ALGORITMA PARALEL ODD EVEN TRANSPOSITION PADA MODEL JARINGAN NONLINIER. Ernastuti, Ravi A. Salim, dan Haryanto
|
|
- Djaja Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ALGORITMA PARALEL ODD EVEN TRANSPOSITION PADA MODEL JARINGAN NONLINIER Ernastuti, Ravi A. Salim, dan Haryanto Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya 00, Depok, Indonesia {ernas, ravi, haryanto}@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Odd-even-transposition adalah suatu algoritma paralel yang merupakan pengembangan dari algoritma sekuensial bubble sort. Algoritma odd-even-transposition ini didesain khusus untuk model jaringan array linier (homogen). Untuk n elemen data, kompleksitas waktu dari algoritma bubble sort adalah O(n 2 ), sedangkan pada odd-even-transposition yang bekerja diatas n prosesor adalah (n). Nampak peningkatan kecepatan waktu pada kinerja algoritma paralel ini sebesar n kali dibanding algoritma sekuensialnya. Hypercube dimensi-k adalah model jaringan nonlinier (nonhomogen) terdiri dari n = 2 k prosesor, di mana setiap prosesor berderajat k. Model jaringan Fibonacci cube dan extended Lucas cube masing-masing merupakan model subjaringan hypercube dengan jumlah prosesor < 2 k prosesor dan maksimum derajat prosesornya adalah k. Pada tulisan ini diperlihatkan bagaimana algoritma odd-even-transposition dapat dijalankan juga pada model jaringan komputer kluster nonlinier hypercube, Fibonacci cube dan extended Lucas Cube dengan kompleksitas waktu O(n). Kata kunci: odd even transposition, bubble sort, jaringan kluster nonlinier, hypercube, Fibonacci cube, extended Lucas cube.. Pendahuluan Sorting merupakan salah satu operasi paling penting dalam sistem basis data, dan keefisienannya dapat mempengaruhi kinerja sistem secara drastis. Untuk meningkatkan kinerja sistem basis data, paradigma paralellism (komputasi secara paralel) digunakan untuk mengeksekusi operasi-operasi pada pengadministrasian data [-]. Sekumpulan komputer yang terhubung dalam suatu jaringan area lokal yang disebut jaringan komputer kluster memungkinkan untuk dapat meningkatkan kecepatan waktu pemrosesan aplikasi. Untuk melihat kekuatan komputasi paralel pada jaringan komputer kluster penelitian-penelitian yang terkait telah dipelajari dan dievaluasi pada berbagai aplikasi ilmiah. Mesin paralel yang didiskusikan pada tulisan ini khusus diaplikasikan untuk sistem basis data paralel. Sebelum ini telah banyak penelitian yang dialamatkan untuk permasalahan yang terkait dengan sistem basis data. Namun hanya sedikit yang mendiskusikan tentang evaluasi kinerja algoritma sorting paralel pada jaringan komputer kluster nonlinier. Odd-even-transposition adalah suatu algoritma paralel sorting yang merupakan pengembangan dari algoritma sekuensial bubble sort, di mana algoritma odd-even-transposition ini didesain khusus untuk model jaringan komputer array linier (homogen). Untuk n elemen data, kompleksitas waktu dari algoritma bubble sort pada prosesor tunggal adalah O(n 2 ), sedangkan pada odd-eventransposition yang bekerja di atas n prosesor adalah (n). Nampak peningkatan kecepatan waktu pada kinerja algoritma paralel ini sebesar n kali dibanding algoritma sekuensialnya [-]. Pokok persoalan utama arsitektur komputer paralel adalah pada desain topologi (model) jaringan interkoneksi prosesor. Topologi jaringan interkoneksi biasanya dinyatakan sebagai graf, di mana simpul menyatakan elemen prosesor dan busur menyatakan saluran komunikasi dalam jaringan [2]. Komputer-komputer yang mendukung komputasi paralel saat ini telah tersedia dengan berbagai macam topologi interkoneksi; topologi hypercube merupakan topologi yang populer dan paling banyak digunakan [4]. Jumlah prosesor dalam hypercube dimensi-k adalah 2 k. Hypercube mempunyai banyak sifat istimewa dan menarik, antara lain: simpul dan busurnya simetri, mempunyai struktur rekursif yang sederhana, mempunyai jalur dan siklus Hamiltonian dan kepadanya dapat ditanam (embedded) model jaringan lain seperti linear array, ring, mesh dan tree secara efisien. Namun, kelemahan hypercube adalah Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN
2 Algoritma Paralel Odd Even Transposition pada Model Jaringan Nonlinear ketika dimensinya diperbesar, jumlah prosesornya meningkat secara eksponensial. Hal ini sangat membatasi ukuran sistem jaringan yang akan dibangun [-]. Untuk mengatasi kelemahan ini, model-model jaringan interkoneksi dengan jumlah simpul yang jauh lebih sedikit dari 2 k yang memiliki hampir semua sifat istimewa hypercube telah diperkenalkan; yaitu Fibonacci cube (FC), Extended Fibonacci cube (EFC) dan Extended Lucas cube (ELC), masing-masing diperkenalkan oleh Hsu pada tahun 99 [], Wu (99) [], dan Ernastuti (200) [4,-0]. Graf-graf ini masing-masing adalah subgraf bentukan dari Hypercube. Dengan kata lain, hypercube dimensi-k adalah model jaringan nonlinier terdiri dari n = 2 k prosesor. Sedangkan jaringan kubus FC, EFC dan ELC masingmasing merupakan model subjaringan hypercube dengan jumlah prosesor < 2 k dan maksimum derajat prosesornya adalah k. Dari penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa pada subjaringan ini dapat juga ditanamkan model jaringan linear array, ring, mesh dan tree. Pada tulisan ini diperlihatkan bagaimana algoritma odd-even-transposition dapat dijalankan pada model jaringan komputer kluster nonlinier hypercube, FC dan ELC dengan kompleksitas waktu O(n), di mana n = 2 k. 2. Telaah Pustaka Sampai saat ini, teori graf masih digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai bidang. Pada umumnya, teori graf digunakan untuk memodelkan persoalan dan mencari solusinya. Beberapa persoalan pada zaman modern yang menggunakan teori graf antara lain adalah permasalahan jaringan web, prosesor, telepon dan utilitas. Dari banyak masalah yang menggunakan graf sebagai alat bantu pemodelan dan penyelesaiannya, dalam penelitian ini khusus membahas mengenai aplikasi teori graf dalam topologi jaringan, khususnya model jaringan interkoneksi prosesor/komputer nonlinier hypercube, Fibonacci cube dan extended Lucas cube. Pada penelitian ini, ketiga model jaringan tersebut dibuktikan dapat dimanfaatkan untuk menjalankan algoritma paralel sorting Odd Even Transposition. Definisi : Misal A adalah suatu daftar dari n elemen A, A 2,, A n dalam memori. Mengurutkan (sorting) A berkaitan dengan operasi menyusun elemen-elemen di dalam A demikian sehingga elemen-elemen tersebut terurut secara numerik atau secara leksikografik, yaitu sedemikian sehingga A A 2 A A n. Dengan kata lain Definisi dapat dinyatakan dengan pernyataan berikut: Asumsi:. Tabel dengan n elemen: A, A 2,, A n 2. Untuk 2 elemen A i dan A j, salah satu kondisi ini pasti benar: A A 2, A = A 2 atau A A 2.. Tujuan sorting: menemukan permutasi (π 0, π,, π n- ) sedemikian sehingga Aπ 0 Aπ Aπ n-. Definisi 2: Sebuah graf G=(V,E) terdiri dari himpunan simpul V dan himpunan busur E; sebuah busur adalah suatu pasangan tidak terurut (x,y), di mana x y V G. Untuk menghindari pengertian yang ambigu, V dan E dalam garaf G masing-masing dinotasikan V G dan E G. Definisi : Jalur Hamiltonian pada graf tak berararah G(V G, E G ) didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang melewati setiap simpul v i V G tepat satu dan satu kali. Jika jalur Hamiltonian dalam G dimulai dari simpul v dan berakhir di simpul v n, dengan (v,v n ) adalah busur E G, maka jalur ini disebut Hamiltonian cycle. Graf yang mempunyai Hamiltonian cycle disebut graf Hamiltonian. Masalah pencarian jalur Hamiltonian dan Hamiltonian cycle pada suatu graf membutuhkan waktu nonpolynomial, bahkan masalah ini terbukti termasuk dalam kelas NP-complete. Namun, untuk beberapa graf tertentu masalah ini bisa diselesaikan dalam waktu polynomial [,0]. Contohnya perhatikan graf-graf berikut. Hypercube dimensi-n Q(n) adalah suatu graf tak berarah di mana setiap simpulnya diwakili oleh suatu string biner panjang-n bit {0,} n. Berdasarkan sifat bipartisi, graf hypercube dibuktikan sebagai graf Hamiltonian. Beberapa model subgraf bentukan hypercube juga telah dibuktikan oleh para peneliti sebagai graf Hamiltonian. Beberapa subgraf tersebut adalah graf Fibonacci cube (FC), graf Extended Fibonacci cube (EFC), dan graf extended Lucas cube (ELC). Hsu [] menunjukkan kurang dari sepertiga graf FC adalah Hamiltonian, walau untuk semua graf FC mempunyai jalur Hamiltonian. Sedangkan Wu [] telah membuktikan semua EFC adalah Hamiltonian. Graf EFC ini merupakan pengembangan dari graf FC. Untuk sifat Hamiltoniannya terlihat EFC lebih baik dari FC. Jean L Baril dan Vincent Vajnovzki [] di dalam papernya pada tahun 200 memperlihatkan pemanfaatan konsep minimal change list dan kode gray untuk menentukan jalur Hamiltonian pada graf FC dan Lucas cube (LC). Selanjutnya, pada paper [,0] dengan pendekatan -kode gray dan sifat 0 Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
3 Ernastuti, Ravi A Salim, dan Haryanto bipartisi telah membuktikan bahwa semua ELC adalah Hamiltonian. Definisi 4: Bit adalah suatu digit biner 0, atau. String biner panjang-n adalah suatu barisan hingga bit dengan panjang-n., atau dengan kata lain string biner panjang-n adalah suatu barisan a a 2 a n dengan a i {0,}. String adalah string yang berisi bit kosong dengan panjang. Jika adalah string biner dan V adalah himpunan string biner, maka opearasi V menyatakan concatenation antara string dan setiap bit-string dalam V. Contoh: 0.{0,}= {00, 0}. Definisi : Sebuah string Fibonacci panjang-n adalah string biner a a 2 a n yang tidak mengandung dua bit berurutan. Berikut adalah semua string Fibonacci panjang-: 000, 00, 00,00,0. Definisi : Jarak Hamming di antara dua string biner x dan y panjang-n adalah jumlah dari posisi bit berbeda diantara keduanya; notasi: H(x,y). Contoh: H(00,00)=2. Definisi : Model jaringan array linier LA(n), n 2, adalah graf yang memiliki n simpul terdiri dari dua simpul berderajat satu dan n-2 simpul berderajat dua. Gambar memperlihatkan model jaringan LA(). Gambar. Model jaringan linier array LA() Definisi : Model jaringan ring R(n), n 2, adalah graf yang memiliki n simpul terdiri dari n simpul berderajat dua. Gambar 2 memperlihatkan model jaringan R(). Jumlah simpul dalam Q(k) adalah 2 k, di mana setiap simpul mempunyai keterhubungan dengan k simpul lainnya. Derajat setiap simpul adalah k. Hypercube dapat didefinisikan secara rekursif sebagai berikut. Definisi 9: (Hypercube) Untuk k 0, Q(k) = (V Q (k),e Q (k)) dapat didefinisikan : Himpunan simpul V Q (k) dinyatakan secara rekursif sebagai berikut V Q (k) =0.V Q (k-) V Q (k-), di mana V Q (0) ={}; V Q () ={0,}; dua simpul x,y V Q (k) dihubungkan oleh suatu busur E Q (k) jika dan hanya jika jarak Hamming H(x,y)=. Contoh: untuk hypercube dimensi-, Q(), maka himpunan simpulnya adalah { 000, 00, 00, 00, 0, 0, 0, }. Gambar memperlihatkan graph hypercube Q k, untuk dimensi k=,2,,4. Gambar. Graf hypercube Q(k) : (a) Q(), (b) Q(2), (c) Q(), (d) Q(4) Hsu mengembangkan FC yang jumlah simpulnya jauh lebih sedikit (sparse) daripada hypercube. Graf Fibonacci cube dimensi-k FC(k) ini adalah graf tak berarah. Definisi 0: [] (Fibonacci cube) Untuk k 0, FC(k) = (V FC (k), E FC (k)) dapat didefinisikan: V FC (k) dinyatakan secara rekursif sebagai berikut V FC (k) = 0 V FC (k-) 0 V FC (kn-2), di mana V FC (0) = { }, V FC () = V FC (2) = { } dan V FC () = {0,}; dua simpul x,y V EFC (k) dihubungkan oleh suatu busur E FC (k) jika dan hanya jika jarak Hamming H(x,y)=. FC(k) adalah subgraf bentukan dari hypercube Q(k-2), untuk k. Gambar 4 memperlihatkan graf FC(k), untuk k=,4,, Gambar 2. Model jaringan ring R() Model-model Jaringan Nonlinier Hypercube dimensi-k, dinotasikan Q(k), adalah suatu graf tak berarah yang setiap simpulnya diwakili oleh suatu string biner panjang-k bit. Setiap dua simpul dalam Q(k) akan terhubung jika string-string yang mewakilinya berbeda satu posisi bit (a) (b) (c) (d) Gambar 4. Graf FC (a) FC(), (b) FC(4), (c) FC(), (d) FC() Selanjutnya model graph FC diperluas oleh Wu kedalam graf yang disebut extended Fibonacci cube (EFC). Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
4 Algoritma Paralel Odd Even Transposition pada Model Jaringan Nonlinear Definisi : [] (Extended Fibonacci cube) Untuk k 0, EFC(k) = (V EFC (k), E EFC (k)) dapat didefinisikan: V EFC (k) dinyatakan secara rekursif sebagai berikut V EFC (k) = 0 V EFC (k-) 0 V EFC (k- 2), di mana V EFC (0) = { }, V EFC () = V EFC (2) = { }, V EFC () = {0,} dan V EFC (4) = {00,0,,0}; dua simpul x,y V EFC (k) dihubungkan oleh suatu busur E EFC (k) jika dan hanya jika jarak Hamming H(x,y)=. EFC(k) adalah subgraf bentukan dari hypercube Q(k-2), untuk k. Gambar memperlihatkan graf EFC(k), untuk k=,4,, (a) (b) (c) (d) Gambar. Graf EFC (a) EFC(), (b) EFC(4), (c)e FC(), (d) EFC() Definisi 2: [9,0] (Extended Lucas cube) Graf ELC dinyatakan sebagai berikut: Untuk k 0, ELC(k) = (V ELC (k), E ELC (k)), maka himpunan simpul ELC(k) didefinisikan secara rekursif : V ELC (k) = 0 V EFC (k-) 0 V EFC (k-) 0, dengan V EFC (0) = { }, V EFC () = {0, } dan V EFC (2) = {00, 0,, 0}, di mana V EFC (k) adalah himpunan simpul graf EFC(k). 00 ke data berikutnya sampai bertemu dengan data yag telah diurutkan.. Ulangi langkah tersebut untuk semua data yang tersisa. Algoritma bubble sort untuk struktur data linear array adalah sebagai berikut: For i to (n-) do For j n downto (i+) do If data[j] < data [j-] then Temp data[j] data[j] data[j-] data[j-] Temp Endif Endfor Endfor Gambar mengilustrasikan contoh penyelesaian masalah sorting dengan algoritma sekuensial bubble sort. Pada kondisi awal bilangan-bilangan 4, 2,,,,,, masing-masing ditempatkan pada array linier elemen. Jumlah iterasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sorting dengan teknik bubble sort pada Gambar adalah (-) / 2. Secara umum kompleksitas algoritma sekuensial bubble sort pada prosesor tunggal dari n bilangan adalah O(n 2 ). Gambar memperlihatkan model graf ELC(k) untuk k =,4,, (a) (b) (c) (d) Gambar. Graf ELC(k) (a) ELC() (b) ELC(4) (c) ELC() (d) ELC() 4. Algoritma Sorting 4.. Bubble Sort (Sekuensial) Algoritma bubble sort diperuntukkan untuk komputer prosesor tunggal. Algoritma bubble sort adalah sebagai berikut, jika n adalah jumlah elemen data dengan elemen-elemennya adalah T, T 2,..., T n-, T n maka:. Lakukan traversal dari belakang untuk membandingkan dua elemen yang berdekatan. 2. Jika elemen pada T n- > T n, maka dilakukan proses pertukaran data (swap). Jika tidak, lanjutkan Gambar. Aplikasi algoritma bubble sort pada prosesor tunggal dengan struktur data array. 4.2 Odd Even Transposition (Paralel) Algoritma odd even transposition diperuntukkan untuk jaringan komputer kluster linier homogen. 2 Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
5 Ernastuti, Ravi A Salim, dan Haryanto Algoritma ini dirancang untuk model array prosesor dengan elemen-elemen processing yang disusun menjadi mesh satu dimensi. Anggap A = (a 0, a,..., a n- ) adalah himpunan n elemen yang akan di-sort. Setiap n elemen processing berisi dua variabel lokal: a, elemen unik dari array A, dan t, variabel yang berisi nilai yang diambil dari elemen processing tetangganya. Algoritma melakukan n/2 iterasi, dan setiap iterasi memiliki dua fase: Fase. Odd-even exchange: nilai a pada setiap prosesor bernomor ganjil (kecuali prosesor n-) dibandingkan dengan nilai a yang tersimpan di prosesor berikutnya. Nilai-nilai ditukar, jika perlu, sehingga prosesor dengan nomor lebih kecil berisi nilai yang lebih kecil. Fase 2. Even-odd exchange: nilai a pada setiap prosesor bernomor genap dibandingkan dengan nilai a yang tersimpan di prosesor berikutnya. Nilai-nilai ditukar, jika perlu, sehingga prosesor dengan nomor lebih kecil berisi nilai yang lebih kecil. Setelah n/2 iterasi, nilai-nilai harus terurut. Algoritma odd even transposition untuk array prosesor linier adalah sebagai berikut: Parameter n Global i Local a {elemen yang di-sort} t {elemen yang diperoleh dari prosesor tetangganya } begin for i to n/2 do for all Pj, di mana 0 j n- do if j < n and odd(j) then {Odd-even exchange} t successor(a) {Ambil nilai dari prosesor tetangga} successor(a) max(a,t) a min(a,t) endif if even(j) then {Even-odd exchange} t successor(a) {Ambil nilai dari prosesor tetangga} successor(a) max(a,t) a min(a,t) endif endfor endfor end transposition. Pada kondisi awal bilangan-bilangan 4, 2,,,,,, masing-masing ditempatkan pada prosesor P 0, P, P 2, P, P 4, P, P, P. Jumlah iterasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sorting dengan teknik odd even transposition pada Gambar 2 adalah iterasi. Oleh karena itu, secara umum kompleksitas waktu pada algoritma paralel odd even transposition pada jaringan komputer kluster homogen n prosesor dari n bilangan adalah (n). Gambar. Aplikasi algoritma paralel odd even transposition pada prosesor array linier.. Metode Penelitian Agar dapat menjalankan algoritma paralel odd even transposition pada model-model jaringan nonlinier hypercube, FC dan ELC, pertama harus dibuktikan bahwa kepada ketiga model jaringan tersebut dapat ditanam (embedding) model jaringan array linier. Kedua, untuk mengetahui kompleksitas waktu algoritma, jumlah simpul (prosesor) masingmasing model jaringan tersebut harus dihitung. Teorema dan lemma berikut dimanfaatkan sebagai langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini. Teknik penanaman (embedding) didefiniskian sebagai suatu fungsi pemetaan g yang memetakan simpul-simpul dari suatu graf guest G ke simpulsimpul dalam suatu graf host H. Teorema : [9] Jika suatu graf G dengan n simpul adalah graf Hamiltonian, maka model jaringan ring R(n) dapat ditanamkan pada G. Pada Teorema, jaringan ring R(n) dipandang sebagai guest, sedangkan graf G sebagai host. Karena model jaringan linier array LA(n) adalah subgraf bentukan dari R(n), maka Akibat : Model jaringan array linier LA(n) dapat pula ditanamkan pada graf G. Gambar mengilustrasikan contoh penyelesaian masalah sorting dengan algoritma paralel odd even Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
6 Algoritma Paralel Odd Even Transposition pada Model Jaringan Nonlinear Tabel. Tabel bilangan Fibonacci f n, n Bilangan Fibonacci f n Teorema 2: [] Hypercube Q(k) adalah graf Hamiltonian untuk semua k. Lemma : [] Jumlah simpul hypercube Q(k) adalah 2 k. Teorema 2 dan Lemma menghasilkan akibat sebagai berikut. Akibat 2: Model jaringan array linier LA(2 k ) dapat ditanamkan pada model jaringan nonlinier hypercube Q(k). Gambar 9 memperlihatkan model jaringan ring R() dapat ditanam pada hypercube Q(), dengan kata lain model jaringan array linier LA() dapat pula ditanam pada model jaringan nonlinier hypercube Q(). Teorema dan Lemma 2 menghasilkan akibat sebagai berikut. Akibat : Model jaringan array linier LA(f k-2.) dapat ditanamkan pada model jaringan nonlinier Fibonacci cube FC(k), k > 2. Teorema dan Lemma 2 menghasilkan akibat sebagai berikut. Akibat 4: Model jaringan array linier LA(f k-2.) dapat ditanamkan pada model jaringan nonlinier Fibonacci cube FC(k), k > 2. Teorema 4: [,0] Untuk k > 2, extended Lucas cube ELC(k) adalah graf Hamiltonian untuk semua k, kecuali pada k =. Lemma : [-0] Untuk k >, jumlah simpul model jaringan extended Lucas cube ELC(k) adalah 2 f k f k-4.. Sedangkan untuk k =,4,,, jumlah simpul ELC(k) masing-masing adalah 2, 4,,. Teorema 4 dan Lemma menghasilkan akibat berikut. Akibat : [9] Model jaringan array linier LA( 2f k f k-4 ) dapat ditanamkan pada model jaringan nonlinier extended Lucas cube ELC(k), k >. Sedangkan LA(2), LA(4), LA() dan LA() masingmasing dapat ditanamkan pada ELC(), ELC(4), ELC() dan ELC(). Gambar 9. Model jaringan ring R(2 ) ditanam pada hypercube Q() Teorema : [] Untuk k > 2, Fibonacci cube FC(k) adalah graf Hamiltonian hanya pada beberapa k, namun FC(k) mempunyai jalur Hamiltonian di setiap k. Definisi : Bilangan Fibonacci f n didefinisikan sebagai relasi rekursif berikut f n+ = f n + f n-, di mana nilai awal f = f 2 =. Tabel memperlihatkan tabel bilangan-bilangan Fibonacci f n, di mana n. Lemma 2: [,2] Untuk k > 2, jumlah simpul model jaringan Fibonacci cube FC(k) adalah f k-2. Gambar 0. Model jaringan linier array LA() ditanam pada ELC().. Hasil dan Pembahasan Dari pembahasan sebelumnya, model-model jaringan nonlinier hypercube Q, Fibonacci cube FC dan extended Lucas cube ELC masing-masing mempunyai jalur Hamiltonan. Hal ini mengakibatkan model jaringan array linier LA dapat ditanam pada ketiga jaringan tersebut.. Model jaringan non linier hypercube Q. Untuk mengaplikasikan algoritma odd even transposition pada hypercube Q, pengujian algoritma dicobakan pada hypercube Q(). 4 Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
7 Ernastuti, Ravi A Salim, dan Haryanto Hypercube Q() pada Gambar mempunyai jalur Hamiltonian berbentuk model jaringan linier array LA() pada Gambar 2. Nilai awal Setelah odd-even exchange: Setelah even-odd exchange: Gambar. Hypercube Q() Ilustrasi aplikasi algoritma odd even transposition pada Q() dapat dilihat pada Gambar Setelah odd-even exchange: Setelah even-odd exchange: Setelah odd-even exchange: Setelah even-odd exchange: Gambar 2. Linear array LA() Teorema : Anggap ada n elemen yang akan disort pada array prosesor yang disusun menjadi linier array LA. Juga asumsikan bahwa sebelum dan sesudah sort, elemen akan didistribusikan merata, satu elemen per prosesor. Dengan demikian, batas bawah kompleksitas waktu pada algoritma sorting yang mana pun adalah Θ(n). Bukti: Lebar biseksi dari jaringan linier array LA adalah. Misalkan posisi yang ter-sort dari semua elemen yang pada awalnya ada pada satu sisi biseksi adalah pada sisi biseksi yang lain, dan sebaliknya, maka seluruh n elemen harus melewati satu link untuk mencapai sisi yang lain. Karena link hanya dapat membawa satu elemen sekali, jumlah langkah yang diperlukan untuk menukar elemen melalui biseksi paling tidak adalah sebesar n. Dengan demikian, batas bawah kompleksitas jaringan linier array LA dengan syarat-syarat tersebut adalah Θ(n). Teorema : Kompleksitas sorting n elemen pada linier array prosesor LA(n) dengan n prosesor menggunakan odd-even transposition sort adalah Θ(n). Bukti: Bukti berdasar fakta bahwa setelah i iterasi loop for luar pada algoritma odd even transposition pada seksi 4.2, tidak ada elemen yang bisa lebih jauh dari n-2i posisi dari posisi akhir dan ter-sort-nya. Dengan demikian, n/2 iterasi cukup untuk men-sort elemen-elemen tsb, dan kompleksitas waktu algoritma paralel adalah Θ(n) jika diberikan n elemen processing. Setelah odd-even exchange: 2 4 Gambar. Ilustrasi aplikasi algoritma odd even transposition pada Q() Akibat : Kompleksitas sorting n elemen pada jaringan nonlinier hypercube Q(k) dengan n = 2 k prosesor menggunakan odd-even transposition sort adalah Θ(n). Bukti: Jelas terbukti benar dari Akibat 2 dari Teorema. Lemma 4: Untuk k > 2 dan n = 2 k, kompleksitas sorting f k-2 elemen pada model jaringan nonlinier Fibonacci cube FC(k) menggunakan odd-even transposition sort adalah O(n). Bukti: Dari Definisi 0 terlihat bahwa FC(k) Q(k-2) atau dengan kata lain FC(k) adalah subgraf bentukan hypercube Q(k-2). Lemma menyatakan bahwa untuk k > 2, jumlah simpul model jaringan Fibonacci cube FC(k) adalah f k-2. Sedangkan f k-2 < 2 k, atau dengan kata lain f k-2 < n. Teorema menyatakan bahwa untuk semua k > 2, Fibonacci cube FC(k) adalah graf Hamiltonian pada beberapa k, namun FC(k) mempunyai jalur Hamiltonian di setiap k. Dengan kata lain model jaringan array linier LA(f k-2 ) dapat ditanamkan pada model jaringan nonlinier Fibonacci cube FC(k), k > 2. Karena f k-2 < n dan Teorema menyatakan kompleksitas sorting n elemen pada linier array prosesor LA(n) dengan n prosesor menggunakan odd-even transposition sort adalah Θ(n), maka kompleksitas sorting f k-2 elemen pada model jaringan nonlinier Fibonacci cube FC(k) Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
8 Algoritma Paralel Odd Even Transposition pada Model Jaringan Nonlinear menggunakan odd-even transposition sort adalah O(n). Lemma : Untuk k > 4, kompleksitas sorting 2 f k f k-4 elemen pada model jaringan nonlinier extended Lucas cube ELC(k) menggunakan odd-even transposition sort adalah O(n), di mana n = 2 k. Bukti: Menggunakan cara yang sama dengan pembuktian Lemma 4, terbukti bahwa untuk semua k > 4, kompleksitas sorting 2 f k f k-4 elemen pada model jaringan nonlinier extended Lucas cube ELC(k) menggunakan odd-even transposition sort adalah O(n).. Kesimpulan Penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut: Kompleksitas sorting n elemen pada jaringan non linier hypercube Q(k) dengan n = 2 k prosesor menggunakan odd-even transposition sort adalah Θ(n). Untuk k > 2 dan n = 2 k, kompleksitas sorting f k-2 elemen pada model jaringan nonlinier Fibonacci cube FC(k) menggunakan odd-even transposition sort adalah O(n). Untuk k > 4, kompleksitas sorting 2 f k f k-4 elemen pada model jaringan nonlinier extended Lucas cube ELC(k) menggunakan odd-even transposition sort adalah O(n), di mana n = 2 k. Secara umum, kompleksitas algoritma odd even transposition pada model-model jaringan nonlinier subgraf bentukan dari hypercube yang mempunyai jalur Hamiltonian adalah O(n), di mana n = 2 k. DAFTAR PUSTAKA [] Modi, J and Prager, R. 9. Implementation of bubble sort and the odd-even transposition sort on a rack of transputers, R Parallel Comput. Vol 4, No, pp 4 4. [2] Roosta, H. S Parallel Processing and Parallel Algorithms : Theory and Computation. New York : Springer Inc. [] Salloum, S.N. Der-Haw Wang. 99. Fault tolerance analysis of odd-even transposition sorting networks with single pass and multiple passes, Vol., pp. 9-9 [4] Ernastuti, V. Vajnovzki, 200. Pemanfaatan Topologi Jaringan Interkoneksi Graf Bentukan dari Objek Kombinatorial pada komputasi paralel, Prosiding Konferensi Nasional Matematika XIII, hal [] Hsu, J.W. 99. Fibonacci cubes a new interconnection topology. IEEE Trans. Parallel Distr. Systems 4 2. [] Katseff, P. H. 99. Incomplete Hypercube. IEEE Transaction On Computer, vol no., pp [] Wu, J. 99. Extended Fibonacci cubes. IEEE Trans. Parallel Distributed. Systems pp. 9. [] Ernastuti, B. H Widjaja, D. Kerami, 200. Extended Lucas Cube: A New Hamiltonian Graph, Journal of the Indonesian Mathematical Society, vol. 4 no., pp. 2-. [9] Ernastuti, V.Vajnovzki, 200. Embedding of Linear Arrays, Rings, and 2D Meshes on Extended Lucas Cube Networks, Proceedings of the International Conference on Electrical Engineering and Informatics pp. -. [0] Ernastuti, 200. Hamiltonicity on Interconnection Network: Extended Lucas Cube, Proceedings of the International Conference on Soft Computing, Intelligent System and Information Technology 200, pp.. [] Baril, L.J, Vincent Vajnovzki Minimal change list for Lucas strings and some graph theoretic consequences. Elsevier. Theoritical Computer Science (4) [2] Klavzar, S On median nature and enumerative properties of Fibonacci-likecubes. Elsevier Discrete Mathematics., (299) pp. 4-. Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Volume, Nomor 2, ISSN 99-02
ALGORITMA PARALEL ODD EVEN TRANSPOSITION PADA MODEL JARINGAN NON-LINIER. Ernastuti, Ravi A. Salim, dan Haryanto
ALGORITMA PARALEL ODD EVEN TRANSPOSITION PADA MODEL JARINGAN NON-LINIER Ernastuti, Ravi A. Salim, dan Haryanto Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma, Jalan Margonda Raya 100, Depok, 16424,
Lebih terperinciALGORITMA ROUTING UNTUK INDENTIFIKASI JALUR TERPENDEK PADA INCOMPLETE-HYPERCUBE
ALGORITMA ROUTING UNTUK INDENTIFIKASI JALUR TERPENDEK PADA INCOMPLETE-HYPERCUBE Ernastuti Faklutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Email : ernas@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciALGORITMA PENCARIAN JALUR HAMILTONIAN PADA KUBUS FIBONACCI DAN KUBUS LUCAS
ALGORITMA PENCARIAN JALUR HAMILTONIAN PADA KUBUS FIBONACCI DAN KUBUS LUCAS Ernastuti Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gubadarma ernas@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Jalur Hamiltonian pada graf terhubung
Lebih terperinciFORMULASI ENUMERASI PADA MODEL JARINGAN INTERKONEKSI LUCAS-HYPERCUBE
ISSN -666 ISSN-L - FORMULASI ENUMERASI PADA MODEL JARINGAN INTERKONEKSI LUCAS-HYPERCUBE Ernastuti Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 00 Depok E-mail: ernas@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciPenerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing
Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pengolahan Paralel : AK012215 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Agar mahasiswa mengerti akan apa yang dimaksud
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK KOMPUTER) Minggu Media Tugas Referensi 1 Pendahuluan butuhan akan komputer paralel Quinn, Agar mahasiswa mengerti akan apa yang dimaksud
Lebih terperinciKLASIFIKASI ARSITEKTURAL
ArKom 02 (Klasifikasi Sistem Komputer) PDF 2 / 1-9 KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Ada 3 skema klasifikasi arsitektural sistem komputer, yaitu: 1. Klasifikasi Flynn Didasarkan pada penggandaan alur instruksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Beberapa konsep dasar
Lebih terperinciPEMBENTUKAN HAMILTONIAN CYCLE PADA DOUBLE LOOP NETWORKS
PEMBENTUKAN HAMILTONIAN CYCLE PADA DOUBLE LOOP NETWORKS Dina Fitri Aliana, Wamiliana dan Fitriani Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Email : adinafitri07@yahoo.com Abstrak. Graf Hamiltonian merupakan
Lebih terperinciORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA
ORGANISASI KOMPUTER II STMIK AUB SURAKARTA Umumnya sistem multiprosesor menggunakan dua hingga selusin prosesor. Peningkatan sistem multiprosesor menggunakan jumlah prosesor yang sangat banyak ratusan,
Lebih terperinciSoal dan Jawaban Materi Graf, Pohon, dan Kompleksitas Algoritma
Soal dan Jawaban Materi Graf, Pohon, dan Kompleksitas Algoritma POHON 1. Ubahlah graf berikut ini dengan menggunakan algoritma prim agar menjadi pohon merentang minimum dan tentukan bobot nya! 2. Diberikan
Lebih terperinciPenerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda
Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke
Lebih terperinciNOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL
NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL Untuk Shared-Memory Model Global Local Untuk Distributed Memory Machine Parameter suatu konstanta yang sudah dikomunikasikan antar prosesor. Umum +, x, if else endif ; while
Lebih terperinciNOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL
NOTASI UNTUK ALGORITMA PARALEL Untuk Shared-Memory Model Global Local Untuk Distributed Memory Machine Parameter Æ suatu konstanta yang sudah dikomunikasikan antar prosesor. Umum +, x, Å if else endif
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ALGORITMA PENGOLAHAN PARALEL (S1/ TEKNIK INFORMATIKA) Minggu Media Tugas Referensi 1 Pendahuluan butuhan akan komputer paralel Quinn, Agar mahasiswa mengerti akan apa
Lebih terperinciPengantar Teknik Informatika
Pengantar Teknik Informatika Algoritma dan Kompleksitas Pertemuan Ke-3 Materi E-learning Tanggal : 1 Oleh : Supatman Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tahun 2012 Algoritma
Lebih terperinciOperator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant Hamiltonian graf
Operator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant graf Perti susanti, Wamiliana, dan Fitriani Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Email : perti_s@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciKode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas
Kode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas Ahmad Sabri Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok sabri@sta.gunadarma.ac.id Abstrak Dalam penelitian
Lebih terperinciJARINGAN UNTUK MERGING
SORTING - Merging Definisi: A = {a 1, a 2,..., a r } B = {b 1, b 2,..., b s } merupakan dua deret angka yang terurut naik; merge A dan B merupakan deret C = {c 1, c 2,..., c r+s } yang juga terurut naik,
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin
ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL
PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciKomponen Terhubung dan Jalur Terpendek Algoritma Graf Paralel
Komponen Terhubung dan Jalur Terpendek Algoritma Graf Paralel Yosef Sukianto Nim 13506035 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha
Lebih terperinciALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN
Materi kuliah ALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2011 1 Pengelompokan
Lebih terperinciPewarnaan Total Pada Graf Outerplanar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar Prihasto.B Sumarno Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut dari
II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) himpunan tak kosong dengan elemenelemenya disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA. Disusun Oleh: Analisis Masalah dan Running Time. Adam Mukharil Bachtiar Teknik Informatika UNIKOM
ANALISIS ALGORITMA Analisis Masalah dan Running Time Disusun Oleh: Adam Mukharil Bachtiar Teknik Informatika UNIKOM adfbipotter@gmail.com AGENDA PERKULIAHAN DEFINISI MASALAH f x = a 0 + a n cos nπx +
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf
Lebih terperinciBAB VII ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER
BAB VII ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER Pemrogram bertanggung jawab atas implementasi solusi. Pembuatan program akan menjadi lebih sederhana jika masalah dapat dipecah menjadi sub masalah - sub masalah yang
Lebih terperinciPendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien.
Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Algoritma yang efektif diukur dari berapa jumlah waktu dan
Lebih terperinciPEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal. 37-44 PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip khabibah.undip@gmail.com ABSTRACT. This paper discuss about Sierpinski star
Lebih terperinciStudi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya
Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya Ronny - 13506092 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Email : if16092@students.if.itb.ac.id 1. Abstract
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dalam teori graf dan pelabelan graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Definisi dan Istilah Dalam Teori Graf
Lebih terperinciSuatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Graf 2.1.1 Graf dan Graf Sederhana Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tak kosong dan E adalah himpunan sisi. Untuk selanjutnya,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS
Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK 1 Pendahuluan Penjelasan mengenai ruang lingkup mata kuliah, sasaran, tujuan dan kompetensi lulusan 2 1. Dasar-dasar 1.1. Kelahiran Teori Graph
Lebih terperinciImplementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor
Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor Murni dan Tri Handhika Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok {murnipskm, trihandika}@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 93 97 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON NELSA ANDRIANA, NARWEN, BUDI RUDIANTO Program
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP
Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Muhammad Indra NS - 23515019 1 Program Magister Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciPengenalan Algoritma & Struktur Data. Pertemuan ke-1
Pengenalan Algoritma & Struktur Data Pertemuan ke-1 Apa itu Struktur Data? PROGRAM ALGO RITMA STRUKTUR DATA Algoritma.. deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah yang tersusun secara logis 1. Ditulis
Lebih terperinciKonstruksi Pelabelan- Pada Line Digraph dari Graf Lingkaran Berarah dengan Dua Tali Busur
Konstruksi Pelabelan- Pada Line Digraph dari Graf Lingkaran Berarah dengan Dua Tali Busur Ma rifah Puji Hastuti, Kiki Ariyanti Sugeng, Denny Riama Silaban Departemen Matematika, FMIPA Universitas Indonesia,
Lebih terperinciVIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM
VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM Iwan Pratama Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang Ignatius.iwan93@gmail.com Abstract Parallel computing
Lebih terperinciRasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta
Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah 1 Dahulu namanya.. Matematika Diskrit 2 Mengapa
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algortima adalah jantung ilmu komputer atau informatika. Banyak cabang dari ilmu komputer yang diacu dalam terminologi algoritma, misalnya algoritma perutean (routing)
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ALGORITMA PERKALIAN MATRIKS BERANTAI DENGAN TEKNIK DYNAMIC PROGRAMMING
EVALUASI KINERJA ALGORITMA PERKALIAN MATRIKS BERANTAI DENGAN TEKNIK DYNAMIC PROGRAMMING Farah Virnawati 1, Juwita Utami Putri 2, Ernastuti 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Gunadarma
Lebih terperinciAlgoritma Vertex Cover dan Aplikasinya
Algoritma Vertex Cover dan Aplikasinya Kevin Winata /13510073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciGambar 6. Graf lengkap K n
. Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya
Lebih terperinciPELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2
PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2 1,2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciType Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String
Struktur dapat diartikan sebagai suatu susunan, bentuk, pola atau bangunan. Data dapat diartikan sebagai suatu fakta, segala sesuatu yang dapat dikodekan atau disimbolkan dengan kode-kode atau lambang-lambang
Lebih terperinciBubble Sort dan Shell-Sort. Yuliana Setiowati
Bubble Sort dan Shell-Sort Yuliana Setiowati Bubble Sort Disebut juga exchange sort : metode yang mengurutkan data dengan cara membandingkan masing2 elemen, kemudian melakukan penukaran bila perlu. Algoritma
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma Dalam Algoritma Pengurutan
Kompleksitas Algoritma Dalam Algoritma Pengurutan Rio Cahya Dwiyanto Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: kasrut_desu@yahoo.co.id Abstract Makalah ini membahas tetang beberapa algoritma, terutama
Lebih terperinciBAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf
BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan
Lebih terperinciPENGURUTAN (SORTING) 1. Introduction 2. Bubble Sort 3. Selection Sort 4. Insertion Sort
PENGURUTAN (SORTING) 1. Introduction 2. Bubble Sort 3. Selection Sort 4. Insertion Sort INTRODUCTION Pengurutan merupakan proses mengatur sekumpulan obyek menurut aturan atau susunan tertentu. Urutan obyek
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya,
Lebih terperinciBILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE
BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE Riko Andrian 1, Lucia Ratnasari 2, R. Heru Tjahjana 3 1,2,3 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf (Deo,1989) Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan tak kosong dengan elemen-elemennya disebut vertex, sedangkan E(G)
Lebih terperinciMenyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph
Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph Muhammad Afif Al-hawari (13510020) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman
Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman mas.anto72@gmail.com 1 Definisi Sorting /pengurutan proses mengatur sekumpulan obyek menurut urutan atau susunan tertentu. Bentuk susunan/urutan : Ascending menaik/membesar
Lebih terperinciHAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.
HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciAnalisis Algoritma. Jimmy Tirtawangsa. Universitas Telkom 2014
Analisis Algoritma Jimmy Tirtawangsa Universitas Telkom 2014 Daftar Isi (1) Motivasi (2) Kompleksitas dan Optimalitas (3) Struktur data (4) Teknik 2 analisis algoritma (5) Struktur graf (6) Problem Sulit/Intraktabel
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT Disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah : Analisis Algoritma Oleh : Eka Risky Firmansyah 1110091000043 Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf
Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf Narwen, Budi Rudianto Jurusan Matematika, Universitas Andalas, Padang, Indonesia narwen@fmipa.unand.ac.id
Lebih terperinciKekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 A-7 Kekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal Sulistyo Dwi Sancoko 1, Meryta Febrilian Fatimah 2,Yeni Susanti 3 Departemen
Lebih terperinciALGORITMA ROUTING DI LINGKUNGAN JARINGAN GRID MENGGUNAKAN TEORI GRAF
ALGORITMA ROUTING DI LINGKUNGAN JARINGAN GRID MENGGUNAKAN TEORI GRAF Irfan Darmawan (1), Kuspriyanto (2), Yoga Priyana (2), Ian Yosep M.E (2) Teknik Elektro, Universitas Siliwangi Sekolah Teknik Elektro
Lebih terperinciSIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri
SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS
Lebih terperinciHUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING
E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 116-123 ISSN: 2303-1751 HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING Pradita Z Triwulandari 1, Kartika Sari 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Jurusan
Lebih terperinci8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014
Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 2 8/29/2014 1 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 3 8/29/2014 POHON DAN PEWARNAAN GRAF Tujuan Mahasiswa
Lebih terperinciPengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa
Lebih terperinciALGORITMA-ALGORITMA PARALLEL RANDOM ACCESS MACHINE (PRAM = pea ram)
ALGORITMA-ALGORITMA PARALLEL RANDOM ACCESS MACHINE (PRAM = pea ram) 1 Algoritma PRAM Model PRAM dibedakan dari bagaimana mereka dapat menangani konflik read dan write (Li and Yesha 1989): EREW(Exclusive
Lebih terperinciSTRATEGI DIVIDE AND CONQUER
Pemrogram bertanggung jawab atas implementasi solusi. Pembuatan program akan menjadi lebih sederhana jika masalah dapat dipecah menjadi sub masalah - sub masalah yang dapat dikelola. Penyelesaian masalah
Lebih terperinciYaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi :
PENGURUTAN Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : 1. Ascending / menaik Syarat : L[1] L[2] L[3] L[N] 2. Descending / menurun
Lebih terperinciIII. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat
III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.00). Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. Pewarnaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan
Lebih terperinciPengantar Matematika Diskrit
Materi Kuliah Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Program Studi Informatika UIGM 1 Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika Diskrit: cabang matematika yang
Lebih terperinciKomputasi Paralel Sebagai Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Komputasi
Thomas Anung Basuki Komputasi Paralel Sebagai Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Komputasi Intisari Makalah ini membahas komputasi paralel pada jaringan komputer menggunakan PVM. Untuk memperjelas,
Lebih terperinciIDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP
Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP Info Artikel Article History: Accepted
Lebih terperinciNASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016
NASKAH UJIAN UTAMA MATA UJIAN : LOGIKA DAN ALGORITMA JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016 NASKAH UJIAN INI TERDIRI DARI 80 SOAL PILIHAN GANDA
Lebih terperinciPewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer
Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer Andreas Parry Lietara ~ NIM 13506076 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email : andreas-parry@students.itb.ac.id Abstract
Lebih terperinciPengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul
Lebih terperinciPERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA
PERANCANGAN ARSITEKTUR PEMARALELAN UNTUK MENCARI SHORTEST PATH DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA Eko Adi Sarwoko Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Perancangan arsitektur pemaralelan merupakan salah satu tahap
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma
Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah
Lebih terperinciv 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4
5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi graf sebagai landasan teori dari penelitian ini... Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan
Lebih terperinciPEMBERIAN NOMOR VERTEX
PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP Muhamad Sidiq, Tri Atmojo Kusmayadi, Sri Kuntari Jurusan Matematika FMIPA UNS Abstrak. Teori graf merupakan ilmu terapan
Lebih terperinciKEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL
PEMROSESAN KEBUTUHAN KOMPUTER Simulasi sirkulasi global laut di Oregon State University Lautan dibagi ke dalam 4096 daerah membentang dari timur ke barat, 1024 daerah membentang dari utara ke selatan dan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KINERJA ALGORITMA RECURSIVE DECOUPLING PADA SISTEM MULTIPROSESOR BERBASIS PVM
KARAKTERISTIK KINERJA ALGORITMA RECURSIVE DECOUPLING PADA SISTEM MULTIPROSESOR BERBASIS PVM Tri Prabawa Program Studi Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Yogyakarta Jl. Raya Janti 143, Yogyakarta 55198 E-mail
Lebih terperinciMetode Sorting Bitonic Pada GPU
Metode Sorting Bitonic Pada GPU Yulisdin Mukhlis 1 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no 100 Depok ymukhlis@staff.gunadarma.ac.id Lingga Harmanto 2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no 100 Depok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Konsep Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut
Lebih terperinciSebuah pewarnaan dari graph G adalah sebuah pemetaan warna-warna ke simpulsimpul dari G sedemikian hingga simpul relasinya mempunyai warna warna yang
Sebuah pewarnaan dari graph G adalah sebuah pemetaan warna-warna ke simpulsimpul dari G sedemikian hingga simpul relasinya mempunyai warna warna yang berbeda. Bilangan kromatik dari G adalah jumlah warna
Lebih terperinciOPTIMISASI PARTICLE SWARM PADA PEMASANGAN JARINGAN PIPA AIR PDAM"
OPTIMISASI PARTICLE SWARM PADA PEMASANGAN JARINGAN PIPA AIR PDAM" Izak Habel Wayangkau Email : izakwayangkau@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke Abstrak Penelitian
Lebih terperinciLIPATAN GRAF DAN KAITANNYA DENGAN MATRIKS INSIDENSI PADA BEBERAPA GRAF
LIPATAN GRAF DAN KAITANNYA DENGAN MATRIKS INSIDENSI PADA BEBERAPA GRAF Septian Adhi Pratama 1, Lucia Ratnasari 2, Widowati 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.
Lebih terperinciKOMPUTASI PADA JARINGAN KOMPUTER SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN KINERJA KOMPUTASI
KOMPUTASI PADA JARINGAN KOMPUTER SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN KINERJA KOMPUTASI Saat ini peningkatan kecepatan prosesor sangat luar biasa. Meskipun kecepatan processor dapat ditingkatkan terus, namun
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Greedy Untuk Pemantauan Jaringan Komputer Berbasis Rute (Path-oriented)
Penerapan Algoritma Greedy Untuk Pemantauan Jaringan Komputer Berbasis Rute (Path-oriented) Charles Hariyadi (13505105) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No.10, Bandung
Lebih terperinciPengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel
Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel OLEH : SUPRIYANTO (G651090191) OKE HENDRADHY (G651090101) KAMALUDDIN MAHFUDZ (G651090231) DEPARTEMEN
Lebih terperinciPENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu:
PENGOLAHAN PARALEL PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Komputer Paralel Dahulu: Ilmu klasik didasarkan pada observasi, teori dan eksperimen Observasi dari fenomena menghasilkan hipotesa Teori dikembangkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.
PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi
Lebih terperinciPelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 06 Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral Fery Firmansah, M. Wahid Syaifuddin Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciImplementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor
Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor 1 Murni dan 2 Tri Handhika 1,2 Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok 1 murnipskm@sta.gunadarma.ac.id,
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 1 6 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT AIDILLA DARMAWAHYUNI, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinci