Summary. HUBUNGAN SANITASI TEMPAT PENJUALAN IKAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI PADA IKAN LAYANG (Decapterus Spp) DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO
|
|
- Hendra Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Summary HUBUGA SAITASI TEMPAT PEJUALA IKA DEGA KEBERADAA BAKTERI PADA IKA LAYAG (Decapterus Spp) DI PASAR SETRAL KOTA GOROTALO Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Faklutas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas egeri Gorontalo Yayu Susanti ento (im ) ABSTRAK Yayu Susanti ento Hubungan Sanitasi Tempat Penjualan Ikan Dengan Keberadaan Bakteri Pada Ikan Layang (Decapterus Spp) Di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas egeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes. Ikan Layang (Decapterus spp) merupakan salah satu komunitas perikanan pelagis kecil yang penting di Indonesia. Sanitasi dalam penanganan ikan antara lain membuang sumber pembusukan yang dapat mencemari ikan dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang (Decapterus spp). Jenis penelitian yang digunakan adalah survay analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang ikan layang atau lajang yang ada di pasar sentral kota gorontalo, sedangkan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling, dimana populasi dijadikan sampel. Analisis data menggunakan uji Korelasi Point Biserial untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang. Hasil Penelitian menunjukkan untuk sanitasi tempat penjualan ikan dipasar sentral kota gorontalo yang memenuhi syarat 70 % sedangkan yang tidak memenuhi syarat 30 %, kemudian untuk uji TPC atau Angka lempeng total bakteri pada ikan layang masih dibawah batas normal cemaran mikroba yaitu 5 x -5. Sehingga hasil analisis bivariat didapatkan r hitung (0,372) < dari r tabel (0,632), yang berarti Ho diterima. Oleh karena itu hasil penelitian menunjukan sanitasi tempat penjualan ikan tidak ada hubungan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang dan dalam rangka meningkatkan kualitas sanitasi, sebaiknya pihak pasar melakukan upaya meningkatkan frekuensi pembersihan tempat-tempat yang ada dipasar terutama tempat penjualan ikan agar terlihat bersih dan konsumen dalam membeli merasa nyama. Kata Kunci : Ikan Layang, Sanitasi, Bakteri
2 2 I. PEDAHULUA Ikan merupakan sumber bahan pangan hewani yang mempunyai berbagai keunggulan karena dapat diterima semua agama dan tidak memerlukan cara pembelihan secara khusus. Dari aspek nutrisi, ikan juga unggul karena merupakan sumber alami asam lemak omega 3 tertinggi. amun demikian ikan bersifat mudah rusak sehingga perlu penanganan yang cermat, baik, benar serta cepat agar kualitas ikan dapat dipertahankan selama mungkin sehingga dapat memberikan manfaat optimal. Hanya ikan yang berkualitas baik yang memberikan manfaat kesehatan secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012 : 1). Menurut Standar asional Indonesia SI-7388 (2009) tentang ikan segar dalam penanganan dan pengolahan. Persyaratan mutu ikan segar adalah : Organoleptik minimal 7, mikrobiologi TPC maksimal 5x 5 CFU/gram, E coli MP maksimal 0/ gram, vibrio cholerae negatif. Penanganan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk tetap menjaga kesegaran ikan, makin lama berada di udara terbuka maka makin menurun kesegarannya. Ikan sebagai komoditas yang mudah dan cepat membusuk (high perishable food), memerlukan penanganan yang cepat, bersih, cermat dan dingin (quick, clean, careful and cool) sehingga mutu ikan dapat tetap dipertahankan sejak ikan diangkat dari laut hingga ikan didistribusikan atau dipasarkan ke konsumen. Salah satu mekanisme penanganan ikan dilakukan melalui penerapan sistem rantai dingin (Wibowo, 2006). Pentingnya keberadaan pasar selain dalam bidang ekonomi yang mana digunakan masyarakat sebagai tempat jual-beli, pasar juga dapat menjadi sumber penyebaran penyakit bagi masyarakat. Sumber penyebaran penyakit tersebut dapat disebabkan oleh sanitasi pasar yang buruk, perilaku hidup bersih dan sehat antara penjual dan pembeli yang kurang baik, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS dapat mempercepat penyebaran penyakit yang ada. Lingkungan pasar yang tidak terawat dapat menyebabkan pasar menjadi kotor, pengap, dan berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya segala macam vektor penyakit antara lain lalat, kucing, tikus, kecoa, dan lain-lain. Maka dari itu, perlu dilakukannya upaya pengawasan dan pengendalian kebersihan pasar agar dapat memenuhi Syarat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia omor : 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat. Berdasarkan observasi awal peneliti menemukan masih kurangnya perhatian tentang sanitasi tempat penjualan ikan di pasar sentral, yaitu masih banyaknya genangan air, ceceran darah ikan dilantai, sampah-sampah yang berserakan, wadah atau tempat penyimpanan ikan yang tidak terjaga dengan baik. Sanitasi yang kurang baik dapat berdampak terhadap keberadaan bakteri pada ikan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
3 3 dengan judul Hubungan Sanitasi Tempat Penjualan Ikan dengan Keberadaan Bakteri Pada Ikan Layang (Decapterus spp) Di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubungan sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang (Decapterus spp) di pasar sentral kota gorontalo? II. METODE PEELITIA a) Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 19 Mei Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk melihat sanitasi tempat penjualan ikan sekaligus pengambilan sampel ikan layang sedangkan untuk keberadaan bakteri dengan menghitung TPC (Total Plate Count) di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Universitas egeri Gorontalo. b) Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. c) Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual ikan layang atau ikan lajang sebanyak orang di Pasar Sentral Kota Gorontalo d) Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Dimana semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian. e) Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah 1. Analisis Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik seluruh variabel yang diteliti. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat Teknik analisis bivariat dimana untuk mengetahui kemaknaan hubungan/pengaruh variabel Independen dan variabel Dependen. Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Korelasi Point Biserial, termasuk kasus yang khusus pada koefien product-moment dari Pearson dan ini digunakan ketika suatu variabel dalam skala interval atau ratio dan lainnya adalah berskala dikotom (Riwidikdo, 2008). Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai p) : a. nilai r hitung, jika > r tabel maka hipotesis penelitian (Ho) ditolak b. nilai r hitung, jika < r tabel maka hipotesis penelitian (Ho) diterima Jika Variabel X adalah dikotom yaitu 1 dan 0, maka formula pearson product-moment dapat disederhanakan menjadi formula Point-biserial, dengan formula adalah : = µ µ p.q σ Keterangan : µ 1 adalah Rata-rata dari Skor Y pada Skor X yang sama yaitu 1 µ 0 adalah Rata-rata dari Skor Y pada Skor X yang sama yaitu 0 p adalah Proporsi dari data yang mempunyai Skor 1 q adalah Proporsi dari data yang mempunyai Skor 0
4 4 σ s adalah Deviasi Standar keseluruhan Skor Y, dimana formula σ adalah : σ s = Y 2 ( Y) 2 Riwidikdo, 2008 III. HASIL DA PEMBAHASA Hasil Analisis Univariat Variabel Sanitasi Tempat Penjualan Ikan yaitu : Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sanitasi Tempat Penjualan Ikan Layang Di Pasar Sentral Kota Gorontalo o Sanitasi Tempat Penjualan Ikan Jumlah n % 1 Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat 3 30 Total 0 Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa dari orang pedagang yang menjual ikan layang atau ikan lajang yang memenuhi syarat sanitasi tempat penjualan ikan dilihat dari pemeliharaan wadah (Coolbox) dan meja penjualan ikan yaitu 7 orang dengan presentase 70 % sedangkan yang tidak memenuhi syarat sanitasi tempat penjualan ikan yaitu 3 orang dengan presentase yaitu 30 %. Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan TPC (Total Plate Count) Pada Ikan Layang Ikan Pengenceran ALT Total Bakteri (koloni/ gram) I ,2 x 3 II ,2 x 3 III ,6 x 3 IV ,1 x 3 V ,7 x 3 VI ,1 x 3 VII ,5 x 3 VIII ,0 x 3 IX ,4 x 3 X ,0 x Berdasarkan Tabel 4.2 untuk hasil pemeriksaan TPC pada ikan layang didapatkan bahwa dari ikan layang yang dijual oleh pedagang dipasar sentral semuanya Memenuhi Standar asional Indonesia (SI), Dimana untuk sampel I menunjukan bahwa jumlah bakteri pada ikan masih dibawah batas normal cemaran mikroba yaitu 1,2 x 3 begitu juga dengan Sampel II yaitu 0,2 x 3, Sampel III yaitu 1,6 x 3, Sampel IV yaitu 0,1 x 3, Sampel V yaitu 0,1 x 3, Sampel VI yaitu 2,1 x 3, Sampel VII yaitu 1,5 x 3, Sampel VIII yaitu 1,0 x 3, Sampel IX yaitu 0,4 x 3, dan Sampel X yaitu 4,0 x. Sedangkan Standar SI 5x 5 cfu/gra m
5 5 standar SI untuk ikan segar yaitu 5x 5 CFU/gram. Untuk pengolahan data bivariat sebelum dilakukan uji Korelasi Point-Biserial, maka terlebih dahulu dilakukan dengan uji normalitas data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, data tersebut sebagai berikut : Tabel 4.3 Uji ormalitas Data Sanitasi Tempat Penjualan Ikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sanitasi Keberadaa Tempat n Bakteri Penjuala Pada Ikan n Ikan Kolmogorov -Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Pada Tabel 4.3 mengenai uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada variabel sanitasi tempat penjualan ikan dan keberadaan bakteri pada ikan ditunjukkan oleh Asymp. Sig. (2-tailed), dimana untuk variabel sanitasi tempat penjualan ikan 0,1 sedangkan keberadaan bakteri 0,975, dikatakan normal karena p value > α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti variabel berdistribusi normal. Hasil yang sama juga dapat dilihat oleh kurva dan plot seperti pada gambar dibawah ini, dimana data telah berdistribusi normal. Setelah diuji normalitas diatas, sehingga didapatkan dari data tersebut berdistribusi normal maka bisa dilanjutkan dengan uji statistik Korelasi Point Biserial, hasilnya didapatkan sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Sanitasi Tempat Penjualan Ikan Layang Di Pasar Sentral dengan Keberadaan Bakteri Sanitasi Tempat Penjualan Ikan Keberadaan Bakteri. (ALT Koloni/ gram) Correlations Pearson Correlat ion Sig. (2- tailed) Pearson Correlat ion Sig. (2- tailed) Sanitasi Tempat Penjualan Ikan Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa sanitasi tempat penjualan ikan dipasar sentral, terdistibusi pada keberadaan bakteri pada ikan yaitu 0,372 dengan menggunakan uji Korelasi Point Biserial sehingga r hitung (0,372) < dari r tabel (0,632), yang berarti Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang. Kebera daan bakteri (ALT Koloni/ gram)
6 6 Pembahasan Dari hasil analisis sanitasi tempat penjualan ikan didapatkan 70 % yang memenuhi syarat sedangkan 30 % nya tidak memenuhi syarat. Untuk pemeriksaan ikan dengan uji angka lempeng total atau TPC (Total Plate Count), hasil dari seluruh ikan yang diuji menunjukkan bahwa ikan masih memenuhi syarat dan aman untuk dikonsumsi, sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam SI-7388 (2009) tentang ikan segar dalam penanganan dan pengolahan yaitu mikrobiologi TPC maksimal 5x 5 CFU/gram, E coli MP maksimal 0/ gram, Organoleptik minimal 7 dan vibrio cholerae negatif.. Adapun faktor sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri lambat atau dibawah standar SI, dimana proses penanganan ikan segar dilakukan dengan cara pendinginan, ikan segar yang baru saja ditangkap diberikan hancuran es agar ikan dalam keadaan baik pada saat dipasarkan dan menghambat atau menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme perusak atau memperlambat proses pembusukan pada ikan (Moeljanto, 1992 dalam Faubiany, 2008). Sementara Dari Analisis Bivariat mengenai Hubungan sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang dipasar sentral Kota Gorontalo, maka di lihat terlebih dahulu distribusi normalitasnya dengan menggunakan uji One Sample Kormogorov- Smirnov dari tiap-tiap variabel sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Korelasi Point Biserial, untuk kedua variabel tersebut berdistribusi normal, dimana variabel sanitasi tempat penjualan ikan dengan 0,1 sedangkan keberadaan bakteri 0,975, maka dikatakan normal karena p value > α = 0,05 dan untuk hasil analisis bivariatnya dengan uji Korelasi Point Biserial didapatkan hasilnya nilai r hitung (0,372) < dari r tabel (0,632), yang berarti tidak ada hubungan antara sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang. Dari hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri, dalam hal ini kemungkinan sampel ikan yang diambil tidak disimpan terlalu lama atau lebih dari beberapa hari. Sampel ikan juga diambil pada pagi hari jam.00, Sehingga kemungkinan sampel ikan yang dijual di Pasar Sentral Kota Gorontalo diambil dalam keadaan segar atau langsung dari TPI, dan juga telah diberikan perlakuan pendinginan. Pada sampel ikan yang digunakan juga berukuran besar dimana berkisar 20 cm, Menurut Wibowo, 2003 dimana umumnya ikan-ikan berukuran kecil agak lebih cepat membusuk dari pada ikan yang berukuran besar. IV. PEUTUP a) Simpulan Berdasarkan uji Korelasi Point Biserial maka didapatkan bahwa tidak ada hubungan sanitasi tempat penjualan ikan dengan keberadaan bakteri pada ikan layang, dimana sanitasi tempat penjualan ikan dilihat dari pemeliharaan wadah ikan, meja penjualan dan kebersihan lingkungan ini dikarenakan hasil analisisnya didapatkan nilai r hitung (0,372) < dari r tabel (0,632), yang berarti Ho diterima.
7 7 b) Saran Dapat meningkatkan kualitas sanitasi, dengan upaya pembersihan tempat-tempat yang ada dipasar terutama tempat penjualan ikan agar terlihat bersih serta penyemprotan pada lantai dan pencucian wadah tempat penyimpanan ikan dapat dilakukan secara rutin. V. DAFTAR PUSTAKA Apriliyanti, H Beberapa Aspek Biologi Ikan Layang (Decapterus russeli) Di Perairan Teluk Sibolga Sumatra Utara. Skripsi, Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor (Online), 62 hal. Astawan, M Ikan Yang Sedap Dan Bergizi. Solo: Tiga Serangkai Departemen Kesehatan RI Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan, Jakarta. Faubiany, V Kajian Sanitasi Di Tempat Pendaratan Dan Pelelangan Ikan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Ikan Didaratkan. Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (Online), 146 hal. Keputusan Mentri Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia omor Kep. 01/Men/2007 Tentang Persyaratan Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan Dan Distribusi (Online). Khomsan, A Peranan Pangan Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta: PT Grasindo. Marada, H Pengaruh Lama Penyimpanan Ikan Cakalang Pada Suhu Freezer Terhadap Jumlah Bakteri. Skripsi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas egeri Gorontalo. otoadmodjo, S. 20. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. urhadi, M Kesehatan Masyarakat Veteriner. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Hal Riwidikdo, H Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Sudarma, D Diktat Kuliah Penanganan Hasil Perikanan. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Wibowo, H Pengaruh Penggunaan Coolbox Diatas Kapal Penangkap Ikan terhadap Mutu Kesegaran Ikan [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk melihat sanitasi tempat penjualan ikan sekaligus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara bahari dengan wilayah lautnya mencakup tiga per empat luas Indonesia atau 5,8 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gorontalo memiliki 10 Tempat Pemotongan Hewan yang lokasinya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi
Lebih terperinciMICROBIOLOGICAL TEST OF Euthynnus affinis IN FISH LANDING SITE (TPI) LAMPULO, BANDA ACEH
UJI MIKROBIOLOGI IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) YANG DIDISTRIBUSIKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) LAMPULO DAN OLEH PEDAGANG IKAN KELILING (PIK) DI KOTA BANDA ACEH MICROBIOLOGICAL TEST OF Euthynnus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Makanan sebagai sumber zat gizi yaitu karbohidrat, lemak,
Lebih terperinciKata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri
HUBUNGAN PERILAKU PERILAKU PENJAMAH PENJAMAH MAKANAN MAKANAN DENGAN KEBERADAAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI BAKTERI PADA MIE PADA BASAH MIE DI BASAH LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI UNIVERSITAS
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...
Lebih terperinciTuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan
Lebih terperinciHUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)
Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terdiri atas pembongkaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciSummary. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KAPANG PADA ROTI TAWAR (Suatu Penelitian Di Industri Rumah Tangga Pangan Kota Gorontalo)
1 Summary PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KAPANG PADA ROTI TAWAR (Suatu Penelitian Di Industri Rumah Tangga Pangan Kota Gorontalo) Leddy Babay NIM. 811409047 Jurusan Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciBAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%
46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Pendidikan Pendidikan terakhir responden di RW 04 Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yaitu SMP, SMA, DIII, S1, dan S2 dengan distribusi
Lebih terperinciKepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO
PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang
Lebih terperinciIkan beku Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS DAGING SAPI BERDASARKAN STANDAR ASUH (AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL) PADA TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013
ANALISIS KUALITAS DAGING SAPI BERDASARKAN STANDAR ASUH (AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL) PADA TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013 MARIKA ASIAMA LUPOYO, RANY A HIOLA, RAMLY ABUDI 1 Program Studi
Lebih terperinciEs untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi ICS 13.060.25 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3
Lebih terperinciLampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR ANITA B. ABDULRAHMAN NIM : 811409105 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Usia Karakteristik responden menurut usia diperoleh data usia terendah responden adalah 9 tahun dan tertinggi
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR Sri Purwaningsih 1, Josephine W 2, Diana Sri Lestari 3 Abstrak Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan hasil laut yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang sedap spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan.
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi maka berkembang pula peralatan-peralatan mekanis yang dapat mempercepat dan memperbaiki mutu produknya. Produkproduk perikanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian itu adalah Explanatory Research, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara variabel pendidikan ibu, pendapatan perkapita dengan status gizi
Lebih terperinciSTUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)
STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI) Elok Zubaidah *, Joni Kusnadi *, dan Pendik Setiawan ** Staf Pengajar Jur. Teknologi Hasil
Lebih terperincidengan T4 mengalami kemunduran mutu sebesar 27.19%. Kemunduran mutu sebagian besar disebabkan oleh peralatan handling yang digunakan masih belum
RINGKASAN DENNY HIDAYAT. Evaluasi dan Identifikasi Tingkat Kemunduran Mutu Hasil Perikanan Tangkap Ikan Belanak (Mugil spp) (Studi Kasus di Muara Angke Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara). Dibimbing oleh
Lebih terperinciUdang beku Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciKata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam
HUBUNGAN ANTARA KADAR GARAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MAKANAN TRADISIONAL RONTO DARI KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Meiliana Sho etanto Fakultas Farmasi Meilianachen110594@gmail.com
Lebih terperinciIkan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Higiene makanan sangatlah bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Makanan merupakan kebutuhan manusia dan semua makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya secara sehat,
Lebih terperinciStudi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012
Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciKata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga
HUBUNGAN SARANA PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN JENIS JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Septian Bumulo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dimana variabel dependen dan variabel independent
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian adalah Explanatory research karena mempelajari dan menjelaskan hubungan variabel pengetahuan, sikap, praktek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah ( fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang beralamat di Jalan Arief Rahman Hakim Kelurahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel
Lebih terperinciANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia
ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012
HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
Lebih terperinciTugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.
Nama : RaisAbdullah NPM : 230110097026 Kelas : Perikanan B Tugas Manajemen Mutu Terpadu Spesifikasi CUMI-CUMI BEKU SNI 2731.1:2010 1. Istilah dan definisi cumi-cumi beku merupakan produk olahan hasil perikanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian aaaaaaapenelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak kendaraan bermotor di kantor SAMSAT Kota Magelang. Populasi menurut Sugiyono (2013) merupakan obyek/subyek
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.
4.1 Angka Lempeng Total (ALT) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Angka lempeng total mikroba yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. Tabel
Lebih terperinciANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1
ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu
Lebih terperinci5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU
5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Universitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Dayung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional, di mana data yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional, di mana data yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang akan menjelaskan hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang digunakan dalam pengolahan susu oleh sebagian besar peternak sapi perah adalah proses homogenisasi dan proses pendinginan. Proses homogenisasi adalah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 1 N
32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan
Lebih terperinciSummary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012
Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 ABSTRAK Likyanto Karim. 2012. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan menggunakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode
3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu
3 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari
BAB III METODA PENELITIAN A. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan metoda penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN Pada penelitian pendahuluan dilakukan kajian pembuatan manisan pala untuk kemudian dikalengkan. Manisan pala dibuat dengan bahan baku yang diperoleh dari
Lebih terperinciLampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim :
Lampiran 1 Summary Hygiene Sanitasi Pedagang Kue Dan Keberadaan Escherichia coli Pada Makanan Jajanan Kue Cucur Di Wilayah Pasar Tradisional Desa Kaliyoso Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada
Lebih terperinci5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO
59 5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 5.1 Kondisi Sanitasi Aktual di Dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan PPP Lampulo (1) Kondisi dermaga Keberhasilan aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
Lebih terperinciBAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK
BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). Tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut. Garis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Secara konseptual, variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel dependent seperti gambar berikut : Variabel
Lebih terperinciGambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek didalam penelitian ini yaitu Paguyuban Pengemudi Becak Wisata atau daerah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciAnalisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan
Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan 1,2 Srinildawaty Badu, 2 Yuniarti Koniyo, 3 Rully Tuiyo 1 badu_srinilda@yahoo.com 2 Jurusan Teknologi Perikanan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik
Nilai Organoleptik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Organoleptik Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik ikan lolosi merah (C. chrysozona) dapat di lihat pada analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber kehidupan mutlak adalah ketersediaan air dengan jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. Manusia hidup diatas kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperinciFilet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciSosis ikan SNI 7755:2013
Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang
Lebih terperinci