UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia"

Transkripsi

1 Natural Disasters The Meteorology and Geophysics Agency (BMKG) reported in November that some parts of the country just entered the rainy season in December including various parts of Java (Tangerang, Bekasi, Karawang, Indramayu, Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Madura), East Nusa Tenggara, Maluku, and Papua. BMKG, in collaboration with Water Resource Office of Public Works Ministry and Coordinating Agency for Survey and National Mapping (BAKOSURTANAL), has also forecasted rains and a high possibilty of floods in several areas across the country during January In view of potential floods, Government of Indonesia has strengthened emergency preparedness measures in highly prone areas such as Jakarta, West Java, (Bandung), Central Java and East Java since the beginning of the month. Flooding affected several parts of Indonesia during December, with the worst case occuring in Sigi District, Southeast Sulawesi where heavy rain triggered flash flood and swept houses on 3. It claimed five lives, with one person reported missing while another 412 people were temporarily displaced. Thirty six houses were destroyed, 46 lightly damaged, 1 school severely damaged, and another one village hall severely damaged. National and Local Agencies for Disaster Management responded the situation. Also on 3 December, another flash flood swept away 59 houses and 6 bridges in Pati District, Central Java, claiming 2 lives, displacing 100 famililes, and causing severe damages to 54 houses. No emergency state was declared by the local government due to the floods. In other parts of the country, heavy rain triggered flash floods, causing 2 fatalities on 17 in Sikka, East Nusa Tenggara. Heavy rain was also reported to cause flooding which inundated houses in 10 Sub Districts of Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, on 19 December. Dec 2011 Bencana Alam Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan pada bulan November bahwa sebagian wilayah Indonesia baru memasuki musim hujan di bulan Desember dan wilayah tersebut meliputi beberapa wilayah di Jawa (Tangerang, Bekasi, Karawang, Indramayu, Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Madura), Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Badan tersebut, bekerja sama dengan Kantor Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKORSURTANAL), telah juga memprediksi hujan dan banjir dengan tingkat kemungkinan yang tinggi untuk beberapa wilayah pada bulan January Dalam rangka mengantisipasi banjir, Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah untuk memperkuat kesiapsiagaan darurat di beberapa daerah yang rawan terkena banjir, seperti Jakarta, Jawa Barat (Bandung), Jawa Tengah, dan Jawa Timur sejak awal bulan. Banjir berdampak di beberapa daerah Indonesia selama Desember, dengan kejadian terburuk di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tenggara di mana hujan lebat memicu banjir bandang dan menghanyutkan rumah-rumah pada 3 Desember Banjir bandang tersebut menelan lima korban meninggal, dan satu orang dilaporkan hilang, sedangkan 412 orang lainnya mengungsi sementara. Tiga puluh enam rumah hancur, 46 rumah rusak ringan, 1 sekolah rusak berat dan 1 kantor desa rusak berat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah merespon situasi tanggap darurat tersebut. Juga pada 3 Desember, banjir bandang menghanyutkan 59 rumah dan 6 jembatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menelan 2 korban meninggal, 100 keluarga mengungsi sementara, dan menyebabkan 54 rumah rusak. Tidak ada pernyataan situasi tanggap darurat yang diumumkan oleh pemerintah lokal karena kejadian banjir tersebut. Di wilayah lainnya, hujan lebat memicu banjir bandang, menelan 2 korban meninggal pada 17 Desember 2011 di Sikka, Nusa Tenggara Timur. Hujan lebat juga dilaporkan menyebabkan banjir yang merendam rumah-rumah di 10 kecamatan di Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, pada 19 Desember. 1

