PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK. Haendra Subekti *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK. Haendra Subekti *"

Transkripsi

1 PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK Haendra Subekti * ABSTRAK PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK. Telah disusun suatu program komputer untuk analisis pohon kegagalan menggunakan simulasi numerik, diberi nama Program Simulasi Pohon Kegagalan (SIMPOK). Program ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif yaitu menentukan minimal cut-set (MCS), dan analisis kuantitatif yaitu menghitung frekuensi dan ketidakpastian peristiwa puncak. Pengujian telah dilakukan dan telah dibandingkan dengan program Monte Carlo. Program beroperasi dengan baik dan hasil perhitungan relatif sama dengan Monte Carlo. Kata kunci: program komputer, pohon kegagalan, simulasi, minimal cut-set ABSTRACT THE COMPUTER PROGRAM OF FAUILURE TREE ANALYSIS USING NUMERICAL SIMULATION. It was composed computer program of fault tree analysis using numerical simulation, that is called Fault Tree Simulation Program (SIMPOK). This program can be used for qualitative analysis i.e. to determine minimal cut-set (MCS), and quantitative analysis i.e. to calculate frequency and uncertainty of top event. The test was conducted and compared to Monte Carlo Program. The program succesfully operated and the calculation result was relatively the same as Monte Carlo. Keywords: computer program, fault tree, simulation, minimal cut-set PENDAHULUAN Pada saat ini penggunaan komputer telah meluas di berbagai aspek kehidupan, salah satunya untuk analisis dan komputasi. Untuk tujuan tersebut, perlu dibuat program atau software yang dapat melakukan pekerjaan secara sistematis, teliti, dan cepat yang apabila dikerjakan oleh manusia akan membutuhkan banyak tenaga, pikiran dan waktu. * Direktorat Perijinan Instalasi Nuklir - BAPETEN

2 Suatu instalasi nuklir harus dioperasikan dengan selamat, aman dan ekonomis. Oleh karena itu keandalan sistem dan komponen harus dievaluasi sejak tahap desain hingga selama operasi. Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan deterministik atau probabilistik atau kedua-duanya. Pada umumnya kedua pendekatan tersebut dilakukan secara bersama-sama. Makalah ini akan membahas penyusunan program komputer untuk analisis pohon kegagalan, yang merupakan pendekatan probabilistik, menggunakan simulasi numerik. Hasil yang diharapkan dari program ini adalah menentukan minimal cut-set (analisis kualitatif), dan frekuensi kejadian puncak (analisis kuantitatif). Untuk sistem sederhana perhitungan dapat dilakukan secara manual, sedangkan untuk sistem yang besar dan kompleks membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak. KEANDALAN SISTEM Pohon Kegagalan Pohon kegagalan adalah diagram logika yang menggambarkan peristiwa kegagalan komponen dan peristiwa kegagalan yang mungkin terjadi dalam sistem, termasuk kesalahan manusia, yang menyebabkan kegagalan sistem (top event). Pohon kegagalan menggunakan gerbang logika AND dan OR untuk menghubungan kejadian puncak dengan peristiwa penyebabnya, dan antara peristiwa kegagalan. Penyusunan pohon kegagalan dilakukan dengan metode deduktif, yaitu menetapkan peristiwa puncak lebih dahulu selanjutnya mengidentifikasi peristiwa yang langsung menyebabkan peristiwa puncak, berikutnya mengidentifikasi peristiwa penyebab lainnya hingga peristiwa dasar. Gerbang logika yang paling banyak dipakai adalah gerbang AND dan OR. Untuk gerbang AND, peristiwa keluaran terjadi jika dan hanya jika semua peritiwa masukan tejadi. Untuk gerbang OR, peristiwa keluaran terjadi jika satu atau lebih peristiwa masukan tejadi. Mode kegagalan sistem dapat dinyatakan dengan konsep cut set. Cut set adalah himpunan peristiwa dasar yang apabila terjadi akan mengakibatkan kegagalan sistem (peristiwa puncak). Minimal cut set (MCS) adalah himpunan peristiwa dasar minimum yang menghasilkan peristiwa puncak jika dan hanya jika semua peristiwa dalam himpunan terjadi. Bila salah satu salah peristiwa dasar anggota MCS tidak terjadi, maka kegagalan sistem juga tidak terjadi. Gerbang AND memiliki sifat memperbesar

3 ukuran MCS, sedangkan gerbang OR memperbesar jumlah MCS. Pohon kegagalan dapat dinyatakan dalam persamaan aljabar. Peristiwa dasar dinyatakan dengan variabel aljabar Boole, gerbang AND dinyatakan dengan operasi perkalian, dan gerbang OR dinyatakan dengan operasi penjumlahan. Distribusi Lognormal Distribusi lognormal digunakan karena sebagian besar peristiwa yang diamati mempunyai probabilitas gagal yang kecil dengan interval data yang besar. Distribusi lognormal mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. nilai peubah acak lebih besar dari nol, b. dapat dinyatakan dengan dua pasang parameter : mean dan variansi, atau median dan error factor, c. nilai mean distribusi lognormal lebih besar dari nilai mediannya.. Fungsi distribusi lognormal dinyatakan sebagai fungsi y sebagai berikut : 1 1 ln( y) µ x f ( y) = exp σ 2 2 x y π σx dengan: mean µ y = exp ( µ x +, σx ) variansi, σ y µ y ( σx ) 2 untuk y > 0 (1) (2) ( ) = exp 1 (3) di mana µ x = mean distribusi normal, σ x = variansi distribusi normal. Peubah acak Y yang terdistribusi lognormal dengan kepercayaan 90%, maka : - batas bawah, Y 5 = Y 50 /K (4) - batas atas, Y 95 = Y 50. K (5) di mana error factor, K = exp(z 95 σ x ); Y 50 = median distribusi lognormal.

4 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif ini akan menghasilkan model kegagalan sistem yang dinyatakan dengan MCS, yang dijabarkan dalam diagram alir Gambar 1. Parameterparameter yang menjadi input adalah orde (jumlah anggota) maksimal MCS dan selang pemeliharaan komponen. Persamaan umum yang digunakan adalah persamaan sebagai berikut: F( t) = 1 exp( λ t) (6) Dimanipulasikan menjadi bentuk : t ( ) = ln 1 F( t) λ (7) dengan F(t) adalah probabilitas gagal kumulatif, λ adalah laju kegagalan rerata dan t adalah waktu terjadinya kegagalan. Oleh karena F(t) merupakan probabilitas, F(t) memiliki nilai antara 0 hingga 1 sehingga 1-F(t) juga memiliki nilai dari 0 hingga 1. Dengan demikian 1-F(t) dapat digantikan bilangan acak r, dan persamaan (7) dapat dituliskan sebagai berikut : t r = ln( ) λ (8) Pada setiap percobaan akan dicari nilai t terkecil di antara semua peristiwa dasar. Selanjutnya t terkecil ini diartikan bahwa peristiwa dasar ini terjadinya paling awal, dan variabel peristiwa itu diberi nilai 1. Selanjutnya diujikan ke persamaan pohon kegagalan untuk mengetahui apakah peristiwa puncak terjadi atau tidak. Bila TOP = 0 berarti peristiwa puncak tidak terjadi, selanjutnya dicari t terkecil kedua, ketiga dan seterusnya. Variabel untuk peristiwa dengan t terkecil diberi nilai 1 dan diujikan ke persamaan pohon kegagalan. Apabila TOP = 1, ini berarti peristiwa puncak terjadi dan diperoleh satu cut set. Selanjutnya cut set diperiksa apakah sudah minimal atau belum. Mula-mula pemeriksaan dilakukan dengan mengubah nilai variabel salah satu anggota cut set dari 1 ke 0, dan diujikan ke persamaan pohon kegagalan. Apabila TOP = 0 berarti peristiwa tersebut adalah anggota MCS, dan nilai variabelnya dikembalikan lagi dari 0 ke 1. Bila

5 TOP = 1, peristiwa itu bukan anggota MCS dan nilai variabel nya dibiarkan tetap 0. Bila satu MCS telah diperoleh, diperiksa juga orde MCS apakah tidak lebih besar dari orde yang sudah ditentukan. Orde minimal cut set adalah jumlah anggota minimal cut set tersebut. Kemudian MCS tersebut juga dicocokkan dengan setiap MCS yang diperoleh sebelumnya apakah sama atau tidak. MULAI Baca data sistem dan data komponen Masukkan parameter t i = ln(random) / λ i Cari t i terkecil dan beri nilai x i = 1 Persamaan aljabar pohon kegagalan T Top = 1 Periksa MCS apakah sudah minimal, berapa ordenya, & apakah terjadi duplikasi? Y T [(P -P)/P ] < ε Y Simpan hasil SELESAI

6 Gambar 1. Diagram alir analisis kualitatif

7 Yang terakhir, perhitungan atau iterasi akan dihentikan apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut : P ' TOP P ' P TOP TOP < ε (9) ' dengan P TOP adalah probabilitas peristiwa puncak untuk perhitungan terakhir, P TOP adalah probabilitas peristiwa puncak untuk perhitungan sebelumnya, dan ε adalah konstanta. Analisis Kuantitatif Setelah MCS diperoleh, tahap berikutnya adalah menghitung probabilitas peristiwa puncak. Perhitungan peristiwa puncak dijabarkan dalam diagram alir pada Gambar 2. Parameter-parameter yang menjadi input untuk analisis kuantitatif adalah jumlah percobaan untuk analisis ketidakpastian, komponen kejadian awal, kebergantungan terhadap waktu pengamatan, dan selang pemeliharaan komponen. Peubah acak x terdistribusi secara normal dengan fungsi distribusi probabilitas : 1 1 x µ x f ( x) = exp σx 2π 2 σx 2 (10) untuk < x <. Peubah x dapat dialihkan ke peubah Z yang terdistribusi normal 2 standar dengan µ x = 0 dan σ x = 1 melalui persamaan Z = ( x µ x ) / σ x, sehingga persamaan (10) dapat dinyatakan kembali dalam bentuk probabilitas kumulatif sebagai berikut : 2 ( 2) 1 Y = exp z / dz (11) 2π Dengan pendekatan yang dilakukan Box dan Muller (1958), diperoleh : ( ) ( ) Z = 2ln r cos 2π r (12) ( ) ( ) Z = 2ln r sin 2π r (13) 2 1 2

8 dengan r 1 dan r 2 adalah bilangan acak, Z 1 dan Z 2 disebut simpangan baku distribusi normal. Salah satu dari pasangan persamaan di atas dapat digunakan tersendiri, tidak harus kedua-duanya. Bila diketahui nilai median dan error factor distribusi lognormal, nilai mean dapat diperoleh dengan persamaan : 2 ( 2) µ = Y50 exp σx / (14) σ x = ln K / Z95 (15) dengan µ dan Y 50 adalah mean dan median distribusi lognormal, dan σ x adalah simpangan baku distribusi normal. Persamaan (14) bisa dianalogkan dengan batas atas distribusi lognormal untuk rentang kepercayaan (100-α)% : Y = Y 50 K (16) Berdasarkan persamaan (15), diperoleh nilai K sebagai berikut : K = exp( Zσ x ) (17) Bila nilai Z didapat dari persamaan (12), maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut : ( 2 ( 1) ( 2 2) ) K = exp ln r cos πr σ x (18) Salah satu upaya melibatkan bilangan acak dalam tahap analisis kuantitatif adalah menggunakan persamaan (16) dan (18) untuk menentukan nilai mean laju kegagalan dengan persamaan sebagai berikut : ( 2 ( ) ( 2 ) ) λ = λ exp ln r cos πr σx (19) dengan λ dan λ 50 adalah mean dan median laju kegagalan, r 1 dan r 2 adalah bilangan acak, dan σ x adalah simpangan baku distribusi normal.

9 MULAI Baca MCS &data komponen Masukkan parameter λ = λ 50 exp T ( z σ x ) Analisis ketidakpastian Z Y λ = = ( r ) cos( π ) 2 ln r λ 50 exp ( z σ x ) P = 1 exp(λt) P = 1 exp(λt) n s P TOP = 1 1 Pi i = 1 j = 1, j n s P TOP = 1 1 Pi i = 1 j = 1, j - Frekuensi kejadian puncak - Frekuensi kejadian puncak - Parameter distribusi - Nilai penting MCS SELESAI Gambar 2. Diagram alir analisis kuantitatif

10 Langkah berikutnya adalah menghitung probabilitas masing-masing komponen dengan persamaan sebagai berikut : ( t) P = 1 exp λ (20) Bila P < 0,1, dapat digunakan pendekatan P λ t. Kemudian probabilitas masingmasing minimal cut set dihitung dengan persamaan sebagai berikut : P MCS = i s P, j= 1 i j (21) Probabilitas kegagalan sistem dihitung dengan persamaan sebagai berikut : P TOP n = 1 1 i= 1 ( PMCS ) i (22) Bila perhitungan menggunakan analisis ketidakpastian, nilai P TOP yang diperoleh merupakan rerata dari nilai-nilai P TOP yang dihasilkan setiap percobaan. SISTEMATIKA PROGRAM Program ini diberi nama Program Simulasi Pohon Kegagalan (SIMPOK). Program SIMPOK ditulis dengan bahasa Pascal. Program tersusun dari sebuah program utama yang dapat menjalankan beberapa program lainnya.. Program dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian utama yaitu : a. simulasi (analisis kualitatif), yaitu bagian yang melakukan perhitungan untuk memperoleh minimal cut set. b. evaluasi (analisis kuantitatif), yaitu bagian yang melakukan perhitungan untuk memperoleh probabilitas kegagalan sistem atau peristiwa puncak. c. database (pengelolaan data), yaitu bagian yang mengelola data-data yang berkaitan dengan analisis, misalnya data sistem, data keandalan komponen, dan data hasil simulasi. d. editor dan kompiler, yaitu bagian yang mengedit persamaan aljabar pohon kegagalan dan mengkompile file-file yang terkait untuk digunakan dalam simulasi.

11 Simulasi memerlukan data masukan berupa data sistem, data keandalan komponen, dan persamaan aljabar pohon kegagalan. Data sistem adalah data yang terdiri dari nama-nama komponen sistem. Data keandalan komponen adalah data yang berfungsi sebagai bank data bagi komponen-komponen sistem. Data keandalan komponen terdiri dari nama komponen, nilai median, nilai error factor, dan keterangan tentang komponen tersebut. Evaluasi memerlukan data hasil simulasi sebagai data masukan untuk menghitung probabilitas peristiwa puncak atau kegagalan sistem. Data hasil simulasi terdiri dari minimal cut set dan data keandalan anggota minimal cut set. Hasil yang diperoleh dari evaluasi berupa ketidaktersediaan sistem, frekuensi kejadian yang tidak diinginkan, nilai median dan error factor. Data yang sahih akan diperoleh bila evaluasi dilakukan dengan percobaan yang jumlahnya cukup banyak. Program terdiri dari 5 menu utama, yaitu : File, Data, Analisis, Pohon, dan Selesai. Menu-menu program dapat dilihat pada gambar 3. Program SIMPOK FILE DATA ANALISIS POHON Direktori Sistem Kualitatif Edit Ubah Direktori Keandalan Kuantitaif Kompile Info Hasil Urutkan Gambar 3. Menu-menu program SIMPOK PENGOPERASIAN PROGRAM Untuk mengoperasikan program SIMPOK secara benar, pengguna harus memahami tahap-tahap yang dijabarkan pada gambar 4. Bila sistem yang dianalisis telah dijabarkan dalam satu atau lebih pohon kegagalan, maka langkah awalnya adalah mentransformasikan pohon kegagalan menjadi persamaan aljabar, dan

12 memasukkan data masukan berupa data sistem dan data keandalan komponen. Kemudian dilakukan analisis kualitatif untuk memperoleh MCS. Dengan menggunakan hasil analisis kualitatif, dilakukan analisis kuantitatif untuk memperoleh ketidaktersediaan sistem atau frekuensi kejadian yang tidak diinginkan beserta parameter-parameter distribusinya. Analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif dapat dilakukan berkali-kali menggunakan pohon kegagalan dan data yang tetap hingga diperoleh hasil yang diinginkan. Bila ada sistem yang baru lagi, maka tahap pengoperasian dimulai dengan mentranformasikan pohon kegagalan menjadi persamaan aljabar, memasukkan data sistem, dan sebagainya. Perangkat keras untuk mengoperasikan program SIMPOK sekurang-kurangnya adalah komputer AT 286. File program harus diletakkan di direktori yang sama, sedangkan file data boleh terletak di direktori atau drive yang berbeda. Program SIMPOK dalam satu paketnya terdapat file -file sebagai berikut : FTA.EXE, FTSISTEM.EXE, FTDATA.EXE, FTHASIL.EXE, FTURUT.EXE, FTSIM.EXE, FTEVA.EXE, FTEDIT.EXE, FTSIM.PAS, FTSIM_A.PAS, FTSIM_B.PAS, FTSIM_A.SAV, TPC.EXE, TURBO.TPL, VIDEO.TPU, UTILITAS.TPU, ERROR.TPU, FTINFO.COM, dan FTINFO.TXT. Untuk menguji program telah disusun beberapa pohon kegagalan antara lain TOP-CONTOH1 dan TOP-CONTOH2. Persamaan aljabar TOP-CONTOH1 dan TOP-CONTOH2 disimpan di file FTSIM_A.PAS. Data sistem disimpan di file yang sesuai dengan nama file yang sesuai dengan nama pohon kegagalan, misalnya CONTOH1.NA, CONTOH2.NA, dan lain-lain. Pemberian nama file terserah pemakai, tetapi harus mengikuti aturan-aturan yang telah dijabarkan dalam manual. Data keandalan komponen disimpan di file DATA.DA yang terdiri dari 30 komponen. Program simulasi dijalankan dengan beberapa asumsi dasar, yaitu selang pemeliharaan seragam 720 jam, tidak menambah data keandalan, dan tidak menggunakan komponen semu. Simulasi yang dilakukan program memberikan hasil yang dapat dilihat di tabel 1. Hasil simulasi untuk pohon TOP-CONTOH1 disimpan di file CONTOH1.ER dan pohon TOP-CONTOH2 disimpan di file CONTOH2.ER.

13 MULAI Pohon Kegagalan Masukkan Data Sistem dan Bank Data Tuliskan Pohon Kegagalan dalam Persamaan Aljabar ANALISIS KUALITATIF MCS dan data komponen ANALISIS KUANTITATIF Frekuensi peristiwa puncak dan parameter distribusi, Nilai penting MCS Analisis lagi? Y T Pohon kegagalan baru? Y T SELESAI Gambar 4. Tahap-tahap pengoperasian program SIMPOK

14 Kecepatan eksekusi program terutama saat simulasi sangat tergantung kecepatan komputer yang digunakan. Untuk pengujian tersebut digunakan komputer AT 286/12 MHz dan AT 486/88 MHz. Hasilnya dapat dilihat di tabel 1. Data hasil simulasi yang dibandingkan adalah hasil simulasi yang jumlah percobaannya sama. Bila jumlah percobaannya kecil, maka waktu simulasi juga kecil. Sebaliknya bila jumlah percobaannya besar, maka waktu simulasinya juga lama. Tabel 1. Hasil simulasi pohon TOP-CONTOH1 DAN TOP-CONTOH2 Hasil simulasi TOP-CONTOH1 TOP-CONTOH2 PC-1 PC-2 PC-1 PC-2 Jumlah komponen Jumlah MCS Jumlah percobaan Waktu simulasi (detik) Hasil simulasi juga memberikan informasi bahwa ukuran minimal cut set yang terkecil adalah 2, dan tidak ada minimal cut set dengan peristiwa dasar tunggal. Ukuran minimal cut set dipengaruhi oleh jumlah gerbang AND di pohon kegagalan. Nilai penting minimal cut set yang berukuran kecil ternyata lebih besar dibandingkan dengan minimal cut set yang berukuran besar. Setelah melakukan simulasi, tahap berikutnya adalah menjalankan program evaluasi (analisis kuantitaif). Pada tahap ini, hasil evaluasi akan dibandingkan dengan hasil program yang sejenis yaitu program Monte Carlo. Program evaluasi dijalankan dengan beberapa asumsi dasar, yaitu menggunakan analisis ketidakpastian, menggunakan kejadian awal, tidak mengubah data keandalan, dan tidak mengubah selang pemeliharaan. File hasil simulasi CONTOH1.ER dan CONTOH2.ER menjadi data masukan program evaluasi untuk kedua program tersebut. Hasil evaluasi terhadap CONTOH1.ER dan CONTOH2.ER dapat dilihat di tabel 2 dan 3.

15 Tabel 2. Perbandingan hasil evaluasi terhadap file CONTOH1.ER dengan program SIMPOK dan Monte Carlo Parameter distribusi SIMPOK Monte Carlo Mean frekuensi kejadian yang tidak diinginkan 2,02 E-7 1,94 E-7 Median frekuensi kejadian yang tidak diinginkan 5,27 E-8 5,36 E-8 Error factor 14,8 13,5 5 persentil 3,57 E-9 3,97 E-9 95 persentil 7,82 E-7 7,25 E-7 Tabel 3. Perbandingan hasil evaluasi terhadap file CONTOH2.ER dengan program SIMPOK dan Monte Carlo Parameter distribusi SIMPOK Monte Carlo Mean frekuensi kejadian yang tidak diinginkan 2,35 E-3 2,52 E-3 Median frekuensi kejadian yang tidak diinginkan 4,32 E-4 4,47 E-4 Error factor 19,9 21,3 5 persentil 2,17 E-5 2,10 E-5 95 persentil 8,59 E-3 9,53 E-3 Dari tabel 2 dan 3 dapat dilihat bahwa perhitungan program SIMPOK dan Monte Carlo memberikan hasil yang relatif tidak berbeda. Selain menggunakan kedua program tersebut, juga dilakukan perhitungan secara manual dengan kalkulator terhadap pohon TOP-CONTOH2. Setiap komponen pohon TOP-CONTOH2 dihitung probabilitasnya. Perhitungan probabilitas komponen untuk pengujian ini menggunakan selang pemeliharaan 720 jam, dan dapat dilihat di tabel 4. Selanjutnya nilai probabilitas tiap komponen dimasukkan ke persamaan aljabar Boole pohon TOP-CONTOH2 sebagai berikut : iscrt = (X 11 + X 13 + X 14 + X 15 )(X 12 + X 16 + X 17 + X 18 ) it = (X 2 + X 4 + X 5 + X 6 + X 7 + X 8 + X 9 + X 10 ) iscrt itop = X 3 (X 1 + it) Dengan metode ini diperoleh probabilitas peristiwa puncak sebesar 7, per tahun. Hasil perhitungan program SIMPOK dan Monte Carlo lebih besar dari perhitungan secara manual.

16 Program ini memberikan informasi lain berupa tabel distribusi data yang dikelompokkan dalam 10 kelompok. Distribusi data juga ditampilkan dalam grafik histogram. Data-data tersebut adalah probabilitas peristiwa puncak yang dihasilkan setiap percobaan. Berikutnya informasi yang dihasilkan program ini adalah tabel yang menampilkan nilai penting suatu minimal cut set terhadap sistem total. Dengan informasi ini, pengguna dapat mengetahui minimal cut set yang memberikan sumbangan terbesar pada peristiwa puncak. Secara implisit dapat diketahui juga nilai penting komponen tertentu terhadap sistem. Tabel 4. Data keandalan dan probabilitas kegagalan komponen untuk pohon TOP- CONTOH2 No. Kode Median x 10 6 Error Mean x 10 6 (per jam) Factor (per jam) Probabilitas 1. rele 2, , rele 2, , loftsec 64,000 5,7 112, ope , horn 0,7700 5,1 1, ampl 0, , ls123 0, , ccls2 0, , ccls2 0, , ccls3 0, , temp 0,9800 5,3 1, temp 0,9800 5,3 1, cctt2 0, , cctt2 0, , cctt3 0, , cctt2 0, , cctt2 0, , cctt3 0, , Untuk mengetahui hubungan antara jumlah percobaan untuk analisis ketidakpastian dengan hasil perhitungan, program evaluasi dijalankan dengan jumlah percobaan yang berbeda-beda. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh jumlah percobaan terhadap hasil perhitungan relatif kecil, karena hasil perhitungan relatif tidak berbeda. Oleh karena itu, program evaluasi dapat dijalankan dengan jumlah percobaan sesuai keinginan pengguna.

17 PENUTUP Program Simulasi Pohon Kegagalan (SIMPOK) telah disusun dan diuji baik unjuk kerja maupun hasil perhitungannya. Hasilnya program dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang relatif sama dengan program/metode Monte Carlo. Informasi yang diperoleh dari program SIMPOK adalah MCS, frekuensi kejadian yang tidak diinginkan, nilai ketidakpastian frekuensi kejadian yang tidak diinginkan, dan nilai penting MCS terhadap sistem. Program ini masih dapat dikembangkan terutama untuk penulisan persamaan pohon kegagalan ke dalam program dan kompilasinya agar lebih mudah. DAFTAR PUSTAKA 1. ABDUL KADIR, Pemrograman Turbo Pascal Untuk IBM PC Menggunakan Versi 5.0 dan 5.5., Jakarta: PT Elex Media Komputindo (1993) 2. BILLINTON, R., dan R. N. ALLAN, Reliability Evaluation of Engineering System : Concepts and Techniques. London: Plenum Press (1983) 3. HENLEY, E.J. dan H. KUMAMOTO, Reliability Engineering and Risk Assessment. New Jersey: Prentice- Hall (1981) 4. IAEA-TECDOC 553, Computer Codes for Level 1 Probabilistic Safety Assessment. Vienna: IAEA (1990) 5. IAEA-TECDOC 636, Manual on Reliability Data Collection for Research Reactor PSAs. Vienna: IAEA (1992) 6. US NRC., NUREG 0492: Fault Tree Handbook. Washington: US-NRC (1981) 7. RAO, S.S., Reliability Based Design. New York: McGraw Hill (1992) 8. RUBENSTEIN, R.Y., Simulation and the Monte Carlo Method. Toronto: Wiley (1981)

18 9. SUPRAWARDHANA, M.S., Analisis Probabilistik RSG. GA. Siwabessy (Disertasi). Jakarta, UGM (1997) 10. WASH-1400 (NUREG 75/014), Reactor Safety Study. US-NRC (1975)

#12 SIMULASI MONTE CARLO

#12 SIMULASI MONTE CARLO #12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan

Lebih terperinci

Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan*

Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan* TKS 6112 Keandalan Struktur Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan* * www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Metode perencanaan berdasarkan kondisi keamanan ada dua, yaitu Metode Deterministik

Lebih terperinci

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) #11 PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) 11.1. Pendahuluan Masalah keandalan yang berhubungan dengan sistem secara normal adalah space memiliki sifat diskrit yaitu sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

SIMULASI Kendalan (Reliability Simulation)*

SIMULASI Kendalan (Reliability Simulation)* TKS 6112 Keandalan Struktur SIMULASI Kendalan (Reliability Simulation)* * Pranata, Y.A. Teknik Simulasi Untuk Memprediksi Keandalan Lendutan Balok Statis Tertentu. Prosiding Konferensi Teknik Sipila Nasional

Lebih terperinci

ID0200243 ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN DAN SISTEM RSG GAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA BASE

ID0200243 ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN DAN SISTEM RSG GAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA BASE VrusiUinx Presentasi Ilmiah Tehmlogi Keselamatan Nukllr-V ISSN No. : 1410-0533 Serpong 2H Juni 2000 ' ID0200243 ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN DAN SISTEM RSG GAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA BASE Oleh : Demon

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menjelaskan tentang hasil pengujian perhitungan secara matematis dengan membandingkan histogram data mentah dan distribusi probabilitias teoritis. Data mentah

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN D. P. ANGGRAINI 1, D. C. LESMANA 2, B. SETIAWATY 2 Abstrak Petani memiliki

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Pokok Bahasan 2 1. Pengenalan Disiplin Ilmu Keandalan dan Aplikasinya 2. Probabilitas 3. Pemodelan Jaringan dan Evaluasi Sistem 4. Pengantar Analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua fenomena di dunia ini memiliki beberapa ketidakpastian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua fenomena di dunia ini memiliki beberapa ketidakpastian, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir semua fenomena di dunia ini memiliki beberapa ketidakpastian, yang tidak dapat diperkirakan sebagai sesuatu yang pasti. Pada umumnya pengukuran berulang

Lebih terperinci

4.1.1 Distribusi Binomial

4.1.1 Distribusi Binomial 4.1.1 Distribusi Binomial Perhatikan sebuah percobaan dengan ciri-ciri sebagai berikut : Hanya menghasilkan (diperhatikan) dua peristiwa atau kategori, misal S (sukses) dan G (gagal) Dilakukan sebanyak

Lebih terperinci

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE PEMBANGKIT RANDOM VARIATE Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Sifat probalitistik pada sistem nyata mempunyai pola distribusi probabilistik

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODEL STOKASTIK UNTUK PEMBEBANAN LALULINTAS BANYAK-RUTE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERBEDAAN PERSEPSI BIAYA PERJALANAN

MODEL STOKASTIK UNTUK PEMBEBANAN LALULINTAS BANYAK-RUTE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERBEDAAN PERSEPSI BIAYA PERJALANAN MODEL STOKASTIK UNTUK PEMBEBANAN LALULINTAS BANYAK-RUTE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERBEDAAN PERSEPSI BIAYA PERJALANAN R. Didin Kusdian Lulusan S- Transportasi SAPPK-ITB Dosen STT-YPKP Jln. Surapati 89 Bandung

Lebih terperinci

Teknik Simulasi Untuk Memprediksi Keandalan Lendutan Balok Statis Tertentu

Teknik Simulasi Untuk Memprediksi Keandalan Lendutan Balok Statis Tertentu Teknik Simulasi Untuk Memprediksi Keandalan Lendutan Balok Statis Tertentu Yosafat Aji Pranata Abstrak Balok merupakan salah satu elemen struktur utama pada struktur bangunan gedung. Salah satu kriteria

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) -5 Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling Agung Yanuar Wirapraja, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,

Lebih terperinci

ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK

ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK SKRIPSI OLEH: ZAENAL ARIFIN 0632010130 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI

MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI Puspitaningrum Rahmawati, Bambang Susanto, Leopoldus Ricky Sasongko Program Studi Matematika (Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 Data 1. Besaran Statistika berbicara tentang data dalam bentuk besaran (dimensi) Besaran adalah sesuatu yang dapat dipaparkan secara jelas dan pada prinsipnya dapat

Lebih terperinci

KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO

KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO Stevan Setiawan NRP : 0421026 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO 3. Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang dapat dibangun secara cepat menggunakan spreadsheet. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI Oleh : DEWI RATIH YUNITASARI 07 3201 0006 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Bab II. Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo

Bab II. Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo Bab II Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo Metoda monte carlo adalah suatu metoda pemecahan masalah fisis dengan menirukan proses-proses nyata di alam memanfaatkan bilangan acak/ random. Jadi metoda

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU DISTRIBUSI PROBABILITAS

DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU DISTRIBUSI PROBABILITAS DISTRIBUSI PROBABILITAS Berbeda dengan variabel random diskrit, sebuah variabel random kontinyu adalah variabel yang dapat mencakup nilai pecahan maupun mencakup range/ rentang nilai tertentu. Karena terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah harga penutupan saham-saham yang direkomendasikan akan dapat bertahan pada tahun politik (2014) dalam media kompas.com,

Lebih terperinci

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=) disebut distribusi probabilitas X (distribusi X) Diskrit Seragam Binomial Hipergeometrik

Lebih terperinci

Analisis Pohon Kejadian (ETA)

Analisis Pohon Kejadian (ETA) Analisis Pohon Kejadian (ETA) Analisis induktif : Suatu analisis diawali dengan kejadian awal dan diikuti dengan bekerja atau tidaknya sistem-sistem keselamatan/mitigasi Hal yang penting : Menghubungkan

Lebih terperinci

Sampling dengan Simulasi Komputer

Sampling dengan Simulasi Komputer Modul Sampling dengan Simulasi Komputer PENDAHULUAN Sutawanir Darwis M etode statistika merupakan alat untuk menyelesaikan masalah apabila solusi analitik tidak mungkin diperoleh. Dengan metode statistika

Lebih terperinci

TENTANG UTS. Penentuan Cadangan, hal. 1

TENTANG UTS. Penentuan Cadangan, hal. 1 TENTANG UTS Soal 1: Jawaban umumnya tidak fokus atau straight ke pertanyaan/ masalah yang diajukan. Key words dalam pertanyaan di atas tekanan saturasi, sedangkan dalam banyak jawaban di bawah tekanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2009, hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2009, hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pendahuluan Menurut Open Darnius (2009, hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu rekayasa dari suatu model secara logika ilmiah merupakan suatu metode alternatif untuk

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PEMROGRAMAN PASCAL * (TK) KODE / SKS: KK /2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PEMROGRAMAN PASCAL * (TK) KODE / SKS: KK /2 SKS MATA KULIAH PEMROGRAMAN * (TK) Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU 1. Algoritma Konsep Dasar Bahasa Pascal secara singkat sejarah dirancangnya bahasa Memberikan konsep dasar pembuatan program dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2006, hal: 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2006, hal: 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu xiv BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pendahuluan Menurut Open Darnius (2006, hal: 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu rekayasa dari suatu model secara logika ilmiah merupakan suatu metode alternatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 Nama : NPM/Kelas : Fakultas/Jurusan : Hari dan Shift Praktikum : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa dua E531 1 UKURAN STATISTIK Pendahuluan Ukuran statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang, kemajuan sains dan teknologi sangat berkembang pesat. Salah satu ilmu yang berkembang adalah matematika yang merupakan induk dari semua ilmu

Lebih terperinci

S - 19 UJI NORMALITAS BERDASARKAN METODE ANDERSON- DARLING, CRAMER-VON MISES DAN LILLIEFORS MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

S - 19 UJI NORMALITAS BERDASARKAN METODE ANDERSON- DARLING, CRAMER-VON MISES DAN LILLIEFORS MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP S - 19 UJI NORMALITAS BERDASARKAN METODE ANDERSON- DARLING, CRAMER-VON MISES DAN LILLIEFORS MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP Janse Oktaviana Fallo 1, Adi Setiawan 2, Bambang Susanto 3 1,2,3 Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Normal Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Di dalam statistika, sebuah estimator adalah hasil perhitungan suatu estimasi terhadap kuantitas tertentu berdasarkan pada data terobservasi atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan V-1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penulisan laporan akhir ini, maka dapat dibuat kesimpulan dari setiap modul. Berikut adalah kesimpulan dari masingmasing modul tersebut: 1. Distribusi Frekuensi

Lebih terperinci

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) #10 Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) 10.1. Pendahuluan Berbagai teknik analitis untuk mengevaluasi reliability dari suatu sistem telah diuraikan pada bab terdahulu. Teknik analitis ini mengasumsikan

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Manajemen Sains Pengenalan Riset Operasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pendahuluan Riset Operasi (Operations Research/OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output:

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: 1. Terminating simulation 2. Nonterminating simulation: a. Steady-state parameters b. Steady-state cycle parameters

Lebih terperinci

MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean

MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean Orang Cerdas Belajar Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Peubah acak kontinu, distribusi dan Tabel normal, penaksiran titik dan selang, uji hipotesis untuk

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data

Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data 24 Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data IV.1 Mengenal Metode Monte Carlo Distribusi probabilitas digunakan dalam menganalisis sampel data. Sebagaimana kita ketahui,

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Dian Ratu Pritama Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Winy Febrianti 1) dan Bobby Oedy P. Soepangkat 2) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

#8 Model Keandalan Dinamis

#8 Model Keandalan Dinamis #8 Model Keandalan Dinamis 8.1. Pendahuluan Prosedur standar untuk mengevaluasi keandalan dari suatu sistem adalah dengan memecah sistem itu menjadi beberapa komponen. Langkah berikutnya adalah mengestimasi

Lebih terperinci

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK Salah satu bagian penting dalam ilmu statistika adalah persoalan inferensi yaitu penarikan lesimpulan secara statistik. Dua hal pokok yang menjadi pembicaraan dalam statistik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : INDRA FIRMANSYAH NPM : 06 32010

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

STRATEGI KEBIJAKSANAAN PERAWATAN #2

STRATEGI KEBIJAKSANAAN PERAWATAN #2 #14 STRATEGI KEBIJAKSANAAN PERAWATAN #2 14.1. Pemodelan Perawatan Terjadwal Ideal (Ideal Schedule Maintenance) Misalkan sebuah komponen yang tidak mampu rawat tetapi komponen tersebut menjalani perawatan

Lebih terperinci

Sigma Epsilon, ISSN

Sigma Epsilon, ISSN EVALUASI KEANDALAN SISTEM VENTING KOLAM DAN SISTEM TEKANAN RENDAH RSG GAS DENGAN METODA POHON KEGAGALAN Deswandri, Johnny Situmorang Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS DESAIN

PERSYARATAN TEKNIS DESAIN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK

BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK 3.1 PEMILAHAN PIRANTI LUNAK Bahasan dalam bab ini dimulai dengan proses pemilahan piranti lunak, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi piranti lunak yang terpilih dari proses

Lebih terperinci

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN ESTIMASI CADANGAN MINYAK DI LAPANGAN X

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN ESTIMASI CADANGAN MINYAK DI LAPANGAN X SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN ESTIMASI CADANGAN MINYAK DI LAPANGAN X Diyah Rosiani STEM Akamigas, Jl. Gajah Mada No. 38, Cepu E-mail : ani_diyah@yahoo.com ABSTRAK Estimasi cadangan yak merupakan

Lebih terperinci

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Mikrotiga, Vol 2, No. 1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 5 STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Azzahraninna Tryollinna 1*, Rudyanto

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M.

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M. i KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin belajar MATLAB terutama bagi yang baru mengenal MATLAB. Buku ini sangat cocok untuk pemula terutama untuk pelajar yang sedang menempuh

Lebih terperinci

UJI RATA-RATA SATU SAMPEL MENGGUNAKAN R UNTUK MENGETAHUI PENGARUH MODEL BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR

UJI RATA-RATA SATU SAMPEL MENGGUNAKAN R UNTUK MENGETAHUI PENGARUH MODEL BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR PYTHAGORAS, 6(2): 161-166 Oktober 2017 ISSN Cetak: 2301-5314 UJI RATA-RATA SATU SAMPEL MENGGUNAKAN R UNTUK MENGETAHUI PENGARUH MODEL BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR Hermansah

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Firdi Mulia - 13507045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu metode untuk menghindari deadlock. Algoritma ini disebut algoritma Banker karena memodelkan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penaksiran Parameter Jika adalah nilai parameter populasi yang belum diketahui harganya, maka dapat ditaksir oleh nilai statistik, dan disebut sebagai penaksir atau fungsi keputusan.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH SURABAYA

IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH SURABAYA IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH SURABAYA SKRIPSI Oleh : DIDIT PRASETYO WIBOWO 03 3201 0119 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Penentuan Distribusi Kerugian Agregat Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia Menggunakan Metode Rekursif Panjer Determination of Aggregate Insured Losses

Lebih terperinci

TAHAPAN PENGEMBANGAN DESAIN, DAN VERIFIKASI DAN VALIDASI SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER

TAHAPAN PENGEMBANGAN DESAIN, DAN VERIFIKASI DAN VALIDASI SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : statistika deskriptif, animasi, Adobe Flash CS3. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : statistika deskriptif, animasi, Adobe Flash CS3. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di sini kita mengembangkan aplikasi untuk membantu pengguna dalam belajar statistik deskriptif pada tingkat sekolah tinggi. Aplikasi ini menarik secara visual, oleh karena itu aplikasi ini ditujukan

Lebih terperinci

PENGUKURAN DESKRIPTIF

PENGUKURAN DESKRIPTIF PENGUKURAN DESKRIPTIF STATISTIK INDUSTRI I Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang 1 PENGUKURAN DESKRIPTIF Suatu pengukuran yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang)

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) Saifoe El Unas, Achfas Zacoeb, M. Hamzah Hasyim, M. Azharul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan

Lebih terperinci

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA

Lebih terperinci

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8 PREDIKSI PENDAPATAN PEMERINTAH INDONESIA MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Afry Rachmat, Sukmawati Nur Endah, Aris Sugiharto Program Studi Teknik Informatika, Universitas Diponegoro afry.rachmat27@gmail.com,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

Simulasi Produksi dan Distribusi Pelayanan Permintaan Sarung Tenun (studi kasus di PT. ASEANTEX Mojokerto)

Simulasi Produksi dan Distribusi Pelayanan Permintaan Sarung Tenun (studi kasus di PT. ASEANTEX Mojokerto) Simulasi Produksi dan Distribusi Pelayanan Permintaan Sarung Tenun (studi kasus di PT. ASEANTEX Mojokerto) Weny Indah Kusumawati, MMT ITS, weny@stikom.edu Dr. Ir. Abdullah Shahab, M.Sc, ITS Abstraksi PT.

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : S - 10 APLIKASI METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN (Studi Kasus : Data Stok Uang, PDRB, dan Konsumsi Rumah Tangga Di DIY) Eka Septiana 1, Retno

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL ESTIMASI REGRESI NONPARAMETRIK

BAB 3 MODEL ESTIMASI REGRESI NONPARAMETRIK BAB 3 MODEL ESTIMASI REGRESI NONPARAMETRIK Dalam melakukan estimasi pada suatu kasus regresi nonparametrik, ada banyak metode yang dapat digunakan. Yasin (2009) dalam makalahnya melakukan estimasi regresi

Lebih terperinci

Dewi Widya Lestari

Dewi Widya Lestari Dewi Widya Lestari 2411 106 011 WHB merupakan komponen yang sangat vital bagi berlangsungnya operasional untuk memenuhi pasokan listrik pabrik I PT Petrokimia Gresik. Dari tahun 90-an hingga kini WHB beroperasi

Lebih terperinci

#3 PEMODELAN JARINGAN DAN SISTEM

#3 PEMODELAN JARINGAN DAN SISTEM #3 PEMODELAN JARINGAN DAN SISTEM 3.1. Pendahuluan Untuk mengevaluasi keandalan dari suatu komponen atau sistem yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan memodelkan komponen atau sistem tersebut kedalam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Adilla Chandra 1*, Johannes Kho 2, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract ISBN: 978-602-71798-1-3 SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI Widiarti 1), Ayu Maidiyanti 2), Warsono 3) 1 FMIPA Universitas Lampung widiarti08@gmail.com

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Universitas Komputer Indonesia MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA *

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL

Lebih terperinci

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK BAB 2 PROGRAM STOKASTIK 2.1 Pengertian Program Stokastik Banyak persoalan keputusan yang dapat dimodelkan dengan menggunakan program stokastik dengan tujuan menentukan nilai maksimum atau minimum. Tujuan

Lebih terperinci

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO. Seminar TUGAS AKHIR Fariz Mus abil Hakim 2207 100 010 LOGO www.themegallery.com Studi Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Wilayah Malang dengan Metode Monte Carlo Pembimbing: Prof. Ir. Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

BAB III SIMULASI PENGGUNAAN PERTIDAKSAMAAN PADA DISTRIBUSI

BAB III SIMULASI PENGGUNAAN PERTIDAKSAMAAN PADA DISTRIBUSI BAB III SIMULASI PENGGUNAAN PERTIDAKSAMAAN PADA DISTRIBUSI 3.1 Pendahuluan Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai pertidaksamaan Chernoff dengan terlebih dahulu diberi pemaparan mengenai dua pertidaksamaan

Lebih terperinci

INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU S - POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF Adi Setiawan Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl Diponegoro

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULASI UNTUK PERAMALAN PERMINTAAN DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN YANG BERSIFAT PROBABILISTIK

APLIKASI SIMULASI UNTUK PERAMALAN PERMINTAAN DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN YANG BERSIFAT PROBABILISTIK APLIKASI SIMULASI UNTUK PERAMALAN PERMINTAAN DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN YANG BERSIFAT PROBABILISTIK Bambang Sugiharto 1 ABSTRACT One of the important aspect on plan and production control is the management

Lebih terperinci