Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X"

Transkripsi

1 Analisis Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) Di Sumatera Barat Leli Honesti*, Nazwar Djali** *Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang **Dosen Fakultas Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Abstrak Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi merupakan suatu tujuan terpenting bagi pemilik proyek, kontraktor dan terutama si pengguna proyek itu sendiri. Semua itu tak terlepas dari perencanaan yang matang, mulai dari ide/ gagasan, studi kelayakan, desain pengadaan, proses knstruksi dan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekonomi dan finantial pengembangan Bandar Udara Internasional (BIM) di Sumatera Barat, yang merupakan bagian dari studi kelayakan proyek. Bagian ini merupakan salah satu hal yang sangat penting pada studi kelayakan setelah analisis pasar dan analisis teknis. Studi harus dilakukan secara obyektif. Dalam studi Dalam studi selalu dipertimbangkan tentang cost dan benefit, dimana benefit dapat berbentuk manfaat ekonomi maupun sosial. Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) selain mendapatkan benefit juga manfaat yang diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa arus kas dan manfaat lain yang sangat bernilai dari segi aspek ekonomi baik dari sektor perdagangan, pariwisata, perikanan, perkebunan dan pertanian sehingga terbangkitnya ekonomi Sumatera Barat. Kata-kata kunci : Pengembangan Bandar Udara, Analisis ekonomi dan Finansial Abstract Success on implement of construction project is one of the most important purpose for owner, contractors and user. All of them are not only good design but also idea, feasibility study, design, procurement, construction process and benefit of project. The purpose of this research is to analysis the economic and the financial of International Airport Development in West Sumatera that part of the project feasibility study. This is one of more important after the market and technical analysis. This study provides economic and benefit, whereas benefit can profitable economic and social. Minangkabau Airport is besides procure provit, so benefit that get by community. This is cashflow that valuable from economic aspect like tourism, fishery, commercial, agricultural and cause rise the economic of West Sumatera Province. Keywords : International airport development, analysis of economics and finance 1. Pendahuluan Pada era globalisasi batas antar wilayah yang satu dengan yang lainnya, serta batas antar negara menjadi semakin terbuka. Posisi Indonesia yang secara geografis berada diantara benua Asia dan Australia, serta berdekatan dengan Asia Pasifik, menjadi sangat strategis, baik dari sisi ekonomi maupun politis. Potensi keunggulan geografis, sumber daya alam dan sumber daya manusia tersebut wajib dikelola dengan baik dan dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu keunggulan geografis yang wajib dimanfaatkan secara maksimal adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi udara yang dapat melayani kegiatan penerbangan baik internasional maupun domestik. Maksud penelitian ini adalah menganalisis pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) secara ekonomis dan finansial dengan berbagai metode Benefit Cost Analisis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan secara ekonomi dan finansial BIM terhadap pengembangan bandara sehingga memenuhi kapasitas pertumbuhan penumpang proyeksi tahun 232. Sejak dioperasikan BIM mulai tanggal 22 Juli 25 lalu, menyusul penutupan Bandara Tabing di Padang sejak 21 Juli 25 malam, hingga kini diketahui bahwa proyeksi volume penumpang sudah jauh terlampaui. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pengembangan BIM sangat diperlukan dan cukup mendesak, sehingga secara bertahap sudah 5

2 dilakukan pengembangan yang diawali pada pembangunan kantor kargo yang telah dilaksanakan pada tahun 28 lalu, dan dimulainya pembangunan terminal secara bertahap mulai sejak 22 Desember 28, serta beberapa rencana lain untuk melengkapi fasilitas yang sudah ada. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada permasalahan, apakah proyek ini layak secara ekonomi dan finansial hingga mememnuhi proyeksi penumpang sampai tahun 232. Kajian ekonominya adalah mengkaji pengembangan BIM dari sudut pandang makro, yang bisa bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung baik bagi tingkat daerah maupun tingkat nasional. Kajian finansialnya adalah benefit (manfaat) yang diperoleh mulai proyek beroperasi dalam jangka waktu usia ekonomis yang diharapkan, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis cost saat pelaksanaan konstruksi, kemudian cost yang dikeluarkan jika proyek telah mulai beroperasi sampai habis masa usia ekonomisnya. Untuk menghitung apakah proyek ini mempunyai nilai manfaat secara finansial, c. Pengumpulan Data, yang meliputi: maka dianalisis dengan menggunakan beberapa metode. 2. Tahapan Metode Analisis a. Identifikasi Masalah Tahapan ini didahului dengan observasi awal penelitian untuk mengetahui permasalahan yang ada secara aktual dilapangan sekaligus melihat masalah yang terjadi sehingga dapat dilakukan pendekatan secara teoritis. b. Rumusan Masalah Berdasarkan gambaran umum yang telah diuraikan pada latar belakang masalah maka pada penelitian ini, ada beberapa masalah yang perlu dikaji antara lain: melihat gambaran umum perencanaan pengembangan bandara. Hal ini perlu di analisis dengan analisa keekonomian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pengembangan bandara sesuai dengan rencana dan program pembangunan. No Kelompok Data Kebutuhan Data 1 Data Sekunder Peta administratif Sumatera Barat Peta lokasi Bandara Internasional Minangkabau. Data Pertumbuhan Pesawat, Penumpang dan Kargo BIM 2 Data Primer Data pembangunan awal BIM Data survey investasi awal pembangunan pengembangan BIM Data investasi pengembangan BIM Biaya pengeluaran BIM sejak mulai beroperasi tahun 25 sampai 28. Pendapatan BIM sejak beroperasi tahun 25 sampai 28 Prakiraan pendapatan BIM setelah pengembangan Tabel 2.1 Pengumpulan Data d. Pengolahan Data Bagian ini melakukan kajian sistem untuk setiap aspek penelitian ini meliputi : aspek teknis, dan aspek ekonomisnya. Selanjutnya diformulasikan kajian sistem tersebut kedalam Kelayakan Investasi dari sisi Aspek Finansialnya, sehingga dapat diketahui apakah keputusan terhadap investasi proyek pengembangan bandara ini mempunyai nilai ekonomis dan berpotensi untuk masa waktu yang telah ditentukan. e. Implementsi Investasi Keputusannya terhadap Investasi Pengembangan Bandar udara ini mempunyai nilai ekonomi dan finansial dan berpotensi untuk masa waktu yang ditentukan. 3. Metode Peramalan Metode peramalan bertujuan untuk memperkecil ketidakpastian yang terdapat 51 5

3 pada kecenderungan (trend) dan fluktuasi permintaan (demand) yang terjadi diluar pengendalian. Dalam prakteknya, peramalan selalu berkaitan dengan perhitungan yang memerlukan data pada masa lalu, dimana semakin lama jangka waktu data tersebut, maka peramalan yang dihasilkan diharapkan akan semakin akurat. a. Analisa Regresi Analisis regresi merupakan suatu teknik peramalan nilai suatu variabel berdasarkan hubungannya dengan satu atau lebih variabel lain. Variabel yang nilainya akan diramalkan disebut variabel tak bebas (dependent variable), sedangkan variabel yang nilainya dipergunakan untuk meramalkan disebut variabel bebas (independent variable). Analisis regresi bertujuan untuk membentuk suatu model matematis dari hubungan variabel tak bebas dengan satu atau lebih variabel bebas. Variabel tak bebas yang diuji sering disebut dengan variabel respon atau variabel yang dipengaruhi, biasanya dilambangkan dengan huruf Y, sedangkan variabel bebas atau disebut juga variabel peramal atau prediktor atau variabel yang mempengaruhi, biasanya dilambangkan dengan huuf X. Model Regresi Linier Berganda secara praktek adalah sebagai berikut : Y 1 = β + β 1 X 1i + β 2 X 2i β k X ki + e i dimana : i = 1,2,3,...,n X 1, X 2,...,X i diasumsikan diukur tanpa kesalahan β 1, β 2,..., β k adalah variabel bebas atau pediktor e i (i = 1,2,3,...,n) adalah estimasi kesalahan untuk observasi ke-i dan diasumsikan diambil sebagai sampel indepenen dari distribusi normal. b. Uji Model Untuk meyakinkan model terpilih, maka perlu diuji untuk mengukur kestabilan model tersebut dengan beberapa uji yaitu : 1. Uji t (t-test) 2. Uji R 2 (Coefficient of Determinant Test) 3. Uji F (F-Test) c. Uji t (t-test) 52 Uji t atau student t distribution dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel bebas dalam persamaan atau model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai Y. Uji T dilakukan dengan cara uji hipotesa nol yaitu bahwa konstanta dan koefisien variabel X i sama dengan nol. Nilai t dari koefisien variabel X dan konstanta regresi dapat dicari dengan menggunakan rumus : 1. t = untuk koefisien variabel X (β 1 ) tβ = 2. t untuk koefisien konstanta (β ) tβ = Dimana : S b adalah kesalahan baku dari koefisien variabel X dan S a adalah kesalahan baku dari konstanta regresi. Untuk dilakukan uji hipotesa nol terhadap konstanta dan koefisien variabel bebas X 1 dan X 16 yang berarti : H : β 1 = β 16 = H 1 : β 1 β 16 Jika hipotesa nol diterima berarti model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai Y, sebaliknya jika hipotesa nol ditolak yang berarti menerima hipotesa hipotesa tandingan maka model cukup baik dalam memprediksi nilai Y. Kriteria pengujian hipotesa ini adalah sebagai berikut : H ditolak jika t analisa t tabel dan sebaliknya H diterima jika t analisa t tabel d. Uji R 2 (coefficient of Determinant Test) Uji R 2 dilakukan untuk menguji berapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent pertumbuhan angkutan udara. Dari model linier yang terpilih, kemudian diambil nilai R 2 tertinggi.. Nilai R 2 yang mendekati nol menyatakan model tersebut kurang mencakup keseluruhan variabilitas dengan variabelvariabel yang dispesifikasikan dalam model nilai R 2 yang nol menyatakan tidak adanya

4 hubungan linier (bukan berarti tidak ada hubungan sama sekali) antara variabel dependent dengan variabel independent. Sedangkan nilai R 2 sama dengan satu menyatakan bahwa nilai observasi terletak pada garis regresi dan tingkat kesesuaian model tinggi. e. Uji F (F-Test) Uji F ini dilakukan dengan tujuan menguji apakah seluruh koefisien variabel independent X i sama dengan nol atau dengan kata lain seluruh variabel independent X i dari model regresi tidak mempengaruhi variabel dependent Y, yang juga disebut uji hipotesa nol. (Sembiring,R.K, ). Dalam melakukan pengujian hipotesa nol terhadap sejumlah variabel independent yang mewakili model yaitu : X 16 dan X 1 yang berarti : H : β 1 = β 16 = H 1 : β 1 = β 16 Dimana : β 1 dan β 16 adalah koefisienkoefisien dari variabel-variabel independent X dan X 16. Krieria pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : H ditolak jika F analisa F tabel dan sebaliknya H diterima jika F analisa F tabel Jika hipotesa nol ditolak itu berarti bahwa koefisien-koefisien dalam model tidak sama dengan nol dan juga model sangat berpengaruh dalam memprediksi nilai variabel dependent, dan juga berlaku sebaliknya. 4. Metode Menilai Kelayakan Suatu Usulan Proyek/Evaluasi Suatu Investasi Selain pembahasan BCR, NPV dan IRR juga akan dijelaskan beberapa metode untuk menilai kelayakan suatu usulan proyek, dengan tujuan untuk membuat perbandingan dengan metode lain. Apabila kita telah mengumpulkan informasi yang diperlukan, kita sekarang dapat menilai atau mengevaluasi layak tidaknya suatu usulan proyek. Karena pengkajian ini hanya membahas berbagai konsep dasar dari pengujian usulan proyek, kita menganggap bahwa risiko atau kualitas semua usulan investasi tidaklah berbeda dengan risiko perusahaan saat ini. Dengan demikian, penerimaan suatu proyek investasi baru tidak akan merubah risiko total perusahaan. Atau dapat disimpulkan risiko yang akan muncul jika proyek selesai, tidak akan menimbulkan suatu dampak negatif yang signifikan terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat. Pada pengkajian ini akan dibicarakan 5 (lima) pendekatan untuk menentukan layak tidaknya suatu usulan investasi tersebut. Pendekatan atau metode-metode tersebut adalah : (1) Metode Average Rate of Return, (2) Metode Payback Period, (3) Metode Internal Rate of Return, (4) Metode Net Present Value., (5) Incremental Analysis 1) Average Rate of Return (ARR) Metode ini mengukur perbandingan (ratio) antara rata-rata keuntungan setelah pajak dengan rata-rata investasi. dengan formula : ARR = Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan dari data akutansi yang tersedia. Kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga tertentu, diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut. Kelemahan metode ini adalah keuntungan berdasarkan laporan akuntansi, bukannya berdasarkan aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang (time value of money). 2) Payback Period Periode Payback menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode payback menunjukkan perbandingan antara initial investment dengan aliran kas tahunan. Dengan rumus umum sebagai berikut : Period = 53

5 Payback period, yaitu kapan (berapa lama) modal investasi dapat dikembalikan. Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan, proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Kelemahan utama dari metode payback adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah periode payback. Metode Payback ini banyak digunakan untuk melengkapi metode lain. Metode Pay back period, sering disebut payout time atau masa pulang (kembalinya) modal, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali modal yang ditanam. Semakin cepat semakin baik, karena semakin kecil risiko yang didapat. Jadi metode ini menilai proyek penanaman modal atas dasar kecepatan kembalinya modal yang ditanamkan pada proyek. Perhitungan pengembalian modal didasarkan atas laba bersih ditambah penyusutan = Net Cash Flow. Suatu investment menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Pay Back Period dinyatakan dalam satuan tahun. Untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan investasi dalam metode pay back period ini yaitu dengan cara membandingkan hasil pay back period dari investasi yang diusulkan dengan maksimum pay back period yang diinginkan perusahaan. Pay back period merupakan jumlah tahun yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi awal dari investasi (Cash Out Flow) dengan mengunakan aliran kas. Dengan kata lain pay back period merupakan rasio antara cash out flow dan cash in flow yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai dibandingkan dengan maksimum pay back period yang dapat diterima. Jika pay back period lebih pendek waktunya dari maksimum pay back periodnya, usulan investasi dapat diterima. Pay back period dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: dimana : K = periode pengembalian CF = cash flow period ke t FBP = faktor bunga present Kriteria penilaiannya adalah : 54 - Jika pay back period < umur ekonomis investasi, usulan investasi diterima. - Jika pay back period > umur ekonomis investasi, usulan investasi ditolak. 3) Profitability Index atau Benefit Cost Ratio Profitability index atau Benefit Cost Ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang dari aliran dana masuk dimasa yang akan datang dengan nilai investasi. Ini dinyatakan sebagai : BCR = Nilai sekarang aliran kas masuk/ nilai investasi Selama PI atau BCR tersebut sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan menerima usulan investasi tersebut. Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain kalau NPV mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya, untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV. 4) Metoda Net Present Value (NPV) Setelah kelemahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai mencari cara untuk memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang dimaksud adalah nilai sekarang bersih (NPV), yang mengandalkan pada teknik arus kas. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita ikuti proses sebagai berikut : a. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek. b. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, didefinisikan sebagai NPV proyek. c. Jika NPV positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV negatif, maka proyek ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih. 5). Metoda Internal Rate of Return (IRR) Ada beberapa tolok ukur untuk kelayakan ekonomi (komersial), yaitu yang terpenting

6 a. Tingkat pengembalian investasi, dengan mengukur IRR (Internal Rate of Return). b. IRR adalah tingkat suku bunga pada saat NPV = c. IRR > Sosial Discount Rate maka proyek layak dilaksanakan d. IRR < Sosial Discount Rate maka proyek tidak layak dilaksanakan. 5. Langkah-Langkah Kajian Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi yang mendukung penelitian. Data yang diperlukan antara lain adalah data pertumbuhan angkutan udara di Sumatera Barat, komponen biaya pengeluaran dan komponen biaya pendapatan dari BIM dan standar komponen pendapatan serta pengeluaran dari sebuah bandara bertaraf internasional. Komponen biaya pengeluaran yang mempengaruhi bandara adalah sebagai berikut a. Biaya pembangunan pengembangan b. Biaya operasi Komponen biaya pendapatan bandara menurut Keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II No. KEP. 32/KM.1/AP II 25 Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U). Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Konter dan Garbarata (Aviobridge) untuk Angkutan Udara Dalam Negeri dan Luar Negeri di Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang berasal dari a). Pendapatan Aeronautika dan b). Pendapatan Non Aeronautika. 6. Pembahasan dan Analisis Proyeksi Pertumbuhan Pesawat, Penumpang dan Kargo. Adapun variabel variabel bebas yang digunakan dalam kajian ini ada sembilan variabel yaitu : 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (X 1 ) 2. Pertambangan dan penggalian (X 2 ) 3. Industri pengolahan (X 3 ) 4. Listrik, gas, dan air minum (X 4 ) 5. Bangunan (X 5 ) 6. Perdagangan, hotel dan restoran (X 6 ) 7. Pengangkutan dan komunikasi (X 7 ) 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (X 8 ) Jasa-jasa (X 9 ) Apabila semua variabel bebas (X 1 X 9 ) memiliki t analisa < t α(n-k-1) tabel, maka akan dilakukan analisis linier variabel tak bebas terhadap variabel bebas ke-1 yaitu PDRB Sumbar (X 1 ) Variabel bebas adalah lapangan usaha dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sedangkan variabel terikatnya yaitu pertumbuhan lalu lintas angkutan udara.variabel bebas berguna untuk memprediksi variabel terikat yang diramalkan. 7. Studi Kelayakan Ekonomi Bandar Udara a. Proyeksi Pertumbuhan Angkutan Udara Dengan menggunakan analisis regresi diperkirakan permintaan lalu lintas udara di Sumbar proyeksi tahun 232 adalah sebagai berikut - 2,26 pesawat internasional - 116, 715 pesawat domestik - 73,623 penumpang internasional - 5,133,918 penumpang domestik - 11,792 jemaah haji ton kargo internasional - 27,878 ton kargo domestik Pada grafik 5.1. sampai grafik 5.7. proyeksi pertumbuhan pesawat seiring dengan proyeksi pertumbuhan penumpang sudah melampaui proyeksi data JICA sehingga memang perlu dilakukan pengembangan terhadap area Runway, Apron dan terminal penumpang. Namun sebaliknya dibandingkan dengan pertumbuhan pesawat dan penumpang di Sumbar, pertumbuhan kargo tidak meningkat jauh di atas proyeksi data JICA dimana JICA memprediksi lebih kurang 7, ton sampai tahun 22, sedangkan 12, pesawat dan 18,, penumpang Pesawat Pesawat Internasional Pesawat

7 Grafik 5.1. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Pesawat Internasional di Sumatera Barat tahun Pesawat Pesawat Domestik Kargo Internasional 5, 4, 3, 2, 1, Kargo Kargo Grafik 5.5. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Kargo Internasional di Sumatera Barat tahun Pesawat Grafik 5.2. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Pesawat Domestik di Sumatera Barat tahun Penumpang Penumpang Internasional Penumpang Grafik 5.3. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Penumpang Internasional di Sumatera barat tahun Penumpang 6,, 4,, 2,, Penumpang Domestik Penumpang Grafik 5.4. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Penumpang Domestik di Sumatera Barat tahun Kargo 3,, 2,, 1,, Kargo Domestik - Kargo Grafik 5.6. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Kargo Domestik di Sumatera Barat tahun Jemaah Haji Jemaah Haji Jemaah Haji Grafik 5.7. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Jemaah Haji di Sumatera Barat tahun Dari hasil proyeksi pertumbuhan bandar udara sampai tahun 232 maka bangunan dan fasilitas bandara yang dibangun pada pengembangan tahap II adalah : a). Terminal sisi selatan : perpanjangan menjadi 3. m lebar 45 b). Apron Terminal : 863 m x 16 m c). Terminal Penumpang : 3 lantai m 2 d). Parkir Umum : m 2 56

8 Jenis pesawat terbesar yang dapat ditampung runway dan apron adalah MD-11 atau B-747. b. Investasi Terhadap Pengembangan BIM Pengembangan dilakukan pada tahun 29 s/d 212. Modal investasi pembangunan awal berasal dari 8% pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar 9% dibayarkan secara pokok + bunga selama 13 tahun dan dana APDN 2 %. Modal investasi untuk pengembangan tahap II terminal dan Apron berasal dari PT (Persero) Angkasa Pura II dengan tingkat suku bunga 9%, sedangkan Runway dan Taxiway berasal dari dana pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar 9% dibayarkan secara pokok dan bunga pinjaman. c. Biaya Pendapatan dan Biaya Pengeluaran BIM Dalam rangka pengembangan BIM, disusun beberapa asumsi untuk menilai kelayakan ekonomi pengembangan tersebut, yaitu : Estimasi Biaya Pendapatan Bandara a). Pendapatan Aeronautika Keputusan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II No.. KEP.32/KM.1/APII25 tentang Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Konter dan Garbrata (Aviobridge) untuk Angkutan udara Dalam Negeri dan Luar Negeri di Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang pedapatan Aeronautika adalah jasa pelayanan sisi udara yang didapat dari jumlah pendapatan pelayanan pesawat, penumpang dan kargo. Pendapatan pelayanan pesawat didapat dari Landing Fees, Route Charges, dan Aircraft Supporting Facilities. Landing Fees diperoleh dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan pesawat dikalikan dengan biaya PJP4U sebesar USD 152/movement untuk pesawat domestik dan USD 1.127/movement pesawat internasional. Route Charges diperoleh dari 5% hasil peramalan proyeksi pertumbuhan pesawat dikalikan dengan biaya PJP sebesar USD 2/movement pesawat domestik dan USD 8/movement pesawat internasional. Tarif Aircraft Supporting Facilities adalah sebesar USD 35/pesawat. Pendapatan penumpang didapat dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan penumpang dikalikan dengan biaya PJP2U sebesar USD 2,78/orang untuk penumpang domestik dan USD 8,33/orang untuk penumpang internasional. Pendapatan pelayanan kargo didapat dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan kargo dikalikan dengan uang jasa pelayanan kargo sebesar USD,33 /kg untuk kargo domestik dan USD,55 kg untuk kargo internasional. Biaya pendapatan aeronautika ini diasumsikan meningkat sebesar 1% setiap tiga tahun. b). Pendapatan Non Aeronautika Biaya pendapatan non aeronautika jasa Warehouse diasumsikan sebanyak 2% dari pendapatan aeronautika Estimasi Biaya Operasi Bandara. Biaya operasi bandara terdiri dari : - Gaji pegawai dan tunjangan. Biaya ini diasumsikan meningkat sebesar 1% setiap tahun. - Biaya perbaikan dan perawatan. - Utilitas bandara - Material/peralatan yang dibutuhkan untuk airfield area, terminal area, dan supporting facilities. - Biaya administrasi lain pada umumnya. Biaya perbaikan, perawatan, utilitas, material, dan biaya administrasi lainnya diasumsikan meningkat sebesar 2.5% setiap tahun. d. Analisis Ekonomi dan Finansial Analisis ekonomi dan finansial pengembangan BIM adalah berdasarkan proyeksi pertumbuhan angkutan udara proyeksi tahun 232. Pada tingkat suku bunga 9% Benefit Cost Ratio (BCR) = 2,31. Proyek ini cukup layak dilaksanakan karena BCR > 1 dan Net Present Value (NPV) > yaitu $ Sedangkan pada tingkat suku bunga 12% Benefit Cost Ratio nya (BCR) = 1,95 pada Net Present Value nya $ Selanjutnya pada analisis ini terlihat kalau IRR nya sangat bagus yaitu 45%. Hal ini juga disebabkan karena dalam 57

9 penelitian ini tidak memperhitungkan dana yang harus disetorkan ke Pemerintah, Angkasa Pura atau ke Pemda setempat. Pada analisa Pay Back Period,pengembalian modal selama 25,7 tahun. Pay Back Period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadi kondisi saat balik modal (Break Event Point). Dengan melakukan analisa regresi terhadap pertumbuhan angkutan udara di Sumbar dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar, diperkirakan permintaan lalu lintas di Sumbar proyeksi tahun 232 adalah 2.26 pesawat internasional, pesawat domestik, penumpang internasional, 5.133,918 penumpang domestik, jemaah haji, 394 ton kargo internasional dan ton kargo domestik. Selain mendapatkan profit yang cukup baik, Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) juga mendapatkan benefit atau manfaat yang diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa arus kas, juga manfaat lain yang sangat bernilai seperti dari segi aspek ekonomi yaitu baik dari sektor perdagangan, pariwisata, perikanan, perkebunan dan pertanian. Dari segi aspek bisnis yaitu provit yang diperoleh dari pengembangan bandara ini. Pengembangan BIM tidak hanya dilihat dari segi provit saja, tapi juga bagaimana bangkitnya perekonomian Sumatera Barat. 8. Kesimpulan a. Setelah diadakan penelitian, Bandar Udara Minangkabau ternyata layak dikembangkan ditinjau dari sudut ekonomi dan finansial. Kesimpulan ini berdasarkan dengan melakukan analisa regresi terhadap data yang bersumber dari BPS Sumbar dan PT Persero Angkasa Pura II dimana didapatkan angka pertumbuhan penumpang internasional 27,8% dan penumpang domestik 17,2%, jemaah haji 31,82%, sedangka pesawat internsional 15,49%, pesawat domestik 9,82%, kargo internasional 6,12% sedangkan kargo domestik hanya,12%. Periode yang diteliti yaitu dari tahun Selain dari angka pertumbuhan bandara ternyata dari angka Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) ternyata BCR = 2,31 >1, NPV = $ > dan IRR = 45% besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang diasumsikan 9%. b. Pertumbuhan penumpang dan pesawat cukup besar, maka diputuskan untuk pengembangan fasilitas terminal, perluasan apron dan perpanjangan runway. Sementara pertumbuhan kargo tidak cukup berarti, maka fasilitas kargo dirasa masih memadai sampai tahun 232. c. Untuk saat ini, BIM hendaknya melakukan pengaturan kembali jadwal penerbangan dan keberangkatan (rescedulle) pesawat, sehingga areal terminal penumpang yang didominasi oleh penumpang domestik bisa berfungsi dengan optimal. Selain itu perpanjangan waktu kerja bandara bisa membantu mengurangi kelebihan kapasitas penggunaan terminal penumpang hingga pengembangan selesai dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat, Sumatera Barat dalam Angka, 2 28 Basuki, Heru, Ir, Merancang, Merencana Lapangan Terbang, Penerbit Alumni Bandung, 1986 Hanning, Murdifin dan Basalamah, Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis, Penerbit PPM, 23 Eko Sujianto, Agus, Supervision Engineer,MM, Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula, Prestasi Pustaka Publisher,27 E. Paul DeGarmo dkk, Ekonomi Teknik, Edisi Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta Joyowoyono,F.X. Marsudi, Ir, Ekonomi Teknik, Jilid I dan II, Departeman Pekerjaan Umum, 1983 Grant, I, Eugene. Grant W. Ireson Leavenworth S. Richard, Ekonomi Teknik, Jilid I dan II, Jakarta : Penerbit Bina Aksara, 1987 Miro, Fidel, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Penerbit Erlangga, 22 Nazir, Moh, Ph.D, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia,

10 Nabar, Darmansyah, ST, Ekonomi Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang, 1999 Noviandi, M. Diza, Kajian Analisa Kelayakan Ekonomi Pengembangan Fasilitas Sisi Udara, Bandar Udara Gatot Subroto Kabupaten Way Kanan. Priyatno, Dwi, Mandiri Belajar SPSS (Statistik Product and Service Solution) untuk Analisis Data & Uji Statistik, Bagi Mahasiswa dan Umum, MediaKom,28 Soeharto, Imam, Studi Kelayakan Proyek Industri, Penerbit Erlangga, 22 Suryabrata, Sumadi, B.A, M.A,Ed,S,Ph.D, Metodologi Penelitian, Divisi Buku Perguruan Tinggi, Jakarta, 1983 Waluyo, Sugeng, Bambang Setiaji, Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Terminal dan Kawasan Komersial Bandara Adisumarmo Surakarta dengan Pendekatan Analisa Net Present Value dan Inernal Rate of Return 59

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ( Studi Kasus di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) )

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ( Studi Kasus di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) ) STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ( Studi Kasus di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) ) M. Debby Rizani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022)

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141 Tlp. (022)

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM)

Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM) Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM) Yinny Rajaratnam, Harianto Hardjasaputra, Monty Girianna Email: yinnyrajaratnam@yahoo.com Magister Teknik Sipil - Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA Dosen Pembimbing: Farida Rachmawati, ST., MT. Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D. RINDA IKA LESTARI 3109 100 127 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. ABSTRACT SAHDIANNOR,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara. Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan

Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara. Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan Pelabuhan Udara Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. Materi Perkuliahan Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara memiliki peran yang penting terhadap kegiatan transportasi. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap transportasi udara diseluruh wilayah

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU 2013-31-167 UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN TA 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BANDAR UDARA BARU KABUPATEN KETAPANG Ammar Rafhei Alqaf 1), Endang Mulyani 2), Rafi e 2)

STUDI KELAYAKAN BANDAR UDARA BARU KABUPATEN KETAPANG Ammar Rafhei Alqaf 1), Endang Mulyani 2), Rafi e 2) STUDI KELAYAKAN BANDAR UDARA BARU KABUPATEN KETAPANG Ammar Rafhei Alqaf 1), Endang Mulyani 2), Rafi e 2) Abstrak Bandar Udara atau Pelabuhan Udara adalah salah satu pintu gerbang yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang sistematis, terorganisasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera )

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ) Ahmad Fakhruddin Busthomy Muhammad Saifi Zahroh ZA. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Email : fakhruddinmedjaya@gmail.com

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Muslim Patra Mokoginta 1 Nanang Setiawan 2 Eko Budi Santoso 3 ABSTRAK Rumah Sakit Umum Kaupaten Bolaang Mongondow dalam perkembangannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI Mila Faila Sufa Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR EXECUTIVE SUMMARY 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud pelaksanaan pekerjaan pembuatan Rencana Induk Sub Sektor Transportasi Udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya serta pemicu pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci