BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang"

Transkripsi

1 BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. Definisi tersebut memiliki makna yang sama dengan pengertian koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 1 yaitu koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Menurut Baswir (1997: 98), koperasi digolongkan menjadi beberapa karakteristik-karakteristik dan kriteria tertentu, yaitu: a. Berdasarkan Bidang Usaha, terdiri dari koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi pemasaran, dan koperasi kredit. b. Berdasarkan Jenis Komoditi, terdiri dari koperasi ekstraktif, koperasi pertanian dan peternakan, koperasi industri dan kerajinan dan koperasi jasajasa. 7

2 8 c. Berdasarkan profesi anggota terdiri dari Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Pegawai (KP), Koperasi Angkatan Darat (Kopad), Koperasi Mahasiswa (Kopma), Koperasi Pedagang Pasar (Koppas), Koperasi Veteran Republik Indonesia (Koveri), dan Koperasi Nelayan. d. Berdasarkan daerah kerja terdiri dari koperasi primer, koperasi pusat, koperasi gabungan dan koperasi induk. 2. Tujuan, Fungsi dan Peran serta Prinsip Koperasi Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 Pasal 2 menyatakan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Setiap organisasi pasti memiliki fungsi dan perannya masing-masing, begitu pula dengan koperasi. Fungsi dan peran koperasi yaitu: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

3 9 d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. (Pasal 4 UU No. 25 tahun 1992) Dalam sebagian besar organisasi memiliki sebuah pedoman untuk berpikir dan bertindak atau bisa dikatakan sebuah prinsip. Dan prinsip koperasi tertera pada Pasal 5 UU No. 25 tahun 1992 tentang pengkoperasian yaitu a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. pengelolaan dilakukan secara demokratis; c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; dan e. Kemandirian. 3. Organisasi Koperasi Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana dalam pencapaian tujuan. Dalam organisasi terdapat perangkat-perangkat yang mempunyai tugas masing-masing dalam proses pencapaian tujuan. Berikut ini perangkat organisasi koperasi terdiri dari: a. Rapat Anggota, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi (Hendar dan Kusnadi, 1999:189). Namun kekuasaaan itu tetap ada batasnya yaitu prinsip koperasi dan peraturan perundang-undangan (Sumarsono, 2003:27). Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar. Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam

4 10 setahun. Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 Pasal 23, rapat anggota menetapkan: 1) Anggaran Dasar; 2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha Koperasi, serta pengesahan laporan keuangan; 3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas; 4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta pengesahan laporan keuangan; 5) Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya; 6) Pembagian sisa hasil usaha; 7) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi. b. Pengurus, merupakan pemegang kuasa rapat anggota dan melaksanakan kebijaksanaan umum serta mengelola organisasi dan usaha koperasi, sebagaimana telah ditetapkan rapat angota (Hendar dan Kusnadi, 1999:189). Masa jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun, syarat- syarat pengangkatan sebagai pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar. Berdasarkan pasal 30 UU N0. 25 tahun 1992, tugas dan wewenang pengurus adalah sebagai berikut: 1) Tugas pengurus adalah mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, serta memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

5 11 2) Wewenang pengurus adalah mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan, memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan anggaran dasar serta melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. c. Pengawas, mewakili anggota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilaksanakan oleh pengurus dan pengelola (Hendar dan Kusnadi, 1999:189). Menurut Sumarsono (2003:43) mengungkapkan bahwa fungsi pengawas adalah seorang pengurus yang merupakan kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi. Tugas dan wewenang pengawas sebagai berikut: 1) Tugas pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi dan membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. 2) Wewenang Pengawas adalah meneliti catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas juga harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga sesuai dengan UU No. 25 tahun 1992 pasal 39. d. Pengelola melaksanakan pengelolaan usaha sesuai dengan kuasa dan wewenang yang diberikan oleh pengurus (Hendar dan Kusnadi, 1999:189). Terdapat unsur lain yang melengkapi koperasi yaitu unsur penasehat, unsur pelaksana, manajer dan karyawan-karyawan koperasi (Sumarsono, 2003:25).

6 Modal Sendiri Sumber modal pada koperasi menurut Pasal 41 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa: 1. Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman; 2. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah; 3. Modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya dan sumber lainnya yang sah. Selain sumber modal di atas, koperasi dapat memperoleh modal dari modal penyertaan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Modal penyertaan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan koperasi dalam bentuk investasi. Namun pemilik modal penyertaan tidak dapat diikutsertakan dalam Rapat Anggota dan dalam menentukan kebijakan koperasi secara keseluruhan. Namun pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi yang didukung oleh modal penyertaannya sesuai dengan perjanjian (Anoraga dan Sudantoko, 2002:77-78). Riyanto (2008:21) menyatakan bahwa modal sendiri atau sering disebut modal badan usaha adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dan lain-lain). Menurut Riyanto (2008:240) modal sendiri dapat berasal dari sumber intern dan sumber ekstern. Dimana sumber intern

7 13 berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dan sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal yang berasal dari pemilik perusahaan terdapat berbagai macam bentuknya, sesuai badan hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dalam PT modal yang berasal dari pemilik disebut modal saham, dalam Firma disebut modal dari anggota Firma, dalam CV adalah modal yang berasal dari anggota bekerja dan anggota diam/ komanditer, dari perusahaan perseorangan adalah modal yang berasal dari pemiliknya dan pada koperasi ialah simpanan-simpanan pokok dan wajib yang berasal dari para anggotanya. Ada tiga alasan dasar koperasi dalam membutuhkan modal, yaitu untuk membiayai proses pendirian koperasi atau disebut biaya organisasi, untuk membeli barang-barang modal yang dalam perhitungan perusahaan digolongkan menjadi harta tetap/fixed assets dan untuk modal kerja/ working capital, yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional koperasi. Pengertian modal sendiri menurut Pasal 41 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti. Berikut ini adalah sumber-sumber modal sendiri: 1. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. 2. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan

8 14 tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. 3. Dana Cadangan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup kerugian Koperasi bila diperlukan. 4. Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat Kinerja Keuangan 1. Definisi Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan merupakan gambaran dari kondisi keuangan suatu badan usaha atau perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai terus menerus oleh manajemen yang tercermin dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, kinerja keuangan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengetahui kinerja keuangan diperlukan analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas/rentabilitas. 2. Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut Mulyadi (2001:415) bahwa penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

9 15 karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran kinerja dilakukan oleh pihak manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu jadi pengukuran kinerja perusahaan berhubungan dengan data kondisi masa lampau. Tujuan pengukuran kinerja perusahaan menurut Munawir sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal secara produktif. d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil diukur dengan kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga tepat pada waktunya.

10 16 3. Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut Mulyadi (2001:416) bahwa penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk: a. Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara umum; b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan, seperti: promosi, transfer dan pemberhentian; c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan; d. Meyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka; dan e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan Analisis Laporan Keuangan Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan-hubungan atau tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2002:35). Adapun tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2009:68) sebagai berikut: a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu; b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan; c. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki perusahaan;

11 17 d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan; e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen; dan f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang dicapai. Dalam mengukur kinerja dibutuhkan metode atau teknik sebagai alat bantu untuk menganalisa. Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos bila diperbandingkan dengan laporan dari berbagai periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat pembanding lainnya, seperti diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya (Munawir, 2002:36). Munawir (2002:36) menyatakan bahwa terdapat dua metode yang digunakan dalam analisa laporan keuangan yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya. Dan analisa vertikal adalah menganalisa laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode tersebut saja.

12 18 1. Laporan Keuangan Munawir (2002:5) menyatakan bahwa akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa keuangan dicatat, digolongkan dan diringkas dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kasmir (2009:7) adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Terdapat definisi lain yang memiliki makna sama, dikemukakan oleh Harahap (2004:105) yang menyatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Secara umum laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Modal, dimana Neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan tertentu, sedangkan Perhitungan (laporan) Rugi Laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi pada periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasanalasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir, 2002:5). Adapun tujuan laporan keuangan sebagai berikut:

13 19 a. Memberi informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan; b. Memberi informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan; c. Memberi informasi tentang jumlah pendapatan dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu; d. Memberi informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu; e. Memberi informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan; f. Memberi informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode; g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; dan h. Informasi keuangan lainnya (Kasmir, 2009:10). Munawir menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut dapat berguna bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Pihak yang perlu laporan keuangan terdiri dari pemilik, manajemen, kreditor, pemerintah dan investor.

14 20 Oleh karena itu, dalam penelitian ini untuk mengukur rasio keuangan dibutuhkan laporan keuangan koperasi. Laporan Keuangan koperasi berdasarkan PSAK 27 terdiri dari Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang disajikan pengurus atau pengelola koperasi bertujuan untuk dapat menyediakan informasi yang bermanfaaat bagi pengguna utama (main users). Pengguna utama menurut Sitio dan Tamba (2001:107) adalah para anggota koperasi, pejabat koperasi, calon anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor pajak. Tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi, adalah: a. Menilai pertanggungjawaban pengurus; b. Menilai prestasi pengurus; c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya; d. Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas); e. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Menurut Munawir (2002:13) laporan keuangan harus memberikan informasi sebagai berikut: a. Yang bermanfaat bagi investor maupun calon investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi dan keputusan kredit secara rasional. b. Yang menyeluruh kepada mereka yang mempunyai pemahaman yang memadai tentang bisnis maupun aktifitas ekonomi bagi yang menginginkan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang memadai.

15 21 c. Tentang sumber daya ekonomi milik perusahaan, asal sumber tersebut, serta pengaruh transaksi atau kejadian yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. d. Tentang kinerja perusahaan dalam satu periode. e. Untuk membantu pemakai laporan dalam mengakses jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman. Tujuan laporan keuangan koperasi berdasarkan Sitio dan Tamba (2001:108) adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang diinformasikan oleh laporan keuangan koperasi adalah sebagai berikut: a. Mengetahui manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi; b. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan sisa hasil usaha dan pembagian untuk kepentingan anggota koperasi; c. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota; d. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode dengan pemisahan antara yang berhubungan dengan anggota dan bukan anggota. e. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

16 22 2. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio menurut Munawir (2002:37) adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Dalam Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2002:64). Pengertian rasio menurut James C Van Horne (dalam Kasmir, 2009:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisis keuangan dan kinerja perusahaan. Berikut beberapa pengertian alat analisis rasio keuangan dan pengukuran kinerja berdasarkan peraturan menteri dan KUKM NO.06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/ koperasi award: a. Current Ratio Current Ratio tersebut termasuk dalam rasio likuiditas. Current Ratio (rasio lancar), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

17 23 Menurut Munawir (2002:72) bahwa rasio lancar dapat menunjukkan tingkat keamanan (margin safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupu aktiva lancer yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid (Munawir, 2002:31). Rumus Current Ratio sebagai berikut: Current Ratio = Aktiva lancar Kewajiban lancar X 100% b. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan rasio Solvabilitas yaitu rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mampu membayar semua hutangnya, sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu membayar semua hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.

18 24 Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus Debt to Equity Ratio sebagai berikut: Debt to Equity Ratio = c. Debt to Asset Ratio Total Hutang/Kewajiban Modal Sendiri X 100% Debt to Asset Ratio juga termasuk rasio solvabilitas. Debt to Asset Ratio merupakan perbandingan antara total hutang/kewajiban dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membayar hutangnya berdasarkan asset yang dimiliki. Rumus Debt to Asset Ratio sebagai berikut: Debt to Asset Ratio = d. Return On Equity (ROE) Total Hutang/Kewajiban Total asset X 100% Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas/ rentabilitas yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas/ rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Return On Equity (ROE)/ rentabilitas modal sendiri

19 25 merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rumus Return On Equity (ROE) sebagai berikut: Return On Equity Ratio = e. Return On Asset (ROA) Sisa Hasil Usaha Modal Sendiri X 100% Return On Asset (ROA) juga termasuk rasio profitabilitas/ rentabilitas. Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara hasil usaha yang diperoleh dengan asset koperasi pada tahun yang bersangkutan. Maka Return On Asset (ROA) dapat menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan assetnya. Rumus Return On Asset (ROA) sebagai berikut: Return On Asset Ratio = f. Net Profit Margin Sisa Hasil Usaha Asset X 100% Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba. Rasio tersebut diperoleh dari perbandingan antara hasil usaha yang diperoleh dengan pendapatan bruto koperasi pada tahun yang bersangkutan. Rumus Net Profit Margin sebagai berikut: Net Profit Margin = Sisa Hasil Usaha Penjualan/Pendapatan X 100%

20 26 g. Asset Turn Over Asset Turn Over merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki atau mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Asset Turn Over merupakan perbandingan antara volume usaha yang diperoleh dengan asset koperasi pada tahun yang bersangkutan. Rumus Asset Turn Over sebagai berikut: Asset Turn Over (ATO) = h. Perputaran piutang Volume Usaha Sisa Hasil Usaha Asset X 1 kali Perputaran piutang juga merupakan rasio aktivitas yang dihitung berdasarkan penjualan terhadap piutang rata-rata. Rumus Perputaran piutang sebagai berikut: Perputaran Piutang = Penjualan Saldo piutang (thn sebelumnya+thn saat ini)/2 X 1 kali i. Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota merupakan perbandingan antara transaksi yang dilakukan anggota kepada koperasi terhadap total transaksi koperasi. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Transaksi anggota Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota= terhadap koperasi Total transaksi seluruhnya X 100%

21 27 Rasio yang terdapat pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/ koperasi award yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (rasio likuiditas), Debt to Equity Ratio (rasio solvabilitas) dan Return On Asset (rasio profitabilitas) Sisa Hasil Usaha (SHU) 1. Pengertian SHU Dalam koperasi tidak menggunakan istilah keuntungan untuk menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Selisih tersebut di dalam Koperasi dikenal sebagai Sisa Hasil Usaha/SHU (Baswir, 1997). SHU pasal 45 UU No. 25 / 1992 dirumuskan sebagai berikut: a. Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku bersangkutan. b. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota. c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. Sisa Hasil Usaha (SHU) dapat dirumuskan sebagai berikut: SHU = TR TC (dalam Partomo dan Soejoedono, 2004:84)

22 28 Keterangan : SHU: Sisa Hasil Usaha TR : Total Revenue adalah pendapatan total koperasi dalam satu tahun TC : Total Cost adalah biaya total koperasi dalam satu tahun Berdasarkan persamaan tersebut menurut Partomo dan Soejoedono (2004:84) akan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: a. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar daripada jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU positif; b. Jumlah pendapatan koperasi lebih kecil daripada jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU minus; dan c. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU nihil atau berimbang. 2. Pembagian SHU Pembagian SHU pada koperasi menurut Anoraga dan Sudantoko (2002:81) dibagi menjadi dua yaitu pertama, SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan oleh anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana pegawai atau karyawan, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Kedua, SHU yang berasal dari usaha yang diselengarakan oleh bukan anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan, dana social dan dana pembangunan daerah kerja.

23 29 Besarnya SHU dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi maka besarnya SHU yang diterima setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Jadi, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Perhitungan SHU bagian anggota menurut Sitio dan Tamba (2001:88) dapat dilakukan bila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut: a. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku. SHU total koperasi itu sendiri adalah sisa hasil usaha yang terdapat pada neraca atau laporan laba rugi koperasi setelah pajak; b. Bagian (persentase) SHU anggota; c. Total simpanan seluruh anggota; d. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota. Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual-beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya; e. Jumlah simpanan per anggota yang merupakan partisipasi modal yaitu kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha dan simpanan lainnya. f. Omzet atau volume usaha per anggota. Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatau periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan;

24 30 g. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota; dan h. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota. Pembagian SHU yang diterima oleh anggota, bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri (dalam Sitio dan Tamba, 2001:89), yaitu: 1. SHU atas jasa modal Pembagian ini mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan. 2. SHU atas jasa usaha Dalam pembagian atas jasa usaha menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Koperasi yaitu terdiri dari cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana karyawan, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Dari komponen-komponen di atas tidak semua diadopsi oleh koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal tersebut tergantung keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Berikut persentase pembagian SHU menurut Sitio dan Tamba (2001:90):

25 31 a. Cadangan koperasi : 40% b. Jasa anggota : 40% c. Dana pengurus : 5% d. Dana karyawan : 5% e. Dana pendidikan : 5% f. Dana sosial : 5% 3. Prinsip Pembagian SHU Prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi menurut Sitio dan Tamba (2001:92) sebagai berikut: a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. SHU yang dibagi pada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri sedangkan SHU yang bukan berasal dari anggota pada dasarnya tidak dibagi pada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi. b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Maka perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi pada anggota. c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan sehingga setiap anggota dapat

26 32 dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasi. d. SHU anggota dibayar secara tunai. SHU anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya Pengaruh Modal Sendiri dan Kinerja Keuangan terhadap SHU Koperasi memerlukan sejumlah modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasinya. Modal tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran koperasi dari awal pendirian hingga koperasi dapat menjalankan kegiatan usahanya. Modal yang digunakan tersebut berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri ini bisa diperoleh dari anggota koperasi (simpanan pokok dan wajib) dan bisa juga berasal dari pemberian pihak lain yang koperasi tidak perlu memberikan bentuk balas jasa kepada pihak yang memberikan, pemberian itu disebut hibah serta koperasi dapat memupuk modalnya sendiri dari keuntungan yang diperoleh kegiatan usaha yaitu SHU, dengan menyisihkan Sisa Hasil Usaha ke dalam bentuk cadangan yang berfungsi sebagai penanggulangan resiko koperasi yaitu dengan menutup kerugian koperasi. Jadi, modal sendiri berpengaruh terhadap SHU karena dengan modal sendiri koperasi dapat menjalankan usahanya dan memperoleh SHU. Serta terdapat hubungan antara modal sendiri dengan SHU. Dalam memupuk modal sendiri koperasi, SHU dapat

27 33 disisihkan dalam bentuk cadangan dimana cadangan ini merupakan komponen modal sendiri koperasi. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba (2001:79) menyatakan bahwa semakin tinggi partisipasi anggota maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima anggota. Partisipasi anggota adalah partisipasi modal berupa modal sendiri dan transaksi yang dilakukan anggota. Apabila semakin besar modal sendiri yang disetor, maka akan semakin besar pada keleluasaan para anggotanya dalam beroperasi untuk meningkatkan volume usahanya sehingga hal ini tentunya akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dapat diperoleh pihak koperasi. Koperasi yang berjalan dengan baik yaitu efektif dan efisien dalam menjalankan usahannya. Koperasi dapat dikatakan efektif bila kesejahteraan anggota terpenuhi dan efisien bila koperasi memperoleh SHU. Dikatakan efisien, karena koperasi dapat mengelola modal dengan baik hingga memperoleh SHU. Perolehan SHU pada koperasi menunjukkan bahwa koperasi tersebut berhasil mengelola usahanya dan dapat dikatakan kinerja koperasi berjalan dengan baik. Maka sangat penting koperasi mengukur kinerjanya. Pengukuran kinerja koperasi dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan. Dibutuhkan alat analisis untuk mengukur kinerja koperasi, salah satunya dengan mengukur kinerja keuangan dapat dilihat dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio,dan Return On Asset. Pengukuran kinerja keuangan tersebut biasanya dijadikan bahan pertimbangan oleh kreditur dalam memberi pinjaman pada koperasi dan investor dalam berinvestasi. Apabila kinerja keuangan koperasi dianggap baik oleh

28 34 kreditur dan investor maka koperasi dapat memperoleh tambahan modal yang berasal dari kreditur dan investor. Dari tambahan modal tersebut koperasi dapat mengembangkan usahanya, bila berhasil dapat meningkatkan SHU koperasi. 2.2 Rerangka Pemikiran Koperasi adalah suatu badan usaha yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Tujuan tersebut ditegaskan oleh Sumarsono (2003) yang menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. Kesejahteraan anggota koperasi dapat diukur dengan manfaat yang diberikan koperasi kepada anggotanya baik secara materil maupun non materil. Agar koperasi dapat memenuhi tujuannya maka koperasi tersebut harus beroperasi. Dalam mendirikan dan mengoperasikan suatu koperasi diperlukan suatu modal untuk mendanai kegiatan koperasi sampai koperasi dapat dijalankan. Adapun modal koperasi dapat berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman dapat diperoleh dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya dan sumber lainnya yang sah. Pemberian manfaat secara materil oleh koperasi kepada anggotanya dapat berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) yang mana anggota memperoleh bagian beberapa

29 35 persen dari SHU sesuai dengan keputusan yang ditentukan rapat anggota koperasi. Oleh karena itu, untuk memberikan kesejahteraan kepada anggota maka koperasi perlu mengusahakan agar tidak mengalami kerugian. Selain itu, perolehan Sisa Hasil Usaha dapat menunjukkan bahwa koperasi dapat menjaga kelangsungan usahanya. Adapun upaya koperasi dalam memperoleh SHU dapat dilihat dengan kinerja keuangannya. Kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan/ badan usaha pada periode tertentu melalui aktifitasaktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap datadata keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan koperasi dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Dengan kinerja keuangan yang baik koperasi dapat memperoleh SHU dan koperasi tersebut dapat dikatakan telah dikelola secara baik dan profesional.

30 36 Koperasi Tujuan Kesejahteraan Anggota Modal Koperasi Kinerja Keuangan Modal Sendiri Modal Pinjaman Likuiditas Solvabilitas Rentabilitas Gambar 1 Rerangka Pemikiran SHU 2.3 Perumusan Hipotesis adalah: Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini maka hipotesis yang disusun H 1 : H 2 : H 3 : H 4 : Modal sendiri berpengaruh terhadap SHU. Current Ratio berpengaruh terhadap SHU. Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap SHU. Return On Asset berpengaruh terhadap SHU.

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Rohmatul Wahyunita rohmatulw@yahoo.com Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT There is a

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja secara sendiri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

TIJAUAN PUSTAKA. couperation berarti bekerja bersama, co berarti bersama dan operation berarti

TIJAUAN PUSTAKA. couperation berarti bekerja bersama, co berarti bersama dan operation berarti II. TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa latin cooperere yang dalam Inggris menjadi couperation berarti bekerja bersama, co berarti bersama dan operation berarti bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar keuangan dari sebuah organisasi. Laporan keuangan di buat atau diterbitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2010:368), Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi dan laba ditahan, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 tahun 1992 pengertian koperasi yaitu: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2012), Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Salah satu aspek kunci dalam manajemen adalah bagaimana manajer dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak yang akan menunjang pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Laporan Keuangan Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci