Belanja Bahan Rp 825,400 Pendapatan Rp 1,480,000 Biaya Voucher Wifi Rp 350,000 Pendapatan Rp 1,420,000 Belanja Bahan Rp 274,000 Pendapatan Rp 1,100,000 Biaya Listrik Rp 635,000 Pendapatan Rp 736,000 Biaya Air Rp 176,000 Pendapatan Rp 1,140,000 Biaya Kebersihan Rp 25,000 Pendapatan Rp 1,042,000 Belanja Bahan Rp 669,000 Pendapatan Rp 805,000 Belanja Bahan Rp 384,000 Pendapatan Rp 1,162,000 Belanja Bahan Rp 562,000 Pendapatan Rp 1,135,000 Belanja Bahan Rp 280,000 Pendapatan Rp 1,130,000 Biaya Top TV Rp 99,000 Pendapatan Rp 936,000 Belanja Bahan Rp 468,000 Pendapatan Rp 1,419,000 Belanja Bahan Rp 362,000 Pendapatan Rp 1,280,000 Belanja Bahan Rp 492,000 Jumlah Penerimaan Kas Sumber: Data Diolah, 2014 Belanja Bahan Rp 973,100 Belanja Bahan Rp 448,000 Belanja Bahan Rp 621,000 Belanja Bahan Rp 469,000 Belanja Bahan Rp 734,000 Biaya Gaji Karyawan Rp 5,600,000 Biaya Sewa Tempat Rp 2,700,000 Rp 37,559,000 Jumlah Pengeluaran Rp 27,898,600 Kas Saldo Kas Rp 9,660,400 Pada Roemah Nongkrong Mailaku beban diakui dengan pengelompokkan sebagai berikut: (1) Beban yang membentuk beban pokok penjualan, yaitu: Roemah Nongkrong Mailaku mengakui Belanja Bahan sebagai beban pokok penjualan dalam aktivitas usahanya yang dicatat pada catatan keuangan perusahaan yang kemudian dicantumkan ke dalam laporan laba rugi perusahaan. Penjelasan

6 mengenai beban pokok penjualan (cost of good sold) tepatnya beban pokok penjualan adalah harga pokok barang yang dijual selama suatu periode akuntansi (Yasinta Yesti Maharani, 2010:66). (2) Beban administrasi dan umum, yaitu: beban administrasi dan umum merupakan pengeluaran-pengeluaran aktiva perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional umum perusahaan. Dalam menyajikan beban administrasi dan umum mailaku mengakui beban tersebut sebagai Belanja Modal. Beban akan diakui oleh pihak Roemah Nongkrong Mailaku ketika karyawan pada bagian cooking melakukan pengecekan terhadap persediaan bahan makanan yang telah habis pakai dan pada bagian bar melakukan pengecekan terhadap persediaan bahan minuman yang telah habis pakai, sedangkan pada bagian kasir akan melakukan pengecekan terhadap keperluan administrasi maupun keperluan secara umum yang dilakukan bersama pada saat sebelum jam kerja tutup. Sehingga, keesokan harinya karyawan yang bertugas membeli persediaan bahan baku produksi penjualan akan membeli kebutuhan bahan makanan maupun minuman sesuai dengan daftar belanja yang telah dicatat malam sebelumnya. Sehingga, beban akan diukur berdasarkan transaksi pengeluaran kas yang terjadi terhadap belanja bahan maupun belanja modal yang merupakan hubungan timbal balik untuk memperoleh penghasilan terhadap kegiatan perusahaan secara berkesinambungan. Untuk mengefektifkan kinerja karyawan, segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi belanja perusahaan diberikan tanggung jawab kepada salah satu karyawan. Karyawan tersebut akan melakukan perekapan terhadap daftar belanja harian disertai dengan bukti-bukti yang mendukung berupa nota belanja yang kemudian akan disetorkan kepada kasir. Adapun contoh daftar rekapan belanja yang dilakukan secara sederhana sebagai berikut: Belanja Sekarang Rp Sisa Belanja Rp Pada saat tutup jam kerja, kasir akan memiliki tanggung jawab untuk mencatat jumlah belanja yang terhitung pada rekapan penjualan. Kemudian, hasil rekapan disetorkan kepada pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku yang mana akan dicatat sebagai belanja bahan dan belanja modal harian. Hal tersebut, dapat dilihat kembali melalui contoh rekapan penjualan. Sama halnya dengan perlakuan akuntansi pendapatan pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku akan mencatat belanja bahan dan belanja modal pada kolom outcome sebagai beban sejumlah kas yang disetorkan. Penyajian dilakukan secara sederhana sebagaimana tercantum pada Cash Flow kolom Pengeluaran Kas sebesar Rp Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 1. Cash Flow sebagian Roemah Nongkrong Mailaku Periode Januari Menurut pihak Roemah Nongkrong Mailaku mengenai kriteria terhadap pendapatan dan beban yaitu secara otomatis dapat dilihat dari fungsinya, pemasukan jelas yang berhubungan dengan produk usaha, segala suatu yang berkaitan dengan produk dan terjual ke pelanggan atau masyarakat umum kita anggap sebagai pemasukan atau pendapatan. Kalau belanja bahan jelas untuk belanja produksi bahan itu misalkan yang sekali pakai entah daging, bumbu, bahan minuman dll. Sedangkan, belanja modal adalah yang berbentuk investasi yaitu peralatan untuk modal usaha. Setelah pendapatan dan beban diklasifikasikan maka akan diperoleh laporan laba rugi Roemah Nongkrong Mailaku. Laporan laba rugi bertujuan untuk memberikan gambaran secara ringkas laba yang diperoleh atau rugi yang dialami setiap periode 1 bulan. Menurut pihak Roemah Nongkrong Mailaku walaupun tidak begitu mengenal istilah akuntansi maupun Standar Akuntansi Keuangan mengenai pelaporan keuangan akan tetapi pihak Roemah Nongkrong Mailaku tetap berinisiatif untuk membuat laporan laba rugi bertujuan untuk mengetahui statement bisnis dari Roemah Nongkrong Mailaku. Pembuatan catatan keuangan perusahaan maupun laporan laba rugi pada Roemah

7 Nongkrong Mailaku, dibuat sendiri oleh pihak manajer, yang kemudian disesuaikan dengan pekerjaan kantor sebelumnya yaitu dengan merancang sendiri berdasarkan pengalaman pribadi yang berada pada level manager dengan harus mempertanggungjawabkan laporan keuangan pada divisi yang dihandle. Sehingga, berawal dari pengalaman pribadi pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku catatan keuangan dan laporan laba rugi dapat disusun. Pada akhir bulan, perusahaan akan membuat laporan laba rugi dengan merekap catatan keuangan. Dimana, pendapatan yang diperoleh akan dikurangi dengan pajak 10% dan belanja bahan yang akan menghasilkan laba kotor. Laba kotor tersebut akan dikurangi dengan biaya tetap/operasional dan cicilan usaha. PERIODE : JANUARI 2013 Tabel 2. Laporan Laba Rugi sehingga menghasilkan laba/(rugi) bersih. Cicilan usaha yang dimaksud pada laporan laba rugi tersebut adalah biaya sewa tempat usaha Roemah Nongkrong Mailaku. Sebagai tambahan penjelasan, terjadi perbedaan biaya sewa tempat usaha pada periode bulan januari sampai dengan bulan maret dikarenakan lokasi Roemah Nongkrong Mailaku sebelumnya berada di Jalan Ngurah Rai, Singaraja sebesar Rp terhadap periode bulan april sampai dengan desember 2013 yang berpindah lokasi di Jalan Dewi Sartika Selatan No. 22 A, Singaraja sebesar Rp Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 2. laporan laba rugi pada periode Januari 2013 yang menghasilkan laba sebesar Rp PENDAPATAN Rp 37,559,000 Pajak 10% Rp 3,755,900 BELANJA BAHAN Rp 18,313,600 BIAYA TETAP/OPERASIONAL: Gaji Karyawan Rp (5,600,000) Listrik Rp (635,000) Air Rp (176,000) Internet Wi-Fi Rp (350,000) Iuran Top tv Rp (99,000) Uang sampah Rp (25,000) Cicilan Usaha Rp (2,700,000) Laba Kotor Rp 15,489,500 Total Biaya Ops dan Cicilan Usaha Rp (9,585,000) LABA / (RUGI) Rp 5,904,500 Sumber: Roemah Nongkrong Mailaku PEMBAHASAN Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 2.22 istilah hasil penjualan seharusnya adalah Pendapatan bukan menggunakan istilah Pemasukan sebagai pencatatan dalam laporan keuangan. SAK ETAP Paragraf 3.6

