BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) KODE FORMULIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) KODE FORMULIR"

Transkripsi

1 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) No JENIS FORMULIR KODE FORMULIR UKURAN DIKIRIM KE MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak KPL.KPP Folio KANWIL Bulanan (LPP) Kantor Pelayanan Pajak 2. Laporan Penerimaan Pajak (LPP) Kantor Wilayah KPL.KW Folio Pusat PDIP Bulanan

2 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK... (1) No. : LAP...WPJ...KP (3) (2) Kepada Yth. Kepala Kanwil...(4) di LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) BULAN :... TAHUN... (5) BAGIAN 1 : PER JENIS PAJAK Jenis Pajak 1 A. PAJAK PENGHASILAN 1. PPh Ps.25/29 BUMN/D 1.1. Masa 1.2. Tahunan 1.3. Penetapan 2. PPh Ps.25/29 Badan Swasta 2.1. Masa 2.2. Tahunan 2.3. Penetapan 3. PPh Ps.25/29 Orang Pribadi 3.1. Masa 3.2. Tahunan 3.3. Penetapan 4. PPh Ps Masa 4.2. Tahunan 4.3. Penetapan 5. PPh Ps Masa/Bendaharawan 5.2. Impor 5.3. Penetapan 6. PPh Ps.23/ Masa 6.2. Penetapan 7. PPh Fiskal LN 8. PPh Final 8.1. Penyetoran 8.2. Penetapan Jumlah A 2 s/d LP3 DAFTAR P VI LP3 DAFTAR P VI

3 B. PPN DAN PPn BM 1. PPN Industri 1.1. Masa 1.2. Impor 1.3. Penetapan 2. PPN Perdagangan 2.1. Masa 2.2. Impor 2.3. Penetapan 3. PPN Jasa 3.1. Masa 3.2. Impor 3.3. Penetapan 4. PPN Membangun Sendiri 4.1. Penyetoran 4.2. Penetapan 5. PPn BM 5.1. Masa 5.2. Impor 5.3. Penetapan 6. Pemungut Pajak 6.1. Penyetoran PPN 6.2. Penyetoran PPn BM 6.3. Penetapan PPN 6.4. Penetapan PPn BM Jumlah B C. PAJAK LAINNYA 1. Bunga Penagihan PL 2. PL Lainnya 3. Bea Meterai 4. Bunga Penagihan PTL 5. PTL Lainnya 6. B P P Jumlah C D. MURNI & NETO (Jumlah A+B+C) E. MACAM-MACAM PERHITUNGAN 1. SPh Terima 2. SPh Kirim 3. P L B Jumlah E F. JUMLAH BRUTO (Jumlah D+E)

4 G. SPMKP/SPMIB YANG TELAH DIUANGKAN (Restitusi) Jenis Pajak S/D 1. PPh Ps. 25/29 BUMN/D 2. PPh Ps. 25/29 Badan Swasta 3. PPh Ps. 25/29 Orang Pribadi 4. PPh Ps PPh Ps PPh Ps. 23/26 7. PPN 8. PPn BM 9. Pajak Lainnya JUMLAH : PENGEMBALIAN PPN/ PPnBM MELALUI BAPEKSTA

5 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 BAGIAN II : PER SEKTOR Kode KLU Jenis usaha 1 2 Jenis pajak Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Perkebunan dan Tanaman Lainnya Peternakan Jasa Pertanian dan Peternakan Kehutanan Perburuan/Penangkapan dan Penangkaran Satwa Liar Perikanan Laut Perikanan Darat Sektor Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Batu Bara dan Gambut Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Bijih Logam Penggalian Batu-Batuan, Tanah Liat dan Pasir Penambangan dan Penggalian Garam Pertambangan Mineral, Bahan Kimia dan Bahan Pupuk Jasa Pertambangan dan Penggalian Pertambangan dan Penggalian Lain A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

6 Kode KLU Jenis usaha 1 2 Jenis pajak Sektor Industri Pengolahan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit Industri Kayu, Bambu, Rotan, Rumput dan sejenisnya termasuk Perabot Rumah Tangga Industri Kertas dan Barang- Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan Industri Kimia dan Barang- Barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik Industri Barang Galian Bukan Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara Industri Logam Dasar Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya Industri Pengolahan Lainnya Sektor Listrik, Gas dan Air Listrik Gas, Uap dan Air Panas Penjernihan, Penyediaan dan Penyaluran Air Sektor Konstruksi Penyiapan Lahan Konstruksi Gedung dan Bangunan Sipil Instalasi Gedung dan Bangunan Sipil Penyelesaian Konstruksi Sipil Penyewaan Alat Konstruksi atau Peralatan Pembongkaran/Penghancur Bangunan dengan A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

7 Kode KLU Jenis usaha 1 2 Jenis pajak Operatornya Sektor Perdagangan Besar, Eceran dan Rumah Makan serta Jasa Akomodasi Perdagangan Besar Perdagangan Eceran Jasa Restoran, Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga Jasa Akomodasi Sektor Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi Angkutan Darat, Angkutan dengan Saluran Pipa Angkutan Air Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Lainnya (Angkutan Darat, Air, dan Udara) Komunikasi Sektor Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Lembaga KeuanganReal Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kebersihan Jasa Kegiatan Sosial Organisasi Sosial, Profesi, dan Bisnis Jasa Rekreasi, Kebudayaan dan Olah Raga Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Admstrasi Pemerintahan, A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

8 Kode KLU Jenis usaha 1 2 Jenis pajak Pertahanan, dan Ketertiban Kegiatan yang belum jelas batasannya Sub Jumlah PPh & PPN A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Kode KLU 1 2 Jenis Pajak S.D. C. PAJAK LAINNYA Bea Meterai Lain-lain Sub Jumlah JUMLAH Kepala Kantor KPL.KPP (...)(6) NIP.

9 LAMPIRAN LPP BAGIAN I No Jenis Pajak S/D A. PAJAK PENGHASILAN FINAL I. PPh Pasal 4 ayat (2) 1. Diskonto/Bunga Obligasi 2. Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan 3. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 4. Bunga Deposito/Tabungan dan SBI 5. Hadiah Undian 6. Transaksi Saham di Bursa Efek 7. Penjualan Saham Pendiri 8. Penjualan Saham Milik Modal Ventura 9. Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultan 10. Lain-lain 11. Penetapan II. PPh Pasal Jasa Pelayaran DN 2. Jasa Pelayaran dan/atau Penerbangan LN 3. Jasa Penerbangan Dalam Negeri 4. Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia 5. Pola Bagi Hasil dengan PT. TELKOM 6. Kerjasama BOT 7. Lain-lain 8. Penetapan III. PPh Pasal Revaluasi Aktiva Tetap 2. Lain-lain 3. Penetapan IV. PPh Pasal Pembayaran sekaligus oleh PT JAMSOSTEK 2. Honor, hadiah dan lain-lain 3. Komisi Wiraniaga 4. Lain-lain 5. Penerapan V. PPh Pasal Penebusan Tepung Terigu/Gula Pasir 2. Penebusan Migas 3. Penyerahan Rokok Kretek Produksi Dalam Negeri 4. Penyerahan Rokok Putih Produksi Dalam Negeri 5. Lain-lain 6. Penetapan

10 VI. PPh Pasal Bunga Simpanan Anggota Koperasi 2. Lain-lain 3. Penetapan B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI VII. PPN Membangun Sendiri KPL.KPP

