SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) NITRIT DENGAN LIGAN CAMPURAN TRIFENILFOSFINA DAN TIOUREA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) NITRIT DENGAN LIGAN CAMPURAN TRIFENILFOSFINA DAN TIOUREA"

Transkripsi

1 SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) NITRIT DENGAN LIGAN CAMPURAN TRIFENILFOSFINA DAN TIOUREA Kholifatuz Zahro, Effendy, Fariati Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang Abstrak: Sintesis senyawa kompleks dari AgNO 2 dengan ligan campuran PPh 3 dan tu pada stoikiometri 1:1:1 dalam pelarut asetonitril menghasilkan kristal-kristal tidak berwarna. Hasil pengukuran titik lebur menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa baru. Hasil pengukuran daya hantar listrik dan uji kualitatif ion nitrit berdasarkan metode Griess- Ilosvay menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa molekuler. Analisis EDX memberikan rumus empiris C 36 H 34 AgN 3 O 2 P 2 S 1 yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut terdiri dari AgNO 2, PPh 3, dan tu dengan perbandingan 1:2:1. Kemungkinan rumus kimia dari senyawa tersebut adalah [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(o 2 N)], [Ag(PPh 3 ) 2 (µ-tu)(ono)], [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ- ONO)] 2 and [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-o 2 N)] 2. Perhitungan energi bebas menunjukkan bahwa senyawa kompleks [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-ono)] 2 memiliki energi bebas yang terendah. Berdasarkan informasi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis adalah [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-ono)] 2 dengan geometri trigonal bipiramidal terdistorsi di sekitar atom pusatnya. Kata-kata Kunci: struktur, sintesis, senyawa kompleks, AgNO 2, trifenilfosfina dan tiourea Abstract: Synthesis coordination compound of AgNO 2 and mixed ligands of tu and PPh 3 on 1:1:1 stoichiometri in acetonitrile produces colorless crystals. Result of melting point measurement indicates that the compound obtained is a new one. Result of electrical conductivity measurement and qualitative nitrite test based on Griess-Ilosvay method indicate that the obtained compound is a molecular one. EDX analysis gives empirical formula of C 36 H 34 AgN 3 O 2 P 2 S 1 and shows that the compound consisting of AgNO 2, PPh 3, and tu with 1:2:1 ratio. The possible chemical formulas of this compound are [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(o 2 N)], [Ag(PPh 3 ) 2 (µ-tu)(ono)], [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-ono)] 2 and [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-o 2 N)] 2. Calculation of free energy of the compound indicates that [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-ono)] 2 has the lowest free energy. Based on the information obtained it can be concluded that the coordination compound obtained is [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(µ-ono)] 2 and having distorted trigonal bipyramidal geometry about its center atom. Keywords: structure, synthesis, coordination compound, AgNO 2, triphenylphosphine and thiourea Salah satu ion logam transisi golongan 11 yang dapat digunakan sebagai ion pusat Ag +. Garam dari ion logam Ag(I) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ligan dari golongan 15 yaitu trifenilfosfina (PPh 3 ) dan 16 seperti ligan tu {SC(NH 2 ) 2 }. Senyawa kompleks dari AgNO 3 dengan ligan PPh 3 pada stoikiometri 1:1 merupakan kompleks polimer dengan rumus kimia [(C 6 H 5 ) 3 PAg(NO 3 )] n dan memiliki geometri tetrahedral terdistorsi di sekitar atom pusatnya (Stein & Knobler, 1977: ). Senyawa kompleks dari AgNO 3 dan ligan tu dengan stoikiometri 1:1 merupakan

2 kompleks polimer ionik dengan rumus kimia [Ag(tu)] І NO 3 (Ahmad dkk., 2002: ). Senyawa kompleks dari AgNO 3 dengan ligan campuran PPh 3 dan tu pada stoikiometri 1:1:1 telah dilaporkan dan dilaporkan strukturnya yaitu [Ag(PPh 3 )(μtu)(ono 2 )] 2.[Ag(PPh 3 )(μ-tu)] 2 (NO 3 ) 2 (Isab dkk.,2010). Dalam kisi kristal senyawa kompleks tersebut terdapat dua macam senyawa, yaitu dimer molekuler [Ag(PPh 3 )(μtu)(ono 2 )] 2 yang memiliki geometri tetrahedral terdistorsi di sekitar atom pusatnya dan dimer ionik [Ag(PPh 3 )(μ-tu)] 2 (NO 3 ) 2 dengan kation kompleks [Ag(PPh 3 )(μ-tu)] 2 2+ yang memiliki geometri trigonal planar terdistorsi di sekitar atom pusatnya. Pada kedua dimer tersebut tu berlaku sebagai ligan jembatan.senyawa kompleks AgNO 3 dengan ligan PPh 3 dan turunan tu yakni metiltiourea (metu) dan dimetiltiourea (dmtu) pada stoikiometri 1:2:1 telah dilaporkan (Isab dkk., 2010: ). Berdasarkan spektroskopi IR dilaporkan senyawa kompleks memiliki rumus kimia [(PPh 3 ) 2 Ag(metu) 1 ]NO 3 dan [(PPh 3 ) 2 Ag(dmtu) 1 ]NO 3. Perak(I) nitrit (AgNO 2 ) merupakan garam yang lain dari Ag +. Senyawa kompleks dari AgNO 2 dengan ligan PPh 3 telah banyak dilaporkan. Dari senyawa kompleks yg telah dilaporkan diperoleh bahwa ion nitrit cenderung berlaku sebagai ligan dari pada menjadi anion pengimbang. Ion nitrit merupakan ligan ambidentat atau dapat berikatan di dua tempat yaitu atom O dan N. Ion nitrit dapat berlaku sebagai ligan melalui atom donor O (ONO - atau O 2 N - ) maupun N (NO 2 - ). Senyawa kompleks dengan ligan ion nitrit yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa ion nitrit cenderung berikatan melalui atom donor O daripada atom N, seperti yang ditemukan pada kompleks [Ag(O 2 N)(PPh 3 )] І, [Ag(O 2 N)(PPh 3 ) 2 ] dan [{Ag(PPh 3 )(Him)(µ-ONO)} 2 ] (Cingolani dkk., 2002: ; Cingolani dkk., 1999: ). Senyawa kompleks dari AgNO 2 dengan ligan tu belum pernah dilaporkan, demikian juga senyawa kompkes dari AgNO 2 dengan ligan campuran PPh 3 dan tu. Penelitian bertujuan untuk mensintesis senyawa kompleks dari perak(i) nitrit dengan ligan campuran PPh 3 dan tu. Selain itu, menentukan strukturnya berdasarkan spektroskopi EDX, daya hantar larutan dan energi bebas minimalnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui pola koordinasi ion nitrit sama dengan pola koordinasi ion nitrat. METODOLOGI Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu tabung reaksi 50 ml, gelas kimia 250 ml, klem, statif, manice, spatula, kaca arloji, pipet tetes, corong kaca, alumunium foil, karet gelang, kertas saring, bak ultrasonik (BRANSON 1510), neraca analitik (Sartorius Element ELT103), alat ukur titik lebur (Fisher-John Melting Point Apparatus), seperangkat alat konduktometer (Omega Engineering, INC) dan seperangkat alat SEM-EDX (FEI Inspect S-50-AMETEK).

3 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu NaNO 2 (Merck; p.a.), AgNO 3 (Merck; p.a.), PPh 3 (Merck; p.a.), tu (Merck; p.a.), MeCN (JT. Baker; p.a), asam sulfanilat-α-naftalamina dan akuades. Eksperimen Sintesis diawali dengan sintesis AgNO 2 dan dilanjutkan dengan sintesis senyawa kompleks. Sintesis AgNO 2 dilakukan dengan menimbang perak nitrat sebanyak 3,40 gram (0,02 mol) dilarutkan dalam 4 ml akuades. Dilanjutkan dengan pembuatan larutan NaNO 2 dari 1,38 gram (0,02 mol) dalam 4 ml aquades. Larutan AgNO 3 ditambahkan tetes demi tetes pada larutan NaNO 2 hingga terbentuk endapan berwarna kuning muda. Endapan yang didapatkan disaring menggunakan kertas saring dan dicuci menggunakan metanol. Hasil sintesis dikeringkan dalam wadah tertup (desikator) yang berisi pelet KOH, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Pembuatan garam dilakukan dalam kondisi gelap. Kompleks disintesis dengan perbandingan mol sebesar 1:1:1 diawali dengan menambahkan ligan tu (0,019 gram 0,25 mmol) yang telah dilarutkan dalam 4 ml asetonitril pada padatan AgNO 2 (0,038 gram 0,25 mmol) kemudian digetarkan dalam bak ultrasonik selama 30 menit. Setelah itu, ditambahkan ligan PPh 3 (0,065 gram 0,25 mmol) dalam 4 ml asetonitril. Campuran tersebut digetarkan kembali dalam bak ultrasonik selama 1,5 jam. Suspensi berwarna coklat yang dihasilkan disaring dengan kertas saring lalu filtrat yang tidak berwarna dievaporasi perlahan pada temperatur kamar. Setelah dua hari dibiarkan terbentuk kristal tidak berwarna berbentuk prisma. Karakterisasi Senyawa Kompleks AgNO 2 dengan PPh 3 dan Tu Uji titik lebur digunakan untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya senyawa baru. Jenis senyawa baru, ionik atau molekuler, diidentifikasi dengan membandingkan DHL senyawa kompleks yang diperoleh terhadap DHL pelarut dan AgNO 2 dalam pelarut 10mL asetonitril. Uji kualitatif ion nitrit dilakukan untuk mendukung hasil analisis DHL. Rumus empiris senyawa kompleks didasarkan pada perbandingan terkecil persentase atom dan massa unsur penyusun senyawa hasil analisis SEM-EDX (Scanning Electron microscopy Energy Dispersive X-Ray). Kemungkinan struktur yang diperoleh berdasarkan hasil DHL dan rumus empiris dihitung energi bebas menggunakan program HyperChem versi 8.0. Struktur senyawa yg dipilih adalah yang memiliki energi bebas terendah. HASIL PENELITIAN Kompleks hasil sintesis dari AgNO 2 dengan ligan PPh 3 dan tu menghasilkan kristal tidak berwarna berbentuk prisma seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

4 Gambar 1. Senyawa Kompleks dari AgNO 2 dengan ligan PPh 3 dan tu Hasil Analisis SEM Uji titik lebur bertujuan untuk mengetahui kristal senyawa kompleks merupakan senyawa baru dan murni. hasil pengukuran titik lebur dari reaktan dan senyawa hasil sintesis ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Titik Lebur Reaktan dan Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Senyawa Perak(I) Nitrit, AgNO 2 tu, SC(NH 2 ) Trifenilfosfina, PPh 3 Senyawa Kompleks AgNO 2 : PPh 3 : Tu = 1:1:1 Titik Lebur ( C) 140 (Sigma-Aldrich) (Merck Index) 78,5-81,5 (Merck Index) Berdasarkan hasil uji titik lebur diketahui bahwa kristal yang diperoleh mempunyai rentang titik lebur kristal lebih kecil atau sama dengan 2 C, sehingga kristal yang diperoleh adalah senyawa murni. Selain itu, titik lebur kompleks yang dihasilkan berbeda dari titik lebur garam dan ligannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kristal hasil sintesis merupakan senyawa baru. Hasil pengukuran daya hantar listrik digunakan untuk mengetahui jenis senyawa kompleks yang dihasilkan yakni kompleks molekuler atau ionik. Data pengukuran daya hantar listrik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik Larutan Asetonitril Perak(I) Nitrit, AgNO 2 Kompleks AgNO 2 : tu: PPh 3 = 1:1:1 Harga DHL (μs/cm) 2,70 59,3 36,1 Hasil daya hantar listrik tersebut menunjukkan bahwa daya hantar kompleks hasil sintesis dari AgNO 2 dengan ligan PPh 3 dan tu mendekati daya hantar pelarutnya yakni asetonitril, sehingga kompleks hasil síntesis merupakan senyawa molekuler.

5 Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya ion nitrit sebagai anion pengimbang pada kompleks yang didapatkan. Uji kualitatif dilakukan dengan cara menambahkan reagen asam sulfanilat-α- naftalamina atau biasa disebut pereagen nitrit (0,2 gram) ke dalam larutan senyawa kompleks hasil sintesis. Dari hasil uji kualitatif terhadap larutan senyawa kompleks tidak menghasilkan larutan berwarna merah yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat ion nitrit pada larutan sehingga kompleks bersifat meolekuler. Analisis menggunakan EDX (Energy Dispersive X-Ray) dimaksudkan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur senyawa kompleks hasil sintesis (Gambar 2). Prediksi struktur senyawa kompleks hasil sintesis dapat diketahui melalui perbandingan persen komposisi atom-atom penyusun senyawa kompleks hasil analisis EDX yang dinyatakan dengan persentase massa (%Wt) dan persentase atom (%At) (Tabel 3). Gambar 2. Spektrum EDX Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Tabel 3. Komposisi Atom-Atom Penyusun Senyawa Kompleks Hasil Analisis EDX dan Secara Toeritis Unsur Wt(%) At(%) C N O P S Ag 62,60 (58,88) 05,59 (05,56) 02,74 (04,24) 07,90 (08,20) 05,73 (04,25) 15,43 (14,29) 81,95 (80,60) 06,28 (06,52) 02,70 (04,34) 04,01 (04,34) 02,81 (02,17) 02,25 (02,17) Catatan : Angka yang tercetak miring merupakan komposisi atom-atom penyusun senyawa kompleks secara toeritis. Berdasarkan hasil EDX, kompleks hasil sintesis memiliki perbandingan presentase massa Ag:P:S adalah 15,43:7,90:5,73 atau 2,69:1,37:1 dan presentase atom

6 sebesar 2,25:4,01:2,81 atau 1:1,78:1,25. Rasio persentase atom Ag:P:S menghasilkan rumus empiris C 36 H 68 AgN 3 O 2 P 2 S 1. Pada analisis EDX ini atom H tidak terdeteksi karena EDX hanya mampu mendeteksi atom dengan nomor atom lebih dari 12 g/mol Oleh karena itu, terjadi perbedaan presentase atom dan massa unsur-unsur penyusun kompleks hasil analisis dengan hasil perhitungan teori. Berdasarkan rumus empiris yang diperoleh yaitu C 36 H 68 AgN 3 O 2 P 2 S 1 terdiri dari AgNO 2, dua ligan PPh 3 dan satu ligan tu. Dari rumus empiris didapatkan empat prediksi struktur yaitu (I) monomer dengan struktur trigonal bipiramida, (II) dimer dengan struktur trigonal bipiramida terdistorsi, (III) dimer dengan struktur trigonal bipiramida terdistorsi, (IV) dimer dengan struktur oktahedral terdistorsi.yang berturutturut ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4. Data hasil simulasi HyperChem8.0.3 yang diberikan pada Tabel 3.6 menunjukkan bahwa energi bebas kemungkinan struktur dengan geometri trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit sebagai ligan jembatan melalui atom donor O adalah paling rendah. (a) (b) (c) Gambar 4. Empat Kemungkinan Struktur dari Senyawa Kompleks [Ag(PPh 3 ) 2 (tu)(no 2 )] 2 Berdasarkan Hasil Analisis DHL (d)

7 Tabel 3.6. Energi Bebas Kemungkinan Struktur Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Berdasarkan Simulasi HyperChem8.0.3 Rumus Kimia Sruktur Energi Bebas (kcal/mol) [Ag(PPh 3 ) 2 (SC(NH 2 ) 2 )(O 2 N)] [Ag(PPh 3 ) 2 (µ-sc(nh 2 ) 2 )(ONO)] 2 [Ag(PPh 3 ) 2 (SC(NH 2 ) 2 )(µ-ono)] 2 [Ag(PPh 3 ) 2 (SC(NH 2 ) 2 )(µ-o 2 N)] 2 Trigonal bipiramidal terdistorsi Dimer, trigonal bipiramidal terdistorsi Dimer, trigonal bipiramidal terdistorsi Dimer, oktahedral terdistorsi , , , , PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil uji titik lebur senyawa kompleks hasil sintesis merupakan senyawa murni. Titik lebur senyawa kompleks hasil sintesis juga berbeda dari garam maupun ligannya sehingga senyawa kompleks tersebut merupakan senyawa baru. Data hasil pengukuran DHL menunjukkan bahwa daya hantar listrik kompleks sebesar 36,1 µs lebih kecil dari daya hantar garamnya sebesar 59,3 µs, namun daya hantarnya cenderung mendekati daya hantar pelarutnya yaitu sebesar 2,70 µs. Berdasarkan hasil pengukuran DHL menunjukkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis bersifat molekuler. Hasil karakterisasi melalui uji kualitatif ion nitrit juga memberikan hasil yang menguatkan data hasil pengukuran daya hantar listrik bahwa senyawa hasil sintesis merupakan kompleks molekuler. Dari hasil uji kualitatatif terhadap larutan senyawa kompleks hasil sintesis tidak memberikan warna merah saat ditambahkan dengan pereagen asam sulfanilat-α-naftlamina.hal tersebut mengindikasikan bahwa ion nitrit berlaku sebagai ligan atau terkoordinasi pada atom pusat sehingga senyawa kompleks hasil sintesis bersifat molekuler. Analisis EDX memberikan prediksi rumus empiris C 36 H 34 AgN 3 O 2 P 2 S 1. Dari rumus empiris tersebut diketahui isi dan kemungkinan rumus kimia senyawa, terdapat empat kemungkinan struktur senyawa kompleks hasil sintesis. Program HyperChem dipilih untuk menentukan struktur yang paling stabil atau yang memiliki energi bebas paling rendah diantara keempat kemungkinan struktur. Hasil komputasi diberikan pada Tabel 3.6. Berdasarkan hasil simulasi program HyperChem 8.0.3, kemungkinan struktur senyawa kompleks hasil sintesis adalah [Ag(PPh 3 ) 2 (SC(NH 2 ) 2 )(µ-ono)] 2 dengan trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit berlaku sebagai ligan jembatan melalui atom donor O. Prediksi struktur senyawa kompleks hasil sintesis yaitu Gambar 4(a). Hasil perhitungan secara komputasi terhadap struktur senyawa kompleks menggunakan program Hyperchem juga menghasilkan data panjang ikatan dan sudut ikatan. Data hasil perhitungan program Hyperchem untuk panjang dan sudut ikatan ditampilkan pada Tabel 3.7.

8 Tabel 3.7 Panjang dan Sudut Ikatan Struktur Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Berdasarkan Analisis Program HyperChem Panjang Ikatan Ag(1)-O(1) Ag(1)-O(2) Ag(1)-P(1) Ag(1)-P(2) Ag(1)-S(1) Ag(2)-P(3) Ag(2)-P(4) Ag(2)-S(2) Ag(2)-O(1) Ag(2)-O(2) (Å) Sudut Ikatan ( ) Sudut Ikatan ( ) 2, , , , , , , , ,0134 2,01248 S(1)-Ag(1)-O(2) S(1)-Ag(1)-P(2) P(1)-Ag(1)-P(2) P(1)-Ag(1)-O(1) O(1)-Ag(1)-O(2) S(1)-Ag(1)-O(1) S(1)-Ag(1)-P(1) P(1)-Ag(1)-O(2) P(2)-Ag(1)-O(2) O(1)-Ag(1)-P(2) 77,152 95, ,171 94,059 68, ,803 90, ,34 112, ,544 S(2)-Ag(2)-O(2) S(2)-Ag(2)-P(4) P(4)-Ag(2)-P(3) P(3)-Ag(2)-O(1) O(1)-Ag(2)-O(2) S(2)-Ag(2)-O(1) S(2)-Ag(2)-P(3) P(3)-Ag(2)-O(4) P(4)-Ag(2)-O(2) O(1)-Ag(2)-P(4) 157,64 83, , ,713 69,207 97,868 86, ,69 87, ,313 Berdasarkan Tabel 3.7, sudut ikatan P(2)-Ag(1)-S(1) sebesar 95,759 lebih besar dari sudut normal trigonal bipiramidal (aksial-ekuatorial) yaitu 90. Sudut ikatan S(1)-Ag(1)-O(1) sebesar 129,803 lebih besar dari sudut normal trigonal bipiramidal (ekuatorial-ekuatorial) yaitu 120. Berdasarkan sudut ikatan tersebut senyawa kompleks hasil sintesis memiliki struktur trigonal planar terdistorsi akibat struktur ligan PPh 3 dan tu yang ruah. Panjang ikatan Ag-P sebesar 2,39328Å-2,39923Å lebih panjang daripada panjang ikatan Ag-P pada senyawa kompleks [{Ag(PPh 3 )(Him)(µ-ONO)} 2 ] (Cingolani dkk., 1999: ) yaitu 2,369Å. Panjang ikatan Ag-O sebesar 2,01248Å - 2,02644Å lebih pendek daripada panjang ikatan Ag-O pada senyawa kompleks [{Ag(PPh 3 )(Him)(µ-ONO)} 2 ] (Cingolani dkk., 1999: ) yaitu 2,082Å. Berdasarkan hasil komputasi tersebut menunjukkan bahwa geometri di sekitar ion Ag(I) adalah trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit berlaku sebagai ligan jembatan melalui atom donor O. KESIMPULAN Sintesis senyawa kompleks dari AgNO 2 dengan ligan PPh 3 dan tu pada perbandingan mol sebesar 1:2:1 merupakan kompleks molekuler. Senyawa kompleks hasil sintesis diprediksi merupakan dimer yang memiliki rumus kimia [Ag(PPh 3 ) 2 (SC(NH 2 ) 2 )(µ-ono)] 2 dengan geometri disekitar Ag(I) yakni trigonal bipiramidal terdistorsi. SARAN Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menentukan struktur senyawa kompleks hasil sintesis dengan metode Difraksi Sinar-X Kristal Tunggal agar diketahui rumus struktur yang lebih tepat.

9 DAFTAR RUJUKAN Ahmad, S., Isab, A.A., & Perzanowski, H.P Silver(I) Complexes of Thiourea. Transition Metal Chemistry, 27: Cingolani, A., Effendy., Marchetti, F., Pettinari, C., Skelton, B.W., White, A.H Synthesis and Structural Systematics of Mixed Triphenylphosphine/ Imidazole Base Adducts of Silver(I) Oxyanion Salts. Dalton Transaction, Cingolani, A., Effendy., Pellei, M., Pettinari, C., Santini, C., Skelton, B.W., & White, A.H Variable Coordination Modes of NO 2 - in a Series of Ag(I) Complexes Containing Triorganophosphines, -arsines, and -stibines. Syntheses, Spectroscopic Characterization (IR, 1 H and 31 PNMR, Electrospry Ionization Mass),and Structures of [AgNO 2 (R 3 E) x ] Adducts (E= P,As,Sb, x=1 3). Inorganic Chemistry,41: Isab, A.A., Nawaz, S., Saleem, M., Altaf, M., Monim-ul-Mehboob, M., Ahmad, S., & Evans, H.S Synthesis, Characterization and Antimicrobial Studies of Mixed Ligand Silver(I) Complexesof Thioureas and Triphenylphosphine; Crystal Structure of {[Ag(PPh 3 )(thiourea)(no 3 )] 2. [Ag(PPh 3 )(thiourea)] 2 (NO 3 ) 2 }. Polyhedron, 29: Stein, R.A & Knobler C Crystal and Molecular Structure of a 1:1 complex of Silver Nitrate and Triphenylphosphine, AgNO 3.P(C 6 H 5 ) 3. Inorganic Chemistry, 16:

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN TIOUREA DAN TRIFENILSTIBINA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN TIOUREA DAN TRIFENILSTIBINA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN TIOUREA DAN TRIFENILSTIBINA M. Faqihuddin Zaky, Fariati, Effendy Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN TRI-o-TOLILFOSFINA DAN TIOUREA Sukma Hidayatullah, Fariati, Effendy Jurusan Kimia, FMIPA,Universitas Negeri Malang Jalan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) ASETAT DAN PERAK(I) FORMAT DENGAN DETU

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) ASETAT DAN PERAK(I) FORMAT DENGAN DETU MAKALAH PARALEL PARALEL E ISBN :978-602-73159-8 SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) ASETAT DAN PERAK(I) FORMAT DENGAN DETU Fariati 1*, Wiwit Dwi Indraningsih 2, Effendy 2, dan Wahyu

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA Tri Silviana Purwanti 1, I Wayan Dasna 1, dan Neena Zakia 1.

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Zn(NO 3 ) 2 DAN ZnSO 4 DENGAN LIGAN 2,2 -BIPIRIDINA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Zn(NO 3 ) 2 DAN ZnSO 4 DENGAN LIGAN 2,2 -BIPIRIDINA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Zn(NO 3 ) 2 DAN ZnSO 4 DENGAN LIGAN 2,2 -BIPIRIDINA Nyrma Yunestha Pramitasari 1, Fariati 1, dan Effendy 1. 1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni tahun 2012 Januari 2013 di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa kompleks merupakan senyawa yang memiliki warna yang khas yang diakibatkan oleh adanya unsur yang dari golongan transisi yang biasanya berperperan sebagai atom pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH 3 ) H O DAN GARAM RANGKAP AMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT HEKSAHIDRAT Cu(SO ).6HO OLEH:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap. A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap. B. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-8- HIDROKSIKUINOLIN DAN Co(II)-8-HIDROKSIKUINOLIN Laelatri Agustina 1, Suhartana 2, Sriatun 3

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-8- HIDROKSIKUINOLIN DAN Co(II)-8-HIDROKSIKUINOLIN Laelatri Agustina 1, Suhartana 2, Sriatun 3 SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-8- HIDROKSIKUINOLIN DAN Co(II)-8-HIDROKSIKUINOLIN Laelatri Agustina 1, Suhartana 2, Sriatun 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (laelatriagustina@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O telah diperoleh dari reaksi larutan kalsium asetat dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri Kamis, 3 Apri 2014 Raisa Soraya, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

Molekul, Ion dan Senyawa Kimia

Molekul, Ion dan Senyawa Kimia Molekul, Ion dan Senyawa Kimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Molekul - Bentuk satuan terkecil yang dapat diidentifikasikan menjadi unsur-unsur melalui suatu reaksi peruraian dan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012. Tahapan sintesis dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. Analisis difraksi sinar-x dan analisis morfologi permukaan

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan adalah polimer PMMA, poli (metil metakrilat), ditizon, dan oksina. Pelarut yang digunakan adalah kloroform. Untuk larutan bufer

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Percobaan ini melewati beberapa tahap dalam pelaksanaannya. Langkah pertama yang diambil adalah mempelajari perkembangan teknologi mengenai barium ferit dari berbagai sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1. 3 Percobaan 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Daftar peralatan untuk sintesis,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Penentuan Kadar Klorida dengan Metode Mohr Tanggal Praktikum : 14 April 2014 DISUSUN OLEH: Petri Wahyusari 1112016200075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5009 Sintesis tembaga ftalosianin P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Indonesia

Jurnal Kimia Indonesia Jurnal Kimia Indonesia Vol. 1 (1), 2006, h. 7-12 Sintesis Senyawa Kompleks K[Cr(C 2 O 4 ) 2 (H 2 O) 2 ].2H 2 O dan [N(n-C 4 H 9 ) 4 ][CrFe(C 2 O 4 ) 3 ].H 2 O Kiki Adi Kurnia, 1 Djulia Onggo, 1 Dave Patrick,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam proses delignifikasi jerami padi adalah set neraca analitik, gelas kimia 50 dan 250 ml, ph indikator, gelas ukur 100

Lebih terperinci

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA PENULIS : 1. Sus Indrayanah, S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA Abstrak :

Lebih terperinci

Bab III Metoda Penelitian

Bab III Metoda Penelitian 28 Bab III Metoda Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Sintesis senyawa target dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Fisik-Material Departemen Kimia, Pengukuran fotoluminesens

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Lampung, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah karakter zeolit

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION ALKALI MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER

KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION ALKALI MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 1 November 2016 P-ISSN 1693-5616 Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258 KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata)

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata) 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah nanopartikel

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2

Lebih terperinci

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

Laporan praktikum kimia logam dan non logam Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(II) DENGAN LIGAN 3,6-DI-2-PIRIDIL-1,2,4,5-TETRAZIN (DPTZ)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(II) DENGAN LIGAN 3,6-DI-2-PIRIDIL-1,2,4,5-TETRAZIN (DPTZ) Vol. 7, No. 1, Oktober 005, hal : 16-0 SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(II) DENGAN LIGAN,6-DI--PIRIDIL-1,,4,5-TETRAZIN (DPTZ) ABSTRAK Dini Zakiah Fathiana 1 dan Djulia Onggo 1 Pusat Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah tahapan optimasi sintesis.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah tahapan optimasi sintesis. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis eksperimental laboratorik. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah tahapan optimasi sintesis. B. Tempat dan

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Tujuan: Menerapkan analisis gravimetric dalam penentuan kadar klorida Menentukan kadar klorida dalam MgCl 2 Widya Kusumaningrum (1112016200005),

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Contoh Perhitungan A. Penimbangan Bahan 1. Asetofenon 5 mmol ( BM = 120,15 ; BJ = 1,028 g/cm 3 ) 0,005 mol = g = 0,60 gram Volume = = 0,58 ml 0,6 ml 2. Benzaldehida 6 mmol ( BM = 106,12;

Lebih terperinci