8 tentang penyajian yang konsisten juga menjelaskan bahwa Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten. Sehingga, pada rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku ke dalam pencatatan keuangan seharusnya konsisten terhadap penggunaan istilah hasil omset diganti menjadi hasil penjualan. Penggunaan total pada rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku sesuai dengan prinsip akuntansi dapat diganti menjadi penerimaan kas. Rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku tersebut, dapat dilihat sebagai berikut: Penjualan Rp Sisa Belanja Rp Hasil Penjualan Rp Belanja Besok Rp Tabungan Rp Casbon Rp - Penerimaan Kas Rp Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 2.31 (a) menyatakan dasar pengukuran yang umum yaitu nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Cash Flow atau arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan. Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 7.1 menyatakan Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Sehingga, penyajian akuntansi pendapatan yang seharusnya diterapkan pada Roemah Nongkrong Mailaku sesuai dengan proses akuntansi berupa pembuatan buku besar sebelum disajikan ke dalam laporan laba rugi. Sebagai contoh buku besar pendapatan yang seharusnya diterapkan Roemah Nongkrong Mailaku dapat dilihat pada Tabel 3. Buku Besar Pendapatan sebagai berikut: Tabel 3. Buku Besar Pendapatan Tanggal Keterangan No. Bukti Debet Kredit Saldo Debet Kredit Rp Rp Rp Rp Januari 1 Pendapatan Rp 1,165,000 Rp 1,165, Pendapatan Rp 803,000 Rp 1,968,000 3 Pendapatan Rp 1,274,000 Rp 3,242,000 4 Pendapatan Rp 2,769,000 Rp 6,011,000 5 Pendapatan Rp 916,000 Rp 6,927,000 6 Pendapatan Rp 1,329,000 Rp 8,256,000 7 Pendapatan Rp 1,105,000 Rp 9,361,000 8 Pendapatan Rp 1,090,000 Rp 10,451,000 9 Pendapatan Rp 1,212,000 Rp 11,663, Pendapatan Rp 685,000 Rp 12,348, Pendapatan Rp 1,255,000 Rp 13,603, Pendapatan Rp 1,736,000 Rp 15,339, Pendapatan Rp 1,909,000 Rp 17,248, Pendapatan Rp 1,289,000 Rp 18,537, Pendapatan Rp 1,339,000 Rp 19,876,000

9 16 Pendapatan Rp 838,000 Rp 20,714, Pendapatan Rp 1,120,000 Rp 21,834, Pendapatan Rp 940,000 Rp 22,774, Pendapatan Rp 1,480,000 Rp 24,254, Pendapatan Rp 1,420,000 Rp 25,674, Pendapatan Rp 1,100,000 Rp 26,774, Pendapatan Rp 736,000 Rp 27,510, Pendapatan Rp 1,140,000 Rp 28,650, Pendapatan Rp 1,042,000 Rp 29,692, Pendapatan Rp 805,000 Rp 30,497, Pendapatan Rp 1,162,000 Rp 31,659, Pendapatan Rp 1,135,000 Rp 32,794, Pendapatan Rp 1,130,000 Rp 33,924, Pendapatan Rp 936,000 Rp 34,860, Pendapatan Rp 1,419,000 Rp 36,279, Pendapatan Rp 1,280,000 Rp 37,559,000 Sumber: Data Diolah, 2014 Dari hal tersebut, dapat disimpulkan perlakuan akuntansi pendapatan pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP tentang Pendapatan. SAK ETAP Paragraf 2.37 menyatakan, Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Pengukuran beban berdasarkan SAK ETAP Paragaraf 2.31 (b) menyatakan dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis. Serupa dengan penyajian akuntansi pendapatan maka, penyajian akuntansi beban yang seharusnya diterapkan pada Roemah Nongkrong Mailaku sesuai dengan proses akuntansi berupa pembuatan buku besar sebelum disajikan ke dalam laporan laba rugi. Sebagai contoh buku besar beban yang seharusnya diterapkan Roemah Nongkrong Mailaku dapat dilihat pada Tabel 4. Buku Besar Beban Penjualan, Tabel 5. Buku Besar Umum dan Administrasi, serta Tabel 6. Buku Besar Beban Sewa Tempat. Tabel 4. Buku Besar Beban Penjualan Tanggal Keterangan No. Bukti Debet Kredit Saldo Debet Rp Rp Rp Rp Januari 1 Belanja Bahan Rp 284,500 Rp 284, Belanja Bahan Rp 399,200 Rp 683,700 3 Belanja Bahan Rp 586,300 Rp 1,270,000 4 Belanja Bahan Rp 1,587,000 Rp 2,857,000 5 Belanja Bahan Rp 599,200 Rp 3,456,200 6 Belanja Bahan Rp 507,500 Rp 3,963,700 7 Belanja Bahan Rp 713,300 Rp 4,677,000 Kredit

10 8 Belanja Bahan Rp 569,400 Rp 5,246,400 9 Belanja Bahan Rp 591,400 Rp 5,837, Belanja Bahan Rp 484,000 Rp 6,321, Belanja Bahan Rp 698,000 Rp 7,019, Belanja Bahan Rp 729,300 Rp 7,749, Belanja Bahan Rp 916,200 Rp 8,665, Belanja Bahan Rp 455,200 Rp 9,120, Belanja Bahan Rp 621,000 Rp 9,741, Belanja Bahan Rp 563,000 Rp 10,304, Belanja Bahan Rp 447,600 Rp 10,752, Belanja Bahan Rp 825,400 Rp 11,577, Belanja Bahan Rp 274,000 Rp 11,851, Belanja Bahan Rp 669,000 Rp 12,520, Belanja Bahan Rp 384,000 Rp 12,904, Belanja Bahan Rp 562,000 Rp 13,466, Belanja Bahan Rp 280,000 Rp 13,746, Belanja Bahan Rp 468,000 Rp 14,214, Belanja Bahan Rp 362,000 Rp 14,576, Belanja Bahan Rp 492,000 Rp 15,068, Belanja Bahan Rp 973,100 Rp 16,041, Belanja Bahan Rp 448,000 Rp 16,489, Belanja Bahan Rp 621,000 Rp 17,110, Belanja Bahan Rp 469,000 Rp 17,579, Belanja Bahan Rp 734,000 Rp 18,313,600 Sumber: Data Diolah, 2014 Tanggal Keterangan No. Bukti Tabel 5. Buku Besar Umum dan Administrasi Debet Kredit Saldo Debet Kre dit Rp Rp Rp Rp Jan 18 Beban Voucher Rp 350,000 Rp 350,000 Wifi Beban Listrik Rp 635,000 Rp 985, Beban Air Rp 176,000 Rp 1,161, Beban Kebersihan Rp 25,000 Rp 1,186, Beban Top TV Rp 99,000 Rp 1,285, Beban Gaji Karyawan Sumber: Data Diolah, 2014 Rp 5,600,000 Rp 6,885,000

11 Tabel 6. Buku Besar Beban Sewa Tempat Tanggal Keterangan No. Bukti Debet Kredit Saldo Debet Kredit Rp Rp Rp Rp Januari 31 Beban Sewa Tempat Rp 2,700,000 Rp 2,700, Sumber: Data Diolah, 2014 Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP mengenai Beban. Penyajian wajar dalam laporan laba rugi berdasarkan SAK ETAP Paragraf 3.2 yaitu Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban. Pada perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Sehingga, belanja bahan pada penyajian laporan laba rugi Roemah Nongkrong Mailaku perlu diklasifikasikan kembali menjadi bagian yang termasuk harga pokok penjualan dan beban penjualan. Hal-hal di luar usaha merupakan penghasilan yang diperoleh dan beban yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. Pada Roemah Nongkrong Mailaku beban lain-lain meliputi beban sewa tempat dan beban pajak. Penyusunan laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku umumnya menggunakan laporan laba rugi bentuk singkat. Dari hasil analisis, perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku dapat dinyatakan wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan dalam perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku yaitu, sebagai berikut: (1) Penggunaan istilah akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan. Pada Roemah Nongkrong Mailaku penggunaan istilah hasil penjualan seharusnya adalah Pendapatan bukan menggunakan istilah Pemasukan sebagai pencatatan dalam laporan keuangan. SAK ETAP Paragraf 2.22 (a) mengenai kinerja keuangan menjelaskan unsur-unsur yang termasuk penghasilan adalah Pendapatan yang menyatakan bahwa Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti dan sewa. (2) Pembuatan buku besar utama sebagai penunjang laporan laba rugi. Cash Flow atau arus kas bukan merupakan catatan keuangan perusahaan yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan laporan laba rugi, melainkan merupakan komponen laporan keuangan yang dibuat berdasarkan komponen-komponen laporan keuangan lainnya berupa: laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 7.1 menyatakan Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Oleh karena itu, berpedoman pada SAK ETAP, dimana pendapatan dan beban seharusnya dibuatkan buku besar yang kemudian disajikan ke laporan laba rugi. Dengan adanya, kesalahan penggunaan konsep penyajian perlakuan akuntansi pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku, maka perlunya pemahaman terhadap pihak Roemah

12 Nongkrong Mailaku dalam pembuatan buku besar sebagai penyajian akuntansi pendapatan dan beban yang wajar. (3) Konsistensi terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi. Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 3.6 tentang penyajian yang konsisten bahwa Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten. Sehingga, pada rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku ke dalam pencatatan keuangan seharusnya konsisten terhadap penggunaan istilah hasil omset diganti menjadi hasil penjualan. Serta, cicilan usaha dalam laporan laba rugi seharusnya konsisten terhadap penggunaan istilah biaya sewa tempat yang terdapat pada catatan keuangan perusahaan. Dalam penyusunan laporan laba rugi, seharusnya menggunakan laporan laba rugi bentuk singkat. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Perlakuan akuntansi pendapatan pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Pengakuan pendapatan terjadi pada saat transaksi penjualan yang dilakukan kepada konsumen. Pengukuran pendapatan diketahui melalui jumlah kas yang diterima pada saat pembayaran ketika konsumen telah selesai menikmati sajian makanan yang dipesan sebelumnya. Adanya kesalahan penerapan konsep penyajian akuntansi pendapatan yang tidak sesuai dengan SAK ETAP. Perlakuan akuntansi beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Pengakuan beban terjadi pada saat pengecekan persediaan bahan habis pakai. Sehingga, beban akan diukur berdasarkan transaksi pengeluaran kas yang terjadi terhadap belanja bahan maupun belanja modal. Adanya kesalahan penerapan konsep penyajian akuntansi pendapatan yang tidak sesuai dengan SAK ETAP. Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku dapat dinyatakan wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan dalam perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku yaitu, sebagai berikut: penggunaan istilah akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan, pembuatan buku besar utama sebagai penunjang laporan laba rugi, serta konsistensi terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi. SARAN Berdasarkan simpulan hasil penelitian dapat diajukan saran, yaitu Roemah Nongkrong Mailaku sebaiknya menerapkan sepenuhnya penyajian akuntansi pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan laba rugi berdasarkan SAK ETAP yaitu, mengklasifikasikan belanja bahan menjadi harga pokok penjualan dan beban penjualan, mengakui biaya operasional menjadi beban umum dan administrasi, memunculkan akun hal-hal di luar usaha yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan dan beban yang mengalami penurunan nilai manfaat ekonomis, serta perlu adanya pembayaran pajak penghasilan tarif 1% terhadap laba bersih perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Hery Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Maharani, Yasinta Resti Penerapan Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Terhadap Kewajaran Laporan Keuangan pada PT. Sari Rajut Indah Surabaya. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) No.5 ( Studi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Inna Sindhu Beach Sanur Kamis, 20 September 2012 Pembukuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS ISSN 1829-5282 46 ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS Oleh: Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dosen Jurusan Akuntansi Program Diploma III

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi)

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi) ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP (STUDI KASUS PADA KOPERASI PASAR GONDANGLEGI) Silvia Meireny Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

Ni Kadek Ayu Kencana Putri, 1. Jurusan Akuntansi Program S1Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ni Kadek Ayu Kencana Putri, 1. Jurusan Akuntansi Program S1Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia RANCANGAN IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA USAHA MIKRO (STUDI KASUS PADA USAHA JAHIT SANDY BOTTOMS TAILOR) 1 Ni Kadek Ayu Kencana Putri, 1 Ni Kadek Sinarwati,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI PT KOMUGI BALI

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI PT KOMUGI BALI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI PT KOMUGI BALI Ni Putu Ayuk Indrayani Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO IRENA SEPTIANITA KAOMANENG (1) & GRACIELLA TAMBARIKI (1) 1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan mengapa akun digunakan untuk mencatat dan meringkas pengaruh dari transaksi pada laporan keuangan. 2. Menyebutkan karakteristik dari sebuah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

MODUL 10 AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

MODUL 10 AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA MODUL 10 AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Tujuan pembelajaran: Setelah selesai mempelajari Bab ini, diharapkan : 1. Menganalisa dan mencatat transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan jasa.. 2. Membuat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

Laporan-Laporan Keuangan Perusahaan Nirlaba Laporan Keuangan Halaman ke-1

Laporan-Laporan Keuangan Perusahaan Nirlaba Laporan Keuangan Halaman ke-1 Laporan Keuangan Inti dari suatu system Akuntansi Perusahaan baik perusahaan Profit atau Non Profit adalah REPORT atau Laporan, baik itu laporan keuangan, atau laporan-laporan pendukung lainnya, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014 Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-02-04 Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum KAS (CASH) PENGERTIAN SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan Zaki Baridwan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai satuan ukuran dalam akuntansi Kas yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP (Studi Kasus Pada PRIMKOPTI Harum Kec.Weleri Kab.Kendal) Yuli Nuryanti Program Studi

Lebih terperinci

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH II.1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan 01. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, arus kas

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015 PENERAPAN DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi BAB IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap Koperasi Karyawan Balido PT. (Persero) Angkasa Pura II Palembang adalah berdasarkan akunakun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan

Lebih terperinci

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek

Lebih terperinci

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Mei 00 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA SAK ETAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Entitas tanpa Akuntabilitas Publik Hak cipta

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya LAPORAN ARUS KAS Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu dari mana kas datang dan bagaimana dibelanjakannya. Cash flow menjelaskan sebab-sebab dari perubahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. PSAK. Politeknik. Ilmu Pelayaran. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Snapshoes Care Snapshoes Care usaha cuci sepatu dan tas premium merupakan usaha yang baru terbentuk pada tanggal 12 April 2016. Usaha cuci sepatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL METODE HASIL 1. Ariantini. Penerapan Et all (2014) SAK ETAP 2. Pambudi (2014) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Rizal Effendi Fakultas Ekonomi-Universitas Tridinanti Palembang rizaleffendi31@yahoo.co.id Abstract : This

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Laporan Keuangan Tujuan utama dari siklus akuntansi suatu perusahaan, yaitu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & KAS

LAPORAN KEUANGAN & KAS PERTEMUAN PERTAMA LAPORAN KEUANGAN & KAS Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang berkedudukan menggantikan Nota Perhitungan Anggaran, sebagaimana yang dimaksud dan diatur dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berikut pengertian dari usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008: 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. Laporan keuangan merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan, sehingga investor dapat memutuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan kepada pihak intern. prestasi manajer, karyawan dan unit-unit organisasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan kepada pihak intern. prestasi manajer, karyawan dan unit-unit organisasinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi sebagai suatu sistem informasi dapat digolongkan ke dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen terutama ditujukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 56 /MENHUT-II/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 56 /MENHUT-II/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 56 /MENHUT-II/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK www.uziek.blogspot.com Mei 00 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA SAK ETAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Entitas tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang mengandung pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam kegiatannya mempunyai tujuan tertentu. Setiap perusahaaan memerlukan informasi yang senantiasa dapat

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN

BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN A. Ragam Laporan Keuangan Akuntansi menyajikan berbagai jenis informasi keuangan, diantaranya adalah laporan keuangan (financial statements). Terdapat empat macam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini sangat cepat dan dinamis, tak terkecuali bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP SAK ETAP Definisi standar akuntansi keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

Lebih terperinci