2 On 24 December, rain with high intensity caused flooding in 3 sub districts of Bandung District, West Java. Still in the same province, in Cirebon District, despite no immediate report on floods causing any casualty, heavy rain caused water inundation to houses in 4 villages of Gunung Jati Sub District on 25. Water inundation also occured in houses in Tembilahan Hilir Indragiri, Riau on 20 December, and hundreds of houses in Demak District, Central Java, on 26 December, and in East Luwu District, South Sulawesi, on 28 December. The floods in the final weeks of 2011 cut off roads and access in several parts of the country. On 20 December, floods cut off road access in Tembilahan Hilir Indragiri, Riau. In Pontianak City (West Kalimantan) and Makassar City (South Sulawesi) floods cut off main road access on 26 December. Moreover, flash floods cut off access between Jombang City and Lamongan City, East Java on 27. They also cut off access between Labuan Bajo City, East Nusa Tenggara, and 7 villages on 30. In addition, high tide also cut off road access in Northern Jakarta on 27 December. The flooding caused villagers to evacuate to higher ground. No casualties were reported. Cold lava of Mt. Merapi that flows through several rivers in Magelang District of Central Java has also caused damages to four houses and destroyed one small bridge in Blongkeng village of Ngluwar subdistrict on 3 December. Hundreds of houses located near to riverbanks are in a vulnerable condition especially during this rainy season. The local government has declared an emergency response period from 28 November 2011 to March 2012 in order to accelerate emergency response management and enable them to improve their response preparedness measures. Landslide also occured in Indonesia during, with the worst case in Wonosobo, Central Java, which caused 4 deaths, 7 missing persons, and 172 displaced families or 554 people on 18 December. In the same province, landslides claimed 4 lives in Temanggung District on 21 December. Pada 24 Desember, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir di 3 kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Masih di provinsi yang sama, di Kabupaten Cirebon, walaupun tidak ada laporan banjir yang menyebabkan korban meninggal, hujan lebat menyebabkan rumah-rumah di 4 desa di Kecamatan Gunung Jati terendam pada 25 Desember Rendaman air juga terjadi di rumah-rumah di Tembilahan Hilir Indragiri, Riau pada 20 Desember, dan ratusan rumah lainnya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada 26 Desember, dan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada 28 Desember. Banjir di minggu-minggu terakhir 2011 memutus jalur jalan dan akses di beberapa wilayah. Pada 20 Desember, banjir memutus akses jalan di Tembilahan Hilir Indragiri, Riau. Di Kota Pontianak (Kalimantan Barat) dan Kota Makassar (Sulawesi Selatan) banjir memutus akses jalan utama pada 26 Desember. Lebih jauh lagi, banjir bandang memutus akses antara Kota Jombang dan Kota Lamongan, Jawa Timur pada 27 Desember Banjir juga memutus akses antara Kota Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dan 7 desa pada 30 Desember Selain itu, banjir pasang air laut juga memutus akses di Jakarta Utara pada 27 Desember. Banjir menyebabkan warga untuk melakukan evakuasi ke dataran yang lebih tinggi. Tidak ada laporan korban meninggal. Banjir lahar dingin Gunung Merapi yang mengalir ke beberapa sungai di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah juga telah menyebabkan kerusakan atas empat rumah dan menghancurkan jembatan kecil di Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar pada 3 December. Ratusan rumah yang terletak di dekat bantaran sungai dalam kondisi rentan khususnya selama musim hujan. Pemerintah lokal telah mengumumkan situasi darurat dari 28 November 2011 sampai Maret 2012 dalam rangka mempercepat penanganan darurat dan memampukan mereka untuk mengembangkan langkah-langkah kesiapsiagaan darurat. Longsor juga terjadi di Indonesia selama Desember 2011, dengan kasus terburuk terjadi di Wonosobo, Jawa Tengah, yang menyebabkan 4 korban meninggal, 7 orang hilang, dan 172 keluarga atau 554 warga mengungsi pada 18 Desember. Di provinsi yang sama, longsor menelan 4 korban meninggal di Kabupaten Temanggung pada 21 Desember. 2

3 In other areas, although no casualties reported, landslides also occurred in Depok, West Java on 3 December, and in Agam, West Sumatra, on 19 December, damaging 3 houses. In Tanatoraja, South Sulawesi, landslides cut off access of several villages on 16 December. Additionally, in Ciamis, West Java, the landslides caused damages to an elementary school on 15 December. During the month of December, Mt. Gamalama in North Maluku and Mt. Ijen in East Java increased their volcanic activities, causing The Vulcanology and Geology Disaster Mitigation Agency (PVMBG) to raise their alert level from level 2 to 3 (out of 4 levels). Mt. Gamalama s alert status was increased on 4 December while that of Mt. Ijen was increased on 18 December. On the other hand, the alert level of Mt. Sorik Marapi in North Sumatra was reduced from level 2 to level 1 on 30 December. By the end of month, there were 6 volcanoes with alert level 3, and 18 volcanoes with alert level 2. Mt. Gamalama volcano in North Maluku erupted on 27. The eruption claimed 3 fatalities, displaced 2,358 people or 620 families, severely damaged 10 houses and 1 bridge, moderately damaged 2 bridges, lightly damaged 3 houses and caused 68 houses to be submerged in mud. Mindful of the ongoing high precipitation and the risk of cold lava materials that include rocks and debris slamming into closest villages on the night of 27, the local government declared a district level emergency state for one month, starting 28. In this regard, National Agency for Disaster Management (BNPB) has also deployed their rapid response team to strengthen local capacity in responding the emergency situation. The local government has also planned to allocate adequate budget to help rehabilitate the damaged houses and infrastructure. Whirlwinds also occured during December, with the most severe happening in Pamekasan District, East Java where it caused 1 fatality and damaged dozen of houses on 3 December. In the same province, whirlwinds destroyed 1 house and many others were lightly damaged with no casualties in Madiun District on 6 December. Di wilayah lainnya, walaupun tidak ada laporan korban meninggal, longsor juga terjadi di Depok, Jawa Barat pada 3 Desember, dan di Agam, Sumatera Barat, pada 19 Desember, menyebabkan 3 rumah rusak. Di Tanatoraja, Sulawesi Selatan, longsor memutus akses beberapa desa pada 16 Desember. Selain itu, di Ciamis, Jawa Barat, longsor menyebabkan kerusakan pada sebuah sekolah dasar pada 15 Desember. Selama bulan Desember, Gunung Gamalama di Maluku Utara dan Gunung Ijen di Jawa Timur meningkat aktivitas vulkaniknya, menyebabkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status peringatannya dari level 2 ke level 3 (dari 4 level). Status peringatan Gunung Gamalama ditingkatkan pada 4 Desember, sedangkan status Gunung Ijen ditingkatkan pada 18 Desember. Di lain pihak, status peringatan Gunung Sorik Marapi di Sumatera Utara telah dikurangi dari level 2 ke level 1 pada 30 December. Pada akhir bulan, 6 gunung berapi berada pada status peringatan level 3, dan 18 gunung berapi pada level 2. Gunung Gamalama di Maluku Utara meletus pada 27 Desember Erupsi tersebut menelan 3 korban meninggal, menyebabkan warga atau 620 keluarga mengungsi, 10 rumah dan 1 jembatan rusak parah, 2 jembatan rusak sedang, 3 rumah rusak ringan dan menyebabkan 68 rumah terendam lumpur. Dengan mempertimbangkan curah hujan tinggi dan risiko material lahar dingin yang terdiri dari batu-batuan dan puing-puing dan menerjang desa-desa terdekat pada 27 Desember malam, pemerintah lokal mengumumkan situasi tanggap darurat tingkat kabupaten untuk periode 1 bulan terhitung sejak 28 Desember Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat untuk memperkuat kapasitas lokal dalam merespon situasi tanggap darurat. Pemerintah lokal juga telah merencanakan untuk mengalokasikan anggaran untuk menolong merehabilitasi rumah-rumah dan infrastruktur yang rusak. Angin puting beliung juga terjadi di bulan Desember, dengan kejadian terparah terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur di mana angin puting beliung tersebut menelan 1 korban meninggal dan merusak puluhan rumah pada 3 Desember. Di provinsi yang sama, angin puting beliung menghancurkan 1 rumah dan banyak rumah lainnya rusak ringan tanpa menelan korban meninggal di Kabupaten Madiun pada 6 Desember. 3

4 On 16 December, whirlwinds hit Gunungkidul District, Yogyakarta and caused light damage to houses. Additionally, whirlwinds also hit 1 village in Pangkep District, South Sulawesi and caused damaged to 17 houses, while 25 houses were damaged in 2 villages in Jepara District, Central Java on 28 December. A 6.3 Richater Scale earthquake struck off 71 km Southeast Gorontalo on 13 December. No fatalities or damages to houses and public facilities were reported. Twenty one earthquakes measuring 5.0 or above on Richter Scale (RS) occured across the country during December. Disaster Preparedness and Risk Reduction (DRR) In the field of education, the Consortium for Disaster Education (CDE) continues its active role in coordinating activities of its members and linking them with relevant stakeholders. The annual meeting of CDE on December 2012, which was also attended by Distric Agency for Disaster Management (BPBD) Raja Ampat District from Papua Province raised the strategic issues to be followed such as the need for leveraging the circular note of the Ministry of National Education for mainstreaming DRR at schools into a higher level of legal document to encourage stronger commitment of local government on this issue. The meeting also raised the need for stakeholders on education to follow up the campaign of One Million Safe Schools and Hospital in Currently, BNPB and Ministry of National Education are currently working on this issue. In the meantime, CDE is also working on refinement of its Disaster-preparedness Programme at school from its first version Pada 16 Desember, angin puting beliung menerpa Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, dan menyebabkan rumah-rumah rusak ringan. Puting beliung juga menerpa 1 desa di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dan merusak 17 rumah, sedangkan 25 rumah rusak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada 28 Desember. Gempabumi berkekuatan 6.3 Skala Richter terjadi di 71 km tenggara Gorontalo pada 13 Desember. Tidak ada laporan korban maupun kerusakan rumah dan fasilitas umum akibat kejadian tersebut. Dua puluh satu gempa dengan kekuatan 5.0 Skala Richter atau lebih terjadi di wilayah Indonesia selama Desember. Kesiapsiagaan Bencana dan Pengurangan Resiko (PRB) Dalam dunia pendidikan, Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) melanjutkan peran aktifnya dalam mengkoordinasi anggotanya dan menghubungkan mereka dengan pemangku kepentingan yang relevan. Pertemuan tahunan KPB pada Desember 2012 dihadiri oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua memunculkan isu-isu strategis yang perlu ditindaklanjuti, seperti kebutuhan untuk meningkatkan Surat Edaran Kementrian Pendidikan Nasional untuk mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah ke dalam dokumen legal yang lebih tinggi demi komitmen yang lebih kuat dari pemerintah lokal dalam hal ini. Pertemuan tersebut juga memunculkan kebutuhan bagi para pemangku kepentingan pendidikan untuk menindaklanjuti kampanye Satu Juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman pada Pada saat ini, BNPB dan Kementrian Pendidikan Nasional sedang mengerjakan isu tersebut. Selain itu, KPB juga sedang menyempurnakan Program Kesiapsiagaan terhadap Bencana di sekolah dari versi On contingency planning, BNPB with the support of Contingency Plan Working Group consists of various stakeholders including donor, NGO and INGOs, Red Cross Movement, and UN agencies are working to prepare contingency plan equipped with operation plan for DKI Jakarta (flood), West Java (flood), Yogyakarta (cold lava flood), and East Java (Bengawan Solo river flood). Dalam hal perencanaan kontinjensi, BNPB didukung oleh Kelompok Kerja Rencana Kontinjensi yang terdiri dari pemangku kepentingan yang bervariasi dan meliputi donor, LSM, dan LSM internasional, Palang Merah, dan lembaga PBB sedang mengerjakan rencana kontinjensi yang dilengkapi dengan rencana operasi untuk DKI Jakarta (banjir), Jawa Barat (banjir), Yogyakarta (banjir lahar dingin), dan Jawa Timur (banjir Sungai Bengawan Solo). 4

5 This report is prepared based on information provided by UN agencies, INGOs, the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG), the National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB), the Ministry of Health (MoH), and media reports. Further Information Ignacio Leon-Garcia, Head of OCHA Indonesia Nova Ratnanto, Emergency Response Officer Laporan ini disiapkan berdasarkan informasi yang disediakan oleh lembaga Perserikatan Bangsabangsa, LSM internasional, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Kementerian Kesehatan, dan laporan media. Informasi Lebih Lanjut Ignacio Leon-Garcia, Head of OCHA Indonesia Nova Ratnanto, Emergency Response Officer 5

6 Indonesia Humanitarian Snapshot () Indonesia Twenty one earthquakes measuring 5.0 or above on Richter scale (RS) occured across the country during December. The largest of these (6.3 RS) struck off 71 Km Southeast Gorontalo on 13 December Currently there are 6 volcanoes with alert level III and 18 volcanoes with alert level II The Meteorology and Geophysics Agency (BMKG) reported in November that some parts of the country just entered the rainy season in December including various parts of Java (Tangerang, Bekasi, Karawang, Indramayu, Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Madura), East Nusa Tenggara, Maluku, and Papua. BMKG, in collaboration with Water Resource Office of Public Works Ministry and Coordinating Agency for Survey and National Mapping (BAKOSURTANAL), has also forecasted rains and a high possibilty of floods in several areas across the country during January This snapshot is prepared based on information provided by UN agencies, INGOs, ASEAN, the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG), the National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB), the Ministry of Health (MoH), and media reports. ACEH TIMUR Karangetang [Api Siau] Lokon Frequency of Earthquakes (October to December) AGAM KOTA PONTIANAK INDRAGIRI HILIR.. Gamalama Point of District/City Mountain Earthquake Point (September) Earthquake Point (October) PALU Legend: Earthquake Point (November) LUWU TANA TIMUR TORAJA PANGKAJENE KEPULAUAN JAKARTA Krakatau UTARA KOTA DEPOK JEPARA KOTA LAMONGAN BANDUNG CIREBON MADIUN PAMEKASAN MAGELANG GUNUNG KIDUL JOMBANG Kawah Ijen UJUNG PANDANG SIKKA 13 Number of earthquake occurrences Sigi, Pati and Pamekasan Mt. Gamalama Mt. Gamalama were was erupted on 27. The eruption claimed 3 lives, displaced 2,358 people, severely damaged 10 houses and 1 bridge, moderately damaged 2 bridges, lightly damaged 3 houses. 68 houses were submerged in mud. Flash flood swept away houses in Sigi District, Southeast Sulawesi on 3 December. It claimed five lives, left another person missing and displaced 412. Thirty six houses were destroyed, 46 lightly damaged, 1 school slightly damaged. 3 December, flash flood swept away 59 houses and 6 bridges in Pati District, Central Java, claimed 2 lives, displaced 100 famililes, and caused severe damages to 54 houses. Whirlwinds in Pamekasan District, East Java caused 1 fatality and damaged a dozen of houses on 3 December. Madiun Whirlwinds destroyed 1 house and slightly damaged many other houses in Madiun District on 6 December. Gorontalo Ciamis A 6.3 Richater Scale earthquake struck off 71 km Southeast Gorontalo on 13 December. No fatalities or damages to houses and public facilities were reported. In Ciamis, West Java, the landslides caused damages to an elementary school on 15 December. Tanatoraja and Gunung Kidul Aceh Timur and Agam Sikka Mt. Ijen and Wonosobo In Tanatoraja, South Sulawesi, landslides cut off access of several villages on 16 December. On 16 December, whirlwinds hit Gunungkidul District, Yogyakarta and caused light damage to houses. Heavy rain triggered flash floods, causing 2 deaths on 17 December 2011 in Sikka, East Nusa Tenggara. Bandung Temanggung Indragiri Hilir Cirebon Mt. Ijen s alert status was increased from level 2 to 3 (out of 4 levels) on 18 December. In Wonosobo, Central Java, landslides caused 4 deaths, left 7 people missing, and displaced 172 families on 18 December. Heavy rain caused flooding which inundated houses in 10 Sub Districts of Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, on 19 December. in Agam, West Sumatra, landslides on 19 December, damaged 3 houses. Water inundation occured in houses and floods cut off road access in Tembilahan Indragiri Hilir, Riau on 20 Decem- UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia Demak and Makassar Flood water inundated houses in 4 villages of Gunung Jati Sub District on 25. Jombang - Lamongan and Northern Jakarta Jepara 25 houses were damaged by whirlwinds in 2 villages in Jepara District, Central Java on 28 December. Water inundated hundred of houses in Demak District, Central Java, on 26 December On 27 December, flash floods cut off access between Jombang City and Lamongan City, East Java In Makassar City (South Sulawesi) floods cut off main road access on 26 December. High tide cut off road access in Northern Jakarta Landslides claimed 4 lives in Temanggung District on 21 December. On 24 December, rain with high intensity caused flooding in 3 sub districts of Bandung District, West Java.

October 2011 Natural Disasters Bencana Alam earthquake volcanoes floods

October 2011 Natural Disasters Bencana Alam earthquake volcanoes floods October 211 Natural Disasters A 68-magnitude earthquake struck off the southwest coast of Bali Island on 13 October It was felt most intensely in the Denpasar area as well as in several other areas in

Lebih terperinci

Banjir berdampak paling besar di Februari. Angin puting beliung hampir mencapai kisaran sepertiga dari bencana alam

Banjir berdampak paling besar di Februari. Angin puting beliung hampir mencapai kisaran sepertiga dari bencana alam Buletin Kemanusiaan Indonesia Issue 02 01 29 Februari 2012 SOROTAN 19 kejadian banjir menyebabkan 558 orang mengungsi sementara di bulan Februari. 21 dari 33 provinsi berisiko banjir sampai Maret 2012.

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Indonesia. Jumlah Kejadian bencana alam jatuh ke titik terendah pada bulan Mei. Dalam edisi ini

Buletin Kemanusiaan Indonesia. Jumlah Kejadian bencana alam jatuh ke titik terendah pada bulan Mei. Dalam edisi ini Buletin Kemanusiaan Indonesia Issue 04 01 30 May 2012 SOROTAN Jumlah insiden bencana alam Mei merupakan yang terendah sejak Januari 2012. UNICEF Dalam edisi ini Ikhtisar kejadian bencana P.1 Kesiapsiagaan

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung meningkat selama April dan Mei. Isi HIGHLIGHTS ANGKA-ANGKA

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung meningkat selama April dan Mei. Isi HIGHLIGHTS ANGKA-ANGKA Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia Edisi 03 April Mei 2013 HIGHLIGHTS 220.000 orang terdampak/ mengungsi akibat 198 bencana alam selama April dan Mei terjadi kenaikan dari periode sebelumnya. Banjir

Lebih terperinci

Dampak Bencana Alam Meningkat

Dampak Bencana Alam Meningkat Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia Edisi 5 2013 SOROTAN Bencana hidrometeorologi tetap menjadi bencana alam yang paling umum. TNI Isi Ikhtisar kejadian bencana H.1 Respon Bencana dan Kesiapsiagaan H.4

Lebih terperinci

July Bencana Alam. Natural Disasters

July Bencana Alam. Natural Disasters Natural Disasters Lokon Volcano in North Sulawesi erupted on 17 July spewing ash as high as 3,500 metres into the air. The eruption was the largest since the volcano was placed on the highest alert level

Lebih terperinci

Sept Natural Disasters Bencana Alam earthquake Gempabumi Volcano Gunung floods landslides banjir tanah longsor

Sept Natural Disasters Bencana Alam earthquake Gempabumi Volcano Gunung floods landslides banjir tanah longsor Sept - 2011 Natural Disasters A 6.7-magnitude earthquake struck Singkil Baru in Nanggroe Aceh Darussalam in September. It caused 3 casualties and severe damages to 432 houses and light damages to 1,095

Lebih terperinci

Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia

Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia Edisi 08 01 31 Agustus 2012 Ikhtisar kejadian bencana P.1 Kesiapsiagaan & respon bencana P.3 Jumlah orang yang terkena dampak bencana alam yang terjadi pada bulan

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Indonesia

Buletin Kemanusiaan Indonesia Buletin Kemanusiaan Indonesia Januari Maret 2014 SOROTAN Dampak bencana alam meningkat Ribuan telah diungsikan berbulanbulan karena letusan vulkanik Gunung Sinabung Harmonisasi klaster berlanjut Penutupan

Lebih terperinci

Monthly Humanitarian Bulletin Indonesia. Aktivitas seismik dan vulkanik meningkat di bulan April. Dalam edisi ini

Monthly Humanitarian Bulletin Indonesia. Aktivitas seismik dan vulkanik meningkat di bulan April. Dalam edisi ini Monthly Humanitarian Bulletin Indonesia Issue 04 01 30 April 2012 SOROTAN Aktivitas seismik meningkat pada bulan April 2012 dan termasuk sebuah gempa berkekuatan 8.3 dan gempa susulan yang besar di Aceh.

Lebih terperinci

Monthly Humanitarian Update

Monthly Humanitarian Update Indonesia Natural Disasters As the rainy season comes to a close, severe weather continues to affect most parts of Indonesia. Heavy rain throughout March has seen flood waters remain in several districts

Lebih terperinci

Kejadian dan dampak bencana berkurang seiring hampir berakhirnya musim hujan yang parah

Kejadian dan dampak bencana berkurang seiring hampir berakhirnya musim hujan yang parah Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia Edisi 02 Februari dan Maret 2013 HIGHLIGHTS Banjir dan tanah longsor menewaskan 20 orang di Sulawesi Utara pada bulan Februari. Sekitar 4.220 rumah rusak, 3.832 orang

Lebih terperinci

Bulletin Kemanusiaan Indonesia

Bulletin Kemanusiaan Indonesia Bulletin Kemanusiaan Indonesia April - Juni 2014 Dalam edisi ini SOROTAN Penurunan keseluruhan kejadian bencana pada tahun 2014 Dua gunung berapi meletus Gunung Sangeangapi dan Gunung Sinabung Pelatihan

Lebih terperinci

UN-GGIM: User case studies Geospatial Information for Disaster Management. Case studies: Indonesia: Flood Hazard Mapping in Jakarta

UN-GGIM: User case studies Geospatial Information for Disaster Management. Case studies: Indonesia: Flood Hazard Mapping in Jakarta UN-GGIM: User case studies Geospatial Information for Disaster Management Case studies: Indonesia: Flood Hazard Mapping in Jakarta Case studies: Indonesia: Flood Hazard Mapping in Jakarta Indonesia is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi atau ring of fire yang dimulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi Utara hingga

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Indonesia

Buletin Kemanusiaan Indonesia Buletin Kemanusiaan Indonesia Januari Maret 2014 SOROTAN Dampak bencana alam meningkat Ribuan telah diungsikan berbulanbulan karena letusan vulkanik Gunung Sinabung Harmonisasi klaster berlanjut Penutupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia yang berada di salah satu belahan Asia ini ternyata merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 129 gunungapi yang tersebar luas mulai dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Kepulauan Halmahera dan Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Musim hujan akhirnya hampir selesai. Isi

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Musim hujan akhirnya hampir selesai. Isi Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia Edisi 4 Juli Agustus 2013 S O RO TA N Banjir dan gempa bumi memiliki dampak kemanusiaan tertinggi di Juli-Agustus Titik api kebakaran di hutan lahan gambut di Sumatera

Lebih terperinci

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation : Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation : 2011-2012 No. Provinces and Groups of Participants Training Dates and Places Number and Origins of Participants Remarks

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROGRAM SEKOLAH AMAN BENCANA (SAB) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA DI SMP N 2 TABANAN TAHUN

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROGRAM SEKOLAH AMAN BENCANA (SAB) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA DI SMP N 2 TABANAN TAHUN UNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI SISWA TERHADAP PROGRAM SEKOLAH AMAN BENCANA (SAB) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA DI SMP N 2 TABANAN TAHUN 2016 NI LUH ARNI WIDYANINGSIH PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam seakan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) pada Nopember 2010 (seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari

Lebih terperinci

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA KONDISI TEKTONIK INDONESIA 2 Bencana Tsunami Aceh dan Sumatra Utara Desember 2004 Bencana Gempabumi Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 Bencana Tsunami Pangandaran Juli 2006 UU No. 24 Tahun 2007 : Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI BAGI PENENTUAN KEMUNGKINAN DAERAH GENANGAN AKIBAT TSUNAMI (STUDI KASUS: KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT)

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI BAGI PENENTUAN KEMUNGKINAN DAERAH GENANGAN AKIBAT TSUNAMI (STUDI KASUS: KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT) APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI BAGI PENENTUAN KEMUNGKINAN DAERAH GENANGAN AKIBAT TSUNAMI (STUDI KASUS: KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT) GIS Application in Determining the Possible Inundation Area by Tsunami

Lebih terperinci

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan

Lebih terperinci

Study on Earthquake Disaster Mitigation and Preparedness of Volcano Eruption in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar

Study on Earthquake Disaster Mitigation and Preparedness of Volcano Eruption in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar 1 Study on Earthquake Disaster Mitigation and Preparedness of Volcano Eruption in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar Gustia Panca Rini*Erna Juita** Farida*** Geography Education Students STKIP PGRI West

Lebih terperinci

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA 14 DESEMBER 2016 DISIAPKAN OLEH : DIREKTORAT PRB, BNPB INDONESIA DAN BENCANA Secara geografis Indonesia terletak pada rangkaian cincin api yang membentang sepanjang

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI BERBASIS DESA BERSAUDARA (SISTER VILLAGE) DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI BERBASIS DESA BERSAUDARA (SISTER VILLAGE) DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI BERBASIS DESA BERSAUDARA (SISTER VILLAGE) DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program

Lebih terperinci

ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG (26 OKTOBER 2017)

ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG (26 OKTOBER 2017) ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG (26 OKTOBER 2017) Ramadhan Nurpambudi Stasiun Meteorologi Radin Inten Lampung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta Email : ramaunited92@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah lama diakui bahwa Negara Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia serta diantara

Lebih terperinci

Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction. Reducing the impact of natural disasters. Pengurangan dampak bencana alam

Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction. Reducing the impact of natural disasters. Pengurangan dampak bencana alam Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction Reducing the impact of natural disasters Pengurangan dampak bencana alam Cover photo: IDEP Foundation Photo: IFRD The Australia-Indonesia Facility for

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan

Lebih terperinci

PEMETAAN MULTI RISIKO BENCANA PADA KAWASAN STRATEGIS DI KABUPATEN TANGGAMUS

PEMETAAN MULTI RISIKO BENCANA PADA KAWASAN STRATEGIS DI KABUPATEN TANGGAMUS PEMETAAN MULTI RISIKO BENCANA PADA KAWASAN STRATEGIS DI KABUPATEN TANGGAMUS MAPPING OF DISASTER MULTI-RISK ASSESSMENT FOR STRATEGIC AREAS IN TANGGAMUS DISTRICT Dwi Abad Tiwi Pusat Teknologi Reduksi Risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki karakteristik bencana yang kompleks, karena terletak pada tiga lempengan aktif yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara, Indo-Australia di bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk

Lebih terperinci

OBAT DONASI PADA BEBERAPA FASILITAS KESEHATAN 01 NANGROE ACEH DARUSALAM

OBAT DONASI PADA BEBERAPA FASILITAS KESEHATAN 01 NANGROE ACEH DARUSALAM OBAT DONASI PADA BEBERAPA FASILITAS KESEHATAN 01 NANGROE ACEH DARUSALAM Sarjaini Jamal\ Tengku Zulkarnain2, Edwin3 ABSTRACT On the 26th December 2004, a big earthquake and tsunami destroyed coastal zones

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI IJEN, JAWA TIMUR Imam Santosa Bidang Evaluasi Potensi Bencana Sari Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif.

Lebih terperinci

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Ida Ngurah Plan International Indonesia Ida.Ngurah@plan-international.org Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan kerusakan dan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 015 I. LATAR BELAKANG Sejarah kebencanaan di Kabupaten Boyolali menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

Hasil analisis terbaru mengindikasikan bahwa fenomena La Nina masih akan terjadi pada bulan Feb-Mar-Apr 2008.

Hasil analisis terbaru mengindikasikan bahwa fenomena La Nina masih akan terjadi pada bulan Feb-Mar-Apr 2008. No. 23, Issued February 01,2008 Mt. Lokon Earthquake in Nias: 1 person death, 3 Mt. Anak Krakatau LEGEND: # Volcano (Alertness level III) a Earthquake (Mag: 5.0-7.0) Data Source: LAPAN, BMG, Bakornas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,

Lebih terperinci

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK. BAB I PENDAHULUAN Berbagai kejadian krisis kesehatan akibat bencana terjadi di Indonesia sepanjang tahun 204. Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tercatat sebanyak 456 kali kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di Indonesia yang terdata dan memiliki koordinat berjumlah 13.466 pulau. Selain negara kepulauan, Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG Bagian V.1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia secara geografis dan demografis merupakan negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam (natural disaster) maupun bencana karena

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 7 (2) (2018) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage Pemetaan Risiko Bencana Longsor Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di Kecamatan Tembalang

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan, baik oleh masyarakat

`BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan, baik oleh masyarakat `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan, baik oleh masyarakat berbagai material dan lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 Berikut Informasi Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah dikeluarkan masing-masing Regional atau Kabupaten

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 1010 Indonesia Telepon : (01) 345 8400 Fax : (01) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam adalah musibah yang tidak dapat dielakkan. Pada tahun 2015, tercatat 1.681 kejadian bencana alam di Indonesia dengan 501 kejadian diantaranya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi banjir ialah aliran air sungai yang tingginya melebih muka air normal, sehinga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam

Lebih terperinci

Pengembangan Peta Rencana Kontijensi Bencana Gunung Api Studi Kasus: Gunung Api Lokon

Pengembangan Peta Rencana Kontijensi Bencana Gunung Api Studi Kasus: Gunung Api Lokon Jurnal Rekayasa LPPM Itenas No.4 Vol. XIV Institut Teknologi Nasional Oktober Desember 2010 Pengembangan Peta Rencana Kontijensi Bencana Gunung Api Studi Kasus: Gunung Api Lokon M. ABDUL BASYID Jurusan

Lebih terperinci

Pengantar (ITC-DRR) Laksono Trisnantoro PMPK FK UGM

Pengantar (ITC-DRR) Laksono Trisnantoro PMPK FK UGM Pengantar Rapat koordinasi antara ITC-DRR Universitas untuk Gawat Darurat dan Program Pelatihan dan Pengajaran Manajemen Bencana Konsorsium Pelatihan Internasional Pengurangan Resiko Bencana (ITC-DRR)

Lebih terperinci

Our History. Fisipol Universitas Widyamataram. Stadium General: Theme Administrasi Negara & Sosilogi dalam Prospek & Perspektif Kekinian

Our History. Fisipol Universitas Widyamataram. Stadium General: Theme Administrasi Negara & Sosilogi dalam Prospek & Perspektif Kekinian Fisipol Universitas Widyamataram Stadium General: Theme Administrasi Negara & Sosilogi dalam Prospek & Perspektif Kekinian Presented by : Dewi Hanifah, DRR/IRT Coordinator Yogyakarta 3 Oktober 2015 Our

Lebih terperinci

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA Dibacakan oleh Inspektur Utama BNPB Working Session 2: Sekolah Aman Ballroom 3, The Sunan Hotel, Kota Surakarta I. Pengantar Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan manusia, lingkungan fisik, biologis dan sosial. Dampak buruk ini akan menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

Manajemen Bencana. Hendro Wartatmo. Emergency and Disaster Hazard Mapping, Indonesia (Emergency Supermarket) C. Kalimantan 6.

Manajemen Bencana. Hendro Wartatmo. Emergency and Disaster Hazard Mapping, Indonesia (Emergency Supermarket) C. Kalimantan 6. Manajemen Bencana Hendro Wartatmo Pokja Bencana - IKM 1 Emergency and Disaster Hazard Mapping, Indonesia (Emergency Supermarket) NAD 2,3,4,5,6,7,13, N. Sumatra 3,4,7, WSumatra 1,2, 3,4,8,11, Bangka Belitung

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan berhadapan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah bencana alam. Data dari Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR)

Lebih terperinci

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Fitri Chumairoh, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta.

Lebih terperinci

Sholihah, et al, Kajian Data dan Informasi Bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah...

Sholihah, et al, Kajian Data dan Informasi Bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah... Kajian Data dan Informasi Bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso (Assessment of Disaster Data and Information in Regional Disaster Management Agency (RDMA) Bondowoso)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

Manajemen Bencana. dr. Bella Donna, M.Kes Divisi Manajemen Bencana PMPK FK-UGM

Manajemen Bencana. dr. Bella Donna, M.Kes Divisi Manajemen Bencana PMPK FK-UGM Manajemen Bencana dr. Bella Donna, M.Kes Divisi Manajemen Bencana PMPK FK-UGM Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mempelajari materi ini, Peserta mampu: memahami tentang bencana dan penanggulangan bencana.

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER ACEH Angin Puting Beliung Banjir Banjir Bandang KALBAR Tanah Longsor KALSEL Kebakaran Hutan KALTENG Kebakaran Hutan SULUT Konflik Sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, dan demografis yang unik dan beragam. Kondisi geologi Indonesia yg merupakan pertemuan lempeng-lempeng

Lebih terperinci

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548 4. Kota Bekasi 23 109 5. Kota Bekasi 10 110 6. Kabupaten Purwakarta 17 111 7. Kabupaten Bandung 43 112 8. Kodya Cimahi 3 113 9. Kabupaten Sumedang 26 114 10. Kabupaten Garut 39 115 11. Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Secara geologi, wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu)

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu) TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu) Oleh: MAIDA SINTA MAWADDATI I0611013 Diajukan sebagai

Lebih terperinci

Garis Besar Paparan. Manajemen Risiko Sebagai Kata Kunci Dalam Pembangunan Berbasis Mitigasi Bencana. Profil Kebencanaan Indonesia (1)

Garis Besar Paparan. Manajemen Risiko Sebagai Kata Kunci Dalam Pembangunan Berbasis Mitigasi Bencana. Profil Kebencanaan Indonesia (1) Manajemen Risiko Sebagai Kata Kunci Dalam Pembangunan Berbasis Mitigasi Bencana Dr. Iwan Gunawan Bank Dunia - Jakarta Seminar Nasional Peran Pustakawan Dalam Mitigasi Bencana Yogyakarta, 28 Juli 2011 Garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun 2005-2014 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari World Disater

Lebih terperinci

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015 BMKG UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 15 Status Perkembangan 18 Agustus 15 RINGKASAN, VERSI 18 AGUSTUS 15 Monitoring kolam hangat di Laut Pasifik menunjukkan konsistensi

Lebih terperinci

PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI

PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 2, Mei 2014 Halaman 115-119 PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI Hijrah Purnama Putra 1 dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Bencana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana

Lebih terperinci

Hubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor)

Hubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor) Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Hubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor) Deskripsi Dokumen:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah

Lebih terperinci

Manajemen Pemulihan Infrastruktur Fisik Pasca Bencana

Manajemen Pemulihan Infrastruktur Fisik Pasca Bencana Manajemen Pemulihan Infrastruktur Fisik Pasca Bencana Teuku Faisal Fathani, Ph.D. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 1. Pendahuluan Wilayah Indonesia memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAFTAR SATUAN KERJA DAN TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM NO. KAB/KOTA 1 PENATAAN RUANG - - 32 32 2 SUMBER DAYA AIR 28 132-160 3 BINA MARGA 31 - - 31 59 132 32 223 E:\WEB_PRODUK\Agung\Pengumuman\NAMA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 Depok, 29-31 Agustus 2016 PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PENDAHULUAN Pusat Krisis Kesehatan pada

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN PENDAHULUAN Bambang Sayaka Gangguan (shocks) faktor-faktor eksternal yang meliputi bencana alam, perubahan

Lebih terperinci

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan Menjadi bagian dari negara Kepulauan Indonesia, Surabaya dikaruniai oleh iklim tropis dengan kelembaban udara cukup tinggi sepanjang tahun, yakni antara 70-90%. Secara geografis, Kota Pahlawan ini berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik menjadikan kawasan Indonesia ini memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadikan

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negeri yang rawan bencana. Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung api terbesar di dunia. Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat rentan terhadap ancaman berbagai jenis bencana, misalnya bencana yang terjadi di Sulawesi

Lebih terperinci