BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin
|
|
- Yuliana Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia. Kondisi ini menuntut setiap badan usaha untuk menjalankan kegiatannya seefektif mungkin agar dapat bersaing dan bertahan kelangsungan hidup usahanya. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kesinambungan usaha adalah pengaturan keuangan dalam modal kerja, karena selain berkaitan dengan perolehan laba atau keuntungan yang akan diperoleh perusahaan demi kelancaran kegiatan usaha sehari-hari juga berhubungan dengan tingkat efisiensi. Badan usaha yang ada di Indonesia diantaranya adalah: 1) Perusahaan Perseorangan; 2) Firma; 3) CV; 4) Perseroan Terbatas; 5) Koperasi; 6) Yayasan. (Buchari Alma, 2001: 61). Koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha, menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian dinyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2002: 2) mengungkapkan perbedaan koperasi dengan badan usaha lainnya adalah sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi organisasi Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan kekuatan tertinggi pada koperasi terletak ditangan anggota, sedangkan dalam badan usaha bukan 1
2 2 koperasi, anggotanya terbatas kepada orang yang memiliki modal dan dalam melaksanakan kegiatan kekuasaan tertinggi berada pada pemilik modal usaha. 2. Dilihat dari segi tujuan usaha Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para anggotaanggotanya dengan melayani anggota seadil-adilnya sedangkan badan usaha bukan koperasi pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. 3. Dilihat dari segi sikap hubungan usaha Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antara koperasi satu dan koperasi lainnya sedangkan badan usaha bukan koperasi sering bersaing satu dengan lainnya. 4. Dilihat dari segi pengelolaan usaha Pengelolaan usaha koperasi dilakukan secara terbuka sedangkan badan usaha bukan koperasi pengelolaan usahanya dilakukan secara tertutup. Pada dasarnya koperasi merupakan perkumpulan orang-orang bukanlah modal-modal, sehingga laba bukanlah ukuran bagi kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima oleh anggota lebih diutamakan daripada laba, dengan kata lain lebih bersifat benefit oriented. Meskipun demikian, laba dan modal memiliki peranan penting bagi kelancaran dan kelangsungan hidup koperasi agar tidak mengalami kesulitan keuangan. Laba atau dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan koperasi agar dapat bertahan dan terjamin kelangsungan hidup usahanya. Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 45 ayat 1 dinyatakan bahwa Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Dalam kegiatan operasi koperasi, SHU digunakan untuk keperluan pendidikan koperasi dan kepentingan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota yang bertujuan untuk meningkatkan
3 3 kesejahteraan anggota. Namun dalam mengukur efisiensi suatu koperasi tidak hanya dengan melihat laba atau SHU yang diperoleh koperasi. Efisiensi dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh koperasi dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Bagi manajemen masalah rentabilitas lebih penting daripada jumlah laba yang diperoleh. Dengan mengetahui tingkat rentabilitas koperasi, maka dapat diketahui bahwa koperasi telah dapat bekerja dengan efisien. Rentabilitas suatu badan usaha merupakan tolak ukur kesuksesan dan kemampuannya menggunakan aktiva secara produktif. Tetapi jika kita ingin melihat kemampuan badan usaha dengan modalnya sendiri untuk menghasilkan keuntungan maka dapat digunakan analisis dengan menggunakan ratio Rentabilitas Modal Sendiri. Laba dan tingkat rentabilitas yang diharapkan pihak manajemen koperasi itu dapat diperoleh dengan tersedianya modal yang cukup. Modal merupakan hal yang sangat penting dalam memulai suatu aktivitas usaha untuk membiayai operasional sehari-hari dan mempertahankan serta memperlancar usahanya. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 41 menyatakan bahwa Modal koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah sejumlah nilai uang yang sama banyaknya yang diserahkan pada koperasi saat pertama kali masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan wajib adalah sejumlah nilai uang yang harus dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan sukarela adalah sejumlah nilai uang tertentu yang diserahkan oleh anggota ataupun bukan anggota
4 4 kepada koperasi atas kehendak sendiri atau simpanan. Sedangkan dana cadangan adalah sejumlah nilai uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi apabila diperlukan. Salah satu modal yang harus ada dalam suatu badan usaha adalah modal kerja. Menurut Munawir (2004 : 115) yang dimaksud dengan modal kerja dalam konsep kualitatif adalah Kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek (Net Working Capital) yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka pendek maupun dari para pemilik perusahaan. Kesalahan dalam mengelola modal kerja akan mengakibatkan kegiatan operasi koperasi terhambat bahkan terhenti sama sekali. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya manajemen modal kerja di dalam koperasi. Suatu badan usaha secara umum harus dapat mempertahankan jumlah modal kerja yang menguntungkan yaitu modal kerjanya harus lebih besar daripada jumlah utang lancarnya. Pengelolaan modal kerja yang baik akan memberikan kontribusi bagi peningkatan laba yang diperoleh, dan secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat rentabilitas yang akan diperoleh koperasi. KPRI Motekar Kecamatan Majalengka merupakan koperasi pegawai yang menjalankan dua kegiatan usaha yaitu unit simpan pinjam dan unit niaga. Dari kedua kegiatan usaha tersebut unit simpan pinjamlah yang memberikan kontibusi laba paling besar terhadap laba yang diperoleh KPRI Motekar Kecamatan Majalengka. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase kontribusi laba unit simpan pinjam terhadap perolehan laba KPRI Motekar Kecamatan Majalengka selama
5 5 enam tahun yaitu sebesar 46,69%; 32,15%; 48,55%; 75%; 78,39% dan 66,55% untuk periode Namun jika dilihat dari tingkat rentabilitasnya atau kemampuan aktiva dalam menghasilkan laba, KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka selama kurun waktu enam tahun tersebut tidak memperlihatkan perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat terlihat dari laporan keuangan yang ada di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka bahwa tingkat rentabilitas selama periode sebagai berikut: 2000 Tabel 1.1 Perbandingan Tingkat Rentabilitas selama periode ,5% 3,1% 3,5% 3,7% 3,5% 3,5% (Sumber: Laporan Laba Rugi dan Neraca KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka) Tingkat rentabilitas selama kurun waktu tersebut mengalami kenaikan dan penurunan, walaupun ada kenaikan hanya kurang dari 1%. Selain itu bila dibandingkan dengan koperasi lain yang bergerak dalam bidang yang sama yaitu KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka dalam Laporan RAT koperasi tersebut dapat diketahui bahwa selama kurun waktu yang sama mampu menghasilkan rentabilitas sebesar 8,78%; 7,25%; 8,21%; 8,55%; 8,10% dan 7,64% untuk periode Rendahnya tingkat rentabilitas yang dicapai KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka tersebut jika dilihat dari sisa modal kerja yang ada selama periode sebagai berikut:
6 6 Tabel 1.2 Modal Kerja selama periode Modal Kerja 2000 Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp ,40 (Sumber: Neraca KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka) Munawir (2004: 114) mengungkapkan: Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidakcukupan maupun miss manajemen dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti modal kerja dan pengaruhnya terhadap tingkat rentabilitas di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. Dengan menggunakan ratio rentabilitas modal sendiri penulis dapat menentukan perlu tidaknya penambahan volume modal kerja, baik itu dalam diri koperasi (modal sendiri) maupun dari luar koperasi. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri Pada KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7 7 1. Seberapa besar modal kerja di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. 2. Seberapa besar tingkat rentabilitas modal sendiri di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. 3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. 1.3 Maksud dantujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mengkaji modal kerja dan tingkat rentabilitas modal sendiri serta menguji bagaimana pengaruh modal kerja terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya modal kerja di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. 2. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas modal sendiri di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri di KPRI Motekar Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka.
8 8 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan untuk pengembangan keilmuan Manajemen Keuangan khususnya yang menyangkut pada modal kerja dan rentabilitas modal sendiri. 2. Secara praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengurus koperasi sebagai bahan pertimbangan dalam teknik pengelolaan keuangan dan mencari alternatif pemecahan masalahnya. b. Bagi pihak lain melalui penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian yang sejenis. 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap badan usaha dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan modal usaha. Modal merupakan hal yang sangat penting dalam memulai suatu usaha dan mempertahankan serta memperlancar kelangsungan usaha. Bambang Riyanto (1997:18) menyatakan bahwa Modal suatu badan usaha dibedakan menjadi dua yaitu: 1.Modal aktif. Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, dibedakan antara aktiva lancar dan aktiva tetap, sedangkan berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan dapatlah modal aktif dibedakan dalam modal kerja dan modal tetap. 2.Modal pasif, melihat kepada asalnya dapat dibedakan antara modal sendiri dan modal asing.
9 9 Dilihat dari fungsinya, modal sendiri dipergunakan: 1. Sebagai modal kerja, seperti misalnya kita lihat dalam perusahaan industri dan perusahaan pemberi jasa. 2. Sebagai modal jaminan. Fungsi ini terutama kita lihat pada Lembagalembaga keuangan dan perusahaan asuransi. 3. Untuk menjaga likuiditas perusahaan. 4. Untuk membayar biaya-biaya pertama yang harus dikeluarkan pada waktu pendirian. (Abas Kartadinata, 1990: 4) Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa modal sendiri dapat digunakan sebagai modal kerja. Modal kerja ini merupakan salah satu modal yang harus ada dalam badan usaha. Menurut Munawir (2004: ), ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umumnya dipergunakan yaitu: 1. Konsep kuantitatif Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital). 2. Konsep kualitatif Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (Net Working Capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka pendek maupun dari para pemilik perusahaan. 3. Konsep fungsional Konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Konsep kualitatif di atas memperlihatkan arti pentingnya modal kerja bersih untuk menunjukkan margin of safety bagi kreditur jangka pendek. Artinya kreditur berada pada titik aman karena kreditur tidak perlu merasa khawatir debitur tidak dapat membayar utangnya dikarenakan jumlah aktiva lancarnya lebih besar daripada jumlah utang lancarnya, atau dengan kata lain modal kerjanya lebih besar daripada utang lancarnya.
10 10 Modal kerja yang cukup saja belumlah dapat menjamin kelangsungan hidup suatu badan usaha. Pengelolaan modal kerja yang baik merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk merencanakan kebutuhan keuangan yang akan memperlancar kelangsungan usahanya. Menurut Munawir (2004:119) pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari 2 bagian pokok yaitu: 1. Bagian yang tetap atau permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan. 2. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan- kebutuhan di luar aktivitas yang biasa. Kebutuhan modal kerja yang permanen sebaiknya dipenuhi oleh pemilik perusahaan sendiri sedangkan modal kerja yang variabel dapat dipenuhi dengan modal pinjaman dari luar perusahaan. Jika modal kerja ini sebagian besar dipenuhi oleh modal kerja yang dibiayai dari investasi pemilik badan usaha maka akan semakin besar kemampuan badan usaha untuk memperoleh kredit dan semakin besar jaminan bagi kreditor jangka pendek. Menurut Munawir (2004: 114) mengungkapkan : Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini menimbulkan kerugian bagi badan usaha karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan (laba) yang telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidakcukupan maupun miss manajemen dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat dibutuhkan oleh suatu badan usaha, sehingga dengan pengelolaan modal kerja yang baik akan meningkatkan kontribusi pencapaian laba. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya manajemen modal kerja dalam suatu badan usaha. John D.
11 11 Martin (1994:14) mengungkapkan Manajemen modal kerja meliputi pengelolaan likuiditas perusahaan, yang kemudian melibatkan pengelolaan (1) investasi perusahaan yang berupa aktiva lancar, dan (2) pemanfaatan pasiva lancar. Manajemen suatu badan usaha bertanggung jawab atas penentuan besar kecilnya kebutuhan modal kerja, sehingga modal kerja yang digunakan tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Bambang Riyanto (1997:64) mengungkapkan Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada dua faktor yaitu: (1) periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja dan (2) pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Badan usaha secara umum harus dapat mempertahankan modal kerja yang mnguntungkan sehingga menghasilkan laba usaha. Namun bagi manajemen jumlah laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa suatu badan usaha telah dapat menjalankan aktivitasnya dengan efisien. Efisiensi dapat diketahui dengan membandingkan laba dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain menghitung tingkat rentabilitasnya. Menurut Bambang Riyanto (1997:35) yang dimaksud dengan rentabilitas adalah : Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur rentabilitas suatu perusahaan menurut Bambang Riyanto (1997:36 ) ada dua jenis yaitu Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri. Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. (Bambang Riyanto, 1997: 44). Artinya jika modal sendiri perusahaan meningkat
12 12 dan digunakan seoptimal dan seefisien mungkin sehingga dapat menghasilkan laba yang lebih besar maka akan meningkatkan rentabiltas modal sendiri perusahaan. Selain itu dengan menggunakan rentabilitas modal sendiri dapat menentukan komposisi modal, dalam hal ini untuk menentukan perlu tidaknya penambahan jumlah modal baik itu modal sendiri maupun pinjaman dari luar perusahaan. Penambahan modal asing hanya akan memberikan efek yang menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of return daripada tambahan modal (modal asing) tersebut lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa tambahan modal asing itu dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri. (Bambang Riyanto, 1997: 44) Untuk lebih jelasnya, penulis merumuskan kerangka pemikiran tersebut dalam sebuah bagan sebagai berikut : Modal tetap Modal Aktif Modal Modal kerja Modal Sendiri Rentabilitas Modal sendiri Modal Pasif Modal Asing Keterangan : = mempunyai pengaruh terhadap Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
13 Hipotesis Menurut Moh. Nazir (2003: 15) yang dimaksud dengan hipotesis adalah: Pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tata perekonomian nasional terdapat tiga sektor kekuatan penggerak ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta dan koperasi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini dunia sedang dihadapkan dengan suatu era yang menuntut persaingan dalam skala internasional, yang dikenal dengan era globalisasi. Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pusataka 2.1.1 Rasio Profitabilitas Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciPROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB
GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua
BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah perekonomian adalah salah satu hal yang mendasar dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, oleh sebab itu masalah perekonomian memiliki andil yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam perekonomian, bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk memperoleh laba agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usaha dan dapat menghadapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perekonomian dan merebaknya arus informasi yang turut menunjang pembangunan negara kita dewasa ini, banyak bermunculan perusahaan- perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Modal Kerja Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara
Lebih terperinciAnalisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN
Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 25 tahun 1992 mendeskripsikan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.
A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis
13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian Di dalam perekonomian, bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, barang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciMANAJEMEN MODAL KERJA
MANAJEMEN MODAL KERJA Definisi Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia, pada tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku
Lebih terperinciManajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto
Manajemen Modal Kerja Bagian 1 Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto MODAL KERJA Hal yang penting yang perlu dijawab dalam menetapkan kebijakan Modal Kerja (hubungannya dengan profitabilitas) : Berapa
Lebih terperinci8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No
8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPGTEL) PALAPA DI MATARAM Oleh: Ira Dianti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
Lebih terperinciModal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat
Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun
BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa
6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciVI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR
VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resesi ekonomi yang melanda negara-negara di Asia, khususnya Indonesia telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor
Lebih terperinciAnalisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk
Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada setiap perusahaan sangat dibutuhkan, karena laporan tersebut merupakan salah satu media informasi yang
Lebih terperinciPENGOLAHAN MODAL KERJA
PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori Dalam undang-undang perkoperasian No. 25 tahun 1992 pada Bab I ayat 1 UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan sokoguru perekonomian Nasional diharapkan mampu bertahan terhadap berbagai goncangan yang terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri otomotif Indonesia telah menjadi sebuah pilar penting dalam sektor manufaktur negara ini karena banyak perusahaan mobil yang terkenal di dunia membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN To be a Trusted Postal Service Company, PT Pos Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan buku Rencana Jangka Panjang PT Pos Indonesia (Persero) 2014 2018 To be a Trusted Postal Service Company, PT Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi masyarakat diarahkan untuk dapat menumbuhkan peranan dan tanggung jawab untuk berperan serta secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dunia saat ini memasuki era globalisasi dan
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi dunia saat ini memasuki era globalisasi dan menghadapi perdagangan bebas. Hal tersebut menimbulkan persaingan usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan dampak globalisasi dapat. menciptakan peluang bagi koperasi untuk meningkatkan kemampuan guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi dan dampak globalisasi dapat menciptakan peluang bagi koperasi untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuannya. Namun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja)
MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja) Fungsi dan Tujuan Persediaan Keputusan dalam Manajemen Persediaan Biaya dalam Keputusan Persediaan Model Eqonomic Order Quantity Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel
Lebih terperinciFAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI
FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI Oleh : SULFIANI Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon ABSTRAKSI Sesuai dengan pasal 33 dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah disebutkan bahwa koperasi
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Makmur Niaga PT. Wika Beton Sumut
Analisis Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Makmur Niaga PT. Wika Beton Sumut Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si (NIDN. 0105068501) ABSTRAK Dalam kegiatan sehari-hari, kopkar Makmur Niaga
Lebih terperinci