Sumaji, Djotin Mokoginta*, Meylan Saleh** PGSD (S1) Universitas Negeri Gorontalo, Jln. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sumaji, Djotin Mokoginta*, Meylan Saleh** PGSD (S1) Universitas Negeri Gorontalo, Jln. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR Sumaji, Djotin Mokoginta*, Meylan Saleh** PGSD (S1) Universitas Negeri Gorontalo, Jln. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi alternatif di kelas IV SDN 3 Bulango Timur?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang energi alternatif melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example di kelas IV SDN 3 Bulango Timur. Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I siswa yang memperoleh ketuntasan belajar ada 12 siswa atau 60% dan siklus II siswa yang memperoleh ketuntasan belajar ada 17 siswa atau 85%. Dari pembelajaran ini dapat disimpulkan bahwa, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example hasil belajar siswa tentang energi alternatif di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan. Kata Kunci : Hasil belajar siswa, energi alternatif, example non-example. 1. PENDAHULUAN Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Tujuan pendidikan SD yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, serta membekali siswa untuk melanjutkan ke sekolah menengah pertama, salah satu isi kurikulum SD adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UASBN atau Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional, untuk itu 1

2 perlu perhatian khusus bagi guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak disampaikan kepada peserta didik. Agar kompetensi dasar yang disampaikan dapat diterima dengan maksimal oleh siswa maka perlu adanya perlakuan atau tindakan khusus dalam pembelajaran IPA di SD. Pembelajaran IPA di SD umumnya masih ditemukan banyak kendala, antara lain penguasaan konsep IPA guru yang masih lemah, sarana dan prasarana pembelajaran IPA yang belum optimal akibatnya pengajaran masih banyak dilakukan menggunakan metode konvensional dan tidak mengarahkan peserta memahami konsep IPA dan lebih pada penjelasan yang sifatnya naratif. Kurikulum IPA di SD tuntutan akan penguasaan IPA bagi siswa disamping penguasaan kognitif, afektif, juga psikomotor secara sinergi sehingga materi IPA dapat dipahami secara utuh oleh siswa termasuk pengenalannya terhadap lingkungan. Berdasarkan kenyataan yang ada dii lapangan seperti di SDN 3 Bulango Timur, ditemukan bahwa penguasaan konsep IPA khususnya pada materi energi alternatif di kelas IV pada tahun ajaran 2012/2013 semester genap masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari 20 orang siswa hanya 6 siswa (30%) yang tuntas dan 14 siswa (70%) masih mengalami kesulitan mempelajari materi energi alternatif. Kenyataan Ini tentu berimplikasi pada pencapaian hasil belajar siswa yang tidak optimal. Dari hal tersebut perlu diadakan perubahan yaitu dengan penerapan model-model pembelajaran inovatif yang memungkinkan pembelajaran menekankan pada penerapan keterampilan proses siswa. Penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan proses pembelajaran di SD akan meningkat. Peningkatan keberhasilan pembelajaran IPA baik secara individu maupun klasikal, dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe contoh bukan contoh merupakan salah satu pilihan yang baik, sesuai dengan pendapat Lundgren (dalam Tabrani, 2012) bahwa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar rendah yakni dapat meningkatkan hasil belajar, retensi atau penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Mengingat kecenderungan interaksi siswa dalam proses belajar kelompok, siswa yang hasil belajarnya rendah 2

3 terdorong untuk meningkatkan hasil belajarnya sejajar dengan temannya yang hasil belajarnya tinggi, disamping itu materi IPA dapat dipahami secara optimal melalui variasi-variasi contoh yang dikembangkan oleh guru. Kenyataan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru merupakan salah satu faktor penentu pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa, karena pemilihan model pembelajaran IPA yang baik memacu keaktifan siswa dalam proses belajar, baik secara individu maupun kelompok sehingga pada akhirnya dapat mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Alternatif Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-Example di Kelas IV SDN 3 Bulango Timur. 2. KAJIAN TEORETIS Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut Mulyasa (2009:212) hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Pada umumnya, hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: 1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan; 2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Adapun menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012:5-6) hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk 3

4 bahasa, baik lisan maupun tulisan; 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan analisis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan; 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; 4) Keterampilam motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemapuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (dalam Adil, 2010) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa, dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (eksternal factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Faktor dalam diri anak, meliputi: a) Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran; b) Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: 1) Intelegensi; 2) sikap; 3) bakat; 4) minat; dan 5) motivasi. 2. Faktor darim luar anak, meliputi: a) Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas; b) Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak; c) Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar, maupun metode dan media pembelajaran yang digunakan. Dalam kegiatan sehari-hari, kita memerlukan energi, Energi adalah kekuatan atau kemampuan yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Semua makhluk hidup membutuhkan energi (tenaga) agar tetap hidup. Energi itu 4

5 diperoleh dari makanan. Energi itu digunakan tubuh agar tetap hidup dan dapat melakukan aktivitas fisik. Menurut Fitriani (2012) Energi alternatif adalah istilah dimana semua energi yang digunakan bertujuan menggantikan bahan bakar konvensional (bahan tambang dan minyak) tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Sumber energi alternatif adalah sumber energi sebagai pengganti sumber energi utama yang semakin sedikit jumlahnya. Sedangkan Rositawaty dan Muharam (dalam Tasyrikiyah, 2012:9) Energi Alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi. Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun, dan panas bumi. Dalam penggunaan energi alternatif, terdapat banyak keuntungan, diantaranya: 1) ramah lingkungan; 2) tidak mengotori udara/tidak menimbulkan polusi udara; 3) harganya murah; 4) jumlahnya sangat banyak; 5) Tidak akan habis karena berasal dari sumber daya alam lain yang dapat diperbaharui; 6) awet/tahan lama digunakan. Menurut Suprijono (2012:46) model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk guru di kelas. Sedangkan menurut Arends (dalam Suprijono, 2012:46) mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Pengertian model pembelajaran kooperatif menurut Depdiknas (dalam Komalasari, 2011:62) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Rusman (2011:202) model pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Model pembelajaran kooperatif tipe example non-example menurut Maufur (2009:90) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan media contoh dari gambar atau ilustrasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Contoh 5

6 yang diambil dari gambar atau ilustrasi juga harus sesuai dengan kompetensi dasar yang dikehendaki. Pendapat lain dikemukakan oleh Kurniadi, dkk (dalam Munawaroh, 2012:16-17) bahwa model pembelajaran example non-example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Menurut Maufur (2009:90) langkah-langkah model pembelajaran example non-example yaitu: 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran; 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP; 3) Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar; 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas; 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya; 6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai; 7) Kesimpulan. Menurut Maufur (2009:90) Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran example non-example yaitu: 1. Kelebihan; a) siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar; b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar; c) Siswa diberi kesempatan untuk mengemuka-kan pendapatnya. 2. Kekurangan; a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar; b) Memakan waktu yang lama. Arend (dalam Sriwidaningsih, 2012:31) mengemukakan bahwa cara mengalokasikan waktu yang cukup dan cara menggunakan ruang kelas adalah tugas-tugas perencanaan untuk pengajaran konsep. Kesalahan yang lazim dibuat oleh guru pemula adalah menetapkan estimasi yang terlalu rendah yang dibutuhkan untuk mengajarkan konsep-konsep, bahkan yang sederhana, sampai tuntas. Sesuai dengan pendapat Lundgren (dalam Tabrani, 2012) manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar rendah diantaranya adalah: 1) Meningkatkan hasil belajar; 2) Meningkatkan retensi atau penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. 6

7 3. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Bulango Timur Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Bulango Timur yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel input (Masukan), variabel proses dan variabel Output (hasil). Prosedur Penelitian Penelitian yang digunakan berbasis tindakan di kelas dengan empat langkah, yaitu; persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Pelaksanaan penelitian direncanakan dua siklus dengan pokok bahasan: 1) Macam-macam energi alternatif; 2) Kegunaan energi alternatif; dan 3) Pengunaan energi alternatif. Pada tahap persiapan peneliti dibantu oleh satu orang guru untuk mendiskusikan, membahas berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi guru dan siswa khususnya mendeskripsikan proses pembelajaran IPA materi energi alternatif. Hasil diskusi dirumuskan secara sistematis untuk dijadikan acuan dalam mendesain skenario pembelajaran, dan format penilaian hasil akhir pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan seluruh perangkat pembelajaran, baik itu guru selaku peneliti maupun siswa sebagai obyek. dengan skenario model example non-example. Pada pemantauan dan evaluasi dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Pada waktu observasi dilakukan, Sasaran pengamatan adalah: 1) keaktifan siswa dalam pembelajaran; 2) Kerjasama siswa dalam kelompok; dan 3) Hasil belajar siswa yang dilakukan melalui evaluasi pada akhir proses pembelajaran. Hasil observasi ini akan menjadi data pendukung dalam pembelajaran siklus berikutnya. Pada tahap analisis dan refleksi kegiatan yang dilaksanakan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap pemantauan dan evaluasi, dan hasilnya digunakan untuk merefleksi diri, apakah siswa sudah dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hasil analisis ini akan digunakan untuk merencanakan tindakan pada kegiatan siklus berikutnya. 7

8 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes dan dokumentasi. Observasi dilaksanakan pada setiap pelaksanaan siklus dengan berdasar pada indikator yang sudah ditetapkan. Format observasi digunakan untuk merekam data proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Adapun format observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu: a) format observasi aktivitas guru dan b) format observasi aktivitas siswa. Adapun kriteria penilaian yang digunakan pada pedoman observasi yakni baik sekali, baik, cukup, dan kurang untuk setiap indikator penilaian. Tes tertulis dilakukan pada setiap akhir siklus, tes dilakukan untuk melihat dan menentukan hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam satu siklus yang disajikan dalam bentuk uraian yang sudah dipersiapkan. Dokumentasi berupa hasil belajar siswa, yaitu hasil tes yang diberikan guru kepada siswa sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dalam tahap pertama setelah data terkumpul, kedua setelah semua data dalam satu siklus terkumpul. Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif maupun kualitatif, Arikunto (dalam Elpina, 2012:6) mengemukakan kriteria penilaian yang berlaku disajikan dalam Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Kriteria Penilaian Persentase Penafsiran 81 % % Baik Sekali (BS) 61 % - 80 % Baik (B) 41 % - 60 % Cukup (C) 21 % - 40 % Kurang (K) 0 % - 20 % Sangat Kurang (SK) Penafsiran di atas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan masing-masing siswa. Dengan mengacu pada kriteria penilaian tersebut, maka rumus yang digunakan menurut Trianto (dalam Elpina, 2012:7) adalah sebagai berikut: Jumlah Skor Perolehan Persentase = x 100 % 8 Jumlah Skor Maksimal

9 4. HASIL PENELITIAN Dari kegiatan observasi awal sebelum melakukan penelitian siswa diberikan tes berupa soal esai pada tahun ajaran 2012/2013 semester genap, yang memberikan gambaran bahwa tidak tercapainya ketuntasan belajar siswa terhadap materi energi alternatif. hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2. berikut: Tabel 2. Hasil observasi awal No. Hasil Belajar Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tuntas Tidak Tuntas Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi energi alternatif terdapat 6 siswa atau 30% yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar sedangkan 14 siswa atau 70% belum mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan perbaikan-perbaikan pem-belajaran dengan menerapkan model pem-belajaran kooperatif tipe example non-example sehingga 6 siswa atau 30% yang telah mencapai ketuntasan belajar akan meningkat menjadi 16 siswa atau 80% sehingga pesentase yang harus dicapai agar sesuai dengan yang dikehendaki sebesar 50%, masih akan diberikan tindakan sehingga mencapai indikator kinerja. Tabel 3. Hasil tes siswa siklus I No. Hasil Belajar Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tuntas Tidak Tuntas 8 40 Pada tabel 3. siklus I setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example nilai hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada observasi awal. dimana telah terdapat 12 siswa yang mempunyai persentase ketuntasan hasil belajar dalam kelas tersebut yaitu 60% yang telah tuntas hasil belajarnya berdasarkan KKM karena sebagian besar soal yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan oleh siswa dengan perolehan nilai berkisar Sedangkan selebihnya yaitu 8 siswa yang mempunyai persentase 9

10 40% tidak tuntas dengan hasil belajar yang diperolehnya karena sebagian besar soal yang diberikan oleh guru tidak dapat mereka kerjakan dengan baik, adapun nilai siswa tersebut berkisar antara 55-73, hasil perolehan nilai tersebut merupakan keseluruhan ketuntasan belajar siswa dari 20 siswa yang terdapat di kelas IV SDN 3 Bulango Timur. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal nilai hasil belajar yang dicapai siswa belum tuntas karena siswa yang memperoleh nilai di atas 80 persentasenya hanya 60% hasil ini lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80% sehingga perlu dilanjutkan kesiklus II dan persentase yang harus dicapai sebesar 20%. Menurut tabel kriteria penilaian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran energi alternatif masih dikategorikan cukup. Tabel 4. Hasil tes siswa siklus II No. Hasil Belajar Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tuntas Tidak Tuntas 3 15 Siklus II menunjukkan adanya pening-katan hasil belajar siswa yang signifikan dari tindakan sebelumnya. Siklus II dilakukan berdasarkan analisis dari siklus I. yakni telah terdapat 17 siswa yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar dengan persentase 85% berdasarkan KKM. Sedang-kan 3 siswa atau 15% tidak tuntas dengan hasil belajar yang diperolehnya, hasil ini merupakan keseluruhan ketuntasan hasil belajar siswa dari 20 siswa yang terdapat di kelas IV SDN 3 Bulango Timur sehingga mereka belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example dalam pembelajaran energi alternatif pada siklus II ini secara klasikal nilai yang dicapai siswa sudah tuntas karena siswa yang memperoleh nilai diatas 80 dengan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 85% lebih besar dari persentase ketuntasan hasil belajar yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Dari perolehan persentase tersebut, menurut tabel kriteria penilaian belajar dikategorikan baik sekali. 10

11 Pembahasan Pada siklus I, penerapan pembelajaran memberikan dampak yang baik proses pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan gambar energi alternatif dan gambar bukan energi alternatif sebagai media. Siswa bisa mengnalisis secara langsung tentang energi alternatif melalui media gambar tersebut, mereka lebih mudah menemukan perbedaan energi alternatif dan yang bukan energi alternatif. Pada siklus II, siswa mulai bisa menemukan dan memahami fungsi dan cara kerja setiap energi alternatif. Media gambar selain berfungsi sebagai media pembelajaran, juga memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar yaitu dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa: a) Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan, siklus II sudah lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I, sehingga hal ini menjadi sebuah awal keberhasilan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example; b) Dengan meningkatnya proses belajar mengajar tersebut di atas menyebabkan tingkat kemampuan hasil belajar siswa juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa melalui tes berupa soal esai pada siklus I secara klasikal mencapai 60% dengan kategori kemampuan belajar cukup, tentu ini merupakan nilai yang sangat rendah dari apa yang diharapkan. Pada siklus II telah mengalami peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar menjadi 85% dengan kategori kemampuan belajar baik sekali, nilai ini tentu lebih besar dibandingkan nilai perolehan pada siklus I dan juga KKM, secara klasikal siswa sudah tuntas pada pembelajaran materi energi alternatif. Dengan demikian, penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Alternatif Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-Example di Kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan maka hasil penelitian dikatakan berhasil atau diterima. 11

12 5. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir seluruh pembahasan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe example non-example pada materi energi alternatif di kelas IV SDN 3 Bulango Timur dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran; 2) Melalui pembelajaran kooperatif tipe example non-example memiliki dampak yang baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi energi alternatif di kelas IV SDN 3 Bulango Timur. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperolehan siswa pada tes berupa soal esai dari 60% pada siklus I dengan kategori kemampuan belajar cukup, yang secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM, meningkat menjadi 85% pada siklus II dengan kategori kemampuan belajar baik sekali, yang secara klasikal sudah mengalami ketuntasan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1) Kepada siswa, sewaktu pembelajaran koooperatif berlangsung, hendaknya para siswa untuk selalu aktif dan kiat mengeluarkan pendapat atau ideidenya, karena hal ini akan membuat siswa menjadi kritis sehingga mampu menambah pemahaman (kognitif) dan meningkatkan keberhasilan belajar; 2) Diharapkan guru kelas IV lebih sering memberikan pekerjaan rumah untuk didiskusikan oleh siswa-siswa dalam kelompoknya masing-masing. Agar siswa lebih bertanggung jawab dengan pekerjaannya, dan didiskusikan di kelas. Guru harus lebih sering membimbing siswa untuk bekerja dan belajar secara kooperatif, agar siswa dalam kelompok tidak acuh tak acuh terhadap tugas. Guru harus tetap memperhatikan siswa yang belum tuntas belajarnya secara individual di kelas; 3) Kepada semua pihak yang terkait, utamanya kepada kepala sekolah kiranya dapat memberikan dukungan moril dan materil untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas, dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Adil, Deden Marrah Metode Talking Stick dan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. (Online). ( diakses 6 Maret 2013). 12

13 Elpina Model Kooperatif Tipe Example Non-Example untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daur Hidup Hewan di Kelas IV SD Negeri 14/1 Sungai Baung. (Online). ( diakses 01 Maret 2013). Fitriani, Aulia Sinar Matahari sebagai Energi Alternatif. (Online). ( diakses 21 Februari 2013). Komalasari, Kokom Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi, Bandung: Refika Aditama. Maufur, F. Hasan Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikan, Semarang: PT. Sindur Press. Mulyasa Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah), Jakarta: Bumi Aksara. Munawaroh, Hopipah Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Tentang Peninggalan Sejarah Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Tipe Examples Non Examples. (Online). ( diakses 01 Maret 2013). Rusman Model-model pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suprijono, Agus Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem), Surabaya: Pustaka Pelajar. Sriwidaningsih, Wiwin Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-Example Dalam Pembelajaran Menulis Dengan Fokus Penggunaan Bahasa Indonesia Baku. (Online). ( diakses 17 Februari 2013). Tasyrikiyah, Kiki Meningkatkan Sikap Siswa dalam Melestarikan Lingkungan pada Konsep Energi Alternatif dengan menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) di Kelas IV SD Negeri Sukanagara I Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang. (Online). ( diakses 28 Februari 2013). Thabrani, Khadijah Pembelajaran Kooperatif. (Online). ( diakses 6 Maret 2013). 13

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo. SDN 18 Pulubala merupakan salah satu sekolah

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut (Depdiknas RI No. 22, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Alis Suryanti Guru SDN 1 Purwosari Kec. Padangratu E-mail: Alissurnyanti@gmail.com

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Di SD Belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Darsono, dkk, 2000:4). Pembelajaran adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA a. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam berarti Ilmu tentang Pengetahuan Alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran diartikan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Hasil belajar Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa bila siswa tuntas dalam belajar, terampil melakukan suatu tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar IPA 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Gagne menyatakan hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi hasil belajar matematika pada kelas VIIA of SMPN 2 Liliriaja Soppeng yang tujuan utamanya memperoleh penerapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi ABSTRAK

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi   ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR GAGASAN KREATIF DALAM TINDAKAN EKONOMI MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DI KELAS VII SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) ISSN Cetak: 2477-8524-ISSN Online: 2502-8103 http://jurnal.iicet.org Volume 1 Nomor 3, 2017, hlm 41-49 Info Artikel: Diterima: 12/04/2017 Direvisi: 26/05/2017

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ernidalisma Guru Matematika

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan SP-009-006 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 498-502 Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan Cooperative

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto JPF Volume 2 Nomor 1 ISSN: 2302-8939 46 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto Nurhayati. G Jurusan Pendidikan Fisika,Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012. PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012 Oleh: Nana Sumarna 1 Abstrak. Metode pemecahan masalah merupakan suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI SDN 02 TARUNG TARUNG KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI SDN 02 TARUNG TARUNG KABUPATEN SOLOK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI SDN 02 TARUNG TARUNG KABUPATEN SOLOK Rina Febriati 1, Nurharmi 2, H. Asrul Thaher 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PERGERAKAN NASIONAL KELAS V SDN 70 BANDA ACEH Syarifah Habibah (Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJARIPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IX.5 SMP NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Ibunurmala234@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR Murni murni24@gmail.com SDN 024 Tarai Bangun Kabupaten Kampar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (1998). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota

Lebih terperinci

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu Action Research yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2008:

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MARRY GO ROUND PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI KLEGUNG I Kiki Engga Dewi SD Negeri Jaban Sleman Abstrak Tujuan penelitian tindakan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Dan Karakteristis Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota Gorontalo, khususnya di kelas XI Akuntansi yang jumlah siswanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib (2014: 18) PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki

Lebih terperinci

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA MATERI BERBAGAI BENTUK ENERGI DAN PENGGUNAANYA MELALUI MODEL NOMBERED HEAD TOGETHER DIKOMBINASI DENGAN EXAMPLES NON EXAMPLES ANAK SDN LOK TUNGGUL KABUPATEN BANJAR Radiansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

Rinendah Sihwinedar 16

Rinendah Sihwinedar 16 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 3... Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik.

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SDN 181 Pekanbaru. Adapun siswanya berjumlah 46 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Oleh : Dina Wardiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut : Gambar2. Alur Pelaksanaan PTK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut : Gambar2. Alur Pelaksanaan PTK BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alur Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengacu pada desain yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan dan refleksi.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Ratna Arifin Djana, Amran Rede, dan Marungkil Pasaribu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM email: cendikahusein@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten

Lebih terperinci

Jasmanyah76.wordpress.com

Jasmanyah76.wordpress.com BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak di Desa

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Nugroho Adi Prayitno SMP AL ISLAH SEMARANG D fish Adi R@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Pemahaman Siswa Melalui Model Cooperatif Learning Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Pemahaman Siswa Melalui Model Cooperatif Learning Tipe Jigsaw Meningkatkan Hasil Pemahaman Siswa Melalui Model Cooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran IPS Di Kelas IV SDN No. 1 Bonemarawa Kecamatan Rio Pakava Kabupaten Donggala Purwati Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL Oleh: SUARDI 608311454745 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reklektif terhadap

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MODEL NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATIPURWO, JATIPURO, KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

Lebih terperinci