STUDI KEL AYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOL AHAN ALKALI TREATED COT TONII (ATC) SKAL A PILOT PL ANT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KEL AYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOL AHAN ALKALI TREATED COT TONII (ATC) SKAL A PILOT PL ANT"

Transkripsi

1 1113 Studi kelayakan teknis dan ekonomis pengolahan... (Singgih Wibowo) STUDI KEL AYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOL AHAN ALKALI TREATED COT TONII (ATC) SKAL A PILOT PL ANT Singgih Wibowo, Rosmawaty Peranginangin, Bagus Sediadi Bandol Utomo, dan Arif Rahman Hakim Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jl. K.S. Tubun, Petamburan VI, Slipi, Jakarta ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pengolahan ATC skala pilotplant dari rumput laut Eucheuma cottonii. Dari hasil pengujian mutu menunjukkan bahwa ATC yang diproduksi mempunyai mutu yang sama baiknya dengan ATC yang dibuat dalam skala laboratorium. Mutu ATC yang dihasilkan yaitu kekuatan gel 1.172,08 g/cm 2 ; kekentalan 257,92 cps; kadar abu 18,32%; kadar air 6,97%; kadar sulfat 15,53%; kadar abu tak larut asam 0,3%; dan rendemen 24,5%. Sedangkan hasil perhitungan kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa usaha pengolahan ATC mempunyai Internal Rate Return (IRR) 14,27%; Net Present Value (NPV) Rp ,19,- Benefit/ cost (B/C) 43,47%; Payback Period (PBP) tahun kelima Rp ,33,- Break event point (BEP) Rp ,- dan Return on Invesment (ROI) 48,96%. KATA KUNCI: pengolahan ATC, kelayakan ekonomi, kelayakan teknis, rumput laut, pilot plant PENDAHULUAN Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574 juta. Namun secara umum, ekspor rumput laut Indonesia dan produk turunannya tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 23,15% dalam volume dan 24,5% dalam nilai dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat total ekspor tahun 2009 mencapai 96,8 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 104,92 juta. Penurunan ini diperkirakan antara lain dipengaruhi oleh wacana pemerintah untuk membatasi ekspor komoditas rumput laut kering pada tahun 2012 (SeaPlant, 2007). Sebagai negara produsen utama rumput laut dunia, sampai saat ini ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas rumput laut kering (lebih dari 80% dalam volume). Rumput laut yang mempunyai peluang pasar yang cukup potensial adalah jenis Eucheuma cottonii, hal ini dikarenakan permintaan rumput laut Euchemua cottonii sangat tinggi. Rumput laut jenis ini bisa dimanfaatkan sebagai Alkali Treated Cottonii (ATC), Semi Refined Carrageenan (SRC), dan Refined Carrageenan (RC) yang merupakan produk karaginan (Guiseley et al., 1980; Imeson, 2000; Guiseley &Stanley, 1980). Untuk memenuhi kebutuhan karaginan dalam negeri, Indonesia masih mengimpor. Dari tahun ke tahun impor karaginan Indonesia terus meningkat sehubungan dengan peningkatan industri yang menggunakan karaginan sebagai bahan baku seperti industri makanan, es krim, pasta gigi, dan tekstil. Jika hal ini tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri, impor Indonesia akan sangat besar. Pada periode Januari-September 2009 impor karaginan Indonesia mencapai 513 ton dengan nilai US$ juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa produksi karaginan dalam negeri harus segera ditingkatkan, minimal untuk memenuhi pasar dalam negeri. Produk karaginan yang paling sederhana dan mudah di lakukan oleh para petani maupun pengolahan rumput laut adalah pembuatan ATC atau karaginan semi murni. Penelitian mengenai teknologi pengolahan ATC sampai saat ini telah banyak dilakukan baik oleh para peneliti maupun akademisi namun masih sebatas penelitian pengolahan skala laboratorium

2 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur belum sampai ke skala lebih besar (scale up dan pilotplant) sehingga informasi uji kelayakan teknis dan ekonomis pengolahan ATC skala pilot plant belum banyak diketahui oleh masyarakat. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis kelayakan ekonomis usaha pengolahan ATC yang telah tersusun menjadi pilot plant sehingga layak untuk dikembangkan oleh masyarakat. BAHAN DAN METODE Jenis rumput laut yang digunakan adalah jenis rumput laut Eucheuma cottonii yang diperoleh dari petani rumput laut Kabupaten Takalar, Makasar. Rumput laut dipanen pada umur tanam hari kemudian dilakukan pengeringan dengan sinar matahari di atas para-para sampai kadar air 35%- 40%. Rumput laut kering kemudian dikemas dalam karung dengan bobot rata-rata 50 kg, kemudian dikirim ke Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan ATC ialah potassium hydroxide (KOH) teknis. Ekstraksi ATC Skala Laboratorium Metode pengolahan atau ekstraksi ATC skala laboratorium berdasarkan metode (Basmal et al., 2003; Istini & Zatnika, 1991) yang telah dimodifikasi. Untuk 1 kg rumput laut kering dicuci terlebih dahulu sampai bersih dengan perbandingan rumput laut dan air 1:4 dilakukan 5 kali. Setelah itu, lakukan perebusan dalam larutan KOH 8% yang telah dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 80 C- 85 C, selama 2 jam. Volume larutan KOH yang digunakan sebagai perebus sebanyak 6 kali bobot rumput laut kering. Selama perebusan rumput laut diaduk sesekali sehingga pemanasan merata. Selanjutnya rumput laut dicuci berulang-ulang sampai air pencuci dengan ph 8-9. Pencucian dilakukan 4 kali dengan perbandingan rumput laut dan air 1:6 dan diberi aerasi untuk mempercepat penurunan ph. Rumput laut kemudian dipotong-potong sepanjang 2-3 cm, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, sehingga diperoleh ATC dalam bentuk kepingan (chips). Ekstraksi ATC Skala Pilot Plant Pada skala pilot plant dilakukan peningkatan jumlah bahan baku yang digunakan, dari 1 kg rumput laut kering menjadi 50 kg, dengan menggunakan metode yang sama dengan ekstraksi ATC skala laboratorium. Perbedaannya adalah pada perlatan yang digunakan, yaitu tangki ekstraksi kapasitas 400 L berbahan bakar minyak tanah, rotary drum washing untuk pencucian bahan baku. Parameter pengamatan: proksimat (AOAC, 1984; Apriyantono et al., 1989 ), kekuatan gel (Anonymous, 1977), viskositas (Marine Colloids FMC Corp., 1977), kadar sulfat (Moirano, 1977), rendemen, dan ph. HASIL DAN BAHASAN Optimasi Ekstraksi ATC Skala Laboratorium Tabel 1. Uji mutu ATC skala laboratorium Parameter Kekuatan gel (gr/cm 2 ) 992,5 ± 188,73 986,2 ± 71,40? 400 Kekentalan (cps) 184,8 ± 37,35 133,1±49,29? 5 Kadar abu (%) 17,1±1,56 16,3±0, Kadar sulfat (%) 15,5±0,24 16,2±0, Kadar abu tak larut asam (%) 0,02±0,006 0,07±0,001 Maks. 1 Kadar air (%) 6,8 ± 4,06 6,9 ± 2,58? 12 Rendemen (%) 30,4 ±1,11 28,5±0,69 - ph 8,97±0,16 8,98±0, *) A/S Kobenhvns Pektifabrik Nilai Standar * Ekstraksi 2 jam Ekstraksi 3 jam (PES/EU 407a)

