BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan usaha yang sesuai dengan azas usaha bersama yaitu koperasi. Koperasi berasal dari kata co dan operation yang berarti bekerja bersama. Adapun pengertian koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja bersama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan antara anggotanya. (U. Purwanto, 1989 : 1). Sedangkan pengertian koperasi menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian : Koperasi adalah bagian usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Pada koperasi, landasan untuk menjalankan usaha dikenal sebagai sendisendi dasar koperasi. Di Indonesia, sendi-sendi dasar koperasi dirumuskan dalam pasal 6 bab IV Undang-Undang Pokok Perkoperasian. Adapun rumusan sendi-sendi dasar koperasi Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela bagi setiap warga Negara. Sendi dasar ini merupakan sendi 9 dasar utama yang dilandasi dasar kebebasan. Kebebasan untuk keluar masuk sebagai anggota untuk menjadi kekuatannya.

2 Untuk masuk menjadi anggota sebuah koperasi dasarnya adalah kemauan dan kesadaran. 2. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak di tangan rapat anggota, sebagai pencerminan prinsip demokrasi di bidang ekonomi. Karena koperasi sebagai organisasi dari anggota, oleh angota dan untuk anggota maka kekuasaan ada pada anggota. Rapat anggota merupakan pencerminan rapat pemilik organisasi koperasi. Karena dasar dibentuknya koperasi adalah untuk kepentingan anggota, maka suara anggota harus memperoleh perhatian. Berbeda dengan jenis perusahaan lain yang memperhatikan unsur modal untuk menentukan kebijakan usaha adalah anggota dasar satu orang satu suara. 3. Bunga atas modal dibatasi. Pada koperasi tidak jauh berbeda dengan perusahaan lain, modal memegang peranan yang cukup penting. Hal ini disebabkan karena koperasi sebagai badan usaha harus melakukan berbagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi kepentingan anggota dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan setiap kegiatan ekonomi memerlukan modal. Pada koperasi modal berasal dari simpanan anggota, dari dana cadangan. Disamping itu hibah juga merupakan modal yang sangat penting. Pada koperasi bunga atas modal dibatasi tingginya. Batas bunga tertinggi atas modal koperasi ditetapkan oleh Rapat Anggota Tahunan. 4. Peningkatan kesejahteraan angota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

3 Koperasi dalam setiap gerak langkah kegiatan usahanya harus memperhatikan kepentingan anggotanya karena kesejahteraan para anggota adalah tujuan utama koperasi. Apabila suatu kelompok masyarakat menjadi anggota koperasi dengan sendirinya koperasi harus memperhatikan kepentingan mereka. Disamping itu, koperasi juga harus memperhatikan pembangunan lingkungan daerah kerjanya. Dalam lingkungan daerah kerjanya koperasi diharapkan dapat ikut serta melaksanakan pembangunan, setelah ia melayani kepentingan anggotanya. 5. Usaha dan ketatalaksanaan bersifat terbuka. Koperasi harus mempertanggungjawabkan setiap kegiatan usaha yang dilakukannya kepada para anggota, sebab pada koperasi anggota adalah pemilik organisasinya. Berbagai saran dapat diajukan oleh anggotanya baik pada waktu perusahaan berjalan mapun pada waktu berlangsungnya Rapat Anggota inilah arti keterbukaan usaha dan pengelolaan pada koperasi. 6. Swadaya, Swakerta dan Swasembada adalah pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Sendi dasar ini merupakan perasaan dari hakekat koperasi yang harus mampu berusaha dengan kekuatannya sendiri, harus bekerja sendiri untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Sehubungan dengan menculnya pembaharuan kebijakan pembangunan dan ekonomi yang sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, koperasi Indonesia mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat dan sebagai pendemokrasian nasional.

4 2. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 3. Alat Pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Jenis-jenis Koperasi Menurut Bidang Usahanya Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 16 dalam ayat penjelasan. Jenis-jenis koperasi menurut bidang usahanya dibagi menjadi 5 bagian yaitu : 1. Koperasi Konsumsi Koperasi jenis ini bergerak dalam bidang pembelian dan penjualan bahan-bahan konsumsi (sembako). 2. Koperasi Produksi Koperasi ini memproduksi satu jenis barang tertentu untuk dijual kepada konsumen. 3. Koperasi Kredit (simpan pinjam) Koperasi kredit adalah koperasi dengan kegiatan usaha menyimpan dana dari angota atau pihak lainnya, lalu mengembalikan kembali dana tersebut kepada anggota dalam bentuk pinjaman.

5 4. Koperasi Jasa Koperasi jasa ini memberikan pelayanan jasa kepada anggota atau masyarakat umum. 5. Koperasi Serba Usaha Koperasi ini mencakup berbagai usaha Menurut Tingkat Organisasinya Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 15 ayat penjelasan, bisnis koperasi menurut tingkat organisasinya dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Koperasi Primer Koperasi primer ini beranggotakan minimal 20 orang yang telah memenuhi syarat menjadi anggota koperasi, atau juga dapat kurang dari 20 orang. 2. Koperasi Sekunder Koperasi sekunder beranggotakan minimal tiga koperasi primer. Koperasi sekunder sendiri berdasarkan tingkatannya dapat dibedakan menjadi dua tingkatan koperasi : a. Koperasi Pusat Koperasi ini beranggotakan minimal lima koperasi primer yang telah berbadan hukum. b. Koperasi Gabungan

6 Koperasi yang termasuk dalam jenis ini misalnya koperasi pusat. Koperasi ini juga beranggotakan badan-badan koperasi yang terdiri atas minimal tiga koperasi pusat yang telah berbadan hukum Struktur Organisasi KSP Trisno Mandiri Organisasi di definisikan sebagai bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan terkait scara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang yang disebut pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan, (Siagian, 2001 : 20). Dengan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi terbentuk karena adanya sekelompok orang yang senasib dan merasa dirinya kurang mampu serta mempunyai kehendak untuk memenuhi kebutuhan masing-masing akan tetapi mempunyai keterbatasan untuk memenuhi kebutuhannya dengan jalan mengikatkan diri dalam suatu organisasi untuk saling membantu sehingga tercapai tujuan yang hendak dicapai bersama. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, maka organisasi harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip berikut ini : a. Adanya tujuan yang jelas Tujuan merupakan pedoman ke arah mana organisasi akan dilaksanakan. b. Pembagian kerja Prinsip dimaksudkan agar setiap anggota dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya. c. Delegasi wewenang

7 Pendelegasian wewenang adalah penyerahan tugas dari pimpinan yang lebih tinggi kepada pimpinan yang lebih rendah yang memungkinkan bahwa bawahan tersebut untuk bertindak tanpa selalu meminta petunjuk dari atasan. d. Rentangan kekuasaan Penentuan yang setepat-tepatnya jumlah bawahan agar pimpinan dapat memimpin, membimbing serta menjalankan fungsi pengawasan dengan baik. e. Tingkat pengawasan Tingkat pengawasan dalam suatu organisasi dibuat secara sederhana dan sedikit mungkin. Hal ini di maksudkan untuk memudahkan jalur komunikasi antara atasan dan bawahan. f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung, sehingga bawahan mengetahui dari siapa ia menerima berita dan kepada siapa ia harus mempertanggungjawabkanya. g. Koordinasi Koordinasi merupakan kerjasama dengan unit yang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh. Organisasi adalah suatu hal yang dinamis yang harus pula mampu menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat, maka dikenal empat macam bentuk organisasi. Keempat bentuk organisasi itu adalah : 1) Organisasi Garis Dalam struktur organisasi ini wewenang tanggung jawab kearah vertikal melalui saluran tunggal.

8 2) Organisasi Garis dan Staf Dalam struktur organisasi garis dan staf terdapat satu atau lebih tenaga staf yaitu organisasi yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberikan saran sesuai dengan bidang keahliannya. 3) Organisasi Fungsional Organisasi fungsional adalah suatu bentuk organisasi dimana pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberikan komando kepada bawahannya dan fungsi atasan tersebut. 4) Organisasi Fungsional dan Staf Merupakan kombinasi antara organisasi dan staf. Struktur organisasi yang digunakan oleh KSP Trisno Mandiri Semarang adalah struktur organisasi garis dan staf. Organisasi garis dan staf yaitu suatu bentuk organisasi yang melimpahkan wewenang langsung secara vertikal kepada bagian yang ada dibawahnya. Dalam rangka mencapai tujuannya, KSP Trisno Mandiri Semarang telah memadukan fungsi dan tugas tiap unsur yang ada dalam organisasi tersebut, dikoordinasikan agar terdapat keselarasan antara pengurus dan anggota. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, menyatakan bahwa alat perangkat organisasi itu terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Adapun dalam menjalankan kegiatan organisasi KSP Trisno Mandiri Semarang memiliki struktur organisasi Arti Pentingnya Tingkat Kesehatan Koperasi

9 Dalam mengelola suatu usaha faktor Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci yang utama. Tugasnya adalah untuk mengembangkan faktorfaktor usaha yang dimiliki oleh suatu koperasi untuk menciptakan hasil usaha yang semaksimal mungkin. Sehingga dari sinilah sasaran dan tujuan organisasi dapat tercapai. Struktur kekayaan suatu koperasi ikut berperan pula didalam menjalankan usahanya. Dengan menghubungkan elemen-elemen aktiva disatu pihak dengan elemen-elemen pasiva dilain pihak yang kemudian elemen-elemen tersebut diperbandingkan, maka akan diperoleh gambaran mengenai posisi atau keadaan financial suatu koperasi. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui keadaan tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu koperasi pada saat tertentu. Suatu koperasi pastilah bertujuan untuk meningkatkan profitabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan suatu koperasi untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 2001). Profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi dimasa depan, sehingga dapat diprediksi kapasitas koperasi dalam menghasilkan kas, karena koperasi menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Faktor-faktor Sumber Daya Manusia (SDM) dan keadaan financial suatu koperasi merupakan factor utama didalam menunjang tingkat kesehatan koperasi. Pada dasarnya tingkat kesehatan koperasi merupakan gambaran suatu koperasi ditinjau dari laopran keuangannya. Laporan keuangan memegang peranan yang sangat penting karena untuk mengetahui bagaimana kondisi koperasi pada saat itu. Apakah koperasi tersebut dapat diakatakan BAIK atau TIDAK BAIK.

10 2.5. Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepattepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya. (S. Munawir, 2002). Dari definisi akuntasi tersebut diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan financial suatu perusahaan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, dimana Neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari suatu koperasi pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan Rugi Laba memperlihatkan hasilhasil yang telah dicapai oleh koperasi serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan Laporan Perubahan Modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal koperasi. Laporan keuangan bisa juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan koperasi tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu koperasi serta

11 hasil-hasil yang telah dicapai oleh koperasitersebut perlu adanya laporan keuangan dari koperasi yang bersangkutan Jenis-jenis Laporan Keuangan 1. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu koperasi pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu koperasi pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. (S. Munawir, 2002) Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : a. AKTIVA, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva Lancar Yaitu uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai. Penyajian pos-pos aktiva lancar dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya. Yang termasuk kelompok aktiva lancar (likuid) adalah : - Kas - Giro, Tabungan Bank - Pinjaman Yang Diberikan - Penyisihan Penghasilan Pinjaman

12 - Pendapatan Yang Masih Harus Diterima - Biaya Dibayar Dimuka - Rupa-rupa Aktiva Aktiva Tidak Lancar / Aktiva Tetap Yaitu aktiva yang mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah : - Inventaris : Tanah, Gedung, PerlengkapanKantor, dan Kendaraan - Akumulasi Penyusutan Inventaris b. PASIVA, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu hutang lancar, hutang tidak lancar, dan modal. HUTANG, adalah semua kewajiban keuangan koperasi kepada pihak yang belum terpenuhi. Hutang dapat dibedakan ke dalam hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang Lancar / Kewajiban Jangka Pendek Yaitu semua kewajiban keuangan koperasi pada pihak lain yang belum terpenuhi yang pembayarannya dilakukan dalam jangka pendek. Hutang Lancar meliputi : - Simpanan Sukarela - Dana Pendidikan - Dana Pembangunan

13 - Dana Sosial Hutang Tidak Lancar / Kewajiban Jangka Panjang Yaitu semua keajiban keuangan koperasi pada pihak lain yang belum terpenuhi yang pembayarannya dilakukan dalam jangka panjang. Yang termasuk Hutang Tidak Lancar adalah : - Simpanan Calon Anggota - Hutang Bank - Hutang FIF - Simpanan Berjangka MODAL, adalah hak yang dimiliki oleh setiap pemilik koperasi yang ditunjukan dalam modal, surplus, dan laba yang ditahan (S. Munawir, 2002 : 19). Yang termasuk Modal atau Kekayaan Bersih adalah : - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - Cadangan - Bantuan Modal - Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan - Dana Hibah atau Donasi 2. Laporan Hasil Usaha / Rugi Laba Laporan Rugi Laba yaitu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh suatu koperasi selama periode tertentu.

14 Ada dua bentuk Laporan Rugi Laba yaitu : - Single Step, yaitu menggabungkan semua penghasilan dan biaya masing-masing dalam satu kelompok sehingga untuk menghitung rugi / laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan. - Multiple Step, yaitu dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti dengan prinsip yang digunakan secara umum Klasifikasi Kesehatan Koperasi Penilaian Klasifikasi Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atas dasar KEPMEN Koperasi & UKM No. : 129/KEP/M.KUKM/IX/2002 tanggal 22 Nopember Sistem pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan KSP. Rasio yang digunakan yaitu Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas diperoleh skor secara keseluruhan. Skor yang dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam yang dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Penetapan predikat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam yaitu : Score < < <50 Predikat Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

15 2.7. Pengertian Likuiditas Likuiditas adalah rasio antara pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima (Wasiat P. Soegeng, 1995 : 131). Rasio Likuididtas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban financial (S. Munawir, 2002). Pengertian likuiditas dimaksudkan seebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah hutang lancar dilain pihak (Likuiditas Badan Usaha). Tingkat LIkuiditas suatu koperasi dapat diketahui dengan beberapa rumus sebagai berikut : a. Current Ratio Rasio ini merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam menjahui setiap kewajiban koperasi yang sudah jatuh tempo. Rasio ini menghubungkan aktiva lancar dengan pasiva lancar untuk memperlibatkan keamanan klaim kreditur sekarang apabila terjadi kegagalan Formulasi Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : (S. Munawir, 2002 : 72). Aktiva Lancar Current Ratio = x 100 % Pasiva Lancar Suatu koperasi dikatakan stabil apabila koperasi tersebut mempunyai nilai Current Ratio lebih dari 200 %. Jika Current Ratio menunjukan 200 % maka dapat diakatakan aman (stabil) karena setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 2 sehingga keadaan koperasi dapat dikatakan aman. (S. Munawir, 2002 : 72).

16 b. Acid Test Ratio / Quick Ratio Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajibankewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang (S. Munawir, 2002 : 104). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Kas + Bank + Piutang Anggota Quick Ratio = x 100 % Pasiva Lancar Jika hasil Current Ratio tinggi dari Quick Ratio-nya rendah menunjukan adanya investasi yang sangat besar dalam persedian. Tetapi itu juga belum tentu baik bagi semua koperasi karena apabila Current Ratio yang terlalu tinggi menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari pada aktiva lancar dan sebaliknya. c. Cash Ratio Adalah mengukur kemampuan yang sesungguhnya untuk membayar hutang yang segera harus dibayar dengan kas dan bank yang tersedia dalam koperasi yang dapat segera diuangkan tepat pada waktunya. Rasio ini membandingkan antara kas dengan Pasiva Lancar. Cash Ratio dirumuskan sebagai berikut : Kas + Bank Cash Ratio = x 100 % Pasiva Lancar

17 Suatu koperasi dikatakan stabil apabila koperasi tersebut mempunyai nilai Cash Ratio lebih dari 10 %. Jika Cash Ratio-nya terlalu tinggi itu kurang baik sebab apabila banyak dana atau kas yang menganggur itu tidak baik dan sebaiknya kas yang terlalu banyak tersebut dikurangi, dan digunakan untuk mengembangkan usahanya. (Bambang Riyanto, 2001 : 20) Pengertian Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan suatu koperasi atau koperasi atau perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya baik berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. (Bambang Riyanto, 2001 : 32). Apabila koperasi mampu membayar seluruh hutang-hutangnya bilamana dilikuidasi atau dibubarkan maka perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan solvable. Sebaliknya bilamana koperasi tidak mampu membayar hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang bila dilikuidasi maka koperasi tersebut dikatakan dalam keadaan insolvable atau tidak solvable. Apabila suatu koperasi mempunyai kekayaan lebih besar daripada seluruh hutang-hutangnya maka dengan sendirinya koperasi dalam keadaan solvable, tapi sebaliknya apabila jumlah kekayaan lebih kecil daripada seluruh hutang-hutangnya bilamana dibubarkan maka koperasi dalam keadaan insolvable. Tingkat Solvabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan beberapa rumus sebagai berikut : (S. Munawir, 2002 : ). a. Rasio Hutang atas Total Asset

18 Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Total Asset suatu rasio menunjukkan bahwa banyaknya Total Asset yang dibiayai dengan Total Hutang, rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Hutang Rasio Hutang atas Total Asset = x 100 % Total Asset Jika hasilnya 2,25 % maka jumlah Total Asset yang dibiayai oleh Total Hutang sebesar 2,25 % dari keseluruhan Total Asset yang ada. b. Rasio Hutang atas Modal Sendiri Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Modal Sendiri suatu rasio menunjukkan bahwa besarnya Modal Sendiri yang dimiliki perusahaan, rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Hutang Rasio Hutang atas Modal Sendiri = x 100 % Modal Sendiri c. Rasio Hutang atas Aktiva Tetap Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Aktiva Tetap suatu rasio menunjukkan bahwa banyaknya Aktiva Tetap yang dibiayai dengan Total Hutang, rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Hutang Rasio Hutang atas Aktiva tetap = x 100 % Aktiva Tetap

19 d. Rasio Hutang atas Piutang Anggota Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Piutang Anggota suatu rasio menunjukkan bahwa banyaknya Piutang Anggota yang dibiayai dengan Total Hutang, rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Hutang Rasio Hutang atas Piutang Anggota = x 100 % Piutang Anggota 2.9. Pengertian Rentabilitas Rentabilitas adalah perbandingan antara Laba Usaha dengan Modal Sendiri dan Modal Asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Bambang Riyanto, 2001 : 36). Cara untuk menilai rentabilitas suatu koperasi ada bermacam-macam dan tergantung pada Sisa Hasil Usaha dan Aktiva atau Modal dimana akan diperbandingkan dengan yang lain. Adapun rasio yang digunakan untuk menganalisa tingkat rentabilitas antara lain sebagai berikut : (S. Munawir, 2002 : 105). a. Profit Margin Yaitu perbandingan antara Laba Bersih dengan Piutang Anggota. Semakin tinggi rasio ini menunjukan kegiatan koperasi semakin baik, begitu juga sebaliknya. Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut : Pendapatan Bersih Profit Margin = x 100 % Piutang Anggota

20 b. Asset Turn Over Yaitu perbandingan antara Piutang anggota dengan Total Aktiva, Asset Turn Over dapat dirumuskan sebagai berikut : Piutang Anggota Asset Turn Over = x 100 % Total Aktiva c. Return On Investment Yaitu perbandingan antara Sisa Hasil Usaha dengan Rata-rata Modal Sendiri, dapat dirumuskan sebagai berikut : Sisa Hasil Usaha Return On Investment = x 100 % Rata-rata Modal Sendiri d. Return On Total Asset Yaitu perbandingan antara Sisa Hasil Usaha sebelum pajak yang diperoleh dengan kekayaan yang dimiliki koperasi, dapat dirumuskan sebagai berikut : Sisa Hasil Usaha Return On Total Asset = x 100 % Rata-rata Total Asset Kerangka Pemikiran Analisis Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Trisno Mandiri Semarang, dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui berbagai aspek yang berpengaruh yaitu : aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen dan rentabilitas dan likuiditas (Bambang Riyanto, 2001 : 30). Sedangkan dalam menganalisis rasio keuangan alat analisis yang digunakan untuk mengukur kesehatan koperasi baik

21 jangka pendek maupun jangka panjang, efektivitas dan efisiensi penggunaan dana yaitu Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas (Bambang Riyanto, 2001 : 31). Untuk mendapatkan rasio keuangan tersebut dengan membandingkan elemenelemen yang ada pada aktiva, pasiva, dan rugi laba. Dalam penelitian ini untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan, penulis akan menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Koperasi Kinerja Rasio-rasio Likuiditas - Current Ratio - Acid Test/Quick Ratio - Cash Ratio

22 Piutang Anggota Total Asset Kinerja Keuangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan perekonomian masyarakat bawah, menengah dan atas. Banyak usaha kecil maupun besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada setiap akhir usaha, setiap perusahaan atau lembaga menyusun laporan keuangan yang selanjutnya dilaporkan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No.2, April 2017 ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783 Published by STIM Lasharan Jaya Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar St. Salmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia. Kondisi ini menuntut setiap badan usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Rasio Keuangan

Pertemuan 3. Rasio Keuangan Pertemuan 3 Rasio Keuangan Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi apa itu rasio keuangan. 2. Mahasiswa dapat mendefinisikan tentang likuiditas,solvabilitas dan rentabilitas. 3. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR EFISIENSI KINERJA PERUSAHAAN PADA CV PANDAN HARUM DI BALIKPAPAN

ANALISIS RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR EFISIENSI KINERJA PERUSAHAAN PADA CV PANDAN HARUM DI BALIKPAPAN ANALISIS RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR EFISIENSI KINERJA PERUSAHAAN PADA CV PANDAN HARUM DI BALIKPAPAN *) Yaumil Nikmat adalah guru Akuntansi pada SMK Negeri 1 Sabang Oleh : Yaumil Nikmat, M. Pd Email :

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian kinerja keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada 4 variabel independent (variabel bebas) dan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13 Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk Mahrunnisa Wira Subroto 21209601 3 EB 13 Latar Belakang PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 25 tahun 1992 mendeskripsikan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Serta. hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

BAB II BAHAN RUJUKAN. suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Serta. hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. BAB II BAHAN RUJUKAN 1.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Ratio

BAB 4 Analisis Ratio BAB 4 Analisis Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN ( Studi Pada PT. Mitra Pratama Mobilindo Di Sukoharjo Tahun 2009-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja secara sendiri,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk lembaga yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan

MANAJEMEN KEUANGAN. Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan MANAJEMEN KEUANGAN Rosanna Wulandari, SE,. M.M. MANAJEMEN KEUANGAN Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Tujuan Perusahaan Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan Menjaga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Akan tetapi keuntungan merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup koperasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Rasio Profitabilitas 2.1. Pengertian dan Unsur-unsur Laporan Keuangan Pada umumnya, setiap perusahaan membuat laporan keuangan sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PEMBAHASAN 1. ANALISIS LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN SOLVABILITAS

BAB 1 PEMBAHASAN 1. ANALISIS LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN SOLVABILITAS BAB 1 PEMBAHASAN 1. ANALISIS LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN SOLVABILITAS 1.1 Pengertian Analisis Analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sesuatu guna meneliti struktur yang dikaji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci