PEMBUATAN PREPARAT WHOLEMOUNT EMBRIO AYAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN PREPARAT WHOLEMOUNT EMBRIO AYAM"

Transkripsi

1 PEMBUATAN PREPARAT WHOLEMOUNT EMBRIO AYAM Oleh : Nama : Lu luk Fuadah NIM : B1J Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Muhimatul Umami LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2011

2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu teknik dalam pembuatan preparat adalah menggunakan metode wholemount. Wholemount ( Sedian Utuh ) yaitu penyiapan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organ tubuh organisme secara utuh. Pada praktikum kali ini menggunakan embrio ayam umur 72 jam inkubasi. Wholemount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat wholemount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum. Metode wholemount mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tubuh hewan dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada hewan dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa hewan yang besar. Preparat praktikum wholemount ini menggunakan telur ayam kampung yang sudah diinkubasi selama 1-3 hari. Namun, apabila waktu inkubasi kurang, maka embrio tidak dapat terlihat dengan jelas. Wholemount digunakan untuk mengamati perkembangan embrio ayam umur 1-3 hari. Alasan digunakannya telur berumur 1-3 hari yaitu, karena pada umur ini masih dapat dibedakan dengan jelas antara albumen, membrane cangkang, yolk putih, yolk kuning, rongga udara, blastoderma, dan membran viteline. Selain itu, pada umur 1-3 hari merupakan titik awal

3 perkembangan embrio ayam sebelum terbentuknya pembeda yang jelas antara kepala, leher, badan dan kaki. Wholemount merupakan metode untuk melihat struktur-struktur yang berhubungan dengan organ embrio seluruhnya, tingkat kesukaran dalam metode ini yaitu menemukan lokasi pemotongan yang tepat. Ayam sering digunakan dalam mempelajari embriologi di dalam laboratorium. Hal ini karena proses diferensiasi awal dari sistem organ dan proses dasar pembentukan tubuh mudah dimengerti. Telur ayam mewakili karakteristik pembelahan telur dengan yolk banyak. Prosesnya merupakan bentuk intermediet antara pisces dan amfibia. Selain telur ayam, aplikasi lain yang dapat diterapkan untuk wholemount yaitu hewan cacing pipih, sagita, lucifer, semut, Tribolium confusum lebih dikenal dengan nama Kumbang bunga, lumut, sori paku, daun dengan trikoma dan daun dengan stomata. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah dapat membuat preparat wholemount embrio ayam dan mengamati perkembangan embrio ayam hingga umur 72 jam inkubasi.

4 II. TINJAUAN PUSTAKA Tipe telur burung adalah telolesital, tetapi karena detoplasmanya banyak sekali maka dinamakan megalesital. Bagian-bagian yang aktif pada pembelahan sel telur burung adalah keping lembaganya (blastodiscnya). Pembelahan sudah dimulai sewaktu telur melalui oviduk, di sini telur mendapat albumen dan selaput-selaput lainnya. Albumen kental yang terputar karena telur yang melalui oviduk jalannya berputar-putar sehingga albumennya turut berputar disebut khalaza yang fungsinya untuk menjaga agar supaya sel telur tetap terletak sentral di dalam albumen dan keping lembaganya selalu menghadap ke atas (Djuhanda, 1981). Amnion merupakan organ evolusi reptil ke aves dan berfungsi untuk menyesuaikan dengan tempat hidupnya yang baru dari habitat air ke habitat darat (terrestrial) dan udara. Membran fetal yang lain, serosa disamakan dengan korion pada ikan. Ikan dan ampfibi belum memiliki alantois sebagai membrana fetal. Hal ini disebabkan pada embrio ikan dan amfibi, pertukaran gas dan pembuangan sisa metabolisme terjadi langsung melalui transmembran dari embrio ke medium air di sekitarnya (Rugh, 1962). Telur Aves memiliki yolk yang banyak. Kandungan yolk berfungsi untuk menyediakan cadangan makanan bagi perkembangan embrio kecuali udara. Kebutuhan mineral seperti Ca pada embrio dapat di serap dari cangkang telur (Huettner, 1961). Ovum pada Aves merupakan bulatan yolk dengan bioplasma dan intinya, sedangkan telur yang terdiri dari cangkang telur, albumen (putih telur) dan yolk (kuning telur). Ovum merupakan suatu sel yang berukuran sangat besar. Hal ini disebabkan kandungan yolk yang besar pula (Djuanda, 1981).

5 Proses gastrulasi embrio ayam mengalami proses-proses dasar yang sama dengan gastrulasi embrio amfibi. Perbedaan paling penting adalah dalam telur burung atau ayam memiliki yolk sangat banyak sehingga walaupun pada embrio burung atau ayam terbentuk juga blastopor, tetapi tidak sebagai blastopor yang bulat dan berlubang seperti pada amfibi. Adanya hambatan yolk yang banyak, menyebabkan blastopor embrio ayam hanya berupa satu sayatan membujur ke arah cranio-caudal (Syahrum, 1994). Embrio di dalam telur dapat berkembang karena adanya nutrisi dan energi panas yang diperoleh dari induknya. Nutrisi yang di butuhkan oleh embrio ayam sudah disediakan di dalam telur. Embrio tersebut dapat berkembang dan membelah, dan energi panas yang digunakan untuk tumbuh di dapat dari lingkungan luar, dengan meningkatnya panas pada telur mengakibatkan perkembangan sel telur berlanjut. Kekurangan nutrisi pada embrio ayam dapat menyebabkan lambatnya perkembangan embrio dan dapat menyebabkan kematian pada embrio (Vieira, 2007). Dalam melakukan wholemount harus sesuai prosedur yang ada (Yatim, 1984). Telur amfibi pada umumnya dilindungi oleh selubung agar-agar dan bercangkang. Pada saat menetas dihasilkan kecebong yang melangsungkan kehidupan di air. Kecebong merupakan larpa akuatik berinsang dan akan bermetamorfosis menjadi dewasa. Hewan dewasa keluar dari perairan dan bernafas dengan paru-paru. Selain di air, beberapa jenis amfibi mampu bereproduksi di darat. Amfibi mempunyai lidah untuk menangkap mangsa, kelopak mata untuk menjaga kelembaban mata, telinga untuk menangkap gelombang suara, dan laring yang dapat mengeluarkan suara. Otak amfibi lebih luas dibandingkan otak ikan. Alat pernafasan utama amfibi dewasa biasanya berupa paru-paru yang dibantu oleh poripori kulit. Telur reptil merupakan telur yang dihasilkan adalah telur amneotik. Karena

6 mengandung amnion. Amnion merupakan membran embrionik penyelubung embrio yang bermanfaat untuk melindungi embrio dan mengeluarkan limbah nitrogen. Selain itu, membrane tersebut dapat juga berperan dalam menyediakan O2, makanan, dan air untuk embrio. Sedangkan pada telur pisces seluruh anggota kelompok ikan hidup didalam air dan bereproduksi secara ovipar. Biasanya sel telur dan sperma disebarkan didalam air atau sarang. Tanda khas gastrula ayam adalah pembentukan stria primitiva yang jelas terlihat pada masa inkubasi ke-16 jam dan dapat dikatakan sebagai stria primitiva paling panjang. Stria primitiva embrio ayam jantan adalah suatu daerah pembelahan sel yang sangat aktif. Daerah anterior stria primitif terdapat suatu sentrum dari masa mesodermal yang aktif berpolimerasi sehingga daerah ini meninggi, disebut nodus hensen. Badan ini hanya terdapat sementara dan kepentingannya belum diketahui. Setelah terbentuk stria primitiva, blastoderma bertambah panjang dan daerah ini adalah daerah ekstra embrional yang akan membentuk alat-alat dan stuktur-struktur embrio sementara yang pada waktu menetas sebagian besar akan hilang (Sagi, 1981). Permulaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping neural. dari keping ini terjadi lipatan neural. Embrio yang umurnya ± 24 jam pengeraman, khorda timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah embrio. Khorda ini timbul dari sel-sel yang tidak mengalami diferensiasi di antara kedua lapisan mesoderm. Mesoderma tumbuh kesamping, kebelakang dari stria primitiva dan juga tumbuh ke muka kiri kanan notochord. Bersamaan melebar ke daerah ekstra embrional ke semua jurusan, sehingga pada tingkat-tingkat pengeraman 48 jam ke atas, kedua lapisan mesoderma lateral itu akan bertemu di bagian anterior daerah kepala, kemudian bersatu (Djuhanda, 1981).

7 Jantung terjadi dari penebalan-penebalan mesoderma splankhnis. Mula-mula jantung berubah suatu bumbung yang letaknya dibawah rhombensephalon. Bagian anterior bercabang, nantinya menjadi akar-akar aorta ventral. Bagian posterior berhubungan dengan vena omphalomesentrikus yang datang dari yolk. Karena di muka dan di belakang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah tersebut, jantung menjadi seolah-olah diikat letaknya, maka ketika jantung tidak lagi memanjang bebas, tetapi akan membengkok ke kanan akan menjadi ventrikel. Ujung anterior dimana kedua akar aorta ventral meninggalkan jantung, dibentuk bulbus anteriosus dibelakang truncus anteriosus (Patten, 1971). Hari Ke- Tahap Perkembangan 1 Sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai terjadi. Sel permulaan untuk sistem pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-18. pada jam-jam berikutnya, secara berturut-turut sampai dengan jam ke-24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel permulaan untuk jaringan tulang belakang, formasi hubungan antara jaringan otak dan jaringan syaraf,formasi bagian kepala, sel permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf mata. 2 Embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah mulai terlihat pada bagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai jam ke-48secara berurutan adalah pembentukan formasi pembuluh darah halus dan jantung, seluruh jaringan otak mulai terbentuk, selaput cairan mulai terlihat,dan mulai juga terbentuk formasi tenggorokan. 3 Dimulainya pembentukan formasi hidung, sayap, kaki, dan jaringan pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup

8 seluruh bagian embrio. 4 Sel permulaan untuk lidah mulai terbentuk. Pada masa ini, embrio terpisah seluruhnya dari kuning telur dan berputar ke kiri. Sementara itu, jaringan saluran pernafasan terlihat mulai menembus selaput cairan. 5 Saluran pencernaan dan tembolok mulai terbentuk. Pada masa ini terbentukpula jaringan reproduksi. Karenanya sudah mulai dapat juga ditentukan jeniskelaminnya. 6 Pembentukan paruh dimulai. Begitu juga dengan kaki dan sayap. Selain itu,embrio mulai melakukan gerakan-gerakan. 7,8, dan 9 Jari kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai menonjol karena jeroannya mulai berkembang. Pembentukan bulu juga dimulai. Pada masa-masa ini, embrio sudah seperti burung, dan mulutnya terlihat mulaimembuka. 10 dan 11 Paruh mulai mengeras, jari-jari kaki sudah mulai sepenuhnya terpisah, danpori-pori kulit tubuh mulai tampak. 12 Jari-jari kaki sudah terbentuk sepenuhnya dan bulu pertama mulai muncul. 13 dan 14 Sisik dan kuku jari kaki mulai terbentuk. Tubuh pun sudah sepenuhnyaditumbuhi bulu. Pada hari ke-14, embrio berputar sehingga kepalanya tepatberada di bagian tumpulnya telur. 15 Jaringan usus mulai terbentuk di dalam badan embrio. 16 dan 17 Sisik kaki, kuku, dan paruh semakin mengeras. Tubuh embrio sudah sepenuhnya tertutupi bulu yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada lagi, dan kuning telur meningkat fungsinya sebagai bahan makanan

9 yang sangat pentingbagi embrio. Selain itu, paruh sudah mengarah ke rongga kantung udara, selaput cairan mulai berkurang, dan embrio mulai melakukan persiapan untukbernafas. 18 dan 19 Pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna. Kuning telur mulai masukke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio juga semakin besar sehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur kecuali rongga kantung udara. 20 Kuning telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio. Embrio yanghampir menjadi anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai bernafas menggunakan udara di kantung udara. Saluran pernafasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna. 21 Anak ayam menembus lapisan kulit telur dan menetas. kutipan artikel dari infovet dan UKP/YR. Setiap pembelahan telur pada masing-masing spesies memiliki urutan pembelahan berbeda-beda. Urutan alur pembelahan segmentasi pada telur ayam yaitu: meridional, meridional tegak lurus alur pembelahan pertama, latitudinal, meridional, dan latitudinal. Tahap gastrulasi meliputi epiboli, involusi, dan delaminasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu, keberhasilan gastrulasi dan kondisi lungkungan, semakin tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio. Akan tetapi, perkembangan emrio ayam memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu terlalu tinggi maka akan merusak embrio tersebut. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio selanjutnya karena gastrulasi merupakan proses yang palipng

10 menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio ayam (Patten, 1971).

11 III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mangkuk plastik, scalpel beserta blade, gunting, alat peneropong telur (candler), gelas arloji, kertas saring, pipet tetes, objek glass, cover glass dan pensil. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah telur ayam fertile yang telah diinkubasi (dieramkan) dalam incubator atau oleh induk ayam, selama 24, 33, 48 dan 72 jam, larutan garam fisiologis (0,9%), alkohol 70%, kapas steril dan larutan Bouin. B. Metode 1. Telur fertile ayam kampung (ayam bukan ras = buras) disediakan. 2. Larutan garam fisiologi hangat disediakan di dalam mangkuk secukupnya. 3. Telur dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis, kemudian bagian yang menghadap ke permukaan air ditandai dengan pensil, setelah itu bagian yang tumpul ditusuk dengan jarum sehingga udara di dalamnya keluar. 4. Bagian cangkang telur yang telah ditandai digunting secara hati-hati, setelah itu cangkang diangkat maka akan terlihat blastodiskus atau embrioblas. 5. Blastodiskus dipotong dengan gunting dan dipindahkan pada gelas arloji. Dengan hati-hati tusukkan ujung runcing embrioblas, kemudian potong bagian tadi secara keseluruhan dan pindahkan pada gelas arloji. 6. Posisi embrioblast dibalikkan untuk membersihkan yolk yang menempel dengan larutan garam fisiologis.

12 7. Sediakan kertas saring ukuran 3,5 x 3,5 cm. Kertas dilipat di tengahnya, pelipatan diulang tegak lurus pelipatan pertama, kemudian dilipat diagonal dan dipotong ujung-ujungnya. Usahakan lubangnya sesuai dengan ukuran embrio. 8. Kertas saring ditempelkan pada sehingga embrio tepat berada di tengah-tengah lubang dan embrio menempel pada tepi lubang kertas saring. 9. Masukkan embrio ayam tersebut ke dalam larutan fiksatif (Bourin).

13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Gambar 1. Cangkang Embrio Ayam Gambar 2. Embrio Ayam Umur 24 Jam Gambar 3. Embrio Ayam Umur 33 Jam

14 Gambar 4. Embrio Ayam Umur 48 Jam Gambar 5. Embrio Ayam Umur 72 Jam

15 B. Pembahasan Praktikum wholemount kali ini menggunakan telur ayam khususnya telur ayam jawa karena tekstur daripada telur ayam jawa itu sudah komplek untuk mewaliki bangsa burung, selain itu juga telur ayam jawa tidak mengandung bahan kimia seperti halnya telur ayam boiller yang sudah terkontaminasi dengan berbagai bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhannya selain itu juga mudah dijumpai di masyarakat. Telur ayam yang digunakan adalah telur ayam yang berumur 1-3 hari, karena pada umur tersebut perkembangan embrionya mudah untuk diamati dan diikuti, selain itu berubah yang terjadi juga belum begitu kompleks. Praktikum pembuatan preparat wholemount kali ini dinyatakan tidak berhasil, hal ini dikarenakan telur yang digunakan sebagai preparat sudah dalam kondisi rusak. Kuning telur yang terlihat setelah cangkang dibuka menunjukkan warna kuning pekat dengan sebagian yolknya membeku. Oleh karena itu, praktikum ini tidak dilakukan sampai selesai. Gambar 1. Embrio Ayam Umur 18 Jam (Anonim, 2009).

16 Gambar 2. Embrio Ayam Umur 20 Jam (Anonim, 2009). Gambar 3. Embrio Ayam Umur 24 Jam (Anonim, 2009).

17 Gambar 4. Embrio Ayam Umur 33 Jam (Anonim, 2009). Gambar 5. Embrio Ayam Umur 48 Jam (Anonim, 2009). Gambar 6. Embrio Ayam Umur 72 Jam (Anonim, 2009). Anonim (2009), menjelaskan bahwa selama inkubasi: Hari pertama jam : tanda-tanda perkembangan embrio sudah dapat diketahui jam : pembentukan tractus alimentarus jam : pemolaan kolumna vertebralis jam : pembentukan sistem saraf jam : pembentukan kepala jam : pembentukan mata Hari Kedua

18 1. 25 jam : pembentukan jantung jam : pembentukan telinga jam : jantung mulai berdetak Hari Ketiga jam : pembentukan hidung jam : pembentukan kaki jam : pembentukan sayap Berdasarkan referensi lain yaitu menurut Djuhanda (1981), gambar embrio pada telur ayam yag berumur 24 jam sebagai berikut: Gambar 1. Embrio Ayam Umur 24 Jam Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa gambar tersebut adalah embrio pada inkubasi umur 24 jam. Embrio tersebut memiliki bagian-bagian tubuh atau organ yang belum kompleks. Menurut Yatim (1984), semakin lama umur inkubasi embrio, organ-organnya semakin kompleks. Embrio ayam pada umur 0 hari inkubasi berada dalam stadium gastrula, diawali dengan pembentukan keping germa dan lapis, kemudian dilanjutkan dengan organogenesis. Parameter perkembangan awal sistem kardiovaskular embrio ayam yang merupakan turunan dari mesoderm adalah proses pembentukan organ dan jaringan darah yang diawali dengan terbentuknya pembuluh

19 primitif embrio yang disebut pulau-pulau darah. Secara bertahap dibentuk organ dan jaringan lain seperti jantung, pembuluh darah dan jaringan darah. Urutan alur pembelahan segmentasi pada ayam sama seperti pada amphioxus dan katak. Alur pembelahan pertama yaitu meridional, kedua meridional tegak lurus pembelahan pertama, ketiga latitudinal, keempat meridional dan kelima latitudinal. Pembelahan kelima menghasilkan embrio yang tersusun dari 32 blastomer dan dicapai stadium morula. Blastulasi ayam sama seperti blastulasi pada telur ikan yaitu terbentuknya rongga segmentasi diantara sel-sel blastomer di permukaan dengan yolk yang ada di bawahnya. Blastosol atap terdiri dari sel-sel blastomer hasil segmentasi sebelumnya dengan lantai permukaan yolk dan bagian lateralnya berupa zona penghubung yang terdiri dari blastomer yang berlekatan di bawahnya. Tahap selanjutnya, melalui epiboli sel-sel permukaan, involusi dan delaminasi (Soeminto, 2002). Telur membelah setelah zigot terbentuk, dengan tipe pembelahan merobalstik. Sel-sel yang membelah membentuk suatu cakram yang disebut blastodiskus atau blastoderma yang letaknya di daerah kutub animal. Blastodiskus dari atas tampak bening karena blastomer-blastomer sentral melepaskan diri dari sitoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan blastosol (Shoston, 1988). Menurut Huettner (1961), embrio ayam pada stadium 24 jam bagian yang terbentuk masih sederhana. Struktur embrio yang telah terbentuk yaitu stria primitiva, mesoderma, proamnion, mesenkim, pulau-pulau darah, somit, usus depan, notochord, lipatan neural dan vesikula amnio-kardiak. Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur ayam adalah keping lembaganya (blastodiskus). Pembelahan sudah dimulai ketika telur melalui oviduk yang jalannya berputar-putar sehingga albuminnya turut berputar disebut kalaza dengan fungsi kalaza untuk menjaga agar

20 sel telur tetap terletak sentral di dalam albumin dan keping lembaganya selalu menghadap ke atas (Nelson, 1953). Notochord tumbuh ke bagian depan nodus hensen, segaris dengan stria primitiva yang menghilang. Permukaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping neural. Keping neural akan membentuk lipatan neural. Lapisan anterior dari keping neural membentuk suatu peninggian dan tumbuh kebagian depan di atas ectoderm. Kemudian lipatan kepala yang terbentuk akan berdiferensiasi menjadi kepala. Daerah antara lipatan kepala dan ectoderm, sebelah bawahnya terbentuk suatu struktur yang mempunyai kantong yang disebut kantong subsefalik (Yatim, 1984). Embrio yang telah berumur 24 jam, lipatan neuralnya mendekat satu sama lain. Persatuan lipatan neural pertama-tama terjadi di bagian depan somit pertama. Embrio umur 33 jam, bumbung neural yang telah terbentuk dapat dibedakan menjadi bagian anterior yang agak lebar, bagian tengah, serta posterior yang menyerupai bumbung. Persatuan lipatan neural yang paling akhir, terjadi di bagian depan dan di belakang, sehingga terbentuk lubang-lubang neuroporus-anterior dan posterior. Belakang somit terakhir terdapat lipatan neural yang mengembang dan menghilang dalam ectoderm (Yatim, 1984). Bagian belakang lipatan neural membatasi suatu daerah dangkal pada ectoderm yang disebut sinus phromboidalis. Primitif streak terus makin menghilang. Daerah diantara kedua lapisan ectoderm dari tiap lipatan neural yang menyatu terlepas sel-sel yangakan menjadi dua batang neural kres di kiri-kanan bumbung neural. Neural kres ini bersegmen dan merupakan primordial dari akar dorsal saraf spinal dan juga ganglia dari sistem saraf otonom (Yatim, 1984).

21 Gambar 2. Embrio Ayam Umur 33 Jam Menurut Djuhanda (1981), embrio utuh akan membentuk 12 somit pada umur inkubasi 22 jam. Embrio ayam yang diinkubasi selama 33 jam akan memperlihatkan tahap-tahap pokok perkembangan dan pembentukan sistem syaraf pusat dan sistem sirkulasi. Selama periode inkubasi 33 jam menunjukan adanya perubahan pada daerah usus depan dan somit sert diferensiasi pada mesoderm luser media yang menandai pembentukan organ urinaria. Vesikula optika tersusun sebagai sepasang pertumbuhan kolateral prosencephalon. Vesikula ini secara meluas dan menduduki seluruh luas kepala. Rongga vesikula optika (optisol), mulanya mempunyai hubungan yang luas dengan rongga prosencephalon.

22 Gambar 3. Embrio ayam Umur 48 Jam Organ-organ yang terbentuk pada inkubasi umur 48 jam yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Ketiga bagian otak mengalami deferensiasi, prosensefalon menjadi telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang kemudian terbentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ektoderma luar dan menginduksi primordial lensa pada ektoderma yang merupakan suatu penebalan ekstra. Embrio nampak jalur pertama pada blastoderm, diantara ekstra embrionik annexis nampak membran vitelin yang memiliki peran utama dalam nutrisi embrio (Djuhanda, 1981). Kemudian embrio ayam juga akan terbentuk khorda di bawah lipatan neural pada sumbu embrio tengah. Khorda ini tidak timbul karena delaminasi mesoderm seperti pada embrio katak, tetapi berasal dari sel-sel yang tidak mengalami diferensiasi diantara kedua lapisan mesoderm, ini disebabkan karena perbanyakan sel-sel muka pada daerah nodus hensen. Mesoderm tumbuh kesamping, ke bagian belakang stria primitiva dan juga tumbuh ke bagian kiri kanan

23 dari keping neural.sesudah terbentuk lipatan kepala, mesoderm tumbuh pada bagian kanan dan kiri notochorda (Shoston, 1988). Gambar 4. Embrio Ayam Umur 72 Jam Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam berada disisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah, membrane vitelin menyebar diatas permukaan kuning telur. Kepala dan badan mulai dapat dibedakan, demikian juga otak. Struktur jantung juga sudah mulai berdenyut (kosasih, 1975). Penetasan pada embrio ayam pada umur 72 jam pada kedua sisi embrio ayam terbentuk dua bubung yang menandakan pembentukan kaki. Perkembangan selanjutnya membentuk tunas kaki yang jelas, kemudian berangsur-angsur dideferensiasi dari bagian-bagian kaki belakang dan depan, tulang rawan, tulang dan otot. Penempatan yang tepat dari tunas kaki, diferensiasi beberapa sel tunas kaki menjadi tulang rawan, dan sel lain menjadi otot. Pembentukan tunas depan menjadi sayap dan tunas kaki belakang menadi kaki,

24 dan pencerminan perkembangan semua sruktur ini dibgian tubuh yang berlawanan, semuanya terpusat pada regulasi morfogenesis dan diferensisi dalam perkembangan embrio (Huettner, 1961). Perlakuan pada embrio ayam dalam metode wholemount, telur dimasukkan dalam larutan garam fisiologis maka berat jenis telur sama dengan berat jenis air garam, sehingga telur melayang. Larutan yang digunakan untuk memfiksasi embrio adalah larutan bouin, sedangkan tujuan dari fiksasi adalah untuk meningkatkan afinitas (daya gabung) sel terhadap zat warna menjadi lebih besar atau zat warna lebih melekat pada objek glass tanpa merusak struktur selnya. Penggunaan dari kertas saring adalah untuk menyerap larutan bouin (Huettner, 1961). Kantung yolk saccus vitelinus yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada embrio. Alantois mulai terdapat pada janin ayam umur 27 jam pengerama, merupakan jaringan yang dapat melakukan fungsi respirasi, fungsi sekresi (membebaskan sisa sisa metabolisme) dan fungsi nutritif oleh membran khorialantois yaitu menyerap kalsium yang diperlukan untuk perkembangan embrio dari cangkang telur. Amnion sebgai pembungkus embrio langsung terbentuk pada masa inkubasi kurang lebih 30 jam. Fungsi amnion diantaranya untuk membantu menjaga kelembapan embrio dan mencegah kerusakan embrio (Huettner, 1961).

25 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sediaan embrio ayam (wholemount) dibuat dengan beberapa tahap, antara lain peneropongan, dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis, pembukaan cangkang, pengguntingan blastodiskus, pembersihan dari yolk, pengambilan dari kertas saring, fiksasi dan pewarnaan. 2. Tahap perkembangan embrio ayam diantaranya cleavage, blastula, gastrula, neurulasi, morfogenesis dan organogenesis. B. Saran Praktikum wholemount ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran luar biasa, karena begitu sulit untuk memisahkan antara embrio dengan yolk kuning. Pemisahan antara embrio dan yolk kuning apabila dilakukan secara terburu-buru, bisa jadi embrionya yang akan terpotong. Selain itu, telur yang didapat pada kelompok kami merupakan telur produk gagal, dikatakan begitu karena telur memiliki yolk yang telah membeku terlebih dahulu, sehingga tidak didapat hasil pengamatan. Seharusnya, laboratorium menyediakan telur ayam lebih untuk cadangan telur yang gagal.

26 DAFTAR REFERENSI Anonim Stages in Chick Embryo Development. Djuhanda, T Embiologi Perbandingan. Armico, Bandung. Huettner, A.F Fundamentals of Comparative Embryology of The Vertebrates. The Mc Millan Company, New York. Kosasih, G Embriologi Kedokteran. CV EGC, Jakarta. Nelson, O. R Comparative Embryology of The Vertebrates. The Blankston Co. Inc, New York. Patten, B.M Foundations of Embriology. Mc Graw-Hill Inc., New Delhi. Rugh, R Experimental Embryology. Burgess Publishing Company, Minnesota. Sagi, M Embriologi Perbandingan Vertebrata. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Shoston, S Embryologi. Harper Collins Publisher, New York. Soeminto Viabilitas Telur Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C. V.) yang Ditunda Oviposisinya Setelah Menunjukan Gejala Mijah. Laporan Penelitian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Syahrum, M.H Repriduksi dan Embriologi. Fakultas kedokteran UI, Jakarta. Yatim, W Biologi Reproduksi Untuk Mahasiswa Kedokteran dan Biologi. Tarsito, Bandung.

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR AWAL KEHIDUPAN SEL TELUR SPERMATOZOA ZIGOT EMBRIO Fertilisasi/Pembuahan Diawali dengan masuknya sperma ke dalam sel telur melalui mikropil pada khorion

Lebih terperinci

4/18/2015 MORFOGENESIS BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM MEKANISME MORFOGENE SIS TOPIK GASTRULASI ORGANOGEN ESIS

4/18/2015 MORFOGENESIS BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM MEKANISME MORFOGENE SIS TOPIK GASTRULASI ORGANOGEN ESIS MORFOGENESIS BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM MEKANISME MORFOGENE SIS TOPIK GASTRULASI ORGANOGEN ESIS 1 2 MORFOGENESIS PADA HEWAN MELIBATKAN PERUBAHAN TERTENTU DALAM BENTUK SEL, POSISI, DAN KELANGSUNGAN

Lebih terperinci

Gambar tahap perkembangan embrio ikan lele

Gambar tahap perkembangan embrio ikan lele Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, dimana sel telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN Standar Kompetensi: Memahami konsep tumbuh kembang tumbuhan, hewan, dan manusia Kompetensi Dasar: Memahami konsep tumbuh kembang hewan Click to edit Master subtitle

Lebih terperinci

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK: Beberapa selaput yang terbentuk pada masa perkembangan embrional yang berasal dari tubuh embrio, namun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a b c

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a b c BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Embrio Ikan Nilem Hasil pengamatan embriogenesis ikan nilem, setelah pencampuran sel sperma dan telur kemudian telur mengalami perkembangan serta terjadi fase

Lebih terperinci

Embriogenesis. Titta Novianti

Embriogenesis. Titta Novianti Embriogenesis Titta Novianti EMBRIOGENESIS Proses embriogenesis adalah rangkaian proses yang terjadi sesaat setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma Proses embriogenesis meliputi; fase cleavage

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci

Gambar di nomerin de... : Neurulasi primer (Gilbert, 2003)

Gambar di nomerin de... : Neurulasi primer (Gilbert, 2003) Neurulasi Pembentukan Aksis (Sumbu) Pembentukan Sistem Saraf Pusat Mamalia Ada empat tahapan perubahan dari sel pluripoten yaitu epiblast menjadi sel prekursor sel saraf atau disebut neuroblas, yaitu:

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si Tahapan-tahapan utama perkembangan hewan: 1. Fertitisasi 2. Cleavage 3. Gastrulasi 4. Organogenesis Fertilisasi Fertilisasi

Lebih terperinci

Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam

Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam Epy Muhammad Luqman Bagian Anatomi Veteriner (Anatomi Perkembangan) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Tujuan : mempelajari keadaan morfologi

Lebih terperinci

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif UNIT TUJUH BENTUK DAN FUNGSI HEWAN BAB 47 Perkembangan Hewan Sub Bab mengatur kembali blastula untuk sebuah embrio berlapis tiga perut primitif Teks Asli Penghapusan Penyisipan Teks Dasar Proses morfogenetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin

Lebih terperinci

Perkembangan Embrio Ayam

Perkembangan Embrio Ayam Perkembangan Embrio Ayam Praktikum I A. Judul : Perkembangan Embrio Ayam B. Tujuan : Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan embrio ayam berdasarkan umur inkubasi (pengeraman) dan dapat menjelaskan begian-bagian

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir 1. Metamorfosis merupakan tahap pada fase... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3 igotik Embrionik Pasca embrionik Pasca lahir Fase Pasca Embrionik Yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup A. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang hingga terbentuk

Lebih terperinci

Selaput Embrio BAGIAN KE-12

Selaput Embrio BAGIAN KE-12 BAGIAN KE-12 Selaput Embrio Sesudah mempelajari materi ke-12 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembentukan selaput embrio dan manfaatnya bagi perkembangan embrio selanjutya.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur.

PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERKEMBANGAN adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

GASTRULASI Adnan Biologi FMIPA UNM. 2010

GASTRULASI Adnan Biologi FMIPA UNM. 2010 1 GASTRULASI Adnan Biologi FMIPA UNM. 2010 A. PENGERTIAN Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana berlangsung migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel secara terintegrasi yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Tahapan hidup C. trifenestrata terdiri dari telur, larva, pupa, dan imago. Telur yang fertil akan menetas setelah hari kedelapan, sedang larva terdiri dari lima

Lebih terperinci

Gastrulasi BAGIAN KE-9

Gastrulasi BAGIAN KE-9 BAGIAN KE-9 Gastrulasi Sesudah mempelajari materi ke-9 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses gastrulasi. Gastrulasi merupakan pergerakan sel-sel blastomer yang sangat dinamis mereposisi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 1. Berikut ini yang termasuk fase-fase perkembangan manusia 1. Morula 2. Brastula 3. Grastula Dari pernyataan diatas yang menunjukkan

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus digestorius

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Setelah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten maka dinyatakan diterima. Koordinator Asisten

LEMBAR PENGESAHAN. Setelah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten maka dinyatakan diterima. Koordinator Asisten LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikumperkembangan Hewan dengan judul Perkembangan embrio ayam yang disusun oleh : Nama : Jeni Satriani NIM : 1214141021 Kelas/ kelompok : B/III Setelah diperiksa dan

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

CACING TANAH (Lumbricus terrestris) CACING TANAH (Lumbricus terrestris) Kode MPB2b Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2012. Pengamatan berat telur, indeks bentuk telur, kedalaman kantung udara, ketebalan kerabang, berat kerabang

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Modul PraktikumBiologi Hewan Ternak 2016 2 Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati dalam

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR NEKROPSI IKAN PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR Sebelum dilakukan pengirisan/insisi terlebih dahulu periksalah keadaan luar tubuh ikan tersebut. Periksalah keadaan kulit termasuk sirip-siripnya dan lubang-lubang

Lebih terperinci

Folikulogenesis dan ovum ternak

Folikulogenesis dan ovum ternak . MATERI PRAKTIKUM 4 : J0A09 6 JUNI 206 dari 6 Folikulogenesis dan ovum ternak TUJUAN PRAKTIKUM : ) Mahasiswa memahami pengertian tentang Folikulogenesis 2) Mahasiswa dapat melihat dan menemukan sel telur

Lebih terperinci

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP Kegiatan yang dilakukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan tidak sama. Tetapi gejala yang ditunjukkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan sama. Gejala atau ciri yang ditunjukkan oleh

Lebih terperinci

TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA Perkembangan embrio berdasarkan urutan terjadinya dibedakan menjadi dua, yakni periode sebelum implantasi (pre-implantation) dan periode sesudah implantasi (post implantation). Selama

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian Materi penelitian berupa benih ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) berumur 1, 2, 3, dan 4 bulan hasil kejut panas pada menit ke 25, 27 atau 29 setelah

Lebih terperinci

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan I. JARINGAN A.Pengertian Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER 1 KELAS V IPA

LATIHAN ULANGAN SEMESTER 1 KELAS V IPA LATIHAN ULANGAN SEMESTER 1 KELAS V IPA A Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Perhatikan gambar organ berikut! Organ yang ditunjuk anak panah pada gambar

Lebih terperinci

SISTEM RESPIRASI AVES

SISTEM RESPIRASI AVES SISTEM RESPIRASI AVES Asisten Makalah : Gina Seisaria J1C112003 Oleh : Rayi Heristyara Santi Arisna Siti Aisyah Syarifah Fahrunnisa Zis Soleha J1C113055 J1C113225 J1C113223 J1C113215 J1C113201 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic) Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS 1 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Proses Menstruasi 2 Ada empat fase 1. Fase menstruasi 2. Fase folikel/proliferasi 3. Fase luteal/ovulasi 4.

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN OLEH : MUSTAIN FAKULTAS BUDIDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PERIKANAN PONTIANAK 2012 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan

Lebih terperinci

Penyiapan Mesin Tetas

Penyiapan Mesin Tetas Dian Maharso Yuwono Pemeliharaan unggas secara intensif memerlukan bibit dalam jumlah yang relatif banyak, sehingga penetasan dengan mesin semakin diperlukan. Penetasan telur unggas (ayam, itik, puyuh,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor... 1. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1). Bersifatreversible 2). Bersifat irreversible 3). Menuju ke arah dewasa 4). Jumlah dan ukuran sel semakinmeningkat 5). Perubahan dari kecil jadi besar SMP kelas

Lebih terperinci

EMBRIOGENESIS DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN I) LABORATORIUM EMBRIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Indikator pencapaian: Definisi dan tahapan embriogenesis (pembelahan, blastulasi,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. morfologi. Penilaian dilakukan pada DOD yang baru menetas untuk melihat

HASIL DAN PEMBAHASAN. morfologi. Penilaian dilakukan pada DOD yang baru menetas untuk melihat IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Kualitiatif Pusar Penilaian menggunakan metode pasgar skor didasarkan pada kriteria morfologi. Penilaian dilakukan pada DOD yang baru menetas untuk melihat kualitas DOD

Lebih terperinci

2. Perbedaan hewan dan tumbuhan dalam memperoleh makan yang tepat adalah...

2. Perbedaan hewan dan tumbuhan dalam memperoleh makan yang tepat adalah... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 9. Ciri-Ciri Makhluk Hidup Latihan Soal 9.2 1. Perhatikan gambar berikut! Gambar tersebut menunjukkan bahwa hewan... Beradaptasi Bergerak aktif Bergerak pasif Bereproduksi Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Semua makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan perkmbangan. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk didup berjalan seiring dalam kondisi normal. A. Pengertian

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN SPH II

KONTRAK PERKULIAHAN SPH II KONTRAK PERKULIAHAN SPH II Tujuan Umum: Mahasiswa mampu menjelaskan proses perkembangan hewan sejak terbentuknya gamet, pembuahan, pembelahan segmentasi (cleavage), diferensiasi awal dan lanjut hingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan industri peternakan yang semakin pesat menuntut teknologi yang baik dan menunjang. Salah satu industri peternakan yang paling berkembang adalah industri

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012. Persiapan telur tetas dan penetasan dilaksanakan di Laboratorium Penetasan Telur, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae, sub famili Anatinae, tribus Anatinae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae, sub famili Anatinae, tribus Anatinae 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Itik Tegal Itik merupakan jenis unggas air (water fowls) yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae, sub famili Anatinae, tribus Anatinae dan genus

Lebih terperinci

Neurulasi BAGIAN KE-10

Neurulasi BAGIAN KE-10 BAGIAN KE-10 Neurulasi Sesudah mempelajari materi ke-10 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses neurulasi. Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1 STRUKTUR JANTUNG Jantung amfioksus pembuluh darah yang berkontraksi di posisi jantung vertebrata homolog dengan jantung embrional vertebrata Skema Umum Jantung Vertebrata tabung memanjang beruang empat,

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu. II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Itik Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes, family Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica. Proses domestikasi membentuk

Lebih terperinci

A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati

A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati Sistem Pernapasan Pada Ikan Sistem Pernapasan Pada Ikan Ikan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang hidup di dalam air. Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bernafas dengna insang.

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Kualitas Eksterior Telur Tetas Ayam Arab

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Kualitas Eksterior Telur Tetas Ayam Arab HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Eksterior Telur Tetas Keberhasilan suatu usaha penetasan bergatung pada beberapa hal salah satunya adalah kualitas telur. Seleksi telur tetas menentukan tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan 1. Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ginogenesis Ginogenesis pada penelitian dilakukan sebanyak delapan kali (Lampiran 3). Pengaplikasian proses ginogenesis ikan nilem pada penelitian belum berhasil dilakukan

Lebih terperinci

Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi

Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi BAGIAN KE-8 Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi Sesudah mempelajari materi ke-8 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembelahan awal zygot menjadi blastomer-blastomer. Pembelahan

Lebih terperinci

Adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang tidak memiliki mulut). Pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral

Lebih terperinci

Materi 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak

Materi 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak Materi 1 Kardiovaskuler I A. Jantung katak Tujuan Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung : morfologi dan denyut jantung, pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung, otomasi jantung,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 UPT Balai Informasi Teknologi LIPI BAB I Anatomi Tubuh Manusia Anatomi Tubuh Manusia disusun kedalam beberapa bagian sistem tubuh, yaitu : 1. Sistem Kerangka Kerangka tubuh Kerangka tubuh manusia terdiri

Lebih terperinci

JMSC Tingkat SD/MI2017

JMSC Tingkat SD/MI2017 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...

Lebih terperinci

SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran)

SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran) SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran) Fungsi Umum Sistem peredaran berfungsi untuk mengangkut udara pernafasan (O 2 dan CO 2 ), makanan yang telah diserap dan usus halus menuju bagian tubuh yang memerlukan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII A. 1. Pokok Bahasan : Sistem pernafasan dan peredaran darah A.2. Pertemuan minggu ke : 10 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan 1. Anatomi system pernafasan 2. Proses pernafasan

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) Nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik Indonesia yang hidup di sungai-sungai, danau dan rawa-rawa, tersebar di pulau Jawa, Sumatera

Lebih terperinci

Sistem pernapasan pada hewan kecoa. Sistem pernapasan pada hewan kecoa.zip

Sistem pernapasan pada hewan kecoa. Sistem pernapasan pada hewan kecoa.zip Sistem pernapasan pada hewan kecoa Sistem pernapasan pada hewan kecoa.zip serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut Gunakan Sistem Pernapasan Pada Hewan Invertebrata Arthropoda - Download

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP STANDAR KOMPETENSI : - Memahami keanekaragaman makhluk hidup KOMPETENSI DASAR - Mengidentifikasi cirri-ciri makhluk hidup INDIKATOR - Menyebutkan cirri-ciri makhluk hidup Tujuan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 1. Bagian sel yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan sel adalah http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio-7-11a.png

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN. (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN. (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan) LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan) Disusun oleh : Aida Fitriah (1110016100006) Musliyadi (1110016100025) Qumillailah (1110016100026) Izkar Sobhah

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penetasan Penetasan merupakan upaya dalam mempertahankan populasi maupun memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta dapat menghasilkan

Lebih terperinci