merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama?"

Transkripsi

1

2 tahu, siswa tidak tahu, guru mengajar dan siswa diajar) berubah ke siswa aktif dan guru membantu. Peran guru lebih sebagai fasilitator yang membantu agar bentukan siswa itu berjalan efektif, efisien, dan benar. (Paul Suparno, 2007). Mewujudkan dan menciptakan suatu iklim pembelajaran yang mampu memotivasi siswa agar dapat membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri, perlu perhatian serius dari guru. Artinya guru harus dapat menggunakan kemampuan profesionalnya, yaitu bagaimana menggunakan model yang tepat dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran merupakan bagian integral dari tugas guru dalam kelas, dalam arti bila guru bertindak secara profesional maka penggunaan model pembelajaran yang sesuai sudah merupakan suatu kebiasaan dari waktu ke waktu dan dapat ditingkatkan sampai pada suatu titik optimal (Materi diklat PLPG, UNIMA. 2011). Berdasarkan observasi yang diperoleh di Sekolah MenengahKejuruan ternyata guru dalam mengajar kurang menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan kompetensi dasar. Pengamatan menunjukkan bahwa guru lebih sering menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan model ceramah yang penggunaannya terkadang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan dengan situasi kelas yang kurang mendukung (kelas besar dengan jumlah siswa orang). Dengan kondisi seperti ini membuat guru tidak dapat mengetahui isi kepala siswa karena pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Kinerja guru menjadi tidak efektif karena tidak dapat mengukur secara akurat pencapaian pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai siswa serta apa yang masih menjadi masalah baginya. Guru juga memerlukan waktu yang lama untuk memeriksa pekerjaan siswa, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas. Dalam rangka mengefektifkan kinerja guru dan membantu siswa memahami bahan ajar dalam pembelajaran, maka perlu penggunaan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk merespon kesulitan siswa dengan cepat dan tepat, yaitu model pembelajaran Fast Feedback. Karena pada saat pembelajaran berlangsung kesalahan siswa dapat diketahui lewat interaksi dan umpan balik dapat langsung diberikan tanpa memerlukan waktu koreksi yang lama sehingga siswa menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Dalam laporan ini, diperkenalkan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai umpan balik pada kelas besar secara cepat untuk merespons kesulitan siswa dalam memahami materi secara efektif dan efisien dalam waktu yang singkat, yaitu Fast Feedback. Secara khusus, materi fisika yang akan digunakan untuk memperkenalkan model ini adalah Rangkaian Listrik Arus Searah. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian adalah : Apakah model Fast Feedback secara klasikal dapat digunakan sebagai umpan balik pada kelas besar untuk 2

3 merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama? Penelitian bertujuan (i). membuat umpan balik pada kelas besar untuk merespon kesulitan siswa yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan setiap saat, tanpa waktu koreksi yang lama. (ii).memberikan usulan bentuk model Fast Feedback (umpan balik cepat) dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar siswa. (iii) memberikan contoh model Fast Feedback (umpan balik cepat) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang Rangkaian Listrik Arus Searah. Manfaat dari penelitian adalah membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berguna sebagai umpan balik pada kelas besar. Untuk merespon kesulitan siswa yang dapat dilakukan dalam waktu singkat bahkan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama. Membuat siswa semakin berani mengungkapkan masalah apa yang masih dimilikinya sehingga guru dapat membantu siswa mengatasi kelemahannya. Membuat pihak sekolah semakin mengerti pentingnya umpan balik bagi siswa dan guru, sehingga pihak sekolah memicu para guru untuk tidak malas melakukan konsolidasi dan koreksi. Sebagai acuan untuk penelitian lain yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika. LANDASAN TEORI Fast Feedback Model pembelajaran Fast Feedback merupakan kegiatan evaluasi yang dapat mengetahui kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru sesering mungkin selama pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah Fast Feedback secara umum (Berg dan Hoekzema, 2006) : (i). Guru memperkenalkan topik pembelajaran. (ii). Guru memberikan ketentuan-ketentuan gambar seperlunya. Hal ini penting agar siswa dapat diarahkan untuk membangun konsep yang paling dasar, misalnya arah Arus Listrik digambarkan dengan simbol anak panah. (iii). Guru memberikan tugas pertama kepada siswa secara individu atau berpasangan dan siswa mengerjakannya di tempat duduk mereka masing-masing. (iv). Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan mewawancarai beberapa siswa yang menjawab dengan jawaban yang tidak terduga selama detik. 3

4 (v). Guru membahas kesalahan umum yang siswa lakukan dan memberikan penjelasan bagaimana jawaban yang benar sebagai feedback untuk siswa. Cara ini dapat dilakukan dengan diskusi sehingga guru juga mendapatkan feedback tentang isi kepala siswa. (vi). Guru memberikan tugas kedua pada siswa. (vii). Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan mewawancarai beberapa siswa yang menjawab dengan jawaban yang tidak terduga selama detik. Ketika siswa sudah selesai mengerjakan tugas, guru membiarkan siswa mendiskusikan jawaban mereka. Rangkaian Listrik Arus Searah Arus listrik yaitu aliran sejumlah partikel bermuatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah dengan syarat adanya beda potensial antara dua kutub dan dalam suatu rangkaian tertutup. Arah arus listrik mengikuti pergerakan muatan positif dan arahnya berlawanan dengan gerak elektron. Kuat arus listrik yaitu banyaknya muatan yang berpindah tiap satuan waktu dengan rumus: I = q / t (1). Keterangan : I = Kuat arus listrik (C / sekon), (C/sekon = Ampere). q = banyaknya muatan listrik (C), t = waktu (sekon) Hukum Ohm Ditemukan oleh George Simon Ohm yang berbunyi: Perbandingan antara potensial listrik (V) dengan kuat arus listrik (I) selalu tetap, dan dirumuskan : V / I = R, (R adalah tetapan)...(2). Keterangan: V = potensial Listrik (volt) I = kuat arus listrik (ampere) R = hambat kawat (ohm) Hukum Kirchhoff I Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami percabangan. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya 4

5 tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut besar. Kircchoff merumuskan hukum pertamanya (tentang arus) bahwa : Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan itu. I masuk = I keluar I 1 + I 2 = I 3 + I 4, I 1 + I 2 - I 3 - I 4 = 0 I = 0 I 1 I 2 I 3 I 4 Gambar 1. Arus pada percabangan kawat Rangkaian seri dan pararel Pada rangkaian hambatan seri, besar kuat arus listrik (I) yang mengalir pada tiaptiap hambatan adalah sama. Sedangkan pada rangkaian hambatan pararel besar tegangan (V) pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar (sama dengan tegangan sumber). Rangkaian hambatan seri Karena kuat arus (I) pada tiap hambatan sama maka : R p = R 1 + R 2 + R 3.(3) R 1 R 2 R 3 R p = hambatan pengganti I V Gambar 2. Rangkaian hambatan seri Rangkaian hambatan pararel Karena tegangan (V) pada tiap hambatan sama besar maka : 1/R p = 1/R 1 + 1/R 2 + 1/R 3.(4) R p = hambatan pengganti R 1 R 2 R 3 I V Gambar 3. Rangkaian hambatan pararel 5

6 Kerangka Berpikir Feedback adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses pendidikan (Dimyati, 2006). Feedback yang akurat sebagai hasil evaluasi akan memudahkan perbaikan proses pendidikan. Pemberian umpan balik untuk memonitor perkembangan konsep siswa dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara, misalnya mengumpulkan pekerjaan rumah siswa, memberi tugas di kelas, berkeliling dari satu siswa ke siswa lain, mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan konseptual, dll (Berg, Volk, dan Bustraan, 2008). Masalahnya adalah bagaimana guru dengan pekerjaan yang menumpuk dapat memberikan feedback tanpa menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa pekerjaan siswa? Jawabannya adalah dengan menggunakan model Fast Feedback. Model Fast Feedback adalah suatu kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan setiap saat (sesering mungkin) untuk memperoleh umpan balik dan merespon kesulitan siswa serta memungkinkan siswa memperbaiki kesalahannya selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan kerangka pikir dengan skema berikut; GURU Siswa MERESPON FAST FEEDBACK MEMPERBAIKI Gambar 4. Bagan kerangka pikir METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model guru sebagai peneliti. Guru menentukan sejumlah masalah yang diatasi, merancang tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah, melaksanakan tindakan tersebut dalam pembelajaran, dan melakukan refleksi terhadap penelitian yang dilakukannya. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu percermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2009:13). Penelitian tindakan kelas juga didefinisikan sebagai tindakan pembelajaran yang bersifat relatif dengan melakukan berbagai tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian tindakan kelas dapat 6

7 memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksanaan lapangan. Dengan penelitian ini guru menjadi lebih mandiri karena makin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis, sehingga secara keilmuan berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan (Suharsimi Arikunto, 2003). Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan pada kelas XII dengan jumlah siswa 24 orang (semuanya Pria). Kelas ini dipilih karena kemampuan siswanya heterogen yaitu dilihat dari nilainya yang merata. Alat pengumpul data yang digunakan adalah : 1. Soal pre-test. 2. Kartu tugas. 3. Soal post-test. 4. Handycam. 5. Lembar observasi kegiatan belajar-mengajar (KBM). Data dikumpulkan dengan cara : (i) (ii) (iii) (iv) Memberikan soal pre-test kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Direncanakan pada tanggal 28 September Melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, pengamat lain melakukan observasi langsung terhadap jalannya pembelajaran dan mengisi lembar observasi kegiatan belajar-mengajar (KBM). Memberikan post-test kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran berlangsung. Penelitian menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut : Perencanaan. Peneliti membuat soal preliminary-test dan langsung mengujinya pada kelas yang lain. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk penyempurnaan pada pembuatan soal pre-test dan langkah awal pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian peneliti membuat rencana pembelajaran untuk setiap tahap menggunakan model Fast Feedback secara klasikal berdasarkan hasil preliminary-test. Peneliti membuat soal post-test yang akan digunakan pada akhir tahap pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang sama 7

8 dengan soal pre-test. Yang terakhir peneliti membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar yang akan digunakan pada setiap tahap pembelajaran. Pelaksanaan. Dalam pembelajaran menggunakan model Fast Feedback langkah awal yang harus dilakukan ialah mengajar sesuai rencana pembelajaran. Di setiap tahap pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa secara bertahap, mengelilingi kelas sambil melihat jawaban dan respons siswa. Melakukan interaksi (wawancara singkat) dengan siswa terutama yang memberi jawaban tak terduga. Interaksi dilakukan untuk memperjelas jawaban siswa, sehingga dapat menentukan langkah pembelajaran selanjutnya dan kesalahan siswa dapat diperbaiki. Memberikan feedback secara klasikal kepada siswa dalam memahami konsep yang diajarkan dengan cara mengarahkan mereka untuk memahami konsep misalnya lewat diskusi atau percobaan sederhana. Memberikan tugas lagi untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah efektif membantu siswa mengatasi masalahnya dalam memahami materi. Feedback yang dilakukan dikatakan efektif jika minimal 70% siswa dapat menjawab tugas ini dengan benar. Cara cepat (sampling) untuk mengetahui jumlah siswa yang menjawab benar (secara kualitatif dan kolektif) yaitu dengan melihat jawaban siswa yang duduk di deretan vertikal dan horizontal, kemudian mengalikan jumlah siswa yang menjawab benar di deretan vertikal dan horizontal, lalu dicari prosentasenya dengan rumus : V x H x 100 % S Keterangan : V = Jumlah siswa yang menjawab benar di vertikal H = Jumlah siswa yang menjawab benar di horizontal S = Jumlah siswa Gambar 1. Cara cepat (sampling) untuk mengetahui jumlah siswa yang menjawab benar. Jika feedback sudah efektif, guru dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran ke tahap selanjutnya sampai seluruh pembelajaran selesai (lihat bagan berikut) 8

9 Gambar 2. Bagan siklus Fast Feedback secara klasikal Selama pembelajaran berlangsung, pengamat lain mengamati jalannya pembelajaran dan mengisi lembar observasi KBM untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Refleksi. Setelah pembelajaran siklus 1 selesai peneliti merefleksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada hari itu untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Data penelitian (kartu tugas dan post-test) dianalisa (dikoreksi dan dinilai), kemudian dicocokkan dengan indikator keberhasilan. Jika indikator keberhasilan sudah tercapai, berarti penelitian berhasil dan penelitian berhenti. Jika indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan dengan cara melakukan siklus PTK berikutnya. Gambar 3. Bagan langkah pembelajaran menggunakan model Fast Feedback Prosedur Analisa Data Analisa Pre-test Dari hasil pre-test, guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pelajaran dimulai. Pre-test tidak digunakan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Fisika menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Jika pengetahuan awal siswa pada pre-test tidak jauh berbeda dengan preliminary test, maka Rencana Pelaksanaan 9

10 Pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan hasil preliminary test dapat langsung digunakan. Tetapi jika pengetahuan awal siswa pada pre-test berbeda jauh dengan preliminary test, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat harus diubah dulu (disesuaikan dengan kebutuhan siswa) sebelum digunakan dalam pembelajaran sehingga feedback yang diberikan tepat sasaran. Analisa Pembelajaran Dari tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa di setiap tahap pembelajaran dan lembar observasi KBM, guru dapat mengetahui efektivitas pembelajaran Fisika yang menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal dikatakan efektif jika kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitannya. Efektivitas pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal ditentukan dari : (i). Bentuk respon siswa (jawaban tertulis di kertas dan komentar saat interaksi) terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Jika siswa dapat merespon dengan baik dan respon sesuai dengan tugas yang diberikan guru, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif. (ii). Jumlah siswa yang menjawab benar tugas yang diberikan guru pada satu siklus feedback minimal 70%, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif.. (iii). Jumlah siklus Fast Feedback yang dilakukan oleh guru di setiap tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan benar. Jika siklus feedback diulang sampai maksimal 3 kali dalam satu tahap pembelajaran, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif. (iv). Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua siklus feedback dalam satu tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa dapat menjawab benar maksimal 30 menit, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif. Analisa Post-test Dari hasil post-test, guru dapat mengetahui pencapaian indikator keberhasilan penelitian dari nilai rata-rata kelas. Apakah tindakan yang dilakukan menghasilkan perbaikan atau tidak. Pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal dikatakan berhasil membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitannya dalam memahami 10

11 materi yang disampaikan oleh guru jika minimal 70% siswa menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah : (i). Di setiap tahap pembelajaran, minimal 70% siswa dapat menjawab benar tugas yang diberikan guru. (ii). Minimal 70% siswa aktif merespon tugas dari guru. (iii). Waktu untuk melakukan satu siklus feedback maksimal 30 menit. (iv). Jumlah siklus feedback yang dilakukan guru di setiap tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan benar maksimal 3 kali. (v). Minimal 70% siswa dapat menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar. Jika semua indikator tersebut tercapai, maka penelitian dikatakan berhasil dan penelitian berhenti. Jika semua indikator tersebut tidak tercapai, maka penelitian dikatakan belum berhasil dan penelitian dilanjutkan dengan cara melakukan siklus PTK berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses penelitian terdiri dari 9 tahap pembelajaran. Setiap tahapan dibagi atas tiga siklus feedback. Hasil dan pengulangan siklus selengkapnya ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Tahapan, sklus, dan hasil belajar siswa. Pembelajaran terdiri dari 9 tahapan. Tiap tahapan dirancang untuk 3 siklus feedback.alokasi waktu untuk tiap siklus 10 menit dan realisasi lebih cepat dari alokasi waktu. Prosentase jawaban benar siswa ditampilkan Tahap Siklus Feedback Waktu untuk satu kali siklus Feedback Siswa Benar % Alokasi Realisasi ,20 95,45 2 Tidak perlu 3 Tidak perlu ,23 81,82 2 Tidak perlu 3 Tidak perlu ,13 95,45 2 Tidak perlu 3 Tidak perlu ,20 45, ,30 95,45 3 Tidak perlu ,10 47, ,12 11

12 Tidak perlu ,40 52, ,24 94,12 3 Tidak perlu , Tidak perlu 3 Tidak perlu ,32 41, ,30 83,33 3 Tidak perlu ,12 41, ,42 83,33 3 Tidak perlu Pada Tabel 1, lima dari sembilan tahap pembelajaran yaitu tahap 4, 5, 6, 8, dan 9 memerlukan pelaksanaan siklus lebih dari satu kali. Pada setiap tahapan ini, prosentase siswa menjawab benar di siklus 1 kurang dari 70%. Karena hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan, maka dilaksanakan siklus 2 (sesuai RPP). Pada siklus 2 tahap 4, 5, 6, 8, dan 9 prosentase siswa menjawab benar 91%. Untuk tahap 1, 2, 3, dan 7 siklus feedback hanya dilaksanakan satu kali, karena prosentase siswa menjawab benar 90%. Dari hasil ini, diketahui sebagian besar siswa sudah memahami materi yang diajarkan. Hasil pada tabel 1 dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah pelaksanaan siklus feedback. Kelompok I (1 siklus), dan kelompok II (2 siklus). Kelompok I : 1 siklus Pada tahap 1, siswa ditugaskan untuk menunjukkan rangkaian listrik sederhana yang dapat menyalakan lampu. Pada tahap 2 dan 3, siswa ditugaskan untuk mendefinisikan pengertian arus listrik dan menjelaskan perubahan energi pada rangkaian melalui gambar rangkaian listrik sederhana. Sedangkan tahap 7 siswa ditugaskan untuk mengidentifikasi rangkaian hambatan yang disusun seri (konfigurasi). Pada setiap tahapan ini, prosentase siswa menjawab benar sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu 90%. Karena itu siklus feedback cukup dilakukan satu kali. Berikut ini contoh salah satu jawaban siswa yang benar, gambar 1. 12

13 Gambar 1. Jawaban siswa yang benar Pada gambar 1. ditunjukkan bahwa siswa sudah memahami pengertian arus listrik dan gerak elektron dalam rangkaian listrik, dimana pada tahap 1 telah dikenalkan lewat gambar rangkaian listrik sederhana yang dapat menyalakan lampu. Pengertian arus listrik tersebut seperti yang dijelaskan pada landasan teori yaitu aliran muatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah. Hal ini terjadi karena siswa yang diteliti adalah kelas XII yang mungkin pernah belajar tentang arus listrik. Penggunaan model Fast Feedback pada kelompok ini membantu peneliti menentukan langkah ke tahap pembelajaran berikut dengan cepat, karena pemahaman konsep dan prosentase siswa menjawab benar 90% sebagai syarat untuk melanjutkan ke tahap berikut dan dapat diketahui dalam waktu singkat (hanya 2-3 menit). Kelompok II : 2 Siklus Pada tahap 4, siswa diminta menuliskan sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah. Untuk tahap 5 dan 6 siswa diminta menggambarkan arus masuk dan keluar titik percabangan dan menentukan besar arus yang keluar titik percabangan. Tahap 8 dan 9 siswa diminta untuk mengidentifikasi rangkaian hambatan yang disusun pararel dan menentukan besar arus pada rangkaian dengan dua hambatan (lampu). Pada setiap siklus 1 dari sejumlah tahapan ini prosentase siswa menjawab benar antara 40%-60%. Karena hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan ( 70% siswa benar), maka dilaksanakan siklus selanjutnya (siklus 2) untuk memperbaiki konsep siswa. 13

14 Yang diamati dari sejumlah tahapan pada kelompok ini adalah jenis kesalahan dan penyebabnya. Kesalahan siswa pada tahap 4 yaitu persepsi tentang istilah syarat (pada syarat yang harus dipenuhi untuk menyalakan lampu). Pemahaman siswa, bahwa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu adalah mempunyai (i) kabel/penghubung, (ii) sumber tegangan, dan (iii) lampu. Padahal dalam soal cukup jelas (diberikan dua gambar rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel/penghubung, dan lampu, yang satu rangkaian terbuka, yang lain rangkaian tertutup, lihat lampiran 4 pada tugas. 1 : A4). Jadi yang dimaksud dengan syarat pada soal itu adalah (i) rangkaian harus tertutup agar arus listrik dapat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, (ii) salah satu kabel harus menyentuh ujung bawah lampu dan yang lain harus menyentuh logam di sampingnya. Kesalahan siswa pada tahap 5 dan 6 yaitu menentukan pada gambar mana arus yang masuk dan mana arus yang keluar (salah menggambarkan anak panah) dan menentukan besar arus yang keluar titik percabangan dengan menggunakan persamaan matematis hukum Kirchhoff I yaitu ; I masuk = I keluar, I = 0. Kesalahan siswa pada tahap 8, yaitu mengidentifikasi konfigurasi rangkaian (bentuk rangkaian yang disusun lain dari biasanya). Kesalahan pada tahap 9 yaitu pemahaman konsep tentang arus listrik dalam rangkaian. Beberapa contoh kesalahan tersebut ditunjukkan oleh gambar 2 dan gambar 3. Gambar 2 Jawaban siswa yang salah pada tahap 5 siklus 1. Pada gambar 2 ditunjukkan, siswa salah menggambarkan anak panah untuk arus masuk pada titik percabangan. Seharusnya I 2 masuk titik percabangan bukan keluar titik percabangan. Pada tahap 5 siklus 1 ini, siswa menjawab benar hanya 8 orang (47,05%). 14

15 Gambar 3. Jawaban siswa yang salah pada tahap 9 siklus 1 Pada tahap 9 siklus 1 ini, rata-rata siswa menjawab arus yang masuk pada lampu 1 lebih besar dari arus yang keluar pada lampu 2 (lihat gambar 3). Dari 24 siswa yang menjawab, hanya 10 siswa (41,67%) yang menjawab benar. Berikut ini beberapa penyebab kesalahan siswa : (i). Kurang memahami konsep arus dalam rangkaian (rangkaian listrik arus searah) ketika konfigurasinya dibuat lebih kompleks. (ii). Hanya menghafal bunyi dan persamaan matematis (rumus) hukum Kirchhoff I tetapi tidak memahami konsepnya. Sehingga salah meletakkan arah (tanda) panah untuk arus masuk dan keluar titik percabangan. (iii). Terbiasa dan hanya mengenal bentuk rangkaian dalam berbagai buku referensi yang digunakan, juga soal pemahaman konsep tentang rangkaian listrik. (iv). Masih terdapat miskonsepsi tentang arus listrik dalam rangkaian. Pemahaman mereka bahwa arus yang masuk lampu akan berkurang karena sebagian arus akan diserap lampu sehingga arus yang keluar lampu lebih kecil dari arus yang masuk. lampu Jadi lampu yang dekat kutub positif akan menyala lebih terang dari lampu yang jauh dari kutub positif (seperti yang ditunjukkan pada gambar 3). Untuk mengatasi berbagai miskonsepsi dan kelemahan siswa, dilakukan pembelajaran sesuai RPP (lampiran). Pada tahap 4, guru melakukan feedback secara klasikal tentang beberapa syarat untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus 15

16 searah, dan meminta salah satu siswa untuk menuliskan di papan tulis. Pada tahap 5, dan 6 dilakukan diskusi tentang hukum Kirchhoff I dan memberi contoh dengan gambar arus masuk dan keluar titik percabangan serta penerapan persamaan matematisnya. Pada tahap 8 dan 9 dilakukan diskusi dan wawancara pada beberapa siswa tentang konfigurasi rangkaian pararel dan konsep arus listrik dalam rangkaian yang sudah mereka pelajari pada tahap sebelumnya (tahap 5, 6, dan 7). Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus feedback ke-2 untuk mengecek pemahaman siswa. Siklus ke-2 dilaksanakan sekitar 6 menit. Dari hasil cek cepat, prosentase siswa yang menjawab benar pada tahap 4 (95,45%), tahap 5 (94,12%), tahap 6 (94,12 %), tahap 8 (83,33%), dan tahap 9 (83,33%). Contoh jawaban siswa yang benar ditunjukkan oleh gambar 4. Gambar 4. Jawaban siswa yang benar siklus 2 Pada kelompok II, penggunaan model Fast Feedback sangat membantu guru dalam mengatasi miskonsepsi siswa. Dengan model ini dapat diketahui prosentase yang menjawab benar hanya membutuhkan waktu beberapa menit (6 menit), dan cepat menentukan tindakan pembelajaran selanjutnya sesuai RPP untuk memperbaiki konsep siswa. Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa dengan dua kali pelaksanaan siklus feedback, prosentase siswa menjawab benar meningkat dari 45,45%, 47,05%, 52,94%, 41,67%, dan 62,50% menjadi 95,45%, 94,12%, 94,12%, 83,33%, dan 83,33%. 16

17 Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan model Fast Feedback dalam pembelajaran berhasil membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dan mengatasi kesulitan dalam memahami konsep. Juda membantu guru dalam merespons kesulitan siswa dengan cepat, memacu keaktifan siswa dalam belajar dengan merespon setiap tugas yang diberikan guru. Dengan model ini, hasil belajar siswa meningkat, artinya terdapat perbaikan yang signifikan dari hasil pre-test dan post-test, seperti yang ditunjukkan grafik berikut ini. Grafik Pre-test dan Post-test Nilai Pre-test Post-test Absen Siswa Gambar 5. Grafik pre-test dan post-test Dari gambar ini tampak terjadi perbaikan yang signifikan dari hasil pre-test dan posttest, seperti yang ditunjukkan diagram batang. Dari 24 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 87,50% siswa (21 orang) berhasil menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar. Hasil ini menunjukkan bahwa semua indikator keberhasilan terpenuhi. KESIMPULAN Model pembelajaran Fast Feedback dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sebagai alat umpan balik kepada siswa untuk merespon kesulitan yang dialami siswa dengan cepat dan tepat. Karena kesalahan siswa dapat diperbaiki pada saat pembelajaran berlangsung melalui interaksi yang dilakukan oleh guru. Feedback dapat langsung diberikan sehingga siswa dapat menyadari kesalahannya dengan cepat dan langsung 17

18 memperbaikinya.model Fast Feedback secara klasikal ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keberhasilan nilai siswa pada saat pre test dan post test. Model pembelajaran Fast Feedback dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika untuk materi yang lain. Model pembelajaran Fast Feedback juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar. Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala SMK Kristen 1 Tomohon, Ibu Maghreta Wahani, S.Pd yang telah mengijinkan melakukan penelitian di sekolah tersebut. Juga terima kasih kepada bapak R. Datang, S.Pd, ibu Dra. S. Purukan, dan ibu M Sampouw, S.Pi, sebagai pengamat, Jonly Runtu dan Vicktor Liow sebagai kameramen dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan Cendekia. Aqib, Zainal Penelitian Tindakan kelas, Penerbit. Yrama Widya Arends, R. I Classroom Instruction and Management. McGraw Hill Companies. New York. Berg, Ed van den Assessment in Science Version 3.0. Amsterdam :. p 30. Berg, Ed van den Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. UKSW. Salatiga :. P 1-11,17. Berg, Ed van den dan Dick Hoekzema Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and Modern Physics. Amsterdam :. p 3-9. Fast Feedback. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan PT. Rineka Cipta. Jakarta :. p Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk sekolah Menengah. UKSW. Salatiga. Suparno. P Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Penerbit Kanisius. Jakarta Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika (Konstruktivisme&Menyenangkan). Universitas Sanata Dharma Yogjakarta : p Tim pelatih PGSM Penelitian Tindakan Kelas, Proyek PGSM Depdikbud. Jakarta. 18

19 Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) Model-Moedel Pembelajaran, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) Penelitian Tindakan Kelas, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) Profesionalisme Guru, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado 19

20 Lampiran 1. Preliminary Test 1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu? a. b. c. d. e. 2. Rumuskan beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah! 3. Berikut ini diberikan beberapa simbol yang biasanya dipakai untuk menggambarkan bagan rangkaian listrik seperti dalam tabel berikut ini. Nama Alat / Bahan Listrik Simbol Baterai (1 buah) (2 buah) Lampu Kabel (Lurus) 90 ) ( berbelok dengan sudut Gambarkan setiap rangkaian berikut dengan menggunakan simbol di atas! Kemudian lukiskanlah dengan anak panah bagaimana arus melewati rangkaian tersebut! a. b. c.

21 4. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar ( I 1 atau I 2 )? I 2 V L I 1 5. Perhatikan gambar berikut ini! Lampu manakah yang menyala lebih terang (L 1 atau L 2 )? L 2 V L 1 6. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan nyala lampu yang lain? L 1 L 2 V 7. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan nyala lampu yang lain? L 2 L 1 L 2 V 8. Bagaimana dengan terang nyala lampu yang lain? Untuk soal no.6 dan 7! (apakah redup, sama terang, atau lebih terang).

22 9. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini! ε = 18 V, r = 0 6 Ω 4 Ω a c b 3 Ω 10. Dari gambar berikut, tentukan besarnya nilai I. 12A I 4 A 6A

23 Lampiran 2. PRE TEST Nama : NIS : Hari, tanggal : 1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu? a. b. c. 2. Apa yang anda ketahui tentang arus listrik. 3. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan nyala lampu yang lain? L 2 L 2 V 4. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini! ε = 18 V, r = 0 4 Ω 6 Ω a c 3 Ω

24 5. Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I. 4 A 2 A 3 A I

25 Lampiran 3. POST TEST Nama : NIS : Hari, tanggal : 1. Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu? a. b. c. 2. Jelaskan mengapa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup? 3. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Apa yang terjadi dengan terangnya lampu 1 dan 2 jika lampu 3 putus atau padam? V L 2 L 3 L 1 4. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini! ε = 20 V, r = 0 4 Ω 8 Ω a c b 2Ω

26 5. Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I. 6A 3 A 5 A I

27 Lampiran 4. KARTU TUGAS Tugas 1 : A1 (TAHAP 1) Manakah dari rangkaian berikut ini yang dapat menyalakan lampu? ( a atau b). Jelaskan jawaban anda! (a) (b) Tugas 2 : A1 (TAHAP 1) KARTU TUGAS Apakah rangkaian berikut ini dapat menyalakan lampu? Jelaskan jawaban anda! Tugas 3 : A1 (TAHAP 1) KARTU TUGAS Apakah rangkaian berikut ini dapat menyalakan lampu? Jelaskan jawaban anda!

28 KARTU TUGAS Tugas 1 : A2 (TAHAP 2) Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel penghubung, dan lampu. Di dalam kabel penghubung pada rangkaian tersebut mengalir arus listrik. Apa sesungguhnya arus listrik itu? (Apa saja yang bergerak jikalau ada?) Gambar. Rangkaian listrik sederhana Tugas 2 : A2 (TAHAP 2) KARTU TUGAS Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel penghubung, dan lampu. Jika lampu dalam rangkaian tersebut dilepas/padam, apakah ada arus listrik yang mengalir dalam rangkaian? Jelaskan jawaban anda! Gambar. Rangkaian listrik sederhana

29 Tugas 1 : A3 (TAHAP 3) KARTU TUGAS [Type a quote from the document or Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel the summary of an interesting point. penghubung, dan lampu. You can Di position dalam kabel the text penghubung box pada rangkaian tersebut mengalir arus anywhere listrik. in Apakah the document. ada energi Use listrik the dalam rangkaian tersebut? Jelaskan jawaban Text Box anda! Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.] Gambar. Rangkaian listrik sederhanalistrik Tugas 2 : A3 (TAHAP 3) KARTU TUGAS Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel penghubung, dan lampu Apakah terjadi perubahan energi listrik dalam rangkaian tersebut? [Type. Jelaskan a quote jawaban from the anda! document or the summary of an interesting point. You can position the text box anywhere in the document. Use the Text Box Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.] Gambar. Rangkaian listrik sederhanalistrik

30 KARTU TUGAS Tugas 1 : A4 (TAHAP 4) Gambar (a) adalah rangkaian listrik yang tidak dapat menyalakan lampu Gambar (b) adalah rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu. ( a) ( b ) Rumuskan dan tuliskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah! Tugas 2 : A4 (TAHAP 4) KARTU TUGAS Gambar (a) adalah rangkaian listrik yang tidak dapat menyalakan lampu Gambar (b) adalah rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu. ( a) ( b ) Rumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah!

31 KARTU TUGAS Tugas 1 : B1 (TAHAP 5) Gambarkan bagan arus yang menunjukkan bahwa arus 1 dan arus 2 masuk ke titik A dan arus 3 keluar dari titik A, kemudian tuliskan persamaan matematisnya! A KARTU TUGAS Tugas 2 : B1 (TAHAP 5) Gambarkan bagan arus yang menunjukkan bahwa arus 1 dan arus 2 masuk ke titik B sedangkan arus 3 dan arus 4 keluar dari titik B, kemudian tuliskan persamaan matematisnya! B

32 Tugas 1 : B2 (TAHAP 6) KARTU TUGAS Dari gambar berikut ini, tentukan besarnya nilai I. 4 A 2 A 3 A I Tugas 2 : B2 (TAHAP 6) KARTU TUGAS Dari gambar berikut ini, jika I 1 = 5A, I 2 = 4A, I 3 = 2A, hitung besar I 4. I 1 I 3 I 2 I 4

33 KARTU TUGAS Tugas 1 : C1 (TAHAP 7) Gambar (a) menunjukkan rangkaian listrik secara seri. Apakah rangkaian pada gambar (b) juga tersusun secara seri? Jawab : Ya atau Tidak a. b. Tugas 2 : C1 (TAHAP 7) KARTU TUGAS Apakah gambar rangkaian listrik berikut ini tersusun secara seri? Jawab : Ya atau Tidak

34 KARTU TUGAS Tugas 1 : C2 (TAHAP 8) Gambar berikut (a) menunjukkan rangkaian disusun secara pararel. Apakah rangkaian pada gambar (b) juga tersusun secara pararel? Jawab : Ya atau Tidak a. b. KARTU TUGAS Tugas 2 : C2 (TAHAP 8) Apakah gambar rangkaian listrik berikut ini tersusun secara pararel? Jawab : Ya atau Tidak

35 KARTU TUGAS Tugas 1 : C3 (TAHAP 9) Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar ( I 1 atau I 2 )? I 2 I 1 KARTU TUGAS Tugas 2 : C3 (TAHAP 9) Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar ( I 1, I 2, I 3 atau I 4 )? Tugas 3 : C3 (TAHAP 9) KARTU TUGAS Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar (I 1, I 2, I 3, atau I 4 )?

36 Lampiran 5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMK Kisten 1 Tomohon Mata Pelajaran : Fisika Teknologi Kelas/Semester : XII/1 Pertemuan ke- : 1 Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep Listrik Arus Searah. II. KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah. III. INDIKATOR Menunjukkan rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu. Mendefinisikan pengertian arus listrik Menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian. Menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat menunjukkan rangkaian listrik arus searah secara sederhana yang tidak dan dapat menyalakan lampu. Peserta didik dapat mendefinisikan pengertian arus listrik. Peserta didik dapat menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian. Peserta didik dapat menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup. V. MATERI PEMBELAJARAN Rangkaian Listrik Arus Searah (Arus dalam rangkaian listrik). VI. MEDIA DAN SUMBER 1. Media : Baterai 1,5 V, kabel listrik, lampu 1,5 V, kertas HVS, penggaris, Laptop, kartu tugas, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.

37 2. Sumber : M. Suratman, S.Pd Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga. Buku siswa hal VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah dan Tanya jawab MODEL PEMBELAJARAN : Fast Feedback VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu Kegiatan awal Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa. Motivasi Guru memperlihatkan beberapa alat listrik seperti baterai, kabel, dan lampu kepada peserta didik. Siswa diberi kertas putih (HVS). Sekarang kalian gambarkan pada kertas HVS, bagaimana alat-alat ini harus disusun agar lampunya menyala. Guru berjalan sambil mengecek pekerjaan peserta didik, Jika ada yang belum bisa menggambar, guru memberi pengarahan kepada peserta didik. 10 Kegiatan inti Guru memberikan kartu berwarna biru muda (kode A1) yang berisi tugas tentang menunjukkan rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru

38 memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Kegiatan inti Guru memberikan kartu berwarna hijau muda (kode A2) yang berisi tugas tentang mendefinisikan pengertian arus listrik. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. 60 Guru memberikan kartu berwarna merah muda (kode A3) yang berisi tugas tentang menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

39 Guru memberikan kartu berwarna kuning muda (kode A4) yang berisi tugas tentang menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala pada rangkaian tertutup.. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Kegiatan Membimbing siswa membuat rangkuman 10 akhir Penutup Total waktu 80 IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. Teknik Penilaian : Tugas individu 2. Instrumen : Uraian 3. Contoh instrument : 1. Aliran muatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah disebut a. arus listrik b. tegangan listrik, c. beda potensial 2. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu?

40 a. b. c. Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian No. soal Kunci Jawaban Skore 1. A b 10 Total Skore 20 Mengetahui, Tomohon, 5 Oktober 2011 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Magretha Wahani, S.Pd. Nip Jafet Darungo

41 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMK Kisten 1 Tomohon Mata Pelajaran : Fisika Teknologi Kelas/Semester : XII/1 Pertemuan ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep Listrik Arus Searah. II. KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah. III. INDIKATOR Menggambarkan arus masuk dan keluar dari titik percabangan. Menentukan besar arus yang keluar dari titik percabangan. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat menggambarkan arus masuk dan keluar dari titik percabangan. Peserta didik dapat menentukan besar arus yang keluar dari titik percabangan V. MATERI PEMBELAJARAN Hukum Kirchhoff I VI. MEDIA DAN SUMBER 3. Media : Kartu tugas, penggaris, Laptop, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD. 4. Sumber : M. Suratman, S.Pd Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga. Buku siswa hal VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah dan Tanya jawab MODEL PEMBELAJARAN : Fast Feedback

42 VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu Kegiatan awal Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya. 10 Guru memberikan kartu berwarna putih (kode B1) yang berisi tugas tentang menggambarakan arus masuk/keluar titik percabangan. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Kegiatan inti Guru memberikan kartu berwarna biru (kode B2) yang berisi tugas tentang menentukan besar arus yang keluar titik percabangan. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami 60

43 miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Kegiatan Membimbing siswa membuat rangkuman 10 akhir Penutup Total waktu 80 IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR 4. Teknik Penilaian : Tugas individu 5. Instrumen : Uraian 6. Contoh instrument : 1. Diketahui I 1 = 2 I 5 = I 3 = 6A dan I 4 = 3A, hitung besar I 2 I 2 I 1 I 3 I 5 I 4 2. Dari gambar berikut, tentukan besar arus I, dan kemana arahnya? 7 A 6 A 5 A I 2A Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian No. soal Kunci Jawaban Skore 1. I 2 = 6A I = 4A Arahnya keluar titik percabangan 20 Total Skore 30

44 Mengetahui, Tomohon, 7 Oktober 2011 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Magretha Wahani, S.Pd. Nip Jafet Darungo

45 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMK Kisten 1 Tomohon Mata Pelajaran : Fisika Teknologi Kelas/Semester : XII/1 Pertemuan ke- : 3 Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep Listrik Arus Searah. II. KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah. III. INDIKATOR Mengidentifikasi rangkaian seri. Mengidentifikasi rangkaian pararel. Menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu). IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat mengidentifikasi rangkaian seri. Peserta didik dapat mengidentifikasi rangkaian pararel. Peserta didik dapat menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu). V. MATERI PEMBELAJARAN Rangkaian seri dan pararel. VI. MEDIA DAN SUMBER 5. Media : Kartu tugas, Laptop, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD. 6. Sumber : M. Suratman, S.Pd Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga. Buku siswa hal

46 VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah dan Tanya jawab MODEL PEMBELAJARAN : Fast Feedback VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu Kegiatan awal Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya. 10 Kegiatan inti Guru memberikan kartu berwarna biru tua (kode C1) yang berisi tugas tentang mengidentifikasi rangkaian seri. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Guru memberikan kartu berwarna hijau (kode C2) yang berisi tugas tentang mengidetifikasi rangkaian pararel. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan 60

47 Kegiatan inti penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Guru memberikan kartu berwarna oranye (kode C3) yang berisi tugas tentang menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu). Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Kegiatan Membimbing siswa membuat rangkuman 10 akhir Penutup Total waktu 80 IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR 7. Teknik Penilaian : Tugas individu 8. Instrumen : Uraian 9. Contoh instrument :

48 1. Apakah rangkaian berikut ini tersusun secara seri? 2. Apakah rangkaian berikut ini tersusun secara pararel? Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian. No. soal Kunci Jawaban Skore 1. Ya, rangkaian seri Ya, rangkaian pararel 30 Total Skore 60 Mengetahui, Tomohon, 12 Oktober 2011 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Magretha Wahani, S.Pd. Nip Jafet Darungo

49

50

51 Lampiran 6. Hasil dan Pembahasan Kegiatan Pembelajaran. Tindakan guru Respons Siswa Analisa Tahap 1, siklus 1. Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A1 Menunjukkan rangkaian yang dapat menyalakan lampu. Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal sesuai dengan RPP. Tahap 2, siklus 1. Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A2. Menanyakan konsep arus listrik lewat gambar (ada baterei, kabel/penghubung, dan lampu). Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal sesuai dengan RPP. Tahap 3, siklus 1 Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A3 Menanyakan apakah ada energi dalam rangkaian listrik (lewat gambar). Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback Tahap 1, siklus 1. Berdasarkan hasil cek cepat, ada 21 siswa (95,45%) yang dapat menunjukkan rangkaian yang dapat menyalakan lampu dengan benar. Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran 21 siswa (95,45%) yang dapat menunjukkan rangkaian yang dapat menyalakan lampu dengan benar. Tahap 2, siklus 1, Berdasarkan hasil cek cepat, ada 18 siswa (81,82%) yang dapat menjelaskan pengertian arus listrik dengan benar. Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran 18 siswa (81,82%) yang dapat menjelaskan pengertian arus listrik dengan benar. Tahap 3, siklus 1 Berdasarkan hasil cek cepat, ada 21 siswa (95,45%) yang dapat menjawab dengan benar. Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran 21 siswa (95,45%) yang dapat menjawab dengan benar. Tahap 1, siklus 1. 95,45% siswa sudah memahami konsep rangkaian listriksederhana yang dapat menyalakan lampu. 95,45% siswa sudah memahami konsep rangkaian listriksederhana yang dapat menyalakan lampu. Tahap 2, siklus 1 81,82% siswa sudah memahami konsep arus listrik 81,82% siswa sudah memahami konsep arus listrik Tahap 3, siklus 1 95,45% siswa sudah memahami konsep energi dalam rangkaian listrik. 95,45% siswa sudah memahami konsep 50energi dalam rangkaian listrik.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. 2 diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No.

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No. LAMPIRAN 1 Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2 Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal No. No. Absen Nilai Keterangan 1 1 47 TT 2 2 52 TT 3

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG Morita Dewi Yuliana 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5].

hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5]. hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5]. Banyak faktor yang menyebabkan hasil pembelajaran fisika kurang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK PRODNG EMNAR NAONAL AN DAN PENDDKAN AN V KW PENGGNAAN METODE AT EEDACK MODEL MAK ARAN DALAM PEMELAJARAN KA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR ERAR LTRK Nanik ugiarti 1, Marmi udarmi 1, Alvama Pattiserlihun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan III ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA

Lebih terperinci

2. DASAR TEORI UMPAN BALIK CEPAT

2. DASAR TEORI UMPAN BALIK CEPAT PEDAHULUA. Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan belajarmengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan I Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan I Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan I ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG Umbu Rangga Landu Aang 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan III ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah :

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu memahami

Lebih terperinci

DASAR TEORI Student Teams Achievement Divisions (STAD).

DASAR TEORI Student Teams Achievement Divisions (STAD). adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar peserta didik.. Kegagalan dalam menciptakan pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : SMK MA ARIF 1 PIYUNGAN BANTUL Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Rangkaian Listrik Pertemuan ke- : 2 dan 3 Waktu : 4 45

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor

Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor Ni P. D. Purnamasari, Debora N. Sudjito, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran STANDAR KOMPETENSI 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan. Bab 8 Listrik Dinamis Tuti yang baru berusia lima tahun, pada suatu pagi bermain-main lampu senter. Ia menekan tombol merah, ternyata lampu senter menyala. Sambil melihat ibunya yang sedang menyapu, tangan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Listrik dinamis untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017 LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan pendidikan : SMA Kelas/Semester : XII/1 Hari/Tanggal :. /... 2017

Lebih terperinci

Perangkat RPP SMK: Analisis Rangkaian Paralel

Perangkat RPP SMK: Analisis Rangkaian Paralel Perangkat RPP SMK: Analisis Rangkaian Paralel Oleh: Nama : Rudy Novrianto Kelas : ELKOM 2 / 2009 NIM : 095514251 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2011 Silabus SMK TAV

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis. Kelas : IX ( Sembilan )

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis. Kelas : IX ( Sembilan ) Lampiran 1 47 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis Satuan Pendidikan : SMP Wiyata Karya Natar Kelas : IX ( Sembilan ) Semester Mata pelajaran Jumlah pertemuan Alokasi waktu : Ganjil :

Lebih terperinci

SILABUS dan R P P MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN ( Dasar Teknik Mesin)

SILABUS dan R P P MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN ( Dasar Teknik Mesin) KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SILABUS dan R P P MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN ( Dasar Teknik Mesin) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS Meylani Aljeinie Tijow 1, Marmi Sudarmi 1 Ferdy S. Rondonuwu 1, 1

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran STANDAR KOMPETENSI 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.1 1. Sebuah kawat penghantar mengalir arus listrik sebesar 500 m Besar muatan listrik yang melalui kawat itu selama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : SMK MA ARIF 1 PIYUNGAN BANTUL Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Rangkaian Listrik Pertemuan ke- : 4 Waktu : 2 45Menit

Lebih terperinci

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat Pada peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 12 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 12 Fisika Kurikulum 2013 ntiremed Kelas 12 Fisika Listrik rus Searah Soal 01 Doc Name: K1312FIS0301 Version : 2016-03 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8.10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Potensial dan hantaran listrik Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR08FIS0503 Version : 2014-10 halaman 1 01. Arus litrik yang mengalir didalam sebuh kawat penghantar disebabkan oleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 16 Surabaya Kelas/Semester : XII IA/I Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (4 Jam Pelajaran) Standar Kompetensi 2. Menerapkan

Lebih terperinci

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2. 70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Searah Soal Doc Name: K13A12FIS0101 Version : 2016-10 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8.10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran fisika menggunakan model Concept Attainment. Adapun hasil penelitian meliputi: (1)

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Pemecahan Masalah Hamsah (2003), mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam

Lebih terperinci

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok 23 Lampiran 1 Kartu Tugas KARTU TUGAS. Topik : 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. Tugas 1a balok Gambarkan gaya gaya yang bekerja pada balok yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

Perangkat RPP SMK: Rangkaian Seri

Perangkat RPP SMK: Rangkaian Seri Perangkat RPP SMK: Rangkaian Seri (MPL Edisi Keterampilan Berpikir dan Pendidikan Karakter) Penulis: Eka Yudianto, S.Pd. PUSAT SAINS DAN MATEMATIKA SEKOLAH UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2011 Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus L A M P I R A 26 Lampiran 1. Soal Tahap Soal Kartu Tugas Kartu Tugas 1 Kartu Tugas 2 Kartu Tugas 3 1. Gambarkan arah sinar pantul, garis normal serta sudut datang dan sudut pantulnya jika sinar datang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan

Lebih terperinci

- - LISTRIK DINAMIS, DAYA DAN ENERGI

- - LISTRIK DINAMIS, DAYA DAN ENERGI - - LISTRIK DINAMIS, DAYA DAN ENERGI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl2dinamis Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn: PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KELAS XII IPA-2 SMAN 2 BAGAN SINEMBAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muhammad Yamin, S.Pd, M.Pd Guru Matematika

Lebih terperinci

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII F DENGAN MENGGUNAKAN LKPD DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 10 SEMARANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Ani Wantini SMP N 10 Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi

Lebih terperinci

PERANGKAT RPP SMK TAV RANGKAIAN SERI PARALEL OLEH AHMAD SAHID ( )

PERANGKAT RPP SMK TAV RANGKAIAN SERI PARALEL OLEH AHMAD SAHID ( ) PERANGKAT RPP SMK TAV RANGKAIAN SERI PARALEL OLEH AHMAD SAHID (095514259) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2011 SILABUS SMK TAV: Rangkaian Seri Paralel SILABUS Sekolah

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : SMK MA ARIF 1 PIYUNGAN BANTUL Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Rangkaian Listrik Pertemuan ke- : 2 Waktu : 2 45 Menit

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI SOAL

LEMBAR VALIDASI SOAL LEMBAR VALIDASI SOAL PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PROBLEM POSING TIPE FREE-PROBLEM POSING DAN TIPE STRUCTURED-PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMAN I NGAGLIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kemampuan Representasi Prain dan Waldrip (Ulfarina, 2011) mengemukakan bahwa representasi berarti mempresentasi ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya

Lebih terperinci

Perangkat RPP SMK: Rangkaian Seri

Perangkat RPP SMK: Rangkaian Seri Perangkat RPP SMK: Rangkaian Seri (MPK Edisi Keterampilan Berpikir dan Pendidikan Karakter) Penulis: Eka Yudianto, S.Pd. PUSAT SAINS DAN MATEMATIKA SEKOLAH UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2011 Kata Pengantar

Lebih terperinci

PERANGKAT RPP SMK TPTL

PERANGKAT RPP SMK TPTL PERANGKAT RPP SMK TPTL (Model Pembelajaran Kooperatif) Rangkaian Seri Pada Beban Lampu Pijar Oleh : Khodri Apri (095514263) S1 TTL 2009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci

Perangkat RPP: Rangkaian Listrik Arus Searah (DC) OLEH: Fibria Lusy Ovinawati ( )

Perangkat RPP: Rangkaian Listrik Arus Searah (DC) OLEH: Fibria Lusy Ovinawati ( ) Perangkat RPP: Rangkaian Listrik Arus Searah (DC) OLEH: Fibria Lusy Ovinawati (095514268) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2011 Silabus SMK: Rangkaian Listrik Arus Searah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA Satuan pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Alokasi waktu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA : SMA : Fisika : XII/1 : Elektrostatika : 1 x 2 JP (2 x 45 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4 Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Sejarah melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas XII

Peningkatan Hasil Belajar Sejarah melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas XII Peningkatan Hasil Belajar Sejarah melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas XII Hariyono (1) 1 SMAN 1 Kesamben Kabupaten Blitar, Email: 1 hariyonosansa@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan data

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Kristen Satya Wacana berada di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, terletak di Jalan Yos Sudarso 1 Salatiga. Kepala Sekolah

Lebih terperinci

Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel. laporan praktikum rangkaian seri dan paralel

Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel. laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel laporan praktikum rangkaian seri dan paralel I. Judul dan Tanggal Praktikum a. Judul : Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel b. Tanggal Praktikum : 2 Mei 2012

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Perangkat RPP SMK: Mengukur Arus DC

Perangkat RPP SMK: Mengukur Arus DC Perangkat RPP SMK: Mengukur Arus DC (MPL Edisi Keterampilan Berpikir dan Pendidikan Karakter) Penulis: Eka Yudianto, S.Pd. PUSAT SAINS DAN MATEMATIKA SEKOLAH UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2011 Silabus SMK

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG Angela Merici Fina Indriani SMK Negeri 1 Pamekasan xie_sunset@yahoo.com

Lebih terperinci

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MEDIA PENCOCOKAN KARTU INDEKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP N 2 PECANGAAN JEPARA 1) 1 Oleh : Nikmatul Isnaini 2) dan Siti Fatonah 3)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARUS LISTRIK Tiga hal tentang arus listrik Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif (walaupun sesungguhnya yang bergerak adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Kelas/semester Topik/Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : XII/2 : Kapasitor : 1 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Kompetensi Inti KI.1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XII / GANJIL Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan I) A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan dasar dari karakter anak bangsa, jika bermutu baik maka akan menciptakan sebuah negara dengan generasi yang baik. Pendidikan di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI Kelas/Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik Topik : Elemen Pasif Rangkaian Listrik Alokasi Waktu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pokok Bahasan Hukum Ohm Kelas Praktikum Real Eka Fitriani Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas yang biasa disingkat dengan PTK adalah action research yang dilakukan di kelas (Classroom Action

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Listrik Magnet

Xpedia Fisika. Soal Listrik Magnet Xpedia Fisika Soal Listrik Magnet Doc. Name: XPPHY0499 Version: 2013-04 halaman 1 01. Resistor 40Ω di rangkaian tertutup memiliki tegangan 20 volt. Arus yang melalui resistor itu adalah... (A) 0,5 A (B)

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS V SDN 05 ENAM LINGKUNG ARTIKEL OLEH DESMANIAR NPM 1110013411622 PROGRAM

Lebih terperinci

Kunci jawaban Posttest

Kunci jawaban Posttest Lampiran 19 Kunci jawaban Posttest KELS X POKOK BHSN HUKUM OHM E k a F i t r i a n i 158 1. Pada sebuah rangkaian tertutup, ketika dipasang hambatan yang nilainya 5 kali lebih besar dari semula, apa yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

RPP 04. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

RPP 04. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika RPP 04 Peminatan Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MIA : XII/1 : Listrik Statis : 16 JP (4x4 JP) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

Noer Af idah. Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy ari

Noer Af idah. Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy ari Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains p-issn : 2337-9820 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN IPA ANGKATAN 2015 PADA PERKULIAHAN GELOMBANG-OPTIK

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Bioscientist Vol. 3 No.2, ISSN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Bioscientist Vol. 3 No.2, ISSN PEMANFAATAN ALGA BILANGAN DAN MR. X DENGAN STRATEGI THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN PROSES PEWARISAN SIFAT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX5 SMP NEGERI 1 WAWO Eddy Ilhamsyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci