Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM)"

Transkripsi

1 Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM) Yinny Rajaratnam, Harianto Hardjasaputra, Monty Girianna Magister Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan ABSTRAK: Kota Padang, ibukota provinsi Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu dari tiga kota terbesar dan ramai di Sumatera. Secara geografis kota Padang merupakan gerbang nasional bagi "Daerah Segitiga Pertumbuhan" yang meliputi kota-kota utama Asean, Cina Selatan dan India Selatan. Dengan meningkatnya permintaan penumpang dan kargo, dan setelah diadakan beberapa studi perbandingan Bandar Udara Tabing dan kemungkinan dibangunnya bandar udara baru, Departemen Perhubungan Republik Indonesia memutuskan untuk memindahkan fasilitas transportasi udara yang semula berlokasi di Tabing, Padang ke Ketaping, Padang Pariaman. Namun, sejak dioperasikan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) mulai tanggal Juli lalu, menyusul penutupan Bandara Tabing di Padang sejak Juli malam, hingga kini diketahui bahwa proyeksi volume penumpang sudah jauh dilampaui oleh pertumbuhan pesat industri penerbangan akhir-akhir ini. Makalah ini membahas tentang rencana pengembangan Tahap II BIM, dengan melakulan beberapa skenario keuangan dan tahapan konstruksinya, agar dapat memenuhi kapasitas kebutuhan proyeksi hingga tahun. Rencana pengembangan ini diharapkan layak secara ekonomi dan finansial untuk dibangun di kemudian hari. KATA KUNCI. : Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM), pengembangan, layak, ekonomi, finansial. ABSTRACT: Padang City, the capital of West Sumatera is one of the three largest cities and busiest cities in Sumatera. Geographycally, Padang City is national gate of Growth Triangle District which is including Asean main cities, South China, and South India. Increasing of passengers and cargoes, and after few of comparizon studies taken between Tabing Airport and possibly build of new airport, Transportation Department of Republic Indonesia decided to move air transportation facility which firstly located at Tabing, Padang to Ketaping, Padang Pariaman. However, since Minangkabau International Airport (MIA) operated on July ago, followed by the closing of Tabing Airport at Padang on July midnight, we found that until now passenger volume projection is exceed by rapid growth of flight industry recently. This paper studies about The nd Stage of BIM Development Plan which fulfilled projection needs capacity until year. This Development Plan is hoped feasible economically and financially to be developed in future day. KEYWORDS. : Minangkabau International Airport (MIA), development, feasible, economic, financial. Pendahuluan Ketika pertumbuhan penumpang dan kargo di Sumatera Barat meningkat, dengan bantuan pemerintah Jepang, pada tahun 98-98, Japan for International Corporation Agency (JICA) melakukan studi perbandingan antara pengembangan Bandara Tabing dengan dibangunnya bandara baru. Laporan hasil studi tahun 986 menyatakan bahwa setelah dikaji kembali pengembangan Bandara Tabing itu sangat terbatas, sehingga diputuskan memindahkan bandara ke Ketaping. Setelah studi ini lalu terjadi kevakuman selama beberapa tahun. Baru pada tahun 99, International Civil Aviation Organization (ICAO) menegaskan kembali bahwa rencana pembangunan ini bisa dilanjutkan kembali. Namun, akibat terjadinya krisis moneter pada tahun 997 pembangunan Bandara baru ini tertunda hingga tahun, dan baru selesai pada bulan Februari. Dengan demikian, sejak BIM beroperasi Juli lalu, hingga kini proyeksi volume penumpang sudah jauh melampaui kapasitas terminal. Pembangunan BIM semula diperuntukkan bagi kapasitas tahunan 87. penumpang domestik dan 43. penumpang internasional, 9.9 ton kargo domestik dan 68 ton kargo internasional. Namun kenyataannya pada akhir tahun 4 diketahui pertumbuhan penumpang di Padang adalah sebanyak, juta penumpang, dan hingga bulan Agustus ini pertumbuhan mencapai,4 juta penumpang. Seiring dengan pertumbuhan arus penumpang, arus bongkar muat kargo juga melonjak di luar dugaan. Tahun 3 dan 4 diperkirakan sekitar 34. kilogram, naik melebihi proyeksi menjadi. kilogram dan mencapai 9.6 kilogram pada November 4 ( ). Jelas, tempat penampungannya juga tidak bisa lagi mengakomodasi jumlah volume kenaikannya tersebut. Apalagi sekarang potensi wilayah Sumbar akan ekspor ikan tuna, hasil hutan dan hasil tambang sudah makin digalakkan. Demikian pula potensi pariwisatanya semakin digencarkan. Ruang Lingkup Pembahasan Batasan masalah pada penelitian ini adalah rencana pengembangan yang diperhitungkan sebatas perluasan Terminal Penumpang, Terminal Kargo, Apron, penambahan area turn over, perluasan area Parkir Jurnal Teknik Sipil, Vol.3, No., Juli 6 8

2 kendaraan, dan perpanjangan Runway menjadi 3. meter lebar 4 meter, sehingga memenuhi kebutuhan penumpang proyeksi tahun. Pembatasan terhadap hal-hal lain sehubungan dengan BIM adalah sebagai berikut :. Tanah tempat bandara berada merupakan milik pemerintah RI sehingga tidak memerlukan biaya pengeluaran untuk pembebasan tanah.. Pendanaan untuk pembangunan tahap kedua berasal dari pinjaman lunak luar negeri dalam mata uang US dollar. Asumsi USD = Rp. 9.,-. Perhitungan indikator kelayakan ekonomi dihitung atas dasar harga konstan 4 tanpa memperhitungkan pengaruh inflasi serta perubahan nilai tukar mata uang. 3. Perhitungan indikator kelayakan ekonomi hanya untuk BIM dan rencana pengembangannya, tidak termasuk biaya investasi access road ke bandara yang berada di luar kawasan bandara. 3 Data dan Analisa Objek Penelitian Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) / Minangkabau International Airport (MIA) merupakan bandara pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia, yang memakai nama etnik sebagai nama bandaranya. Fasilitas pendukungnya semuanya menggunakan nama dan istilah Minang. Bahkan gedung terminal penumpangnya merupakan gedung terbesar di Indonesia dengan arsitektur Minangkabau. BIM terletak 3 km Utara Kota Padang, di atas lahan seluas ± 48 hektar yang dibangun pada tahun menggantikan Bandara Tabing yang telah beroperasi selama 34 tahun. Dipindahkannya Bandara Tabing ke BIM karena sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan. 4 Landasan Teori Analisis proyeksi pertumbuhan pergerakan pesawat, penumpang, dan kargo di Sumbar menggunakan model statistik Regresi Berganda dengan alat bantu program Microsoft Excel dan SPSS 3.. Metoda penilaian kelayakan ekonomi pembangunan pengembangan Bandara ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metoda, yaitu :. Net Present Value (NPV). Benefit-Cost Ratio Analysis (B/C) 3. Pay-Back Period Method 4. Internal Rate of Return (IRR). Incremental Analysis Tahap I Pembangunan BIM Tahap I memiliki panjang landasan.7 m dan lebar 4 m yang dilengkapi dua turning area, dua jalur exit taxiway serta apron seluas 38. m². Pembangunan bandara ini dilaksanakan selama 34 bulan, mulai April sampai Februari, masa pemeliharaan bulan sampai Februari 6. Bandara ini mampu didarati pesawat udara jenis MD-/A-3 atau DC-. BIM juga dilengkapi dengan terminal kargo seluas.8 m² yang diharapkan dapat menampung jumlah kargo sekitar 7, ton per tahun. Fasilitas penunjang lain adalah gedung operasi dua lantai dengan luas. m², air traffic control tower (ATC Tower) setinggi tujuh lantai, terminal penumpang tiga lantai dengan luas.3 m² dengan dua garbarata. BIM dibangun dengan keseluruhan biaya yang berasal dari pinjaman JIBC dan rupiah murni masing-masing dengan rincian dana konstruksi sebesar 8,6 milyar dan dana pendamping Rp. 89, milyar serta biaya konsultasi 876, juta dan Rp. 8, milyar sebagai dana pendamping. Perbandingan penggunaan dana untuk pembangunan adalah pinjaman luar negeri 8% dan APBN 9%. 6 Rencana Pengembangan Tahap II BIM Analisis proyeksi pertumbuhan pesawat, penumpang, dan kargo menggunakan dua skenario, yaitu :. Skenario atau skenario optimis Merupakan skenario yang menggunakan analisis terhadap Data Pertumbuhan Angkutan Udara di Sumatera Barat Tahun 98 s/d 4 yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS) Sumbar dan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar Tahun 98 s/d 4 yang bersumber dari BPS Sumbar.. Skenario atau skenario pesimis Merupakan skenario yang menggunakan analisis terhadap Data Pertumbuhan Angkutan Udara di Sumbar Tahun 99 s/d 4 yang bersumber dari PT. (Persero) Angkasa Pura II dan Data PDRB Sumbar Tahun 99 s/d 4 yang bersumber dari BPS Sumbar. Skenario pertama memakai analisis data pertumbuhan dari tahun 98 sampai dengan tahun 4 dengan pertimbangan semakin lama jangka waktu proyeksi pertumbuhan, maka data-data yang digunakan akan semakin akurat. Sedangkan pada skenario kedua, menggunakan analisis data pertumbuhan dari tahun 99 sampai dengan tahun 4 dengan pertimbangan bahwa adanya keterbatasan data yang dapat diperoleh dari PT. (Persero) Angkasa Pura II. Selain itu, data ini digunakan dengan pertimbangan bahwa sejak dilanda krisis moneter tahun 997 / 998, kondisi ekonomi Indonesia mulai mengalami peningkatan sejak tahun sampai sekarang. Penelitian ini tidak menggunakan analisis data pertumbuhan tahun pada kedua skenario dengan 8 Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan BIM (Yinny et. al.)

3 pertimbangan pada tahun ini banyak terjadi peristiwaperistiwa alam yang mengakibatkan pertumbuhan angkutan udara menjadi tidak stabil. Antara lain peristiwa tsunami di Aceh yang terjadi tanggal 7 Desember 4 dan gempa bumi di Sumbar tahun. Namun data ini tetap digunakan pada perhitungan indikator kelayakan ekonomi. Pada data pertumbuhan angkutan udara Sumbar dari BPS terlihat bahwa pesawat internasional memberi kontribusi sebesar 9.7% dari total pesawat datang dan berangkat dari bandara Padang. Adapun penumpang internasional sebesar 6.% dari total penumpang yang datang dan berangkat dari bandara Padang. Demikian juga, pada data pertumbuhan angkutan udara di Sumbar yang bersumber dari PT. (Persero) Angkasa Pura II, dapat dilihat bahwa pesawat internasional memberikan kontribusi sebesar.7% terhadap total pesawat yang datang dan berangkat dari bandara Padang. Sedangkan penumpang internasional memberikan kontribusi sebesar 6.% terhadap total penumpang yang datang dan berangkat dari bandara Padang. Berdasarkan perbandingan ini, diketahui bahwa pesawat dan penumpang domestik mendominasi pertumbuhan bandara di Sumbar. Tabel. Proyeksi Pertumbuhan Pesawat, Penumpang, dan Kargo di Sumbar Kapasitas Tahap II (proyeksi tahun ) Angkutan Udara Tahap I Skenario I Skenario II (pesawat) Growth rate (pesawat) Growth rate Pesawat Int'l, 9,8.97% 3,98 3.3% Pesawat Dom. 9,9 7,.%,38 3.3% Jenis Pesawat terbesar DC- / A-3 MD- / B-747 MD- / B-747 Penumpang Int'l 43, 37, % 6, % Penumpang Dom. 87, 9,647,88.37%,733, % Jemaah Haji 6,44.3% 9,94 8.9% Kargo Int'l % % Kargo Dom. 9,9 6,77.4% 3, % Tabel. Bangunan dan Fasilitas Bandara Tahap II Bangunan & Fasilitas Skenario Skenario Runway perpanjangan menjadi 3. m lebar 4 m Taxiway 6 exit (lebar 3 m) + full parallel (lebar 3 m) Apron Terminal.4 m x 6 m 86 m x 6 m Terminal Penumpang 3 lantai 33. m² 3 lantai 4.7 m² Terminal Kargo -. m² Parkir Umum 9. m² 44. m² Gambar. Layout rencana pengembangan BIM dan Terminal Penumpang Tahap II Jurnal Teknik Sipil, Vol.3, No., Juli 6 83

4 7 Investasi di Pengembangan BIM Analisis kelayakan ekonomi dan finansial pengembangan BIM memakai dua skema investasi yaitu :. Skema I - Rencana pengembangan akan dilakukan pada tahun 8 s/d. - Modal investasi pembangunan awal berasal dari 8% pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar.8% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 3 tahun dengan grace period tahun dan dana APBN 9%. - Modal investasi untuk pengembangan tahap II menggunakan dua model pinjaman yaitu : a) Skema Ia. Modal yang berasal dari 7% pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar.3% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 3 tahun dengan grace period tahun dan dana APBN %. Untuk lebih jelasnya, Gambar Skema Ia dapat dilihat pada Gambar. b) Skema Ib. Modal berasal dari 7% pinjaman luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar 7% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 7 tahun dengan grace period 3 tahun dan dana APBN %. Untuk lebih jelasnya, Gambar Skema Ib dapat dilihat pada Gambar 3.. Skema II - Rencana pengembangan akan dilakukan bertahap pada tahun 8 s/d dan pada tahun 4 s/d 6. - Modal investasi pembangunan awal berasal dari 8% pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar.8% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 3 tahun dengan grace period tahun dan dana APBN 9%. - Modal investasi untuk pengembangan tahap II menggunakan dua model pinjaman yaitu : a) Skema IIa. Modal yang berasal dari 7% pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar.3% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 3 tahun dengan grace period tahun dan dana APBN %. Untuk lebih jelasnya, Gambar Skema IIa dapat dilihat pada Gambar 4. b) Skema IIb. Modal yang berasal dari 7% pinjaman luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar 7% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 7 tahun dengan grace period 3 tahun dan dana APBN %. Untuk lebih jelasnya, Gambar Skema IIb dapat dilihat di Gambar. Gambar. Skema Ia Rencana Pengembangan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Keterangan : I = Investasi awal pembangunan BIM Ia,b,c = Investasi I, II, III pengembangan BIM i = Pembayaran pinjaman investasi awal pembangunan BIM dalam jangka waktu 3 tahun, bunga pinjaman.8% ia,b,c = Pembayaran pinjaman investasi I, II, III pengembangan BIM dalam jangka waktu 3 tahun, bunga pinjaman s/d % c = Biaya pengeluaran BIM sejak beroperasi tahun c = Biaya pengeluaran BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d r = Biaya pendapatan BIM sejak beroperasi tahun r = Biaya pendapatan BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d 84 Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan BIM (Yinny et. al.)

5 Gambar 3. Skema Ib Rencana Pengembangan BIM-Padang Keterangan : I = Investasi awal pembangunan BIM Ia,b,c = Investasi I, II, III pengembangan BIM i = Pembayaran pinjaman investasi awal pembangunan BIM dalam jangka waktu 3 tahun, bunga pinjaman.8% ia,b,c = Pembayaran pinjaman investasi I, II, III pengembangan BIM dalam jangka waktu 7 tahun, bunga pinjaman 3% s/d % c = Biaya pengeluaran BIM sejak beroperasi tahun c = Biaya pengeluaran BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d r = Biaya pendapatan BIM sejak beroperasi tahun r = Biaya pendapatan BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d Gambar 4. Skema IIa Rencana Pengembangan BIM-Padang Keterangan : I = Investasi awal pembangunan BIM Ia,b,c = Investasi I, II, III pengembangan BIM tahun 8 - Id,e,f = Investasi IV, V, VI pengembangan BIM tahun 4-6 i = Pembayaran pinjaman investasi awal pembangunan BIM dalam jangka waktu 3 tahun, bunga pinjaman.8% ia-f = Pembayaran pinjaman investasi I - VI pengembangan BIM dalam jangka waktu 3 tahun, bunga pinjaman s/d % c = Biaya pengeluaran BIM sejak beroperasi tahun c = Biaya pengeluaran BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d c3 = Biaya pengeluaran BIM setelah pengembangan tahun 4 s/d 6 r = Biaya pendapatan BIM sejak beroperasi tahun r = Biaya pendapatan BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d r3 = Biaya pendapatan BIM setelah pengembangan tahun 4 s/d 6 Jurnal Teknik Sipil, Vol.3, No., Juli 6 8

6 Gambar. Skema IIb Rencana Pengembangan BIM - Padang Keterangan : I = Investasi awal pembangunan BIM Ia,b,c = Investasi I, II, III pengembangan BIM tahun 8 - Id,e,f = Investasi IV, V, VI pengembangan BIM tahun 4-6 i = Pembayaran pinjaman investasi awal pembangunan BIM dalam jangka waktu 3 tahun, bunga pinjaman.8% ia-f = Pembayaran pinjaman investasi I - VI pengembangan BIM dalam jangka waktu 7 tahun, bunga pinjaman 3% s/d % c = Biaya pengeluaran BIM sejak beroperasi tahun c = Biaya pengeluaran BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d c3 = Biaya pengeluaran BIM setelah pengembangan tahun 4 s/d 6 r = Biaya pendapatan BIM sejak beroperasi tahun r = Biaya pendapatan BIM setelah pengembangan tahun 8 s/d r3 = Biaya pendapatan BIM setelah pengembangan tahun 4 s/d 6 Tabel 3. Biaya Pengembangan Tahap II BIM Satuan Tahap I Tahap II Mata Uang Skenario I Skenario II USD 39,4,838 7,33,3 47,649,37 Skema I Rp. 33,67,43,9,4,99,88,98 48,84,836,644 USD - 66,9,4 6,,9 Skema II Rp. -,394,6,73,48 8,98,9, 8 Biaya Pendapatan dan Biaya Pengeluaran BIM Dalam rangka pengembangan BIM, disusun beberapa asumsi untuk menilai kelayakan ekonomi pengembangan tersebut, yaitu :. Estimasi Biaya Pendapatan Bandara a. Pendapatan Aeronautika (Keputusan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II No. KEP.3/ KM./APII). Jasa pelayanan sisi udara didapat dari jumlah pendapatan pelayanan pesawat, penumpang, dan kargo. Pendapatan pelayanan pesawat didapat dari Landing Fees, Route Charges, dan Aircraft Supporting Facilities. Landing Fees diperoleh dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan pesawat dikalikan dengan biaya PJP4U sebesar USD /movement untuk pesawat domestik dan USD.7/movement pesawat internasional. Route Charges diperoleh dari % hasil peramalan proyeksi pertumbuhan pesawat dikalikan dengan biaya PJP sebesar USD /movement pesawat domestik dan USD 8/movement pesawat internasional. Tarif Aircraft Supporting Facilities adalah sebesar USD 3/pesawat. Pendapatan penumpang didapat dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan penumpang dikalikan dengan biaya PJPU sebesar USD.78/orang untuk penumpang domestik dan USD 8.33/orang untuk penumpang internasional. Pendapatan pelayanan kargo didapat dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan kargo 86 Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan BIM (Yinny et. al.)

7 dikalikan dengan uang jasa pelayanan kargo sebesar USD.33/kg untuk kargo domestik dan USD./kg untuk kargo internasional. Biaya pendapatan aeronautika diasumsikan meningkat sebesar % setiap tiga tahun.. Pendapatan Non Aeronautika Biaya pendapatan non aeronautika jasa Warehouse diasumsikan meningkat sebesar % setiap tiga tahun. Biaya pendapatan non aeronautika lainnya diasumsikan meningkat sebesar % setiap tahun. Untuk detail biaya pendapatan non aeronautika ini dapat dilihat pada Lampiran. Estimasi Biaya Operasi Bandara (Analisa Pendapatan dan Analisa Biaya Usulan R.K.A PT. (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Tabing Padang) Biaya operasi bandara terdiri dari : a) Gaji pegawai dan tunjangan diasumsikan meningkat sebesar % setiap tahun. b) Biaya perbaikan dan perawatan c) Utilitas bandara d) Material/peralatan untuk airfield area, terminal area, dan supporting facilities. e) Biaya administrasi lain pada umumnya. Biaya perbaikan, perawatan, utilitas, material, dan biaya administrasi lainnya diasumsikan meningkat sebesar.% setiap tahun. Untuk lebih detailnya biaya pengeluaran bandara ini dapat dilihat pada Lampiran 3. 9 Analisis Ekonomi dan Finansial Berdasarkan proyeksi pertumbuhan angkutan udara proyeksi tahun, kemudian dihitung kelayakan ekonomi dan finansial Skenario dan Skenario terhadap model investasi Skema I dan Skema II. Hasil perhitungan indikator kelayakan ekonomi skenario dan skenario Skema I dan Skema II dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini memiliki IRR lebih besar dari pada MARR yang disyaratkan yaitu %, dengan kata lain kedua skenario ini feasible untuk dibangun. Pada Skema I, Skenario memiliki NPV lebih besar dari pada Skenario, namun memiliki IRR lebih kecil dibandingkan Skenario. Sedangkan pada Skema II, NPV Skenario < NPV Skenario dan IRR Skenario < IRR Skenario. Untuk mengetahui skenario investasi mana yang lebih menguntungkan untuk dibangun maka perlu dilakukan analisa incremental terhadap kedua model skema investasi. Diketahui Skenario memiliki biaya lebih besar dari pada Skenario sehingga Skenario dianggap sebagai The Higher Cost Alternative, sedangkan Skenario dianggap sebagai The Lower Cost Alternative. Tabel 4. Indikator Kelayakan Ekonomi Skema I dan Skema II BIM-Padang Discount Rate=% Bunga Skenario NPV (USD,) IRR B/C Payback Period Pinjaman Skema I Skema II Skema I Skema II Skema I Skema II Skema I Skema II.3% 7%,34,78 9.% 8.8%..7,46 7,3 3.96% 33.9%.3.4,83 9,9 8.8% 7.6%.., 6,369 3.% 33.6%..3 Years Months 7 Years 8 Months Years 6 Months 7 Years 9 Months 3 Years Months Years 7 Months 4 Years Months 4 Years Months Pada Tabel berikut ini, diketahui Skema I memiliki NPV dan ROR lebih besar daripada Skema II. Berdasarkan hasil perhitungan incremental analysis ini, maka Skenario Skema I dianggap lebih menguntungkan dan feasible untuk dibangun daripada Skenario I Skema II. Tabel. Indikator Kelayakan Ekonomi Incremental Analysis BIM-Padang Discount Rate=% Bunga Skema NPV ROR B/C Payback Period Pinjaman (USD.).3% I, %.37 7 Years Months II (4,87) 9.39%. Years 3 Months 7% I,4 3.3%.9 8 Years 8 Months II (8,73) 8.8%.4 3 Years Months Jurnal Teknik Sipil, Vol.3, No., Juli 6 87

8 Sensitivity Analysis. Analisa indikator kelayakan ekonomi terhadap suku bunga pinjaman. Sensitivity Analysis dilakukan terhadap Skenario Skema I untuk mengetahui kelayakan pengembangan jika suku bunga pinjaman berubah. Pada Grafik, terlihat bahwa semakin besar bunga pinjaman, maka semakin rendah NPV yang diperoleh dari investasi. Pada tingkat suku bunga pinjaman % proyek masih feasible karena nilai NPV > nol atau sama dengan USD.8.. Demikian pula, semakin besar bunga pinjaman maka IRR dan B/C menjadi semakin kecil. Pada tingkat suku bunga pinjaman % proyek masih feasible karena nilai IRR > MARR atau sama dengan 7.63% dan B/C =.3. Pengaruh bunga pinjaman terhadap IRR dan B/C dapat dilihat pada Grafik dan Grafik 3 berikut ini. NPV (USD.) 7, 6,, 4, 3,, B/C BUNGA PINJAMAN (%) Grafik 3. Evaluasi Bunga Pinjaman Terhadap Benefit Cost Ratio Skenario Skema I Bunga pinjaman juga berpengaruh terhadap payback period suatu investasi. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 4, dimana semakin besar bunga pinjaman maka payback period investasi akan semakin lama. Pada Skenario Skema I, pada tingkat suku bunga pinjaman %, payback period investasi adalah 3 tahun atau masih berada dibawah tahun masa depresiasi proyek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampai dengan suku bunga pinjaman %, investasi pengembangan Skenario Skema I masih menguntungkan dan feasible untuk dibangun., BUNGA PINJAMAN (%) Grafik. Evaluasi Bunga Pinjaman Terhadap NPV Skenario Skema I PAYBACK PERIOD (TAHUN) %.8 8.8%.6 8.6% 8.4% BUNGA PINJAMAN (%) 8.% IRR 8.% 7.8% 7.6% Grafik 4. Evaluasi Bunga Pinjaman Terhadap Payback Period Skenario Skema I 7.4% 7.% 7.% BUNGA PINJAMAN Grafik. Evaluasi Bunga Pinjaman Terhadap IRR Skenario Skema I. Analisa indikator kelayakan ekonomi dan finansial terhadap suku bunga pinjaman dan growth rate penumpang domestik di Sumbar. Analisa indikator kelayakan ekonomi dan finansial Skenario Skema I dilakukan terhadap growth rate 3% s/d % dan suku bunga pinjaman % s/d %. 88 Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan BIM (Yinny et. al.)

9 Tabel 6. Indikator Kelayakan Ekonomi Skenario Skema I Berdasarkan Case Rencana Pengembangan BIM Interest Rate Optimis Pesimis Discount Rate=% % % Optimis 84,87 77,69 NPV (USD.) % 3.% 9.93% IRR..6 B/C Growth Years Months Years Months Payback Period Rate Pesimis,37 7,88 NPV (USD.) 3%.96%.48% IRR.4.9 B/C Years Months 7 Years 6 Months Payback Period Tabel 7. Indikator Kelayakan Finansial Skenario Skema I Berdasarkan Case Rencana Pengembangan BIM Interest Rate Optimis Pesimis Discount Rate=% % % Optimis 63,38 3,6 NPV (USD.) % 6.86%.76% IRR.4. B/C Growth 3 Years 3 Months 4 Years 9 Months Payback Period Rate Pesimis (6,3) (,846) NPV (USD.) 3% 9.6% 7.86% IRR..7 B/C 4 Years Months Years Months Payback Period Berdasarkan nilai indikator kelayakan ekonomi pada Tabel 6 dan nilai indikator kelayakan finansial pada Tabel 7 diatas, disimpulkan bahwa dilihat dari sudut pandang pemerintah RI, pada saat pertumbuhan penumpang domestik rendah (3%) rencana pengembangan BIM Skenario Skema I masih feasible untuk dibangun pada tahun 8 sampai dengan tahun meskipun bunga pinjaman tinggi (%), sedangkan dilihat dari sudut pandang Pengelola Bandara, rencana pengembangan BIM Skenario Skema I membutuhkan dana tambahan untuk pengembangan pada tahun 8 sampai dengan tahun. Berdasarkan nilai indikator kelayakan ekonomi dan finansial Skenario Skema II pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut ini, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari sudut pandang pemerintah RI dan Pengelola Bandara, rencana pengembangan BIM feasible untuk dibangun secara bertahap pada tahun 8 sampai dengan tahun dan pada tahun 4 sampai dengan tahun 6 meskipun pertumbuhan penumpang domestik rendah (3%) dan bunga pinjaman tinggi (%). Tabel 8. Indikator Kelayakan Ekonomi Skenario Skema II Berdasarkan Case Rencana Pengembangan BIM Interest Rate Optimis Pesimis Discount Rate=% % % Optimis 77,6 68,3 NPV (USD.) % 3.8% 9.8% IRR.4.6 B/C Growth Years Months 3 Years 4 Months Payback Period Rate Pesimis 8,7 (,36) NPV (USD.) 3%.7% 9.83% IRR.9.8 B/C 8 Years Months 8 Years 7 Months Payback Period Jurnal Teknik Sipil, Vol.3, No., Juli 6 89

10 Tabel 9. Indikator Kelayakan Finansial Skenario Skema II Berdasarkan Case Rencana Pengembangan BIM Interest Rate Optimis Pesimis Discount Rate=% % % Optimis 7,63 3,99 NPV (USD.) % 8.74% 8.74% IRR.3.9 B/C Growth Years Months 9 Years 4 Months Payback Period Rate Pesimis,6 87,869 NPV (USD.) 3%.3% 9.3% IRR..4 B/C 8 Years Months Years 8 Months Payback Period 3. Analisa Ekonomi NPV dan Financial NPV Skenario Skema I dan Skema II terhadap Discount Rate. Jika tingkat pertumbuhan ekonomi bagus atau discount rate 7%, maka secara ekonomi Skenario Skema I lebih baik dari Skema II. Namun sebaliknya secara finansial Skema II lebih baik dari Skema I. Perbedaan ini dapat dilihat pada Grafik dan Grafik 6 berikut ini. NPV (USD.) NPV (USD.),,,,, (,) 7, 6,, 4, 3,,, Grafik. Evaluasi Economics NPV Skenario Terhadap Discount Rate (, ) DISCOUNT RATE (%) Grafik 6. Evaluasi Financial NPV Skenario Terhadap Discount Rate DISCOUNT RATE (%) SKEMA I SKEMA II SKEM A I SKEM A II 4 Kesimpulan dan Saran Akibat tertundanya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) Padang yang berlokasi di Ketaping hingga tahun, menyebabkan sejak beroperasi menggantikan Bandara Tabing bulan Juli lalu, Terminal Penumpang BIM sudah tidak dapat menampung kebutuhan penumpang saat ini, hingga perlu dikembangkan lagi. Dari analisa regresi pertumbuhan angkutan udara di Sumbar dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar, diperkirakan permintaan lalu lintas udara di Sumbar proyeksi tahun adalah 9.8 pesawat internasional, 7. pesawat domestik, penumpang internasional, penumpang domestik, 6.44 jemaah haji, 36 ton kargo internasional, dan 6.77 ton kargo domestik. Skema model investasi pada rencana pengembangan BIM yaitu Skema I merupakan model investasi pengembangan yang dilakukan pada tahun 8 sampai dengan tahun. Sedangkan Skema II merupakan model investasi pengembangan yang dilakukan secara bertahap yaitu pada tahun 8 sampai dengan tahun dan pada tahun 4 sampai dengan tahun 6. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk Skenario Skema I adalah sebesar USD (asumsi USD = Rp. 9.,-) atau sekitar Rp..4 trilyun. Biaya investasi untuk Skenario Skema I adalah sebesar USD atau sekitar Rp. 49 milyar. Biaya investasi untuk Skenario Skema II adalah sebesar USD atau sekitar Rp..4 trilyun. Sedangkan biaya investasi untuk Skenario Skema II adalah sebesar USD 6..6 atau sekitar Rp. 8 milyar. Modal investasi merupakan dana yang berasal dari 7% pinjaman luar negeri dan % dana APBN. Kesimpulan :. Berdasarkan data dari BPS Sumbar dan PT. (Persero) Angkasa Pura II, faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan angkutan udara di Sumbar adalah penumpang domestik. 9 Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan BIM (Yinny et. al.)

11 . Hasil analisis regresi data dari BPS Sumbar, didapatkan model skenario optimis (Skenario ) pertumbuhan angkutan udara di Sumbar yang memiliki tingkat pertumbuhan penumpang internasional 9.49% dan penumpang domestik.37%. Sedangkan data PT. (Persero) Angkasa Pura II, didapatkan model skenario pesimis (Skenario ) pertumbuhan angkutan udara di Sumbar yang memiliki tingkat pertumbuhan penumpang internasional 6.9% dan penumpang domestik 3.3%. 3. Dari model proyeksi pertumbuhan angkutan udara kemudian dihitung indikator kelayakan ekonomi, dan didapatkan bahwa Skenario memiliki Biaya Pendapatan dan Biaya Pengeluaran yang lebih besar dari Skenario. Hasil perhitungan indikator kelayakan ekonomi menyatakan bahwa Skenario dan Skenario, baik Skema I maupun Skema II feasible untuk dibangun. 4. Berdasarkan Incremental Analysis terhadap Biaya Pendapatan dan Biaya Pengeluaran Skenario dan Skenario, baik Skema I maupun Skema II, diperoleh bahwa Skenario Skema I merupakan investasi pengembangan yang lebih baik, yang memiliki hasil incremental ekonomi NPV > nol, ROR > MARR, B/C > satu, dan payback period < tahun.. Berdasarkan analisis pengaruh growth rate penumpang domestik di Sumbar dan perubahan tingkat suku bunga pinjaman, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pengembangan Skenario Skema I masih tetap feasible untuk dibangun meskipun pertumbuhan penumpang domestik pesimis (3%) sedangkan tingkat suku bunga pinjaman tinggi (%). Saran :. Jika pertumbuhan ekonomi optimis, pertumbuhan penumpang optimis (%) khususnya penumpang domestik, serta tingkat suku bunga pinjaman optimis (%), maka pengembangan BIM sebaiknya dilakukan pada tahun 8 hingga tahun untuk kapasitas permintaan lalu lintas udara proyeksi tahun hasil perhitungan skenario, dengan indikator kelayakan ekonomi NPV = USD pada discount rate %, IRR = 3.%, B/C =., dan payback period tahun sejak BIM beroperasi (tahun ).. Jika pertumbuhan ekonomi pesimis, pertumbuhan penumpang pesimis (3%) khususnya penumpang domestik, serta tingkat suku bunga pinjaman pesimis (%), maka pengembangan BIM sebaiknya dilakukan secara bertahap yaitu pada tahun 8 hingga tahun dan pada tahun 4 hingga tahun 6 untuk kapasitas permintaan lalu lintas udara proyeksi tahun hasil perhitungan skenario, dengan indikator kelayakan ekonomi NPV = USD pada discount rate %, IRR = 9.83%, B/C =.8, dan payback period 8 tahun 7 bulan sejak BIM beroperasi (tahun ). 3. Saat ini, BIM hendaknya mengatur lagi jadwal penerbangan dan keberangkatan (reschedulle) pesawat penumpang internasional dan domestik, sehingga area Terminal Penumpang bisa berfungsi lebih maksimal. Selain itu, perpanjangan waktu kerja bandara bisa membantu mengurangi kelebihan kapasitas penggunaan Terminal Penumpang hingga rencana pengembangan dilakukan. Daftar Pustaka -. (99). Airport Economics Manual, st Ed., International Civil Aviation Organization Alhusin, Syahri. (). Aplikasi Statistik Praktis, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta Haming, Murdifin dan Basalamah, Salim. (3). Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis, Penerbit PPM Jenkins, Glenn P. Dan Harberger, Arnold C. (996). Program on Investment Appraisal and Management, Harvard Institute for International Development Miro, Fidel. (). Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi, Penerbit Erlangga. Sugiono, Yon. (). Pendapatan dan Biaya Penyelenggaraan Bandar Udara, Ditlat Kebandaraudaraan. Sullivan, William G., Bontadelli, James A. dan Wicks, Elin M. (). Engineering Economy, Prentice Hall International, Inc. Yinny Rajaratman. (6). Studi Kelayakan Ekonomi Terhadap Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM), Thesis S, UPH The Consulting Engineering Services for Padang Airport Development Project. (987). Report on Basic Design and Review of the Feasibility Study, Republic of Indonesia Directorate General of Air Communications Ministry of Communications Jurnal Teknik Sipil, Vol.3, No., Juli 6 9

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ( Studi Kasus di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) )

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ( Studi Kasus di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) ) STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ( Studi Kasus di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) ) M. Debby Rizani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota Padang, yang menempati lahan seluas ± 427 hektare merupakan pintu gerbang utama Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141 Tlp. (022)

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X Analisis Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) Di Sumatera Barat Leli Honesti*, Nazwar Djali** *Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG. Dwi Rahardjo Sigit Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG. Dwi Rahardjo Sigit Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya Dwi Rahardjo Sigit 215 STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG Oleh: Dwi Rahardjo Sigit Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya ABSTRACT City of malang is

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang 2.1.1. Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara. Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan

Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara. Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan Pelabuhan Udara Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. Materi Perkuliahan Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan Evaluasi

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA Dosen Pembimbing: Farida Rachmawati, ST., MT. Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D. RINDA IKA LESTARI 3109 100 127 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki prospek untuk berkembang dari

Lebih terperinci

Study Kelayakan Pengoperasiaan KMP Sumut I Rute Simanindo-Tigaras

Study Kelayakan Pengoperasiaan KMP Sumut I Rute Simanindo-Tigaras Study Kelayakan Pengoperasiaan KMP Sumut I Rute Simanindo-Tigaras Charles Sitindaon Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Jl. Setia Budi No. 479F Medan Email : charles_sitindaon@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata memiliki jumlah wisatawan yang beragam baik untuk wisatawan dalam negeri (domestik) maupun wisatawan asing. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi udara relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan transportasi darat dan laut jika dilihat dari waktu tempuh perjalanan, jadi apabila waktu tempuh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar udara (Airport) merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bandar udara (Airport) berfungsi

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Akibat kondisi kegiatan take - off dan landing pesawat yang begitu padat pada jam - jam sibuk, maka pengelola bandara perlu mempertimbangkan pengembangan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan instrument-instrument kelayakan investasi menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat terbang merupakan moda transportasi yang mulai banyak diminati oleh masyarakat Indonesia sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S-1) Teknik Sipil

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALUR KERETA API MINANG KABAU INTERNATIONAL AIRPORT (MIA) SUMATERA BARAT

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALUR KERETA API MINANG KABAU INTERNATIONAL AIRPORT (MIA) SUMATERA BARAT ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALUR KERETA API MINANG KABAU INTERNATIONAL AIRPORT (MIA) SUMATERA BARAT Nulvi Rizaldi, Hendra Taufik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, sejalan dengan hal tersebut terjadi pula peningkatan pergerakan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALUR KERETA API MINANG KABAU INTERNATIONAL AIRPORT (MIA) SUMATERA BARAT

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALUR KERETA API MINANG KABAU INTERNATIONAL AIRPORT (MIA) SUMATERA BARAT ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALUR KERETA API MINANG KABAU INTERNATIONAL AIRPORT (MIA) SUMATERA BARAT Hendra Taufik,Nulvi Rizaldi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru,

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI TESIS A.A. ASTRI DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS A.A ASTRI DEWI NIM 1091561021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah pengguna angkutan transportasi udara baik domestik maupun internasional setiap tahunnya mengalami peningkatan yang pesat, hal ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PELABUHAN SUMBA TENGAH

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PELABUHAN SUMBA TENGAH ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PELABUHAN SUMBA TENGAH Oleh: Ir. Hermawati Konsultan PT. Formasi Empat Pola Selaras Email: hermawati.santoso@yahoo.com ABSTRAK: Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR EXECUTIVE SUMMARY 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud pelaksanaan pekerjaan pembuatan Rencana Induk Sub Sektor Transportasi Udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya serta pemicu pertumbuhan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA Transportasi udara dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok: 1. Penerbangan domestik 2. Penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Adisutjipto sebagai salah satu pintu masuk utama kota Yogyakarta merupakan salah satu bandar udara di Indonesia yang mengalami perkembangan

Lebih terperinci

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Freddy Jansen Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.561, 2014 KEMENHUB. Penetapan. Biaya. Navigasi Penerbangan. Formulasi. Mekanisme. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2014 TENTANG FORMULASI

Lebih terperinci

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Freddy Jansen* Abstrak Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu gerbang Sulawesi Utara yang terletak pada 07.32 LU / 124.55

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011 Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011 Posted by jjwidiasta in Airport Planning and Engineering. Standar dan regulasi terkait dengan

Lebih terperinci

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, kota Semarang strategis untuk dijadikan sebagai transit point dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal, regional

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN Sakti Adji Adisasmita 1, Syafruddin Rauf 1, Yodi Litha. 2 Abstract An increasing number of aircraft

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-12 Evaluasi Kebutuhan Luasan Apron Pada Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Muhammad Nursalim,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Menurut Horonjeff dan McKelvey (1993), bandar udara adalah tempat pesawat terbang mendarat dan tinggal di landasan, dengan bangunan tempat penumpang menunggu.

Lebih terperinci

NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA)

NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PRA-KELAYAKAN EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN KA BANDARA DALAM MENDUKUNG NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) KEASDEPAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA KEDEPUTIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A. Tugas Akhir

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A. Tugas Akhir KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana SI Teknik Sipil diajukan oleh: TITO ARADHIYANTO NIM : D100 150 218

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara pengumpul atau hub di satu dari 12 bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM 17 TAHUN 2014 TENTANG FORMULASI DAN MEKANISME PENETAPAN BIAYA PELAYANAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh: TITO

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S1) OCTO AHMAD QOMARULLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pembangunan disegala bidang khususnya bidang ekonomi pada dewasa ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat penting didalam menunjang aktifitas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB 4.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi NTB terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The aim of this research is to explore the feasibility of potato plantation project. From the finance point of view, Capital Budgeting Method will be suitable to be used as a measurement for the

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA 57 BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA 5.1. TINJAUAN UMUM Pada bab sebelumnya telah dibahas evaluasi dan analisis kondisi eksisting Bandara Babullah sesuai dengan tipe pesawat yang

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI Mila Faila Sufa Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN ARUS LALU LINTAS UDARA UNTUK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA SUPADIO PONTIANAK

PRAKIRAAN ARUS LALU LINTAS UDARA UNTUK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA SUPADIO PONTIANAK PRAKIRAAN ARUS LALU LINTAS UDARA UNTUK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA SUPADIO PONTIANAK Mahesa Romulo NRP : 0921033 Pembimbing: Prof. Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc. ABSTRAK Kalimantan Barat merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya E4 Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Hersanti Rahayu, Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Investment, Sensitivity Analysis, Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR).

ABSTRACT. Key words : Investment, Sensitivity Analysis, Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR). ABSTRACT Thisthesisdiscussabout the meeting room facility adding plan atwisma SetrasariHotelBandung. The purpose ofthisfeasibilityanalysisistodeterminewhether this meeting room facility adding plan is

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang... Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 00 Tentang Kebandarudaraan Pasal Ayat, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN 1. Tujuan Perencanaan Sistem Bandara (Airport System), adalah : a. Untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masa kini dan mendatang dalam mengembangkan pola pertumbuhan wilayah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II Bandar Udara Radin Inten II adalah bandara berkelas umum yang penerbangannya hanya domestik. Bandara ini terletak di kecamatan Natar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta atau Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) merupakan bandara terbesar dan utama Indonesia. Secara administratif bandara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA Hendra Taufik 1 dan Ria Larici 2 1,2 Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

Studi dan Kajian Ekonomis Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah

Studi dan Kajian Ekonomis Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 1, Pebruari 2012 Studi dan Kajian Ekonomis Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah Sukobar, S. Kamilia Aziz, Triaswati MN. Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia, seperti juga dengan yang terjadi di negara-negara berkembang lainnya, khususnya di Asia, akan semakin kompleks dengan semakin terbukanya

Lebih terperinci

TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG konsepdesain local to modern Konsep desain yang mengadopsi dan mengangkat kekayaan budaya lokal dalam konteks desain modern. operational flexibilities

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas SWASTANISASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN MENGGUNAKAN ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL (Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas) Astati Novianti, Retno Indryani,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALULINTAS DENGAN TARIF JALAN TOL

MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALULINTAS DENGAN TARIF JALAN TOL MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALULINTAS DENGAN TARIF JALAN TOL Dwi Prasetyanto Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Jl. PHH. Mustapha No. 23, Bandung, 40124 Tlp. (022) 7272215 dwi_prasetyanto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha INTISARI Pada studi kasus ini, saya ingin mengidentifikasikan kelayakan investasi PT Satu Hati di Purwokerto. Perusahaan ini ingin membeli lima unit tangki minyak tanah untuk mendukung operasional pemasarannya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini, ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Adisutjipto Andi G Wirson mengatakan tren penumpang angkutan udara di DIY pada tahun 2015 cenderung dikisaran rata-rata

Lebih terperinci

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA Tugas Akhir 110 Periode Februari Juni 2010 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Umum dan Spesifikasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandar udara yang terletal di Kota Tangerang, Provinsi

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA I. UMUM Kegiatan penerbangan merupakan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Capital Budgeting Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : runway, taxiway dan apron I. PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci : runway, taxiway dan apron I. PENDAHULUAN ABSTRAK Kabupaten Tana Toraja di dalam tatanan regional dan nasional adalah sebagai wilayah tujuan wisata nasional dan internasional, sehingga pembangunan dan pengembangan sistem transportasi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1. Kesimpulan Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang sebanyak 25,085,594.74 orang dan pada jam sibuk sebanyak 1591 orang, maka hasil perhitungan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BANK BPD BALI DI KABUPATEN BADUNG. Agung Yana 1

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BANK BPD BALI DI KABUPATEN BADUNG. Agung Yana 1 STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BANK BPD BALI DI KABUPATEN BADUNG Agung Yana 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana, Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran Badung Bali Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab 1 Pendahuluan

Pendahuluan. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa Barat (Jabar), dengan wilayah daratan seluas 3,709,528.44 Ha dan jumlah penduduk 35.72 juta jiwa (Sensus Penduduk 2000) memiliki potensi sumber daya alam

Lebih terperinci

Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK

Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A Mart Peran Putra Zebua NRP : 0721038 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Pulau Nias adalah salah satu daerah yang sekarang sedang berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Provinsi Jawa Barat (Jabar), dengan wilayah daratan seluas 3.709.528,44 Ha dan jumlah penduduk 35,72 juta jiwa (Sensus Penduduk 2000) memiliki potensi sumber daya alam

Lebih terperinci

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Muslim Patra Mokoginta 1 Nanang Setiawan 2 Eko Budi Santoso 3 ABSTRAK Rumah Sakit Umum Kaupaten Bolaang Mongondow dalam perkembangannya

Lebih terperinci

KA JIAN KELAYAKAN DAN RESIKO INVESTASI BUS TRANS PADANG

KA JIAN KELAYAKAN DAN RESIKO INVESTASI BUS TRANS PADANG JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-303 Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial Erwin Ready, Cahyono Bintang Nurcahyo, dan

Lebih terperinci