ANALISIS KUALITAS DAGING SAPI BERDASARKAN STANDAR ASUH (AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL) PADA TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013
|
|
- Ivan Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KUALITAS DAGING SAPI BERDASARKAN STANDAR ASUH (AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL) PADA TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013 MARIKA ASIAMA LUPOYO, RANY A HIOLA, RAMLY ABUDI 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah semua daging sapi dari tempat pemotongan hewan yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 10 tempat dan sampel masing-masing sebanyak ¼ kg.analisis data menggunakan analisis univariat.hasil uji fisik sampel daging sapi pada uji organoleptik yang diambil dari 10 TPH, keseluruhan sampel daging tidak memenuhi kriteria fisik daging yang baik sesuai SNI 3932:2008.Namun dari keseluruhan di dapatkan sampel daging yang paling baik yaitu sampel dari tempat pemotongan hewan 2 dengan warna daging merah terang, warna lemak putih dan marbling sedikit.dan untuk sampel daging yang tidak baik yaitu dari tempat pemotongan hewan 10 dengan warna daging merah gelap, warna lemak kuning, dan marbling sedang.hasil uji mikrobiologi semua sampel daging sapi dari 10 TPH hanya TPC yang masih memenuhi syarat batas maksimum, sedangkan untuk coliform dan Staphylococcus aureus tidak memenuhi syarat atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh SNI 3932:2008 Mutu Karkas dan Daging Sapi.Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan hasil dari tiap-tiap kriteria pengujian, jika dibandingkan dengan kriteria aman standar ASUH yaitu bebas dari bahaya fisik, kimia dan biologi serta mengacu pada SNI 3932:2008Mutu Karkas dan Daging Sapi, semua daging sapi di Tempat Pemotongan Hewan belum memenuhi standar ASUH tersebut.disarankan kepada pemilik Tempat Pemotongan Hewan yang berada di Kota Gorontalo agar lebih menjaga kebersihan lokasi tempat pemotongan dan penjualan. Kata Kunci :Pemotongan Hewan, Kualitas Daging Sapi, Standar ASUH. 1 Marika Asiama Lupoyo Mahasiswi di Juruasan Kesehatan Mayarakat Universitas Negeri Gorontalo :Dra. Hj Rany A Hiola, M.Kes Dosen Pembimbing di Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo : Ramly Abudi, S.Psi, M.kes Dosen Pembimbing di Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negerei Gorontalo.
2 Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim yang dapat mengurai/memecah beberapa komponen gizi (protein, lemak) yang akhirnya menyebabkan pembusukan daging (Lukman, 2008). Daging yang tidak aman dapat membahayakan kesehatan konsumen. Beberapa kriteria daging yang tidak baik adalah bau dan rasa tidak normal, warna daging tidak normal, konsistensi daging tidak normal, kekenyalan rendah, dan daging yang busuk. Bau dan rasa yang tidak normal biasanya akan segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya kelainan-kelaianan seperti Hewan sakit, terutama yang menderita radang yang bersifat akut pada organ dalam, akan menghasilkan daging yang berbau seperti mentega tengik. Hewan dalam pengobatan, terutama dengan pemberian antibiotika, akan menghasilkan daging yang berbau obat-obatan. Warna daging yang tidak normal tidak selalu membahayakan kesehatan konsumen, namun akan mengurangi selera konsumen. Konsistensi daging yang tidak sehat yaitu mempunyai kekenyalan rendah (jika ditekan dengan jari akanterasa lunak), apalagi diikuti dengan perubahan warna yang tidak normal, maka daging tersebut tidak layak dikonsumsi. Daging yang busuk dapat mengganggu kesehatan konsumen, karena dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada waktu pendinginan, sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, atau karena dibiarkan di tempat terbuka dalam waktu relatif lama pada temperatur kamar, sehingga terjadi proses fermentasi oleh enzim-enzim membentuk asam sulfida dan amonia (Lawrie, 1995). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kualitas Daging Sapi Berdasarkan Standar ASUH (aman, sehat, utuh dan halal) Pada Tempat Pemotongan Hewan di Kota Gorontalo Tahun 2013.
3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daging sapi berdasarkan standar ASUH dengan uji fisik dan uji mikrobiologi. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada penjual daging sapi di tempat pemotongan hewan di Kota Gorontalo dan selanjutnya diambil sampel yaitu daging sapi kemudian diuji di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalodan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 23 Desember 2013.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dimana dalam Penelitian ini peneliti ingin mengetahui kualitas daging sapi yang ASUH dengan melakukan uji laboratorium untuk melihat kualitas fisik dan keberadaan bakteri yang terkandung dalam daging sapi yang diambil di sepuluh tempat pemotongan hewan.dimana dalam Penelitian ini peneliti melakukan uji laboratorium dan melihat kualitas fisik dan keberadaan bakteri yang terkandung dalam daging sapi yang diambil di sepuluh tempat pemotongan hewan kemudian dibandingkan dengan standar ASUH.Populasi dalam penelitian ini adalah semua daging sapi dari tempat pemotongan hewan yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 10 tempat yaitu di Kel.Padebuolo, Jl.Sultan Botutihe, Jl.Tondano Kel.Tapa 3 tempat, Jl. Tondano Kel.Bulotadaa B 2 tempat, Kel Donggala, dan Kel. Biawu 2 tempat dan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling yaitu daging sapi yang diambil dari tempat pemotongaan hewan tersebut masing-masing sebanyak ¼ kg. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dimana untuk menggambarkan karakteristik seluruh variabel yang diteliti.hasil analisis ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1) Hasil Uji Organoleptik a) Warna Daging berdasarkan uji organoleptik
4 Tabel 1 Distribusi Warna Dagingberdasarkan hasil penilaian 27 responden pada 10 sampel daging sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Warna Daging No Lokasi Sampel I Merah Terang Skor 1-5 II Merah Kegelapan Skor 6-7 III Merah Gelap Skor 8-9 Jumlah n % n % n % n % 1. TPH ,2 6 22, , TPH ,2 6 22,2 5 18, TPH 3 2 7,4 9 33, , TPH ,8 3 11, TPH ,3 5 18, , TPH , , TPH ,7 9 33,3 7 25, TPH ,2 1 3, TPH ,5 2 7, TPH ,2 8 29, , Sumber : Data Primer 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa penilaian responden pada warna daging sapi beragam, namun ditentukan dengan banyaknya presentase pilihan responden yaitu untuk TPH 1 dengan warna daging merah gelap, TPH 2 dengan warna daging merah terang, TPH 3 dengan warna daging merah gelap, TPH 4 dengan warna daging merah gelap, TPH 5 dengan warna daging merah gelap, TPH 6 dengan warna daging merah terang, TPH 7 dengan warna daging merah terang, TPH 8 dengan warna
5 daging merah terang, TPH 9 dengan warna daging merah gelap dan TPH 10 dengan warna daging merah gelap. b) Warna Lemak berdasarkan uji organoleptik Tabel 2 Distribusi Warna Lemak berdasarkan hasil penilaian 27 responden pada 10 sampel daging sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Warna Lemak No Lokasi Sampel I Putih Skor 1-3 II Putih Kekuningan Skor 4-6 III Kuning Skor 7-9 Jumlah n % n % n % n % 1. TPH ,2 1 3, TPH ,4 3 11,1 2 7, TPH , ,8 2 7, TPH ,1 4 14, TPH ,4 5 18, TPH 6 1 3, , , TPH ,1 8 29, , TPH , , , TPH ,2 1 3, TPH ,5 6 22, , Sumber : Data Primer 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa penilaian responden pada warna lemak sapi beragam, namun ditentukan dengan banyaknya presentase pilihan responden yaitu untuk TPH 1 dengan warna lemak putih, TPH 2 dengan warna lemak putih,
6 TPH 3 dengan warna lemak putih kekuningan, TPH 4 dengan warna lemak putih, TPH 5 dengan warna lemak putih, TPH 6 dengan warna lemak kuning, TPH 7 dengan warna lemak kuning, TPH 8 dengan warna lemak kuning, TPH 9 dengan warna lemak putih dan TPH 10 dengan warna lemak kuning. c) Marbling berdasarkan uji organoleptik Tabel 3 Distribusi Intesitas Marbling berdasarkan hasil penilaian 27 responden pada 10 sampel daging sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Marbling No Lokasi Sampel I Banyak Skor 9-12 II Sedang Skor 5-8 III Sedikit Skor 1-4 Jumlah n % n % n % n % 1. TPH , ,2 8 29, TPH 2 1 3,7 6 22, TPH , ,1 6 22, TPH , , , TPH ,1 9 33, , TPH 6 2 7, , , TPH 7 1 3,7 6 22, TPH 8 2 7, , TPH , ,4 9 33, TPH ,7 6 22, Sumber : Data Primer 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa penilaian responden pada intensitas marbling daging sapi beragam, namun ditentukan dengan banyaknya presentase
7 pilihan responden yaitu untuk TPH 1 dengan intensitas marbling sedang, TPH 2 dengan intensitas marbling sedikit, TPH 3 dengan intensitas marbling sedang, TPH 4 dengan intensitas marbling sedang, TPH 5 dengan intensitas marbling sedikit, TPH 6 dengan intensitas marbling sedang, TPH 7 dengan intensitas marbling sedikit, TPH 8 dengan intensitas marbling sedikit, TPH 9 dengan intensitas marbling sedang dan TPH 10 dengan intensitas marbling sedang. 2) Hasil Uji Mikrobiologi a) Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform pada daging sapi Untuk melihat keberadaan bakteri Coliform pada daging sapi, peneliti menggunakan pemeriksaan laboratorium.adapun hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 4 : Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada 10 Sampel Daging Sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Lokasi Pengenceran MPN Keterangan No Sampel Coliform 1 TPH ,4 x 10 3 TMS 2 TPH ,4 x 10 3 TMS 3 TPH ,4 x 10 3 TMS 4 TPH ,4 x 10 3 TMS 5 TPH ,4 x 10 3 TMS 6 TPH ,4 x 10 3 TMS 7 TPH ,4 x 10 3 TMS 8 TPH ,4 x 10 3 TMS 9 TPH ,4 x 10 3 TMS 10 TPH ,4 x 10 3 TMS Sumber : Hasil Coliform 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan TMS = Tidak Memenuhi Syarat
8 Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C, dari 10 sampel daging sapi yang diperiksa seluruh sampel mengandung bakteri Coliform. Dimana dari hasil pengamatan, untuk Mengetahui adanya Bakteri Coliform yaitu Pertama adanya gas pada tabung durham dan yang ke dua adanya perubahan warna hijau menjadi orange. 1. Hasil Pemeriksaan Total Plate Count pada daging sapi Untuk melihat total koloni bakteripada daging sapi, peneliti menggunakan pemeriksaan laboratorium. Adapun hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Total Plate Count (duplo) Pada 10 Sampel Daging Sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Lokasi Total Plate Count (duplo) Sampel I II I II I II TPH 1 TBUD TBUD TBUD TBUD TPH 2 TBUD TBUD TPH 3 TBUD TBUD TPH 4 TBUD TBUD TPH TPH TPH TPH TPH TPH Sumber : Hasil Total Plate Count 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung
9 Tabel 5 merupakan hasil perhitungan koloni bakteri pada Total Plate Countduplo. Dimana keduanya terdapat bakteri yang jumlahnya hampir sama. Hasil yang diperoleh kemudian akan di rata-rata untuk menghitung nilai total koloni/gram. Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Total Plate Count (rata-rata) Pada 10 Sampel Daging Sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Lokasi Pengenceran Total Bakteri Keterangan Sampel (koloni/gram) TPH 1 TBUD TBUD 958 9,6 x 10 5 MS TPH 2 TBUD ,9 x 10 5 MS TPH 3 TBUD ,8 x 10 5 MS TPH 4 TBUD ,4 x 10 5 MS TPH ,6 x 10 5 MS TPH ,2 x 10 5 MS TPH ,6 x 10 5 MS TPH ,2 x 10 5 MS TPH ,3 x 10 5 MS TPH ,1 x 10 5 MS Sumber : Hasil Total Plate Count 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung MS = Memenuhi Syarat Batas maksimum Total Plate Count pada produk olahan daging segar berdasarkan SNI Mutu Karkas dan Daging Sapi adalah 1x10 6 koloni/gram. Berdasarkan hasil pemeriksaan Total Plate Count dari daging sapi yang diuji diperoleh keseluruhan sampel tersebut memenuhi standar sesuai dengan SNI.
10 2. Hasil Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus aureus pada daging sapi Untuk melihat keberadaan bakteri S.aureuspada daging sapi, peneliti menggunakan pemeriksaan laboratorium. Adapun hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 7 : Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Bakteri S.aureusPada 10 Sampel Daging Sapi di Tempat Pemotongan Hewan Kota Gorontalo Tahun 2013 Sampel Pengenceran Total Keterangan (koloni/gram) TPH ,2 x 10 3 TMS TPH ,6 x 10 3 TMS TPH ,7 x 10 3 TMS TPH ,9 x 10 3 TMS TPH ,2 x 10 3 TMS TPH ,6 x 10 3 TMS TPH ,4 x 10 3 TMS TPH ,2 x 10 3 TMS TPH ,9 x 10 3 TMS TPH ,1 x 10 3 TMS Sumber :Hasil S.aureus 2013 Ket: TPH = Tempat Pemotongan Hewan TMS = Tidak Memenuhi Syarat Batas maksimum S.aureuspada produk makanan olahan daging sesuai SNI yaitu 1x10 2 koloni/gram.berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C, dari 10 sampel daging sapi yang diperiksa seluruh sampel mengandung bakteri dan tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan batas cemaran bakteri pada bahan makanan khususnya daging sapi.
11 Pembahasan a. Kualitas fisik daging sapi Sampel daging sapi diambil pada 10 tempat pemotongan hewan yang tersebar di wilayah kota Gorontalo. Peneliti terlebih dahulu mengambil sampel daging yang lokasinya terjauh dengan laboratorium sehingga waktu pengambilan sampel berbedabeda namun di hari yang sama. Sampel tersebut di masukkan kedalam wadah yang sudah di sterilkan. Rata-rata sapi yang di potong pada tempat pemotongan hewan berjumlah satu sapi per hari.untuk lokasi penjualan, ada beberapa tempat pemotongan yang menjual sapi di lokasi pemotongan itu sendiri dan ada pula yang setelah pemotongan dibawa ke pasar. 10 sampel daging tersebut kemudian di uji organoleptik oleh 27 responden/ panelis yang sudah di kumpulkan.dari hasil penilaian keseluruhan untuk warna daging, warna lemak dan marbling hasilnya beragam, namun di tentukan dengan penilaian terbanyak responden. Faktor yang mempengaruhi warna daging, termasuk pakan, spesies, bangsa, umur, jenis kelamin, stress (tingkat aktivitas dan tipe otot), ph dan oksigen (Soeparno, 2005 dalam Ridwan). Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi penentu utama warna daging, yaitu konsentrasi pigmen dan mioglobin. Tipe molekul miogobin, dan kondisi kimia serta fisik komponen lain dalam daging mempunyai peranan besar dalam menentukan warna daging (Lawrie, 2003 dalam Ridwan). Kandungan pigmen dalam daging sapi muda lebih rendah sehingga warna daging lebih pucat. Pada umumnya makin bertambah umur ternak, konsentrasi mioglobin makin meningkat walaupun tidak konstan. Bertambahnya tingkat kedewasaan pada sapi akan menyebabkan perubahan warna daging dari merah muda menjadi merah gelap (Aberle et al., 2001 dalam Ridwan).
12 Lemak marbling atau biasanya disebut lemak intramuskuler terdapat di dalam jaringan ikat perimiseal diantara fasikuli atau ikatan serabut otot. Lemak marbling termasuk faktor yang ikut menentukan kualitas karkas dan mempengaruhi warna daging (hue) menjadi lebih terang, tetapi tidak mempengaruhi mioglobin (Soeparno, 2005 dalam Ridwan). Menurut SNI 3932:2008 Mutu Karkas dan Daging Sapi, kondisi fisik daging sapi yang termasuk kategori baik yaitu memiliki warna daging merah terang, warna lemak putih dan intensitas marbling banyak. Dan dari keseluruhan sampel daging yang dinilai oleh responden, tidak ada sampel yang memenuhi semua kriteria tersebut. b. Mikrobiologis daging sapi Pada pengujian ini peneliti melakukan pemeriksaan Total Plate Count, Coliform, dan S.aureus.Sampel daging diambil di lokasi pemotongan.kondisi tempat pemotongan tidak berbentuk bangunan.daging yang di jual digantung di tempat terbuka.sehingga dengan cepat terkontaminasi dengan udara serta mempercepat pertumbuhan mikroba. Untuk pemeriksaan Total Plate Count,cara pengujian dengan menggunakan media NA (nutrient agar) yang dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah terisi sampel daging yang telah diencerkan kemudian di inkubasi selama 1x24 jam. Pemeriksaan TPC menggunakan duplo sehingga hasil yang didapat lebih akurat. Perhitungan jumlah bakteri ditentukan dengan mengamati koloni yang berdiri sendiri di hitung 1 koloni, koloni yang berdempetan (bersusun seperti anggur) di hitung 1 koloni, koloni yang berjajar atau berderet dihitung 1 koloni serta koloni yang saling bersusun dihitung 1 koloni. Keseluruhan sampel daging sapi terdapat bakteri namun masih memenuhi syarat sesuai SNI 3932 tahun 2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Sapi yaitu 1x 10 6 koloni/gram. Untuk pemeriksaan bakteri Coliform, cara pengujian dengan menggunakan media LB (laktosa broth) yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diisi dengan sampel daging yang telah diencerkan. Indikator Coliform yaitu dengan adanya gelembung gas disekitar tabung durham dan terjadinya perubahan warna pada LB.
13 Hasil yang diperoleh setelah inkubasi 1x24 jam yaitu keseluruhan memenuhi indikator tersebut sehingga menunjukkan adanya kandungan bakteri Coliform pada sampel daging sapi tersebut. Hasil yang didapat yaitu semua sampel daging Tempat Pemotongan Hewan melebihi batas maksimum Coliform sesuai SNI 3938 tahun 2008 tentang Mutu dan Karkas Daging Sapi yaitu 1x 10 2 koloni/gram. Untuk pemeriksaan bakteri Staphylococcus aureus pengujian menggunakan media MSA yang dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diisi sampel daging sapi yang telah diencerkan kemudian diinkubasi selama 1x24 jam. Cara menghitung koloni S.aureus yaitu dengan mengitung sama seperti perhitungan koloni pada umumnya namun indikatornya yaitu koloni yang berwarna kuning. Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan tersebut, keseluruhan sampel daging sapi mengandung bakteri S.aureus dan melebihi batas maksimum bakteri S.aureus sesuai sesuai SNI 3938 tahun 2008 tentang Mutu dan Karkas Daging Sapi yaitu 1x 10 2 koloni/gram. Daging yang sehat seharusnya tidak mengandung mikroorganisme patogen kalaupun ada biasanya berupa mikroorganisme nonpatogen dan dalam jumlah yang sedikit. Kontaminasi mikroorganisme patogen atau perusak yang sangat penting berasal dari luar ternak yang dipotong, yaitu selama pemotongan, penanganan dan proses pengolahan. Kontaminasi mikroorganisme yang berasal dari pekerja antara lain adalah salmonell, Shigella, Escherichia coli, Bacillus proteus, Staphillococcus albus dan Staphylococcus aureus (Lawrie, 1995 dalam Takasari). Menurut Lawrie (1995) mengatakan bahwa kontaminasi mikroba pada daging dapat terjadi pada saat hewan tersebut masih hidup sampai sewaktu akan dikonsumsi. Sumber kontaminasi dapat berasal dari tanah, kulit hewan, alat jeroan, air pencelupan, alat yang dipakai selama proses persiapan karkas, kotoran hewan, udara dan dari pekerja. Jumlah TPC masih memenuhi syarat karena daging di ambil langsung di tempat pemotongan dan baru selesai penyembelihan sehingga belum tercemar banyak
14 bakteri.sedangkan Coliform dan Staphylococcus aureus tidak memenuhi syarat karena walaupun daging diambil di tempat pemotongan, sanitasi tempat pemotongan tersebut belum memenuhi syarat.sehingga mempercepat pertumbuhan bakteri tersebut. Setiap bahan pangan selalu mengandung mikroba yang jumlah dan jenisnya berbeda.pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar mikroba, seperti tanah, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia atau hewan.dalam batas-batas tertentu kandungan mikroba pada bahan pangan tidak banyak berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tersebut. Akan tetapi, apabila kondisi lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat, maka bahan pangan akan rusak karenanya (Dwidjoseputro 2005 dalam Meilaty). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dilihat dari keseluruhan hasil dari tiap-tiap kriteria pengujian, jika dibandingkan dengan kriteria aman standar ASUH yaitu bebas dari bahaya fisik, kimia dan biologi serta mengacu pada SNI 3932:2008 Mutu Karkas dan Daging Sapi, semua daging sapi di Tempat Pemotongan Hewan belum memenuhi standar ASUH tersebut. Saran Bagi pemilik Tempat Pemotongan Hewan yang berada di Kota Gorontalo agar lebih menjaga kebersihan lokasi tempat pemotongan dan penjualan, lebih memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan terutama dalam penerapan prinsip prinsip hygiene sanitasi dalam penyajiannya, serta berperilaku bersih apabila hendak melayani pembeli agar terjamin kualitas dari daging sapi tersebut.
15 DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional Mutu Dan Karkas Daging Sapi. Badan Standar Nasional.Diperoleh dari pada 10 September Lawrie.R.A, 2003.Ilmu Daging. Jakarta, UI- Press. Lukman Denny W, 2004.Product Safery pada Rumah Pemotongan Hewan.Diperoleh dari pada 9 September 2013 Meilaty Ika, Pengujian Total Mikroba Metode Standard Plate Count. Diperoleh dari pada 18 Januari Ridwan Tantan, Karakteristik Fisik Daging Sapi Dara Brahman cross dengan Pemberian Jenis Konsentrat yang Berbeda. Diperoleh dari pada 17 Janurari Takasari Cicilia, Kualitas Mikrobiologis Daging Sapi dengan penambahan Bakteriosin dari Lactobacillus sp. Galur SCG 1223 yang Diisolasi dari Susu Sapi.Diperoleh dari pada 7 Oktober 2013.
16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gorontalo memiliki 10 Tempat Pemotongan Hewan yang lokasinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diuji di Laboratorium Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 4-23 Desember tahun 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada penjual daging sapi di tempat pemotongan hewan di Kota Gorontalo dan selanjutnya diambil sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan
Lebih terperinciBerikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
Selama bulan puasa dan saat Lebaran tiba, sudah menjadi kebiasaan khususnya umat Islam menyajikan makanan yang bergizi serta lezat dalam cita rasa bagi keluarga. Berbagai bahan makanan disiapkan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Sapi Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperincic. 4 supplier d. 5 supplier
LAMPIRAN' LAMPIRANl Format wawancara / interview di Catering X Hari / Tanggal Waktu wawancara A. Bagian Penerimaan Daging Sapi Pilih sato jawaban yang Sandara anggap benar dengan cara disilang atan dilingkari
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciKIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)
KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam
4 TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA
PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI, DAYA AWET DAN WARNA DAGING SAPI Rizka Zahrarianti, Kusmajadi Suradi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Warna Dendeng Sapi Warna merupakan salah satu indikator fisik yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap penerimaan suatu produk. Derajat warna menunjukkan tingkat warna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pangan mentah merupakan komoditas yang mudah rusak sejak dipanen. Bahan pangan mentah, baik tanaman maupun hewan akan mengalami kerusakan melalui serangkaian reaksi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman
Lebih terperinciDINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) Diterbitkan : Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Grobogan Jl. A. Yani No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin
Lebih terperinciMutu karkas dan daging ayam
Standar Nasional Indonesia Mutu karkas dan daging ayam ICS 67.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu kedelai adalah cairan hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan mengandung tinggi protein
Lebih terperinciHYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012
HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrobiologi Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individual tidak dapat dilihat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan dengan kandungan gizi lengkap yaitu terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu bahan pangan yang penting
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik Daging Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten
3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango. sedangkan untuk melihat ada tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia akan gizi menuntut dikembangkannya berbagai industri pangan. Salah satu sektor yang turut berperan penting dalam ketersediaan bahan pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1
Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya ANALISIS CEMARAN MIKROBA
Lebih terperinciTanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI
Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri
Lebih terperinci4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air
TINJAUAN PUSTAKA Telur Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme
Lebih terperinciANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia
ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 media violet red bile agar (VRB). Sebanyak 1 ml contoh dipindahkan dari pengenceran 10 0 ke dalam larutan 9 ml BPW 0.1% untuk didapatkan pengenceran 10-1. Pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar
Lebih terperinciANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA
ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI Perhitungan Jumlah Bakteri Dengan Metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM) Oleh : Dyah Sukma Rengganingtyas Novi Astuti Novita Ratna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan penyebab signifikan menurunnya produktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ayam jantan ras White Cornish dari Inggris dengan ayam betina dari ras
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama ayam broiler adalah merupakan jenis ras unggul dari persilangan (perkawinan) antara ayam
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1
Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 215 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya PENGUJIAN KUALITAS ASPEK
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari
Lebih terperinciTelur ayam konsumsi SNI 3926:2008
Standar Nasional Indonesia Telur ayam konsumsi ICS 67.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan
TINJAUAN PUSTAKA Daging Kerbau Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan mempunyaikebiasaan berendam di sungai dan lumpur. Ternak kerbau merupakan salah satu sarana produksi yang
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciAnalisa Mikroorganisme
19 Analisa Mikroorganisme Pemeriksaan awal terhadap 36 sampel daging ayam dan 24 sampel daging sapi adalah pemeriksaan jumlah mikroorganisme. Hasil yang diperoleh untuk rataan jumlah mikroorganisme daging
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Persentase Komponen Karkas Komponen karkas terdiri dari daging, tulang, dan lemak. Bobot komponen karkas dapat berubah seiring dengan laju pertumbuhan. Definisi pertumbuhan
Lebih terperinciPENANGANAN DAGING. 1. Judging ( warna, bau, tekstur) 2. Parting. 3. Kualitas Daging
PENANGANAN DAGING 1. Judging ( warna, bau, tekstur) Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan dari daging sapi, daging ayam, daging kambing, dan daging babi secara organoleptik. Prinsip : Menentukan mutu organoleptik
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012
1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
xxix HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel daging ayam beku yang diambil sebagai bahan penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta sebanyak 16 sampel, 11 sampel dari Bekasi, 8 sampel dari Bogor, dan 18 sampel dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak tersebar diwilayah Asia. Jahe merah (Zingiber officinale var
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Jahe Merah Tanaman jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman rimpang yang banyak tersebar diwilayah Asia. Jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum) adalah
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 18,20 Lemak (g) 25,00 Kalsium (mg) 14,00 Fosfor (mg) 200,00 Besi (mg) 1,50 Vitamin B1 (mg) 0,08 Air (g) 55,90 Kalori (kkal)
TINJAUAN PUSTAKA Karkas Ayam Pedaging Ayam dibagi menjadi 2 tipe yaitu ayam petelur dan ayam pedaging. Ayam petelur adalah ayam yang dimanfaatkan untuk diambil telurnya sedangkan ayam pedaging adalah ayam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie basah merupakan produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie (Badan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Susu
TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta (BBKPSH) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian yang berkedudukan di Bandara Udara Internasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang
Lebih terperinci3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)
3. HASIL PENELITIAN 3.1. Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Bahan utama yang digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi acar ini adalah kubis putih yang berasal dari daerah Getasan, Kopeng (Gambar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang
55 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Pengujian Kualitas Air Tanah 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel penelitian air tanah terletak di Desa Tumbang Tahai Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia, di Indonesia banyak sekali makanan siap saji yang dijual di pasaran utamanya adalah makanan olahan daging.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air minum saat ini cukup mengkhawatirkan, terutama di perkotaan. Banyak air sumur sudah tidak layak minum, karena tercemar bakteri maupun zat kimia, sedangkan,
Lebih terperinciIV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK
IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK Pada umumnya sumber pangan asal ternak dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) macam, yaitu berupa daging (terdiri dari berbagai spesies hewan yang lazim dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Laboratorium mikrobiologi, SEAFAST CENTER, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK LAMA PENYIMPANAN DAGING SAPI TERHADAP ALT BAKTERI
ABSTRAK LAMA PENYIMPANAN DAGING SAPI TERHADAP ALT BAKTERI Insun Sangadji, Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Ambon, 081319762212, E-mail: in_sangadji@yahoo.com Penelitian
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI DAGING ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP 2011 OUTLINES PENDAHULUAN KUALITAS PENYIMPANAN DAN PRESERVASI PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING OLAHAN DAGING PENDAHULUAN DAGING SEMUA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang gizi mendorong orang untuk mendapatkan bahan pangan yang sehat dan berkualitas agar dapat diandalkan untuk meningkatkan dan memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan
52 BAB V PEMBAHASAN A. Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Teh Poci Dikecamatan Jekan Raya Palangka Raya Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada seluruh sampel minuman olahan Teh Poci dilakukan pengulangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Sosis Sapi Nilai ph Sosis Sapi Substrat antimikroba yang diambil dari bakteri asam laktat dapat menghasilkan senyawa amonia, hidrogen peroksida, asam organik (Jack
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging juga dapat menimbulkan
Lebih terperinciUJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
0 UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN Oleh: Helpida 1, Gustina Indriati 1, Irdawati 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo Tahun 2014. Waktu penelitian ini pada bulan Januari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler
PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging broiler merupakan komoditas yang banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen karena merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.
4.1 Angka Lempeng Total (ALT) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Angka lempeng total mikroba yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. Tabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi masyarakat, mempengaruhi meningkatnya kebutuhan akan makanan asal hewan (daging). Faktor lain
Lebih terperinciEVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI
EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EULIS TANTI MARLINA, ELLIN HARLIA dan YULI ASTUTI H Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat-syarat air minum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak serta zat yang lain yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Usaha untuk meningkatkan konsumsi
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1
ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Itik Afkir Daging itik mempunyai kualitas rendah karena bau amis, bertekstur kasar dan alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua
Lebih terperinciLampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.
LAMPIRAN 59 60 Lampiran Tahapan Penelitian Serbuk kitosan komersil ekor karkas ayam segar Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Pembuatan larutan kitosan (0,5 %; %;,5%) Pemotongan Proses perendaman Penirisan
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Waktu dalam kurun waktu 2 bulan, yang dimulai di awal bulan April dan selesai pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelahan daging ayam untuk mengeluarkan jeroan, dan proses pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber kontaminasi bakteri pada daging ayam dapat berasal dari lingkungan sekitar pemotongan (rumah potong hewan), proses pemotongan daging ayam (perendaman
Lebih terperinci