3 1115 Studi kelayakan teknis dan ekonomis pengolahan... (Singgih Wibowo) Tabel 2. Uji kimia dan fisik ATC skala pilot plant Parameter Nilai Kekuatan gel (gr/cm 2 ) 1172,08 ± 92,98 Kekentalan (cps) 257,92 ± 74,84 Kadar abu (%) 18,32 ± 1,29 Kadar sulfat (%) 19,02 ± 1,65 Kadar abu tak larut asam (%) 0,3 ± 0,08 Kadar air (%) 6,97 ± 0,68 Rendemen (%) 30,79 ± 1,39 ph 8,9 ± 0,35 Optimasi teknologi ekstraksi ATC dilakukan untuk memperoleh standar baku teknik pengolahan ATC yang bisa menjadi acuan penelitian berikutnya sekaligus menjadi acuan dalam pembuatan ATC skala pilot plant. Dalam penelitian ini dilakukan variasi waktu ekstraksi. Pengaruh waktu ekstraksi terhadap mutu ATC yang dihasilkan bisa dilihat pada Tabel 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi perlakuan antara lama waktu ekstraksi rumput laut selama 2 dan 3 jam tidak mempengaruhi kualitas ATC yang dihasilkan secara signifikan (F sig >0,05), kecuali pada parameter rendemen. Hal ini disebabkan rumput laut yang diekstraksi selama 3 jam menyebabkan sebagian kandungan karaginan terlarut pada media, sehingga mengurangi bobot ATC yang dihasilkan. Bila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan (PES/EU 407a), kualitas ATC yang telah diperoleh rata-rata lebih baik. Sehingga untuk pembuatan ATC skala pilot plant akan menggunakan waktu ekstraksi selama 2 jam. Hal ini karena dengan lama ekstraksi lebih pendek akan menghemat energi yang digunakan dengan kualitas yang sama. Pembuatan ATC Skala Pilot Plant Penggandaan skala (scale up) merupakan tindakan menggunakan hasil penelitian yang diperoleh dari laboratorium untuk mendesain prototype produk dan proses dalam sebuah pilot plant (Glicksman, 1983). Pada penelitian ini penggandaan skala dilakukan 50 kalinya yaitu dari 1 kg rumput laut kering pada skala laboratorium menjadi 50 kg rumput laut kering. Hasil pengujian mutu ATC skala pilot plant yang hasilkan bisa dilihat pada Tabel 2. Gambar 1. Alat pencucian bahan baku rumput laut

4 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Gambar 2. Tangki ekstraksi kapasitas 450 Liter Data pada Tabel 2 menunjukkan, ATC yang diperoleh dari ekstraksi skala laboratorium. Sehingga secara teknologi metode dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan ATC skala pilot plant telah sesuai atau layak secara aspek teknologis. Jenis-jenis peralatan yang digunakan di tiap tahapan dalam pengolahan ATC skala pilot plant adalah sebagai berikut: Pencucian Pencucian dilakukan menggunakan drum washer dengan kapasitas 50 kg. Prinsip kerja alat ini adalah mencuci rumput laut dengan air mengalir. Untuk membersihkan rumput laut dari kotoran berupa pasir, garam, dan sisa-sisa tali, membutuhkan waktu selama 30 menit. Dengan debit air yang dimasukkan 2 L/menit, sehingga kebutuhan air untuk pencucian tersebut adalah 60 L. Ekstraksi Ekstraksi dilakukan menggunakan larutan KOH 8% dengan perbandingan rumput laut dan larutan KOH ialah 1:6, ekstraksi dilakukan selama 2 jam dengan suhu 80 C. Penggunaan alkali berfungsi untuk meningkatkan kekuatan gel. Larutan KOH bisa digunakan berulang-ulang dengan tetap menghitung konsentrasi KOH-nya sebelum dipakai kembali. Ekstraksi rumput laut dalam larutan KOH menggunakan alat ekstraksi dengan sistem double jacket dengan pemanas oli atau air. Alat ini dilengkapi dengan termometer, filter larutan, dan safety valve. Bahan terbuat dari plat stainless steel. Alat ini mempunyai ukuran diameter 76 cm dan tinggi 120 cm, mampu menampung air sampai 450 L. Pencucian II Pencucian kedua adalah untuk mencuci rumput laut setelah dimasak dalam larutan KOH. Pencucian bertujuan untuk menurunkan ph rumput laut. Dalam proses pencucian diberikan aerasi untuk mempercepat penurunan ph. Pencucian dilakukan sebanyak 4 kali atau sampai ph mencapai 8-9 dengan volume air tawar 6 kali rumput laut atau sebanyak 300 L/satu kali cuci. Tanki pencucian berkapasitas 735 L yang dilengkapi pipa saluran udara sebagai aerasi.

5 1117 Studi kelayakan teknis dan ekonomis pengolahan... (Singgih Wibowo) Gambar 3. Bak pencucian ATC Pencacahan Pencacahan bertujuan untuk mengurangi ukuran dari ATC yang dihasilkan sehingga mempermudah proses pengeringan. Alat pencacah yang digunakan bertenaga listrik dengan kebutuhan daya sebesar 320 watt, alat ini mempunyai kapasitas mencacah 120 kg/jam. Sedangkan pada penelitian ini bobot ATC yang dihasilkan setelah dicuci sekitar kg sehingga akan membutuhkan waktu menit. ATC yang telah dipotong akan berukuran 2-4 cm. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan pengeringan alami yaitu dengan sinar matahari. Pengeringan membutuhkan waktu 2-3 hari sampai kadar air berkisar 9%-10%. Rendemen yang dihasilkan adalah 30%. Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengeringan adalah tray-tray berukuran 1 m x 1 m. Untuk mengeringkan kg ATC basah dibutuhkan buah tray. Kelayakan Usaha Pengolahan ATC (UPA) Metode perhitungan yang digunakan di dalam analisis finansial adalah metode arus tunai (SeaPlant, 2007) sesuai dengan suku bunga berlaku tahun Dalam usaha (UPA) output yang dihasilkan adalah nilai rupiah/kg dari ATC chip kering. Komponen biaya yang dipertimbangkan adalah: (1) Biaya Gambar 4. Alat pencacah rumput laut

6 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Tabel 3. Komponen biaya usaha pengolahan ATC Komponen biaya Jumlah (Rp) Investasi pengadaan peralatan dan bangunan Biaya tetap Biaya variabel Tabel 4. Data kelayakan ekonomi Parameter Satuan Nilai Harga Pokok Penjualan Rp ,74 Harga Jual Produsen Rp 70 Keuntungan per Kilogram Rp Persentase Keuntungan % 74,06 Nilai Penjualan per Tahun Rp Keuntungan per Tahun (Tanpa resiko) Rp Keuntungan Per Tahun (dengan resiko) Rp BEP per Tahun Rp IRR % 14,27 NPV Rp ,19 ROI % 48,96 Payback Period (PBB) Tahun Ke-5 Rp ,33 investasi: dalam perhitungan awal yang dilakukan yaitu investasi awal yang ditanamkan terinci adalah: UPA terdiri atas alat pencuci, pompa air, tandon air, alat ekstraksi, bak pencucian, troli, mesin pencacah, gedung/gudang pemproses, peralatan pelengkap (keranjang plastik, pengaduk kayu, timbangan, dan lain-lain); (2) Biaya tetap: merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun terdiri atas biaya pemeliharaan (service dan maintenance), bunga bank, pajak, dan peralatan habis pakai (ember, jerigen, dan lain-lain); (3) Biaya variabel: merupakan biaya yang dikeluarkan untuk operasional yang terdiri dari: bahan baku (rumput laut), BBM (minyak tanah), bahan kimia (KOH), listrik, dan tenaga kerja. Pendapatan bersih merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya. Pada tahun ke-0 dan ke-1 akan bernilai negatif, hal ini karena pada awal investasi butuh biaya tinggi dan sampai dengan tahun pertama belum berproduksi sehingga nilai negatif, dan pada tahun ke-2 sampai dengan tahun kelima sesuai dengan nilai ekonomis peralatan; nilai bangunan/gudang dan alat bantu lainnya. Nilai investasi dan biaya produksi UPA disajikan pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan, diperoleh data kelayakan ekonomis usaha pengolahan ATC seperti terlihat pada Tabel 4. Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa usaha pengolahan ATC layak untuk dikembangkan dengan melihat beberapa parameter. Dilihat dari sisi tingkat pengembalian modal atau Internal Rate Return (IRR) sebesar 14,27% lebih besar dari suku bunga berlaku saat ini yaitu 12 %, yang menunjukkan bahwa usaha UPA tersebut layak dari segi IRR. Begitu pula bila ditinjau dari sisi NPV (net present value) memberikan nilai NPV sebesar Rp ,19,-. Yang berarti usaha penglahan ATC selama 5 tahun investasi memberikan keuntungan sebesar Rp ,19,-. Sehingga dalam kondisi normal usaha ini layak dan memberikan manfaat nyata bagi para pengolah.

7 1119 Studi kelayakan teknis dan ekonomis pengolahan... (Singgih Wibowo) DAFTAR ACUAN Anonymous Raw Material Test Laboratory Standard Practice. Marine Colloids Div. Corp. Springfield. New Yersey. USA, 42 pp. AOAC Official Method of Analysis of the Associates of official Analytical chemist. 14 edth A.O.A.C. Inc Arlington Virginia. Apriyantono, A., Fardiaz, D., Pupitasari, N.L., Yasni, S., & Budiyanto, S Analisis Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press, 275 hlm. A/S Kobenhvns Pektifabrik Carrageenan. Lilleskensved. Denmark, p Basmal, J., Syarifuddin, & Farid Ma ruf, W Pengaruh Konsentrasi Larutan Potasium Hidroksida Terhadap Mutu Kappa- Karaginan yang Diekstraksi dari Euchema cottonii. J. Pen. Perik. Indonesia, 9(5): Basmal, J Prospek Industri Rumput Laut Eucheuma sp. Penghasil Semi Refine Karaginan dan Refine Karaginan. Makalah disampaikan pada Temu Bisnis Industri Pengolahan Rumput Laut. Puslitbang Perikanan, 11 hlm. Chapman, V.J. & Chapman, V.J Seaweeds and Their Uses. Third Edition. London, New York: Chapman and Hall, 334 pp. cp Kelco Aps. Carrageenan. Denmark. Juli Glicksman, M Food Hydrocolloids. Volume I. Florida: CRC Press Boca Raton, 207 pp. Guiseley, K.B., Stanley, N.F., & Whitehouse, P.A Carrageenan. In. Davids, R.L. (Ed.). Hand Book of Water Soluble Gums and Resins. New York, Toronto, London: Mc Graw Hill Book Company, p Imeson, A Carrageenan. In. Phililps, G.O. & Williams, P.A. (Eds.). Handbook of Hydrocolloids. Wood head Publishing. England, p Istini, S. & Zatnika, A Optimasi Proses Semirefine Carrageenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii. Dalam. Teknologi Pasca Panen Rumput Laut. Prosiding Temu Karya Ilmiah, Jakarta, Maret Jakarta: Departemen Pertanian, hlm Marine Colloids FMC Corp Carragenan. Marine Colloid Monograph Number One. Marine Colloid Division FMC Coorporation. Springfield, New Jersey, USA. Moirano, A.L Sulfated Seaweed Polysaccharides. In. Graham, H.D. Food Colloids The AVI Publishing. Westport. Conn., p SeaPlant Dalam. Rahman, F.A Perancangan Klaster Aquabisnis Rumput Laut Eucheuma cottonii di Kabupaten Lombok Timur. Tesis. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.

8 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur

KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii SKALA RUMAH TANGGA ABSTRAK

KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii SKALA RUMAH TANGGA ABSTRAK Media Litbang Sulteng 2 (1) : 01 06, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii SKALA RUMAH TANGGA Oleh : Mappiratu 1) ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN AIR PENGEKSTRAK DAN PENAMBAHAN CELITE TERHADAP MUTU KAPPA KARAGINAN

PENGARUH PERBANDINGAN AIR PENGEKSTRAK DAN PENAMBAHAN CELITE TERHADAP MUTU KAPPA KARAGINAN 177 Pengaruh perbandingan air pengekstrak dan... (Rosmawaty Peranginangin) PENGARUH PERBANDINGAN AIR PENGEKSTRAK DAN PENAMBAHAN CELITE TERHADAP MUTU KAPPA KARAGINAN ABSTRAK Rosmawaty Peranginangin, Arif

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI KOH PADA EKSTRAKSI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DALAM PEMBUATAN KARAGENAN

PENGARUH KONSENTRASI KOH PADA EKSTRAKSI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DALAM PEMBUATAN KARAGENAN KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311 PENGARUH KONSENTRASI KOH PADA EKSTRAKSI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DALAM PEMBUATAN KARAGENAN Wulan Wibisono Is Tunggal 1, Tri Yuni Hendrawati 2 1,2

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumberdaya hayati yang sangat besar

Lebih terperinci

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Heri Purwoto ), Siti Gustini ) dan Sri Istini ),) BPP Teknologi, Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta ) Institut Pertanian Bogor, Bogor e-mail:

Lebih terperinci

Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol VII Nomor 1 Tahun 2004

Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol VII Nomor 1 Tahun 2004 PENGARUH UMUR PANEN RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum filipendula) TERHADAP MUTU FISIKO-KIMIA NATRIUM ALGINAT YANG DIHASILKANNYA Nurul Hak * dan Tazwir * Abstrak Penelitian tentang pengaruh umur panen rumput

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU Made Vivi Oviantari dan I Putu Parwata Jurusan Analisis Kimia

Lebih terperinci

INDUSTRI PEMBUATAN CHIP ALKALI TREATED CARAGENAN (ATC)

INDUSTRI PEMBUATAN CHIP ALKALI TREATED CARAGENAN (ATC) INDUSTRI PEMBUATAN CHIP ALKALI TREATED CARAGENAN (ATC) Gambar 1.1. Gracilaria sp. Gambar 1.2. Eucheuma sp. Cleaned & Wash Seaweed Potassium Hydroxide Extraction Recycle Water Washng

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN LARUTAN ALKALI NaOH DALAM PENGOLAHAN RUMPUT LAUT EUCHEUMA MENJADI SEMIKARAGINAN

EFISIENSI PENGGUNAAN LARUTAN ALKALI NaOH DALAM PENGOLAHAN RUMPUT LAUT EUCHEUMA MENJADI SEMIKARAGINAN EFISIENSI PENGGUNAAN LARUTAN ALKALI NaOH DALAM PENGOLAHAN RUMPUT LAUT EUCHEUMA MENJADI SEMIKARAGINAN EFFICIENT USE OF ALKALINE OF NAOH SOLUTION IN PROCESSING SEAWEED OF EUCHEUMA BEING SEMI-REFINE CARRAGEENAN

Lebih terperinci

Pengaruh Perbedaan Jenis Dan Konsentrasi Larutan Alkali Terhadap Kekuatan Gel Dan Viskositas Karaginan Kappaphycus alvarezii, Doty

Pengaruh Perbedaan Jenis Dan Konsentrasi Larutan Alkali Terhadap Kekuatan Gel Dan Viskositas Karaginan Kappaphycus alvarezii, Doty Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 127-133 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr Pengaruh Perbedaan Jenis Dan Konsentrasi Larutan Alkali Terhadap Kekuatan

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR PADA PROSES PEMBUATAN SEMI-REFINED CARRAGEENAN (SRC)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR PADA PROSES PEMBUATAN SEMI-REFINED CARRAGEENAN (SRC) OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR PADA PROSES PEMBUATAN SEMI-REFINED CARRAGEENAN (SRC) ABSTRAK Bakti Berlyanto Sedayu *), Jamal Basmal *), dan Bagus Sediadi Bandol Utomo *) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT MERAH (Euchema cottonii)

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT MERAH (Euchema cottonii) Jurnal Galung Tropika, Januari 2013, hlmn. 23-32 OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT MERAH (Euchema cottonii) Optimization Process of Carragenan from the Red Seaweed (Euchema cottonii)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN RUMPUT LAUT COKLAT SEGAR DALAM BERBAGAI LARUTAN TERHADAP MUTU NATRIUM ALGINAT.

PENGARUH PERENDAMAN RUMPUT LAUT COKLAT SEGAR DALAM BERBAGAI LARUTAN TERHADAP MUTU NATRIUM ALGINAT. PENGARUH PERENDAMAN RUMPUT LAUT COKLAT SEGAR DALAM BERBAGAI LARUTAN TERHADAP MUTU NATRIUM ALGINAT. M. Darmawan 1), Tazwir 2) Dan Nurul Hak 2). Abstrak Penelitian mengenai pengaruh perendaman rumput laut

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat.

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Indolakto Sukabumi dan pelaksanaan analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 2, Agustus 2013

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 2, Agustus 2013 Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 2, Agustus 213 KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA KIMIA KARAGINAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii PADA BERBAGAI UMUR PANEN YANG DIAMBIL DARI DAERAH PERAIRAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi Arabika Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Apriyantono A, Fardiaz D, Pupitasari NL, Yasni S, Budiyanto S Analisis Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. 275 hlm.

DAFTAR PUSTAKA. Apriyantono A, Fardiaz D, Pupitasari NL, Yasni S, Budiyanto S Analisis Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. 275 hlm. DAFTAR PUSTAKA Angka SL, Suhartono TS. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. hlm 49-56. Anggadireja J, Istini S, Zatnika A, Suhaimi.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Modifikasi Metode Ekstraksi Karaginan dari Eucheuma cottonii yang di Panen dari Perairan Sumenep - Madura

Modifikasi Metode Ekstraksi Karaginan dari Eucheuma cottonii yang di Panen dari Perairan Sumenep - Madura Modifikasi Metode Ekstraksi Karaginan dari Eucheuma cottonii yang di Panen dari Perairan Sumenep - Madura Titiek Indhira Agustin Correspondence: Fishery, Faculty of Marine Technology and Science, UHT,

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Peningkatan nilai tambah produk turunan minyak jarak pagar mutlak diperlukan agar industri biodiesel jarak pagar dapat berkembang dengan baik. Saat ini, perkembangan

Lebih terperinci

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Evaluasi untuk menentukan keputusan investasi Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Adis Imam Munandar, SSi, MM. Program Studi S-1 MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id SAP Perkuliahan Gambaran

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PADA PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI TEPUNG DI PT BANTIMURUNG INDAH KABUPATEN MAROS

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PADA PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI TEPUNG DI PT BANTIMURUNG INDAH KABUPATEN MAROS STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PADA PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI TEPUNG DI PT BANTIMURUNG INDAH KABUPATEN MAROS (Standard Operational Procedure (Sop) To Production Process Flour Seaweed

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

SIFAT FISIKO-KIMIA AGAR-AGAR DARI RUMPUT LAUT Gracilaria chilensis YANG DIEKSTRAK DENGAN JUMLAH AIR BERBEDA

SIFAT FISIKO-KIMIA AGAR-AGAR DARI RUMPUT LAUT Gracilaria chilensis YANG DIEKSTRAK DENGAN JUMLAH AIR BERBEDA SIFAT FISIKO-KIMIA AGAR-AGAR DARI RUMPUT LAUT Gracilaria chilensis YANG DIEKSTRAK DENGAN JUMLAH AIR BERBEDA (The Physico-Chemical Characteristics of Agar from Gracilaria chilensis Extracted Using Different

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya hasil alam terlebih hasil perairan. Salah satunya rumput laut yang merupakan komoditas potensial dengan nilai ekonomis tinggi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang Undang No. 7 tahun 2004 menjelaskan pendayagunaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang Undang No. 7 tahun 2004 menjelaskan pendayagunaan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang No. 7 tahun 2004 menjelaskan pendayagunaan sumber daya air merupakan upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK MODIFIED TAPIOCA STARCH DENGAN PROSES ASETILASI KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN O l e h : Bhagus Alfiyan Ni Wayan Santi Dewi NIM. L2C008023

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS)

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) BALAI BESAR BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 PENETAPAN HARGA DASAR RUMPUT LAUT NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun

Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun SI-04 Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun Laboratorium Pengendalian dan Perancangan Proses Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau Kampus Binawidya Km. 12,5 Sp. Baru Pekanbaru 28293

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ATC Kappaphycus alvarezii PADA PERLAKUAN UMUR PANEN DAN SUHU EKSTRAKSI BERBEDA

KARAKTERISTIK ATC Kappaphycus alvarezii PADA PERLAKUAN UMUR PANEN DAN SUHU EKSTRAKSI BERBEDA 27 Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XIV (1): 27-31 ISSN: 0853-6384 Full Paper KARAKTERISTIK ATC Kappaphycus alvarezii PADA PERLAKUAN UMUR PANEN DAN SUHU EKSTRAKSI BERBEDA THE CHARACTERISTIC OF ATC OF Kappaphycus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Chandra Indrawanto Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Minyak akar wangi merupakan salah satu ekspor

Lebih terperinci

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI SRC DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. EXTRACTION AND CHARACTERIZATION OF SRC FROM SEAWEED TYPE Eucheuma cottonii

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI SRC DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. EXTRACTION AND CHARACTERIZATION OF SRC FROM SEAWEED TYPE Eucheuma cottonii Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 217 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 217 EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN PANAS BUMI PADA PENGOLAHAN TEH HITAM

ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN PANAS BUMI PADA PENGOLAHAN TEH HITAM ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN PANAS BUMI PADA PENGOLAHAN TEH HITAM Oleh: VONNY SETIARIES JOHAN F 31.0208 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Vonny Setiaries lohan, F 31. 0208.

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila ISSN 1907-9850 PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI REFINED CARAGINAN (SRC) DARI RUMPUT LAUT( Eucheuma cottonii)

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI REFINED CARAGINAN (SRC) DARI RUMPUT LAUT( Eucheuma cottonii) OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI REFINED CARAGINAN (SRC) DARI RUMPUT LAUT( Eucheuma cottonii) [OPTIMIZATION OF SEMI REFINED CARRAGENAN (SRC) PRODUCTION FROM SEAWEEDS (Eucheuma cottonii)] Moh Rizal 1*, Mappiratu

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

STUDI PENAMBAHAN POLYALUMINIUM CHLORIDAE (PAC) DAL AM PROSES KOAGUL ASI LIMBAH CAIR PADA PRODUKSI ALKALI TREATED COT TONII (ATG)

STUDI PENAMBAHAN POLYALUMINIUM CHLORIDAE (PAC) DAL AM PROSES KOAGUL ASI LIMBAH CAIR PADA PRODUKSI ALKALI TREATED COT TONII (ATG) 1087 Studi penambahan Polyaluminium Chloridae dalam... (Jamal Basmal) STUDI PENAMBAHAN POLYALUMINIUM CHLORIDAE (PAC) DAL AM PROSES KOAGUL ASI LIMBAH CAIR PADA PRODUKSI ALKALI TREATED COT TONII (ATG) ABSTRAK

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI Oleh : Indah Asriningrum 0333010052 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU SKRIPSI Oleh : Windi Novitasari NPM. 0333010002 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5,8 juta km 2 dan panjang garis pantai mencapai 95.181 km, serta jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau (KKP 2009).

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Yasni S, Budiyanto S Analisis Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. hlm 275.

DAFTAR PUSTAKA. Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Yasni S, Budiyanto S Analisis Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. hlm 275. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi N. R. 2004. Ekstraksi dan karakterisasi karagenan Eucheuma cottonii dari perairan Nusa Dua Bali dan pemanfaatannya sebagai edible film. [tesis]. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana,

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK WONOCAF DENGAN BAHAN BAKU UBI KAYU

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK WONOCAF DENGAN BAHAN BAKU UBI KAYU EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK WONOCAF DENGAN BAHAN BAKU UBI KAYU Oleh: ANGGRA WIDHI W NIM: 21030110151110 ARI EKO PRASETYO NIM: 21030110151116 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut 22 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode Penelitian, (3) Deskripsi Percobaan. 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian Perancangan Tangki Pemisah Limbah Cair Fasa Minyak (Cumene) Dari Limbah Cair Untuk Dimanfaatkan Sebagai Bahan Bakar Boiler: Studi Kasus di D-Plant PT. NMC Abdul Wahid dan Deni Purnama Jurusan Teknik Gas

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN TENTANG KARAGINAN. Oleh. Abdullah Rasyid 1) ABSTRACT

BEBERAPA CATATAN TENTANG KARAGINAN. Oleh. Abdullah Rasyid 1) ABSTRACT Oseana, Volume XXVIII, Nomor 4, 2003: 1-6 ISSN 0216-1877 BEBERAPA CATATAN TENTANG KARAGINAN Oleh Abdullah Rasyid 1) ABSTRACT SOME NOTES ON CARRAGEENAN. Carrageenan is a name for galactan polysaccharides

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan 34 Roda Mandala Asia Makmur Trass 2.5 35 Rumpin Satria Bangun Trass 1.3 36 Sirtu Pratama Usaha Andesit 1.8 37 Sumber Alfa Prolindo Pasir 4 38 Tarabatuh Manunggal Andesit 16 39 Wiguna Karya II Trass 2.5

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mulai dari pengumpulan data hingga pengolahan data. Pengumpulan data dimulai dengan menentukan lokasi penelitian, pasar produk yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 1, Februari 2013

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 1, Februari 2013 KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA KARAGINAN RUMPUT LAUT JENIS Kappaphycus alvarezii PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA DI PERAIRAN DESA TIHENGO KABUPATEN GORONTALO UTARA Maya Harun, Roike I Montolalu dan I Ketut Suwetja

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci