PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014"

Transkripsi

1 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER ACEH Angin Puting Beliung Banjir Banjir Bandang KALBAR Tanah Longsor KALSEL Kebakaran Hutan KALTENG Kebakaran Hutan SULUT Konflik Sosial SUMUT Erupsi Gunung Api SUMSEL Kabut Asap LAMPUNG Kecelakaan Transportasi Darat DKI JAKARTA Kebakaran Konflik Sosial JAWA BARAT Kecelakaan Transportasi Keracunan Kebakaran Tanah Longsor Angin Puting Beliung JAWA TENGAH Konflik Sosial Angin Puting Beliung JAWA TIMUR Keracunan Kecelakaan Transportasi NTT Kecelakaan Transportasi Laut PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN Jumlah total kejadian krisis kesehatan sampai dengan bulan sebanyak 363 kali kejadian dengan korban meninggal sebanyak 793 orang, luka berat/rawat inap sebanyak orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak orang yang hilang sebanyak 215 orang serta jumlah pengungsi sebanyak orang. Pada Bulan terjadi 37 kali kejadian krisis kesehatan yang disebabkan oleh bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan melakukan pemantauan selama 24 jam dan menyediakan informasi penanggulangan krisis kesehatan. Dari hasil pemantauan kejadian krisis kesehatan selama bulan di peroleh gambaran sebagai berikut : 1. Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Jumlah kejadian krisis kesehatan pada bulan sebanyak 37 kejadian jika dibandingkan dengan kejadian krisis kesehatan pada bulan September sebanyak 36 kejadian, maka pada bulan terjadi peningkatan jumlah kejadian krisis kesehatan sebesar 1 kejadian (3%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Kejadian krisis kesehatan pada bulan disebabkan oleh 11 jenis bencana, seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Jenis Kejadian Krisis kesehatan pada Bulan dan September di Indonesia OKTOBER SEPTEMBER 1. Banjir 1. Banjir 2. Banjir Bandang 2. Angin Puting Beliung 3. Angin Puting Beliung 3. Kebakaran hutan 4. Kebakaran Hutan/Kabut Asap 4. Kebakaran 5. Erupsi Gunung Api 5. Ledakan 6. Keracunan 6. Keracunan 7. Kecelakaan Transportasi 7. Kecelakaan Transportasi 8. Tanah Longsor 8. Tanah Longsor 9. Konflik Sosial 9. Gempa Bumi 10. Kebakaran Pemukiman 10. Kabut Asap 11. Kecelakaan Industri 11. KLB

3 Kejadian krisis kesehatan pada Bulan paling banyak disebabkan oleh Kecelakaan Transportasi dan Kebakaran Pemukiman, masing-masing sebanyak 7 kejadian (19%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 dan 2 berikut : Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan Berdasarkan Jenis Bencana Grafik 2 Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan Berdasarkan Jenis Bencana Angin Puting Beliung 19% 8% 11% 5% 8% 19% 11% 11% 3% 2% Banjir Banjir Bandang Erupsi Gunung Api Kebakaran Hutan Kebakaran 3% Kecelakaan Industri Kecelakaan Transportasi Keracunan Makanan 2

4 Kejadian krisis kesehatan pada bulan disebabkan oleh : 1. Bencana Alam, 15 kejadian, terdiri dari : Banjir : 4 kejadian Kebakaran Hutan : 4 kejadian Angin Puting Beliung : 3 kejadian Tanah Longsor : 2 kejadian Banjir Bandang : 1 kejadian Erupsi Gunung Api : 1 kejadian 2. Bencana Non Alam, 19 kejadian, terdiri dari : Kecelakaan Transportasi : 7 kejadian Kebakaran Pemukiman : 7 kejadian Keracunan Makanan : 4 kejadian Kecelakaan Industri : 1 kejadian 3. Bencana Sosial, 3 kejadian konflik sosial Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3 di bawah ini Grafik 3 Jumlah dan Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan Berdasarkan Jenis Bencana 3, 8% 15, 41% 19, 51% Alam Non Alam Sosial

5 Tanah Longsor Konflik Sosial Keracunan Kecelakaan Transportasi Kecelakaan Industri Kebakaran Pemukiman Kebakaran Hutan Erupsi Gunung Api Banjir Bandang Banjir Angin Puitng Beliung B. Berdasarkan Provinsi Kejadian Krisis Kesehatan pada bulan terjadi di 14 provinsi. Jika dibandingkan dengan bulan September (16 Provinsi) maka pada bulan terdapat penurunan jumlah provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan sebanyak 2 provinsi. Kejadian krisis kesehatan pada bulan terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 8 kejadian, diikuti oleh Provinsi Aceh, DKI Jakarta dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 6 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut provinsi di Indonesia pada bulan dapat dilihat pada Grafik 4 dan Tabel 2 berikut. Tabel 2 Frekuensi Kejadian dan Jenis Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi di Indonesia JENIS KEJADIAN KRISIS KESEHATAN NO PROVINSI JUMLAH 1 ACEH DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR LAMPUNG NUSA TIMUR TENGGARA SULAWESI UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA SELATAN 1 1 JUMLAH

6 Grafik 2 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Kejadian krisis kesehatan pada bulan terjadi di wilayah 6 PPK Regional. Wilayah PPK Regional yang paling banyak mengalami kejadian krisis kesehatan adalah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 16 kejadian. Krisis PPK Regional DKI Jakarta terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 6 kejadian dan Jawa Barat 8 kejadian, Lampung dan Kalimantan Barat masing-masing 1 kejadian. Kejadian krisis kesehatan tidak terjadi di Wilayah PPK Sub Regional Sumatera Barat dan Papua. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut PPK Regional/Sub Regional di Indonesia pada bulan dapat dilihat pada Grafik 3 berikut:

7 Grafik 3 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

8 BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT KRISIS KESEHATAN Jumlah korban akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan sebesar orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban krisis kesehatan pada bulan Juli sebanyak 334 orang, pada bulan Agustus terjadi peningkatan jumlah korban krisis kesehatan sebesar 554 orang (165%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Krisis Indonesia Bulan September dan No Korban dan Pengungsi September 1 Korban Meninggal Luka berat/ Rawat inap Luka ringan/rawat jalan Hilang Pengungsi Korban Meninggal Dari tabel 3 di atas tampak bahwa jumlah korban meninggal pada bulan sebanyak 80 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban meninggal pada bulan September sebesar 61 orang, maka pada bulan terdapat peningkatan jumlah korban meninggal sebanyak 19 orang (23 %). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban meninggal pada bulan terbanyak diakibatkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 47 orang (59%), diikuti oleh kejadian tanah longsor sebanyak 21 orang (26%). Kejadian kecelakaan transportasi yang paling banyak menyebabkan korban meninggal adalah kecelakaan transportasi darat di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 6 yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 22 orang. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 3 dan 4 berikut.

9 Grafik 3 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan Grafik 4 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan 1% 5% 4% 3% 1% 1% Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor 26% 59% Keracunan Makanan Kebakaran Konflik Sosial Banjir Kebakaran Hutan Kecelakaan Industri 8

10 B. Berdasarkan Provinsi Korban meninggal pada bulan paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 35 orang ( 44%), dimana sebanyak 22 orang diantaranya meninggal akibat kecelakaan transportasi laut di Kabupaten Situbondo. Korban meninggal terbanyak berikutnya terdapat di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 18 orang (22%) yang seluruhnya diakibatkan oleh kejadian tanah longsor di pertambangan emas di Kabupaten Bengkayang. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis provinsi dapat dilihat pada grafik 5 dan 6 berikut. Grafik 5 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Bulan

11 Grafik 6 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Bulan 1% 4% 1% 1% 1% JAWA TIMUR 8% KALIMANTAN BARAT 1 8% 44% JAWA BARAT LAMPUNG NUSA TENGGARA TIMUR DKI JAKARTA 22% ACEH KALIMANTAN SELATAN SULAWESI UTARA JAWA TENGAH 10

12 C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah korban meninggal pada bulan paling banyak terdapat di wilayah PPK Regional DKI Jakarta dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 35 orang (44%). Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban meninggal pada bulan adalah PPK Regional Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada grafik 7 dan 8 berikut. Grafik 7 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan

13 Grafik 8 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 44% 1% SUMATERA UTARA 1% 1% 8% SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN 44% DKI JAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN SELATAN 1% SULAWESI UTARA SULAWESI SELATAN PAPUA 2. Korban Luka Berat/Rawat Inap Korban Luka Berat/Rawat Inap akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan sebanyak 116 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka berat/rawat inap bulan September sebanyak 71 orang, maka pada bulan terdapat peningkatan sebanyak 45 orang (63 %). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban luka berat/rawat inap pada bulan terbanyak disebabkan oleh keracunan makanan sebanyak 66 orang (57%), diikuti oleh kecelakaan transportasi sebanyak 28 orang (24%). Keracunan makanan pada bulan yang paling banyak mengakibatkan pasien rawat inap terbanyak adalah keracunan makanan di Pondok Pesantren Djadid, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur sebanyak 30 orang pada tanggal 25. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi korban luka berat/rawat inap berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 9 dan

14 Grafik 9 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan Keracunan Makanan Kecelakaan Transportasi Konflik Sosial Kebakaran Kebakaran Hutan Kecelakaan Industri Grafik 10 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 14% 2% 2% 1% Keracunan Makanan Kecelakaan Transportasi Konflik Sosial 24% 57% Kebakaran Kebakaran Hutan Kecelakaan Industri

15 B. Berdasarkan Provinsi Korban luka berat/rawat inap pada bulan terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 41 orang (35%) yang diakibatkan oleh keracunan makanan sebanyak 34 orang, kecelakaan transportasi 4 orang, kecelakaan kerja 1 orang dan kebakaran mobil tangki 1 orang. Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara masing-masing sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 11 dan 12 berikut ini. Grafik 11 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi Bulan

16 Grafik 12 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi Bulan 2% 1% 1% 15% 15% 31% 35% JAWA BARAT JAWA TIMUR LAMPUNG DKI JAKARTA KALIMANTAN TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI UTARA C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban luka berat/rawat inap pada bulan terbanyak terdapat di Wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 76 orang (65%), terdiri dari Provinsi DKI Jakarta (17 orang), Provinsi Jawa Barat (41 orang) dan Provinsi Lampung (18 orang). Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terpat di wilayah PPK Regional Bali dan Sulawesi Utara masing-masing sebanyak 1 orang. Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban luka berat/rawat inap adalah wilayah PPK Regional Sumatera Utara, PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Sumatera Selatan, dan PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Jawa Tengah, PPK Regional Sulawesi Selatan dan PPK Sub Regional Papua. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 13 dan 14 berikut ini.

17 Grafik 13 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan Grafik 14 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 1% 2% 1% SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT 31% SUMATERA SELATAN DKI JAKARTA 65% JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN SELATAN SULAWESI UTARA SULAWESI SELATAN 16

18 3. Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan sebanyak orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan September sebanyak orang maka jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan mengalami peningkatan sebanyak orang (46). Peningkatan jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan ini paling banyak disebabkan oleh kebakaran hutan sebanyak orang. A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan paling banyak disebabkan oleh kebakaran hutan, yaitu sebanyak orang (99%). Kejadian kebakaran hutan menyebabkan terjadinya kabut asap yang mengakibatkan gangguan pernafasan, penyakit ISPA, iritasi mata (konjungtivitis) dan iritasi kulit (dermatitis). Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 15 dan 16 berikut ini. Grafik 15 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000-14,

19 Grafik 16 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 1% 99% Kebakaran Hutan Kebakaran Keracunan Makanan Konflik Sosial Kecelakaan Transportasi Angin Puting Beliung B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak orang (69%) yang seluruhnya merupakan korban luka ringan/rawat jalan akibat kabut asap/kebakaran hutan. Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 17 dan 18 berikut ini. Grafik 17 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Bulan 12,000 10,210 10,000 8,000 6,000 4,299 4,000 2,

20 Grafik 18 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Bulan 29% 1% 1% 69% KALIMANTAN TENGAH SUMATERA SELATAN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI UTARA C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional Kalimantan Selatan sebanyak orang (7), di mana seluruhnya merupakan korban luka ringan/rawat jalan akibat kejadian kebakaran hutan/kabut asap di Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban luka ringan/rawat jalan adalah PPK Regional Sumatera Utara, PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Sulawesi Selatan dan PPK Sub Regional Papua. Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 19 dan 20 berikut ini.

21 Grafik 19 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan Grafik 20 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 7 SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT 29% SUMATERA SELATAN DKI JAKARTA 1% JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN SELATAN SULAWESI UTARA 4. Korban Hilang Jumlah korban hilang pada bulan sebanyak 65 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban hilang pada bulan September sebanyak 19 orang korban hilang maka jumlah korban hilang pada bulan mengalami peningkatan sebanyak 46 orang (24). 20

22 A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban hilang terbanyak pada bulan disebabkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 62 orang (95%) diikuti oleh tanah longsor sebanyak 2 orang (3%) dan banjir sebanyak 1 orang (2%). Untuk lebih jelasnya jumlah dan proporsi korban hilang dapat dilihat pada grafik 21 dan 22 di bawah ini. Grafik 21 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Jenis Krisis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor 2 1 Banjir Grafik 22 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Jenis Krisis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 3% 2% Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor 95% Banjir

23 B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban hilang pada bulan terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 62 orang (97%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi laut di Perairan Kabupaten Situbondo yang terjadi tanggal 6. Korban hilang lainnya sebanyak 2 orang (3%) diakibatkan oleh tanah longsor di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat yang terjadi pada tanggal 5. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 23 dan 24 di bawah ini. Grafik 23 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Provinsi Bulan JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT 2 0 ACEH Grafik 24 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Provinsi Bulan 3% 97% JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT ACEH 22

24 C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban hilang akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan terdapat di wilayah PPK Regional Jawa Timur sebanyak 62 orang (97%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi laut di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur dan wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 2 orang (3%) yang diakibatkan oleh tanah longsor di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 25 dan 26 di bawah ini. Grafik 25 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan Grafik 26 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 3% 97% JAWA TIMUR DKI JAKARTA

25 5. Pengungsi Kejadian krisis bulan mengakibatkan terjadinya pengungsi sebanyak jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan September sebanyak jiwa, pada bulan terdapat peningkatan jumlah pengungsi sebanyak jiwa (168%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Jumlah pengungsi pada bulan paling banyak disebabkan oleh banjir di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh yang mengakibatkan jiwa mengungsi (66%). Pengungsian juga disebabkan oleh erupsi gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara sebanyak jiwa (27%). Untuk lebih jelasnya gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 27 dan 28 berikut. Grafik 27 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 8,000 7,922 7,000 6,000 5,000 4,000 3,287 3,000 2,000 1, Banjir Erupsi Gunung Api Konflik Sosial Kebakaran Angin Puting Beliung Banjir Bandang 24

26 Grafik 28 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 27% 4% 3% 66% Banjir Erupsi Gunung Api Konflik Sosial Kebakaran Angin Puting Beliung Banjir Bandang B. Berdasarkan Provinsi Jumlah pengungsi pada bulan terbanyak terdapat di Provinsi Aceh sebanyak jiwa (66%) yang disebabkan oleh banjir di Kabupaten Aceh Barat sebanyak jiwa pada tanggal 8, angin putting beliung di Kabupaten Bireun sebanyak 20 jiwa serta banjir bandang di Kabupaten Gayo Lues sebanyak 36 jiwa. Pengungsian juga terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebanyak jiwa (27%) yang dikaibatkan oleh erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 29 dan 30 berikut.

27 Grafik 29 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Provinsi Bulan 7,978 8,000 7,000 6,000 5,000 3,287 4,000 3,000 2, ,000 0 ACEH SUMATERA UTARA SULAWESI UTARA DKI JAKARTA JAWA TENGAH Grafik 30 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi Bulan 4% 3% 27% ACEH SUMATERA UTARA 66% SULAWESI UTARA DKI JAKARTA JAWA TENGAH 26

28 C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah pengungsi pada bulan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional Sumatera Utara sebanyak jiwa (93%) yang terdiri dari Provinsi Sumatera Utara sebanyak jiwa dan Provinsi Aceh sebanyak jiwa. Pengungsian juga terjadi di wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 300 jiwa (3%) dan PPK Regional Sulawesi Utara sebanyak 462 jiwa (4%). Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 27, sebagai berikut : Grafik 31 Jumlah Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, ,

29 Grafik 32 Proporsi Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 3% 4% 93% SUMATERA UTARA DKI JAKARTA JAWA TENGAH SULAWESI UTARA 28