11 PETUNJUK MENGENAI LPP KPL.KPP PETUNJUK UMUM 1. Laporan Penerimaan Pajak (LPP) terdiri dari dua bagian, Bagian I melaporkan penerimaan per jenis pajak yang sumbernya adalah Kas (LP3); Murni dan Neto serta restitusi (Daftar P VI) secara terinci per rubrik/jenis pajak dan Bagian II melaporkan penerimaan pajak/sektoral yang sumbernya adalah Kas (LP3) berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak dari KPP dalam satu bulan selama tahun anggaran berjalan. 2. LPP wajib dibuat dan disampaikan oleh KPP ke Kanwil Ditjen Pajak paling lambat :dua puluh hari setelah akhir bulan laporan dengan dilampiri fotokopi pengantar DA dan/atau Laporan Pengantar Kas Harian (LPKH) Penutup. Laporan merupakan cetakan komputer (print-out) hasil perekaman SSP yang menggunakan aplikasi Sistem Informasi Perpajakan (SIP). Contoh : LPP bulan laporan April 1998 disampaikan oleh KPP ke Kanwil DJP paling lambat tanggal 20 Mei 1998 PETUNJUK PENGISIAN LPP terdiri dari 2 bagian BAGIAN I : PER JENIS PAJAK Halaman 1 & 2 : Penerimaan Kas/Murni dan Neto Angka (1) : Nama KPP dan nomor laporan Angka (2) : Tanggal pembuatan laporan Angka (3) : Nomor laporan Angka (4) : Tujuan laporan Angka (5) : Bulan dan tahun laporan Kolom 1 : Cukup jelas. Kolom 2 : Banyaknya lembar SSP versi LP3. Kolom 3 : Jumlah pajak versi LP3 Kolom 4 : Banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk versi P VI. (Penerimaan LP3 - SPh Kirim + SPh Terima +/- Pemindabukuan/Bukti Pbk). Kolom 5 : Jumlah pajak versi P VI. (Penerimaan LP3 - SPh Kirim + SPh Terima +/- Pemindabukuan/Bukti Pbk). Kolom 6 s/d 9 : Penerimaan sampai dengan bulan. Kolom 6 : Banyaknya lembar SSP versi LP3. Kolom 7 : Jumlah pajak versi LP3. Kolom 8 : Banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk versi P VI. Kolom 9 : Jumlah pajak versi P VI. Baris A. Penerimaan PPh Baris B. Penerimaan PPN dan PPnBM Baris C. Penerimaan Pajak Lainnya

12 Baris D. Penerimaan Murni dan Neto untuk P VI Baris E. Macam-macam Perhitungan (hanya untuk versi P VI). SPh Terima : banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk dan jumlah pajak yang diterima dari kpp lain; rinciannya sudah ditambahkan pada masing-masing rubrik pajak/jenis pajak (P VI); lihat juga Kolom 4 dan 5. SPh Kirim : banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk dan jumlah pajak yang dikirim ke KPP lain; rinciannya sudah dikurangkan dari masingmasing rubrik pajak/jenis pajak (P VI); lihat juga Kolom 4 dan 5. PLB : Jumlah pajak yang harus dikembalikan (pajak yang lebih dibayar, dikurangi kompensasi) atau d.p.l. menunjukkan jumlah pajak menurut SPMKP yang diterbitkan (P VI); lihat juga Kolom 4 dan 5. Baris F. Jumlah Bruto (penjumlahan D dengan E). Halaman 3. Baris G. Jumlah pajak yang telah dibayarkan kembali kepada WP (SPMKP/SPMLB Yang Telah Diuangkan). Catatan : - PPh Ps. 23/26 termasuk PPh atas Bunga Deposito - Pajak lainnya meliputi : a. Pajak Langsung lainnya. b. Pajak Tidak Langsung Lainnya. c. Pemberian Bunga yang bersifat mengurangi penerimaan. (Pasal 11 (3) UU No.9/1994). BAGIAN II : PER SEKTOR Halaman 4 s/d 5 Kolom 1 : Kode KLU. Kolom 2 : Jenis Pajak dan Jenis Usaha. Kolom 3 s/d 6 (A. PPh) Kolom 6 s/d 10 (B. PPN) Kolom 3 s/d 6 (C. Pajak Lainnya) : Pengisiannya berdasarkan banyaknya lembar dan rupiah versi LP3 per kode KLU. : Pengisiannya berdasarkan banyaknya lembar dan rupiah versi LP3 per kode KLU. : Pengisiannya berdasarkan banyaknya lembar dan rupiah versi LP3 per kode KLU. Catatan : - Lain-lain diisi dengan penerimaan pajak selain PPh, PPN dan Bea Meterai - Kolom jumlah merupakan penjumlahan sub jumlah PPh, PPN dan Pajak Lainnya. Angka (6) : Nama, tanda tangan dan cap Kepala KPP. Lampiran LPP Bagian I Lain-lain : Terdiri dari Pajak Penghasilan Final dan PPN yang tidak dapat dikreditkan. : Isian yang tidak tercetak oleh komputer, supaya diisi/ditulis secara manual.

13 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK... (1) No. : LAP...WPJ...KP (3) (2) Kepada Yth. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan di - JAKARTA LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) BULAN :... TAHUN... (4) BAGIAN I : PER JENIS PAJAK Jenis Pajak 1 A. PAJAK PENGHASILAN 1. PPh Ps.25/29 BUMN/D 1.1. Masa 1.2. Tahunan 1.3. Penetapan 2. PPh Ps.25/29 Badan Swasta 2.1. Masa 2.2. Tahunan 2.3. Penetapan 3. PPh Ps.25/29 Orang Pribadi 3.1. Masa 3.2. Tahunan 3.3. Penetapan 4. PPh Ps Masa 4.2. Tahunan 4.3. Penetapan 5. PPh Ps Masa/Bendaharawan 5.2. Impor 5.3. Penetapan 6. PPh Ps.23/ Masa 6.2. Penetapan 7. PPh Fiskal LN 8. PPh Final 8.1. Penyetoran 8.2. Penetapan Jumlah A B. PPN DAN PPn BM 1. PPN Industri 1.1. Masa 1.2. Impor 1.3. Penetapan 2. PPN Perdagangan 2 s/d LP3 DAFTAR P VI LP3 DAFTAR P VI

14 2.1. Masa 2.2. Impor 2.3. Penetapan 3. PPN Jasa 3.1. Masa 3.2. Impor 3.3. Penetapan 4. PPN Membangun Sendiri 4.1. Penyetoran 4.2. Penetapan 5. PPn BM 5.1. Masa 5.2. Impor 5.3. Penetapan 6. Pemungut Pajak 6.1. Penyetoran PPN 6.2. Penyetoran PPn BM 6.3. Penetapan PPN 6.4. Penetapan PPn BM Jumlah B 2. C. PAJAK LAINNYA Bunga Penagihan PL 2. PL Lainnya 3. Bea Meterai 4. Bunga Penagihan PTL 5. PTL Lainnya 6. B P P Jumlah C 4. D. MURNI & NETO (Jumlah A+B+C) 5. E. MACAM-MACAM PERHITUNGAN SPh Terima 2. SPh Kirim 3. P L B Jumlah E 7. F. JUMLAH BRUTO (Jumlah D+E) G. SPMKP/SPMIB YANG TELAH DIUANGKAN (Restitusi) Jenis Pajak S/D 1. PPh Ps. 25/29 BUMN/D 2. PPh Ps. 25/29 Badan Swasta 3. PPh Ps. 25/29 Orang Pribadi 4. PPh Ps PPh Ps PPh Ps. 23/26 7. PPN 8. PPn BM 9. Pajak Lainnya JUMLAH : PENGEMBALIAN PPN/ PPnBM MELALUI BAPEKSTA

15 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 BAGIAN II : PER SEKTOR Kode KLU Jenis Usaha 1 2 Jenis Pajak Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Perkebunan dan Tanaman Lainnya Peternakan Jasa Pertanian dan Peternakan Kehutanan Perburuan/Penangkapan dan Penangkaran Satwa Liar Perikanan Laut Perikanan Darat Sektor Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Batu Bara dan Gambut Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Bijih Logam Penggalian Batu-Batuan, Tanah Liat dan Pasir Penambangan dan Penggalian Garam Pertambangan Mineral, Bahan Kimia dan Bahan Pupuk Jasa Pertambangan dan Penggalian A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI S.D

16 Kode KLU Jenis Usaha 1 2 Jenis Pajak Pertambangan dan Penggalian Lain Sektor Industri Pengolahan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit Industri Kayu, Bambu, Rotan, Rumput dan sejenisnya termasuk Perabot Rumah Tangga Industri Kertas dan Barang- Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan Industri Kimia dan Barang- Barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik Industri Barang Galian Bukan Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara Industri Logam Dasar Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya Industri Pengolahan Lainnya Sektor Listrik, Gas dan Air Listrik Gas, Uap dan Air Panas Penjernihan, Penyediaan dan Penyaluran Air Sektor Konstruksi Penyiapan Lahan Konstruksi Gedung dan Bangunan Sipil Instalasi Gedung dan Bangunan Sipil Penyelesaian Konstruksi Sipil Penyewaan Alat Konstruksi A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI S.D

17 Kode KLU Jenis Usaha 1 2 Jenis Pajak atau Peralatan Pembongkaran/Penghancur Bangunan dengan Operatornya Sektor Perdagangan Besar, Eceran dan Rumah Makan serta Jasa Akomodasi Perdagangan Besar Perdagangan Eceran Jasa Restoran, Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga Jasa Akomodasi Sektor Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi Angkutan Darat, Angkutan dengan Saluran Pipa Angkutan Air Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Lainnya (Angkutan Darat, Air, dan Udara) Komunikasi Sektor Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Lembaga KeuanganReal Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kebersihan Jasa Kegiatan Sosial Organisasi Sosial, Profesi, dan Bisnis Jasa Rekreasi, Kebudayaan A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI S.D

18 Kode KLU Jenis Usaha 1 2 Jenis Pajak dan Olah Raga Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Admstrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Ketertiban Kegiatan yang belum jelas batasannya Sub Jumlah PPh & PPN A. PAJAK PENGHASILAN B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI S.D Kode KLU 1 2 Jenis Pajak S.D. C. PAJAK LAINNYA Bea Meterai Lain-lain Sub Jumlah JUMLAH Kepala Kantor KPL.KPP (...)(5) NIP.

19 LAMPIRAN LPP BAGIAN I No Jenis Pajak S/D A. PAJAK PENGHASILAN FINAL I. PPh Pasal 4 ayat (2) 1. Diskonto/Bunga Obligasi 2. Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan 3. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 4. Bunga Deposito/Tabungan dan SBI 5. Hadiah Undian 6. Transaksi Saham di Bursa Efek 7. Penjualan Saham Pendiri 8. Penjualan Saham Milik Modal Ventura 9. Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultan 10. Lain-lain 11. Penetapan II. PPh Pasal Jasa Pelayaran DN 2. Jasa Pelayaran dan/atau Penerbangan LN 3. Jasa Penerbangan Dalam Negeri 4. Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia 5. Pola Bagi Hasil dengan PT. TELKOM 6. Kerjasama BOT 7. Lain-lain 8. Penetapan III. PPh Pasal Revaluasi Aktiva Tetap 2. Lain-lain 3. Penetapan IV. PPh Pasal Pembayaran sekaligus oleh PT JAMSOSTEK 2. Honor, hadiah dan lain-lain 3. Komisi Wiraniaga 4. Lain-lain 5. Penetapan V. PPh Pasal Penebusan Tepung Terigu/Gula Pasir 2. Penebusan Migas 3. Penyerahan Rokok Kretek Produksi Dalam Negeri 4. Penyerahan Rokok Putih Produksi Dalam Negeri 5. Lain-lain 6. Penetapan

20 VI. PPh Pasal Bunga Simpanan Anggota Koperasi 2. Lain-lain 3. Penetapan B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI VII. PPN Membangun Sendiri KPL.KW

21 PETUNJUK MENGENAI LPP KPL.KPP PETUNJUK UMUM 1. Laporan Penerimaan Pajak (LPP) terdiri dari dua bagian, Bagian I melaporkan penerimaan per jenis pajak yang sumbernya adalah Kas (LP3); Murni dan Neto serta restitusi (Daftar P VI) secara terinci per rubrik/jenis pajak dan Bagian II melaporkan penerimaan pajak/sektoral yang sumbernya adalah Kas (LP3) berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak dari KPP dalam satu bulan selama tahun anggaran berjalan. 2. Laporan wajib dibuat dan disampaikan Kanwil Ditjen Pajak ke Kantor Pusat DJP cq Pusat PDIP paling lambat : dua puluh hari setelah bulan laporan. Laporan merupakan cetakan komputer (print-out) hasil kompilasi Laporan Penerimaan Pajak KPP (KPL.KPP ) dibawah naungan Kanwil bersangkutan, dengan menggunakan aplikasi. Sistem Informasi Perpajakan (SIP). Contoh : LPP bulan laporan April 1998 disampaikan oleh KPP ke Kanwil DJP paling lambat tanggal 20 Mei 1998 PETUNJUK PENGISIAN LPP terdiri dari 2 bagian BAGIAN I : PER JENIS PAJAK Halaman 1 & 2 : Penerimaan Kas/Murni dan Neto Halaman 1 & 2 : Penerimaan Kas/Murni dan Neto Angka (1) : Nama KPP dan nomor laporan Angka (2) : Tanggal pembuatan laporan Angka (3) : Nomor laporan Angka (4) : Bulan dan tahun laporan Kolom 1 : Cukup jelas. Kolom 2 : Banyaknya lembar SSP versi LP3. Kolom 3 : Jumlah pajak versi LP3 Kolom 4 : Banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk versi P VI. (Penerimaan LP3 - SPh Kirim + SPh Terima +/- Pemindabukuan/Bukti Pbk). Kolom 5 : Jumlah pajak versi P VI. (Penerimaan LP3 - SPh Kirim + SPh Terima +/- Pemindabukuan/Bukti Pbk). Kolom 6 s/d 9 : Penerimaan sampai dengan bulan. Kolom 6 : Banyaknya lembar SSP versi LP3. Kolom 7 : Jumlah pajak versi LP3. Kolom 8 : Banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk versi P VI. Kolom 9 : Jumlah pajak versi P VI.

22 Baris A. Baris B. Baris C. Baris D. Baris E. Penerimaan PPh Penerimaan PPN dan PPnBM Penerimaan Pajak Lainnya Penerimaan Murni dan Neto untuk P VI Macam-macam Perhitungan (hanya untuk versi P VI). SPh Terima : banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk dan jumlah pajak yang diterima dari kpp lain; rinciannya sudah ditambahkan pada masing-masing rubrik pajak/jenis pajak (P VI); lihat juga Kolom 4 dan 5. SPh Kirim : banyaknya lembar SSP/Bukti Pbk dan jumlah pajak yang dikirim ke KPP lain; rinciannya sudah dikurangkan dari masing-masing rubrik pajak/jenis pajak (P VI); lihat juga Kolom 4 dan 5. PLB : Jumlah pajak yang harus dikembalikan (pajak yang lebih dibayar, dikurangi kompensasi) atau d.p.l. menunjukkan jumlah pajak menurut SPMKP yang diterbitkan (P VI); lihat juga Kolom 4 dan 5. Baris Jumlah Bruto (penjumlahan D dengan E). F. Halaman 3. Baris G. Jumlah pajak yang telah dibayarkan kembali kepada WP (SPMKP/SPMLB Yang Telah Diuangkan). Catatan : - PPh Ps. 23/26 termasuk PPh atas Bunga Deposito - Pajak lainnya meliputi : a. Pajak Langsung lainnya. b. Pajak Tidak Langsung Lainnya. c. Pemberian Bunga yang bersifat mengurangi penerimaan. (Pasal 11 (3) UU No.9/1994). BAGIAN II : PER SEKTOR Halaman 4 s/d 5 Kolom 1 : Kode KLU. Kolom 2 : Jenis Pajak dan Jenis Usaha. Kolom 3 s/d 6 : Pengisiannya berdasarkan banyaknya lembar dan rupiah versi (A. PPh) LP3 per kode KLU. Kolom 6 s/d 10 : Pengisiannya berdasarkan banyaknya lembar dan rupiah versi (B. PPN) LP3 per kode KLU. Kolom 3 s/d 6 (C. Pajak : Pengisiannya berdasarkan banyaknya lembar dan rupiah versi LP3 per kode KLU.

23 Lainnya) Catatan : - Lain-lain diisi dengan penerimaan pajak selain PPh, PPN dan Bea Meterai - Kolom jumlah merupakan penjumlahan sub jumlah PPh, PPN dan Pajak Lainnya. Angka (6) : Nama, tanda tangan dan cap Kepala KANWIL DJP. Lampiran LPP Bagian I : Terdiri dari Pajak Penghasilan Final dan PPN yang tidak dapat dikreditkan. Lain-lain : Isian yang tidak tercetak oleh komputer, supaya diisi/ditulis secara manual.

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-58/PJ.1/1996 Tanggal : 31 Mei 1996 SISTEM, BENTUK, DAN JENIS LAPORAN BIDANG OPERASIONAL DALAM LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KHUSUS MENGENAI

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : KEP -107/PJ.1998 Tanggal : 26 Mei 1998

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : KEP -107/PJ.1998 Tanggal : 26 Mei 1998 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : KEP -107/PJ.1998 Tanggal : 26 Mei 1998 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-107/PJ/1998 Tanggal : 26 Mei 1998 LEMBAR 1 Nama WP :...

Lebih terperinci

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE07/PJ.24/2001 Tanggal : 22 Mei 2001 TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS KODE LAMA KODE BARU (Lampiran KEP169/PJ/2001) MAP KJS URAIAN MAP KJS URAIAN (1)

Lebih terperinci

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS Lampiran Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-02/PJ.24/2001 Tanggal : 22 Februari 2001 TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS KODE LAMA 0111 PPh Pasal 21 0111 PPh Pasal 21 100 Masa 100 Masa PPh Pasal 21 101 Pembayaran

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM 1... secara terinci per jenis pajak... hari Jum'at, kecuali KPP yang hari kerjanya 6 hari maka sampai hari Sabtu.

PETUNJUK UMUM 1... secara terinci per jenis pajak... hari Jum'at, kecuali KPP yang hari kerjanya 6 hari maka sampai hari Sabtu. RALAT LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-58/PJ.1/1990 TANGGAL 31 MEI 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-1165/PJ.24/1993 TENTANG SISTEM, BENTUK,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38 /PJ/2009, TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PAJAK TABEL AKUN PAJAK DAN 1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 100 Masa PPh Pasal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto Lampiran I Perturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-42/PJ/2008 Tanggal : 20 Oktober 2008 Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN TABEL AKUN PAJAK DAN Berdasarkan : 1. PER-38/PJ/2009 2. PER-23/PJ/2010 dan SE-54/PJ/2010 3. PER-24/PJ/2013 Keterangan : 1. Yang berwarna.. adalah perubahan yang terdapat dalam PER-23/PJ/2010 dan SE-54/PJ/2010

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/I/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 Umum : PETUNJUK

Lebih terperinci

PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5)

PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5) L A M P I R A N I PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... SE. NO. /PJ. /19... KLU... NO. URUT NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5) KP. PPN. 9B-1. L A M P I

Lebih terperinci

GO LONGAN PO KOK URAIAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA

GO LONGAN PO KOK URAIAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA -16- LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

PENYESUAIAN BUKU I PEDOMAN INDUK TUPRP 1994

PENYESUAIAN BUKU I PEDOMAN INDUK TUPRP 1994 Lampiran : SE-05/PJ.9/1995 Tanggal : 8 Mei 1995 PENYESUAIAN BUKU I PEDOMAN INDUK TUPRP 1994 BAB PENDAHULUAN : Menyesuaikan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.04/1994, maka sebalai pelaksana TUPRP

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

BAB IV KETENTUAN LAINNYA BAB IV KETENTUAN LAINNYA A. PENYUSUTAN 1. Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna

Lebih terperinci

LEMBAR ISIAN HASIL PEMERIKSAAN PROGRAM PENGKAJIAN PENGISIAN SPT WAJIB PAJAK BADAN. 6. Status Badan : (a) Pusat (b) Pusat (c) BUT

LEMBAR ISIAN HASIL PEMERIKSAAN PROGRAM PENGKAJIAN PENGISIAN SPT WAJIB PAJAK BADAN. 6. Status Badan : (a) Pusat (b) Pusat (c) BUT DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Lampiran 1 SE Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-12/PJ.7/1995 Tanggal : 26 Juni 1995 LEMBAR ISIAN HASIL PEMERIKSAAN PROGRAM PENGKAJIAN PENGISIAN SPT WAJIB

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan penyetoran atau pembayaran

Lebih terperinci

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

Keterangan * 2011 ** 2012 *** Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengharuskan pemerintah untuk mencari sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengharuskan pemerintah untuk mencari sumber-sumber dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional di segala sektor maka semakin banyak dana yang diperlukan untuk membiayainya. Sementara itu sumber penerimaan dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpajakan Menurut Undang-Undang no. 28 th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

Materi E-Learning Perpajakan

Materi E-Learning Perpajakan Kompilasi Materi Teori Perpajakan : 1. Bentuk Usaha Tetap 2. Norma Perhitungan Penghasilan Netto 3. Pajak Penghasilan Final 4. Utang Pajak dan Penagihan Pajak Sumber : Seri Perpajakan www.pajak.go.id BENTUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak 2.1.1 Menurut Para Ahli a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 BENDAHARA PENGELUARAN Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi

Lebih terperinci

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Objek Pemungutan PPN dan PPn BM 1. Penyerahan BKP dan atau JKP oleh PKP Rekanan 2. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean di

Lebih terperinci

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013*** 8 6 4 2 5.99 6.29 6.81 6.45 6.52 6.49 6.50 6.29 6.36 6.16 5.81 6.11 6.035.81 3.40 2.69 2.04 2.76 3.37 1.70 1.50 2.82 3.18 1.42 2.61 0-2 (1.42) (1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

RALAT BUKU SISTEM, BENTUK DAN JENIS LAPORAN OPERASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK BIDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PTLL

RALAT BUKU SISTEM, BENTUK DAN JENIS LAPORAN OPERASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK BIDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PTLL Lampiran 2 SE-07/PJ.24/1994 RALAT BUKU SISTEM, BENTUK DAN JENIS LAPORAN OPERASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK BIDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PTLL 1. Penjelasan pengisian Laporan bulanan KPL. KPP.5.3.1.;

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/I/007 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K) MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d. 1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK IDENTITAS PERHATIAN TAHUN PAJAK FORMULIR SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA X PADA 1771/$ PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005 Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018 KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018 KEWAJIBAN PAJAK ATAS DANA HIBAH PENELITIAN Walau telah berbasis keluaran, namun kewajiban perpajakan atas

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh 165 BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh PENGERTIAN SKB adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, sama

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B. PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 11-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B.PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN 1771 PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN)

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771 SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0 Tidak

Lebih terperinci

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali Topik 4 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2012 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Sub Topik 1. UU PPN 2. Pengertian dalam

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 12 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang pelaksanaan kerja praktek Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis di tempatkan di bagian pemasaran dan bagian umum. Di bagian ini pula penulis

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS TIM ALOKASI PEMERIKSAAN TINGKAT KANTOR WILAYAH DJP

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS TIM ALOKASI PEMERIKSAAN TINGKAT KANTOR WILAYAH DJP Lampiran I Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ.7/2002 Tanggal 16 Mei 2002 PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS TIM ALOKASI AN TINGKAT KANTOR WILAYAH DJP 1. Menerima Daftar Wajib Pajak Besar dan Menengah yang

Lebih terperinci

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani

Lebih terperinci

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26 Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26 Pertemuan 5 41 P5.1 Teori Pajak Penghasilan 23, 25, 26 & Pasal 4 ayat 2 A. Pengertian PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1.Landasan Teori Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi juga merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-30/PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-38/PJ/2009

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR Keterkaitan Sektor Hulu dan Sektor Hilir Hasil dari analisis dengan menggunakan PCA menunjukkan sektor-sektor perekonomian pada bagian hulu dan sektor-sektor

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PERHATIAN 770 BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU PEMBUKUAN PENCATATAN DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

Lebih terperinci

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat

Lebih terperinci

TATA CARA PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA

TATA CARA PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-27/PJ/2011 Tanggal : 31 Maret 2011 TATA CARA PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA I. TATACARA PELAKSANAAN PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA A. KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013 TATA CARA PEMBEBASAN DARI PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK YANG DIKENAI PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

NO. Jenis Formulir Kode Formulir Ukuran Rangkap I. PPh Badan/Orang Pribadi F F F

NO. Jenis Formulir Kode Formulir Ukuran Rangkap I. PPh Badan/Orang Pribadi F F F LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-33/PJ/2015 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-27/PJ/2012 TENTANG BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN, BENTUK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-27/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-27/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-27/PJ/2012 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA LAMPIRAN I TATA CARA PENGAWASAN PEMBAYARAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, L 1 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 466/KMK.04/2000 TENTANG PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI DAN PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG

Lebih terperinci

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Lembar ke-2 : Untuk Penjual BKP/Pemberi JKP sebagai bukti Pajak Keluaran FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Pengusaha Kena Pajak Nama : PT. Jive Entertainment Alamat : Jl. Patra Kuningan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan tersebut sangatlah penting

Lebih terperinci

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK : D. PPh KURANG/LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771/$ SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

PAJAK PENGHASILAN (PPh) PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pengaturan PPh UU No. 7/1983 UU No. 7/1991 UU No. 10/1994 UU No. 17/2000 UU No. 36/2008 tentang PPh Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang memenuhi syarat subjektif (berdomisili

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor

Lebih terperinci

Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010 Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010 Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan 2008 Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 02Fakultas EKONOMI NPWP dan PKP Pertemuan 2 Perpajakan I Program Studi AKUNTANSI Daftar Isi NPWP Tata Cara Pendaftaran NPWP melalui e-registration Cara Pindah KPP Penghapusan NPWP Pengusaha Kena

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK

Lebih terperinci