DAPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN PELATIHAN KEUANGAN JAKARTA 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN PELATIHAN KEUANGAN JAKARTA 2009"

Transkripsi

1 2009 DAPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN PELATIHAN KEUANGAN JAKARTA 2009

2 DAPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN PELATIHAN KEUANGAN JAKARTA 2009

3 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan RahmatNYA, sehingga Pedoman Penulisan Modul Diklat Keuangan dapat tersusun dengan baik. Sesuai dengan visi Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan (BPPK), yaitu menjadi pusat unggulan dan terdepan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang kauangan negara, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas pelaksanaan diklat-diklat di lembaga keuangan negara Salah satu kegiatan yang diprioritaskan untuk menunjang seluruh pelaksanaan diklat-diklat adalah penyusunan buku pedoman penulisan modul, pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arahan/informasi kepada fasilitator/widyaiswara dan unit/instansi pelaksana kegiatan pelatihan keuangan dalam menyusun dan mengembangkan modul. Penulisan modul merupakan bagian awal terpenting dari kegiatan diklat, yang nantinya akan bermuara pada kualitas hasil lulusan dan kepuasan dari seluruh stakeholders umumnya dan pengguna khusus. Dengan telah selesai disusunnya Buku Pedoman Penulisan Modul, diharapkan kualitas pelaksanan diklat selanjutnya akan semakin meningkat, sehingga BPPK dapat menjadi kebanggaan bukan saja oleh lingkungan BPPK maupun departemen keuangan sendiri, tetapi juga seluruh masyarakat yang menggunakan dan mempercayakan BPPK sebagai tempat memperdalam ilmu pengetahuan dibidang keuangan negara. Diharapkan juga buku ini dimanfaatkan sebaik mungkin dalam penulisan modul diklat-diklat di lembaga keuangan negara. Buku pedoman penulisan modul ini juga merupakan hasil kegiatan awal yang baik dari kerjasama seluruh pusdiklat dan sekretariat untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi BPPK dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan pedoman ini. Penyempurnaan maupun perubahan pedoman di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus terjadi. Harapan kami tidak lain bahwa pedoman ini dapat memberikan manfaat. Februari 2009

4 DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI..... ii DAFTAR GAMBAR..... iv DAFTAR TABEL..... v DAFTAR LAMPIRAN..... vi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Sasaran... 2 D. Lingkup Bahasan... 2 E. Manfaat... 2 BAB II. PENGENALAN MODUL A. Pengertian Modul... 3 B. Tujuan Modul... 4 C. Karakteristik Modul... 5 D. Perbedaan Modul Dan Bahan Ajar Lainnya a. Perbedaan modul dengan buku teks... 7 b. Perbedaan modul dengan slide persentasi... 8 c. Perbedaan modul dengan handout... 9 d. Perbedaan modul dengan LKS... 9 BAB III. PERSYARATAN PENYUSUNAN MODUL BAB IV. SISTEMATIKA PENULISAN MODUL A. Merencanakan penulisan modul B. Strategi dalam penulisan modul C. Membentuk isi modul dalam satu unit D. Pengaturan muatan konsep modul E. Penulisan modul yang optimal F. Bahasa modul G. Penggunaan ilustrasi dalam modul i

5 BAB V. STRUKTUR FORMAT MODUL A. Format modul a. Halaman judul b. Kata Penganta c. Daftar Isi d. Daftar Tabel e. Daftar Gambar f. Daftar Lampiran g. Petunjuk Penggunaan Modul h. Peta Konsep i. Pendahuluan 1) Deskripsi singkat ) Prasyarat kompetensi ) Standar kompetensi dan kompetensi dasar ) Relevansi modul j. Kegiatan Belajar k. Judul l. Indikator m. Uraian Materi dan Contoh n. Latihan o. Rangkuman p. Tes Formatif dan Tes Sumatif q. Umpan Balik dan Tindak Lanjut r. Kunci Jawaban s. Daftar Istilah t. Daftar Pustaka B. Dalam penulisan modul juga harus diperhatikan hal-hal a. Pengorganisasian dalam penampilan modul b. Daya tarik c. Bentuk dan ukuran huruf d. Ruang (spasi kosong) e. Naskah dan Penggandaan f. Penulisan Tabel dan Gambar g. Penulisa catatan kaki dan kutipan ii

6 BAB VI. PROSEDUR PENULISAN MODUL A. Prosedur Penulisan Modul a. Jalur prioritas 1. Jalur Prioritas bagi widyaiswara di Pusdiklat Jalur Prioritas bagi widyaiswara di Balai Diklat Keuangan 27 b. Jalur inisiatif B. Mekanisme BAB VI. SEMINAR MODUL A. Umum B. Tim penilai C. Penilaian dan Rekomendasi... ` 30 BAB VI. PELAKSANAAN SEMINAR MODUL A. Umum B. Susunan acara C. Peserta Seminar DAFTAR PUSTAKA iii

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur format modul iii

8 DAFTAR TABEL Tabel 1 Perbedaan Buku teks dan modul... 3 Tabel 2 standar kompetensi dan kompetensi dasar Tabel 3 indikator v

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Taksonomi bloom Lampiran 2. Teknik penulisan daftar pustaka Lampiran 3. Contoh halaman judul Lampiran 4. Contoh study tips Lampiran 5. Contoh peta konsep Lampiran 6. Contoh penulisan tabel vi

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standarategi peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan berbagai standarategi antara lain melalui pembelajaran berbasiskan kompetensi (competency based training). Pelaksanaan standarategi tersebut dilakukan melalui: (1) penataan kurikulum (2) penyusunan modul (3) penyusunan standar pelayanan minimal (4) penyelenggaraan diklat berbasiskan produksi (production based training). Mewujudkan peningkatan kompetensi kerja aparatur dan non aparatur Departemen Keuangan, dapat dilakukan melalui pembinaan antara lain melalui diklat yang terencana/terstandaruktur. Pelatihan yang berdaya guna dan barhasil guna dapat dicapai secara optimal dengan dukungan tenaga fasilitator/widyaiswara, sarana dan prasarana pelatihan, termasuk di antaranya modul pelatihan yang memadai. Setiap pelatihan terdiri dari beberapa mata pelatihan/pelajaran, dan setiap mata pelajaran mengandung satu atau beberapa kompetensi kerja yang dipersyaratkan untuk memangku jabatan atau pekerjaan bagi peserta pelatihan. Modul diklat merupakan salah satu bentuk pengorganisasian bahan ajar yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan diklat. Modul disusun sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi kegiatan belajar peserta pelatihan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara sistematis dan bertahap. Lebih jauh modul diperlukan oleh para peserta sebagai acuan atau pedoman dalam melaksanakan tugas sesudah kembali bekerja. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 66 tahun 2005, tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, dinyatakan bahwa salah satu kompetensi Widyaiswara adalah mampu menyusun modul pendidikan dan pelatihan (diklat), dalam rangka memfasilitasi proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam rangka menyamakan pemahaman terhadap modul pelatihan di lingkungan Departemen Keuangan, Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan menyusun buku Pedoman Penulisan Modul Diklat Departemen Keuangan. 1

11 Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah RI No 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan merupakan suatu Instansi Pembina Diklat Fungsional dan Diklat Teknis Departeman Keuangan (pasal 11 dan 12), sehingga pedoman ini akan diberlakukan untuk penyusunan modul diklat fungsional dan diklat teknis keuangan. B. Tujuan Tujuan pedoman penulisan modul ini adalah untuk memberikan kemudahan penulisan modul dan sebagai acuan teknis dalam penulisan Modul Diklat Dapartemen Keuangan di Pusdiklat/STAN dan Balai Diklat. C. Sasaran Sasaran pedoman penulisan modul ini adalah tersusunnya Modul Diklat Dapartemen Keuangan yang sesuai dengan standar. D. Lingkup Bahasan Pedoman ini mempunyai lingkup bahasan sebagai berikut : 1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran, lingkup bahasan, dan manfaat). 2. Modul dalam manajemen Diklat. 3. Sistematika penulisan modul. 4. Penulisan modul diklat berbasis kompetensi. E. Manfaat (1) Bagi Pusdiklat/STAN dan Balai Diklat Dapat menstandarisasi modul-modul yang digunakan untuk proses diklat dan alat evaluasi penulisan modul oleh widyaiswara. (2) Bagi Widyaiswara Sebagai acuan yang jelas dalam penulisan modul sehingga proses pembelajaran diklat lebih efektif. (3) Bagi peserta diklat Secara tidak langsung mendapat jaminan mengikuti diklat yang lebih efektif. 2

12 BAB II PENGENALAN MODUL A. Pengertian Modul Modul adalah suatu sistem pengorganisasian proses belajar mengajar yang disusun sedemikian rupa sehingga peserta diklat dapat belajar secara sistematis dan bertahap untuk mencapai kompetensi kerja yang diinginkan. Modul menurut Depdiknas merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Pengertian modul berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia online (pusatbahasa.diknas.go.id) adalah komponen dari suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari sistem itu; unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri; kegiatan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. Modul juga bisa didefinisikan sebagai uraian terkecil bahan belajar yang akan memandu fasilitator/pelatih menyampaikan bahan belajar dalam proses pembelajaran yang sesuai secara terperinci. Agar praktis dan mudah penggunaannya, modul menurut pedoman ini berisi uraian dari pokok-pokok bahasan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang masing-masing dilengkapi dengan metode dan media pembelajaran, petunjuk penugasan, diskusi, kasus, latihan-latihan, dan evaluasinya. Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta diklat untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penyusunan modul mengacu pada kompetensi yang terdapat di kurikulum, atau unit kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Pengembangan modul diklat mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi. Satu kompetensi disarankan dapat dikembangkan menjadi 3

13 satu modul, tetapi mengingat karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi lebih dari satu modul. Isi sebuah modul itu harus lengkap sehingga dengan mempelajari dan memahami modul itu saja peserta diklat sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Artinya semua isi pelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran diklat yang telah ditentukan harus ada dalam modul itu peserta diklat tidak perlu mencari isi pembelajaran di buku lain, untuk dapat memahami isi pembelajaran itu dan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tentu saja penulis modul dapat memberikan saran kepada peserta diklat untuk membaca buku rujukan atau acuan lain. Namun demikian saran itu dimaksudkan hanya untuk memperkaya atau memperluas wawasan Peserta diklat mengenai topik yang sedang dipelajari. Modul tidak selamanya berbentuk cetakan. Modul juga bisa dilengkapi dan bisa ditransfer ke media lainnya seperti program audio, video, film bingkai/(slide), film, multimedia interaktif. Media utamanya biasanya modul cetakan, tetapi pada modul-modul tertentu yang berupa aplikasi bisa dibuat sebuah media seperti audio, video, dll sehingga peserta diklat bisa mendengarkan atau mempelajari isi pembelajaran melalui program media lain. B. Tujuan Modul Modul sebagai sarana kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa tujuan dalam penyusunannya. Secara lengkap tujuan penyusunan modul adalah sebagai berikut. a. Sebagai medium referensi materi Modul harus merupakan suatu paket pengajaran yang disusun secara sistematis, terarah dan lengkap sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya. b. Sebagai medium referensi belajar Mengingat modul dipakai sebagai pegangan bagi Peserta diklat atau mahasiswa, modul harus dapat dipakai sebagai referensi belajar atau pengganti tatap muka antara widyaiswara /dosen dan peserta diklat/mahasiswa. c. Sebagai medium referensi lanjutan belajar 4

14 Pendalaman lanjutan (jika diperlukan) terhadap suatu obyek studi tertentu seharusnya juga disajikan di dalam modul dalam bentuk catatan kaki atau kepustakaan. Oleh karena itu di dalam modul harus ada catatan kaki atau kepustakaan. d. Sebagai medium motivator Modul digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penyajian pesan atau materi agar tidak terlalu bersifat verbal. Selain itu modul juga dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi mahasiswa/peserta diklat, serta mengembangkan kemampuan peserta diklat dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan. e. Sebagai medium evaluator Modul digunakan oleh Peserta diklat untuk mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya, karena dengan modul memungkinkan Peserta diklat/mahasiswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. f. Sebagai media pembelajaran yang fleksibel Dengan penggunaan modul dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta diklat/mahasiswa maupun widyaiswara/dosen, mengingat latar belakang peserta diklat adalah pegawai yang mempunyai kewajiban bekerja pada unit masing-masing. C. Karakteristik Modul Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi penggunanya, maka modul harus mencakup beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik 1 untuk pengembangan modul antara lain : a. Self instandaructional Self instandaructional yaitu melalui modul, seseorang atau peserta diklat mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain, karena peserta diklat diharapkan mampu belajar mandiri. Untuk memenuhi karakter self instandaructional, maka modul harus : 1) Merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dengan jelas. 2) Mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan peserta diklat belajar secara tuntas. 1 (Rekomendasi tim review modul) berdasarkan Dirjen Pendidikan Menengah Kejuruan RI tahun

15 3) Menyediakan contoh dan ilustandarasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran. 4) Menyajikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan Peserta diklat memberikan respon dan mengukur penguasaannya. 5) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan Peserta diklat; 6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; 7) Menyajikan rangkuman materi pembelajaran; 8) Menyajikan instandarumen penilaian/assessment, yang memungkinkan Peserta diklat melakukan self assessment. 9) Menyajikan instandarumen yang dapat digunakan Peserta diklat mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi diri sendiri; 10) Menyajikan umpan balik atas penilaian Peserta diklat, sehingga Peserta diklat mengetahui tingkat penguasaan materi; 11) Menyediakan informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. b. Self Contained Yang dimaksud dengan self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan Peserta diklat mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai oleh Peserta diklat. c. Stand alone (berdiri sendiri) Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Dengan menggunakan modul, Peserta diklat tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika Peserta diklat masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain multimedia 6

16 yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri. d. Adaptif Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul hendaknya tetap up to date. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu. e. User friendly Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instandaruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly. D. Perbedaan Modul Dan Bahan Ajar Lainnya. Bahan belajar mandiri atau dalam hal ini modul berbeda dengan catatan perkuliahan, artikel dalam jurnal, paper, handout, LKS, atau buku teks. Catatan perkuliahan, artikel jurnal, paper, handout, LKS, atau buku teks ditulis bagi Peserta diklat yang senantiasa dekat dengan gurunya. Malahan tidak jarang tulisan-tulisan semacam itu hanya dijadikan penunjang terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. a. Perbedaan modul dengan bahan buku teks : Berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia buku teks merupakan naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang; kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan; bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato; diskursif teks yang mengaitkan fakta secara bernalar; ekspresif teks yang mengungkapkan perasaan dan pertimbangan dalam diri pengarang; evaluatif teks untuk mempengaruhi pendapat dan perasaan pembaca; informatif teks yang hanya menyajikan berita faktual tanpa komentar; naratif teks yang tidak bersifat dialog, dan isinya merupakan 7

17 suatu kisah sejarah, deretan peristiwa, dan sebagainya; persuasif teks yang fungsi utamanya mempengaruhi pendapat, perasaan, dan perbuatan pembaca. Dari pengertian diatas dapat diketahui jika buku teks lebih menyajikan kutipan langsung dari narasumber atau suatu kejadian yang faktual (datadata empiris) tanpa berusaha untuk menyederhanakan dengan tujuan untuk mempermudah transfer pengetahuan. Sebaliknya jika modul, terdapat usahausaha yang meringkas dan menyuguhkan kepada pemakainya agar lebih mudah dipahami. Kesimpulan dari perbedaan diantara buku teks dan modul sebagai berikut : Tabel 1. Perbedaan Buku teks dan modul No Buku Teks Modul 1. Komunikasi satu arah Komunikasi dua arah 2. Peserta diklat pasif Peserta diklat terlibat aktif 3. Metode ceramah Metode dialog 4. Standarukturnya tidak jelas Standarukturnya jelas 5. Belajarnya diatur sendirinya Belajarnya dibimbing 6. Tidak mengenai orang tertentu Bersahabat dan mampu memotivasi 7. Sedikit menerapkan pengetahuan dan keterampilan Menerapkan pengetahuan dan keterampila yang baru didapatkan. 8. Latihannya hanya ada diakhir tes Latihan di setiap kegiatan pembelajaran 9. Materi terbagi dalam penggalan yang besar Materi terbagi dalam penggalan yang kecil 10. Tidak ada tugas/latihan Ada tugas dan latihan yang terkait dalam teks 11. Tidak ada umpan balik Ada umpan balik 8

18 b. Perbedaan modul dengan slide presentasi : Slide presentasi merupakan alat bantu ajar untuk memudahkan proses mengajar secara interaktif di kelas. Slide presentasi bukan merupakan bahan ajar yang mandiri, melainkan sebuah pokok pikiran yang memerlukan penjelasan dan penjabaran lebih lanjut oleh presenter (widyaiswara atau dosen). Peserta diklat tidak diharapkan dapat memahami secara langsung slide presentasi dengan self-learning. Selain itu sangat jarang dijumpai slide presentasi yang memberikan soal-soal sebagai acuan penilaian tingkat pemahaman Peserta diklat terhadap suatu materi tertentu. c. Perbedaan handout dengan modul : Handout diartikan sebagai buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi pelajaran secara lengkap serta sebagai dasar penyamaan persepsi terhadap bahan ajar yang akan diberikan. Berbeda halnya dengan modul yang isinya disajikan per unit terkecil dari materi, maka handout menyajikan keseluruhan materi yang harus dipelajari. Biasanya bahasa dalam handout kaku dan tidak komunikatif, juga terdapat di dalamnya kutipan langsung dari narasumber (menyerupai buku teks). Selain itu handout juga menambahkan ikhtisar maupun tambahan penjelasan dari widyaiswara/dosen. Handout digunakan sebagai pendukung slide presentasi sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh pengajar. Handout memerlukan tatap muka dengan widyaiswara/dosen karena beberapa keterbatasan yang dimilikinya. d. Perbedaan LKS dengan modul : Lembar Kerja Siswa (LKS). Berbeda dengan modul dan handout, bahan pembelajaran cetak berbentuk LKS (lembar kerja siswa) dikemas dengan menekankan pada latihan, tugas atau soal-soal saja. Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut, LKS tetap menyajikan uraian materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang disajikan dalam LKS harus benar-benar dikembangkan berdasarkan pada analisis kompetensi dasar yang telah dijabarkan kedalam indikator pencapaian. 9

19 BAB III PERSYARATAN PENYUSUNAN MODUL Persyaratan Penyusunan Modul: 1. Modul dapat disusun oleh widyaiswara/dosen serta pegawai standaruktural Dapertemen Keuangan atau orang yang berkompeten di bidangnya baik secara individu maupun tim; 2. Modul yang disusun berdasarkan mata diklat yang diajarkan; 3. Sumber pustaka minimal 5 referensi (bisa dari buku atau jurnal penelitian) dan minimal tahun terbitnya 5 tahun terakhir, termasuk peraturan dan perundangan yang relevan/terbaru, kecuali yang 5 tahun terakhir belum ada edisi baru. 4. Modul harus meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif; 5. Modul yang dibuat harus up to date; 6. Modul yang disusun harus berpedoman pada Pedoman Penulisan Modul terbaru. 10

20 BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN MODUL A. Merencanakan Penulisan Modul Dalam penulisan modul yang harus menjadi perhatian utama adalah Peserta diklat. Dengan demikian maka modul akan berisi antara lain: Petunjuk yang harus dilakukan Peserta diklat dalam mempelajari modul. Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan. Nasehat bagaimana cara belajar memanfaatkan waktu yang tersedia dengan lebih efektif. Tujuan dan materi pelajaran yang akan dipelajari Peserta diklat. Penjelasan materi baru yang disajikan bagi Peserta diklat. Petunjuk pemecahan masalah untuk membantu dalam memahami materi yang disajikan. Motivasi bagi Peserta diklat agar senantiasa aktif dalam belajar. Contoh, latihan dan kegiatan yang mendukung materi. Tugas dan umpan balik yang dapat mengukur keberhasilan penguasaan materi Kesimpulan modul yang akan dipelajari berikutnya. Dalam penulisan modul sebaiknya memperhatikan waktu yang dibutuhkan Peserta diklat untuk mempelajarinya. Peserta diklat harus menyisihkan waktu untuk mencatat, atau untuk menjawab pertanyaan. Peserta diklat juga harus menghubungkan materi pelajaran yang ada dalam teks dengan keadaan lingkungan atau pengalaman. B. Standarategi Dalam Penulisan Modul Penulisan bahan belajar mandiri berupa modul bukan hal yang mudah tetapi memerlukan kiat tertentu. Sebuah modul yang baik tidak hanya terdiri dari 11

21 halaman-halaman tercetak namun terdiri dari berbagai alat dan cara yang dapat membantu proses belajar. Sebuah modul yang baik meliputi hal-hal : 1. Pendahuluan 2. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar 3. Uraian materi dan contoh 4. Latihan 5. Umpan balik 6. Rangkuman 7. Informasi visual, mungkin berupa diagram, grafik, chart, tabel, dan gambar. 8. Tes formatif dan tes sumatif Hal-hal lain yang harus diperhatikan : 9. Prasyarat Kompetensi 10. Petunjuk waktu 11. Nasehat belajar 12. Petunjuk penggunaan modul C. Membentuk Isi Modul dalam Satu Unit Ada beberapa cara lain dalam membentuk isi: 1. Pendekatan logis Dalam menulis modul dapat menggunakan metode deduktif atau metode induktif. Bila menggunakan metode deduktif maka penulisan modul dimulai dari umum ke khusus, atau dari keseluruhan ke bagian-bagian. Penulisan dapat juga dimulai dari hal abstandarak ke konkrit. Metode induktif penulisan modul dimulai dari hal khusus ke hal umum. 2. Pendekatan Masalah (studi kasus) Pendekatan masalah dimulai dengan permasalahan yang nyata (studi kasus). Pendekatan masalah membantu Peserta diklat dalam menganalisa, mendiagnosa, kemudian mencari alternatif solusi. D. Pengaturan Muatan Konsep Modul Ada tiga cara mengatur muatan konsep: 1. Kepadatan informasi 12

22 Penulisan modul diawali dari materi yang diketahui ke materi yang belum diketahui, pemberian daftar kata sukar, penyajian konsep secara konkrit yang disertai dengan contoh. 2. Simulasi Tambahan Pembuatan tulisan harus dapat memberikan rangsangan dengan menambahkan pertanyaan dan kegiatan yang dapat dianalisis dan dikerjakan oleh Peserta diklat. E. Penulisan Modul yang optimal Ada dua saran yang seyogyanya diperhatikan: 1. Penggunaan dialog dalam modul Penulisan modul hendaknya menggunakan bahasa yang komunikatif dan interaktif bukan asertif. Peserta Diklat seolah bisa berkomunikasi langsung dengan widyaiswara. 2. Kesesuaian metode penyampaian dengan materi Diklat Metode yang dipilih harus cocok dengan materi pelajarannya. Simulasi dapat ditambahkan dalam modul untuk materi Diklat yang sulit untuk diuraikan dengan bahasa verbal. F. Bahasa Modul Bahasa yang gunakan seyogyanya jelas dan mudah dimengerti dengan mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Paragraf hanya memuat satu atau dua ide pokok yang berhubungan. 2. Kalimatnya harus pendek 3. Penggunaan induk kalimat agar Peserta Diklat lebih mudah memahami materi Diklat. 4. Penggunaan beberapa anak kalimat dalam satu kalimat sebaiknya dihindari. 5. Penggunaan kata kerja pasif sebaiknya dihindari. 6. Penggunaan kata ganti terlalu banyak sebaiknya dihindari. 7. Penggunaan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami G. Penggunaan Ilustandarasi dalam Modul Ilustandarasi berupa grafik, diagram, dan visual lainnya dapat mengungkapkan sesuatu meskipun tanpa diuraikan dengan kata-kata. Ilustandarasi dapat memberikan uraian menjadi lebih jelas, dapat menambah 13

23 variasi penyajian dan membantu dalam menciptakan imajinasi Peserta Diklat terhadap materi. BAB V STANDARUKTUR FORMAT MODUL A. Format modul HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL 2 DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 3 PETA KONSEP MODUL 4 A. PENDAHULUAN 5 1. Deskripsi Singkat 2. Prasarat Kompetensi 3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) 4. Relevansi Modul B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 a. Judul b. Indikator c. Uraian dan Contoh d. Latihan e. Rangkuman f. Tes Formatif 1 g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 2. Kegiatan Belajar 2 a. Judul b. Indikator c. Uraian dan Contoh d. Latihan 2 Rekomendasi penyesuaian karakteristik modul 3 Rekomendasi berdasarkan karakteristik modul user friendalamy 4 Rekomendasi berdasarkan pengkajian definisi peta konsep menurut Dahar (1998) 5 Perbedaan isi pendahuluan dikaji berdasarkan tujuan penyusunan modul sebagai medium evaluator & motivator 14

24 e. Rangkuman f. Tes Formatif 2 g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 3. Kegiatan Belajar 3 dan seterusnya PENUTUP TES SUMATIF KUNCI JAWABAN (Tes Formatif dan Tes Sumatif) DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA Gambar 1. Standaruktur Format Modul Dari sistematika penulisan modul di atas, dapat diuraikan sebagai berikut. a. Halaman Judul Halaman judul dapat dicantumkan kalimat-kalimat sebagai berikut : 1). Jenis diklat, contoh: DTSS, DTSD, dll. 2). Judul Modul. 3). Nama dan unit penyusun modul. Contoh: Ari Wibowo, S.E., M. M. Widyaiswara Madya Pusdiklat 4). Nama instansi, kota dan tahun penyusunan modul. 5). Diharapkan improvisasi desain halaman judul lebih menarik dan komunikatif (contoh halaman judul ada di lampiran). b. Kata Pengantar Kata Pengantar berisi tentang kedudukan modul dalam suatu diklat, ruang lingkup materi modul, kaitan antara kompetensi satu dengan kompetensi lainnya, dan sebagainya. Kata Pengantar disusun oleh Kepala Pusdiklat yang bersangkutan. c. Daftar Isi Memuat kerangka isi modul disertai dengan nomor halaman. d. Daftar Tabel Memuat judul tabel yang terdapat pada modul disertai dengan nomor halaman. e. Daftar Gambar Memuat judul gambar yang terdapat pada modul disertai dengan nomor halaman. f. Daftar Lampiran 15

25 Memuat judul lampiran yang terdapat pada modul disertai dengan nomor halaman. g. Petunjuk Penggunaan Modul Bagian ini merupakan bagian yang memuat cara penggunaan modul yang tepat supaya Peserta diklat dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh penyusun modul. Penjelasan bagi Peserta diklat tentang tata cara belajar dengan modul antara lain: 1) Langkah-langkah belajar yang ditempuh. 2) Perlengkapan yang harus dipersiapkan. 3) Target waktu dan pencapaian dalam pembelajaran menggunakan modul. 4) Hasil evaluasi self assessment. 5) Prosedur peningkatan kompetensi materi. 6) Peran instandaruktur atau widyaiswara dalam proses pembelajaran. 7) Penambahan study tips khusus untuk materi yang dirasakan sulit bagi Peserta diklat, study tip digunakan untuk mempermudah pemahaman peserta diklat dalam menerima materi modul (format study tips ada di lampiran). h. Peta Konsep Pengertian Peta Konsep Menurut Hudojo, et al (2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan sebagai jaringan konsep yang perlu dikonstandaruk dan jaringan konsep hasil konstandaruksi inilah yang disebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep. Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi. menurut Williams (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang. Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat 16

26 suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Selain itu, suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubunganhubungan proposisional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep. Dahar (1988: 153) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1) Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi. 2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara konsepkonsep. 3) Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain. 4) Ciri keempat adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui alur pembelajaran atau materi apa saja yang akan dipelajari, dapat menetukan posisi pengetahuan yang telah dimiliki Peserta diklat dalam pemahaman materi. Menyusun Peta Konsep, Ernest (dalam Basuki, 2000) berpendapat bahwa untuk menyusun suatu peta konsep bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Tentukan dahulu topiknya, 2. Membuat daftar konsepkonsep yang relevan untuk konsep tersebut, 3. Menyusun konsep-konsep menjadi sebuah bagan, 17

27 4. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata supaya bisa terbentuk suatu proposisi, 5. Mengevaluasi keterkaitan konsep-konsep yang telah dibuat. (Contoh peta konsep dapat dilihat pada lampiran). i. Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini harus dapat membantu Peserta diklat dengan menyajikan informasi mengenai pendidikan yang akan diikuti dalam modul. Bagian pendahuluan berisi: 1) Deskripsi singkat Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul. Deskripsi singkat disajikan dalam satu atau dua paragraf. Dengan membaca deskripsi tersebut, Peserta diklat diharapkan dapat mempunyai gambaran umum tentang modul yang akan mereka pelajari. 2) Prasarat Kompetensi Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam standaruktur kognitif siswa. Prasarat yang dimaksud di sini adalah kemampuan awal yang harus dimiliki oleh Peserta diklat, yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul, baik berdasarkan bukti penguasaan modul lain maupun dengan menyebut kemampuan spesifik yang diperlukan. 3) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun standar kompetensi adalah: a) Standar kompetensi dirumuskan sesuai dengan kurikulum. b) Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kompetensi dasar adalah: a) Kompetensi dasar merupakan penjabaran standar kompetensi berupa tujuan yang hendak dicapai dalam modul. 18

28 b) Kompetensi dasar berbentuk pernyataan tentang maksud yang menggambarkan kemampuan tertentu pada Peserta diklat setelah menyelesaikan pengalaman belajar tertentu. c) Kompetensi dasar dibuat dengan menggunakan kata kerja yang mengandung rumusan tingkah laku yang bersifat umum, mencakup materi yang luas dan dicapai dalam beberapa tahap. d) Kata kerja tingkah laku yang dimaksud, misalnya : Mengetahui, mengerti, memahami, menafsirkan, memperkirakan, menanggapi, meyakini, memamerkan dan sebagainya. Contoh dari standar kompetensi dan kompetensi dasar: Tabel 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar Standar kompetensi 1. Pemahaman konsep, pola pikir dan standaruktur keilmuan yang mendukung materi Bahasa Inggris 2. Penguasaan kompetensi dasar bidang Bahasa Inggris Kompetensi dasar 1.1. Menguasai unsur bahasa: tata bahasa, tata bunyi, ejaan dan tanda baca Menguasai makna dan fungsi komunikatif bahasa 1.3. Menguasai berbagai standarategi komunikasi dalam berbahasa inggris 1.4. Memahami unsur penanda wacana 1.5. Menggunakan unsur penanda wacana 2.1 Memahami komunikasi lisan dan tertulis sesuai dengan tuntutan topik dan teks dalam pembelajaran. 2.2 Berkomunikasi secara lisan dan tertulis sesuai topik dan teks dalam pembelajaran. 2.3 Memahami makna interaktif dari teks tertulis maupun lisan dari segi interpersonal dan transaksional. 2.4 Memahami makna secara lisan dan tertulis dalam berbagai genre 19

29 yang digunakan seharihari. 2.5 Memahami standarategi dan teknik komunikasi empat keterampilan berbahasa 2.6 Memahami tujuan pembelajaran empat keterampilan berbahasa (Mendengarkan, Berbicara, Membaca, Menulis 4) Relevansi Modul Uraian relevansi modul berisi: a) Kegunaannya bagi Peserta diklat bila Peserta diklat terjun dalam dunia kerja khususnya di bidang yang sesuai dengan mata diklat yang diambilnya. b) Kegunaannya bagi Peserta diklat dalam mempelajari modul atau mata diklat lainnya, bila modul tersebut terkait dengan modul lain dalam mata diklat yang sama atau dengan mata diklat yang lainnya. j. Kegiatan Belajar Serangkaian belajar yang diorganisasikan dalam satu satuan aktivitas belajar dalam rangka mempermudah Peserta diklat dalam menguasai kompetensi yang dipelajari dalam satu modul. Dalam satu modul terdapat satu atau lebih kegiatan belajar. k. Judul Judul kegiatan belajar ditulis singkat dan padat sesuai dengan kegiatan belajar yang ada. l. Indikator 6 Indikator merupakan pencapaian yang lebih spesifik oleh Peserta diklat setelah pembelajaran dan merupakan uraian-uraian dari kompetensi dasar. Kata-kata operasional yang digunakan dalam indikator disesuaikan dengan Taksonomi Bloom yang dapat dilihat pada lampiran 1. 6 Rekomendasi tim review modul berdasarkan kajian bahwa indikator ada di setiap kegiatan belajar sebagai acuan untuk standar pencapaian kompetensi Peserta diklat yang lebih spesifik 20

30 Contoh indikator dari standar kompetensi Bahasa Inggris di bagian I (3): Tabel 3. Indikator Indikator Menjelaskan unsur bahasa: tata bahasa, tata bunyi, ejaan dan tanda baca Mengelompokkan unsur bahasa: tata bahasa, tata bunyi, ejaan dan tanda baca Menjawab pertanyaan tentang unsur bahasa: tata bahasa, tata bunyi, ejaan dan tanda baca Menjelaskan makna dan fungsi komunikatif bahasa Mengelompokkan makna dan fungsi komunikatif bahasa Menjawab pertanyaan tentang makna dan fungsi komunikatif bahasa Menjelaskan berbagai standarategi komunikasi Mengelompokkan berbagai standarategi komunikasi Menjawab pertanyaan tentang berbagai standarategi komunikasi Menjelaskan penggunaan unsur penanda wacana (p) Mengelompokkan penggunaan unsur penanda wacana (p) Menjawab pertanyaan tentang unsur penanda wacana (p) Mengidentifikasi unsur penanda wacana dalam konteks Memilih unsur penanda wacana dalam konteks Menggunakan unsur penanda wacana dalam konteks m. Uraian Materi dan Contoh Uraian dan contoh diuraikan setelah di bawah judul uraian dan contoh ini diberikan judul sub-sub kegiatan belajar atau sub-sub pokok bahasan yang merupakan bagian dari sub kegiatan belajar. Setelah penulisan judul sub-sub kegiatan belajar yang merupakan unit terkecil materi pembelajaran, diberikan uraian yang disertai ilustandarasi atau contohcontoh aktual. Uraian diberikan dengan gaya bahasa sederhana dan komunikatif dalam bentuk bertutur sehingga penulis seolah-olah hadir di depan pembaca dan tengah menjelaskan materi pembelajarannya. Contoh-contoh harus disertakan dalam uraian sehingga memperkuat penguasan terhadap materi pembelajaran yang disajikan. 21

31 n. Latihan Latihan diberikan dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang berbentuk esei sebagai latihan untuk menguasai materi pembelajaran yang disajikan dalam uraian dan contoh. Latihan juga disertai dengan petunjuk cara menyelesaikan butir-butir pernyataan dalam latihan tersebut. Jumlah soal latihan essay minimal 10 soal pada setiap kegiatan pembelajaran. o. Rangkuman Rangkuman berisi tentang rangkuman materi pembelajaran yang disajikan dalam uraian. p. Tes Formatif 7 dan Tes Sumatif 8 Tes formatif diberikan dalam rangka mengukur kemajuan hasil belajar yang dicapai dalam 1 (satu) unit kegiatan belajar. Butir-butir pertanyaan yang diberikan dalam rangka tes formatif berbentuk tes obyektif (Benar Salah, pilihan g, menjodohkan, melengkapi) sehingga memudahkan proses pengukuran (memberikan nilai). Tes yang baik mempunyai berbagai jenjang kesulitan, yaitu sukar, sedang, dan mudah yang diasumsikan berdistandaribusi normal yang disusun dari pertanyaan yang mudah ke sukar dan jelas bahasanya. Tes sumatif adalah tes yang disajikan setelah keseluruan kegiatan belajar dalam satu modul selesai dipelajari. Jumlah soal tes formatif untuk pilihan ganda setiap kegiatan pembelajaran adalah 15 soal, sedangkan untuk soal sumatif adalah 25 soal pilihan ganda, dan 10 soal B/S. q. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Umpan balik dan tindak lanjut menggunakan rumus yang dapat digunakan untuk memaknai pencapaian hasil belajar sehingga dapat diberikan umpan balik dan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Peserta diklat. r. Kunci Jawaban 7 Perbedaan tes formatif format baru yaitu dimunculkan untuk setiap kegiatan belajar sebagai self assessment untuk menuju ke kegiatan belajar selanjutnya berdasarkan standar ketuntasan minimal yang telah ditentukan 8 Rekomendasi baru, jika modul berkesinambungan maka tes ini digunakan sebagai prasarat ke modul selanjutnya, tetapi jika modul hanya satu maka sebagai tes kompetensi akhir 22

32 Kunci jawaban diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam tes formatif dan tessumatif agar mahasiswa dapat melakukan proses pengukuran oleh diri sendiri. s. Daftar Istilah Memuat istilah-istilah yang tidak familiar maupun istilah asing dan disertai dengan penjelasan singkat. t. Daftar Pustaka Daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber belajar dicantumkan dengan menuliskan nama lengkap pengarang buku, judul buku, kota penerbitan buku, nama penerbit buku, tahun penerbitan buku dan halaman sumber belajar tersebut diacu. Cara penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada lampiran 2. B. Dalam penulisan modul juga harus diperhatikan hal-hal berikut ini: a. Pengorganisasian dalam penampilan modul Tampilkan bagan, tabel, diagram, gambar yang mendukung isi modul. Urutan dan susunan yang sistematis. Tempatkan naskah, gambar dan ilustandarasi yang menarik. Antar bab, antar sub bab dan antar paragraf dengan susunan dan alur yang mudah dipahami. Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti. b. Daya Tarik Mengkombinasikan warna, gambar (ilustandarasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi. Menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustandarasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta diklat lebih tertarik untuk mengerjakannya. c. Bentuk dan Ukuran Huruf 23

33 Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca, hurufnya Arial 12 atau disesuaikan. Jarak Baris a. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi. b. Kutipan langsung, judul dan isi tabel, gambar dan daftar pustaka diketik 1 spasi. c. jarak bab ke subbab atau teks adalah 4 spasi. Batas Tepi a. Tepi atas: 4 cm b. Tepi bawah: 3 cm c. Tepi kiri: 4 cm d. Tepi kanan: 3 cm e. Alinea baru dimulai 1 cm dari batas tepi kiri Perbandingan huruf yang proporsional. Penggunaan huruf kapital sesuai dengan EYD atau kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar. d. Ruang (spasi kosong) Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa teks atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul. e. Naskah dan Penggandaan 1. Naskah Modul Naskah modul dibuat di atas kertas HVS 70/80gr/m2 dan bolak-balik dengan ukuran kertas F4. 2. Sampul dan Jilid. Sampul modul menggunakan hardcover. 3. Jumlah Penggandaan. Modul digandakan sesuai dengan kebutuhan. f. Penulisan Tabel dan Gambar 1. Tabel a) Judul tabel diletakkan simetris di atas tabel. Jarak judul tabel ke tabel adalah 2 spasi, sedangkan jarak teks dalam tabel adalah 1 spasi. Ukuran huruf dalam tabel dapat disesuaikan. 24

34 b) Tabel diletakkan di antara naskah, tetapi dapat diletakkan pada halaman tersendiri. Jarak naskah ke judul tabel dan tabel ke naskah adalah 2 spasi. c) Sedapat mungkin dihindari pemenggalan tabel. (Contoh penulisan tabel ada di lampiran). 2. Gambar a) Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik, peta dan foto. b) Gambar diletakkan di antara naskah, tetapi dapat diletakkan di satu halaman tersendiri. Jarak naskah ke judul gambar dan gambar ke naskah 2 spasi. c) Judul gambar diletakkan simetris di atas gambar dan keterangan gambar diketik di dalam gambar tidak di halaman lain. Jika tabel dan gambar berasal dari sumber eksternal, perlu disebutkan sumbernya di bagian bawah tabel dan/atau gambar, dengan cara penulisan sebagai berikut (terdapat pada lampiran) g. Penulisan Catatan Kaki dan Kutipan 1. Catatan Kaki a) Penulisan catatan kaki diperkenankan dengan tujuan memberikan keterangan yang mungkin diperlukan untuk memperjelas suatu kalimat dalam naskah. b) Penulisan catatan kaki dilakukan dengan jarak 1 spasi, menjorok 1 cm dari tepi kiri dan ditulis dengan ukuran huruf 9 pt Arial. c) Dengan adanya penggunaan metode penulisan sumber acuan dalam naskah, maka catatan kaki tidak lagi digunakan sebagai tempat mencantumkan acuan yang ditulis dalam naskah. 2. Kutipan a) Kutipan dalam bahasa asing ditulis miring (italic) dan tidak diterjemahkan. b) Kutipan langsung yang tidak lengkap (elips), bagian yang tidak dimunculkan dalam kutipan adalah bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh jika dihilangkan. 1). Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan/awal, maka mulailah kutipan tersebut dengan tiga titik. 25

35 2). Jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan tersebut. 3). Jika bagian yang dibuang adalah bagian belakang atau bagian akhir, maka akhiri kutipan tersebut dengan empat titik: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik sisanya menunjukkan tanda baca penutup. c) Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai berikut: 1) Tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat. 2) Menjorok ke dalam 1 cm dari marjin kiri, dan jika awal kutipan tersebut adalah awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan dimulai dari 1,5 cm dari marjin kiri. 3) Dengan jarak baris 1 spasi. d) Kutipan langsung yang kurang dari lima baris ditulis dalam tanda petik menyatu dengan teks. e) Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks tanpa tanda petik. 26

36 BAB VI PROSEDUR PENULISAN MODUL A. Prosedur Penulisan Modul a) Jalur Prioritas: 1. Jalur Prioritas bagi widyaiswara di Pusdiklat: 1) Kepala Pusdiklat menentukan judul modul sesuai dengan program pusdiklat; 2) Penulis modul diusulkan oleh subbidang kurikulum, mata diklat berdasarkan data base kesanggupan widyaiswara dari subbidang tenaga pengajar; 3) Kapusdiklat menerbitkan surat tugas untuk Widyaiswara sekaligus menunjuk narasumber (dari instansi pengguna/universitas/pakar di bidangnya). 4) Widyaiswara atau tim yang ditunjuk mengajukan outline modul kepada Kepala Pusdiklat yang selanjutnya disampaikan kepada narasumber untuk mendapatkan masukan dan atau rekomendasi. 5) Berdasarkan outline yang telah disetujui, Widyaiswara/tim melakukan penyusunan modul 6) Modul disusun selama 4 bulan setelah outline disetujui. 7) Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan sebelum mendapatkan penilaian 8) Pusdiklat memfasilitasi secara formal kebutuhan pencarian data/materi modul dan pelaksanaan seminar atas modul yang telah selesai disusun. 2. Jalur Prioritas bagi widyaiswara di Balai Diklat Keuangan: 1) Kepala Pusdiklat menentukan judul modul sesuai dengan program pusdiklat; 2) Penulis modul diusulkan oleh subbidang kurikulum, mata diklat berdasarkan data base kesanggupan widyaiswara dari subbidang tenaga pengajar; 3) Kapusdiklat memberitahukan kepada Kepala Balai Diklat Keuangan tentang penunjukkan widyaiswara untuk penulisan modul di balai yang bersangkutan. 27

37 4) Kapusdiklat menerbitkan surat tugas untuk Widyaiswara sekaligus menunjuk narasumber (dari instansi pengguna/universitas/pakar di bidangnya). 5) Widyaiswara atau tim yang ditunjuk mengajukan outline modul kepada Kepala Pusdiklat yang selanjutnya disampaikan kepada narasumber untuk mendapatkan masukan dan atau rekomendasi. 6) Berdasarkan outline yang telah disetujui, Widyaiswara/tim melakukan penyusunan modul 7) Modul disusun selama 4 bulan setelah outline disetujui. 8) Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan sebelum mendapatkan penilaian 9) Pusdiklat memfasilitasi secara formal kebutuhan pencarian data/materi modul dan pelaksanaan seminar atas modul yang telah selesai disusun. b) Jalur Inisiatif; 1. Judul modul ditentukan oleh Widyaiswara/tim sesuai dengan tema yang sudah ditentukan oleh Kapusdiklat berdasarkan analisis kebutuhan pusdiklat. 2. Widyaiswara/tim mengajukan judul beserta outline modul kepada Kapusdiklat. 3. Kapusdiklat beserta narasumber yang ditunjuk melakukan penilaian atas konsep modul (judul+outline) yang diajukan. 4. Apabila disetujui, Kapusdiklat menerbitkan surat tugas untuk Widyaiswara/tim 5. Berdasarkan outline yang telah disetujui, Widyaiswara melakukan penyusunan modul 6. Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan sebelum mendapatkan penilaian 7. Pusdiklat memfasilitasi secara formal kebutuhan pencarian data/materi modul dan pelaksanaan seminar atas modul yang telah selesai disusun 28

38 B. Mekanismenya sebagai berikut; 1. Kapusdiklat membentuk tim penilai Modul yang beranggotakan nara sumber dan pejabat standaruktural serta perwakilan Widyaiswara 2. Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan di hadapan tim penilai modul dengan menghadirkan Widyaiswara lain 3. Penyusun melakukan revisi berdasarkan hasil seminar 4. Modul yang telah direvisi di edit oleh editor bahasa. 5. Penyusun menyerahkan hasil akhir modul kepada Kapusdiklat dengan melampirkan surat pernyataan hasil karya murni 6. Tim penilai modul melakukan penilaian berdasarkan ketentuan yang telah disepakati 7. Kepala Pusdiklat mengesahkan modul yang telah dinilai 8. Modul yang telah disahkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan bahan ajar 29

39 BAB VII SEMINAR MODUL A. Umum 1. Widyaiswara menyerahkan modul kepada Kapusdiklat untuk dibahas dalam seminar modul. 2. Seminar modul diselenggarakan Pusdiklat setelah penyerahan hasil modul. 3. Aspek yang dinilai dalam seminar modul adalah: a. Materi modul b. Kesesuaian dengan kaidah penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. c. Sistematika penulisan modul. d. Unsur-unsur dalam penulisan, yaitu halaman judul, kata pengantar penulis, dan daftar isi. e. Unsur-unsur dalam setiap bab, yaitu pokok bahasan, standart kompetensi, kompetensi dasar, rangkuman/kesimpulan, daftar pertanyaan, referensi. B. Tim Penilai 1. Tim penilai ditunjuk dengan surat tugas Kapusdiklat. 2. Tugas tim penilai adalah sebagai berikut: a. Melakukan penilaian terhadap modul yang disusun penulis. b. Memberikan rekomendasi kepada Kapusdiklat atas modul yang telah dievaluasi. c. Tim penilai adalah ahli yang menguasai substansi materi modul dan ahli bahasa. d. Tim penilai dapat berasal dari lingkungan BPPK, unit kerja lain di lingkungan Departemen Keuangan ataupun di luar Departemen Keuangan. C. Penilaian dan Rekomendasi 1. Hasil penilaian tim penilai dituangkan dalam lembar penilaian penulisan modul. 30

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL A. PENGERTIAN Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis.

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Fitri Rahmawati, MP Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Pengertian Modul Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd. BAHAN AJAR MODUL Irnin Agustina D.A., M.Pd. 1. definisi modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (depdiknas)

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Hal-hal Umum Modul adalah salah satu bentuk bahan belajar mandiri yang biasa digunakan dalam pendidikan jarak jauh

Lebih terperinci

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal PENYUSUNAN BAHAN AJAR Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal IDENTITAS Nama : U. Hendra Irawan Tempat Tgl Lahir : Bandung, 02 Juli 1969 Alamat : Komplek Puri Budi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang datanya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA, 2009 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari A. Karakteristik Bahan Ajar 1. Self Instructional a. Aya tujuan nu dirumuskeun kalayan jentre, boh tujuan ahir boh tujuan antara. b.

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. Nety Rustikayanti 2016 materi didownload di dosen.stikesdhb/nety/ Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *) TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *) A. Pendahuluan Menjawab tantangan pengembangan pendidikan menengah kejuruan sebagaimana yang termuat dalam Rencana Strategis Tahun 2004-2009, Direktorat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 HALAMAN 1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 HALAMAN 1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk

Lebih terperinci

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik MENULIS Karya ILMIAH dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik PENULISAN KTI MASALAH YANG DIHADAPI: APA YANG DITULIS? BAGAIMANA CARA MENULISKANNYA? Tulisan Paragraf Kalimat Klausa Frasa Kata Huruf

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu Bahan ajar uraian yang sistematik

Lebih terperinci

Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL

Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Kekonsistenan sistematika Sistematika

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 BAB I PENDAHULUAN Skripsi adalah tugas akhir yang harus ditulis oleh mahasiswa dalam Program

Lebih terperinci

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017 PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017 PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jalan Srikana 65 Surabaya 60286 Telp:

Lebih terperinci

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1 FORMAT LAPORAN KULIAH MAGANG KERJA MAHASISWA PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA A. KANDUNGAN ISI LAPORAN Secara umum, laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa terdiri dari tiga

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 JENIS BAHAN AJAR 4 CETAK 4 NON - CETAK CETAK Buku Teks Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ Panduan = Petunjuk = Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015 Brosur IPA Terpadu sebagai Bahan Ajar di SMP ditinjau dari Aspek Keterbacaannya MYCO HERSANDI Pascasarjana Jurusan Pendidikan IPA Universitas Negeri Jember. Jl. Kalimantan 37 Tegal Boto E-mail: myco.hersandi41@gmail.com

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Sistematika

Lebih terperinci

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH (LPPM UNWAHA) TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 Kata Pengantar Assalamulaiakum

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN KERJA PRAKTIK. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 2012

PANDUAN PENULISAN LAPORAN KERJA PRAKTIK. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 2012 PANDUAN PENULISAN LAPORAN KERJA PRAKTIK Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 2012 Page2 SISTEMATIKA LAPORAN KERJA PRAKTIK Lembar Pengesahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENULISAN LAPORAN

TATA CARA PENULISAN LAPORAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN 1. Ukuran dan Jenis Kertas Ukuran kertas yang digunakan untuk menyusun naskah adalah A4 (21 cm x 29,7 cm). Jenis kertas yang digunakan untuk menyusun naskah adalah kertas HVS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 4 Pengembangan dan Pemanfaatan Modul Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Apa Bedanya MODUL dgn HANDOUT?? MODUL HANDOUT DIKTAT BUKU Pengertian

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT OLEH : REFNITA (14175056) DOSEN : Prof. Dr. Festiyed, M.S Dr. Usmeldi, M.Pd Rio Anshari, S.

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) STIBA SARASWATI DENPASAR HALAMAN SAMPUL DEPAN Halaman Sampul Depan memuat judul, tempat, logo STIBA Saraswati Denpasar, nama mahasiswa dan nomor pokok

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 06 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MENULIS AKADEMIK SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com

Lebih terperinci

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015 PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diklat kepemimpinan merupakan pendidikan dan pelatihan yang dirancang

Lebih terperinci

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1 TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR Fakultas Teknik Elektro 1 Kertas Jenis kertas : HVS A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM), khusus untuk gambar yang tdk memungkinkan dicetak di kertas A4 dapat

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG Kode Dokumen : D41.001.012 Revisi : 3 Tanggal : 01 Pebruari 2011 Dikaji ulang oleh : Sekretaris Prodi Sistem Informasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR POLITEKNIK KOTA MALANG KOMPLEK PENDIDIKAN INTERNASIONAL TLOGOWARU MALANG 2012 I. Pendahuluan Proposal tugas akhir (selanjutnya disebut sebagai proposal) merupakan

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN

SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN - 2 - Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 80

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 3 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 3 TEKNIK PENULISAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN (AHLI MATERI) I. ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BSNP Butir Penilaian Deskripsi 1. Kelengkapan materi Materi yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. LKS biasanya berupa

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBUATAN BUKU PROYEK AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA PENS-ITS

PEDOMAN PEMBUATAN BUKU PROYEK AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA PENS-ITS PEDOMAN PEMBUATAN BUKU PROYEK AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA PENS-ITS Disusun oleh: Ali Husein A., S.T., M.Eng. Buku Proyek Akhir (PA) adalah dokumen final laporan pekerjaan Proyek Akhir yang sudah

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM

Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM A. Pengertian 1. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL BIS A (BISNIS ADMINISTRASI)

ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL BIS A (BISNIS ADMINISTRASI) ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL BIS A (BISNIS ADMINISTRASI) I. UMUM 1. Jurnal Bisnis Administrasi (Jurnal BIS-A) adalah publikasi ilmiah berkala yang terbit 2 (dua) kali setahun yaitu Juni dan Desember.

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK A. DASAR HUKUM a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA

BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA NASKAH SOAL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN PERTI Jalan

Lebih terperinci

KETENTUAN PENULISAN LKTI

KETENTUAN PENULISAN LKTI KETENTUAN PENULISAN LKTI A. TEMA Wujudkan Indonesia Mandiri dan Sejahterah di Kancah Internasional Melalui Inovasi serta Kreasi Generasi Muda. Sub tema : a. Ekonomi dan atau Industri Kreatif; b. Pariwisata;

Lebih terperinci

PANDUAN. Hibah Penyusunan Sumber Pembelajaran Berbasis TIK. Pusat Inovasi Pembelajaran. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung

PANDUAN. Hibah Penyusunan Sumber Pembelajaran Berbasis TIK. Pusat Inovasi Pembelajaran. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung PANDUAN Hibah Penyusunan Sumber Pembelajaran Berbasis TIK Pusat Inovasi Pembelajaran Universitas Katolik Parahyangan Bandung 2016 DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG 3 2. TUJUAN 3 3. PERSYARATAN 3 4. LUARAN YANG

Lebih terperinci

Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY)

Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS KOMPETENSI Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PANDUAN PENULISAN PROPOSAL A. BAGIAN AWAL 1. Halaman Sampul Luar Pada halaman sampul luar berisi komponen : a. Judul Penelitian/Proposal dan mengandung didalamnya tempat penelitian dilaksanakan. b. Tulisan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SUMEDANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SUMEDANG SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SUMEDANG Nomor : 09/SK-STMIK/X/2013 Tentang Pedoman Teknis Penulisan Skripsi/Tugas Akhir Mahasiswa STMIK Sumedang KETUA STMIK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2008 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah (scientific language). Terdapat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1 PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1 Disusun oleh : Pudji Muljono 2) JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI. muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari

II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI. muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI Suatu skripsi pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu bagian muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari sub-sub bagian sebagai

Lebih terperinci

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum 1) Bahan dan Ukuran Bahan dan ukuran mencakup naskah, ukuran dan sampul. a. Naskah dibuat di atas kertas HVS 70 gram dan tidak bolak-balik b. Ukuran naskah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Silakan pilih menu Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

Terima kasih telah mengunjungi

Terima kasih telah mengunjungi PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

PENYAJIAN POSTER ILMIAH

PENYAJIAN POSTER ILMIAH PENYAJIAN POSTER ILMIAH Tujuan instruksional khusus Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menyajikan karya ilmiah dalam bentuk poster sesuai dengan format dan ketentuan yg berlaku Poster penyampaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi

Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi Wachidah Putri Ramadhani 1, I Ketut Mahardika 2 1Mahasiswa Magister Pendidikan IPA Pasca Sarjana FKIP Universitas Jember 2Dosen Magister

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN PENULISAN DISERTASI

PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN PENULISAN DISERTASI PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN PENULISAN DISERTASI PENGANTAR Rancangan usulan penelitian disertasi, usulan penelitian disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk pada satu hal yang sama, yaitu

Lebih terperinci

KOMPONEN PENILAIAN URAIAN KOMPONEN PENILAIAN

KOMPONEN PENILAIAN URAIAN KOMPONEN PENILAIAN Page1 KOMPONEN PENILAIAN Pemilihan Mahasiswa Berprestasi merujuk pada kinerja individu mahasiswa yang memenuhi kriteria pemilihan dengan menggunakan beberapa macam unsur. Penilaian mencakup unsur prestasi

Lebih terperinci

Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis ini digunakan sebagai pedoman bagi ;

Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis ini digunakan sebagai pedoman bagi ; BAB 1 DASAR PEMIKIRAN A. Pendahuluan Program pascasarjana adalah program pendidikan yang diarahkan untuk mendidik ilmuwan yang mampu meningkatkan skala peranannya dalam pengembangan keilmuan dan pembangunan.

Lebih terperinci

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari 11 III. PENULISAN TESIS 3.1. Bagian Awal Dari Tesis 3.1.1. Sampul Pada sampul dicetak: Judul tesis, tulisan kata tesis (huruf capital), tulisan kalimat: Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 2 Ruang Lingkup Bahan AJar Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Coba Jelaskan A. Pengertian Bahan Ajar B. Karakteristik Bahan Ajar C. Tujuan dan

Lebih terperinci