30 BAB III GAMBARAN KERUSAKAN SARANA KESEHATAN AKIBAT KRISIS KESEHATAN Kejadian krisis bulan tidak ada yang mengakibatkan terjadinya kerusakan fasilitas kesehatan. BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN YANG DILAKUKAN Berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan selama bulan, antara lain : 1. Berkoordinasi dengan BASARNAS dalam melakukan evakuasi korban kejadian krisis kesehatan 2. Memberikan fasilitas kesehatan (Pos Kesehatan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan Rumah Sakit) 3. Melakukan pemeriksaan sampel makanan dan minuman ke laboratorium pada kasus keracunan makanan 4. Melakukan surveilans penyakit berpotensi wabah/klb, penyakit akibat kabut asap (ISPA, Dermatitis, Konjungtivitis) 5. Memobilisasi tenaga kesehatan ke lokasi kejadian krisis kesehatan 6. Memobilisasi obat dan logistik kesehatan (masker) 7. Berkoordinasi dengan unit lintas program dan unit lintas sektor (BNPB, BPBD, Basarnas, Dinas Pekerjaan Umum) 8. Upaya Kementerian Kesehatan : A. Kebakaran Hutan/Kabut Asap di Sumatera dan Kalimantan Kementerian kesehatan memberikan bantuan masker kepada daerah terdampak kabut asap sebagai berikut : NO DINAS KESEHATAN JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Pcs 2 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Pcs 3 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Pcs 4 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Pcs

31 5 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Pcs JUMLAH Pcs B. Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara Kementerian Kesehatan melakukan upaya-upaya penanggulangan krisis kesehatan sebagai berikut : 1. Memberi bantuan obat dan logistik kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karo berupa : Masker lembar (8.000 lembar dari PPKK, lembar dari Dit. Simkarkesma dan lembar dari PPK Regional Sumatera Utara) Obat tetes mata 500 botol (Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes) Kantong Sampah 300 lembar (Dit. Simkarkesma) 2. Melakukan pemeriksaan kualitas udara pada tanggal 15 di 3 titik, yaitu : 1. Titik 1. Desa Sumbul Jl Berastagi - Kabanjahe 2. Titik 2. Puskesmas Berastagi Jl Veteran Berastagi 3. Titik 3. Obyek Wisata Penatapan Berastagi Hasil analisa kualitas udara ambient menunjukkan konsentrasi masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) berdasarkan PP. No. 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient. 30

32 Tabel 4 Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Bulan N O REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA KEJADIAN TANGGAL UPAYA YANG DILAKUKAN 1 DKI JAKARTA DKI JAKARTA Jakarta Pusat Konflik Sosial 3 1. Memberikan RS 2. Berkoordinasi dengan unit LP dan LS Jakarta Timur Kebakaran Pemukiman 9 1. Memberikan Rumah Sakit 2. Berkoordinasi dengan unit Lintas Sektor Jakarta Pusat Kebakaran Pemukiman 9 1. Memberikan Rumah Sakit 2. Evakuasi jenazah 3. Berkoordinasi dengan unit Lintas Sektor Jakarta Barat Kebakaran Pemukiman 11 Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas

33 dan RS Jakarta Timur Kebakaran Pemukiman Evakuasi Korban 2. Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas dan RS Jakarta Selatan Kebakaran Pemukiman Evakuasi Korban 2. Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas dan RS 2 DKI Jakarta Lampung Kabupaten Pesisir Barat Kecelakaan Transportasi Evakuasi korban 2. Memberikan RS 3 Sumatera Utara Aceh Kab. Bireun Angin Puting Beliung 4 1. Evakuasi korban 2. Memberikan puskesmas Kab. Aceh Barat Banjir 8 1. Memberikan puskesmas 2. Berkoordinasi dengan BPBD Kab. Gayo Lues Banjir Evakuasi 32

34 Bandang korban banjir. 2. Mendirikan Pos Kesehatan di lokasi banjir 3. Memberikan Puskesmas Kecamatan Putri Betung. Kab. Aceh Barat Banjir 24 Kab. Aceh Jaya Banjir Evakuasi Korban 2. Memberikan puskesmas 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan puskesmas 4 Sumatera Utara Sumatera Utara Kabupaten Karo Erupsi Gunung Api 9 1. Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit 2. Mendistribusi kan masker 3. Berkoordinasi dengan unit LP dan LS 5 Sumatera Selatan Sumatera Selatan 1. Kab. Ogan Ilir 2. Kab. Ogan Komering Ilir 3. Kab. Banyuasin 4. Kab. Musi Kabut Asap 1 Septembe r 1. Berkoordinasi dengan unit LP dan LS 2. Memberikan

35 Banyuasin Puskesmas 3. Pemantauan kasus penyakit ISPA, Dermatitis, Konjungtivitis 4. Mendistribusik an masker 6. DKI Jakarta Jawa Barat Kabupaten Cianjur Tanah Longsor 2 1. Evakuasi korban. 2. Memberikan kesehatan Kabupaten Sukabumi Keracunan Makanan Memberikan Puskesmas 2. Pemeriksaan sampel makanan ke laboratorium kesehatan Bandung. Kabupaten Cirebon Kecelakaan Transportasi Evakuasi Korban dan Jenazah 2. Memberikan Rumah Sakit Kabupaten Bogor Angin Puting Beliung Evakuasi Korban dan Jenazah 2. Memberikan Rumah Sakit Kota Bekasi Kebakaran Pemukiman Evakuasi Korban dan Jenazah 34

36 2. Memberikan Puskesmas dan Pos Kesehatan Banten Kota Tangerang Kecelakaan Kerja Evakuasi korban. 2. Memberikan kesehatan untuk korban selamat di RSUD Tangerang. 7 DKI Jakarta Kalimanta n Barat Kabupaten Bengkayang Tanah Longsor 5 1. Evakuasi korban. 2. Memberikan kesehatan kepada korban 3. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam upaya pencarian korban. 8 Jawa Tengah Jawa Tengah Kota Solo Konflik Sosial Evakuasi Korban 2. Memberikan Rumah Sakit Kabupaten Sukoharjo Angin Puting Beliung Evakuasi Korban 2. Memberikan Puskesmas 9 9 Jawa 9 Timur Jawa Timur Kabupaten Situbondo Kecelakaan Transportasi Laut 6 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan

37 RS Kabupaten Jombang Kecelakaan Transportasi Darat Membantu Evakuasi. 2. Memberikan RSUD Jombang. 3. Membawa jenazah korban meninggal dunia untuk diotopsi ke RSUD Jombang. Kabupaten Gresik Keracunan Makanan Memberikan RS 2. Melakukan pemeriksaan sampel makanan di Laboratorium Kabupaten Probolinggo Kecelakaan Transportasi Laut Evakuasi korban dan jenazah 2. Memberikan RS Kabupaten Probolinggo Keracunan Makanan Memberikan RS 2. Melakukan pemeriksaan sampel makanan di 36

38 Laboratorium 10 Kalimanta n Selatan Kalimanta n Selatan Kabupaten Banjar Kebakaran Hutan 12 Memberikan kesehatan bagi korban rawat jalan 11 Kalimanta n Tengah 1) Kota Palangkaraya. 2) Kabupaten Katingan. 3) Kabupaten Pulau Pisau. 4) Kabupaten Kapuas. 5) Kabupaten Barito Selatan. 6) Kabupaten Kotawaringin Timur. 7) Kabupaten Sukamara 8) Kabupaten Lamandau 9) Kabupaten Kotawaringin Barat 10)KabupatenSeruya n) 11) Kabupaten Gunung Mas 12) Kabupaten Barito Timur 13) Kabupaten Barito Utara 14) Kabupaten Murung Raya Kebakaran Hutan Juli 1. Memberikan Puskesmas. 2. Menyiapkan Rumah Sakit dan Puskesmas di lokasi terdampak. 3.Mendistribusika n masker kepada masyarakat melalui Puskesmas. 4. Mendirikan posko ( Kabupaten / Provinsi ) berkoordinasi dengan Lintas Sektor. 12 Kalimanta n Timur Kabupaten Kutai Barat Kebakaran Hutan 17 Septembe r 1. Memberikan Puskesmas. 2. Menyiapkan Rumah Sakit dan Puskesmas di lokasi terdampak.

39 3.Mendistribusika n masker kepada masyarakat melalui Puskesmas. 4. Mendirikan posko ( Kabupaten / Provinsi ) berkoordinasi dengan Lintas Sektor. 13 Bali Nusa Tenggara Timur Kabupaten Rote Ndao Kecelakaan Transportasi Laut Evakuasi Korban 2. Memberikan RS 14 Sulawesi Utara Sulawesi Utara Kabupaten Minahasa Konflik Sosial Evakuasi Korban dan Jenazah 2. Memberikan Puskesmas dan RS Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dr. Achmad Yurianto NIP

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014 ACEH Tanah Longsor SUMUT Angin Puting Beliung SUMBAR Kebakaran Angin Puting Beliung KEPRI Angin Puting Beliung JAMBI Tanah Longsor KALTIM

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014 ACEH Kebakaran KALSEL Banjir GORONTALO Banjir SUMBAR Kecelakaan Transportasi Laut SULSEL Kebakaran Konflik Sosial PAPUA Kecelakaan

Lebih terperinci

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK. BAB I PENDAHULUAN Berbagai kejadian krisis kesehatan akibat bencana terjadi di Indonesia sepanjang tahun 204. Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tercatat sebanyak 456 kali kejadian

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA (APRIL 2009) RIAU Banjir, Angin Siklon Tropis JABAR Banjir, Tanah Longsor, Banjir disertai Tanah Longsor KALTENG Banjir, Banjir Bandang SULTENG

Lebih terperinci

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Krisis Kesehatan Jl. Rasuna Said Blok X-5 Kav. No. 4-9 Gedung A Lantai VI, Jakarta Selatan Telp. : 021 526 5043, 521 0411 Fax. : 021 527 1111 Call Center

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA (April 2010) ACEH Gempa Bumi DKI JAKARTA Konflik Kebakaran KALSEL MALUKU UTARA KEPRI Konflik KALTIM SUMUT Bandang PAPUA Konflik SUMBAR, Tanah

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA (MARET 2009) SUMUT RIAU Sambaran Petir JABAR, Tanah Longsor, Angin Siklon Tropis SULTENG Angin Siklon Tropis PAPUA Tanah Longsor NAD SUMBAR,

Lebih terperinci

TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2008

TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2008 TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 28 PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Tinjauan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA (Februari 2010) SUMUT Bandang, DKI JAKARTA KALIMANTAN TIMUR SUMSEL SUMBAR LAMPUNG Bandang BANTEN Angin Siklon Tropis JABAR, Bandang,, Angin Siklon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. ANALISIS BENCANA DI INDONESIA BERDASARKAN DATA BNPB MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA MINING MAHESA KURNIAWAN 54412387 Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. Bencana merupakan peristiwa yang dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MARET 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MARET 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT DI INDONESIA MARET 2014 SUMUT Kebakaran Hutan SUMSEL Konflik Sosial Angin Puting Beliung Banjir RIAU Kebakaran JAMBI Kebakaran Hutan KALBAR Tanah Longsor KALSEL Banjir

Lebih terperinci

Daftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018 (Masa Jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Berakhir Tahun 2018 dan Tahun 2019)

Daftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018 (Masa Jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Berakhir Tahun 2018 dan Tahun 2019) Daftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018 (Masa Jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Berakhir Tahun 2018 dan Tahun 2019) No Provinsi Akhir Masa Jabatan 1. Sumut 17-06-2018 2. Sumsel

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

Dr. Ir. Sukardi, M.Si DATA MENCERDASKAN BANGSA Disampaikan Pada Acara : Rapat Koordinasi Pembangunan antara Gubernur dengan Bupati/Walikota dan SKPD Provinsi Kalimantan Tengah Di Aula Serba Guna BAPPEDA Provinsi Kalteng, 12

Lebih terperinci

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 33/PMK.07/2011 TENTANG : ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat tinggi dan sangat bervariasi dari jenis bencana. Kondisi alam serta keanekaragaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota) IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota) DISTRIBUSI PENCAPAIAN IPM PROVINSI TAHUN 2013 Tahun 2013 Tahun 2013 DKI DIY Sulut Kaltim Riau Kepri Kalteng Sumut Sumbar Kaltara Bengkulu Sumsel Jambi Babel

Lebih terperinci

LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA APRIL 2014

LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA APRIL 2014 LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA APRIL ACEH : Kecelakaan Darat Keracunan Banjir Bandang SUMBAR: Banjir dan Tanah Longsor SUMUT : Angin Puting Beliung Kecelakaan Darat BABEL: Kecelakaan

Lebih terperinci

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 NO WILAYAH KERJA KANTOR REGIONAL I YOGYAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dapat terjadi di belahan bumi manapun, termasuk di Indonesia sendiri yang notabennya kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan tiga lempeng dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) - i - DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun 2005-2014 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari World Disater

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 SATKER PAGU REALISASI % DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA 3,025,650,000 2,207,781,900 72.97 BADAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

Review upaya PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KEKERINGAN DIPROVINSI NTB 2014

Review upaya PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KEKERINGAN DIPROVINSI NTB 2014 Review upaya PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KEKERINGAN DIPROVINSI NTB 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI NTB PENINGKATAN UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN, KUTA-BALI 25-28 NOVEMBER 2014

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BNPB. Unit Pelaksana Teknis. Penyelenggaraan. Pembentukan. Kajian. Pedoman.

BNPB. Unit Pelaksana Teknis. Penyelenggaraan. Pembentukan. Kajian. Pedoman. No.1410, 2014 BNPB. Unit Pelaksana Teknis. Penyelenggaraan. Pembentukan. Kajian. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KAJIAN PEMBENTUKAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 211 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 DEPARTEMEN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 SEMULA SETELAH 1 IKHTISAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung

Lebih terperinci

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 213 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM DAN MUSIBAH KEBAKARAN DI KABUPATEN LAMANDAU DENGAN

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG Bagian V.1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia secara geografis dan demografis merupakan negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam (natural disaster) maupun bencana karena

Lebih terperinci

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003 DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN BAGIAN DAERAH PENGHASIL SEKTOR PERTAMBANGAN UMUM UNTUK

Lebih terperinci

Sifat : dilaksanakan pada. Nomor 4r5/K7u/Yljr/2an. NPHD paling lambat. NPHD pa.ling lambat. Jakarta, I {guatus 20 1?

Sifat : dilaksanakan pada. Nomor 4r5/K7u/Yljr/2an. NPHD paling lambat. NPHD pa.ling lambat. Jakarta, I {guatus 20 1? KOMISI PEMIUHAN UMTJfi REPTJBUK INDOIIESIA Nomor 4r5/K7u/Yljr/2an Sifat : Perihal : Ralat Surat Ketua KPU Nomor 436 I KPU lvll / 2Ol7 Jakarta, I {guatus 20 1? Kepada Yth. 1. Ketua KPU Provinsi; 2. Ketua

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

Dr. Ir. Sukardi, M.Si BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan Pada Acara : Rapat Koordinasi Pengendalian (RAKORDAL) Triwulan III Tahun Anggaran 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Di Aula Serba Guna BAPPEDA

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013 LAMPIRAN PENGUMUMAN NOMOR : PENG/01/IX/2013/BNN TANGGAL : 4 SEPTEMBER 2013 No. 1 ACEH BNNP Aceh Perawat D-3 Keperawatan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk

Lebih terperinci

KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA

KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA PENGERTIAN BENCANA Peristiwa atau rangkaian peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah negara Indonesia memiliki kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal ini

Lebih terperinci

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 Palangka Raya, 16Desember 2015 DR. Ir. Sukardi, M.Si Kepala BPS

Lebih terperinci

Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan DAFTAR ISI

Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN... BAB II KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA YANG TERJADI PADA TAHUN 7.... Frekuensi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam,

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PERALATAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI 2013, No.1161 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB) PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB) Jakarta, 17 Juli 2013 Waktu Kejadian 22 Juni 2013 (12:42:36 WIB), Magnitude

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NO NAMA SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN DKI JAKARTA 1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA

Lebih terperinci

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA 17 2014, No.67 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2. Sekretaris Kementerian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAFTAR SATUAN KERJA DAN TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM NO. KAB/KOTA 1 PENATAAN RUANG - - 32 32 2 SUMBER DAYA AIR 28 132-160 3 BINA MARGA 31 - - 31 59 132 32 223 E:\WEB_PRODUK\Agung\Pengumuman\NAMA

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan kerusakan dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG DATA SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN Tanggal : 19 Agustus 2016 Jam Sumber : 11:00 WITA : Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan, KLHK 1. Jumlah update laporan hotspot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah bencana alam. Data dari Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR)

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 188.44/807/2014 TENTANG STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG 1 dari 8 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG REGIONALISASI PUSAT BANTUAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada

Lebih terperinci

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website: AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 TENTANG PENETAPAN SIMPUL JARINGAN TRANSPORTASI JALAN UNTUK TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI SELURUH INDONESIA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 No. SATKER PAGU ANGGARAN (RP.) REALISASI (RP.) % 1 019032 DINAS KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM MENGHADAPI ERUPSI GUNUNG SINABUNG

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM MENGHADAPI ERUPSI GUNUNG SINABUNG PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM MENGHADAPI ERUPSI GUNUNG SINABUNG Nama Pewawancara : Nama Pencatat : Hari/Tanggal/Jam : Tempat : Nama Informan : PELAKSANAAN WAWANCARA 1. Perkenalan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JALAN TMP KALIBATA NO. 17 JAKARTA SELATAN 12740 TELEPON

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci