Analisis Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Makmur Niaga PT. Wika Beton Sumut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Makmur Niaga PT. Wika Beton Sumut"

Transkripsi

1 Analisis Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Makmur Niaga PT. Wika Beton Sumut Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si (NIDN ) ABSTRAK Dalam kegiatan sehari-hari, kopkar Makmur Niaga tidak pernah melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan perhitungan terhadap rasio likuiditas, sehingga tidak dapat diketahui bagaimana penggunaan modal kerja pada koperasi dan bagaimana sebenarnya kesehatan koperasi itu sendiri, apakah koperasi benar mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang dilaporkan atau malah sebaliknya mengalami kerugian. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahuinya jumlah modal kerja yang tersedia sehingga menghambat kegiatan operasional koperasi khusnya dibidang simpan pinjam. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menawarkan suatu sistem analisis penggunaan modal kerja dengan menganalisis laporan keuangan dan melakukan perhitungan terhadap rasio likuiditas, agar sistem analisis penggunaan modal kerja ini dapat diterapkan untuk periode berikutnya. Dengan adanya sistem analisis dan perhitungan yang dilakukan penulis, maka Kopkar Makmur Niaga dapat mengatahui bagaimana penggunaan modal kerja selama ini, sehingga dapat membantu tim management koperasi dalam mengambil keputusan. Kata Kunci : Modal, Likuiditas dan Koperasi ABSTRACT In day-to-day activities, Kopkar Niaga Makmur never conducted an analysis of the financial statements and the calculation of liquidity ratios, so it is not known how the use of working capital in the cooperative and how actual health cooperatives themselves, whether true cooperative benefit in accordance with the reported or on the contrary suffered losses. This leads to not knowing the amount of working capital available to hamper operations khusnya field of savings and credit cooperatives. To overcome these problems, the author offers an analysis of the system by analyzing the use of working capital and financial reports calculating the liquidity ratio, so that working capital usage analysis system can be applied to the next period. With a system of analysis and calculations by the author, then Kopkar Niaga Makmur can know the how the use of working capital during this time, so as to help the cooperative management team in making decisions. Keywords: Capital, Liquidity and Cooperatives PENDAHULUAN Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan. Adapun wujud dari modal kerja tersebut adalah perkiraan-perkiraan yang ada dalam aktiva lancar, yaitu kas, persediaan dan piutang serta sekuritas yang mudah di jual. Ini bersifat terus menerus berputar sehingga membentuk siklus operasional perusahaan. Bila modal kerja diatur dan digunakan dengan baik, maka perusahaan akan berada dalam kondisi aman karena seluruh biaya operasional dapat dipenuhi dengan baik, sehingga perusahaan dapat membuat rencana kerja untuk masa yang akan datang dengan baik dan dapat dicapai dengan biaya yang minimum sehingga mencapai keberhasilan. Dalam melaksanakan kegiatannya, Koperasi Karyawan Makmur Niaga PT.

2 Wika Beton Sumut berusaha meningkatkan usahanya agar tumbuh dan berkembang dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggotanya. Selain itu biaya gaji karyawan, pembelian barang persediaan dan sebagainya juga harus diperhatikan, sehingga diharapkan modal kerja yang tersedia dapat dipergunakan sebaik mungkin agar biayabiaya tersebut dapat dipenuhi dengan baik pula. Dalam berbagai kegiatan tersebut, Kopkar Makmur Niaga memperoleh hasil yang tergolong baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja Kopkar cukup bagus. Namun kinerja tersebut perlu dilakukan evaluasi agar tidak memberikan informasi yang semu bahkan keliru. Artinya koperasi seolah-olah menghasilkan keuntungan tetapi setelah dianalisis sebenarnya adalah menderita kerugian, bahkan jika dilihat dari efisiensi operasinya ternyata tidak efisien. LANDASAN TEORI Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan memerlukan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari, misalnya gaji, upah, pembelian barang dan sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan akan kembali masuk ke perusahaan dalam jangka pendek melalui hasil penjualan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar keawajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Modal dalam suatu perusahaan pada saat ini mempunyai arti yang sangat besar. Semakin besar suatu perusahaan, tuntutan keberadaan modal semakin besar pula. Agar lebih mengerti tentang arti pentingnya modal, maka akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian modal, yaitu sebagai berikut: Menurut Sutrisno (2007, h. 39), modal kerja adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan seharihari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya. Sedangkan menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto (2008, h. 62) mengemukakan bahwa modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi selama perusahaan menjalankan perusahaan. Perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam bentuk komponen-komponen atau unsurunsur modal kerja sampai komponen-komponen modal kerja kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau semakin tinggi tingkat perputarannya. Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung ke berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dalam modal kerja tersebut. Hal ini berarti modal adalah kelebihan aktiva atas utang yang mempunyai kekuasaan untuk menggunakan barang modal. Selain modal-modal tersebut, terdapat juga modal lainnya yang juga sangat penting, yaitu: 1. Modal menurut bentuknya (modal aktif) yaitu modal yang tertera di sebelah debit neraca, yang menggambarkan bentu-bentuk seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. a. Modal aktif berdasarkan cara dan lamanya perputaran dapat dibedakan antara lain : 1) Aktiva lancar yaitu aktivitas yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi dan proses perputarannya dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). 2) Aktiva tetap yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi

3 dan proses perputarannya dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun) b. Modal aktif berdasarkan fungsi kerja aktiva dalam perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Modal kerja ( working capital) adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar ( gross working capital) atau kelebihan dari aktiva lancar di atas utang lancar ( net working capital) 2) Modal tetap adalah jumlah keseluruhan aktiva tetap. 2. Modal menurut sumber atau asalnya (modal pasif) yaitu modal yang tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber mana dana diperoleh. a. Modal pasif berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik (modal) perusahaan itu sendiri dari hasil usahanya (cadangan, laba yang ditahan),atau berasal dari pengambilan bagian, persero, atau pemilik (modal saham, modal persero dan lain-lain). 2) Modal asing (modal kreditur/utang) adalah modal yang berasal dari kreditur, yang merupakan utang perusahaan. Pembagian modal pasif juga didasarkan pada: 1) Syarat likuiditas yang terdiri dari modal jangka pendek dan modal jangka panjang. 2) Syarat solvabilitas yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing. 3) Syarat rentabilitas yang terdiri dari modal dengan pendapatan tetap (modal obligasi) dan modal dengan pendapatan tidak tetap (modal saham). Menurut S. Munawir (2007, h ), yaitu 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai kebutuhan operasional yang bersifat rutin atau menunjukkkan sejumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital). Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek, sehingga dengan modal yang besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga, bahkan modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan. 2. Konsep Kualitatif Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek ( Net Working Capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukan tersedia aktiva lancar yang lebih besar dari pada utang lancarnya (utang jangka pendek) dan menunjukan pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancarnya. 3. Konsep Fungsional Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan sesuai dengan

4 usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan sebuah laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang, misalnya: bangunan, mesinmesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva lainnya. Jenis-Jenis Modal Kerja Menurut Prof. Dr. Bamabang Riyanto (2008, h. 61), modal kerja dalam perusahaan dapat golongkan sebagai berikut : 1. Modal Kerja Permanen ( Permanen Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal Kerja Permanen dapat dibedakan ke dalam : a. Modal Kerja Primer ( Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. b. Modal Kerja Normal ( Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal (dinamis). 2. Modal Kerja Variabel ( Variabel Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibagi menjadi : a. Modal Kerja Musiman ( Sesasional Working Capital) yaitu modal kerja yangjumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim. b. Modal Kerja Siklis ( Cyclical Working Capiatal) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya, adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak). Modal Kerja Koperasi Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal luar (modal asing).koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal asing dalam upaya memenuhi kebutuhan modalnya. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu sendiri atau modal yang menanggung resiko. Adapun modal sendiri meliputi : 1. Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayar oleh anggota koperasi kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih berstatus sebagai anggota. Nilai atau besaran simpanan pokok diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi yang bersangkutan. 2. Simpanan wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. 3. Dana Cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi kerugian koperasi yang mungkin terjadi atau bila diperlukan. Dana cadangan juga dimaksudkan bagi jaminan koperasi di masa yang akan datang dan diperuntukkan bagi perluasan usaha, pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota 4. Hibah merupakan sumbangan dari pihak-pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam upaya ikut serta mengembangkan usaha koperasi. Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara ada di dalam perusahaan koperasi, dan bagi perusahaan koperasi

5 modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus dibayar kembali atau biasanya didapatkan dari proses pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Modal ini dapat dikelompok menjadi utang jangka pendek (jangka waktunya paling lama 1 tahun), utang jangka menengah (jangka waktunya paling lama 10 tahun) dan utang jangka panjang (jangka waktunya lebih dari 10 tahun). Modal asing atau modal pinjaman ini dapat berasal dari pinjaman anggota yang memenuhi syarat, koperasi lain yang didasari atas perjanjian kerjasama, bank dan lembaga keuangan, penerbitan obligasi dan surat utang berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atau sumber lain yang sah berupa pinjaman dari bukan anggota. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 45, UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari kopreasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Sedangkan pendapat lain (Arifin, R, 2007, h. 45), menyatakan bahwa SHU adalah merupakan sisa dari pendapatan koperasi setelah dipergunakan untuk memenuhi seluruh biaya-biaya operasional organisasi koperasi, sisa itu dapat berbentuk sisa positif atau sisa negatif atau sisa nihil. Sisa Hasil Usaha Koperasi dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan jasa masing masing anggota dalam memanfaatkan pelayanan koperasi atau transaksi dengan koperasi. SHU ini juga disisihkan untuk dana cadangan yang jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan berdasar ketetapan dalam AD/ART Koperasi. SHU yang dibagikan misalnya dalam bentuk cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus dan karyawan, dana pendidikan, dana sosial, dana pembangunan lingkungan yang besarnya ditentukan oleh aturan masingmasing koperasi. SHU ini merupakan sumber modal sendiri yang nilainya ditentukan oleh pendapatan yang dihasilkan oleh koperasi, besaran biaya, alokasi modal kerja, partisipasi anggota, profesionalitas manajemen koperasi, dan perputaran modal kerja. Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Riyanto (2008, h. 25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alatalat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki

6 hubungan dengan harga saham perusahaan. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas A. Current Ratio (Rasio Lancar) Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009, h. 10). Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001, h. 28) : 1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. 2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar. 3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar Current ratio dapat dihitung dengan formula: Current ratio Aktiva Lancar x100% Utang Lancar B. Quick Ratio (Rasio Cepat) Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009, h. 10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Quick ratio dapat dihitung dengan formula : Quick ratio Aktiva Lancar- persediaan x100% Utang Lancar C. Cash ratio (Rasio Kas) Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

7 Cash Ratio dapat dihitung dengan formula: Cash ratio Kas x100% Utang Lancar PROSEDUR SISTEM BERJALAN Modal kerja memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini juga berlaku pada KopKar Makmur Niaga yang merupakan wadah bagi anggotanya dalam melakukan kegiatan khususnya pinjam meminjam. Kopkar Makmur Niaga selama ini tidak pernah melakukan analisis terhadap modal kerja, sehingga tidak pernah diketahui apakah penggunaan modal kerja sudah dilakukan dengan baik atau tidak. Dalam menerbitkan piutang anggota, anggota tidak pernah mengetahui seberapa besar modal kerja yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri, sehingga meneyebabkan anggota tidak mengetahui jumlah pinjaman yang bisa mereka pinjam. Dengan sistem yang berjalan seperti ini, maka perlu dilakukan analisis penggunaan modal kerja, sehingga dapat diketahui bagaimana sebenarnya kesehatan koperasi dan dapat dilakukan penyediaan modal kerja yang lebih baik. Permasalahan Selama ini anggota tidak mengetahui jumlah pinjaman yang bisa mereka pinjam, hal itu disebabkan karena tidak pernah dilakukannya analisis penggunaan modal kerja, yang bertujuan untuk dapat mengetahui apakah koperasi sudah melakukan pengunaan modal kerja dengan baik atau tidak, dan apakah koperasi memang benar mendapatkan laba dalam setiap periodenya. Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan diatas, m a k a p e n u l i s m e m b u a t a n a l i s i s penggunaan modal kerja sesuai dengan standar akuntansi. Dengan adanya analisis penggunaan modal kerja maka pimpinan perusahaan dapat membuat keputusankeputusan yang baik untuk dijalankan, serta dapat memikirkan langkah-langkah yang baik untuk mencari sumber dana untuk modal kerja dalam setiap periode akuntansi, serta menggunakan dana yang menganggur (jika ada) untuk mendanai kegiatan yang produktif sehingga pendapatan perusahaan semakin bertabah. RANCANGAN SISTEM USULAN Adapun perhitungan rasio likuiditas nya adalah sebagai berikut : Tabel IV.2 Perhitungan Rasio Likuiditas Keterangan Rata-rata Current Ratio (Rasio Lancar) 120,75% 133,03% 150,41% 134,73% Quick Ratio (Rasio Cepat) 113,65% 129,40% 148,27% 130,44% Cash Ratio (Rasio Kas) 2,10% 3.21% 0.89% 2,07%

8 Pembahasan Berdasarkan hasil pengelolaan data tersebut dapat jawab tentang kinerja Kopkar Makmur Niaga dari tahun ke tahun dalam penggunaan modal kerja, dimana data tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang berhubungan dengan modal kerja yang merupakan selisih antara aktiva lancar dan utang lancar, serta dengan perhitungan rasio likuiditas. Pada tahun 2010, Kopkar Makmur Niaga hanya memiliki modal kerja sebesar Rp , yang artinya Kopkar Makmur Niaga harus bisa menggunakan modal kerjanya sebaik mungkin, agar bisa mencukupi kebutuhan operasionalnya. Di tahun 2011, modal kerja koperasi mengalami peningkatan sebesar Rp , yang artinya Koperasi memiliki modal kerja sebesar Rp Peningkatan modal kerja ini dapat dilihat dari kas yang mengalami kenaikan sebesar Rp menjadi Rp , piutang simpan pinjam anggota juga terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari angka Rp menjadi Rp , yang artinya mengalami peningkatan sebesar Rp Disusul dengan kenaikan piutang elektronik dan piutang lain-lain. Walaupun terjadi penurunan pada persediaan barang retail sebesar Rp , namun simpanan sukarela anggota juga mengalami penurunan sebesar Rp sehingga tidak berdampak besar pada modal kerja koperasi. Sedangkan pada tahun 2012, modal kerja koperasi mengalami peningkatan yang signifikan menjadi Rp , yang artinya modal kerja koperasi meningkat sebesar Rp Peningkatan modal kerja ini terjadi karena terdapat piutang wika beton sebesar Rp , peningkatan piutang simpan pinjam dari angka Rp menjadi Rp , yang artinya piutang simpan pinjam anggota meningkat sebesar Rp pada piutang elektronik juga terjadi peningkatan sebesar Rp menjadi Rp Hal yang sama juga terlihat pada piutang lain-lain yang mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yaitu dari angka Rp menjadi Rp , artinya piutang lain-lain meningkat sebesar Rp Walaupun Simpanan Sukarela yang menjadi utang jangka panjang mengalami kenaikan dari angka Rp menjadi Rp , yang artinya mengalami kenaikan sebesar Rp , dan kas juga mengalami penurunan, namun dengan lebih besarnya jumlah kenaikan aktiva lancar, maka modal kerja koperasi masih dalam keadaan aman. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas diatas, maka analisis modal kerja koperasi dapat disimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan perhitungan rasio lancar tahun 2010, modal kerja koperasi berada pada angka 120,75%, artinya dengan Rp 100,- hutang lancar akan dijamin aktiva lancar sebesar 120,75%. Pada tahun 2011 berada di angka 133,03%, ini berarti setiap Rp 100,- hutang lancar, maka akan dijamin 133,03% dari aktiva lancar dan pada tahun 2012 berada pada angka 150,41%, yang artinya dengan Rp 100,- hutang lancar akan dijamin 150,41% oleh aktiva lancar. Berdasarkan perhitungan ke tiga tahun tersebut, maka dapat diketahui nilai rata-rata rasio lancar yaitu 134,73. Artinya dengan Rp 100,- hutang lancar akan dijamin aktiva lancar sebesar 134,73%. Berdasarkan perhitungan quick rasio (rasio cepat) pada tahun 2010 barada pada angka 113,65%, artinya setiap Rp100,- hutang lancar akan dijamin persediaan sebesar 113,65%, pada tahun 2011 menggambarkan modal kerja berada pada angka 129,40%, hal ini berarti setiap Rp100,- hutang lancar maka kan dijamin

9 dengan persediaan sebesar 129,40% sedangkan pada tahun 2012 berada pada angka 148,27%, artinya setiap Rp100,- hutang lancar akan dijamin sebesar 148,27% persediaan. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka nilai rata-rata quick rasio adalah 130,44%, artinya dengan Rp 100,- hutang lancar maka akan dijamin persediaan sebesar 130,44%. Sedangkan perhitungan berdasar cash rasio pada tahun 2010 berada pada angka 2,10%, pada tahun 2011 berada di angka 3,21% dan pada tahun 2012 berada pada angka 0,89%. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rata-rata perhitungan cash rasio adalah 2,07%, yang artinya dengan Rp 100,- hutang lancar, maka akan dijamin dengan kas sebesar 2,07%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pengamatan dan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan rasio likuiditas, yaitu perhitungan rasio lancar ( currentsi ratio) pada tahun 2010 berada pada angka 120,75%, pada tahun 2011 berada di angka 133,03% dan pada tahun 2012 berada pada angka 150,41%. Rata-rata selama 3 tahun adalah 134,73%. Dan hal ini menggambarkan modal kerja koperasi dalam kondisi yang sehat, karena Kopkar mampu menjamin setiap Rp100,-hutang lancar dengan aktiva lancar sebesar 134,73% 2. Berdasarkan perhitungan rasio cepat (quick rastio) pada tahun 2010 berada pada angka 113,65%, tahun 2011 di angka 129,40% dan pada tahun 2012 berada pada angka 148,27%. Maka perhitungan rata-rata selama 3 tahun yaitu 130,44%. Berdasarkan keputusan menteri tahun 2002, maka hasil perhitungan rata-rata rasio cepat menggambarkan modal kerja dalam kondisi sehat. Hal ini dapa dilihat dari kemampuan Kopkar dalam menjamin setiap Rp100,- hutang lancar dengan 130,44% aktiva lancar 3. Dari perhitungan rasio kas (cash ratio) pada tahun 2010 ada di angka 2,10%, pada tahun 2011 berada pada angka 3,21% dan 0,89% pada tahun Perhitungan rata-rata selama 3 tahun adalah 2,07%, yang menggambarkan modal kerja koperasi kurang sehat, karena dengan Rp 100,- hutang lancar hanya bisa dijamin kas sebesar 2.07%. Saran Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka penulis menyarankan : 1. Koperasi Karyawan Makmur Niaga perlu melakukan analisis laporan keuangan dan melakukan perhitungan terhadap rasio likuiditas, agar dapat membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan. 2. Koperasi Karyawan Makmur Niaga perlu melakukan pelatihan terhadap karyawan dalam hal analisis laporan keuangan. 3. Koperasi Karyawan Makmur Niaga perlu menerapkan sistem komputerisasi dalam pengelolaan data keuangan.

10 DAFTAR PUSTAKA Partomo, Tiktik Sartika. 2009, Ekonomi Cetakan Pertama Februari. diakses 28 agustus %20penel%20kop doc, diakses 28 agustus diakses 28 agustus 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Peranan, dan Jenis Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar seperti definisi menurut Harahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari. Pengertian modal kerja

Lebih terperinci

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

Bab 4 Manajemen Modal Kerja Dasar Manajemen Keuangan 62 Bab 4 Manajemen Modal Kerja Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep modal kerja, perputaran modal kerja, dan penentuan jumlah modal kerja. S etiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan. Oleh sebab itu masalah modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb.

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb. MANAJEMEN MODAL KERJA OLEH : NURAENI, M.AB PENGERTIAN MODAL KERJA Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya II. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari penertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori Dalam undang-undang perkoperasian No. 25 tahun 1992 pada Bab I ayat 1 UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia. Kondisi ini menuntut setiap badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pengertian atau definisi dari struktur modal oleh beberapa ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pengertian atau definisi dari struktur modal oleh beberapa ahli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Struktur Modal Ada beberapa pengertian atau definisi dari struktur modal oleh beberapa ahli diantaranya adalah: Menurut Sawir (2005:10), struktur modal adalah pendanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan keputusan. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal kerja Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, modal kerja sangat berpengaruh dalam perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Untuk memberikan gambaran dan memperjelas kerangka pikir dalam penelitian ini, maka peneliti perlu membahas hasil penelitian terdahulu. Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI Oleh : SULFIANI Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon ABSTRAKSI Sesuai dengan pasal 33 dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah disebutkan bahwa koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pusataka 2.1.1 Rasio Profitabilitas Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengelolaan Dan Modal Kerja 2.1.1. Pengertian pengelolaan Dalam suatu perusahaan, pengelolaan mempunyai arti penting karena perkembangan perusahaan tergantung dari

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Rasio Keuangan

Pertemuan 3. Rasio Keuangan Pertemuan 3 Rasio Keuangan Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi apa itu rasio keuangan. 2. Mahasiswa dapat mendefinisikan tentang likuiditas,solvabilitas dan rentabilitas. 3. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resesi ekonomi yang melanda negara-negara di Asia, khususnya Indonesia telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lubis (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Indofarma Global Medika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan suatu usaha perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah

Lebih terperinci

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada setiap perusahaan sangat dibutuhkan, karena laporan tersebut merupakan salah satu media informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Salah satu aspek yang paling penting untuk diamati perkembangannya di dalam suatu perusahaan adalah bidang keuangannya. Pihak-pihak yang berkepentingan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu a. Penelitian yang dilakukan oleh Manalu (2004) mengenai analisis tingkat efifiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana, kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya disusun untuk memberitahukan informasi mengenai keadaan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU 1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU 2010 2012 Analysis Of Liquidity Ratio And Profitability

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang terdaftar di BEI) Boby Widjaja Darminto Zahroh Z.A. Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal dan Klasifikasi Modal Dalam perusahaan, masalah modal merupakan masalah yang tidak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung banyak dan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA Definisi Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis 2.1.1 Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Lebih terperinci

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto Manajemen Modal Kerja Bagian 1 Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto MODAL KERJA Hal yang penting yang perlu dijawab dalam menetapkan kebijakan Modal Kerja (hubungannya dengan profitabilitas) : Berapa

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016 ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI PERIODE 2011-2015 Arna Suryani 1 Abstract The purpose of this study is as follows. Knowing enough working capital at PDAM Tirta Mayang Jambi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan

Lebih terperinci